BAB VI

PENERAPAN DIFFERENSIASI
6.1 Persamaan garis singgung

Bentuk umum persamaan garis adalah y = mx + n, dimana
adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah
penggal garis. Sekarang perhatikan Gambar 6.1.
y

f(x + ∆x)
f(x)

0

∆
y

l1
l

f(x)

∆x=dx

x
x+∆x

dy

x

Gambar 6.1
adi dapat disimpulkan bahwa kemiringan garis yang
menyinggung titik (x,y) pada f(x) adalah

ka garis tersebut menyinggung titik P(x1,y1) maka
emiringannya adalah
Contoh 6.1
Tentukan persamaan garis yang menyinggung kurva
y = x2 + x -3 di titik P(2,3)
Penyelesaian

Kemiringan garis singgung yang menyinggung
titik P(2,3) adalah

Persamaan garis : y = mx + n.
Karena menyinggung titik P(2,3) maka 3 = 5(2) +
n → n = –7.
Jadi garis singgung yang menyinggung titik P(2,3)
adalah
y = 5x – 7
6.2 Persamaan garis normal

Garis normal adalah garis yang tegak lurus terhadap garis
singgung. Dari pembahasan terdahulu kita telah mengetahui
bahwa dua garis dikatakan saling tegak lurus jika perkalian
kemiringan garisnya sama dengan -1; atau dalam bentuk rum
dapat ditulis menjadi,

imana m 1 adalah kemiringan garis singgung dan m 2 adalah
emiringan garis normalnya.
Contoh
6.2
ntukan persamaan garis singgung dan garis normal di titik (
da kurva y = 3x2 – 2x + 5
Penyelesaian
Jadi,
Contoh 6.3

entukan persamaan garis singgung, garis normal dan
ik singgung pada t = 2
Penyelesaian

Titik singgung untuk t = 2 adalah (–2,12)
Persamaan garis singgung y = 12x + 36

3 Kelengkungan (Curvature)

esarnya kelengkungan suatu kurva di titik tertentu dipenga
eberapa cepatnya perubahan arah dari kurva di titik tersebu
Jika perubahan arah suatu kurva di titik tertentu
terjadi secara
berangsur-angsur perubahan arah kurva terjadi
maka harga kelengkungannya
Sebaliknya jika
besar. mendadak
secara
maka kelengkungannya kecil.
6.3.1 Jari-jari kelengkungan
y

0

C

θ

R

∆θ

R

P

∆S
θ

∆θ
+

Gambar
6.2

Q
x
ada Gambar 6.2 dapat dilihat bahwa garis normal CP
an CQ berpotongan di titik C. Panjang busur PQ = ∆s.

Jika jarak titik P dan titik Q sangan kecil, maka CP
= CQ = R
dan panjang busur ∆s → 0. Telah diketahui bahwa
panjang busur suatu lingkaran yang dibatasi oleh
Sehingga panjang busur,
sudut θ adalah Rθ.
θ

Perhatikan Gambar 6.3

∆s
∆y

Gambar
6.3
∆x

→
adi jari-jari kelengkungan di titik (x,y) adalah

edangkan jari-jari kelengkungan di titik (x 1 ,y 1 ) adalah
Contoh 6.4
Tentukan jari-jari kelengkungan dari hiperbola xy = 9
di titik (3,3)
Penyelesaian
5.3.2 Pusat kelengkungan ( Center of
Curvature )
Dari Gambar 6.4 didapat
y
k
0

h

C

θ

L

x1

R

θ

Gambar 6.4

P(x,y)

LC = R cos θ
LP = R sin θ
h = x1 – LP
k = y1 + LC

x

(6.7)
Contoh 6.5

ntukan pusat kelengkungan dari kurva pada contoh 6.4
Penyelesaian

Jadi pusat kelengkungan adalah
6.4 Nilai ekstrim

Misal terdapat suatu hasil pengukuran seperti yang situnjuk
pada Gambar 6.5.
Pengukuran tersebut dapat berupa pengukuran
temperatur, tekanan atau pertumbuhan suatu
jenis bakteri terhadap waktu atau pengukuran
lainnya.
Jika kita perhatikan Gambar 6.5, harga pengukuran
meningkat pada [x 0 ,x 1 ], menurun pada [x 1 ,x 2 ] dan
seterusnya hingga
konstan pada selang [x 6 , x 7 ]
Definisi 6.4.1

