Tambang terbuka adalah metode penambangan di mana pekerja berhubungan langsung dengan udara luar untuk menggali mineral seperti batubara yang berada dekat permukaan tanah. Metode ini memberikan hasil tambang lebih besar dengan biaya rendah dibanding tambang bawah tanah. Survey dan pemetaan memainkan peran penting dalam menentukan lokasi tambang, perencanaan desain, dan monitoring lingkungan.
1. Tambang Terbuka
Penambangan dengan metode tambang
terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan
galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan
sebagainya di mana para pekerja berhubungan
langsung dengan udara luar.dan iklim. Tambang
terbuka (open pit mining) juga disebut dengan open
cut mining; adalah metoda penambangan yang
dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada
pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan
permukaan.
Tambang terbuka juga disebut tambang
permukaan hanya memiliki nilai ekonomis apabila
lapisan bahan tambang berada dekat dengan
permukaan tanah. Metode tambang terbuka
memberikan proporsi endapan yang lebih banyak
daripada tambang bawah tanah karena seluruh
lapisan bahan tambang dapat dieksploitasi kurang
lebih 90% yang dapat diambil. Metode ini cocok
dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal
yang memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos
rendah.
Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk penentuan pemilihan apakah suatu
cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan
metoda tambang terbuka atau tambang dalam yaitu
dengan membandingkan besarnya nilai tanah
penutup (waste) yang harus digali dengan volume
atau tonase batubara yang dapat ditambang.
Perbandingan ini dikenal dengan istilah “stripping
ratio”. Apabila nilai perbandingan ini (stripping
ratio) masih dalam batas-batas keuntungan, maka
metoda tambang terbuka dianggap masih ekonomis.
Secara garis besar tahapan kegiatan
penambangan pada tambang terbuka adalah sebagai
berikut :
a) Pembabatan dan pembersihan lahan (land
clearing).
b) Pengupasan tanah penutup (stripping).
c) Penambangan atau penggalian bahan galian
(mining).
Peran Survey dan Pemetaan di Kawasan
Tambang
Secara umum, peran ilmu geodesi di bidang
tambang ialah :
1. Pada kegiatan eksplorasi, menentuan titik
lokasi pengeboran dan study outcrop.
2. Pembuatan model cadangan bahan tambang.
3. Pembuatan design tambang untuk
merencanakan bentuk tambang, rencana
jalan, jumlah bench yang di perlukan, sudut
kemiringan design tambang agar tidak terjadi
longsoran, serta kapasitas tanah penutup
(overburden & interburden).
4. Pengukuran topografi original atau topografi
progress tambang.
5. Kegiatan survey dalam mendukung kegiatan
Peledakan- Blasting- (pengukuran space-
boder dan depth).
6. Menunjuk atau menentukan arah dan batas-
batas yang akan digali sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
7. Survey data processing untuk pengolahan.
8. Perhitungan volume, perhitungan cadangan,
desain jalan.
9. Menghitung kapasitas alat untuk menghitung
target bulanan
Gambar 1. Desain Tambang
2. Gambar 2.Perhitungan Volume Stockpile
Beberapa pengaplikasian bidang ilmu geodesi di
dunia pertambangan ialah :
Penginderaan Jauh
Teknologi Penginderaan Jauh (Remote
Sensing), telah merubah paradigma visualisasi
permukaan bumi kita dari impian menjadi kenyataan,
dari fiksi ilmiah menjadi bukti ilmiah. Lompatan
teknologinya telah menghasilkan manfaat yang
sangat berguna bagi banyak bidang yang berkaitan
dengan manajemen pemanfaatan bumi dan
permukaannya.
Produk teknologi penginderaan jauh yang
sangat luar biasa adalah berupa citra satelit dengan
resolusi spasial yang tinggi, memberikan visual
permukaan bumi sangat detail. Citra Satelit
merupakan suatu gambaran permukaan bumi yang
direkam oleh sensor (kamera) pada satelit
pengideraan jauh yang mengorbit bumi, dalam
bentuk image (gambar) secara digital.
