SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
SKALA PENGUKURAN DAN
INSTRUMEN PENELITIAN
• MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN
• IINSTRUMEN PENELITIAN
• CARA MENYUSUN INSTRUMEN
• CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN
INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN
• VALIDITAS DAN RELIABILITAS
• PENGUJIAN VALIDITAS DAN
RELIABILITAS INSTRUMEN
• Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan
menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data sedangkan dalam
penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan
lebih banyak menjadi instrumen karena
dalam penelitian kualitatif peneliti
merupakan key instruments.
• Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Jumlah
instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti.
A. MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN
• Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.
• Sebagai contoh timbangan emas sebagai
instrumen untuk mengukur berat emas dibuat
dengan skala mg dan akan menghasilkan data
kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila
digunakan untuk mengukur.
• Skala pengukuran dapat berupa : skala nominal,
skala ordinal, skala interval dan skala rasio dari
skala pengukuran itu akan diperoleh data
nominal, ordinal, interval dan rasio.
Skala sikap yang biasa digunakan untuk penelitian
administrasi, pendidikan dan sosial antara lain :
1. skala Likert
2. Skala Guttman
3. Rating Scale
4. Semantic Diferential
Skala Likert
• Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian
• Dengan skala ini variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban
setiap item interumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif antara lain :
– sangat setuju
– setuju
– ragu-ragu
– tidak setuju
– sangat tidak setuju
• Untuk keperluan analisis kuantitatif maka
jawaban itu dapat diberi skor.
• Dalam penyusunan instrumen untuk
variabel tertentu sebaiknya butir-butir
pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat
positif, netral atau negatif sehingga
responden dapat menjawab dengan serius
dan konsisten.
Contoh :
• Saya mencintai mobil Diesel karena hemat
bahan bakar (positif)
• Mobil diesel banyak diproduksi di Jepang
(netral)
• Mobil Diesel sulit dihidupkan di tempat
yang dingin (negatif)
Skala Guttman
• Skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban
yang tegas yaitu ya-tidak, benar-salah dll.
Penelitian yang menggunakan skala ini
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan.
Semantic Diferensial
• Dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga
digunakan untuk mengukur sikap hanya
bentuknya tidak dalam bentuk pilihan ganda
maupun checklist tetapi tersusun dalam satu
garis kontinu yang jawabanya sangat positif
terletak di bagian kanan garis dan jawaban
yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis
atau sebaliknya.
• Data yang diperoleh adalah data interval dan
biasanya skala ini digunakan untuk
• Responden yang memberi angka 5 berarti
persepsi responden terhadap pemimpin itu
sangat positif sedangkan bila memberi angka 3
berarti netral dan bila memberi angka 1 berarti
persepsinya sangat negatif.
Rating Scale
• Rating-scale data mentah yang diperoleh berupa
angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif.
• Responden menjawab salah satu jawaban
kuantitatif yang disediakan sehingga dapat
mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur
status sosial ekonomi, kelembagaan,
pengetahuan dll.
B. INSTRUMEN PENELITIAN
• Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam.
• Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau
dinamakan membuat analisis data dan membuat laporan
daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam
skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan
sebagai bentuk penelitian.
• Harus ada alat ukur yang baik yang dinamakan instrumen
penelitian.
• Instrumen penelitian : suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik fenomena ini dinamakan variabel
penelitian.
• Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah
teruji validitas dan reliabilitasnya.
• Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas maka
instrumennya adalah kalorimeter dll.
• Instrumen-instrumen dalam penelitian
sosial memang ada yang sudah tersedia
dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya
seperti instrumen untuk mengukur motif
berprestasi, mengukur IQ , mengukur bakat
dll.
• Intrumen-instrumen tersebut sudah ada
tetapi sulit untuk dicari dimana harus dicari
dan apakah bisa dibeli atau tidak.
Instrumen-instrumen dalam bidang sosial
walaupun telah teruji validitas analisis
reliabilitasnya tetapi bila digunakan untuk
tempat tertentu belum tentu tepat dan
mungkin tidak valid dan reliabel lagi.
• Peneliti-peneliti dalam bidang sosial,
instrumen penelitian yang digunakan sering
disusun sendiri termasuk menguji validitas
dan reliabilitasnya.
Contoh :
• Pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja
lembaga terhadap produktivitas kerja
pegawai.
• Ada tiga instrumen yang perlu dibuat :
– Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
