SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Tugas-1 (Review)
Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi
Nama: Luhur Moekti Prayogo
NIM: 19/449597/PTK/12856
Prodi: Magister Teknik Geomatika
2. Peta RBI Skala 1:25:000 wilayah Timoho-Yogyakarta
Peta Rupa Bumi atau dalam bahasa asing disebut topographic map adalah peta yang
memperlihatkan unsur-unsur alam (asli) dan unsur-unsur buatan manusia di atas permukaan bumi.
Unsur-unsur tersebut diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi yang sebenarnya. Peta Rupa
Bumi disebut juga sebagai peta umum, karena dalam Peta Rupa Bumi menyajikan semua unsur
yang ada pada permukaan bumi, dengan mempertimbangkan skala yang sangat terbatas. Jadi Peta
Rupa Bumi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan, termasuk untuk tujuan pembelajaran
di sekolah. Di samping itu, Peta Rupa Bumi juga dapat digunakan sebagai dasar (base map) dalam
pembuatan peta tematik, seperti peta penggunaan lahan, peta jaringan jalan, peta sebaran
penduduk, peta jaringan sungai, dan sebagainya. Peta Rupa Bumi menyajikan unsur-unsur dasar
muka bumi, seperti: unsur hipsografi (tinggi-rendahnya medan atau relief, terutama ketinggian),
unsur hidrografi (laut, danau, sungai/pola pengaliran), unsur vegetasi (penutup lahan), unsur
toponimi (nama-nama unsur tempat atau nama geografi), unsur buatan/budaya manusia
(permukiman, sistem perhubungan, unsur unit-unit administrasi, dan sistem rujukan koordinat
nasional baku (sistem lintang bujur).
3. Peta Tematik Kabupaten Sleman-Yogyakarta
Peta umum atau tematik merupakan peta yang hanya menampilkan sebagian permukaan Bumi
yang ingin ditampilkan. Peta tematik hanya menampilkan tampilan tertentu yang disesuaikan
dengan tema, misalnya kenampakan- kenampakan alam tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial
budaya. Peta tematik berfungsi untuk menggambarkan bentuk penggunaan dan untuk menyajikan
data tentang potensi suatu daerah. Berikut contoh peta tematik:
1. Peta Kepadatan Penduduk,
2. Peta Ancaman Bencana Kekeringan,
3. Peta curah hujan,
4. Peta Hasil Pertanian,
5. Peta Prakiraan Musim kemarau, dan
6. Peta Rawan Bencana (tanah longsor, gempa bumi, atau tsunami).
4. Jaring Kontrol Horizontal (JKH) dan Jaring Kontrol Vertikal (JKV)
A. Jaring Kontrol Horizontal (JKH)
Sekumpulan titik kontrol horizontal yang satu sama lainnya dikaitkan dengan data ukuran
jarak dan/atau sudut, dan koordinatnya ditentukan dengan metode pengukuran/pengamatan
tertentu dalam suatu sistem referensi koordinat horizontal tertentu (SNI 19-6724-2002).
B. Jaring Kontrol Vertikal (JKV)
Serangkaian titik kontrol vertikal yang satu sama lainnya diikatkan dengan ukuran beda tinggi
ortometrik mengacu pada titik datum.
Keterangan: jaring kontrol vertikal yang diselenggarakan oleh instansi yang berwenang
belum bisa disebut jaring kontrol vertikal nasional (SNI_19-6988-2004).
C. Jaring Kontrol Geodesi
Merupakan objek fisik yang berada di lapangan yang mewakili model-model fisik bumi di
atas. Jaring kontrol geodesi ini berdasarkan pada UU Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Informasi
Geospasial berupa Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN), Jaring Kontrol Vertikal Nasional
(JKVN), dan Jaring Kontrol Gayaberat Nasional (JKGN). Bukti fisik di lapangan dari jaring
kontrol geodesi ini berupa pilar titik kontrol, pilar titik gayaberat, dan stasiun pasut (Badan
Informasi Geospasial).
Titik Tinggi Geodesi
D. Titik Tinggi Geodesi
Titik tetap di lapangan yang berbentuk pilar dengan ukuran tertentu, yang menandai nilai
tinggi, sebagai bagian dari jaring kontrol vertikal, yang berfungsi sebagai titik kontrol
vertikal(TKV).
Keterangan: Tanda tinggi geodesi disebut juga tanda tinggi tetap (bench mark)
Titik Doppler, Titik GPS
Legenda titik pada peta RBI Kabupaten Sleman, Skala 1:25.000
E. Titik Doppler
Titik diatas tanah yang posisinya terhadap pusat masa bumi ditentukan dengan metode
pengaman satelit doppler (Bakosurtanal).
F. Titik GPS
Titik diatas tanah yang posisinya terhadap pusat masa bumi ditentukan dengan metoda
pengamatan global positioning satellite (Bakosurtanal)
5. Model Bumi pada peta RBI dan Tematik
Model bumi peta RBI Kabupaten Sleman skala 1:25.000
dapat dlihat pada informasi peta
Model bumi geoid, karena datum vertikal dihitung dari muka laut rata-rata. Geoid disebut
sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya. Lebih jauh geoid dapat didefinisikan sebagai
bidang ekipotensial yang berimpit dengan permukaan laut pada saat keadaan tenang dan tanpa
gangguan , karena itu secara praktis geoid dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-rata
(Mean sea level-MSL). Jarak geoid terhadap ellipsoid disebut Undulasi geoid (N). Nilai dari
