G1P0A0 pasien berusia 27 tahun dengan usia kehamilan 38 minggu datang dengan keluhan air ketuban keluar sejak 2 jam 30 menit sebelumnya. Pasien menjalani operasi sesar pada pukul 12:00 dan melahirkan bayi perempuan sehat berusia lanjut dengan berat 3440 gram.
3. LATAR BELAKANG
• Ketuban pecah dini: pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan
• KPD aterm atau premature rupture of membranes (PROM): usia gestasi >37 minggu
• KPD preterm atau preterm premature rupture of membranes (PPROM): usia gestasi
< 37 minggu
Obstetri P, Indonesia G, Kedokteran H, Maternal F. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ketuban Pecah Dini. 2016.
4. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) dan
Angka kematian bayi (AKB) di
Indonesia masih merupakan
masalah tertinggi di Asia
tenggara
AKI dan AKB di Indonesia
masih jauh dari target yang
ingin dicapai
• 102/ 100.000 AKI
• 23/ 1000 AKB
Obstetri P, Indonesia G, Kedokteran H, Maternal F. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Ketuban Pecah Dini. 2016.
5. Perubahan struktur, jumlah
sel, dan katabolisme
kolagen menyebabkan
aktivitas kolagen berubah
dan menyebabkan selaput
ketuban pecah
Ketuban pecah:
kontraksi
berulang
peregangan
berulang
Diagnosis:
1. Anamnesis: keluarnya air ketuban berupa
cairan jernih keluar dari vagina
2. Pemeriksaan fisik: inspekulo: cairan ketuban
keluar dari dalam uteri. Jika tidak ada
menggerakkan sedikit bagian terbawah janin,
atau meminta pasien batuk atau mengedan.
3. Pemeriksaan penunjang:
• pH saat hamil sekitar 4,5 ketuban 7,1 -
7,3
• USG oligohidramnion
4. Apakah terdapat infeksi?: suhu ibu
meningkat, air ketuban keruh dan bau.
leukositosis
Secara umum penatalaksanaan pasien KPD
Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik
(ampisilin 4 x 500 mg / eritromisin bila tidak
tahan ampisilin dan metronidazole 2 x 500 mg
selama 7 hari).
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjp; 2011.
8. ANAMNESIS
Ny. R usia 27 tahun G1P0A0 dengan usia kehamilan 38 minggu datang ke IGD RSPAD Gatot
Soebroto pukul 07:00
Keluhan Utama: Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaluh mulai
keluar air-air dari jalan lahir
sejak 2 jam 30 menit SMRS
• Pasien mengatakan sejak pukul 04.30 WIB meraskaan air
terus mengalir dan merembes pada celana pasien.
• Cairan tidak berwarna dan tidak berbau. riwayat keluar
darah lendir (+)
• Keluhan demam, mual, muntah, keputihan, penurunan
nafsu makan, lemas, pusing, dan nyeri kepala hebat
disangkal oleh pasien.
• Buang air kecil (BAK) dan Buang air besar (BAB) tidak ada
keluhan.
• Tidak ada riwayat trauma.
9. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Menikah:
Diabetes mellitus (-), hipertensi (-), riwayat laparotomi (+) miomektomi tahun 2019 di RS Pelni
ANC: I: 2 kali, II: 1 kali, III: 3 kali
• Pasien menikah 1 kali
• Menikah selama sekitar 1 tahun
• Pasien menikah pada usia 25 tahun.
• Riwayat kontrasepsi (-)
Riwayat Menstruasi:
• Menarche: 12 tahun.
• Siklus haid: 28 hari
• Durasi: 7 hari.
• Pasien biasa mengganti pembalut sekitar 3-4 kali
per hari. Tidak terdapat keluhan saat haid.
• Hari pertama haid terakhir (HPHT): 18-12-2022.
10. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Compos mentis
Tanda Vital:
• TD: 121/81mmHg
• Nadi 89 kali/menit
• Respirasi 20 kali/menit
• suhu 36.5 °C
• Saturasi oksigen 98% room air
Status Gizi:
• Tinggi badan: 156 cm
• Sebelum hamil: BB: 62 kg,
IMT: 25,47 kg/m²
• Saat hamil: 82 kg, IMT: 33,69
kg/m²
11. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik:
• Mata: konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-) Mata : Konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-) • Paru : vesikuler,
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Jantung dan paru: dalam batas normal
• Abdomen :
• Inspeksi : massa (-)
• Palpasi : (-)
• Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
• Auskultasi : Bising usus normal
• Ekstremitas : edema tungkai (-/-), akral hangat, CRT < 2 “
12. Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri:
• Inspeksi
• Payudara: massa (-), kemerahan (-), nipple rectracted (-), gelap pada
areola dan nipple, crack nipple (-)
• Abdomen: membesar (+), linea nigrae (-)
• Vulva & vagina : Perdarahan aktif (-)
• Palpasi
• Leopold I: TFU 35 cm, TBJ: (35-13)x155 gr = 3410 gr
• Leopold II: Teraba bagian rata, cembung, memanjang sebelah kiri
(kesan punggung)
• Leopold III: teraba bagian janin bulat, keras, melenting (kesan
presentasi kepala)
• Leopold IV: belum masuk PAP
• Inspekulo : V/U tampak tenang, perdarahan aktif (-)
17. HASIL PEMERIKSAAN CTG
Denyut Jantung Janin
Frekuensi dasar: 140 dpm
Variabilitas: Moderat (5-25 dpm)
Akselerasi: Ada
Deselerasi: Tidak ada
Kontraksi uterus/HIS
Terdapat kontraksi uterus/his
Gerak Janin
>10 kali dalam 30 menit
Kesan
Kategori I
Hasil Pemeriksaan Kardiotokografi (CTG)
19. TATALAKSANA
Non Farmakologi
Farmakologi
• Picyn 4 x 1,5 mg oral
• Paracetamol 3x500 mg oral
• Domperidone 2x10 mg oral
• Sectio caesarea cito pukul 12:00 dengan dr.
Galuh
• Observasi ttv, kontraksi, perdarahan
20.
21. LAPORAN
PEMBEDAHAN
Pembedahan : 06 September 2023 pukul
13.55 WIB
Ahli bedah : dr. Galuh, Sp.OG
Asisten : dr. Ranti, Sp.OG
Diagnosis
pra bedah
: Ketuban Pecah Dini G1 hamil
39-40 minggu JPKTH Riwayat
laparotomi miomektomi
Tindakan
pembedahan
: SC dan insersi IUD
Diagnosis
pasca bedah
: P1 post SC atas indikasi KPD,
riwayat laparotomi miomektomi
Akseptor IUD
• A dan antisepsis daerah tindakan dan sekitarnya
• Insisi mengitari luka lama
• Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus
gravidus sesuai usia kehamilan, SBU tampak
perlengketan. fundus tampak menempel
dengan peritoneum
• Selaput ketuban dipecahkan, air ketuban sedikit
kehijauan
• Dengan meluksir kepala, lahir bayi langsung
menangis
• Plasenta implantasi di korpus belakang, dilahirkan
lengkap
• Dipasang IUD post plasenta
• SBU dijahit 2 lapis dengan Vicryl no.1
• Eksplorasi kedua tuba dan ovarium dalam batas
normal
• Diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen
ditutup lapis demi lapis
• Tindakan selesai
• Perdarahan selama operasi +/- 200 cc
22. FOLLOW UP
07/09/
2023
Subjective
Pasien post SC. Keluhan nyeri di daerah bekas
operasi. Kentut (-), BAB (- ), BAK masih terpasang
kateter.
Objective
▪ Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
▪ Tanda vital: TD 124/89 mmHg, nadi 82x/menit,
laju napas 20x/menit, suhu 36.5°C, dan SpO2 98%
room air.