– Instrumen untuk mengukur iklim kerja
– Instrumen untuk mengukur produktifitas kerja
pegawai
C. CARA MENYUSUN INSTRUMEN
• Peneliti harus mampu membuat instrumen
yang akan digunakan untuk penelitian.
• Dari variabel-variabel penelitian tersebut
diberikan definisi operasionalnya dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan
diukur dan kemudian dijabarkan menjadi
butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
• Matriks pengembangan instrumen atau kisi-
kisi instrumen dibuat untuk memudahkan
penyusunan instrumen.
• Variabel penelitian : ”tingkat kekayaan”
• Indikator : rumah, kendaraan, tempat
belanja, pendidikan, jenis makanan yang
sering dimakan, jenis olah raga yang
dilakukan dll.
• Indikator rumah :
• 1) berapa jumlah rumah
• 2) di mana letak rumah
• 3) berapa luas masing-masing rumah
• 4) bagaimana kualitas bangunan rumah
dsb
D. CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN
INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN
• Gaya dan situasi kepemimpinan serta
pengaruhnya terhadap iklim kerja organisasi
• Judul tersebut terdiri atas dua variable
independen dan satu variable dependen
• Masing-masing instrumennya adalah :
• a. Instrumen untuk mengukur variable gaya
kepemimpinan
• b. Instrumen untuk mengukur variable situasi
kepemimpinan
• c. Instrumen untuk mengukur variable iklim kerja
organisasi
• Dengan skala ini variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban
setiap item interumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif antara lain :
– sangat setuju
– setuju
– ragu-ragu
– tidak setuju
– sangat tidak setuju
• Untuk keperluan analisis kuantitatif maka
jawaban itu dapat diberi skor.
• Gaya kepemimpinan yang baik tergantung pada
stuasinya. Pada saat menjelaskan tugas-tugas
kelompok maka ia harus bergaya direktif dan
pada saat menunjukkan hal-hal yang dapat
menarik minat anggotanya maka ia harus
bergaya suportif dan untuk merumuskan tujuan
kelompok maka ia bergaya partisipatif.
• Menilai pemimpin akan lebih obyektif bila sumber
datanya menggunakan berbagai kelompok yang
terlibat dengan pekerjaan pimpinan. Untuk itu
maka akan obyektif bila sumber datanya adalah :
• 1. Bawahan
• 2. Teman Kerja
• 3. Atasan (bila ada)
• 4. Yang bersangkutan (pemimpinnya menilai
dirinya sendiri).
Kapan ketiga metode pengumpulan data ini
digunakan ?
• Angket : digunakan bila responden jumlahnya
besar dapat membaca dengan baik dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia.
• Observasi : digunakan bila proyek penelitian
bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala
alam, responden kecil.
• Wawancara : digunakan bila ingin mengetahui
hal-hal dari responden secara lebih mendalam
serta jumlah reponden sedikit.
• Gabungan Ketiganya : digunakan bila ingin
mendapatkan data yang lengkap, akurat dan
konsisten
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
• Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti.
• Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
• Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.
• Meteran yang valid dapat digunakan untuk
mengukur panjang dengan teliti karena meteran
memang alat untuk mengukur panjang.
• Instrumen yang mempunyai validitas internal atau
rasional bila kriteria yang ada dalam instruyen
secara rasional atau teoritis telah mencerminkan
apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam
instrumen itu.
• Penelitian yang mempunyai validitas internal bila
data yang dihasilkan merupakan fungsi dari
rancangan yang digunakan. Instrumen tentang
kepemimpinan akan menghasilkan data
kepemimpinan bukan motivasi.
• Penelitian yang mempunyai validitas external bila
hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel
yang lain atau hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
• Untuk menyusun instrumen prestasi relajar
yang mempunyai validitas isi (content
validity) maka instruyen harus disusun
berdasarkan materi pelajaran yang telah
diajarkan.
• Instrumen yang digunakan untuk mengukur
tingkat tercapainya tujuan (efektiffitas)
maka instrumen harus disusun
berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.
F. PENGUJIAN VALIDITAS DAN
RELIABILITAS INSTRUMEN
Pengujian Validitas Instrumen
Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)
• Untuk menguji validitas konstruksi dapat
digunakan pendapat dari ahli (judment experts).
• Mungkin para ahli akan memberi keputusan :
instruyen dapat digunakan tanpa perbaikan,
ada perbaikan dan mungkin dirombak total.
• Instrumen diujicoba pada sampel dari mana
populasi diambil (pengujian pengalaman
empiris ditunjukkan pada pengujian validitas
external). Jumlah anggota sampel yang
digunakan sekitar 30 orang.
• Analisis factor dilakukan dengan
mengkorelasikan Antar skor item instrumen
dalam suatu factor dan mengkorelasikan skor
factor dengan skor total.
• Variabel penelitiannya adalah prestasi kerja. Berdasarkan
teori dan hasil konsultasi ahli, indikator prestasi kerja
pegawai meliputi dua faktor yaitu : kualitas hasil kerja dan
kecepatan kerja.
• Indikator (faktor) kecepatan kerja dikembangkan menjadi
