SlideShare a Scribd company logo
1 of 97
Download to read offline
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA I
MODUL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Djudju Sriwenda
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
Praktik Kebidanan III
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
	 Segala puji bagi Allah Tuhan
Yang Maha Esa atas Limpahan rahmat
dan hidayah Nya sehingga penyusunan
Modul MTBSI ini dapat terselesaikan
dengan baik. Modul
	 MTBS disusun dengan tujuan
untuk media pembelajaran Program
Studi D III Kebidanan khususnya bagi
mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
dengan latar belakang DI Kebidanan.
	 Bahan belajar berupa modul
ini sengaja kami susun agar dapat
digunakan sebagai media belajar
mandiri, dikatakan mandiri karena
sesungguhnya modul ini dapat dipelajari
sendiri oleh mahasiswa tanpa bimbingan
dosen. Selain digunakan sebagai
bahan belajar mandiri, modul ini dapat
digunakan sebagai bahan belajar di
kelas dengan berbagai macam metode,
misalnya diskusi kelompok.
	
	 Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan bagi
mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Kebidanan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi										ii
Daftar Istilah									iii
Kegiatan Belajar 1
Metode Kontrasepsi Sederhana						4
Kegiatan Belajar 2
Metode Kontrasepsi Hormonal						44
Evaluasi Akhir									78
Lampiran										90
Daftar Gambar									91
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
iii
ISTILAH KETERANGAN
Abes
asekumpulan nanah (neutrofil mati) yang telah terakumulasi di rongga
di jaringan setelah terinfeksi sesuatu (umumnya karena bakteri atau
parasit) atau barang
Amenorrhea
suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak mengalami
menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara
sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa
menstruasi.
Anafilaktif
reaksi alergi umum dengan efek pada beberapa sistem organ terutama
kardiovaskular, respirasi, kutan dan gastro intestinal yang merupakan
reaksi imunologis yang didahului dengan terpaparnya alergen yang
sebelumnya sudah tersensitisasi.
Anemia
keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Anemia bulan sabit
Anemia sel sabit
kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan
sabit, seperti huruf C.
Diabetes melitus merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah meningkat.
Endometrium
lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang
telah dibuahi
Estrogen
sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai
hormonsekswanita
FSH
FSH (follicle stimulating hormone) adalah hormon yang dikeluarkan
oleh gonadotrop. Yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium dan juga berpengaruh
pada peningkatan hormon estrogen pada wanita
Gastrointestinal
hal yang berkaitan dengan sistem pencernaan, terutama lambung dan
usus.
Implantasi atau
nidasi
masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
ke dalam endometrium
LH
hormon yang dikeluarkan oleh gonadrotop. Pada wanita, hormon ini
berfungsi untuk merangsang pengeluaran sel telur dari ovarium dan
mempertahankan folikel sisa sel telur tersebut serta membuatnya
berwarna kekuningan (lutein).
Daftar Istilah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Libido keinginan individual untuk terlibat dalam aktivitas seksual.
Migrain
sakit kepala episodik dengan perubahan neurologis, pencernaan, dan
otonom.Faktor genetik berperan penting dalam migrain, tapi pola
pewarisan tertentu belum bisa didefinisikan.
Trombosis
proses koagulasi dalam pembuluh darah yang berlebihan sehingga
menghambat aliran darah, atau bahkan menghentikan aliran tersebut
Varices pelebaran pembuluh balik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
	 Selamat anda sudah menyelesaikan modul kehamilan, persalinan , nifas dan neonatus,
bayi , balita dan anak prasekolah. Sekarang anda akan masuk dalam modul praktik asuhan
kebidanan pada pelayanan kontrasepsi.
	
	 Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah keluarga berencana, bukan?
Indonesia telah mencanangkan program keluarga berencana sejak tahun 1970 an, dan saat
ini masyarakat sudah banyak menggunakannya dengan kesadaran sendiri tanpa anjuran dari
tenaga kesehatan.
	 Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan
norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga
berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin, 2003).
	 Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan
angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah
sikap mental dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Pendahuluan
Gambar : Penyuluhan Program KB
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
	 Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu dari paket Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan
Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan
dan pembangunan dengan pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi
pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan
Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/
masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin,
2003).
	 Masalah kependudukan yang tengah dihadapi Indonesia adalah angka kematian ibu hamil
dan melahirkan yang masih tinggi yaitu 425 per 10.000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan
angka tertinggi di negara Asia Tenggara bila dibanding dengan Filipina yang hanya 20 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian para ibu itu sebagian besar akibat perdarahan
infeksi dan keracunan kehamilan dalam masa reproduksi. Salah satu upaya prepentif penurunan
angka kematian ibu adalah dengan pemakaian kontrasepsi secara rasional. Karena memakai
kontrasepsi apapun hasilnya lebih aman dari pada tidak memakai kontrasepsi.
	 Pelayanan kontrasepsi merupakan kompetensi yang harus anda kuasai sebagai bidan yang
merupakan profesi yang berada di lini depan untuk menurunkan angka kematian ibu
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
	 Dalam modul ini akan dipelajari bagaimana anda sebagai bidan memberikan asuhan atau
pelayanan kontrasepsi kepada klien. Modul in terdiri dari 2 kegiatan belajar yaitu (1) pelayanan
kontrasepsi sederhana, (2) pelayanan kontrasepsi hormonal berupa suntikan dan pil.
	 Untuk mempejari modul ini, Anda perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.	 Mempelajari dengan seksama, cermat, dan teliti setiap kegiatan belajar, sehingga diperoleh
pengetahuan, pemahaman yang mendalam dan menyeluruh.
2.	 Mulailah mempelajari materi yang terdapat pada kegiatan belajar (KB)1 setelah selesai,
silahkan Anda lanjutkan dengan KB 2.
3.	 Dalam setiap KB setelah belajar dan berlatih dengan baik, langkah selanjutnya adalah
mengerjakan tes formatif. Hasil tes formatif sebaiknya diteliti kembali dengan cermat. Jika
sudah yakin mengenai kebenaran hasil tes, barulah masuk ke langkah pencocokan dengan
kunci jawaban. Kunci jawaban setiap tugas ada dibagian belakang, tetapi cobalah menyelesaikan
terlebih dahulu baru mencocokkan dengan kunci jawaban.
4.	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda sangat tergantung kepada kesungguhan Anda
dalam mengerjakan latihan. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan
teman sejawat.
5.	 Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur atau pembimbing yang mengajar
mata kuliah ini.
	 Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses dalam mempelajari uraian materi
yang ada di modul ini, untuk menambah pengetahuan Anda dalam memberikan pelayanan
Keluarga Berencana
Petunjuk Belajar
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
	 Seperti telah kita ketahui bersama bahwa program keluarga berencana merupakan salah satu
program pemerintah dalam mengatasi permasalahan jumlah penduduk Indonesia yang semakin
meningkat. Beberapa metode kontrasepsi digunakan untuk membatasi jumlah kelahiran, baik
metode sederhana maupun metode modern.
	 Tahukah anda, bahwa metode kontrasepsi sederhana telah dikenal sejak zaman dahulu kala.
Nenek moyang kita menggunakan ramuan-ramuan tertentu yang tentunya berasal dari alam
untuk mencegah kehamilan. Beberapa cara dikenal antara lain dengan minum ramuan-ramuan
pahit, atau dengan memasukkan ramuan-ramuan khusus ke dalam vagina.
.
	 Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat
1.	 Menjelaskan tentang berbagai macam metode KB sederhana baik dengan menggunakan
alat ataupun tanpa alat, cara kerjanya, keuntungan dan kerugiannya, efek samping yang
sering timbul, konseling terhapap akseptor, termasuk b
2.	 Bagaimana anda membina akseptor yang bermasalah dengan metode KB sederhana.
Kegiatan
Belajar 1
Metode Kontrasepsi Hormonal
Tujuan Pembelajaran
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
	 Tahukah anda, apa yang dimaksud denan metode KB sederhana? Apa sajakah jenis-jenis
metode sederhana ini? Silahkan tuliskan pada kotak dibawah ini:
Bagaimana?apakah anda sudah menuliskanya?
Kalau sudah, silahkan anda cocokan jawabannya dengan uraian di bawah ini:
A.	 METODE KB SEDERHANA tanpa ALAT
Metoda kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat dilakukan sendiri oleh pasangan
usia subur, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Mungkin anda pernah mendengar
metode-metode sederhana yang dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi? Ya benar, ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan. Dalam modul ini
akan dibahas mengenai metode KB sederhana baik yang menggunakan alat maupun tanpa
menggunakan alat
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
1.	 MAL (METODE AMENORE LAKTASI)
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
•	 Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian lebih dari 8 x
sehari
•	 Belum haid
•	 Umur bayi kurang dari 6 bulan
•	 Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian alat kontrasepsi
lainnya.
2.	 Cara Kerja MAL
Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya
ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. 
Pada wanita
	 Pernahkah anda mengenal istilah MAL?? Ya,
MAL atau Metode Amenore Laktasi adalah salah
satu metode KB sederhana. Dari namanya saja
tentu anda sudah dapat menebaknya bahwa
metode ini mengandalkan proses laktasi. Lebih
lanjut mengenai MAL akan dibahas dalam uraian
di bawah ini.
	 Metode amenorhe laktasi (MAL) adalah
kontrasepsi yang mengandalkan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Artinya hanya
diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun lainnya.
MAL atau Metode
Amenore Laktasi
adalah salah satu
metode KB sederhana.
yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif.
“
Gambar : ibu menyusui ASI eksklusif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
yang menyusui eksklusif, konsentrasi prolaktin tetap tinggi karena isapan bayi yang
merangsang hipofisis anterior memproduksi prolaktin sehingga prolaktin meningkat
menekan konsentrasi LH sehingga menghambat ovulasi.
a. Keuntungan dan Keterbatasan
1).	Keuntungan kontrasepsi
2).	Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan)
3).	Segera efektif
4).	Tidak megganggu senggama
5).	Tidak ada efek samping secara sistemik
6).	Tidak perlu pengawasan medis
7).	Tidak perlu obat atau alat
8).	Tanpa biaya
b. Keuntungan Nonkontrasepsi
Untuk bayi
1).	Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI)
2).	Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal
3).	Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula,
atau alat minum yang dipakai
Untuk ibu
1).	Mengurangi perdarahan pascapersalinan
2).	Mengurangi risiko anemia
3).	Meningkatkan hubungan psikologik ibu dna bayi
c. Keterbatasan
1).	Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial seperti kurangnya pengetahuan ibu
tentang manfaat ASI, adanya anggapan keliru bahwa pemberian ASI akan berpengaruh
pada bentuk payudara, ASI yang digantikan dengan susu formula dengan alasan
kesibukan bekerja atau tidak diberi kesempatan untuk menyusui di tempat mereka
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
bekerja dan gencarnya promosi susu formula membuat banyak ibu gagal menyusui
2).	Efektivitas tertinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
3).	Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
3. Cara Menggunakan Metode Amenorea Laktasi
1.	Bayi disusui secara on demand(menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi menghisap sampai
dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
2.	Susuibayijugapadamalamharikarenamenyusuiwaktumalammembantumempertahankan
kecukupan persediaan ASI.
3.	Bayi terus disusukan walaupun ibu/bayi sakit.
4.	Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup,
bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan.
5.	Apabila ibu menggantkan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menhisap
kurang sering akibatknya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi
6.	Ketika ibu mulai haid kembali, itu adalah pertanda ibu telah subur kembali dan harus
segera mulai menggunakan metode KB lainnya.
Tahukah anda, bahwa metode ini akan efektif apabila mengikuti aturan penggunaanya.
Beberapa catatan dari konsesus Bellagio (1988) untuk mencapai keefektifan 98%
1.	 Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (minimal 8 kali sehari).
2.	 Bayi menghisap secara langsung (tidak menggunakan pompa ASI)
3.	 Menyusui dimulai dari setengah jam sampai satu jam setelah bayi lahir.
4.	 Kolostrum diberkan kepada bayi.
5.	 Pola menyusui on demand dari kedua payudara.
6.	 Sering menyuui selama 24 jam termasuk malam hari.
7.	 Hindari jarak menyusu lebih dari 4 jam.
4. Indikasi dan Kontraindikasi
a.	Indikasi MAL
1).	Ibu yang menyusui secara eksklusif
2).	Bayi yang berumur kurang dari 6 bulan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
3).	Ibu yang belum mendapat haid setelah melahirkan
b.	Kontraindikasi MAL
1).	Sudah mendapat haid setelah melahirkan
2).	Ibu yang tidak menyusui secara eksklusif
3).	Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
4).	Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
5).	Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan
6).	Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati
7).	Wanitayangmenggunakanobat-obatanjenisergotamine,antimetabolisme,cyclosporine,
8).	bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
9).	Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
B. METODE KALENDER
Metode kontrasepsi sederhana selanjutnya adalah metode kalender. Metode yang cukup
populer di kalangan masyarakat. Anda sebagai bidan harus dapat memberikan penjelasan
kepada klien untuk membantu meningkatkan keberhasilan penggunaan metode ini. Lebih
lanjut lagi akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini.
1.	 Profil
Metode kalender disebut juga Knaus-Ogino yang digunakan sejak tahun 1930. Metode ini
digunakan untuk perhitungan hari untuk mengira-ira kapan terjadinya masa subur. Waktu
ovulasi dari data haid dicatat 6-12 bulan terakhir. Menurut Ogino: ovulasi terjadi pada
Gambar : Kontrasepsi Metode Kalender
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
hari ke 15 sebelum haid berikutnya, namun dapat pula terjadi 12-16 hari haid berikutnya.
Sedangkan menurut Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya.
Efektivitasnya: Akan lebih efektif jika di barengi dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Angka kegagalannya 20 dari 100 wanita hamil per tahun.
2.	 Cara kerja
Masa subur disebut fase ovulasi mulai dari 2 hari sebelum ovulasi dan berakhir 1 hari
setelah ovulasi. Ovulasi terjadi pada saat 14 hari atau ±2 hari sebelum hari pertama haid.
Cara ini akan lebih tinggi efektivitasnya jika dibarengi dengan pengukuran suhu basal.
Menjelang ovulasi suhu badan turun, tapi pada saat ovulasi, suhu badan meningkat
namun akan relatif menetap sampai terjadinya menstruasi. Tetapi pada saat menstruasi
suhu basal badan akan turun. Dan pantang berkala bisa dilihat dari lendir serviks yang
keluar dari vagina.
3.	 Keuntungan dan kerugian
Kontrasepsi
•	 Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
•	 Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
•	 Tidak ada efek samping sistemik
•	 Murah atau tanpa biaya
•	 Dalam kendali wanita
•	 Meningkatkan pengetahuan kesuburan
•	 Dapat dipadukan dengan metode lain
Nonkontrasepsi
•	 Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
•	 Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri
•	 Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melalui peningkatan komunikasi antara
suami istri/pasangan
•	 Alami, tidak menyebabkan efek samping
•	 Tidak memerlukan perangkat/prosedur khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
•	 Murah
Kerugian:
•	 Tidak dapat diandalkan karena tidak memperhitungkan siklus yang tidak teratur
•	 Stres, penyakit dan perjalanan dapat mempengaruhi siklus mentruasi
•	 Membutuhkan catatan siklus selama 6-12 bulan sebelum digunakan
•	 Efektifitasnya rendah
•	 Harus terus memantau panjang siklus menstruasi
•	 Tidak melindungi dari PMS
4.	 Cara Menggunakan Metode Kalender
Sel telur dapat hidup selama 6 - 24 jam, sedangkan sel mani selama 48 - 72 jam, jadi suatu
konsepsi mungkin akan terjadi kalau coitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya
sebelum memakai cara ibi para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas
tentang cara ini.
Prinsip kerja cara pantang berkala ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita
dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya 1 kali sebualn, dan biasanya terjadi
beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke 14 dari haid yang akan datang.
Masa berpantang dihitung dengan memakai rumus
sebagai berikut
Hari pertama mulai subur Siklus haid terpendek - 18
Hari subur terakhir Siklus haid terpanjang - 11
Sebenarnya cara ini cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum memulai cara
ini hendaknya wanita mencatat pola siklus haidnya paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya
selama 12 bulan. Setelah ini dicatat berulah ditentukan kapan mulainya hari subur pertama
dan hari subur terakhir dengan mempergunakan rumus diatas.
Untuk lebih jelasnya, silahkan anda memperhatikan contoh dibawah ini!!!!
Contoh :
	 Seorang wanita mempunyai siklus haid yang teratur setiap bulan. Setelah di catat selama 6
bulan sampai 12 bulan diperoleh siklus haid terpendek adalah 28 hari dan siklus terpanjang
adalah 35 hari. Bila wanita ini ingin memakai sistem kalender untuk mencegah kehamilan,
maka dengan memakai rumus di atas, maka diperoleh :
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Hari pertama subur = 28-18 = hari ke 10
Hari terakhir masih subur = 35-11 = hari ke 24. Lamanya berpantang koitus mulai hari ke
10 sampai hari ke 24 adalah selama 14 hari dalam satu bulan.
Setelah menentukan hari pertama haid, hari pertama masa subur, dan hari terakhir masa
subur, segeralah pindahkan ke kalender untuk diikuti secara ketat yaitu tidak bersenggama
pada hari subur (hari berpantang).
5.	 Indikasi dan Kotraindikasi
a.	 Indikasi :
•	 Semua wanita dengan masa reproduksi
•	 Wanita dengan paritas berapapun
•	 Pasangan dengan alasan agama tidak dapat menggunakan metode lain
•	 Wanita dengan alasan kesehatan tertentu
•	 Wanita dengan siklus menstruasi teratur
•	 Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mencatat dan menilai masa subur
b.	 Kontra indikasi :
Wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur sehingga sulit menentukan masa yang
aman untuk melakukan hubungan.
C.	 METODE LENDIR SERVIKS/METODE OVULASI BILLINGS (MOB)
Metode lendir serviks atau lebih dikenal dengan Metode Ovulasi Billings/MOB adalah suatu
metode manajemen kesuburan. Metode ini membantu para wanita untuk mengenali sinyal
alami tubuh kesuburan - lendir serviks. Sistem reproduksi wanita sangat kompleks, namun
tanda ini bisa sangat sederhana, membantu wanita mengidentifikasi waktu subur dan tidak
subur dalam siklusnya. Metode Ovulasi Billings ditemukan oleh Dr. John J. Billings dan istrinya
Dr. Evelyn L. Billings dari Melbourne, Australia. Metode Ovulasi Billings telah diperkenalkan
kepada publik sejak tahun 1966 dan terus dikembangkan melalui kerjasama dengan ahli-
ahli medis di luarAustralia (Amerika, Swedia dan India) sehingga metode ini semakin dapat
diandalkan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
	
1.	 Cara Kerja MOB (Metode Ovulasi Billings)
Dasarnya ialah perubahan kualitatif dan kuantitatif yang siklis dari lendir cervix karena
pengaruh hormon ovarium.
Perubahan ini dapat terbagi dalam 5 fase:
Fase 1 Masa “kering” segera setelah menstruasi, karena kadar estrogen yang
rendah, kurang merangsang sekresi
Fase 2 Pada masa pre-ovulasi dini kadar estrogen mulai naik dan akibatnya
ialah sekresi lendir yang keruh dan liat
Fase 3
Hari-hari “basah” beberapa waktu sebelum dan sesudah ovulasi.
Pada masa ini kadar estrogen mencapai puncak, maka lendir berubah
menjadi jernih, licin, sifatnya seperti putih telur
Fase 4 Masa post ovulasi dimana kadar progesteron naik, sehingga lendir
berkurang sekali dan menjadi keruh dan liat
Fase 5 Masa pre-menstruasi dimana lendir kadang-kadang menjadi jernih lagi
dan sangat cair. Fase ini tidak selalu terjadi.
	
