SlideShare a Scribd company logo
METODE
TRANSPORTASI
(LANJUTAN)
HAZHIYAH RAMADHANI
(14.01.0046/M)
KETIDAKSEIMBANGAN
MASALAH TRANSPORTASI
Seringkali terjadi dalam kenyataan dimana total permintaan
tidak sama dengan total penawaran. Masalah
ketidakseimbangan ini dapat diatasi dengan mempergunakan
persediaan dan permintaan bayangan (dummy). Dummy
resources (persediaan bayangan) dan dummy destination
(permintaan bayangan). Dalam kasus dimana penawaran
total lebih besar daripda permintaan total maka diciptakan
destination (gudang) dengan permintaan yang sama dengan
surplus.
Jika permintaan total lebih besar daripada penawaran total
maka kita akan menciptakan dummy source (pabrik
bayangan) dengan jumlah suplai sama dengan kelebihan
permintaan. Pada kasus yang lain maka koefisien biaya
pengiriman sejumlah nol akan digunakan untuk setiap lokasi
atau rute bayangan karena merupakan dummy factory
maupun dummy warehouse yang tidak aktual.
LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 72
4
4
8 8
76
GUDANG
2
16
82
24 16
82
GUDANG
3
8
16
16
41
24
77
PERMINTA
AN
72 102 41 235
215
Contoh kasus: permintaan < Penawaran
Pada kasus permintaan < penawaran langkah yang harus dilakukan
adalah menambahkan kolom bayangan (dummy) agar jumlah total
penawaran = total permintaan.
LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
DUMMY C KETERSEDIAAN
GUDANG
1 72
4
4
8 8 0
76
GUDANG
2
16
82
24 16 0
82
GUDANG
3
8
16
16
41
24
20
0
77
PERMINTA
AN
72 102 41 20
235
235
Pada kolom (dan juga baris) dummy, 'dipasang' biaya angkut sebesar 0
(nol). Untuk kasus di atas, setelah dilakukan penambahan kolom dummy,
tabel transportasinya menjadi:
Untuk selanjutnya, pemecahan I (awal) itu dapat diuji dan diteruskan baik
menggunakan metode STEPPING-STONE maupun MODI, sampai
diperoleh pemecahan optimal.
LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
DUMMY C KETERSEDIAAN
GUDANG
1
4
76
8 8 0
76
GUDANG
2
16
21
24
41
16
20
0
82
GUDANG
3 72
8
5
16 24 0
77
PERMINTA
AN
72 102 41 20
235
235
Tampak dari tabel tersebut, pada kolom dummy ada muatan sebanyak 20
(di gudang 2), itu berarti bahwa sebenarnya ada kelebihan penawaran di
gudang 2, atau dengan lain kata, sebaiknya pada gudang 2 disisakan 20
muatan truk.
Pemecahan optimal untuk kasus di atas adalah:
Jika permintaan > penawaran, maka perlu ditambah baris dummy
(baris bayangan)
DEGENERASI DALAM
MASALAH TRANSPORTASI
Proses degenerasi akan terjadi jika jumlah
pengambilan tempat atau rute dalam tabel solusi
transportasi kurang dari jumlah baris ditambah
jumlah kolom dikurangi satu. Situasi tersebut akan
muncul pada solusi awal maupun pada langkah
selanjutnya.
Degenerasi memerlukan beberapa prosedur khusus
untuk memperbaiki masalah. Tanpa square terpakai
(used square) dan yang tidak dipergunakan (unused
square) yang cukup, maka proses tersebut tidak
mungkin untuk diaplikasikan ke metode stepping
stone atau untuk menghitung nilai-nilai R dan K yang
diperlukan untuk tekhnik MODI.
LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
20
8 8
55
GUDANG
2
16
25
24 16
25
GUDANG
3
8 16
35
24
35
PERMINTA
AN
35 45 35 115
Pada contoh diatas square yang terpakai adalah : 4, padahal jumlah
baris ditambah kolom dikurangi 1 adalah 5, sehingga disini terjadi
degenerasi.
