Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian erosi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti iklim, tanah, topografi, vegetasi dan manusia. Juga dijelaskan metode perhitungan erosi menggunakan rumus USLE dengan mempertimbangkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, pengolahan tanaman dan teknik konservasi tanah
Estimasi Indeks Kerentanan Tanah menggunakan Metode HVSR
GIS EROSI
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data
yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. Menurut Anon (2001),
Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat
memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang
dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga
dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang
akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali,
kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang
buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan
perladangan, kegiatan konstruksi/pembangunan yang tidak tertata dengan baik
dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman
pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan
vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan
erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan
dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun,
praktek tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan
teknik seperti terrace-building, praktek konservasi ladang dan penanaman
pohon.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang
alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke
elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. Erosi yang berlebih, tentunya
dapat menyebabkan masalah seperti dalam hal sedimentasi, kerusakan
ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
2. Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk
besarnya dan intensitas hujan/presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu
pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. Faktor geologi termasuk tipe
sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor
biologis termasuk tutupan vegetasi lahan, makhluk yang tinggal di lahan
tersebut dan tata guna lahan oleh manusia.
Dalam perencanaan dan pengelolaan tanah, sangatlah diperlukan
infomasi akurat yang akan digunakan oleh pengambil keputusan sebagai dasar
untuk menentukan kebijakan atau langkah-langkah dalam upaya pelestarian.
Salah satu perangkat penyajian data atau infomasi yang berkaitan dengan
proses terjadinya erosi adalah dengan menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG). Dengan kemampuan yang dimilikinya, SIG dapat digunakan
untuk menganalisis dan mentransformasi data-data yang kompleks dari
berbagai macam sumber ke dalam peta yang dapat mengilustrasikan
pemasalahan sehingga lebih mudah untuk dipahami.
1.2Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat erosi
melalui data spasial yang telah tersedia dengan menggunakan fasilitas Sistem
Informasi Geografi (menggunakan perangkat lunak ArcView 3.3).
1.3Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan media internet sebagai bahan
referensi dalam rangka memperjelas pembaca akan isi dari makalah yang kami
tulis.
3. BAB II
METODE PERHITUNGAN
2.1. Bahan dan Alat
2.1.1. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah data spasial daerah
kajian Kabupaten XX, yaitu peta Kabupaten XX, peta hujan, peta tanah, peta
lereng, dan peta pengolahan lahan.
2.1.2. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah perangkat komputer,
software ArcView 3.3, dan alat tulis.
2.2. Proses Perhitungan Erosi dengan GIS
2.2.1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada praktikum ini adalah data spasial
daerah kajian Kabupaten XX yang diberikan oleh dosen pengajar Bapak
Andy Mizwar, MT.
Data spasial yang dimaksud adalah data peta komponen lahan yang
merupakan faktor-faktor yang menentukan tingkat erosi, yaitu :
1. Peta Curah Hujan, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Erosivitas.
2. Peta Jenis Tanah, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Erodibilitas.
3. Peta Kemiringan Lereng, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Indeks
LS.
4. Peta Penggunaan Lahan, yang kemudian dikonversi menjadi Peta Indeks
CP.
Konversi peta tersebut dilakukan berdasarkan kriteria yang ada,
dengan menggunakan fasilitas data tabular yang ada dalam Sistem Informasi
Geografis. Kemudian dengan mendasarkan pada formula USLE, dilakukan
proses tumpang susun peta untuk memperoleh Peta Tingkat Erosi.
4. 2.2.2. Metode Analisis
Pengertian Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,
dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es karakteristik hujan,
creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh
makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang. Erosi tidak sama dengan
pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral
batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang
biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang
menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur
tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali,
namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas
manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan,
kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi/
pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah
yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami
erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi
hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar
tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar
tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktek tata guna lahan
yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-
building, praktek konservasi ladang dan penanaman pohon.
Faktor yang Mempengaruhi Erosi
Baver (1959) mengatakan bahwa secara umum erosi dipengaruhi
oleh iklim, tanah (C), topografi (S), vegetasi (V) dan manusia (H) yang dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
E = f (C, S, T, V, H)
5. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor
yang dapat dikendalikan manusia dan faktor yang tidak dapat dikendalikan
manusia. Faktor yang dapat dikendalikan oleh manusia adalah tanaman
sedangkan iklim dan topografi secara langsung tidak dapat dikendalikan oleh
manusia dan untuk tanah dapat dikendalikan secara tidak langsung dengan
pengolahan tertentu .