Tahukah anda, Masa subur mulai terjadi pada hari pertama adanya lendir cervix pasca
haid (fase 2) dan berlangsung sampai 4 hari sesudah keluarnya lendir yang jernih dan licin.
Hari lainnya merupakan masa yang aman. Bagaimana seorang wanita dapat menggunakan
metode ini?
1.	 Lakukan pengamatan lendir vagina dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan
perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke
dalam vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari.
2.	 Pelajari mengenali pola kesuburan dan pola dasar ke-tidaksuburannya.
Gambar : Alat untuk mengidentifikasi masa subur
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
3.	 Pola kesuburan adalah pola yang terus berubah dan pola dasar ke-tidaksuburan
adalah pola yang sama sekali tidak berubah dari hari ke hari. Kedua pola ini mengikuti
kegiatan hormon-hormon (khususnya estrogen dan progesteron) yang mengontrol
daya tahan hidup sperma dan pembuahan.
2. Keuntungan dan kerugian MOB
a.	Keuntungan MOB :
•	 Dalam kendali wanita
•	 Memberi izin kepada pasangan untuk menyentuh tubuhnya
•	 Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan tubuh
•	 Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan
•	 Mencegah kehamilan
•	 Dapat diterapkan pada semua tahap reproduksi (menstruasi teratur, tidak teratur,
mendekati masa menopause, dan sebagainnya)
b.	Kerugian MOB
•	 Butuh komitmen
•	 Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan MOB secara benar
•	 Dibutuhkan pelatih/spesialis KBA yang mampu membantu ibu mengenali masa
suburnya, memotivasi pasangan untuk menaati aturan jika ingin mneghindari kehamilan
•	 Dapat membutuhkan waku 2-3 sikus untuk mempelajari metode
•	 Infeksi vagina menyulitkan identifikasi lendir yang subur
•	 Beberapa obat yang digunakan seperti obat flu dan sebagainya dapat menghambat
lendir serviks
•	 Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita
•	 Membutuhkan pantang
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
3. Cara menggunakannya
Hari-Hari kering
Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu memiliki satu sampai
beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina
terasa kering.
Hari-hari subur
beberapa hari setelah masa kering berhenti, lendir yang keluar
biasanya terlihat keruh dan lengket. Kemudian lendir akan
mengalami perubahan dari hari ke hari. Menjelang ovulasi
lendir yang keluar menjadi semakin jernih dan mulur. ketika
terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi walaupun jenis lendir
yang kental, sekeruh dan lengket Ibu dianggap subur, karena
Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks
.
Hari-hari puncak
adalah hari terkahir adanya lendir paling licin, jernih, mulur,
seperti putih telur yang mentah dan ada perasaan basah.
a.	Cara untuk kontrasepsi/menghindari kehamilan
•	 Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur. Lendir mungkin berubah
pada hari yang sama. Tentukan tingkat yang paling subur dan beri tanda pada catatan
ibu dengan kode yang sesuai.
•	 Pantang senggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga ibu akan mengenali hari-
hari lendir, mengenali pola kesuburan dan ketidaksuburan ibu dengan bimbingan
guru KBA.
•	 Hindari senggama pada waktu haid. Hari-hari ini pada aman, Karena pada siklus
pendek ovulasi dapat terjadi pada hari-hari haid.
•	 Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam (aturan
selang-seling). Ini akan menghindari ibu bingung dengan cairan sperma dan lendir
•	 Segera setelah ada lendir jenis apapun atau perasaan basah muncul, hindari senggama.
Hari-hari lendir terutama hari lendir subur adalah tidak aman.
•	 Tanda hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulur. Ini adalah hari ovulasi dan
hari paling subur.
•	 Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikut siang dan malam. Hari-hari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
ini adalah tidak aman (aturan puncak). Mulai dari pagi hari keempat setelah kering,
ini adalah hari-hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya bila ingin
menghindari kehamilan.
•	 Pada siklus yang tidak teratur seperti pascasalin atau pramenopouse maka perlu
memperhatikan pola dasar ketidaksuburan dimana ada waktu 1-2 hari subur yang
menyelingi diantara hari-hari tidak subur. Ibu harus mengamati perubahan ini dan
bila pola dasar ketidaksuburan sudah pulih kembali dan berlangsung minimal 3 hari
berturut-turut tanpa perubahan maka senggama boleh dilakukan (aturan sabar
menunggu)
b.	Indikasi dan Kontraindikasi
•	 Indikasi:
1.	 Wanita dengan siklus haid yang teratur maupun tidak teratur.
2.	 Wanita yang telah mendapat haid.
3.	 Wanita yang menyusui.
b.	Kontraindikasi:
1.	 Wanita dengan pengeluaran cairan vagina secara menetap.
2.	 Wanita dengan infeksi vagina.
3.	 Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.
4.	 Wanita yang mengkonsumsi obat yang dapat menghambat produksi lender serviks.
D.	 METODE SUHU BASAL
	 Seperti kita ketahui bahwa pada saat ovulasi,
suhu tubuh kita akan naik karena adanya
hormon progesteron. Begitu pula dengan
metode ini. Dasarnya ialah naiknya suhu basal
pada waktu ovulasi karena kadar progesteron
naik. Kenaikan suhu ini 0,3- 0,5 C.
	 Suhu basal harus diukur dengan
thermometer yang khusus dan dicatat pada
grafik tertentu, karena yang paling penting ialah
perubahan suhu dan bukan nilai absolutnya,
maka pengukuran harus dilakukan setiap hari
ialah pada pagi hari sebelum bangun dari
tempat tidur, sebelum makan atau minum,
diukur dengan menggunakan termometer yang
sama, dan ditempat yang sama (anus, mulut,
vagina) .
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
	
1.	 Efektifitas :
Metode ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika suhu diukur secara rutin dan
senggama sebelum ovulasi dilakukan dengan menggunakan kontrasepsi lain. Angka
kegagalan 0,3-6,6 kehamilan pada 100 wanita per tahun.
2.	 Cara kerja
Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini terjadi karena
progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal
tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi,
suhu tubuh harus sedikitnya 0,4 F di atas enam kali perubahan suhu sebelumnya yang
diukur. Peningkatan suhu tubuh yang terjadi seiring ovulasi dapat terjadi secara tiba-tiba
(1-2 hari), dapat terjadi sebagai peningkatan yang lambat selama beberapa hari, dapat
terjadi dalam pola bertingkat dengan suhu meningkat secara lambat (0,2 F) setiap dua
sampai tiga hari atau berpola zig zag.
Pantangan senggama mulai dari awal siklus haid sampai sore hari ketiga berturut-turut
setelah suhu berada di atas garis pelindung (cover line). Masa pantang pada aturan
perubahan suhu lebih panjang dari pemakaian MOB.
Jika salah satu dari tiga suhu berada di bawah garis pelindung selama perhitungan tiga
hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu
sampai tiga hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai
senggama. Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu
dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan ersenggama sampai hari pertama
haid berikutnya.
Masa aman pre-ovulasi ditentukan dengan metoda kalender atau dengan mengurangi 6
hari dari kenaikan suhu yang yang paling dini yang telah tercatat selama 6 bulan. Masa
Metode suhu basal,
metode ini menggunakan
suhu tubuh sebagai
acuan.
“ “
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
aman post oulasi ialah 3 hari setelah kenaikan suhu basal. Metoda suhu basal ini tidak
dapat dipergunakan pada remaja dan dalam klimakterium karena siklus yang ovulatoir
diselingi dengan siklus anovulatoir.
3.	 Cara menggunakan
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
a.	 Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari
tempat tidur, sebelum makan minum, sebelum beraktivitas).
b.	 Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
c.	 Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk
menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu
tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
d.	 Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
e.	 Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari
suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
f.	 Periodetaksuburmulaipadasoreharisetelahhariketigaberturut-turutsuhu tubuh berada
di atas garis pelindung/suhu basal.
g.	 Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan
secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
h.	 Masa pantang untuk senggama pada metodesuhubasaltubuhlabihpanjangdari metode
ovulasi billings.
i.	 Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
Catatan:
Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3
hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai
3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama. Bila
periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuhdan
melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu
basal siklus berikutnya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
3. Keuntungan dan kerugian
a.	Keuntungan
•	 Meningkatkan pengentahuan dan kesadaran pasangan tentang masa subur.
•	 Membantu wanita yang siklus menstruasi tidak teratur untuk mendeteksi masa
suburnya.
•	 Berada dalam kendali wanita
•	 Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
a.	Kerugian
•	 Membutuhkan motivasi dari pasangan
•	 Memerlukan konseling dengan ahli KBA
•	 Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol,
stress, narkoba, obat-obatan
•	 Tidak mendeteksi permulaan masa subur, sehingga sulit untuk mencapai kehamilan
•	 Membutuhkan masa pantang yang lama
•	 Apabila suhu tubuh tidak diukur pasa sekitar waktu yang sama setiap hari ini akan
•	 menyebabkan ketidakakuratan suhu basal
•	 Harus tidur 5-6 jam
4. Indikasi dan kontraindikasi
a.	Indikasi
•	 Wanita yang rutin mengukur suhu tubuhnya.
b.	Kontraindikasi
•	 Wanita yang sakit, seperti demam
•	 Wanita yang kurang tidur malam hari
•	 Wanita yang bekerja malam hari
•	 Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan, seperti aspirin.
•	 Wanita yang stress
•	 Wanita yang mengkonsumsi alkohol.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
D.	 COITUS INTERUPTUS
Metode ini merupakan metode tertua di dunia karena telah tertulis pada kitab tua dan
diajarkan pada masyarakat. Koitus interuptus merupakan cara utama dalam penurunan
angka kelahiran di Prancis pada abad ke 17 dan 18.
	Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional dimana pria mengeluarkan
alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum atau menjelang pria mencapai ejakulasi.
Efektivitas cara ini umunya dianggap kurang berhasil, walaupun penyelidikan yang dilakukan
di Amerika dan Inggris membuktikan bahwa angka kehamilan dengan cara ini hanya sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan cara yang mempergunakan kontrasepsi mekanis atau
kimiawi. Kegagalan hamil sekitar 30-35%.
1.	 Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat
dicegah. Hal ini berdasarkan kenyataan akan terjadinya ejakulasi di sadari sebelumnya
oleh sebagian besar laki-laki, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira beberapa detik
sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dipergunakan untuk menarik penis
keluar dari vagina.
2.	 Cara Penggunaan
•	 Meningkatkan kerja sama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan
hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan
metode senggama terputus.
•	 Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
•	 Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina.
•	 Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
•	 Tidak dianjurkan senggama pada masa subur.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
3. Keuntungan dan Kerugian
a.	Keuntungan
•	 Tidakmemerlukan biaya
•	 Tidak menggunakan zat kimiawi
•	 Dapat digunakan setiap waktu
•	 Tidak efek samping
•	 Efektif bila dilaksanakan dgn benar
•	 Tidak mengganggu produksi ASI
•	 Diterima oleh agama tertentu
•	 Dalam kendali pasangan
b.	 Kerugian
•	 Angka kegagalan cukup tinggi:
•	 16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun
•	 Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan yang tinggi adalah:
•	 Adanya cairan praejakulasi (yang sebelumnya sudah tersimpan dalam kelenjar prostat,
urethra, kelenjar cowper) yang keluar setiap saat dan setiap tetes dapat mengandung
berjuta-juta spermatozoa.
•	 Kurangnya kontrol diri pria yang pada metode ini justru sangat penting
•	 Kenikmatan seksual berkurang
•	 Efektifitas rendah
•	 Tidak melindungi terhadap HIV dan PMS
4. Indikasi dan kontraindikasi
a.	Indikasi
•	 Suami ingin partisipasi KB
•	 Pasangan taat beragama yang mempunyai filosofi tidak menggunakan metode lain
•	 Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera
•	 Pasangan memerlukan kontrasepsi sementara sambil menunggu metode lain
•	 Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
•	 Pasangan yang hubungan seksualnya tidak teratur
b.	Kontraindikasi
•	 Suami dengan riwayat ejakulasi dini
•	 Suami yang sulit melakukan senggama terputus
•	 Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologis
•	 Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
•	 Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
•	 Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
E.	 METODE KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT
Setelah pada sesi sebelumnya dibahas mengenai metode sederhana tanpa alat, apakah
anda dapat memahaminya???baik, untuk selanjutnya kita akan membahas mengenai metode
sederhana dengan alat.
Metode apa saja yang sudah anda ketahui? ya benar, ada berbagai macam alat kontrasepsi
yang dikelompokkan kedalam metode sederhana. Tahukah anda, kenapa disebut metode
sederhana???? Ya benar, karena metode ini dapat digunakan sendiri tanpa bantuan petugas
kesehatan. Akan tetapi yang harus ditekankan pada akseptor ini adalah bagaimana cara
penggunaan yang benar sehingga efektifitasnya baik dalam mencegah kehamilan.
Dan semua itu adalah tugas anda sebagai bidan
Baik, untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam uraian di bawah ini:
1.	 KONDOM
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan , tetapi juga mencegah Infeksi Menular Seksual
termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif bila dipakai dengan baik dan benar. Dapat dipakai
dengan kontrasepsi lain untuk mencegah IMS.
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom
baik untuk meningkatkan efeksivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun
sebagai aksesoris aktivitas seksual. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya
standar ketebalan adalah 0.02 mm. Tipe kondom bermacam-macam antara lain :kondom
biasa, kondom berkontur (bergerigi), kondom beraroma dan kondom tidak beraroma.
Kondom untuk pria sudah cukup dikenal namun untuk kondom wanita walaupun sudah
ada, belum populer dengan alasan ketidaknyamanan (berisik).
a.	 Cara menggunakan kondom :
•	 Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
•	 Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom
•	 Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting, atau benda
tajam lainnya pada saat membuka kemasan
•	 Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans
penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan
gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal
penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina
•	 Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian
ujungnya, maka saat memakai , longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak
terjadi robekan pada saat ejakulasi.
•	 Kondom dilepas sebelum penis melembek
•	 Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak
terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak
terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina
•	 Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai
•	 Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman
•	 Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat
Kondom merupakan
selubung/sarung karet yang
dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks
(karet),
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek
saat digunakan
•	 Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh/
kusut
•	 Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan petrolatum
karena akan segera merusak kondom
•	 Untuk penggunaan kondom wanita, perhatikan gambar berikut:]
Gambar 1 Cara Menggunakan Kondom Wanita
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Sedangkan untuk pemasan gan kondom pria perhatikan gambar berikut:
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
27
b.	 Cara Kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu
pasangankepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan
vinil).
c.	 Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual.
Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai
secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom
yaitu 2-12 kehamilan per 100 perepmuan per tahun.
d.	 Kelebihan
•	 Tidak ada efek sistemik
•	 Murah dan dapat dibeli secara umum
•	 Tidak perlu resep dokter/pemeriksaan kesehatan khusus
•	 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lain ditunda
•	 Dalam kendali pasangan
•	 Tidak mengganggu produksi ASI
•	 Sebagai perlindungan terhadap IMS dan HIV
•	 Kondom wanita lebih kuat dari kondom pria yang terbuat dari lateks dengan
resiko robek
•	 lebih kecil, dapat dipasang beberapa jam sebelum hubungan intim serta dapat
dibiarkan beberapa waktu setelah ejakulasi
•	 Efektif bila digunakan dengan benar
e.	 Kekurangan
•	 Dianggap merepotkan
•	 Dianggap menghambat kenikmatan selama koitus karena kehilangan sensitifitas.
Dan pada kondom wanita dapat menimbulkan suara gemerisik saat melakukan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
hubungan intim
•	 Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya masuk kedalam vagina
•	 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
f.	 Indikasi
•	 6 minggu sesudah vasektomi
•	 Sementara menunggu pemasangan AKDR
•	 Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
•	 Apabila diduga ada penyakit kelamin, sementara menunggu diagnosa yang pasti
•	 Bersamaan dengan pemakaian spermicide
•	 Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau yang dipakai
•	 Sebagai cara yang dipilih oleh pasangan-pasangan tertentu.
g.	 Kontraindikasi
•	 Tidak dapat digunkan pada pasangan yang memiliki masalah ereksi (gagal
mempertahankan ereksi)
•	 Alergi terhadap bahan dasar kondom (lateks, pelumas, spermisida)
2.	 DIAFRAGHMA
Dimasa lalu, wanita menggunakan berbagai bahan sebagai metode sawar, seperti kain
berminyak, spons, dedaunan, dan buah-buhan, yang sering kali direndam dengan cuka
atau jus lemon. Seorang dokter asal Jerman bernama Hasse, yang menggunakan psedonim
Mesinga, diberi penghargaan atas keberhasilannya menemukan diafragma pada tahun
1882, yang memberi wanita kebebasan lebih besar terhadap tubuh mereka. Baru pada
tahun 1974 semua kontrasepsi tidak diberikan secara cuma-cuma bagi pria dan wanita.
Sebelum itu wanita harus memperlihatkan surat nikah, karena kontrasepsi tidak tersedia
untuk wanita yang belum menikah sampai akhir tahun 1960-an. Diagfragma merupakan
salah satu metode barrier/sawar pada wanita.
Diagfragma adalah karet lateks berbentuk kubah yang di insersi kedalam vagina sampai
menutupi serviks sehingga berfungsi mencegah sperma bertemu dengan ovum.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
29
Ada tiga tipe/jenis diagfragma yaitu :
1.	 Diagfragma berpegas datar (cocok untuk wanita yang posisi serviksnya kedepan atau
tengah)
2.	 Diagfragma berpegas gelum (dianjurkan untuk wanita yang simfisis pubisnya dangkal)
3.	 Diagfragma berpegas melengkung (untuk wanita yang posisi serviksnya dibelakang)
Ukuran yang tersedia adalah 55-95 mm (ukuran meningkat setiap 5 mm).
a.	 Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama dan konsisten, diafragma 92-96% efektif jika digunakan
bersama spermisida untuk mencegah kehamilan pada tahun pertama. Pada pemakaian
yang lazim, yaitu pada saat wanita tidak memakai metode ini dengan seksama,
efektifitasnya 82-90% jika digunakan bersama spermisida untuk mencegah kehamilan
pada tahun pertama (Bounds, 1994). Angka kegagalan diafragma bergantung pada
seberapa efektif wanita memakainya. Faktor lain yang mempengaruhi angka kegagalan
semua metode adalah usia wanita dan seberapa sering ia melakukan koitus.
Sebagai contoh, apabila seorang wanita berusia 40 tahun dan memakai diafragma
sebagai kontrasepsi, ia kurang subur dibanding wanita usia 25 tahun, sehingga
Gambar : Alat kontrasepsi Diafragma
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
diafragma adalah alat kontrasepsi yang lebih efektif baginya.
b.	 Kelebihan
•	 Dalam kendali wanita
•	 Melindungi dari penyakit menular seksual apabila digunakan dengan spermasida
dan resiko kanker serviks
•	 Tidak ada efek sistemik
•	 Tidak mengganggu produksi ASI
c.	 Kekurangan
•	 Membutuhkan motivasi
•	 Harus digunakan secara seksama dan konsisten agar efektifitasnya optimal
•	 Dapat meningkatkan resiko sistitis, iritasi vagina, dan ISK
•	 Membutuhkan pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih untuk
memastikan ketepatan pemasangan dan ukuran diagfragma
•	 Pada 6 jam pascahubungan alat masih harus berada di posisinya.
d.	 Indikasi
•	 Tidak menyukai kontrasepsi hormonal
•	 Tidak menyukai penggunaan AKDR
•	 Menyusui dan perlu kontrasepsi
•	 Memerlukan proteksi terhadap IMS
•	 Memerlukan metode sederhana sambil menunggu kontrasepsi metode lain.
e.	 Kontraindikasi
•	 Perdarahan saluran genital yang tidak diketahui sebabnya
•	 Wanita yang mengalami prolaps atau tonus vagina yang kurang baik
•	 Infeksi pada genitalia
•	 ISK kambuhan
•	 Alergi terhadap karet atau spermasida
•	 Memiliki riwayat sindrom syok toksik
•	 Kelainan congenital sepert defek dinding serviks atau adanya septum
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
31
•	 Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan
menjadi beresiko tinggi
•	 Wanita yang merasa tidak mampu menyentuh area genitalnya karena alasan
pribadi atau agama
•	 Ingin metode KB efektif
f.	 Efek Samping/ Masalah
•	 ISK ( Infeksi Saluran Kemih)
Penanganan: pengobatan dengan antibiotika yang sesuai, apabila diagfragma
menjadi pilihan utama dalam ber-KB. Sarankan untuk segara mengosongkan
kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual atau sarankan untuk memakai
metode lain. Dugaan adanya reaksi alergi diagfragma atau dugaan adanya reaksi
alergi spermisid. Penanganan: walaupun jarang terjadi terasa kurang nyaman dan
berbahaya. Jika ada gejala iritasi vagina, khususnya pasca senggama, dan tidak
mengidap IMS, berikan spermisisda yang lain atau bantu untuk memilik metode lain.
•	 Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rectum
Penanganan: pastikan ketepatan letak diagfragma apabila alat terlalu besar.
Cobalah dengan ukuran yang lebih kecil. Tidak lanjuti untuk meyakinkan masalah
yang ditangani.
•	 Timbul cairan vagina yang berbau bila dibiarkan lebih dari 24 jam
Penanganan: periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon, dll),
jika tidak ada, sarankan klien untuk melepas diagfragma setelah melakukan
hubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktifitas terakhir. Setelah
diangkat (diagfragma harus dicuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair
dan air, jangan menggunakan bedan talk jika akan disimpan). Jika mengidap IMS,
lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi.
g.	 Cara penggunaan :
•	 Gunakan diagfragma setiap kali melakukan hubungan seksual
•	 Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
•	 Pastikan diagfragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diagfragma dengan air,
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
atau melihat menembus cahaya)
•	 Oleskan sedikit spermasida krim atau jelly pada kap diagfragma (untuk memudahkan
pemasangan tambahkan krim atau jelly remas dengan bersamaan dengan
pinggirannya)
•	 Posisi saat pemsangan diagfragma : Satu kaki diangkat diatas kursi atau dudukan
toilet
•	 Sambil berbaring
•	 Sambil jongkok
•	 Lebarkan kedua bibir vagina
•	 Masukan diagfragma kedalam vagina jauh kebelakang, dorong bagian depan
pinggiran kealas dibalik tulang pubis
•	 Masukan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan
pastikan serviks telah terlindungi
•	 Diagfragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika
hubungan seksual berlangsung diatas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan
spermisida kedalam vagina. Diagfragma berada didalam vagina paling tidak 6 jam
setelah terlaksananya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diagfragma didalam
vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan mencuci vagina setiap
waktu, pencucuian vagina bisa dilakukan setelah ditunda 6 jam sesudah hubungan
seksual).
•	 Mengangkat dan mencabut diagfragma menggunakan jari telunjuk dan tengah
•	 Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya.
3.	 SPERMICIDE
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol – 9) digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk :
•	 Aerosol (busa)
•	 Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film
•	 Krim
•	 jelly
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
33
a.	 Cara kerja
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakkan sperma,
dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan :
•	 Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
•	 Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi
•	 Tablet vagina, suppositoria, dan film sudah diaktifkan ke dalam vagina 10-15 menit
sebelum hubungan seksual dilakukan.
•	 Jenis spermisida jelly biasanya hanya digunakan dengan diafragma
b.	 Efektivitas
Spermisida efektif 80% hingga 94% pada penggunaan yang sempurna dan efektif
99,9% jika digunakan sekaligus dengan penggunaan metode kondom
c.	 Manfaat
Kontrasepsi
•	 Efektif seketika (busa dan krim)Tidak mengganggu produksi ASI
•	 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
•	 Tidak mengganggu kesehatan klien
•	 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
•	 Mudah digunakan
Gambar : Alat kontrasepsi Spermicide
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
•	 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
•	 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Nonkontrasepsi
•	 Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS
d.	 Keterbatasan
•	 Efektivitas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
•	 Efektivtas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti caea
penggunaan
•	 Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap
melakukan hubungan seksual
•	 Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan
hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria, dan film)
•	 Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
e.	 Indikasi dan kontradiksi
Tabel 1: Seleksi Klien Pengguna Spermisida
Spermisida
Sesuai untuk klien yang Tidak sesuai untuk klien yang
1.	 Tidak dianjurkan metode
kontrasepsi hormonal,
seperti perokok, atau diatas
usia 35 tahun.
1.	 Berdasarkan umur dan paritas
serta masalah kesehatan
menyebabkan kehamilan
menjadi beresiko tinggi terinfeksi
saluran uretra.
2.	 Tidak menyukai penggunaan
AKDR
3.	 Tidak stabil secara psikis atau
tidak suka menyentuh alat
kelaminnya ( vulva dan vagina )
4.	 Menyusui dan perlu
kontrasepsi
5.	 Mempunyai riwayat sindrom
syok karena keracunan.
6.	 Memerlukan proteksi
terhadap IMS
7.	 Ingin metode KB efektif.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
35
8.	 Memer lukan metode
sederhana sambil menunggu
metode yang lain.
f.	 Efek Samping dan Penanganannya
Efek samping atau
masalah
Penanganan
Iritasi vagina
Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika
penyebabnya spermisida alihkan ke
spermisida lainnya dengan komposisi
kimia berbeda atau bantu klien memilih
metode lain
Iritasi penis dan tidak
nyaman
Periksa IMS, jika penyebabnya
spermisida, alihkan ke spermisida
lainnyadengankomposisikimiaberbeda
atau bantu klien memilih metode lain
Gangguan rasa panas di
vagina
Periksa reaksi alergi atau terbakar.
Yakinkan bahwa rasa hangat adalah
normal. Jika tidak ada perubahan,
alihkan ke spermisida lainnya dengan
komposisi kimia yang berbeda atau
bantu klien memilih metode lain.
Kegagalan tablet tidak larut
Pilih spermisida lain dengan komposisi
kimia berbeda atau bantu klien memilih
metode yang lain.
g.	 Cara Penggunan/Instruksi Bagi Klien
•	 Cuci tangan dengan sabundanair mengaalir sebelum mengisi aplikator(busa atau
krim dan insersi spermisida.
•	 Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas hubungan
seksual.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
•	 Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau supositoria adalah 10-15
menit
•	 Tidak ada jarak tunggu setelah memasukan busa.
•	 Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan
penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum diisi ke dalam
aplikator).
•	 Spermisida di tempatkanjauh di dalamveagina sehingga serviks terlindungi dengan
baik.
h.	 Petunjuk Bagi Klien Untuk Penggunaan Spermisida Supositoria
•	 Biarkan 10-30 menit sampai melarut. Jika pelumasan vagina menurun, efetivitas
metode ini juga menurun. Jika supositoria tidak larut, pasangan dapat merasakan
“seperti berpasir” dan dapat menyebabkan rasa terbakar di penis atau vagina.
•	 Gunakan satu supositoria untuk setiap kali senggama
•	 Dapat menyebabkan pengeluaran rabas setelah senggama
•	 Simpan di kulkas selama cuaca panas
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
37
Demikian uraian mengenai metode KB sederhana baik yang menggunakan alat maupun
tanpa alat. Sampai disini apakah anda memahaminya?? Untuk mengetahui pemahaman
anda silahkan kerjakan lembar latihan dibawah ini!!!!
PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN ASUHAN PADA AKSEPTOR KB SEDERHANA
1.	 Alat tulis
2.	 Lembar balik ABPK (alat bantu pengambilan keputusan)
3.	 Model alat Kontrasepsi sederhana
4.	 Media edukasi (Lembar balik)
Baiklah, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana asuhan yang diberikan pada akseptor KB
sederhana:
PENUNTUN BELAJAR
PELAYANAN KONTRASEPSI SEDERHANA
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan
secara kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah
kerja atau kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1.	 Memberi salam dan menyambut pada klien
2.	 Memperkenalkan diri kepada klien
3.	 Menanyakan maksud dan tujuan kedatangannya
4.	 Menyampaikan bahwa anda akan menjamin kerahasiaan klien
5.	 Mendorong klien untuk berbicara terbuka
6.	 Menjelaskan metode terpilih
•	Profil alat kontrasepsi
•	Efektifitas
•	Cara penggunaan
•	Indikasi dan kontraindikasi
•	Keuntungan dan kerugian
•	Efek samping dan penanganannya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
LANGKAH/TUGAS KASUS
5.	 Memastikan keyakinan klien akan metode yang dipilihnya
6.	 Menanyakan pemakaian kontrasepsi sebelumnya dan riwayat
penyakit sebelumnya untuk memastikan bahwa klien merupakan
calon yang tepat sebagai akseptor KB sederhana
7.	 Menanyakan kembali pengetahuan klien mengenai alat
kontrasepsi yang dipilihnya
8.	 Peka terhadap kebutuhan dan kekhawatiran klien tentang
metode yang dipilihnya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
39
	 Terdapat berbagai jenis metode kontrasepsi yang dapat dipilih dan digunakan oleh pasangan
usia subur. Salah satunya adalah metode sederhana yang biasanya dipilih oleh mereka yang
tidak menginginkan efek samping terutama efek samping sistemik yang biasanya terdapat
dalam beberapa metode kontrasepsi modern. Metode sederhana terdiri dari metode dengan
menggunakan alat dan tanpa mengunakan alat sama sekali. Disebut metode sederhana karena
dalam penggunaannya akseptor dapat langsung menggunakannya tanpa harus kontak dengan
tenaga kesehatan.
	 Metode sederhana ini sebenarnya efektif apabila digunakan secara benar sesuai dengan
aturan yang berlaku di masing-masing metode. Metode ini membutuhkan konsistensi dan
kedisiplinan bagi pemakainya.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memiilih salah satu alternatif
jawaban yang paling tepat!
1.	 Ovulasi pada seorang wanita terjadi pada...
a.	 14 hari sebelum menstruasi
b.	 14 hari setelah menstruasi
c.	 Segera setelah menstruasi berakhir
d.	 Tidak dapat ditentukan
e.	 Bisa terjadi kapan saja
2.	 Kontraindikasi dari MAL adalah
a.	 Belum mendapatkan haid sejak melahirkan
b.	 Sudah mendapatkan haid sejak melahirkan
c.	 Bayi berumur kurang dari 6 bulan
d.	 Bayi berumur lebih dari 6 bulan
e.	 Menyusui eksklusif
3.	 Kenaikan suhu basal tubuh pada saat ovulasi disebabkan oleh...
a.	 Hormon estrogen
b.	 Hormon prolaktin
c.	 Hormon progesteron
d.	FSH
e.	LH
4.	 Masa abstinence untuk metode suhu basal adalah...
a.	 Ketika suhu badan naik diatas garis pelindung
b.	 Pada awal siklus haid sampai sore hari ketiga setelah suhu berturut-turut ada diatas garis
pelindung
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
41
c.	 Pada saat pertengahan silkus saja
d.	 Absitence sampai pola suhu basal diketahui
e.	 Tidak ada abstinance
5.	 Pada metode MOB (Metode Ovulasi Billings), ovulasi dapat ditentukan dari...
a.	 Ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir kental dan lengket
b.	 Segera setelah darah haid bersih
c.	 Pada hari terakhir adanya lendir, licin dan mulur serta ada perasaan basah
d.	 Pada hari pertama adanya lendir, licin, mulur serta ada perasaan basah
e.	 Dari awal siklus haid, sampai terlihat adanya ledir yang licin dan mulur serta ada perasaan
	basah
6.	 Masa abstinence pada MOB adalah...
a.	 Segera setelah adanya lendir walapun jenis lendir kental dan lengket sampai hari terakhir
	 adanya lendir yang licin, jernih dan mulur
b.	 Segera setelah adanya lendir walapun jenis lendir kental dan lengket sampai 3 hari
	 berturut-turut setelah hari terakhir adanya lendir yang licin, jernih dan mulur
c.	 Hanya pada saat adanya lendir yang licin, mulur dan ada perasaan basah
d.	 Tidak ada abstinence
e.	 Semua jawaban benar
7.	 Seorang bidan memberikan penyuluhan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) di Posyandu
	 tentang berbagai macam metode sederhana tanpa alat. Apa sajakah yang menjadi keterbatasan
	 dari metode tersebut?
a.	 Mengganggu senggama
b.	 Ada efek samping sistemik
c.	 Mengurangi kenikmatan seksual
d.	 Tidak melindung dari PMS dan HIV
e.	 Memerlukan pengawasan medik
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
8. Seorang perempuan, usia 24 tahun, P1A0 datang ke bidan ingin mengikuti KB sederhana.
	 Hasil anamnesis diketahui ibu mempunyai siklus haid tidak teratur. Apakah alat kontrasepsi
	 yang tepat bagi ibu tersebut?
a.	kondom
b.	Kalender
c.	 suhu basal
d.	MAL
e.	Suntik
9.	 Seorang perempuan usia 21 tahun datang ke bidan untuk berkonsultasi KB, ibu berencana
	 menggunakan kondom. Apakah kontraindikasi pemakaian kondom?
a.	Erosi
b.	Alergi
c.	Infeksi
d.	Ekspulsi
e.	Spotting
10.	Seorang perempuan usia 21 tahun datang ke bidan untuk berkonsultasi KB, ibu berencana
	 menggunakan kondom. Bagaimana cara kerja metode kontrasepsi tersebut?
a.	 Mencegah ovulasi
b.	 Mengentalkan lendir serviks
c.	 Memperlambat sperma masuk ke tuba
d.	 Mencegah ovum dan sperma bertemu
e.	 Menyebabkan sel membran sperma terpecah
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
43
Tugas
Kelompok
Lakukan Role play dengan teman anda dengan menggunakan penuntun belajar diatas.
Lakukan secara bergantian, kemudian catat dan berikanlah umpan balik pada teman anda
tersebut!!!!!
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
	 Selamat, anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1, sekarang silahkan
a n d a m e l a n j u t k a n k e k e g i a t a n b e l a j a r 2 . S e t e l a h m e m p e l a j a r i k e g i a t a n
be la ja r 2, a nda diha r a pka n dapat menjelaskan tentang berbagai macam metode
KB hormonal, cara kerjanya, keuntungan dan kerugiannya, efek samping yang sering
timbul, konseling terhapap akseptor, termasuk bagaimana anda membina akseptor
yang bermasalah dengan metode KB hormonal
	 Untuk mencapai tujuan tersebut, anda harus mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:metode KB hormonal kombinasi dan progestin yang terdiri dari 2 jenis
sediaan yaitu suntik dan pil.
Sebelum kita lanjutkan ke uraian materi, terlebih dahulu silahkan anda tuliskan apa saja yang
anda ketahui tentang meode KB Hormonal pada kotak di bawah ini:
Kegiatan
Belajar 2 Metode KB Hormonal
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
45
Bagaimana, apakah anda sudah mengisi kotak diatas?kalaau sudah sekarang cocokan
jawaban anda dengan uaian di bawah ini
A.	 METODE KB HORMONAL KOMBINASI
1.	 KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI
Kontrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka
waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan berupa hormon progesterone
dan estrogen atau hormon progesteron saja pada wanita usia subur
a.	 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik Kombinasi
•	 Primer (mencegah ovulasi).
Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu
menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkembangan dan kematangan folikel
de Graaf tidak terjadi.
•	 Sekunder.
1.	 Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
2.	 Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang
telah dibasahi.
3.	 Menghambat transport ovum dalam tuba falopii.
d.	 Jenis Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesterone asetat dan 5 mg
estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM (intramuskuler) sebulan sekali dan 50 mg
Noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yangn diberikan injeksi IM sebulan
sekali.
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
c.	 EFEKTIFITAS SUNTIK KOMBINASI.
Sangat efektif (0,1- 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
penggunaan.
d.	 Keuntungan Kontrasepsi dan Non Kontrasepsi
Keuntungan kontrasepsi.
•	 Resiko terhadap kesehatan kecil.
•	 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
•	 Tidak diperluka pemeriksaan dalam.
•	 Jangka panjang.
•	 Efek samping sangat keci.
•	 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
•	 Mengurangi jumlah pendarahan.
•	 Mengurangi nyeri saat haid.
•	 Mencegah anemia.
•	 Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker miomotrium.
•	 Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
•	 Mencegah kehamilan ektopik.
•	 Melindungi klien darijenis-jenis tertentu.
•	 Pada keadaan tertenyu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopouse.
e.	 Keuntung Non Kontrasepsi
Keuntungan
•	 Mengurangi jumlah pendarahan.
•	 Mengurangi nyeri saat haid.
•	 Mencegah anemia.
•	 Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium.
•	 Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
•	 Mencegah kehamilan ektopik.
•	 Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.
•	 Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan perimenopouse.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
47
f.	 Kerugian
•	 Terjadi perubahan pola haid,seperti tidak teratur,pendarahan bercak/
spooting,pendarahan sela sampai sepuluh hari.
•	 Mual,sakit kepala,nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga.
•	 Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.
•	 Efektifitasnya berrkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan
epilepsi(fenitoin dan barbiturat)obat tuberculosis (ripampisin).
•	 Dapat terjadi perubahan berat badan.
•	 Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,stroke,bekuan
darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
•	 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,hepatitis
B virus,atau infeksi virus HIV.
•	 Kemungkinannya terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g.	 Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi.
•	 Usia reproduksi.
•	 Telah memiliki anak,ataupun belum memiliki anak.
•	 Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinngi.
•	 Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
•	 Pasca persalinan dan tidak menyusui.
•	 Anemia.
•	 Nyeri haid hebat.
•	 Haid teratur.
•	 Riwayat kehamilan ektopik.
•	 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
h.	 Kontraindikasi pemakaian suntikan kombinasi.
•	 Hamil atau di duga hamil.
•	 Menyusui dibawah 6 minngu pasca persalinan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
•	 Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
•	 Penyakit hati akut(virus hepatitis).
•	 Usia > 35 tahun yang merokok.
•	 Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
•	 Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
•	 Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
•	 Keganasan payudara
•	 Sampai disini, apakah anda dapat memahami uraian diatas?? Baik, tentunya sekarang
anda bertanya-tanya, kapankan waktu yang tepat untuk menggunakan metode
ini???untuk lebih jelasnya akan silahkan anda baca uraian dibawah ini:
i.	 Waktu Mulai Menggunakan Suntik Kombinasi
•	 Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan.
•	 Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari.
•	 Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual
untuk 7 hari lamanya atau menggunakan menggunakan kontrasepsi lain selama
masa waktu 7 hari
•	 Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama
dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil.
•	 Bila pasca persalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan
pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
•	 Bila pasca persalinan <6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi.
•	 Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat
diberi.
•	 Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7 hari.
•	 Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
49
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat
segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, maka lakukanlah uji
kehamilan terlebih dahulu
•	 Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan
sesuai jadwal kontrasepsi lain.
•	 Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan
asal diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu
datangnya haid
i.	 Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler
dalam klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan dapat diberikan 7 hari lebih
awal dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah
7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak
dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
j.	 Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai Akseptor Suntik Kombinasi
•	 Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di
paru atau serangan jantung.
•	 Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi atau migrain.
•	 Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada
tungkai.
•	 Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan terjadi kehamilan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
k.	 Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus
MASALAH PENANGANAN
Tekanan darah tinggi
< 180/110 mmHg dapat diberikan,
tetapi perlu pengawasan
Kencing manis
Dapat diberikan pada kasus tanpa
komplikasi dan kencing manisnya
terjadi<20 tahun. Perlu diawasi
Migrain
Bila tidak ada gejala neurologic yang
berhubungan dengan sakit kepala,
boleh diberikan
Menggunakan obat TBC/epilepsi
Berikan pil kontrasepsi kombinasi
dengan 50μg etinilestradiol atau
cari metode lain
Mempunyai penyakit anemia bulan
sabit (sickle cell)
Sebaiknya jangan menggunakan
suntikan kombinasi
l.	 Penanganan Efek Samping yang Sering Terjadi
EFEK SAMPING PENANGANAN
Amenorea
Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi
kehamilan, maka tidak perlu diberikan
pengobatan khusus. Jelaskan bahwa
darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila
haid belum juga dating. Bila hamil, segera
rujuk. Hentikan penyuntikan dan jelaskan
bahwa hormon progestin dan estrogen
sedikit sekali pengaruhnya pada janin
Mual/pusing/muntah
Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil,
rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa
hal ini adalah wajar dan akan hilang dalam
waktu dekat
Perdarahan/perdarahan
bercak (spotting)
Bila hamil, segera rujuk. Bila tidak hamil cari
penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan
bahwa perdarahan yang terjadi merupakan
hal biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
menghawatirkan klien, metode kontrasepsi
lain perlu dicari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
51
2. PIL KOMBINASI
a.	Profil
•	 Efektif dan reversible
•	 Harus diminum setiap hari
•	 Pada bulan pertama pemakaian efek samping berupa mual dan perdarahan bercak
yang tidak berbahaya dan akan segera hilang
•	 Efek samping serius sangat jarang terjadi
•	 Dapat dipakai oleh semua perempuan
•	 Dapat diminum setiap saat asal dipastikan ibu tidak hamil
•	 Tidak dianjurkan pada ibu menyusui
•	 Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
b.	 Jenis Pil Kombinasi
Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif. 
Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.  
Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (EIP) dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
c.	Cara Kerja
•	 Menekan ovulasi
•	 Mencegah implantasi
•	 Lender serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
•	 Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan
terganggu juga
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
d.	Keuntungan Penggunaan Pil Kombinasi
•	 Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari  
•	 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil 
•	 Tidak mengganggu hubungan seksual. 
•	 Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia),
tidak terjadi nyeri haid.  
•	 Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya
untuk mencegah kehamilan.  
•	 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause. 
•	 Mudah dihentikan setiap saat. 
•	 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan. 
•	 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. 
•	 Membantu mencegah: . kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium,
kista ovarium, penyakit radang panggul, akne dan lain-lain
e.	Kerugian Pil Kombinasi
•	 Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.  
•	 Mual, terutama pada 3 bulan pertama  
•	 Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
•	 Pusing.
•	 Nyeri payudara.
•	 Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan
justru memiliki dampak positif Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi. 
•	 Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui (mengurangi ASI) 
•	 Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana
hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang. 
•	 Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. 
•	 Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
53
f.	 Indikasi
•	 Usia reproduksi
•	 Primipara atau multipara
•	 Gemuk atau kurus
•	 Menginginkan metode dengan efektifitas tinggi
•	 Setelah melahirkan anak dan tidak menyusui
•	 Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua
cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu
•	 Pasca keguguran
•	 Anemia karena haid berlebihan
•	 Nyeri haid hebat
•	 Siklus haid tidak teratur
•	 Riwayat KET
•	 Kelainan payudara jinak
•	 Kencing manis tanpa komplikasi
•	 Varises vena
g.	Kontra Indikasi
•	 Hamil atau dicurigai hamil
•	 Menyusui eksklusif
•	 Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
•	 Penyakit hati akut (hepatitis)
•	 Perokok dengan usia >35 tahun
•	 Riwayat penyakit jantung, stroke dan tekanan darah tinggi>180/110 mmHg
•	 Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis>20 tahun
•	 Kanker payudara atau dicurigai ada kanker payudara
•	 Migraine dan gejala neurologic fokal
•	 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
h.	Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi
•	 Setiap saat selagi haid
•	 Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
•	 Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi
yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai 14 atau tidak melakukan hubungan seksual
sampai menghabiskan paket pil
•	 Setelah melahirkan:
»» Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
»» Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
•	 Pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
•	 Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil
kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid
Penggunaan pil kombinasi akan berhasil apabila klien menggunakannya secara benar sesuai
dengan ketentuan. Tugas anda sebagai bidan untuk menyampaikan informasi sejelas-jelasnya
mengenai metode kontrasepsi ini. Berikut instruksi yang harus disampaikan kepada klien:
•	 Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari
•	 Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
•	 Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid
•	 Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket28 pil habis, sebaiknya
mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu
baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru
•	 Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambilah pil yang lain, atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain
•	 Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan
dan tidak memperburuk keadaan, pil dapat diteruskan
•	 Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil
mengikuti cara menggunakan pil lupa
•	 Bila lupa minum 1pil (hari 1-21) sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
55
walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain. Bila lupa minum 2 pil atau lebih (1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap
hari sampai sesuai skedul yang ditetapkan. Gunakan juga metode kontrasepsi yang lain
•	 Bila tidak haid, segera ke klinik untuk tes kehamilan
PENANGANAN EFEK SAMPING YANG SERING TERJADI DAN
MASALAH KESEHATAN LAINNYA
EFEK SAMPING ATAU MASALAH PENANGANAN
Amenorea (tidak ada perdarahan
atau spotting)
Periksa dalam atau tes kehamilan,
bila tidak hamil dank lien minum
pil dengan benar, tenanglah. Tidak
datang haid kemungkinan besar
karena kurang adekuatnya efek
estrogen terhadap endometrium.
Tidak perlu pengobatan khusus. Bila
klien hamil intrauterine, hentikan pil
dan yakinkan pasien bahwa pil yang
diminum tidak ada efek terhadap
janin
Mual, pusing atau muntah (akibat
reaksi anafilaktif)
Tes kehamilan atau pemeriksaan
ginekologik. Bila tidak hamil,
sarankan minum pil pada saat
makan malam atau sebelum tidur
Perdarahan pervaginam/spotting
Tes kehamilan atau pemeriksaan
ginekologik. Sarankan minum pil
pada waktu yang sama. Jelaskan
bahwa perdarahan/ spotting adalah
hal yang biasa terjadi pada 3 bulan
pertama pemakaian dan lambat
laun akan berhenti. Bila perdarahan
tetap terjadi maka segera rujuk
untuk mendapatkan pengobatan
atau ganti metode kontrasepsi
	 Demikian uraian mengenai kontrasepsi hormonal kombinasi, sejauh ini bagaimanakah
pemahaman anda mengenai uraian diatas? baik, bila anda sudah memahaminya, kita akan
lanjutkan pembahasan mengenai metode kontrasepsi progestin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
B.	 METODE KONTRASEPSI PROGESTIN
1.	 SUNTIK PROGESTIN
a. Pengertian
Kontrasepsi suntikan progestin adalah metode kontrasepsi berupa cairan, yang hanya
berisi hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara berkala setiap 3
bulan.
b. Profil
1.	 Sangat efektif
2.	 Aman
3.	 Dapat dipakai oleh perempuan dsalam usia reproduksi
4.	 Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
5.	 Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
c. Klasifikasi
Secara umum Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin,
yaitu:
1.	 Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan
tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera
atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai
efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita.
2.	 Depo Nonsterat Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200mg Noretisteron
enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler.
d. Cara Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah:
1.	 Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing
hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating
hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat
perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
57
pelepasan (FSH) dan (LH) .
2.	 Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang
mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada
lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron
hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
3.	 Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum
yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium
sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan
nidasi dari ovum yang telah di buahi.
4.	 Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan
transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan
transportasi ovum (telur) melalui tuba.
e. Efektivitas
1.	 Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes,
hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak
cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh
darah.
2.	 Kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
3.	 Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali
dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan *(Depoprovera)*, setiap 10 minggu *(Norigest)*
4.	 Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
f. Keuntungan
1.	 Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari
2.	 Tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah ASI.
3.	 Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
4.	 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
5.	 Penggunaan jangka panjang
6.	 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah
7.	 Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih
enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.
8.	 Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause
9.	 Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium
10.	Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
11.	Mencegah beberapa penyakit radang panggul
12.	Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
g. Kekurangan/Efek Samping
1.	 Gangguan haid seperti:
•	 Siklus haid yang memendek atau memanjang
•	 Perdarahan yang banyak atau sedikit
•	 Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
•	 Tidak haid sama sekali atau amenorhoe
2.	 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali
untuk jadwal suntikan berikutnya)
3.	 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya
habis (3 bulan)
4.	 Berat badan bertambah
5.	 Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1
kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya
terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.
6.	 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
59
7.	 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena
terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
8.	 Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat:
9.	 Menurunkan kepadatan tulang
10.	Menimbulkann kekeringan pada vagina
11.	Menurunkan libido.
12.	Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin, pegal-
pegal, nyeri perut dan lain-lain.
h. Indikasi
1.	 Usia reproduksi
2.	 Nulipara ataupun yang telah mempunyai anak
3.	 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan efektifitasnya tinggi
4.	 Ibu menyusui
5.	 Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6.	 Pasca abortus
7.	 Perokok
8.	 Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit
9.	 Menggunakan obat untuk epilepsy atau TBC
10.	Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
11.	Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
12.	Anemia
i. Kontra Indikasi
1.	 Hamil atau dicurigai hamil
2.	 Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
3.	 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorea
4.	 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
5.	 Diabetes mellitus disertai komplikasi
Sampai disini, apakah ada yang ingin anda diskusikan??? Jika ya, ajaklah teman anda untuk
mendiskusikan beberapa temuan atau pemikiran anda, jika perlu gunakanlah sumber lain
yang akan semakin memperkaya wawasan anda mengenai kontrasepsi ini. Jika anda sudah
memahaminya, tentunya anda semakin penasaran, apakah waktu mulai penggunaan
metode ini sama dengan waktu penggunaan metode kombinasi?berikut uraiannya:
j. Waktu Mulai Penggunaan
1.	 Setiap saat selama siklus haid asal dipastikan ibu tidak hamil
2.	 Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3.	 Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
4.	 Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya
secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5.	 Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya
dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan
diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
6.	 Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak
perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu
tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7.	 Ibu ingin menggantikan AKDR dengan suntikan hormonal, suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap
saat setelah lebih dari 7 hari siklus haid, asal yakin klien tidak hamil
8.	 Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan pertama dapat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
61
dilakukan setiap saat asal saja dipastikan klien tidak hamil, dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
k. Cara Penggunaan
1.	 Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler
dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi
suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan
injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
2.	 Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau
iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit kering sebelum disuntik
3.	 Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi
tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan
menghilangkannya dengan cara menghangatkannya.
l. Peringatan bagi akseptor
1.	 Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2.	 Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik tergantung.
3.	 Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4.	 Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan.
5.	 Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak
dalam waktu 1 periode masa haid.
6.	 Bila hal diatas terjadi, segera hubungi tenaga kesehatan untuk tindakan selanjutnya.
m. Informasi yang Perlu Disampaikan pada Klien
1.	 Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid yang bersifat
sementara dan jarang mengganggu kesehatan
2.	 Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri
payudara. Efek samping ini jarang, tidak berbahaya dan cepat hilang
3.	 Karena terlambat kembali kesuburannya, penjelasan perlu diberikan kepada ibu
usia muda yang ingin menunda kehamilan atau bagi yang merencanakan kehamilan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
62
berikutnya dalam waktu dekat
4.	 Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera dating. Haid baru dating kembali pada
umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan.
Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, anjurkan klien datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari penyebab tidak haid tersebut
5.	 Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan:
•	 Suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal kunjungan
•	 Suntukan dapat diberikan 2 minggu setelah jadwal kunjungan asal dipastikan
tidak hamil, anjurkan klien tidak berhubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lainnya selama 7 hari tersebut. Bila perlu, anjurkan
klien menggunakan kontrasepsi darurat
•	 Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal diyakini
klien tidak hamil
PENANGANAN MASALAH DAN EFEK SAMPING YANG SERING DIJUMPAI
EFEK SAMPING PENANGANAN
Amenorea
Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak
perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dala rahim
Bila telah trejadi kehamilan, segera rujuk.
Hentikan penyutikan. Jelaskan bahwa
hormone progestin tidak akan mengganggu
janin
Jangan berikan terapi hormonal untuk
menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila
tidak terjadi haid juga segera rujuk
Perdarahan bercak (spotting)
Informasikan bahwa perdarahan ringan
sering terjadi, dan tidak membutuhkan
pengobatan
Kenaikan berat badan
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan
berat badan sebanyak 1-2 kg dapat terjadi.
Perhatikan diet harian. Bila berat badan naik
berlebihan, pertimbangkan untuk mengganti
metode
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
63
Sampai disini apakah anda memahaminya? ??baik, kita akan lanjutkan pada uraian mengenai
metode kontrasepsihormonal progestin lainnya yaitu pil progestin atau sering juga kita kenal
minipil, atau mungkin anda pernah mendengar istilah pil menyusui??ya, pil ini memang sangat
terkenal di masyarakat dengan sebutan demikian. Anda juga mungkin akan bertanya, apakah
sama antara suntikan progestin dengan mini pil? jika anda penasaran, silahkan lanjutkan
untuk mempelajari uraian di bawah ini!!!
2.	 KONTRASEPSI ORAL TIPE MINIPIL
a.	Profil
1.	 Hanya berisi derivat progestin
2.	 Dosis rendah
3.	 Tidak menurunkan produksi ASI
4.	 Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
b. Jenis Mini Pil
1.	 Kemasan dengan isi 35 pil: 300µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron
2.	 Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg norgestrel
c. Efektivitas Mini pil
Sangat efektif (98,5%), penggunaannya jangan sampai lupa dan jangan sampai terjadi
gangguan gastrointestinal (muntah, diare) karena karena kemungkinan dapat terjadi
kehamilan sangat besar. Penggunaan obat mukolitik asetilsistein bersama dengan minipil
karena dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan pil dapat terganggu.
Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka:
1.	 Jangan sampai lupa minum pil
2.	 Pil diminum pada jam yang sama
3.	 Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan pil
d. Cara Kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium tetapi tidak begitu kuat
1.	 Terjadinya transformasi lebih awal pada endometrium sehingga implantasi lebih sulit
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
64
2.	 Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
3.	 Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
e. Keuntungan Kontrasepsi
1.	 Sangat efektif bila digunakan secara benar
2.	 Tidak mengganggu hubungan seksual
3.	 Tidak mempengaruhi ASI
4.	 Kesuburan cepat kembali
5.	 Nyaman dan mudah digunakan
6.	 Sedikit efek samping
7.	 Dapat dihentikan setiap saat
8.	 Tidak mengandung estrogen
f. Keuntungan Nonkontrasepsi
1.	 Mengurangi nyeri haid
2.	 Mengurangi jumlah darah haid
3.	 Menurunkan tingkat anemia
4.	 Mencegah kanker endometrium
5.	 Melindungi dari penyakit rongga panggul
6.	 Tidak meningkatkan pembekuan darah
7.	 Dapat diberikan pada penderita endometriosis
8.	 Kurang menyebabkanpeningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi
9.	 Dapat mengurangi keluhan premenstruasi sindrom
10.	Sedikit sekali mengganggu metabolism karbohidrat sehingga relative aman diberikan
pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi
g. Keterbatasan
1.	 Gangguan haid
2.	 Peningkatan/penurunan berat badan
3.	 Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama
4.	 Bila lupa 1 pil, kegagalan menjadi lebih besar
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
65
5.	 Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
6.	 Efektifitas menurun apabila sedang pengobatan TBC atau epilepsy
7.	 Tidak melindungi dari IMS atau HIV/AIDS
h. Indikasi
1.	 Usia reproduksi
2.	 Telah atau belum mempunyai anak
3.	 Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui
4.	 Pasca keguguran
5.	 Perokok segala usia
6.	 Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (selama <180/110mmHg) atau dengan
masalah pembekuan darah
i. Kontra Indikasi
1.	 Hamil atau dicurigai hamil
2.	 Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
3.	 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4.	 Menggunakan obat TBC atau obat epilepsi
5.	 Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6.	 Sering lupa menggunakan minum pil
7.	 Tumor uterus
j. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil
1.	 Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan
kontrasepsi lain
2.	 Dapat digunakak setiap saat, asal saja tidak hamil. Bila menggunakannya setelah hari
ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain selama 2 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 2
hari saja
3.	 Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulanpascap persalinan dan tidak haid,
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
66
mini pil dapat diminum setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode
kontrasepsi tambahan
4.	 Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dank lien telah mendapat haid, mini pil
dapat dimulai pada hari ke 1-5 siklus haid
5.	 Minipil dapat diberikan secara pasca keguguran
6.	 Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya
dengan minipil, minipil dapat segera diberikan
7.	 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal
suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan menggunakan metode kontrasepsi lain
8.	 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid dan tidak
memerlukan kontrasepsi lain
9.	 Bila kontrasepsi sebelumnya menggunakan AKDR, minipil dapat diberikan pada hari
ke 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR
Nah, sekarang anda sudah temukan jawabannya bukan? kita akan lanjutkan pada sesi
paraktikum dengan panduan belajar di bawah ini!
PENUNTUN BELAJAR PEMBERIAN KONTRASEPSI HORMONAL
Alat dan bahan:
1.	 Tempat untuk menyimpan alat
2.	 Tensimeter
3.	 Stetoskop
4.	 Bak instrumen kecil
5.	 Sarung tangan
6.	 Obat kontrasepsi suntikan
7.	 Kapas DTT
8.	 Alat tulis
9.	 Lembar balik ABPK (alat bantu pengambilan keputusan)
Baiklah, dibawah ini akan dijelaskan prosedur dari pelayanan kontrasepsi suntikan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
67
DAFTAR TILIK
PELAYANAN KONTRASEPSI SUNTIKAN
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
KONSELING
LANGKAH/TUGAS KASUS
1.	 Memberi salam pada klien
2.	 Menanyakan rencana keluarga (dalam hal jumlah anak)
3.	 Penjelasan mengenai KB suntik
•	 Menjelaskan bagaimana DMPA mencegah kehamilan
•	 Menerangkan efektifitas DMPA
•	 Menjelaskan keuntungan DMPA
•	 Menerangkan kerugian DMPA
•	 Menjelaskan efek samping DMPA
•	 Menjelaskan jadual kunjungan ulang
4.	 Memastikan bahwa DMPA merupakan pilihan klien
5.	 Menanyakan pemakaian kontrasepsi sebelumnya dan riwayat
penyakit sebelumnya untuk memastikan bahwa klien merupakan
calon yang tepat sebagai akseptor DMPA
6.	 Menanyakan kembali pengetahuan klien mengenai efek samping
DMPA
7.	 Peka terhadap kebutuhan dan kekhawatiran klien tentang DMPA
8.	 Menganjurkan klien untuk kembali sesuai jadwal kunjungan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
68
KONSELING
LANGKAH/TUGAS KASUS
9.	 Menganjurkan untuk kembali ke klinik sebelum jadual yang
ditentukan bila terjadi perdarhan banyak pervaginam dan terlambat
menstruasi
PENYUNTIKAN
1.	 Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2.	 Periksa tanggal kadaluarsa suntik
3.	 Menimbang berat badan
4.	 Mengukur tekanan darah
5.	 Atur posisi klien untuk penyuntikkan di daerah bokong
6.	 Bersihkan kulit tempat suntikan menggunakan kapas beralkohol
dengan gerakkan melingkar ke arah luar tempat suntikan
7.	 Biarkankulitemngeringdengansendirinyasebelummemberikan
suntikan
8.	 Kocok dengan baik vial DMPA hingga semua obat larut
9.	 Buka penutup plastik atau logam tanpa menyentuh penutup
karet
10.	Buka kemasan spuit dan jarum suntik tanpa terkontaminasi
11.	Kencangkan jarum suntik pada tabung spuitnya dengan
memegang pangkal jarum suntik (penutup jarum jangan dibuka)
12.	Buka penutup jarum, tusukkan jarum suntik ke dalam vial
penutup karet, putar vial hingga terbalik dan masukkan obat ke
dalam tabung spuit dengan cara menarik penghisap spuitnya
13.	Cabut jarum dari karet penutup viall pegang spuit dengan
jarum suntik mengarah ke atas secara vertikal, keluarkan udara
yang terdapat dalam tabung spuit dengan cara mendorong
penghisap spuitnya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
69
14.	Tusukkan jarum ke dalam otot hingga pangkal jarum suntik
15.	Lakukan aspirasi dengan menarik penghisap spuit untuk
memeriksa ketepatan penempatan jarum suntik
16.	Jika tidak terlihat darah terhisap dalam lubang spuit, suntikkan
DMPA secara perlahan sampai seluruh obat masuk
17.	Cabut jarum suntik secara cepat
18.	Tekan tempat bekas jarum suntik menggunakan kapas alkohol,
tetapi jangan menggosoknya
19.	Sedot larutan klorin 0.5 % ke dalam tabung spuit, keluarkan
lagi, lalu lepaskan jarum dari tabung spuit
20.	Buang jarum di wadah khusus (sampah tajam)
21.	Cuci tangan menggunakan air dan sabun,kemudian keringkan
menggunakan handuk kering
22.	Mengisi kartu peserta KB dan menyerahkan kepada klien
23.	Memberi tahu tanggal suntik kembali
24.	Melakukan pencatatan pada buku register/catatanakseptor
DAFTAR TILIK
PELAYANAN KONTRASEPSI PIL
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0
1
:
:
Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara
kompeten ketika dilakukan evaluasi
Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau
kegiatan ketika dilakukan evaluasi
LANGKAH/TUGAS KASUS
1.	 Memberi salam pada klien
2.	 Memperkenalkan diri pada klien
3.	 Tanyakan pada klien tentang maslah reproduksi
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB
METODESKB

More Related Content

What's hot

KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB HormonalKB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonalpjj_kemenkes
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu sri wahyuni
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Nagita Devi
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananIrfa Kartini
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalAffiZakiyya
 
Analisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAP
Analisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAPAnalisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAP
Analisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAPpjj_kemenkes
 
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaChiyapuri
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananfebriok
 
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananAprillia Indah Fajarwati
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Al-Ikhlas14
 
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebMATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebDian Vivahana
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatalmartaagustinasirait
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilRahayu Pratiwi
 
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahirAdaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahiratikaindri
 

What's hot (20)

KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB HormonalKB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
KB 2 Asuhan Kebidanan KB Hormonal
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANANMUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Analisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAP
Analisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAPAnalisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAP
Analisa Data, Planning (Implementasi, Evaluasi) dan Dokumentasi SOAP
 
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
 
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
 
informed choice
informed choiceinformed choice
informed choice
 
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askebMATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamil
 
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahirAdaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
Adaptasi fisiologis dan_psikologis_bayi_baru_lahir
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 

Similar to METODESKB

KB 2 Konsep Dasar Infertilitas
KB 2 Konsep Dasar InfertilitasKB 2 Konsep Dasar Infertilitas
KB 2 Konsep Dasar Infertilitaspjj_kemenkes
 
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifaspjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksipjj_kemenkes
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondompjj_kemenkes
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanpjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonalpjj_kemenkes
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumpjj_kemenkes
 
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisOperator Warnet Vast Raha
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Genderpjj_kemenkes
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaAyunina2
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infuspjj_kemenkes
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitpjj_kemenkes
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 

Similar to METODESKB (20)

KB 2 Konsep Dasar Infertilitas
KB 2 Konsep Dasar InfertilitasKB 2 Konsep Dasar Infertilitas
KB 2 Konsep Dasar Infertilitas
 
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatan
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
 
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
 
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
 
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan GenderKB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
KB 3 Memahami Isu-isu Kesehatan Gender
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan ipjj_kemenkes
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iipjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha ipjj_kemenkes
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiipjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
 

Recently uploaded

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (19)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

METODESKB

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 PELAYANAN KELUARGA BERENCANA I MODUL Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Djudju Sriwenda Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 7 Praktik Kebidanan III
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan rahmat dan hidayah Nya sehingga penyusunan Modul MTBSI ini dapat terselesaikan dengan baik. Modul MTBS disusun dengan tujuan untuk media pembelajaran Program Studi D III Kebidanan khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh dengan latar belakang DI Kebidanan. Bahan belajar berupa modul ini sengaja kami susun agar dapat digunakan sebagai media belajar mandiri, dikatakan mandiri karena sesungguhnya modul ini dapat dipelajari sendiri oleh mahasiswa tanpa bimbingan dosen. Selain digunakan sebagai bahan belajar mandiri, modul ini dapat digunakan sebagai bahan belajar di kelas dengan berbagai macam metode, misalnya diskusi kelompok. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Kebidanan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar Isi ii Daftar Istilah iii Kegiatan Belajar 1 Metode Kontrasepsi Sederhana 4 Kegiatan Belajar 2 Metode Kontrasepsi Hormonal 44 Evaluasi Akhir 78 Lampiran 90 Daftar Gambar 91
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan iii ISTILAH KETERANGAN Abes asekumpulan nanah (neutrofil mati) yang telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi sesuatu (umumnya karena bakteri atau parasit) atau barang Amenorrhea suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa menstruasi. Anafilaktif reaksi alergi umum dengan efek pada beberapa sistem organ terutama kardiovaskular, respirasi, kutan dan gastro intestinal yang merupakan reaksi imunologis yang didahului dengan terpaparnya alergen yang sebelumnya sudah tersensitisasi. Anemia keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Anemia bulan sabit Anemia sel sabit kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Diabetes melitus merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah meningkat. Endometrium lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang telah dibuahi Estrogen sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormonsekswanita FSH FSH (follicle stimulating hormone) adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. Yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium dan juga berpengaruh pada peningkatan hormon estrogen pada wanita Gastrointestinal hal yang berkaitan dengan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus. Implantasi atau nidasi masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium LH hormon yang dikeluarkan oleh gonadrotop. Pada wanita, hormon ini berfungsi untuk merangsang pengeluaran sel telur dari ovarium dan mempertahankan folikel sisa sel telur tersebut serta membuatnya berwarna kekuningan (lutein). Daftar Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 5. iv Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Libido keinginan individual untuk terlibat dalam aktivitas seksual. Migrain sakit kepala episodik dengan perubahan neurologis, pencernaan, dan otonom.Faktor genetik berperan penting dalam migrain, tapi pola pewarisan tertentu belum bisa didefinisikan. Trombosis proses koagulasi dalam pembuluh darah yang berlebihan sehingga menghambat aliran darah, atau bahkan menghentikan aliran tersebut Varices pelebaran pembuluh balik.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Selamat anda sudah menyelesaikan modul kehamilan, persalinan , nifas dan neonatus, bayi , balita dan anak prasekolah. Sekarang anda akan masuk dalam modul praktik asuhan kebidanan pada pelayanan kontrasepsi. Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah keluarga berencana, bukan? Indonesia telah mencanangkan program keluarga berencana sejak tahun 1970 an, dan saat ini masyarakat sudah banyak menggunakannya dengan kesadaran sendiri tanpa anjuran dari tenaga kesehatan. Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin, 2003). Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas. Pendahuluan Gambar : Penyuluhan Program KB
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu dari paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dengan pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003). Masalah kependudukan yang tengah dihadapi Indonesia adalah angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi yaitu 425 per 10.000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan angka tertinggi di negara Asia Tenggara bila dibanding dengan Filipina yang hanya 20 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian para ibu itu sebagian besar akibat perdarahan infeksi dan keracunan kehamilan dalam masa reproduksi. Salah satu upaya prepentif penurunan angka kematian ibu adalah dengan pemakaian kontrasepsi secara rasional. Karena memakai kontrasepsi apapun hasilnya lebih aman dari pada tidak memakai kontrasepsi. Pelayanan kontrasepsi merupakan kompetensi yang harus anda kuasai sebagai bidan yang merupakan profesi yang berada di lini depan untuk menurunkan angka kematian ibu
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 3 Dalam modul ini akan dipelajari bagaimana anda sebagai bidan memberikan asuhan atau pelayanan kontrasepsi kepada klien. Modul in terdiri dari 2 kegiatan belajar yaitu (1) pelayanan kontrasepsi sederhana, (2) pelayanan kontrasepsi hormonal berupa suntikan dan pil. Untuk mempejari modul ini, Anda perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mempelajari dengan seksama, cermat, dan teliti setiap kegiatan belajar, sehingga diperoleh pengetahuan, pemahaman yang mendalam dan menyeluruh. 2. Mulailah mempelajari materi yang terdapat pada kegiatan belajar (KB)1 setelah selesai, silahkan Anda lanjutkan dengan KB 2. 3. Dalam setiap KB setelah belajar dan berlatih dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengerjakan tes formatif. Hasil tes formatif sebaiknya diteliti kembali dengan cermat. Jika sudah yakin mengenai kebenaran hasil tes, barulah masuk ke langkah pencocokan dengan kunci jawaban. Kunci jawaban setiap tugas ada dibagian belakang, tetapi cobalah menyelesaikan terlebih dahulu baru mencocokkan dengan kunci jawaban. 4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda sangat tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat. 5. Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur atau pembimbing yang mengajar mata kuliah ini. Baiklah saudara, selamat belajar, semoga Anda sukses dalam mempelajari uraian materi yang ada di modul ini, untuk menambah pengetahuan Anda dalam memberikan pelayanan Keluarga Berencana Petunjuk Belajar
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Seperti telah kita ketahui bersama bahwa program keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah dalam mengatasi permasalahan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat. Beberapa metode kontrasepsi digunakan untuk membatasi jumlah kelahiran, baik metode sederhana maupun metode modern. Tahukah anda, bahwa metode kontrasepsi sederhana telah dikenal sejak zaman dahulu kala. Nenek moyang kita menggunakan ramuan-ramuan tertentu yang tentunya berasal dari alam untuk mencegah kehamilan. Beberapa cara dikenal antara lain dengan minum ramuan-ramuan pahit, atau dengan memasukkan ramuan-ramuan khusus ke dalam vagina. . Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat 1. Menjelaskan tentang berbagai macam metode KB sederhana baik dengan menggunakan alat ataupun tanpa alat, cara kerjanya, keuntungan dan kerugiannya, efek samping yang sering timbul, konseling terhapap akseptor, termasuk b 2. Bagaimana anda membina akseptor yang bermasalah dengan metode KB sederhana. Kegiatan Belajar 1 Metode Kontrasepsi Hormonal Tujuan Pembelajaran
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 Tahukah anda, apa yang dimaksud denan metode KB sederhana? Apa sajakah jenis-jenis metode sederhana ini? Silahkan tuliskan pada kotak dibawah ini: Bagaimana?apakah anda sudah menuliskanya? Kalau sudah, silahkan anda cocokan jawabannya dengan uraian di bawah ini: A. METODE KB SEDERHANA tanpa ALAT Metoda kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat dilakukan sendiri oleh pasangan usia subur, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Mungkin anda pernah mendengar metode-metode sederhana yang dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi? Ya benar, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan. Dalam modul ini akan dibahas mengenai metode KB sederhana baik yang menggunakan alat maupun tanpa menggunakan alat Uraian Materi
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 1. MAL (METODE AMENORE LAKTASI) MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila: • Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian lebih dari 8 x sehari • Belum haid • Umur bayi kurang dari 6 bulan • Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian alat kontrasepsi lainnya. 2. Cara Kerja MAL Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin.  Pada wanita Pernahkah anda mengenal istilah MAL?? Ya, MAL atau Metode Amenore Laktasi adalah salah satu metode KB sederhana. Dari namanya saja tentu anda sudah dapat menebaknya bahwa metode ini mengandalkan proses laktasi. Lebih lanjut mengenai MAL akan dibahas dalam uraian di bawah ini. Metode amenorhe laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya. MAL atau Metode Amenore Laktasi adalah salah satu metode KB sederhana. yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. “ Gambar : ibu menyusui ASI eksklusif
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 yang menyusui eksklusif, konsentrasi prolaktin tetap tinggi karena isapan bayi yang merangsang hipofisis anterior memproduksi prolaktin sehingga prolaktin meningkat menekan konsentrasi LH sehingga menghambat ovulasi. a. Keuntungan dan Keterbatasan 1). Keuntungan kontrasepsi 2). Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan) 3). Segera efektif 4). Tidak megganggu senggama 5). Tidak ada efek samping secara sistemik 6). Tidak perlu pengawasan medis 7). Tidak perlu obat atau alat 8). Tanpa biaya b. Keuntungan Nonkontrasepsi Untuk bayi 1). Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI) 2). Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal 3). Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai Untuk ibu 1). Mengurangi perdarahan pascapersalinan 2). Mengurangi risiko anemia 3). Meningkatkan hubungan psikologik ibu dna bayi c. Keterbatasan 1). Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial seperti kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI, adanya anggapan keliru bahwa pemberian ASI akan berpengaruh pada bentuk payudara, ASI yang digantikan dengan susu formula dengan alasan kesibukan bekerja atau tidak diberi kesempatan untuk menyusui di tempat mereka
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 bekerja dan gencarnya promosi susu formula membuat banyak ibu gagal menyusui 2). Efektivitas tertinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan. 3). Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS. 3. Cara Menggunakan Metode Amenorea Laktasi 1. Bayi disusui secara on demand(menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya. 2. Susuibayijugapadamalamharikarenamenyusuiwaktumalammembantumempertahankan kecukupan persediaan ASI. 3. Bayi terus disusukan walaupun ibu/bayi sakit. 4. Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan. 5. Apabila ibu menggantkan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menhisap kurang sering akibatknya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi 6. Ketika ibu mulai haid kembali, itu adalah pertanda ibu telah subur kembali dan harus segera mulai menggunakan metode KB lainnya. Tahukah anda, bahwa metode ini akan efektif apabila mengikuti aturan penggunaanya. Beberapa catatan dari konsesus Bellagio (1988) untuk mencapai keefektifan 98% 1. Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (minimal 8 kali sehari). 2. Bayi menghisap secara langsung (tidak menggunakan pompa ASI) 3. Menyusui dimulai dari setengah jam sampai satu jam setelah bayi lahir. 4. Kolostrum diberkan kepada bayi. 5. Pola menyusui on demand dari kedua payudara. 6. Sering menyuui selama 24 jam termasuk malam hari. 7. Hindari jarak menyusu lebih dari 4 jam. 4. Indikasi dan Kontraindikasi a. Indikasi MAL 1). Ibu yang menyusui secara eksklusif 2). Bayi yang berumur kurang dari 6 bulan
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 3). Ibu yang belum mendapat haid setelah melahirkan b. Kontraindikasi MAL 1). Sudah mendapat haid setelah melahirkan 2). Ibu yang tidak menyusui secara eksklusif 3). Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan 4). Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam 5). Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan 6). Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati 7). Wanitayangmenggunakanobat-obatanjenisergotamine,antimetabolisme,cyclosporine, 8). bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan. 9). Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme. B. METODE KALENDER Metode kontrasepsi sederhana selanjutnya adalah metode kalender. Metode yang cukup populer di kalangan masyarakat. Anda sebagai bidan harus dapat memberikan penjelasan kepada klien untuk membantu meningkatkan keberhasilan penggunaan metode ini. Lebih lanjut lagi akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini. 1. Profil Metode kalender disebut juga Knaus-Ogino yang digunakan sejak tahun 1930. Metode ini digunakan untuk perhitungan hari untuk mengira-ira kapan terjadinya masa subur. Waktu ovulasi dari data haid dicatat 6-12 bulan terakhir. Menurut Ogino: ovulasi terjadi pada Gambar : Kontrasepsi Metode Kalender
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 hari ke 15 sebelum haid berikutnya, namun dapat pula terjadi 12-16 hari haid berikutnya. Sedangkan menurut Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya. Efektivitasnya: Akan lebih efektif jika di barengi dengan pengukuran suhu basal tubuh. Angka kegagalannya 20 dari 100 wanita hamil per tahun. 2. Cara kerja Masa subur disebut fase ovulasi mulai dari 2 hari sebelum ovulasi dan berakhir 1 hari setelah ovulasi. Ovulasi terjadi pada saat 14 hari atau ±2 hari sebelum hari pertama haid. Cara ini akan lebih tinggi efektivitasnya jika dibarengi dengan pengukuran suhu basal. Menjelang ovulasi suhu badan turun, tapi pada saat ovulasi, suhu badan meningkat namun akan relatif menetap sampai terjadinya menstruasi. Tetapi pada saat menstruasi suhu basal badan akan turun. Dan pantang berkala bisa dilihat dari lendir serviks yang keluar dari vagina. 3. Keuntungan dan kerugian Kontrasepsi • Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan • Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi • Tidak ada efek samping sistemik • Murah atau tanpa biaya • Dalam kendali wanita • Meningkatkan pengetahuan kesuburan • Dapat dipadukan dengan metode lain Nonkontrasepsi • Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana • Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri • Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami istri/pasangan • Alami, tidak menyebabkan efek samping • Tidak memerlukan perangkat/prosedur khusus
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 • Murah Kerugian: • Tidak dapat diandalkan karena tidak memperhitungkan siklus yang tidak teratur • Stres, penyakit dan perjalanan dapat mempengaruhi siklus mentruasi • Membutuhkan catatan siklus selama 6-12 bulan sebelum digunakan • Efektifitasnya rendah • Harus terus memantau panjang siklus menstruasi • Tidak melindungi dari PMS 4. Cara Menggunakan Metode Kalender Sel telur dapat hidup selama 6 - 24 jam, sedangkan sel mani selama 48 - 72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau coitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara ibi para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini. Prinsip kerja cara pantang berkala ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya 1 kali sebualn, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke 14 dari haid yang akan datang. Masa berpantang dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut Hari pertama mulai subur Siklus haid terpendek - 18 Hari subur terakhir Siklus haid terpanjang - 11 Sebenarnya cara ini cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum memulai cara ini hendaknya wanita mencatat pola siklus haidnya paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan. Setelah ini dicatat berulah ditentukan kapan mulainya hari subur pertama dan hari subur terakhir dengan mempergunakan rumus diatas. Untuk lebih jelasnya, silahkan anda memperhatikan contoh dibawah ini!!!! Contoh : Seorang wanita mempunyai siklus haid yang teratur setiap bulan. Setelah di catat selama 6 bulan sampai 12 bulan diperoleh siklus haid terpendek adalah 28 hari dan siklus terpanjang adalah 35 hari. Bila wanita ini ingin memakai sistem kalender untuk mencegah kehamilan, maka dengan memakai rumus di atas, maka diperoleh :
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Hari pertama subur = 28-18 = hari ke 10 Hari terakhir masih subur = 35-11 = hari ke 24. Lamanya berpantang koitus mulai hari ke 10 sampai hari ke 24 adalah selama 14 hari dalam satu bulan. Setelah menentukan hari pertama haid, hari pertama masa subur, dan hari terakhir masa subur, segeralah pindahkan ke kalender untuk diikuti secara ketat yaitu tidak bersenggama pada hari subur (hari berpantang). 5. Indikasi dan Kotraindikasi a. Indikasi : • Semua wanita dengan masa reproduksi • Wanita dengan paritas berapapun • Pasangan dengan alasan agama tidak dapat menggunakan metode lain • Wanita dengan alasan kesehatan tertentu • Wanita dengan siklus menstruasi teratur • Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mencatat dan menilai masa subur b. Kontra indikasi : Wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur sehingga sulit menentukan masa yang aman untuk melakukan hubungan. C. METODE LENDIR SERVIKS/METODE OVULASI BILLINGS (MOB) Metode lendir serviks atau lebih dikenal dengan Metode Ovulasi Billings/MOB adalah suatu metode manajemen kesuburan. Metode ini membantu para wanita untuk mengenali sinyal alami tubuh kesuburan - lendir serviks. Sistem reproduksi wanita sangat kompleks, namun tanda ini bisa sangat sederhana, membantu wanita mengidentifikasi waktu subur dan tidak subur dalam siklusnya. Metode Ovulasi Billings ditemukan oleh Dr. John J. Billings dan istrinya Dr. Evelyn L. Billings dari Melbourne, Australia. Metode Ovulasi Billings telah diperkenalkan kepada publik sejak tahun 1966 dan terus dikembangkan melalui kerjasama dengan ahli- ahli medis di luarAustralia (Amerika, Swedia dan India) sehingga metode ini semakin dapat diandalkan.
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 1. Cara Kerja MOB (Metode Ovulasi Billings) Dasarnya ialah perubahan kualitatif dan kuantitatif yang siklis dari lendir cervix karena pengaruh hormon ovarium. Perubahan ini dapat terbagi dalam 5 fase: Fase 1 Masa “kering” segera setelah menstruasi, karena kadar estrogen yang rendah, kurang merangsang sekresi Fase 2 Pada masa pre-ovulasi dini kadar estrogen mulai naik dan akibatnya ialah sekresi lendir yang keruh dan liat Fase 3 Hari-hari “basah” beberapa waktu sebelum dan sesudah ovulasi. Pada masa ini kadar estrogen mencapai puncak, maka lendir berubah menjadi jernih, licin, sifatnya seperti putih telur Fase 4 Masa post ovulasi dimana kadar progesteron naik, sehingga lendir berkurang sekali dan menjadi keruh dan liat Fase 5 Masa pre-menstruasi dimana lendir kadang-kadang menjadi jernih lagi dan sangat cair. Fase ini tidak selalu terjadi. Tahukah anda, Masa subur mulai terjadi pada hari pertama adanya lendir cervix pasca haid (fase 2) dan berlangsung sampai 4 hari sesudah keluarnya lendir yang jernih dan licin. Hari lainnya merupakan masa yang aman. Bagaimana seorang wanita dapat menggunakan metode ini? 1. Lakukan pengamatan lendir vagina dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari. 2. Pelajari mengenali pola kesuburan dan pola dasar ke-tidaksuburannya. Gambar : Alat untuk mengidentifikasi masa subur
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 3. Pola kesuburan adalah pola yang terus berubah dan pola dasar ke-tidaksuburan adalah pola yang sama sekali tidak berubah dari hari ke hari. Kedua pola ini mengikuti kegiatan hormon-hormon (khususnya estrogen dan progesteron) yang mengontrol daya tahan hidup sperma dan pembuahan. 2. Keuntungan dan kerugian MOB a. Keuntungan MOB : • Dalam kendali wanita • Memberi izin kepada pasangan untuk menyentuh tubuhnya • Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan tubuh • Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan • Mencegah kehamilan • Dapat diterapkan pada semua tahap reproduksi (menstruasi teratur, tidak teratur, mendekati masa menopause, dan sebagainnya) b. Kerugian MOB • Butuh komitmen • Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan MOB secara benar • Dibutuhkan pelatih/spesialis KBA yang mampu membantu ibu mengenali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk menaati aturan jika ingin mneghindari kehamilan • Dapat membutuhkan waku 2-3 sikus untuk mempelajari metode • Infeksi vagina menyulitkan identifikasi lendir yang subur • Beberapa obat yang digunakan seperti obat flu dan sebagainya dapat menghambat lendir serviks • Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita • Membutuhkan pantang
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 3. Cara menggunakannya Hari-Hari kering Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu memiliki satu sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering. Hari-hari subur beberapa hari setelah masa kering berhenti, lendir yang keluar biasanya terlihat keruh dan lengket. Kemudian lendir akan mengalami perubahan dari hari ke hari. Menjelang ovulasi lendir yang keluar menjadi semakin jernih dan mulur. ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi walaupun jenis lendir yang kental, sekeruh dan lengket Ibu dianggap subur, karena Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks . Hari-hari puncak adalah hari terkahir adanya lendir paling licin, jernih, mulur, seperti putih telur yang mentah dan ada perasaan basah. a. Cara untuk kontrasepsi/menghindari kehamilan • Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur. Lendir mungkin berubah pada hari yang sama. Tentukan tingkat yang paling subur dan beri tanda pada catatan ibu dengan kode yang sesuai. • Pantang senggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga ibu akan mengenali hari- hari lendir, mengenali pola kesuburan dan ketidaksuburan ibu dengan bimbingan guru KBA. • Hindari senggama pada waktu haid. Hari-hari ini pada aman, Karena pada siklus pendek ovulasi dapat terjadi pada hari-hari haid. • Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam (aturan selang-seling). Ini akan menghindari ibu bingung dengan cairan sperma dan lendir • Segera setelah ada lendir jenis apapun atau perasaan basah muncul, hindari senggama. Hari-hari lendir terutama hari lendir subur adalah tidak aman. • Tanda hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulur. Ini adalah hari ovulasi dan hari paling subur. • Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikut siang dan malam. Hari-hari
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 ini adalah tidak aman (aturan puncak). Mulai dari pagi hari keempat setelah kering, ini adalah hari-hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya bila ingin menghindari kehamilan. • Pada siklus yang tidak teratur seperti pascasalin atau pramenopouse maka perlu memperhatikan pola dasar ketidaksuburan dimana ada waktu 1-2 hari subur yang menyelingi diantara hari-hari tidak subur. Ibu harus mengamati perubahan ini dan bila pola dasar ketidaksuburan sudah pulih kembali dan berlangsung minimal 3 hari berturut-turut tanpa perubahan maka senggama boleh dilakukan (aturan sabar menunggu) b. Indikasi dan Kontraindikasi • Indikasi: 1. Wanita dengan siklus haid yang teratur maupun tidak teratur. 2. Wanita yang telah mendapat haid. 3. Wanita yang menyusui. b. Kontraindikasi: 1. Wanita dengan pengeluaran cairan vagina secara menetap. 2. Wanita dengan infeksi vagina. 3. Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya. 4. Wanita yang mengkonsumsi obat yang dapat menghambat produksi lender serviks. D. METODE SUHU BASAL Seperti kita ketahui bahwa pada saat ovulasi, suhu tubuh kita akan naik karena adanya hormon progesteron. Begitu pula dengan metode ini. Dasarnya ialah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena kadar progesteron naik. Kenaikan suhu ini 0,3- 0,5 C. Suhu basal harus diukur dengan thermometer yang khusus dan dicatat pada grafik tertentu, karena yang paling penting ialah perubahan suhu dan bukan nilai absolutnya, maka pengukuran harus dilakukan setiap hari ialah pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur, sebelum makan atau minum, diukur dengan menggunakan termometer yang sama, dan ditempat yang sama (anus, mulut, vagina) .
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 1. Efektifitas : Metode ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika suhu diukur secara rutin dan senggama sebelum ovulasi dilakukan dengan menggunakan kontrasepsi lain. Angka kegagalan 0,3-6,6 kehamilan pada 100 wanita per tahun. 2. Cara kerja Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini terjadi karena progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh harus sedikitnya 0,4 F di atas enam kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur. Peningkatan suhu tubuh yang terjadi seiring ovulasi dapat terjadi secara tiba-tiba (1-2 hari), dapat terjadi sebagai peningkatan yang lambat selama beberapa hari, dapat terjadi dalam pola bertingkat dengan suhu meningkat secara lambat (0,2 F) setiap dua sampai tiga hari atau berpola zig zag. Pantangan senggama mulai dari awal siklus haid sampai sore hari ketiga berturut-turut setelah suhu berada di atas garis pelindung (cover line). Masa pantang pada aturan perubahan suhu lebih panjang dari pemakaian MOB. Jika salah satu dari tiga suhu berada di bawah garis pelindung selama perhitungan tiga hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai tiga hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama. Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan ersenggama sampai hari pertama haid berikutnya. Masa aman pre-ovulasi ditentukan dengan metoda kalender atau dengan mengurangi 6 hari dari kenaikan suhu yang yang paling dini yang telah tercatat selama 6 bulan. Masa Metode suhu basal, metode ini menggunakan suhu tubuh sebagai acuan. “ “
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 aman post oulasi ialah 3 hari setelah kenaikan suhu basal. Metoda suhu basal ini tidak dapat dipergunakan pada remaja dan dalam klimakterium karena siklus yang ovulatoir diselingi dengan siklus anovulatoir. 3. Cara menggunakan Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut: a. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur, sebelum makan minum, sebelum beraktivitas). b. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia. c. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya. d. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain. e. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu. f. Periodetaksuburmulaipadasoreharisetelahhariketigaberturut-turutsuhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal. g. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur). h. Masa pantang untuk senggama pada metodesuhubasaltubuhlabihpanjangdari metode ovulasi billings. i. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati. Catatan: Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuhdan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 3. Keuntungan dan kerugian a. Keuntungan • Meningkatkan pengentahuan dan kesadaran pasangan tentang masa subur. • Membantu wanita yang siklus menstruasi tidak teratur untuk mendeteksi masa suburnya. • Berada dalam kendali wanita • Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan a. Kerugian • Membutuhkan motivasi dari pasangan • Memerlukan konseling dengan ahli KBA • Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stress, narkoba, obat-obatan • Tidak mendeteksi permulaan masa subur, sehingga sulit untuk mencapai kehamilan • Membutuhkan masa pantang yang lama • Apabila suhu tubuh tidak diukur pasa sekitar waktu yang sama setiap hari ini akan • menyebabkan ketidakakuratan suhu basal • Harus tidur 5-6 jam 4. Indikasi dan kontraindikasi a. Indikasi • Wanita yang rutin mengukur suhu tubuhnya. b. Kontraindikasi • Wanita yang sakit, seperti demam • Wanita yang kurang tidur malam hari • Wanita yang bekerja malam hari • Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan, seperti aspirin. • Wanita yang stress • Wanita yang mengkonsumsi alkohol.
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 D. COITUS INTERUPTUS Metode ini merupakan metode tertua di dunia karena telah tertulis pada kitab tua dan diajarkan pada masyarakat. Koitus interuptus merupakan cara utama dalam penurunan angka kelahiran di Prancis pada abad ke 17 dan 18. Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum atau menjelang pria mencapai ejakulasi. Efektivitas cara ini umunya dianggap kurang berhasil, walaupun penyelidikan yang dilakukan di Amerika dan Inggris membuktikan bahwa angka kehamilan dengan cara ini hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan cara yang mempergunakan kontrasepsi mekanis atau kimiawi. Kegagalan hamil sekitar 30-35%. 1. Cara Kerja Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah. Hal ini berdasarkan kenyataan akan terjadinya ejakulasi di sadari sebelumnya oleh sebagian besar laki-laki, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira beberapa detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dipergunakan untuk menarik penis keluar dari vagina. 2. Cara Penggunaan • Meningkatkan kerja sama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan metode senggama terputus. • Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya. • Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina. • Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya. • Tidak dianjurkan senggama pada masa subur.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 3. Keuntungan dan Kerugian a. Keuntungan • Tidakmemerlukan biaya • Tidak menggunakan zat kimiawi • Dapat digunakan setiap waktu • Tidak efek samping • Efektif bila dilaksanakan dgn benar • Tidak mengganggu produksi ASI • Diterima oleh agama tertentu • Dalam kendali pasangan b. Kerugian • Angka kegagalan cukup tinggi: • 16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun • Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan yang tinggi adalah: • Adanya cairan praejakulasi (yang sebelumnya sudah tersimpan dalam kelenjar prostat, urethra, kelenjar cowper) yang keluar setiap saat dan setiap tetes dapat mengandung berjuta-juta spermatozoa. • Kurangnya kontrol diri pria yang pada metode ini justru sangat penting • Kenikmatan seksual berkurang • Efektifitas rendah • Tidak melindungi terhadap HIV dan PMS 4. Indikasi dan kontraindikasi a. Indikasi • Suami ingin partisipasi KB • Pasangan taat beragama yang mempunyai filosofi tidak menggunakan metode lain • Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera • Pasangan memerlukan kontrasepsi sementara sambil menunggu metode lain • Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 • Pasangan yang hubungan seksualnya tidak teratur b. Kontraindikasi • Suami dengan riwayat ejakulasi dini • Suami yang sulit melakukan senggama terputus • Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologis • Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama • Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi • Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus E. METODE KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT Setelah pada sesi sebelumnya dibahas mengenai metode sederhana tanpa alat, apakah anda dapat memahaminya???baik, untuk selanjutnya kita akan membahas mengenai metode sederhana dengan alat. Metode apa saja yang sudah anda ketahui? ya benar, ada berbagai macam alat kontrasepsi yang dikelompokkan kedalam metode sederhana. Tahukah anda, kenapa disebut metode sederhana???? Ya benar, karena metode ini dapat digunakan sendiri tanpa bantuan petugas kesehatan. Akan tetapi yang harus ditekankan pada akseptor ini adalah bagaimana cara penggunaan yang benar sehingga efektifitasnya baik dalam mencegah kehamilan. Dan semua itu adalah tugas anda sebagai bidan Baik, untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam uraian di bawah ini: 1. KONDOM Kondom tidak hanya mencegah kehamilan , tetapi juga mencegah Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif bila dipakai dengan baik dan benar. Dapat dipakai dengan kontrasepsi lain untuk mencegah IMS. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efeksivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar ketebalan adalah 0.02 mm. Tipe kondom bermacam-macam antara lain :kondom biasa, kondom berkontur (bergerigi), kondom beraroma dan kondom tidak beraroma. Kondom untuk pria sudah cukup dikenal namun untuk kondom wanita walaupun sudah ada, belum populer dengan alasan ketidaknyamanan (berisik). a. Cara menggunakan kondom : • Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual • Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom • Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting, atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan • Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina • Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai , longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi. • Kondom dilepas sebelum penis melembek • Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina • Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai • Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman • Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), “ “
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan • Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh/ kusut • Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom • Untuk penggunaan kondom wanita, perhatikan gambar berikut:] Gambar 1 Cara Menggunakan Kondom Wanita
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 25
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Sedangkan untuk pemasan gan kondom pria perhatikan gambar berikut:
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 27 b. Cara Kerja Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangankepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil). c. Efektifitas Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perepmuan per tahun. d. Kelebihan • Tidak ada efek sistemik • Murah dan dapat dibeli secara umum • Tidak perlu resep dokter/pemeriksaan kesehatan khusus • Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lain ditunda • Dalam kendali pasangan • Tidak mengganggu produksi ASI • Sebagai perlindungan terhadap IMS dan HIV • Kondom wanita lebih kuat dari kondom pria yang terbuat dari lateks dengan resiko robek • lebih kecil, dapat dipasang beberapa jam sebelum hubungan intim serta dapat dibiarkan beberapa waktu setelah ejakulasi • Efektif bila digunakan dengan benar e. Kekurangan • Dianggap merepotkan • Dianggap menghambat kenikmatan selama koitus karena kehilangan sensitifitas. Dan pada kondom wanita dapat menimbulkan suara gemerisik saat melakukan
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 hubungan intim • Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya masuk kedalam vagina • Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual f. Indikasi • 6 minggu sesudah vasektomi • Sementara menunggu pemasangan AKDR • Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam • Apabila diduga ada penyakit kelamin, sementara menunggu diagnosa yang pasti • Bersamaan dengan pemakaian spermicide • Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau yang dipakai • Sebagai cara yang dipilih oleh pasangan-pasangan tertentu. g. Kontraindikasi • Tidak dapat digunkan pada pasangan yang memiliki masalah ereksi (gagal mempertahankan ereksi) • Alergi terhadap bahan dasar kondom (lateks, pelumas, spermisida) 2. DIAFRAGHMA Dimasa lalu, wanita menggunakan berbagai bahan sebagai metode sawar, seperti kain berminyak, spons, dedaunan, dan buah-buhan, yang sering kali direndam dengan cuka atau jus lemon. Seorang dokter asal Jerman bernama Hasse, yang menggunakan psedonim Mesinga, diberi penghargaan atas keberhasilannya menemukan diafragma pada tahun 1882, yang memberi wanita kebebasan lebih besar terhadap tubuh mereka. Baru pada tahun 1974 semua kontrasepsi tidak diberikan secara cuma-cuma bagi pria dan wanita. Sebelum itu wanita harus memperlihatkan surat nikah, karena kontrasepsi tidak tersedia untuk wanita yang belum menikah sampai akhir tahun 1960-an. Diagfragma merupakan salah satu metode barrier/sawar pada wanita. Diagfragma adalah karet lateks berbentuk kubah yang di insersi kedalam vagina sampai menutupi serviks sehingga berfungsi mencegah sperma bertemu dengan ovum.
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 29 Ada tiga tipe/jenis diagfragma yaitu : 1. Diagfragma berpegas datar (cocok untuk wanita yang posisi serviksnya kedepan atau tengah) 2. Diagfragma berpegas gelum (dianjurkan untuk wanita yang simfisis pubisnya dangkal) 3. Diagfragma berpegas melengkung (untuk wanita yang posisi serviksnya dibelakang) Ukuran yang tersedia adalah 55-95 mm (ukuran meningkat setiap 5 mm). a. Efektivitas Pada pemakaian yang seksama dan konsisten, diafragma 92-96% efektif jika digunakan bersama spermisida untuk mencegah kehamilan pada tahun pertama. Pada pemakaian yang lazim, yaitu pada saat wanita tidak memakai metode ini dengan seksama, efektifitasnya 82-90% jika digunakan bersama spermisida untuk mencegah kehamilan pada tahun pertama (Bounds, 1994). Angka kegagalan diafragma bergantung pada seberapa efektif wanita memakainya. Faktor lain yang mempengaruhi angka kegagalan semua metode adalah usia wanita dan seberapa sering ia melakukan koitus. Sebagai contoh, apabila seorang wanita berusia 40 tahun dan memakai diafragma sebagai kontrasepsi, ia kurang subur dibanding wanita usia 25 tahun, sehingga Gambar : Alat kontrasepsi Diafragma
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 diafragma adalah alat kontrasepsi yang lebih efektif baginya. b. Kelebihan • Dalam kendali wanita • Melindungi dari penyakit menular seksual apabila digunakan dengan spermasida dan resiko kanker serviks • Tidak ada efek sistemik • Tidak mengganggu produksi ASI c. Kekurangan • Membutuhkan motivasi • Harus digunakan secara seksama dan konsisten agar efektifitasnya optimal • Dapat meningkatkan resiko sistitis, iritasi vagina, dan ISK • Membutuhkan pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih untuk memastikan ketepatan pemasangan dan ukuran diagfragma • Pada 6 jam pascahubungan alat masih harus berada di posisinya. d. Indikasi • Tidak menyukai kontrasepsi hormonal • Tidak menyukai penggunaan AKDR • Menyusui dan perlu kontrasepsi • Memerlukan proteksi terhadap IMS • Memerlukan metode sederhana sambil menunggu kontrasepsi metode lain. e. Kontraindikasi • Perdarahan saluran genital yang tidak diketahui sebabnya • Wanita yang mengalami prolaps atau tonus vagina yang kurang baik • Infeksi pada genitalia • ISK kambuhan • Alergi terhadap karet atau spermasida • Memiliki riwayat sindrom syok toksik • Kelainan congenital sepert defek dinding serviks atau adanya septum
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 31 • Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi • Wanita yang merasa tidak mampu menyentuh area genitalnya karena alasan pribadi atau agama • Ingin metode KB efektif f. Efek Samping/ Masalah • ISK ( Infeksi Saluran Kemih) Penanganan: pengobatan dengan antibiotika yang sesuai, apabila diagfragma menjadi pilihan utama dalam ber-KB. Sarankan untuk segara mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual atau sarankan untuk memakai metode lain. Dugaan adanya reaksi alergi diagfragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisid. Penanganan: walaupun jarang terjadi terasa kurang nyaman dan berbahaya. Jika ada gejala iritasi vagina, khususnya pasca senggama, dan tidak mengidap IMS, berikan spermisisda yang lain atau bantu untuk memilik metode lain. • Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rectum Penanganan: pastikan ketepatan letak diagfragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dengan ukuran yang lebih kecil. Tidak lanjuti untuk meyakinkan masalah yang ditangani. • Timbul cairan vagina yang berbau bila dibiarkan lebih dari 24 jam Penanganan: periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon, dll), jika tidak ada, sarankan klien untuk melepas diagfragma setelah melakukan hubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktifitas terakhir. Setelah diangkat (diagfragma harus dicuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan menggunakan bedan talk jika akan disimpan). Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi. g. Cara penggunaan : • Gunakan diagfragma setiap kali melakukan hubungan seksual • Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan • Pastikan diagfragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diagfragma dengan air,
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 atau melihat menembus cahaya) • Oleskan sedikit spermasida krim atau jelly pada kap diagfragma (untuk memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelly remas dengan bersamaan dengan pinggirannya) • Posisi saat pemsangan diagfragma : Satu kaki diangkat diatas kursi atau dudukan toilet • Sambil berbaring • Sambil jongkok • Lebarkan kedua bibir vagina • Masukan diagfragma kedalam vagina jauh kebelakang, dorong bagian depan pinggiran kealas dibalik tulang pubis • Masukan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi • Diagfragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung diatas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida kedalam vagina. Diagfragma berada didalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksananya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diagfragma didalam vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan mencuci vagina setiap waktu, pencucuian vagina bisa dilakukan setelah ditunda 6 jam sesudah hubungan seksual). • Mengangkat dan mencabut diagfragma menggunakan jari telunjuk dan tengah • Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya. 3. SPERMICIDE Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol – 9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk : • Aerosol (busa) • Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film • Krim • jelly
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 33 a. Cara kerja Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakkan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Pilihan : • Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi • Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi • Tablet vagina, suppositoria, dan film sudah diaktifkan ke dalam vagina 10-15 menit sebelum hubungan seksual dilakukan. • Jenis spermisida jelly biasanya hanya digunakan dengan diafragma b. Efektivitas Spermisida efektif 80% hingga 94% pada penggunaan yang sempurna dan efektif 99,9% jika digunakan sekaligus dengan penggunaan metode kondom c. Manfaat Kontrasepsi • Efektif seketika (busa dan krim)Tidak mengganggu produksi ASI • Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain • Tidak mengganggu kesehatan klien • Tidak mempunyai pengaruh sistemik • Mudah digunakan Gambar : Alat kontrasepsi Spermicide
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 • Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual • Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus Nonkontrasepsi • Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS d. Keterbatasan • Efektivitas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama) • Efektivtas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti caea penggunaan • Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual • Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria, dan film) • Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam e. Indikasi dan kontradiksi Tabel 1: Seleksi Klien Pengguna Spermisida Spermisida Sesuai untuk klien yang Tidak sesuai untuk klien yang 1. Tidak dianjurkan metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau diatas usia 35 tahun. 1. Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi terinfeksi saluran uretra. 2. Tidak menyukai penggunaan AKDR 3. Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya ( vulva dan vagina ) 4. Menyusui dan perlu kontrasepsi 5. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan. 6. Memerlukan proteksi terhadap IMS 7. Ingin metode KB efektif.
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 35 8. Memer lukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain. f. Efek Samping dan Penanganannya Efek samping atau masalah Penanganan Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebabnya spermisida alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain Iritasi penis dan tidak nyaman Periksa IMS, jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnyadengankomposisikimiaberbeda atau bantu klien memilih metode lain Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia yang berbeda atau bantu klien memilih metode lain. Kegagalan tablet tidak larut Pilih spermisida lain dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode yang lain. g. Cara Penggunan/Instruksi Bagi Klien • Cuci tangan dengan sabundanair mengaalir sebelum mengisi aplikator(busa atau krim dan insersi spermisida. • Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas hubungan seksual.
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 • Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau supositoria adalah 10-15 menit • Tidak ada jarak tunggu setelah memasukan busa. • Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum diisi ke dalam aplikator). • Spermisida di tempatkanjauh di dalamveagina sehingga serviks terlindungi dengan baik. h. Petunjuk Bagi Klien Untuk Penggunaan Spermisida Supositoria • Biarkan 10-30 menit sampai melarut. Jika pelumasan vagina menurun, efetivitas metode ini juga menurun. Jika supositoria tidak larut, pasangan dapat merasakan “seperti berpasir” dan dapat menyebabkan rasa terbakar di penis atau vagina. • Gunakan satu supositoria untuk setiap kali senggama • Dapat menyebabkan pengeluaran rabas setelah senggama • Simpan di kulkas selama cuaca panas
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 37 Demikian uraian mengenai metode KB sederhana baik yang menggunakan alat maupun tanpa alat. Sampai disini apakah anda memahaminya?? Untuk mengetahui pemahaman anda silahkan kerjakan lembar latihan dibawah ini!!!! PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN ASUHAN PADA AKSEPTOR KB SEDERHANA 1. Alat tulis 2. Lembar balik ABPK (alat bantu pengambilan keputusan) 3. Model alat Kontrasepsi sederhana 4. Media edukasi (Lembar balik) Baiklah, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana asuhan yang diberikan pada akseptor KB sederhana: PENUNTUN BELAJAR PELAYANAN KONTRASEPSI SEDERHANA Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut : 0 1 : : Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara kompeten ketika dilakukan evaluasi Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau kegiatan ketika dilakukan evaluasi LANGKAH/TUGAS KASUS 1. Memberi salam dan menyambut pada klien 2. Memperkenalkan diri kepada klien 3. Menanyakan maksud dan tujuan kedatangannya 4. Menyampaikan bahwa anda akan menjamin kerahasiaan klien 5. Mendorong klien untuk berbicara terbuka 6. Menjelaskan metode terpilih • Profil alat kontrasepsi • Efektifitas • Cara penggunaan • Indikasi dan kontraindikasi • Keuntungan dan kerugian • Efek samping dan penanganannya
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 LANGKAH/TUGAS KASUS 5. Memastikan keyakinan klien akan metode yang dipilihnya 6. Menanyakan pemakaian kontrasepsi sebelumnya dan riwayat penyakit sebelumnya untuk memastikan bahwa klien merupakan calon yang tepat sebagai akseptor KB sederhana 7. Menanyakan kembali pengetahuan klien mengenai alat kontrasepsi yang dipilihnya 8. Peka terhadap kebutuhan dan kekhawatiran klien tentang metode yang dipilihnya
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 39 Terdapat berbagai jenis metode kontrasepsi yang dapat dipilih dan digunakan oleh pasangan usia subur. Salah satunya adalah metode sederhana yang biasanya dipilih oleh mereka yang tidak menginginkan efek samping terutama efek samping sistemik yang biasanya terdapat dalam beberapa metode kontrasepsi modern. Metode sederhana terdiri dari metode dengan menggunakan alat dan tanpa mengunakan alat sama sekali. Disebut metode sederhana karena dalam penggunaannya akseptor dapat langsung menggunakannya tanpa harus kontak dengan tenaga kesehatan. Metode sederhana ini sebenarnya efektif apabila digunakan secara benar sesuai dengan aturan yang berlaku di masing-masing metode. Metode ini membutuhkan konsistensi dan kedisiplinan bagi pemakainya. Rangkuman
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memiilih salah satu alternatif jawaban yang paling tepat! 1. Ovulasi pada seorang wanita terjadi pada... a. 14 hari sebelum menstruasi b. 14 hari setelah menstruasi c. Segera setelah menstruasi berakhir d. Tidak dapat ditentukan e. Bisa terjadi kapan saja 2. Kontraindikasi dari MAL adalah a. Belum mendapatkan haid sejak melahirkan b. Sudah mendapatkan haid sejak melahirkan c. Bayi berumur kurang dari 6 bulan d. Bayi berumur lebih dari 6 bulan e. Menyusui eksklusif 3. Kenaikan suhu basal tubuh pada saat ovulasi disebabkan oleh... a. Hormon estrogen b. Hormon prolaktin c. Hormon progesteron d. FSH e. LH 4. Masa abstinence untuk metode suhu basal adalah... a. Ketika suhu badan naik diatas garis pelindung b. Pada awal siklus haid sampai sore hari ketiga setelah suhu berturut-turut ada diatas garis pelindung Evaluasi Formatif
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 41 c. Pada saat pertengahan silkus saja d. Absitence sampai pola suhu basal diketahui e. Tidak ada abstinance 5. Pada metode MOB (Metode Ovulasi Billings), ovulasi dapat ditentukan dari... a. Ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir kental dan lengket b. Segera setelah darah haid bersih c. Pada hari terakhir adanya lendir, licin dan mulur serta ada perasaan basah d. Pada hari pertama adanya lendir, licin, mulur serta ada perasaan basah e. Dari awal siklus haid, sampai terlihat adanya ledir yang licin dan mulur serta ada perasaan basah 6. Masa abstinence pada MOB adalah... a. Segera setelah adanya lendir walapun jenis lendir kental dan lengket sampai hari terakhir adanya lendir yang licin, jernih dan mulur b. Segera setelah adanya lendir walapun jenis lendir kental dan lengket sampai 3 hari berturut-turut setelah hari terakhir adanya lendir yang licin, jernih dan mulur c. Hanya pada saat adanya lendir yang licin, mulur dan ada perasaan basah d. Tidak ada abstinence e. Semua jawaban benar 7. Seorang bidan memberikan penyuluhan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) di Posyandu tentang berbagai macam metode sederhana tanpa alat. Apa sajakah yang menjadi keterbatasan dari metode tersebut? a. Mengganggu senggama b. Ada efek samping sistemik c. Mengurangi kenikmatan seksual d. Tidak melindung dari PMS dan HIV e. Memerlukan pengawasan medik
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 8. Seorang perempuan, usia 24 tahun, P1A0 datang ke bidan ingin mengikuti KB sederhana. Hasil anamnesis diketahui ibu mempunyai siklus haid tidak teratur. Apakah alat kontrasepsi yang tepat bagi ibu tersebut? a. kondom b. Kalender c. suhu basal d. MAL e. Suntik 9. Seorang perempuan usia 21 tahun datang ke bidan untuk berkonsultasi KB, ibu berencana menggunakan kondom. Apakah kontraindikasi pemakaian kondom? a. Erosi b. Alergi c. Infeksi d. Ekspulsi e. Spotting 10. Seorang perempuan usia 21 tahun datang ke bidan untuk berkonsultasi KB, ibu berencana menggunakan kondom. Bagaimana cara kerja metode kontrasepsi tersebut? a. Mencegah ovulasi b. Mengentalkan lendir serviks c. Memperlambat sperma masuk ke tuba d. Mencegah ovum dan sperma bertemu e. Menyebabkan sel membran sperma terpecah
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 43 Tugas Kelompok Lakukan Role play dengan teman anda dengan menggunakan penuntun belajar diatas. Lakukan secara bergantian, kemudian catat dan berikanlah umpan balik pada teman anda tersebut!!!!!
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 Selamat, anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1, sekarang silahkan a n d a m e l a n j u t k a n k e k e g i a t a n b e l a j a r 2 . S e t e l a h m e m p e l a j a r i k e g i a t a n be la ja r 2, a nda diha r a pka n dapat menjelaskan tentang berbagai macam metode KB hormonal, cara kerjanya, keuntungan dan kerugiannya, efek samping yang sering timbul, konseling terhapap akseptor, termasuk bagaimana anda membina akseptor yang bermasalah dengan metode KB hormonal Untuk mencapai tujuan tersebut, anda harus mempelajari pokok-pokok materi sebagai berikut:metode KB hormonal kombinasi dan progestin yang terdiri dari 2 jenis sediaan yaitu suntik dan pil. Sebelum kita lanjutkan ke uraian materi, terlebih dahulu silahkan anda tuliskan apa saja yang anda ketahui tentang meode KB Hormonal pada kotak di bawah ini: Kegiatan Belajar 2 Metode KB Hormonal
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 45 Bagaimana, apakah anda sudah mengisi kotak diatas?kalaau sudah sekarang cocokan jawaban anda dengan uaian di bawah ini A. METODE KB HORMONAL KOMBINASI 1. KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI Kontrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan berupa hormon progesterone dan estrogen atau hormon progesteron saja pada wanita usia subur a. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik Kombinasi • Primer (mencegah ovulasi). Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkembangan dan kematangan folikel de Graaf tidak terjadi. • Sekunder. 1. Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus spermatozoa. 2. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah dibasahi. 3. Menghambat transport ovum dalam tuba falopii. d. Jenis Suntikan Kombinasi Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesterone asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM (intramuskuler) sebulan sekali dan 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yangn diberikan injeksi IM sebulan sekali. Uraian Materi