LANJUTAN...
Jika jalur terputus, maka penyelesaian menggunakan
metode STEPPING-STONE akan mengalami jalan
buntu karena tidak dapat menemukan jalur untuk uji
perbaikan, demikian juga jika menggunakan MODI,
akan tidak dapat menemukan nilai R dan C, karena
persamaan Ri + Cj = Biaya pada segi empat terisi,
tidak akan dapat diselesaikan. Masalah degenerasi
ini diatasi dengan cara mengisi segi empat yang
dapat membuat jalur menjadi tidak terputus
(membuat jembatan) dengan muatan sebesar 0 (nol).
Jadi pada kasus di atas, 'jembatan' dapat dibuat
dengan menempatkan muatan sebanyak 0 (nol)
pada segi empat XC atau YB. Setelah diberi
'jembatan', tabel pemecahan I yang baru adalah:
LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
20
8 8
55
GUDANG
2
16
25
24
0
16
25
GUDANG
3
8 16
35
24
35
PERMINTA
AN
35 45 35 115
Untuk selanjutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara
seperti biasanya, baik menggunakan STEPPING-STONE maupun MODI
sampai didapatkan pemecahan yang optimal. Degenerasi dapat terjadi baik
pada pemecahan awal maupun pada pemecahan selanjutnya. Jika terjadi
degenerasi di pemecahan kedua, ketiga dst., cara mengatasinya sama yaitu
dengan cara membuat 'jembatan' dengan menempatkan muatan sebanyak 0
(nol) pada salah satu segi empat kosong, hingga jalur tidak terputus.
REDUDANSI DALAM MASALAH
METODE TRANSPORTASI
Redudansi merupakan kebalikan dari
degenerasi. Jika degenerasi terjadi bila
jumlah pengambilan tempat atau rute dalam
tabel solusi transportasi kurang dari jumlah
baris ditambah jumlah kolom dikurangi satu,
maka redudansi terjadi bila jumlah
pengambilan tempat atau rute dalam tabel
solusi transportasi lebih dari jumlah baris
ditambah jumlah kolom dikurangi satu.
LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
10
8
5
8
50
GUDANG
2
16
20
24 16
20
GUDANG
3
8
35
16
10
24
45
PERMINTA
AN
35 65 15 115
Pada contoh diatas square yang terpakai adalah : 6, padahal jumlah
baris ditambah kolom dikurangi 1 adalah 5, sehingga disini terjadi
degenerasi.
LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
10
8
5
8
50
GUDANG
2
16
20
24 16
20
GUDANG
3
8
35
16
10
24
45
PERMINTA
AN
35 65 15 115
Untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan dengan
menggabungkan dua sel menjadi satu dengan cara menambahkannya
seperti dibawah ini:
LANJUTAN...
