SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Anestesi untuk Pasien
Asma
Vinta Pujilestari
Pembimbing :
dr. Rizqan, Sp.An
Pengertian Asma
Asma adalah suatu penyakit inflamasi kronis
umum dari jalan nafas (airways) yang ditandai
dengan variabel dan gejala yang berulang seperti
obstruksi aliran udara reversibel, wheezing, tidak
bisa bernafas, rasa sesak di dada, bronkospasme
dan batuk-batuk terutama pada malam hari.
Epidemiologi Asma
Diperkirakan 300 juta orang di seluruh dunia diduga
mengidap penyakit asma. Kematian akibat asma di
dunia dipekirakan mencapai 250 000 orang/tahun.
Di Indonesia : prevalensi asma belum diketahui
secara pasti, namun diperkirakan 2–5 % penduduk
Indonesia menderita asma. Separuh dari semua kasus
asma berkembang sejak masa kanak-kanak,
sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum
umur 40 tahun.
Etiology Asma
Asma bisa disebabkan oleh banyak hal, diantaranya
:
1. Genetik
2. Lingkungan
3. Infeksi virus seperti rhinovirus
4. Alergan seperti : debu, bulu anjing dan kucing
Patofisiologi Asma
Pathofisiologi asma melibatkan pelepasan mediator
kimiawi ke jalan napas dan mungkin pula adanya aktivitas
yang berlebihan dari sistem saraf parasimpatis.
Substansi yang terhirup dapat menimbulkan bronkospasme
melalui respon imun spesifik dan non spesifik oleh daya
degranulai sel mast bronkial.
Epidemiologi Asma
Diperkirakan 300 juta orang di seluruh dunia diduga
mengidap penyakit asma. Kematian akibat asma di
dunia dipekirakan mencapai 250 000 orang/tahun.
Di Indonesia : prevalensi asma belum diketahui
secara pasti, namun diperkirakan 2–5 % penduduk
Indonesia menderita asma. Separuh dari semua kasus
asma berkembang sejak masa kanak-kanak,
sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum
umur 40 tahun.
Pembagian Asma
1. Asma intrinsik
Asma yang tidak disebabkan oleh faktor lingkungan.
2. Asma ekstrinsik
Penyakit asma yang berhubungan dengan atopi, predisposisi
genetik yang berhubungan dengan IgE sel mast dan respon
eosinofil terhadap alergan.
DERAJAT ASMA GEJALA GEJALA MALAM FUNGSI PARU
INTERMITEN
Mingguan
 Gejala < 1x/minggu
 Tanpa gejala di luar serangan
 Serangan singkat
 Fungsi paru asimtomatik dan normal di luar
serangan.
< 2 kali sebulan VEP1 atau APE > 80%
PERSISTEN
RINGAN
Mingguan
 Gejala > 1x/minggu tapi < 1x/hari
 Serangan dapat mengganggu aktivitas dan
tidur.
> 2 kali
seminggu
VEP1 atau APE > 80%
normal
PERSISTEN
SEDANG
Harian
 Gejala harian
 Menggunakan obat setiap hari
 Serangan mengganggu aktivitas dan tidur
 Serangan 2x/minggu, bisa berhari – hari
> sekali
seminggu
VEP1 atau APE > 60%
tetapi < 80% normal
PERSISTEN
BERAT
Kontinu
 Gejala terus menerus
 Aktivitas fisik terbatas
 Sering serangan
Sering VEP1 atau APE < 80%
normal
Ditinjau Dari Gejala Klinis
Serangan asma ringan : dengan gejala batuk, mengi dan kadang-
kadang sesak, sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan
faktor pencetus dapat dikurangi, dan penderita tidak terganggu
melakukan aktivitas normal sehari-hari.
Serangan asma sedang : dengan gejala batuk, mengi dan sesak nafas
walaupun timbulnya periodik, retraksi interkostal dan suprasternal, sesak
nafas kadang mengganggu aktivitas normal sehari-hari.
Serangan asma berat : dengan gejala sesak nafas telah mengganggu
aktivitas sehari-hari secara serius, disertai kesulitan untuk berbicara dan
atau kesulitan untuk makan, bahkan dapat terjadi serangan asma yang
mengancam jiwa yang dikenal dengan status asmatikus.
Manifestasi Klinis
1. Tingkat pertama : secara klinis normal, tetapi asma
timbul jika ada faktor pencetus.
2. Tingkat kedua : Penderita asma tidak mengeluh dan
pada pemeriksaan fisik tanpa kelainan tetapi fungsi
parunya menunjukkan obstruksi jalan nafas. Disini
banyak ditemukan pada penderita yang baru sembuh
dari serangan asma
3. Tingkat ketiga : Penderita tidak ada keluhan tetapi
pada pemeriksaan fisik maupun maupun fungsi paru
menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan nafas
4. Tingkat keempat : penderita mengeluh
sesak nafas, batuk dan nafas
berbunyi.Pada pemeriksaan fisik maupun
spirometri akan dijumpai tanda-tanda
obstruksi jalan napas.
5. Tingkat kelima : adalah status asmatikus,
yaitu suatu keadaan darurat medik
berupa serangan akut asma yang berat,
bersifat refrakter terhadap pengobatan
yang biasa dipakai.
Diagnosa dan Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis asma tidak sulit, terutama bila dijumpai gejala
yang klasik seperti sesak nafas, batuk dan mengi. Serangan
asma dapat timbul berulang-ulang dengan masa remisi
diantaranya. Serangan dapat cepat hilang dengan
pengobatan, tetapi kadang-kadang dapat pula menjadi kronik
sehingga keluhan berlangsung terus menerus.
1. Spirometri untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan
nafas reversibel.
2. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk diagnosis
asma adalah melihat respon pengobatan dengan
bronkodilator. Pemeriksaan spirometri sebelum dan
sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau
nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau
FVC sebanyak > 20% menunjukkan diagnosis asma.
Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis, tetapi juga penting untuk menilai
berat obstruksi dan efek pengobatan.
3. Tes provokasi bronkial untuk menunjukkan
adanya hiperreaktifitas bronkus. Jika
pemeriksaan spirometri normal, untuk
menunjukkan adanya hiperreaktifitas bronkus
harus dilakukan tes provokasi histamin,
metakolin, alergen, kegiatan jasmani,
hiperventilasi dengan udara dingin bahkan
inhalasi dengan aquadestilata. Penurunan
FEV1 sebesar 20% atau lebih setelah tes
provokasi adalah bermakna.
4. Pemeriksaan tes kulit
Tujuan tes kulit yaitu menunjukkan adanya antibodi IgE yang
spesifik dalam tubuh. Tes ini hanya menyokong anamnesa,
karena alergen yang menunjukkann tes kulit yang positif tidak
selalu merupakan penyebab asma; sebaliknya tes kulit yang
negatif tidak selalu berarti tidak ada faktor kerentanan kulit.
5. Pemerikasaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam
serum.Kegunaan pemeriksaan IgE total tidak banyak dan
hanya untuk menyokong adanya penyakit atopi.
6. Pemerikasaan radiologi
Pada umumnya pemeriksaan foto dada penderita
asma adalah normal. Pemeriksaan tersebut
dilakukan bila ada kecurigaan proses patalogik
di paru atau komplikasi asma seperti
pneumotoraks, pneumomediastinum,
atelektasis dll.
7. Pemeriksaan eosinofi dalam darah
Pada penderita asma jumlah eosinofil total dalam darah sering
meningkat. Selain dapat dipakai sebagai patokan untuk
menentukan cukup tidaknya dosis kortkosteroid yang
diperlukan penderita asma, jumlah eosinofil total dalam
darah dapat membantu untuk membedakan asma dari
bronkitis kronik.
8. Pemeriksaan sputum: disamping untuk melihat adanya
eosinofil, kristal Charcot, spiral Churschmann.
Terapi dan Penatalaksanaan
Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7
komponen :
1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka
panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Evaluasi Preoperatif
1. Anamnesa dan Riwayat Penyakit
2. Faktor resiko
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Laboratorium
5. Penetapan Status ASA
Pengelolaan Preoperatif
Langkah pertama persiapan penderita
dengan gangguan pernapasan yang
menjalani pembedahan adalah
menentukan reversibilitas kelainan.
Proses obstruksi yang reversible adalah
bronkospasme, sekresi terkumpul dan
proses inflamasi jalan napas.
Farmakoterapi
1. β-agonis: Inhalasi β-agonis memberikan bantuan
jangka pendek dari bronkospasme. Long-acting
inhalasi β-agonis juga dapat digunakan untuk
manajemen asma kronis, tetapi hanya bila diberikan
bersama dengan kortikosteroid inhalasi.
2. Kortikosteroid inhalasi adalah agen anti-inflamasi
