SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
PENDAHULUAN 
Terdapat bermacam-macam model jaringan ( network model ). Suatu jaringan 
adalah suatu sistem garis-garis atau saluran-saluran yang menghubungkan titik-titik 
yang berlainan. Beberapa contoh jaringan adalah: jaringan rel kereta api, sistem 
saluran pipa, jaringan jalan raya, dan jaringan penerbangan. Dalam semua jaringan 
ini terjadi arus dari titi-titik sumber menuju beberapa titik tujuan. misalnya, dalam 
suatu sistem saluran pipa dapat dikirim air, minyak, atau gad dari sumber menuju 
langganan yang meminta. 
Banyak masalah jaringan dapat dirumuskan sebagai masalah LP dan solusinya 
dapat diperoleh dengan menggunakan metode simpleks. tetapi, banyak teknik 
jaringan khusus telah dikembangankan yang umunya lebih efisien daripada metode 
simpleks. Masalah transportasi adalah salah satu contoh dari model jaringan yag 
memiliki ciri-ciri seperti itu. Apa yang dimaksud dengan masalah transportasi , 
bagaimana cara-cara menyelesaikannya, dan variasi dari masalah itu . 
1
BAB II 
ISI 
2.1 DEFINISI DAN APLIKASI MODEL TRANSPORTASI 
Metode transportasi adalah suatu metode dalam Riset Operasi yang digunakan 
untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, 
ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal.Alokasi produk harus diatur 
sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari sumber ke 
tempat tujuan yang berbeda. Disamping itu juga metode transportasi juga dapat 
digunakan untuk memecahkan masalah dunia usaha (bisnis) lainnya. 
Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu 
produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa 
tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transport minimum. Karena hanya ada 
satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaan dari satu atau 
lebih sumber. 
Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transport pada suatu rute tertentu 
proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang dikirimkan 
sangat bergantung pada jenis produk yang diangkut, yang penting, satuan penawaran 
dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten. Sebuah model 
transportasi dapat dibayangkan seperti contoh berikut . 
Misalnya produk yang dihasilkan pada pabrik pabrik (sumber) harus 
didistribusikan ketiga gudang (tujuan). Setiap pabrik memiliki jumlah permintaan 
tertentu terhadap produk itu. Dengan diketahuinya biaya transport per unit dari 
masing-masing gudang, masalahnya adalah menentukan jumlah barang yang harus 
dikirim dari masing-masing pabrik ke masing-masing gudang dengan tujuan 
meminimumkan biaya transport. 
2
Persyaratan (kendala) masalah ini adalah bahwa permintaan pada stiap gudang 
harus dipenuhi tanpa melebihi kapasitas produksi pada setiap pabrik. Masalah itu 
diilustrasikan sebagai suatu model jaringan transportasi umum, pada gambar berikut: 
Sumber ( Pabrik) 
tujuan ( Gudang ) 
Cirebon Semarang 
Bandung Jakarta 
Cilacap Purwokerto 
3 
Nb : Pabrik 
Gudang 
Tujuan dari model transportasi adalah merencanakan pengiriman dari sumber-sumber 
tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total biaya transportasi dengan 
kendala-kendala: 
1. Setiap permintaan tujuan terpenuhi 
2. Sumber tidak mungkin mengirim komoditas lebih besar dari kapasitasnya. 
Suatu model transportasi dikatakan seimbang (balanced program) apabila total 
jumlah antara penawaran dan permintaan sama, secara matematis dituliskan: 
푚푖 
Σ 푎푖 
푛푗 
=1 = Σ =1 
푏푗
Model transportasi dapat dirumuskan sebagai berikut: 
=1 ≤ 푎푖 푖 = 1,2,3,..,m (batasan penawaran) 
4 
푚푖 
Minimum Z = Σ 푏푖푗 
=푗 Σ 푐푖푗푥푖푗 
Dengan batasan: 
푛푗 
Σ 푥푖푗 
푚푖 
Σ 푥푖푗 
=1 ≤ 푏푖 푖 = 1,2,3,..,m (batasan penawaran) 
푋푖푗 ≤ 0 
Tabel tranportasi merupakan model yang dapat membantu kita untuk memahami 
persoalan transportasi dengan tepat. Tabel berikut menunjukkan bahwa jumlah 
kapasitas sumber bisa tidak sama dengan kapasitas tujuan, bila kapasitas sumber 
sama dengan kapasitas tujuan maka seluruh kendala atau batasan berupa persamaan. 
Bila sebaliknya, kapasitas sumber lebih besar dari kapasitas tujuan maka kendala 
berupa pertidaksamaan dengan tanda ≤. Penggunaan tanda pertidaksamaan ini 
mempunyai tujuan untuk mengalokasikan kelebihan kapasitas yang terjadi ke dalam 
variabel slack.
TABEL 1. TRANSPORTASI 
C11 C12 C1n 
C21 C22 C2n 
Cm2 Cmn 
5 
Ke 
Dari 
TUJUAN PENAWARAN 
1 2 … N (SUPPLY) 
S 
U 
M 
B 
E 
R 
1 
X11 
X12 
… 
X1n 
a1 
2 
X21 
X22 
… 
X2n 
a2 
… … … … … … 
M 
Cm1 
Xm1 
Xm2 
… 
Xmn 
an 
Permintaan 
(demand) 
b1 b2 … bn 
Keterangan: 
푋푖푗 = unit yang dikirim dari sumber i ke tujuan j 
Cij = biaya per unit dari sumber i ke tujuan j 
푎푖 = kapasitas penawaran (suplly) dari sumber i 
푏푖 = kapasitas permintaan (demand) dari tujuan i 
i = 1, 2, … , m 
j = 1, 2, … , n 
Contoh kasus AMD Company, yang telah menerima kontrak untuk memasok 
kerikil untuk ketiga proyek jalan baru yang terletak di kota Greenville, Fountain, dan 
Ayden. Ahli konstruksi telah memperkirakan jumlah kerikil yang dibutuhkan ketiga 
proyek konstruksi jalan itu.
Table 2. PROYEK 
Proyek Lokasi Kebutuhan (truk) 
A Fountain 102 
B Greenville 72 
C Ayden 41 
TOTAL 215 
AMD mempunyai tiga tambang batu kerikilyang terleetak di kota Kingston, 
Wilson, dan Bethel. Kerikil yang dibutuhkan untuk proyek konstruksi dipasok oleh 
ketiga tambang tersebut. Kepala pengiriman AMD telah menghitung jumlah kerikil 
yang dapat dipasok oleh tiap tambang. 
Tabel 3. PERSEDIAAN TAMBANG 
Tambang Lokasi persediaan (truk) 
W Kingston 56 
H Wilson 82 
P Bethel 77 
TOTAL 215 
Total yang tersedia tepat sama dengan total yang diminta. Walaupun 
keseimbangan sangat jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tapi secara 
konseptual ia memungkinkan kita untuk memusatkan perhatian pada ide dasar yang 
melandasi metode transportasi. 
6
Perusahaan telah menghitung biaya pengiriman dari tiap tambang ke lokasi 
proyek. Total biaya pengiriman antara tiap tambang dan lokasi proyek bervariasi 
tergantung pada jumlah muatan truk. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan pada tiap 
tambang, persoalan yang dihadapi perusahaan adalah perencananan pengiriman dari 
tiap tambang ke lokasi proyek sedemikian rupa sehingga meminimumkan biaya total 
transportasi dalam batasan yang ditentukan oleh kapasitas tambang dan kebutuhan 
proyek. 
TABEL 3. BIAYA PENGANGKUTAN DARI TAMBANG KE PROYEK 
Dari Biaya per muatan ($) 
Ke proyek A Ke proyek B Ke Proyek C 
Tambang W 8 4 7 
Tambang X 24 15 16 
Tambang Y 16 9 24 
Metode transportasi adalah cara memanfaatkan kelebihan bentuk ini, sehingga 
metode simpleks yang lebih umum dan rumit tidak perlu digunakan. 
TABEL 4. MODEL TRANSPORTASI PERSOALAN AMD COMPANY 
8 4 7 
24 15 16 
16 9 24 
7 
Ke 
Dari 
TUJUAN Penawaran 
A B C (supply) 
SUMBER 
( 
Tambang) 
W 
15 
41 
56 
X 
10 
72 
82 
Y 
77 
77 
Permintaan 102 72 41 215
Fungsi tujuannya adalah meminimumkan total biaya transportasi 
8X11 + 4X12 + 7X13 + 24X21 + 15X22 + 16X23 + 16X31 + 9X32 + 24X33 
Ada tiga batasan yang menyatakan bahwa AMD tidak dapat mengirimkan kerikil 
lebih banyak dari yang dimilikinya : 
8 
Pabrik (Supply) : 
