SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
PENANGANAN,
PENYIMPANAN DAN
PEMUSNAHAN SAMPEL
MIKROBIOLOGI
Dosen Pengampu :
Tiara Dini Harlita, S.S.T., M.Si.
PENDAHULUAN
 Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian penting dari
rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui penyebab
penyakit, menilai perkembangan penyakit setelah diberikan
pengobatan.
 Untuk mengetahui penyebab atau perkembangan penyakit
infeksi, diusahakan isolasi dan identifikasi mikroorganisme
spesimen yang diambil.
 Hasil pemeriksaan digunakan sebagai pedoman dalam
pengobatan, perawatan, atau tindakan lainnya pada klien.
 Spesimen merupakan bagian terpenting dalam mengawali
suatu pemeriksaan, karena hasil pemeriksaan laboratorium
tidak akan lebih baik dari mutu spesimen yang diperoleh.
 Dalam pemeriksaan mikrobiologi, adanya cemaran mikroba
bukan penyebab infeksi akan sangat mengganggu.
Sebaliknya mikroba penyebab harus dapat diperoleh dan
dipertahankan hidup.
 Oleh karena itu, teknik pengambilan/pengumpulan
spesimen, penyimpanan, dan pengiriman/transportasi
spesimen yang baik merupakan salah satu faktor penentu
mutu pemeriksaan
Lanjutan ...
Lanjutan ...
 Untuk pengambilan dan penanganan sampel uji parameter
mikrobiologi, diperlukan cara khusus yang lebih rumit jika
dibandingkan dengan cara untuk uji parameter kimia pada
umumnya.
 Hal ini disebabkan karakteristik sampel mikrobiologi yang
sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan
kontaminasi.
 Selain dituntut untuk menguasai teknik pengambilan sampel,
tenaga pengambil sampel juga harus memahami sifat-sifat
sampel mikrobiologi yang mengharuskan diterapakannya
kondisi aseptis.
PRINSIP PENGAMBILAN SPESIMEN
•Mewakili proses pemeriksaan yang dikehendaki dan ada kaitannya
dengan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit), tanpa
memandang asal/jenis spesimen.
1. Pengambilan sampel harus representatif
•Untuk mencegah pencemaran, spesimen harus segera dikirimkan
ke laboratorium
2. Spesimen dalam wadah/tempat steril yang dapat ditutup
dengan baik dan tidak bocor
•Berikan penjelasan dan arahan yang cukup, agar spesimen yang
diambil sesuai dengan kebutuhan
3. Perlu diperhatikan kenyamanan dan privasi pasien
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Jenis spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan yang akan
dilakukan
• Disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan
pemeriksaan, agar didapatkan hasil yang tepat dan
meyakinkan.
• Untuk demam tifoid – Gall culture – pengambilan darah
dilakukan pada minggu pertama proses penyakit
• Untuk microfilaria Wuchereria bacrofti – pengambilan
darah malam hari
• Untuk Plasmodium sp. – pengambilan darah dilakukan
saat demam
• Untuk kasus keracuan – bahan muntahan diambil
secepatnya
2. Waktu pengambilan spesimen
Lanjutan ...
• Jumlah spesimen yang diambil disesuaikan dengan
kebutuhan.
3. Jumlah atau banyaknya spesimen
• Tempat penampungan spesimen harus memenuhi
syarat bersih atau steril.
• Sebaiknya dilakukan sterilisasi (autoklaf)
• Tidak dianjurkan memakai antiseptik atau desinfektan
• Wadah yang digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan
4. Tempat penyimpanan spesimen
Lanjutan ...
• Tiap spesimen atau bahan pemeriksaan yang
dikirim ke laboratorium harus disertai dengan surat
pengantar atau blanko permintaan pemeriksaan
yang meliputi:
• Nama lengkap, jenis kelamin, umur, serta alamat;
• Tanggal pengambilan spesimen;
• Jenis spesimen (darah, urin, pus dan lain-lain);
• Jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya bahan:
feses, jenis pemeriksaan: Shigella, Salmonella,
Cholera;
1. Pengantar pemeriksaan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGIRIMAN SPESIMEN
• Asal spesimen: hasil muntahan, rectum (rectal swab),
tenggorokan;
• Keterangan klinik klien, lebih baik ditambahkan sedikit
tentang riwayat penyakit sudah mendapat pengobatan atau
belum, kalau sudah maka disebutkan jenis obat yang telah
dikonsumsi;
• Nama, alamat pengirim serta tanda tangannya.
Lanjutan ... Pengantar pemeriksaan
• Waktu pengiriman tidak boleh terlalu lama, untuk
menghindari rusaknya spesimenyang dikirim.
2. Waktu pengiriman
Lanjutan ...
• Harus diusahakan supaya spesimen yang dikirim
tidak mengalami kerusakan dan tetap murni,
misalnya tempat harus steril, ditutup dengan rapat
supaya tidak terjadi kontaminasi dengan
mikroorganisme lain dan tidak mengalami
kerusakan dalam perjalanan.
3. Keamanan spesimen
PEMBAGIAN SPESIMEN
• Spesimen non-invasif
• Urin, sputum, feses, luka. Relatif mudah diambil
ulang jika terjadi kesalahan identifikasi.
• Spesimen invasif
• Kultur darah, cairan tubuh steril, cairan amnion,
spesimen yang diambil dalam kamar operasi
(tetap diperiksa dengan persetujuan klinisi meski
tidak memenuhi kriteria spesimen)
Berdasarkan cara pengambilan :
• Kritikal/invasif: cairan otak, darah, katub jantung,
cairan perikardial, cairan amnion, BAL, cairan
vitreus/aqueus.
• Tidak diawetkan (dapat menyusut atau tumbuh):
sputum, jaringan, feses, cairan tubuh, aspirasi luka,
pus dan tulang.
• Kuantitatif : diperlukan akurasi dalam jumlah
penyebab infeksi: urin, jaringan kuantitatif, tip kateter.
• Perlu pengawet atau penyimpanan khusus: misalnya
pemeriksaan bakteri anaerob.
Berdasarkan prioritas :
Lanjutan ...
KRITERIA PENOLAKAN SPESIMEN
 Label yang tidak sesuai/tanpa label
 Waktu pengambilan dan penerimaan di laboratorium melebihi
ketentuan
 Tempat penampungan yang tidak sesuai/tidak steril
 Tempat penampungan bocor
 Kontaminasi orofaring pada sputum
 Kontaminasi benda asing yang jelas
 Spesimen ganda yang diserahkan pada hari yang sama untuk
permintaan sama (kecuali darah).
 Spesimen yang dikirim dan yang ditulis pada lembar permintaan
tidak sesuai.
 Jumlah bahan pemeriksaan yang tidak memadai
 Swab kering
Lanjutan ...
Bila spesimen memenuhi kriteria penolakan, segera
