SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
Download to read offline
Modul 11
Praktik Asuhan Kebidanan Di Komunitas
Penulis:
Yulinda, S.ST., M. PH
Editor:
Drs. Waldopo, M. Pd
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Hak cipta © Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Daftar Isi
Cover 											
Daftar Isi										1
Daftar Istilah										3
Pendahuluan							 			4
	Rasional dan deskripsi singkat						4
	Relevansi									4
	Petunjuk Belajar								5
Kegiatan Belajar 1: Analisis Situasi Kesehatan Secara Partisipatif		 7
	Tujuan Pembelajaran							7
	Pokok Pokok Materi								7
	Uraian Materi									8
	Test										22
	Tugas										25
	
Kegiatan Belajar 2: Analisis Masalah dalam kebidanan Komunitas		 26
	Tujuan Pembelajaran							26
	Pokok Pokok Materi								26
	Uraian Materi									27
	Test										36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
	Tugas										39
	
Kegiatan Belajar 3: Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas
			 yang tanggap Gender dan Partisipatif 			 40
	 Tujuan Pembelajaran							40
	Pokok Pokok Materi								40
	Uraian Materi									41
	Test										47
	Tugas										50
Kegiatan Belajar 4: Monitoring dan Evaluasi				 	51
	Tujuan Pembelajaran							51
	Pokok Pokok Materi								51
	Uraian Materi									52
	Tugas										55
	Test										56
Penutup										59
Daftar Pustaka									60
Kunci Jawaban									61
Test Akhir										63
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
MDGs
Millenium Development Goals atau Tujuan
Pembangunan Milenium merupakan hasil kesepakatan
kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dengan target
adalahtercapaikesejahteraanrakyatdanpembangunan
masyarakat pada 2015.
AKI
AngkaKematianIbuyaitujumlahkematianibupertahun
dibagi jumlah kelahiran hidup
AKB
Angka Kematian Bayi yaitu jumlah kematian bayi
pertahun dibagi jumlah kelahiran hidup
Daftar Istilah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
	 Rekan rekan mahasiswa, selamat anda telah berhasil menyelesaikan modul
ke sepuluh, sehingga anda diperkenankan mempelajari modul yang ke Sebelas.
Modul yang anda pelajari ini berjudul Asuhan kebidanan di komunitas.
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami tentang asuhan
kebidanan di komunitas. Untuk mencapai tujuan tersebut anda diharapkan dapat
(1) menjelaskan dan melaksanakan analisis situasi kesehatan, (2) melaksanakan
Analisis masalah kebidanan komunitas, (3) menyusun perencanaan partisipatif
dalam kebidanan komunitas, dan (4) melakukan monitoring dan evaluasi asuhan
kebidanan di komunitas.
	 Sebagaimana anda ketahui bahwa angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini merupakan momok terbesar bagi seorang
bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan
target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup serta Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran
hidup.
	 Kompetensi ini sangat penting dalam melakukan tugas sebagai bidan yang
bekerja di komunitas. Dengan memiliki kemampuan ini anda dapat melakukan
tugas sebagai bidan dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan pembangunan kesehatan di masyarakat.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai
berikut:
a.	 Kegiatan Belajar 1	 : Analisis situasi kesehatan
b.	 Kegiatan Belajar 2	 : Analsis Masalah dalam kebdianan Komunitas
Pendahuluan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
c.	 Kegiatan Belajar 3	 : Perencanaan partisipatif dalam kebidanan komunitas
d.	 Kegiatan belajar 4	 : Monitoring dan evaluasi
Proses pembelajaran untuk materi kebidanna komunitas, dapat berjalan dengan
lancar apabila Anda mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut:
Petunjuk Belajar
	 Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya
secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya
secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai
berikut:
1)	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam
mempelajari modul ini.
2)	 Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB) 1 dan
seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan
erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya.
3)	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan
materi yang tertuang dalam modul ini.