Misal suatu fungsi terdefinsi pada selang I. Jika x1 dan x2
adalah dua buah bilangan yang terletak pada selang I, maka
i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(x
ii) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(
iii) fungsi f konstan selang I jika f(x1) = f(x2) untuk setiap
Definisi 6.4.1

isal suatu fungsi terdefinsi pada selang I. Jika x1 dan x2
alah dua buah bilangan yang terletak pada selang I, maka :
i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan
f(x1) < f(x2)
i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan
f(x1) > f(x2)
i) fungsi f konstan selang I jika f(x1) = f(x2) untuk setiap
harga x1 dan x2
y

0

x5

x 0 =a
x1
x6 x7

Teorema 5.4.2

x2

Gambar 6.5

x3

x4

x

ka suatu f kontinu pada selang tertutup [a,b] maka f setidakdaknya mempunyai satu nilai maksimum dan minimum [a,b].
Contoh 6.6
Jika diketahui f(x) = x 2 + 5x + 6, tentukan nilai ekstrim
f untuk
selang-selang berikut a) [-2,0] ; b) (-3, 1) ; c) [-3,2)
; d) (-1,1]
Penyelesaian
y

a

Pada selang [-2,0]

• Maksimum

–2
•

=f(0)=6
Minimum = f(-2)
=0
Pada selang (-3,1)
Maksimum tidak ada
(tak kontinu pada x=3)
Minimum tidak ada
x (f tak kontinu pada x
–3
0
= 1)

b

y

0 1

x
y

c

–3

•

–2

0

y

d

x

c) Pada selang [-3,-2)

Maksimum =f(-3)=0

–1

•

1

x

0
d) Pada selang (-1,1]

Maksimum tidak ada
(f tak kontinu pada
x=-1)
Minimum = f(1) = 12
.4.1 Nilai Ekstrim Lokal

Istilah nilai ekstrim lokal sering digunakan apabila terdapa
suatu selang terbuka yang mengandung bilangan c sedemik
rupa sehingga f mempunyai nilai terbesar (maksimum) atau
terkecil (minimum). Setiap harga f yang mempunyai harga
maksimum atau minimum disebut ekstrim lokal.
Definisi 6.4.3

Jika c adlah bilangan yang terletak dalam daerah
definisi
(domain) fungsi, maka
i) f(c) adalah maksimum lokal f jika terdapat
suatu selang
terbuka (a,b) yang mengandung c sedemikian
rupa
sehingga f(x) ≤ f(c) untuk setiap x pada (a,b).
ii) f(c) adalah minimum lokal f jika terdapat
suatu selang
y

0

c

a

Maksimu
m
lokal

x

Minimum
lokal

Gambar
6.7

b

x1

x
rema 6.4.4
al c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (a,b)
tu fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik c
f’(c) = 0.

rema 6.4.5
al c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (a,b)
tu fungsi f dikatakan tidak mempunyai ekstrim lokal pada
k c jika f’(c) ada dan tidak sama dengan 0.

rema 6.4.6
al c adalah bilangan yang terletak pada selang tertutup [a,b]
tu fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik c
f’(c) = 0.

rema 6.4.7
c merupakan daerah definisi dan merupakan bilangan kriti
ka f’(c)= 0
Nilai Ekstrim Mutlak
Jika f(c) adalah nilai maksimum mutlak dari fungsi f, mak
kita dapat menyimpulkan bahwa titik (c, f(c)) merupakan
titik tertinggi pada garafik f. Sebaliknya f(c) adalah minim
mutlak dari fungsi f, maka titik (c,f(c)) merupakan titik
terendah pada grafik f. Nilai maksimum dan/atau minimu
sering disebut juga dengan nilai ekstrim fungsi f.