3 pertanyaan dan kualitas hasil kerja dikembangkan
menjadi 4 butir pertanyaan.
• Instrumen yang terdiri dari 7 butir pertanyaan tersebut
selanjutnya diberikan kepada 5 pegawai sebagai
responden untuk menjawabnya.
• Berdasarkan tabel 6.8 dihitung korelasi antara butir pada
factor 1 dengan skor total (Y) dan korelasi antara butir
pada factor 2 dengan skor total Y. Diperoleh hasil pada
Tabel 6.9. Tabel 6.9 digunakan untuk mengecek apakah
setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak. Bila
korelasi kurang dari 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa
butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus
diperbaiki atau dibuang.
• Butir no 2 pada factor 1 tidak valid karena butir
tersebut mempunyai korelasi dengan skor total
sebesar 0,22 sehingga butir tersebut tidak selaras
dengan butir yang lain.
• Demikian juga korelasi antara jumlah factor X1
dengan skor total Y dan diperoleh 0.85 dan
antara jumlah factor 2 atau X2 dengan skor total
Y diperoleh 0.94. Karena koefisien korelasi kedua
factor tersebut lebih dari 0,30 maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas kerja dan kecepatan
kerja merupakan konstruksi yang valid untuk
variable prestasi kerja pegawai.
• Masrun (1979) menyatakan bahwa : “ analisis
untuk mengetahui daya pembeda sering juga
dinamakan analisis untuk mengetahui validitas
item”. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27 %
dan kelompok yang renda diambil 27 % dari
sampel uji coba. Pengujian analisis daya
pembeda dapat menggunakan t-test.
Contoh :
• Suatu instrumen penelitian akan digunakan
untuk mengukur kinerja aparatur negara.
Instrumen tersebut telah dikonsultasikan
lepada para ahli aparatur dan dinyatakan
siap untuk diujicoba. Ujicoba diberlakukan
terhadap sampel 25 responden yang tahu
masalah aparatur.
• Berdasarkan 25 responden tersebut dapat
dikelompokkan 27 % responden yang
memberikan skor tinggi dan 27 % skor
rendah seperti pada tabel.
Pengujian validitas Isi (Content Validity)
• Seorang dosen yang memberi ujian di luar pelajaran
yang telah ditetapkan berarti instrumen ujian tersebut
tidak mempunyai validitas isi.
• Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan
validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen atau matriks pengembangan instrumen.
• Pada setiap instrumen baik test maupun non test
terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan.
Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut
maka setelah dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya
diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item atau uji
beda.
• Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi
antara skor butir instruyen dengan skor total dan uji
beda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan
antara 27 % skor kelompok atas dan 27 % skor
kelompok bawah.
Pengujian Validitas Eksternal
• Validitas external instrumen diuji dengan cara
membandingkan antara kriteria yang ada pada
instruyen dengan fakta-fakta empiris yang
terjadi di lapangan.
• Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja
sekelompok pegawai maka kriteria kinerja pada
instrumen itu dibandingkan dengan catatan-
catatan di lapangan tentang kinerja pegawai
yang baik.
• Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria
dalam instrumen dengan fakta di lapangan
maka dapat dinyatakan instrumen tersebut
mempunyai validitas eksternal yang tinggi.
• Pengujian Reliabilitas Instrumen
– Test-retest
• Instrumen yang reliabilitasnya diuji dengan test-
retest dilakukan dengan cara mencobakan
instruyen beberapa kali pada responden.
• Dalam hal ini instrumennya sama,
respondennya sama dan waktunya yang
berbeda.
• Reliabilitasnya diukur dari koefisien korelasi
antara percobaan pertama dengan yang
berikutnya.
• Bila koefisien korelasi positif dan significan
maka instruyen tersebut sudah dinyatakan
reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut
stability.
– Ekuivalen
• Instrumen yang equivalen adalah pertanyaan
yang secara bahasa berbeda tetapi maksudnya
sama.
• Pengujian reliabilitas instruyen dengan cara ini
cukup dilakukan sekali tetapi instrumennya dua
pada responden yang sama, waktu yang sama,
instruyen berbeda.
– Gabungan
• Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara
mencobakan dua instrumen yang equivalen itu
beberapa kali ke responden yang sama
sehingga cara ini merupkan gabungan pertama
dan kedua.
• Reliabilitas instruyen dilakukan dengan
mengkorelasikan dua instrumen setelah itu
dikorelasikan pada pengujian kedua dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang.
– Internal Consistency
• Pengujian ini dilakukan dengan cara
mencobakan instruyen sekali saja
kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu. Hasil analisis
dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen.
• Pengujian reliabilitas instruyen dapat
dilakukan dengan teknik belah dua dari
Prearman Brown (splits half), KR. 20, KR
21 dan Anova Hoyt.
• Rumus Spearman Brown :
dengan
• ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
• rb = korelasi produk moment antara
belahan pertama dan belahan kedua
b
b
i
r
r
r


