SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah merupakan bagian dari mata kuliah yang
wajib ditempuh oleh mahasiswa teknik sipil. Mata kuliah tersebut terdiri dari
kegiatan pembelajaran dan praktik. Pada dunia teknik sipil, ilmu ukur tanah
merupakan ilmu dasar yang perlu dimiliki oleh praktisi konstruksi maupun
mahasiswa dalam melakukan kegiatan konstruksi. Pembelajaran yang sering
dilaksanakan dalam mata kuliah ini, mahasiswa diberikan penjelasan oleh
dosen dengan menggunakan media ajar yang berbentuk modul atau petunjuk
praktik ilmu ukur tanah (Arif Sofarul Anwar, 2017).
Koordinat dapat memberi gambaran tentang letak lokasi tertentu di peta
dan di lapangan sedangkan pengukuran Polygon merupakan kerangka dasar
bagi pembuatan peta, baik peta topografi, peta tambang, peta pengairan, peta
kehutanan dan jenis-jenis peta lainnya. Pengukuran situasi adalah pengukuran
untuk memperoleh secara detail mengenai keadaan fisik bumi, yaitu yang
meliputi gunung, punggungan, bukit-bukit, lembah, sungai, sawah, kebun,
batas wilayah, jalan kereta, api jalan raya, batas pantai d.l.l.
Biasanya pengukuran situasi yang dilakukan secara detail ini guna
kepentingan pembuatan peta topografi, atau untuk pembuatan peta-peta teknis
yang diperlukan untuk jenis proyek tertentu. Pembuatan titik tetap adalah
sebagai landasan untuk menentukan azimuth awal dan azimuth akhir, koordinat
serta ketinggian dari muka air laut atau dari muka bidang datum pada daerah
pengukuran. Hal ini dilakukan apabila pada daerah pengukuran tidak terdapat
titik tetap/titik triangulasi. Transformasi koordinat adalah untuk menentukan
jenis proyeksi yang diperlukan, baik pada bidang datum atau bidang proyeksi.
Perhitungan luas dan volume berdasarkan metode tertentu sesuai dengan
ketelitian yang diperlukan. Diharapkan setelah mempelajari materi pelajaran
ini, para Peserta mahasiswa dan mahasiswi dapat melakukan pengukuran
pemetaan, mengolah data lapangan dan membuat peta.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 2
Ilmu Ukur Tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-
cara pengukuran bumi dan tanah. Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan
yang mempelajari dan menganalis bentuk topografi permukaan bumi beserta
objek-objek diatasnya, dan untuk keperluan pekerjaan kontruksi. Ilmu ukur
tanah menjadi ilmu yang mendasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti
rekayasa jalan raya, Drainase, irigasi dan sebagainya. Dalam kegiatan
pengukuran ini misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan
pengukuran pekerjaan kontruksi seperti menentukan pembuatan jalan raya,
saluran Drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya.
Dari beberapa tersebut memerlukan data hasil pengukuran yang akurat agar
kontruksi yang segera di bangun dapat di pertanggung jawabkan serta terhindar
dari kesalahan kontruksi tersebut.
Geodesi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran
dan perepresentasian dari bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk
medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah
dengan waktu (Nana Sumarna, 2019).
Bidang elipsoide dan bidang bulatan dipelajari dalam geodesi yang
bertujuan ilmiah. Dengan demikian referensi bidang datar dipraktekkan
didalam Ilmu Ukur Tanah ini. Dalam menjalankan praktikum Ilmu Ukur Tanah
mahasiswa sebagai calon teknik sipil diharapkan agar mampu mengenal,
menggunakan alat dan dapat melakukan pengukuran dalam menentukan
perbedaan letak ketinggian (Elevasi) tanah dimana dapat memberikan bentuk
konfigurasi tanah (Relief), permukaan tanah serta menentukan luas dari area
pengukuran. Mahasiswa akan berlatih melakukan pekerjaan-pekerjaan Survey,
dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat dibangku kuliah dapat
diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat
memahami dengan baik aspek diatas.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 3
1.2 Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah dari praktikum yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil Polygon tertutup menggunakan Waterpass di depan gedung
A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD)?
2. Bagaimana hasil pengukuran beda tinggi menggunakan Theodolite di depan
gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD)?
3. Bagaimana hasil data-data pengukuran untuk di terjemahkan dalam bentuk
gambar?
4. Bagaimana hasil pengukuran Cut and Fill di depan gedung Asekolah Tinggi
Teknologi Dumai (STTD)?
5. Bagaimana hasil rancangan Master Plan di Sekolah Tinggi Teknologi
Dumai (STTD)?
6. Bagaimana proses tahapan pembuatan Site plan?
7. Berapa besarnya perbandingan hasil pengukuran menggunakan pita ukur
dengan jarak optis?
1.3 Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari diadakannya praktikum ilmu ukur tanah
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menganalisa hasil pengukuran polygon tertutup menggunakan
waterpass di depan gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD).
2. Mampu menganalisa hasil pengukuran beda tinggi menggunakan
theodolite di depan gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD).
3. Mampu menganalisa data-data pengukuran untuk diterjemahkan dalam
bentuk gambar.
4. Mampu menganalisa hasil pengukuran cut and fill di depan gedung A
Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD).
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 4
5. Mampu merancanakan penggambaran Master Plan di Sekolah Tinggi
Teknologi Dumai (STTD).
6. Mampu menganalisa pembuatan site plan.
7. Mampu menganalisa perbandingan hasil pengukuran menggunakan pita
ukur dengan jarak optis.
1.4 Batasan Masalah
Didalam penulisan laporan ini penulis membatasi masalah yaitu:
1. Pengukuran Sifat Datar Waterpass dengan profil melintang.
2. Pengukuran Sifat Ruang Theodolite dengan pengukuran Polygon tertutup.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan praktikum yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang praktikum yang dilakukan,
rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini di mulai dengan pengertian secara umum kemudian
menguraikan konsep teori secara mendalam.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menguraikan tentang alur yang akan dilakukan, membahas
spesifikasi dan pengoperasian alat yang digunakan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil praktikum yang dilakukan meliputi
pengolahan data yang di dapat saat pengujian, memberikan hasil
praktikum penelitian berupa penyajian tabel, grafik, gambar dan
data-data perhitungan yang dinarasikan.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 5
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran hasil praktikum.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
Pada pengukuran terdapat dua jenis pengukuran, yaitu jarak dan sudut.
Selanjutnya unsur jarak dapat di bagi menjadi dua yaitu unsur jarak mendatar
dan beda tinggi. Sedangkan unsur sudut di bagi menjadi sudut horizontal,