Faktor-faktor penyebab erosi itu sendiri yaitu:
A = R * K * L * S* C * P
Dimana:
A = Banyaknya tanah tererosi (ton ha-1 yr-1)
R = faktor curah hujan dan aliran permukaan (Erosivitas) (MJ mm ha-1 hr-1
yr-1)
K = faktor erodibilitas tanah (ton ha hr MJ-1 mm-1 ha-1)
LS = faktor panjang dan kemiringan lereng (dimensionless)
C =faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman (dimensionless)
P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah (dimensionless)
Perhitungan Erosi
Perkiraan jumlah tanah yang hilang dapat diperhitungkan dengan
rumus universal Soil Lost Equation (USLE), yaitu :
A = R x K x Ls x C x P
Keterangan :
A = jumlah tanh hilang maksimum (ton/ha/tahun)
R = faktor erovisitas hujan
6. 2,467. (Rh)2
(0,02727.Rh + 0,725
K = faktor erodibilitas tanah
Ls = indeks panjang dan kemiringan lereng
C = indeks pengolahan tanaman
P = indeks teknik konservasi tanah
A . Faktor Erosivitas Hujan (R)
Indeks erosivitas hujan dapat diperoleh dengan menghitung
besarnya energi kinetik hujan (Ek) yang ditimbulkan oleh intensitas
hujan maksimum selam 30 menit atau energi kinetik hujan dari intensitas
hujan yang lebih besar dari 25 mm dalam 1 jam.
1. Curah Hujan Harian
Bila tersedia data curah hujan harian dari penakar hujan, maka
nilai erosiviyas bulanan (RM) dapat dihitung dengan menjumlahkan
erosivitas hujan harian selama satu bulan. Nilai/harga erosivitas harian
(HR) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
RH =
Keterangan :
RH = erosivitas hujan harian
Rh = curah hujan harian (cm)
7. 2. Curah Hujan Bulanan
Bila tersedia curah hujan bulanan dari penakar hujan, maka
nilai/harga erosivitas hujan bulanan (RM) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
RM = 6,119.(Rm)1,21
.(P)-0,47
.(maxPm)0,53
Keterangan :
Rm = erosivitas hujan bulanan
Rm = curah hujan bulanan (cm)
P = banyaknya harian hujan
Max.Pm = hujan harian maksimum (cm)
Bila data hujan harian maksimum (max.P) dan banyaknya hari
hujan tersedia, maka nilai/harga erosivitas hujan bulanan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
RM = 2,21 . (Rm)1,36
Keterangan :
RM = erosivitas hujan bulanan
Rm = curah hujan bulanan (cm)
B . Faktor Erodibilitas Tanah (K)
Besarnya nilai nilai K ditentukan oleh : tekstur, struktur,
permeabilitas, dan bahan organik tanah (Wischmeier, Johson, dan Cross,
1971) Besarnya nilai K dapat dilakukan dengan 2 cara berikut :
8. a. Menggunakan nomograph.
Atas dasar data yang tersedia, penggunaan nomograph ada dua
cara, yaitu :
1. Bila data yang tersedia :
Tekstur tanah dalam fraksi (debu, pasir dangat halus dan pasir)
% bahan organik
Struktur tanah
Permeabilitas tanah
Maka penggunaan nomograph adalah sebagai berikut :
Prosentasi debu dan pasir sangat halus yang sudah diketahui,
ditetapkan pada titik yang bersesuaian pada sumbu tegak
disebalah kiri dari nomograph.
Dari titik tersebvut tariklah garis horizontal sehingga
memotong grafik prosentasi pasir yang berseuaian
Dari titik perpotongan ini terus tarik garis vertikal ke kanan
hingga memotong grafik klas struktur tanah
Dari titik perpotongan ini terus tarik garis vertikal kebawah
hingga memotong grafik klas permeabilitas tanah yang
bersesuaian
Dari titik perpotongan tersebut tarik garis vertikal kekiri hingga
memotong skala indeks erodibilitas K, skala tersebut harus
dibaca persepuluhan.
