3. Asma
PROSES KEPERAWATAN ASMA
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN ASMA
1. Pengkajian Primer Asma
a. Airway
Peningkatan sekresi pernafasan
Bunyi nafas krekles, ronchi, weezing
b. Breathing
Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
Menggunakan otot aksesoris pernafasan
Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis
c. Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, latergi, takikardi
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah
Papiledema
4. Urin output meurun
d. Dissability
Mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi
dengan memeriksa atau cek kesadaran, reaksi pupil.
2. Pengkajian Sekunder Asma
a. Anamnesis
Anamnesis pada penderita asma sangat penting, berguna untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi pengobatan. Gejala
asma sangat bervariasi baik antar individu maupun pada diri individu itu sendiri
(pada saat berbeda), dari tidak ada gejala sama sekali sampai kepada sesak yang
hebat yang disertai gangguan kesadaran.
Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan. Pada
serangan asma bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi, keluhan dan
gejala tak ada yang khas. Keluhan yang paling umum ialah : Napas berbunyi,
Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan dapat hilang segera dengan spontan
atau dengan pengobatan, meskipun ada yang berlangsung terus untuk waktu yang
lama.
b. Pemeriksaan Fisik
Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung diagnosis
asma dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga berguna untuk
mengetahui penyakit yang mungkin menyertai asma, meliputi pemeriksaan :
1) Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan suara bicara,
tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot-
otot pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir dan posisi istirahat klien.
2) Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit,
kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya
bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna rambut,
kelembaban dan kusam.
3) Thorak
5. a) Inspeksi
Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan adanya peningkatan
diameter anteroposterior, retraksi otot-otot Interkostalis, sifat dan irama
pernafasan serta frekwensi peranfasan.
b) Palpasi.
Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
c) Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma
menjadi datar dan rendah.
d) Auskultasi.
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan expirasi lebih dari 4
detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan bunyi pernafasan dan Wheezing.
c. Sistem pernafasan
1) Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan seterusnya
menjadi produktif yang mula-mula encer kemudian menjadi kental. Warna dahak
jernih atau putih tetapi juga bisa kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi
infeksi sekunder.
2) Frekuensi pernapasan meningkat
3) Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi.
4) Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang memanjang disertai
ronchi kering dan wheezing.
5) Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada inspirasi bahkan
mungkin lebih.
6) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter anteroposterior
rongga dada yang pada perkusi terdengar hipersonor.
Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan otot-otot bantu
napas (antar iga, sternokleidomastoideus), sehingga tampak retraksi suprasternal,
supraclavikula dan sela iga serta pernapasan cuping hidung.
7) Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan dangkal
dengan bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar(silent chest), sianosis.
6. d. Sistem kardiovaskuler
1) Tekanan darah meningkat, nadi juga meningkat
2) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
takhikardi makin hebat disertai dehidrasi.
Timbul Pulsus paradoksusdimana terjadi penurunan tekanan darah sistolik lebih
dari 10 mmHg pada waktu inspirasi. Normal tidak lebih daripada 5 mmHg, pada
asma yang berat bisa sampai 10 mmHg atau lebih.
3) Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan irama jantung.
Asma
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ASMA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea,
peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran kapiler – alveolar
3. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan
bronkus..
4. Nyeri akut; ulu hati berhubungan dengan proses penyakit.
5. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut
sufokasi.
7. 6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor psikologis dan biologis yang mengurangi
pemasukan makanan
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor-faktor pencetus
asma.
8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh
9. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
10. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif .
C. RENCANA KEPERAWATAN ASMA
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC)
1 Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan
tachipnea, peningkatan
produksi mukus, kekentalan
sekresi dan bronchospasme.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control,
Dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor
yang dapat menghambat jalan nafas
NIC :
Airway Man
Buka jala
perlu
Posisikan
Identifika
buatan
Pasang m
Lakukan
Keluarka
Auskultas
Lakukan
Berikan
Berikan
Atur inta
Monitor
2 Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan
perubahan membran kapiler –
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Respiratory Status : Gas exchange
NIC :
Airway Ma
8. alveolar Respiratory Status : ventilation
Vital Sign Status
Dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari
tanda tanda distress pernafasan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Tanda tanda vital dalam rentang normal
Buka jal
perlu
Posisikan
Identifika
buatan
Pasang m
Lakukan
Keluarka
Auskultas
Lakukan
Berika b
Barikan
Atur inta
Monitor
Respiratory
Monitor
Catat pe
tambahan, re
Monitor
Monitor
hiperventilas
Catat lok
Monitor
Auskultas
ventilasi dan
Tentukan
dan ronkhi p
Auskultas
hasilnya
3 Pola Nafas tidak efektif
berhubungan dengan
penyempitan bronkus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Vital sign Status
Dengan Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
NIC :
Airway Ma
Buka jala
perlu
Posisikan
Identifika
buatan
9. (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)
Pasang m
Lakukan
Keluarka
Auskultas
Lakukan
Berikan
Berikan
Atur inta
Monitor
Terapi Oksi
Bersihkan mu
Pertahankan
Atur peralatan
Monitor aliran
Pertahankan
Observasi ad
Monitor adan
Vital sign M
Monitor TD,
Catat adanya
Monitor VS s
Auskultasi TD
Monitor TD,
Monitor kuali
Monitor freku
Monitor suara
Monitor pola
Monitor suhu
Monitor siano
Monitor ada
bradikardi, p
Identifikasi p
4 Nyeri akut; ulu hati
berhubungan dengan proses
penyakit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
NIC :
Pain Manag
Lakukan pen
karakteristik,
10. Dengan Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Observasi rea
Gunakan te
pengalaman
Kaji kultur ya
Evaluasi peng
Evaluasi be
ketidakefekti
Bantu pasien
dukungan
Kontrol lingk
ruangan, pen
Kurangi fakto
Pilih dan
farmakologi
Kaji tipe dan
Ajarkan tenta
Berikan analg
Evaluasi keef
Tingkatkan is
Kolaborasikan
tidak berhasi
Monitor pene
Analgesic A
Tentukan lok
pemberian o
Cek instruksi
Cek riwayat a
Pilih analges
ketika pembe
Tentukan pilih
Tentukan ana
Pilih rute pem
teratur
Monitor vita
pertama kali
Berikan analg
Evaluasi efek
5 Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :
11. kesulitan bernafas dan rasa
takut sufokasi.