Teorema 6.4.8
Misal fungsi f terdefinisi pada suatu himpunan bilangan ril
Jika c terletak pada S, maka :
i) f(c) adalah nilai maksimum mutlak f jika f(x) ≤ f(c)
untuk setiap nilai x yang terletak dalam S.
ii) f(c) adalah nilai minimum mutlak f jika f(x) ≤ f(c)
untuk setiap nilai x yang terletak dalam S.
tunan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang
tinu pada selang tertutup [a,b]:
ntukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b)
entukan titik ujung
a) Jika fungsi f terletak pada selang tertutup [a,b] maka titik
ujungnya adalah a dan b.
b) Jika fungsi f terletak pada selang terbuka (a,b) maka f tid
mempunyai titik ujung.
c) Jika fungsi f terletak pada selang setengah terbuka (a,b]
maka titik ujungnya adalah b.
d) Jika fungsi f terletak pada selang setengah terbuka [a,b) m
titik ujungnya adalah a.
3. Hitung nilai f(c) untuk setiap bilangan kritis c yang
didapat dari
nomor 1 diatas.
4. Hitung harga f pada setiap titik ujung.
5. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah
nilai terbesar
dan terkecil yang dihitung ekstrim fungsi yang
tunan untuk medapatkan nilai-nilai pada nomor 3 fdan 4
diatas.
tinu pada selang terbuka (a,b):
Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).
itung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
ilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terbe
dan terkecil yang dihitung pada nomor 2 diatas.
ntunan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang
ntinu pada selang setengah terbuka [a,b) :
entukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).
Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
Hitung nilai f(a)
Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terb
dan terkecil yang dihitung pada nomor 2 dan 3 diatas.

ntunan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang
ntinu pada selang setengah terbuka (a,b] :
entukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).

Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
Hitung nilai f(b)
Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terb
dan terkecil yang dihitung pada nomor 2 dan 3 diatas.
ontoh 5.7
ka diketahui f(x) = 2x 3 – 3x 2 – 12x + 10, tentukan nilai
aksimum dan minimum f pada selang tertutup [ – 4,3]
enyelesaian:
enentukan bilangan kritis (lihat teorema 5.4.7)
f(x) = 2x 3 – 3x 2 – 12x + 10
f’(x) = 6x 2 – 6x – 12 = 0
6x 2 – 6x – 12 = 0 → 6(x 2 – x – 2) = 0 → 6(x–2)(x+1) = 0
x 1 = 2 ; x 2 = –1
f(x 1 ) = f(2) = 16 – 12 – 24 + 10 = –10
f(x 2 ) = f(–1) = –2 – 3 + 12 + 10 = 17
Titik ujung : – 4 dan 3
f(– 4) = – 64 – 48 + 48 + 10 = – 54
f(3) = 54 – 27 – 36 + 10 = 1
i : f(2) adalah minimum lokal
f(-1) adalah maksimum lokal dan maksimum mutlak
f(-4) adalah minimum mutlak
y

-4
-3
2 3

-2

17

-1

0

Gambar 6.8

1

x
5 Kecekungan dan kecembungan

ika terdapat sebuah persamaan lingkaran x2 + y2 = r2, mak
ersamaan tersebut dapat ditulis menjadi,
atau
y
Jika kita perhatikan Gambar 6.7 (a) maka akan
terlihat bahwa garis singgung yang menyinggung
kurva pada sembarang titik selalu berada pada bagian
atas kurva pada selang terbuka (–r,r).
Sedangkan pada Gambar 6.7 (b) garis singgung yang
menyinggung kurva selalu berada bagian bawah
kurva pada selang terbuka (–r,r).
Bentuk Gambar 6.7 (a) biasanya disebut cembung
keatas atau cekung kebawah dan Gambar 6.7 (b)
biasanya disebut cembung kebawah atau cekung
keatas.
Definisi 6.5.1

rva f dikatakan cembung ke bawah (cekung keatas) pada
ang (a,b) jika garis singgung yang menyinggung kurva pada
mbarang titik pada selang (a,b) selalu terletak pada bagian
wah kurva f.
Sebaliknya kurva f dikatakan cembung keatas
(cekung kebawah)
jika garis singgung yang menyinggung kurva pada
sembarang
Kurva f pada Gambar selalu terletak pada pada
titik pada selang (a,b) 6.10 cembung keatasbagian
selang (a,b)
atas kurva f.
dan cembung kebawah pada selang (b,c).
y

