Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat dan transformasi antara DGN-95 dan SRGI 2013. DGN-95 merupakan datum geodetik nasional 1995 yang digunakan di Indonesia, sedangkan SRGI 2013 merupakan sistem referensi geospasial Indonesia yang memperhitungkan perubahan koordinat terhadap waktu akibat pergerakan lempeng tektonik. Dokumen ini menjelaskan metode transformasi koordinat antara kedua datum tersebut menggunakan model Bursa-Wolf.
1. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak berdirinya Badan Informasi Geospasial (dulu BAKOSURTANAL) sejak
17 Oktober 1969, Indonesia telah menggunakan beberapa datum untuk kegiatan
survey dan pemetaan. Telah dikenal Datum Indonesia 1974 (ID 74). Selanjutnya
seiring dengan perkembangan teknologi GPS, pada tahun 1996 Bakosurtanal
mengeluarkan datum baru yaitu Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95) untuk
keperluan survey dan pemetaan. Walaupun telah mengalami beberapa
pemutakhiran, namun belum memperhitungkan adanya perubahan nilai-nilai
koordinat sebagai fungsi dari waktu pada titik kontrol geodesi, akibat dari
pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, sehingga perlu
didefinisikan system referensi geospasial atau datum geodesi yang baru yang lebih
sesuai untuk wilayah Indonesia. Untuk menggantikan Datum DGN 95, maka
dikeluarkanlah datum SRGI 2013 pada tahun 2013.
Perbedaan mendasar antara SRGI 2013 dan DGN 1995 yaitu, SRGI 2013
memperhitungkan perubahan koordinat terhadap fungsi waktu. SRGI 2013 terdiri
atas Sistem Referensi Geospasial Horizontal dan Sistem Referensi Geospasial
Vertikal. Perubahan pada datum di Indonesia meyebabkan pengguna harus
mengacu pada SRGI 2013, demikian halnya dalam dalam penggunaan bidang
positioning. Pengguna harus menambahkan model deformasi, untuk mendapatkan
koordinat pada epok yang diinginkan.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan laporan ini diantaranya :
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami transformasi dari Datum
DGN 95 ke datum SRGI 2013 dan sebaliknya.
Mahasiswa dapat melakukan transformasi koordinat dari Datum DGN
95 ke datum SRGI 2013 dan sebaliknya.
2. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN
2.1.1 DGN-95 (Datum Geodetik Nasional 1995)
DGN-95 adalah sistem koordinat Indonesia, dimana sistem koordinat ini
kompatibel dengan GPS yang berbasiskan World Geodetic Sistem 1984 (WGS-84),
DGN-95 merupakan datum geosentris. Pada tahun 1992, Indonesia turut bagian dalam
survey yang menghasilkan 60 stasiun GPS yang berklasifikasikan sebagai orde nol.
Jering orde nol tersebut adalah realisasi Datum Geodesi Nasional di Lapangan.
Selanjutnya pada tahun yang sama dan berikutnya dilakukan identifikasi jaring
dengan orde nol yang lebih rendah ke seluruh wilayah Indonesia dengan kerapatan 50
km. Jaringan tersebut disebut sebagai Jaring Kontrol Horisontal Nasional.
Gambar 1. Jaring Kontrol Horizontal Nasional yang dipakai untuk mendefinisikan DGN 1995
DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang bersifat statis, dimana
perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pergerakan lempeng
tektonik dan deformasi kerak bumi, tidak diperhitungkan. Perubahan nilai koordinat
terhadap waktu perlu diperhitungkan dalam mendefinisikan suatu sistem referensi
geospasial untuk wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia terletak
diantara pertemuan beberapa lempeng tektonik yang sangat dinamis dan aktif,
diantaranya lempeng Euroasia, Australia, Pacific dan Philipine. Wilayah Indonesia
yang terletak pada pertemuan beberapa lempeng inilah yang menyebabkan seluruh
objek-objek geospasial yang ada diatasnya termasuk titik-titik kontrol geodesi yang
3. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 3
membentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional, juga bergerak akibat pergerakan
lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi.
Spesifikasi DGN-95 :
Datum : Geosentris
Koordinat Geodesi : Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95)
Koordinat Grid/Peta : Universal Transvere Mercator (UTM)
Kerangka Referensi : ITRF
Elipsoid : WGS-84
Sumbu semi mayor (a) : 6.378.137,0 meter
Faktor Penggepengan (1/f) : 298,2572223563
2.1.2 SRGI (Sistem Referensi Geospasial Indonesia)
Sistem Referensi Geospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional yang
konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, yang secara spesifik
menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya mencakup
seluruh wilayah NKRI, termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat tersebut berubah
terhadap waktu. Dalam realisasinya sistem referensi geospasial ini dinyatakan dalam
bentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional dimana setiap titik kontrol geodesi akan
memiliki nilai koordinat yang teliti baik nilai koordinat horisontal, vertikal maupun
gaya berat.