2. Bila data yang tersedia :
Klas tekstur tanah : lempung berat, lempung sedang, lempung
pasiran, lempung ringan, dll
% bahan organik
Struktur tanah
Permebilitas tanah
Maka penggunaan nomograph adalah sebagai berikut :
9. Nilai tekstur tanah yang sudah diketahui, ditetapkan pada titik
yang bersesuaian pada sumbu datar yang mempunya nilai
antara 0 – 80
Dari titik ini ditarik garis vertikal hingga memotong grafik %
bahan organik yang bersesuaian
Dari titik perpotongan ini terus tarik garis vertikal ke kanan
hingga memotong grafik klas struktur tanah
Dari titik perpotongan ini terus tarik garis vertikal kebawah
hingga memotong grafik klas permeabilitas tanah yang
bersesuaian
Dari titik perpotongan tersebut tarik garis vertikal kekiri hingga
memotong skala indeks erodibilitas K, skala tersebut harus
dibaca persepuluhan.
Pada penilitian ini data spasial nilai erodibilitas tanah
diperoleh dari hasil penelitian Ad-nyana (2006). Dalam penentuan
batas-batas nilai erodibilitas tanah tetap menggunakan unit lahan
sebagai faktor yang menghomogenkan kondisi lahan.
C . Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)
Faktor panjang dan kemiringan kereng (LS). Faktor panjang lereng
yaitu nisbah antarabesarnya erosi dari tanah dengan suatu panjang lereng
tertentu terhadap erosi dari tanahdengan panjang lereng 72,6 kaki (22.13
m) di bawah keadaan yang identik. Sedangkanfaktor kecuraman lereng,
yaitu nisbah antara besarnya erosi yang terjadi dari suatu
tanahkecuraman lereng tertentu, terhadap besarnya erosi dari tanah
dengan lereng 9% di bawahkeadaan yang identik. Secara umum
persamaan untuk menentukan panjang lereng adalah (Laen and
Moldenhauer, 2003):
L = (λ)m
10. Dimana L adalah faktor panjang lereng, adalah panjang lereng (m) dan
m adalah eks-ponensial dari panjang lereng yang berkisar antara 0.2-0.6,
di Indonesia yang sering digunakan adalah nilai 0.5, sedangkan
persamaan untuk menentukan faktor kemiringan lerengmenggunakan
persamaan (Arsyad, 1989):
S = (0.0138 + 0.00965 θ+ 0.00138 θ2
)
E . Indeks Konservasi Tanah (P)
Yang dimaksud dengan konservasi tanah di sini tidaknya hanya
tindak konservasi secara mekanika atau fisis saja, tetapi termasuk juga
berbagai macam usaha yang bertujuan mengurangi erosi tanah.
Interpretasi foto udara dengan skala 1 : 50.000 atau yang lebih kecil,
agak sukar untuk menditeksi tindak konservasi tanah yang berlangsung di
satu unit lahan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut kira uji medan
maupun informasi yang tersedia akan sangat membantu. Selai itu juga nilai
konservasi tanah dapat ditentukan pada tabel nilai faktor konservasi tanah.
Pencegahan Erosi
Erosi tidak dapat dicegah secara sempurna karena merupakan
proses alam. Pencegahan erosi merupakan usaha pengendalian
terjadinya erosi yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan bencana.
Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi antara lain :
Pengolahan Tanah
Areal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman,
penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi
Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi
Dengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di
pinggir sungai dapat mengurangi erosi air sungai.
Penghutanan Kembali
11. Yaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari
keadaan yang sudah rusak di beberapa tempat,
Penempatan Batu Batu Kasar sepanjang Pinggir Pantai
Pembuatan Pemecah Angin atau Gelombang
Pohon pohonan yang ditanam beberapa garis untuk mengurangi
kekuatan
Pembuatan Teras Tanah Lereng
Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap
gaya erosi.