diinformasikan kepada klinisi yang mengirim.
Bila dilanjutkan, harus mendapatkan persetujuan tertulis
yang ditanda tangani oleh klinisi yang bersangkutan
SPESIMEN DARAH
Untuk semua bakteri :
 Sebanyak 5 cc darah dimasukkan ke dalam 50 cc BHI
broth/Glukosa Tryptose broth ( 1 : 10). Jika untuk anak-anak
dapat digunakan perbandingan yang lebih kecil.
 Inkubasi 24 jam 37 °C.
Untuk Salmonella :
 Darah diambil ketika panas badan pasien sudah 1 minggu
atau lebih. Gall (bekuan darah) khusus untuk Salmonella.
Bekuan darah dicampur dengan media Bile Salt (kaldu
empedu) dengan perbandingan 2-3 cc darah : 10-15 cc kaldu.
Lanjutan ...
Pedoman
Alat/Volume
Minimal
Transport Penyimpanan
• Diambil saat suhu badan
naik
• Bakteremia intermiten
diambil 2-3 kali, interval
24 jam
• Diambil dari 2 tempat
yang berbeda
• Diambil secara aseptik,
langsung dimasukkan ke
medium kultu darah
• Bila medium tidak
tersedia beri
antikoagulan polyanitol
sulfonat (SPS) 0,05%
Vial kultur darah
Dewasa : 10-20 ml
Anak : 1 – 5 ml
Bayi : 1 – 3 ml
≤ 2 jam,
suhu
ruang
≤ 24 jam, suhu
ruang
SPESIMEN URIN
 Paling baik diambil urin pagi sewaktu setelah bangun tidur.
 Jika bukan urin pagi, sebaiknya pasien diminta untuk
menahan kencingnya minimal 4 jam sebelum pengambilan
spesimen.
 Saat pengambilan spesimen perlu dicegah pemajanan dengan
flora normal sekitar uretra atau perineum.
 Pemeriksaan spesimen urin harus segera dikerjakan, sebelum
2 jam.
Lanjutan ...
• Volume minimal 10-20 ml urin
• Persiapan :
• Cuci orificium urethra memakai detergen lunak –
bilas larutan salin (NaCl 0,9%) steril.
• Buang pancaran urin awal, kemudian tampung
pancaran berikutnya memakai tabung steril.
• Urin terakhir dibuang
Urin Pancaran Tengah (Mid Stream)
Lanjutan ...
• Volume minimal 10-20 ml urin
• Setelah diperiksa bahwa kantong kemih penuh benar
dilakukan dengan cara aspirasi secara steril
menggunakan jarum suntik 10-15 ml
• Terlebih dahulu lakukan asepsis dan aseptik pada
daerah sekitar suprapubik, kemudian lakukan
penusukan secara tegak lurus sampai menembus
vesica-urinaria.
• Setelah itu lakukan aspirasi untuk mengambil urin.
Lakukan dengan hati-hati jangan kena pembuluh
darah
Pungsi Suprapubik
Lanjutan ...
Pedoman
Alat/
Volume
Minimal
Transport Penyimpanan
Terbaik : urin pertama
pagi hari, meskipun urin
sewaktu juga dapat
digunakan
Pengambilan urin: urin
pancaran tengah, urin
kateter, pungsi suprapubik
Urin pancaran tengah
diambil secara aseptik
Urin kateter diambil dari
sampling port (langsung
dari vesika urinaria)
Pot bermulut
lebar steril, ≥
1 ml, atau kit
transport
urin, urin
bag (untuk
bayi)
Tanpa
pengawet:
≤ 2 jam,
suhu ruang
Dengan
pengawet:
< 24 jam
suhu ruang.
Cantumkan
nama/ jenis
pengawetny
a)
Bila pengiriman
urin tidak dapat
secepatnya
langsung dikirim
ke laboratorium,
simpan dalam
lemari pendingin
dengan suhu 4°C,
≤ 24 jam atau
dengan pengawet
SPESIMEN FESES
 Untuk mendeteksi Vibrio, Salmonella, Shigella, Yersenia
Enterocolitica, Campylobacter.
 Waktu pengambilan : sebelum pasien mendapatkan
pengobatan antibiotik , dan diambil sewaktu-waktu dan juga
saat diare akut.
 Feses dapat diambil dari rektum atau ditampung
 Tempat penampungan feses tidak boleh ada desinfektan.
Lanjutan ...
• Posisikan pasien dalam kondisi tidur telungkup/miring
dengan kaki ditekuk. Dalam keadaan darurat boleh
diambil berdiri dengan posisi menungging.
• Gunakan selalu sarung tangan
• Lebarkan anus dengan tangan kiri dan dengan tangan
kanan memasukkan lidi kapas ke dalam rektum
perlahan-lahan sebelumnya diputar searah jarum jam
sampai didapatkan feses. Kemudian ditarik sambil
diputar pula. Gunakan 2-3 lidi kapas.
• Masukkan sampel pada lidi kapas ke dalam medium
Cary-Blair.
Cara pengambilan dari rektum
Lanjutan ...
• Lidi kapas dalam medium transport harus sampai di
laboratorium dalam waktu 48 jam
• Feses tanpa pengawet dalam 2 jam sudah sampai di
laboratorium
• Feses untuk pemeriksaan biakan kuman tidak boleh
ada pengawet
• Lidi kapas dalam medium transport tahan selama 36
jam dalam suhu kamar
Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Feses
Lanjutan ...
Pedoman
Alat/ Volume
Minimal
Transport
Penyim-
panan
• Spesimen berupa
feses segar, bila
tidak
memungkinkan
dapat diambil usap
rektal
• Jangan tercampur
dengan air kloset
atau urin
Pot steril
mulut lebar ,
≥ 1-2 gram
Tabung steril
untuk usap
rektal
Tanpa pengawet, ≤ 1 jam,
suhu ruang (idealnya
tidak lebih dari 30 menit
setelah buang air besar.
Medium transport
modifikasi Cary-Blair,
Struart, Amies, kaldu
gliserol salin pH 7,4
Medium transport
spesial seperti air
alkaline pepton untuk
isolasi Vibrio sp.
≤ 24 jam,
suhu
ruang
> 24 jam,
4°C
SPESIMEN SPUTUM
• Dahak Sewaktu Hari-1 (A)
• Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien
berkunjung pertama kali.
• Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk
pengumpulan dahak pagi hari berikutnya
• Dahak Pagi (B)
• Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari
setelah bangun tidur dan membawa sampel dahaknya
ke laboratorium
• Dahak Sewaktu Hari-2 (C)
• Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di
laboratorium pada saat pasien kembali ke laboratorium
pada hari kedua saat membawa dahak pagi (B)
Pengumpulan Spesimen Sputum
SPESIMEN SPUTUM
• Batuk spontan dan dalam
• Batuk dengan ekspektoran
• Aspirasi paru, trakheal/ transtrakheal
• Spesimen bronchoscopy
Pengambilan Spesimen Sputum
• Spesimen sputum dikirim ke laboratorium
bakteriologis untuk kultur Mycobacterium tuberculosis,
uji resistensi obat anti-tuberkulosis, dan inokulasi
bakteri ini ke hewan pengerat sejenis Hamster.
• Spesimen harus disimpan di dalam medium
transport, dan segera dikirim ke laboratorium.
• Lama penyimpanan maksimum 10 hari.
Pengiriman Spesimen Sputum
Lanjutan ...
Pedoman
Alat/ Volume
Minimal
Transport Penyimpanan
Ambil sputum
pertama pagi hari
setelah bangun tidur,
sebelum menggosok
gigi atau sputum
sewaktu
Pot steril ≥ 1
ml