vertical, dan jurusan. Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar
pemetaan yang datanya diperoleh dilapangan dengan alat yang dirancang
sedemikian rupa kontruksinya sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini di kenal
sebagai alat ukur ruang (Theodolite). Sedangkan untuk mengukur beda tinggi
antara dua titik atau lebih dipermukaan bumi digunakan alat ukur sipat datar
(Waterpass). Untuk pengukuran jarak dari suatu titk-titik ke titik lain dapat
digunakan pita ukur, EDM (Electronic Distance Meter) dan dapat juga dengan
metoda Tachymetry.
Unsur Jarak Mendatar adalah jarak horizontal atau datar antara dua titik
pada permukaan tanah. Hal ini penting dalam pemetaan lahan dan konstruksi
untuk menentukan jarak lintang dan bujur antara berbagai titik, membentuk
dasar data spasial yang diperlukan untuk perencanaan dan pengelolaan lahan.
Jarak mendatar membantu menggambarkan pola topografi dan batas lahan
dengan akurat.
Beda Tinggi adalah perbedaan tinggi atau Elevasi antara dua titik tertentu
pada permukaan tanah atau objek lainnya. Penggukuran pada tinggi penting
dalam pemetaan topografi dan konstruksi untuk memahami kontur lahan,
perencanaan Drainase, atau penentuan ketinggian suatu banggunan. Ini adalah
parameter penting dalam menciptakan model Visual dari bentuk permukaan
tanah atau objek di suatu area geografis.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 7
2.2 Dasar Teori Perhitungan
2.2.1 Kerangka Dasar Pengukuran
1. Kerangka Dasar Horizontal (KDH)
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal adalah Teknik dan
cara penggukuran peta yang terdiri dari hubungan titik-titik yang
diukur di atas bumi, dan data-data pengukuran yang di dapat harus
mempunyai referensi atau acuan dari titik-titik yang mempunyai
nilai koordinat. Kerangka Dasar Horizontal dapat di ukur melalui 3
cara yaitu metode Polygon atau Traves, metode pengukuran
pengikatan ke muka, dan metode penggukuran pengikatan ke
belakang.
Gambar 2.1. Polygon Tertutup
Gambar 2.1. Polygon Terbuka
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 8
2. Kerangka Dasar Vertical (KDV)
Pengukuran Kerangka Dasar Vertical adalah Teknik dan cara
pengukuran beberapa titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan
posisi verticalnya berupa ketinggian (Elevasi) yang mengacu
terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian
rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean
sea level – MSL) atau ditentukan lokal. Metode dalam pengukuran
kerangka dasar vertical dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode
sipat datar, pengukuran trigonomentris, dan pengukuran
baromentris.
Gambar 2.3. Pengukuran KDV
2.2.2 Pengukuran Polygon Tertutup
Polygon Tertutup adalah bentuk geomentris yang memiliki sisi-sisi
yang terhubung membentuk batas atau tepi. Dalam polygon tertutup,
tidak ada celah di antara sisi-sisinya, dan bidang didalamnya sepenuhnya
terisolasi dari bidang di luar. Sudut internal di setiap titik penyambung
antara dua sisi bertambah hingga 180 derajat. Polygon Tertutup
membentuk bidang datar di ruang dua dimensi, dan contohnya meliputi
segitiga, persegi, dan heksagon. Aplikasi polygon tertutup melibatkan
pemetaan, ilmu geometri, desain grafis, dan berbagai bidang lain yang
memerlukan representasi visual dari suatu area tertutup.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 9
Gambar 2.4. Polygon Tertutup dan Sudut Dalam
Gambar 2.5. Polygon Tertutup Sudut Luar
Syarat-Syarat geometris dari Polygon tertutup adalah:
a. Syarat Sudut
∑ β= ( n-2 ) . 180˚ (apabila sudut dalam)
∑ β = ( n+2 ) . 180˚ (apabila sudut luar)
Contoh:
Polygon pada gambar 2.4, jumlah sudut dalam:
∑ s = (6-2) . 180 = 720˚
Polygon pada gambar 2.5, jumlah sudut luar:
∑ s = (6+2) . 180˚ = 1440˚
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 10
b. Syarat Absis
∑ d sin a = 0 (d = jarak)
∑ d cos a = 0
2.2.3 Pengukuran Jalan
1. Cross Section (Potongan Melintang)
Cross Section adalah penampang arah melintang yang tegak
lurus terhadap sumbu jalan, sehingga dengan potongan melintang ini
dapat diperlihatkan elevasi serta struktur jalan arah vertical.
Kegunaan dari pengukuran profil melintang untuk pekerjaan
penggalian dan penimbunan tanah.
Gambar 2.6. Cross Section Polygon
2. Long Section (Potongan Memanjang)
Pengukuran Long Section adalah pengukuran yang dilakukan
dengan cara memanjang, yang berarti dalam pengukuran ini
dilakukan dengan lurus atau mengikuti alur jalan. Penempatan
rambu ukur juga harus ditengah jalan atau diantara samping kiri dan
kanan jalan. Pengukuran ini biasa disebut long section. Dalam
melakukan pengukuran sipat data profil memanjang (long section)
dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan
proyek yang bersangkutan.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 11
Gambar 2.7. Long Section
3. Cut and Fill
Dalam persiapan lahan untuk gedung atau konstruksi lainnya
seperti jalan, bendungan, dan lainnya proses Cut and Fill sangat lah
penting. Cut and fill merupakan salah satu istilah dalam konstruksi
yang dikenal dengan menggali dan menimbun. Jadi Cut and Fill
merupakan proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material baik
tanah maupun bebatuan yang diambil dari tempat tertentu dan
kemudian dipindahkan ke tempat lain agar tercipta elevasi yang
diinginkan. Oleh karena itu, proses ini umumnya dilakukan
pengembang untuk melakukan perataan lahan yang berkontur
sehingga pembangunan kawasan perencanaan lebih efisien.
Gambar 2.8. Cut and Fill
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 12
2.3 Dasar Teori Penggambaran
2.3.1 Penggambaran Master Plan
Master plan adalah sketsa tata ruang utama yang berisi tentang
letak dan gambaran besar sebuah kawasan proyek infrastruktur yang
akan dibangun. Bukan hanya itu, dalam master plan juga terlihat lokasi
fasilitas umum dan sosial yang nantinya akan dapat digunakan bersama
saat konstruksi sudah selesai dibuat. Master plan adalah rencana induk
yang berupa dokumen perencanaan tata ruang yang mengatur letak
fasilitas umum dan sosial sesuai dengan fungsi lahan sebuah
perumahan. Di dalam master plan telah mencakup semua fungsi
kegiatan dan dilengkapi dengan rencana sistem jaringan sarana serta
prasarana (Investaadvisor, 2022)
2.3.2 Penggambaran Site Plan
Site plan merupakan gambar dua dimensi yang memberikan
rencana detail pembangunan dan kavling dengan semua unsur
penunjang didalamnya, dalam skala batas-batas luas lahan tertentu.
Didalamnya termasuk rencana jalan, utilitas air bersih, listrik, fasilitas
umum dan lainnya.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 13
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Peralatan Praktikum
3.1.1 Theodolite
Theodolite merupakan alat ukur yang universal. Selain digunakan
untuk mengukur sudut horizontal serta sudut vertical, theodolite juga
dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis. Dengan adanya
teropong pada theodolite dapat di bidikkan ke segala arah. Dalam
pekerjaan bangunan gedung theodolite digunakan untuk menentukan
