Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen dijelaskan secara rinci demikian juga pedoman untuk beberapa jenis spesimen seperti darah, urin, feses, dan sputum."
2. PENDAHULUAN
Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian penting dari
rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui penyebab
penyakit, menilai perkembangan penyakit setelah diberikan
pengobatan.
Untuk mengetahui penyebab atau perkembangan penyakit
infeksi, diusahakan isolasi dan identifikasi mikroorganisme
spesimen yang diambil.
Hasil pemeriksaan digunakan sebagai pedoman dalam
pengobatan, perawatan, atau tindakan lainnya pada klien.
3. Spesimen merupakan bagian terpenting dalam mengawali
suatu pemeriksaan, karena hasil pemeriksaan laboratorium
tidak akan lebih baik dari mutu spesimen yang diperoleh.
Dalam pemeriksaan mikrobiologi, adanya cemaran mikroba
bukan penyebab infeksi akan sangat mengganggu.
Sebaliknya mikroba penyebab harus dapat diperoleh dan
dipertahankan hidup.
Oleh karena itu, teknik pengambilan/pengumpulan
spesimen, penyimpanan, dan pengiriman/transportasi
spesimen yang baik merupakan salah satu faktor penentu
mutu pemeriksaan
Lanjutan ...
4. Lanjutan ...
Untuk pengambilan dan penanganan sampel uji parameter
mikrobiologi, diperlukan cara khusus yang lebih rumit jika
dibandingkan dengan cara untuk uji parameter kimia pada
umumnya.
Hal ini disebabkan karakteristik sampel mikrobiologi yang
sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan
kontaminasi.
Selain dituntut untuk menguasai teknik pengambilan sampel,
tenaga pengambil sampel juga harus memahami sifat-sifat
sampel mikrobiologi yang mengharuskan diterapakannya
kondisi aseptis.
5. PRINSIP PENGAMBILAN SPESIMEN
•Mewakili proses pemeriksaan yang dikehendaki dan ada kaitannya
dengan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit), tanpa
memandang asal/jenis spesimen.
1. Pengambilan sampel harus representatif
•Untuk mencegah pencemaran, spesimen harus segera dikirimkan
ke laboratorium
2. Spesimen dalam wadah/tempat steril yang dapat ditutup
dengan baik dan tidak bocor
•Berikan penjelasan dan arahan yang cukup, agar spesimen yang
diambil sesuai dengan kebutuhan
3. Perlu diperhatikan kenyamanan dan privasi pasien
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Jenis spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan yang akan
dilakukan
7. • Disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan
pemeriksaan, agar didapatkan hasil yang tepat dan
meyakinkan.
• Untuk demam tifoid – Gall culture – pengambilan darah
dilakukan pada minggu pertama proses penyakit
• Untuk microfilaria Wuchereria bacrofti – pengambilan
darah malam hari
• Untuk Plasmodium sp. – pengambilan darah dilakukan
saat demam
• Untuk kasus keracuan – bahan muntahan diambil
secepatnya
2. Waktu pengambilan spesimen
Lanjutan ...
8. • Jumlah spesimen yang diambil disesuaikan dengan
kebutuhan.
3. Jumlah atau banyaknya spesimen
• Tempat penampungan spesimen harus memenuhi
syarat bersih atau steril.
• Sebaiknya dilakukan sterilisasi (autoklaf)
• Tidak dianjurkan memakai antiseptik atau desinfektan
• Wadah yang digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan
4. Tempat penyimpanan spesimen
Lanjutan ...
9. • Tiap spesimen atau bahan pemeriksaan yang
dikirim ke laboratorium harus disertai dengan surat
pengantar atau blanko permintaan pemeriksaan
yang meliputi:
• Nama lengkap, jenis kelamin, umur, serta alamat;
• Tanggal pengambilan spesimen;
• Jenis spesimen (darah, urin, pus dan lain-lain);
• Jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya bahan:
feses, jenis pemeriksaan: Shigella, Salmonella,
Cholera;
1. Pengantar pemeriksaan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGIRIMAN SPESIMEN
10. • Asal spesimen: hasil muntahan, rectum (rectal swab),
tenggorokan;
• Keterangan klinik klien, lebih baik ditambahkan sedikit
tentang riwayat penyakit sudah mendapat pengobatan atau
belum, kalau sudah maka disebutkan jenis obat yang telah
dikonsumsi;
• Nama, alamat pengirim serta tanda tangannya.