≤ 2 jam, suhu
ruang
≤ 24 jam, suhu
ruang
Ingatkan penderita
bahwa yang diminta
adalah dahak, bukan
air liur atau ludah.
Jelaskan cara
mengelurkan dahak
yang benar.
• Tekan lidah ke bawah dengan spatula lidah.
Perhatikan bagian belakang tenggorokan.
• Periksa dengan cermat apakah terdapat tanda-
tanda peradangan dan eksudat, pus endapan
membranosa, atau ulkus.
• Usap area yang terinfeksi dengan kapas swab
steril. Swab ini jangan sampai terkontaminasi
oleh saliva. Taruh kembali swab tersebut di
dalam tabung reaksi steril.
Pengumpulan Spesimen Swab Tenggorokan
SPESIMEN SWAB TENGGOROKAN
• Untuk pemeriksaan rutin
• Sehabis mengambil spesimen, taruh kembali swab
kapas tersebut di dalam tabung reaksi steril
sesegera mungkin.
• Untuk konfirmasi infeksi Corynebacterium diphtheriae
• Spesimen yang akan dikirim harus dimasukkan ke
dalam tabung steril berisi serum beku (tabung ini
harus disimpan di dalam kulkas).
• Torehkan swab pada permukaan serum, tabung
dimiringkan, mulai dari bagian dasar ke bagian atas
dan jangan ditekan.
• Lama penyimpanan maksimum 24 jam.
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan
Lanjutan ...
• Untuk deteksi meningokokus
• Dilakukan untuk mengidentifikasi karier
meningokokus.
• Menggunakan medium transport khusus
seperti medium transport Stuart modifikasi.
• Torehkan swab pada permukaan medium, dari
sisi tabung yang satu ke sisi tabung yang
lainnya, mulai dari bagian dasar tabung.
• Sampel dikirimkan dihari yang sama.
• Lama penyimpanan maksimum 3 hari.
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan
Lanjutan ...
Lanjutan ...
Pedoman Transport Penyimpanan
Tekan lidah dengan
spatula, lidah tetap di
dalam mulum dan
terangilah tenggorokan,
dengan lidi kapas steril
usap kedua tonsil, faring
posterior, dan jika ada
daerah eksudasi atau
ulserasi
Usahakan agar swab tidak
menyentuh lidah, bibir,
vulva.
Beri label dari mana
spesimen itu diambil (tonsil
kiri/kanan)
Swab kering sesegera
mungkin, ≤ 1 jam.
Dalam keadaan basah tidak
boleh ≥ 18 jam pada suhu
kamar.
Dalam pengiriman bahan
harus terlindung dari sinar
matahari.
> 1 jam : dianjurkan memakai
medium transport
Bila diatas
1 jam , 4°C.
Bila tertunda
basahi usapan
lidi kapas
dengan air
garam fisiologis
steril 2 tetes.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar, spesimen
tahan 18 jam.
Memakai
medium
transport.
SPESIMEN PUS/LUKA
Pedoman
Alat/Volume
minimal
Transport
Penyim-
panan
Diambil dari
bagian dalam luka,
dengan aspirasi,
biopsi, kerokan,
Swab setelah
permukaan kulit
dibersihkan
dengan antiseptik
dan dicuci dengan
air salin steril.
Pada label tuliskan
organ asal pus
Tempat : wadah
steril
Swab : digunakan
medium transport
Wadah bermulut
lebar steril. Dengan
disposible syringe.
Kateter plastik.
≤ 1-2 jam, suhu
ruang, harus sudah
sampai di
laboratorium.
Menggunakan
medium transport
(Sturart, Amies,
Anaerob transport)
≤ 24 jam,
suhu
ruang
SPESIMEN SWAB HIDUNG
Pedoman
Alat/Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Masukkan kapas
lidi, minimal 1 cm
ke dalam lubang
hidung.
Ambil sampel
pada mukosa
dengan memutar
kapas lidi steril
perlahan selama
10-15 detik.
Wadah
steril/tabung
steril/media
transport.
Kirim sesegera
mungkin, jangan
didinginkan. Swab
jangan sampai kering.
Swab yang telah
dibasahi dengan air
garam fisiologis harus
sudah sampai di
laboratorium dalam
waktu ≥ 18 jam.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium
transport.
Spesimen harus
terlindung dari sinar
matahari.
Dalam kondisi
basah pada
suhu kamar
spesimen
tahan selama
18 jam.
• Pasien disuruh berbaring dengan posisi kedua lutut
ditekuk
• Masukkan spekulum steril dengan hati-hati dan spekulum
dibuka
• Masukkan kapas lidi steril dan oleskan pada daerah
endoserviks (dapat digunakan 2-3 lidi kapas).
• Gerakkan lidi kapas secara melingkar ke kanan dan
diamkan beberapa saat untuk pewarnaan.
• Oleskan pada kaca objek utk pengecatan, utk jamur
masukkan lidi kapas pada larutan KOH 10 % steril, utk
pemeriksaan Trichomonas vaginalis masukkan ke garam
fisiologis (PZ) steril.
Cara Pengambilan Sekret Vagina
SPESIMEN SEKRET VAGINA
Pedoman
Alat/
Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Swab : diambil secara
aseptik dari bagian dalam
vagina, serviks yang
berlendir atau
berdarah/aspirasi bila
ada pus/swab genital
ulcer.
Sebaiknya menggunakan
cocor bebek dan sarung
tangan untuk
pengambilan sekret
vagina.
Swab menggunakan
kapas lidi steril
dimasukkan ke vagina
dan putar searah jarum
jam, kemudian tarik
Wadah
steril/
tabung
steril/
medium
transport.
Kirim sesegera mungkin,
jangan didinginkan. Swab
jangan sampai kering.
Swab yang telah dibasahi
dengan medium cair
thyoglicolate steril. Dalam
medium transport tidak boleh
dimasukkan dalam frezzer.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium transport
(Stuart, Amies, Amies dengan
Charcoal khusus Neisseria
gonorrhoeae, anaerob
transport)
Spesimen harus terlindung
dari sinar matahari.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar spesimen
tahan selama 18
jam.
Lanjutan ...
• Bersihkan lubang kemaluan dengan lidi kapas
• Dengan tekanan yang ringan pada alat kemaluan
diurut dari bagian pangkal ke arah ujung (belakang
ke depan)
• Pengambilan 2-3 lidi kapas, untuk kultur masukkan
pada medium Transgrow atau Stuart, atau langsung
pada medium Thayer Martin dgn CO2 5 -10 %.
• Sekret yang didapat dioleskan pada kaca objek
kemudian dilebarkan, sehingga didapat sediaan yang
cukup tipis.
Cara Pengambilan Sekret Uretra
SPESIMEN SEKRET URETRA
Pedoman
Alat/
Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Swab : diambil secara
aseptik dari bagian yang
berlendir atau
berdarah/aspirasi bila
ada pus/swab genital
ulcer.
Sebaiknya menggunakan
sarung tangan untuk
pengambilan sekret
uretra.
Swab menggunakan
kapas lidi steril
dimasukkan ke uretra
distal dan putar searah
jarum jam, kemudian
tarik eksudat yang ada di
distal uretra.
