Seringkali terjadi dalam kenyataan dimana total permintaan tidak sama dengan total penawaran. Masalah ketidakseimbangan dalam ini dalam metode transportasi dapat diatasi dengan mempergunakan persediaan dan permintaan bayangan (dummy). Selain masalah permintaan dan penawaran, dalam metode transportasi juga dikenal masalah lain yaitu degenerasi dan redudansi yang terjadi dalam penyelesaian masalah dalam metode transportasi baik itu di solusi awal atau pada solusi optimal
Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara langasung didefinisikan dari persoalan aslinya atau dari model LP primal. Dalam kebanyakan perlakuan LP, dualitas sangat tergantung pada primal dalam hal tipe kendala, variabel keputusan dan kondisi optimum.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah manajemen sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau model simbolik sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatu sistem permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika tertentu, jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat analisisnya.
Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear yang melibatkan dua peubah keputusan. Membahas mengenai masalah meminimumkan fungsi kendala bertanda ≥, fungsi kendala bertanda = tidak ada penyelesaian layak, tidak ada penyelesaian optimal, beberapa alternatif optimal, dan wilayah kelayakan yang tidak terikat dapat terjadi saat menyelesaikan masalah pemrograman linear dengan menggunakan prosedur penyelesaian grafik. Kasus-kasus ini juga dapat terjadi saat menggunakan metode simpleks.
Metode simplek untuk linier programming dikembangkan pertama kali oleh George Dantzing pada tahun 1947, kemudian digunakan juga pada penugasan di Angkatan Udara Amerika Serikat. Dia mendemonstrasikan bagaimana menggunakan fungsi tujuan (iso-profit) dalam upaya menemukan solosi diantara beberapa kemungkinan solosi sebuah persoalan linier programming.
Proses penyelesaiaanya dalam metode simplek, dilakukan secara berulang-ulang (iterative) sedemikian rupa dengan menggunakan pola tertentu (standart) sehingga solusi optimal tercapai.
Ciri lain dari metode simplek adalah bahwa setiap solusi yang baru akan menghasilkan sebuah nilai fungsi tujuan yang lebih besar daripada solosi sebelumnya.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana cara mencari nilai maksimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara menyelesaikan masalah/kendala (syarat) bertanda “=”?
Bagaimana cara mencari nilai minimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara membedakan antara asalah primal dan dual dalam program linear?
Kapan pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi?
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
Dapat menyelesaikan masalah maksimasi dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah / kendala (syarat) bertanda “=” pada program linear
Dapat menyelesaikan masalah minimasi dalam program linear
Dapat mengetahui dan membedakan antara masalah primal dan dual dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah degeneracy / kemerosotan dalam program linear
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah Maksimasi
Untuk menyelesaikan masalah maksimasi maka programasi linear harus lebih dahulu ditulis dalam bentuk standar. Dengan bentuk standar dimaksudkan adalah permasalahan programasi linear yang berwujud permasalahan maksimasi dengan batasan-batasan (kendala) yang bertanda kurang dari
Secara sistematis, dualitas merupakan alat bantu masalah LP, yang secara langasung didefinisikan dari persoalan aslinya atau dari model LP primal. Dalam kebanyakan perlakuan LP, dualitas sangat tergantung pada primal dalam hal tipe kendala, variabel keputusan dan kondisi optimum.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah manajemen sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau model simbolik sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatu sistem permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika tertentu, jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat analisisnya.
Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear yang melibatkan dua peubah keputusan. Membahas mengenai masalah meminimumkan fungsi kendala bertanda ≥, fungsi kendala bertanda = tidak ada penyelesaian layak, tidak ada penyelesaian optimal, beberapa alternatif optimal, dan wilayah kelayakan yang tidak terikat dapat terjadi saat menyelesaikan masalah pemrograman linear dengan menggunakan prosedur penyelesaian grafik. Kasus-kasus ini juga dapat terjadi saat menggunakan metode simpleks.
Metode simplek untuk linier programming dikembangkan pertama kali oleh George Dantzing pada tahun 1947, kemudian digunakan juga pada penugasan di Angkatan Udara Amerika Serikat. Dia mendemonstrasikan bagaimana menggunakan fungsi tujuan (iso-profit) dalam upaya menemukan solosi diantara beberapa kemungkinan solosi sebuah persoalan linier programming.
Proses penyelesaiaanya dalam metode simplek, dilakukan secara berulang-ulang (iterative) sedemikian rupa dengan menggunakan pola tertentu (standart) sehingga solusi optimal tercapai.