undulasi geoid tidak sama di semua tempat, hal ini disebabkan ketidakseragaman sebaran
densitas massa bumi. Untuk keperluan aplikasi geodesi, geofisika dan oseanografi dibutuhkan
geoid dengan ketelitian yang cukup tinggi.
Model bumi ini memiliki peran yang cukup penting dalam berbagai hal seperti untuk
keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan geofisika. Contoh untuk bidang geodesi yaitu
penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometrik untuk berbagai keperluan praktis
seperti rekayasa, survei, dan pemetaan membutuhkan infomasi geoid teliti. Hal Ini disebabkan
karena tinggi GPS adalah bersifat geometrik karena mengacu pada bidang matematis ellipsoid,
sedangkan tinggi yang diperlukan untuk keperluan praktis adalah tinggi yang mempunyai arti fisik
di permukaan bumi yaitu tinggi orthometrik di mana bidang acuannya adalah geoid. Beda tinggi
antara ellipsoid dan tinggi geoid sangatlah bervariasi dan besarnya bisa mencapai puluhan meter,
sehingga pemakaian langsung tinggi GPS (tinggi ellipsoid) itu bisa menyebabkan penyimpangan
puluhan meter terhadap tinggi orthometrik.
Model bumi peta tematik daerah Yogyakarta skala 1:25.000
dapat dlihat pada informasi peta
Model bumi elipsoid karena sudah menggunakan datum internasional WGS 1984. Model ini
merupakan suatu pendekatan model bumi ( berbentuk elips ) dimana parameternya ditentukan dari
setengah sumbu panjang ( a ) , stengah sumbu pendek ( b ) dan nilai penggepengan ( 1/f ). Contoh:
Bessel 1841,GRS 67, WGS 72 , WGS 84. Bentuk geoid yang tidak beraturan tidak memungkinkan
kita untuk melakukan perhitungan matematis. Karena itu, sebagai representasi matematis dari
bentuk fisik Bumi, digunakanlah ellipsoid. Ellipsoid adalah ellips yang diputar pada sumbu
pendeknya. Perbedaan antara geoid dan ellipsoid tidak lebih dari 200 m.
6. Metadata peta RBI dan Tematik
Metadata Peta RBI Kabupaten Sleman Skala 1:25.000
Peta RBI kabupaten Sleman skala 1:25.000 bersumber dari data foto udara 1:30.000 pada
tahun 1993/ 1994 dengan teknik fotogrametri yang dilaksanakan oleh perusahaan konsultan Blom
Narcon Cooperation. Selanjutnya peta ini dicetak dan diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey
dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Metadata Peta Tematik Daerah Rawan Banjir Sleman
Skala 1:25.000
Selanjutnya pada peta tematik Sleman skala 1:25.000, bersumber dari data peta RBI pulau
Jawa skala 50.000 dan DEM TerraSAR-X tahun 2012. Peta sistem lahan pulau Jawa skala
1:250.000 BIG 2013 dan curah hujan dasarian rerata tahun 1998-2017 BMKG. Serta data
tambahan yaitu berupa survei lapangan bulan november 2017.
7. Sistem Koordinat Peta RBI dan Tematik Yogyakarta skala 1:25.000
Proyeksi yang digunakan pada peta RBI diatas yaitu Transverse Mercator dengan Datum
Geodesi Nasional 1995 (DGN-95). Pada awalnya system referensi geospasial Indonesia
menggunakan DGN 95 kemudian terdapat perubahan terhadap system referensi geospasial
menjadi SRGI 2013. Karena adanya perubahan system referensi geospasial nasional ini pastinya
masih banyak peta-peta dan informasi geospasial lainnya yang menggunakan system lama yaitu
DGN 95.
Pada peta tematik wilayah Sleman yang digunakan dengan skala 1:25.00 menggunakan
proyeksi Transverse Mercator dengan datum WGS 1984. World Geodetic System adalah standar
untuk digunakan dalam kartografi, geodesi, dan navigasi. Terdiri dari bingkai koordinat standar
untuk Bumi, permukaan referensi standar bulat (datum atau referensi ellipsoid) untuk data
ketinggian mentah, dan permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) yang mendefinisikan
permukaan laut nominal.
8. Pasal 17 Undang-Undang Geospasial 2011
Isi:
1. IGD diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yurisdiksinya.
2. IGD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimutakhirkan secara periodik dalam jangka
waktu tertentu.
3. Dalam hal terjadi bencana alam, perang, pemekaran atau perubahan wilayah administratif,
atau kejadian lainnya yang berakibat berubahnya unsur IGD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 sehingga mempengaruhi pola dan struktur kehidupan masyarakat, pemutakhiran
IGD harus dilakukan tanpa menunggu pemutakhiran secara periodik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai norma, standar, prosedur, dan kriteria pemutakhiran IGD
diatur dengan Peraturan Kepala Badan.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jangka waktu pemutakhiran IGD diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Tanggapan:
Ketersediaan data yang selalu update pada wilayah tertentu akan mempermudah mendukung
kegiatan IGD sebagaimana pada pasal 17 diatas. Sudah seharusnya pemerintah menyediakan data
pada seluruh wilayah khususnya wilayah yang sering terjadi bencana.
9. Model bumi
a. Matematik (3D)
b. Model bumi fisik (3D)