Lanjutan ... Pengantar pemeriksaan
• Waktu pengiriman tidak boleh terlalu lama, untuk
menghindari rusaknya spesimenyang dikirim.
2. Waktu pengiriman
Lanjutan ...
11. • Harus diusahakan supaya spesimen yang dikirim
tidak mengalami kerusakan dan tetap murni,
misalnya tempat harus steril, ditutup dengan rapat
supaya tidak terjadi kontaminasi dengan
mikroorganisme lain dan tidak mengalami
kerusakan dalam perjalanan.
3. Keamanan spesimen
12. PEMBAGIAN SPESIMEN
• Spesimen non-invasif
• Urin, sputum, feses, luka. Relatif mudah diambil
ulang jika terjadi kesalahan identifikasi.
• Spesimen invasif
• Kultur darah, cairan tubuh steril, cairan amnion,
spesimen yang diambil dalam kamar operasi
(tetap diperiksa dengan persetujuan klinisi meski
tidak memenuhi kriteria spesimen)
Berdasarkan cara pengambilan :
13. • Kritikal/invasif: cairan otak, darah, katub jantung,
cairan perikardial, cairan amnion, BAL, cairan
vitreus/aqueus.
• Tidak diawetkan (dapat menyusut atau tumbuh):
sputum, jaringan, feses, cairan tubuh, aspirasi luka,
pus dan tulang.
• Kuantitatif : diperlukan akurasi dalam jumlah
penyebab infeksi: urin, jaringan kuantitatif, tip kateter.
• Perlu pengawet atau penyimpanan khusus: misalnya
pemeriksaan bakteri anaerob.
Berdasarkan prioritas :
Lanjutan ...
14. KRITERIA PENOLAKAN SPESIMEN
Label yang tidak sesuai/tanpa label
Waktu pengambilan dan penerimaan di laboratorium melebihi
ketentuan
Tempat penampungan yang tidak sesuai/tidak steril
Tempat penampungan bocor
Kontaminasi orofaring pada sputum
Kontaminasi benda asing yang jelas
Spesimen ganda yang diserahkan pada hari yang sama untuk
permintaan sama (kecuali darah).
Spesimen yang dikirim dan yang ditulis pada lembar permintaan
tidak sesuai.
Jumlah bahan pemeriksaan yang tidak memadai
Swab kering
15. Lanjutan ...
Bila spesimen memenuhi kriteria penolakan, segera
diinformasikan kepada klinisi yang mengirim.
Bila dilanjutkan, harus mendapatkan persetujuan tertulis
yang ditanda tangani oleh klinisi yang bersangkutan
16. SPESIMEN DARAH
Untuk semua bakteri :
Sebanyak 5 cc darah dimasukkan ke dalam 50 cc BHI
broth/Glukosa Tryptose broth ( 1 : 10). Jika untuk anak-anak
dapat digunakan perbandingan yang lebih kecil.
Inkubasi 24 jam 37 °C.
Untuk Salmonella :
Darah diambil ketika panas badan pasien sudah 1 minggu
atau lebih. Gall (bekuan darah) khusus untuk Salmonella.
Bekuan darah dicampur dengan media Bile Salt (kaldu
empedu) dengan perbandingan 2-3 cc darah : 10-15 cc kaldu.
17. Lanjutan ...
Pedoman
Alat/Volume
Minimal
Transport Penyimpanan
• Diambil saat suhu badan
naik
• Bakteremia intermiten
diambil 2-3 kali, interval
24 jam
• Diambil dari 2 tempat
yang berbeda
• Diambil secara aseptik,
langsung dimasukkan ke
medium kultu darah
• Bila medium tidak
tersedia beri
antikoagulan polyanitol
sulfonat (SPS) 0,05%
Vial kultur darah
Dewasa : 10-20 ml
Anak : 1 – 5 ml
Bayi : 1 – 3 ml
≤ 2 jam,
suhu
ruang
≤ 24 jam, suhu
ruang
18. SPESIMEN URIN
Paling baik diambil urin pagi sewaktu setelah bangun tidur.
