SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PENELITIA IOERASIONAL
TAMBANG
Disampaikan Oleh :
Admizal Nazki
Teknik Pertambangan
Jurusan Pertambangan
Universitas Negeri Padang
2016
PROGRAM LINEAR
Program linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya
yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan biaya. Program Linier banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri,
militer, sosial dan lain-lain. Konsep dasar program linier telah ada pada jenjang pendidikan
dasar, yang dimulai pengenalan lambang bilangan yang direpresentasikan melalui gambar
benda di sekitar siswa, kemudian penjumlahan, pengurangan, perkalian serta
membandingkan banyaknya benda. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) konsep
diperluas melalui pembelajaran materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV),
kemudian ditingkatkan melalui materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV), di
Sekolah Menengah Atas (SMA) telah diperkenalkan sistem pertidaksamaan linier dan
materi khusus program linier yang menyajikan persoalan sehari-hari, kemudian
menerjemahkan permasalahan ke dalam model matematika, menyelesaikan sistem
pertidaksamaan yang merupakan kendala atau pembatas, mencari penyelesaian optimum,
menjawab permasalahan. Metode yang digunakan adalah metode grafik dengan
menggunakan uji titiksudut dan garis selidik. Pada tingkat universitas, terdapat mata kuliah
khusus program linier yang membahas metode penyelesaian program linier yang tujuannya
mencari keuntungan maksimum dan mengeluarkan biaya minimum. Metode yang diberikan
pada universitas adalah metode grafik, metode simpleks, metode analisis dual, metode
transportasi.
A. PROGRAM LINIER
Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan
seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak
diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. PL
berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu
model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa
kendala linier.
a. Formulasi Permasalahan
Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari sistem relevan dan
mengembangkan pernyataan permasalahan yang dipertimbangakan dengan
jelas. Penggambaran sistem dalam pernyataan ini termasuk pernyataan tujuan,
sumber daya yang membatasi, alternatif keputusan yang mungkin (kegiatan atau
aktivitas), batasan waktu pengambilan keputusan, hubungan antara bagian yang
dipelajari dan bagian lain dalam perusahaan, dan lain-lain.
Penetapan tujuan yang tepat merupakan aspek yang sangat penting dalam
formulasi masalah. Untuk membentuk tujuan optimalisasi, diperlukan identifikasi
anggota manajemen yang benar-benar akan melakukan pengambilan keputusan
dan mendiskusikan pemikiran mereka tentang tujuan yang ingin dicapai.
LANJUTAN
b. Pembentukan model matematik
Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan
optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan
konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun model
matematik yang menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita
diterjemahkan ke model matematik. Model matematik merupakan representasi
kuantitatif tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel
keputusan. Model matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan selalu
menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita
ingin mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan
dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya
dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu.
Tetapi pada bagian ini kita hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal
dengan satu tujuan.
lannjutan
Bagian kedua merupakan model matematik yang merepresentasikan
sumber daya yang membatasi. Fungsi pembatas bisa berbentuk persamaan
(=) atau pertidaksamaan (≤ atau ≥). Fungsi pembatas disebut juga sebagai
konstrain. Konstanta (baik sebagai koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi
pembatas maupun pada tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model
matematika mempunyai beberapa keuntungan dibandingakan pendeskripsian
permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas adala
model matematik menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas. Hal ini
cenderung membuat struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah
dipahami, dan membantu mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model
matematik juga memfasilitasi yang berhubungan dengan permasalahan dan
keseluruhannya dan mempertimbangkan semua keterhubungannya secara
simultan. Terakhir, model matematik membentuk jembatan ke penggunaan
teknik matematik dan komputer kemampuan tinggi untuk menganalisis
permasalahan
LANJUTAN
Di sisi lain, model matematik mempunyai kelemahan. Tidak semua
karakteristik sistem dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi
matematik. Meskipun dapat dimodelkan dengan fungsi matematik, kadang-
kadang penyelesaiannya sulit diperoleh karena kompleksitas fungsi dan teknik
yang dibutuhkan.
Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn
Sumber daya yang membatasi :
a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2
…
am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm
x1, x2, …, xn ≥ 0
LANJUTAN
Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel
keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi
masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien
fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan
penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi,
atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya.
Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada.
Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang
terbatas.
Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non
negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya
menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan.
Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.
Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap
kasus, hal yang penting adalah memahami setiap kasus
dan memahami konsep permodelannya. Meskipun fungsi
tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk
maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih
salah satunya bukan pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu
kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang lain. Harus
hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan,
batasan dan koefisien pada fungsi pembatas
B. METODE SIMPLEKS
Pada bagian terdahulu masalah program linear dengan dua peubah
keputusan masih dapat diselesaikan dengan metode grafik. Akan tetapi
pada kenyataannya masalah program linear yang dihadapi kebanyakan
lebih dari dua peubah keputusan dengan berbagai macam batasan,
sehngga dipandang tidak efisien bila menggunakan metode grafik untuk
mencari penyelesaian optimumnya.
Menghadapi masalah program linear yang memiliki peubah keputusan lebih
dari dua, metode simpleks yang lebih efisien. Metode simpleks merupakan
pengembangan metode aljabar yang hanya menguji sebagaian dari jumlah
penyelesaian yang layak dalam bantuan tabel. Penggunaan dalam bentuk
tabel ini membuat metode simpleks lebih siap untuk digunakan dengan
bantuan komputer.
lanjutan
a. Bentuk-Bentuk Masalah Program Linear
Kendala utama masalah program linear dapat berbentuk ≤ atau = , I =
1,2,3,4,… m (ada m banyaknya kendala, k peubah keputusan) kendala yang
berbentuk pertidaksamaan dapat diubah menjadi persamaan beberapa cara
sebagai berikut:
(i) Bentuk kendala xj ≤ bi. dapat diubah dengan menyisipkan peubah
tambahan st pada ruas kiri sedimikian hingga + st = bt dengan st ≥ 0.
Dalam hal ini, st = 0, bila = bi dan sj > 0 bila <>I
(ii) <>i, dapat diubah dengan menyisipkan peubah tambahan c1 pada ruas
kanan sedemikian sehingga = + ti atau i, dengan bi ≥ 0
Sesuai dengan fungsinya, s1 disebut peubah kekurangan (slack variabel) dan
t1 disebut peubah kelebihan (surplus variabel).
LANJUTAN
Berdasarkan perubahan di atas, himpunan kendala utama akan berubah
menjadi susunan persamaan linear.
= bi, i = 1, …, m
ialah dengan memberi lambang peubah-peubah kekurangan atau kelebihan
dengan xj dimulai dari j = k + 1 samapi j = n. supaya penyelesaian susunan ini
menjadi layak masih harus dipenuhi kendala tidak negative
Xj ≥ 0, j = 1, …, n
Pada umumnya susunan persamaan linear (1) di atas termasuk jenis
yang mempunyai peyelesaian tidak terhingga banyaknya. Di antara
peyelesaian (1) dicari yang juga memenuhi kendala tidak negative (2), dan
inipun pada umumnya masih tidak terhingga banyaknya. Kemudian, diantara
penyelesaian layak yang tidak terhingga banyaknya ini, kita mencari yang
mengoptimumkan fungsi tujuan, utnuk memperoleh penyelesaian yang
optimum
lanjutan
Untuk menyesuaikan dengan bentuyk kendala yang baru, fungsi tujuan yang
semula berbentuk
Z = dilengkapi menjadi
Z = dengan ck+1 = ck+2 = ck+3 …= cn = 0
Oleh karena itu, masalah program linear dapat digambarkan dalam
berbagai bentuk seperti maksimasi atau minimasi dan dengan kendala dapat
pula berbentuk lebih kecil atau sama dengan, sama dengan, atau lebih besar
atau sama dengan (≤, =, ≥), maka diperlukan suatu bentuk baku yang dapat
memenuhi prosedur penyelesaian yang optimum. Bentuk baku yang sudah
umum digunakan untuk meyelesaikan model program linear dapat
dikemukakan sebagai berikut
LANJUTAN
1. bentuk baku
bentuk baku dari masalah program linear dengan m kendala dan n
peubah, merupakan bentuk umum program linear. Keutamaan dari bentuk
baku ini adalah: (a) fungsi tujuan berbentuk maksimum atau minimum, (b)
semua kendala utama digambarkan dalam bentuk persamaan, (c) semua
peubah keputusan tidak negative, dan (d) nilai ruas kanan setiap kendala tidak
negative . dalam bentuk baku maslah program linear dapat digambarkan
bentuk soal sebagai berikut :
mencari xj, j = 1, …, n
yang memenuhi = bi I = 1, …, m
atau memaksimumkan atau meminimumkan
Z =
Apabila fungsi tujuan diamaksimumkan maka soal disebut berpola maksimum ,
dan bila fungsi tujuan diminimumkan maka soal disebut berpola minimum.
LANJUTAN
2. bentuk kanonik
bentuk kanonik mempunyai karakteristik sebagai berikut: (a) fungsi tujuan
berbentuk maksimasi atau minimasi, (b) semua kendala utama berbentuk lebih
kecil atau sama dengan (≤) untuk fungsi tujuan maksimum atau semua kendala
utama berbentuk lebih besar atau sama dengan (≥) untuk fungsi tujuan minimum,
(c)semua peubah keputusan tidak negative. Dalam bentuk kanonik masalah
program linear dapat digambarkan bentuk soal sebagai berikut:
mencari xj, j = 1,2 …n
yang memenuhi , I = 1, … , m
x1 ≥ 0
untuk maksimumkan Z =
hubungan dalam semua kendala utama berbentuk disebut berbentuk kanonik
maksimum
mencari xj, j = 1,2 …n
yang memenuhi , i = 1, … , m
x1 ≥ 0
untuk maksimumkan Z =
hubungan dalam semua kendala utama berbentuk ≥ disebut berbentuk kanonik
minimum
Contoh SOAL
Tulis bentuk baku dari soal yang berbunyi:
Mencari x,y yang memenuhi
5x + 4y ≤ 200
3x + 6y = 180
8x + 5y ≥ 160
x, y ≥ 0 kendala tidak negative
untuk meminimumkan Z = 4x + 5y
penyelesaian:
sisipkan peubah s pada kendala pertama dan peubah t pada kendala ketiga
sehingga soal menjadi:
mencari x, y, s, t yang memenuhi
5x + 4y + s = 200
3x + 6y = 180
8x + 5y - t = 160
x, y, s, t ≥ 0 kendala tidak negative
untuk meminimumkan Z = 4x + 5y + 0s + 0t
soal ini sudah berbentuk baku dengan x,y peubah asli, s peubah kekurangan
dan t peubah kelebihan
b. Tahapan-Tahapan Penyelesaian
Metode Simpleks
1. Tahap pra analisis
i. mengenali masalah PL yang diajukan:
beberapa keterangan yang perlu diajukan pada tahap ini, yaitu apakah fungsi
tujuan
· meminimumkan atau memaksimumkan?
· Terdapat berapa banyak peubah asli?
· Terdapat berapa banyakkendala utama?
ii. Konversi semua kendala kedalam bentuk baku (system persamaan)
· Masukkan peubah kekurangan (slack) atau,
· Masukkan peubah kelebihan (surplus) atau,
· Masukkan peubah semu (artifisial)
2. Tahap analisis
i Tentukan pemecahan layak dasar (basis) awal
ii Sajikan data masalah PL ke dalam tabel simpleks awal
iii Tentuka kolom peubah yang akan masuk dalam dasar, kolom ini disebut kolom
kunci. Apabila masalah PL berpola maksimum keuntungan, maka penentuan
kolom kunci ini ditandai oleh nilai pada baris zj – cj yang memepunyai nilai
negative terbesar (zj – cj ¸0). Dan apabila berpola minimum biaya, maka kolom