More Related Content

What's hot

Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
Tahapan penting dalam pemetaan tanah
Tahapan penting dalam pemetaan tanahTahapan penting dalam pemetaan tanah
Tahapan penting dalam pemetaan tanahyhayacmw91
 
pengenalan GNSS
pengenalan GNSSpengenalan GNSS
pengenalan GNSSirfanade1
 
Peran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidup
Peran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidupPeran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidup
Peran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidupMira Sri Yuanda
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraajaKoko Harnoko
 
Mengenal Teknik Geomatika ITS
Mengenal Teknik Geomatika ITSMengenal Teknik Geomatika ITS
Mengenal Teknik Geomatika ITSDedy Kurniawan
 
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...Griya Nugroho
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiAnindya N. Rafitricia
 
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014Purwandaru Widyasunu
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganWachidatin N C
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016hadiarnowo
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
2 pengenalan peta
2 pengenalan peta2 pengenalan peta
2 pengenalan petaaiiniR
 

What's hot (20)

Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Survei tanah
Survei tanahSurvei tanah
Survei tanah
 
Tahapan penting dalam pemetaan tanah
Tahapan penting dalam pemetaan tanahTahapan penting dalam pemetaan tanah
Tahapan penting dalam pemetaan tanah
 
pengenalan GNSS
pengenalan GNSSpengenalan GNSS
pengenalan GNSS
 
Peran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidup
Peran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidupPeran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidup
Peran teknik geomatika dala pengelolaan lingkungan hidup
 
Gis Bab1
Gis Bab1Gis Bab1
Gis Bab1
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraaja
 
Mengenal Teknik Geomatika ITS
Mengenal Teknik Geomatika ITSMengenal Teknik Geomatika ITS
Mengenal Teknik Geomatika ITS
 
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
Analisa Lahan Kritis Sub DAS Riam Kanan Barito Kabupaten Banjar Kalimantan Te...
 