1
2
• Rumus KR 20 (Kuder Richardson)
dengan
• K = jumlah item dalam instruyen
• pi = proporsi banyaknya subyek yang
menjawab pada item i
• qi = 1 – pi
• s2t = variansi total



















2
1
2
1 t
n
i
i
i
t
i
s
q
p
s
k
k
r
• Rumus KR 21
• dengan
• K = jumlah item dalam instruyen
• M = mean skor total
• s2t = variansi total







 


 2
)
(
1
1 t
i
s
k
M
k
M
k
k
r
• Anova Hoyt
dengan
• MKs = mean kuadrat antara subyek
• MKe = mean kuadrat kesalahan
• ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
s
e
i
MK
MK
r 
1
Contoh Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
– Pengujian Validitas Instrumen
• Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item
yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total
yang merupakan jumlah tiap skor butir.
• Item yang mempunyai korelasi positif dengan dengan
kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi
menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas
yang tinggi pula.
• Jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari
0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid.
• Terdapat 18 koefisien korelasi (jumlah butir 18) dan
korelasi tersebut lebih besar dari 0,3 atau lebih kecil.
• Dari data ternyata semua item valid sehingga semua
item instruyen valid.
– Pengujian Reliabilitas Instrumen
• Pengujian reliabilitas instruyen dilakukan
dengan internal consistency dengan
teknik splits half yang dianalisis dengan
rumus Spearman Brown.
• Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua
kelompok yaitu kelompok instrumen ganjil
dan kelompok genap.
• Skor butirnya dijumlahkan sehingga
menghasilkan skor total.
• Skor total antara kelompok ganjil dan
genap dicari korelasinya .
• Koefisien korelasi tersebut selanjutnya
dimasukkan dalam rumus Spearman Brown
yaitu :
• Jadi reliabilitas instrumen gaya
kepemimpinan 0,809.
• Berdasarkan uji coba instrumen ini sudah
valid dan reliabel seluruh butirnya maka
instrumen dapat digunakan untuk
pengukuran dalam rangka pengumpulan
data.
809
,
0
68
,
1
)
68
,
0
(
2
1
2




b
b
i
r
r
r
bab translasi.pptx

More Related Content

Similar to bab translasi.pptx

Cara analisis data
Cara analisis dataCara analisis data
Cara analisis data
mohdkhamdani
 
Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6
anugrahwati
 
LANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.ppt
LANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.pptLANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.ppt
LANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.ppt
Luckmanandreciam
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
ANIS IBRAHIM
 
Metode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatifMetode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif
Mhd Habib
 

Similar to bab translasi.pptx (20)

Critical appraisal
Critical appraisalCritical appraisal
Critical appraisal
 
Minggu 5_ADMINISTRASI TES.pptx
Minggu 5_ADMINISTRASI TES.pptxMinggu 5_ADMINISTRASI TES.pptx
Minggu 5_ADMINISTRASI TES.pptx
 
Metode Penelitian Kuantitatif.pptx
Metode Penelitian Kuantitatif.pptxMetode Penelitian Kuantitatif.pptx
Metode Penelitian Kuantitatif.pptx
 
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
 
Cara analisis data
Cara analisis dataCara analisis data
Cara analisis data
 
Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6
 
Evaluasi non tes
Evaluasi non tesEvaluasi non tes
Evaluasi non tes
 
Pertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatif
Pertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatifPertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatif
Pertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatif
 
Pertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatif
Pertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatifPertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatif
Pertemuan ke 5 bab iii penelitian kualitatif
 
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitianmakalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
 
Konsep data (2)
Konsep data (2)Konsep data (2)
Konsep data (2)
 
3 skalapengukuran1
3 skalapengukuran13 skalapengukuran1
3 skalapengukuran1
 
jenis penelitian
jenis penelitianjenis penelitian
jenis penelitian
 
LANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.ppt
LANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.pptLANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.ppt
LANGKAH-LANGKAH-PEMBUATAN-ITEM.ppt
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
 
Merangkum bab 6,7, 12
Merangkum bab 6,7, 12Merangkum bab 6,7, 12
Merangkum bab 6,7, 12
 
Skala.ppt
Skala.pptSkala.ppt
Skala.ppt
 
Metode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatifMetode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif
 
Jenis jenis instrumen dalam pengumpulan data
Jenis jenis instrumen dalam pengumpulan dataJenis jenis instrumen dalam pengumpulan data
Jenis jenis instrumen dalam pengumpulan data
 
Bab 6. skala pengukuran
Bab 6. skala pengukuranBab 6. skala pengukuran
Bab 6. skala pengukuran
 

More from ALFAFAAMIN (10)

basic ttg konflik.ppt
basic ttg konflik.pptbasic ttg konflik.ppt
basic ttg konflik.ppt
 
konflik.ppt
konflik.pptkonflik.ppt
konflik.ppt
 
Translation effect.ppt
Translation effect.pptTranslation effect.ppt
Translation effect.ppt
 
10721299.ppt
10721299.ppt10721299.ppt
10721299.ppt
 
jenis--jenis-penelitian.pptx
jenis--jenis-penelitian.pptxjenis--jenis-penelitian.pptx
jenis--jenis-penelitian.pptx
 
Verbal_Humor_Proposal_Presentation.pptx
Verbal_Humor_Proposal_Presentation.pptxVerbal_Humor_Proposal_Presentation.pptx
Verbal_Humor_Proposal_Presentation.pptx
 
Metodologi Pertemuan-11.pptx
Metodologi Pertemuan-11.pptxMetodologi Pertemuan-11.pptx
Metodologi Pertemuan-11.pptx
 
Analisis Data Kuantitatif.ppt
Analisis Data Kuantitatif.pptAnalisis Data Kuantitatif.ppt
Analisis Data Kuantitatif.ppt
 