- tambang W : X11+X12+X13 ≤56 
- tambang X: X21+X22+X23 ≤82 
- tambang Y: X31+X32+2X33 ≤ 77 
Ada tiga batasan tujuan yang menyatakan bahwa tiap proyek harus menerima kerikil 
yang dibutuhkan: 
- proyek A : X11+X21+X31 ≤102 
- proyek B: X12+X22+X32 ≤ 72 
- proyek C : X13+X23+X33 ≤ 41 
1. Penentuan Pemecahan masalah Nilai Awal 
Tujuan dari langkah pemecahan nilai awal adalah untuk memperoleh suatu 
penyelesaian layak dasar awal. Karena semua kendala fungsional dalam masalah 
transportasi merupakan kendala persamaan metode simpleks akan memperolah 
penyelesaian dengan memassukkan variabel-variabel buatan dan memakainya sebagai 
variabel dasar awal. Penyelesaian dasar yang diperoleh sebenarnya layak hanya bagi 
suatu revisi dari masalahnya sehingga dibutuhkan sejumlah iterasi untuk membuat 
variabel buatan menjadi nol untuk mencapai penyelesaian layak dasar. Prosedur 
untuk membuat penyelesaian layak dasar awal memilih variabel-variabel dasar satu
persatu. Setelah siap seleksi, suatu nilai yang memenuhi suatu kendala tambahan 
diberikan kepada variabel tersebut. 
Algoritma umum untuk membuat penyelesaian layak dasar awal: 
Untuk memulai: semua baris sumber dan lajur tujuan dari table simpleks 
transportasi pada awalnya dipertimbangkan untuk mengahasilkan suatu variabel dasar 
(alokasi). 
Langkah 1: dari antara baris-baris dan lajur yang menjadi pertimbangan, pilihlah 
variabel dasar (alokasi) berikut sesuai dengan suatu criteria tertentu. 
Langkah 2: buatlah alokasi tersebut cukup besar agar tepat menghabiskan sisa suplly 
dengan barisnya atau sisa permintaan dalam lajurnya (yang mana saja yang lebih 
kecil) 
Langkah 3: keluarkan baris atau lajur itu (yang mana saja yang mempunyai sisa 
suplly atau permintaan yang lebih kecil) dari pertimbangan lebih lanjut. (jika baris da 
lajur mempunyai sisa supply dan permintaan yang sama, pilihlah secara arbitrer baris 
yang akan dikeluarkan. Lajur akan dipakai kemudian untuk menghasilkan suatu 
variabel dasar buruk adalah suatu alokasi nol yang dilingkari). 
Langkah 4: jika hanya ada satu baris atau satu lajur yang dipertimbangkan, maka 
prosedur dilengkapi dengan memilih setiap variabel yang sisa (adalah variabel-variabel 
yang sebelumnya tidak dipilih sebagai dasar atau dikeluarkan dari 
pertimbangan dengan mengeluarkan baris atau lajur yang berkaitan dengan baris atau 
lajur layak. Jika tidak demikian kembalilah ke langkah 1. 
Untuk mendapatkan pemecahan awal dari persoalan transportasi, ada 3 
prosedur yang disebut dengan aturan Sudut Barat Laut (North West Corner rule), dan 
dua prosedur yang lainnya adalah metode Biaya Terendah (Least Cost Rule) dan 
metode Aproksimasi Vogel. 
9
2.1.1 Metode Sudut Barat Laut (North West Corner rule) 
Metode ini digunakan dengan mengalokasikan jumlah maksimum yang dapat 
diijinkan oleh penawaran dan permintaan kepada variabel X11. 
Algoritma penyelesaian masalah nilai awal dengan metode sudut barat laut: 
1. Pilih variabel X11. Variabel ini berada di sudut kiri atas atau arah sudut 
barat laut sesuai dengan namanya. Kolom atau baris yang dipenuhi lalu 
disilang, ini menunjukkan bahwa variabel sisanya dalam kolom (baris) 
yang disilang tersebut adalah sama dengan nol. Jika sebuah kolom dan 
baris dipenuhi secara bersamaan, hanya satu yang disilang. Kondisi ini 
menjadi penentu variabel dasar nol, jika ada secara otomatis. 
2. Setelah menyelesaikan jumlah penawaran dan permintaan untuk semua 
baris dan kolom yang belum disilang, jumlah mksimum yang layak 
dialokasikan ke elemen pertama yang belum disilang, jumlah maksimum 
yang layak dialokasikan ke elemen pertama yang belum disilang di kolom 
(baris) yang baru. Proses ini diselesaikan ketika tepat satu baris baris 
yang baru. Proses ini diselesaikan ketika tepat satu baris kolom belum di 
silang. 
Pemecahan masalah AMD dengan metode sudut barat laut untuk persoalan AMD 
adalah sebagai berikut: 
1. Sel X11 = 56, yang menyinggung baris W, jadi tidak ada lagi alokasi lebih 
lanjut dapat dibuat dalam baris W, jumlah yang tersisa alam kolom A adalah 
46 unit 
2. Sel X11 = 46, untuk menyilang kolom A sehingga tersisa 36 dalam baris X 
3. Sel X22 = 36 untuk menyilang baris X sehingga 36 dalam kolom B 
4. Sel X32 = 36 untuk menyilang kolom B sehigga tersisa 41 dalam baris Y 
5. Sel X33 = 33 yang menyilang kolom 3 atau baris 3. 
10
Karena semua kapasitas baik untuk penawaran dan permintaan sudah dipenuhi berarti 
proses selesai. 
Selanjutnya kita simak pemecahan awal yang meliputi lima kombinasi sumber 
tujuan. Segi empat atau sel yang tidak memuat nilai dinyatakan sebagai kosong, 
artinya tak ada jumlah unit yant dikirimkan antara dua titik yang bersangkutan. jadi 
tak ada dalam pemecahan awal. Sekarang kita hitung pemecahan awal dengan cara 
kita kalikan jumlah pengiriman antara tiap kombinasi sumber tujuan ( Xij) dalam 
pemecahan dengan unit biaya (Cij) yang berkaitan. hasilnya telihat pada Tabel berikut 
Tabel 5. pemecahan peroalan AMD dengan metode NWC 
11 
Ke 
Dari 
TUJUAN 
Penawaran 
( supply ) 
A B C 
Sumber 
(Tabungan) 
W 
8 
56 
4 7 56 
X 
24 
46 
15 
36 
16 82 
Y 
16 9 
36 
24 
41 
77 
Permintaan 
102 
72 
41 
215 
Degenerasi dalam Membuat Pemecahan Awal
Marilah kita asumsikan kapasitas tambang dan kebutuhan proyek dalam persoalan 
awal AMD telah berubah . dengan menggunkan aturan Sudut Barat Laut , kita 
dapatkan pemecahan awal dalam table 5.8 . 
Table 6. Alokasi dengan metode NWC 
Dari Tambang Ke proyek Jumlah (Truk) 
W A 56 
X A 46 
X B 36 
Y B 36 
Y C 41 
Total 215 
Table 7. Total biaya transportasi dengan metode NWC 
12 
Kombinasi 
Sumber tujuan 
Jumlah yang 
Dikirim 
X unit = total biaya 
X11 
X12 
X22 
X32 
X33 
56 
46 
36 
36 
41 
8 
24 
15 
9 
24 
448 
1104 
540 
324 
984 
Total Biaya Transportasi $ 3400
Tabel 8. Persoalan Degenerasi 
13 
Ke 
Dari 
TUJUAN 
Penawaran 
( supply ) 
A B C 
Sumber 
(Tabungan) 
W 
8 
56 
4 7 56 
X 
24 
46 
15 
36 
16 82 
Y 
16 9 
24 
41 
77 
Permintaan 
( demand ) 
102 
72 
41 
215 
Pada table diatas, kolom B dan baris X dipenuhi secara bersamaan. Menurut Prinsip 
kebutuhan dikurangi 1, kita harus mempunyai lima segi empat terpakai. Oleh karena 
itu pemecahan ini diliputi degenerasi. Kasus ini timbul bila, dalam menggunakan 
aturan Sudut Barat Laut, kebutuhan kolom dan baris dipenuhi secara bersamaan , 
sehingga melanggar pola bertahap. Dalam kasus tersebut diatas, ini terjadi pada segi 
empat XB.
Untuk memecahkan degenerasi ini , kita alihkan sel kosong ke salah satu sel terpakai. 
Meskipun kita bisa memilih sel kosong yang mana saja, tapi berdasarkan prosedur 
urutan SBL, kita harus mengaskan se sel sedemikian rupa, guna menjaga rantai segi 
empat tidak putus. Tabelberikut Menunjukkan diselipkammya sel kosong ke sel XC, 
meskipun sebelumnya telah ditugaskan ke sel YB. sekarang kita mempunyai lima sel 
terpakai untuk memenuhi uji degenerasi. 
Tabel 9. Pemecahan Persoalan degenarasi 
14 
Ke 
Dari 
TUJUAN 
Penawaran 
( supply ) 
A B C 
Sumber 
(Tabungan) 
W 
8 
56 
4 7 56 
X 
24 
46 
15 
36 
16 
0 
82 
Y 
16 9 
24 
41 
41 
Permintaan 
( demand ) 
102 
72 
41 
215
2.1.2 Metode Biaya Terendah ( least cost rule ) 