0

c

a

Definisi 6.5.2

cembung
keatas

cembung ke
bawah

b

Gambar 6.10

x

Jika pada selang (a,b) terdapat sembarang
bilangan ril xo dan harga turunan kedua f pada x
= xo atau f’’(xo) < 0 maka kurva f pada selang
tersebut cekung kebawah atau cembung keatas.
Jika pada selang (a,b) harga f’’(xo) > 0, maka
Definisi 6.5.3

Misal kurva f mempunyai persamaan y = f(x)
dan kontinu di titik x = xo. Jika f’’(xo) = 0 dan
disekitar x = xo berlaku f’’(x)>0 untuk x<xo
dan f’’(x) < 0 untuk x>xo atau berlaku f’’(x)<0
untuk x<xo dan f’’(x) > 0 untuk x>xo, maka
titik (xo,f(xo)) merupakan titik
belok dari
kurva tersebut.

ntoh 6.8
ntukan daerah cembung keatas dan cembung kebawah jika
etahui :
) = 6 – 5x + x2.
nyelesaian :
f(x) = 6 – 5x + x2 ; f’(x) = -5 + 2x ; f’’(x) = 2
rena f’’(x) > 0 untuk sembarang bilangan ril xo, maka kurva
embung kebawah.
ntoh 6.9
a diketahui persamaan f(x) = 2+x+3x2-x3, tentukan
erah pada kurva f yang merupakan daerah cembung
bawah, daerah cembung keatas dan titik belok dari kurva
ng dimaksud !
nyelesaian :
f(x) = 2+x+3x2-x3
f’(x) = 1 + 6x – 3x2
f’’(x) = 6 – 6x
erah cembung keatas : f’’(x) = 6 – 6x < 0 → x>1
erah cembung kebawah : f’’(x) = 6 – 6x > 0 → x<1
ik belok : f’’(x) = 6 – 6x = 0 → x=1
Kecepatan dan percepatan sesaat
6.6.1 Kecepatan
Sebelum kita membahas kecepatan dan percepatan
sesaat, kiranya k ita perlu mengetahui apa yang
dimaksud dengan kecepatan dan percepatan rata-ra
Kecepatan rata-rata
pada bidang datar didefini
sebagai

dimana s 2 dan s 1 adalah masing-masing posisi akhir
dan awal terhadap titik acuan. Sedangkan t 2 dan t 1
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai posis
akhir dan posisi awal.
Untuk selisih waktu ( ∆t) yang cukup besar, maka
persamaan 6.8
hanya dapat digunakan untuk menentukan kecepatan
rata-rata
saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung
Sebetulnya persamaan 6.8 dapat digunakan untuk
kecepatan untuk
menentukan kecepatan untuk suatu saat tertentu,
suatu saat tertentu.
dengan catatan ∆t sangat kecil atau dalam bentuk
rumus,

mana v adalah kecepatan sesaat dan ds/dt adalah turunan
rtama dari lintasan. Lintasan (s) adalah fungsi waktu atau
pat ditulis dalam bentuk s = s(t).
mana v 2 dan v 1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal
hadap titik acuan. Sedangkan t 2 dan t 1 adalah waktu yang
butuhkan untuk mencapai posisi akhir dan posisi awal.
Untuk selisih waktu ( ∆t) yang cukup besar, maka
persamaan 6.8
hanya
dapat
digunakan
untuk
menentukan
percepatan rata-rata
saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung
Sebetulnya persamaan 6.10 dapat digunakan untuk
percepatan untuk suatu saat tertentu.
menentukan percepatan untuk suatu saat tertentu,
dengan catatan ∆t sangat kecil atau dalam bentuk
rumus,

mana a adalah kecepatan sesaat dan dv/dt adalah turunan
ertama dari kecepatan.
ntoh 6.10

tasan sebuah partikel ditunjukkan oleh persamaan
3t 2 – 5t + 2, dimana t dalam detik dan s dalam satuan mete
tukan panjang lintasan, kecepatan dan percepatan pada saa
15 detik.
yelesaian
Untuk t = 15 detik
Didapat : s = 15(45 – 5) = 600 meter
v = 90 – 5 = 85 m/detik
a = 6 m/detik2
PENERAPAN DIFFERENSIASI