SRGI 2013 akan mendefinisikan beberapa hal, yaitu:
1. Sistem Referensi Koordinat, yang mendefinisikan titik pusat sumbu koordinat,
skala dan orientasinya.
2. Kerangka Referensi Koordinat, sebagai realisasi dari sistem referensi
koordinat berupa Jaring Kontrol Geodesi Nasional;
3. Ellipsoid Referensi yang digunakan;
4. Perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pengaruh
pergerekan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi di Wilayah Indonesia;
5. Sistem Referensi Tinggi;
4. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 4
6. Garis pantai nasional yang akurat dan terkini, yang dipublikasi secara resmi;
7. Sistem dan layanan berbasis web untuk mengakses SRGI 2013.
Gambar 2. Jaring Kontrol Geodesi yang dipakai untuk mendefinisikan SRGI 2013
Secara praktis, perbedaan yang mendasar antara SRGI 2013 dengan DGN
1995 bisa dilihat dalam tabel dibawah ini.
5. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 5
2.2 Metode Perhitungan
2.2.1 Transformasi Konform Model Bursa-Wolf
Pada perhitungan transformasi datum dan koordinat ada beberapa metode
yang dapat digunakan salah satunya adalah menggunakan model transformasi
Bursa Wolf, yang menggunakan 7 parameter, yaitu : 3 rotasi, 3 translasi, dan faktor
skala. Model ini sering disebut juga sebagai model linear conformal in three
dimension atau three dimensional similarity transformation. Hal ini disebabkan
bahwa dalam model ini faktor skala pada semua arah adalah sama. Dalam model
ini bentuk jaringan dipertahankan, maka sudut tidak berubah, tetapi panjang
baseline dan posisi titik dapat berubah. Menggunakan model three dimensional
similarity transformation pada jaring kerangka yang besar mungkin dapat
mengubah skala lokal dan orientasi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan apakah
perubahan pada skala lokal dan orientasi ini memberikan pengaruh secara
signifikan atau tidak.
Rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut:
Dimana:
s = faktor skala
R = matriks orthogonal dari rotasi sistem XA ke XB
XA = adalah koordinat awal
t = vektor translasi
XB = koordinat baru
Matriks R :
XB = s. R. XA + t
6. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 6
2.2.2. Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian
Rumus Heinskenen dan Moritz
X = (N+H) Cos L Cos B
Y = (N+H) Cos L Sin B
Z = [N(1-e2) + H] Sin L
Dimana :
N = Jari-jari Normal = a/(1-e2 sin2 L)1/2
e = Eksentrisitas = (a2 – b2) / a2
a = sumbu panjang elipsoid
b = sumbu pendek elipsoid
2.2.3 Transformasi Koordinat Kartesian ke Koordinat Geodetik
B = arc tan (Y/X)
L = arc tan [(Z + b.e2 Sin3 ɵ) / (p – a.e2 Cos3 ɵ)]
H = ( p / Cos L ) – N
Dimana :
P = jari – jari lengkung parallel = (X2 – Y2 ) ½
ɵ = Lintang Reduksi = arc tan ( a.z / b.p )
7. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 7
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Flowchart
3.1.1 Mencari Parameter Transformasi DGN-95 ke SRGI 2013
3.1.2 Mencari Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi DGN-
95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
Selesai
Transformasi
Metode Bursa-Wolf
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi DGN-
95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
Selesai
Transformasi
Metode Bursa-Wolf
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi SRGI
2013 ke DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
Selesai
Transformasi
Metode Bursa-Wolf
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi SRGI
2013 ke DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
8. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 8
3.2 Data Titik Sekutu
Diketahui data titik sekutu dari Datum DGN-95 dan SRGI 2013 sebagai berikut :
Nama
Titik
DGN-95 (WGS84)
Lintang Bujur Tinggi
BSBY 7° 12' 39.7519" S 112° 43' 25.0382" E 32.853
D.519 2° 30' 47.3821" S 121° 20' 21.7581" E 487.366
N.0001 6° 29' 27.7958" S 106° 50' 56.0750" E 158.167
N.0004 7° 4' 7.0558" S 110° 28' 55.8682" E 80.662
N.1013 5° 33' 29.2274" N 95° 19' 38.3893" E -32.751
N.1085 1° 38' 23.0332" S 103° 38' 41.3836" E 37.672
N.2007 0° 8' 46.9620" S 109° 24' 36.2377" E 34.342
N.3001 8° 49' 5.1791" S 115° 8' 44.3469" E 234.245
N.6007 0° 52' 30.6371" S 131° 15' 12.8628" E 141.329
WINA 1° 26' 36.3078" N 124° 50' 20.5215" E 197.281
Nama Titik
SRGI 2013 (WGS84)
Lintang Bujur Tinggi
BSBY 7° 12' 39.7535" S 112° 43' 25.0481" E 32.546
D.519 2° 30' 47.3833" S 121° 20' 21.7606" E 487.456
N.0001 6° 29' 27.7981" S 106° 50' 56.0837" E 158.118
N.0004 7° 4' 7.0527" S 110° 28' 55.8583" E 81.515
N.1013 5° 33' 29.2638" S 95° 19' 38.4472" E -32.824
N.1085 1° 38' 23.0364" S 103° 38' 41.3975" E 37.273
N.2007 0° 8' 46.9648" S 109° 24' 36.2468" E 34.5
N.3001 8° 49' 5.1806" S 115° 8' 44.3599" E 234.516
N.6007 0° 52' 30.6222" S 131° 15' 12.8427" E 141.246
WINA 1° 26' 36.3072" S 124° 50' 20.5266" E 197.279
GDN-95 : ITRF2000 epoch.1998
SRGI 2013 : ITRF2008 epoch.2012
Data tersebut masih berupa koordinat geodetic, sehingga harus ditransformasikan
dulu ke koordinat Kartesian.
10. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 10
BAB IV
HASIL
4.1 Hasil Perhitungan Parameter Transformasi
4.1.1 Parameter Transformasi DGN95 ke SRGI 2013
Perhitungan Parameter Transformasi Menggunakan Metode Bursa-Wolf
dengan rumus matriks sebagai berikut :
X = (At.A)-1 At.F
Matriks A = 1 0 0 x y -z 0
0 1 0 y -x 0 z
0 0 1 z 0 x -y
= *Lampiran
Matriks F = X – x
Y – y
Z – z
=
0.147999999579042
0.433000000193715
-0.253800000064075
0.108000000007451
-0.0279999999329448
-0.225000000034925
0.334000000031665
0.20299999974668
-0.415600000065751
0.0370000000111759
-0.966000000014901
0.461899999994785
1.70670000009704
0.889999999664724
-6.66970000008587
0.320000000065193
0.504999999888241
-0.577799999999115
0.317000000271946
-0.0540000004693866
11. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 11
-0.516599999999016
0.455000000074506
-0.0350000001490116
-0.314899999997579
-0.492999999783933
-0.379999999888241
2.74700000000303
0.129999999888241
0.0890000006183982
0.110600000014529
Matriks X =
1.24544925418235 = ΔX
-0.750887927463275 = ΔY
-7.58381600931068 = ΔZ
2.60979759175983e-007 = Δλ
-1.98646234901907e-007 = κ
-1.81504290190369e-006 = ɵ
-4.24265640095452e-007 = w
4.1.2 Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95
Matriks A = 1 0 0 x y -z 0
0 1 0 y -x 0 z
0 0 1 z 0 x -y
= *Lampiran
Matriks F = X – x
Y – y
Z – z
=
0.147999999579042
0.433000000193715
-0.253800000064075
0.108000000007451
-0.0279999999329448
-0.225000000034925
0.334000000031665
0.20299999974668
-0.415600000065751
0.0370000000111759
-0.966000000014901
0.461899999994785
13. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang bersifat statis, dimana
perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pergerakan
lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, tidak diperhitungkan
2. Sistem Referensi Geospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional
yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, yang secara
spesifik menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya
mencakup seluruh wilayah NKRI, termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat
tersebut berubah terhadap waktu.
3. Pada transformasi kali ini, bertujuan untuk mencari parameter transformasi
DGN95 ke SRGI 2013 dan sebaliknya
4. Parameter transformasi SRGI 2013 ke DGN95, sebagai berikut :
ΔX = 1.24544925418235
ΔY = -0.750887927463275
ΔZ = -7.58381600931068
Δλ = 2.60979759175983e-007
Κ = -1.98646234901907e-007
ɵ = -1.81504290190369e-006
W = -4.24265640095452e-007
5. Parameter transformasi DGN95 ke SRGI 2013 sebagai berikut :
ΔX = -1.24544961626183
ΔY = 0.750916311105492
ΔZ = 7.58381077701469
Δλ = -2.60983771856784e-007
Κ = 1.98644329661149e-007
ɵ = 1.81504179619737e-006
W = 4.24264995438205e-007
14. DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 14
DAFTAR PUSTAKA
Ramdani,Dadan.17 September 2011. http://blogs.itb.ac.id/dadanramdani/ 2011/09/
17/referensi-geodesi/ diakses pada 27 November 2014
BIG, http://srgi.big.go.id/srgi/?p=77 diakses pada 27 November 2014
BIG, http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/srgi-tunggal-untuk-one-map-
policy diakses pada 27 November 2014