Metode Biaya terendah berusaha mencapai tujuan meminimumkan biaya 
transportasi dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya 
biaya transportasi per unit. 
Algoritma (prosedur) pemecahaan awal persoalan transportasi bila metode 
biaya terendah adalah sebagai berikut: alokasikan setinggi mungkin jumlah 
komoditas pada sel yang mempunyai biaya terkecil unit dalam keseluruhan table. Jika 
ada beberapa sel yang memiliki biaya unit terkecil yang sama maka pilih salah 
satunya secara sembarang. silang kolom atau baris yang telah terpenuhi, jika baik 
kolom atau baris dipenuhi secara bersamaan hanya satu yang disilang. setelah 
menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk semua baris dan kolom yang belum 
disilang, ulangi proses dengan memberikan nilai setinggi mungkin pada sel yang 
memiliki unit biaya terkecil berikutnya yang belum disilang. Proses ini diselesaikan 
ketika tepat satu baris atau kolom yang belum disilang. 
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 
1. X12 adalah variable yang mempunyai biaya unit terkecil C12 = 4 , Penawaran 
dan permintaan yang bersangkutan memberikan X12 = 56 sehingga baris W 
disilangkan dan kolom B tersisa 16 . 
2. X32 adalah biaya terkecil berikutnya C32 = 9 , penawaran dan permintaan 
yang bersangkutan memberikan X32 = 16 , sehingga kolom B disilang dan Y 
tersisa 61. 
3. X32 dan X31 samam- sama memiliki unit biaya terkecil berikutnya yang belum 
disilang. Pilih salah satunya secara sembarang , misalkan yaitu X23 = 41 , dan 
baris X tersisa 41. 
4. X31 adalah variabel yang mempunyai unit biaya terkecil berikutnya yaitu 16 , 
15 
berikan X31 = 6
5. Dengan demikian tinggal satu kolom dan baris yang belum terpenuhi . secara 
otomatis baris X penawarannya di berikan ke kolom A yang masih kurang 
41 unit , sehingga X21 = 41 dan prosedur telah selesai . 
Tabel 10.Total biaya transportasi dengan metode least cost 
16 
Kombinasi 
Sumber tujuan 
Jumlah yang 
Dikirim 
X unit biaya = total biaya 
X11 
X12 
X22 
X32 
X33 
56 
41 
41 
61 
16 
4 
24 
16 
16 
9 
224 
984 
656 
976 
144 
Total Biaya Transportasi $ 2984 
Tabel 10. Menunjukkan pemecahan dengan menggunakan metode Least Cost , dan 
jika dibandingkan dengan hasil pemecahan dengan metode Sudut Barat Laut , 
ternyata total biaya transportasi lebih baik, yaitu ada penghematan $ 416 ( = 3400- 
2984 ).
Tabel 11. pemecahan persoalan AMD dengan menggunakan Metode Least Cost. 
17 
Ke 
Dari 
TUJUAN 
Penawaran 
( supply ) 
A B C 
Sumber 
(Tabungan) 
W 
8 
4 
56 
7 56 
X 
24 
41 
15 
16 
41 
82 
Y 
16 
61 
9 
16 
24 
77 
Permintaan 
( demand ) 
102 
72 
41 
215 
2.1.3 Metode Aproksimasi Vogel ( VAM ) 
Metode ini merupakan sebuah metode heuristic dan biasanya memberikan 
pemecahan awal yang lebih baik daripada metode sebelunya, yaitu metode North 
West Corner dan Least Cost. pada kenyataannya metode Aproksimasi Vogel 
umumnya menghasilkan pemecahan awal mendekati hasil optimum.
Algoritma (prosedur) metode Aproksimasi Vogel dijelaskan sebagai berikut: 
1. Evaluasi penalty setiap baris dan kolom dengan mengurangkan elemen biaya 
terkecil dalam baris (kolom) dari biaya terkecil berikutnya dalam baris 
(kolom) yang sama. 
2. Identifikasi baris ( kolom ) dengan penalty terbesar, pilih nilai yang sama 
secara sembarang. Alokasikan sebanyak mungkin pada variabel pada sel yang 
mempunyai unit biaya terendah dalam baris (kolom) yang dipilih. Sesuaikan 
penawaran dan permintaan dan saling baris atau kolom yang dipenuhi. Jika 
sebuah baris atau kolom dengan penawaran (permintaan) nol tidak boleh 
dipergunakan lagi dalam menghitung penalty berikutnya 
(dalam langkah 3) 
3. a. jika tepat satu baris atau kolom yang belum disilangkan maka berhentilah. 
b. Jika hanya satu baris atau kolom dengan penawaran (permintaan) positif 
yang belum disilangkan, maka tentukan variabel dasar dalam baris atau kolom 
tersebut dengan biaya terendah. 
c. Jika semua baris dan kolom yang belum disilangkan memiliki (diberikan) 
permintaan dan penawaran nol, tentukan variabel dasar nol berdasarkan 
metode Least Cost, berhentilah . 
d. Jika, tidak, hitung ulang penalty untuk baris dan kolom yang belum 
disilang, lalu kemudian langkah ke – 2. 
Mari kita simak persoalan AMD jika diselesaikan dengan metode Aproksiasi 
Vogel. Pertama tentukan penalty (selisih dua unit biaya terkecil pada baris ata ukolom 
yang sama) untuk masing-masing baris dan kolom. Kemudian identifikasi baris atau 
kolom yang memiliki nilai penalty terebesar. 
Tabel memperihatkan kelompok penalty terbesar diperoleh pada kolom C dan karena 
C13 = 7 merupakan unt biaya terkecil pada kolom C , maka 
18
Jumlah 41 diberikan kepada X13. Sehingga penawaran W tersisa 15, dan kolom C 
disilang. 
Kelompok penalty kedua, baris X memiliki penalti terbesar dan karena C22 = 
15 merupakan unit biaya terkecil pada baris X, maka jumlah 72 diberikan pada X22 
sehingga penawaran baris X tersisa 10, dan kolom B disilang. Selanjutnya karena 
tinggal satu kolom (A) yang belum disilang maka tidak perlu lagi menghitung penalti. 
Langsung alokasikan sisa penawaran pada kolom A tersebut sampai terpenuhi. Biaya 
total transportasi diperlihatkan pada Tabel 11 , dimana kalau kita bandingkan dengan 
pemecahan dua metode sebelumnya maka tampak lebih baik. 
TABEL 12. Tabel Penalti Baris dan Kolom 
19 
Ke 
Dari 
TUJUAN Penawaran 
A B C (supply) 
SUMBER 
(Tambang) 
W 
8 
4 
15 
41 
56 
X 
24 
10 
72 
82 
Y 
77 
77 
Permintaan 
(demand) 
16 
15 
9 
102 72 41 215 
P1 8 5 9 
P2 8 5 - 
7 
16 
24
Tabel 13. Total biaya transportasi dengan metodeVAM 
20 
Kombinasi 
sumber tujuan 
Jumlah yang 
dikirim 
X unit biaya = total biaya 
X11 15 8 120 
X13 41 7 287 
X21 10 24 240 
X22 72 15 1080 
X31 77 16 1232 
Total Biaya Transportasi $ 2954
BAB III 
KESIMPULAN 
 Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari 
beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, 
dengan permintaan tertentu, pada biaya transport minimum. karena hanya ada 
satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaan dari 
satu atau lebih sumber. 
 Tujuan dari model transportasi adalah merencanakan pengiriman dari sumber-sumber 
tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total biaya transportasi 
21 
dengan kendala-kendala: 
1. Setiap permintaan tujuan terpenuhi 
2. Sumber tidak mungkin mengirim komoditas lebih besar dari kapasitasnya. 
 Untuk mendapatkan pemecahanawal dari persoalan transportasi, ada 3 
prosedur yang disebut dengan aturan Sudut Barat Laut (North West Corner 
rule), dan dua prosedur yang lainnya adalah metode Biaya Terendah (Least 
Cost Rule) dan metode Aproksimasi Vogel.
DAFTAR PUSTAKA 
Hillier, S Frederick , dkk. 1990.Pengantar Riset Operasi. Jakarta: PT. Gelora Aksara 
Pratama 
Mulyono, Sri. 2002. Riset Operasi. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi UI: Jakarta 
Subagyo,Pangestu, dkk. 2000. Dasar-dasar Operasi Research. BPFE: Yogyakarta 
Taha, Hamdya A. 2004. Operations Reserch. Universitas of Arkansas: Fayettelville 
Winston, L Wayne. 2004. Operation Research Aplication And Algorithms Fourth 
Edition. Canada: India University 
22