yang kuat yang merupakan andalan terapi untuk
pasien dengan asma persisten
3. Leukotrien diproduksi oleh sel-sel
inflamasi seperti basofil, eosinofil, dan
sel mast. Mediator inflamasi tersebut
menghasilkan edema bronkial,
merangsang sekresi saluran napas, dan
menyebabkan proliferasi otot polos
melalui mekanisme non-histamin.
4. Cromones / Natrium kromolin dan nedokromil
natrium menstabilkan sel mast dan mengganggu fungsi
sel klorida.
5. Antikolinergik
Ipratropium bromida menghambat hiper-sekresi lendir
dan mengurangi bronkokonstriksi refleksif dengan
menargetkan reseptor napas muscarinic kolinergik. Obat
ini dapat diberikan baik melalui dosis meteran inhaler
(MDI) atau nebulizer
Premedikasi
1. Sedatif ( Benzodiazepin) adalah efektif untuk anxiolitik tetapi
pada pasien dengan asma berat dapat menyebabkan depresi
pernapasan. Sedasi ini penting diberikan pada pasien dengan
riwayat asma yang dipicu oleh emosional.
2. Narcotik(Opioid). Penggunaan sebagai analgesia dan sedasi
sebaiknya dipilih yang tidak mempunyai efek pelepasan
histamin misalnya fentanil, sufentanil
3. Agen antikolinergik tidak diberikan kecuali pemberian
dilakukan jika terdapat sekresi berlebihan atau penggunaan
ketamin sebagai agen induksi. Antikolinergik tidak efektif
untuk mencegah reflek bronkospasme oleh karena tindakan
intubasi.
4. H2 antagonis (Cimetidin, Ranitidin) penggunaan agen
pemblok H2 secara teori dapat mengganggu, karena
aktivasi reseptor H2 secara normal akan menyebabkan
bronkodilatasi dengan adanya pelepasan histamin,
aktivitas H1 yang tanpa hambatan dengan blokade H2
dapat menimbulkan bronkokonstriksi.
5. Pada penderita asma intubasi dapat diberikan lidocain
1-1,5 mg/kgBB atau Fentanyl 1-2 mcg/kgBB dapat
menurunkan reaktifitas laring terhadap ETT. Pemberian
anestesi inhalasi menggunakan halothan/enfluran pada
stadium dalam dapat mengatasi spasme bronkial berat
yang refrakter.
Penanganan Anestesi Intraoperatif
Tujuan utama dalam anastesi pada pasien asma adalah untuk
menghindari terjadinya bronkospasme dan mengurangi respon
terhadap intubasi trakea.
Sangat penting bahwa pasien harus berada pada tingkat
anestesi yang dalam sebelum instrumenting jalan napas, seperti
intubasi trakea karena selama dalam tingkat anestesi cahaya
dapat memicu terjadinya bronkospasme.
Teknik anestesi regional harus dianggap saat
yang tepat, untuk menghindari instrumentasi
jalan napas.
Propofol merupakan agen induksi pilihan pada
hemodinamik pasien yang stabil karena
kemampuannya untuk melemahkan respon
bronchospastic intubasi baik pada penderita
asma dan penderita non-asma.
Penanganan Post Operatif
Kontrol nyeri post operasi yang bagus adalah epidural
analgesia. NSAID harus dihindari karena dapat mencetus
terjadinya bronkospasme. Oksigenasi harus tetap diberikan.
Pasien asma yang selesai menjalani operasi pemberian
bronkodilator dilanjutkan lagi sesegera mungkin pada pasca
pembedahan. Pemberian bronkodilator melalui nebulator
atau sungkup muka. Sampai pasien mampu menggunakan
MDI (Meteroid Dose Inheler) sendiri secara benar.
PENUTUP
Asma adalah satu keadaan klinis yang ditandai dengan
episode berulang penyempitan bronkus yang reversible,
biasanya diantara episode terdapat pernapasan yang lebih
normal.
Penilaian terhadap reversibilitas penyakit penting
dilakukan evaluasi pasien dengan anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan AGD dan pemeriksaan tes fungsi paru-paru.
Pasien dengan riwayat asma frekuen atau kronis
perlu dilakukan pengobatan sampai tercapai kondisi
yang optimal untuk dilakukan operasi atau kondisi
dimana gejala-gejala asma sudah minimal.
Pencegahan bronkospasme pada saat operasi penting
dilakukan terutama pada saat manipulasi jalan napas
Pemilihan obat-obatan dan tindakan anestesi perlu
dipertimbangkan untuk menghindari penggunaan
obat-obatan dan tindakan yang merangsang
terjadinya bronkospasme atau serangan asma.