Wadah
steril/
tabung
steril/
medium
transport.
Kirim sesegera mungkin,
jangan didinginkan. Swab
jangan sampai kering.
Swab yang telah dibasahi
dengan medium cair
thyoglicolate steril. Dalam
medium transport tidak boleh
dimasukkan dalam frezzer.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium transport
(Stuart, Amies, Amies dengan
Charcoal khusus Neisseria
gonorrhoeae, anaerob
transport)
Spesimen harus terlindung
dari sinar matahari.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar spesimen
tahan selama 18
jam.
Lanjutan ...
• Bersihkan sekitar kelopak mata dengan lidi kapas
steril yang telah dibasahi dengan PZ
• Oleskan lidi kapas pada nanah pada mata ke kiri dan
ke kanan dan diamkan beberapa saat untuk
penyerapan.
• Oleskan pada kaca objek, kemudian warnai dengan
Pengecatan Gram dan kapas yang lain masukkan
pada media penyubur untuk kultur.
Cara Pengambilan Sekret Mata
SPESIMEN SEKRET MATA
Pedoman
Alat/
Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Swab : diambil secara
aseptik dari bagian dalam
konjungtiva/ bila ada pus
swab daerah tersebut atau
aspirasi bila
memungkinkan.
Sebaiknya menggunakan
sarung tangan dan
masker untuk
pengambilan sekret mata.
Swab dilakukan dengan
kapas lidi steril / swab
eksudat / pus yang ada
di bagian mata.
Wadah
steril/
tabung
steril/
medium
transport.
Kirim sesegera mungkin,
jangan didinginkan. Bila
tertunda, usaplah dengan
kapas lidi steril yang dibasahi
aquadest steril 2 tetes. Dalam
medium transport tidak boleh
dimasukkan dalam frezzer.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium transport
(Stuart, Amies, Amies dengan
Charcoal khusus Neisseria
gonorrhoeae, anaerob
transport)
Spesimen harus terlindung
dari sinar matahari.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar spesimen
tahan selama 18
jam.
Lanjutan ...
SPESIMEN SEKRET TELINGA
 Setiap saat boleh diambil
 Cara pengambilan :
 Diambil dengan menggunakan lidi kapas (2-3 lidi kapas),
kemudian masukkan pada medium Cary- Blair.
 Rambut yang sakit dicabut dengan menggunakan pinset
 Letakkan pada wadah yang bersih dan steril
 Cara pemeriksaan :
 Teteskan 1-2 tetes KOH 10 %, letakkan sampel diatasnya,
tutup cover glass, biarkan 15 menit/dihangatkan di atas
nyala api beberapa detik untuk mempercepat proses lisis.
 Periksa di mkroskop lensa objektif 10x, kemudian 40x
SPESIMEN RAMBUT
 Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan alkohol 70%
untuk menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya
serta kuman yang ada diatasnya. Biarkan sampai kering
 Keroklah di bagian yangg tersangka jamur dgn pisau kecil
dengan arah dari atas ke bawah dengan cara memegang
pisau kecil harus miring membentuk sudut 45 oC
 Letakkan hasil kerokan tersebut pada wadah yang bersih
SPESIMEN KEROKAN KULIT
 Bersihkan kuku yang sakit dengan alkohol 70% untuk
menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya serta
kuman yang ada diatasnya. Biarkan sampai kering
 Keroklah kuku yang sakit pada bagian permukaan dan
bagian bawah kuku yang sakit, bila perlu kuku tersebut
digunting
 Letakkan pada wadah yang bersih dan steril
SPESIMEN KEROKAN/GUNTINGAN KUKU
REITZ SERUM
(Mycobacterium leprae)
Lokasi :
 Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.
 Kulit muka sebaiknya dihindarkan karena alasan kosmetik,
kecuali jika tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain.
 Tempat yang sering diambil :
 Cuping telinga
 Lengan
 Punggung
 Bokong
 Paha
 Jumlah pengambilan sediaan apus jaringan kulit minimal
dilaksanakan di tiga tempat :
 Cuping telinga kiri
 Cuping telinga kanan
 Bercak yg plg aktif
Lanjutan ...
 Cara pengambilan :
 Siapkan kaca objek, tulis identitas pasien dengan pensil pada
bagian ujung object glass.
 Permukaan kulit pada bagian yang akan diambil dibersihkan
dengan kapas alkohol 70 %.
 Jepitlah kulit pada bagian tersebut dengan forcep atau jari
tangan untuk menghentikan aliran darah ke bagian tsb.
 Dengan pisau kecil steril (pisau celup spiritus kemudian
dibakar) kulit disayat sedikit ± 5 mm, dalamnya 2 mm agar
mencapai dermis. Bila terjadi perdarahan, bersihkan dengan
kapas.
 Kerokan tepi dan dasar sayatan secukupnya dengsn
menggunakan punggung mata pisau sampai didapat semacam
bubur jaringan dari dermis & epidermis, kemudian kumpulkan
dengan skalpel pada kaca objek.
Lanjutan ...
PEMUSNAHAN SEDIAAN/PREPARAT
 Sediaan yang telah selesai digunakan dimasukkan ke dalam
cairan desinfektan (Alkohol, Lisol) selama 1 hari 1 malam.
Kemudian dibilas dengan air mengalir. Setelah itu ditiriskan
dan setelah kering object glass dibersihkan kembali dengan
kapas alkohol.
PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN
Alat dan bahan
Larutan lisol, Gelas ukur, Ember berisi air, Ember/baskom,
Kreolin
Prosedur pelaksanaan
Larutan lisol/kreolin 0,5%
Campurkan 5 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air.
Larutan lisol/kreolin 2% sampai 3%
Campurkan 20 cc sampai 30 cc lisol/kreolin ke dalam 1
liter air.
PEMUSNAHAN MEDIA KULTUR
 Destruksi
 Merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan
mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme
sebelum dilakukan pencucian.
 Bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme
yang terdapat pada alat-alat yang telah digunakan saat
percobaan.
 Umumnya dilakukan dengan memasukkan semua wadah
atau alat hasil percobaan ke dalam autoklaf, kemudian
diaktifkan pada suhu 121°C selama 30 menit.
 Kemudian direndam dalam desinfektan, bilas dan
keringkan.
PEMUSNAHAN URIN, DARAH,
SPUTUM, dan FESES
 Urin yang telah selesai diperiksa maupun sisa dari yang akan
diperiksa dibuang di wastafel sambil dialiri dengan air.
 Darah sisa pemeriksaan ditampung dalam suatu wadah,
setelah itu diolah oleh petugas penanganan sampel.
 Sputum dan feses sisa dari pemeriksaan dimusnahkan
dengan cara menimbun/mengubur sampel tersebut di
tempat tertentu yang telah disediakan.