More Related Content

What's hot

Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
liabika
 
Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )Andika Januarianto
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Raden Maulana
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
Heni Widayani
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
Reza Mahendra
 
Metode newton
Metode newtonMetode newton
Metode newton
Grizia Zhulva
 
Rantai Markov 1
Rantai Markov 1Rantai Markov 1
Rantai Markov 1
Onggo Wiryawan
 
Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016
rozi arrozi
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
hidayatulfitri
 
Matriks elementer
Matriks elementerMatriks elementer
Matriks elementer
kartika amelia
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Rosmaiyadi Snt
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
matematikaunindra
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
Siti Chairrun Nisah
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
hazhiyah
 
Operation research metode transportasi
Operation research   metode transportasiOperation research   metode transportasi
Operation research metode transportasiAtika Purnamaratri
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
Mercu Buana University
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
Aniklestari1997
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
BAIDILAH Baidilah
 

What's hot (20)

Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
 
Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Metode newton
Metode newtonMetode newton
Metode newton
 
Rantai Markov 1
Rantai Markov 1Rantai Markov 1
Rantai Markov 1
 
Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
 
Matriks elementer
Matriks elementerMatriks elementer
Matriks elementer
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
 
Operation research metode transportasi
Operation research   metode transportasiOperation research   metode transportasi
Operation research metode transportasi
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
 

Viewers also liked

Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
suparman11
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
Lembayung Senja
 
CONTOH soal metode VAM program linear
CONTOH soal metode VAM program linearCONTOH soal metode VAM program linear
CONTOH soal metode VAM program linear
Nadya Mahanani
 
Model transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELAN
Model transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELANModel transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELAN
Model transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELANNajibullah Al Farisy
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasiYudin Ahmad
 
latihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasilatihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasi
Ayu Fatimah Zahra
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
Feronica Romauli
 
5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasan5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasanNadia Rahmatul Ummah
 
Masalah Transportasi
Masalah TransportasiMasalah Transportasi
Masalah Transportasi
Ibnu Khayath Farisanu
 
2. transportasi
2. transportasi2. transportasi
2. transportasi
aisyaaaaahh
 
Bahan ajarr.o volume1
Bahan ajarr.o volume1Bahan ajarr.o volume1
Bahan ajarr.o volume1Heri Cahyono
 
Risetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasiRisetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasi
Koran Bekas
 
Vogel’S Approximation Method (Vam)
Vogel’S Approximation Method (Vam)Vogel’S Approximation Method (Vam)
Vogel’S Approximation Method (Vam)henrianto leo
 
Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)
Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)
Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)
Yuan Yuanita
 
Pert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasanPert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasanwawankoerniawan
 
Simpleks minimasi
Simpleks minimasiSimpleks minimasi
Simpleks minimasi
viaigii
 
Pot p emograman linear 2016
Pot  p emograman linear 2016Pot  p emograman linear 2016
Pot p emograman linear 2016
ogie saputra
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Nila Aulia
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset Operasi
Princess Nisa
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
Siti Zuariyah
 