Jika bukan urin pagi, sebaiknya pasien diminta untuk
menahan kencingnya minimal 4 jam sebelum pengambilan
spesimen.
Saat pengambilan spesimen perlu dicegah pemajanan dengan
flora normal sekitar uretra atau perineum.
Pemeriksaan spesimen urin harus segera dikerjakan, sebelum
2 jam.
19. Lanjutan ...
• Volume minimal 10-20 ml urin
• Persiapan :
• Cuci orificium urethra memakai detergen lunak –
bilas larutan salin (NaCl 0,9%) steril.
• Buang pancaran urin awal, kemudian tampung
pancaran berikutnya memakai tabung steril.
• Urin terakhir dibuang
Urin Pancaran Tengah (Mid Stream)
20. Lanjutan ...
• Volume minimal 10-20 ml urin
• Setelah diperiksa bahwa kantong kemih penuh benar
dilakukan dengan cara aspirasi secara steril
menggunakan jarum suntik 10-15 ml
• Terlebih dahulu lakukan asepsis dan aseptik pada
daerah sekitar suprapubik, kemudian lakukan
penusukan secara tegak lurus sampai menembus
vesica-urinaria.
• Setelah itu lakukan aspirasi untuk mengambil urin.
Lakukan dengan hati-hati jangan kena pembuluh
darah
Pungsi Suprapubik
21. Lanjutan ...
Pedoman
Alat/
Volume
Minimal
Transport Penyimpanan
Terbaik : urin pertama
pagi hari, meskipun urin
sewaktu juga dapat
digunakan
Pengambilan urin: urin
pancaran tengah, urin
kateter, pungsi suprapubik
Urin pancaran tengah
diambil secara aseptik
Urin kateter diambil dari
sampling port (langsung
dari vesika urinaria)
Pot bermulut
lebar steril, ≥
1 ml, atau kit
transport
urin, urin
bag (untuk
bayi)
Tanpa
pengawet:
≤ 2 jam,
suhu ruang
Dengan
pengawet:
< 24 jam
suhu ruang.
Cantumkan
nama/ jenis
pengawetny
a)
Bila pengiriman
urin tidak dapat
secepatnya
langsung dikirim
ke laboratorium,
simpan dalam
lemari pendingin
dengan suhu 4°C,
≤ 24 jam atau
dengan pengawet
22. SPESIMEN FESES
Untuk mendeteksi Vibrio, Salmonella, Shigella, Yersenia
Enterocolitica, Campylobacter.
Waktu pengambilan : sebelum pasien mendapatkan
pengobatan antibiotik , dan diambil sewaktu-waktu dan juga
saat diare akut.
Feses dapat diambil dari rektum atau ditampung
Tempat penampungan feses tidak boleh ada desinfektan.
23. Lanjutan ...
• Posisikan pasien dalam kondisi tidur telungkup/miring
dengan kaki ditekuk. Dalam keadaan darurat boleh
diambil berdiri dengan posisi menungging.
• Gunakan selalu sarung tangan
• Lebarkan anus dengan tangan kiri dan dengan tangan
kanan memasukkan lidi kapas ke dalam rektum
perlahan-lahan sebelumnya diputar searah jarum jam
sampai didapatkan feses. Kemudian ditarik sambil
diputar pula. Gunakan 2-3 lidi kapas.
• Masukkan sampel pada lidi kapas ke dalam medium
Cary-Blair.
Cara pengambilan dari rektum
24. Lanjutan ...
• Lidi kapas dalam medium transport harus sampai di
laboratorium dalam waktu 48 jam
• Feses tanpa pengawet dalam 2 jam sudah sampai di
laboratorium
• Feses untuk pemeriksaan biakan kuman tidak boleh
ada pengawet
• Lidi kapas dalam medium transport tahan selama 36
jam dalam suhu kamar
Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Feses
25. Lanjutan ...
Pedoman
Alat/ Volume
Minimal
Transport
Penyim-
panan
• Spesimen berupa
feses segar, bila
tidak
memungkinkan
dapat diambil usap
rektal
• Jangan tercampur
dengan air kloset
atau urin
Pot steril
mulut lebar ,
≥ 1-2 gram
Tabung steril
untuk usap
rektal
Tanpa pengawet, ≤ 1 jam,
suhu ruang (idealnya
tidak lebih dari 30 menit
setelah buang air besar.