PENERAPAN DIFFERENSIASI

  • 1.
  • 2.
    6.1 Persamaan garissinggung Bentuk umum persamaan garis adalah y = mx + n, dimana adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah penggal garis. Sekarang perhatikan Gambar 6.1. y f(x + ∆x) f(x) 0 ∆ y l1 l f(x) ∆x=dx x x+∆x dy x Gambar 6.1
  • 3.
    adi dapat disimpulkanbahwa kemiringan garis yang menyinggung titik (x,y) pada f(x) adalah ka garis tersebut menyinggung titik P(x1,y1) maka emiringannya adalah
  • 4.
    Contoh 6.1 Tentukan persamaangaris yang menyinggung kurva y = x2 + x -3 di titik P(2,3) Penyelesaian Kemiringan garis singgung yang menyinggung titik P(2,3) adalah Persamaan garis : y = mx + n. Karena menyinggung titik P(2,3) maka 3 = 5(2) + n → n = –7. Jadi garis singgung yang menyinggung titik P(2,3) adalah y = 5x – 7
  • 5.
    6.2 Persamaan garisnormal Garis normal adalah garis yang tegak lurus terhadap garis singgung. Dari pembahasan terdahulu kita telah mengetahui bahwa dua garis dikatakan saling tegak lurus jika perkalian kemiringan garisnya sama dengan -1; atau dalam bentuk rum dapat ditulis menjadi, imana m 1 adalah kemiringan garis singgung dan m 2 adalah emiringan garis normalnya.
  • 6.
    Contoh 6.2 ntukan persamaan garissinggung dan garis normal di titik ( da kurva y = 3x2 – 2x + 5 Penyelesaian Jadi,
  • 7.
    Contoh 6.3 entukan persamaangaris singgung, garis normal dan ik singgung pada t = 2 Penyelesaian Titik singgung untuk t = 2 adalah (–2,12)
  • 8.
    Persamaan garis singgungy = 12x + 36 3 Kelengkungan (Curvature) esarnya kelengkungan suatu kurva di titik tertentu dipenga eberapa cepatnya perubahan arah dari kurva di titik tersebu Jika perubahan arah suatu kurva di titik tertentu terjadi secara berangsur-angsur perubahan arah kurva terjadi maka harga kelengkungannya Sebaliknya jika besar. mendadak secara maka kelengkungannya kecil.
  • 9.
  • 10.
    ada Gambar 6.2dapat dilihat bahwa garis normal CP an CQ berpotongan di titik C. Panjang busur PQ = ∆s. Jika jarak titik P dan titik Q sangan kecil, maka CP = CQ = R dan panjang busur ∆s → 0. Telah diketahui bahwa panjang busur suatu lingkaran yang dibatasi oleh Sehingga panjang busur, sudut θ adalah Rθ.
  • 11.
  • 12.
    adi jari-jari kelengkungandi titik (x,y) adalah edangkan jari-jari kelengkungan di titik (x 1 ,y 1 ) adalah
  • 13.
    Contoh 6.4 Tentukan jari-jarikelengkungan dari hiperbola xy = 9 di titik (3,3) Penyelesaian
  • 14.
    5.3.2 Pusat kelengkungan( Center of Curvature ) Dari Gambar 6.4 didapat y k 0 h C θ L x1 R θ Gambar 6.4 P(x,y) LC = R cos θ LP = R sin θ h = x1 – LP k = y1 + LC x (6.7)
  • 15.
    Contoh 6.5 ntukan pusatkelengkungan dari kurva pada contoh 6.4 Penyelesaian Jadi pusat kelengkungan adalah
  • 16.
    6.4 Nilai ekstrim Misalterdapat suatu hasil pengukuran seperti yang situnjuk pada Gambar 6.5. Pengukuran tersebut dapat berupa pengukuran temperatur, tekanan atau pertumbuhan suatu jenis bakteri terhadap waktu atau pengukuran lainnya. Jika kita perhatikan Gambar 6.5, harga pengukuran meningkat pada [x 0 ,x 1 ], menurun pada [x 1 ,x 2 ] dan seterusnya hingga konstan pada selang [x 6 , x 7 ] Definisi 6.4.1 Misal suatu fungsi terdefinsi pada selang I. Jika x1 dan x2 adalah dua buah bilangan yang terletak pada selang I, maka i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(x ii) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f( iii) fungsi f konstan selang I jika f(x1) = f(x2) untuk setiap