sudut siku-siku dan mengukur ketinggian bangunan. Selain itu, alat ini
juga dapat digunakan untuk pengukuran polygon pemetaan situasi.
Alat Theodolite ini merupakan alat ukur universal. Selain
digunakan untuk mengukur sudut horizontal serta sudut vertical,
theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis.
Dengan adanya teropong pada theodolite dapat di bidikkan ke segala
arah. Dalam pekerjaan bangunan gedung theodolite digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku dan mengukur ketinggian bangunan. Selain
itu, alat ini juga dapat digunakan untuk pengukuran polygon pemetaan
situasi.
Alat ini merupakan alat yang sangat dibutuhkan dan penting
dalam surveying dan pekerjaan dunia Teknik, terutama untuk dapat
mengenali permukaan tanah pada dasarnya alat ini berupa sebuah
teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar membulat (piringan) yang
dapat diputar mengelingingi sumbu vertical, sehingga memungkinkan
sudut horizontal untuk dibaca.
Selain penggunaan alat yang tepat, pemilihan metode pengukuran
juga berpengaruh terhadap ketepatan hasil pengukuran. Dalam ilmu ukur
tanah, wilayah salah satu metode yang dapat digunakan adalah melalui
metode pengukuran polygon.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 14
Gambar 3.1 Theodolite
Berikut keterangan dan fungsi bagian-bagian theodolite digital:
1. Visir, berfungsi untuk membidik objek secara kasar.
2. Klem pengunci vertical, untuk mengunci teropong agar tidak dapat
digerakan secara.
3. Penggerak halus vertical, untuk menggerakan teropong secara vertical
kea rah rambu ukur (objek) secara halus.
4. Tempat baterai.
5. Klem pengunci lingkaran horizontal, untuk mengunci badan pesawat
agar tidak dapat diputar secara horizontal.
6. Penggerak halus lingkaran horizontal, untuk menggerakan teropong
horizontal secara halus.
7. Kiap, untuk mengatur posisi gelembung nivo tabung berada pada titik
tengah.
8. Handle, untuk pegangan tangan pada alat.
9. Pengatur focus lensa okuler, untuk focus lensa okuler ke objek.
10. Nivo tabung, untuk menyetel posisi sumbu II peswat secara horizontal,
dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata.
11. Display dan papan tombol, utnuk pembacaan skala lingkaran vertical
dan horizontal.
12. Nivo kotak, berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi
vertical.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 15
13. Base plate, untuk landasan dudukan pesawat theodolite.
14. Lensa centering, untuk membidik titik centering.
15. Klem pengatur focus benang, untuk memperjelas benang pada lensa
(benang atas, benang tengah, benang bawah).
Berikut Langkah-langkah cara pemakai theodolite digital:
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjang statif.
2. Tinggikan base plate setinggi dada.
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjang statif.
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi.
5. Kuatkan (injak) pada kaki statif.
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga base plate mendatar.
7. Letakan theodolite di base plate.
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite.
9. Atur nivo kotak sehingga rambu kesatu benar-benar tegak dengan
menggerakan secara beraturan sekrup kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan
menggerakan secara beraturan sekrup kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering
kemudian geser ke kiri atau ke kanan sehingga tepat pada tengah-tengah
titik ikat, dilihat dari centering optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada
dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran
dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk
mengetahui nilai kesalahan index tersebut.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 16
3.1.2 Waterpass
Waterpass merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
sudut horizontal, beda tinggi, dan jarak antara dua titik atau lebih yang
berdekatan. Perbedaan tingkat ketinggian tersebut bisa diamati melalui
garis-garis visir atau sumbu teropong horizontal yang ditujukan ke arah
rambu-rambu ukur vertical, kegiatan ini biasanya disebut dengan
waterpassing atau levelling. Sistem acuan atau pedoman yang digunakan
yaitu rata-rata tinggi permukaan air laut alias MSL (Mean Sea Level).
Gambar 3.2 Waterpass
Pada awalnya pemasangan waterpass ini hampir sama dengan
pengaturan pemasangan theodolite, hanya saja pada waterpass yang
digunakan pada praktikum ini tidak mempunyai layar display sehingga
pembacaan sudut dilakukan secara manual dengan membaca ring sudut
pada waterpass, dan juga tidak dilengkapi dengan lensa centering
sehingga penggunaan unting-unting diperlukan.
Agar dapat digunakan di lapangan, alat ukur waterpass harus
memenuhi beberapa syarat tertentu, baik syarat utama yang wajib serta
syarat tambahan yang bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan
pengukuran di lapangan.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 17
Adapun syarat-syarat pemakaian alat waterpass pada umumnya
adalah sebagai berikut:
1. Syarat dinamis sumbu I vertical.
2. Syarat statis, antara lain:
a. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo.
b. Garis arah nivo tegak lurus sumbu 1.
c. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu 1.
3.1.3 Statif
Statif merupakan suatu tempat dudukan alat, fungsi utama statif
adalah untuk menstabilkan alat yang dipasang, dengan pengaturan yang
tepat akan diperoleh statif yang stabil.
Gambar 3.3 Statif
Cara menggunakan statif yaitu dengan cara membuka tali
pengikat statif dan memasangkan sedemikian rupa sehingga ketiga
kakinya terbuka (untuk berdiri dengan baik). Pemasangan atau
penyetelan statif harus sesuai dengan tinggi orang yang membidik atau
mengukur, jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 18
3.1.4 Rambu Ukur
Fungsi utama dari rambu ukur adalah untuk mempermudah
mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah.
Gambar 3.4 Rambu ukur
Cara menggunakan rambu ukur adalah sebagai berikut:
1. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan
kebutuhan, lalu kunci.
2. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok yang
akan dibidik.
3. Usahakan rambu ukur tersebut tidat miring atau candong (depan,
belakang, kiri dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil
pembacaan.
4. Arahkan lensa pada teropong pesawat.
3.1.5 Pita Ukur dan Meteran
Pita ukur pada praktikum ini berfungsi untuk mengukur jarak
antar patok. Sedangkan meteran berfungsi untuk mengukur tinggi alat
yang diukur dari permukaan tanah ke batas teropong pada alat. Cara
menggunakan pita ukur sebaiknya dilakukan oleh dua orang, seorang
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 19
memegang ujung awal dan meletakkan angka nol meteran di patok yang
pertama, seorang lagi memegang pita ukur menuju patok pengukuran
lainnya, tarik meteran selurust mungkin dan letakkan meteran titik yang
dituju dan baca angka dengan tepat di patok tersebut.
Gambar: 3.5 Pita ukur
3.1.6 Payung
