Hipotesis statistik or statistical hypotesisEmi Suhaemi
Dalam mengambil kesimpulan dalam statistik, sering harus diawali dengan hipotesis. Sehingga kesimpulan yang didapat adalah merupakah hasil uji dari hipotesis
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
Hipotesis statistik or statistical hypotesisEmi Suhaemi
Dalam mengambil kesimpulan dalam statistik, sering harus diawali dengan hipotesis. Sehingga kesimpulan yang didapat adalah merupakah hasil uji dari hipotesis
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
Pengujian hipotesis dilakukan sebagai upaya memperoleh gambaran mengenai suatu populasi dari sampel. Sehingga, informasi yang diperoleh dari sampel digunakan untuk menyusun suatu pendugaan terhadap nilai parameter populasinya yang tidak diketahui.
Hipotesis (serapan dari bahasa Latin: hypothesi) atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1] Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2]
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun, apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.[3]
Artinya, hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berpikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesis ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.[3]
Ketika berpikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.[3] Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.[4]
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.[4]Hipotesis (serapan dari bahasa Latin: hypothesi) atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1] Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesen
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. PENGERTIAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN
Hipotesis berasal dari penggalan kata ”hypo” yang
artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya
”kebenaran”, jadi hipotesis adalah suatu dugaan yang
perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu
mungkin benar mungkin salah.
3. PENGUJIAN HIPOTESIS
• Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau
penolakan suatu hipotesis.
• Kebenaran suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan
pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi.
• Memeriksa seluruh populasi?
• Ingat batasan perlu tidaknya memeriksa seluruh populasi
• Lalu apa yang kita lakukan, jika kita tidak mungkin memeriksa
• seluruh populasi untuk memastikan kebenaran suatu hipotesis?
• Kita dapat mengambil sampel acak, dan menggunakan informasi
(atau bukti) dari sampel itu untuk menerima atau menolak suatu
hipotesis.
4. Penerimaan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP
BUKTI untuk MENOLAK hipotesis tersebut dan BUKAN
karena HIPOTESIS ITU BENAR
Penolakan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP
BUKTI untuk MENERIMA hipotesis tersebut dan BUKAN
karena HIPOTESIS ITU SALAH
5. DUA TIPE HIPOTESIS
1. Hipotesis Nol (Ho)
Merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh
antar variabel sama dengan nol. Atau dengan kata lain tidak
terdapat perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel.
2. Hipotesis Alternatif (H1)
Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan,
hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan nol.
Atau dengan kata lain terdapat perbedaan, hubungan atau
pengaruh antar variabel (merupakan kebalikan dari hipotesis
alternatif)
6. JENIS KESALAHAN
Keputusan menerima Ho yang benar
atau
menolak Ho yang salah keputusan BENAR
sebaliknya
Keputusan menerima Ho yang salah
atau
menolak Ho yang benar keputusan SALAH
7. Probabilitas melakukan kesalahan jenis I disebut taraf
signifakansi,, = P(kesalahan jenis I) = P(menolak Ho|Ho
benar). Probabilitas melakukan kesalahan jenis II disebut, =
P(kesalahan jenis II) = P(menerima Ho|Ho salah)
8. ARAH PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian Hipotesis dapat dilakukan secara :
1. Satu arah
2. Dua arah
UJI SATU ARAH
PENGAJUAN H0 DAN H1 DALAM UJI SATU ARAH ADALAH SBB :
H0 : DITULIS DALAM BENTUK PERSAMAAN ( = )
H1 : DITULIS DALAM BENTUK LEBIH BESAR (>) ATAU LEBIH KECIL (<)
ATAU
H0 : DITULIS DALAM BENTUK PERSAMAAN (≤ )
UNTUK
H1 : DITULIS DALAM BENTUK LEBIH BESAR (>)
H0 : DITULIS DALAM BENTUK PERSAMAAN (≥ )
UNTUK
H1 : DITULIS DALAM BENTUK LEBIH KECIL (<)
13. H1:
SALAH SATU DARI MTODE PEMBELAJARAN LEBIH UNGGUL
DARI PADA METODE PEMBELAJARAN YANG LAIN
14. LANGKAH PENGERJAAN UJI HIPOTESIS
1. TENTUKAN H0 DAN H1
2. TENTUKAN STATISTIK UJI [ Z ATAU T]
3. TENTUKAN ARAH PENGUJIAN [1 ATAU 2]
4. TARAF NYATA PENGUJIAN [ ATAU /2]
5. TENTUKAN NILAI TITIK KRITIS ATAU DAERAH PENERIMAAN-PENOLAKAN
H0
6. CARI NILAI STATISTIK HITUNG
7. TENTUKAN KESIMPULAN [TERIMA ATAU TOLAK H0 ]
17. Akan diuji bahwa rata-rata tinggi mahasiswa matematika Unsri adalah
160 cm atau berbeda dari itu. Jika tingkat signifikansi 5% dan diambil
sampel random 100 orang mahasiswa ternyata rata-rata 163.5 cm
dengan deviasi standar 4.8 cm. Apakah hipotesis ini benar?
Contoh Soal: