SlideShare a Scribd company logo
1 of 106
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
KEPERAWATAN ANAK 1
Yuliastati
Pedoman Praktek Laboratorium
Keperawatan Anak Sehat
SEMESTER 5
MODUL PRAKTIKUM
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penyusunan Modul
Pedoman Praktek Laboratorium asuhan
Keperawatan Anak Sehat dapat selesai
dan diterbitkan.
Modul ini disusun sebagai pegangan
dan panduan belajar bagi mahasiswa D
III keperawatan dalam mengukuti mata
kuliah Keperawatan Anak I.
Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada
seluruh pihak yang sudah memberikan
kontribusi pada penyusunan dan
penerbitan modul ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa modul ini
masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran selalu penulis
harapkan. Semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan pihak-
pihak yang membutuhkan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
COVER
Kata pengantar
i
ii
Daftar Isi
Daftar Gambar
Pendahuluan
Daftar isi 1
2
Kegiatan Belajar 1
Penilaian Pertumbuhan pada Anak
Tugas Akhir Mandiri
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan Belajar 2
Penilaian Perkembangan dengan
Denver Developmentak Screening Test (DDST) II 26
Kegiatan Belajar 3
Imunisasi 37
99
102
Kegiatan Belajar 4
Stimulasi Pada Anak 58
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Daftar Istilah
Caution		 : Hasil penilaian pemeriksaan Denver Developmental Screening Test
				 (DDST) II, dimana anak tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan
				 pada item tertentu dan anak mendapatkan peringatan.
Delay			: Hasil penilaian pemeriksaan Denver Developmental Screening Test
				 (DDST) II, dimana anak gagal melakukan tugas perkembangan yang
				 telah ditentukan sesuai dengan garis usia pada beberapa sector
				 tertentu.
Makrosepali		 : Ukuran kepala besar dibanding normal.
Mikrosepali		 : Pengecilan kepala yang abnormal disertai dengan retardasi mental
				 akibat penyakit neurologi berupa cacat otak secara menyeluruh.
Trust 	 : Membina hubungan saling percaya dengan klien.
2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pendahuluan
Gambar : Anak- anak sehat
Salam hangat,
Selamat, anda sudah sampai pada modul 5 tentang pedoman praktek laboratorium asuhan
keperawatan anak sehat. Setelah anda mempelajari dan memahami keperawatan anak
secara teori, maka dalam modul ini anda akan praktek di laboratorium dan belajar tentang
tindakan-tindakan yang dapat dilakukan pada anak sehat.
Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, anak sehat adalah anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensinya serta dapat beradaptasi baik dengan lingkungannya.
Tumbuh kembang yang optimal salah satunya ditentukan oleh status kesehatan anak
itu sendiri. Anak yang sehat maka ia dapat melalui setiap tahap dalam proses tumbuh
kembangnya dengan baik. Untuk itu maka dalam modul ini anda akan belajar bagaimana
mengukurdanmenilai statustumbuhkembanganakdengancarapemeriksaanantropometri
untuk menilai pertumbuhan dan memeriksa Denver Developmental Screening Test (DDST)
II untuk melihat perkembangannya. Selain itu anda juga akan belajar tentang pelaksanaan
pemberian imunisasi dan bagaimana melakukan stimulasi perkembangan pada berbagai
tahap usia anak.
Agar memudahkan anda belajar, maka modul ini dikemas dalam 4 kegiatan belajar dan
seluruhnya diberi alokasi waktu 16 jam. Dengan demikian maka untuk menyelesaikan setiap
kegiatan belajar anda membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 5 jam.Kegiatan belajar tersebut
disusun dengan urutan sebagai berikut: kegiatan belajar 1 membahas tentang penilaian
pertumbuhan anak, kegiatan belajar 2 membahas tentang penilaian perkembangan anak,
kegiatan belajar 3 membahas tentang Imunisasi pada bayi dan anak serta kegiatan belajar
4membahas tentang stimulasi pada anak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Oleh karena itu setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat:
1). Melakukan pemeriksaan antropometri
2). Melakukan pemeriksaan dan penilaian perkembangan dengan menggunakan teknik 		
DDST II
3). Melakukan imunisasi pada bayi dan anak, serta
4). Melakukan stimulasi perkembangan pada berbagai tingkat usia anak.
Proses pembelajaran dalam modul 5ini dapat berjalan dengan baik apabila anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1.	 Pahami dulu semua materi yang telah anda pelajari pada modul-modul sebelumnya 		
terutama pada modul 1 dan 2, karena itu merupakan dasar bagi anda untuk
	 mempelajari modul 5 ini.
2.	 Berusahalah untuk konsentrasi dalam membaca setiap materi yang terdapat di dalam
	 modul ini sehingga anda dapat memahami apa yang dimaksud.
3.	 Belajarlah secara berurutan mulai dari kegiatan belajar 1 sampai selesai kemudian
	 baru dilanjutkan ke kegiatan belajar 2 dan selanjutnya. Hal ini penting untuk menyusun
	 pola pikir anda sehingga menjadi terstruktur.
4.	 Karena anda dituntut untuk dapat melakukan praktek di laboratorium dengan benar,
	 maka pelajari dan ikuti setiap langkah yang terdapat dalam prosedur tindakan.
5.	 Keberhasilan proses belajar modul ini akan sangat tergantung pada kesungguhan
	 anda dalam membaca, memahami dan mengerjakan semua kegiatan sesuai dengan
	 tujuan pembelajaran. Untuk itu jangan tergesa-gesa dalam mempelajari modul ini.
	 Apabila anda kesulitan belajar sendiri, anda boleh belajar bersama teman-teman
	 sejawat anda.
6.	 Bila anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing
	 atau fasilitator yang telah ditunjuk didaerah yang terdekat dengan anda.
Selamat belajar, semoga anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul
ini untuk bekal anda dalam melaksanakan tugas dan pengabdian yang anda lakukan.
Gambar : Selamat belajar
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Umum: setelah mempelajari materi ini,
anda diharapkan mampu melaksanakan
pemeriksaan antropometri dengan tepat.
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka pokok-pokok materi yang akan
dibahas dalam modul 5 ini adalah:
Mengukur dan menilai status antropometri yang terdiri dari:
1.	 Berat badan
2.	 Tinggi badan/panjang badan
3.	 Lingkar kepala
4.	 Lingkar lengan atas
5.	 Tebal lipatan kulit
Setelah selesai mempelajari modul ini anda diharapkan:
1.	 Dapat melakukan pengukuran berat badan anak dengan benar
2.	 Dapat mengukur tinggi badan anak dengan benar
3.	 Dapat mengukur lingkar kepala anak dengan benar
4.	 Dapat mengukur lingkar lengan atas anak dengan benar
5.	 Dapat mengukur tebal lipatan kulit dengan benar
Gambar : Pertumbuhan Anak
Pokok-pokok materi
Penilaian pertumbuhan Pada Anak
Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan
jarak jauh dalam bentuk praktikum.
Praktikum akan kita mulai dengan bahasan tentang:
Kegiatan
Praktikum 1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
1.	 Ukuran Antropometrik
pertumbuhan seorang anak? dan bagaimana kita dapat mengetahui dan menilai bahwa
seorang anak mengalami perubahan fisik dengan bertambahnya berat badan, tinggi badan
serta ukuran-ukuran fisik lainnya?Nah, pada modul ini anda akan diajak untuk mengenal
parameter-parameter apa saja untuk menilai pertumbuhanfisik pada anak serta tujuan dan
makna dari pemeriksaan tersebut. Baiklah mari kita mulai:
Seperti yang telah kita bahas dalam modul sebelumnya, kita tahu bahwa anak adalah
generasi penerus yang akan meneruskan kelangsungan suatu bangsa. Sebagai generasi
penerus bangsa maka kita menginginkan anak tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Seorang anak dikatakan tumbuh apabila ia bertambah berat dan tinggi setiap harinya.
Untuk mengetahui apakah ia tumbuh, maka kita harus mengukur status antropometrinya.
Apakah itu?
Uraian
Materi
Pernahkah anda mengamati bagaimana
seorang bayi bisa bertambah besar dan
tumbuh menjadi seorang anak yang lucu?
Bagaimana tubuhnya bisa bertambah tinggi
dan besar padahal saat ia dilahirkan hanya
memiliki berat badan sekitar 3000 gram dan
panjang badan sekitar 50 cm? pernahkah juga
anda menemukan dua orang anak dengan
umur yang sama tetapi memiliki karakteristik
tubuh yang berbeda dimana anak yang satu
bertubuh tinggi besar sedangkan anak
yang lainnya bertubuh pendek dan kurus?
Pernahkah terpikirkan oleh anda mengapa
terdapat variasi-variasi dalam prosesGambar : variasi pertumbuhan
Pertumbuhan fisik anak pada umumnya dinilai dengan menggunakan ukuranantropometrik
yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
1.	 Tergantung umur yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap 	
	 umur,lingkar kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur.
	 Untuk menentukannya maka diperlukanketerangan yang akurat mengenai tanggal 	
	 lahir anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerahtertentu, orang tua kadang-kadang 	
	 tidak mengingat dan tidak ada catatan tentang tanggal lahir anak.
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2. 	 Tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran 	
	 lenganatas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).
	 Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan ukuran baku 		
	 tertentumisalnya NCHS dari Harvard atau standar baku nasional (Indonesia)
	 seperti 	yang terekam padaKartu Menuju Sehat (KMS). Dengan melihat perbandingan
	 hasil penilaian dengan standar bakutersebut maka dapat diketahui status gizi anak.
	 Nilai perbandingan ini dapat digunakan untukmenilai pertumbuhan fisik anak karena
	 menunjukkan posisi anak tersebut pada persentil (%)keberapa untuk suatu ukuran
	 antropometrik pertumbuhannya. Dengan demikian maka dapat disimpulkanapakah
	 anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih. Selain itu juga
	 dapat diamati trend (pergeseran) pertumbuhan anak dari waktu ke waktu.
Pemeriksaan antropometri terdiri dari (Pertiwi, 2013):
1.	 Berat Badan (BB)
Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudahdiukur
dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiappemeriksaan
penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BBmerupakan
indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anaksaat
pemeriksaan. Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit sajaseperti
sakitdanpolamakan.Selainitudarisisipelaksanaan,pengukuranobyektifdandapatdiulangi
dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktulama.
Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemukatau
tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi pengukuran
BBseperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus,
dansebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk
menilaistatus nutrisi.
Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur
yangtepat,jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran
BBdipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap
standaryang diacu.
BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase:
	 >120% disebut gizi lebih
	 80-120% disebut gizi baik
	 60-80% tanpa edema = gizikurang
	 Dengan edema = gizi buruk
	 <60% disebut gizi buruk
Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan petunjuk adanya
masalahnutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi:
1.	 Ringan = kehilangan 5-15%,
2.	 Sedang = kehilangan 16-25%,
3.	 Berat = kehilangan >25%
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
2.	 Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. TB merupakan
indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yangberlangsung dalam kurun waktu
relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguanpertumbuhan fisik di masa
lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif,dapat diulang, alat
dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.
Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan
secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dilakukan dengan posisi
tidurdan pada anak umur lebih dari 2 tahun dilakukan dengan posisi berdiri.
Seperti pada BB, pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat,jenis
kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB ataudihitung
terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen.
TB/U dibandingkan dengan standar baku (%)
	 90-110% = baik/normal
	 70-89% = tinggi kurang
	 <70% = tinggi sangat kurang
Rasio BB menurut TB (BB/TB)
Rasio BB/TB jika dikombinasikan dengan BB/U dan TB/U sangat penting dan lebihakurat
dalam penilaian status nutrisi karena memberikan informasi mengenai proporsi tubuh.
Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm dan pada
anaklelaki sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu, hasil perbandingan BB/TB menjadi
tidakbermakna, karena adanya tahap percepatan pertumbuhan (growth spurt) pada masa
pubertas.
Keunggulan parameter ini adalah jika informasi mengenai umur tidak diketahui dengan
pasti.
Interpretasi BB/TB (dalam %)
	 120 % : obesitas
	 110-120 % : overweight
	 90-110 % : normal
	 70-90% : gizi kurang
	 <70% : gizi baik
Gambar : Cara mengukur berat badan bayi Gambar : timbangan untuk anak
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : Cara mengukur panjang badan bayi
Gambar : microtoise staturemeterGambar : Cara mengukur tinggi badan anak
3.	 Lingkar Kepala (LK)
Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume
dalamkepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan.
Pengukuranrutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang
dapat mempengaruhipertumbuhan otak walaupun untuk itu diperlukan pengukuran LK
secara berkala.
ApabilapertumbuhanotakmengalamigangguanyangdideteksidarihasilpengukuranLKyang
kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si anak pada kelainanretardasi
mental. Sebaliknya kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquorcerebrospinal)
maka volume kepala akan membesar (makrosefali), kelainan ini dikenal dengannama
hidrosefalus.
PengukuranLKpalingbermanfaatpada6bulanpertamasampai2tahunkarenapadaperiode
ini pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang abnormal baikkecil
maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Pada 6 bulan pertama kehidupan LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur
1tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Gambar : Cara Mengukur Lingkar kepala bayi
4.	 Lingkar Lengan Atas (LLA)
Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawahkulit
dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan
denganberat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh
kembang padaanak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun).
Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan olehsiapa
saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA
inilebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang
berat.
Selain itu terkadang pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang
dirasakantidak nyaman bagi anak-anak.
Interpretasi hasil dapat berupa:
1.	 LLA (cm):
	 < 12.5 cm = gizi buruk (merah),
	 12.5 – 13.5 cm = gizi kurang (kuning),
	 >13.5cm = gizi baik (hijau).
2.	 Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB:
	 <75% = gizi buruk,
	 75-80% = gizi kurang,
	 80-85% = borderline , dan
	 >85% = gizi baik (normal).
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
5.	 Tebal Lipatan Kulit (TLK)
Tebal Lipatan Kulit (TLK) merupakan pencerminan tumbuh kembang jaringan lemakdibawah
kulit yang lebih spesifik. Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutissehingga
dengan mengukur lapisan lemak (TLK) dapat diperkirakan jumlah lemak total dalamtubuh.
Hasilnya dibandingkan dengan standar dan dapat menunjukkan status gizi dankomposisi
tubuh serta cadangan energi.
Pada keadaan asupan gizi yang kurang (malnutrisi misalnya), tebal lipatan kulit menipis
dansebaliknya menebal pada anak dengan asupan gizi yang berlebihan (overweight
sampaiobese). Sehingga parameter ini juga dapat bermakna penting bagi pengaturan pola
diet anakkhususnya yang mengalami kegemukan (overweight sampai obese). Selain itu,
pemeriksaanTLK bila dikaitkan dengan nilai LLA misalnya pada otot triseps dapat dipakai
untuk menghitungmassa otot.
Regio tubuh umum tempat dilakukannya pengukuran TLK dengan menggunakanskinfold
calliper adalah regio trisep, bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis.
Gambar : Cara mengukur tebal lipatan kulit (skinfold) menggunakan skinfold calipers
Nah, selanjutnya agar anda dapat melakukan pemeriksaan antropometri dengan benar
maka anda harus menyimak dan mempelajari dengan seksama prosedur tindakan
pengukuran antropometri di bawah ini:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
2. Prosedur pemeriksaan antropometri
a.	 Mengukur berat badan dengan menggunakan timbangan digital
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. Persiapan alat:
Timbangan digital yang sudah dilkaliberasi
2. Pelaksanaan:
a.	 Menimbang bayi
1.	 Periksa apakah skala seimbang
(jarum posisi 0) sebelum digunakan.
2.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
3.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
4.	 Timbang bayi telanjang diatas tim
bangan bayi,lindungi bayi dengan
menempatkan tangan di atas tubuh
untuk mencegah jatuh.
5.	 Perhatikan jarum menunjukan angka
berapa dan catat.
6.	 Pakaikan kembali baju bayi
b.	 Menimbang anak dengan ibunya:
1.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
2.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
3.	 Mintalah kepada ibu untuk membuka
topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos
kaki atau asesoris yang digunakan
anak maupun ibu.
4.	 Siapkan buku catatan untuk men
catat hasil penimbangan ibu dan
anak sebelum dipindahkan ke for
mulir.
5.	 Aktifkan alat timbang dengan cara
menekan TOMBOL sebelah kanan
(warna BIRU). Mula-mula akan
muncul angka 8,88, dan tunggu
sampai muncul angka 0,00. Bila
muncul bulatan (O) pada ujung
kiri kaca display, berarti timbangan
siap digunakan.
6. Timbang ibu dari anak yang akan
ditimbang dengan meminta ibu naik
ke alat timbang.
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
7.	 Perhatikan posisi kaki ibu tepat di
tengah alat timbang, sikap tenang
(JANGAN BERGERAK-GERAK) dan
kepala tidak menunduk (pandangan
lurus kedepan).
8.	 Angka di kaca jendela alat timbang
akan muncul, dan tunggu sampai
angka tidak berubah (STATIS).
9.	 Catat angka yang terakhir (ditandai
dengan munculnya tanda bulatan O
diujung kiri atas kaca display.
10.	 Minta ibu turun dari alat timbang
dan tunggu sampai alat timbang OFF
secara otomatis.
11.	 Aktifkan kembali alat timbang
dengan cara menekan TOMBOL
sebelah kanan (warna BIRU), dan
tunggu sampau muncul angka 0,00.
12.	 Timbang ibu dan anak (digendong)
bersama-sama.
13.	 Catat angka yang terakhir.
14.	 Berat badan anak adalah selisih
antara (berat badan ibu dan anak)
dengan beratbadan ibu.
15.	 PEMBULATAN berat badan anak
dilakukan setelah pengurangan
(berat badan ibu dan anak) dengan
berat badan ibu.
3. Evaluasi:
a.	 Pakaikan kembali baju bayi
b.	 Bereskan alat-alat
c.	 Catat hasil penimbangan di buku
catatan anak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
b. Menimbang berat badan anak dengan menggunakan dacin
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. Persiapan alat:
1.	 Timbangan gantung (dacin)
2.	 Celana timbang/sarung timbang
2. Pelaksanaan:
1.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
2.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
3.	 Kesetimbangan dacin harus di cek
(alat dikalibrasi) untuk menghindari
kesalahan menimbang. Dalam
keadaan tanpa beban,dacin harus
menunjukan angka 0.
4.	 Saat dacin akan digunkan, pastikan
dacin sudah tergantung kuat agar
saat menimbang, bayi tidak jatuh
(menjaga tingkat keamanan). Usa
hakan batang timbangan setinggi
mata agar mudah dibaca.
5.	 Gantungkan tempat penimbangan
bayi (celana timbang / sarung
timbang), kemudian seimbangkan
sampai menunjukan angka 0.
6.	 Meletakan bayi ke dalam sarung tim
bangan dan pastikan anak tidak di
pegang oleh ibunya.
7.	 Hasil penimbangan dapat dilihat
pada skala penimbangan, apabila
hasil penimbangan diantara dua garis
skala timbang maka dibulatkan ke
bawah.
8.	 Untuk memulai mengukur yang
kedua, lakukan kalibrasi ulang agar
terhindar dari kesalahan.
3. Evaluasi:
a.	 Bereskan kembali alat-alat
b.	 Catat hasil penimbangan di buku
catatan.
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c.	 Mengukur tinggi badan anak
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. Persiapan alat dan bahan:
1. 	 Papanukur (untuk anak <24 bulan)
2.	 Microtoise staturemeter (untuk anak
lebih dari 24 bulan)
2. Pelaksanaan:
d.	 Mengukur panjang badan pada anak
dibawah 24 bulan:
1.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
2.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
3.	 Tempatkan anak terlentang dengan
kepala di garis tengah.
4.	 Pegang lutut dan dorong dengan per
lahan ke arah meja agar kaki extensi
penuh.
5.	 Ukur dari verteks (puncak) kepala
sampai tumit kaki (jari kaki
mengarah keatas).
6.	 Catat hasilnya dalam centimeter.
e.	 Tinggi badan berdiri pada anak lebih
dari 24 bulan:
1.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
2.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
3.	 Lepaskan kaos kaki dan sepatu anak.
4.	 Minta anak berdiri setinggi mungkin,
punggung tegak, kepala digaris
tengah dan mata melihat lurus
kedepan.
5.	 Periksa fleksi lutut,kemerosotan
bahu,peninggian tumit.
6.	 Ukur dari puncak kepala sampai
permukaan berdiri.
7.	 Ukur sampai cm atau 1/8 inci
terdekat.
3. Evaluasi:
1.	 Catat hasil pengukuran dibuku
catatan anak.
2.	 Rapikan kembali peralatan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
d.	 Mengukur lingkar kepala (LK)
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. Persiapan alat dan bahan:
Pita pengukur(meteran/metelin)
2. Pelaksanaan:
1.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
2.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
3.	 Siapkan pita pengukur (meteran).
4.	 Pastika bayi tidak menggunakan
assesoris apapun padarambutnya.
5.	 Lingkarkan pita pengukur pada
daerah glabella (frontalis) atau supra
orbita bagian anterior menuju
oksiput pada bagian posterior.
Kemudian tentukan hasilnya.
6.	 Cantumkan hasil pengukuran pada
kurva lingkar kepala.
7.	 Ulangi penggukuran sampai 2 kali
untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
8.	 Catat hasilnya dalam centimeter.
3. Evaluasi:
a.	 Rapikan kembali alat-alat
b.	 Catat hasil pengukuran di buku
catatan anak.
16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
e.	 Mengukur lingkar lengan atas (LLA)
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. Persiapan alat dan bahan:
Pita pengukur(meteran/metelin)
2. Pelaksanaan:
1.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
2.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
3.	 Siapkan pita pengukur (meteran).
4.	 Pilih lengan yang akan diukur, yaitu
lengan kiri
5.	 Bebaskan lengan bayi/anak dari
pakaiannya
6.	 Ukur panjang lengan atas dengan
titik pengukuran dari pangkal (acro
mion) hinggga siku (olecranon).
Lengan ibu membentuk sudut 90°.
7.	 Relaksasikan lengan bayi.
8.	 Ukur lingkar lengan atas pada titik
tengah panjang dengan pita
pengukur LLA.
9.	 Baca hasil pengukuran LLA dalam
centimeter.
Sumber : WHO (2009).WHO Training Course
on The Management of severe Malnutrition
3. Evaluasi:
a.	 Rapikan kembali alat-alat
b.	 Catat hasil pengukuran di buku
catatan anak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
f.	 Mengukur tebal lipatan kulit (TLK)
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. Persiapan alat dan bahan:
Caliper skinfold
2. Pelaksanaan:
1.	 Bina hubungan saling percaya
dengan anak dan orang tua.
2.	 Jelaskan pada orang tua tujuan
dilakukannya tindakan.
3.	 Tentukan tempat pengukuran TLK.
Regio tubuh umum tempat
dilakukannya pengukuran TLK
dengan menggunakan skinfold
calliper adalah regio trisep, bisep,
subskapula, suprailiaka, dan betis.
4.	 Buka pakaian anak sesuai dengan
tempat yang akan di ukur.
5.	 Lakukan pengukuran TLK dengan
cara mencubit kulit sampai terpisah
dari otot dasarnya kemudianditarik
menjauhi tubuh
6.	 Tempatkan calipers diantara cubitan
kulit tersebut.
7.	 Hasil pengukuran dinyatakan dalam
millimeter yang kemudian hasil pen
jumlahan beberapa regio tersebut
dimasukkan dalam rumus untuk
mendapatkan persentase lemak
tubuh.
3. Evaluasi:
a.	 Rapikan kembali alat-alat
b.	 Catat hasil pengukuran di buku
catatan anak.
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Gambar 6:: Pertumbuhan anak normal
Jika kurva pertumbuhan anak mengikuti pola seperti gambar diatas (warna biru) dikatakan
pertumbuhan normal walaupun kenaikan berat badan selalu berada pada area kuning.
Pertumbuhan dikatakan normal atau baik jika berat badan, panjang (tinggi) badan, dan
lingkar kepala naik pada pengukuran berikutnya. Khusus untuk berat badan lebih tepatnya
jika:
•	 Berada pada pita warna yang sama dengan bulan lalu
•	 Atau naiksedikit pada pita warna diatasnya.
•	 Prinsip dasarnya adalah usahakan pertumbuhan berada pada pita yang sama
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar 7: Pertumbuhan terganggu
Kurva merah pada gambar menunjukkan pertumbuhan yang terganggu walaupun tampak
ada kenaikan berat badan. Dapat pula dikatakan anak tidak tumbuh. Pada pola seperti ini
jika pada pengukuran bulan berikutnya berat badan masih menurun dan bahkan masuk
area kuning anak dikatakan gagal tumbuh (failure to thrive), Ibu harus segera konsultasi
pada dokter spesialis anak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan seorang
anak dapat dinilai dengan cara melakukan serangkaian pemeriksaan pertumbuhan
yang disebut dengan pemeriksaan antropometri. Pemeriksaan antropometri terdiri
dari pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan tebal
lipatan kulit. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui status nutrisi anak,
tingkat pertumbuhannya, serta deteksi adanya kemungkinan penyakit kongenital seperti
hidrosepalus atau retardasi mental.
Untuk itu maka pemeriksaan antropometri penting dilakukan mulai dari bayi baru lahir
sampai usia anak, dan hendaknya dilakukan secara berkala untuk mengetahui apakah
proses pertumbuhan anak sudah sesuai dengan yang seharusnya atau ada penyimpangan.
Dengan demikian pemeriksaan antropometri juga dapat digunakan sebagai alat deteksi
dini adanya kelainan atau penyimpangan pertumbuhan.
Rangkuman
24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Tugas
Mandiri
Untuk melakukan praktek pemeriksaan antropometri sesuai prosedur, anda harus
mempraktekannya di laboratorium dengan alat-alat yang memadai, dengan demikian
maka yang pertama harus anda lakukan adalah pergi ke institusi pengampu untuk
meminta izin praktek di laboratorium.
Selanjutnya anda meminta izin kepada penanggung jawab Mata ajar (MA) Keperawatan
Anak untuk melaksanakan praktek.
Setelah mendapat izin, maka anda mulai mempersiapkan langkah-langkah yang terdapat
dalam prosedur dan meminta kesediaan penanggung jawab MA untuk menjadi
fasilitator/pembimbing.
Buatlah kontrak untuk menentukan waktu pelaksanaan prosedur.
Setelah waktu pelaksanaan ditentukan, langkah selanjutnya anda hubungi petugas
laboratorium untuk peminjaman alat.
Saat anda ke laboratorium, jelaskan maksud dan tujuan anda ke petugas laboratorium.
Selanjutnya anda mengisi buku pinjaman dan menuliskan alat dan bahan sesuai
kebutuhan.
Setelah diverifikasi oleh petugas, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat dan
bahan sesuai dengan kebutuhan. Setelah lengkap, bawalah alat dan bahan tersebut ke
laboratorium.
Ingat, yang akan anda periksa adalah bayi dan anak. Jadi agar pengukurannya akurat
maka sebaiknya anda membawa 1orang bayi antara usia 0-12 bulan dan 1 anak antara
usia 1-2 tahun dengan disertai ibunya. Kalau sulit, maka mintalah pertimbangan
pembimbing untuk melakukannya pada phantom bayi/anak.
Kalau yang akan diukur bayi/anak sungguhan, maka buatlah kontrak dengan orang tua
untuk pelaksanaan praktek disesuaikan dengan jadwal laboratorium.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, anda diharapkan
mampu melaksanakan pengukuran antropometri dengan benar. Untuk itu maka tugas
yang harus anda lakukan adalah lakukan seluruh pemeriksaan antropometri sesuai dengan
prosedur pada bayi dan anak di laboratorium.
Untuk kelancaran praktek di laboratorium, maka langkah yang harus anda lakukan adalah…
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Setelah disepakati, maka mulailah melakukan praktek.
Hubungi pembimbing institusi bahwaanda sudah siap.
Serahkan formulir pemeriksaan antropometri kepada pembimbing untuk dinilai.
Mulailah melakukan demonstrasi.
Lakukan masing-masing bayi dan anak pengukuran antropometri sesuai dengan
prosedur (langkah demi langkah).
Mintalah pembimbing untuk mengoreksi apabila ada langkah-langkah yang terlewati.
Lakukan demonstrasi dengan tenang dan fokus.
Setelah selesai, evaluasilah dengan pembimbing untuk proses yang telah dilakukan.
Catat masukan-masukan yang diberikan oleh pembimbing.
Mintalah nilai praktikum kepada pembimbing. Apabila harus diulang maka rencanakan
kembali jadwal praktikum selanjutnya.
Jangan lupa minta tanda tangan pembimbing sebagai bukti fisik bahwa anda telah
melaksanakan praktek. Simpan bukti itu baik-baik.
Rapikan kembali ruangan dan kembalikan alat ke ruang penyimpanan alat.
Lapor ke petugas laboratorium untuk dichek kelengkapan alat yang dipinjam.
Nah, selamat melaksanakan praktikum, semoga berhasil.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah selesai mengikuti pembelajaran,
anda diharapkan mampu melaksanakan
pemeriksaan perkembangan dengan
menggunakan DDST II
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
1.	 Pengertian DDST II
2.	 Kegunaan DDST
3.	 Prosedur pemeriksaan DDST
4.	 Interpretasi hasil pemeriksaan DDST
5.	 Cara memeriksa DDST II sesuai prosedur
Setelah selesai mengikuti pembelajaran tentang penilaian perkembangan dengan DDST
ini, anda dapat:
1.	 Menjelaskan pengertian DDST
2.	 Menjelaskan kegunaan DDST
3.	 Menjelaskan prosedur pemeriksaan DDST
4.	 Menjelaskan interpretasi hasil DDST
5.	 Melaksanakan pemeriksaan DDST sesuai prosedur
Gambar : Melakukan Test
Pokok pokok kegiatan praktikum
Penilaian Perkembangan dengan
Menggunakan Denver Development
Screening Test (DDST) II
Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan praktikum.
Praktikum akan kita teruskan dengan bahasan tentang:
Kegiatan
Praktikum 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
1.	 Pengertian DDST
Walaupun DDST tidak dapat dijadikan patokan sebagai tes diagnostik untuk menilai
adanya kelainan perkembangan, tetapi DDST berguna untuk:
	 Menilai perkembangan anak sesuai dgn umurnya
	 Memantau anak yg tampak sehat dari umur 0 tahun sampai dengan 6 tahun.
	 Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan perkebangan
	 Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan, apakah benar-benar
	 ada kelainan perkembangan
	 Monitor anak dengan resiko perkembangan misalnya anak dengan masalah 		
	perinatal
Uraian
Materi
Menurut Soetjiningsih (1995), DDST
adalah salah satu dari metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak.
Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.
DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik.
Tes ini mudah dan cepat (15 sampai 20 menit)
dapat diandalkan dan menunjukkan validitas
yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan ternyata DDST secara efektif
dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi
dan anak-anak pra sekolah yangmengalami
keterlambatan perkembangan, dan pada
follow up selanjutnya ternyata 89% dari
kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan di sekolah 5-6 tahun.
Gambar : Test IQ
Aspek perkembangan yang dinilai terdiri dari 105 tugas perkembangan yang kemudian
dilakukan revisi sehingga pada DDST II menjadi 125 tugas perkembangan. Semua tugas
perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang meliputi:
2.	 Kegunaan DDST
28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
a.	 Personal social (perilaku sosial), yaitu aspek yang berhubungan dengan 			
	 kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b.	 Fine motor adaptive (gerakan motorik halus), yaitu aspek yangberhubungan 		
	 dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
	 melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil tetapi
	 memerlukan koordinasi yang cermat.
c.	 Language (bahasa), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
	 memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d.	 Gross motor (gerakan motorik kasar), yaitu aspek yang berhubungan dengan
	 pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan
menurut umur dalam lembar DDST. Pada umumnya saat tes dilakukan, tugas yang
diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak
memakan waktu lama.
Dalam pemeriksaan DDST ada beberapa syarat yang harus digunakan yaitu alat dan
prosedur pelaksanaan.
a.	 Alat yang digunakan:
•	 Alat peraga: benang wol merah, kismis/manic-manik, kubus warna merah, kuning, 	
	 hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil.
•	 Lembar formulir DDST
•	 Buku petunjuk sebagai referansi.
b.	 Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap:
Tahap pertama dilakukan secara periodic pada semua anak yang berusia:
•	 3-6 bulan
•	 9-12 bulan
•	 18-24 bulan
•	 3 tahun
•	 4 tahun
•	 5 tahun
Tahap keduadilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap 1 kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
3.	 Prosedur DDST :
c.	 Teknik pemeriksaan:
	 Tentukan umur anakdengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 	
	 bulan untuk 1 tahun.
	 Bila hasil perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan ke bawah, bila sama
	 dengan atau lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas.
Contoh: Mira lahir pada tanggal 1 januari 2011 dari kehamilan cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 9 November 2013, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
2013 – 11 – 9 (saat tes dilakukan)
2011 - 01 – 1 (tanggal lahir Mira)
2 – 10 – 8, jadi umur Mira 2 tahun 10 bulan 8 hari. Karena 8 hari lebih kecil dari 15 hari, maka
dibulatkan ke bawah sehingga umur Mira adalah 2 tahun 10 bulan. Lakukan perhitungan
penyesuaian usia bila tanggal lahir anak lebih cepat minimal 15 hari dari taksiran persalinan
atau hari perkiraan persalinan (HPL).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Contoh: Ali lahir tanggal 21 September 2010. Saat dilakukan tes DDST tanggal 19 Juli
2013 menurut ibunya berdasarkan keterangan petugas kesehatan saat pemeriksaan
kehamilan, Ali seharusnya lahir tanggal 2 September 2010. Maka usia penyesuaian Ali
untuk pemeriksaan DDST adalah:
Tanggal pemeriksaan 2013 – 07 - 19
(tanggal lahir Ali) 2010 – 09– 21
2 – 9 - 18 Lama premature: 17
Usia penyesuaian 		 2 - 9 - 1
Jadi yang di buat garis umur adalah 2 tahun 9 bulan, bukan 2 tahun 10 bulan.
	 Setelah diketahui umur anak, selanjutnya dengan menggunakan penggaris tarik garis 	
	 secara vertikal dari atas ke bawah berdasarkan umur kronologisyang tertera di 	
	 bagian atas formulir sehingga memotongkotak tugas perkembangan pada formulir 	
	DDST.
	 Lakukan penilaian pada tiap sektor, Apakah LULUS (PASSED=P = beri tanda √), 		
	 GAGAL (FAIL=F= tanda 0), MENOLAK (REFUSAL=R = tanda M) atau anak tidak 		
	 mendapat kesempatan melakukan tugas (NO OPPORTUNITY = N O)
	 Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa item yang mendapat
	 P dan F, selanjutnya hasil tes diklasifikasikan dalam: NORMAL, ABNORMAL,
	 MERAGUKAN (QUESTIONABLE) DAN TDK DPT DITES (UNTESTABLE)
a.	ABNORMAL
	 Bila didapatkan 2 atau> delay, pada 2 sektor atau lebih
	 Bila dalam 1 sektor atau> didapatkan 2 atau> delay + 1 Sektor atau> dengan 1
	 Delay dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
	 dengang garis vertikal usia.
b.	MERAGUKAN/SUSPECT
	 Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan/lebih
	 Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang 	
	 sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
	 Bila didapatkan minimal 2 caution atau minimal 1 delay ( pada satu sektor)
	 Lakukan uji ulang dalam satu sampai 2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat ( 	
	 rasa takut, keadaan sakit, kelelahan)
c.	 TIDAK DAPAT DITES (UNTESTABLE)
	 Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau 		
	meragukan
	 Bila ada skor menolak 1 atau lebih item sebelah kiri garis umur
	 Menolak > 1 item area 75%-90% (warna hijau)
d.	NORMAL
	 Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas
	 Bila tidak ada keterlambatan / delay
	 Maksimal 1 caution
	 Lakukan ulangan pemeriksaan pada kontrak kesehatan berikutnya
4.	 Hasil Penilaian (Interpretasi Hasil DDST) :
30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat lembar pemeriksaan DDST II di bawah ini:
Format pemeriksaan DDST tampak depan:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
Format pemeriksaan DDST tampak belakang:
32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Bagaimana caranya kita melakukan pemeriksaan DDST? Baiklah Di bawah ini adalah
prosedur bagaimana cara melakukan pemeriksaan DDST. Simak baik-baik!
5.	 Prosedur pelaksanaan pemeriksaan DDST
Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
A.	 Persiapan alat:
1.	 Persiapan material test dan lembar
formulir test
B.	Pelaksanaan:
1.	 Membina hubungan / komunikasi
dengananak dan orang tua/
pengasuh (sapa anakdan orang tua/
perkenalan dan membina hubungan
saling percaya)
2.	 Menjelaskan tujuan DDST II kepada
pengasuh/orang tua (untuk menen
tukan status perkembangan saat ini,
bukan test IQ, dll)
3.	 Mengkaji umur anak : mencatat
nama, tanggal lahir, tanggal test,
penyesuaian prematuritas.
4.	 Menghitung Umur anak sesuai
informasi
5.	 Membuat/menggambar Garis umur
6.	 Melakukan Pelaksanaan test:
a.	 berurutan mulai dari sektor personal
sosial, motorik halus, bahasa dan
motorikkasar
b.	 Tugas yang mudah didahulukan, dari
arah kiri garis umur ke kanan
c.	 usaha dan kemampuan anak diberi
penghargaan/pujian
d.	 Tugas yang menggunakan materi/
alat yg sama dilakukan berkelanjutan
e.	 Hanya material yang digunakan
untuk test (pd tugas perkembangan
tertentu) yangada di atas meja
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
f.	 Jumlah test perkembangan yang
diberikan minimal 3 tugas
perkembangan tes yang paling dekat
di sebelah kiri garis umur dan yang
ditembus / berpotongan dg garis
umur.
g.	 Lanjutkan melakukan tes tugas
perkembangan ke kanan dalam satu
sektor hingga tercapai 3 x gagal.
h.	 bila anak tidak mampu melakukan
test awal, beri tambahan tugas
perkembangan lagi ke sebelah kiri pd
sektor yg sama sampai anak dapat
melewati 3 tugas
i.	 Cara Melakukan test tepat /sesuai
petunjuk
7.	 Memberikan skoring penilaian test
tugas
8.	 Evaluasi/ Menginterpretasikan hasil
test
9.	 Terminasi pada orang tua dengan
memberikan konsultasi tindak lanjut.
Setelah anda mempelajari dan memahami semua materi pada kegiatan belajar 2 ini, maka
tugas selanjutnya adalah anda harus mempraktekkannya langsung kepada anak usia 0
sampai 6 tahun. Anda siap?
34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
DDST merupakan salah satu metode yang bisa dilakukan untuk menilai kemampuan anak
dalam melakukan tugas perkembangannya. DDST bukan pemeriksaan diagnostik bukan
pula pemeriksaan IQ. Tetapi hasil DDST dapat menjadi indikator perkembangan anak
sehingga apabila hasil pemeriksaan banyak item yang gagal dilakukan anak, maka orang
tua harus waspada dan hendaknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Indikator perkembangan yang diperiksa dalam DDST terdiri dari 4 sektor yaitu personal
sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar. Kesemuanya dijabarkan menjadi 125
item tugas perkembangan yang harus dilewati anak sesuai dengan usianya.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
Tugas
Mandiri
Untuk melakukan praktek pemeriksaan DDST sesuai prosedur, anda harus
mempraktekannya di laboratorium dengan alat-alat yang memadai, dengan demikian
maka yang pertama harus anda lakukan adalah pergi ke institusi pengampu untuk
meminta izin praktek di laboratorium.
SelanjutnyaandamemintaizinkepadapenanggungjawabMataajar(MA)Keperawatan
Anak untuk melaksanakan praktek.
Setelah mendapat izin, maka anda mulai mempersiapkan langkah-langkah yang
terdapat dalam prosedur dan meminta kesediaan penanggung jawab MA untuk
menjadi fasilitator/pembimbing.
Buatlah kontrak untuk menentukan waktu pelaksanaan prosedur.
Untuk pemeriksaan DDST ini, anda harus membawa satu orang anak yang berusia
antara 0-6 tahun untuk diperiksa.
Buatlah kontrak dengan orang tua untuk pelaksanaan praktek disesuaikan dengan
jadwal laboratorium.
Setelah waktu pelaksanaan ditentukan, langkah selanjutnya anda hubungi petugas
laboratorium untuk peminjaman alat.
Saat anda ke laboratorium, jelaskan maksud dan tujuan anda ke petugas laboratorium.
Selanjutnya anda mengisi buku pinjaman dan menuliskan alat dan bahan sesuai
kebutuhan.
Setelah diverifikasi oleh petugas, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan
alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Setelah lengkap, bawalah alat dan bahan
tersebut ke laboratorium.
Setelah disepakati, mulailah melakukan pemeriksaan.
Untuk melengkapi belajar praktikum, maka anda harus melakukan praktek di laboratorium.
Untuk itu maka tugas anda selanjutnya adalah lakukan pemeriksaan DDST II pada anak usia
0 sampai 6 tahun. Agar pengalaman anda semakin kaya, maka sebaiknya anda melakukan
pemeriksaan pada lebih dari 1 orang anak dengan berbagai usia. Agar lebih terstruktur,
maka ikuti langkah-langkah berikut ini…
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Serahkan formulir prosedur DDST kepada pembimbing untuk dinilai.
Libatkan orang tua dalam pelaksanaan tindakan.
Bina hubungan saling percaya (trust)dengan anak dan orang tua
Lakukan pemeriksaan dalam suasana yang menyenangkan dan tidak memaksa
anak.
Hentikan kegiatan jika anak terlihat kelelahan.
Beri pujian jika anak berhasil melakukan tugas sesuai perintah
Lakukan interpretasi, dan jika ada hal-hal yang harus disampaikan pada orang tua,
sampaikan dengan sopan dan ramah serta tidak menilai.
Berikan motivasi kepada orang tua untuk terus memberikan stimulasi terutama
pada tugas perkembangan anak yang belum tercapai.
Setelah selesai, evaluasilah dengan pembimbing untuk proses yang telah dilakukan.
Catat masukan-masukan yang diberikan oleh pembimbing.
Mintalah nilai praktikum kepada pembimbing. Apabila harus diulang maka
rencanakan kembali jadwal praktikum selanjutnya.
Jangan lupa minta tanda tangan pembimbing sebagai bukti fisik bahwa anda telah
melaksanakan praktek. Simpan bukti itu baik-baik.
Rapikan kembali ruangan dan kembalikan alat ke ruang penyimpanan alat.
Lapor ke petugas laboratorium untuk dichek kelengkapan alat yang dipinjam.
Nah, selamat melaksanakan praktikum, semoga berhasil.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
Setelah mempelajari materi dalam
kegiatan belajar 3 anda diharapkan mampu
melaksanakan imunisasi dasar dengan
benar sesuai prosedur.
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
1.	 Jenis-jenis vaksin yang diberikan dalam program imunisasi
2.	 Pedoman pemberian imunisasi
3.	 Prosedur imunisasi
Setelah selesai mengikuti pembelajaran, anda dapat:
1.	 Menjelaskan jenis-jenis vaksin yang diberikan dalam program imunisasi dengan benar.
2.	 Menjelaskan pedoman pemberian imunisasi dengan benar.
3.	 Melaksanakan imunisasi dengan benar sesuai prosedur
Gambar : Imunisasi penyelamat jiwa
Pokok pokok kegiatan praktikum
Imunisasi
Kegiatan
Praktikum 3
38
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Untuk itu agar lebih mengenal jenis-jenis imunisasi tersebut maka di bawah ini akan
dijelaskan berbagai jenis vaksin yang diberikan dalam program imunisasi (Satgas IDAI, 2011):
a. Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine )
BCG adalah imunisasi untuk mencegah penyakit tuberkolosis. Suntikan BCG berisi kuman
yang dilemahkan. Artinya, meskipun kuman yang diberikan masih hidup, tetapi tidak akan
menimbulkan sakit dan justru akan menciptakan sistem pertahanan terhadap penyakit
tuberkolosis.Timbulnya benjolan di ketiak menandakan bahwa respon pertahanan tubuh
sedang bekerja. Jadi, membesarnya kelenjar di ketiak masih merupakan proses normal.
Apabila tidak terdapat tanda peradangan, seperti kemerahan, nanah, atau nyeri, maka
nantinya benjolan akan mengecil dengan sendirinya.
Reaksi ikutan yang biasa terjadi adalah:
Uraian
Materi
Tumbuh kembang anak yang optimal
dapat dicapai apabila anak dalam keadaan
sehat. Penyakit-penyakit tertentu yang
menyerang anak-anak dapat menurunkan
atau menghambat proses tumbuh kembang
anak bahkan dapat menimbulkan kecacatan
seperti pada penyakit poliomyelitis. Untuk
itu sebelum penyakit-penyakit tersebut
menyerang anak, maka anak perlu dilindungi
dengan cara memberikan imunisasi.
Di Indonesia, imunisasi merupakan program
pemerintah dalam rangka mencegah dan
mengeliminasi penyakit-penyakit tertentu
yang sering menyerang anak seperti
tuberculosis, hepatitis B, difteri, pertusis,
tetanus, polio dan campak.
Gambar : Tumbuh Kembang anak
1. Jenis-Jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi dan Reaksi
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
1.	 Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.
Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian
menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan
biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh
dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
2.	 Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam,
kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher/ketiak, hal ini disebabkan
kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
3.	 Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin
terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi
BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.
Perawat perlu memberitahu orang tua bila pembengkakan (ulkus) mengeluarkan cairan,
mereka dapat mengompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak
atau koreng semakin membesar, orang tua harus membawanya ke dokter.
Gambar : Vaksin BCG
b. Hepatitis B
Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya
pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi
maternal dari ibu pada bayinya.
Imunisasi Hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir.
Imunisasi hepatitis B-2 diberikan 1 bulan berikutnya (4 minggu). Untuk mendapatkan
respon imun yang optimal, interval antara hep. B-2dan hep B-3 minimal 2 bulan, terbaik
5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.
Mulai tahun 2005, kementerian Kesehatan memberikan vaksin Hep B0 monovalen
(dalam kemasan uniject) saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin kombinasiDTwP/Hep B
pada umur 2-3-4 bulan. Tujuan vaksin Hep B diberikan dalam kombinasi dengan DTwP
adalah untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan cakupan Hep B-3 yang
masih rendah.
40
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : Cara penyuntikan BCG dan reaksi yang ditimbulkan
Reaksi KIPI pada imunisasi Hepatitis B biasanya jarang terjadi. Segera setelah imunisasi
dapat timbul demam yang tidak tinggi. Pada tempat penyuntikan timbul kemerahan,
pembengkkan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi. Anjurkan orang tua untuk memberi
banyak minum pada bayi (ASI atau air buah). Jika demam pakaikan pakaian yang tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat di kompres dengan air dingin. Jika demam berikan
parasetamol 15 mg/kg bb setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam.
Boleh mandi atau diseka dengan air hangat.
Gambar : Vaksin Hepatitis B
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
Gambar : Cara penyuntikan imunisasi Hepatitis B
c. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus)
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu
) dengan interval 4-8 minggu.
Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel,
timbul kemerahan di tempat bekas suntikan, nyeri dan bengkak yang akan hilang dalam
beberapa hari.
Anjurkan orang tua untuk memberikan anak minum lebih banyak (ASI atau air buah).
Jika demam pakaikan pakaian yang tipis. Bekas suntikan yang nyeri dapat di kompres
dengan air dingin. Jika demam berikan parasetamol 15 mg/kg bb setiap 3-4 jam bila
diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam. Boleh mandi atau diseka dengan air hangat.
Jika reaksi memberat dan menetap, atau jika orang tua merasa khawatir, bawalah bayi
ke dokter.
Gambar : Vaksin DTP
42
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
d. Polio
Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi ( PPI
) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.
Untuk imunisasi dasar (polio 2,3,4) diberikan pada umur2, 4 dan 6 bulan dengan interval
antara 2 imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio, oleh karena itu orang tua tidak
perlu melakukan tindakan apapun. Setelah mendapat vaksin polio, bayi boleh makan
dan minum seperti biasa. Bila dalam 30 menit bayi muntah, segera diberi lagi vaksin
polio.
Gambar : Vaksin Polio
Gambar : Cara Pemberian Vaksin Polio
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
e.	Campak
Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi campak biasanya berupa rasa tidaknyaman
di bekas penyuntikan. Selain itu dapat terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5-12 hari
setelah penyuntikan selama kurang dari 48 jam yaitu demam tidak tinggi, kulit kmerah-
an halus/tipis yang tidak menular, pilek.
Anjurkan orang tua untuk memberikan anak minum lebih banyak (ASI atau air buah).
Jika demam pakaikan pakaian yang tipis. Bekas suntikan yang nyeri dapat di kompres
dengan air dingin. Jika demam berikan parasetamol 15 mg/kg bb setiap 3-4 jam bila
diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam. Boleh mandi atau diseka dengan air hangat.
Jika reaksi memberat dan menetap, atau jika orang tua merasa khawatir, bawalah bayi
ke dokter.
Gambar : Vaksin Campak
2.	 Pedoman Pemberian Imunisasi
Umur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi adalah sebelum bayi mendapat infeksi
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Berilah imunisasi sedini mungkin
segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi sebelum bayi berumur
1 tahun. Khusus untuk campak, dimulai segera setelah anak berumur 9 bulan. Pada
umur kurang dari 9 bulan, kemungkinan besar pembentukan zat kekebalan tubuh
anak dihambat karena masih adanya zat kekebalan yang berasal dari darah ibu (Satgas
IDAI, 2008).
Urutan pemberian jenis imunisasi, berapa kali harus diberikan serta jumlah dosis yang
dipakai juga sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi. Jenis imunisasi
yang harus diberikan lebih dari sekali juga harus diperhatikan rentang waktu antara
satu pemberian dengan pemberian berikutnya.
44
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Untuk lebih jelasnya sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
3.	 Prosedur pemberian imunisasi:
Agar pemberian imunisasi berjalan baik dan efektif, maka pelaksanaannya harus
dilakukan dengan benar dan tepat. Untuk itu maka di bawah ini di dijelaskan berbagai
prosedur imunisasi. Pelajari dan simak baik-baik!
a.	 Prosedur pemberian imunisasi BCG
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. ASPEK KOGNITIF
1. Tujuan: untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit TB (Tuberkulosis)
2. ASPEK PSIKOMOTOR
Persiapan Alat :
Baki berisi :
1.	 Spuit dan jarum steril (spuit 1 cc,
jarum no. 25,26,27)
2.	 Kapas steril dan air hangatsteril
3.	 Kassa steril dalam tempatnya untuk
membuka ampul (bila perlu)
4.	 Kantung plastik kecil untuk menutup
vaksin ketika membuka ampul
5.	 Gergaji ampul (bila perlu)
6.	 bengkok (satu berisi cairan
desinfektan)
7.	 Sarung tangan steril.
8.	 KMS anak
Termos es berisi :
1. Vaksin BCG.
2. Pelarut BCG( Nacl 0,9 % sebanyak 4 CC )
3. Cara Kerja :
a. Komunikasi terapeutik dengan cara :
	 mengucapkan salam.
	 memperkenalkan nama.
	 menanyakan nama klien yang mau
diimunisasi.
	 Mencocokan KMS, nama Klien , dan
jenis immunisasi
	 Mengkaji pengetahuan tentang im
munisasi BCG
	 Menjawab pertanyaan klien
	 Mengkaji keadaan klien yang ber
hubungan dengan indikasi dan
kontra indikasi pemberian
immunisai BCG
b.	 Mencuci tangan
46
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
c. Cara mempersiapkan vaksin :
1. membuka ampul Vaksin sebelum ampul
dibuka vaksin diketuk ketuk dahulu secara
perlahan,supaya vaksin turun kedasar am-
pul , kemudian ampul digergji dengan cara :
	 Pegang ampul antara ibu jari dan jari
tengah.
	 jari telunjuk menekan leher ampul.
	 Ambil gergaji ampul dan gergaji leher
ampul secara melingkar.
	 Bersihkan leher ampul dengan kapas
lembab,untuk mencegah serbuk
gelas masuk kedalam vaksin.
	 Tutup dan lilitkan plastik pada
leher ampul ,dengan erat untuk
mencegah masuknya udara secara
tiba-tiba kedalam ampul waktu
dipotong
	 Pertahankan ampul vaksin pada
lehernyadengan hati hati keluarkan
dari lilitan
2. cara melarutkan vaksin :
	 zat pelarut diisap dengan menggu
nakan spuit 5 CC, sebanyak 4 cc dan
kemudian dimasukan kedalam ampul
Vaksin BCG,dengan cara perlahan
dan melingkar agar vaksin terlarut
semua kemudian digoyang goyang
secara perlahan sampai vaksin larut.
3. Cara menyiapkan vaksin:
	 Sediakan spuit BCG 0,1ml.
	 Isap vaksin lebihkan sedikit ,agar
pada waktu membuang udara vaksin
tetap satu dosis ( 0,05 CC )
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
47
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
d. Mengatur Posisi :
	 Bayi dipangku ibunyadi lengan
kanan, pakaian yang menutup
lengan atas kanan dibuka .
	 Tempat penyuntikan 1/3 bagian
lengan kanan atas(inertio Musculus
Deltoideus))isi spuit dengan vaksin
BCG sebanyak 0,05 CC
e. Cara Penyuntikan :
	 Bersihkan dengan kanan atas
dengan kapas lembab.
	 Pegang lengan kanan anak dengan
tangan kirisehingga tangan kita
dibawah lengan kanan tangan anak,
lingkarkan jari–jari anda dan kulit
lengan atas anak diregangkanoleh
telunjuk dan ibu jari.
	 pegang spuit dengan lengan kanan
dan lubang jarum menghadap ke
atas.
	 Letakan jarum hampir sejajar dengan
lengan anak.
	 Tusukan jarum kedalam kulit sedikit
mungkin melukai kulit.
	 Pertahankan jarum sejajar dengan
lengan anak dan lubang jarum tetap
menghadap keatas,sehingga hanya
bagian atas jarum saja yang masuk
kedalam kulit.
	 Jangan menekan arum terlalu lama
dan jangan meregangkan ujung
jarum terlalu menukik
	 Letakan ibu jari tangan kiri diatas
ujung barel
	 Pegang pangkal barel antara jari
telunjuk dan jari tengah dan
doronglah piston dengan ibu jari
tangan anda.
	 Setelah vaksin habis jarum dicabut.
48
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
	 Bila pemberian vaksin tepat maka
akan timbul benjolan dikulit yang
mendatar kelihatan pucat dan pori
pori jelas.
	 Sampaikan pada ibu bahwa
pemberian immunisasi sudah
selesai.
	 Klien dirapihkan kembali
	 Alat- alat dibereskan
	 Perawat cuci tangan.
	 Catat pemberian immunisasi pada
KMS, dan rekasi yang terjadi pada
saat pemberian immunisasi segera
dilaporkan kepada penanggun
jawab.
b. Prosedur Pemberian Imunisasi Hepatitis B dengan Uniject
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
A. ASPEK KOGNITIF
Tujuan: Untuk memberikan kekebalan pada
anak terhadap penyakit Hepatitis B.
Uniject adalah alat suntik (semprit dan jarum)
sekali pakai yang sudah diisi vaksin dengan
dosis yangtepat daripabriknya.
B. ASPEK PSIKOMOTOR
Cara pemberian:
a.	 Bina trust dengan anak dan orang tua.
b.	 Pastikan waktu imunisasi anak sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan.
c.	 Buka kotak wadah Uniject danperiksa:
1.	 Label jenis vaksin untuk memastikan
bahwa Uniject tersebutmemang berisi vaksin
Hepatitis B
2.	 Tanggal kedaluwarsa
3.	 Warna pada tanda pemantau paparan
panas (VVM = vaccine vial Monitor) yang ter-
tera atau menempel pada pembungkus Uni-
ject (aluminium voil)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
49
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
d.	 Cara penyuntikan intramuskuler:
1.	 Selama VVM tetap berwarna PUTIH
atau LEBIH TERANG dari warnadalam
lingkaran rujukan, makavaksin
Hepatitis B dalam Unijectmasih
layak dipakai.
2.	 Bila warna VVM sudah SAMA atau
LEBIH TUAdari warna lingkaranrujukan,
maka vaksin dalam Uniject tersebut
sudah tidak layak pakai.
3.	 Buka kantongaluminium/plastik dan
keluarkan Uniject.
4.	 Pegang Uniject pada bagian leher dan
bagian tutup jarum.
5.	 AktifkanUniject dengan cara men
dorong tutup jarum ke arah leher den
gantekanan dan gerakan cepat
6.	 Saat Uniject diaktifkan akan terasa
hambatan dan rasa menembuslapisan.
7.	 Buka tutup jarum.
8.	 Tetap pegang Uniject pada bagian leher
dan tusukkan jarum pada pertengahan
paha bayi secaraintra muskular (im).
Tidak perlu dilakukan aspirasi.
9.	 Pijit reservoir dengan kuat untuk
menyuntikkanvaksin Hepatitis B.Jangan
memasang kembali tutup jarum.
10.	 Buang Uniject yang telah dipakai terse
butkedalam wadah alat suntik bekas
yang telah tersedia (safety box).
e.	 Setelah selesai bereskan kembali alat-
alat.
f.	 Catat pemberian immunisasi pada KMS
50
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c.	 Prosedur Pemberian Imunisasi DPT
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1. ASPEK KOGNITIF
Tujuan memberikan vaksin DPT : untuk
memberi kekebalan pada anak terhadap pen-
yakit Difteri, Pertusis dan tetanus.
2. ASPEK PSIKOMOTOR
Persiapan Alat :
	 Spuit ukuran 2,5cc (solosof)
	 bengkok untuk tempat sampah
	 Vaksin dengan DPT pada tempatnya.
	 Kapas steril yang sudah lembah ( air
matang
	 gergaji ampul bila diperlukan
	 KMS, alat tulis
3. Cara Kerja :
a. Komunikasi terapeutik dengan cara :
	 mengucapkan salam.
	 memperkenalkan nama.
	 menanyakan nama klien yang mau dii
munisasi.
	 Mencocokan KMS, nama Klien , dan
jenis immunisasi
	 Mengkaji pengetahuan tentang
immunisasi DPT
	 Menjawab pertanyaan klien
	 Mengkaji keadaan klien yang ber
hubungan dengan indikasi dan kontra
indikasi pemberian immunisai DPT
b. Mencuci tangan :
c. Menyiapkan Vaksin DPT :
	 Sebelum membuka vaksin lihat terlebih
dahulu labelnya.
	 Kocok vaksinsecara perlahan agar
menjadi homogen sebelum vaksin
disuntikan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
51
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
d. Cara mengisi vaksin kedalam Spuit :
	 Buka tutup metal dengan
menggunakan gergaji ampul.
	 Usap penutuk plakon dengan kapas
lembab streril.
	 Isap udara sebanyak 0,6 cc masukan
kedalam plakon
	 Tarik vaksin sebanyak 0,5cc lebihkan
sedikit untuk membuang udara tetapi
tetap satu dosis (0,5cc)
e. Mengatur posisi bayi :
	 Tempat suntikan adalah paha
bagian luar.
	 tangan kiri ibu merangkul bayi ,
menyangga kepala bahu dan
memegang sisi luar lengan kiri bayi.
tangan kanan bayi melingkar ke
badan ibu.
	 tangan kanan ibu memegang kaki bayi
dengan kuat
f. Cara Menyuntik:
	 tempat penyuntikan yg paling baik
adalah bagian paha sebelah luar.
	 Letakan ibu jari dan telunjuk pada
posisi yg akan disuntik
	 Bersihkan lokasi dengan kapas lembab.
	 Tusukan jarum tegak lurus kebawah
kulit antara jari anda sampai kulit.
	 Tarik piston untuk memastikan
bahwa jarum tidak mengenai
pembuuh darah.
	 Dorong pangkal pistondengan ibu jari
untuk memasukan vaksin.
Bila vaksin sudah habis,cabut jarum .
52
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
D. Prosedur Imunisasi Polio
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
A. ASPEK KOGNITIF
Tujuan:
untuk mencegah terjadinya penyakit polio-
myelitis.
B. ASPEK PSIKOMOTOR
Persiapan Alat :
Baki berisi :
1.	 Bengkok tempat sampah/kapas.
2.	 Kapas steril dalam tempatnya
3.	 air steril dalam tempatnya
4.	 Kartu KMS
5.	Pulpen
Termos es berisi :
1.	 Vaksin Polio
2.	 Pipet khusus untuk vaksin polio
C. Cara Kerja :
1.Komunikasi terapeutik dengan cara :
	 mengucapkan salam.
	 memperkenalkan nama.
	 menanyakan kepada keluarga nama
klien yang akan diimunisasi.
	 Mencocokan KMS, nama Klien , dan
jenis immunisasi
	 Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang immunisasi polio.
	 Menjawab pertanyaan klien
	 Mengkaji keadaan klien yang ber
hubungan dengan indikasi dan kontra
indikasi pemberian immunisai Polio
2. Mencuci tangan.
3. Menyiapkan vaksin ,dengan cara mem
buka vaksin dengan cara sebelumnya
vaksin dihapus hamakan dengan kapas
yang sudah tersedua.
4. Dengan menggunakan gergaji ampul vaksin
dibuka dengan hati- hati agar vaksin tidak
tertumpah,kemudian pasang pipetnya
dengan pas.dan simpan kembali kedalam
termos.
5. Menyiapkan posisi anak bekerja sama
dengan ibu. Dengan cara anak digendong
posisi semi fowler kepala anak agak
ekstensi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
53
6. Bila tangan perawat yang dominan kanan
maka posisi kepala anak di lengan kiri
ibu, bila kebalikannya maka posisi kepala
anak disebelah kanan.
5.Ibu diminta untuk memegang lengan anak
dan kaki anak.
6. Tekan secara perlahan dan hati hati mulut
anak diantara rahang atas dan bawah
dengan tangan yg tidak dominan.
7.Teteskan vaksin dengan tangan yang
dominan sebanyak 2 tetes,dan pertahankan
posisi anak selama 1 sampai 2 menit agar
vaksin idak keluar lagi.
8. Sampaikan pada ibu bahwa pemberian
immunisasi sudah selesai, dan jangan
diberi asi atau minum 2- 5 menit.
9. Klien dirapihkan kembali
10. Alat- alat dibereskan
11. Perawat cuci tangan.
12. Catat pemberian immunisasi pada KMS,
dan rekasi yang terjadi pada saat
pemberian immunisasi segera dilaporkan
kepada penanggung jawab.
54
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
e. Prosedur Imunisasi Campak
No. Aspek yang dinilai
Pelaksanaan
KET
Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tujuan: Sebagai acuan dalam pemberian
imunisasi campak agar anak
mempunyai daya tahan terhadap
penyakit campak.
Sasaran: bayi usia 9 bulan
Persiapan Alat dan Bahan:
-	Pinset
-	 Disposable spuit
-	 Vaksin pelarut
Langkah kerja:
-	 Perawat cuci tangan
-	 Pastikan vaksin dalam keadaan baik
-	 Buka tutup vaksin menggunakan pinset
-	 Larutkan dengan cairan pelarut cam
pak yang sudah ada (5cc)
-	 Pastikan umur anak tepat untuk di imu
nisasi campak (9 bulan)
-	 Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah
dilarutkan tadi
-	 Bersihkan lengan kiri bagian atas anak
dengan kapas steril (air panas)
-	 Suntikan secara sub cutan (sc)
-	 Lakukan dengan hati-hati
-	 Minta orang tua bekerja sama dalam
pelaksanaan dengan cara menggendong
anaknya
Setelah selesai, rapikan alat
Cuci tangan
Catat di buku status bayi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
55
Imunisasi diberikan dengan tujuan untuk melindungi bayi dan anak dari penyakit-
penyakit yang membahayakan kesehatan anak dengan memberikan kekebalan sehingga
diharapkan anak lebih tahan terhadap serbuan penyakit, khususnya penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi seperti TBC, Hepatitis B, difteri, pertusis, tetanus, polio dan
campak.
Pemberian imunisasi harus diberikan secara tepat baik waktu, cara dan dosis pemberian.
Apabila pemberian sudah diberikan dengan benar dan tepat maka kemungkinan efek
samping yang tidak diinginkan dapat dihindari. Prosedur yang tepat harus diikuti agar
pemberian imunisasi dapat berjalan dengan efektif dan aman. Dengan demikian maka
program pemerintah untuk mengeliminasi penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi dapat berjalan dengan baik dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan
berkembang dengan optimal sesuai dengan harapan.
Rangkuman
56
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Tugas
Mandiri
Untuk melakukan praktek pemberian imunisasi sesuai prosedur, anda harus
mempraktekannya di laboratorium dengan alat-alat yang memadai, dengan demikian
maka yang pertama harus anda lakukan adalah pergi ke institusi pengampu yang
terdekat dengan anda untuk meminta izin praktek di laboratorium.
SelanjutnyaandamemintaizinkepadapenanggungjawabMataajar(MA)Keperawatan
Anak untuk melaksanakan praktek
Setelah mendapat izin, maka anda mulai mempersiapkan langkah-langkah yang
terdapat dalam prosedur dan meminta kesediaan penanggung jawab MA untuk
menjadi fasilitator.
Buatlah kontrak untuk menentukan waktu pelaksanaan prosedur.
Setelah waktu pelaksanaan ditentukan, langkah selanjutnya anda hubungi petugas
laboratorium untuk meminjam alat.
Saat anda ke laboratorium, jelaskan maksud dan tujuan anda ke petugas laboratorium.
Selanjutnya anda mengisi buku pinjaman dan menuliskan alat dan bahan sesuai
kebutuhan.
Setelah diverifikasi oleh petugas, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan
alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Setelah lengkap, bawalah alat dan bahan
tersebut ke laboratorium.
Setelahandasiap,mintafasilitatoruntukmendampingidanmembimbingpelaksanaan
praktek yang anda lakukan.
Serahkan lembar prosedur imunisasi kepada pembimbing untuk dinilai.
Pelajari baik-baik prosedur pelaksanaan imunisasi dengan baik.
Praktekkan semua prosedur imunisasi secara berurutan mulai dari imunisasi BCG,
Hepatitis B, DPT, Polio dan Campak.
Untuk melengkapi belajar praktikum, maka anda harus melakukan praktek di laboratorium.
Untuk itu maka tugas anda selanjutnya adalah melaksanakan praktek pemberian imunisasi.
Anda harus mempunyai pengalaman melaksanakan praktek pemberian imunisasi pada
semua jenis imunisasi yaitu BCG, DPT, Hepatitis B, Polio dan campak. Untuk itu maka
persiapkan semuanya dengan baik. Agar lebih terstruktur, maka ikuti langkah-langkah
berikut ini…
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12..
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
57
Ikuti langkah-langkah pemberian imunisasi sesuai dengan yang ada dalam prosedur.
Lakukan dengan hati-hati dan konsentrasi.
Setelah selesai, evaluasilah dengan pembimbing untuk proses yang telah dilakukan.
Catat masukan-masukan yang diberikan oleh pembimbing.
Mintalah nilai praktikum kepada pembimbing. Apabila harus diulang maka rencanakan
kembali jadwal praktikum selanjutnya.
Jangan lupa minta tanda tangan pembimbing sebagai bukti fisik bahwa anda telah
melaksanakan praktek. Simpan bukti itu baik-baik.
Rapikan kembali ruangan dan kembalikan alat ke ruang penyimpanan alat.
Lapor ke petugas laboratorium untuk di chek kelengkapan alat yang dipinjam.
Nah, selamat melaksanakan praktikum, semoga berhasil.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
58
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah mempelajari materi tentang
stimulasi pada anak, anda diharapkan
mampu melaksanakan stimulasi pada anak
sesuai dengan usianya.
Tujuan Umum Praktikum
Tujuan Khusus Praktikum
1.	 Pengertian stimulasi pada anak
2.	 Prinsip pemberian stimulasi pada anak
3.	 Pedoman pemberian stimulasi pada anak sesuai usia
Setelah mempelajari materi tentang imunisasi, anda dapat:
1.	 Menjelaskan pengertian stimulasi pada anak.
2.	 Menjelaskan prinsip pemberian stimulasi pada anak
3.	 Menjelaskan cara melakukan stimulasi pada berbagai usia
Gambar : Stimulasi Pada anak
Pokok pokok kegiatan praktikum
Stimulasi pada anak
Kegiatan
Praktikum 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
59
Uraian
Materi
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang
optimal tidak dapat terjadi dengan sendirinya
tanpa upaya yang dilakukan oleh orang tua
atau orang yang berada di sekitar anak.
Selain asupan gizi yang adekuat, pemberian
stimulasi yang kontinyu dan bertahap juga
memegang peranan penting dalam mencapai
tumbuh kembang anak yang optimal. Karena
dengan stimulasi maka potensi yang ada
pada diri anak dapat tergali dan anak dapat
mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan potensi yang ada pada dirinya.
Gambar : komunikasi
1.	 Pengertian Stimulasi
Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
dapat dilakukan oleh orang tua, pengganti orang tua/pengasuh, anggota keluarga lain
serta kelompok masyarakat di sekitar anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan
tidak mendapatkan stimulasi.
Pemberian stimulasi juga akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak
sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi, stimulasi sensorik dan motorik
akan lebih tepat diberikan karena saat itu anak sedang dalam perkembangan sensori
motor. Tahap selanjutnya anak mulai diperkenalkan pada stimulasi verbal dan visual
sesuai dengan kesiapan anak.
60
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2.	 Prinsip Pemberian Stimulasi
Dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan (Depkes, 2006), yaitu:
a.	 Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih saying.
b.	 Hendaknya selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
	 tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
c.	 Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d.	 Lakukan stimulasi dengan cara yang bervariasi seperti mengajak anak bermain,
	 bernyanyi dan sebagainya dan lakukan dalam suasana yang menyenangkan tanpa
	 paksaan dan tidak ada hukuman.
e.	 Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan umur anak
	 terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak
	 halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
f.	 Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
g.	 Berikankesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h.	 Beri pujian pada anak untuk setiap kegiatan yang dilakukannya.
Begitulah, jadi pemberian stimulasi tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau
semaunya, karena kemampuan anak juga harus dipertimbangkan. Untuk itu maka
ada pedoman yang harus diperhatikan saat orang tua atau orang yang dekat dengan
anak akan melakukan stimulasi dan perawat berperan untuk memberikan pendidikan
yang benar agar kemampuan yang ada di dalam diri anak dapat tergali sesuai dengan
potensinya.
3.	 Pedoman dalam Memberikan Stimulasi Pada Anak
3.	 Pedoman dalam Memberikan Stimulasi Pada Anak
Di bawah ini di uraikan pedoman stimulasi yang dapat dilakukan sesuai dengan umur
anak (Depkes, 2006):
a.	 Usia 0-3 bulan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
61
Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
a.Mengangkat kepala
Letakkan bayi pada posisi telungk-
up. Gerakan sebuah mainan
berwarna cerah atau buat su-
ara-suara gembira di depan bayi
sehingga ia akan belajar men-
gangkat kepalanya. Secara be-
rangsur-angsur ia akan menggu-
nakan kedua lengannya untuk
mengangkat kepala dan dadanya.
a.	 Melihat, meraih, dan me-
nendang mainan gantung
Ikat sebuah tali menyilang di atas
tempat tidur bayi. Gantungkan
pada bayi tersebut benda atau
mainan berputar atau berbunyi,
berwarna cerah. Bayi akan tertar-
ik dan melihat, menendang atau
menggapai mainan tersebut. Pas-
tikan benda tersebut tidak bisa di-
masukkan ke mulur bayi, dan tali
tidak akan terlepas dari ikatannya.
b.	Berguling-guling
Letakkan mainan berwarna cerah
di dekat bayi agar ia dapat melihat
dan tertarik pada mainan terse-
but. Kemudian pindahkan benda
tersebut ke sisi lain dengan perla-
han. Awalnya, bayi perlu dibantu
dengan cara menyilangkan pada
paha bayi agar badannya ikut
bergerak miring sehingga memu-
dahkan bayi berguling. Ketika ia
berguling, senyum dan tunjuk-
kan rasa kasih sayang, jaga agar
bayi tidak jatuh dari tempat tidur,
meja, dan dari ketinggian lainnya
b.	 Memperhatikan benda
bergerak
Bayi senang memperhatikan wa-
jah seseorang, gambar, benda,
atau mainan menarik berwarna
cerah.Dekatkan wajah anda, gam-
bar mainan menarik ke wajah bayi
agar ia melihat dan memperhati-
kannya. Perlahn-lahan gerakkan
wajah anda atau benda-benda
itu ke sisi kanan dan kiri sehing-
ga bayi ikut memperhatikannya.
c.	 Menahankepalatetaptegak
Gendong bayi dalam posi-
si tegak, agar ia dapat berjalan
menahan kepalanya tetap tegak.
c.	 Melihat benda-benda kecil
Pangku bayi di dekat sebuah meja,
kemudian jatuhkan sebuah ben-
da kecil (misal:kacang) dari atas
meja tepat di depan bayi anda.
Anda juga dapat memutar ben-
da itu di atas meja dan melihat
apakah bayi anda akan memper-
hatikannya. Jaga bayi anda agar
tidak menelan benda itu, kare-
na bisa menyebabkan tersedak.
a.	 Usia 0-3 bulan
62
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
d.	Memegang benda
Letakkan benda/mainan kecil yang
berbunyi atau berwarna cerah di
tangan bayi atau sentuhkan benda
tersebut pada punggung jari-jarin-
ya. Amati cara ia memegang ben-
da tersebut. Hal ini berhubun-
gan dengan suatu gerak reflek.
Semakin bertambah umur bayi, ia
akan semakin mampu memegang
benda- benda kecil dengan ujung
jarinya (menjumput). Jaga agar
benda itu tidak melukai bayi atau
tertelandan membuatnya meraba
dan merasakan berbagai bentuk.
e.	Meraba dan mera-
sakan bentuk permukaan
Ajak bayi meraba dan marasakan
berbagai bentuk permukaan sep-
erti mainan binatang,mainan
plastik, kain-kain perca, karet dan
sebagainya. Bayi anda mungkin
memasukkan benda-benda itu ke
mulutya, maka pastikan bahwa
benda-benda itu tidak terlalu kecil
atau mudah disobek dan ditelan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
63
Kemampuan bicara dan bahasa
Kemampuan sosialisasi dan ke-
mandirian
a.	 B e r b i c a r a
Setiap hari, bicara dengan bayi
sesering mungkin. Gunakan se-
tiap kesempatan seperti waktu
memandikan bayi, mengenakan
pakaiannya, memberi makan,
di tempat tidur, ketika anda se-
dang mengerjakan pekerjaan
rumah tangga dan sebagain-
ya. Bayi tidak pernah terla-
lu muda untuk diajak bicara.
a.	Memberi rasa
aman dan kasih sayang
Sesering mungkin peluk dan be-
lai bayi, bicara kepada bayi den-
gan nada lembut dan halus, ser-
ta penuh kasih sayang. Sesering
mungkin ajak bayi dalam kegia-
tan anda. Ketika bayi rewel, cari
sebabnya dan atasi masalahnya.
b.	Meniru suara-suara
Tirukan ocehan bayi seser-
ing mungkin maka ia akan me-
nirukan kembali suara anda.
b.	 Mengajak bayi tersenyum
Sesering mungkin ajak bayi
tersenyum dan tatap mata
bayi. Balas tersenyum seti-
ap kali bayi tersenyum kepa-
da anda, buat suara-suara yang
menyenangkan dan berbicara
dengan bayi sambil tersenyum.
c.	 Mengenali berbagai suara
Ajak bayi mendengarkan berbagai
suara seperti music, radio, Televi-
si, orang berbicara dan sebagain-
ya. Juga buatlah suara dari ker-
incingan, mainan yang dipencet
atau bel. Perhatikan, reaksi ter-
hadap suara yang berlainan.
c.	Mengajak bayi men-
gamati benda-benda dan
keadaan di sekitarnya
Gendong bayi berkeliling sambil
memperlihatkan atau menunjuk
benda-benda yang beewarna cerah
atau bercahaya. Sangga bayi pada
posisi tegak sehingga ia dapat me-
lihat apa yang terjadi di sekitarnya
d.	Meniu ocehan
dan mimic muka bayi
Perhatikan apa yang dilakukan
oleh bayi, kemudian tirukan oce-
han dan mimic mukanya. Selan-
jutnya bayi akan menirukan anda
e.	Mengayun bayi
Untuk menenangkan bayi dan anda
bisa santai, ayunkan bayi dalam
kursi ayun. Tetap berada dekat bayi
sehingga ia dapat meraba wajah
anda dengan tanganya. Belai bayi
denganpenuhkasihsayangdanbic-
ara padanya dengan nada lembut.
f.	 M e n i n a - b o b o k a n
Ketika menidurkan bayi, berse-
nandunglah dengan nada lem-
but dan penuh kasih syaang,
ayun bayi anda sampai tertidur.
64
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
b.	 Usia 3-6 bulan
Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
a.	 Stimulasi perlu dilanjutkan
-	Berguling-guling
-	 Menahan kepala tetap
tegak
b.	 Menyangga berat
Angkat badan bayi melalui bawah
ketiaknya ke posisi berdiri.
Perlahan-lahan turunkan
badan bayi hingga kedua kaki
menyentuh meja, tempat tidur
atau pangkuan anda. Coba agar
bayi mau mengayunkan badan-
nya dengan gerakan naik turun
serta menyangga sebagian berat
badannya dengan kedua kaki bayi.
c.	 Mengembangkan control
terhadap kepala
Latih bayi agar otot-ototnya kuat.
Letakkan bayi pada posisi terlen-
tang. Pegang kedua pergelangan
tangan bayi, tarik bayi perlah-
an-lahan kea rah anda, hingga
badan bayi terangkat ke posisis
setengah duduk. Jika bayi belum
dapat mengontrol kepalanya
(kepala bayi tidak ikut terangkat),
jangan lakukan latihan ini. Tunggu
sampai otot-otot bayi lebih kuat.
.
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan
-	 Melihat, meraih, dan
menendang mainan
gantung
-	Memperhati
kan benda bergerak
-	 Melihat benda-benda kecil
-	 Meraba, dan merasakan
berbagai bentuk
permukaan.
b.	 Memegang benda dengan
kuat
Letakkan seuah mainan kecil yang
berbunyi atau berwarna cerah di
tangan bayi. Setelah bayi meng-
genggam mainan tersebut, tarik
pelan-pelan untuk melatih bayi
memegang benda dengan kuat.
c.	 Memegang benda dengan
kedua tangan
Letakkan sebuah benda atau main-
an di tangan bayi dan perhatikan
apakah ia memindahkan benda
tersebut ke tangan lainnya. Usa-
hakan agar tangan bayi, kiri dan
kanan, masing-masing memegang
benda pada waktu yang sama.
Mula-mula bayi dibantu, letakkan
mainan di satu tangan dan kemu-
dian usahkan agar bayi mau men-
gambil mainan lainnya dengan tan-
gan yang paling sering digunakan.
d bayi bisa belajar makan biskuit
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
65
Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
d.	Duduk
Bantu bayi agar bisa duduk sendi-
ri mula-mula bayi didudukkan di
kursi dengan sandaran agar tidak
jatuh ke belakang. Ketika bayi da-
lamposisiduduk,berimainankecil
di tangannya, jika bayi belum bisa
duduk tegak pegang badan bayi.
Jika bayi bisa duduk tegak, dudu-
kan bayi yang beralaskan selimut
tanpa sandaran atau ppenyangga
d.	 Makan sendiri
Beri kesempatan kepada bayi
untuk makan sendiri, mula-mu-
la berikan biskutnya sehingga
bayi bisa belajar makan biskuit
e.	 Mengambil benda-benda
kecil
Letakkan benda kecil seperti
remah-remah makanan atau po-
togan-potongan biscuit dihada-
pan bayi. Ajari bayi mengambil
benda-benda tersebut. Jika bayi
telah mampu melakukan hal ini.
Jauhkan pil atau obat dan benda
kecil lainnya dari jangkauan bayi
66
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kemampuan bicara dan bahasa
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan
-	Berbicara
-	 Meniru suara-suara
-	 Mengenali berbagai suara
b.	 Mencari sumber suara
Ajari bayi agar memalingkan mu-
kanya kea rah sumber suara.
Mula-mula muka bayi dipegang
dan dipalingkan perlahan-lahan
kea rah sumber suara, atau bayi
dibawa mendekati sumber suara.
c.	Menirukan kata-kata
Ketika berbicara dengan bayi,
ulangi berbagai kata berkali-ka-
li dan usahakan agar bayi me-
nirukannya. Yang paling mu-
dah ditirukan oleh bayi adalah
kata papa dan mama, walau-
pu ia belum mengerti artinya
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan:
-	 Memberikan rasa aman dan
kasih sayang
-	 Mengajak bayi tersenyum
-	Mengamati
-	Mengayun
-	 Menina bobokan
b.	 Bermain ciluk-ba
Pegang sapu tangan/ kain atau Ko-
ran untuk menutupi wajah anda
dari pandangan bayi. Singkirkan
penutup tersebut dari hadapan
bayi dan katakana ciluk-ba. Keti-
ka bayi dapat melihat wajah anda
kembali. Lakukan hal ini berulang
kali yang penting,usahakan bayi ti-
dak dapat melihat wajah anda un-
tuk beberapa saat dan tiba-tia wa-
jah anda muncul kembali dengan
bergembira dan berseri-seri. Cara
lain adalah mengintip bayi dari
balik pintu atau tempat tidurnya.
c.	 Melihat dirinya dikaca
Pada umur ini,bayi senang me-
lihat dirinya dicermin. Bawalah
bayi melihat dirinya dicer-
min yang tidak mudah pecah.
d.	 Berusaha meraih mainan
Letakkan sebuah mainan sedikit
diluar jangkauan bayi. Gerakkan
mainan itu didepan bayi sekalian
bicara kepadanya agar dia beru-
saha untuk mendapatkan mainan
itu. Jangan terlalu lama membiar-
kan bayi berusaha meraih main-
an tersebut,agar dia tidak kecewa
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
67
Kemampuan Gerak Kasar Kemampuan gerak halus
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan
•	 Menyangga berat
•	 Mengembangkan kontrol
terhadap kepala
•	 Duduk
b.	Merangkak
Letakkan sebuah mainan di
luar jangkauan bayi, usahakan
agar ia mau merangkak ke arah
mainan dengan menggunakan
kedua tangan dan lututnya.
c.	 Menarik ke posisi berdiri
Dudukan bayi di tempat tidur,
kemudian tarik posisi bayi ke
arah berdiri. Selanjutnya, lakau-
kan hal tersebut diatas meja,
kursi atau tempat lainnya.
d.	Berjalan berpegangan
Ketika bayi mampu berdiri, le-
takkan mainan yang disukainya
di depan bayi dan jangan terlalu
jauh. Buat agar bayi mau berjalan
berpegangan pada ranjangnya
atau perabot rumah tangga un-
tuk mencapai mainan tersebut.
e.	 Berjalan dengan bantuan
Pegang kedua tangan bayi dan
buat agar ia mau melangkah.
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
•	 Memegang benda dengan
kuat.
•	 Memegang benda dengan
kedua tangannya.
•	 Mengambil benda-benda
kecil.
b.	 Memasukkan benda ke dalam wadah.
Ajari bayi cara memasukkan mainan/benda
kecil ke dalam suatu wadah yang dibuat dari
karton/kaleng/kardus/botol air mineral bekas.
Setelah bayi memasukkan benda-benda terse-
but ke dalam wadah, ajari cara mengeluarkan
benda tersebut dan memasukkannya kembali.
Pastikan benda-benda tersebut tidak berba-
haya, seperti: jangan terlalu kecil karena akan
membuat tersedak bila benda itu tertelan.
c.	 Bermain “genderang”.
Ambil kaleng kosong bekas, bagian atasn-
ya ditutup dengan plastik/kertas te-
bal seperti “genderang”. Tunjukkan cara
memukul “genderang” dengan sendok/
centong kayu hingga menimbulkan suara.
d.	 Memegang alat tulis dan mencoret-coret.
Sediakan krayon/pensil berwarna dan kertas
bekas di atas meja.
Dudukkan bayi di pangkuan anda, bantu bayi
agar ia dapat memegang krayon/pensil ber-
warna dan ajarkan bagaimana mencoret-coret
kertas.
e.	 Bermain mainan yang mengapung di air.
Buatmainandarikartonbekas/otak/gelasplastik
tertutupyangmengapungdiair.Biarkanbayimain
dengan mainan tersebut ketika mandi. Jangan
biarkan bayi sendirian ketika mendi/main di luar.
c.	 Usia 6-9 bulan
68
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kemampuan Gerak Kasar Kemampuan gerak halus
f.	 Membuat bunyi-bunyian.
Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing
memegang mainan yang tidak dapat pecah
(kubus/balok kecil).
Bantu agar bayi membuat bunyi-bunyian den-
gan cara memukul-mukul ke 2 benda tersebut.
g.	 Menyembunyikan dan mencari mainan.
Sembunyikan mainan/benda yang disukai
bayi dengan cara ditutup selimut/koran, se-
bagian saja. Tunjukkan ke bayi cara mene-
mukan mainan tersebut yaitu dengan men-
gangkat kain/koran penutup mainan. Setelah
bayi mengerti permainan ini, maka tut-
up mainan tersebut dengan selimut/koran,
dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
69
Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan.
•	 Berbicara
•	 Mengenali berbagai suara
•	 Mencari sumber suara
•	 Menirukan kata-kata
b.	 Menyebutkan nama gam-
bar-gambar di buku/majalah
Pilih gambar-gambar menarik
yang berwarna-warni (misal: gam-
bar binatang, kendaraan, meja
gelas, dan sebagainya) dari buku/
majalah bergambar yang sudah
tidak terpakai. Sebut nama gam-
bar yang anda tunjukkan kepada
bayi. Lakukan stimulasi ini setiap
hari dalam beberapa menit saja.
c.	 Menunjuk dan menyebut-
kan nama gambar-gambar.
Tempelkan berbagai macam gunt-
ingan gambar yang menarik dan
berwarna-warni (misal: gambar bi-
natang, mainan, alat rumah tang-
ga, bunga, buah, kendaraan dan
sebagainnya), pada sebuah buku/
gambar. Ajak bayi melihat gam-
bar-gambar tersebut, bantu ia
menunjuk gambar yang naman-
ya anda sebutkan. Usahakan bayi
mau mengulangi kata-kata anda.
Lakukan stimulasi ini setiap hari
dalam beberapa menait saja.
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
•	 Memberi rasa aman dan kasih sayang.
•	 Mengajak bayi tersenyum.
•	 Mengayun.
•	 Menina-bobokan.
•	 Bermain “Ciluk-ba”
•	 Melihat di kaca.
b.	 Permainan ‘bersosialisasi’.
Ajak bayi bermain dengan orang lain. Ketika
ayah pergi, lambaikan tangan ke bayi sambil
berkata “da....daag”. bantu bayi dengan gerakan
membalas melambaikan tangannya. Setelah
ia mengerti permainan tersebut, coba agar
bayi mau menggerakkan tangannya sendiri ke-
tika mengucapkan kata-kata seperti di atas.
70
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kemampuan gerak halus Kemampuan bicara dan bahasa
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan.
•	 Memasukkan benda ke
dalam wadah.
•	 Bermain dengan mainan
yang mengapung di air.
b.	 Menyusun balok/kotak.
Ajari bayi menyusun bebera-
pa balok/kotak besar. Balok/
kotak dapat dibuat oleh kar-
ton atau potongan-potongan
kayu bekas. Benda lain yang
dapat dipakai adalah beberapa
kaleng kecil (kosong) atau main-
an anak berbentuk kubus /balok.
c.	Menggambar.
Letakkan krayon/pensil berwar-
na dan kertas di atas meja. Ajak
bayi “menggambar” dengan kray-
on/pensil berwarna. Kegiatan
menggambar ini dapat dilaku-
kan bersamaan denga anda
mengerjakan tugas rumah tangga.
d.	 Bermain di dapur.
Biarkanbayibermaindidapurketika
anda sedang memasak. Pilih lokasi
yang jauh dari kompor dan letak-
kan sebuah kotak tempat penyim-
panan mainan alat memasak dari
plastik atau benda-benda yang ada
di dapur seperti gelas, mangkuk,
sendok, tutup gelas dari plastik.
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
•	 Berbicara.
•	 Menjawab pertanyaan.
•	 Menyebutkan nama gambar-gambar di
buku/majalah.
b.	 Menirukan kata-kata.
Setiap hari bicara kepada bayi. Sebutkan ka-
ta-kata yang telah diketahui artinya seperti:
minum susu, mandi, kue, tidur, makan, kuc-
ing, dan lain-lain.buat agar bayi mau meni-
ru kata-kata tersebut. Bila bayi mau menga-
takannya, puji ia, kemudian sebutkan kata
itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya.
c.	 Berbicara dengan boneka.
Beli sebuah boneka mainan dari sa-
rung tangan atau kaos kaki yang digam-
bari dengan pena menyerupai bentuk wa-
jah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang
berbicara kepada bayi dan buat agar bayi
mau berbicara kembali dengan boneka itu.
d.	Bersenandung dan bernyanyi.
Nyanyikan lagu dan bacakan syair
anak kepada bayi sesering mungkin.
d. Usia 9-12 bulan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
71
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian.
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
•	 Memberi rasa aman dan kasih sayang.
•	 Mengajak bayi tersenyum.
•	 Mengayun.
•	 Menina-bobokkan.
•	 Permainan “Ciluk-ba”
•	 Permainan “bersosialisasi”
b.	 Minum sendiri dari sebuah cangkir.
Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir itu. cangkir plastik tertutup
dengan lubang mulut dapat dipakian untuk tahap awal, isi cangkir dengan air sedikit
agar tidak tumpah.
c.	 Makan bersama-sama.
Ajak bayi makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Bayi duduk dekat
dengan yang lainnya dan makan makanannya (makanan bayi berumur 9 – 12 bulan
berbeda dengan makanan keluarga).
d.	 Menarik mainan yang letaknya agak jauh.
Ajari bayi mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan meraih,
menarik ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebuta.
Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapa-
tkan mainan tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika anda tidak dapat menga-
wasi bayi.
72
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan.
•	 Bermain bola.
•	 Berjalan sendiri.
b.	 Menarik mainan.
Bila anak sudah jalan tanpa
berpegangan, berikan main-
an yang bisa ditarik ketika anak
berjalan. Umumnya anak sen-
ang mainan yang bersuara.
c.	 Berjalan mundur.
Bila anak sudah jalan tanpe ber-
pegangan, ajari anak cara me-
langkah mundur. Berikan mainan
yang bisa ditarik karena anak akan
mengambil langkah mundur untuk
jdapat memperhatikan mainan itu.
d.	 Berjalan naik dan turun
tangga.
Bila anak sudah bisa merangkak
naik dan melangkah turun tangga,
ajari anak cara jalan naik tangga
sambil berpegangan pada dind-
ing atau pegangan tangga. Tetap
bersama anak ketika ia melaku-
kan hal ini untuk pertama kalinya.
e.	 Berjalan sambil berjinjit.
Tunjukkan kepada anaka cara
berjalan sambil berjinjit. Buat
agar anak mau mengikuti anda
berjinjit di sekeliling ruangan.
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan.
•	 Memasukkan benda ke dalam wadah.
•	 Bermain dengan mainan yang menga
pung di air.
•	 Menggambar.
•	 Menyususn kubus dan mainan.
b.	 Permainan balok.
Beli atau buat balok-balok kecil dari kayu
dengan ukuran sekitar 2,5 cm x 2,5 cm.
Ajari anak cara menyusun balok menum-
puk ke atas tanpa menjatuhkannya.
c.	 Memasukkan dan mengeluarkan benda.
Ajari anak cara memasukkan benda-benda ke
dalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol dan
lain-lain. Tunjukkan bagaimana mengeluarkan-
nya dari wwadah. Ajak anak bermain memasuk-
kan dan mengeluarkan benda-benda tersebut.
d.	 Memasukkan benda yang satu ke benda
yang lainnya.
Sediakanmangkukataukotakplastikdariberbagai
ukuran.Tunjukkankepadaanakcarameletakkan
mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk
lebih besar. Buat agar anak mau melakukann-
ya sendiri. Pilih benda-benda yang tidak pecah.
e.	 Usia 12-15 bulan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
73
Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan
-	Berbicara
-	 Menjawab pertanyaan
-	 Menunjuk dan
menyebutkan nama
gambar – gambar
b.	 Membuat suara
Buat suara dari kaleng kue, kerinc-
ingan atau kayu pegangan sapu.
Ajak anak membuat suara dari ba-
rang–barangyangdipilihnyamissal
memukul–mukulsendokkekaleng,
menggoyang – goyang kerincingan
atau memukul – mukul potongan
kayu, untuk meciptakan musik.
c.	 P e m b i a c a r a a n
Bila anak meminta sesuatu den-
gan hanya menyebutkan satu kata
saja misalnya “susu”, maka ajari
anak bila mau menirukan mer-
angkai kata – kata dengan baik.
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan
-	 Memberi rasa aman dan kasih sayang
-	Mengayun
-	Menina-bobokkan
-	 Permainan “ciluk-ba”
-	 Permainan “bersosialiasai”
b.	 Menirukan pekerjaan rumah tangga
Ketika anda membersihkan rumah, meyapu
dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainn-
ya, ajak anak menirukannya. Berikan kepadan-
ya lap pembersih debu, sapu dan lain – lain.
c.	 Melepas pakain
Tunjukkan kepada anak cara melepas pakaiann-
ya. Mula – mula bantu anak dengan cara mem-
bukakan kancing bajunnya, melepas sepatunya,
atau menarik kaus/blus melewati kepala anak.
d.	 Makan sendiri
Tunjukkan kepada anak cara meme-
gang sendok. Biarkan anak makan sendi-
ri dan bantu jika anak mengalami kesulitan
e.	 Merawat boneka
Beri anak boneka plastik atau karet
yang bisa dicuci. Ajari anak cara meng-
gendong, mengalami kesulitan.
f.	 Pergi ke tempat – tempat umum
Seringkali bawa anak ke tempat – tempat
umum seperti : kebun binatang, pusat pe-
belanjaan, terminal bus. Museum, stasiun
kereta api, lapangan terbang, taman. Tem-
pat bermain dan sebagainnya. Bicarakan
mengenai benda – benda yang anda lihat.
74
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan.
-	 Berjalan mundur
-	 Berjalan naik dan turun
tangga
-	 Berjalan sambil berjinjit
-	 Menangkap dan melempar
bola
b.	 Bermain di luar rumah
Ajak anak bermain di luar rumah
seperti bermain ayunan, memanjat
tangga,berlari–laridihalamanatau
di taman bermain untuk umum.
Jangan biarkan anak seorang diri
ketika ia bermain di luar rumah
c.	 Bermain air
Biarkan anak bermain pancuran,
kolam renang, dan lain – lain. Beri
anak cangkir plastik untuk men-
uang air dan ember plastik kecil
untuk menampung air. Jangan
biarkan ia seorang diri, walau-
pun di tempat air sangat dangkal.
d.	 Menendang bola
Tunjukkan kepada anak bagaima-
na menendang sebuah bola be-
sar ke arah tonggak – tonggak
agar roboh. Bola dapat dibuat
dari potongan Koran atau kain,
tonggak dapat dibuat dari kotak
atau kaleng susu dan lain - lain
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan
-	 Bermain dengan balok-balok
-	 Memasukkan benda yang satuke dalam
yang lainnya
-	 Menggambar dengan krayon, pensil atau
dengan jarinya
b.	Meniup
ajari anak meniup busa sabun dengan meng-
gunakan alatnya. Bicarakan mengenai ben-
tuk dan bagaimana rasanya meraba busa itu.
c.	 Membuat untaian
Ajari anak membuat untaian benda-benda sep-
ertimanic-manikbesar,kancingbesar,macaroni,
dan lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat
f.	 Usia 15-18 bulan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
75
Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan
-	 Tunjukkan kepada anak dan
bacakan setiap hari
-	 Nyayikan lagu atau sajak
untuk anak
-	 Ajari anak menggunakan
kata – kata dalam
menyatakan keinginannya.
b.	 Bercerita tentang gambar di
buku/majalah
Sering – sering ajak anak me-
lihat buku bergambar atau
majalah. Minta anak bercer-
ita tentang apa yang dilihat
di buku/ majalah tersebut.
c.	 Telepon – teleponan
Beri anak sebuah “telepon” ter-
buat dari gulungan kertas/
kardus bekas. Buat permain-
an seperti “menelpon nenek”
atau “menelpon ayah di kantor”
d.	 Menyebut berbagai nama
barang
Ketika anda ke pasar, ajak anak.
Sebutkan nama barang – barang
yang anda beli. Usahakan agar
anak mau menyebutkan dulu
sebelum anda melakukannya.
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan :
-	 Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel
-	 Buai anak dengan penuh kasih sayang,
nyayikan lagu sampai anak tertidur
-	 Biarkan anak membuka bajunya sendiri,
beri bantu sesedikit mungkin.
-	 Bermain dengan anak menyembunyikan
mainan dan menemukannya kembali
-	 Ajak anak mengunjungi tempat
bermainan, kebun binantang, lapangan
terbang, museum dan lain – lain
-	 Ajak anak makan bersama – bersama
anggota keluarga lainnya.
b.	 Memeluk dan mencium
Peluk dan cium anak sering – sering dan buat
agar ia memeluk dan mencium anda kembali
c.	 Membereskan mainan/membantu kegia-
tan di rumah
Ajari anak mengambil dan menyimpan main-
an, baju dan lain – lain miliknya. Mula – mula
anak perlu dibantu, tetapi sedikit demi sedik-
it kurangi bantuan anda dan ia akan melaku-
kannya sendiri. Anak juga diminta mem-
bantu anda menyiapkan meja makan dan
melakukan pekerjaan ringan di sekitar rumah.
d.	 Bermain dengan teman sebaya
Ajakteman–temanandamempunyaianaksebaya
anda bertemu secara teratur. Anak dapat ber-
maindengantemansebayanya,sementaraorang
tua berbicara mengenai mengstimulasi anak.
76
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
a.	 Stimulasi yang perlu dilan-
jutkan
Dorong agar anak mau berlari,
berjalan dengan berjinjit, bermain
air, menendang, melempar dan
menangkap bola besar serta ber-
jalan naik turun tangga.
b.	Melompat
Tunjukkan anak cara melompat
dengan mengangkat kedua ka-
kinya secara bersamaan, bukan
dengan langkah lompat (satu kaki
diangkat). Bila anak memerlukan
bantuan, pegangi tangannya ketika
melompat untuk pertama kalinya.
Usahakan agar ia melompat di atas
keset atau handuk, dan lain-lain
c.	 Melatihkeseimbangantubuh
Ajari anak cara berlari dengan satu
kaki secara bergantian. Ia mungkin
perlu berpegangan kepada anda
atau kursi ketika ia melakukan
untuk pertama kalinya. Usahakan
agar anak menjadi terbiasa dan
dapat berdirin dengan seimbang
dalam waktu yang lebih lama setiap
kali ia mengulangi permainan ini.
d.	 Mendorong mainan dengan
kaki
Biarkananakmencobamainanyang
perludidorongdengankakinyaagar
mainan itu dapat bergerak maju
a.	 Stimulasi yang perlu dilanjutkan
-	 Dorong agar anak mau main
balok-balok, memasukkan benda yang
satu ke dalam benda lainnya
-	 Menggambar dengan krayon, spidol, dan
pensil warna
-	 Menggambar pakai tangan
b.	 Mengenai berbagai ukuran dan bentuk
Buat lubang-lubang dengan ukuran dan ben-
tuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak/
kardus. Beri anak meinan/benda-benda yang
bisa dimasukkan lewat lubang-lubang itu.
c.	 Bermain puzzle
Beri anak mainan puzzle sederhana, yang ha-
nya terdiri dari 2-3 potong saja. Puzzle sema-
cam itu dapat dibeli atau dibuat sendiri dari
sepotong karton yang diberi gambar, kemudi-
an dipotong-potong menjadi 2 atau 3 bagian
d.	 Menggambar wajah atau bentuk
Tunjukkan kepada anak cara menggam-
bar bentuk-bentuk sperti garis, bulatan, dan
lain-lainnya. Pakai spidol, krayon, dan lain-
lain. Ajarkan juga cara menggambar wajah
e.	 Membuat berbagai bentuk dari adonan
kue/ lilin mainan
beri anak adonan kue (apabila anda mem-
buat kue) atau lilin yang bisa dibentuk. Ajari
bagaimana cara membuat berbagai bentuk.
g.	 Usia 18-24 bulan
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat

More Related Content

What's hot

KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanannessimeilan
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologispjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekpjj_kemenkes
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanpjj_kemenkes
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Modul 7 kb 6
Modul 7   kb 6Modul 7   kb 6
Modul 7 kb 6
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
 
Modul 6 kb 1
Modul 6    kb 1Modul 6    kb 1
Modul 6 kb 1
 
Modul 4
Modul 4Modul 4
Modul 4
 
Praktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBSPraktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBS
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Modul 5 kb 2
Modul 5    kb 2Modul 5    kb 2
Modul 5 kb 2
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
 

Viewers also liked

Bagan pertandingan futsal cup
Bagan pertandingan futsal cupBagan pertandingan futsal cup
Bagan pertandingan futsal cupPhosphate Dicky
 
Buku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfrBuku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfrFuzzam Loperasta
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hsrsd kol abundjani
 
Riwayat hidup pattimura
Riwayat hidup pattimuraRiwayat hidup pattimura
Riwayat hidup pattimuraYadhi Muqsith
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTFitri Ardini Nuranisa
 
Biografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimuraBiografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimuraEKo Sup
 
Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015
Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015
Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015Muh Saleh
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNyesintabella
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarVerar Oka
 
Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?
Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?
Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?ROBERT ELBAUM
 
Range of motion exercises
Range of motion exercisesRange of motion exercises
Range of motion exercisesYosreah Mohamed
 
Goniometry and Manual Muscle Testing of the UE
Goniometry and Manual Muscle Testing of the UEGoniometry and Manual Muscle Testing of the UE
Goniometry and Manual Muscle Testing of the UEbenjatchison
 

Viewers also liked (20)

Bobat exc
Bobat exc Bobat exc
Bobat exc
 
Bagan pertandingan futsal cup
Bagan pertandingan futsal cupBagan pertandingan futsal cup
Bagan pertandingan futsal cup
 
Buku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfrBuku pedoman-pelayanan-anakdfr
Buku pedoman-pelayanan-anakdfr
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
 
Riwayat hidup pattimura
Riwayat hidup pattimuraRiwayat hidup pattimura
Riwayat hidup pattimura
 
Blangko VAS
Blangko VASBlangko VAS
Blangko VAS
 
Blangko DDST untuk pediatri
Blangko DDST untuk pediatriBlangko DDST untuk pediatri
Blangko DDST untuk pediatri
 
Blangko pemeriksaan MMT
Blangko pemeriksaan MMTBlangko pemeriksaan MMT
Blangko pemeriksaan MMT
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
 
Biografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimuraBiografi lengkap kapitan pattimura
Biografi lengkap kapitan pattimura
 
Format DDST
Format DDSTFormat DDST
Format DDST
 
Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015
Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015
Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2015
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
 
Neck & trunk rom measurement
Neck & trunk rom measurementNeck & trunk rom measurement
Neck & trunk rom measurement
 
Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?
Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?
Le torticoli congenital: Musculaire ou Postural?
 
Range of motion exercises
Range of motion exercisesRange of motion exercises
Range of motion exercises
 
Goniometry and Manual Muscle Testing of the UE
Goniometry and Manual Muscle Testing of the UEGoniometry and Manual Muscle Testing of the UE
Goniometry and Manual Muscle Testing of the UE
 
Goniometry.ppt uche
Goniometry.ppt ucheGoniometry.ppt uche
Goniometry.ppt uche
 
Range of motion
Range of motionRange of motion
Range of motion
 

Similar to Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat

Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasipjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syokpjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakpjj_kemenkes
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanpjj_kemenkes
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakpjj_kemenkes
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakpjj_kemenkes
 

Similar to Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat (20)

Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembang
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
 
Kb 3 imunisasi
Kb 3 imunisasiKb 3 imunisasi
Kb 3 imunisasi
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
 
Modul 3 kb 2
Modul 3   kb 2Modul 3   kb 2
Modul 3 kb 2
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anak
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
 
Modul 4 kb 1
Modul 4   kb 1Modul 4   kb 1
Modul 4 kb 1
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anak
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 

Recently uploaded

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 

Recently uploaded (20)

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 

Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 KEPERAWATAN ANAK 1 Yuliastati Pedoman Praktek Laboratorium Keperawatan Anak Sehat SEMESTER 5 MODUL PRAKTIKUM
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia- Nya sehingga penyusunan Modul Pedoman Praktek Laboratorium asuhan Keperawatan Anak Sehat dapat selesai dan diterbitkan. Modul ini disusun sebagai pegangan dan panduan belajar bagi mahasiswa D III keperawatan dalam mengukuti mata kuliah Keperawatan Anak I. Ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang sudah memberikan kontribusi pada penyusunan dan penerbitan modul ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran selalu penulis harapkan. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pihak- pihak yang membutuhkan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . COVER Kata pengantar i ii Daftar Isi Daftar Gambar Pendahuluan Daftar isi 1 2 Kegiatan Belajar 1 Penilaian Pertumbuhan pada Anak Tugas Akhir Mandiri 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kegiatan Belajar 2 Penilaian Perkembangan dengan Denver Developmentak Screening Test (DDST) II 26 Kegiatan Belajar 3 Imunisasi 37 99 102 Kegiatan Belajar 4 Stimulasi Pada Anak 58
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Daftar Istilah Caution : Hasil penilaian pemeriksaan Denver Developmental Screening Test (DDST) II, dimana anak tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan pada item tertentu dan anak mendapatkan peringatan. Delay : Hasil penilaian pemeriksaan Denver Developmental Screening Test (DDST) II, dimana anak gagal melakukan tugas perkembangan yang telah ditentukan sesuai dengan garis usia pada beberapa sector tertentu. Makrosepali : Ukuran kepala besar dibanding normal. Mikrosepali : Pengecilan kepala yang abnormal disertai dengan retardasi mental akibat penyakit neurologi berupa cacat otak secara menyeluruh. Trust : Membina hubungan saling percaya dengan klien.
  • 5. 2 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pendahuluan Gambar : Anak- anak sehat Salam hangat, Selamat, anda sudah sampai pada modul 5 tentang pedoman praktek laboratorium asuhan keperawatan anak sehat. Setelah anda mempelajari dan memahami keperawatan anak secara teori, maka dalam modul ini anda akan praktek di laboratorium dan belajar tentang tindakan-tindakan yang dapat dilakukan pada anak sehat. Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, anak sehat adalah anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya serta dapat beradaptasi baik dengan lingkungannya. Tumbuh kembang yang optimal salah satunya ditentukan oleh status kesehatan anak itu sendiri. Anak yang sehat maka ia dapat melalui setiap tahap dalam proses tumbuh kembangnya dengan baik. Untuk itu maka dalam modul ini anda akan belajar bagaimana mengukurdanmenilai statustumbuhkembanganakdengancarapemeriksaanantropometri untuk menilai pertumbuhan dan memeriksa Denver Developmental Screening Test (DDST) II untuk melihat perkembangannya. Selain itu anda juga akan belajar tentang pelaksanaan pemberian imunisasi dan bagaimana melakukan stimulasi perkembangan pada berbagai tahap usia anak. Agar memudahkan anda belajar, maka modul ini dikemas dalam 4 kegiatan belajar dan seluruhnya diberi alokasi waktu 16 jam. Dengan demikian maka untuk menyelesaikan setiap kegiatan belajar anda membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 5 jam.Kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut: kegiatan belajar 1 membahas tentang penilaian pertumbuhan anak, kegiatan belajar 2 membahas tentang penilaian perkembangan anak, kegiatan belajar 3 membahas tentang Imunisasi pada bayi dan anak serta kegiatan belajar 4membahas tentang stimulasi pada anak.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Oleh karena itu setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat: 1). Melakukan pemeriksaan antropometri 2). Melakukan pemeriksaan dan penilaian perkembangan dengan menggunakan teknik DDST II 3). Melakukan imunisasi pada bayi dan anak, serta 4). Melakukan stimulasi perkembangan pada berbagai tingkat usia anak. Proses pembelajaran dalam modul 5ini dapat berjalan dengan baik apabila anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1. Pahami dulu semua materi yang telah anda pelajari pada modul-modul sebelumnya terutama pada modul 1 dan 2, karena itu merupakan dasar bagi anda untuk mempelajari modul 5 ini. 2. Berusahalah untuk konsentrasi dalam membaca setiap materi yang terdapat di dalam modul ini sehingga anda dapat memahami apa yang dimaksud. 3. Belajarlah secara berurutan mulai dari kegiatan belajar 1 sampai selesai kemudian baru dilanjutkan ke kegiatan belajar 2 dan selanjutnya. Hal ini penting untuk menyusun pola pikir anda sehingga menjadi terstruktur. 4. Karena anda dituntut untuk dapat melakukan praktek di laboratorium dengan benar, maka pelajari dan ikuti setiap langkah yang terdapat dalam prosedur tindakan. 5. Keberhasilan proses belajar modul ini akan sangat tergantung pada kesungguhan anda dalam membaca, memahami dan mengerjakan semua kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk itu jangan tergesa-gesa dalam mempelajari modul ini. Apabila anda kesulitan belajar sendiri, anda boleh belajar bersama teman-teman sejawat anda. 6. Bila anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau fasilitator yang telah ditunjuk didaerah yang terdekat dengan anda. Selamat belajar, semoga anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini untuk bekal anda dalam melaksanakan tugas dan pengabdian yang anda lakukan. Gambar : Selamat belajar
  • 7. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Umum: setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu melaksanakan pemeriksaan antropometri dengan tepat. Tujuan Umum Praktikum Tujuan Khusus Praktikum Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka pokok-pokok materi yang akan dibahas dalam modul 5 ini adalah: Mengukur dan menilai status antropometri yang terdiri dari: 1. Berat badan 2. Tinggi badan/panjang badan 3. Lingkar kepala 4. Lingkar lengan atas 5. Tebal lipatan kulit Setelah selesai mempelajari modul ini anda diharapkan: 1. Dapat melakukan pengukuran berat badan anak dengan benar 2. Dapat mengukur tinggi badan anak dengan benar 3. Dapat mengukur lingkar kepala anak dengan benar 4. Dapat mengukur lingkar lengan atas anak dengan benar 5. Dapat mengukur tebal lipatan kulit dengan benar Gambar : Pertumbuhan Anak Pokok-pokok materi Penilaian pertumbuhan Pada Anak Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan jarak jauh dalam bentuk praktikum. Praktikum akan kita mulai dengan bahasan tentang: Kegiatan Praktikum 1
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 1. Ukuran Antropometrik pertumbuhan seorang anak? dan bagaimana kita dapat mengetahui dan menilai bahwa seorang anak mengalami perubahan fisik dengan bertambahnya berat badan, tinggi badan serta ukuran-ukuran fisik lainnya?Nah, pada modul ini anda akan diajak untuk mengenal parameter-parameter apa saja untuk menilai pertumbuhanfisik pada anak serta tujuan dan makna dari pemeriksaan tersebut. Baiklah mari kita mulai: Seperti yang telah kita bahas dalam modul sebelumnya, kita tahu bahwa anak adalah generasi penerus yang akan meneruskan kelangsungan suatu bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa maka kita menginginkan anak tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Seorang anak dikatakan tumbuh apabila ia bertambah berat dan tinggi setiap harinya. Untuk mengetahui apakah ia tumbuh, maka kita harus mengukur status antropometrinya. Apakah itu? Uraian Materi Pernahkah anda mengamati bagaimana seorang bayi bisa bertambah besar dan tumbuh menjadi seorang anak yang lucu? Bagaimana tubuhnya bisa bertambah tinggi dan besar padahal saat ia dilahirkan hanya memiliki berat badan sekitar 3000 gram dan panjang badan sekitar 50 cm? pernahkah juga anda menemukan dua orang anak dengan umur yang sama tetapi memiliki karakteristik tubuh yang berbeda dimana anak yang satu bertubuh tinggi besar sedangkan anak yang lainnya bertubuh pendek dan kurus? Pernahkah terpikirkan oleh anda mengapa terdapat variasi-variasi dalam prosesGambar : variasi pertumbuhan Pertumbuhan fisik anak pada umumnya dinilai dengan menggunakan ukuranantropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi: 1. Tergantung umur yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap umur,lingkar kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur. Untuk menentukannya maka diperlukanketerangan yang akurat mengenai tanggal lahir anak. Kesulitannya adalah di daerah-daerahtertentu, orang tua kadang-kadang tidak mengingat dan tidak ada catatan tentang tanggal lahir anak.
  • 9. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 2. Tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran lenganatas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK). Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan ukuran baku tertentumisalnya NCHS dari Harvard atau standar baku nasional (Indonesia) seperti yang terekam padaKartu Menuju Sehat (KMS). Dengan melihat perbandingan hasil penilaian dengan standar bakutersebut maka dapat diketahui status gizi anak. Nilai perbandingan ini dapat digunakan untukmenilai pertumbuhan fisik anak karena menunjukkan posisi anak tersebut pada persentil (%)keberapa untuk suatu ukuran antropometrik pertumbuhannya. Dengan demikian maka dapat disimpulkanapakah anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih. Selain itu juga dapat diamati trend (pergeseran) pertumbuhan anak dari waktu ke waktu. Pemeriksaan antropometri terdiri dari (Pertiwi, 2013): 1. Berat Badan (BB) Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudahdiukur dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiappemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BBmerupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anaksaat pemeriksaan. Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit sajaseperti sakitdanpolamakan.Selainitudarisisipelaksanaan,pengukuranobyektifdandapatdiulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktulama. Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemukatau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi pengukuran BBseperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dansebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk menilaistatus nutrisi. Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur yangtepat,jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran BBdipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standaryang diacu. BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase:  >120% disebut gizi lebih  80-120% disebut gizi baik  60-80% tanpa edema = gizikurang  Dengan edema = gizi buruk  <60% disebut gizi buruk Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalahnutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi: 1. Ringan = kehilangan 5-15%, 2. Sedang = kehilangan 16-25%, 3. Berat = kehilangan >25%
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 2. Tinggi Badan (TB) Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yangberlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguanpertumbuhan fisik di masa lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif,dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa. Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dilakukan dengan posisi tidurdan pada anak umur lebih dari 2 tahun dilakukan dengan posisi berdiri. Seperti pada BB, pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat,jenis kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB ataudihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen. TB/U dibandingkan dengan standar baku (%)  90-110% = baik/normal  70-89% = tinggi kurang  <70% = tinggi sangat kurang Rasio BB menurut TB (BB/TB) Rasio BB/TB jika dikombinasikan dengan BB/U dan TB/U sangat penting dan lebihakurat dalam penilaian status nutrisi karena memberikan informasi mengenai proporsi tubuh. Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm dan pada anaklelaki sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu, hasil perbandingan BB/TB menjadi tidakbermakna, karena adanya tahap percepatan pertumbuhan (growth spurt) pada masa pubertas. Keunggulan parameter ini adalah jika informasi mengenai umur tidak diketahui dengan pasti. Interpretasi BB/TB (dalam %)  120 % : obesitas  110-120 % : overweight  90-110 % : normal  70-90% : gizi kurang  <70% : gizi baik Gambar : Cara mengukur berat badan bayi Gambar : timbangan untuk anak
  • 11. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Gambar : Cara mengukur panjang badan bayi Gambar : microtoise staturemeterGambar : Cara mengukur tinggi badan anak 3. Lingkar Kepala (LK) Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalamkepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Pengukuranrutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhipertumbuhan otak walaupun untuk itu diperlukan pengukuran LK secara berkala. ApabilapertumbuhanotakmengalamigangguanyangdideteksidarihasilpengukuranLKyang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si anak pada kelainanretardasi mental. Sebaliknya kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquorcerebrospinal) maka volume kepala akan membesar (makrosefali), kelainan ini dikenal dengannama hidrosefalus. PengukuranLKpalingbermanfaatpada6bulanpertamasampai2tahunkarenapadaperiode ini pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang abnormal baikkecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 Pada 6 bulan pertama kehidupan LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Gambar : Cara Mengukur Lingkar kepala bayi 4. Lingkar Lengan Atas (LLA) Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawahkulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan denganberat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang padaanak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun). Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan olehsiapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA inilebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakantidak nyaman bagi anak-anak. Interpretasi hasil dapat berupa: 1. LLA (cm):  < 12.5 cm = gizi buruk (merah),  12.5 – 13.5 cm = gizi kurang (kuning),  >13.5cm = gizi baik (hijau). 2. Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB:  <75% = gizi buruk,  75-80% = gizi kurang,  80-85% = borderline , dan  >85% = gizi baik (normal).
  • 13. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 5. Tebal Lipatan Kulit (TLK) Tebal Lipatan Kulit (TLK) merupakan pencerminan tumbuh kembang jaringan lemakdibawah kulit yang lebih spesifik. Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutissehingga dengan mengukur lapisan lemak (TLK) dapat diperkirakan jumlah lemak total dalamtubuh. Hasilnya dibandingkan dengan standar dan dapat menunjukkan status gizi dankomposisi tubuh serta cadangan energi. Pada keadaan asupan gizi yang kurang (malnutrisi misalnya), tebal lipatan kulit menipis dansebaliknya menebal pada anak dengan asupan gizi yang berlebihan (overweight sampaiobese). Sehingga parameter ini juga dapat bermakna penting bagi pengaturan pola diet anakkhususnya yang mengalami kegemukan (overweight sampai obese). Selain itu, pemeriksaanTLK bila dikaitkan dengan nilai LLA misalnya pada otot triseps dapat dipakai untuk menghitungmassa otot. Regio tubuh umum tempat dilakukannya pengukuran TLK dengan menggunakanskinfold calliper adalah regio trisep, bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis. Gambar : Cara mengukur tebal lipatan kulit (skinfold) menggunakan skinfold calipers Nah, selanjutnya agar anda dapat melakukan pemeriksaan antropometri dengan benar maka anda harus menyimak dan mempelajari dengan seksama prosedur tindakan pengukuran antropometri di bawah ini:
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 2. Prosedur pemeriksaan antropometri a. Mengukur berat badan dengan menggunakan timbangan digital No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. Persiapan alat: Timbangan digital yang sudah dilkaliberasi 2. Pelaksanaan: a. Menimbang bayi 1. Periksa apakah skala seimbang (jarum posisi 0) sebelum digunakan. 2. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 3. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 4. Timbang bayi telanjang diatas tim bangan bayi,lindungi bayi dengan menempatkan tangan di atas tubuh untuk mencegah jatuh. 5. Perhatikan jarum menunjukan angka berapa dan catat. 6. Pakaikan kembali baju bayi b. Menimbang anak dengan ibunya: 1. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 2. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 3. Mintalah kepada ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos kaki atau asesoris yang digunakan anak maupun ibu. 4. Siapkan buku catatan untuk men catat hasil penimbangan ibu dan anak sebelum dipindahkan ke for mulir. 5. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah kanan (warna BIRU). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri kaca display, berarti timbangan siap digunakan. 6. Timbang ibu dari anak yang akan ditimbang dengan meminta ibu naik ke alat timbang.
  • 15. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 7. Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (pandangan lurus kedepan). 8. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka tidak berubah (STATIS). 9. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda bulatan O diujung kiri atas kaca display. 10. Minta ibu turun dari alat timbang dan tunggu sampai alat timbang OFF secara otomatis. 11. Aktifkan kembali alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah kanan (warna BIRU), dan tunggu sampau muncul angka 0,00. 12. Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama. 13. Catat angka yang terakhir. 14. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak) dengan beratbadan ibu. 15. PEMBULATAN berat badan anak dilakukan setelah pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan ibu. 3. Evaluasi: a. Pakaikan kembali baju bayi b. Bereskan alat-alat c. Catat hasil penimbangan di buku catatan anak.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 b. Menimbang berat badan anak dengan menggunakan dacin No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. Persiapan alat: 1. Timbangan gantung (dacin) 2. Celana timbang/sarung timbang 2. Pelaksanaan: 1. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 2. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 3. Kesetimbangan dacin harus di cek (alat dikalibrasi) untuk menghindari kesalahan menimbang. Dalam keadaan tanpa beban,dacin harus menunjukan angka 0. 4. Saat dacin akan digunkan, pastikan dacin sudah tergantung kuat agar saat menimbang, bayi tidak jatuh (menjaga tingkat keamanan). Usa hakan batang timbangan setinggi mata agar mudah dibaca. 5. Gantungkan tempat penimbangan bayi (celana timbang / sarung timbang), kemudian seimbangkan sampai menunjukan angka 0. 6. Meletakan bayi ke dalam sarung tim bangan dan pastikan anak tidak di pegang oleh ibunya. 7. Hasil penimbangan dapat dilihat pada skala penimbangan, apabila hasil penimbangan diantara dua garis skala timbang maka dibulatkan ke bawah. 8. Untuk memulai mengukur yang kedua, lakukan kalibrasi ulang agar terhindar dari kesalahan. 3. Evaluasi: a. Bereskan kembali alat-alat b. Catat hasil penimbangan di buku catatan.
  • 17. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan c. Mengukur tinggi badan anak No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. Persiapan alat dan bahan: 1. Papanukur (untuk anak <24 bulan) 2. Microtoise staturemeter (untuk anak lebih dari 24 bulan) 2. Pelaksanaan: d. Mengukur panjang badan pada anak dibawah 24 bulan: 1. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 2. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 3. Tempatkan anak terlentang dengan kepala di garis tengah. 4. Pegang lutut dan dorong dengan per lahan ke arah meja agar kaki extensi penuh. 5. Ukur dari verteks (puncak) kepala sampai tumit kaki (jari kaki mengarah keatas). 6. Catat hasilnya dalam centimeter. e. Tinggi badan berdiri pada anak lebih dari 24 bulan: 1. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 2. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 3. Lepaskan kaos kaki dan sepatu anak. 4. Minta anak berdiri setinggi mungkin, punggung tegak, kepala digaris tengah dan mata melihat lurus kedepan. 5. Periksa fleksi lutut,kemerosotan bahu,peninggian tumit. 6. Ukur dari puncak kepala sampai permukaan berdiri. 7. Ukur sampai cm atau 1/8 inci terdekat. 3. Evaluasi: 1. Catat hasil pengukuran dibuku catatan anak. 2. Rapikan kembali peralatan.
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 d. Mengukur lingkar kepala (LK) No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. Persiapan alat dan bahan: Pita pengukur(meteran/metelin) 2. Pelaksanaan: 1. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 2. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 3. Siapkan pita pengukur (meteran). 4. Pastika bayi tidak menggunakan assesoris apapun padarambutnya. 5. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya. 6. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala. 7. Ulangi penggukuran sampai 2 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat. 8. Catat hasilnya dalam centimeter. 3. Evaluasi: a. Rapikan kembali alat-alat b. Catat hasil pengukuran di buku catatan anak.
  • 19. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan e. Mengukur lingkar lengan atas (LLA) No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. Persiapan alat dan bahan: Pita pengukur(meteran/metelin) 2. Pelaksanaan: 1. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 2. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 3. Siapkan pita pengukur (meteran). 4. Pilih lengan yang akan diukur, yaitu lengan kiri 5. Bebaskan lengan bayi/anak dari pakaiannya 6. Ukur panjang lengan atas dengan titik pengukuran dari pangkal (acro mion) hinggga siku (olecranon). Lengan ibu membentuk sudut 90°. 7. Relaksasikan lengan bayi. 8. Ukur lingkar lengan atas pada titik tengah panjang dengan pita pengukur LLA. 9. Baca hasil pengukuran LLA dalam centimeter. Sumber : WHO (2009).WHO Training Course on The Management of severe Malnutrition 3. Evaluasi: a. Rapikan kembali alat-alat b. Catat hasil pengukuran di buku catatan anak.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 f. Mengukur tebal lipatan kulit (TLK) No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. Persiapan alat dan bahan: Caliper skinfold 2. Pelaksanaan: 1. Bina hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua. 2. Jelaskan pada orang tua tujuan dilakukannya tindakan. 3. Tentukan tempat pengukuran TLK. Regio tubuh umum tempat dilakukannya pengukuran TLK dengan menggunakan skinfold calliper adalah regio trisep, bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis. 4. Buka pakaian anak sesuai dengan tempat yang akan di ukur. 5. Lakukan pengukuran TLK dengan cara mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya kemudianditarik menjauhi tubuh 6. Tempatkan calipers diantara cubitan kulit tersebut. 7. Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter yang kemudian hasil pen jumlahan beberapa regio tersebut dimasukkan dalam rumus untuk mendapatkan persentase lemak tubuh. 3. Evaluasi: a. Rapikan kembali alat-alat b. Catat hasil pengukuran di buku catatan anak.
  • 21. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19
  • 23. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Gambar 6:: Pertumbuhan anak normal Jika kurva pertumbuhan anak mengikuti pola seperti gambar diatas (warna biru) dikatakan pertumbuhan normal walaupun kenaikan berat badan selalu berada pada area kuning. Pertumbuhan dikatakan normal atau baik jika berat badan, panjang (tinggi) badan, dan lingkar kepala naik pada pengukuran berikutnya. Khusus untuk berat badan lebih tepatnya jika: • Berada pada pita warna yang sama dengan bulan lalu • Atau naiksedikit pada pita warna diatasnya. • Prinsip dasarnya adalah usahakan pertumbuhan berada pada pita yang sama
  • 25. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Gambar 7: Pertumbuhan terganggu Kurva merah pada gambar menunjukkan pertumbuhan yang terganggu walaupun tampak ada kenaikan berat badan. Dapat pula dikatakan anak tidak tumbuh. Pada pola seperti ini jika pada pengukuran bulan berikutnya berat badan masih menurun dan bahkan masuk area kuning anak dikatakan gagal tumbuh (failure to thrive), Ibu harus segera konsultasi pada dokter spesialis anak.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan seorang anak dapat dinilai dengan cara melakukan serangkaian pemeriksaan pertumbuhan yang disebut dengan pemeriksaan antropometri. Pemeriksaan antropometri terdiri dari pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui status nutrisi anak, tingkat pertumbuhannya, serta deteksi adanya kemungkinan penyakit kongenital seperti hidrosepalus atau retardasi mental. Untuk itu maka pemeriksaan antropometri penting dilakukan mulai dari bayi baru lahir sampai usia anak, dan hendaknya dilakukan secara berkala untuk mengetahui apakah proses pertumbuhan anak sudah sesuai dengan yang seharusnya atau ada penyimpangan. Dengan demikian pemeriksaan antropometri juga dapat digunakan sebagai alat deteksi dini adanya kelainan atau penyimpangan pertumbuhan. Rangkuman
  • 27. 24 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Tugas Mandiri Untuk melakukan praktek pemeriksaan antropometri sesuai prosedur, anda harus mempraktekannya di laboratorium dengan alat-alat yang memadai, dengan demikian maka yang pertama harus anda lakukan adalah pergi ke institusi pengampu untuk meminta izin praktek di laboratorium. Selanjutnya anda meminta izin kepada penanggung jawab Mata ajar (MA) Keperawatan Anak untuk melaksanakan praktek. Setelah mendapat izin, maka anda mulai mempersiapkan langkah-langkah yang terdapat dalam prosedur dan meminta kesediaan penanggung jawab MA untuk menjadi fasilitator/pembimbing. Buatlah kontrak untuk menentukan waktu pelaksanaan prosedur. Setelah waktu pelaksanaan ditentukan, langkah selanjutnya anda hubungi petugas laboratorium untuk peminjaman alat. Saat anda ke laboratorium, jelaskan maksud dan tujuan anda ke petugas laboratorium. Selanjutnya anda mengisi buku pinjaman dan menuliskan alat dan bahan sesuai kebutuhan. Setelah diverifikasi oleh petugas, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Setelah lengkap, bawalah alat dan bahan tersebut ke laboratorium. Ingat, yang akan anda periksa adalah bayi dan anak. Jadi agar pengukurannya akurat maka sebaiknya anda membawa 1orang bayi antara usia 0-12 bulan dan 1 anak antara usia 1-2 tahun dengan disertai ibunya. Kalau sulit, maka mintalah pertimbangan pembimbing untuk melakukannya pada phantom bayi/anak. Kalau yang akan diukur bayi/anak sungguhan, maka buatlah kontrak dengan orang tua untuk pelaksanaan praktek disesuaikan dengan jadwal laboratorium. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, anda diharapkan mampu melaksanakan pengukuran antropometri dengan benar. Untuk itu maka tugas yang harus anda lakukan adalah lakukan seluruh pemeriksaan antropometri sesuai dengan prosedur pada bayi dan anak di laboratorium. Untuk kelancaran praktek di laboratorium, maka langkah yang harus anda lakukan adalah…
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 Setelah disepakati, maka mulailah melakukan praktek. Hubungi pembimbing institusi bahwaanda sudah siap. Serahkan formulir pemeriksaan antropometri kepada pembimbing untuk dinilai. Mulailah melakukan demonstrasi. Lakukan masing-masing bayi dan anak pengukuran antropometri sesuai dengan prosedur (langkah demi langkah). Mintalah pembimbing untuk mengoreksi apabila ada langkah-langkah yang terlewati. Lakukan demonstrasi dengan tenang dan fokus. Setelah selesai, evaluasilah dengan pembimbing untuk proses yang telah dilakukan. Catat masukan-masukan yang diberikan oleh pembimbing. Mintalah nilai praktikum kepada pembimbing. Apabila harus diulang maka rencanakan kembali jadwal praktikum selanjutnya. Jangan lupa minta tanda tangan pembimbing sebagai bukti fisik bahwa anda telah melaksanakan praktek. Simpan bukti itu baik-baik. Rapikan kembali ruangan dan kembalikan alat ke ruang penyimpanan alat. Lapor ke petugas laboratorium untuk dichek kelengkapan alat yang dipinjam. Nah, selamat melaksanakan praktikum, semoga berhasil. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
  • 29. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Setelah selesai mengikuti pembelajaran, anda diharapkan mampu melaksanakan pemeriksaan perkembangan dengan menggunakan DDST II Tujuan Umum Praktikum Tujuan Khusus Praktikum 1. Pengertian DDST II 2. Kegunaan DDST 3. Prosedur pemeriksaan DDST 4. Interpretasi hasil pemeriksaan DDST 5. Cara memeriksa DDST II sesuai prosedur Setelah selesai mengikuti pembelajaran tentang penilaian perkembangan dengan DDST ini, anda dapat: 1. Menjelaskan pengertian DDST 2. Menjelaskan kegunaan DDST 3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan DDST 4. Menjelaskan interpretasi hasil DDST 5. Melaksanakan pemeriksaan DDST sesuai prosedur Gambar : Melakukan Test Pokok pokok kegiatan praktikum Penilaian Perkembangan dengan Menggunakan Denver Development Screening Test (DDST) II Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan praktikum. Praktikum akan kita teruskan dengan bahasan tentang: Kegiatan Praktikum 2
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 1. Pengertian DDST Walaupun DDST tidak dapat dijadikan patokan sebagai tes diagnostik untuk menilai adanya kelainan perkembangan, tetapi DDST berguna untuk:  Menilai perkembangan anak sesuai dgn umurnya  Memantau anak yg tampak sehat dari umur 0 tahun sampai dengan 6 tahun.  Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan perkebangan  Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan, apakah benar-benar ada kelainan perkembangan  Monitor anak dengan resiko perkembangan misalnya anak dengan masalah perinatal Uraian Materi Menurut Soetjiningsih (1995), DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15 sampai 20 menit) dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak pra sekolah yangmengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun. Gambar : Test IQ Aspek perkembangan yang dinilai terdiri dari 105 tugas perkembangan yang kemudian dilakukan revisi sehingga pada DDST II menjadi 125 tugas perkembangan. Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan yang meliputi: 2. Kegunaan DDST
  • 31. 28 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan a. Personal social (perilaku sosial), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus), yaitu aspek yangberhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. c. Language (bahasa), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. d. Gross motor (gerakan motorik kasar), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Setiap tugas digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut umur dalam lembar DDST. Pada umumnya saat tes dilakukan, tugas yang diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama. Dalam pemeriksaan DDST ada beberapa syarat yang harus digunakan yaitu alat dan prosedur pelaksanaan. a. Alat yang digunakan: • Alat peraga: benang wol merah, kismis/manic-manik, kubus warna merah, kuning, hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil. • Lembar formulir DDST • Buku petunjuk sebagai referansi. b. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap: Tahap pertama dilakukan secara periodic pada semua anak yang berusia: • 3-6 bulan • 9-12 bulan • 18-24 bulan • 3 tahun • 4 tahun • 5 tahun Tahap keduadilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap 1 kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. 3. Prosedur DDST : c. Teknik pemeriksaan:  Tentukan umur anakdengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun.  Bila hasil perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan ke bawah, bila sama dengan atau lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas. Contoh: Mira lahir pada tanggal 1 januari 2011 dari kehamilan cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 9 November 2013, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: 2013 – 11 – 9 (saat tes dilakukan) 2011 - 01 – 1 (tanggal lahir Mira) 2 – 10 – 8, jadi umur Mira 2 tahun 10 bulan 8 hari. Karena 8 hari lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan ke bawah sehingga umur Mira adalah 2 tahun 10 bulan. Lakukan perhitungan penyesuaian usia bila tanggal lahir anak lebih cepat minimal 15 hari dari taksiran persalinan atau hari perkiraan persalinan (HPL).
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 Contoh: Ali lahir tanggal 21 September 2010. Saat dilakukan tes DDST tanggal 19 Juli 2013 menurut ibunya berdasarkan keterangan petugas kesehatan saat pemeriksaan kehamilan, Ali seharusnya lahir tanggal 2 September 2010. Maka usia penyesuaian Ali untuk pemeriksaan DDST adalah: Tanggal pemeriksaan 2013 – 07 - 19 (tanggal lahir Ali) 2010 – 09– 21 2 – 9 - 18 Lama premature: 17 Usia penyesuaian 2 - 9 - 1 Jadi yang di buat garis umur adalah 2 tahun 9 bulan, bukan 2 tahun 10 bulan.  Setelah diketahui umur anak, selanjutnya dengan menggunakan penggaris tarik garis secara vertikal dari atas ke bawah berdasarkan umur kronologisyang tertera di bagian atas formulir sehingga memotongkotak tugas perkembangan pada formulir DDST.  Lakukan penilaian pada tiap sektor, Apakah LULUS (PASSED=P = beri tanda √), GAGAL (FAIL=F= tanda 0), MENOLAK (REFUSAL=R = tanda M) atau anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (NO OPPORTUNITY = N O)  Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa item yang mendapat P dan F, selanjutnya hasil tes diklasifikasikan dalam: NORMAL, ABNORMAL, MERAGUKAN (QUESTIONABLE) DAN TDK DPT DITES (UNTESTABLE) a. ABNORMAL  Bila didapatkan 2 atau> delay, pada 2 sektor atau lebih  Bila dalam 1 sektor atau> didapatkan 2 atau> delay + 1 Sektor atau> dengan 1 Delay dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengang garis vertikal usia. b. MERAGUKAN/SUSPECT  Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan/lebih  Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.  Bila didapatkan minimal 2 caution atau minimal 1 delay ( pada satu sektor)  Lakukan uji ulang dalam satu sampai 2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat ( rasa takut, keadaan sakit, kelelahan) c. TIDAK DAPAT DITES (UNTESTABLE)  Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan  Bila ada skor menolak 1 atau lebih item sebelah kiri garis umur  Menolak > 1 item area 75%-90% (warna hijau) d. NORMAL  Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas  Bila tidak ada keterlambatan / delay  Maksimal 1 caution  Lakukan ulangan pemeriksaan pada kontrak kesehatan berikutnya 4. Hasil Penilaian (Interpretasi Hasil DDST) :
  • 33. 30 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat lembar pemeriksaan DDST II di bawah ini: Format pemeriksaan DDST tampak depan:
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 Format pemeriksaan DDST tampak belakang:
  • 35. 32 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Bagaimana caranya kita melakukan pemeriksaan DDST? Baiklah Di bawah ini adalah prosedur bagaimana cara melakukan pemeriksaan DDST. Simak baik-baik! 5. Prosedur pelaksanaan pemeriksaan DDST Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak A. Persiapan alat: 1. Persiapan material test dan lembar formulir test B. Pelaksanaan: 1. Membina hubungan / komunikasi dengananak dan orang tua/ pengasuh (sapa anakdan orang tua/ perkenalan dan membina hubungan saling percaya) 2. Menjelaskan tujuan DDST II kepada pengasuh/orang tua (untuk menen tukan status perkembangan saat ini, bukan test IQ, dll) 3. Mengkaji umur anak : mencatat nama, tanggal lahir, tanggal test, penyesuaian prematuritas. 4. Menghitung Umur anak sesuai informasi 5. Membuat/menggambar Garis umur 6. Melakukan Pelaksanaan test: a. berurutan mulai dari sektor personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorikkasar b. Tugas yang mudah didahulukan, dari arah kiri garis umur ke kanan c. usaha dan kemampuan anak diberi penghargaan/pujian d. Tugas yang menggunakan materi/ alat yg sama dilakukan berkelanjutan e. Hanya material yang digunakan untuk test (pd tugas perkembangan tertentu) yangada di atas meja
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 f. Jumlah test perkembangan yang diberikan minimal 3 tugas perkembangan tes yang paling dekat di sebelah kiri garis umur dan yang ditembus / berpotongan dg garis umur. g. Lanjutkan melakukan tes tugas perkembangan ke kanan dalam satu sektor hingga tercapai 3 x gagal. h. bila anak tidak mampu melakukan test awal, beri tambahan tugas perkembangan lagi ke sebelah kiri pd sektor yg sama sampai anak dapat melewati 3 tugas i. Cara Melakukan test tepat /sesuai petunjuk 7. Memberikan skoring penilaian test tugas 8. Evaluasi/ Menginterpretasikan hasil test 9. Terminasi pada orang tua dengan memberikan konsultasi tindak lanjut. Setelah anda mempelajari dan memahami semua materi pada kegiatan belajar 2 ini, maka tugas selanjutnya adalah anda harus mempraktekkannya langsung kepada anak usia 0 sampai 6 tahun. Anda siap?
  • 37. 34 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan DDST merupakan salah satu metode yang bisa dilakukan untuk menilai kemampuan anak dalam melakukan tugas perkembangannya. DDST bukan pemeriksaan diagnostik bukan pula pemeriksaan IQ. Tetapi hasil DDST dapat menjadi indikator perkembangan anak sehingga apabila hasil pemeriksaan banyak item yang gagal dilakukan anak, maka orang tua harus waspada dan hendaknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Indikator perkembangan yang diperiksa dalam DDST terdiri dari 4 sektor yaitu personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar. Kesemuanya dijabarkan menjadi 125 item tugas perkembangan yang harus dilewati anak sesuai dengan usianya. Rangkuman
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 Tugas Mandiri Untuk melakukan praktek pemeriksaan DDST sesuai prosedur, anda harus mempraktekannya di laboratorium dengan alat-alat yang memadai, dengan demikian maka yang pertama harus anda lakukan adalah pergi ke institusi pengampu untuk meminta izin praktek di laboratorium. SelanjutnyaandamemintaizinkepadapenanggungjawabMataajar(MA)Keperawatan Anak untuk melaksanakan praktek. Setelah mendapat izin, maka anda mulai mempersiapkan langkah-langkah yang terdapat dalam prosedur dan meminta kesediaan penanggung jawab MA untuk menjadi fasilitator/pembimbing. Buatlah kontrak untuk menentukan waktu pelaksanaan prosedur. Untuk pemeriksaan DDST ini, anda harus membawa satu orang anak yang berusia antara 0-6 tahun untuk diperiksa. Buatlah kontrak dengan orang tua untuk pelaksanaan praktek disesuaikan dengan jadwal laboratorium. Setelah waktu pelaksanaan ditentukan, langkah selanjutnya anda hubungi petugas laboratorium untuk peminjaman alat. Saat anda ke laboratorium, jelaskan maksud dan tujuan anda ke petugas laboratorium. Selanjutnya anda mengisi buku pinjaman dan menuliskan alat dan bahan sesuai kebutuhan. Setelah diverifikasi oleh petugas, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Setelah lengkap, bawalah alat dan bahan tersebut ke laboratorium. Setelah disepakati, mulailah melakukan pemeriksaan. Untuk melengkapi belajar praktikum, maka anda harus melakukan praktek di laboratorium. Untuk itu maka tugas anda selanjutnya adalah lakukan pemeriksaan DDST II pada anak usia 0 sampai 6 tahun. Agar pengalaman anda semakin kaya, maka sebaiknya anda melakukan pemeriksaan pada lebih dari 1 orang anak dengan berbagai usia. Agar lebih terstruktur, maka ikuti langkah-langkah berikut ini… 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
  • 39. 36 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Serahkan formulir prosedur DDST kepada pembimbing untuk dinilai. Libatkan orang tua dalam pelaksanaan tindakan. Bina hubungan saling percaya (trust)dengan anak dan orang tua Lakukan pemeriksaan dalam suasana yang menyenangkan dan tidak memaksa anak. Hentikan kegiatan jika anak terlihat kelelahan. Beri pujian jika anak berhasil melakukan tugas sesuai perintah Lakukan interpretasi, dan jika ada hal-hal yang harus disampaikan pada orang tua, sampaikan dengan sopan dan ramah serta tidak menilai. Berikan motivasi kepada orang tua untuk terus memberikan stimulasi terutama pada tugas perkembangan anak yang belum tercapai. Setelah selesai, evaluasilah dengan pembimbing untuk proses yang telah dilakukan. Catat masukan-masukan yang diberikan oleh pembimbing. Mintalah nilai praktikum kepada pembimbing. Apabila harus diulang maka rencanakan kembali jadwal praktikum selanjutnya. Jangan lupa minta tanda tangan pembimbing sebagai bukti fisik bahwa anda telah melaksanakan praktek. Simpan bukti itu baik-baik. Rapikan kembali ruangan dan kembalikan alat ke ruang penyimpanan alat. Lapor ke petugas laboratorium untuk dichek kelengkapan alat yang dipinjam. Nah, selamat melaksanakan praktikum, semoga berhasil. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 Setelah mempelajari materi dalam kegiatan belajar 3 anda diharapkan mampu melaksanakan imunisasi dasar dengan benar sesuai prosedur. Tujuan Umum Praktikum Tujuan Khusus Praktikum 1. Jenis-jenis vaksin yang diberikan dalam program imunisasi 2. Pedoman pemberian imunisasi 3. Prosedur imunisasi Setelah selesai mengikuti pembelajaran, anda dapat: 1. Menjelaskan jenis-jenis vaksin yang diberikan dalam program imunisasi dengan benar. 2. Menjelaskan pedoman pemberian imunisasi dengan benar. 3. Melaksanakan imunisasi dengan benar sesuai prosedur Gambar : Imunisasi penyelamat jiwa Pokok pokok kegiatan praktikum Imunisasi Kegiatan Praktikum 3
  • 41. 38 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Untuk itu agar lebih mengenal jenis-jenis imunisasi tersebut maka di bawah ini akan dijelaskan berbagai jenis vaksin yang diberikan dalam program imunisasi (Satgas IDAI, 2011): a. Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine ) BCG adalah imunisasi untuk mencegah penyakit tuberkolosis. Suntikan BCG berisi kuman yang dilemahkan. Artinya, meskipun kuman yang diberikan masih hidup, tetapi tidak akan menimbulkan sakit dan justru akan menciptakan sistem pertahanan terhadap penyakit tuberkolosis.Timbulnya benjolan di ketiak menandakan bahwa respon pertahanan tubuh sedang bekerja. Jadi, membesarnya kelenjar di ketiak masih merupakan proses normal. Apabila tidak terdapat tanda peradangan, seperti kemerahan, nanah, atau nyeri, maka nantinya benjolan akan mengecil dengan sendirinya. Reaksi ikutan yang biasa terjadi adalah: Uraian Materi Tumbuh kembang anak yang optimal dapat dicapai apabila anak dalam keadaan sehat. Penyakit-penyakit tertentu yang menyerang anak-anak dapat menurunkan atau menghambat proses tumbuh kembang anak bahkan dapat menimbulkan kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis. Untuk itu sebelum penyakit-penyakit tersebut menyerang anak, maka anak perlu dilindungi dengan cara memberikan imunisasi. Di Indonesia, imunisasi merupakan program pemerintah dalam rangka mencegah dan mengeliminasi penyakit-penyakit tertentu yang sering menyerang anak seperti tuberculosis, hepatitis B, difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak. Gambar : Tumbuh Kembang anak 1. Jenis-Jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi dan Reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) 1. Reaksi normal Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 2. Reaksi berat Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher/ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi. 3. Reaksi yang lebih cepat Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG. Perawat perlu memberitahu orang tua bila pembengkakan (ulkus) mengeluarkan cairan, mereka dapat mengompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar, orang tua harus membawanya ke dokter. Gambar : Vaksin BCG b. Hepatitis B Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya. Imunisasi Hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan 1 bulan berikutnya (4 minggu). Untuk mendapatkan respon imun yang optimal, interval antara hep. B-2dan hep B-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan. Mulai tahun 2005, kementerian Kesehatan memberikan vaksin Hep B0 monovalen (dalam kemasan uniject) saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin kombinasiDTwP/Hep B pada umur 2-3-4 bulan. Tujuan vaksin Hep B diberikan dalam kombinasi dengan DTwP adalah untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan cakupan Hep B-3 yang masih rendah.
  • 43. 40 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Gambar : Cara penyuntikan BCG dan reaksi yang ditimbulkan Reaksi KIPI pada imunisasi Hepatitis B biasanya jarang terjadi. Segera setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak tinggi. Pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkkan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi. Anjurkan orang tua untuk memberi banyak minum pada bayi (ASI atau air buah). Jika demam pakaikan pakaian yang tipis. Bekas suntikan yang nyeri dapat di kompres dengan air dingin. Jika demam berikan parasetamol 15 mg/kg bb setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam. Boleh mandi atau diseka dengan air hangat. Gambar : Vaksin Hepatitis B
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 41 Gambar : Cara penyuntikan imunisasi Hepatitis B c. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus) Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu ) dengan interval 4-8 minggu. Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, timbul kemerahan di tempat bekas suntikan, nyeri dan bengkak yang akan hilang dalam beberapa hari. Anjurkan orang tua untuk memberikan anak minum lebih banyak (ASI atau air buah). Jika demam pakaikan pakaian yang tipis. Bekas suntikan yang nyeri dapat di kompres dengan air dingin. Jika demam berikan parasetamol 15 mg/kg bb setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam. Boleh mandi atau diseka dengan air hangat. Jika reaksi memberat dan menetap, atau jika orang tua merasa khawatir, bawalah bayi ke dokter. Gambar : Vaksin DTP
  • 45. 42 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan d. Polio Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi ( PPI ) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi. Untuk imunisasi dasar (polio 2,3,4) diberikan pada umur2, 4 dan 6 bulan dengan interval antara 2 imunisasi tidak kurang dari 4 minggu. Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio, oleh karena itu orang tua tidak perlu melakukan tindakan apapun. Setelah mendapat vaksin polio, bayi boleh makan dan minum seperti biasa. Bila dalam 30 menit bayi muntah, segera diberi lagi vaksin polio. Gambar : Vaksin Polio Gambar : Cara Pemberian Vaksin Polio
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 43 e. Campak Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan. Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi campak biasanya berupa rasa tidaknyaman di bekas penyuntikan. Selain itu dapat terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5-12 hari setelah penyuntikan selama kurang dari 48 jam yaitu demam tidak tinggi, kulit kmerah- an halus/tipis yang tidak menular, pilek. Anjurkan orang tua untuk memberikan anak minum lebih banyak (ASI atau air buah). Jika demam pakaikan pakaian yang tipis. Bekas suntikan yang nyeri dapat di kompres dengan air dingin. Jika demam berikan parasetamol 15 mg/kg bb setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam. Boleh mandi atau diseka dengan air hangat. Jika reaksi memberat dan menetap, atau jika orang tua merasa khawatir, bawalah bayi ke dokter. Gambar : Vaksin Campak 2. Pedoman Pemberian Imunisasi Umur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi adalah sebelum bayi mendapat infeksi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Berilah imunisasi sedini mungkin segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi sebelum bayi berumur 1 tahun. Khusus untuk campak, dimulai segera setelah anak berumur 9 bulan. Pada umur kurang dari 9 bulan, kemungkinan besar pembentukan zat kekebalan tubuh anak dihambat karena masih adanya zat kekebalan yang berasal dari darah ibu (Satgas IDAI, 2008). Urutan pemberian jenis imunisasi, berapa kali harus diberikan serta jumlah dosis yang dipakai juga sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi. Jenis imunisasi yang harus diberikan lebih dari sekali juga harus diperhatikan rentang waktu antara satu pemberian dengan pemberian berikutnya.
  • 47. 44 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Untuk lebih jelasnya sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini:
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 45 3. Prosedur pemberian imunisasi: Agar pemberian imunisasi berjalan baik dan efektif, maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan benar dan tepat. Untuk itu maka di bawah ini di dijelaskan berbagai prosedur imunisasi. Pelajari dan simak baik-baik! a. Prosedur pemberian imunisasi BCG No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. ASPEK KOGNITIF 1. Tujuan: untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) 2. ASPEK PSIKOMOTOR Persiapan Alat : Baki berisi : 1. Spuit dan jarum steril (spuit 1 cc, jarum no. 25,26,27) 2. Kapas steril dan air hangatsteril 3. Kassa steril dalam tempatnya untuk membuka ampul (bila perlu) 4. Kantung plastik kecil untuk menutup vaksin ketika membuka ampul 5. Gergaji ampul (bila perlu) 6. bengkok (satu berisi cairan desinfektan) 7. Sarung tangan steril. 8. KMS anak Termos es berisi : 1. Vaksin BCG. 2. Pelarut BCG( Nacl 0,9 % sebanyak 4 CC ) 3. Cara Kerja : a. Komunikasi terapeutik dengan cara :  mengucapkan salam.  memperkenalkan nama.  menanyakan nama klien yang mau diimunisasi.  Mencocokan KMS, nama Klien , dan jenis immunisasi  Mengkaji pengetahuan tentang im munisasi BCG  Menjawab pertanyaan klien  Mengkaji keadaan klien yang ber hubungan dengan indikasi dan kontra indikasi pemberian immunisai BCG b. Mencuci tangan
  • 49. 46 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak c. Cara mempersiapkan vaksin : 1. membuka ampul Vaksin sebelum ampul dibuka vaksin diketuk ketuk dahulu secara perlahan,supaya vaksin turun kedasar am- pul , kemudian ampul digergji dengan cara :  Pegang ampul antara ibu jari dan jari tengah.  jari telunjuk menekan leher ampul.  Ambil gergaji ampul dan gergaji leher ampul secara melingkar.  Bersihkan leher ampul dengan kapas lembab,untuk mencegah serbuk gelas masuk kedalam vaksin.  Tutup dan lilitkan plastik pada leher ampul ,dengan erat untuk mencegah masuknya udara secara tiba-tiba kedalam ampul waktu dipotong  Pertahankan ampul vaksin pada lehernyadengan hati hati keluarkan dari lilitan 2. cara melarutkan vaksin :  zat pelarut diisap dengan menggu nakan spuit 5 CC, sebanyak 4 cc dan kemudian dimasukan kedalam ampul Vaksin BCG,dengan cara perlahan dan melingkar agar vaksin terlarut semua kemudian digoyang goyang secara perlahan sampai vaksin larut. 3. Cara menyiapkan vaksin:  Sediakan spuit BCG 0,1ml.  Isap vaksin lebihkan sedikit ,agar pada waktu membuang udara vaksin tetap satu dosis ( 0,05 CC )
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 47 No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak d. Mengatur Posisi :  Bayi dipangku ibunyadi lengan kanan, pakaian yang menutup lengan atas kanan dibuka .  Tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas(inertio Musculus Deltoideus))isi spuit dengan vaksin BCG sebanyak 0,05 CC e. Cara Penyuntikan :  Bersihkan dengan kanan atas dengan kapas lembab.  Pegang lengan kanan anak dengan tangan kirisehingga tangan kita dibawah lengan kanan tangan anak, lingkarkan jari–jari anda dan kulit lengan atas anak diregangkanoleh telunjuk dan ibu jari.  pegang spuit dengan lengan kanan dan lubang jarum menghadap ke atas.  Letakan jarum hampir sejajar dengan lengan anak.  Tusukan jarum kedalam kulit sedikit mungkin melukai kulit.  Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lubang jarum tetap menghadap keatas,sehingga hanya bagian atas jarum saja yang masuk kedalam kulit.  Jangan menekan arum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum terlalu menukik  Letakan ibu jari tangan kiri diatas ujung barel  Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dan jari tengah dan doronglah piston dengan ibu jari tangan anda.  Setelah vaksin habis jarum dicabut.
  • 51. 48 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak  Bila pemberian vaksin tepat maka akan timbul benjolan dikulit yang mendatar kelihatan pucat dan pori pori jelas.  Sampaikan pada ibu bahwa pemberian immunisasi sudah selesai.  Klien dirapihkan kembali  Alat- alat dibereskan  Perawat cuci tangan.  Catat pemberian immunisasi pada KMS, dan rekasi yang terjadi pada saat pemberian immunisasi segera dilaporkan kepada penanggun jawab. b. Prosedur Pemberian Imunisasi Hepatitis B dengan Uniject No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak A. ASPEK KOGNITIF Tujuan: Untuk memberikan kekebalan pada anak terhadap penyakit Hepatitis B. Uniject adalah alat suntik (semprit dan jarum) sekali pakai yang sudah diisi vaksin dengan dosis yangtepat daripabriknya. B. ASPEK PSIKOMOTOR Cara pemberian: a. Bina trust dengan anak dan orang tua. b. Pastikan waktu imunisasi anak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. c. Buka kotak wadah Uniject danperiksa: 1. Label jenis vaksin untuk memastikan bahwa Uniject tersebutmemang berisi vaksin Hepatitis B 2. Tanggal kedaluwarsa 3. Warna pada tanda pemantau paparan panas (VVM = vaccine vial Monitor) yang ter- tera atau menempel pada pembungkus Uni- ject (aluminium voil)
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 49 No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak d. Cara penyuntikan intramuskuler: 1. Selama VVM tetap berwarna PUTIH atau LEBIH TERANG dari warnadalam lingkaran rujukan, makavaksin Hepatitis B dalam Unijectmasih layak dipakai. 2. Bila warna VVM sudah SAMA atau LEBIH TUAdari warna lingkaranrujukan, maka vaksin dalam Uniject tersebut sudah tidak layak pakai. 3. Buka kantongaluminium/plastik dan keluarkan Uniject. 4. Pegang Uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum. 5. AktifkanUniject dengan cara men dorong tutup jarum ke arah leher den gantekanan dan gerakan cepat 6. Saat Uniject diaktifkan akan terasa hambatan dan rasa menembuslapisan. 7. Buka tutup jarum. 8. Tetap pegang Uniject pada bagian leher dan tusukkan jarum pada pertengahan paha bayi secaraintra muskular (im). Tidak perlu dilakukan aspirasi. 9. Pijit reservoir dengan kuat untuk menyuntikkanvaksin Hepatitis B.Jangan memasang kembali tutup jarum. 10. Buang Uniject yang telah dipakai terse butkedalam wadah alat suntik bekas yang telah tersedia (safety box). e. Setelah selesai bereskan kembali alat- alat. f. Catat pemberian immunisasi pada KMS
  • 53. 50 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan c. Prosedur Pemberian Imunisasi DPT No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. ASPEK KOGNITIF Tujuan memberikan vaksin DPT : untuk memberi kekebalan pada anak terhadap pen- yakit Difteri, Pertusis dan tetanus. 2. ASPEK PSIKOMOTOR Persiapan Alat :  Spuit ukuran 2,5cc (solosof)  bengkok untuk tempat sampah  Vaksin dengan DPT pada tempatnya.  Kapas steril yang sudah lembah ( air matang  gergaji ampul bila diperlukan  KMS, alat tulis 3. Cara Kerja : a. Komunikasi terapeutik dengan cara :  mengucapkan salam.  memperkenalkan nama.  menanyakan nama klien yang mau dii munisasi.  Mencocokan KMS, nama Klien , dan jenis immunisasi  Mengkaji pengetahuan tentang immunisasi DPT  Menjawab pertanyaan klien  Mengkaji keadaan klien yang ber hubungan dengan indikasi dan kontra indikasi pemberian immunisai DPT b. Mencuci tangan : c. Menyiapkan Vaksin DPT :  Sebelum membuka vaksin lihat terlebih dahulu labelnya.  Kocok vaksinsecara perlahan agar menjadi homogen sebelum vaksin disuntikan.
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 51 No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak d. Cara mengisi vaksin kedalam Spuit :  Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul.  Usap penutuk plakon dengan kapas lembab streril.  Isap udara sebanyak 0,6 cc masukan kedalam plakon  Tarik vaksin sebanyak 0,5cc lebihkan sedikit untuk membuang udara tetapi tetap satu dosis (0,5cc) e. Mengatur posisi bayi :  Tempat suntikan adalah paha bagian luar.  tangan kiri ibu merangkul bayi , menyangga kepala bahu dan memegang sisi luar lengan kiri bayi. tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu.  tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat f. Cara Menyuntik:  tempat penyuntikan yg paling baik adalah bagian paha sebelah luar.  Letakan ibu jari dan telunjuk pada posisi yg akan disuntik  Bersihkan lokasi dengan kapas lembab.  Tusukan jarum tegak lurus kebawah kulit antara jari anda sampai kulit.  Tarik piston untuk memastikan bahwa jarum tidak mengenai pembuuh darah.  Dorong pangkal pistondengan ibu jari untuk memasukan vaksin. Bila vaksin sudah habis,cabut jarum .
  • 55. 52 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan D. Prosedur Imunisasi Polio No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak A. ASPEK KOGNITIF Tujuan: untuk mencegah terjadinya penyakit polio- myelitis. B. ASPEK PSIKOMOTOR Persiapan Alat : Baki berisi : 1. Bengkok tempat sampah/kapas. 2. Kapas steril dalam tempatnya 3. air steril dalam tempatnya 4. Kartu KMS 5. Pulpen Termos es berisi : 1. Vaksin Polio 2. Pipet khusus untuk vaksin polio C. Cara Kerja : 1.Komunikasi terapeutik dengan cara :  mengucapkan salam.  memperkenalkan nama.  menanyakan kepada keluarga nama klien yang akan diimunisasi.  Mencocokan KMS, nama Klien , dan jenis immunisasi  Mengkaji pengetahuan keluarga tentang immunisasi polio.  Menjawab pertanyaan klien  Mengkaji keadaan klien yang ber hubungan dengan indikasi dan kontra indikasi pemberian immunisai Polio 2. Mencuci tangan. 3. Menyiapkan vaksin ,dengan cara mem buka vaksin dengan cara sebelumnya vaksin dihapus hamakan dengan kapas yang sudah tersedua. 4. Dengan menggunakan gergaji ampul vaksin dibuka dengan hati- hati agar vaksin tidak tertumpah,kemudian pasang pipetnya dengan pas.dan simpan kembali kedalam termos. 5. Menyiapkan posisi anak bekerja sama dengan ibu. Dengan cara anak digendong posisi semi fowler kepala anak agak ekstensi.
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 53 6. Bila tangan perawat yang dominan kanan maka posisi kepala anak di lengan kiri ibu, bila kebalikannya maka posisi kepala anak disebelah kanan. 5.Ibu diminta untuk memegang lengan anak dan kaki anak. 6. Tekan secara perlahan dan hati hati mulut anak diantara rahang atas dan bawah dengan tangan yg tidak dominan. 7.Teteskan vaksin dengan tangan yang dominan sebanyak 2 tetes,dan pertahankan posisi anak selama 1 sampai 2 menit agar vaksin idak keluar lagi. 8. Sampaikan pada ibu bahwa pemberian immunisasi sudah selesai, dan jangan diberi asi atau minum 2- 5 menit. 9. Klien dirapihkan kembali 10. Alat- alat dibereskan 11. Perawat cuci tangan. 12. Catat pemberian immunisasi pada KMS, dan rekasi yang terjadi pada saat pemberian immunisasi segera dilaporkan kepada penanggung jawab.
  • 57. 54 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan e. Prosedur Imunisasi Campak No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan KET Ya Tidak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tujuan: Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi campak agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit campak. Sasaran: bayi usia 9 bulan Persiapan Alat dan Bahan: - Pinset - Disposable spuit - Vaksin pelarut Langkah kerja: - Perawat cuci tangan - Pastikan vaksin dalam keadaan baik - Buka tutup vaksin menggunakan pinset - Larutkan dengan cairan pelarut cam pak yang sudah ada (5cc) - Pastikan umur anak tepat untuk di imu nisasi campak (9 bulan) - Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi - Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas steril (air panas) - Suntikan secara sub cutan (sc) - Lakukan dengan hati-hati - Minta orang tua bekerja sama dalam pelaksanaan dengan cara menggendong anaknya Setelah selesai, rapikan alat Cuci tangan Catat di buku status bayi.
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 55 Imunisasi diberikan dengan tujuan untuk melindungi bayi dan anak dari penyakit- penyakit yang membahayakan kesehatan anak dengan memberikan kekebalan sehingga diharapkan anak lebih tahan terhadap serbuan penyakit, khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TBC, Hepatitis B, difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak. Pemberian imunisasi harus diberikan secara tepat baik waktu, cara dan dosis pemberian. Apabila pemberian sudah diberikan dengan benar dan tepat maka kemungkinan efek samping yang tidak diinginkan dapat dihindari. Prosedur yang tepat harus diikuti agar pemberian imunisasi dapat berjalan dengan efektif dan aman. Dengan demikian maka program pemerintah untuk mengeliminasi penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat berjalan dengan baik dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai dengan harapan. Rangkuman
  • 59. 56 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Tugas Mandiri Untuk melakukan praktek pemberian imunisasi sesuai prosedur, anda harus mempraktekannya di laboratorium dengan alat-alat yang memadai, dengan demikian maka yang pertama harus anda lakukan adalah pergi ke institusi pengampu yang terdekat dengan anda untuk meminta izin praktek di laboratorium. SelanjutnyaandamemintaizinkepadapenanggungjawabMataajar(MA)Keperawatan Anak untuk melaksanakan praktek Setelah mendapat izin, maka anda mulai mempersiapkan langkah-langkah yang terdapat dalam prosedur dan meminta kesediaan penanggung jawab MA untuk menjadi fasilitator. Buatlah kontrak untuk menentukan waktu pelaksanaan prosedur. Setelah waktu pelaksanaan ditentukan, langkah selanjutnya anda hubungi petugas laboratorium untuk meminjam alat. Saat anda ke laboratorium, jelaskan maksud dan tujuan anda ke petugas laboratorium. Selanjutnya anda mengisi buku pinjaman dan menuliskan alat dan bahan sesuai kebutuhan. Setelah diverifikasi oleh petugas, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Setelah lengkap, bawalah alat dan bahan tersebut ke laboratorium. Setelahandasiap,mintafasilitatoruntukmendampingidanmembimbingpelaksanaan praktek yang anda lakukan. Serahkan lembar prosedur imunisasi kepada pembimbing untuk dinilai. Pelajari baik-baik prosedur pelaksanaan imunisasi dengan baik. Praktekkan semua prosedur imunisasi secara berurutan mulai dari imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT, Polio dan Campak. Untuk melengkapi belajar praktikum, maka anda harus melakukan praktek di laboratorium. Untuk itu maka tugas anda selanjutnya adalah melaksanakan praktek pemberian imunisasi. Anda harus mempunyai pengalaman melaksanakan praktek pemberian imunisasi pada semua jenis imunisasi yaitu BCG, DPT, Hepatitis B, Polio dan campak. Untuk itu maka persiapkan semuanya dengan baik. Agar lebih terstruktur, maka ikuti langkah-langkah berikut ini… 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12..
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 57 Ikuti langkah-langkah pemberian imunisasi sesuai dengan yang ada dalam prosedur. Lakukan dengan hati-hati dan konsentrasi. Setelah selesai, evaluasilah dengan pembimbing untuk proses yang telah dilakukan. Catat masukan-masukan yang diberikan oleh pembimbing. Mintalah nilai praktikum kepada pembimbing. Apabila harus diulang maka rencanakan kembali jadwal praktikum selanjutnya. Jangan lupa minta tanda tangan pembimbing sebagai bukti fisik bahwa anda telah melaksanakan praktek. Simpan bukti itu baik-baik. Rapikan kembali ruangan dan kembalikan alat ke ruang penyimpanan alat. Lapor ke petugas laboratorium untuk di chek kelengkapan alat yang dipinjam. Nah, selamat melaksanakan praktikum, semoga berhasil. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
  • 61. 58 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Setelah mempelajari materi tentang stimulasi pada anak, anda diharapkan mampu melaksanakan stimulasi pada anak sesuai dengan usianya. Tujuan Umum Praktikum Tujuan Khusus Praktikum 1. Pengertian stimulasi pada anak 2. Prinsip pemberian stimulasi pada anak 3. Pedoman pemberian stimulasi pada anak sesuai usia Setelah mempelajari materi tentang imunisasi, anda dapat: 1. Menjelaskan pengertian stimulasi pada anak. 2. Menjelaskan prinsip pemberian stimulasi pada anak 3. Menjelaskan cara melakukan stimulasi pada berbagai usia Gambar : Stimulasi Pada anak Pokok pokok kegiatan praktikum Stimulasi pada anak Kegiatan Praktikum 4
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 59 Uraian Materi Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal tidak dapat terjadi dengan sendirinya tanpa upaya yang dilakukan oleh orang tua atau orang yang berada di sekitar anak. Selain asupan gizi yang adekuat, pemberian stimulasi yang kontinyu dan bertahap juga memegang peranan penting dalam mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Karena dengan stimulasi maka potensi yang ada pada diri anak dapat tergali dan anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Gambar : komunikasi 1. Pengertian Stimulasi Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua, pengganti orang tua/pengasuh, anggota keluarga lain serta kelompok masyarakat di sekitar anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi juga akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi, stimulasi sensorik dan motorik akan lebih tepat diberikan karena saat itu anak sedang dalam perkembangan sensori motor. Tahap selanjutnya anak mulai diperkenalkan pada stimulasi verbal dan visual sesuai dengan kesiapan anak.
  • 63. 60 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 2. Prinsip Pemberian Stimulasi Dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan (Depkes, 2006), yaitu: a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih saying. b. Hendaknya selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya. c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak. d. Lakukan stimulasi dengan cara yang bervariasi seperti mengajak anak bermain, bernyanyi dan sebagainya dan lakukan dalam suasana yang menyenangkan tanpa paksaan dan tidak ada hukuman. e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan umur anak terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak. g. Berikankesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. h. Beri pujian pada anak untuk setiap kegiatan yang dilakukannya. Begitulah, jadi pemberian stimulasi tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau semaunya, karena kemampuan anak juga harus dipertimbangkan. Untuk itu maka ada pedoman yang harus diperhatikan saat orang tua atau orang yang dekat dengan anak akan melakukan stimulasi dan perawat berperan untuk memberikan pendidikan yang benar agar kemampuan yang ada di dalam diri anak dapat tergali sesuai dengan potensinya. 3. Pedoman dalam Memberikan Stimulasi Pada Anak 3. Pedoman dalam Memberikan Stimulasi Pada Anak Di bawah ini di uraikan pedoman stimulasi yang dapat dilakukan sesuai dengan umur anak (Depkes, 2006): a. Usia 0-3 bulan
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 61 Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus a.Mengangkat kepala Letakkan bayi pada posisi telungk- up. Gerakan sebuah mainan berwarna cerah atau buat su- ara-suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar men- gangkat kepalanya. Secara be- rangsur-angsur ia akan menggu- nakan kedua lengannya untuk mengangkat kepala dan dadanya. a. Melihat, meraih, dan me- nendang mainan gantung Ikat sebuah tali menyilang di atas tempat tidur bayi. Gantungkan pada bayi tersebut benda atau mainan berputar atau berbunyi, berwarna cerah. Bayi akan tertar- ik dan melihat, menendang atau menggapai mainan tersebut. Pas- tikan benda tersebut tidak bisa di- masukkan ke mulur bayi, dan tali tidak akan terlepas dari ikatannya. b. Berguling-guling Letakkan mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia dapat melihat dan tertarik pada mainan terse- but. Kemudian pindahkan benda tersebut ke sisi lain dengan perla- han. Awalnya, bayi perlu dibantu dengan cara menyilangkan pada paha bayi agar badannya ikut bergerak miring sehingga memu- dahkan bayi berguling. Ketika ia berguling, senyum dan tunjuk- kan rasa kasih sayang, jaga agar bayi tidak jatuh dari tempat tidur, meja, dan dari ketinggian lainnya b. Memperhatikan benda bergerak Bayi senang memperhatikan wa- jah seseorang, gambar, benda, atau mainan menarik berwarna cerah.Dekatkan wajah anda, gam- bar mainan menarik ke wajah bayi agar ia melihat dan memperhati- kannya. Perlahn-lahan gerakkan wajah anda atau benda-benda itu ke sisi kanan dan kiri sehing- ga bayi ikut memperhatikannya. c. Menahankepalatetaptegak Gendong bayi dalam posi- si tegak, agar ia dapat berjalan menahan kepalanya tetap tegak. c. Melihat benda-benda kecil Pangku bayi di dekat sebuah meja, kemudian jatuhkan sebuah ben- da kecil (misal:kacang) dari atas meja tepat di depan bayi anda. Anda juga dapat memutar ben- da itu di atas meja dan melihat apakah bayi anda akan memper- hatikannya. Jaga bayi anda agar tidak menelan benda itu, kare- na bisa menyebabkan tersedak. a. Usia 0-3 bulan
  • 65. 62 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus d. Memegang benda Letakkan benda/mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut pada punggung jari-jarin- ya. Amati cara ia memegang ben- da tersebut. Hal ini berhubun- gan dengan suatu gerak reflek. Semakin bertambah umur bayi, ia akan semakin mampu memegang benda- benda kecil dengan ujung jarinya (menjumput). Jaga agar benda itu tidak melukai bayi atau tertelandan membuatnya meraba dan merasakan berbagai bentuk. e. Meraba dan mera- sakan bentuk permukaan Ajak bayi meraba dan marasakan berbagai bentuk permukaan sep- erti mainan binatang,mainan plastik, kain-kain perca, karet dan sebagainya. Bayi anda mungkin memasukkan benda-benda itu ke mulutya, maka pastikan bahwa benda-benda itu tidak terlalu kecil atau mudah disobek dan ditelan.
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 63 Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan sosialisasi dan ke- mandirian a. B e r b i c a r a Setiap hari, bicara dengan bayi sesering mungkin. Gunakan se- tiap kesempatan seperti waktu memandikan bayi, mengenakan pakaiannya, memberi makan, di tempat tidur, ketika anda se- dang mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan sebagain- ya. Bayi tidak pernah terla- lu muda untuk diajak bicara. a. Memberi rasa aman dan kasih sayang Sesering mungkin peluk dan be- lai bayi, bicara kepada bayi den- gan nada lembut dan halus, ser- ta penuh kasih sayang. Sesering mungkin ajak bayi dalam kegia- tan anda. Ketika bayi rewel, cari sebabnya dan atasi masalahnya. b. Meniru suara-suara Tirukan ocehan bayi seser- ing mungkin maka ia akan me- nirukan kembali suara anda. b. Mengajak bayi tersenyum Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan tatap mata bayi. Balas tersenyum seti- ap kali bayi tersenyum kepa- da anda, buat suara-suara yang menyenangkan dan berbicara dengan bayi sambil tersenyum. c. Mengenali berbagai suara Ajak bayi mendengarkan berbagai suara seperti music, radio, Televi- si, orang berbicara dan sebagain- ya. Juga buatlah suara dari ker- incingan, mainan yang dipencet atau bel. Perhatikan, reaksi ter- hadap suara yang berlainan. c. Mengajak bayi men- gamati benda-benda dan keadaan di sekitarnya Gendong bayi berkeliling sambil memperlihatkan atau menunjuk benda-benda yang beewarna cerah atau bercahaya. Sangga bayi pada posisi tegak sehingga ia dapat me- lihat apa yang terjadi di sekitarnya d. Meniu ocehan dan mimic muka bayi Perhatikan apa yang dilakukan oleh bayi, kemudian tirukan oce- han dan mimic mukanya. Selan- jutnya bayi akan menirukan anda e. Mengayun bayi Untuk menenangkan bayi dan anda bisa santai, ayunkan bayi dalam kursi ayun. Tetap berada dekat bayi sehingga ia dapat meraba wajah anda dengan tanganya. Belai bayi denganpenuhkasihsayangdanbic- ara padanya dengan nada lembut. f. M e n i n a - b o b o k a n Ketika menidurkan bayi, berse- nandunglah dengan nada lem- but dan penuh kasih syaang, ayun bayi anda sampai tertidur.
  • 67. 64 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan b. Usia 3-6 bulan Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus a. Stimulasi perlu dilanjutkan - Berguling-guling - Menahan kepala tetap tegak b. Menyangga berat Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahan-lahan turunkan badan bayi hingga kedua kaki menyentuh meja, tempat tidur atau pangkuan anda. Coba agar bayi mau mengayunkan badan- nya dengan gerakan naik turun serta menyangga sebagian berat badannya dengan kedua kaki bayi. c. Mengembangkan control terhadap kepala Latih bayi agar otot-ototnya kuat. Letakkan bayi pada posisi terlen- tang. Pegang kedua pergelangan tangan bayi, tarik bayi perlah- an-lahan kea rah anda, hingga badan bayi terangkat ke posisis setengah duduk. Jika bayi belum dapat mengontrol kepalanya (kepala bayi tidak ikut terangkat), jangan lakukan latihan ini. Tunggu sampai otot-otot bayi lebih kuat. . a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan - Melihat, meraih, dan menendang mainan gantung - Memperhati kan benda bergerak - Melihat benda-benda kecil - Meraba, dan merasakan berbagai bentuk permukaan. b. Memegang benda dengan kuat Letakkan seuah mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi. Setelah bayi meng- genggam mainan tersebut, tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat. c. Memegang benda dengan kedua tangan Letakkan sebuah benda atau main- an di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkan benda tersebut ke tangan lainnya. Usa- hakan agar tangan bayi, kiri dan kanan, masing-masing memegang benda pada waktu yang sama. Mula-mula bayi dibantu, letakkan mainan di satu tangan dan kemu- dian usahkan agar bayi mau men- gambil mainan lainnya dengan tan- gan yang paling sering digunakan. d bayi bisa belajar makan biskuit
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 65 Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus d. Duduk Bantu bayi agar bisa duduk sendi- ri mula-mula bayi didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang. Ketika bayi da- lamposisiduduk,berimainankecil di tangannya, jika bayi belum bisa duduk tegak pegang badan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudu- kan bayi yang beralaskan selimut tanpa sandaran atau ppenyangga d. Makan sendiri Beri kesempatan kepada bayi untuk makan sendiri, mula-mu- la berikan biskutnya sehingga bayi bisa belajar makan biskuit e. Mengambil benda-benda kecil Letakkan benda kecil seperti remah-remah makanan atau po- togan-potongan biscuit dihada- pan bayi. Ajari bayi mengambil benda-benda tersebut. Jika bayi telah mampu melakukan hal ini. Jauhkan pil atau obat dan benda kecil lainnya dari jangkauan bayi
  • 69. 66 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan - Berbicara - Meniru suara-suara - Mengenali berbagai suara b. Mencari sumber suara Ajari bayi agar memalingkan mu- kanya kea rah sumber suara. Mula-mula muka bayi dipegang dan dipalingkan perlahan-lahan kea rah sumber suara, atau bayi dibawa mendekati sumber suara. c. Menirukan kata-kata Ketika berbicara dengan bayi, ulangi berbagai kata berkali-ka- li dan usahakan agar bayi me- nirukannya. Yang paling mu- dah ditirukan oleh bayi adalah kata papa dan mama, walau- pu ia belum mengerti artinya a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan: - Memberikan rasa aman dan kasih sayang - Mengajak bayi tersenyum - Mengamati - Mengayun - Menina bobokan b. Bermain ciluk-ba Pegang sapu tangan/ kain atau Ko- ran untuk menutupi wajah anda dari pandangan bayi. Singkirkan penutup tersebut dari hadapan bayi dan katakana ciluk-ba. Keti- ka bayi dapat melihat wajah anda kembali. Lakukan hal ini berulang kali yang penting,usahakan bayi ti- dak dapat melihat wajah anda un- tuk beberapa saat dan tiba-tia wa- jah anda muncul kembali dengan bergembira dan berseri-seri. Cara lain adalah mengintip bayi dari balik pintu atau tempat tidurnya. c. Melihat dirinya dikaca Pada umur ini,bayi senang me- lihat dirinya dicermin. Bawalah bayi melihat dirinya dicer- min yang tidak mudah pecah. d. Berusaha meraih mainan Letakkan sebuah mainan sedikit diluar jangkauan bayi. Gerakkan mainan itu didepan bayi sekalian bicara kepadanya agar dia beru- saha untuk mendapatkan mainan itu. Jangan terlalu lama membiar- kan bayi berusaha meraih main- an tersebut,agar dia tidak kecewa
  • 70. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 67 Kemampuan Gerak Kasar Kemampuan gerak halus a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan • Menyangga berat • Mengembangkan kontrol terhadap kepala • Duduk b. Merangkak Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak ke arah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya. c. Menarik ke posisi berdiri Dudukan bayi di tempat tidur, kemudian tarik posisi bayi ke arah berdiri. Selanjutnya, lakau- kan hal tersebut diatas meja, kursi atau tempat lainnya. d. Berjalan berpegangan Ketika bayi mampu berdiri, le- takkan mainan yang disukainya di depan bayi dan jangan terlalu jauh. Buat agar bayi mau berjalan berpegangan pada ranjangnya atau perabot rumah tangga un- tuk mencapai mainan tersebut. e. Berjalan dengan bantuan Pegang kedua tangan bayi dan buat agar ia mau melangkah. a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. • Memegang benda dengan kuat. • Memegang benda dengan kedua tangannya. • Mengambil benda-benda kecil. b. Memasukkan benda ke dalam wadah. Ajari bayi cara memasukkan mainan/benda kecil ke dalam suatu wadah yang dibuat dari karton/kaleng/kardus/botol air mineral bekas. Setelah bayi memasukkan benda-benda terse- but ke dalam wadah, ajari cara mengeluarkan benda tersebut dan memasukkannya kembali. Pastikan benda-benda tersebut tidak berba- haya, seperti: jangan terlalu kecil karena akan membuat tersedak bila benda itu tertelan. c. Bermain “genderang”. Ambil kaleng kosong bekas, bagian atasn- ya ditutup dengan plastik/kertas te- bal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul “genderang” dengan sendok/ centong kayu hingga menimbulkan suara. d. Memegang alat tulis dan mencoret-coret. Sediakan krayon/pensil berwarna dan kertas bekas di atas meja. Dudukkan bayi di pangkuan anda, bantu bayi agar ia dapat memegang krayon/pensil ber- warna dan ajarkan bagaimana mencoret-coret kertas. e. Bermain mainan yang mengapung di air. Buatmainandarikartonbekas/otak/gelasplastik tertutupyangmengapungdiair.Biarkanbayimain dengan mainan tersebut ketika mandi. Jangan biarkan bayi sendirian ketika mendi/main di luar. c. Usia 6-9 bulan
  • 71. 68 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kemampuan Gerak Kasar Kemampuan gerak halus f. Membuat bunyi-bunyian. Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing memegang mainan yang tidak dapat pecah (kubus/balok kecil). Bantu agar bayi membuat bunyi-bunyian den- gan cara memukul-mukul ke 2 benda tersebut. g. Menyembunyikan dan mencari mainan. Sembunyikan mainan/benda yang disukai bayi dengan cara ditutup selimut/koran, se- bagian saja. Tunjukkan ke bayi cara mene- mukan mainan tersebut yaitu dengan men- gangkat kain/koran penutup mainan. Setelah bayi mengerti permainan ini, maka tut- up mainan tersebut dengan selimut/koran, dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri.
  • 72. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 69 Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan. • Berbicara • Mengenali berbagai suara • Mencari sumber suara • Menirukan kata-kata b. Menyebutkan nama gam- bar-gambar di buku/majalah Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna-warni (misal: gam- bar binatang, kendaraan, meja gelas, dan sebagainya) dari buku/ majalah bergambar yang sudah tidak terpakai. Sebut nama gam- bar yang anda tunjukkan kepada bayi. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa menit saja. c. Menunjuk dan menyebut- kan nama gambar-gambar. Tempelkan berbagai macam gunt- ingan gambar yang menarik dan berwarna-warni (misal: gambar bi- natang, mainan, alat rumah tang- ga, bunga, buah, kendaraan dan sebagainnya), pada sebuah buku/ gambar. Ajak bayi melihat gam- bar-gambar tersebut, bantu ia menunjuk gambar yang naman- ya anda sebutkan. Usahakan bayi mau mengulangi kata-kata anda. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa menait saja. a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. • Memberi rasa aman dan kasih sayang. • Mengajak bayi tersenyum. • Mengayun. • Menina-bobokan. • Bermain “Ciluk-ba” • Melihat di kaca. b. Permainan ‘bersosialisasi’. Ajak bayi bermain dengan orang lain. Ketika ayah pergi, lambaikan tangan ke bayi sambil berkata “da....daag”. bantu bayi dengan gerakan membalas melambaikan tangannya. Setelah ia mengerti permainan tersebut, coba agar bayi mau menggerakkan tangannya sendiri ke- tika mengucapkan kata-kata seperti di atas.
  • 73. 70 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kemampuan gerak halus Kemampuan bicara dan bahasa a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan. • Memasukkan benda ke dalam wadah. • Bermain dengan mainan yang mengapung di air. b. Menyusun balok/kotak. Ajari bayi menyusun bebera- pa balok/kotak besar. Balok/ kotak dapat dibuat oleh kar- ton atau potongan-potongan kayu bekas. Benda lain yang dapat dipakai adalah beberapa kaleng kecil (kosong) atau main- an anak berbentuk kubus /balok. c. Menggambar. Letakkan krayon/pensil berwar- na dan kertas di atas meja. Ajak bayi “menggambar” dengan kray- on/pensil berwarna. Kegiatan menggambar ini dapat dilaku- kan bersamaan denga anda mengerjakan tugas rumah tangga. d. Bermain di dapur. Biarkanbayibermaindidapurketika anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari kompor dan letak- kan sebuah kotak tempat penyim- panan mainan alat memasak dari plastik atau benda-benda yang ada di dapur seperti gelas, mangkuk, sendok, tutup gelas dari plastik. a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. • Berbicara. • Menjawab pertanyaan. • Menyebutkan nama gambar-gambar di buku/majalah. b. Menirukan kata-kata. Setiap hari bicara kepada bayi. Sebutkan ka- ta-kata yang telah diketahui artinya seperti: minum susu, mandi, kue, tidur, makan, kuc- ing, dan lain-lain.buat agar bayi mau meni- ru kata-kata tersebut. Bila bayi mau menga- takannya, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya. c. Berbicara dengan boneka. Beli sebuah boneka mainan dari sa- rung tangan atau kaos kaki yang digam- bari dengan pena menyerupai bentuk wa- jah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu. d. Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin. d. Usia 9-12 bulan
  • 74. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 71 Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian. a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. • Memberi rasa aman dan kasih sayang. • Mengajak bayi tersenyum. • Mengayun. • Menina-bobokkan. • Permainan “Ciluk-ba” • Permainan “bersosialisasi” b. Minum sendiri dari sebuah cangkir. Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir itu. cangkir plastik tertutup dengan lubang mulut dapat dipakian untuk tahap awal, isi cangkir dengan air sedikit agar tidak tumpah. c. Makan bersama-sama. Ajak bayi makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Bayi duduk dekat dengan yang lainnya dan makan makanannya (makanan bayi berumur 9 – 12 bulan berbeda dengan makanan keluarga). d. Menarik mainan yang letaknya agak jauh. Ajari bayi mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan meraih, menarik ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebuta. Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapa- tkan mainan tersebut. Simpan mainan bertali tersebut jika anda tidak dapat menga- wasi bayi.
  • 75. 72 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan. • Bermain bola. • Berjalan sendiri. b. Menarik mainan. Bila anak sudah jalan tanpa berpegangan, berikan main- an yang bisa ditarik ketika anak berjalan. Umumnya anak sen- ang mainan yang bersuara. c. Berjalan mundur. Bila anak sudah jalan tanpe ber- pegangan, ajari anak cara me- langkah mundur. Berikan mainan yang bisa ditarik karena anak akan mengambil langkah mundur untuk jdapat memperhatikan mainan itu. d. Berjalan naik dan turun tangga. Bila anak sudah bisa merangkak naik dan melangkah turun tangga, ajari anak cara jalan naik tangga sambil berpegangan pada dind- ing atau pegangan tangga. Tetap bersama anak ketika ia melaku- kan hal ini untuk pertama kalinya. e. Berjalan sambil berjinjit. Tunjukkan kepada anaka cara berjalan sambil berjinjit. Buat agar anak mau mengikuti anda berjinjit di sekeliling ruangan. a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. • Memasukkan benda ke dalam wadah. • Bermain dengan mainan yang menga pung di air. • Menggambar. • Menyususn kubus dan mainan. b. Permainan balok. Beli atau buat balok-balok kecil dari kayu dengan ukuran sekitar 2,5 cm x 2,5 cm. Ajari anak cara menyusun balok menum- puk ke atas tanpa menjatuhkannya. c. Memasukkan dan mengeluarkan benda. Ajari anak cara memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol dan lain-lain. Tunjukkan bagaimana mengeluarkan- nya dari wwadah. Ajak anak bermain memasuk- kan dan mengeluarkan benda-benda tersebut. d. Memasukkan benda yang satu ke benda yang lainnya. Sediakanmangkukataukotakplastikdariberbagai ukuran.Tunjukkankepadaanakcarameletakkan mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk lebih besar. Buat agar anak mau melakukann- ya sendiri. Pilih benda-benda yang tidak pecah. e. Usia 12-15 bulan
  • 76. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 73 Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan - Berbicara - Menjawab pertanyaan - Menunjuk dan menyebutkan nama gambar – gambar b. Membuat suara Buat suara dari kaleng kue, kerinc- ingan atau kayu pegangan sapu. Ajak anak membuat suara dari ba- rang–barangyangdipilihnyamissal memukul–mukulsendokkekaleng, menggoyang – goyang kerincingan atau memukul – mukul potongan kayu, untuk meciptakan musik. c. P e m b i a c a r a a n Bila anak meminta sesuatu den- gan hanya menyebutkan satu kata saja misalnya “susu”, maka ajari anak bila mau menirukan mer- angkai kata – kata dengan baik. a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan - Memberi rasa aman dan kasih sayang - Mengayun - Menina-bobokkan - Permainan “ciluk-ba” - Permainan “bersosialiasai” b. Menirukan pekerjaan rumah tangga Ketika anda membersihkan rumah, meyapu dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainn- ya, ajak anak menirukannya. Berikan kepadan- ya lap pembersih debu, sapu dan lain – lain. c. Melepas pakain Tunjukkan kepada anak cara melepas pakaiann- ya. Mula – mula bantu anak dengan cara mem- bukakan kancing bajunnya, melepas sepatunya, atau menarik kaus/blus melewati kepala anak. d. Makan sendiri Tunjukkan kepada anak cara meme- gang sendok. Biarkan anak makan sendi- ri dan bantu jika anak mengalami kesulitan e. Merawat boneka Beri anak boneka plastik atau karet yang bisa dicuci. Ajari anak cara meng- gendong, mengalami kesulitan. f. Pergi ke tempat – tempat umum Seringkali bawa anak ke tempat – tempat umum seperti : kebun binatang, pusat pe- belanjaan, terminal bus. Museum, stasiun kereta api, lapangan terbang, taman. Tem- pat bermain dan sebagainnya. Bicarakan mengenai benda – benda yang anda lihat.
  • 77. 74 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan. - Berjalan mundur - Berjalan naik dan turun tangga - Berjalan sambil berjinjit - Menangkap dan melempar bola b. Bermain di luar rumah Ajak anak bermain di luar rumah seperti bermain ayunan, memanjat tangga,berlari–laridihalamanatau di taman bermain untuk umum. Jangan biarkan anak seorang diri ketika ia bermain di luar rumah c. Bermain air Biarkan anak bermain pancuran, kolam renang, dan lain – lain. Beri anak cangkir plastik untuk men- uang air dan ember plastik kecil untuk menampung air. Jangan biarkan ia seorang diri, walau- pun di tempat air sangat dangkal. d. Menendang bola Tunjukkan kepada anak bagaima- na menendang sebuah bola be- sar ke arah tonggak – tonggak agar roboh. Bola dapat dibuat dari potongan Koran atau kain, tonggak dapat dibuat dari kotak atau kaleng susu dan lain - lain a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan - Bermain dengan balok-balok - Memasukkan benda yang satuke dalam yang lainnya - Menggambar dengan krayon, pensil atau dengan jarinya b. Meniup ajari anak meniup busa sabun dengan meng- gunakan alatnya. Bicarakan mengenai ben- tuk dan bagaimana rasanya meraba busa itu. c. Membuat untaian Ajari anak membuat untaian benda-benda sep- ertimanic-manikbesar,kancingbesar,macaroni, dan lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat f. Usia 15-18 bulan
  • 78. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 75 Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan - Tunjukkan kepada anak dan bacakan setiap hari - Nyayikan lagu atau sajak untuk anak - Ajari anak menggunakan kata – kata dalam menyatakan keinginannya. b. Bercerita tentang gambar di buku/majalah Sering – sering ajak anak me- lihat buku bergambar atau majalah. Minta anak bercer- ita tentang apa yang dilihat di buku/ majalah tersebut. c. Telepon – teleponan Beri anak sebuah “telepon” ter- buat dari gulungan kertas/ kardus bekas. Buat permain- an seperti “menelpon nenek” atau “menelpon ayah di kantor” d. Menyebut berbagai nama barang Ketika anda ke pasar, ajak anak. Sebutkan nama barang – barang yang anda beli. Usahakan agar anak mau menyebutkan dulu sebelum anda melakukannya. a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan : - Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel - Buai anak dengan penuh kasih sayang, nyayikan lagu sampai anak tertidur - Biarkan anak membuka bajunya sendiri, beri bantu sesedikit mungkin. - Bermain dengan anak menyembunyikan mainan dan menemukannya kembali - Ajak anak mengunjungi tempat bermainan, kebun binantang, lapangan terbang, museum dan lain – lain - Ajak anak makan bersama – bersama anggota keluarga lainnya. b. Memeluk dan mencium Peluk dan cium anak sering – sering dan buat agar ia memeluk dan mencium anda kembali c. Membereskan mainan/membantu kegia- tan di rumah Ajari anak mengambil dan menyimpan main- an, baju dan lain – lain miliknya. Mula – mula anak perlu dibantu, tetapi sedikit demi sedik- it kurangi bantuan anda dan ia akan melaku- kannya sendiri. Anak juga diminta mem- bantu anda menyiapkan meja makan dan melakukan pekerjaan ringan di sekitar rumah. d. Bermain dengan teman sebaya Ajakteman–temanandamempunyaianaksebaya anda bertemu secara teratur. Anak dapat ber- maindengantemansebayanya,sementaraorang tua berbicara mengenai mengstimulasi anak.
  • 79. 76 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus a. Stimulasi yang perlu dilan- jutkan Dorong agar anak mau berlari, berjalan dengan berjinjit, bermain air, menendang, melempar dan menangkap bola besar serta ber- jalan naik turun tangga. b. Melompat Tunjukkan anak cara melompat dengan mengangkat kedua ka- kinya secara bersamaan, bukan dengan langkah lompat (satu kaki diangkat). Bila anak memerlukan bantuan, pegangi tangannya ketika melompat untuk pertama kalinya. Usahakan agar ia melompat di atas keset atau handuk, dan lain-lain c. Melatihkeseimbangantubuh Ajari anak cara berlari dengan satu kaki secara bergantian. Ia mungkin perlu berpegangan kepada anda atau kursi ketika ia melakukan untuk pertama kalinya. Usahakan agar anak menjadi terbiasa dan dapat berdirin dengan seimbang dalam waktu yang lebih lama setiap kali ia mengulangi permainan ini. d. Mendorong mainan dengan kaki Biarkananakmencobamainanyang perludidorongdengankakinyaagar mainan itu dapat bergerak maju a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan - Dorong agar anak mau main balok-balok, memasukkan benda yang satu ke dalam benda lainnya - Menggambar dengan krayon, spidol, dan pensil warna - Menggambar pakai tangan b. Mengenai berbagai ukuran dan bentuk Buat lubang-lubang dengan ukuran dan ben- tuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak/ kardus. Beri anak meinan/benda-benda yang bisa dimasukkan lewat lubang-lubang itu. c. Bermain puzzle Beri anak mainan puzzle sederhana, yang ha- nya terdiri dari 2-3 potong saja. Puzzle sema- cam itu dapat dibeli atau dibuat sendiri dari sepotong karton yang diberi gambar, kemudi- an dipotong-potong menjadi 2 atau 3 bagian d. Menggambar wajah atau bentuk Tunjukkan kepada anak cara menggam- bar bentuk-bentuk sperti garis, bulatan, dan lain-lainnya. Pakai spidol, krayon, dan lain- lain. Ajarkan juga cara menggambar wajah e. Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/ lilin mainan beri anak adonan kue (apabila anda mem- buat kue) atau lilin yang bisa dibentuk. Ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk. g. Usia 18-24 bulan