More Related Content

Similar to 356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt

Similar to 356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt (20)

Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 
Tinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asmaTinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asma
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
Asma pada kehamilan ppt.pptx
Asma pada kehamilan ppt.pptxAsma pada kehamilan ppt.pptx
Asma pada kehamilan ppt.pptx
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Asma 01
Asma 01Asma 01
Asma 01
 
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
 
Asma bronkial
Asma bronkialAsma bronkial
Asma bronkial
 
PPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptxPPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptx
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
COPD sibolga.pptx
COPD sibolga.pptxCOPD sibolga.pptx
COPD sibolga.pptx
 
Asma bronkhial
Asma bronkhialAsma bronkhial
Asma bronkhial
 
Tugas kesol (asma) mistia
Tugas kesol (asma)  mistiaTugas kesol (asma)  mistia
Tugas kesol (asma) mistia
 
Asma 2
Asma 2Asma 2
Asma 2
 
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Ppt mengenai penyakit STATUS ASMATIKUS.pptx
Ppt mengenai penyakit STATUS ASMATIKUS.pptxPpt mengenai penyakit STATUS ASMATIKUS.pptx
Ppt mengenai penyakit STATUS ASMATIKUS.pptx
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasijualobat34
 
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899moratmaret503
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxImmanuelIndrapratama
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®Obat Cytotec
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdfASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdfnjwahidah
 
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxBukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxNurAriFelani
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogorjualobat34
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxsandiharyanto
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarangjualobat34
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
 
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
APOTEK BATAM JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN - OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN DI BATA...
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
 
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandunganKimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janinKimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
Kimia Farma Bandung jual obat penggugur kandungan Aborsi janin
 
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandunganKimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Samarinda jual obat penggugur kandungan
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
 
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdfASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
 
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxBukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandunganKimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Cikarang
 