More Related Content

What's hot

Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKArini Utami
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesAmat Rajasa
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar SitohistoteknologiBahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar SitohistoteknologiRisa Wahyuningsih
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4tristyanto
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 

What's hot (20)

Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar SitohistoteknologiBahan Ajar Sitohistoteknologi
Bahan Ajar Sitohistoteknologi
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
Persiapan pengambilan spesimen.bag.4
 
Diagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinikDiagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinik
 
Pemusnahan sampel
Pemusnahan sampelPemusnahan sampel
Pemusnahan sampel
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 

Similar to Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel

Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimenpjj_kemenkes
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen pjj_kemenkes
 
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptPertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptDaniPatrick2
 
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmaspelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmasrisa677527
 
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxMIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxTheopilus Lay
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darahBiomedis Teknisi
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darahBiomedis Teknisi
 
ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineSantos Tos
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...ssuser72cb6d
 
Specimen collection, shipment, receipt and processing.pdf
Specimen collection, shipment, receipt and processing.pdfSpecimen collection, shipment, receipt and processing.pdf
Specimen collection, shipment, receipt and processing.pdfindradwinata2
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmSudeArtYas1
 
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptPengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptStHadijah
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxAngeliaSaveqLiriaLai
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineSantos Tos
 
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxDesywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxKennyJap1
 

Similar to Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel (20)

Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptPertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
 
Penatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimenPenatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimen
 
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmaspelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
 
1. Stool Culture.ppt
1. Stool Culture.ppt1. Stool Culture.ppt
1. Stool Culture.ppt
 
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxMIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urine
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
 
Specimen collection, shipment, receipt and processing.pdf
Specimen collection, shipment, receipt and processing.pdfSpecimen collection, shipment, receipt and processing.pdf
Specimen collection, shipment, receipt and processing.pdf
 
Makalah cairan otak
Makalah cairan otakMakalah cairan otak
Makalah cairan otak
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
 
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptPengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptxRUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
RUANG LINGKUP PK FK-UMI Nov 22 (2).pptx
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptxDesywar Pra analitik kimia klinik.pptx
Desywar Pra analitik kimia klinik.pptx
 

More from AhmadPurnawarmanFais (20)

Pertemuan 16
Pertemuan 16Pertemuan 16
Pertemuan 16
 
Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15
 
Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
 
Pertemuan 13
Pertemuan 13Pertemuan 13
Pertemuan 13
 
Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12
 
Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
Suppositoria
SuppositoriaSuppositoria
Suppositoria
 
Aerosol
AerosolAerosol
Aerosol
 
Power point ikm 12
Power point   ikm 12Power point   ikm 12
Power point ikm 12
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Identifikasi senyawa
Identifikasi senyawaIdentifikasi senyawa
Identifikasi senyawa
 
Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)
 
Kristalisasi
KristalisasiKristalisasi
Kristalisasi
 
Materi 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv cMateri 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv c
 
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologiBhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
 
Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)
 
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel   mikrobaPertumbuhan dan penghitungan sel   mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
 
Materi 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem ivMateri 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem iv
 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 

Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel

  • 1. PENANGANAN, PENYIMPANAN DAN PEMUSNAHAN SAMPEL MIKROBIOLOGI Dosen Pengampu : Tiara Dini Harlita, S.S.T., M.Si.
  • 2. PENDAHULUAN  Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian penting dari rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui penyebab penyakit, menilai perkembangan penyakit setelah diberikan pengobatan.  Untuk mengetahui penyebab atau perkembangan penyakit infeksi, diusahakan isolasi dan identifikasi mikroorganisme spesimen yang diambil.  Hasil pemeriksaan digunakan sebagai pedoman dalam pengobatan, perawatan, atau tindakan lainnya pada klien.
  • 3.  Spesimen merupakan bagian terpenting dalam mengawali suatu pemeriksaan, karena hasil pemeriksaan laboratorium tidak akan lebih baik dari mutu spesimen yang diperoleh.  Dalam pemeriksaan mikrobiologi, adanya cemaran mikroba bukan penyebab infeksi akan sangat mengganggu. Sebaliknya mikroba penyebab harus dapat diperoleh dan dipertahankan hidup.  Oleh karena itu, teknik pengambilan/pengumpulan spesimen, penyimpanan, dan pengiriman/transportasi spesimen yang baik merupakan salah satu faktor penentu mutu pemeriksaan Lanjutan ...
  • 4. Lanjutan ...  Untuk pengambilan dan penanganan sampel uji parameter mikrobiologi, diperlukan cara khusus yang lebih rumit jika dibandingkan dengan cara untuk uji parameter kimia pada umumnya.  Hal ini disebabkan karakteristik sampel mikrobiologi yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan kontaminasi.  Selain dituntut untuk menguasai teknik pengambilan sampel, tenaga pengambil sampel juga harus memahami sifat-sifat sampel mikrobiologi yang mengharuskan diterapakannya kondisi aseptis.
  • 5. PRINSIP PENGAMBILAN SPESIMEN •Mewakili proses pemeriksaan yang dikehendaki dan ada kaitannya dengan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit), tanpa memandang asal/jenis spesimen. 1. Pengambilan sampel harus representatif •Untuk mencegah pencemaran, spesimen harus segera dikirimkan ke laboratorium 2. Spesimen dalam wadah/tempat steril yang dapat ditutup dengan baik dan tidak bocor •Berikan penjelasan dan arahan yang cukup, agar spesimen yang diambil sesuai dengan kebutuhan 3. Perlu diperhatikan kenyamanan dan privasi pasien
  • 6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGAMBILAN SPESIMEN 1. Jenis spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan yang akan dilakukan
  • 7. • Disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan pemeriksaan, agar didapatkan hasil yang tepat dan meyakinkan. • Untuk demam tifoid – Gall culture – pengambilan darah dilakukan pada minggu pertama proses penyakit • Untuk microfilaria Wuchereria bacrofti – pengambilan darah malam hari • Untuk Plasmodium sp. – pengambilan darah dilakukan saat demam • Untuk kasus keracuan – bahan muntahan diambil secepatnya 2. Waktu pengambilan spesimen Lanjutan ...
  • 8. • Jumlah spesimen yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan. 3. Jumlah atau banyaknya spesimen • Tempat penampungan spesimen harus memenuhi syarat bersih atau steril. • Sebaiknya dilakukan sterilisasi (autoklaf) • Tidak dianjurkan memakai antiseptik atau desinfektan • Wadah yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan 4. Tempat penyimpanan spesimen Lanjutan ...
  • 9. • Tiap spesimen atau bahan pemeriksaan yang dikirim ke laboratorium harus disertai dengan surat pengantar atau blanko permintaan pemeriksaan yang meliputi: • Nama lengkap, jenis kelamin, umur, serta alamat; • Tanggal pengambilan spesimen; • Jenis spesimen (darah, urin, pus dan lain-lain); • Jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya bahan: feses, jenis pemeriksaan: Shigella, Salmonella, Cholera; 1. Pengantar pemeriksaan HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGIRIMAN SPESIMEN
  • 10. • Asal spesimen: hasil muntahan, rectum (rectal swab), tenggorokan; • Keterangan klinik klien, lebih baik ditambahkan sedikit tentang riwayat penyakit sudah mendapat pengobatan atau belum, kalau sudah maka disebutkan jenis obat yang telah dikonsumsi; • Nama, alamat pengirim serta tanda tangannya. Lanjutan ... Pengantar pemeriksaan • Waktu pengiriman tidak boleh terlalu lama, untuk menghindari rusaknya spesimenyang dikirim. 2. Waktu pengiriman Lanjutan ...
  • 11. • Harus diusahakan supaya spesimen yang dikirim tidak mengalami kerusakan dan tetap murni, misalnya tempat harus steril, ditutup dengan rapat supaya tidak terjadi kontaminasi dengan mikroorganisme lain dan tidak mengalami kerusakan dalam perjalanan. 3. Keamanan spesimen
  • 12. PEMBAGIAN SPESIMEN • Spesimen non-invasif • Urin, sputum, feses, luka. Relatif mudah diambil ulang jika terjadi kesalahan identifikasi. • Spesimen invasif • Kultur darah, cairan tubuh steril, cairan amnion, spesimen yang diambil dalam kamar operasi (tetap diperiksa dengan persetujuan klinisi meski tidak memenuhi kriteria spesimen) Berdasarkan cara pengambilan :
  • 13. • Kritikal/invasif: cairan otak, darah, katub jantung, cairan perikardial, cairan amnion, BAL, cairan vitreus/aqueus. • Tidak diawetkan (dapat menyusut atau tumbuh): sputum, jaringan, feses, cairan tubuh, aspirasi luka, pus dan tulang. • Kuantitatif : diperlukan akurasi dalam jumlah penyebab infeksi: urin, jaringan kuantitatif, tip kateter. • Perlu pengawet atau penyimpanan khusus: misalnya pemeriksaan bakteri anaerob. Berdasarkan prioritas : Lanjutan ...
  • 14. KRITERIA PENOLAKAN SPESIMEN  Label yang tidak sesuai/tanpa label  Waktu pengambilan dan penerimaan di laboratorium melebihi ketentuan  Tempat penampungan yang tidak sesuai/tidak steril  Tempat penampungan bocor  Kontaminasi orofaring pada sputum  Kontaminasi benda asing yang jelas  Spesimen ganda yang diserahkan pada hari yang sama untuk permintaan sama (kecuali darah).  Spesimen yang dikirim dan yang ditulis pada lembar permintaan tidak sesuai.  Jumlah bahan pemeriksaan yang tidak memadai  Swab kering
  • 15. Lanjutan ... Bila spesimen memenuhi kriteria penolakan, segera diinformasikan kepada klinisi yang mengirim. Bila dilanjutkan, harus mendapatkan persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh klinisi yang bersangkutan
  • 16. SPESIMEN DARAH Untuk semua bakteri :  Sebanyak 5 cc darah dimasukkan ke dalam 50 cc BHI broth/Glukosa Tryptose broth ( 1 : 10). Jika untuk anak-anak dapat digunakan perbandingan yang lebih kecil.  Inkubasi 24 jam 37 °C. Untuk Salmonella :  Darah diambil ketika panas badan pasien sudah 1 minggu atau lebih. Gall (bekuan darah) khusus untuk Salmonella. Bekuan darah dicampur dengan media Bile Salt (kaldu empedu) dengan perbandingan 2-3 cc darah : 10-15 cc kaldu.
  • 17. Lanjutan ... Pedoman Alat/Volume Minimal Transport Penyimpanan • Diambil saat suhu badan naik • Bakteremia intermiten diambil 2-3 kali, interval 24 jam • Diambil dari 2 tempat yang berbeda • Diambil secara aseptik, langsung dimasukkan ke medium kultu darah • Bila medium tidak tersedia beri antikoagulan polyanitol sulfonat (SPS) 0,05% Vial kultur darah Dewasa : 10-20 ml Anak : 1 – 5 ml Bayi : 1 – 3 ml ≤ 2 jam, suhu ruang ≤ 24 jam, suhu ruang
  • 18. SPESIMEN URIN  Paling baik diambil urin pagi sewaktu setelah bangun tidur.  Jika bukan urin pagi, sebaiknya pasien diminta untuk menahan kencingnya minimal 4 jam sebelum pengambilan spesimen.  Saat pengambilan spesimen perlu dicegah pemajanan dengan flora normal sekitar uretra atau perineum.  Pemeriksaan spesimen urin harus segera dikerjakan, sebelum 2 jam.
  • 19. Lanjutan ... • Volume minimal 10-20 ml urin • Persiapan : • Cuci orificium urethra memakai detergen lunak – bilas larutan salin (NaCl 0,9%) steril. • Buang pancaran urin awal, kemudian tampung pancaran berikutnya memakai tabung steril. • Urin terakhir dibuang Urin Pancaran Tengah (Mid Stream)