Ciri lain dari metode simplek adalah bahwa setiap solusi yang baru akan menghasilkan sebuah nilai fungsi tujuan yang lebih besar daripada solosi sebelumnya.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana cara mencari nilai maksimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara menyelesaikan masalah/kendala (syarat) bertanda “=”?
Bagaimana cara mencari nilai minimum dengan menggunakan metode simpleks?
Bagaimana cara membedakan antara asalah primal dan dual dalam program linear?
Kapan pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi?
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
Dapat menyelesaikan masalah maksimasi dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah / kendala (syarat) bertanda “=” pada program linear
Dapat menyelesaikan masalah minimasi dalam program linear
Dapat mengetahui dan membedakan antara masalah primal dan dual dalam program linear
Dapat menyelesaikan masalah degeneracy / kemerosotan dalam program linear
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah Maksimasi
Untuk menyelesaikan masalah maksimasi maka programasi linear harus lebih dahulu ditulis dalam bentuk standar. Dengan bentuk standar dimaksudkan adalah permasalahan programasi linear yang berwujud permasalahan maksimasi dengan batasan-batasan (kendala) yang bertanda kurang dari
Metode Transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk-produk yang sama di tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal.
Metode transportasi untuk solusi awal dibagi menjadi 3 yaitu:
1. METODE NWC (NORTH WEST CORNER)
2. METODE BIAYA TERKECIL (LEAST COST)
3. VAM (VOGEL APPROXIMATION METHOD)
sedangkan untuk solusi optimal dibagi menjadi 2 yaitu:
1. METODE BATU LONCATAN (STEPPING STONE)
2. METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHOD)
Metode Transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk-produk yang sama di tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal.
Metode transportasi untuk solusi awal dibagi menjadi 3 yaitu:
1. METODE NWC (NORTH WEST CORNER)
2. METODE BIAYA TERKECIL (LEAST COST)
3. VAM (VOGEL APPROXIMATION METHOD)
sedangkan untuk solusi optimal dibagi menjadi 2 yaitu:
1. METODE BATU LONCATAN (STEPPING STONE)
2. METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHOD)
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. KETIDAKSEIMBANGAN
MASALAH TRANSPORTASI
Seringkali terjadi dalam kenyataan dimana total permintaan
tidak sama dengan total penawaran. Masalah
ketidakseimbangan ini dapat diatasi dengan mempergunakan
persediaan dan permintaan bayangan (dummy). Dummy
resources (persediaan bayangan) dan dummy destination
(permintaan bayangan). Dalam kasus dimana penawaran
total lebih besar daripda permintaan total maka diciptakan
destination (gudang) dengan permintaan yang sama dengan
surplus.
Jika permintaan total lebih besar daripada penawaran total
maka kita akan menciptakan dummy source (pabrik
bayangan) dengan jumlah suplai sama dengan kelebihan
permintaan. Pada kasus yang lain maka koefisien biaya
pengiriman sejumlah nol akan digunakan untuk setiap lokasi
atau rute bayangan karena merupakan dummy factory
maupun dummy warehouse yang tidak aktual.
3. LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 72
4
4
8 8
76
GUDANG
2
16
82
24 16
82
GUDANG
3
8
16
16
41
24
77
PERMINTA
AN
72 102 41 235
215
Contoh kasus: permintaan < Penawaran
Pada kasus permintaan < penawaran langkah yang harus dilakukan
adalah menambahkan kolom bayangan (dummy) agar jumlah total
penawaran = total permintaan.
4. LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
DUMMY C KETERSEDIAAN
GUDANG
1 72
4
4
8 8 0
76
GUDANG
2
16
82
24 16 0
82
GUDANG
3
8
16
16
41
24
20
0
77
PERMINTA
AN
72 102 41 20
235
235
Pada kolom (dan juga baris) dummy, 'dipasang' biaya angkut sebesar 0
(nol). Untuk kasus di atas, setelah dilakukan penambahan kolom dummy,
tabel transportasinya menjadi:
Untuk selanjutnya, pemecahan I (awal) itu dapat diuji dan diteruskan baik
menggunakan metode STEPPING-STONE maupun MODI, sampai
diperoleh pemecahan optimal.
5. LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
DUMMY C KETERSEDIAAN
GUDANG
1
4
76
8 8 0
76
GUDANG
2
16
21
24
41
16
20
0
82
GUDANG
3 72
8
5
16 24 0
77
PERMINTA
AN
72 102 41 20
235
235
Tampak dari tabel tersebut, pada kolom dummy ada muatan sebanyak 20
(di gudang 2), itu berarti bahwa sebenarnya ada kelebihan penawaran di
gudang 2, atau dengan lain kata, sebaiknya pada gudang 2 disisakan 20
muatan truk.