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
 

356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt

  • 1. Anestesi untuk Pasien Asma Vinta Pujilestari Pembimbing : dr. Rizqan, Sp.An
  • 2. Pengertian Asma Asma adalah suatu penyakit inflamasi kronis umum dari jalan nafas (airways) yang ditandai dengan variabel dan gejala yang berulang seperti obstruksi aliran udara reversibel, wheezing, tidak bisa bernafas, rasa sesak di dada, bronkospasme dan batuk-batuk terutama pada malam hari.
  • 3. Epidemiologi Asma Diperkirakan 300 juta orang di seluruh dunia diduga mengidap penyakit asma. Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000 orang/tahun. Di Indonesia : prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2–5 % penduduk Indonesia menderita asma. Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanak-kanak, sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur 40 tahun.
  • 4. Etiology Asma Asma bisa disebabkan oleh banyak hal, diantaranya : 1. Genetik 2. Lingkungan 3. Infeksi virus seperti rhinovirus 4. Alergan seperti : debu, bulu anjing dan kucing
  • 5. Patofisiologi Asma Pathofisiologi asma melibatkan pelepasan mediator kimiawi ke jalan napas dan mungkin pula adanya aktivitas yang berlebihan dari sistem saraf parasimpatis. Substansi yang terhirup dapat menimbulkan bronkospasme melalui respon imun spesifik dan non spesifik oleh daya degranulai sel mast bronkial.
  • 6. Epidemiologi Asma Diperkirakan 300 juta orang di seluruh dunia diduga mengidap penyakit asma. Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000 orang/tahun. Di Indonesia : prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2–5 % penduduk Indonesia menderita asma. Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanak-kanak, sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur 40 tahun.
  • 7. Pembagian Asma 1. Asma intrinsik Asma yang tidak disebabkan oleh faktor lingkungan. 2. Asma ekstrinsik Penyakit asma yang berhubungan dengan atopi, predisposisi genetik yang berhubungan dengan IgE sel mast dan respon eosinofil terhadap alergan.
  • 8. DERAJAT ASMA GEJALA GEJALA MALAM FUNGSI PARU INTERMITEN Mingguan  Gejala < 1x/minggu  Tanpa gejala di luar serangan  Serangan singkat  Fungsi paru asimtomatik dan normal di luar serangan. < 2 kali sebulan VEP1 atau APE > 80% PERSISTEN RINGAN Mingguan  Gejala > 1x/minggu tapi < 1x/hari  Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur. > 2 kali seminggu VEP1 atau APE > 80% normal PERSISTEN SEDANG Harian  Gejala harian  Menggunakan obat setiap hari  Serangan mengganggu aktivitas dan tidur  Serangan 2x/minggu, bisa berhari – hari > sekali seminggu VEP1 atau APE > 60% tetapi < 80% normal PERSISTEN BERAT Kontinu  Gejala terus menerus  Aktivitas fisik terbatas  Sering serangan Sering VEP1 atau APE < 80% normal
  • 9. Ditinjau Dari Gejala Klinis Serangan asma ringan : dengan gejala batuk, mengi dan kadang- kadang sesak, sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi, dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari. Serangan asma sedang : dengan gejala batuk, mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik, retraksi interkostal dan suprasternal, sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal sehari-hari. Serangan asma berat : dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius, disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan, bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancam jiwa yang dikenal dengan status asmatikus.
  • 10. Manifestasi Klinis 1. Tingkat pertama : secara klinis normal, tetapi asma timbul jika ada faktor pencetus. 2. Tingkat kedua : Penderita asma tidak mengeluh dan pada pemeriksaan fisik tanpa kelainan tetapi fungsi parunya menunjukkan obstruksi jalan nafas. Disini banyak ditemukan pada penderita yang baru sembuh dari serangan asma 3. Tingkat ketiga : Penderita tidak ada keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik maupun maupun fungsi paru menunjukkan tanda-tanda obstruksi jalan nafas
