DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Rangkuman kelompok ke 3
1. BAB VI
SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data,
sedangkan dalam penelitian kualitatif naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi
instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti marupakan key instruments. Instrumen
penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
A. Macam-macam Skala Pengukuran
Skala pengukuran mamrupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran
ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tenantu dapat dinyatakan dalam bentuk
angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan
Sosial antara lain adalah:
1. Skala Likert, digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
2. Skala Guttman, skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu: "ya-
tidak"; "benar-salah"; "pernah-tidak pernah"; "positif-negatif" dan lain-lain.
3. Senantiasa Deferential, digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan
ganda maupun check list, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban "sangat
positif" terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang "sangat negatif" terletak di bagian
kiri garis, atau sebaliknya.
4. Rating Scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kuantitatif.
B. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun
alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari
pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga
dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory, 1985).
2. pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.
Jadi Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati.
Jumlah instrumen penelitian tergantung, pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan
untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “Pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja
lembaga terhadap produkrivitas kerja pegawai" Dalam hal ini ada tiga instrumen yang perlu
dibuat yaitu:
1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja
3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai
C. Cara Menyusun Instrumen
Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya bidang
pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti harus mampu
membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Titik tolak dari penyusunan adalah
variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabeI-Variabel tersebut
diberikan deiinisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari
indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk
memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan
instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”. Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya tinngkat
kekayaan ” Indikator kekayaan misalnya: rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis
makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator
rumah, bentuk pertanyaannya misalnya :
1) berapa jumlah rumah,
2) dimana letak rumah,
3) berapa luas masing-masing rumah,
4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya. Untuk bisa menetapkan indikator-
indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam
tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk
menyusun instrumen harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid. Caranya
3. dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi (seperti buku, jumal) membaca hasil hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis, dan konsultaSi pada orang yang dipandang ahli.
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAH KEPALA SEKOLAH SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH .
Judul tersebut terdiri atas dua variabel indepeden dan satu
dependen. Masing-masing instrumennya adalah:
a. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan .
b. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kelja organisasi
4. BAB 7
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu
kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian
berkenaan dengan validitas dan rehabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari
settingnya, data dapat dikumpulkan degan alamiah, pada laboraotarium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden pada suatu seminar, diskus,i dan lain-lain.
Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data menggunakan sumber primer memberikan data
adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder
adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dilihat dari segi
cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara interview(wawancara),
kuesioner (angket), observasi(pengamatan), dan gabungan ketiganya.
A. Interview (Wawancara)
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluhan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Teknik pengumpulan data
ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri(selft report), atau pada pengetahuan atau
keyakinan poribadi. Sutrisno Hadi (1996) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu
dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan kuesioner adalah sebagai
berikut:
1. Subyek responden adalah orang yang paling tahu dirinya sendiri.
2. Yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan percaya.
3. Subyek tentang peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
5. B. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Selain itu, kuesioner cocok digunakan pada responden cukup banyak dan tersebar
diwilayah yang luas.
Prinsip pengumpulan data menurut Uma Sakaran (1992) dalam pengumpulan data
angket sebagai berikut:
1. Isi dan tujuan pertanyaan
2. Bahasa yang digunakan
3. Tipe dan bentuk pertanyaan
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Teknik menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan yang tidak mengiring
7. Panjang pertanyaan
8. Urutan pertanyaan
9. Prinsip pengukuran
10. Penampilan fisik angket
C. Observasi
Teknik pengumpulan data yang tidak terbatas orang, tapi obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi(1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik
pengumpulan data dengan observasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Observasi Berperanserta( Participant Observation)
Peneliti akan terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang didapat akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui tingkat maknanya dari setap perilaku yang tampak.
2. Observation Nonpartispan
Pada Observation Nonpartisipan peneliti tidak terlibat langsung dan hanya
sebagai pengamat independen. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Observasi Terstruktur
6. Observasi terstyruktur adalah observasi yang telah dirancang sistematis
tentang apa, kapan, dimana observasi dilakukan.
b. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam pengamatan peniliti
tidak menggunakan instrumen yang tela baku, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan.
7. BAB 12
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A. Instrumen Penelitian
Dua hal utama yang mmpengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen
penelitian, dan kualitas pengumpulan data.