PENGUKURAN.pptx
PENGUKURAN.pptxPENGUKURAN.pptx
PENGUKURAN.pptx
 
Equivalent Effect in Javanese Translation.ppt
Equivalent Effect in Javanese Translation.pptEquivalent Effect in Javanese Translation.ppt
Equivalent Effect in Javanese Translation.ppt
 

Recently uploaded

PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
susilowati82
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 

Recently uploaded (20)

PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 

bab translasi.pptx

  • 2. • MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN • IINSTRUMEN PENELITIAN • CARA MENYUSUN INSTRUMEN • CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN • VALIDITAS DAN RELIABILITAS • PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
  • 3. • Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instruments. • Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
  • 4. A. MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN • Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. • Sebagai contoh timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur. • Skala pengukuran dapat berupa : skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval dan rasio.
  • 5. Skala sikap yang biasa digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial antara lain : 1. skala Likert 2. Skala Guttman 3. Rating Scale 4. Semantic Diferential Skala Likert • Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian
  • 6. • Dengan skala ini variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item interumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif antara lain : – sangat setuju – setuju – ragu-ragu – tidak setuju – sangat tidak setuju • Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi skor.
  • 7. • Dalam penyusunan instrumen untuk variabel tertentu sebaiknya butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral atau negatif sehingga responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Contoh : • Saya mencintai mobil Diesel karena hemat bahan bakar (positif) • Mobil diesel banyak diproduksi di Jepang (netral) • Mobil Diesel sulit dihidupkan di tempat yang dingin (negatif)
  • 8. Skala Guttman • Skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu ya-tidak, benar-salah dll. Penelitian yang menggunakan skala ini dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Semantic Diferensial • Dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak dalam bentuk pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawabanya sangat positif terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya.
  • 9. • Data yang diperoleh adalah data interval dan biasanya skala ini digunakan untuk • Responden yang memberi angka 5 berarti persepsi responden terhadap pemimpin itu sangat positif sedangkan bila memberi angka 3 berarti netral dan bila memberi angka 1 berarti persepsinya sangat negatif. Rating Scale • Rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. • Responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang disediakan sehingga dapat mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan dll.
  • 10. B. INSTRUMEN PENELITIAN • Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. • Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat analisis data dan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian. • Harus ada alat ukur yang baik yang dinamakan instrumen penelitian. • Instrumen penelitian : suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini dinamakan variabel penelitian. • Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. • Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas maka instrumennya adalah kalorimeter dll.
  • 11. • Instrumen-instrumen dalam penelitian sosial memang ada yang sudah tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya seperti instrumen untuk mengukur motif berprestasi, mengukur IQ , mengukur bakat dll. • Intrumen-instrumen tersebut sudah ada tetapi sulit untuk dicari dimana harus dicari dan apakah bisa dibeli atau tidak. Instrumen-instrumen dalam bidang sosial walaupun telah teruji validitas analisis reliabilitasnya tetapi bila digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin tidak valid dan reliabel lagi.
  • 12. • Peneliti-peneliti dalam bidang sosial, instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Contoh : • Pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja lembaga terhadap produktivitas kerja pegawai. • Ada tiga instrumen yang perlu dibuat : – Instrumen untuk mengukur kepemimpinan – Instrumen untuk mengukur iklim kerja – Instrumen untuk mengukur produktifitas kerja pegawai
  • 13.
  • 14. C. CARA MENYUSUN INSTRUMEN • Peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. • Dari variabel-variabel penelitian tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur dan kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. • Matriks pengembangan instrumen atau kisi- kisi instrumen dibuat untuk memudahkan penyusunan instrumen.
  • 15. • Variabel penelitian : ”tingkat kekayaan” • Indikator : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis olah raga yang dilakukan dll. • Indikator rumah : • 1) berapa jumlah rumah • 2) di mana letak rumah • 3) berapa luas masing-masing rumah • 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dsb