Payung yang digunakan bertujuan untuk melindungi alat ukur
terhadap cahaya matahari secara langsung serta melindungi atat dari
hujan, supaya alat tidak mengalami kerusakan.
Gambar: 3.6 Payung
3.1.7 Patok
Patok digunakan untuk menandai titik-titik pengukuran yang
telah ditentukan dengan menancapkan ujung patok yang runcing.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 20
Gambar: 3.7 Patok
3.1.8 Paku Payung
Paku payung digunakan untuk menentukan titik tengah pada
patok dalam praktikum ini.
Gambar: 3.8 Paku payung
3.1.9 Palu
Palu digunakan untuk menancapkan paku payung pada patok
pengukuran.
Gambar: 3.9 Palu
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 21
3.1.10 Helm Proyek
Helm proyek adalah alat pelindung diri (APD) yang berfungsi
untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda
tajam dan berat yang melayang dari udara.
Gambar: 3.10 Helm proyek
3.1.11 Alat Tulis
Alat tulis yang digunakan pada praktikum ini untuk mencatat
hasil pengukuran.
Gambar: 3.11 Alat Tulis
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 22
3.2 Tempat Praktikum
Waktu dan tempat dilaksanakan praktikum ilmu ukur tanah adalah pada
bulan Oktober sampai dengan bulan selesai setiap hari Sabitu dan Minggu
pukul 08:00 - sampai selesai. Dan berlokasi di Sekolah Tinggi Teknologi
Dumai (STTD).
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 23
3.3 Bagan Alir
``
Mulai
Data Primer
1. Polygon Tertutup
2. Polygon Terbuka
3. Cut and Fill
4. Master Plan
5.
6.
7.
Data Sekunder
1. Peta Lokasi
Mempelajari Bagian-Bagian
Serta Fungsi Alat Ukur
Persiap Pembelajaran
Pengukuran Secara Teori
Persiapan Media Tempat
Untuk Melakukan Praktikum
Pengolahan Data
Analisa Data
1. Analisa Polygon tertutup
2. Analisa Polygon Terbuka
3. Analisa Cut and Fill
4. Analisa Master Plan
Pengumpulan Data
Hasil
Laporan
Selesai
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 24
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Polygon tertutup
4.1.1 Data Hasil Pengukuran 6 Titik
β1 = 82°30’00” 18,00
β2 = 99°55’25” 65,76
β3 = 166°27’00’’ 24,30
β4 = 150°33’40” 11,64
β5 = 52°04’10” 42,19
β6 = 168°58’25” 59,64 +
∑β = 720°26’00’’ ∑D =222,17
Koreksi ∑β
=∑β – (N – 2).180°
=720°26’00” – (6 - 2).180°
=720°26’00” – 4.180°
=720°26’00” – 720°00’00”
=0°26’00” = 0°4’20”
6
β1 = 82°27’20” - 0°4’20” = 82°23’00”
β2 = 99°55’25’’ - 0°4’20’’ = 99°51’5’’
β3 = 166°27’00’’ - 0°4’20” = 166°22’40”
β4 = 150°33’40’’ - 0°4’20’’ = 150°29’20”
β5 = 52°04’10’’ - 0°4’20’’ = 51°59’50”
β6 =168°58’25’’ - 0°4’20” = 168°54’5” +
720°00’00’’
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 25
1. Mencari Azimuth Sisi Polygon (Azimuth a = an + βpn - 180°)
ap1 . ap2 = a awal + βp1 - 180°
= 132°44’00’’ + 82°23’00’’ - 180°
= 35°7’00’’
ap2 . ap3 = ap1 . ap2 + βp2 - 180°
= 35°7’00’’ + 99°51’5’’ - 180°
= -45°1’55’’
ap3 . ap4 = ap2 . ap3 + βp3 - 180°
= -45°1’55’’ + 166°22’40” - 180°
= -58°39’15”
ap4 . ap5 = ap3 . ap4 + βp4 - 180°
= -58°39’15’’ + 150°29’20” - 180°
= -88°9’55”
ap5 . ap6 = ap4 . ap5 + βp5 - 180°
= -88°9’55’’ + 51°59’50” - 180°
= -216°10’5’’
ap6 . ap1 = ap5 . ap6 + βp6 - 180°
= -216°10’5’’ + 168°54’5’’ - 180°
= -227°16’00’’
Koreksi = -227°16’00’’ + 360°
= 132°44’00’’
2. Mencari Absis dan Ordinat
A.Mencari Absis (∆x = dn . Sin sudut azimut)
∆x1 = d1. Sin a awal
= 18,64 Sin 132°44’00’’
= 13,691451
∆x2 = d2.Sin ap1 . ap2
= 65,76 Sin 35°7’00’’
=37,827994
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 26
∆x3 = d3 . Sin ap2 . ap3
= 24,30 Sin -45°1’55’’
= -17,192272
∆x4 = d3 . Sin ap3 . ap4
= 11,64 Sin -58°39’15’’
= -9,941060
∆x5 = d5 . Sin ap4 . ap5
=42,19 Sin -88°9’55”
= -42,168370
∆x6 = d6. Sin ap5. ap6
= 59,64 Sin -216°10’5’’
= 32,196883
Fx = 17,414626
B. Mencari Koreksi Absis
∑fx = 17,414626
Kor δx1 = -D1 x fx
∑D
= -18.64 x (17,414626)
222,17
= -1,461082
Kor δx2 = -D2 x fx
∑D
= -65,76 x (17,414626)
222,17
= -5,154547
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 27
Kor δx3 = -D3 x fx
∑D
= -21,30 x (17,414626)
222,17
= -1,904740
Kor δx4 = -D4 x fx
∑D
= -11,64 x (17,414626)
222,17
= -0,912392
Kor δx5 = -D5 x fx
∑D
= -42,19 x (17,414626)
222,17
= -3,307030
Kor δx6 = -D6 x fx
∑D
= -59,64 x (17,414626)
222,17
= -4,674835
∑fy = -17,414626
C.Mencari Terkoreksi Absis
Kor ∆x1 = ∆x1 + Kor δx1
= 13,691451 + (-1,461082)
= 12,230369
Kor ∆x2 = ∆x2 + Kor δx2
= 37,827994 + (-5,154547)
= 32,673447
Kor ∆x3 = ∆x3 + Kor δx3
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 28
= (-17,192272) + (-1,904740)
= -19,097012
Kor ∆x4 = ∆x4 + Kor δx4
= (-9,941060) + (-0,912392)
= -10,853452
Kor ∆x5 = ∆x5 + Kor δx5
= (-42,168370) + (-3,307030)
= -45,475400
Kor ∆x6 = ∆x6 + Kor δx6
= 35,196883 + (-4,674835)
= 30,522048
∑f∆x = 0
D. Mencari Ordinat (∆y = d . Cos a)
∆y1 = d1 . Cos (a awal)
= 18,04 Cos (132°44’00’’)
= -12,648863
∆y2 = d2 , Cos (ap1 . ap2)
= 65,76 . Cos (35°7’00’’)
= 53,790523
∆y3 = d3 . Cos (ap2 . ap3)
= 24,30 . Cos (-45°1’55’’)
= 17,173112
∆y4 = d4 . Cos (ap3 . ap4)
= 11,64 . Cos (-58°39’15’’)
= 6,055156
∆y5 = d5 . Cos (ap4 . ap5)
= 42,19 . Cos (-88°9’55”)
=1,350774
∆y6 = d6 . Cos (ap5 . ap6)
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 29
= 59,64 . Cos (-216°10’5’’)
= -48,146744
∑fy = 17,573958
E. Mencari koreksi Ordinat
∑fy = 17,573958
Kor δy1 = -D1 x fy
∑D
= -18.64 x (17.573958)
222,17
= -1,474450
Kor δy2 = -D2 x fy
∑D
= -65,76 x (17,573958)
222,17
= -5,201708
Kor δy3 = -D3 x fy
∑D
= -24,30 x (17,573958)
222,17
= -1,922165
Kor δy4 = -D4 x fy
∑D
= -11,64 x (17,573958)
222,17
= -0,920740
Kor δy5 = -D5 x fy
∑D
= -42,19 x (17,573958)
222,17
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 30
= -3,337288
Kor δy6 = -D6 x fy
∑D
= -59,68 x (17,573958)
222,17
=-4,717607
∑fδy = -17,573958
F. Mencari Terkoreksi Ordinat
Kor ∆y1 = ∆y1 + Kor δy1
= -12,648863 + (-1,474450)
= -14,123313
Kor ∆y2 = ∆y2 + Kor δy2
= 53,790523 + (-5,201708)
= 48,588815
Kor ∆y3 = ∆y3 + Kor δy3
= 17,173112 + (-1,922165)
=15,250947
Kor ∆y4 = ∆y4 + Kor δy4
= 6,055156 + (-0,920740)
= 5,134416
Kor ∆y5 = ∆y5 + Kor δy5
= 1,350774 + (-3,337288)
= -1,986514
Kor ∆y6 = ∆y6 + Kor δy6
= -48,146744 + (-4,717607)
= -52,864351
∑f∆y = 0
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 31
3. Mencari Koordinat Deternitif
A. Absis (X = pn + Kor ∆xn)
P0 = 180
P1 = P0 + Kor ∆x1
=180 + 12,230369
= 192,230369
P2 = P1 + Kor ∆x2
= 192,230369 + 32,673447
= 224,903816
P3 = P2 + Kor ∆x3
= 224,903816 + (-19,097012)
= 205,806804
P4 = P3 + Kor ∆x4
= 205,806804 + (-10,853452)
= 194,953352
P5 = P4 + Kor ∆x5
= 194,953352 + (-45,475400)
= 149,477952
P6 = P5 + Kor ∆6
= 149,477952 + 30,522048
= 180
B.Ordinat (Y=Pn + Kor ∆yn)
P0 = 180
P1 = P0 + Kor ∆y1
= 180 + (-14,123313)
= 165,876687
P2 = P1 + Kor ∆y2
= 165,876687 + 48,588815
= 214,465502
P3 = P2 + Kor ∆y3
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 32
= 214,465502 + 15,250947
= 229,716449
P4 = P3 + Kor ∆y4
= 229,716449 + 5,134416
= 234,850865
P5 = P4 + Kor ∆y5
= 234,850865 + (-1,986514)
= 232,864351
P6 = P5 + kor ∆y6
= 232,864351 + -52,864351
= 180
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 33