kunci ditandai oleh nilai pada baris zj – cj yang mempunyai nilai positif terbesar
(zj – cj > 0)
iv Tentukan peubah yang akan keluar dasar (disebut baris kunci) dengan Ri yang
terkecil.
v Cari unsur baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua
unsur yang terdapat pada baris kunci dengan unsur kunci. Unsur kunci adalah
unsur yang terdapat pada persilangan pada baris kunci dengan kolom kunci.
vi Mencari unsure baru pada baris yang laindengan aturan unsure pada baris
baru = unsur pada baris lama dikurangi dengan hasil kali unsure pada kolom
kunci dengan unsur baru baris kunci.
vii Apabila penyelesaian optimum belum trcapai pada tabel yang bersangkutan,
maka ulangi kembali langkah (iii) sampai dengan ditemukannya penyelsaian
optimum. Penyelesaian optimum tercapai bila zj – cj ≤ 0 untuk semua j pada pola
minimum.
lanjutan
Maks/Min Ci
CB XB X1 X2 …. xn bn R1
CB1
CB2
.
.
.
CBM
XB1
XB2
.
.
.
XBM
a11
a21
.
.
.
am1
a12
a22
.
.
.
am2
….
….
….
….
….
….
a1n
a2n
.
.
.
amn
b1
b2
.
.
.
bm
R1
R2
.
.
.
Rm
zj Z1 Z2 …. zmn z
zj - cj Z1-c1 Z2-c2 … Zn-cn
Untuk mengoperasikan data-data soal dan menerapkan tahapan-tahapan di
atas disusun tabel yang kemudian disebut tabel simpleks sebagai berikut
Tabel simpleks
Keterangan tabel :
CJ : koefisien ongkos dari fungsi tujuan dan koefisien peubah kekurangan/
kelebihan/ semu
CB : Koefisien ongkos untuk peubah dasar XB
XB : Peubah yang menjadi dasar dalam tabel yang ditinjau
Xj : Peubah-peubah lengkap (asli/kekurangan/kelebihan/semu)
aij : koefisien teknis
bi : suku tetap (tidak negatif) atau nilai ruas kanan setiap kendala
zj : (hasil kali dari CB dengan kolom aij )
z : (hasil kali dari CB dengan bi
zj - cj : selisih zj dengan cj
Apabila tabel bersangkutan belum optimal dan Xb terpilih sebagai dasar baru
maka dibuat kolom Ri yang diperoleh dengan Ri = , hanya untuk aek > 0.
c. Pemecahan awal yang layak
Penyelesaian masalh program linear dengan metode simpleks,
menghendaki adanya pemecahan awal yang layak pada awal
perhitungan.tanpa adanya pemecahan awal yang layak (dasar awal yang
layak), maka tabel simpleks tidak dapat dibentuk. Hal demikian tentu saja tidak
dapat ditemui pad setiap permasalahn program linear. Untuk dapat
menyelesaikan permasalahn program linear sehingga didapat pemecahan
awal yang layak. Pendekatan dasar yangdapat ditempuh adalah dengan
penambahan peubah semu (artificial variabel).
Contoh
Tentukan x1 dan x2 tidak negative dan maksimumkan X = 4x1+5x2 yang
memenuhi
5x1 + 4x2 ≤ 200
3x1 + 6x2 = 180
8x1 + 5x2 ≥ 160
X1, x2 ≥ 0
Soal diatas diuba ke bentuk baku dengan menyisipkan peubah kekurangan
ke dalam kendala ke-1 dan peubah kelebihan ke dalam kendala ke-3, sedang
kendala ke-2 tidak memerlukan karena sudah berbentuk persamaan, jadi aoal
sekarang adalah
Tentukan x1, x2, x3, x4 tidak negative dan
Maksimumkan Z = 4x1 + 5x2 + 0x3 + 0x4
5x1+ 4x2 + x3 = 200
3x1 + 6x2 = 180
8x1 + 5x2 - x4 = 160 dan
x1, x2, x3, x4 ≥ 0
LANJUTAN
sekarang dipeiksa apakah semua kendala utama tersebut memliki peubah
dasar yang layak?
· Kendala ke-1 : memiliki peubah dasar yang layak yaitu x3
· Kendala ke-2 : belum memiliki peubah dasar
· Kendala ke-3 : memiliki peubah dasar tapi tidak layak, karena memuat
nilai negative untuk -x4
Oleh karena itu, tabel awal simpleks belum dapat dibuat. Untuk
mendapatkan pemecahan awal yang layak, maka kendala ke-2 dan ke-3 perlu
ditambahkan peubah semu yang bertindak sebagi peubah dasar yang layak.
Sebagai akibat, timbul syarat perlu supaya soal asli mempunyai
penyelesaian optimum ialah bahwa dalam tabel optimum peubah semu harus
bernilai nol.
lanjutan
Dengan demikian diharapkan bahwa peubah semu segera keluar dari dasar
karena koefisien ongkosnya negative besar, sehingga soal menjadi :
Tentukan x1, x2, x3, x4 tidak negative dan
Maksimumkan Z = 4x1 + 5x2 + 0x3 + 0x4 – Mx5 – Mx6
5x1+ 4x2 + x3 = 200
3x1 + 6x2 -x5 = 180
8x1 + 5x2 - x4 -x6 = 160 dan
x1, x2, x3, x4 , x5, x6 ≥ 0
sekarang soal sudah siap untuk dimasukan ke dalam tabel simpleks awal
C. ANALISIS PRIMAL - DUAL
Setiap persoalan program linier selalu mempunyai dua macam analisis,
yaitu : analisis primal dan analisis dual yang biasanya disebut analisis
primal-dual.
Model Umum Persoalan Primal – Dual
Bentuk Primal :
Maksimumkan :
syarat ikatan : ≤ bi untuk i= 1, 2, 3, ...,m.
dan Xj ≥ 0, j = 1, 2, ... , n
Kalau akan dinyatakan menjadi Bentuk Dual :
Minimumkan : F =
syarat ikatan : ≥ Cj , untuk j= 1, 2, 3, ...,n.
Yi ≥ 0, I = 1,2,… m
Dimana: Zopt = adalah sama dengan Fopt =
Aturan umum dalam perumusan persoalan Program Linier menyangkut
Bentuk Primal dan Dual adalah :
Bentuk Primal Bentuk Dual
Memaksimumkan fungsi tujuan Meminimumkan fungsi tujuan, dan sebaliknya.
Koefisien fungsi tujuan (Cj ) Nilai Sebelah Kanan (NSK) fungsi kendala
NSK fungsi kendala primal-primal (bi ) Koefisien fungsi tujuan
Koefisien peubah ke-j Koefisien kendala ke-j
Koefisien kendala ke-i Koefisien peubah ke-i
Peubah ke-j yang positif (≥ 0)
Kendala ke-j dengan tanda ketidaksamaan “lebih
besar daripada atau sama dengan “ (≥).
Peubah ke-j tandanya tidak dibatasi Kendala ke-j yang bertanda sama dengan
Kendala ke-i yang bertanda sama dengan Peubah ke-i tandanya tidak dibatasi
Kendala ke-i yang bertanda ketidaksamaan (≤) Peubah ke-i yang positif (≥)
D. METODE TRANSPORTASI
Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama
ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang
termurah . Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat
perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke
tempat tujuan yang berbeda.
Tabel awal dapat dibuat dengan dua metode, yaitu:
1. Metode North West Corner (NWC) => dari pojok kiri atas ke pojok kanan
bawah
Kelemahan : tidak memperhitungkan besarnya biaya sehingga kurang
efisien.
2. Metode biaya terkecil => mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil
dulu. Lebih efisien dibanding metode NWC.
Setelah tabel awal dibuat, tabel dapat dioptimalkan lagi dengan metode:
1. Stepping Stone (batu loncatan)
2. Modified Distribution Method (MODI)
Selain metode-metode di atas masih ada satu metode yang lebih sederhana
penggunaannya yaitu metode Vogel’s Approximation Method (VAM).