  • 11. 4. Tingkat keempat : penderita mengeluh sesak nafas, batuk dan nafas berbunyi.Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri akan dijumpai tanda-tanda obstruksi jalan napas. 5. Tingkat kelima : adalah status asmatikus, yaitu suatu keadaan darurat medik berupa serangan akut asma yang berat, bersifat refrakter terhadap pengobatan yang biasa dipakai.
  • 12. Diagnosa dan Pemeriksaan Penunjang Diagnosis asma tidak sulit, terutama bila dijumpai gejala yang klasik seperti sesak nafas, batuk dan mengi. Serangan asma dapat timbul berulang-ulang dengan masa remisi diantaranya. Serangan dapat cepat hilang dengan pengobatan, tetapi kadang-kadang dapat pula menjadi kronik sehingga keluhan berlangsung terus menerus.
  • 13. 1. Spirometri untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversibel. 2. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometri sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak > 20% menunjukkan diagnosis asma. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis, tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan.
  • 14. 3. Tes provokasi bronkial untuk menunjukkan adanya hiperreaktifitas bronkus. Jika pemeriksaan spirometri normal, untuk menunjukkan adanya hiperreaktifitas bronkus harus dilakukan tes provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin bahkan inhalasi dengan aquadestilata. Penurunan FEV1 sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi adalah bermakna.
  • 15. 4. Pemeriksaan tes kulit Tujuan tes kulit yaitu menunjukkan adanya antibodi IgE yang spesifik dalam tubuh. Tes ini hanya menyokong anamnesa, karena alergen yang menunjukkann tes kulit yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma; sebaliknya tes kulit yang negatif tidak selalu berarti tidak ada faktor kerentanan kulit. 5. Pemerikasaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam serum.Kegunaan pemeriksaan IgE total tidak banyak dan hanya untuk menyokong adanya penyakit atopi.
  • 16. 6. Pemerikasaan radiologi Pada umumnya pemeriksaan foto dada penderita asma adalah normal. Pemeriksaan tersebut dilakukan bila ada kecurigaan proses patalogik di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, atelektasis dll.
  • 17. 7. Pemeriksaan eosinofi dalam darah Pada penderita asma jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat. Selain dapat dipakai sebagai patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis kortkosteroid yang diperlukan penderita asma, jumlah eosinofil total dalam darah dapat membantu untuk membedakan asma dari bronkitis kronik. 8. Pemeriksaan sputum: disamping untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot, spiral Churschmann.
  • 18. Terapi dan Penatalaksanaan Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen : 1. Edukasi 2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala 3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus 4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang 5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut 6. Kontrol secara teratur 7. Pola hidup sehat
  • 19. Evaluasi Preoperatif 1. Anamnesa dan Riwayat Penyakit 2. Faktor resiko 3. Pemeriksaan Fisik 4. Pemeriksaan Laboratorium 5. Penetapan Status ASA
  • 20. Pengelolaan Preoperatif Langkah pertama persiapan penderita dengan gangguan pernapasan yang menjalani pembedahan adalah menentukan reversibilitas kelainan. Proses obstruksi yang reversible adalah bronkospasme, sekresi terkumpul dan proses inflamasi jalan napas.
  • 21. Farmakoterapi 1. β-agonis: Inhalasi β-agonis memberikan bantuan jangka pendek dari bronkospasme. Long-acting inhalasi β-agonis juga dapat digunakan untuk manajemen asma kronis, tetapi hanya bila diberikan bersama dengan kortikosteroid inhalasi. 2. Kortikosteroid inhalasi adalah agen anti-inflamasi yang kuat yang merupakan andalan terapi untuk pasien dengan asma persisten