More Related Content

Similar to Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx

Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Anindya N. Rafitricia
 
Iuw kontrak belajar iuw 2013
Iuw   kontrak belajar iuw 2013Iuw   kontrak belajar iuw 2013
Iuw kontrak belajar iuw 2013
Kharistya Amaru
 
Pengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurPengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukur
Nik M Farid
 
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaanMakalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Bondan the Planter of Palm Oil
 

Similar to Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx (20)

Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyor
 
Iuw kontrak belajar iuw 2013
Iuw   kontrak belajar iuw 2013Iuw   kontrak belajar iuw 2013
Iuw kontrak belajar iuw 2013
 
Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq
 
Pengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurPengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukur
 
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaanMakalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
 
survey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingsurvey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbing
 
Laporan Interpretasi Ruang Peta Dasar
Laporan Interpretasi Ruang Peta DasarLaporan Interpretasi Ruang Peta Dasar
Laporan Interpretasi Ruang Peta Dasar
 
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptxPRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
 
Laporan Interpret Bikin Peta di Kalkir
Laporan Interpret Bikin Peta di KalkirLaporan Interpret Bikin Peta di Kalkir
Laporan Interpret Bikin Peta di Kalkir
 
11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang
 
Contok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerjaContok kerangka acuan kerja
Contok kerangka acuan kerja
 
Makalah_40 Kartografi dan pemetaan b
Makalah_40 Kartografi dan pemetaan bMakalah_40 Kartografi dan pemetaan b
Makalah_40 Kartografi dan pemetaan b
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Pengukuran mendatar
Pengukuran mendatarPengukuran mendatar
Pengukuran mendatar
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 

Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx

  • 1. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah merupakan bagian dari mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa teknik sipil. Mata kuliah tersebut terdiri dari kegiatan pembelajaran dan praktik. Pada dunia teknik sipil, ilmu ukur tanah merupakan ilmu dasar yang perlu dimiliki oleh praktisi konstruksi maupun mahasiswa dalam melakukan kegiatan konstruksi. Pembelajaran yang sering dilaksanakan dalam mata kuliah ini, mahasiswa diberikan penjelasan oleh dosen dengan menggunakan media ajar yang berbentuk modul atau petunjuk praktik ilmu ukur tanah (Arif Sofarul Anwar, 2017). Koordinat dapat memberi gambaran tentang letak lokasi tertentu di peta dan di lapangan sedangkan pengukuran Polygon merupakan kerangka dasar bagi pembuatan peta, baik peta topografi, peta tambang, peta pengairan, peta kehutanan dan jenis-jenis peta lainnya. Pengukuran situasi adalah pengukuran untuk memperoleh secara detail mengenai keadaan fisik bumi, yaitu yang meliputi gunung, punggungan, bukit-bukit, lembah, sungai, sawah, kebun, batas wilayah, jalan kereta, api jalan raya, batas pantai d.l.l. Biasanya pengukuran situasi yang dilakukan secara detail ini guna kepentingan pembuatan peta topografi, atau untuk pembuatan peta-peta teknis yang diperlukan untuk jenis proyek tertentu. Pembuatan titik tetap adalah sebagai landasan untuk menentukan azimuth awal dan azimuth akhir, koordinat serta ketinggian dari muka air laut atau dari muka bidang datum pada daerah pengukuran. Hal ini dilakukan apabila pada daerah pengukuran tidak terdapat titik tetap/titik triangulasi. Transformasi koordinat adalah untuk menentukan jenis proyeksi yang diperlukan, baik pada bidang datum atau bidang proyeksi. Perhitungan luas dan volume berdasarkan metode tertentu sesuai dengan ketelitian yang diperlukan. Diharapkan setelah mempelajari materi pelajaran ini, para Peserta mahasiswa dan mahasiswi dapat melakukan pengukuran pemetaan, mengolah data lapangan dan membuat peta.
  • 2. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 2 Ilmu Ukur Tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara- cara pengukuran bumi dan tanah. Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalis bentuk topografi permukaan bumi beserta objek-objek diatasnya, dan untuk keperluan pekerjaan kontruksi. Ilmu ukur tanah menjadi ilmu yang mendasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya, Drainase, irigasi dan sebagainya. Dalam kegiatan pengukuran ini misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan kontruksi seperti menentukan pembuatan jalan raya, saluran Drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya. Dari beberapa tersebut memerlukan data hasil pengukuran yang akurat agar kontruksi yang segera di bangun dapat di pertanggung jawabkan serta terhindar dari kesalahan kontruksi tersebut. Geodesi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu (Nana Sumarna, 2019). Bidang elipsoide dan bidang bulatan dipelajari dalam geodesi yang bertujuan ilmiah. Dengan demikian referensi bidang datar dipraktekkan didalam Ilmu Ukur Tanah ini. Dalam menjalankan praktikum Ilmu Ukur Tanah mahasiswa sebagai calon teknik sipil diharapkan agar mampu mengenal, menggunakan alat dan dapat melakukan pengukuran dalam menentukan perbedaan letak ketinggian (Elevasi) tanah dimana dapat memberikan bentuk konfigurasi tanah (Relief), permukaan tanah serta menentukan luas dari area pengukuran. Mahasiswa akan berlatih melakukan pekerjaan-pekerjaan Survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas.
  • 3. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 3 1.2 Rumusan Masalah Ada pun rumusan masalah dari praktikum yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil Polygon tertutup menggunakan Waterpass di depan gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD)? 2. Bagaimana hasil pengukuran beda tinggi menggunakan Theodolite di depan gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD)? 3. Bagaimana hasil data-data pengukuran untuk di terjemahkan dalam bentuk gambar? 4. Bagaimana hasil pengukuran Cut and Fill di depan gedung Asekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD)? 5. Bagaimana hasil rancangan Master Plan di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD)? 6. Bagaimana proses tahapan pembuatan Site plan? 7. Berapa besarnya perbandingan hasil pengukuran menggunakan pita ukur dengan jarak optis? 1.3 Maksud Dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari diadakannya praktikum ilmu ukur tanah adalah sebagai berikut: 1. Mampu menganalisa hasil pengukuran polygon tertutup menggunakan waterpass di depan gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD). 2. Mampu menganalisa hasil pengukuran beda tinggi menggunakan theodolite di depan gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD). 3. Mampu menganalisa data-data pengukuran untuk diterjemahkan dalam bentuk gambar. 4. Mampu menganalisa hasil pengukuran cut and fill di depan gedung A Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD).
  • 4. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 4 5. Mampu merancanakan penggambaran Master Plan di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD). 6. Mampu menganalisa pembuatan site plan. 7. Mampu menganalisa perbandingan hasil pengukuran menggunakan pita ukur dengan jarak optis. 1.4 Batasan Masalah Didalam penulisan laporan ini penulis membatasi masalah yaitu: 1. Pengukuran Sifat Datar Waterpass dengan profil melintang. 2. Pengukuran Sifat Ruang Theodolite dengan pengukuran Polygon tertutup. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan praktikum yang akan dilaksanakan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang praktikum yang dilakukan, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini di mulai dengan pengertian secara umum kemudian menguraikan konsep teori secara mendalam. BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan tentang alur yang akan dilakukan, membahas spesifikasi dan pengoperasian alat yang digunakan. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil praktikum yang dilakukan meliputi pengolahan data yang di dapat saat pengujian, memberikan hasil praktikum penelitian berupa penyajian tabel, grafik, gambar dan data-data perhitungan yang dinarasikan.
  • 5. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 5 BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran hasil praktikum.
  • 6. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Pada pengukuran terdapat dua jenis pengukuran, yaitu jarak dan sudut. Selanjutnya unsur jarak dapat di bagi menjadi dua yaitu unsur jarak mendatar dan beda tinggi. Sedangkan unsur sudut di bagi menjadi sudut horizontal, vertical, dan jurusan. Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar pemetaan yang datanya diperoleh dilapangan dengan alat yang dirancang sedemikian rupa kontruksinya sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini di kenal sebagai alat ukur ruang (Theodolite). Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih dipermukaan bumi digunakan alat ukur sipat datar (Waterpass). Untuk pengukuran jarak dari suatu titk-titik ke titik lain dapat digunakan pita ukur, EDM (Electronic Distance Meter) dan dapat juga dengan metoda Tachymetry. Unsur Jarak Mendatar adalah jarak horizontal atau datar antara dua titik pada permukaan tanah. Hal ini penting dalam pemetaan lahan dan konstruksi untuk menentukan jarak lintang dan bujur antara berbagai titik, membentuk dasar data spasial yang diperlukan untuk perencanaan dan pengelolaan lahan. Jarak mendatar membantu menggambarkan pola topografi dan batas lahan dengan akurat. Beda Tinggi adalah perbedaan tinggi atau Elevasi antara dua titik tertentu pada permukaan tanah atau objek lainnya. Penggukuran pada tinggi penting dalam pemetaan topografi dan konstruksi untuk memahami kontur lahan, perencanaan Drainase, atau penentuan ketinggian suatu banggunan. Ini adalah parameter penting dalam menciptakan model Visual dari bentuk permukaan tanah atau objek di suatu area geografis.
  • 7. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 7 2.2 Dasar Teori Perhitungan 2.2.1 Kerangka Dasar Pengukuran 1. Kerangka Dasar Horizontal (KDH) Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal adalah Teknik dan cara penggukuran peta yang terdiri dari hubungan titik-titik yang diukur di atas bumi, dan data-data pengukuran yang di dapat harus mempunyai referensi atau acuan dari titik-titik yang mempunyai nilai koordinat. Kerangka Dasar Horizontal dapat di ukur melalui 3 cara yaitu metode Polygon atau Traves, metode pengukuran pengikatan ke muka, dan metode penggukuran pengikatan ke belakang. Gambar 2.1. Polygon Tertutup Gambar 2.1. Polygon Terbuka