More Related Content

What's hot

Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)reno sutriono
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Mkls Rivership
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
 
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncinganRia Defti Nurharinda
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubahYulianus Lisa Mantong
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomiAchmad Pradana
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
 
Ring faktor dan homomorfisma
Ring faktor dan homomorfismaRing faktor dan homomorfisma
Ring faktor dan homomorfismafitri mhey
 

What's hot (20)

Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)
Pertemuan 7 (ukuran kemiringan dan keruncingan data)
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Ring
RingRing
Ring
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Pert.1 metode simpleks
Pert.1 metode simpleksPert.1 metode simpleks
Pert.1 metode simpleks
 
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
5. ukuran kemiringan dan ukuran keruncingan
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
 
Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
Operasi biner
Operasi binerOperasi biner
Operasi biner
 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
 
Ring faktor dan homomorfisma
Ring faktor dan homomorfismaRing faktor dan homomorfisma
Ring faktor dan homomorfisma
 

Viewers also liked

Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasionalHenry Guns
 
Tugas program linier
Tugas program linierTugas program linier
Tugas program linierIndar Hayga
 
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurusElvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis luruselvirarahma
 
Bahan ajar materi gradien garis lurus
Bahan ajar materi gradien garis lurusBahan ajar materi gradien garis lurus
Bahan ajar materi gradien garis lurusHannisaNurdini
 
Gradien Persamaan Garis dan grafik
Gradien Persamaan Garis dan grafikGradien Persamaan Garis dan grafik
Gradien Persamaan Garis dan grafikNovaanovi Novaanovi
 
Simpleks minimasi
Simpleks minimasiSimpleks minimasi
Simpleks minimasiviaigii
 
program linier
program linierprogram linier
program liniermfebri26
 
Program Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode SimpleksProgram Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode Simpleksraaaka12
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurusblackcatt
 

Viewers also liked (20)

Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Rpp program linier sma 13 - retno tri hartini
Rpp program linier   sma 13 - retno tri hartiniRpp program linier   sma 13 - retno tri hartini
Rpp program linier sma 13 - retno tri hartini
 
Tugas program linier
Tugas program linierTugas program linier
Tugas program linier
 
linear programming
linear programminglinear programming
linear programming
 
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurusElvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
Elvira rahmadiantri 1005121 persamaan garis lurus
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Proglin pertemuan1
Proglin pertemuan1Proglin pertemuan1
Proglin pertemuan1
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Bahan ajar materi gradien garis lurus
Bahan ajar materi gradien garis lurusBahan ajar materi gradien garis lurus
Bahan ajar materi gradien garis lurus
 
Gradien Persamaan Garis dan grafik
Gradien Persamaan Garis dan grafikGradien Persamaan Garis dan grafik
Gradien Persamaan Garis dan grafik
 
Simpleks minimasi
Simpleks minimasiSimpleks minimasi
Simpleks minimasi
 
program linier
program linierprogram linier
program linier
 
Transportasi
TransportasiTransportasi
Transportasi
 
Program linear
Program linear Program linear
Program linear
 
Program Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode SimpleksProgram Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode Simpleks
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
17. soal soal program linear.
17. soal soal program linear. 17. soal soal program linear.
17. soal soal program linear.
 

Similar to Pot p emograman linear 2016

Jurnal decision support system tool
Jurnal   decision support system toolJurnal   decision support system tool
Jurnal decision support system toolRatzman III
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreAlvin Setiawan
 
Tro1 metode grafik
Tro1 metode grafikTro1 metode grafik
Tro1 metode grafikrizki fauzi
 
Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Izhan Nassuha
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Debora Elluisa Manurung
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxZukét Printing
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfZukét Printing
 
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearSistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearMas Becak
 
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Iwan Pranoto
 

Similar to Pot p emograman linear 2016 (20)

Jurnal decision support system tool
Jurnal   decision support system toolJurnal   decision support system tool
Jurnal decision support system tool
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasi
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
 
1.Pendahuluan PO_1.ppt
1.Pendahuluan PO_1.ppt1.Pendahuluan PO_1.ppt
1.Pendahuluan PO_1.ppt
 
Tro1 metode grafik
Tro1 metode grafikTro1 metode grafik
Tro1 metode grafik
 
Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik Bab1 mata kuliah metode numerik
Bab1 mata kuliah metode numerik
 
Rio
RioRio
Rio
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
 
Iin rosita sari uas
Iin rosita sari uasIin rosita sari uas
Iin rosita sari uas
 
Metode numerik-stmik-aub
Metode numerik-stmik-aubMetode numerik-stmik-aub
Metode numerik-stmik-aub
 
MPL ITS
MPL ITSMPL ITS
MPL ITS
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
 
Linier programming mpk
Linier programming   mpkLinier programming   mpk
Linier programming mpk
 
Iin rosita sari uas
Iin rosita sari uasIin rosita sari uas
Iin rosita sari uas
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
 
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearSistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
 
Aturan trapesium
Aturan trapesiumAturan trapesium
Aturan trapesium
 
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
 
Iin rosita sari uas
Iin rosita sari uasIin rosita sari uas
Iin rosita sari uas
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