Viewers also liked (20)

Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
CONTOH soal metode VAM program linear
CONTOH soal metode VAM program linearCONTOH soal metode VAM program linear
CONTOH soal metode VAM program linear
 
Model transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELAN
Model transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELANModel transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELAN
Model transportasi (0 0)gasal1213 PERMODELAN
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 
latihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasilatihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasi
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasan5. masalah transportasi dan penugasan
5. masalah transportasi dan penugasan
 
Masalah Transportasi
Masalah TransportasiMasalah Transportasi
Masalah Transportasi
 
2. transportasi
2. transportasi2. transportasi
2. transportasi
 
Bahan ajarr.o volume1
Bahan ajarr.o volume1Bahan ajarr.o volume1
Bahan ajarr.o volume1
 
Risetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasiRisetoperasi 6-metode-transportasi
Risetoperasi 6-metode-transportasi
 
Vogel’S Approximation Method (Vam)
Vogel’S Approximation Method (Vam)Vogel’S Approximation Method (Vam)
Vogel’S Approximation Method (Vam)
 
Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)
Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)
Perkembangan transportasi, komunikasi, industrialisasi di indonesia (SMA)
 
Pert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasanPert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasan
 
Simpleks minimasi
Simpleks minimasiSimpleks minimasi
Simpleks minimasi
 
Pot p emograman linear 2016
Pot  p emograman linear 2016Pot  p emograman linear 2016
Pot p emograman linear 2016
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset Operasi
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 

Similar to Transportasi

Mi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasiMi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasiHari Sumartono
 
K9 Model Transportasi.pdf
K9 Model Transportasi.pdfK9 Model Transportasi.pdf
K9 Model Transportasi.pdf
JasonChyiziawan
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Metode transportasi (lp)
Metode transportasi (lp)Metode transportasi (lp)
Metode transportasi (lp)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationLN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
Binus Online Learning
 
LN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationLN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
Binus Online Learning
 
OR 08.pdf
OR 08.pdfOR 08.pdf
OR 08.pdf
AGUNG777095
 
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di BandungEvaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di BandungSyawalianto Rahmaputro
 
MO I Strategi Lokasi
MO I Strategi LokasiMO I Strategi Lokasi
MO I Strategi Lokasi
Lilia Pascariani
 
TRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptx
TRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptxTRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptx
TRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptx
Bal75
 
IEEE-Conference-A4-format-MSword
IEEE-Conference-A4-format-MSwordIEEE-Conference-A4-format-MSword
IEEE-Conference-A4-format-MSword
Cindy Claudia
 
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industriPertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
dhimasusahid20230520
 
Bab i stepping stone
Bab i stepping stoneBab i stepping stone
Bab i stepping stone
fetara17
 
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFJawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
SUCIK PUJI UTAMI
 
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
Rizka85
 
Pertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptx
Pertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptxPertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptx
Pertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptx
AryaMahardhika3
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
Fahmy Metala
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
hazhiyah
 
M13 t ransportasi
M13  t ransportasiM13  t ransportasi
M13 t ransportasi
Silvi Rushanti
 
Model Transfortasi Metode MODI.pptx
Model Transfortasi Metode MODI.pptxModel Transfortasi Metode MODI.pptx
Model Transfortasi Metode MODI.pptx
AkademikFKIP1
 

Similar to Transportasi (20)

Mi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasiMi+ +bab+3+metode+transportasi
Mi+ +bab+3+metode+transportasi
 
K9 Model Transportasi.pdf
K9 Model Transportasi.pdfK9 Model Transportasi.pdf
K9 Model Transportasi.pdf
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Metode transportasi (lp)
Metode transportasi (lp)Metode transportasi (lp)
Metode transportasi (lp)
 
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationLN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN8 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
 
LN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight TransportationLN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
LN 9 - Planning and Managing Long Haul Freight Transportation
 
OR 08.pdf
OR 08.pdfOR 08.pdf
OR 08.pdf
 
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di BandungEvaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
Evaluasi trayek angkot untuk mengatasi kemacetan di Bandung
 
MO I Strategi Lokasi
MO I Strategi LokasiMO I Strategi Lokasi
MO I Strategi Lokasi
 
TRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptx
TRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptxTRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptx
TRANSPORTASI METODE NORTH WEST.pptx
 
IEEE-Conference-A4-format-MSword
IEEE-Conference-A4-format-MSwordIEEE-Conference-A4-format-MSword
IEEE-Conference-A4-format-MSword
 
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industriPertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
Pertemuan 6 Model Transportasi teknik industri
 
Bab i stepping stone
Bab i stepping stoneBab i stepping stone
Bab i stepping stone
 
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIFJawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
Jawaban diskusi minggu 11 METODE KUANTITATIF
 
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
06. MODEL ARUS JARINGAN.pdf
 
Pertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptx
Pertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptxPertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptx
Pertemuan 10 Metode Transportasi LC & VAM.pptx
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 
M13 t ransportasi
M13  t ransportasiM13  t ransportasi
M13 t ransportasi
 
Model Transfortasi Metode MODI.pptx
Model Transfortasi Metode MODI.pptxModel Transfortasi Metode MODI.pptx
Model Transfortasi Metode MODI.pptx
 