Revisi peta gempa
Revisi peta gempaRevisi peta gempa
Revisi peta gempa
 
Laporan q
Laporan qLaporan q
Laporan q
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
 
Makalah_43 Metode survey berskala
Makalah_43 Metode survey berskalaMakalah_43 Metode survey berskala
Makalah_43 Metode survey berskala
 
Panduan Survei Topografi -Seri I
Panduan Survei Topografi -Seri IPanduan Survei Topografi -Seri I
Panduan Survei Topografi -Seri I
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
2 pengenalan peta
2 pengenalan peta2 pengenalan peta
2 pengenalan peta
 

Similar to Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta

Similar to Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta (20)

12 peta geologi
12 peta geologi12 peta geologi
12 peta geologi
 
Teknik navigasi darat
Teknik navigasi daratTeknik navigasi darat
Teknik navigasi darat
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
 
Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdfDatum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
 
Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw
 
gTugas iutk
gTugas iutkgTugas iutk
gTugas iutk
 
Gis Bab6
Gis Bab6Gis Bab6
Gis Bab6
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Metode peta
 
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
 
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiIstilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
 
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxKelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
 
Ppw
PpwPpw
Ppw
 
Laporan srtm oke
Laporan srtm okeLaporan srtm oke
Laporan srtm oke
 
Survey dan Pemetaan
Survey dan PemetaanSurvey dan Pemetaan
Survey dan Pemetaan
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
 
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan RuangSurvey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
 
Bab 4 proyeksi peta
Bab 4 proyeksi petaBab 4 proyeksi peta
Bab 4 proyeksi peta
 
Peta,sig,idrejaa kelompok 9 a
Peta,sig,idrejaa kelompok 9 aPeta,sig,idrejaa kelompok 9 a
Peta,sig,idrejaa kelompok 9 a
 
Laporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGILaporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGI
 
21 peta
21 peta21 peta
21 peta
 

More from Luhur Moekti Prayogo

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Luhur Moekti Prayogo
 

More from Luhur Moekti Prayogo (20)