Medium transport
modifikasi Cary-Blair,
Struart, Amies, kaldu
gliserol salin pH 7,4
Medium transport
spesial seperti air
alkaline pepton untuk
isolasi Vibrio sp.
≤ 24 jam,
suhu
ruang
> 24 jam,
4°C
26. SPESIMEN SPUTUM
• Dahak Sewaktu Hari-1 (A)
• Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien
berkunjung pertama kali.
• Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk
pengumpulan dahak pagi hari berikutnya
• Dahak Pagi (B)
• Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari
setelah bangun tidur dan membawa sampel dahaknya
ke laboratorium
• Dahak Sewaktu Hari-2 (C)
• Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di
laboratorium pada saat pasien kembali ke laboratorium
pada hari kedua saat membawa dahak pagi (B)
Pengumpulan Spesimen Sputum
27. SPESIMEN SPUTUM
• Batuk spontan dan dalam
• Batuk dengan ekspektoran
• Aspirasi paru, trakheal/ transtrakheal
• Spesimen bronchoscopy
Pengambilan Spesimen Sputum
28. • Spesimen sputum dikirim ke laboratorium
bakteriologis untuk kultur Mycobacterium tuberculosis,
uji resistensi obat anti-tuberkulosis, dan inokulasi
bakteri ini ke hewan pengerat sejenis Hamster.
• Spesimen harus disimpan di dalam medium
transport, dan segera dikirim ke laboratorium.
• Lama penyimpanan maksimum 10 hari.
Pengiriman Spesimen Sputum
29. Lanjutan ...
Pedoman
Alat/ Volume
Minimal
Transport Penyimpanan
Ambil sputum
pertama pagi hari
setelah bangun tidur,
sebelum menggosok
gigi atau sputum
sewaktu
Pot steril ≥ 1
ml
≤ 2 jam, suhu
ruang
≤ 24 jam, suhu
ruang
Ingatkan penderita
bahwa yang diminta
adalah dahak, bukan
air liur atau ludah.
Jelaskan cara
mengelurkan dahak
yang benar.
30. • Tekan lidah ke bawah dengan spatula lidah.
Perhatikan bagian belakang tenggorokan.
• Periksa dengan cermat apakah terdapat tanda-
tanda peradangan dan eksudat, pus endapan
membranosa, atau ulkus.
• Usap area yang terinfeksi dengan kapas swab
steril. Swab ini jangan sampai terkontaminasi
oleh saliva. Taruh kembali swab tersebut di
dalam tabung reaksi steril.
Pengumpulan Spesimen Swab Tenggorokan
SPESIMEN SWAB TENGGOROKAN
31. • Untuk pemeriksaan rutin
• Sehabis mengambil spesimen, taruh kembali swab
kapas tersebut di dalam tabung reaksi steril
sesegera mungkin.
• Untuk konfirmasi infeksi Corynebacterium diphtheriae
• Spesimen yang akan dikirim harus dimasukkan ke
dalam tabung steril berisi serum beku (tabung ini
harus disimpan di dalam kulkas).
• Torehkan swab pada permukaan serum, tabung
dimiringkan, mulai dari bagian dasar ke bagian atas
dan jangan ditekan.
• Lama penyimpanan maksimum 24 jam.
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan
Lanjutan ...
32. • Untuk deteksi meningokokus
• Dilakukan untuk mengidentifikasi karier
meningokokus.
• Menggunakan medium transport khusus
seperti medium transport Stuart modifikasi.
• Torehkan swab pada permukaan medium, dari
sisi tabung yang satu ke sisi tabung yang
lainnya, mulai dari bagian dasar tabung.
• Sampel dikirimkan dihari yang sama.
• Lama penyimpanan maksimum 3 hari.
