Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Dewi Anggraeni, NIM : 1310190001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Hutan Mangrove (By. Dewi Anggraeni)
1. Nama : Dewi Anggraeni
Npm : 1310190001 /2019
Dosen pengampu : Luhur Moekti Prayogo, S.Si, M.Eng
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
3. Lingkungan pesisir sangat rentan terhadap terjadinya berbagai bencana alam, terlebih
jika lingkungan pesisir telah mengalami kerusakan yang berdampak pada berkurangnya
daya dukung lingkungan. Bencana di wilayah pesisir seringkali menelan banyak korban
jiwa dan material. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan tindakan-tindakan preventif
untuk mengurangi parahnya dampak negatif bencana. Bencana yang umumnya terjadi
di wilayah pesisir Indonesia antara lain: erosi pantai, tsunami, banjir, gempa bumi,
angin topan/badai, kenaikan paras muka air laut, kekeringan, dan longsor.
pendahuluan
4. Definisi Mitigasi Bencana
Mitigasi merupakan tindakan-tindakan untuk
mengurangi atau meminimalkan potensi dampak negatif
dari suatu bencana. Kegiatan mitigasi merupakan salah
satu bagian dari kegiatan penanganan bencana yang
difokuskan untuk mengurangi potensi dampak yang
mungkin ditimbulkan oleh bencana yang diprediksikan
akan terjadi di masa datang. (Jokowinarno.2011)
5. Beberapa kegiatan mitigasi bencana di antaranya:
• pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
• perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
• pengembangan budaya sadar bencana;
• penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan
penanggulangan bencana;
• identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya
atau ancaman bencana;
6. Definisi Mangrove
Mangrove adalah salah satu tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan
lingkungan hidupnya sehingga mampu hidup di sekitar laut, yang memiliki kadar garam tinggi.
Kebanyakan mangrove hidup di pantai yang terlindung atau datar sehingga mangrove dapat
melindungi daratan dari gelombang laut yang cukup besar. Mangrove tidak dapat tumbuh di
pantai yang terjal, arus pasang surut yang kuat, dan memiliki ombak yang besar. Pantai yang
terjal dibentuk oleh ombak besar yang tidak memungkinkan untuk terjadinya pengendapan
lumpur dari pasir. Pantai yang terjal menyebabkan mangrove tidak mendapat substrat untuk
proses pertumbuhannya yang biasanya berasal dari batu karang, lumpur, atau pasir
(Nontji,1993)
7. Fungsi utama ekosistem hutan bakau yang di kemukakan Nontji dalam
Ghufran (2012), yaitu:
1. Fungsi fisis, meliputi: pencegah abrasi, perlindungan terhadap angin,
pencegah intrusi garam, dan sebagai penghasil energi serta hara.
2. Fungsi biologis, meliputi: sebagai tempat bertelur dan tempat asuhan
berbagai biota.
Fungsi hutan bakau/ mangrove
8. 3. Fungsi ekonomis, meliputi: sebagai sumber bahan
bakar (kayu bakar dan arang), bahan bangunan(balok,
atap, dan sebagainya), perikanan, pertanian, makanan,
minuman, bahan baku kertas, keperluan rumah
tangga, tekstil, serat sintesis, penyamakan kulit, obat-
obatan, dan lain – lain.
9. Penanaman mangrove merupakan langkah utama pencegahan abrasi yang paling
umum dapat dilakukan. Mitigasi bencana abrasi dengan penanaman mangrove
diharapkan dapat mengurangi potensi abrasi di wilayah pesisir di masa mendatang.
Secara ekologi tanaman ini efektif melindungi wilayah pesisir. Dari segi ekonomi dan
lingkungan, Secara fisik bertindak sebagai penghalang terhadap abrasi pantai, intrusi
air laut, badai dan angin sarat garam, juga mengurangi karbon dioksida (CO2) di
udara dan menjebak kontaminan di perairan pantai (Munandar & Kusumawati, 2017).
10. 1. Mencegah Intrusi Air Laut Intrusi laut merupakan peristiwa perembesan air
laut ke tanah daratan. Intrusi laut dapat menyebabkan air tanah menjadi payau
sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Hutan Mangrove memiliki fungsi
mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau sehingga dapat mencegah
terjadinya intrusi air laut ke darata
2. Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai Erosi merupakan pengikisan permukaan
tanah oleh aliran air sedangkan abrasi merupakan pengikisan permukaan tanah
akibat hempasan ombak laut.
Manfaat dan Peranan Mangrove/Bakau
11. Penanaman mangrove di wilayah pesisir diharapkan keberadaan mangrove
dapat mengembalikan kerusakan lingkungan dan mendukung mata pencaharian
masyarakat di sekitar wilayah pesisir yang umumnya sebagai nelayan, juga
dapat memperindah pantai sehingga meningkatkan daya tarik wisatawan untuk
berkunjung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumar (2021) tentang beberapa
manfaat dari hutan mangrove
12. Hutan Mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah
pesisir, sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.
3. Sebagai pencegah dan penyaring alami Hutan mangrove biasanya yang
dipenuhi akar pohon bakau dan berlumpur. Akar tersebut dapat mempercepat
penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai. Selain pengurai
limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu mempercepat proses
penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan deterjen, dan
merupakan penghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim
tertentu.
13. Mitigasi bencana abrasi melalui penanaman mangrove sangat bermanfaat, baik
bagi manusia maupun bagi alam di masa depan. Oleh karena itu penting
menumbuhkan kesadaran masyarakat pesisir untuk menjaga mangrove dengan
tidak mengeksploitasi mangrove secara berlebihan, karena mangrove memiliki
banyak sekali manfaat salah satunya menjaga pantai dari abrasi dengan cara
melindungi daratan dari hempasan ombak sehingga ombak tidak menerjang
daratan secara langsung.
14. Sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa Hutan
Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak hewan seperti
biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya.
4. Berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir. Hutan
mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang
ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi
tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan.
15. Referensi
Jokowinarno, J. (2011). Mitigasi Bencana Tsunami di Wilayah Pesisir Lampung. Jurnal Rekayasa.. 15(1).
13-20. Diperoleh dari https://media.neliti.com/media/publications /139673-ID-mitigasi-bencana-tsunami-
diwilayah-pesi.pdf
Majid, I., Mimien, H. I., Fachur, R., & Istamar, S. (2016). Konservasi Hutan Mangrove di Pesisir
Pantai Kota Ternate Terintegrasi dengan Kurikulum Sekolah. Jurnal BIOEDUKASI ,
488-496.
Munandar & Kusumawati, I. (2017). Studi Analisis Faktor Penyebab Dan Penanganan Abrasi Pantai di
Wilayah Pesisir Aceh Barat. Jurnal Perikanan Tropis. 4(1), 47-56. DOI: https://doi.org/10.35308/jpt.v4i1.55
Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
16. Sumar. (2021). Penanaman Mangrove Sebagai Upaya Pencegahan Abrasi Di Pesisir
Pantai Sabang Ruk Desa Pembaharuan. IKRAITHABDIMAS. 4(1), 126-130. Diperoleh
dari https://journals.upiyai.ac.id/index.php/IKRAITHABDIMAS/article/view/894/685