  • 16. D. CONTOH JUDUL PENELITIAN DAN INSTRUMEN YANG DIKEMBANGKAN • Gaya dan situasi kepemimpinan serta pengaruhnya terhadap iklim kerja organisasi • Judul tersebut terdiri atas dua variable independen dan satu variable dependen • Masing-masing instrumennya adalah : • a. Instrumen untuk mengukur variable gaya kepemimpinan • b. Instrumen untuk mengukur variable situasi kepemimpinan • c. Instrumen untuk mengukur variable iklim kerja organisasi
  • 17. • Dengan skala ini variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item interumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif antara lain : – sangat setuju – setuju – ragu-ragu – tidak setuju – sangat tidak setuju • Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi skor.
  • 18. • Gaya kepemimpinan yang baik tergantung pada stuasinya. Pada saat menjelaskan tugas-tugas kelompok maka ia harus bergaya direktif dan pada saat menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat anggotanya maka ia harus bergaya suportif dan untuk merumuskan tujuan kelompok maka ia bergaya partisipatif. • Menilai pemimpin akan lebih obyektif bila sumber datanya menggunakan berbagai kelompok yang terlibat dengan pekerjaan pimpinan. Untuk itu maka akan obyektif bila sumber datanya adalah : • 1. Bawahan • 2. Teman Kerja • 3. Atasan (bila ada) • 4. Yang bersangkutan (pemimpinnya menilai dirinya sendiri).
  • 19. Kapan ketiga metode pengumpulan data ini digunakan ? • Angket : digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. • Observasi : digunakan bila proyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil. • Wawancara : digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah reponden sedikit. • Gabungan Ketiganya : digunakan bila ingin mendapatkan data yang lengkap, akurat dan konsisten
  • 20. E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS • Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. • Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. • Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. • Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti karena meteran memang alat untuk mengukur panjang.
  • 21. • Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada dalam instruyen secara rasional atau teoritis telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu. • Penelitian yang mempunyai validitas internal bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan yang digunakan. Instrumen tentang kepemimpinan akan menghasilkan data kepemimpinan bukan motivasi. • Penelitian yang mempunyai validitas external bila hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel yang lain atau hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.
  • 22. • Untuk menyusun instrumen prestasi relajar yang mempunyai validitas isi (content validity) maka instruyen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. • Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan (efektiffitas) maka instrumen harus disusun berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.
  • 23.
  • 24. F. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Pengujian Validitas Instrumen Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity) • Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts). • Mungkin para ahli akan memberi keputusan : instruyen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total. • Instrumen diujicoba pada sampel dari mana populasi diambil (pengujian pengalaman empiris ditunjukkan pada pengujian validitas external). Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. • Analisis factor dilakukan dengan mengkorelasikan Antar skor item instrumen dalam suatu factor dan mengkorelasikan skor factor dengan skor total.
  • 25. • Variabel penelitiannya adalah prestasi kerja. Berdasarkan teori dan hasil konsultasi ahli, indikator prestasi kerja pegawai meliputi dua faktor yaitu : kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja. • Indikator (faktor) kecepatan kerja dikembangkan menjadi 3 pertanyaan dan kualitas hasil kerja dikembangkan menjadi 4 butir pertanyaan. • Instrumen yang terdiri dari 7 butir pertanyaan tersebut selanjutnya diberikan kepada 5 pegawai sebagai responden untuk menjawabnya. • Berdasarkan tabel 6.8 dihitung korelasi antara butir pada factor 1 dengan skor total (Y) dan korelasi antara butir pada factor 2 dengan skor total Y. Diperoleh hasil pada Tabel 6.9. Tabel 6.9 digunakan untuk mengecek apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak. Bila korelasi kurang dari 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
  • 26. • Butir no 2 pada factor 1 tidak valid karena butir tersebut mempunyai korelasi dengan skor total sebesar 0,22 sehingga butir tersebut tidak selaras dengan butir yang lain. • Demikian juga korelasi antara jumlah factor X1 dengan skor total Y dan diperoleh 0.85 dan antara jumlah factor 2 atau X2 dengan skor total Y diperoleh 0.94. Karena koefisien korelasi kedua factor tersebut lebih dari 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa kualitas kerja dan kecepatan kerja merupakan konstruksi yang valid untuk variable prestasi kerja pegawai. • Masrun (1979) menyatakan bahwa : “ analisis untuk mengetahui daya pembeda sering juga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item”. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27 % dan kelompok yang renda diambil 27 % dari sampel uji coba. Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan t-test.