  • 22. 3. Leukotrien diproduksi oleh sel-sel inflamasi seperti basofil, eosinofil, dan sel mast. Mediator inflamasi tersebut menghasilkan edema bronkial, merangsang sekresi saluran napas, dan menyebabkan proliferasi otot polos melalui mekanisme non-histamin.
  • 23. 4. Cromones / Natrium kromolin dan nedokromil natrium menstabilkan sel mast dan mengganggu fungsi sel klorida. 5. Antikolinergik Ipratropium bromida menghambat hiper-sekresi lendir dan mengurangi bronkokonstriksi refleksif dengan menargetkan reseptor napas muscarinic kolinergik. Obat ini dapat diberikan baik melalui dosis meteran inhaler (MDI) atau nebulizer
  • 24. Premedikasi 1. Sedatif ( Benzodiazepin) adalah efektif untuk anxiolitik tetapi pada pasien dengan asma berat dapat menyebabkan depresi pernapasan. Sedasi ini penting diberikan pada pasien dengan riwayat asma yang dipicu oleh emosional. 2. Narcotik(Opioid). Penggunaan sebagai analgesia dan sedasi sebaiknya dipilih yang tidak mempunyai efek pelepasan histamin misalnya fentanil, sufentanil 3. Agen antikolinergik tidak diberikan kecuali pemberian dilakukan jika terdapat sekresi berlebihan atau penggunaan ketamin sebagai agen induksi. Antikolinergik tidak efektif untuk mencegah reflek bronkospasme oleh karena tindakan intubasi.
  • 25. 4. H2 antagonis (Cimetidin, Ranitidin) penggunaan agen pemblok H2 secara teori dapat mengganggu, karena aktivasi reseptor H2 secara normal akan menyebabkan bronkodilatasi dengan adanya pelepasan histamin, aktivitas H1 yang tanpa hambatan dengan blokade H2 dapat menimbulkan bronkokonstriksi. 5. Pada penderita asma intubasi dapat diberikan lidocain 1-1,5 mg/kgBB atau Fentanyl 1-2 mcg/kgBB dapat menurunkan reaktifitas laring terhadap ETT. Pemberian anestesi inhalasi menggunakan halothan/enfluran pada stadium dalam dapat mengatasi spasme bronkial berat yang refrakter.
  • 26. Penanganan Anestesi Intraoperatif Tujuan utama dalam anastesi pada pasien asma adalah untuk menghindari terjadinya bronkospasme dan mengurangi respon terhadap intubasi trakea. Sangat penting bahwa pasien harus berada pada tingkat anestesi yang dalam sebelum instrumenting jalan napas, seperti intubasi trakea karena selama dalam tingkat anestesi cahaya dapat memicu terjadinya bronkospasme.
  • 27. Teknik anestesi regional harus dianggap saat yang tepat, untuk menghindari instrumentasi jalan napas. Propofol merupakan agen induksi pilihan pada hemodinamik pasien yang stabil karena kemampuannya untuk melemahkan respon bronchospastic intubasi baik pada penderita asma dan penderita non-asma.
  • 28. Penanganan Post Operatif Kontrol nyeri post operasi yang bagus adalah epidural analgesia. NSAID harus dihindari karena dapat mencetus terjadinya bronkospasme. Oksigenasi harus tetap diberikan. Pasien asma yang selesai menjalani operasi pemberian bronkodilator dilanjutkan lagi sesegera mungkin pada pasca pembedahan. Pemberian bronkodilator melalui nebulator atau sungkup muka. Sampai pasien mampu menggunakan MDI (Meteroid Dose Inheler) sendiri secara benar.
  • 29. PENUTUP Asma adalah satu keadaan klinis yang ditandai dengan episode berulang penyempitan bronkus yang reversible, biasanya diantara episode terdapat pernapasan yang lebih normal. Penilaian terhadap reversibilitas penyakit penting dilakukan evaluasi pasien dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan AGD dan pemeriksaan tes fungsi paru-paru.
  • 30. Pasien dengan riwayat asma frekuen atau kronis perlu dilakukan pengobatan sampai tercapai kondisi yang optimal untuk dilakukan operasi atau kondisi dimana gejala-gejala asma sudah minimal. Pencegahan bronkospasme pada saat operasi penting dilakukan terutama pada saat manipulasi jalan napas Pemilihan obat-obatan dan tindakan anestesi perlu dipertimbangkan untuk menghindari penggunaan obat-obatan dan tindakan yang merangsang terjadinya bronkospasme atau serangan asma.