  • 17.
    Definisi 6.4.1 isal suatufungsi terdefinsi pada selang I. Jika x1 dan x2 alah dua buah bilangan yang terletak pada selang I, maka : i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(x1) < f(x2) i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(x1) > f(x2) i) fungsi f konstan selang I jika f(x1) = f(x2) untuk setiap harga x1 dan x2
  • 18.
    y 0 x5 x 0 =a x1 x6x7 Teorema 5.4.2 x2 Gambar 6.5 x3 x4 x ka suatu f kontinu pada selang tertutup [a,b] maka f setidakdaknya mempunyai satu nilai maksimum dan minimum [a,b].
  • 19.
    Contoh 6.6 Jika diketahuif(x) = x 2 + 5x + 6, tentukan nilai ekstrim f untuk selang-selang berikut a) [-2,0] ; b) (-3, 1) ; c) [-3,2) ; d) (-1,1] Penyelesaian y a Pada selang [-2,0] • Maksimum –2 • =f(0)=6 Minimum = f(-2) =0 Pada selang (-3,1) Maksimum tidak ada (tak kontinu pada x=3) Minimum tidak ada x (f tak kontinu pada x –3 0 = 1) b y 0 1 x
  • 20.
    y c –3 • –2 0 y d x c) Pada selang[-3,-2) Maksimum =f(-3)=0 –1 • 1 x 0 d) Pada selang (-1,1] Maksimum tidak ada (f tak kontinu pada x=-1) Minimum = f(1) = 12
  • 21.
    .4.1 Nilai EkstrimLokal Istilah nilai ekstrim lokal sering digunakan apabila terdapa suatu selang terbuka yang mengandung bilangan c sedemik rupa sehingga f mempunyai nilai terbesar (maksimum) atau terkecil (minimum). Setiap harga f yang mempunyai harga maksimum atau minimum disebut ekstrim lokal. Definisi 6.4.3 Jika c adlah bilangan yang terletak dalam daerah definisi (domain) fungsi, maka i) f(c) adalah maksimum lokal f jika terdapat suatu selang terbuka (a,b) yang mengandung c sedemikian rupa sehingga f(x) ≤ f(c) untuk setiap x pada (a,b). ii) f(c) adalah minimum lokal f jika terdapat suatu selang
  • 22.
  • 23.
    rema 6.4.4 al cadalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (a,b) tu fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik c f’(c) = 0. rema 6.4.5 al c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (a,b) tu fungsi f dikatakan tidak mempunyai ekstrim lokal pada k c jika f’(c) ada dan tidak sama dengan 0. rema 6.4.6 al c adalah bilangan yang terletak pada selang tertutup [a,b] tu fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik c f’(c) = 0. rema 6.4.7 c merupakan daerah definisi dan merupakan bilangan kriti ka f’(c)= 0
  • 24.
    Nilai Ekstrim Mutlak Jikaf(c) adalah nilai maksimum mutlak dari fungsi f, mak kita dapat menyimpulkan bahwa titik (c, f(c)) merupakan titik tertinggi pada garafik f. Sebaliknya f(c) adalah minim mutlak dari fungsi f, maka titik (c,f(c)) merupakan titik terendah pada grafik f. Nilai maksimum dan/atau minimu sering disebut juga dengan nilai ekstrim fungsi f. Teorema 6.4.8 Misal fungsi f terdefinisi pada suatu himpunan bilangan ril Jika c terletak pada S, maka : i) f(c) adalah nilai maksimum mutlak f jika f(x) ≤ f(c) untuk setiap nilai x yang terletak dalam S. ii) f(c) adalah nilai minimum mutlak f jika f(x) ≤ f(c) untuk setiap nilai x yang terletak dalam S.
  • 25.