Pot p emograman linear 2016

  • 1. PENELITIA IOERASIONAL TAMBANG Disampaikan Oleh : Admizal Nazki Teknik Pertambangan Jurusan Pertambangan Universitas Negeri Padang 2016
  • 2. PROGRAM LINEAR Program linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Program Linier banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Konsep dasar program linier telah ada pada jenjang pendidikan dasar, yang dimulai pengenalan lambang bilangan yang direpresentasikan melalui gambar benda di sekitar siswa, kemudian penjumlahan, pengurangan, perkalian serta membandingkan banyaknya benda. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) konsep diperluas melalui pembelajaran materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV), kemudian ditingkatkan melalui materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV), di Sekolah Menengah Atas (SMA) telah diperkenalkan sistem pertidaksamaan linier dan materi khusus program linier yang menyajikan persoalan sehari-hari, kemudian menerjemahkan permasalahan ke dalam model matematika, menyelesaikan sistem pertidaksamaan yang merupakan kendala atau pembatas, mencari penyelesaian optimum, menjawab permasalahan. Metode yang digunakan adalah metode grafik dengan menggunakan uji titiksudut dan garis selidik. Pada tingkat universitas, terdapat mata kuliah khusus program linier yang membahas metode penyelesaian program linier yang tujuannya mencari keuntungan maksimum dan mengeluarkan biaya minimum. Metode yang diberikan pada universitas adalah metode grafik, metode simpleks, metode analisis dual, metode transportasi.
  • 3. A. PROGRAM LINIER Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier. a. Formulasi Permasalahan Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari sistem relevan dan mengembangkan pernyataan permasalahan yang dipertimbangakan dengan jelas. Penggambaran sistem dalam pernyataan ini termasuk pernyataan tujuan, sumber daya yang membatasi, alternatif keputusan yang mungkin (kegiatan atau aktivitas), batasan waktu pengambilan keputusan, hubungan antara bagian yang dipelajari dan bagian lain dalam perusahaan, dan lain-lain. Penetapan tujuan yang tepat merupakan aspek yang sangat penting dalam formulasi masalah. Untuk membentuk tujuan optimalisasi, diperlukan identifikasi anggota manajemen yang benar-benar akan melakukan pengambilan keputusan dan mendiskusikan pemikiran mereka tentang tujuan yang ingin dicapai.
  • 4. LANJUTAN b. Pembentukan model matematik Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun model matematik yang menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita diterjemahkan ke model matematik. Model matematik merupakan representasi kuantitatif tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan. Model matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan selalu menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita ingin mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi pada bagian ini kita hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu tujuan.
  • 5. lannjutan Bagian kedua merupakan model matematik yang merepresentasikan sumber daya yang membatasi. Fungsi pembatas bisa berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan (≤ atau ≥). Fungsi pembatas disebut juga sebagai konstrain. Konstanta (baik sebagai koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas maupun pada tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model matematika mempunyai beberapa keuntungan dibandingakan pendeskripsian permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas adala model matematik menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas. Hal ini cenderung membuat struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model matematik juga memfasilitasi yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan. Terakhir, model matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik matematik dan komputer kemampuan tinggi untuk menganalisis permasalahan
  • 6. LANJUTAN Di sisi lain, model matematik mempunyai kelemahan. Tidak semua karakteristik sistem dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi matematik. Meskipun dapat dimodelkan dengan fungsi matematik, kadang- kadang penyelesaiannya sulit diperoleh karena kompleksitas fungsi dan teknik yang dibutuhkan. Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut : Fungsi tujuan : Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn Sumber daya yang membatasi : a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1 a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2 … am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm x1, x2, …, xn ≥ 0
  • 7. LANJUTAN Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas. Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan. Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.
  • 8. Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang penting adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya. Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan dan koefisien pada fungsi pembatas
  • 9. B. METODE SIMPLEKS Pada bagian terdahulu masalah program linear dengan dua peubah keputusan masih dapat diselesaikan dengan metode grafik. Akan tetapi pada kenyataannya masalah program linear yang dihadapi kebanyakan lebih dari dua peubah keputusan dengan berbagai macam batasan, sehngga dipandang tidak efisien bila menggunakan metode grafik untuk mencari penyelesaian optimumnya. Menghadapi masalah program linear yang memiliki peubah keputusan lebih dari dua, metode simpleks yang lebih efisien. Metode simpleks merupakan pengembangan metode aljabar yang hanya menguji sebagaian dari jumlah penyelesaian yang layak dalam bantuan tabel. Penggunaan dalam bentuk tabel ini membuat metode simpleks lebih siap untuk digunakan dengan bantuan komputer.