x 24 jam, pasien mampu :
Anxiety control
Coping
Impulse control
Dengan Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan
Anxiety Red
Gunakan
Nyatakan
Jelaskan
prosedur
Pahami p
Temani
takut
Berikan
prognosis
Dorong k
Lakukan
Dengarka
Identifika
Bantu pa
Dorong
persepsi
Instruksik
Barikan
6 Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor
psikologis dan biologis yang
mengurangi pemasukan
makanan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Nutritional Status : nutrient Intake
Weight control
Dengan Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan
tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidk ada tanda tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :
Nutrition M
Kaji adanya a
Kolaborasi d
nutrisi yang
Anjurkan pas
Anjurkan pas
Berikan subst
Yakinkan di
mencegah ko
Berikan mak
ahli gizi)
Ajarkan pasie
Monitor jumla
Berikan infor
Kaji kemam
dibutuhkan
Nutrition M
BB pasien da
12. Monitor adan
Monitor tipe
Monitor inter
Monitor lingk
Jadwalkan pe
Monitor kulit
Monitor turgo
Monitor keke
Monitor mual
Monitor kada
Monitor mak
Monitor pertu
Monitor puca
Monitor kalo
Catat adany
cavitas oral.
Catat jika lida
7 Kurang pengetahuan
berhubungan dengan faktor-
faktor pencetus asma.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali
apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
NIC :
Teaching : d
Berikan pen
proses penya
Jelaskan pa
berhubungan
tepat.
Gambarkan t
dengan cara
Gambarkan p
Identifikasi k
Sediakan info
tepat
Hindari harap
Sediakan ba
pasien denga
Diskusikan p
mencegah ko
pengontrolan
Diskusikan p
Dukung pasi
opinion deng
13. Eksplorasi ke
tepat
Rujuk pasien
cara yang tep
Instruksikan
pada pember
8 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan batuk
persisten dan
ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan
kebutuhan tubuh.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Energy conservation
Activity tolerance
Self Care : ADLs
Dengan Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs)
secara mandiri
NIC :
Activity The
Kolaborasikan
dalammerenc
Bantu klien
dilakukan
Bantu untuk
kemampuan
Bantu untuk
diperlukan u
Bantu untuk
krek
Bantu untuk
Bantu klien u
Bantu pasien
beraktivitas
Sediakan pen
Bantu pasien
Monitor resp
9 Defisit perawatan diri
berhubungan dengan
kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Self care : Activity of Daily Living (ADLs)
Dengan Kriteria Hasil :
Klien terbebas dari bau badan
Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan
untuk melakukan ADLs
Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
NIC :
Self Care as
Monitor kem
Monitor keb
diri, berpaka
Sediakan ba
melakukan s
Dorong klien
sesuai kemam
Dorong untuk
klien tidak m
Ajarkan klie
memberikan
14. melakukanny
Berikan aktiv
Pertimbangka
sehari-hari.
10 Resiko infeksi dengan faktor
resiko prosedur invasif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam, pasien mampu :
Immune Status
Risk control
Dengan Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC :
Infection Co
Bersihkan
Pertahank
Batasi pe
Instruksik
berkunjung d
Gunakan
Cuci tang
Gunakan
Pertahank
Ganti let
dengan petun
Gunakan
kandung ken
Tingkatka
Berikan
Infection Pr
Monitor
Monitor
Monitor
Batasi pe
Saring pe
Partahank
Pertahank
Berikan
Inspeksi
panas, draina
Inspeksi
Dorong m
Dorong m
Dorong i
Instruksik
Ajarkan
Ajarkan
16. DAFTAR PUSTAKA
Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma
Berat. Jakrta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.; Pocket Guide for Asthma Management and
Prevension In Children. www. Dimuat dalam www.Ginaasthma.org
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey:Upper Saddle River
Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Purnomo. 2008. Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma
Bronkial Pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardio
Vaskuler. Malang : Hak Terbit UMM Press
Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung: CV medika
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Sundaru H. 2006 Apa yang Diketahui Tentang Asma, JakartaDepartemen Ilmu Penyakit
Dalam, FKUI/RSCM
Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta: Sagung Seto