Transportasi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Terdapat bermacam-macam model jaringan ( network model ). Suatu jaringan adalah suatu sistem garis-garis atau saluran-saluran yang menghubungkan titik-titik yang berlainan. Beberapa contoh jaringan adalah: jaringan rel kereta api, sistem saluran pipa, jaringan jalan raya, dan jaringan penerbangan. Dalam semua jaringan ini terjadi arus dari titi-titik sumber menuju beberapa titik tujuan. misalnya, dalam suatu sistem saluran pipa dapat dikirim air, minyak, atau gad dari sumber menuju langganan yang meminta. Banyak masalah jaringan dapat dirumuskan sebagai masalah LP dan solusinya dapat diperoleh dengan menggunakan metode simpleks. tetapi, banyak teknik jaringan khusus telah dikembangankan yang umunya lebih efisien daripada metode simpleks. Masalah transportasi adalah salah satu contoh dari model jaringan yag memiliki ciri-ciri seperti itu. Apa yang dimaksud dengan masalah transportasi , bagaimana cara-cara menyelesaikannya, dan variasi dari masalah itu . 1
  • 2. BAB II ISI 2.1 DEFINISI DAN APLIKASI MODEL TRANSPORTASI Metode transportasi adalah suatu metode dalam Riset Operasi yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal.Alokasi produk harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Disamping itu juga metode transportasi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah dunia usaha (bisnis) lainnya. Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transport minimum. Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaan dari satu atau lebih sumber. Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transport pada suatu rute tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang dikirimkan sangat bergantung pada jenis produk yang diangkut, yang penting, satuan penawaran dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten. Sebuah model transportasi dapat dibayangkan seperti contoh berikut . Misalnya produk yang dihasilkan pada pabrik pabrik (sumber) harus didistribusikan ketiga gudang (tujuan). Setiap pabrik memiliki jumlah permintaan tertentu terhadap produk itu. Dengan diketahuinya biaya transport per unit dari masing-masing gudang, masalahnya adalah menentukan jumlah barang yang harus dikirim dari masing-masing pabrik ke masing-masing gudang dengan tujuan meminimumkan biaya transport. 2
  • 3. Persyaratan (kendala) masalah ini adalah bahwa permintaan pada stiap gudang harus dipenuhi tanpa melebihi kapasitas produksi pada setiap pabrik. Masalah itu diilustrasikan sebagai suatu model jaringan transportasi umum, pada gambar berikut: Sumber ( Pabrik) tujuan ( Gudang ) Cirebon Semarang Bandung Jakarta Cilacap Purwokerto 3 Nb : Pabrik Gudang Tujuan dari model transportasi adalah merencanakan pengiriman dari sumber-sumber tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total biaya transportasi dengan kendala-kendala: 1. Setiap permintaan tujuan terpenuhi 2. Sumber tidak mungkin mengirim komoditas lebih besar dari kapasitasnya. Suatu model transportasi dikatakan seimbang (balanced program) apabila total jumlah antara penawaran dan permintaan sama, secara matematis dituliskan: 푚푖 Σ 푎푖 푛푗 =1 = Σ =1 푏푗
  • 4. Model transportasi dapat dirumuskan sebagai berikut: =1 ≤ 푎푖 푖 = 1,2,3,..,m (batasan penawaran) 4 푚푖 Minimum Z = Σ 푏푖푗 =푗 Σ 푐푖푗푥푖푗 Dengan batasan: 푛푗 Σ 푥푖푗 푚푖 Σ 푥푖푗 =1 ≤ 푏푖 푖 = 1,2,3,..,m (batasan penawaran) 푋푖푗 ≤ 0 Tabel tranportasi merupakan model yang dapat membantu kita untuk memahami persoalan transportasi dengan tepat. Tabel berikut menunjukkan bahwa jumlah kapasitas sumber bisa tidak sama dengan kapasitas tujuan, bila kapasitas sumber sama dengan kapasitas tujuan maka seluruh kendala atau batasan berupa persamaan. Bila sebaliknya, kapasitas sumber lebih besar dari kapasitas tujuan maka kendala berupa pertidaksamaan dengan tanda ≤. Penggunaan tanda pertidaksamaan ini mempunyai tujuan untuk mengalokasikan kelebihan kapasitas yang terjadi ke dalam variabel slack.
  • 5. TABEL 1. TRANSPORTASI C11 C12 C1n C21 C22 C2n Cm2 Cmn 5 Ke Dari TUJUAN PENAWARAN 1 2 … N (SUPPLY) S U M B E R 1 X11 X12 … X1n a1 2 X21 X22 … X2n a2 … … … … … … M Cm1 Xm1 Xm2 … Xmn an Permintaan (demand) b1 b2 … bn Keterangan: 푋푖푗 = unit yang dikirim dari sumber i ke tujuan j Cij = biaya per unit dari sumber i ke tujuan j 푎푖 = kapasitas penawaran (suplly) dari sumber i 푏푖 = kapasitas permintaan (demand) dari tujuan i i = 1, 2, … , m j = 1, 2, … , n Contoh kasus AMD Company, yang telah menerima kontrak untuk memasok kerikil untuk ketiga proyek jalan baru yang terletak di kota Greenville, Fountain, dan Ayden. Ahli konstruksi telah memperkirakan jumlah kerikil yang dibutuhkan ketiga proyek konstruksi jalan itu.
  • 6. Table 2. PROYEK Proyek Lokasi Kebutuhan (truk) A Fountain 102 B Greenville 72 C Ayden 41 TOTAL 215 AMD mempunyai tiga tambang batu kerikilyang terleetak di kota Kingston, Wilson, dan Bethel. Kerikil yang dibutuhkan untuk proyek konstruksi dipasok oleh ketiga tambang tersebut. Kepala pengiriman AMD telah menghitung jumlah kerikil yang dapat dipasok oleh tiap tambang. Tabel 3. PERSEDIAAN TAMBANG Tambang Lokasi persediaan (truk) W Kingston 56 H Wilson 82 P Bethel 77 TOTAL 215 Total yang tersedia tepat sama dengan total yang diminta. Walaupun keseimbangan sangat jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tapi secara konseptual ia memungkinkan kita untuk memusatkan perhatian pada ide dasar yang melandasi metode transportasi. 6
  • 7. Perusahaan telah menghitung biaya pengiriman dari tiap tambang ke lokasi proyek. Total biaya pengiriman antara tiap tambang dan lokasi proyek bervariasi tergantung pada jumlah muatan truk. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan pada tiap tambang, persoalan yang dihadapi perusahaan adalah perencananan pengiriman dari tiap tambang ke lokasi proyek sedemikian rupa sehingga meminimumkan biaya total transportasi dalam batasan yang ditentukan oleh kapasitas tambang dan kebutuhan proyek. TABEL 3. BIAYA PENGANGKUTAN DARI TAMBANG KE PROYEK Dari Biaya per muatan ($) Ke proyek A Ke proyek B Ke Proyek C Tambang W 8 4 7 Tambang X 24 15 16 Tambang Y 16 9 24 Metode transportasi adalah cara memanfaatkan kelebihan bentuk ini, sehingga metode simpleks yang lebih umum dan rumit tidak perlu digunakan. TABEL 4. MODEL TRANSPORTASI PERSOALAN AMD COMPANY 8 4 7 24 15 16 16 9 24 7 Ke Dari TUJUAN Penawaran A B C (supply) SUMBER ( Tambang) W 15 41 56 X 10 72 82 Y 77 77 Permintaan 102 72 41 215