4)	 Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada
materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
5)	 Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 90 menit.
6)	 Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari dari
buku-buku, koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang
asuhan kebidanan di komunitas
7)	 Untuk lebih memudahkan lagi memahami modul ini, amati bagaiaman
pelaksanaan pelananan di sekitar anda
8)	 Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas
maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk
mempelajari KB berikutnya.
9)	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan
cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum
berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai.
Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas
10)	Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika
masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari
Mata Kuliah ini.
11)	Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan
benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh
materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka
hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda
dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian
Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.
Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan yang
Maha kuasa Allah Swt agar Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini,
sehingga dapat berhasil dengan baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Analisis Situasi Kesehatan dalam
Kebidanan Komunitas
Kegiatan Belajar I
Setelah mempelajari KB ini, anda diharapkan dapat
Melakukan analisis situasi kesehatan.
TUJUAN
Pembelajaran Umum
1.	 Melakukan penelusuran desa (transect),
2.	 Membuatan bagan perubahan dan
kecenderungan,
3.	 Membuatan kalender mudim,
4.	 Membuat peta desa,
5.	 Membuat diagram venn
6.	 Menyusun rangking kesejahteraan, dan
7.	 Melakukan wawancara semi tersetruktur
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Pelayanan kebidanan yang diberikan oleh Bidan dapat masyarakat, oleh
karenanya sebelum pelayanan kesehatan, bidan harus melakukan analisis masalah
kesehatan dalam suatu masyarakat. Langkah ini penting untuk mendapatkan
gambaran tentang situasi kesehatan masyarakatdilakukan di institusi dan di luar
institusi. Pelayanan yang dilakukan di luar institusi pelayanan kesehatan dapat
dilakukan dalam setting komunitas atau di rumah klien. Peran bidan dalam
pelayanan kebidanan di komunitas sangat terkait dengan sistem/pranata sosial di
masyarakat agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam realitanya seorang bidan sangat dibutuhkan keberadaannya oleh
masyarakat
Alat dan Bahan
Beberapa alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan Analsis situasi
kesehatan secara partisipatif adalah :
1.	 Kertas/Papan/Alas yang dapat digunakan untuk menggambar lokasi
wilayah desa
2.	 Alat tulis/
3.	 Gambar Penanda/simbol
Pernahkah anda berjalan jalan mengelilingi desa untuk mengetahui kondisi desa
anda? Apa saja yang anda amati saat berkeliling tersebut? Nah, sekarang coba
anda cocokkan apakah langkah langkahnya sesuai dengan tehnik tehnik berikut
ini.
Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang Partisipatif
1.	 PENELUSURAN SEJARAH DESA
Teknik ini dipergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat di
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
suatu lokasi tertentu berdasarkan penuturan masyarakat sendiri.
Tujuan kajian sejarah desa :
•	 Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang
keadaan mereka di masa kini, dengan mengkaji latar belakang masa lalu.
•	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi
di masyarakat dan masalah yang terjadi karena perubahan serta bagaimana
solusinya.
•	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara
berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.
Manfaat kajian sejarah desa :
•	 Bagi orang dalam: memiliki potensi untuk memperkuat kesadaran
masyarakat akan keberadaan dirinya .
•	 Bagi orang luar: memberikan pemahaman dan wawasan tentang masyarakat
tersebut.
•	 Undanglah masyarakat di Tempat Musyawarah
•	 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
•	 Kajilah Sejarah terbentuknya pemukiman, asal usul penduduk, perkembangan
jumlah penduduk, dan berbagai peristiwa yang berkenaan dengan itu.
•	 Lakukan Identifkasi Keberadaan dan pengelolaan sumber daya alam.
•	 Identifikasi Perubahan-perubahan dalam status pemilikan, penguasaan dan
pemanfaatan tanah.