12. BAB III
HASIL PERHITUNGAN
3.1. Letak dan Luas Daerah Studi
SHAPE
NAMA
KECAMATAN
LUAS (ha)
KOORDINAT
X Y
polygon Kec. I 6134.856 485000 9170000
polygon Kec. II 4052.752 490000 9170000
polygon Kec. XI 4732.943 510000 9150000
polygon Kec. IV 5798.709 500000 9165000
polygon Kec. XII 4389.533 515000 9165000
polygon Kec. III 2196.248 490000 9165000
polygon Kec. V 3841.369 495000 9165000
polygon Kec. VI 3829.164 500000 9160000
polygon Kec. X 6993.808 515000 9160000
polygon Kec. IX 3821.688 505000 9160000
polygon Kec. VII 5928.450 500000 9155000
polygon Kec. VIII 2563.117 505000 9155000
polygon Kec. XIII 5934.509 515000 9155000
polygon Kec. XIV 7853.772 515000 9150000
polygon Kec. XV 6216.140 500000 9150000
polygon Kec. XVI 4191.923 500000 9145000
13. 3.2. Kondisi Komponen Utama Perhitungan Erosi
3.2.1. Hujan
a. Data Atribut Peta Curah Hujan
SHAPE HUJAN
Polygon 180.000
Polygon 160.000
Polygon 140.000
Polygon 200.000
14. 3.2.2. Tanah
a. Data Atribut Peta Jenis Tanah
SHAPE
KETERANGAN
TANAH
polygon grumusol
polygon grumusol
polygon grumusol
polygon grumusol
polygon aluvial
polygon mediteran
polygon latosol
polygon aluvial
polygon andosol
polygon waduk
polygon latosol
polygon waduk
polygon latosol
15. 3.2.3. Lereng
a. Data Atribut Peta Kemiringan Lereng
SHAPE
KETERANGAN
LERENG
BESAR
KEMIRINGAN
polygon datar-hmpr.landai 0-5
polygon landai-agk.miring 15
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
polygon miring 15-35
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
polygon sangat curam >50
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
polygon sangat curam >50
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
polygon sangat miring-agk.curam 35-50
34. b. Langkah-Langkah Pembuatan
Buka view baru dan diberi nama RK
Kemudian buka Add theme dengan memasukkan theme hujan.shp
dan tanah.shp. Lalu pilih toolbar view dan pilih geoprocessing
wizard.
Selanjutnya pilih intersect two themes, dan simpan hasil intersect
tersebut pada folder kita, dan beri saja nama RK.shp, kemudian
finish.
Lalu pada view RK, tedapat 3 theme yaitu : hujan.shp, tanah.shp dan
RK.shp. Hapus theme hujan.shp dan tanah.shp, dan menyisakan
theme RK.shp.
Pada theme RK.shp, tampilkan unique value perimeternya.
Selesai.
37. b. Langkah-Langkah Pembuatan
Buka view baru dan diberi nama RKLS.
Kemudian buka Add theme dengan memasukkan theme RK.shp dan
lereng.shp. Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing
wizard.
Selanjutnya pilih intersect two themes, dan simpan hasil intersect
tersebut pada folder kita, dan beri nama RKLS.shp, selanjutnya
finish.
Lalu pada view RKLS, tedapat 3 theme yaitu : RK.shp, lereng.shp
dan RKLS.shp. Hapus theme RK.shp dan lereng.shp, sehingga
menyisakan theme RKLS.shp.
Pada theme RKLS.shp, tampilkan unique value perimeternya.
Selesai.
51. polygon 3960.72 0.150 9.500 0.200 0.400 451.522
polygon 3960.72 0.150 9.500 1.000 1.000 5644.026
polygon 3960.72 0.150 12.000 0.001 0.500 3.565
polygon 3960.72 0.150 12.000 0.200 0.400 570.344
polygon 3960.72 0.150 9.500 0.001 0.500 2.822
polygon 3960.72 0.150 9.500 0.200 0.400 451.522
polygon 3960.72 0.150 9.500 0.001 0.500 2.822
polygon 3960.72 0.150 9.500 0.200 0.400 451.522
polygon 3960.72 0.050 9.500 0.200 0.400 150.507
polygon 3960.72 0.050 9.500 1.000 1.000 1881.342
b. Langkah-Langkah Pembuatan
Buka view baru dan diberi nama RKLSCP.
Kemudian buka Add theme dengan memasukkan theme RKLS.shp
dan landuse.shp. Kemudian pilih toolbar view dan pilih
geoprocessing wizard.
Selanjutnya pilih intersect two themes, dan simpan hasil intersect
tersebut pada folder kita, dan beri nama RKLSCP.shp, selanjutnya
finish.
Lalu pada view RKLSCP, tedapat 3 theme yaitu : RKLS.shp,
landuse.shp dan RKLSCP.shp. Hapus theme RKLS.shp dan
landuse.shp, sehingga menyisakan theme RKLSCP.shp.
Buka open theme table, kemudian pilih toolbar edit dan pilih add
field. Beri nama A pada nama field-nya dan hitung nilai A dengan
mengalikan nilai R, K, LS, C dan P.
Pada theme RKLSCP.shp, lalu tampilkan unique value nilai A-nya.
