SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
PANDUAN SURVEI TOPOGRAFI
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Faisal Widodo Bancin
bancin_faisal@ymail.com
Penulis :
Seri - 1
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Outline
PRAKATA
DEFINISI SURVEI TOPOGRAFI (Seri-1)
TAHAPAN SURVEI TOPOGRAFI (Seri-1)
BAGIAN-BAGIAN SURVEI TOPOGRAFI (Seri-2)
STATISTIKA DAN KOMPUTASI GEODETIK (Seri-3)
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Prakata
File ini dibuat hanya sebagai panduan kasar dalam memahami
survei topografi, namun secara garis besar masih bisa digunakan
sebagai acuan, terutama untuk mahasiswa yang akan melakukan
ujian komprehensif atau bagi lulusan baru yang pertama kali
melakukan survei di luar kegiatan perkuliahan.
Pada file ini mungkin akan terdapat beberapa istilah yang akan
membingungkan pembaca bila sebelumnya tidak familiar dengan
topik yang dimaksud.
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Definisi Survei Topografi
Survei topografi atau lebih dikenal dengan pemetaan terestrial
memiliki ketentuan yaitu bidang referensi ukurannya adalah bidang
datar. Selain itu, dalam survei jenis ini, jarak titik terjauh yang
diukur harus kurang dari 55 km, dimana pengaruh kelengkungan
bumi bisa diabaikan. Secara umum, area survei jenis ini pasti lebih
kecil dibandingkan area survei jenis lain (dikarenakan faktor biaya
dan kecepatan survei). Survei ini terdiri atas penentuan posisi
horizontal, pengukuran posisi vertikal dan pemetaan situasi.
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Tahapan Survei
Tahapan survei dijelaskan sebagai berikut.
Pra-survei. Pra-survei dimaksudkan untuk melakukan survei
pendahuluan daerah yang akan diukur. Hal yang biasa dilakukan
adalah menentukan apakah ada/tidaknya peta skala kecil daerah
tersebut, ada tidaknya BM terdekat yang bisa dijadikan referensi
untuk pembentukan kerangka koordinat dan menentukan posisi
titik-titik yang akan dijadikan titik ukuran dalam survei itu
sendiri (pematokan kerangka koordinat lokal).
Catatan : Pematokan di atas tidak sama dengan proses staking
out. Staking out adalah memindahkan koordinat titik di peta ke
lapangan, sementara pematokan yang dimaksud di atas
berfungsi sebagai titik yang akan diukur (belum diketahui
koordinatnya).
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
 Bila ada peta skala kecil daerah tersebut, maka posisi titik patok bisa
disketsa langsung di peta tersebut untuk mengira-ngira bentuk geometri
daerah ukuran. Bila ternyata tidak ada, maka disinilah peran penting survei
pendahuluan, yaitu untuk mengecek lokasi survei dan langsung melakukan
pematokan kerangka koordinat.
 Bila ditemukan BM yang dekat dengan lokasi pengukuran, maka BM
tersebut dijadikan acuan untuk penentuan geometri daerah survei. Bila
ternyata tidak ada, maka harus dilakukan pengamatan GPS di salah satu
patok (bisa dilakukan sebelum, bersamaan atau sesudah survei) dan
diikatkan ke koordinat titik kerangka referensi tertentu (misalnya, kerangka
referensi yang dikeluarkan oleh BIG).
 Bila dilakukan sebelum survei, maka koordinat survei akan langsung diikatkan pada
sistem koordinat tertentu.
 Bila dilakukan bersamaan atau sesudah survei, maka pada saat survei, koordinat
survei masih ada pada sistem koordinat lokal.
Ketentuan Pra-Survei
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Kerangka referensi
Daerah survei
Titik-titik patok yang akan diukur
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
 Setelah pra-survei dilakukan, maka selanjutnya dilakukan survei.
Survei topografi sendiri dibagi menjadi 3 bagian besar, penentuan
posisi horizontal, penentuan posisi vertikal dan pengukuran detil
(pemetaan situasi).
• Penentuan posisi horizontal bertujuan untuk mendapatkan koordinat
horizontal (x,y) dari titik-titik patok. Metode yang paling sering
digunakan adalah metode poligon (untuk alasan koreksi ukuran dan
geometrik secara statistik).
• Penentuan posisi vertikal bertujuan untuk mendapatkan koordinat
vertikal (z) dari titik-titik patok. Metode yang paling sering digunakan
adalah metode sipat datar (secara matematis, lebih teliti dibanding
metode lainnya)
• Pengukuran detil dilakukan untuk mendapatkan koordinat (x,y,z) titik
yang bukan patok. Biasanya dilakukan untuk mendapatkan kontur.
Selang kontur biasanya menyesuaikan dengan skala peta yang
diinginkan. Metode yang biasanya digunakan adalah tachymetry.
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
 Tidak ada ketentuan urutan dalam melakukan pengukuran. Ketiganya bisa
dilakukan berurutan atau bersamaan (bila jumlah surveyor dan alat
mencukupi).
 Pada setiap bagian pengukuran, sangat penting untuk melakukan
pengecekan alat ukur.
Pada penentuan posisi horizontal dan pemetaan situasi, alat yang
digunakan biasanya adalah Total Station (pada praktiknya, total
station juga sebenarnya bisa digunakan untuk penentuan posisi
vertikal). Koreksi dilakukan dengan melakukan pengecekan salah
indeks dan salah kolimasi.
Pada penentuan posisi vertikal, alat yang digunakan biasanya adalah
autolevel (waterpass). Koreksi dilakukan dengan melakukan
pengecekan besar koreksi garis bidik.
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
 Setelah survei dilakukan, maka selanjutnya adalah pasca-survei.
Pada bagian inilah data ukuran diperiksa secara statistik. Umumnya,
yang menjadi acuan pemeriksaan adalah salah penutup tiap kring/loop
poligon. Besar salah penutup kring tersebut akan “dibagi-bagi” pada
masing masing ukuran (jarak, sudut dan tinggi), bergantung pada
bobot yang diberikan (pada bagian inilah statistika geodesi berperan
penting), biasanya dengan cara kuadrat terkecil/least squares.
Setelah data ukuran “dianggap” benar, maka selanjutnya dilakukan
penggambaran peta, bisa secara manual maupun dengan bantuan
perangkat lunak (AutoCAD, Surfer dsb).
Catatan : bagian penggambaran biasanya dilakukan oleh drafter, namun
tidak jarang seorang surveyor atau geodet yang melakukan
penggambaran.
Skala peta bisa saja berbeda dengan skala survei, dengan catatan skala
survei harus lebih besar dibanding skala peta.