•	 Identifikasi Pengenalan dan penanaman jenis tanaman baru, dan penerapan
teknologi lainnya.
•	 IdentFikasi Terjadinya wabah penyakit.
•	 Identifikasi Tanggapan masyarakat atas berbagai masukan dan kegiatan
pembinaan yang telah dilakukan serta masalah-masalah yang dihadapi dan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
berbagai alternatif pemecahannya, pengalaman masyarakat dalam mengatasi
masalah tersebut.
•	 Lakukan pengkajian terhadap Pembangunan sarana dan prasarana penunjang
(jalan, sekolah, saluran irigasi, puskesmas, dan lain-lain).
•	 IdentiKasi Sejarah organisasi desa dan sistem pengorganisasian tersebut
•	 Catatlah data data yang telah terkumpul
2.	 PEMBUATAN KALENDER MUSIM
Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi
pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan yang terjadi berulang dalam suatu
kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan-kegiatan
itu dituangkan dalam kalender kegiatan atau keadaan-keadaan dalam jarak waktu
1 tahun musim (12 bulan).
Jenis informasi kajian:
•	 Penanggalan atau sistem kalender yang dipakai oleh masyarakat.
•	 Iklim, cuaca, hujan, ketersediaan air.
•	 Musim kerja ke kota pada masa paceklik.
•	 Kesehatan (musim wabah penyakit) dan kebersihan lingkungan.
•	 Pola pengeluaran (konsumsi, produksi, investasi).
•	 Kegiatan sosial, adat, agama dsb.
Tujuan kajian kalender musim:
•	 Mengetahui kegiatan mereka sepanjang tahun.
•	 Mengetahui profil kegiatan masyarakat.
Manfaat kajian kalender musim:
•	 Mendapatkan gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
kerja masyarakat memunculkan berbagai pemikiran tentang keadaan
usaha mereka sendiri terutama usaha pertanian.
•	 Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan untuk perencanaan
program.
•	 Berguna untuk menilai tawaran program.
Contoh kalendar musim yang terkait dengan kesehatan
Untuk analisis situasi kesehatan beberapa pertanyaan yang bisa diajukan adalah:
•	 Penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada musim
kemarau?
•	 Adakah penyakit yang diderita pada bulan-bulan tertentu?
•	 Penyakit apa yang terjadi di sepanjang tahun?
Setelah menuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalendar musim, ajaklah
masyarakat untuk menggali lebih dalam:
•	 Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi setiap tahun?
•	 Siapa yang terkena wabah itu: laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi?
•	 Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang menyebabkan kematian?
•	 Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi
lingkungan?
•	 Undanglah masyarakat di Tempat Musyawarah
•	 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
•	 Kajilah Penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada
musim kemarau?
•	 Adakah penyakit yang diderita pada bulan-bulan tertentu?
•	 Penyakit apa yang terjadi di sepanjang tahun?
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
•	 Setelah menuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalendar musim,
ajaklah masyarakat untuk menggali lebih dalam:
•	 Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi setiap tahun?
•	 Siapa yang terkena wabah itu: laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi?
•	 Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang menyebabkan kematian
•	 Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi
lingkungan?
•	 Catatlah data data hasil wawancara dengan masyarakat
3.	 PEMBUATAN PETA DESA
Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi
mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya. Keadaan itu
digambarkan dalam satu skesta atau peta desa. Cara-cara yang dapat dilakukan
dalam pemetaan adalah:
a.	 Pemetaan di atas tanah.
b.	 Pemetaan di atas kertas.
c.	 Pembuatan model atau maket.
Jenis informasi kajian:
•	 Peta sumber daya desa (umum).
•	 Peta sumber daya alam desa.
•	 Peta khusus (topikal).
Sumber informasi:
•	 Untuk pemetaan umum dapat diambil dari masyarakat umum: tua, muda,
laki-laki, perempuan, kaya, miskin dsb.
•	 Untuk peta khusus: perlu sumber informasi tertentu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
•	 Berbagai jenis peta di kantor desa, dan data lain sebagai data sekunder.
Tujuan kajian:
•	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan berbagai keadaan desa
dan lingkungannya sendiri (lokasi sumber daya, batas-batas wilayah, jenis-
jenis sumber daya yang ada baik masalah maupun potensinya.
•	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan keadaan yang terjadi
dari sumber daya mereka sendiri tentang sebab akibat dari perubahan
tersebut.
Manfaat pemetaan:
•	 Masyarakat dapat merenungkan dan pemikirkan kembali desanya dan
merencanakan arah perubahan.
•	 Memahami cara berpikir masyarakat yang telah hidup turun temurun
di suatu wilayah termasuk berbagai kejadian, masalah, hambatan, dan
sumber daya yang ada.
•	 Dapat menimbulkan partisipasi yang baik dari berbagai lapisan
masyarakat.
•		 Pemetaan untuk pengenalan tata batas yang seringkali menjadi sumber
konflik di masyarakat.
•		 Pemetaan dapat menjadi dasar untuk penggalian informasi dengan teknik-
teknik PRA lainnya.
•		 Menjadi dasar perencanaan program juga untuk keperluan evaluasi.
Langkah Langkah :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
•	 Kajilah kondisi penduduk/ pemetaan umum dapat diambil dari
masyarakat umum: tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin dsb.
•	 Untuk peta khusus: perlu sumber informasi tertentu.
•	 Ajaklah masyarakat untuk memetakan siapa saja warga miskin, laki-laki
dan perempuan
•	 Kajilah masalah kesehatan dan sumber daya kesehatan yang ada.
•	 Buatlah peta desa atau gunakan peta desa yang sudah ada
•	 lengkapilah dengan pemukiman penduduk serta fasilitas kesehatan yang
tersedia. Selanjutnya ajaklah masyarakat untuk menandai (gunakan simbol
yang berbeda-beda):
Rumah warga yang miskin.
Rumah warga yang memiliki ibu hamil.
Rumah warga yang memiliki bayi dan balita.
Rumah warga yang memiliki bayi dan balita kurang gizi.
Rumah warga yang mempunyai penyakit kronis, baik laki-laki dan
perempuan.
•	 Lakukan identifikasi thd Berapa banyak warga miskin yang mempunyai
lebih dari satu masalah kesehatan.
•	 Berapa jauh jarak antara rumah warga miskin dengan pelayanan kesehatan
yang ada (apakah jarak menjadi masalah?).
•	 Adakah hubungan antara penyakit yang diderita dengan sanitasi
lingkungan (sampah, drainase, banjir dsb.).
•	 Berapa jumlah bayi dan balita yang menderita kekurangan gizi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
4.	 PENGKAJIAN LEMBAGA DESA (DIAGRAM VENN)
Teknik ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap hubungan antar
masyarakatdenganlembaga-lembagayangterdapatdilingkungannya. Hasilkajian
dituangkan dalam diagram Venn (diagram lingkaran) yang akan menunjukkan
besarnya manfaat, pengaruh, dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan
masyarakat.
Informasi yang dikaji adalah:
•	 Lembagasecaraumum:semualembagadalammasyarakat(lembaga-lembagan
local/tradisional, lembaga pemerintah, lembaga swasta, maupun lembagan
yang berada di luar masyarakat desa seperti puskesmas di kecamatan yang
memiliki hubungan dengan mereka.
•	 Lembaga-lembaga khusus seperti lembaga kesehatan, pertanian, dsb,
tergantung kebutuhan.
•	 Tanyakan kepada masyarakat pelayanan kesehatan apa yang tersedia di
lingkungan mereka. Gunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-
masing pelayanan kesehatan.
•	 Lakukan analisis bagaimana hubungan masyarakat dengan pelayanan
kesehatan, maka pertanyaan-pertanyaan berikut bisa diajukan:
Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan
tersebut?