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta

  • 1. Tugas-1 (Review) Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi Nama: Luhur Moekti Prayogo NIM: 19/449597/PTK/12856 Prodi: Magister Teknik Geomatika 2. Peta RBI Skala 1:25:000 wilayah Timoho-Yogyakarta Peta Rupa Bumi atau dalam bahasa asing disebut topographic map adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur alam (asli) dan unsur-unsur buatan manusia di atas permukaan bumi. Unsur-unsur tersebut diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi yang sebenarnya. Peta Rupa Bumi disebut juga sebagai peta umum, karena dalam Peta Rupa Bumi menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi, dengan mempertimbangkan skala yang sangat terbatas. Jadi Peta
  • 2. Rupa Bumi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan, termasuk untuk tujuan pembelajaran di sekolah. Di samping itu, Peta Rupa Bumi juga dapat digunakan sebagai dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti peta penggunaan lahan, peta jaringan jalan, peta sebaran penduduk, peta jaringan sungai, dan sebagainya. Peta Rupa Bumi menyajikan unsur-unsur dasar muka bumi, seperti: unsur hipsografi (tinggi-rendahnya medan atau relief, terutama ketinggian), unsur hidrografi (laut, danau, sungai/pola pengaliran), unsur vegetasi (penutup lahan), unsur toponimi (nama-nama unsur tempat atau nama geografi), unsur buatan/budaya manusia (permukiman, sistem perhubungan, unsur unit-unit administrasi, dan sistem rujukan koordinat nasional baku (sistem lintang bujur). 3. Peta Tematik Kabupaten Sleman-Yogyakarta Peta umum atau tematik merupakan peta yang hanya menampilkan sebagian permukaan Bumi yang ingin ditampilkan. Peta tematik hanya menampilkan tampilan tertentu yang disesuaikan dengan tema, misalnya kenampakan- kenampakan alam tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Peta tematik berfungsi untuk menggambarkan bentuk penggunaan dan untuk menyajikan data tentang potensi suatu daerah. Berikut contoh peta tematik: 1. Peta Kepadatan Penduduk, 2. Peta Ancaman Bencana Kekeringan, 3. Peta curah hujan, 4. Peta Hasil Pertanian,
  • 3. 5. Peta Prakiraan Musim kemarau, dan 6. Peta Rawan Bencana (tanah longsor, gempa bumi, atau tsunami). 4. Jaring Kontrol Horizontal (JKH) dan Jaring Kontrol Vertikal (JKV) A. Jaring Kontrol Horizontal (JKH) Sekumpulan titik kontrol horizontal yang satu sama lainnya dikaitkan dengan data ukuran jarak dan/atau sudut, dan koordinatnya ditentukan dengan metode pengukuran/pengamatan tertentu dalam suatu sistem referensi koordinat horizontal tertentu (SNI 19-6724-2002). B. Jaring Kontrol Vertikal (JKV) Serangkaian titik kontrol vertikal yang satu sama lainnya diikatkan dengan ukuran beda tinggi ortometrik mengacu pada titik datum. Keterangan: jaring kontrol vertikal yang diselenggarakan oleh instansi yang berwenang belum bisa disebut jaring kontrol vertikal nasional (SNI_19-6988-2004). C. Jaring Kontrol Geodesi Merupakan objek fisik yang berada di lapangan yang mewakili model-model fisik bumi di atas. Jaring kontrol geodesi ini berdasarkan pada UU Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial berupa Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN), Jaring Kontrol Vertikal Nasional (JKVN), dan Jaring Kontrol Gayaberat Nasional (JKGN). Bukti fisik di lapangan dari jaring kontrol geodesi ini berupa pilar titik kontrol, pilar titik gayaberat, dan stasiun pasut (Badan Informasi Geospasial).
  • 4. Titik Tinggi Geodesi D. Titik Tinggi Geodesi Titik tetap di lapangan yang berbentuk pilar dengan ukuran tertentu, yang menandai nilai tinggi, sebagai bagian dari jaring kontrol vertikal, yang berfungsi sebagai titik kontrol vertikal(TKV). Keterangan: Tanda tinggi geodesi disebut juga tanda tinggi tetap (bench mark) Titik Doppler, Titik GPS
  • 5. Legenda titik pada peta RBI Kabupaten Sleman, Skala 1:25.000 E. Titik Doppler Titik diatas tanah yang posisinya terhadap pusat masa bumi ditentukan dengan metode pengaman satelit doppler (Bakosurtanal). F. Titik GPS Titik diatas tanah yang posisinya terhadap pusat masa bumi ditentukan dengan metoda pengamatan global positioning satellite (Bakosurtanal) 5. Model Bumi pada peta RBI dan Tematik Model bumi peta RBI Kabupaten Sleman skala 1:25.000 dapat dlihat pada informasi peta Model bumi geoid, karena datum vertikal dihitung dari muka laut rata-rata. Geoid disebut sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya. Lebih jauh geoid dapat didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan permukaan laut pada saat keadaan tenang dan tanpa gangguan , karena itu secara praktis geoid dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-rata (Mean sea level-MSL). Jarak geoid terhadap ellipsoid disebut Undulasi geoid (N). Nilai dari undulasi geoid tidak sama di semua tempat, hal ini disebabkan ketidakseragaman sebaran