More Related Content

What's hot

Pengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurPengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurNik M Farid
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaandrestajumena1
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixKamalFarobi
 
Andrew hidayat aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...
Andrew hidayat  aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...Andrew hidayat  aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...
Andrew hidayat aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...Andrew Hidayat
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangUVRI - UKDM
 
Data spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manadoData spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manadoAbhy Taridala
 
01 introduction gis (pens-its)
01   introduction gis (pens-its)01   introduction gis (pens-its)
01 introduction gis (pens-its)Syarif Fudin
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationRetno Pratiwi
 
Materi pelatihan gis
Materi pelatihan gisMateri pelatihan gis
Materi pelatihan gisabiko79
 
Pemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digital
Pemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digitalPemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digital
Pemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digitalMuhammad Yusuf
 
Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )
Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )
Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )PanjiMuhammad3
 
02_Peta Topografi dan Tematik
02_Peta Topografi dan Tematik02_Peta Topografi dan Tematik
02_Peta Topografi dan TematikHamida ID
 

What's hot (20)

Pengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukurPengenalan ilmu ukur
Pengenalan ilmu ukur
 
Gis Bab1
Gis Bab1Gis Bab1
Gis Bab1
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
SOP Fotogram
SOP FotogramSOP Fotogram
SOP Fotogram
 
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fix
 
Andrew hidayat aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...
Andrew hidayat  aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...Andrew hidayat  aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...
Andrew hidayat aplikasi penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan de...
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
 
Data spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manadoData spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manado
 
01 introduction gis (pens-its)
01   introduction gis (pens-its)01   introduction gis (pens-its)
01 introduction gis (pens-its)
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
 
PROSES SIG
PROSES SIGPROSES SIG
PROSES SIG
 
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsatLaporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
 
Materi pelatihan gis
Materi pelatihan gisMateri pelatihan gis
Materi pelatihan gis
 
Makalah dtm
Makalah dtmMakalah dtm
Makalah dtm
 
Pemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digital
Pemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digitalPemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digital
Pemanfaatan foto udara format kecil untuk ekstraksi digital
 
Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )
Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )
Konsep Sistem Informasi Geografis ( SIG )
 
gTugas iutk
gTugas iutkgTugas iutk
gTugas iutk
 
Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi GeografiSistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi
 
02_Peta Topografi dan Tematik
02_Peta Topografi dan Tematik02_Peta Topografi dan Tematik
02_Peta Topografi dan Tematik
 

Similar to PANDUAN SURVEI TOPOGRAFI

Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxKelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxAltaEiSultan
 
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolErwangga1
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...Dasapta Erwin Irawan
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiIndahPasaribu1
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaanMakalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaanBondan the Planter of Palm Oil
 
Teknik navigasi darat
Teknik navigasi daratTeknik navigasi darat
Teknik navigasi daratarifbogor
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxYudantoEkoPrabowo
 
Pert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdf
Pert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdfPert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdf
Pert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdfVolltZ
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke IISistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke IIAmos Pangkatana
 

Similar to PANDUAN SURVEI TOPOGRAFI (20)

Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docxKelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
Kelompok 6 Ilmu Ukur Tanah.docx
 
REVISI LAPORAN ASSYFA.docx
REVISI LAPORAN ASSYFA.docxREVISI LAPORAN ASSYFA.docx
REVISI LAPORAN ASSYFA.docx
 
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
Bab i jalan raya
Bab i jalan rayaBab i jalan raya
Bab i jalan raya
 
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
MODEL KESESUAIAN POLA RUANG BERBASIS GEOLOGI TERINTEGRASI SOSIOEKONOMI DI KAW...
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologi
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
 
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaanMakalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
Makalah_41 Supervised unsupervised kartografi dan pemetaan
 
Teknik navigasi darat
Teknik navigasi daratTeknik navigasi darat
Teknik navigasi darat
 
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptxSURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
SURVEY PEMETAAN UNTUK PERENCANAAN JALAN RAYA.pptx
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Pert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdf
Pert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdfPert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdf
Pert 1 KD 3.2 Dasar-Dasar Pemetaan, PJ dan SIG.pdf
 
Ppt ts sig 2
Ppt ts sig 2Ppt ts sig 2
Ppt ts sig 2
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Metode peta
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
Distribusi kecepatan
Distribusi kecepatanDistribusi kecepatan
Distribusi kecepatan
 
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke IISistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan Pertemuan Ke II
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 