Apakah perempuan mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan
tersebut?
Siapa yang memimpin dan mengambil keputusan dalam pelayanan
kesehatan tersebut?
Apakah ada warga yang memimpin kegiatan pada lembaga tersebut?
Apakah ada perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
dalam lembaga tersebut? Apa manfaat dari lembaga-lembaga
tersebut?
•	 Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam berhubungan dengan pelayanan
kesehatan tersebut?
•	 Bagaimana kualitas pelayanan kesehatan tersebut?
Catatan:
•	 Besar kecilnya lingkaran melambangkan besar kecilnya peranan lembaga
tersebut dalam masyarakat.
•	 Jarak antara lingkaran mewakili interaksi atau hubungan antara lembaga-
lembaga tersebut dengan masyarakat.
Contoh Diagram Venn lembaga kesehatan
Tanyakankepadamasyarakatpelayanankesehatanapayangtersediadilingkungan
mereka. Gunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-masing pelayanan
kesehatan. Untuk menganalisis bagaimana hubungan masyarakat dengan
pelayanan kesehatan, maka pertanyaan-pertanyaan berikut bisa diajukan:
•	 Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan
tersebut?
•	 Apakah perempuan mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan
tersebut?
•	 Siapa yang memimpin dan mengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan
tersebut?
•	 Apakah ada warga yang memimpin kegiatan pada lembaga tersebut?
•	 Apakah ada perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam
lembaga tersebut? Apa manfaat dari lembaga-lembaga tersebut?
•	 Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam berhubungan dengan pelayanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
kesehatan tersebut?
•	 Bagaimana kualitas pelayanan kesehatan tersebut?
5.	 PENELUSURAN LOKASI/DESA (TRANSECT)
Secara harafiah transect berarti gambaran irisan muka bumi. Teknik ini
digunakan untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumber
daya masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti
suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan tersebut kemudian
dituangkan dalam suatu bagan atau gambar irisan muka bumi.
Jenis-jenis transect berdasarkan jenis informasi (topik kajian) serupa dengan
pembuatan peta desa.
•	 Transek sumber daya desa (umum).
•	 Transek sumber daya alam.
•	 Transek topik-topik lain misalnya sarana kesehatan, kondisi kesehatan,
pengelolaan air, irigasi dsb.
Jenis transek berdasarkan lintasan:
•	 Transek lintasan garis lurus: berjalan mengikuti garis lurus, atau jalan utama
di wilayah pertanian atau wilayah yang diamati.
•	 Transek bukan garis lurus: berjalan mengabaikan lintasan yang ada.
Pengamatan ditentukan oleh letak lokasi atau tempat yang sudah ditentukan
sebelumnya.
•	 Transek lintasan saluran air (sumber air): mengikuti aliran air secara sistematis
untuk mengikuti aliran iar atau tepian sungai.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Contoh peta transek
Sumber : YPKP dan Pusdiknakes
6.	 RANKING/PERINGKAT KEKAYAAN DAN KESEJAHTERAAN
	 Teknik ini digunakan untuk mengklasifikasikan kepala keluarga (KK) ke dalam
beberapa kategori sesuai dengan kriteria yang dibuat sendiri oleh masyarakat.
Tujuan pembuatan ranking ini adalah untuk memahami pengelompokan
masyarakat berdasarkan tingkat kekayaan dan kesejahteraan yang berguna bagi
perencanaan kegiatan nantinya.
Dengan ranking ini maka kita dapat:
•	 Mengetahui persepsi, kriteria dan indikator masyarakat tentang kekayaan
dan kesejahteraan.
•	 Mengidentifikasi status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat.
•	 Mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan .
Contoh rangking/perikat kekayaan dan kesejahteraan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Ajaklah masyarakat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan digunakan
untuk melakukan klasifikasi keluarga mampu, sederhana dan tidak mampu
(misalnya perumahan, pendapatan, kepemilikan barang dll).