    tunan untuk medapatkannilai-nilai ekstrim fungsi f yang tinu pada selang tertutup [a,b]: ntukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b) entukan titik ujung a) Jika fungsi f terletak pada selang tertutup [a,b] maka titik ujungnya adalah a dan b. b) Jika fungsi f terletak pada selang terbuka (a,b) maka f tid mempunyai titik ujung. c) Jika fungsi f terletak pada selang setengah terbuka (a,b] maka titik ujungnya adalah b. d) Jika fungsi f terletak pada selang setengah terbuka [a,b) m titik ujungnya adalah a.
  • 26.
    3. Hitung nilaif(c) untuk setiap bilangan kritis c yang didapat dari nomor 1 diatas. 4. Hitung harga f pada setiap titik ujung. 5. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terbesar dan terkecil yang dihitung ekstrim fungsi yang tunan untuk medapatkan nilai-nilai pada nomor 3 fdan 4 diatas. tinu pada selang terbuka (a,b): Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b). itung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis. ilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terbe dan terkecil yang dihitung pada nomor 2 diatas.
  • 27.
    ntunan untuk medapatkannilai-nilai ekstrim fungsi f yang ntinu pada selang setengah terbuka [a,b) : entukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b). Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis. Hitung nilai f(a) Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terb dan terkecil yang dihitung pada nomor 2 dan 3 diatas. ntunan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang ntinu pada selang setengah terbuka (a,b] : entukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b). Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis. Hitung nilai f(b) Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terb dan terkecil yang dihitung pada nomor 2 dan 3 diatas.
  • 28.
    ontoh 5.7 ka diketahuif(x) = 2x 3 – 3x 2 – 12x + 10, tentukan nilai aksimum dan minimum f pada selang tertutup [ – 4,3] enyelesaian: enentukan bilangan kritis (lihat teorema 5.4.7) f(x) = 2x 3 – 3x 2 – 12x + 10 f’(x) = 6x 2 – 6x – 12 = 0 6x 2 – 6x – 12 = 0 → 6(x 2 – x – 2) = 0 → 6(x–2)(x+1) = 0 x 1 = 2 ; x 2 = –1 f(x 1 ) = f(2) = 16 – 12 – 24 + 10 = –10 f(x 2 ) = f(–1) = –2 – 3 + 12 + 10 = 17 Titik ujung : – 4 dan 3 f(– 4) = – 64 – 48 + 48 + 10 = – 54 f(3) = 54 – 27 – 36 + 10 = 1
  • 29.
    i : f(2)adalah minimum lokal f(-1) adalah maksimum lokal dan maksimum mutlak f(-4) adalah minimum mutlak y -4 -3 2 3 -2 17 -1 0 Gambar 6.8 1 x
  • 30.
    5 Kecekungan dankecembungan ika terdapat sebuah persamaan lingkaran x2 + y2 = r2, mak ersamaan tersebut dapat ditulis menjadi, atau
  • 31.
  • 32.
    Jika kita perhatikanGambar 6.7 (a) maka akan terlihat bahwa garis singgung yang menyinggung kurva pada sembarang titik selalu berada pada bagian atas kurva pada selang terbuka (–r,r). Sedangkan pada Gambar 6.7 (b) garis singgung yang menyinggung kurva selalu berada bagian bawah kurva pada selang terbuka (–r,r). Bentuk Gambar 6.7 (a) biasanya disebut cembung keatas atau cekung kebawah dan Gambar 6.7 (b) biasanya disebut cembung kebawah atau cekung keatas.
  • 33.
    Definisi 6.5.1 rva fdikatakan cembung ke bawah (cekung keatas) pada ang (a,b) jika garis singgung yang menyinggung kurva pada mbarang titik pada selang (a,b) selalu terletak pada bagian wah kurva f. Sebaliknya kurva f dikatakan cembung keatas (cekung kebawah) jika garis singgung yang menyinggung kurva pada sembarang Kurva f pada Gambar selalu terletak pada pada titik pada selang (a,b) 6.10 cembung keatasbagian selang (a,b) atas kurva f. dan cembung kebawah pada selang (b,c).