Pengiriman Spesimen Swab Tenggorokan
Lanjutan ...
33. Lanjutan ...
Pedoman Transport Penyimpanan
Tekan lidah dengan
spatula, lidah tetap di
dalam mulum dan
terangilah tenggorokan,
dengan lidi kapas steril
usap kedua tonsil, faring
posterior, dan jika ada
daerah eksudasi atau
ulserasi
Usahakan agar swab tidak
menyentuh lidah, bibir,
vulva.
Beri label dari mana
spesimen itu diambil (tonsil
kiri/kanan)
Swab kering sesegera
mungkin, ≤ 1 jam.
Dalam keadaan basah tidak
boleh ≥ 18 jam pada suhu
kamar.
Dalam pengiriman bahan
harus terlindung dari sinar
matahari.
> 1 jam : dianjurkan memakai
medium transport
Bila diatas
1 jam , 4°C.
Bila tertunda
basahi usapan
lidi kapas
dengan air
garam fisiologis
steril 2 tetes.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar, spesimen
tahan 18 jam.
Memakai
medium
transport.
34. SPESIMEN PUS/LUKA
Pedoman
Alat/Volume
minimal
Transport
Penyim-
panan
Diambil dari
bagian dalam luka,
dengan aspirasi,
biopsi, kerokan,
Swab setelah
permukaan kulit
dibersihkan
dengan antiseptik
dan dicuci dengan
air salin steril.
Pada label tuliskan
organ asal pus
Tempat : wadah
steril
Swab : digunakan
medium transport
Wadah bermulut
lebar steril. Dengan
disposible syringe.
Kateter plastik.
≤ 1-2 jam, suhu
ruang, harus sudah
sampai di
laboratorium.
Menggunakan
medium transport
(Sturart, Amies,
Anaerob transport)
≤ 24 jam,
suhu
ruang
35. SPESIMEN SWAB HIDUNG
Pedoman
Alat/Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Masukkan kapas
lidi, minimal 1 cm
ke dalam lubang
hidung.
Ambil sampel
pada mukosa
dengan memutar
kapas lidi steril
perlahan selama
10-15 detik.
Wadah
steril/tabung
steril/media
transport.
Kirim sesegera
mungkin, jangan
didinginkan. Swab
jangan sampai kering.
Swab yang telah
dibasahi dengan air
garam fisiologis harus
sudah sampai di
laboratorium dalam
waktu ≥ 18 jam.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium
transport.
Spesimen harus
terlindung dari sinar
matahari.
Dalam kondisi
basah pada
suhu kamar
spesimen
tahan selama
18 jam.
36. • Pasien disuruh berbaring dengan posisi kedua lutut
ditekuk
• Masukkan spekulum steril dengan hati-hati dan spekulum
dibuka
• Masukkan kapas lidi steril dan oleskan pada daerah
endoserviks (dapat digunakan 2-3 lidi kapas).
• Gerakkan lidi kapas secara melingkar ke kanan dan
diamkan beberapa saat untuk pewarnaan.
• Oleskan pada kaca objek utk pengecatan, utk jamur
masukkan lidi kapas pada larutan KOH 10 % steril, utk
pemeriksaan Trichomonas vaginalis masukkan ke garam
fisiologis (PZ) steril.
Cara Pengambilan Sekret Vagina
SPESIMEN SEKRET VAGINA
37. Pedoman
Alat/
Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Swab : diambil secara
aseptik dari bagian dalam
vagina, serviks yang
berlendir atau
berdarah/aspirasi bila
ada pus/swab genital
ulcer.
Sebaiknya menggunakan
cocor bebek dan sarung
tangan untuk
pengambilan sekret
vagina.
Swab menggunakan
kapas lidi steril
dimasukkan ke vagina
dan putar searah jarum
jam, kemudian tarik
Wadah
steril/
tabung
steril/
medium
transport.
Kirim sesegera mungkin,
jangan didinginkan. Swab
jangan sampai kering.
Swab yang telah dibasahi
dengan medium cair
thyoglicolate steril. Dalam
medium transport tidak boleh
dimasukkan dalam frezzer.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium transport
(Stuart, Amies, Amies dengan
Charcoal khusus Neisseria
gonorrhoeae, anaerob
transport)
Spesimen harus terlindung
dari sinar matahari.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar spesimen
tahan selama 18
jam.