Sumber : YPKP dan Pusdiknakes
7.	 WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
	 Wawancana semi struktural dan terbuka adalah bentuk wawancara kualitatif
yang paling tersusun. Mereka menggunakan kuesioner bersifat terbuka yang
memuat pertanyaan spesifik yang akan ditanyakan. Wawancara ini serupa dengan
wawancara yang dilakukan untuk survei yang terstruktur tetapi berbeda dalam
tiga hal:
a. Wawancana semi terstruktur menggunakan pertanyaan yang bersifat terbuka
sehingga responden terdorong untuk mengekspresikan dirinya sepenuhnya,
bukannya menjawab berbagai pertanyaan yang telah ditentukan.
b. Pertanyaan tidak ditentukan lebih dahulu dan pewawancara berkuasa atas
pertanyaan apa yang akan ditanyakan dan urutan berbagai pertanyaan itu.
c.	 Pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan tambahan untuk
mempelajari topik lebih jauh.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
Kekuatan:
a. Informasi yang didapat khusus menjawab pertanyaan tertentu yang ingin
dikemukakan oleh manajer proyek.
b.	 Informasi yang didapat oleh pewawancara yang berbeda cukup dapat
diperbandingkan untuk menghasilkan frekuensi sederhana, meskipun titik
berat utamanya tetap diletakkan pada pengentian yang mendalam oleh para
responden.
c.	 Dibandingkan dengan wawancara Kualitatif yang lainnya, keberhasilan
wawancana tidak terlalu bergantung pada pengalaman dan kecakapan
komunikasi pewawancana.
d.	 Dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan jenis
wawancara kualitatif yang lain.
Keterbatasan Umum Wawancara Kualitatif
1.	 Wawancana Kualitatif tidak menghasilkan data Kuantitatif yang dapat diringkas
menjadi berbagai pernyataan umum tentang kelompok yang dipelajari.
Contohnya, sulit untuk mengatakan bahwa 60% dan para petani merasa puas
akan pelayanan penyuluhan yang ada.
2.	 Sulit untuk menggunakan wawancana Kualitatif berdasarkan “probability
samples”. Ini berarti pemilihan responden sering bersifat tidak obyektif. Satu
kesalahan yang sering tenjadi adalah pewawancara menggunakan responden
yang mempunyai status sosial atau ekonomi tinggi.
3.	 Informasi baru yang didapatkan bisa didasarkan pada penilaian pribadi
pewawancara. Pewawancara sering mendengar/menyimak lebih banyak
informasi jika informasi tersebut sesual dengan pendapat mereka sendiri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Demikianlah analisis situasi dalam kebidanan komunitas, masing masing metode
mempunyai tujuan tergantung pada apakah data yang ingin dikumpulkan. Metode
pengumnpulan data ini juga memiliki kelemahan dan juga kelebihan sehingga
kita perlu juga untuk mengkombinasikan beberapa metode. Dan jangan lupa
untuk senantiasa melibatkan masyarakat sejak dari pengunmpulan data kegiatan
berakhir agar masayarakat lebih merasa memiliki.
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Berikut ini adalah cara cara pengumpulan data secara partisipatif, kecuali :
a.	 Hasil Penelusuran sejarah desa
b.	 Pembuatan bagan perubahan dan kecenderungan
c.	 Pembuatan kalender musim
d.	 Kunjungan
2.	 Tujuan melakukan Rangking dalam kesejahteraan keluarga adalah kecuali :
a.	 Mengetahui persepsi, kriteria dan indikator masyarakat tentang kekayaan
dan kesejahteraan.
b.	 Bidan mengetahui kelompok miskin dan kaya
c.	 Mengidentifikasi status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat.
d.	 Mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan .
3.	 Berikut ini adalah Keterbatasan Umum Wawancara Kualitatif, kecuali :
a.	 Wawancana Kualitatif tidak menghasilkan data Kuantitatif yang dapat
diringkas
b.	 Data padat dan jelas
c.	 Sulit untuk menggunakan wawancana Kualitatif berdasarkan “probability
samples
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
d.	 Informasi baru yang didapatkan bisa didasarkan pada penilaian pribadi
pewawancara.
4.	 Mengunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-masing pelayanan
kesehatan dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan
masyarakat dengan pelayanan kesehatan, adalah :
a.	 Pembuatan Kalender Musim
b.	 Pembuatan peta desa
c.	 Pengkajian Lembaga desa
d.	 Penelusuran Lokasi desa
5.	 Manfaat pemetaan adalah ...
a.	 Masyarakat tidak dapat merencanakan arah perubahan.
b.	 Memahami cara berpikir masyarakat yang telah hidup turun temurun di
suatu wilayah termasuk berbagai
c.	 Dapat menimbulkan partisipasi yang baik dari berbagai lapisan
masyarakat.
d.	 Pemetaan untuk pengenalan tata batas yang sering menjadi konflik
6.	 Tujuan kajian sejarah desa ...
a.	 Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang
keadaannya
b.	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang
terjadi di masyarakat dan masalah yang terjadi
c.	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara
berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
d.	 Mengkaji factor factor yang ada
7.	 Manfaat kajian kalender musim adalah kecuali:
a.	 Mendapatkan gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian
kerja masyarakat.
b.	 Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan untuk perencanaan
program.
c.	 Berguna untuk menilai tawaran program.
d.	 mengkaji hubungan sebab akibat
8. Tidak termasuk Jenis transek berdasarkan lintasan yaitu:
a.	 Transek lintasan garis lurus: berjalan mengikuti garis lurus, atau jalan
utama di wilayah pertanian atau wilayah yang diamati.
b.	 Transek bukan garis lurus: berjalan mengabaikan lintasan yang ada.
Pengamatan ditentukan oleh letak lokasi atau tempat yang sudah
ditentukan sebelumnya.
c.	 Transek garis membujur
d.	 Transek lintasan saluran air (sumber air): mengikuti aliran air secara
sistematis untuk mengikuti aliran iar atau tepian sungai.
9. Perbedaan Wawancara pada survei yang terstruktur terdapat dalam dalam
tiga hal seperti di bawah ini, kecuali:
a. Wawancana semi terstruktur menggunakan pertanyaan yang bersifat
terbuka
b. Urutan pertanyaan tidak ditentukan lebih dahulu
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
c. Pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan tambahan untuk
mempelajari topik lebih jauh.
d. pewawancara menyusun pertanyaan apa yang akan ditanyakan dan
urutan disertahkan pada responden
10.Informasi yang tidak perlu dikaji dalam pemetaan lembaga di masyarakat :
a.	 Lembaga secara umum dan khusus
b.	 Sasaran pelayanan kesehatan
c.	 pelayanan kesehatan apa yang tersedia
d.	 Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan
tersebut?
Lakukan analisis situasi kesehatan di tempat tinggal anda dengan mengacu
pada langkah langkah yang telah anda pelajari dalam KB ini. Kemudian laporkan
hasilnya secara tertulis
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Analisis Masalah dalam Kebidanan
Komunitas
Kegiatan Belajar II
1.	 Menjelaskan Pengertian Masalah Dan
2.	 Menganalisis Masalah Kesehatan Reproduksi
Untuk perencanaan asuhan kebidanan
komunitas
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi
kesehatan ibu hamil sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat
gizi yang baik? Factor factor apa saja yang mnyebabkan kondisi ibu hamil
dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan
bersama teman sekelas.
Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik,
dianatarnya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana seorang bidan melakukan
analsis masalah kesehatan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi seorang
bidan karena bidan harus mampu melkaukan analsisi maslaah kesehatan
agar pembangunan kesehatan masyarakat dapat terwujudkan.