  • 10. lanjutan a. Bentuk-Bentuk Masalah Program Linear Kendala utama masalah program linear dapat berbentuk ≤ atau = , I = 1,2,3,4,… m (ada m banyaknya kendala, k peubah keputusan) kendala yang berbentuk pertidaksamaan dapat diubah menjadi persamaan beberapa cara sebagai berikut: (i) Bentuk kendala xj ≤ bi. dapat diubah dengan menyisipkan peubah tambahan st pada ruas kiri sedimikian hingga + st = bt dengan st ≥ 0. Dalam hal ini, st = 0, bila = bi dan sj > 0 bila <>I (ii) <>i, dapat diubah dengan menyisipkan peubah tambahan c1 pada ruas kanan sedemikian sehingga = + ti atau i, dengan bi ≥ 0 Sesuai dengan fungsinya, s1 disebut peubah kekurangan (slack variabel) dan t1 disebut peubah kelebihan (surplus variabel).
  • 11. LANJUTAN Berdasarkan perubahan di atas, himpunan kendala utama akan berubah menjadi susunan persamaan linear. = bi, i = 1, …, m ialah dengan memberi lambang peubah-peubah kekurangan atau kelebihan dengan xj dimulai dari j = k + 1 samapi j = n. supaya penyelesaian susunan ini menjadi layak masih harus dipenuhi kendala tidak negative Xj ≥ 0, j = 1, …, n Pada umumnya susunan persamaan linear (1) di atas termasuk jenis yang mempunyai peyelesaian tidak terhingga banyaknya. Di antara peyelesaian (1) dicari yang juga memenuhi kendala tidak negative (2), dan inipun pada umumnya masih tidak terhingga banyaknya. Kemudian, diantara penyelesaian layak yang tidak terhingga banyaknya ini, kita mencari yang mengoptimumkan fungsi tujuan, utnuk memperoleh penyelesaian yang optimum
  • 12. lanjutan Untuk menyesuaikan dengan bentuyk kendala yang baru, fungsi tujuan yang semula berbentuk Z = dilengkapi menjadi Z = dengan ck+1 = ck+2 = ck+3 …= cn = 0 Oleh karena itu, masalah program linear dapat digambarkan dalam berbagai bentuk seperti maksimasi atau minimasi dan dengan kendala dapat pula berbentuk lebih kecil atau sama dengan, sama dengan, atau lebih besar atau sama dengan (≤, =, ≥), maka diperlukan suatu bentuk baku yang dapat memenuhi prosedur penyelesaian yang optimum. Bentuk baku yang sudah umum digunakan untuk meyelesaikan model program linear dapat dikemukakan sebagai berikut
  • 13. LANJUTAN 1. bentuk baku bentuk baku dari masalah program linear dengan m kendala dan n peubah, merupakan bentuk umum program linear. Keutamaan dari bentuk baku ini adalah: (a) fungsi tujuan berbentuk maksimum atau minimum, (b) semua kendala utama digambarkan dalam bentuk persamaan, (c) semua peubah keputusan tidak negative, dan (d) nilai ruas kanan setiap kendala tidak negative . dalam bentuk baku maslah program linear dapat digambarkan bentuk soal sebagai berikut : mencari xj, j = 1, …, n yang memenuhi = bi I = 1, …, m atau memaksimumkan atau meminimumkan Z = Apabila fungsi tujuan diamaksimumkan maka soal disebut berpola maksimum , dan bila fungsi tujuan diminimumkan maka soal disebut berpola minimum.
  • 14. LANJUTAN 2. bentuk kanonik bentuk kanonik mempunyai karakteristik sebagai berikut: (a) fungsi tujuan berbentuk maksimasi atau minimasi, (b) semua kendala utama berbentuk lebih kecil atau sama dengan (≤) untuk fungsi tujuan maksimum atau semua kendala utama berbentuk lebih besar atau sama dengan (≥) untuk fungsi tujuan minimum, (c)semua peubah keputusan tidak negative. Dalam bentuk kanonik masalah program linear dapat digambarkan bentuk soal sebagai berikut: mencari xj, j = 1,2 …n yang memenuhi , I = 1, … , m x1 ≥ 0 untuk maksimumkan Z = hubungan dalam semua kendala utama berbentuk disebut berbentuk kanonik maksimum mencari xj, j = 1,2 …n yang memenuhi , i = 1, … , m x1 ≥ 0 untuk maksimumkan Z = hubungan dalam semua kendala utama berbentuk ≥ disebut berbentuk kanonik minimum
  • 15. Contoh SOAL Tulis bentuk baku dari soal yang berbunyi: Mencari x,y yang memenuhi 5x + 4y ≤ 200 3x + 6y = 180 8x + 5y ≥ 160 x, y ≥ 0 kendala tidak negative untuk meminimumkan Z = 4x + 5y penyelesaian: sisipkan peubah s pada kendala pertama dan peubah t pada kendala ketiga sehingga soal menjadi: mencari x, y, s, t yang memenuhi 5x + 4y + s = 200 3x + 6y = 180 8x + 5y - t = 160 x, y, s, t ≥ 0 kendala tidak negative untuk meminimumkan Z = 4x + 5y + 0s + 0t soal ini sudah berbentuk baku dengan x,y peubah asli, s peubah kekurangan dan t peubah kelebihan
  • 16. b. Tahapan-Tahapan Penyelesaian Metode Simpleks 1. Tahap pra analisis i. mengenali masalah PL yang diajukan: beberapa keterangan yang perlu diajukan pada tahap ini, yaitu apakah fungsi tujuan · meminimumkan atau memaksimumkan? · Terdapat berapa banyak peubah asli? · Terdapat berapa banyakkendala utama? ii. Konversi semua kendala kedalam bentuk baku (system persamaan) · Masukkan peubah kekurangan (slack) atau, · Masukkan peubah kelebihan (surplus) atau, · Masukkan peubah semu (artifisial)
  • 17. 2. Tahap analisis i Tentukan pemecahan layak dasar (basis) awal ii Sajikan data masalah PL ke dalam tabel simpleks awal iii Tentuka kolom peubah yang akan masuk dalam dasar, kolom ini disebut kolom kunci. Apabila masalah PL berpola maksimum keuntungan, maka penentuan kolom kunci ini ditandai oleh nilai pada baris zj – cj yang memepunyai nilai negative terbesar (zj – cj ¸0). Dan apabila berpola minimum biaya, maka kolom kunci ditandai oleh nilai pada baris zj – cj yang mempunyai nilai positif terbesar (zj – cj > 0) iv Tentukan peubah yang akan keluar dasar (disebut baris kunci) dengan Ri yang terkecil. v Cari unsur baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua unsur yang terdapat pada baris kunci dengan unsur kunci. Unsur kunci adalah unsur yang terdapat pada persilangan pada baris kunci dengan kolom kunci. vi Mencari unsure baru pada baris yang laindengan aturan unsure pada baris baru = unsur pada baris lama dikurangi dengan hasil kali unsure pada kolom kunci dengan unsur baru baris kunci. vii Apabila penyelesaian optimum belum trcapai pada tabel yang bersangkutan, maka ulangi kembali langkah (iii) sampai dengan ditemukannya penyelsaian optimum. Penyelesaian optimum tercapai bila zj – cj ≤ 0 untuk semua j pada pola minimum.