▪ Status generalis: dalam batas normal
▪ Status obstetri:
Palpasi TFU 2 jari dibawah tali pusat. Luka bekas
operasi tertutup kassa. Tidak terdapat rembesan
darah
Assessment
P1A0 post SC atas indikasi ketuban
pecah dini, riwayat miomektomi
NCB-SMK
Planning
▪ Pemantauan hemodinamik:
Observasi tanda vital, perdarahan,
kontraksi dan DJJ
▪ Pemantauan ASI
▪ Terapi oral:
•Picyn 4 x 1,5 mg oral
•Paracetamol 3x500 mg oral
•Domperidone 2x10 mg oral
23. FOLLOW UP
Data Bayi
• Jenis kelamin : perempuan
• Anak ke : 1
• Tanggal lahir : 06 September 2023
• Panjang badan : 49 cm
• Berat badan lahir : 3440 gram
• Lingkar kepala : 36 cm
• Lahir dengan tindakan: SC
• Tunggal
• Diagnosis: Neotanus cukup bulan sesuai masa kehamilan
24. INDIKASI SEKSIO CAESAREA
• persalinan sesar sebelumnya
• plasenta tidak normal
• permintaan ibu
• histerotomi klasik sebelumnya
• jenis bekas luka rahim tidak
diketahui
• miomektomi seluruh ketebalan
sebelumnya
• massa obstruksi saluran genital
Maternal Maternal-Fetal
• disproporsi sefalopelvik
• persalinan pervaginam
operatif yang gagal
• plasenta previa atau
solusio plasenta
• status janin yang tidak
meyakinkan
• Malpresentasi
• Makrosomia
• kelainan bawaan,
pemeriksaan Doppler
tali pusat abnormal
• Trombositopenia
• trauma kelahiran
neonatal sebelumnya
Fetal
25. Diskusi
Rata-rata perempuan dengan riwayat miomektomi
sebelumnya menjalani operasi sesar untuk
mengurangi resiko ruptur uteri
Riwayat miomektomi: ketebalan myometrium mencapai
>50%, hingga mencapai kavum uteri, atau riwayat
laparoskopi miomektomi pada mioma submukosum dan
intramural, maka dapat dianjurkan untuk dilakukan seksio
sesarea berencana untuk mencegah ruptur uteri
26. Diskusi
• Bekas luka uterus (riwayat operasi)
faktor resiko terjadinya ruptur
uteri jaringan parut
elastisitas berkurang dan daya
regang pada miometrium,
diakibatkan dari pergantian jaringan
otot dengan jaringan fibroid.
• Sekitar 7% kehamilan mengalami
ruptur uteri pasca miomektomi
• Induksi atau akselerasi persalinan pada parut uterus
dengan menggunakan oksitosin atau derivat prostaglandin
sangat berbahaya.
• Tidak dianjurkan untuk melakukan induksi atau akselerasi
pada kasus persalinan dengan parut uterus.
• Angka kejadian ruptur uteri pada parut uterus cukup
tinggi, terutama di negara berkembang. Angka kejadian di
negara berkembang dilaporkan sampai 4 - 7%.
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjp; 2011.
27. KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi VBAC pada pasien parut uterus adalah
(1) kontraindikasi dilakukan persalinan pervaginam secara
umum
(2) luka parut uterus jenis klasik
(3) Jenis luka T terbalik atau jenis parut yang tidak di
ketahui
(4) luka parut pada otot rahim di luar SBR,
(5) bekas uterus rupture
(6) dua atau lebih luka parut transversal di SBR,
(7) kehamilan ganda.
Armstrong, C. (2011). ACOG Updates Recommendations on Vaginal Birth After Previous Cesarean Delivery. www.aafp.org/afp.
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjp; 2011.
28. LEARNING POINTS
• Ketuban pecah dini (preterm) adalah pecah ketuban yang terbukti dengan vaginal
pooling, tes nitrazin dan, tes fern atau IGFBP-1 (+) pada usia 34 – 37 minggu sebelum
onset persalinan. KPD sangat preterm adalah pecah ketuban saat umur kehamilan ibu
antara 24 sampai kurang dari 34 minggu
• Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya yang terbukti dengan vaginal
pooling, tes nitrazin dan tes fern (+), IGFBP-1 (+) pada usia kehamilan ≥ 37 minggu.
• Penilaian awal dari ibu hamil yang datang dengan keluhan KPD aterm harus meliputi 3 hal, yaitu
konfirmasi diagnosis, konfirmasi usia gestasi dan presentasi janin, dan penilaian kesejahteraan
maternal dan fetal.
• Indikasi SC dibagi menjadi 3 yaitu berdasarkan maternal, maternal-fetal, dan fetal. Pada pasien ini
terdapat indikasi SC karena jenis bekas luka rahim tidak diketahui, permintaan ibu, dan bayi
cenderung besar.
29. REFERENCES
1. Obstetri P, Indonesia G, Kedokteran H, Maternal F. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Ketuban Pecah Dini. 2016.
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjp;
2011.
3. Cunningham FG. Williams Obstetrics. 25 E. Vol. 25 e. United States: McGraw-Hill Education; 2018.
4. Radjuddin dan Donny. sucsessfull myomectomy during cesarion section in pregnancy with history of
myomectomy: A report of one case. Vol. 4, Jurnal Averrous. 2018.
5. F. Odejinmi. Caesarean section in women following an abdominal myomectomy: a choice or a need?.
Vol. 1, Facts Views Vis Obgyn. 2020.
6. Kusuma A, Seksin Sesarea Pandan Klinis, Pengurus Pusat Perkumpulan Obsetri Dan Ginekologi
Indonesia. 2022.
30. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
TERIMA
KASIH