Selesai.
52. 3.3.5.4 IE
a. Data Atribut Peta Indeks Erosi (IE)
SHAPE IE COUNT AVE_A
polygon BERAT 97 225.5001
polygon MENENGAH 39 148.8311
polygon RINGAN 70 38.9528
polygon SANGAT BERAT 68 2040.0397
polygon SANGAT RINGAN 122 2.4436
b. Langkah-Langkah Pembuatan
Buka View baru dan diberi nama IE.
Kemudian buka Add theme dengan memasukkan theme RK-Ls-
CP.shp.
Buka Open theme table, kemudian pilih toolbar edit dan pilih add
field. Beri nama IE pada nama field-nya dan masukkan data indeks
erosinya.
Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard.
Lalu pilih dissolve features based on attribute, kemudian pilih theme
to dissolve yaitu RK-Ls-CP.shp, pilih attribute to dissolve yaitu IE
dan simpan hasil dissolve tersebut pada folder kita, dan beri nama
IE.shp, selanjutnya finish.
Lalu view IE, terdapat theme IE.shp.
Pada theme IE.shp, kita tampilkan unique value data IE-nya.
Selesai.
53. 3.4. Analisis Erosi
3.4.1. Overlay Peta
a. Data Atribut Peta Indeks Erosi (IE) & Kecamatan
SHAPE NAMA_KEC HECTARES IE AVE_A
polygon Kec. I 6134.856 BERAT 225.5001
polygon Kec. I 6134.856 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. II 4052.752 BERAT 225.5001
polygon Kec. II 4052.752 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. II 4052.752 RINGAN 38.9528
polygon Kec. II 4052.752 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. II 4052.752 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. XI 4732.943 RINGAN 38.9528
polygon Kec. XI 4732.943 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. IV 5798.709 BERAT 225.5001
polygon Kec. IV 5798.709 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. IV 5798.709 RINGAN 38.9528
polygon Kec. IV 5798.709 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. IV 5798.709 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. XII 4389.533 BERAT 225.5001
polygon Kec. XII 4389.533 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. XII 4389.533 RINGAN 38.9528
polygon Kec. XII 4389.533 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. XII 4389.533 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. III 2196.248 BERAT 225.5001
polygon Kec. III 2196.248 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. III 2196.248 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. V 3841.369 BERAT 225.5001
polygon Kec. V 3841.369 MENENGAH 148.8311
54. polygon Kec. V 3841.369 RINGAN 38.9528
polygon Kec. V 3841.369 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. VI 3829.164 BERAT 225.5001
polygon Kec. VI 3829.164 RINGAN 38.9528
polygon Kec. VI 3829.164 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. X 6993.808 BERAT 225.5001
polygon Kec. X 6993.808 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. X 6993.808 RINGAN 38.9528
polygon Kec. X 6993.808 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. X 6993.808 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. IX 3821.688 BERAT 225.5001
polygon Kec. IX 3821.688 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. IX 3821.688 RINGAN 38.9528
polygon Kec. IX 3821.688 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. IX 3821.688 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. VII 5928.450 BERAT 225.5001
polygon Kec. VII 5928.450 RINGAN 38.9528
polygon Kec. VII 5928.450 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. VIII 2563.117 BERAT 225.5001
polygon Kec. VIII 2563.117 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. VIII 2563.117 RINGAN 38.9528
polygon Kec. VIII 2563.117 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. VIII 2563.117 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. XIII 5934.509 BERAT 225.5001
polygon Kec. XIII 5934.509 MENENGAH 148.8311
polygon Kec. XIII 5934.509 RINGAN 38.9528
polygon Kec. XIII 5934.509 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. XIII 5934.509 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. XIV 7853.772 BERAT 225.5001
polygon Kec. XIV 7853.772 MENENGAH 148.8311
55. polygon Kec. XIV 7853.772 RINGAN 38.9528
polygon Kec. XIV 7853.772 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. XIV 7853.772 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. XV 6216.140 RINGAN 38.9528
polygon Kec. XV 6216.140 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. XV 6216.140 SANGAT RINGAN 2.4436
polygon Kec. XVI 4191.923 RINGAN 38.9528
polygon Kec. XVI 4191.923 SANGAT BERAT 2040.0397
polygon Kec. XVI 4191.923 SANGAT RINGAN 2.4436
56. 3.4.2. Pembahasan (analisis erosi pada tiap kecamatan)
Praktikum GIS 3.3 ini menggunakan data spasial daerah kajian
Kabupaten X, dengan jumlah kecamatan sebanyak 16 kecamatan. Indek
erosivitas hujan dapat ditempuh dengan menggunakan data curah hujan (
data sekunder ) dari pencatat hujan manual.