  • 27. Contoh : • Suatu instrumen penelitian akan digunakan untuk mengukur kinerja aparatur negara. Instrumen tersebut telah dikonsultasikan lepada para ahli aparatur dan dinyatakan siap untuk diujicoba. Ujicoba diberlakukan terhadap sampel 25 responden yang tahu masalah aparatur. • Berdasarkan 25 responden tersebut dapat dikelompokkan 27 % responden yang memberikan skor tinggi dan 27 % skor rendah seperti pada tabel.
  • 28. Pengujian validitas Isi (Content Validity) • Seorang dosen yang memberi ujian di luar pelajaran yang telah ditetapkan berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi. • Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan instrumen. • Pada setiap instrumen baik test maupun non test terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut maka setelah dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda. • Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instruyen dengan skor total dan uji beda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan antara 27 % skor kelompok atas dan 27 % skor kelompok bawah.
  • 29.
  • 30. Pengujian Validitas Eksternal • Validitas external instrumen diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instruyen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. • Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai maka kriteria kinerja pada instrumen itu dibandingkan dengan catatan- catatan di lapangan tentang kinerja pegawai yang baik. • Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.
  • 31. • Pengujian Reliabilitas Instrumen – Test-retest • Instrumen yang reliabilitasnya diuji dengan test- retest dilakukan dengan cara mencobakan instruyen beberapa kali pada responden. • Dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. • Reliabilitasnya diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. • Bila koefisien korelasi positif dan significan maka instruyen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
  • 32. – Ekuivalen • Instrumen yang equivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda tetapi maksudnya sama. • Pengujian reliabilitas instruyen dengan cara ini cukup dilakukan sekali tetapi instrumennya dua pada responden yang sama, waktu yang sama, instruyen berbeda. – Gabungan • Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen itu beberapa kali ke responden yang sama sehingga cara ini merupkan gabungan pertama dan kedua. • Reliabilitas instruyen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.
  • 33. – Internal Consistency • Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instruyen sekali saja kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. • Pengujian reliabilitas instruyen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Prearman Brown (splits half), KR. 20, KR 21 dan Anova Hoyt.
  • 34. • Rumus Spearman Brown : dengan • ri = reliabilitas internal seluruh instrumen • rb = korelasi produk moment antara belahan pertama dan belahan kedua b b i r r r   1 2
  • 35. • Rumus KR 20 (Kuder Richardson) dengan • K = jumlah item dalam instruyen • pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item i • qi = 1 – pi • s2t = variansi total                    2 1 2 1 t n i i i t i s q p s k k r
  • 36. • Rumus KR 21 • dengan • K = jumlah item dalam instruyen • M = mean skor total • s2t = variansi total             2 ) ( 1 1 t i s k M k M k k r
  • 37. • Anova Hoyt dengan • MKs = mean kuadrat antara subyek • MKe = mean kuadrat kesalahan • ri = reliabilitas internal seluruh instrumen s e i MK MK r  1
  • 38. Contoh Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen – Pengujian Validitas Instrumen • Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. • Item yang mempunyai korelasi positif dengan dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. • Jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. • Terdapat 18 koefisien korelasi (jumlah butir 18) dan korelasi tersebut lebih besar dari 0,3 atau lebih kecil. • Dari data ternyata semua item valid sehingga semua item instruyen valid.
  • 39. – Pengujian Reliabilitas Instrumen • Pengujian reliabilitas instruyen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik splits half yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. • Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap. • Skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. • Skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya .
  • 40. • Koefisien korelasi tersebut selanjutnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown yaitu : • Jadi reliabilitas instrumen gaya kepemimpinan 0,809. • Berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh butirnya maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. 809 , 0 68 , 1 ) 68 , 0 ( 2 1 2     b b i r r r