  • 8. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 8 2. Kerangka Dasar Vertical (KDV) Pengukuran Kerangka Dasar Vertical adalah Teknik dan cara pengukuran beberapa titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi verticalnya berupa ketinggian (Elevasi) yang mengacu terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level – MSL) atau ditentukan lokal. Metode dalam pengukuran kerangka dasar vertical dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode sipat datar, pengukuran trigonomentris, dan pengukuran baromentris. Gambar 2.3. Pengukuran KDV 2.2.2 Pengukuran Polygon Tertutup Polygon Tertutup adalah bentuk geomentris yang memiliki sisi-sisi yang terhubung membentuk batas atau tepi. Dalam polygon tertutup, tidak ada celah di antara sisi-sisinya, dan bidang didalamnya sepenuhnya terisolasi dari bidang di luar. Sudut internal di setiap titik penyambung antara dua sisi bertambah hingga 180 derajat. Polygon Tertutup membentuk bidang datar di ruang dua dimensi, dan contohnya meliputi segitiga, persegi, dan heksagon. Aplikasi polygon tertutup melibatkan pemetaan, ilmu geometri, desain grafis, dan berbagai bidang lain yang memerlukan representasi visual dari suatu area tertutup.
  • 9. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 9 Gambar 2.4. Polygon Tertutup dan Sudut Dalam Gambar 2.5. Polygon Tertutup Sudut Luar Syarat-Syarat geometris dari Polygon tertutup adalah: a. Syarat Sudut ∑ β= ( n-2 ) . 180˚ (apabila sudut dalam) ∑ β = ( n+2 ) . 180˚ (apabila sudut luar) Contoh: Polygon pada gambar 2.4, jumlah sudut dalam: ∑ s = (6-2) . 180 = 720˚ Polygon pada gambar 2.5, jumlah sudut luar: ∑ s = (6+2) . 180˚ = 1440˚
  • 10. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 10 b. Syarat Absis ∑ d sin a = 0 (d = jarak) ∑ d cos a = 0 2.2.3 Pengukuran Jalan 1. Cross Section (Potongan Melintang) Cross Section adalah penampang arah melintang yang tegak lurus terhadap sumbu jalan, sehingga dengan potongan melintang ini dapat diperlihatkan elevasi serta struktur jalan arah vertical. Kegunaan dari pengukuran profil melintang untuk pekerjaan penggalian dan penimbunan tanah. Gambar 2.6. Cross Section Polygon 2. Long Section (Potongan Memanjang) Pengukuran Long Section adalah pengukuran yang dilakukan dengan cara memanjang, yang berarti dalam pengukuran ini dilakukan dengan lurus atau mengikuti alur jalan. Penempatan rambu ukur juga harus ditengah jalan atau diantara samping kiri dan kanan jalan. Pengukuran ini biasa disebut long section. Dalam melakukan pengukuran sipat data profil memanjang (long section) dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan.
  • 11. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 11 Gambar 2.7. Long Section 3. Cut and Fill Dalam persiapan lahan untuk gedung atau konstruksi lainnya seperti jalan, bendungan, dan lainnya proses Cut and Fill sangat lah penting. Cut and fill merupakan salah satu istilah dalam konstruksi yang dikenal dengan menggali dan menimbun. Jadi Cut and Fill merupakan proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material baik tanah maupun bebatuan yang diambil dari tempat tertentu dan kemudian dipindahkan ke tempat lain agar tercipta elevasi yang diinginkan. Oleh karena itu, proses ini umumnya dilakukan pengembang untuk melakukan perataan lahan yang berkontur sehingga pembangunan kawasan perencanaan lebih efisien. Gambar 2.8. Cut and Fill
  • 12. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 12 2.3 Dasar Teori Penggambaran 2.3.1 Penggambaran Master Plan Master plan adalah sketsa tata ruang utama yang berisi tentang letak dan gambaran besar sebuah kawasan proyek infrastruktur yang akan dibangun. Bukan hanya itu, dalam master plan juga terlihat lokasi fasilitas umum dan sosial yang nantinya akan dapat digunakan bersama saat konstruksi sudah selesai dibuat. Master plan adalah rencana induk yang berupa dokumen perencanaan tata ruang yang mengatur letak fasilitas umum dan sosial sesuai dengan fungsi lahan sebuah perumahan. Di dalam master plan telah mencakup semua fungsi kegiatan dan dilengkapi dengan rencana sistem jaringan sarana serta prasarana (Investaadvisor, 2022) 2.3.2 Penggambaran Site Plan Site plan merupakan gambar dua dimensi yang memberikan rencana detail pembangunan dan kavling dengan semua unsur penunjang didalamnya, dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. Didalamnya termasuk rencana jalan, utilitas air bersih, listrik, fasilitas umum dan lainnya.
  • 13. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 13 BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Peralatan Praktikum 3.1.1 Theodolite Theodolite merupakan alat ukur yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut horizontal serta sudut vertical, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis. Dengan adanya teropong pada theodolite dapat di bidikkan ke segala arah. Dalam pekerjaan bangunan gedung theodolite digunakan untuk menentukan sudut siku-siku dan mengukur ketinggian bangunan. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk pengukuran polygon pemetaan situasi. Alat Theodolite ini merupakan alat ukur universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut horizontal serta sudut vertical, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis. Dengan adanya teropong pada theodolite dapat di bidikkan ke segala arah. Dalam pekerjaan bangunan gedung theodolite digunakan untuk menentukan sudut siku-siku dan mengukur ketinggian bangunan. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk pengukuran polygon pemetaan situasi. Alat ini merupakan alat yang sangat dibutuhkan dan penting dalam surveying dan pekerjaan dunia Teknik, terutama untuk dapat mengenali permukaan tanah pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar membulat (piringan) yang dapat diputar mengelingingi sumbu vertical, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca. Selain penggunaan alat yang tepat, pemilihan metode pengukuran juga berpengaruh terhadap ketepatan hasil pengukuran. Dalam ilmu ukur tanah, wilayah salah satu metode yang dapat digunakan adalah melalui metode pengukuran polygon.
  • 14. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 14 Gambar 3.1 Theodolite Berikut keterangan dan fungsi bagian-bagian theodolite digital: 1. Visir, berfungsi untuk membidik objek secara kasar. 2. Klem pengunci vertical, untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakan secara. 3. Penggerak halus vertical, untuk menggerakan teropong secara vertical kea rah rambu ukur (objek) secara halus. 4. Tempat baterai. 5. Klem pengunci lingkaran horizontal, untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat diputar secara horizontal. 6. Penggerak halus lingkaran horizontal, untuk menggerakan teropong horizontal secara halus. 7. Kiap, untuk mengatur posisi gelembung nivo tabung berada pada titik tengah. 8. Handle, untuk pegangan tangan pada alat. 9. Pengatur focus lensa okuler, untuk focus lensa okuler ke objek. 10. Nivo tabung, untuk menyetel posisi sumbu II peswat secara horizontal, dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata. 11. Display dan papan tombol, utnuk pembacaan skala lingkaran vertical dan horizontal. 12. Nivo kotak, berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertical.
  • 15. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 15 13. Base plate, untuk landasan dudukan pesawat theodolite. 14. Lensa centering, untuk membidik titik centering. 15. Klem pengatur focus benang, untuk memperjelas benang pada lensa (benang atas, benang tengah, benang bawah). Berikut Langkah-langkah cara pemakai theodolite digital: 1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjang statif. 2. Tinggikan base plate setinggi dada. 3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjang statif. 4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi. 5. Kuatkan (injak) pada kaki statif. 6. Atur kembali ketinggian statif sehingga base plate mendatar. 7. Letakan theodolite di base plate. 8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite. 9. Atur nivo kotak sehingga rambu kesatu benar-benar tegak dengan menggerakan secara beraturan sekrup kiap di tiga sisi alat ukur tersebut. 10. Atur nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakan secara beraturan sekrup kiap di tiga sisi alat ukur tersebut. 11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser ke kiri atau ke kanan sehingga tepat pada tengah-tengah titik ikat, dilihat dari centering optic. 12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding. 13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalahan index tersebut.
  • 16. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 16 3.1.2 Waterpass Waterpass merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal, beda tinggi, dan jarak antara dua titik atau lebih yang berdekatan. Perbedaan tingkat ketinggian tersebut bisa diamati melalui garis-garis visir atau sumbu teropong horizontal yang ditujukan ke arah rambu-rambu ukur vertical, kegiatan ini biasanya disebut dengan waterpassing atau levelling. Sistem acuan atau pedoman yang digunakan yaitu rata-rata tinggi permukaan air laut alias MSL (Mean Sea Level). Gambar 3.2 Waterpass Pada awalnya pemasangan waterpass ini hampir sama dengan pengaturan pemasangan theodolite, hanya saja pada waterpass yang digunakan pada praktikum ini tidak mempunyai layar display sehingga pembacaan sudut dilakukan secara manual dengan membaca ring sudut pada waterpass, dan juga tidak dilengkapi dengan lensa centering sehingga penggunaan unting-unting diperlukan. Agar dapat digunakan di lapangan, alat ukur waterpass harus memenuhi beberapa syarat tertentu, baik syarat utama yang wajib serta syarat tambahan yang bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan pengukuran di lapangan.