Data curah hujan yang dipakai adalah data curah hujan bulanan.
Erodibilitas tanah (nilai K) ditentukan oleh tekstur, struktur, permeabilitas
dan bahan organik tanah. Data erodibilitas yang digunakan berdasarkan
jenis tanah yaitu aluvial, andosul, grumosol, latosol, mediteran dan waduk.
Data kemiringan lereng yang digunakan berdasarkan kelas kemiringan
yang ditentukan dengan cara membuat jaring-jaring yang berjarak tetap
pada peta topografi daerah kajian. Penggunaan lahan dalam kabupaten ini
meliputi hutan, perkebunan, pemukiman, sawah, tegalan dan waduk.
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang
menentukan karakteristik topografi suatu daerah aliran sungai. Unsur lain
yang berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng.
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai
suatu titik dimana air masuk ke dalam saluran atau sungai, atau dimana
kemiringan lereng berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air
berubah. Air yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung
lereng. Dengan demikian berarti lebih banyak air yang mengalir dan
semakin besar kecepatannya di bagian bawah lereng dari pada bagian atas.
Indek erosi setiap kecamatan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
faktor fakrot K, R, LS, C dan P yang mempengaruhinya di setiap
kecamatan serta area yang berbeda beda pula.
Indeks erosi yang terlihat pada setiap kecamatan di kabupaten XX
adalah sebagai berikut:
a. Kecamatan I: sangat ringan, ringan dan berat
b. Kecamatan II: ringan, ringan, menengah, sangat berat dan berat
57. c. Kecamatan III: ringan, sangat ringan, menengah dan berat
d. Kecamatan IV: sangat ringan, berat, ringan
e. Kecamatan V: ringan, sangat ringan, dan berat
f. Kecamatan VI: sangat ringan, ringan dan berat
g. Kecamatan VII: sangat ringan dan ringan
h. Kecamatan VIII: sangat ringan, ringan, menengah, berat dan sangat
berat
i. Kecamatan IX: sangat ringan, ringan, menengah, berat dan sangat
berat
j. Kecamatan X: sangat ringan, ringan, menengah, berat dan sangat berat
k. Kecamatan XI: sangat ringan dan ringan
l. Kecamatan XII: ringan, berat, menengah dan sangat berat
m. Kecamatan XIII: sangat ringan, ringan, menengah, berat dan sangat
berat
n. Kecamatan XIV: sangat ringan, ringan, menengah, berat dan sangat
berat
o. Kecamatan XV: sangat ringan, ringan, menengah, berat dan sangat
berat
p. Kecamatan XVI: sangat ringan dan ringan
58. BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum perhitungan erosi dengan menggunakan SIG
adalah sebagai berikut :
1. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es karakteristik hujan,
creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh
makhluk hidup
2. Faktor-faktor penyebab erosi dalah erosivitas hujan, erodibilitas tanah,
kemiringan lereng , vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman
serta tindakan-tindakan khusus konservasi tanah
3. Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor penting dalam
penentuan terjadinya erosi. Terjadinya erosi karena faktor-faktor
tersebut menentukan besarnya kecepatan dan volume air larian.
4. Nilai dan indeks erosi pada setiap kecamatan dikabupaten XX
berbeda dan setiap dalam satu kecamatan juga berbeda dikarenakan
faktor fakrot K, R, LS, C dan P yang mempengaruhinya di setiap
kecamatan
4.2. Saran
Hendaknya praktikan lebih memperhatikan langkah-langkah
penggunaan aplikasi GIS 3.3 agar mudah dalam menyelesaikan laporan.
59. DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1
, 2009. SIG
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
Diakses tangal 29 Desember 2009.
Anonim 2
, 2009.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erosi
http://id.wikipedia.org/wiki/Eros/
Diakses tangal 29 Desember 2009.
Anonim 3
, 2009. Pengertian dan Bentuk-bentuk Erosi
http://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/sistem-informasi-geografi-sig/
Diakses tangal 29 Desember 2009.
Anonim 4
, 2009. Proses Terjadinya Erosi
http://www.edukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=308&fname=materi_2.
html
Diakses tangal 29 Desember 2009.