  • 34.
    y 0 c a Definisi 6.5.2 cembung keatas cembung ke bawah b Gambar6.10 x Jika pada selang (a,b) terdapat sembarang bilangan ril xo dan harga turunan kedua f pada x = xo atau f’’(xo) < 0 maka kurva f pada selang tersebut cekung kebawah atau cembung keatas. Jika pada selang (a,b) harga f’’(xo) > 0, maka
  • 35.
    Definisi 6.5.3 Misal kurvaf mempunyai persamaan y = f(x) dan kontinu di titik x = xo. Jika f’’(xo) = 0 dan disekitar x = xo berlaku f’’(x)>0 untuk x<xo dan f’’(x) < 0 untuk x>xo atau berlaku f’’(x)<0 untuk x<xo dan f’’(x) > 0 untuk x>xo, maka titik (xo,f(xo)) merupakan titik belok dari kurva tersebut. ntoh 6.8 ntukan daerah cembung keatas dan cembung kebawah jika etahui : ) = 6 – 5x + x2. nyelesaian : f(x) = 6 – 5x + x2 ; f’(x) = -5 + 2x ; f’’(x) = 2 rena f’’(x) > 0 untuk sembarang bilangan ril xo, maka kurva embung kebawah.
  • 36.
    ntoh 6.9 a diketahuipersamaan f(x) = 2+x+3x2-x3, tentukan erah pada kurva f yang merupakan daerah cembung bawah, daerah cembung keatas dan titik belok dari kurva ng dimaksud ! nyelesaian : f(x) = 2+x+3x2-x3 f’(x) = 1 + 6x – 3x2 f’’(x) = 6 – 6x erah cembung keatas : f’’(x) = 6 – 6x < 0 → x>1 erah cembung kebawah : f’’(x) = 6 – 6x > 0 → x<1 ik belok : f’’(x) = 6 – 6x = 0 → x=1
  • 37.
    Kecepatan dan percepatansesaat 6.6.1 Kecepatan Sebelum kita membahas kecepatan dan percepatan sesaat, kiranya k ita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kecepatan dan percepatan rata-ra Kecepatan rata-rata pada bidang datar didefini sebagai dimana s 2 dan s 1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal terhadap titik acuan. Sedangkan t 2 dan t 1 adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai posis akhir dan posisi awal.
  • 38.
    Untuk selisih waktu( ∆t) yang cukup besar, maka persamaan 6.8 hanya dapat digunakan untuk menentukan kecepatan rata-rata saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung Sebetulnya persamaan 6.8 dapat digunakan untuk kecepatan untuk menentukan kecepatan untuk suatu saat tertentu, suatu saat tertentu. dengan catatan ∆t sangat kecil atau dalam bentuk rumus, mana v adalah kecepatan sesaat dan ds/dt adalah turunan rtama dari lintasan. Lintasan (s) adalah fungsi waktu atau pat ditulis dalam bentuk s = s(t).
  • 39.
    mana v 2dan v 1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal hadap titik acuan. Sedangkan t 2 dan t 1 adalah waktu yang butuhkan untuk mencapai posisi akhir dan posisi awal. Untuk selisih waktu ( ∆t) yang cukup besar, maka persamaan 6.8 hanya dapat digunakan untuk menentukan percepatan rata-rata saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung Sebetulnya persamaan 6.10 dapat digunakan untuk percepatan untuk suatu saat tertentu. menentukan percepatan untuk suatu saat tertentu, dengan catatan ∆t sangat kecil atau dalam bentuk rumus, mana a adalah kecepatan sesaat dan dv/dt adalah turunan ertama dari kecepatan.
  • 40.
    ntoh 6.10 tasan sebuahpartikel ditunjukkan oleh persamaan 3t 2 – 5t + 2, dimana t dalam detik dan s dalam satuan mete tukan panjang lintasan, kecepatan dan percepatan pada saa 15 detik. yelesaian Untuk t = 15 detik Didapat : s = 15(45 – 5) = 600 meter v = 90 – 5 = 85 m/detik a = 6 m/detik2