  • 17. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 17 Adapun syarat-syarat pemakaian alat waterpass pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Syarat dinamis sumbu I vertical. 2. Syarat statis, antara lain: a. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo. b. Garis arah nivo tegak lurus sumbu 1. c. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu 1. 3.1.3 Statif Statif merupakan suatu tempat dudukan alat, fungsi utama statif adalah untuk menstabilkan alat yang dipasang, dengan pengaturan yang tepat akan diperoleh statif yang stabil. Gambar 3.3 Statif Cara menggunakan statif yaitu dengan cara membuka tali pengikat statif dan memasangkan sedemikian rupa sehingga ketiga kakinya terbuka (untuk berdiri dengan baik). Pemasangan atau penyetelan statif harus sesuai dengan tinggi orang yang membidik atau mengukur, jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah.
  • 18. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 18 3.1.4 Rambu Ukur Fungsi utama dari rambu ukur adalah untuk mempermudah mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Gambar 3.4 Rambu ukur Cara menggunakan rambu ukur adalah sebagai berikut: 1. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan kebutuhan, lalu kunci. 2. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok yang akan dibidik. 3. Usahakan rambu ukur tersebut tidat miring atau candong (depan, belakang, kiri dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan. 4. Arahkan lensa pada teropong pesawat. 3.1.5 Pita Ukur dan Meteran Pita ukur pada praktikum ini berfungsi untuk mengukur jarak antar patok. Sedangkan meteran berfungsi untuk mengukur tinggi alat yang diukur dari permukaan tanah ke batas teropong pada alat. Cara menggunakan pita ukur sebaiknya dilakukan oleh dua orang, seorang
  • 19. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 19 memegang ujung awal dan meletakkan angka nol meteran di patok yang pertama, seorang lagi memegang pita ukur menuju patok pengukuran lainnya, tarik meteran selurust mungkin dan letakkan meteran titik yang dituju dan baca angka dengan tepat di patok tersebut. Gambar: 3.5 Pita ukur 3.1.6 Payung Payung yang digunakan bertujuan untuk melindungi alat ukur terhadap cahaya matahari secara langsung serta melindungi atat dari hujan, supaya alat tidak mengalami kerusakan. Gambar: 3.6 Payung 3.1.7 Patok Patok digunakan untuk menandai titik-titik pengukuran yang telah ditentukan dengan menancapkan ujung patok yang runcing.
  • 20. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 20 Gambar: 3.7 Patok 3.1.8 Paku Payung Paku payung digunakan untuk menentukan titik tengah pada patok dalam praktikum ini. Gambar: 3.8 Paku payung 3.1.9 Palu Palu digunakan untuk menancapkan paku payung pada patok pengukuran. Gambar: 3.9 Palu
  • 21. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 21 3.1.10 Helm Proyek Helm proyek adalah alat pelindung diri (APD) yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang dari udara. Gambar: 3.10 Helm proyek 3.1.11 Alat Tulis Alat tulis yang digunakan pada praktikum ini untuk mencatat hasil pengukuran. Gambar: 3.11 Alat Tulis
  • 22. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 22 3.2 Tempat Praktikum Waktu dan tempat dilaksanakan praktikum ilmu ukur tanah adalah pada bulan Oktober sampai dengan bulan selesai setiap hari Sabitu dan Minggu pukul 08:00 - sampai selesai. Dan berlokasi di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD).
  • 23. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 23 3.3 Bagan Alir `` Mulai Data Primer 1. Polygon Tertutup 2. Polygon Terbuka 3. Cut and Fill 4. Master Plan 5. 6. 7. Data Sekunder 1. Peta Lokasi Mempelajari Bagian-Bagian Serta Fungsi Alat Ukur Persiap Pembelajaran Pengukuran Secara Teori Persiapan Media Tempat Untuk Melakukan Praktikum Pengolahan Data Analisa Data 1. Analisa Polygon tertutup 2. Analisa Polygon Terbuka 3. Analisa Cut and Fill 4. Analisa Master Plan Pengumpulan Data Hasil Laporan Selesai
  • 24. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Polygon tertutup 4.1.1 Data Hasil Pengukuran 6 Titik β1 = 82°30’00” 18,00 β2 = 99°55’25” 65,76 β3 = 166°27’00’’ 24,30 β4 = 150°33’40” 11,64 β5 = 52°04’10” 42,19 β6 = 168°58’25” 59,64 + ∑β = 720°26’00’’ ∑D =222,17 Koreksi ∑β =∑β – (N – 2).180° =720°26’00” – (6 - 2).180° =720°26’00” – 4.180° =720°26’00” – 720°00’00” =0°26’00” = 0°4’20” 6 β1 = 82°27’20” - 0°4’20” = 82°23’00” β2 = 99°55’25’’ - 0°4’20’’ = 99°51’5’’ β3 = 166°27’00’’ - 0°4’20” = 166°22’40” β4 = 150°33’40’’ - 0°4’20’’ = 150°29’20” β5 = 52°04’10’’ - 0°4’20’’ = 51°59’50” β6 =168°58’25’’ - 0°4’20” = 168°54’5” + 720°00’00’’
  • 25. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 25 1. Mencari Azimuth Sisi Polygon (Azimuth a = an + βpn - 180°) ap1 . ap2 = a awal + βp1 - 180° = 132°44’00’’ + 82°23’00’’ - 180° = 35°7’00’’ ap2 . ap3 = ap1 . ap2 + βp2 - 180° = 35°7’00’’ + 99°51’5’’ - 180° = -45°1’55’’ ap3 . ap4 = ap2 . ap3 + βp3 - 180° = -45°1’55’’ + 166°22’40” - 180° = -58°39’15” ap4 . ap5 = ap3 . ap4 + βp4 - 180° = -58°39’15’’ + 150°29’20” - 180° = -88°9’55” ap5 . ap6 = ap4 . ap5 + βp5 - 180° = -88°9’55’’ + 51°59’50” - 180° = -216°10’5’’ ap6 . ap1 = ap5 . ap6 + βp6 - 180° = -216°10’5’’ + 168°54’5’’ - 180° = -227°16’00’’ Koreksi = -227°16’00’’ + 360° = 132°44’00’’ 2. Mencari Absis dan Ordinat A.Mencari Absis (∆x = dn . Sin sudut azimut) ∆x1 = d1. Sin a awal = 18,64 Sin 132°44’00’’ = 13,691451 ∆x2 = d2.Sin ap1 . ap2 = 65,76 Sin 35°7’00’’ =37,827994
  • 26. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 26 ∆x3 = d3 . Sin ap2 . ap3 = 24,30 Sin -45°1’55’’ = -17,192272 ∆x4 = d3 . Sin ap3 . ap4 = 11,64 Sin -58°39’15’’ = -9,941060 ∆x5 = d5 . Sin ap4 . ap5 =42,19 Sin -88°9’55” = -42,168370 ∆x6 = d6. Sin ap5. ap6 = 59,64 Sin -216°10’5’’ = 32,196883 Fx = 17,414626 B. Mencari Koreksi Absis ∑fx = 17,414626 Kor δx1 = -D1 x fx ∑D = -18.64 x (17,414626) 222,17 = -1,461082 Kor δx2 = -D2 x fx ∑D = -65,76 x (17,414626) 222,17 = -5,154547
  • 27. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 27 Kor δx3 = -D3 x fx ∑D = -21,30 x (17,414626) 222,17 = -1,904740 Kor δx4 = -D4 x fx ∑D = -11,64 x (17,414626) 222,17 = -0,912392 Kor δx5 = -D5 x fx ∑D = -42,19 x (17,414626) 222,17 = -3,307030 Kor δx6 = -D6 x fx ∑D = -59,64 x (17,414626) 222,17 = -4,674835 ∑fy = -17,414626 C.Mencari Terkoreksi Absis Kor ∆x1 = ∆x1 + Kor δx1 = 13,691451 + (-1,461082) = 12,230369 Kor ∆x2 = ∆x2 + Kor δx2 = 37,827994 + (-5,154547) = 32,673447 Kor ∆x3 = ∆x3 + Kor δx3
  • 28. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 28 = (-17,192272) + (-1,904740) = -19,097012 Kor ∆x4 = ∆x4 + Kor δx4 = (-9,941060) + (-0,912392) = -10,853452 Kor ∆x5 = ∆x5 + Kor δx5 = (-42,168370) + (-3,307030) = -45,475400 Kor ∆x6 = ∆x6 + Kor δx6 = 35,196883 + (-4,674835) = 30,522048 ∑f∆x = 0 D. Mencari Ordinat (∆y = d . Cos a) ∆y1 = d1 . Cos (a awal) = 18,04 Cos (132°44’00’’) = -12,648863 ∆y2 = d2 , Cos (ap1 . ap2) = 65,76 . Cos (35°7’00’’) = 53,790523 ∆y3 = d3 . Cos (ap2 . ap3) = 24,30 . Cos (-45°1’55’’) = 17,173112 ∆y4 = d4 . Cos (ap3 . ap4) = 11,64 . Cos (-58°39’15’’) = 6,055156 ∆y5 = d5 . Cos (ap4 . ap5) = 42,19 . Cos (-88°9’55”) =1,350774 ∆y6 = d6 . Cos (ap5 . ap6)
  • 29. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 29 = 59,64 . Cos (-216°10’5’’) = -48,146744 ∑fy = 17,573958 E. Mencari koreksi Ordinat ∑fy = 17,573958 Kor δy1 = -D1 x fy ∑D = -18.64 x (17.573958) 222,17 = -1,474450 Kor δy2 = -D2 x fy ∑D = -65,76 x (17,573958) 222,17 = -5,201708 Kor δy3 = -D3 x fy ∑D = -24,30 x (17,573958) 222,17 = -1,922165 Kor δy4 = -D4 x fy ∑D = -11,64 x (17,573958) 222,17 = -0,920740 Kor δy5 = -D5 x fy ∑D = -42,19 x (17,573958) 222,17
  • 30. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 30 = -3,337288 Kor δy6 = -D6 x fy ∑D = -59,68 x (17,573958) 222,17 =-4,717607 ∑fδy = -17,573958 F. Mencari Terkoreksi Ordinat Kor ∆y1 = ∆y1 + Kor δy1 = -12,648863 + (-1,474450) = -14,123313 Kor ∆y2 = ∆y2 + Kor δy2 = 53,790523 + (-5,201708) = 48,588815 Kor ∆y3 = ∆y3 + Kor δy3 = 17,173112 + (-1,922165) =15,250947 Kor ∆y4 = ∆y4 + Kor δy4 = 6,055156 + (-0,920740) = 5,134416 Kor ∆y5 = ∆y5 + Kor δy5 = 1,350774 + (-3,337288) = -1,986514 Kor ∆y6 = ∆y6 + Kor δy6 = -48,146744 + (-4,717607) = -52,864351 ∑f∆y = 0
  • 31. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 31 3. Mencari Koordinat Deternitif A. Absis (X = pn + Kor ∆xn) P0 = 180 P1 = P0 + Kor ∆x1 =180 + 12,230369 = 192,230369 P2 = P1 + Kor ∆x2 = 192,230369 + 32,673447 = 224,903816 P3 = P2 + Kor ∆x3 = 224,903816 + (-19,097012) = 205,806804 P4 = P3 + Kor ∆x4 = 205,806804 + (-10,853452) = 194,953352 P5 = P4 + Kor ∆x5 = 194,953352 + (-45,475400) = 149,477952 P6 = P5 + Kor ∆6 = 149,477952 + 30,522048 = 180 B.Ordinat (Y=Pn + Kor ∆yn) P0 = 180 P1 = P0 + Kor ∆y1 = 180 + (-14,123313) = 165,876687 P2 = P1 + Kor ∆y2 = 165,876687 + 48,588815 = 214,465502 P3 = P2 + Kor ∆y3
  • 32. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 32 = 214,465502 + 15,250947 = 229,716449 P4 = P3 + Kor ∆y4 = 229,716449 + 5,134416 = 234,850865 P5 = P4 + Kor ∆y5 = 234,850865 + (-1,986514) = 232,864351 P6 = P5 + kor ∆y6 = 232,864351 + -52,864351 = 180
  • 33. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah TA. 2023/2024 33