Kemudian pada cel G3-P2 disesuaikan dengan jumlah ketersediaan
dan permintaan yang ada. Setelah dua sel gabungkan maka akan
terlihat seperti dibawah ini:
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIAA
N
GUDANG
1 35
4
15
8 8
50
GUDANG
2
16
20
24 16
20
GUDANG
3
8
30
16
15
24
45
PERMINTAAN 35 65 15 115
Untuk selanjutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara
seperti biasanya, baik menggunakan STEPPING-STONE maupun MODI
sampai didapatkan pemecahan yang optimal
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
Lembayung Senja
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiSiti Zuariyah
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
Opissen Yudisyus
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
Metode modi
Metode modiMetode modi
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
apriliantihermawan
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
hazhiyah
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasi
yy rahmat
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
Bambang Kristiono
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
Perum Perumnas
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
Tri Supadmi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Model transportasi metode least cost
Model transportasi metode least costModel transportasi metode least cost
Model transportasi metode least cost
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
Cabii
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
Ceria Agnantria
 

What's hot (20)

4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
Metode modi
Metode modiMetode modi
Metode modi
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasi
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Model transportasi metode least cost
Model transportasi metode least costModel transportasi metode least cost
Model transportasi metode least cost
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 

Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)

  • 2. KETIDAKSEIMBANGAN MASALAH TRANSPORTASI Seringkali terjadi dalam kenyataan dimana total permintaan tidak sama dengan total penawaran. Masalah ketidakseimbangan ini dapat diatasi dengan mempergunakan persediaan dan permintaan bayangan (dummy). Dummy resources (persediaan bayangan) dan dummy destination (permintaan bayangan). Dalam kasus dimana penawaran total lebih besar daripda permintaan total maka diciptakan destination (gudang) dengan permintaan yang sama dengan surplus. Jika permintaan total lebih besar daripada penawaran total maka kita akan menciptakan dummy source (pabrik bayangan) dengan jumlah suplai sama dengan kelebihan permintaan. Pada kasus yang lain maka koefisien biaya pengiriman sejumlah nol akan digunakan untuk setiap lokasi atau rute bayangan karena merupakan dummy factory maupun dummy warehouse yang tidak aktual.
  • 3. LANJUTAN... KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 KETERSEDIA AN GUDANG 1 72 4 4 8 8 76 GUDANG 2 16 82 24 16 82 GUDANG 3 8 16 16 41 24 77 PERMINTA AN 72 102 41 235 215 Contoh kasus: permintaan < Penawaran Pada kasus permintaan < penawaran langkah yang harus dilakukan adalah menambahkan kolom bayangan (dummy) agar jumlah total penawaran = total permintaan.
  • 4. LANJUTAN... KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 DUMMY C KETERSEDIAAN GUDANG 1 72 4 4 8 8 0 76 GUDANG 2 16 82 24 16 0 82 GUDANG 3 8 16 16 41 24 20 0 77 PERMINTA AN 72 102 41 20 235 235 Pada kolom (dan juga baris) dummy, 'dipasang' biaya angkut sebesar 0 (nol). Untuk kasus di atas, setelah dilakukan penambahan kolom dummy, tabel transportasinya menjadi: Untuk selanjutnya, pemecahan I (awal) itu dapat diuji dan diteruskan baik menggunakan metode STEPPING-STONE maupun MODI, sampai diperoleh pemecahan optimal.
  • 5. LANJUTAN... KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 DUMMY C KETERSEDIAAN GUDANG 1 4 76 8 8 0 76 GUDANG 2 16 21 24 41 16 20 0 82 GUDANG 3 72 8 5 16 24 0 77 PERMINTA AN 72 102 41 20 235 235 Tampak dari tabel tersebut, pada kolom dummy ada muatan sebanyak 20 (di gudang 2), itu berarti bahwa sebenarnya ada kelebihan penawaran di gudang 2, atau dengan lain kata, sebaiknya pada gudang 2 disisakan 20 muatan truk. Pemecahan optimal untuk kasus di atas adalah: Jika permintaan > penawaran, maka perlu ditambah baris dummy (baris bayangan)
  • 6. DEGENERASI DALAM MASALAH TRANSPORTASI Proses degenerasi akan terjadi jika jumlah pengambilan tempat atau rute dalam tabel solusi transportasi kurang dari jumlah baris ditambah jumlah kolom dikurangi satu. Situasi tersebut akan muncul pada solusi awal maupun pada langkah selanjutnya. Degenerasi memerlukan beberapa prosedur khusus untuk memperbaiki masalah. Tanpa square terpakai (used square) dan yang tidak dipergunakan (unused square) yang cukup, maka proses tersebut tidak mungkin untuk diaplikasikan ke metode stepping stone atau untuk menghitung nilai-nilai R dan K yang diperlukan untuk tekhnik MODI.