Lanjutan ...
38. • Bersihkan lubang kemaluan dengan lidi kapas
• Dengan tekanan yang ringan pada alat kemaluan
diurut dari bagian pangkal ke arah ujung (belakang
ke depan)
• Pengambilan 2-3 lidi kapas, untuk kultur masukkan
pada medium Transgrow atau Stuart, atau langsung
pada medium Thayer Martin dgn CO2 5 -10 %.
• Sekret yang didapat dioleskan pada kaca objek
kemudian dilebarkan, sehingga didapat sediaan yang
cukup tipis.
Cara Pengambilan Sekret Uretra
SPESIMEN SEKRET URETRA
39. Pedoman
Alat/
Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Swab : diambil secara
aseptik dari bagian yang
berlendir atau
berdarah/aspirasi bila
ada pus/swab genital
ulcer.
Sebaiknya menggunakan
sarung tangan untuk
pengambilan sekret
uretra.
Swab menggunakan
kapas lidi steril
dimasukkan ke uretra
distal dan putar searah
jarum jam, kemudian
tarik eksudat yang ada di
distal uretra.
Wadah
steril/
tabung
steril/
medium
transport.
Kirim sesegera mungkin,
jangan didinginkan. Swab
jangan sampai kering.
Swab yang telah dibasahi
dengan medium cair
thyoglicolate steril. Dalam
medium transport tidak boleh
dimasukkan dalam frezzer.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium transport
(Stuart, Amies, Amies dengan
Charcoal khusus Neisseria
gonorrhoeae, anaerob
transport)
Spesimen harus terlindung
dari sinar matahari.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar spesimen
tahan selama 18
jam.
Lanjutan ...
40. • Bersihkan sekitar kelopak mata dengan lidi kapas
steril yang telah dibasahi dengan PZ
• Oleskan lidi kapas pada nanah pada mata ke kiri dan
ke kanan dan diamkan beberapa saat untuk
penyerapan.
• Oleskan pada kaca objek, kemudian warnai dengan
Pengecatan Gram dan kapas yang lain masukkan
pada media penyubur untuk kultur.
Cara Pengambilan Sekret Mata
SPESIMEN SEKRET MATA
41. Pedoman
Alat/
Volume
minimal
Transport Penyimpanan
Swab : diambil secara
aseptik dari bagian dalam
konjungtiva/ bila ada pus
swab daerah tersebut atau
aspirasi bila
memungkinkan.
Sebaiknya menggunakan
sarung tangan dan
masker untuk
pengambilan sekret mata.
Swab dilakukan dengan
kapas lidi steril / swab
eksudat / pus yang ada
di bagian mata.
Wadah
steril/
tabung
steril/
medium
transport.
Kirim sesegera mungkin,
jangan didinginkan. Bila
tertunda, usaplah dengan
kapas lidi steril yang dibasahi
aquadest steril 2 tetes. Dalam
medium transport tidak boleh
dimasukkan dalam frezzer.
Bila > 1 jam dianjurkan
memakai medium transport
(Stuart, Amies, Amies dengan
Charcoal khusus Neisseria
gonorrhoeae, anaerob
transport)
Spesimen harus terlindung
dari sinar matahari.
Dalam kondisi
basah pada suhu
kamar spesimen
tahan selama 18
jam.
Lanjutan ...
42. SPESIMEN SEKRET TELINGA
Setiap saat boleh diambil
Cara pengambilan :
Diambil dengan menggunakan lidi kapas (2-3 lidi kapas),
kemudian masukkan pada medium Cary- Blair.
43. Rambut yang sakit dicabut dengan menggunakan pinset
Letakkan pada wadah yang bersih dan steril
Cara pemeriksaan :
Teteskan 1-2 tetes KOH 10 %, letakkan sampel diatasnya,
tutup cover glass, biarkan 15 menit/dihangatkan di atas
nyala api beberapa detik untuk mempercepat proses lisis.