  • 8. Fungsi tujuannya adalah meminimumkan total biaya transportasi 8X11 + 4X12 + 7X13 + 24X21 + 15X22 + 16X23 + 16X31 + 9X32 + 24X33 Ada tiga batasan yang menyatakan bahwa AMD tidak dapat mengirimkan kerikil lebih banyak dari yang dimilikinya : 8 Pabrik (Supply) : - tambang W : X11+X12+X13 ≤56 - tambang X: X21+X22+X23 ≤82 - tambang Y: X31+X32+2X33 ≤ 77 Ada tiga batasan tujuan yang menyatakan bahwa tiap proyek harus menerima kerikil yang dibutuhkan: - proyek A : X11+X21+X31 ≤102 - proyek B: X12+X22+X32 ≤ 72 - proyek C : X13+X23+X33 ≤ 41 1. Penentuan Pemecahan masalah Nilai Awal Tujuan dari langkah pemecahan nilai awal adalah untuk memperoleh suatu penyelesaian layak dasar awal. Karena semua kendala fungsional dalam masalah transportasi merupakan kendala persamaan metode simpleks akan memperolah penyelesaian dengan memassukkan variabel-variabel buatan dan memakainya sebagai variabel dasar awal. Penyelesaian dasar yang diperoleh sebenarnya layak hanya bagi suatu revisi dari masalahnya sehingga dibutuhkan sejumlah iterasi untuk membuat variabel buatan menjadi nol untuk mencapai penyelesaian layak dasar. Prosedur untuk membuat penyelesaian layak dasar awal memilih variabel-variabel dasar satu
  • 9. persatu. Setelah siap seleksi, suatu nilai yang memenuhi suatu kendala tambahan diberikan kepada variabel tersebut. Algoritma umum untuk membuat penyelesaian layak dasar awal: Untuk memulai: semua baris sumber dan lajur tujuan dari table simpleks transportasi pada awalnya dipertimbangkan untuk mengahasilkan suatu variabel dasar (alokasi). Langkah 1: dari antara baris-baris dan lajur yang menjadi pertimbangan, pilihlah variabel dasar (alokasi) berikut sesuai dengan suatu criteria tertentu. Langkah 2: buatlah alokasi tersebut cukup besar agar tepat menghabiskan sisa suplly dengan barisnya atau sisa permintaan dalam lajurnya (yang mana saja yang lebih kecil) Langkah 3: keluarkan baris atau lajur itu (yang mana saja yang mempunyai sisa suplly atau permintaan yang lebih kecil) dari pertimbangan lebih lanjut. (jika baris da lajur mempunyai sisa supply dan permintaan yang sama, pilihlah secara arbitrer baris yang akan dikeluarkan. Lajur akan dipakai kemudian untuk menghasilkan suatu variabel dasar buruk adalah suatu alokasi nol yang dilingkari). Langkah 4: jika hanya ada satu baris atau satu lajur yang dipertimbangkan, maka prosedur dilengkapi dengan memilih setiap variabel yang sisa (adalah variabel-variabel yang sebelumnya tidak dipilih sebagai dasar atau dikeluarkan dari pertimbangan dengan mengeluarkan baris atau lajur yang berkaitan dengan baris atau lajur layak. Jika tidak demikian kembalilah ke langkah 1. Untuk mendapatkan pemecahan awal dari persoalan transportasi, ada 3 prosedur yang disebut dengan aturan Sudut Barat Laut (North West Corner rule), dan dua prosedur yang lainnya adalah metode Biaya Terendah (Least Cost Rule) dan metode Aproksimasi Vogel. 9
  • 10. 2.1.1 Metode Sudut Barat Laut (North West Corner rule) Metode ini digunakan dengan mengalokasikan jumlah maksimum yang dapat diijinkan oleh penawaran dan permintaan kepada variabel X11. Algoritma penyelesaian masalah nilai awal dengan metode sudut barat laut: 1. Pilih variabel X11. Variabel ini berada di sudut kiri atas atau arah sudut barat laut sesuai dengan namanya. Kolom atau baris yang dipenuhi lalu disilang, ini menunjukkan bahwa variabel sisanya dalam kolom (baris) yang disilang tersebut adalah sama dengan nol. Jika sebuah kolom dan baris dipenuhi secara bersamaan, hanya satu yang disilang. Kondisi ini menjadi penentu variabel dasar nol, jika ada secara otomatis. 2. Setelah menyelesaikan jumlah penawaran dan permintaan untuk semua baris dan kolom yang belum disilang, jumlah mksimum yang layak dialokasikan ke elemen pertama yang belum disilang, jumlah maksimum yang layak dialokasikan ke elemen pertama yang belum disilang di kolom (baris) yang baru. Proses ini diselesaikan ketika tepat satu baris baris yang baru. Proses ini diselesaikan ketika tepat satu baris kolom belum di silang. Pemecahan masalah AMD dengan metode sudut barat laut untuk persoalan AMD adalah sebagai berikut: 1. Sel X11 = 56, yang menyinggung baris W, jadi tidak ada lagi alokasi lebih lanjut dapat dibuat dalam baris W, jumlah yang tersisa alam kolom A adalah 46 unit 2. Sel X11 = 46, untuk menyilang kolom A sehingga tersisa 36 dalam baris X 3. Sel X22 = 36 untuk menyilang baris X sehingga 36 dalam kolom B 4. Sel X32 = 36 untuk menyilang kolom B sehigga tersisa 41 dalam baris Y 5. Sel X33 = 33 yang menyilang kolom 3 atau baris 3. 10
  • 11. Karena semua kapasitas baik untuk penawaran dan permintaan sudah dipenuhi berarti proses selesai. Selanjutnya kita simak pemecahan awal yang meliputi lima kombinasi sumber tujuan. Segi empat atau sel yang tidak memuat nilai dinyatakan sebagai kosong, artinya tak ada jumlah unit yant dikirimkan antara dua titik yang bersangkutan. jadi tak ada dalam pemecahan awal. Sekarang kita hitung pemecahan awal dengan cara kita kalikan jumlah pengiriman antara tiap kombinasi sumber tujuan ( Xij) dalam pemecahan dengan unit biaya (Cij) yang berkaitan. hasilnya telihat pada Tabel berikut Tabel 5. pemecahan peroalan AMD dengan metode NWC 11 Ke Dari TUJUAN Penawaran ( supply ) A B C Sumber (Tabungan) W 8 56 4 7 56 X 24 46 15 36 16 82 Y 16 9 36 24 41 77 Permintaan 102 72 41 215 Degenerasi dalam Membuat Pemecahan Awal
  • 12. Marilah kita asumsikan kapasitas tambang dan kebutuhan proyek dalam persoalan awal AMD telah berubah . dengan menggunkan aturan Sudut Barat Laut , kita dapatkan pemecahan awal dalam table 5.8 . Table 6. Alokasi dengan metode NWC Dari Tambang Ke proyek Jumlah (Truk) W A 56 X A 46 X B 36 Y B 36 Y C 41 Total 215 Table 7. Total biaya transportasi dengan metode NWC 12 Kombinasi Sumber tujuan Jumlah yang Dikirim X unit = total biaya X11 X12 X22 X32 X33 56 46 36 36 41 8 24 15 9 24 448 1104 540 324 984 Total Biaya Transportasi $ 3400
  • 13. Tabel 8. Persoalan Degenerasi 13 Ke Dari TUJUAN Penawaran ( supply ) A B C Sumber (Tabungan) W 8 56 4 7 56 X 24 46 15 36 16 82 Y 16 9 24 41 77 Permintaan ( demand ) 102 72 41 215 Pada table diatas, kolom B dan baris X dipenuhi secara bersamaan. Menurut Prinsip kebutuhan dikurangi 1, kita harus mempunyai lima segi empat terpakai. Oleh karena itu pemecahan ini diliputi degenerasi. Kasus ini timbul bila, dalam menggunakan aturan Sudut Barat Laut, kebutuhan kolom dan baris dipenuhi secara bersamaan , sehingga melanggar pola bertahap. Dalam kasus tersebut diatas, ini terjadi pada segi empat XB.
  • 14. Untuk memecahkan degenerasi ini , kita alihkan sel kosong ke salah satu sel terpakai. Meskipun kita bisa memilih sel kosong yang mana saja, tapi berdasarkan prosedur urutan SBL, kita harus mengaskan se sel sedemikian rupa, guna menjaga rantai segi empat tidak putus. Tabelberikut Menunjukkan diselipkammya sel kosong ke sel XC, meskipun sebelumnya telah ditugaskan ke sel YB. sekarang kita mempunyai lima sel terpakai untuk memenuhi uji degenerasi. Tabel 9. Pemecahan Persoalan degenarasi 14 Ke Dari TUJUAN Penawaran ( supply ) A B C Sumber (Tabungan) W 8 56 4 7 56 X 24 46 15 36 16 0 82 Y 16 9 24 41 41 Permintaan ( demand ) 102 72 41 215
  • 15. 2.1.2 Metode Biaya Terendah ( least cost rule ) Metode Biaya terendah berusaha mencapai tujuan meminimumkan biaya transportasi dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya transportasi per unit. Algoritma (prosedur) pemecahaan awal persoalan transportasi bila metode biaya terendah adalah sebagai berikut: alokasikan setinggi mungkin jumlah komoditas pada sel yang mempunyai biaya terkecil unit dalam keseluruhan table. Jika ada beberapa sel yang memiliki biaya unit terkecil yang sama maka pilih salah satunya secara sembarang. silang kolom atau baris yang telah terpenuhi, jika baik kolom atau baris dipenuhi secara bersamaan hanya satu yang disilang. setelah menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk semua baris dan kolom yang belum disilang, ulangi proses dengan memberikan nilai setinggi mungkin pada sel yang memiliki unit biaya terkecil berikutnya yang belum disilang. Proses ini diselesaikan ketika tepat satu baris atau kolom yang belum disilang. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. X12 adalah variable yang mempunyai biaya unit terkecil C12 = 4 , Penawaran dan permintaan yang bersangkutan memberikan X12 = 56 sehingga baris W disilangkan dan kolom B tersisa 16 . 2. X32 adalah biaya terkecil berikutnya C32 = 9 , penawaran dan permintaan yang bersangkutan memberikan X32 = 16 , sehingga kolom B disilang dan Y tersisa 61. 3. X32 dan X31 samam- sama memiliki unit biaya terkecil berikutnya yang belum disilang. Pilih salah satunya secara sembarang , misalkan yaitu X23 = 41 , dan baris X tersisa 41. 4. X31 adalah variabel yang mempunyai unit biaya terkecil berikutnya yaitu 16 , 15 berikan X31 = 6
  • 16. 5. Dengan demikian tinggal satu kolom dan baris yang belum terpenuhi . secara otomatis baris X penawarannya di berikan ke kolom A yang masih kurang 41 unit , sehingga X21 = 41 dan prosedur telah selesai . Tabel 10.Total biaya transportasi dengan metode least cost 16 Kombinasi Sumber tujuan Jumlah yang Dikirim X unit biaya = total biaya X11 X12 X22 X32 X33 56 41 41 61 16 4 24 16 16 9 224 984 656 976 144 Total Biaya Transportasi $ 2984 Tabel 10. Menunjukkan pemecahan dengan menggunakan metode Least Cost , dan jika dibandingkan dengan hasil pemecahan dengan metode Sudut Barat Laut , ternyata total biaya transportasi lebih baik, yaitu ada penghematan $ 416 ( = 3400- 2984 ).
  • 17. Tabel 11. pemecahan persoalan AMD dengan menggunakan Metode Least Cost. 17 Ke Dari TUJUAN Penawaran ( supply ) A B C Sumber (Tabungan) W 8 4 56 7 56 X 24 41 15 16 41 82 Y 16 61 9 16 24 77 Permintaan ( demand ) 102 72 41 215 2.1.3 Metode Aproksimasi Vogel ( VAM ) Metode ini merupakan sebuah metode heuristic dan biasanya memberikan pemecahan awal yang lebih baik daripada metode sebelunya, yaitu metode North West Corner dan Least Cost. pada kenyataannya metode Aproksimasi Vogel umumnya menghasilkan pemecahan awal mendekati hasil optimum.
  • 18. Algoritma (prosedur) metode Aproksimasi Vogel dijelaskan sebagai berikut: 1. Evaluasi penalty setiap baris dan kolom dengan mengurangkan elemen biaya terkecil dalam baris (kolom) dari biaya terkecil berikutnya dalam baris (kolom) yang sama. 2. Identifikasi baris ( kolom ) dengan penalty terbesar, pilih nilai yang sama secara sembarang. Alokasikan sebanyak mungkin pada variabel pada sel yang mempunyai unit biaya terendah dalam baris (kolom) yang dipilih. Sesuaikan penawaran dan permintaan dan saling baris atau kolom yang dipenuhi. Jika sebuah baris atau kolom dengan penawaran (permintaan) nol tidak boleh dipergunakan lagi dalam menghitung penalty berikutnya (dalam langkah 3) 3. a. jika tepat satu baris atau kolom yang belum disilangkan maka berhentilah. b. Jika hanya satu baris atau kolom dengan penawaran (permintaan) positif yang belum disilangkan, maka tentukan variabel dasar dalam baris atau kolom tersebut dengan biaya terendah. c. Jika semua baris dan kolom yang belum disilangkan memiliki (diberikan) permintaan dan penawaran nol, tentukan variabel dasar nol berdasarkan metode Least Cost, berhentilah . d. Jika, tidak, hitung ulang penalty untuk baris dan kolom yang belum disilang, lalu kemudian langkah ke – 2. Mari kita simak persoalan AMD jika diselesaikan dengan metode Aproksiasi Vogel. Pertama tentukan penalty (selisih dua unit biaya terkecil pada baris ata ukolom yang sama) untuk masing-masing baris dan kolom. Kemudian identifikasi baris atau kolom yang memiliki nilai penalty terebesar. Tabel memperihatkan kelompok penalty terbesar diperoleh pada kolom C dan karena C13 = 7 merupakan unt biaya terkecil pada kolom C , maka 18
  • 19. Jumlah 41 diberikan kepada X13. Sehingga penawaran W tersisa 15, dan kolom C disilang. Kelompok penalty kedua, baris X memiliki penalti terbesar dan karena C22 = 15 merupakan unit biaya terkecil pada baris X, maka jumlah 72 diberikan pada X22 sehingga penawaran baris X tersisa 10, dan kolom B disilang. Selanjutnya karena tinggal satu kolom (A) yang belum disilang maka tidak perlu lagi menghitung penalti. Langsung alokasikan sisa penawaran pada kolom A tersebut sampai terpenuhi. Biaya total transportasi diperlihatkan pada Tabel 11 , dimana kalau kita bandingkan dengan pemecahan dua metode sebelumnya maka tampak lebih baik. TABEL 12. Tabel Penalti Baris dan Kolom 19 Ke Dari TUJUAN Penawaran A B C (supply) SUMBER (Tambang) W 8 4 15 41 56 X 24 10 72 82 Y 77 77 Permintaan (demand) 16 15 9 102 72 41 215 P1 8 5 9 P2 8 5 - 7 16 24
  • 20. Tabel 13. Total biaya transportasi dengan metodeVAM 20 Kombinasi sumber tujuan Jumlah yang dikirim X unit biaya = total biaya X11 15 8 120 X13 41 7 287 X21 10 24 240 X22 72 15 1080 X31 77 16 1232 Total Biaya Transportasi $ 2954
  • 21. BAB III KESIMPULAN  Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transport minimum. karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaan dari satu atau lebih sumber.  Tujuan dari model transportasi adalah merencanakan pengiriman dari sumber-sumber tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total biaya transportasi 21 dengan kendala-kendala: 1. Setiap permintaan tujuan terpenuhi 2. Sumber tidak mungkin mengirim komoditas lebih besar dari kapasitasnya.  Untuk mendapatkan pemecahanawal dari persoalan transportasi, ada 3 prosedur yang disebut dengan aturan Sudut Barat Laut (North West Corner rule), dan dua prosedur yang lainnya adalah metode Biaya Terendah (Least Cost Rule) dan metode Aproksimasi Vogel.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Hillier, S Frederick , dkk. 1990.Pengantar Riset Operasi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Mulyono, Sri. 2002. Riset Operasi. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi UI: Jakarta Subagyo,Pangestu, dkk. 2000. Dasar-dasar Operasi Research. BPFE: Yogyakarta Taha, Hamdya A. 2004. Operations Reserch. Universitas of Arkansas: Fayettelville Winston, L Wayne. 2004. Operation Research Aplication And Algorithms Fourth Edition. Canada: India University 22