  • 18. lanjutan Maks/Min Ci CB XB X1 X2 …. xn bn R1 CB1 CB2 . . . CBM XB1 XB2 . . . XBM a11 a21 . . . am1 a12 a22 . . . am2 …. …. …. …. …. …. a1n a2n . . . amn b1 b2 . . . bm R1 R2 . . . Rm zj Z1 Z2 …. zmn z zj - cj Z1-c1 Z2-c2 … Zn-cn Untuk mengoperasikan data-data soal dan menerapkan tahapan-tahapan di atas disusun tabel yang kemudian disebut tabel simpleks sebagai berikut Tabel simpleks
  • 19. Keterangan tabel : CJ : koefisien ongkos dari fungsi tujuan dan koefisien peubah kekurangan/ kelebihan/ semu CB : Koefisien ongkos untuk peubah dasar XB XB : Peubah yang menjadi dasar dalam tabel yang ditinjau Xj : Peubah-peubah lengkap (asli/kekurangan/kelebihan/semu) aij : koefisien teknis bi : suku tetap (tidak negatif) atau nilai ruas kanan setiap kendala zj : (hasil kali dari CB dengan kolom aij ) z : (hasil kali dari CB dengan bi zj - cj : selisih zj dengan cj Apabila tabel bersangkutan belum optimal dan Xb terpilih sebagai dasar baru maka dibuat kolom Ri yang diperoleh dengan Ri = , hanya untuk aek > 0.
  • 20. c. Pemecahan awal yang layak Penyelesaian masalh program linear dengan metode simpleks, menghendaki adanya pemecahan awal yang layak pada awal perhitungan.tanpa adanya pemecahan awal yang layak (dasar awal yang layak), maka tabel simpleks tidak dapat dibentuk. Hal demikian tentu saja tidak dapat ditemui pad setiap permasalahn program linear. Untuk dapat menyelesaikan permasalahn program linear sehingga didapat pemecahan awal yang layak. Pendekatan dasar yangdapat ditempuh adalah dengan penambahan peubah semu (artificial variabel).
  • 21. Contoh Tentukan x1 dan x2 tidak negative dan maksimumkan X = 4x1+5x2 yang memenuhi 5x1 + 4x2 ≤ 200 3x1 + 6x2 = 180 8x1 + 5x2 ≥ 160 X1, x2 ≥ 0 Soal diatas diuba ke bentuk baku dengan menyisipkan peubah kekurangan ke dalam kendala ke-1 dan peubah kelebihan ke dalam kendala ke-3, sedang kendala ke-2 tidak memerlukan karena sudah berbentuk persamaan, jadi aoal sekarang adalah Tentukan x1, x2, x3, x4 tidak negative dan Maksimumkan Z = 4x1 + 5x2 + 0x3 + 0x4 5x1+ 4x2 + x3 = 200 3x1 + 6x2 = 180 8x1 + 5x2 - x4 = 160 dan x1, x2, x3, x4 ≥ 0
  • 22. LANJUTAN sekarang dipeiksa apakah semua kendala utama tersebut memliki peubah dasar yang layak? · Kendala ke-1 : memiliki peubah dasar yang layak yaitu x3 · Kendala ke-2 : belum memiliki peubah dasar · Kendala ke-3 : memiliki peubah dasar tapi tidak layak, karena memuat nilai negative untuk -x4 Oleh karena itu, tabel awal simpleks belum dapat dibuat. Untuk mendapatkan pemecahan awal yang layak, maka kendala ke-2 dan ke-3 perlu ditambahkan peubah semu yang bertindak sebagi peubah dasar yang layak. Sebagai akibat, timbul syarat perlu supaya soal asli mempunyai penyelesaian optimum ialah bahwa dalam tabel optimum peubah semu harus bernilai nol.
  • 23. lanjutan Dengan demikian diharapkan bahwa peubah semu segera keluar dari dasar karena koefisien ongkosnya negative besar, sehingga soal menjadi : Tentukan x1, x2, x3, x4 tidak negative dan Maksimumkan Z = 4x1 + 5x2 + 0x3 + 0x4 – Mx5 – Mx6 5x1+ 4x2 + x3 = 200 3x1 + 6x2 -x5 = 180 8x1 + 5x2 - x4 -x6 = 160 dan x1, x2, x3, x4 , x5, x6 ≥ 0 sekarang soal sudah siap untuk dimasukan ke dalam tabel simpleks awal
  • 24. C. ANALISIS PRIMAL - DUAL Setiap persoalan program linier selalu mempunyai dua macam analisis, yaitu : analisis primal dan analisis dual yang biasanya disebut analisis primal-dual. Model Umum Persoalan Primal – Dual Bentuk Primal : Maksimumkan : syarat ikatan : ≤ bi untuk i= 1, 2, 3, ...,m. dan Xj ≥ 0, j = 1, 2, ... , n Kalau akan dinyatakan menjadi Bentuk Dual : Minimumkan : F = syarat ikatan : ≥ Cj , untuk j= 1, 2, 3, ...,n. Yi ≥ 0, I = 1,2,… m Dimana: Zopt = adalah sama dengan Fopt =
  • 25. Aturan umum dalam perumusan persoalan Program Linier menyangkut Bentuk Primal dan Dual adalah : Bentuk Primal Bentuk Dual Memaksimumkan fungsi tujuan Meminimumkan fungsi tujuan, dan sebaliknya. Koefisien fungsi tujuan (Cj ) Nilai Sebelah Kanan (NSK) fungsi kendala NSK fungsi kendala primal-primal (bi ) Koefisien fungsi tujuan Koefisien peubah ke-j Koefisien kendala ke-j Koefisien kendala ke-i Koefisien peubah ke-i Peubah ke-j yang positif (≥ 0) Kendala ke-j dengan tanda ketidaksamaan “lebih besar daripada atau sama dengan “ (≥). Peubah ke-j tandanya tidak dibatasi Kendala ke-j yang bertanda sama dengan Kendala ke-i yang bertanda sama dengan Peubah ke-i tandanya tidak dibatasi Kendala ke-i yang bertanda ketidaksamaan (≤) Peubah ke-i yang positif (≥)
  • 26. D. METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah . Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Tabel awal dapat dibuat dengan dua metode, yaitu: 1. Metode North West Corner (NWC) => dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah Kelemahan : tidak memperhitungkan besarnya biaya sehingga kurang efisien. 2. Metode biaya terkecil => mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil dulu. Lebih efisien dibanding metode NWC. Setelah tabel awal dibuat, tabel dapat dioptimalkan lagi dengan metode: 1. Stepping Stone (batu loncatan) 2. Modified Distribution Method (MODI) Selain metode-metode di atas masih ada satu metode yang lebih sederhana penggunaannya yaitu metode Vogel’s Approximation Method (VAM).