  • 6. densitas massa bumi. Untuk keperluan aplikasi geodesi, geofisika dan oseanografi dibutuhkan geoid dengan ketelitian yang cukup tinggi. Model bumi ini memiliki peran yang cukup penting dalam berbagai hal seperti untuk keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan geofisika. Contoh untuk bidang geodesi yaitu penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometrik untuk berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survei, dan pemetaan membutuhkan infomasi geoid teliti. Hal Ini disebabkan karena tinggi GPS adalah bersifat geometrik karena mengacu pada bidang matematis ellipsoid, sedangkan tinggi yang diperlukan untuk keperluan praktis adalah tinggi yang mempunyai arti fisik di permukaan bumi yaitu tinggi orthometrik di mana bidang acuannya adalah geoid. Beda tinggi antara ellipsoid dan tinggi geoid sangatlah bervariasi dan besarnya bisa mencapai puluhan meter, sehingga pemakaian langsung tinggi GPS (tinggi ellipsoid) itu bisa menyebabkan penyimpangan puluhan meter terhadap tinggi orthometrik. Model bumi peta tematik daerah Yogyakarta skala 1:25.000 dapat dlihat pada informasi peta Model bumi elipsoid karena sudah menggunakan datum internasional WGS 1984. Model ini merupakan suatu pendekatan model bumi ( berbentuk elips ) dimana parameternya ditentukan dari setengah sumbu panjang ( a ) , stengah sumbu pendek ( b ) dan nilai penggepengan ( 1/f ). Contoh: Bessel 1841,GRS 67, WGS 72 , WGS 84. Bentuk geoid yang tidak beraturan tidak memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan matematis. Karena itu, sebagai representasi matematis dari bentuk fisik Bumi, digunakanlah ellipsoid. Ellipsoid adalah ellips yang diputar pada sumbu pendeknya. Perbedaan antara geoid dan ellipsoid tidak lebih dari 200 m. 6. Metadata peta RBI dan Tematik
  • 7. Metadata Peta RBI Kabupaten Sleman Skala 1:25.000 Peta RBI kabupaten Sleman skala 1:25.000 bersumber dari data foto udara 1:30.000 pada tahun 1993/ 1994 dengan teknik fotogrametri yang dilaksanakan oleh perusahaan konsultan Blom Narcon Cooperation. Selanjutnya peta ini dicetak dan diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Metadata Peta Tematik Daerah Rawan Banjir Sleman Skala 1:25.000 Selanjutnya pada peta tematik Sleman skala 1:25.000, bersumber dari data peta RBI pulau Jawa skala 50.000 dan DEM TerraSAR-X tahun 2012. Peta sistem lahan pulau Jawa skala 1:250.000 BIG 2013 dan curah hujan dasarian rerata tahun 1998-2017 BMKG. Serta data tambahan yaitu berupa survei lapangan bulan november 2017.
  • 8. 7. Sistem Koordinat Peta RBI dan Tematik Yogyakarta skala 1:25.000 Proyeksi yang digunakan pada peta RBI diatas yaitu Transverse Mercator dengan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95). Pada awalnya system referensi geospasial Indonesia menggunakan DGN 95 kemudian terdapat perubahan terhadap system referensi geospasial menjadi SRGI 2013. Karena adanya perubahan system referensi geospasial nasional ini pastinya masih banyak peta-peta dan informasi geospasial lainnya yang menggunakan system lama yaitu DGN 95. Pada peta tematik wilayah Sleman yang digunakan dengan skala 1:25.00 menggunakan proyeksi Transverse Mercator dengan datum WGS 1984. World Geodetic System adalah standar untuk digunakan dalam kartografi, geodesi, dan navigasi. Terdiri dari bingkai koordinat standar untuk Bumi, permukaan referensi standar bulat (datum atau referensi ellipsoid) untuk data ketinggian mentah, dan permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) yang mendefinisikan permukaan laut nominal. 8. Pasal 17 Undang-Undang Geospasial 2011 Isi: 1. IGD diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yurisdiksinya. 2. IGD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimutakhirkan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. 3. Dalam hal terjadi bencana alam, perang, pemekaran atau perubahan wilayah administratif, atau kejadian lainnya yang berakibat berubahnya unsur IGD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sehingga mempengaruhi pola dan struktur kehidupan masyarakat, pemutakhiran IGD harus dilakukan tanpa menunggu pemutakhiran secara periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (2). 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai norma, standar, prosedur, dan kriteria pemutakhiran IGD diatur dengan Peraturan Kepala Badan.
  • 9. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jangka waktu pemutakhiran IGD diatur dalam Peraturan Pemerintah. Tanggapan: Ketersediaan data yang selalu update pada wilayah tertentu akan mempermudah mendukung kegiatan IGD sebagaimana pada pasal 17 diatas. Sudah seharusnya pemerintah menyediakan data pada seluruh wilayah khususnya wilayah yang sering terjadi bencana. 9. Model bumi a. Matematik (3D) b. Model bumi fisik (3D)