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas berkenaan dengan validitas dan rehabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner.
Dalam penelitian kulaikatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Oleh
karena itu peneliti sebagai instrumen harus “divalidasi”. Validasi meliputi validasi pemahaman
terhadap penelitian kualikatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti yang dimasukin obyek.
B. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dapat
dilakukan berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan
degan alamiah, pada laboraotarium dengan metode eksperimen, di sekolah dengan tenaga
pendidikan dan kependidikan, di rumah dengan berbagai responden. Dilihat dari sumber
datanya, pengumpulan data menggunakan sumber primer memberikan data adalah sumber
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
1. Pengumpulan data dengan observasi
Observasi adalah semua ilmu pengetahuan Nasution (1988). Macam-macam
observasi adalah sebagai berikut:
a. Observasi Partisipatif
Peneliti akan terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang didapat akan lebih lengkap,
tajam, dan sampai mengetahui tingkat maknanya dari setap perilaku yang
tampak.
Observasi ini digolongkan menjadi 4, yaitu partisipasi pasif, moderat,
observasi aktif, dan observasi yang lengkap.
8. b. Observasi terus terang atau tersamar
Peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada
sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat
peneliti juga tidak harus terus terang atau tersamar dalam observasi, dalam hal
ini kemungkian data yang diinginkan bersifat rahasia.
c. Observasi Tak Berstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam pengamatan peniliti
tidak menggunakan instrumen yang tela baku, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan.
Menurut Patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahw manfaat observasi adalah
sebagai berikut.
1.) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik
atau menyeluruh.
2.) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi
oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka
kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
3.) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati
orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah
dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4.) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara kerena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
1.) 5) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar pesepsi
responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif.
5.) Melalui pengamatan di lapangan, peniliti tidak hanya mengumpulkan daya yang
kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi
sosial yang diteliti.
9. Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley
dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku),
dan activities (aktivitas).
1.) Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
2.) Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
3.) Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung.
Tiga elemen utama tersebut, dapat diperluas, sehingga apa yang dapat kita amati
adalah:
1) Space: ruang dalam aspek fisiknya.
2) Actor: yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi sosial.
3) Activity: yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang.
4) Object: yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu.
5) Act: yaitu perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu.
6) Event: yaitu rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang.
7) Time: yaitu urutan kegiatan.
8) Goal: yaitu tujuan yang ingin dicapai orang-orang.
9) Feeling: emosi yang dirasakan dan diekspresikan oleh orang-orang.
Menurut Spradley (1980) tahapan observasi ada tiga yaitu 1) observasi deskriptif, 2)
observasi terfokus 3) observasi terseleksi, adalah sebagai berikut :
1.) Observasi deskripsif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial
tertentu sebagai obyek penelitian. Peneliti melakukan penjelajahan umum, dan
menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan
dirasakan. Semua data direkam, oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan
dalam keadaan yang belum tertata.
2.) Observasi Terfokus
Pada tahapan ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu
observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.
3.) Observasi terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial
terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-
10. kontras/ perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara
satu kotegori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah
dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis. Menurut Spradley,
observasi terseleksi ini masih dinamakan mini tour observation.
2. Pengumpulan data dengan wawancara/interview
Esterberg (2002) mendefinisikan interview/ Wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dakan suatu topik tertentu.
a. Macam-macam Interview/wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu
wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh.
2) Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept
interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak
yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
3) Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di
mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
b. Langkah-langkah wawancara
Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif, yaitu
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2) Menyiapkan pokok-pok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3) Mengawali atau membuka alur wawancara
4) Melangsungkan alur wawancara
5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
11. 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
c. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam Molleong (2002) menggunakan enam jenis pertanyaan
yang saling berkaitan yaitu:
1.) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2.) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3.) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4.) Pertanyaan tentang pengetahuan
5.) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6.) Pertanyaan berkaitan dengan Latar Belakang atau Demografi
d. Alat-alat wawancara
1. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber
data. Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat digunakan
untuk membantu mencatatn data hasil wawancara.
2. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua semua percakapan atau
pembicaraan. Penggunaan tap recorder dalam wawancara perlu memberi tahu
kenapa informan apakah dibolehkan atau tidak.
3. Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan
keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan
pengumpulan data.
3. Pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan.
4. Triangulasi
Pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas
data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber lain.