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 c. EFEKTIFITAS SUNTIK KOMBINASI. Sangat efektif (0,1- 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. d. Keuntungan Kontrasepsi dan Non Kontrasepsi Keuntungan kontrasepsi. • Resiko terhadap kesehatan kecil. • Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. • Tidak diperluka pemeriksaan dalam. • Jangka panjang. • Efek samping sangat keci. • Klien tidak perlu menyimpan obat suntik. • Mengurangi jumlah pendarahan. • Mengurangi nyeri saat haid. • Mencegah anemia. • Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker miomotrium. • Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium. • Mencegah kehamilan ektopik. • Melindungi klien darijenis-jenis tertentu. • Pada keadaan tertenyu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopouse. e. Keuntung Non Kontrasepsi Keuntungan • Mengurangi jumlah pendarahan. • Mengurangi nyeri saat haid. • Mencegah anemia. • Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium. • Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium. • Mencegah kehamilan ektopik. • Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul. • Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan perimenopouse.
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 47 f. Kerugian • Terjadi perubahan pola haid,seperti tidak teratur,pendarahan bercak/ spooting,pendarahan sela sampai sepuluh hari. • Mual,sakit kepala,nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. • Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. • Efektifitasnya berrkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsi(fenitoin dan barbiturat)obat tuberculosis (ripampisin). • Dapat terjadi perubahan berat badan. • Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,stroke,bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor hati. • Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,hepatitis B virus,atau infeksi virus HIV. • Kemungkinannya terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian. g. Indikasi dan Kontra Indikasi Indikasi pemakaian suntikan kombinasi. • Usia reproduksi. • Telah memiliki anak,ataupun belum memiliki anak. • Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinngi. • Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan. • Pasca persalinan dan tidak menyusui. • Anemia. • Nyeri haid hebat. • Haid teratur. • Riwayat kehamilan ektopik. • Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. h. Kontraindikasi pemakaian suntikan kombinasi. • Hamil atau di duga hamil. • Menyusui dibawah 6 minngu pasca persalinan.
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 • Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. • Penyakit hati akut(virus hepatitis). • Usia > 35 tahun yang merokok. • Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg) • Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun • Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine • Keganasan payudara • Sampai disini, apakah anda dapat memahami uraian diatas?? Baik, tentunya sekarang anda bertanya-tanya, kapankan waktu yang tepat untuk menggunakan metode ini???untuk lebih jelasnya akan silahkan anda baca uraian dibawah ini: i. Waktu Mulai Menggunakan Suntik Kombinasi • Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. • Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari. • Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan menggunakan kontrasepsi lain selama masa waktu 7 hari • Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil. • Bila pasca persalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7. • Bila pasca persalinan <6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi. • Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi. • Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan dalam waktu 7 hari. • Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 49 menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, maka lakukanlah uji kehamilan terlebih dahulu • Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi lain. • Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan asal diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid i. Cara Penggunaan Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler dalam klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja. j. Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai Akseptor Suntik Kombinasi • Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru atau serangan jantung. • Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi atau migrain. • Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai. • Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 k. Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus MASALAH PENANGANAN Tekanan darah tinggi < 180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan Kencing manis Dapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi dan kencing manisnya terjadi<20 tahun. Perlu diawasi Migrain Bila tidak ada gejala neurologic yang berhubungan dengan sakit kepala, boleh diberikan Menggunakan obat TBC/epilepsi Berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50μg etinilestradiol atau cari metode lain Mempunyai penyakit anemia bulan sabit (sickle cell) Sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi l. Penanganan Efek Samping yang Sering Terjadi EFEK SAMPING PENANGANAN Amenorea Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan, maka tidak perlu diberikan pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila haid belum juga dating. Bila hamil, segera rujuk. Hentikan penyuntikan dan jelaskan bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit sekali pengaruhnya pada janin Mual/pusing/muntah Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini adalah wajar dan akan hilang dalam waktu dekat Perdarahan/perdarahan bercak (spotting) Bila hamil, segera rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa. Bila perdarahan berlanjut dan menghawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 51 2. PIL KOMBINASI a. Profil • Efektif dan reversible • Harus diminum setiap hari • Pada bulan pertama pemakaian efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan akan segera hilang • Efek samping serius sangat jarang terjadi • Dapat dipakai oleh semua perempuan • Dapat diminum setiap saat asal dipastikan ibu tidak hamil • Tidak dianjurkan pada ibu menyusui • Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat b. Jenis Pil Kombinasi Monofasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.  Bifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.   Trifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (EIP) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif c. Cara Kerja • Menekan ovulasi • Mencegah implantasi • Lender serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma • Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu juga
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 d. Keuntungan Penggunaan Pil Kombinasi • Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari   • Risiko terhadap kesehatan sangat kecil  • Tidak mengganggu hubungan seksual.  • Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.   • Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.   • Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.  • Mudah dihentikan setiap saat.  • Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.  • Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.  • Membantu mencegah: . kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, akne dan lain-lain e. Kerugian Pil Kombinasi • Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.   • Mual, terutama pada 3 bulan pertama   • Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama. • Pusing. • Nyeri payudara. • Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.  • Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui (mengurangi ASI)  • Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.  • Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat.  • Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 53 f. Indikasi • Usia reproduksi • Primipara atau multipara • Gemuk atau kurus • Menginginkan metode dengan efektifitas tinggi • Setelah melahirkan anak dan tidak menyusui • Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu • Pasca keguguran • Anemia karena haid berlebihan • Nyeri haid hebat • Siklus haid tidak teratur • Riwayat KET • Kelainan payudara jinak • Kencing manis tanpa komplikasi • Varises vena g. Kontra Indikasi • Hamil atau dicurigai hamil • Menyusui eksklusif • Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya • Penyakit hati akut (hepatitis) • Perokok dengan usia >35 tahun • Riwayat penyakit jantung, stroke dan tekanan darah tinggi>180/110 mmHg • Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis>20 tahun • Kanker payudara atau dicurigai ada kanker payudara • Migraine dan gejala neurologic fokal • Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 54 h. Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi • Setiap saat selagi haid • Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid • Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai menghabiskan paket pil • Setelah melahirkan: »» Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif »» Setelah 3 bulan dan tidak menyusui • Pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) • Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid Penggunaan pil kombinasi akan berhasil apabila klien menggunakannya secara benar sesuai dengan ketentuan. Tugas anda sebagai bidan untuk menyampaikan informasi sejelas-jelasnya mengenai metode kontrasepsi ini. Berikut instruksi yang harus disampaikan kepada klien: • Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari • Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid. • Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid • Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru • Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambilah pil yang lain, atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain • Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan, pil dapat diteruskan • Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa • Bila lupa minum 1pil (hari 1-21) sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 55 walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa minum 2 pil atau lebih (1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai skedul yang ditetapkan. Gunakan juga metode kontrasepsi yang lain • Bila tidak haid, segera ke klinik untuk tes kehamilan PENANGANAN EFEK SAMPING YANG SERING TERJADI DAN MASALAH KESEHATAN LAINNYA EFEK SAMPING ATAU MASALAH PENANGANAN Amenorea (tidak ada perdarahan atau spotting) Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dank lien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus. Bila klien hamil intrauterine, hentikan pil dan yakinkan pasien bahwa pil yang diminum tidak ada efek terhadap janin Mual, pusing atau muntah (akibat reaksi anafilaktif) Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil, sarankan minum pil pada saat makan malam atau sebelum tidur Perdarahan pervaginam/spotting Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan/ spotting adalah hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama pemakaian dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan tetap terjadi maka segera rujuk untuk mendapatkan pengobatan atau ganti metode kontrasepsi Demikian uraian mengenai kontrasepsi hormonal kombinasi, sejauh ini bagaimanakah pemahaman anda mengenai uraian diatas? baik, bila anda sudah memahaminya, kita akan lanjutkan pembahasan mengenai metode kontrasepsi progestin.
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 56 B. METODE KONTRASEPSI PROGESTIN 1. SUNTIK PROGESTIN a. Pengertian Kontrasepsi suntikan progestin adalah metode kontrasepsi berupa cairan, yang hanya berisi hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara berkala setiap 3 bulan. b. Profil 1. Sangat efektif 2. Aman 3. Dapat dipakai oleh perempuan dsalam usia reproduksi 4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan 5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI c. Klasifikasi Secara umum Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu: 1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita. 2. Depo Nonsterat Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200mg Noretisteron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. d. Cara Kerja Secara umum kerja dari KB suntik adalah: 1. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 57 pelepasan (FSH) dan (LH) . 2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa. 3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi. 4. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba. e. Efektivitas 1. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah. 2. Kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. 3. Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan *(Depoprovera)*, setiap 10 minggu *(Norigest)* 4. Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. f. Keuntungan 1. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari 2. Tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah ASI. 3. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan.
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 58 4. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri 5. Penggunaan jangka panjang 6. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah 7. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. 8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause 9. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium 10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara 11. Mencegah beberapa penyakit radang panggul 12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) g. Kekurangan/Efek Samping 1. Gangguan haid seperti: • Siklus haid yang memendek atau memanjang • Perdarahan yang banyak atau sedikit • Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting) • Tidak haid sama sekali atau amenorhoe 2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk jadwal suntikan berikutnya) 3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan) 4. Berat badan bertambah 5. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. 6. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 59 7. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). 8. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat: 9. Menurunkan kepadatan tulang 10. Menimbulkann kekeringan pada vagina 11. Menurunkan libido. 12. Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin, pegal- pegal, nyeri perut dan lain-lain. h. Indikasi 1. Usia reproduksi 2. Nulipara ataupun yang telah mempunyai anak 3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan efektifitasnya tinggi 4. Ibu menyusui 5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui 6. Pasca abortus 7. Perokok 8. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit 9. Menggunakan obat untuk epilepsy atau TBC 10. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen 11. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi 12. Anemia i. Kontra Indikasi 1. Hamil atau dicurigai hamil 2. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya 3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorea 4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 60 5. Diabetes mellitus disertai komplikasi Sampai disini, apakah ada yang ingin anda diskusikan??? Jika ya, ajaklah teman anda untuk mendiskusikan beberapa temuan atau pemikiran anda, jika perlu gunakanlah sumber lain yang akan semakin memperkaya wawasan anda mengenai kontrasepsi ini. Jika anda sudah memahaminya, tentunya anda semakin penasaran, apakah waktu mulai penggunaan metode ini sama dengan waktu penggunaan metode kombinasi?berikut uraiannya: j. Waktu Mulai Penggunaan 1. Setiap saat selama siklus haid asal dipastikan ibu tidak hamil 2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid. 3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. 5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya. 6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan suntikan hormonal, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat setelah lebih dari 7 hari siklus haid, asal yakin klien tidak hamil 8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan pertama dapat
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 61 dilakukan setiap saat asal saja dipastikan klien tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual k. Cara Penggunaan 1. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. 2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit kering sebelum disuntik 3. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan menghilangkannya dengan cara menghangatkannya. l. Peringatan bagi akseptor 1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan. 2. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik tergantung. 3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi. 4. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan. 5. Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam waktu 1 periode masa haid. 6. Bila hal diatas terjadi, segera hubungi tenaga kesehatan untuk tindakan selanjutnya. m. Informasi yang Perlu Disampaikan pada Klien 1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid yang bersifat sementara dan jarang mengganggu kesehatan 2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak berbahaya dan cepat hilang 3. Karena terlambat kembali kesuburannya, penjelasan perlu diberikan kepada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan atau bagi yang merencanakan kehamilan
  • 67. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 62 berikutnya dalam waktu dekat 4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera dating. Haid baru dating kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, anjurkan klien datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencari penyebab tidak haid tersebut 5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan: • Suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal kunjungan • Suntukan dapat diberikan 2 minggu setelah jadwal kunjungan asal dipastikan tidak hamil, anjurkan klien tidak berhubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lainnya selama 7 hari tersebut. Bila perlu, anjurkan klien menggunakan kontrasepsi darurat • Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal diyakini klien tidak hamil PENANGANAN MASALAH DAN EFEK SAMPING YANG SERING DIJUMPAI EFEK SAMPING PENANGANAN Amenorea Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dala rahim Bila telah trejadi kehamilan, segera rujuk. Hentikan penyutikan. Jelaskan bahwa hormone progestin tidak akan mengganggu janin Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi haid juga segera rujuk Perdarahan bercak (spotting) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering terjadi, dan tidak membutuhkan pengobatan Kenaikan berat badan Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat terjadi. Perhatikan diet harian. Bila berat badan naik berlebihan, pertimbangkan untuk mengganti metode
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 63 Sampai disini apakah anda memahaminya? ??baik, kita akan lanjutkan pada uraian mengenai metode kontrasepsihormonal progestin lainnya yaitu pil progestin atau sering juga kita kenal minipil, atau mungkin anda pernah mendengar istilah pil menyusui??ya, pil ini memang sangat terkenal di masyarakat dengan sebutan demikian. Anda juga mungkin akan bertanya, apakah sama antara suntikan progestin dengan mini pil? jika anda penasaran, silahkan lanjutkan untuk mempelajari uraian di bawah ini!!! 2. KONTRASEPSI ORAL TIPE MINIPIL a. Profil 1. Hanya berisi derivat progestin 2. Dosis rendah 3. Tidak menurunkan produksi ASI 4. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat b. Jenis Mini Pil 1. Kemasan dengan isi 35 pil: 300µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron 2. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg norgestrel c. Efektivitas Mini pil Sangat efektif (98,5%), penggunaannya jangan sampai lupa dan jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare) karena karena kemungkinan dapat terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat mukolitik asetilsistein bersama dengan minipil karena dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan pil dapat terganggu. Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka: 1. Jangan sampai lupa minum pil 2. Pil diminum pada jam yang sama 3. Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan pil d. Cara Kerja Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium tetapi tidak begitu kuat 1. Terjadinya transformasi lebih awal pada endometrium sehingga implantasi lebih sulit
  • 69. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 64 2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma 3. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. e. Keuntungan Kontrasepsi 1. Sangat efektif bila digunakan secara benar 2. Tidak mengganggu hubungan seksual 3. Tidak mempengaruhi ASI 4. Kesuburan cepat kembali 5. Nyaman dan mudah digunakan 6. Sedikit efek samping 7. Dapat dihentikan setiap saat 8. Tidak mengandung estrogen f. Keuntungan Nonkontrasepsi 1. Mengurangi nyeri haid 2. Mengurangi jumlah darah haid 3. Menurunkan tingkat anemia 4. Mencegah kanker endometrium 5. Melindungi dari penyakit rongga panggul 6. Tidak meningkatkan pembekuan darah 7. Dapat diberikan pada penderita endometriosis 8. Kurang menyebabkanpeningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi 9. Dapat mengurangi keluhan premenstruasi sindrom 10. Sedikit sekali mengganggu metabolism karbohidrat sehingga relative aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi g. Keterbatasan 1. Gangguan haid 2. Peningkatan/penurunan berat badan 3. Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama 4. Bila lupa 1 pil, kegagalan menjadi lebih besar
  • 70. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 65 5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat 6. Efektifitas menurun apabila sedang pengobatan TBC atau epilepsy 7. Tidak melindungi dari IMS atau HIV/AIDS h. Indikasi 1. Usia reproduksi 2. Telah atau belum mempunyai anak 3. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui 4. Pasca keguguran 5. Perokok segala usia 6. Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (selama <180/110mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah i. Kontra Indikasi 1. Hamil atau dicurigai hamil 2. Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya 3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid 4. Menggunakan obat TBC atau obat epilepsi 5. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara 6. Sering lupa menggunakan minum pil 7. Tumor uterus j. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil 1. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain 2. Dapat digunakak setiap saat, asal saja tidak hamil. Bila menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 2 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari saja 3. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulanpascap persalinan dan tidak haid,
  • 71. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 66 mini pil dapat diminum setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan 4. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dank lien telah mendapat haid, mini pil dapat dimulai pada hari ke 1-5 siklus haid 5. Minipil dapat diberikan secara pasca keguguran 6. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan 7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan menggunakan metode kontrasepsi lain 8. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan kontrasepsi lain 9. Bila kontrasepsi sebelumnya menggunakan AKDR, minipil dapat diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR Nah, sekarang anda sudah temukan jawabannya bukan? kita akan lanjutkan pada sesi paraktikum dengan panduan belajar di bawah ini! PENUNTUN BELAJAR PEMBERIAN KONTRASEPSI HORMONAL Alat dan bahan: 1. Tempat untuk menyimpan alat 2. Tensimeter 3. Stetoskop 4. Bak instrumen kecil 5. Sarung tangan 6. Obat kontrasepsi suntikan 7. Kapas DTT 8. Alat tulis 9. Lembar balik ABPK (alat bantu pengambilan keputusan) Baiklah, dibawah ini akan dijelaskan prosedur dari pelayanan kontrasepsi suntikan
  • 72. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 67 DAFTAR TILIK PELAYANAN KONTRASEPSI SUNTIKAN Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut : 0 1 : : Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara kompeten ketika dilakukan evaluasi Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau kegiatan ketika dilakukan evaluasi KONSELING LANGKAH/TUGAS KASUS 1. Memberi salam pada klien 2. Menanyakan rencana keluarga (dalam hal jumlah anak) 3. Penjelasan mengenai KB suntik • Menjelaskan bagaimana DMPA mencegah kehamilan • Menerangkan efektifitas DMPA • Menjelaskan keuntungan DMPA • Menerangkan kerugian DMPA • Menjelaskan efek samping DMPA • Menjelaskan jadual kunjungan ulang 4. Memastikan bahwa DMPA merupakan pilihan klien 5. Menanyakan pemakaian kontrasepsi sebelumnya dan riwayat penyakit sebelumnya untuk memastikan bahwa klien merupakan calon yang tepat sebagai akseptor DMPA 6. Menanyakan kembali pengetahuan klien mengenai efek samping DMPA 7. Peka terhadap kebutuhan dan kekhawatiran klien tentang DMPA 8. Menganjurkan klien untuk kembali sesuai jadwal kunjungan
  • 73. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 68 KONSELING LANGKAH/TUGAS KASUS 9. Menganjurkan untuk kembali ke klinik sebelum jadual yang ditentukan bila terjadi perdarhan banyak pervaginam dan terlambat menstruasi PENYUNTIKAN 1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan 2. Periksa tanggal kadaluarsa suntik 3. Menimbang berat badan 4. Mengukur tekanan darah 5. Atur posisi klien untuk penyuntikkan di daerah bokong 6. Bersihkan kulit tempat suntikan menggunakan kapas beralkohol dengan gerakkan melingkar ke arah luar tempat suntikan 7. Biarkankulitemngeringdengansendirinyasebelummemberikan suntikan 8. Kocok dengan baik vial DMPA hingga semua obat larut 9. Buka penutup plastik atau logam tanpa menyentuh penutup karet 10. Buka kemasan spuit dan jarum suntik tanpa terkontaminasi 11. Kencangkan jarum suntik pada tabung spuitnya dengan memegang pangkal jarum suntik (penutup jarum jangan dibuka) 12. Buka penutup jarum, tusukkan jarum suntik ke dalam vial penutup karet, putar vial hingga terbalik dan masukkan obat ke dalam tabung spuit dengan cara menarik penghisap spuitnya 13. Cabut jarum dari karet penutup viall pegang spuit dengan jarum suntik mengarah ke atas secara vertikal, keluarkan udara yang terdapat dalam tabung spuit dengan cara mendorong penghisap spuitnya
  • 74. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 69 14. Tusukkan jarum ke dalam otot hingga pangkal jarum suntik 15. Lakukan aspirasi dengan menarik penghisap spuit untuk memeriksa ketepatan penempatan jarum suntik 16. Jika tidak terlihat darah terhisap dalam lubang spuit, suntikkan DMPA secara perlahan sampai seluruh obat masuk 17. Cabut jarum suntik secara cepat 18. Tekan tempat bekas jarum suntik menggunakan kapas alkohol, tetapi jangan menggosoknya 19. Sedot larutan klorin 0.5 % ke dalam tabung spuit, keluarkan lagi, lalu lepaskan jarum dari tabung spuit 20. Buang jarum di wadah khusus (sampah tajam) 21. Cuci tangan menggunakan air dan sabun,kemudian keringkan menggunakan handuk kering 22. Mengisi kartu peserta KB dan menyerahkan kepada klien 23. Memberi tahu tanggal suntik kembali 24. Melakukan pencatatan pada buku register/catatanakseptor DAFTAR TILIK PELAYANAN KONTRASEPSI PIL Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut : 0 1 : : Mahasiswa melaksanakan langkah kerja atau kegiatan secara kompeten ketika dilakukan evaluasi Mahasiswa tidak kompeten dalam melaksanakan langkah kerja atau kegiatan ketika dilakukan evaluasi LANGKAH/TUGAS KASUS 1. Memberi salam pada klien 2. Memperkenalkan diri pada klien 3. Tanyakan pada klien tentang maslah reproduksi