  • 20. Lanjutan ... • Volume minimal 10-20 ml urin • Setelah diperiksa bahwa kantong kemih penuh benar dilakukan dengan cara aspirasi secara steril menggunakan jarum suntik 10-15 ml • Terlebih dahulu lakukan asepsis dan aseptik pada daerah sekitar suprapubik, kemudian lakukan penusukan secara tegak lurus sampai menembus vesica-urinaria. • Setelah itu lakukan aspirasi untuk mengambil urin. Lakukan dengan hati-hati jangan kena pembuluh darah Pungsi Suprapubik
  • 21. Lanjutan ... Pedoman Alat/ Volume Minimal Transport Penyimpanan Terbaik : urin pertama pagi hari, meskipun urin sewaktu juga dapat digunakan Pengambilan urin: urin pancaran tengah, urin kateter, pungsi suprapubik Urin pancaran tengah diambil secara aseptik Urin kateter diambil dari sampling port (langsung dari vesika urinaria) Pot bermulut lebar steril, ≥ 1 ml, atau kit transport urin, urin bag (untuk bayi) Tanpa pengawet: ≤ 2 jam, suhu ruang Dengan pengawet: < 24 jam suhu ruang. Cantumkan nama/ jenis pengawetny a) Bila pengiriman urin tidak dapat secepatnya langsung dikirim ke laboratorium, simpan dalam lemari pendingin dengan suhu 4°C, ≤ 24 jam atau dengan pengawet
  • 22. SPESIMEN FESES  Untuk mendeteksi Vibrio, Salmonella, Shigella, Yersenia Enterocolitica, Campylobacter.  Waktu pengambilan : sebelum pasien mendapatkan pengobatan antibiotik , dan diambil sewaktu-waktu dan juga saat diare akut.  Feses dapat diambil dari rektum atau ditampung  Tempat penampungan feses tidak boleh ada desinfektan.
  • 23. Lanjutan ... • Posisikan pasien dalam kondisi tidur telungkup/miring dengan kaki ditekuk. Dalam keadaan darurat boleh diambil berdiri dengan posisi menungging. • Gunakan selalu sarung tangan • Lebarkan anus dengan tangan kiri dan dengan tangan kanan memasukkan lidi kapas ke dalam rektum perlahan-lahan sebelumnya diputar searah jarum jam sampai didapatkan feses. Kemudian ditarik sambil diputar pula. Gunakan 2-3 lidi kapas. • Masukkan sampel pada lidi kapas ke dalam medium Cary-Blair. Cara pengambilan dari rektum
  • 24. Lanjutan ... • Lidi kapas dalam medium transport harus sampai di laboratorium dalam waktu 48 jam • Feses tanpa pengawet dalam 2 jam sudah sampai di laboratorium • Feses untuk pemeriksaan biakan kuman tidak boleh ada pengawet • Lidi kapas dalam medium transport tahan selama 36 jam dalam suhu kamar Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Feses
  • 25. Lanjutan ... Pedoman Alat/ Volume Minimal Transport Penyim- panan • Spesimen berupa feses segar, bila tidak memungkinkan dapat diambil usap rektal • Jangan tercampur dengan air kloset atau urin Pot steril mulut lebar , ≥ 1-2 gram Tabung steril untuk usap rektal Tanpa pengawet, ≤ 1 jam, suhu ruang (idealnya tidak lebih dari 30 menit setelah buang air besar. Medium transport modifikasi Cary-Blair, Struart, Amies, kaldu gliserol salin pH 7,4 Medium transport spesial seperti air alkaline pepton untuk isolasi Vibrio sp. ≤ 24 jam, suhu ruang > 24 jam, 4°C
  • 26. SPESIMEN SPUTUM • Dahak Sewaktu Hari-1 (A) • Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien berkunjung pertama kali. • Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk pengumpulan dahak pagi hari berikutnya • Dahak Pagi (B) • Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari setelah bangun tidur dan membawa sampel dahaknya ke laboratorium • Dahak Sewaktu Hari-2 (C) • Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di laboratorium pada saat pasien kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa dahak pagi (B) Pengumpulan Spesimen Sputum
  • 27. SPESIMEN SPUTUM • Batuk spontan dan dalam • Batuk dengan ekspektoran • Aspirasi paru, trakheal/ transtrakheal • Spesimen bronchoscopy Pengambilan Spesimen Sputum
  • 28. • Spesimen sputum dikirim ke laboratorium bakteriologis untuk kultur Mycobacterium tuberculosis, uji resistensi obat anti-tuberkulosis, dan inokulasi bakteri ini ke hewan pengerat sejenis Hamster. • Spesimen harus disimpan di dalam medium transport, dan segera dikirim ke laboratorium. • Lama penyimpanan maksimum 10 hari. Pengiriman Spesimen Sputum
  • 29. Lanjutan ... Pedoman Alat/ Volume Minimal Transport Penyimpanan Ambil sputum pertama pagi hari setelah bangun tidur, sebelum menggosok gigi atau sputum sewaktu Pot steril ≥ 1 ml ≤ 2 jam, suhu ruang ≤ 24 jam, suhu ruang Ingatkan penderita bahwa yang diminta adalah dahak, bukan air liur atau ludah. Jelaskan cara mengelurkan dahak yang benar.
  • 30. • Tekan lidah ke bawah dengan spatula lidah. Perhatikan bagian belakang tenggorokan. • Periksa dengan cermat apakah terdapat tanda- tanda peradangan dan eksudat, pus endapan membranosa, atau ulkus. • Usap area yang terinfeksi dengan kapas swab steril. Swab ini jangan sampai terkontaminasi oleh saliva. Taruh kembali swab tersebut di dalam tabung reaksi steril. Pengumpulan Spesimen Swab Tenggorokan SPESIMEN SWAB TENGGOROKAN
  • 31. • Untuk pemeriksaan rutin • Sehabis mengambil spesimen, taruh kembali swab kapas tersebut di dalam tabung reaksi steril sesegera mungkin. • Untuk konfirmasi infeksi Corynebacterium diphtheriae • Spesimen yang akan dikirim harus dimasukkan ke dalam tabung steril berisi serum beku (tabung ini harus disimpan di dalam kulkas). • Torehkan swab pada permukaan serum, tabung dimiringkan, mulai dari bagian dasar ke bagian atas dan jangan ditekan. • Lama penyimpanan maksimum 24 jam. Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan Lanjutan ...
  • 32. • Untuk deteksi meningokokus • Dilakukan untuk mengidentifikasi karier meningokokus. • Menggunakan medium transport khusus seperti medium transport Stuart modifikasi. • Torehkan swab pada permukaan medium, dari sisi tabung yang satu ke sisi tabung yang lainnya, mulai dari bagian dasar tabung. • Sampel dikirimkan dihari yang sama. • Lama penyimpanan maksimum 3 hari. Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan Lanjutan ...
  • 33. Lanjutan ... Pedoman Transport Penyimpanan Tekan lidah dengan spatula, lidah tetap di dalam mulum dan terangilah tenggorokan, dengan lidi kapas steril usap kedua tonsil, faring posterior, dan jika ada daerah eksudasi atau ulserasi Usahakan agar swab tidak menyentuh lidah, bibir, vulva. Beri label dari mana spesimen itu diambil (tonsil kiri/kanan) Swab kering sesegera mungkin, ≤ 1 jam. Dalam keadaan basah tidak boleh ≥ 18 jam pada suhu kamar. Dalam pengiriman bahan harus terlindung dari sinar matahari. > 1 jam : dianjurkan memakai medium transport Bila diatas 1 jam , 4°C. Bila tertunda basahi usapan lidi kapas dengan air garam fisiologis steril 2 tetes. Dalam kondisi basah pada suhu kamar, spesimen tahan 18 jam. Memakai medium transport.
  • 34. SPESIMEN PUS/LUKA Pedoman Alat/Volume minimal Transport Penyim- panan Diambil dari bagian dalam luka, dengan aspirasi, biopsi, kerokan, Swab setelah permukaan kulit dibersihkan dengan antiseptik dan dicuci dengan air salin steril. Pada label tuliskan organ asal pus Tempat : wadah steril Swab : digunakan medium transport Wadah bermulut lebar steril. Dengan disposible syringe. Kateter plastik. ≤ 1-2 jam, suhu ruang, harus sudah sampai di laboratorium. Menggunakan medium transport (Sturart, Amies, Anaerob transport) ≤ 24 jam, suhu ruang
  • 35. SPESIMEN SWAB HIDUNG Pedoman Alat/Volume minimal Transport Penyimpanan Masukkan kapas lidi, minimal 1 cm ke dalam lubang hidung. Ambil sampel pada mukosa dengan memutar kapas lidi steril perlahan selama 10-15 detik. Wadah steril/tabung steril/media transport. Kirim sesegera mungkin, jangan didinginkan. Swab jangan sampai kering. Swab yang telah dibasahi dengan air garam fisiologis harus sudah sampai di laboratorium dalam waktu ≥ 18 jam. Bila > 1 jam dianjurkan memakai medium transport. Spesimen harus terlindung dari sinar matahari. Dalam kondisi basah pada suhu kamar spesimen tahan selama 18 jam.
