Puisi ini menceritakan tentang kehidupan saat ini yang masih banyak orang yang pasif dan hidup di bawah pengaruh orang lain. Penulis mengajak untuk melepaskan diri dari pengaruh orang lain dan memilih jalan hidup sesuai kehendak masing-masing.
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Analisis puisi
1. Nama : Arini Dyah Riskanita
Nim : 06081381419041
SKETSA KEHIDUPAN
Saat langit mencacah angin
Bumi membagi melahap sepi
Antarkan peluang tuk terbebas
Dari ancaman populasi rapuh
Lalu menghitung butiran-butiran komposisi
Yang berotasi dengan wajah-wajah lusuh
Maka katakanlah pada ribuan jiwa
Kita runtuhkan tembok-tembok kombinasi
Kita tak butuh identitas-identitas palsu
Kita terbangkan relasi cakrawala
Menepis frekuensi kehancuran
Sejenak kita telusuri koordinat kemenangan
Di bawah piramida megah
Yang berujung pada akar-akar kebebasan
Inilah kisah translasi zaman
Yang mengunci ratusan rantai emas
Dengan kode dalam kurva terselubung
Meruntuhkan garis-garis singgung
Hingga menjadi rataan sementara
Dan menjelma menjadi sketsa kehidupan
SISCA EMILLIA
Kelas XI PSIA 4
SMA Plus Negeri 17 Palembang
2. Analisis Puisi :
Diksi
Penggunaan kata-kata matematika pada puisi tersebut sudah ada dan sudah sesuai
dengan tema yang digunakan dan sudah sesuai dengan tingkatannya (Sma).
Ketepatan
Pada puisi tersebut ketepatan pada rima itu tidak ada. Penggunaan rima yang dimaksud.
Misalnya, a-a-a-a atau a-b-a-b.
Pas/Konten
Konten atau informasi yang disampaikan itu sudah pas, sudah sesuai dengan tema yang
digunakan. Informasi atau maksud dari puisi tersebut yaitu menceritakan kehidupan
saat ini. Kehidupan saat ini, masih banyak sekali orang-orang yang pasif. Penulis
merasa kehidupan saat ini seperti di bawah pimpinan (sudah di atur). Mereka (pasif)
banyak yang belum bisa untuk memilih sesuai kehendak (ke arah yang sesuai). Puisi
ini menyampaikan untuk mengajak orang-orang agar tidak berada di bawah pimpinan
yang tidak sesuai.
Level
Level untuk permasalahan pada puisi sudah sesuai untuk tingkatan penulis (Sma).
Karena penggunaan kata-katanya sudah bisa dipahami oleh tingkatannya, namun jika
untuk tingkatan dibawahnya (Tk, Sd) itu belum sesuai, karena pemikiran setiap
tingkatan itu berbeda-beda.