Periksa di mkroskop lensa objektif 10x, kemudian 40x
SPESIMEN RAMBUT
44. Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan alkohol 70%
untuk menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya
serta kuman yang ada diatasnya. Biarkan sampai kering
Keroklah di bagian yangg tersangka jamur dgn pisau kecil
dengan arah dari atas ke bawah dengan cara memegang
pisau kecil harus miring membentuk sudut 45 oC
Letakkan hasil kerokan tersebut pada wadah yang bersih
SPESIMEN KEROKAN KULIT
45. Bersihkan kuku yang sakit dengan alkohol 70% untuk
menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya serta
kuman yang ada diatasnya. Biarkan sampai kering
Keroklah kuku yang sakit pada bagian permukaan dan
bagian bawah kuku yang sakit, bila perlu kuku tersebut
digunting
Letakkan pada wadah yang bersih dan steril
SPESIMEN KEROKAN/GUNTINGAN KUKU
46. REITZ SERUM
(Mycobacterium leprae)
Lokasi :
Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.
Kulit muka sebaiknya dihindarkan karena alasan kosmetik,
kecuali jika tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain.
Tempat yang sering diambil :
Cuping telinga
Lengan
Punggung
Bokong
Paha
47. Jumlah pengambilan sediaan apus jaringan kulit minimal
dilaksanakan di tiga tempat :
Cuping telinga kiri
Cuping telinga kanan
Bercak yg plg aktif
Lanjutan ...
48. Cara pengambilan :
Siapkan kaca objek, tulis identitas pasien dengan pensil pada
bagian ujung object glass.
Permukaan kulit pada bagian yang akan diambil dibersihkan
dengan kapas alkohol 70 %.
Jepitlah kulit pada bagian tersebut dengan forcep atau jari
tangan untuk menghentikan aliran darah ke bagian tsb.
Dengan pisau kecil steril (pisau celup spiritus kemudian
dibakar) kulit disayat sedikit ± 5 mm, dalamnya 2 mm agar
mencapai dermis. Bila terjadi perdarahan, bersihkan dengan
kapas.
Kerokan tepi dan dasar sayatan secukupnya dengsn
menggunakan punggung mata pisau sampai didapat semacam
bubur jaringan dari dermis & epidermis, kemudian kumpulkan
dengan skalpel pada kaca objek.
Lanjutan ...
49. PEMUSNAHAN SEDIAAN/PREPARAT
Sediaan yang telah selesai digunakan dimasukkan ke dalam
cairan desinfektan (Alkohol, Lisol) selama 1 hari 1 malam.
Kemudian dibilas dengan air mengalir. Setelah itu ditiriskan
dan setelah kering object glass dibersihkan kembali dengan
kapas alkohol.
50. PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN
Alat dan bahan
Larutan lisol, Gelas ukur, Ember berisi air, Ember/baskom,
Kreolin
Prosedur pelaksanaan
Larutan lisol/kreolin 0,5%
Campurkan 5 cc lisol/kreolin ke dalam 1 liter air.
Larutan lisol/kreolin 2% sampai 3%
Campurkan 20 cc sampai 30 cc lisol/kreolin ke dalam 1
liter air.
51. PEMUSNAHAN MEDIA KULTUR
Destruksi
Merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan
mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme
sebelum dilakukan pencucian.
Bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme
yang terdapat pada alat-alat yang telah digunakan saat
percobaan.
Umumnya dilakukan dengan memasukkan semua wadah
atau alat hasil percobaan ke dalam autoklaf, kemudian
diaktifkan pada suhu 121°C selama 30 menit.
Kemudian direndam dalam desinfektan, bilas dan
keringkan.
52. PEMUSNAHAN URIN, DARAH,
SPUTUM, dan FESES
Urin yang telah selesai diperiksa maupun sisa dari yang akan
diperiksa dibuang di wastafel sambil dialiri dengan air.
Darah sisa pemeriksaan ditampung dalam suatu wadah,
setelah itu diolah oleh petugas penanganan sampel.
Sputum dan feses sisa dari pemeriksaan dimusnahkan
dengan cara menimbun/mengubur sampel tersebut di
tempat tertentu yang telah disediakan.