Pemecahan optimal untuk kasus di atas adalah:
Jika permintaan > penawaran, maka perlu ditambah baris dummy
(baris bayangan)
6. DEGENERASI DALAM
MASALAH TRANSPORTASI
Proses degenerasi akan terjadi jika jumlah
pengambilan tempat atau rute dalam tabel solusi
transportasi kurang dari jumlah baris ditambah
jumlah kolom dikurangi satu. Situasi tersebut akan
muncul pada solusi awal maupun pada langkah
selanjutnya.
Degenerasi memerlukan beberapa prosedur khusus
untuk memperbaiki masalah. Tanpa square terpakai
(used square) dan yang tidak dipergunakan (unused
square) yang cukup, maka proses tersebut tidak
mungkin untuk diaplikasikan ke metode stepping
stone atau untuk menghitung nilai-nilai R dan K yang
diperlukan untuk tekhnik MODI.
7. LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
20
8 8
55
GUDANG
2
16
25
24 16
25
GUDANG
3
8 16
35
24
35
PERMINTA
AN
35 45 35 115
Pada contoh diatas square yang terpakai adalah : 4, padahal jumlah
baris ditambah kolom dikurangi 1 adalah 5, sehingga disini terjadi
degenerasi.
8. LANJUTAN...
Jika jalur terputus, maka penyelesaian menggunakan
metode STEPPING-STONE akan mengalami jalan
buntu karena tidak dapat menemukan jalur untuk uji
perbaikan, demikian juga jika menggunakan MODI,
akan tidak dapat menemukan nilai R dan C, karena
persamaan Ri + Cj = Biaya pada segi empat terisi,
tidak akan dapat diselesaikan. Masalah degenerasi
ini diatasi dengan cara mengisi segi empat yang
dapat membuat jalur menjadi tidak terputus
(membuat jembatan) dengan muatan sebesar 0 (nol).
Jadi pada kasus di atas, 'jembatan' dapat dibuat
dengan menempatkan muatan sebanyak 0 (nol)
pada segi empat XC atau YB. Setelah diberi
'jembatan', tabel pemecahan I yang baru adalah:
9. LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
20
8 8
55
GUDANG
2
16
25
24
0
16
25
GUDANG
3
8 16
35
24
35
PERMINTA
AN
35 45 35 115
Untuk selanjutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara
seperti biasanya, baik menggunakan STEPPING-STONE maupun MODI
sampai didapatkan pemecahan yang optimal. Degenerasi dapat terjadi baik
pada pemecahan awal maupun pada pemecahan selanjutnya. Jika terjadi
degenerasi di pemecahan kedua, ketiga dst., cara mengatasinya sama yaitu
dengan cara membuat 'jembatan' dengan menempatkan muatan sebanyak 0
(nol) pada salah satu segi empat kosong, hingga jalur tidak terputus.
10. REDUDANSI DALAM MASALAH
METODE TRANSPORTASI
Redudansi merupakan kebalikan dari
degenerasi. Jika degenerasi terjadi bila
jumlah pengambilan tempat atau rute dalam
tabel solusi transportasi kurang dari jumlah
baris ditambah jumlah kolom dikurangi satu,
maka redudansi terjadi bila jumlah
pengambilan tempat atau rute dalam tabel
solusi transportasi lebih dari jumlah baris
ditambah jumlah kolom dikurangi satu.
11. LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
10
8
5
8
50
GUDANG
2
16
20
24 16
20
GUDANG
3
8
35
16
10
24
45
PERMINTA
AN
35 65 15 115
Pada contoh diatas square yang terpakai adalah : 6, padahal jumlah
baris ditambah kolom dikurangi 1 adalah 5, sehingga disini terjadi
degenerasi.
12. LANJUTAN...
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIA
AN
GUDANG
1 35
4
10
8
5
8
50
GUDANG
2
16
20
24 16
20
GUDANG
3
8
35
16
10
24
45
PERMINTA
AN
35 65 15 115
Untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan dengan
menggabungkan dua sel menjadi satu dengan cara menambahkannya
seperti dibawah ini:
13. LANJUTAN...
Kemudian pada cel G3-P2 disesuaikan dengan jumlah ketersediaan
dan permintaan yang ada. Setelah dua sel gabungkan maka akan
terlihat seperti dibawah ini:
KE
DARI
PELANGG
AN 1
PELANGG
AN 2
PELANGG
AN 3
KETERSEDIAA
N
GUDANG
1 35
4
15
8 8
50
GUDANG
2
16
20
24 16
20
GUDANG
3
8
30
16
15
24
45
PERMINTAAN 35 65 15 115
Untuk selanjutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara
seperti biasanya, baik menggunakan STEPPING-STONE maupun MODI
sampai didapatkan pemecahan yang optimal