2. DATUM GEODESI
Datum geodetik adalah sejumlah parameter
yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk
dan ukuran elipsoid referensi yang digunakan
untuk pendefinisian koordinat geodetik, serta
kedudukan dan orientasinya dalam ruang
terhadap fisik bumi.
3. SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI
SISTEM REFERENSI adalah sistem (termasuk teori, konsep,
deskripsi fisis dan geometris, serta standard an parameter) yang
digunakan dalam pendefinisian koordinat.
KERANGKA REFERENSI dimaksudkan sebagai realisasi praktis
dari sistem referensi sehingga sistem tersebut dapat digunakan
untuk pendeskripsian secara kuantitatif posisi dan pergerakan
titik-titik, baik di permukaan bumi (kerangka terestris) ataupun di
luar bumi (kerangka selestia atau ekstra terestris).
Kerangka referensi biasanya direalisasikan dengan melakukan
pengamatan-pengamatan geodetik, dan umumnya
direpresentasikan dengan menggunakan suatu set koordinat dari
sekumpulan titik maupun objek (seperti bintang atau quasar).
4. DATUM GEODESI STATIK
Datum Statik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari
titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing
memiliki satu nilai yang definitif dan bersifat tetap dalam semua
fungsi waktu. Datum Statik ini digunakan biasanya berdasarkan
asumsi bumi yang bersifat tetap, atau pengaruh dinamika bumi
diasumsikan tidak akan mempengaruhi nilai koordinat yang telah
ditetapkan.
5. DATUM GEODESI DINAMIS
Datum Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat
dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-
masing memiliki nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu,
mengikuti perubahan fisis bench mark akibat efek geodinamika
dan deformasi. Penerapan Datum Dinamik ini berdasarkan
kenyataan bumi yang Benchmark (x,y,z) bersifat dinamis, yang
jelas akan mempengaruhi nilai koordinat yang ditetapkan.
6. DATUM GEODESI SEMI DINAMIS
Datum Semi Dinamik : Didefinisikan ketika set (kumpulan)
koordinat dari titiktitik bench mark jaring Kerangka Koordinat,
masing-masing memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch
reference tertentu (freeze coordinates). Sebagai contoh kita
tentukan epoch reference-nya ke 1 januari 2000 (epoch 2000.0).
Dengan adanya epoch reference tersebut kita dapat mengadopsi
pengaruh geodinamika dan deformasi terhadap set (kumpulan)
koordinat dengan pendekatan Model Deformasi, yang disusun
dari pemodelan geodinamika dan deformasi.
8. DATUM LOKAL
Datum Lokal → Datum geodesi yang menggunakan ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan
bentuk geoid lokal (area relatif tidak luas). Contoh :
Datum Genuk → Ellipsoid referensi Bessel 1841, pada tahun
1862 – 1880 untuk datum di Pulau Jawa dengan meridian nolnya
meridian Jakarta / Batavia dan titik triangulasi di Gunung Genuk
Semarang
Datum Makasar / Celebes → Ellipsoid referensi Bessel 1841,
pada tahun 1911 untuk datum di Pulau Sulawesi dengan
meridian nolnya meridian Makasar dan titik triangulasi di
Gunung Moncong Lowe
Datum ID 1974 → Ellipsoid referensi GRS - 1967, mulai awal
tahun 1970-an oleh BAKOSURTANAL untuk datum di Pulau
Sumatera titik triangulasi di Padang
Datum Bukit Rimpah untuk Pulau Bangka, Belitung dan
sekitarnya serta Datum Gunung Segara untuk Pulau Kalimantan
9. DATUM REGIONAL
Datum Regional → Datum Geodesi yang menggunakan Ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan
bentuk geoid untuk area yang relatif luas.
Contoh :
Datum Indian → digunakan oleh 3 negara Amerika
North American Datum ’83 → digunakan untuk negara – negara
di Amerika Utara
European Datum ’89 → negara – negara di Eropa
Australian Geodetic Datum ’98 → Negara – negara di Australia
10. DATUM GLOBAL
Datum Global → Datum Geodesi yang menggunakan Ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid
untuk seluruh permukaan bumi → menggunakan ellipsoid global
Contoh : WGS ’60, WGS ’66, WGS ’72, WGS ’84 (Ellipsoid
Referensi GRS ’80)
11.
12.
13.
14. ITRS DAN ITRF
Internasional Terrestrial Reference System (ITRS) adalah sistem
referensi koordinat global CTS yang ikut berotasi dengan Bumi
dalam gerakan diurnal di ruang angkasa. International Earth
Rotation and Reference Systems Service (IERS) bertugas untuk
mendefinisikan dan menyediakan referensi global untuk
masyarakat astronomi, geodesi dan geofisika, dan mengawasi
realisasi ITRS.