PANDUAN SURVEI TOPOGRAFI

  • 1. PANDUAN SURVEI TOPOGRAFI PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Faisal Widodo Bancin bancin_faisal@ymail.com Penulis : Seri - 1
  • 2. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Outline PRAKATA DEFINISI SURVEI TOPOGRAFI (Seri-1) TAHAPAN SURVEI TOPOGRAFI (Seri-1) BAGIAN-BAGIAN SURVEI TOPOGRAFI (Seri-2) STATISTIKA DAN KOMPUTASI GEODETIK (Seri-3)
  • 3. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Prakata File ini dibuat hanya sebagai panduan kasar dalam memahami survei topografi, namun secara garis besar masih bisa digunakan sebagai acuan, terutama untuk mahasiswa yang akan melakukan ujian komprehensif atau bagi lulusan baru yang pertama kali melakukan survei di luar kegiatan perkuliahan. Pada file ini mungkin akan terdapat beberapa istilah yang akan membingungkan pembaca bila sebelumnya tidak familiar dengan topik yang dimaksud.
  • 4. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Definisi Survei Topografi Survei topografi atau lebih dikenal dengan pemetaan terestrial memiliki ketentuan yaitu bidang referensi ukurannya adalah bidang datar. Selain itu, dalam survei jenis ini, jarak titik terjauh yang diukur harus kurang dari 55 km, dimana pengaruh kelengkungan bumi bisa diabaikan. Secara umum, area survei jenis ini pasti lebih kecil dibandingkan area survei jenis lain (dikarenakan faktor biaya dan kecepatan survei). Survei ini terdiri atas penentuan posisi horizontal, pengukuran posisi vertikal dan pemetaan situasi.
  • 5. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Tahapan Survei Tahapan survei dijelaskan sebagai berikut. Pra-survei. Pra-survei dimaksudkan untuk melakukan survei pendahuluan daerah yang akan diukur. Hal yang biasa dilakukan adalah menentukan apakah ada/tidaknya peta skala kecil daerah tersebut, ada tidaknya BM terdekat yang bisa dijadikan referensi untuk pembentukan kerangka koordinat dan menentukan posisi titik-titik yang akan dijadikan titik ukuran dalam survei itu sendiri (pematokan kerangka koordinat lokal). Catatan : Pematokan di atas tidak sama dengan proses staking out. Staking out adalah memindahkan koordinat titik di peta ke lapangan, sementara pematokan yang dimaksud di atas berfungsi sebagai titik yang akan diukur (belum diketahui koordinatnya).
  • 6. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG  Bila ada peta skala kecil daerah tersebut, maka posisi titik patok bisa disketsa langsung di peta tersebut untuk mengira-ngira bentuk geometri daerah ukuran. Bila ternyata tidak ada, maka disinilah peran penting survei pendahuluan, yaitu untuk mengecek lokasi survei dan langsung melakukan pematokan kerangka koordinat.  Bila ditemukan BM yang dekat dengan lokasi pengukuran, maka BM tersebut dijadikan acuan untuk penentuan geometri daerah survei. Bila ternyata tidak ada, maka harus dilakukan pengamatan GPS di salah satu patok (bisa dilakukan sebelum, bersamaan atau sesudah survei) dan diikatkan ke koordinat titik kerangka referensi tertentu (misalnya, kerangka referensi yang dikeluarkan oleh BIG).  Bila dilakukan sebelum survei, maka koordinat survei akan langsung diikatkan pada sistem koordinat tertentu.  Bila dilakukan bersamaan atau sesudah survei, maka pada saat survei, koordinat survei masih ada pada sistem koordinat lokal. Ketentuan Pra-Survei
  • 7. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Kerangka referensi Daerah survei Titik-titik patok yang akan diukur
  • 8. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG  Setelah pra-survei dilakukan, maka selanjutnya dilakukan survei. Survei topografi sendiri dibagi menjadi 3 bagian besar, penentuan posisi horizontal, penentuan posisi vertikal dan pengukuran detil (pemetaan situasi). • Penentuan posisi horizontal bertujuan untuk mendapatkan koordinat horizontal (x,y) dari titik-titik patok. Metode yang paling sering digunakan adalah metode poligon (untuk alasan koreksi ukuran dan geometrik secara statistik). • Penentuan posisi vertikal bertujuan untuk mendapatkan koordinat vertikal (z) dari titik-titik patok. Metode yang paling sering digunakan adalah metode sipat datar (secara matematis, lebih teliti dibanding metode lainnya) • Pengukuran detil dilakukan untuk mendapatkan koordinat (x,y,z) titik yang bukan patok. Biasanya dilakukan untuk mendapatkan kontur. Selang kontur biasanya menyesuaikan dengan skala peta yang diinginkan. Metode yang biasanya digunakan adalah tachymetry.
  • 9. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG  Tidak ada ketentuan urutan dalam melakukan pengukuran. Ketiganya bisa dilakukan berurutan atau bersamaan (bila jumlah surveyor dan alat mencukupi).  Pada setiap bagian pengukuran, sangat penting untuk melakukan pengecekan alat ukur. Pada penentuan posisi horizontal dan pemetaan situasi, alat yang digunakan biasanya adalah Total Station (pada praktiknya, total station juga sebenarnya bisa digunakan untuk penentuan posisi vertikal). Koreksi dilakukan dengan melakukan pengecekan salah indeks dan salah kolimasi. Pada penentuan posisi vertikal, alat yang digunakan biasanya adalah autolevel (waterpass). Koreksi dilakukan dengan melakukan pengecekan besar koreksi garis bidik.
  • 10. PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG  Setelah survei dilakukan, maka selanjutnya adalah pasca-survei. Pada bagian inilah data ukuran diperiksa secara statistik. Umumnya, yang menjadi acuan pemeriksaan adalah salah penutup tiap kring/loop poligon. Besar salah penutup kring tersebut akan “dibagi-bagi” pada masing masing ukuran (jarak, sudut dan tinggi), bergantung pada bobot yang diberikan (pada bagian inilah statistika geodesi berperan penting), biasanya dengan cara kuadrat terkecil/least squares. Setelah data ukuran “dianggap” benar, maka selanjutnya dilakukan penggambaran peta, bisa secara manual maupun dengan bantuan perangkat lunak (AutoCAD, Surfer dsb). Catatan : bagian penggambaran biasanya dilakukan oleh drafter, namun tidak jarang seorang surveyor atau geodet yang melakukan penggambaran. Skala peta bisa saja berbeda dengan skala survei, dengan catatan skala survei harus lebih besar dibanding skala peta.