1. Dokumen membahas tentang mitigasi bencana abrasi di wilayah pesisir.
2. Beberapa mitigasi struktural seperti pemcah gelombang, perendam abrasi, dan penahan sedimentasi dapat dilakukan untuk mengurangi risiko abrasi.
3. Mitigasi nonstruktural seperti sosialisasi dan SOP penyelamatan juga perlu dilakukan.
3. Lingkungan pesisir sangat rentan terhadap terjadinya bencana
alam , terlebihnya jika lingkungan pesisir telah mengalami
kerusakan yang berdampak pada berkurangnya daya dukung
lingkungan. Bencana di wilayah pesisir sering kali menelan
banyak korban , oleh karena itu sangat perlu dipersiapkan
tindakan preventif untuk mengurangi parahnya dampak
negatif bencana. Kebanyakan bencana yang sering terjadi
wilayah pesisir seperti banjir, stunami, erosi pantai, gempa
bumi, badai, longsr dll
4. Mitigasi bencana merupakan upaya sismatik untuk analisis resiko
bencana baik secara struktural maupun non struktural . Mitigasi
struktural merupakan langkah fisik untuk mengurangi resiko
abrasi. Beberapa mitigasi struktural dapat dilakukan antara lain
membangun pemcah gelombang , perendam abrasi, penahan
sedimentasi (groin), pemukiman panggung, dan membuat zona
evakuasi bencana
Adapun beberapa mitigasi berbasis ekosistem buatan yang dapat
dilakukan meliputi penanaman mangrove atau penanaman cemara
udang uuntuk wilayah pantai berpasir
5. Sedangkan mitigasi nonstruktural merupakan usaha non fisik dalam
mengurangi resiko bencana dengan pembuatan peraturan
perundangan yang terkait mengenai sosialisasi upaya mitigasi
bencana abrasi, serta Standar Oprasional Prosedur (SOP) penyelamat
diri maupun masal.
Sejauh ini pengelolah mitigasi bencana abrasi fiwilayah pesisir
belum ditindak secara komperatif. Kondisi tersebut dibuktikan dari
belum optimalnya kebjakan pemerintah dalam sistem mitigasi abrasi.
Penanganan bencana abrasi di kawasan pesisir dapat di lakukan
dengan berbagai cara, slaah satunya dengan perbaikan kawasan
pelindung pantai
6. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh
kekuatan gelombang laut dan arus yang bersifat
merusak. Ada juga yang mengatakan bahwa abrasi
sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat
abrasi inii di pengaruhi oleh gejala alami dan tindakan
manusia . Tindakan manusia sendiri bisa mendorong
terjadinya abrasi salah satu contohnya adalah
pengambilan batu atau pasir di pantai ataun di sungai
sebagai bahan bangunann
7. 1. Luasan daratan/pulau berkurang, jika hal ini terjadi akan
berdampak keterbatasan pengadaan lahan untuk pertanian,
pemukiman, dan dermaga
2. Topografi pantai menjadi terjal sehingga mengurangi tempat
pendaratan kapal nelayan
3. Tiang dermaga sedikit terkikis atau mengalami korosi sehingga
memperpendek usia dermaga, dan akhirnya tidak layak
difungsikan
4. Rusaknya tanggul pantai , sebagian besar tanggul berabrasi,
terkikis, dan akhirnya mengakibatkan tidak berfungsi karna
roboh
5. Berubahnya fungsi pantai , yang semula kawasannya wisata
terpaksa ahlifungsikan menjadi hutan lindung
8. Groin atau Krib merupakan bangunan struktur
pelindung pantai yang di bangun menjorok relatif tegak
lurus terhadap arah pantai. Secara umum, material
konstritusinya berasal dari kayu, baja, beton, dan batu
Jetty merupakan banguan tegak lurus pantai yang di
letakkan di kedua sisi muara sungai yang mempunyai
fungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh
sedimen pantai . Dengan jetty panjang tranpor sedimen
sepanjang pantai dapat bertahan dan pada alur pelayaran
, kondisi gelombang tidak pecah sehingga
memungkinkan kapal masuk ke muara sungai
9. Breakwater atau emecah gelombang merupakan struktur
yang di buat sejajar dengan garis pantai dan berada pada
jarak tertentu dari garis pantai. Breakwater berfungsi
melindungi pantai yang berada dibelakangnya dari
serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi
pada pantai