International Terrestrial Reference Frame (ITRF) adalah bentuk
realisasi dari adanya ITRS. ITRF terbentuk dari sekumpulan titik-
titik station referensi di seluruh dunia dari hasil pengamatan
menggunakan VLBI, SLR, DORIS, LLR dan GNSS.
15. DATUM GEODESI NASIONAL 95
DGN (Datum Geodesi Nasional) 1995 adalah datum geodetik
Nasional (Indonesia) yang pernah berlaku di Indonesia sejak
tahun 1996. DGN 95 pada prinsipnya sama dengan datum WGS
1984.
DGN 95 adalah sistem referensi geospasial yang bersifat statis
dimana perubahan nilai koordinat terhadap waktu akibat
pergerakan lempeng dan kerak bumi tidak diperhitungkan.
16. SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA
2013 (SRGI 2013)
SRGI adalah suatu terminologi modern yang sama dengan
terminologi Datum Geodesi Nasional (DGN) yang lebih dulu
didefinisikan, yaitu suatu sistem koordinat nasional yang
konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global. SRGI
mempertimbangkan perubahan koordinat berdasarkan fungsi
waktu, karena adanya dinamika bumi. Secara spesifik, SRGI 2013
adalah sistem koordinat kartesian 3-dimensi (X, Y,Z) yang
geosentrik. Implementasi praktis di permukaan bumi dinyatakan
dalam koordinat Geodetik lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat,
dan orientasinya beserta nilai laju kecepatan dalam koordinat
planimetrik (toposentrik).
SRGI 2013 diliuncurkan Badan Informasi Geospasial pada 17
Oktober 2013.
17. BEDA DGN 95 DENGAN SRGI 2013
Keterangan DGN 95 SRGI 13
Sifat Sistem Referensi statik Memperhitungkan
perubahan nilai koordinat
terhadap waktu
Sistem Referensi Koordinat ITRS (global) ITRS
Kerangka Referensi
Koordinat
Jaring Kontrol Geodetik
yang terikat ITRF 2000
Jaring Kontrol Geodetik
yang terikat ITRF 2008
Datum Geodetik WGS 84 WGS 84
Sistem Referensi
Geospasial Vertikal
MSL Geoid
Sistem Layanan Tertutup Terbuka dan Self service
18. DATUM HORIZONTAL DAN VERTIKAL
Dalam pengukuran kerangka referensi untuk realisasi sistem
referensi geospasial tidak ada pemisahan antara datum/kerangka
horizontal dan vertikal.
Pengukuran kerangka referensi menggunakan sistem koordinat
kartesian 3 Dimensi (X, Y, Z). Koordinat tersebut dapat dikonversi
ke Koordinat Geodetis (, , h) dengan h adalah tinggi geodetis
dengan referensi permukaan ellipsoid. Koordinat Geodetis
tersebut juga dapat di transformasikan ke koodinat bidang datar
(peta) dengan sistem proyeksi peta atau ke sistem koordinat
toposentris (origin di permukaan bumi).
Dengan kondisi tersebut mulai dipisahkan datum/kerangka
horizontal dan vertikal. Sistem referensi datum vertikal bisa
menggunakan acuan referensi yang bermacam-macam seperti:
ellipsoid, geoid dan permukaan air laut rata-rata (MSL).
20. DATUM VERTIKAL
Sistem referensi datum vertikal bisa menggunakan acuan
referensi yang bermacam-macam seperti:
1. Ellipsoid
2. geoid
3. permukaan air laut rata-rata (MSL).
21. TINGGI ORTHOMETRIS
Tinggi orthometrik adalah tinggi yang diukur di sepanjang
plumbline dari titik di permukan bumi hingga ke geoid. Tinggi
orthometris dirumuskan sebagai perbandingan dari geopotensial
suatu titik di permukaan bumi terhadap gayaberat rata-rata di
sepanjang plumbline.
22. TINGGI GEOMETRIK
Tinggi geometrik adalah tinggi yang diukur dari bidang ellipsoid
di sepanjang garis normal. Perkembangan teknologi GNSS
memungkinkan pengukuran tinggi geometrik dengan ketelitian
yang tinggi dan waktu pengukuran yang singkat. Penggunaan
bidang elipsoid sebagai referensi menjadikan metode ini hanya
menghasilkan tinggi yang bersifat geometrik. Untuk memberikan
arti fisik, tinggi geometrik dapat direduksi dengan nilai undulasi
geoid sehingga didapatkan tinggi orthometrik.
23. KONSEP PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN
WATERPASS
Beda tinggi GD11-P1 (dHGD11-P1) = BTGD11 – BTP1
HP1 = HGD11 + dHGD11-P1