Pemanfaatan citra satelit saat ini sudah sangat
luas jangkauannya, terutama dalam hal yang
berkaitan dengan ruang spasial permukaan bumi,
mulai dari bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan,
Kependudukan, Transportasi sampai pada bidang
Pertahanan (militer). Di Indonesia penerapan
teknologi penginderaan jauh ini telah dilakukan
masih pada sebagian besar untuk keperluan
inventarisasi potensi sumber daya alam dan
lingkungan hidup, namun intensitasnya masih sangat
sedikit dan belum merata di seluruh wilayah.
Teknologi Penginderaan Jauh yang
dikembangkan oleh Digitalglobe sejak tahun 1993,
telah menghasilkan generasi terbaru berupa citra
satelit WorldView-2 yang memiliki kualitas resolusi
yang semakin canggih dan cakupan spektrum yang
semakin lengkap, sehingga sangat bermanfaat bagi
analisis permukaan bumi dengan sangat detail.
Gambar 3. Teknologi Penginderaan Jauh
Pemanfaatan Penginderaan Jauh di Bidang
Pertambangan
a. Inventarisasi potensi pertambangan
b. Pemetaan situasi tutupan lahan
pertambangan yang akan di buka
c. Perencanaan site plan lokasi pertambangan
d. Inventarisasi lokasi pertambangan liar dan
PETI
e. Monitoring perubahan lahan akibat kegiatan
pertambangan terbuka
f. Monitoring kegiatan rehabilitasi lahan.
g. Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi
pembangkit listrik tenaga mikrohidro
Gambar 4. Pemetaan Kawasan Tambang Terbuka
3. Gambar 5. Perencanaan dan Penyusunan Strategi
Ekplorasi dan Pengelolaan aset
Gambar 6.Monitoring Kondisi Lingkungan
GPS
Sistem GPS atau terkenal juga dengan
NAVSTAR GPS adalah sistem navigasi dan
penentuan posisi secara reseksi menggunakan satelit
dengan gelombang radio, akurasi yang cukup tinggi
dari beberapa mm sampai beberapa meter. Metode
penentuan posisi yang digunakan adalah :
a. Static
Titik-titik yang akan ditentukan posisinya
tidak bergerak. Bisa absolute ataupun differensial.
Keandalan dan ketelitin posisi yang diperoleh
umumnya tinggi. Aplikasinya adalah untuk
penentuan titik kontrol survey pemetaan dan survey
geodetik
b. Absolute
Pada metode ini disebut juga point positioning.
Posisi diberikan dalam sistem WGS-84, relatif
terhadap pusat massa bumi. Pengukurnnya hanya
menggunakan satu receiver, dengan pengukuran
jarak secara simultan ke beberapa satelit (reseksi).
Titik yang ditentukan posisinya bisa diam atau
bergerak
c. Differential
Metode differential disebut juga dengan
pengukuran posisi relatif yaitu menentukan posisi
suatu titik relatif terhadap titik lain yang telah
diketahui koordinatnya. Pada pengukuran ini
diperlukan minimal 2 receiver. Pada metode ini
proses differencing bisa menghilangkan atau
mengurangi efek dari beberapa kesalahan dan bias,
sehingga meningkatkan akurasi posisi
Pemanfaatan GPS di Bidang Pertambangan
1. Penentuan titik-titik kontrol survei dan
pemetaan
Pembuatan jarring kontrol horizontal dengan
metode GPS dibuat dengan metode
pengukuran GPS Statik. Karena titik control
yang akan dibuat bersifat tetap sehingga
ketelitian posisi yang diperoleh dengan
metode pengukuran GPS Statik lebih teliti.
Gambar 7. Jaring Kontrol Horizontaldengan
Metode GPS
2. Membantu proses pemotretan udara
3. Penentuan dan rekonstruksi batas
kawasan, serta luasnya.
4. Penentu dan rekonstruksi trase jalan,
aliran sungai, dll.
5. Penentuan kemiringan lereng
6. Penentuan posisi dan rekonstruksi lokasi
pengambilan sampel tanah, sumur bor,
dll