  • 36. • Pasien disuruh berbaring dengan posisi kedua lutut ditekuk • Masukkan spekulum steril dengan hati-hati dan spekulum dibuka • Masukkan kapas lidi steril dan oleskan pada daerah endoserviks (dapat digunakan 2-3 lidi kapas). • Gerakkan lidi kapas secara melingkar ke kanan dan diamkan beberapa saat untuk pewarnaan. • Oleskan pada kaca objek utk pengecatan, utk jamur masukkan lidi kapas pada larutan KOH 10 % steril, utk pemeriksaan Trichomonas vaginalis masukkan ke garam fisiologis (PZ) steril. Cara Pengambilan Sekret Vagina SPESIMEN SEKRET VAGINA
  • 37. Pedoman Alat/ Volume minimal Transport Penyimpanan Swab : diambil secara aseptik dari bagian dalam vagina, serviks yang berlendir atau berdarah/aspirasi bila ada pus/swab genital ulcer. Sebaiknya menggunakan cocor bebek dan sarung tangan untuk pengambilan sekret vagina. Swab menggunakan kapas lidi steril dimasukkan ke vagina dan putar searah jarum jam, kemudian tarik Wadah steril/ tabung steril/ medium transport. Kirim sesegera mungkin, jangan didinginkan. Swab jangan sampai kering. Swab yang telah dibasahi dengan medium cair thyoglicolate steril. Dalam medium transport tidak boleh dimasukkan dalam frezzer. Bila > 1 jam dianjurkan memakai medium transport (Stuart, Amies, Amies dengan Charcoal khusus Neisseria gonorrhoeae, anaerob transport) Spesimen harus terlindung dari sinar matahari. Dalam kondisi basah pada suhu kamar spesimen tahan selama 18 jam. Lanjutan ...
  • 38. • Bersihkan lubang kemaluan dengan lidi kapas • Dengan tekanan yang ringan pada alat kemaluan diurut dari bagian pangkal ke arah ujung (belakang ke depan) • Pengambilan 2-3 lidi kapas, untuk kultur masukkan pada medium Transgrow atau Stuart, atau langsung pada medium Thayer Martin dgn CO2 5 -10 %. • Sekret yang didapat dioleskan pada kaca objek kemudian dilebarkan, sehingga didapat sediaan yang cukup tipis. Cara Pengambilan Sekret Uretra SPESIMEN SEKRET URETRA
  • 39. Pedoman Alat/ Volume minimal Transport Penyimpanan Swab : diambil secara aseptik dari bagian yang berlendir atau berdarah/aspirasi bila ada pus/swab genital ulcer. Sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk pengambilan sekret uretra. Swab menggunakan kapas lidi steril dimasukkan ke uretra distal dan putar searah jarum jam, kemudian tarik eksudat yang ada di distal uretra. Wadah steril/ tabung steril/ medium transport. Kirim sesegera mungkin, jangan didinginkan. Swab jangan sampai kering. Swab yang telah dibasahi dengan medium cair thyoglicolate steril. Dalam medium transport tidak boleh dimasukkan dalam frezzer. Bila > 1 jam dianjurkan memakai medium transport (Stuart, Amies, Amies dengan Charcoal khusus Neisseria gonorrhoeae, anaerob transport) Spesimen harus terlindung dari sinar matahari. Dalam kondisi basah pada suhu kamar spesimen tahan selama 18 jam. Lanjutan ...
  • 40. • Bersihkan sekitar kelopak mata dengan lidi kapas steril yang telah dibasahi dengan PZ • Oleskan lidi kapas pada nanah pada mata ke kiri dan ke kanan dan diamkan beberapa saat untuk penyerapan. • Oleskan pada kaca objek, kemudian warnai dengan Pengecatan Gram dan kapas yang lain masukkan pada media penyubur untuk kultur. Cara Pengambilan Sekret Mata SPESIMEN SEKRET MATA
  • 41. Pedoman Alat/ Volume minimal Transport Penyimpanan Swab : diambil secara aseptik dari bagian dalam konjungtiva/ bila ada pus swab daerah tersebut atau aspirasi bila memungkinkan. Sebaiknya menggunakan sarung tangan dan masker untuk pengambilan sekret mata. Swab dilakukan dengan kapas lidi steril / swab eksudat / pus yang ada di bagian mata. Wadah steril/ tabung steril/ medium transport. Kirim sesegera mungkin, jangan didinginkan. Bila tertunda, usaplah dengan kapas lidi steril yang dibasahi aquadest steril 2 tetes. Dalam medium transport tidak boleh dimasukkan dalam frezzer. Bila > 1 jam dianjurkan memakai medium transport (Stuart, Amies, Amies dengan Charcoal khusus Neisseria gonorrhoeae, anaerob transport) Spesimen harus terlindung dari sinar matahari. Dalam kondisi basah pada suhu kamar spesimen tahan selama 18 jam. Lanjutan ...
  • 42. SPESIMEN SEKRET TELINGA  Setiap saat boleh diambil  Cara pengambilan :  Diambil dengan menggunakan lidi kapas (2-3 lidi kapas), kemudian masukkan pada medium Cary- Blair.
  • 43.  Rambut yang sakit dicabut dengan menggunakan pinset  Letakkan pada wadah yang bersih dan steril  Cara pemeriksaan :  Teteskan 1-2 tetes KOH 10 %, letakkan sampel diatasnya, tutup cover glass, biarkan 15 menit/dihangatkan di atas nyala api beberapa detik untuk mempercepat proses lisis.  Periksa di mkroskop lensa objektif 10x, kemudian 40x SPESIMEN RAMBUT
  • 44.  Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan alkohol 70% untuk menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya serta kuman yang ada diatasnya. Biarkan sampai kering  Keroklah di bagian yangg tersangka jamur dgn pisau kecil dengan arah dari atas ke bawah dengan cara memegang pisau kecil harus miring membentuk sudut 45 oC  Letakkan hasil kerokan tersebut pada wadah yang bersih SPESIMEN KEROKAN KULIT
  • 45.  Bersihkan kuku yang sakit dengan alkohol 70% untuk menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya serta kuman yang ada diatasnya. Biarkan sampai kering  Keroklah kuku yang sakit pada bagian permukaan dan bagian bawah kuku yang sakit, bila perlu kuku tersebut digunting  Letakkan pada wadah yang bersih dan steril SPESIMEN KEROKAN/GUNTINGAN KUKU
  • 46. REITZ SERUM (Mycobacterium leprae) Lokasi :  Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.  Kulit muka sebaiknya dihindarkan karena alasan kosmetik, kecuali jika tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain.  Tempat yang sering diambil :  Cuping telinga  Lengan  Punggung  Bokong  Paha
  • 47.  Jumlah pengambilan sediaan apus jaringan kulit minimal dilaksanakan di tiga tempat :  Cuping telinga kiri  Cuping telinga kanan  Bercak yg plg aktif Lanjutan ...
  • 48.  Cara pengambilan :  Siapkan kaca objek, tulis identitas pasien dengan pensil pada bagian ujung object glass.  Permukaan kulit pada bagian yang akan diambil dibersihkan dengan kapas alkohol 70 %.  Jepitlah kulit pada bagian tersebut dengan forcep atau jari tangan untuk menghentikan aliran darah ke bagian tsb.  Dengan pisau kecil steril (pisau celup spiritus kemudian dibakar) kulit disayat sedikit ± 5 mm, dalamnya 2 mm agar mencapai dermis. Bila terjadi perdarahan, bersihkan dengan kapas.  Kerokan tepi dan dasar sayatan secukupnya dengsn menggunakan punggung mata pisau sampai didapat semacam bubur jaringan dari dermis & epidermis, kemudian kumpulkan dengan skalpel pada kaca objek. Lanjutan ...
  • 49. PEMUSNAHAN SEDIAAN/PREPARAT  Sediaan yang telah selesai digunakan dimasukkan ke dalam cairan desinfektan (Alkohol, Lisol) selama 1 hari 1 malam. Kemudian dibilas dengan air mengalir. Setelah itu ditiriskan dan setelah kering object glass dibersihkan kembali dengan kapas alkohol.
  • 50. PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN Alat dan bahan Larutan lisol, Gelas ukur, Ember berisi air, Ember/baskom, Kreolin Prosedur pelaksanaan Larutan lisol/kreolin 0,5% Campurkan 5 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air. Larutan lisol/kreolin 2% sampai 3% Campurkan 20 cc sampai 30 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air.
  • 51. PEMUSNAHAN MEDIA KULTUR  Destruksi  Merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan pencucian.  Bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat-alat yang telah digunakan saat percobaan.  Umumnya dilakukan dengan memasukkan semua wadah atau alat hasil percobaan ke dalam autoklaf, kemudian diaktifkan pada suhu 121°C selama 30 menit.  Kemudian direndam dalam desinfektan, bilas dan keringkan.
  • 52. PEMUSNAHAN URIN, DARAH, SPUTUM, dan FESES  Urin yang telah selesai diperiksa maupun sisa dari yang akan diperiksa dibuang di wastafel sambil dialiri dengan air.  Darah sisa pemeriksaan ditampung dalam suatu wadah, setelah itu diolah oleh petugas penanganan sampel.  Sputum dan feses sisa dari pemeriksaan dimusnahkan dengan cara menimbun/mengubur sampel tersebut di tempat tertentu yang telah disediakan.