  • 7. LANJUTAN... KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 KETERSEDIA AN GUDANG 1 35 4 20 8 8 55 GUDANG 2 16 25 24 16 25 GUDANG 3 8 16 35 24 35 PERMINTA AN 35 45 35 115 Pada contoh diatas square yang terpakai adalah : 4, padahal jumlah baris ditambah kolom dikurangi 1 adalah 5, sehingga disini terjadi degenerasi.
  • 8. LANJUTAN... Jika jalur terputus, maka penyelesaian menggunakan metode STEPPING-STONE akan mengalami jalan buntu karena tidak dapat menemukan jalur untuk uji perbaikan, demikian juga jika menggunakan MODI, akan tidak dapat menemukan nilai R dan C, karena persamaan Ri + Cj = Biaya pada segi empat terisi, tidak akan dapat diselesaikan. Masalah degenerasi ini diatasi dengan cara mengisi segi empat yang dapat membuat jalur menjadi tidak terputus (membuat jembatan) dengan muatan sebesar 0 (nol). Jadi pada kasus di atas, 'jembatan' dapat dibuat dengan menempatkan muatan sebanyak 0 (nol) pada segi empat XC atau YB. Setelah diberi 'jembatan', tabel pemecahan I yang baru adalah:
  • 9. LANJUTAN... KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 KETERSEDIA AN GUDANG 1 35 4 20 8 8 55 GUDANG 2 16 25 24 0 16 25 GUDANG 3 8 16 35 24 35 PERMINTA AN 35 45 35 115 Untuk selanjutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara seperti biasanya, baik menggunakan STEPPING-STONE maupun MODI sampai didapatkan pemecahan yang optimal. Degenerasi dapat terjadi baik pada pemecahan awal maupun pada pemecahan selanjutnya. Jika terjadi degenerasi di pemecahan kedua, ketiga dst., cara mengatasinya sama yaitu dengan cara membuat 'jembatan' dengan menempatkan muatan sebanyak 0 (nol) pada salah satu segi empat kosong, hingga jalur tidak terputus.
  • 10. REDUDANSI DALAM MASALAH METODE TRANSPORTASI Redudansi merupakan kebalikan dari degenerasi. Jika degenerasi terjadi bila jumlah pengambilan tempat atau rute dalam tabel solusi transportasi kurang dari jumlah baris ditambah jumlah kolom dikurangi satu, maka redudansi terjadi bila jumlah pengambilan tempat atau rute dalam tabel solusi transportasi lebih dari jumlah baris ditambah jumlah kolom dikurangi satu.
  • 11. LANJUTAN... KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 KETERSEDIA AN GUDANG 1 35 4 10 8 5 8 50 GUDANG 2 16 20 24 16 20 GUDANG 3 8 35 16 10 24 45 PERMINTA AN 35 65 15 115 Pada contoh diatas square yang terpakai adalah : 6, padahal jumlah baris ditambah kolom dikurangi 1 adalah 5, sehingga disini terjadi degenerasi.
  • 12. LANJUTAN... KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 KETERSEDIA AN GUDANG 1 35 4 10 8 5 8 50 GUDANG 2 16 20 24 16 20 GUDANG 3 8 35 16 10 24 45 PERMINTA AN 35 65 15 115 Untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan dengan menggabungkan dua sel menjadi satu dengan cara menambahkannya seperti dibawah ini:
  • 13. LANJUTAN... Kemudian pada cel G3-P2 disesuaikan dengan jumlah ketersediaan dan permintaan yang ada. Setelah dua sel gabungkan maka akan terlihat seperti dibawah ini: KE DARI PELANGG AN 1 PELANGG AN 2 PELANGG AN 3 KETERSEDIAA N GUDANG 1 35 4 15 8 8 50 GUDANG 2 16 20 24 16 20 GUDANG 3 8 30 16 15 24 45 PERMINTAAN 35 65 15 115 Untuk selanjutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara seperti biasanya, baik menggunakan STEPPING-STONE maupun MODI sampai didapatkan pemecahan yang optimal