PENGERTIAN
Analisis masalah adalah langkah selanjutnya dari analisis situasi yang telah
dipelajari. Analisis masalah merupakan proses sistematis untuk melihat suatu
keadaan atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam
konteks sosial yang lebih luas.
Analisis masalah membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan
kunci dalam suatu masyarakat, kaitan antar berbagai faktor sosial, potensi yang
ada, dan siapa yang memiliki akses terhadap sumber daya.
Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi masalah utama dan
mengembangkan ‘pohon masalah’ melalui analisis sebab-akibat. Cara analisis
‘pohon masalah’ akan mengurai penyebab-penyebab masalah utama hingga kita
mengetahui akar penyebabnya.
Dalam pelajaran ini isu kesehatan reproduksi menjadi contoh untuk melakukan
analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas. Sementara kerangka
determinan kesehatan dari Hendrik L. Blum digunakan dalam analisis masalah
untuk mengidentifikasi faktor penyebab langsung dan tidak langsung dari
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
masalah kesehatan reproduksi.
Kondisi Kesehatan Reproduksi di Indonesia
	 Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang harus dicapai oleh setiap negara,
termasuk Indonesia sampai dengan tahun 2015, berkaitan dengan peningkatan
kesehatan masyarakat adalah: (1) mengurangi 2/3 dari angka tingkat kematian
anak dibawah usia lima tahun, (2) mengurangi ¾ dari angka kematian ibu, (3)
menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS, malaria serta penyakit
menular utama lainnya.
Bagi Indonesia, tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran
MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah:
1.	 Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga menjadi
kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak.
2.	 Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit dijangkau
oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan
penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan).
3.	 Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada
tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari
prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi.
4.	 Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama
ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah
determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang
mendapat prioritas.
Dampak dari kebijakan pengelolaan kesehatan selama ini yang berlangsung
secara top down telah mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, dalam
mengambil peran dan inisiatif dalam sistem pengelolaan kesehatan. Dalam
banyak hal, posisi masyarakat selama ini hanya diperankan sebagai pendukung
kegiatan-kegiatan kesehatan melalui proses mobilisasi massa, misalnya pada saat
program posyandu, pekan imunisasi nasional, dan kegiatan seremonial lainnya.
Lambatnya upaya penurunan AKI danAKB, serta berbagai penyakit epidemik
lainnya di Indonesia merupakan indikator kurangnya perhatian pemerintah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
dan pelibatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan system pengelolaan
kesehatan. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003
AKI adalah 307 per 100.000 KH (MOH, 2007) dan berdasarkan SDKI 2007 turun
menjadi 228 per 100.000 KH. Penyebab utama kematian ibu (46,7%) disebabkan
komplikasi yang terjadi selama atau segera setelah persalinan. Semua itu akibat
65,7% ibu hamil di pedesaan yang dirawat oleh dukun bayi dan anggota keluarga
yang tidak terlatih serta tidak mendapatkan pelayanan kebidanan esensial yang
dibutuhkan. Akibat keterlambatan pertolongan ini, 27% kematian ibu disebabkan
oleh pendarahan pada masa nifas, disusul oleh eklampsia (23 %), infeksi (11%)
dan selebihnya karena penyebab lain (SDKI 2007; SKRT 2001).
Sekitar15%darisemuakehamilanakanmembutuhkanpelayanankebidananakibat
komplikasi yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Akan tetapi, pelayanan
kesehatan dasar yang menyangkut kebidanan darurat yang komprehensif hanya
ada di rumah sakit Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan rujukan. Puskesmas
yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan
masyarakat sering kali tidak dilengkapi dengan pelayanan kebidanan darurat yang
komprehensif. Pengabaian fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kebidanan
darurat yang komprehensif akan berdampak pada upaya penurunan kematian
ibu di Indonesia.
Tabel 1
Persentase jenis penyakit selama kehamilan, 2002
Masa Kehamilan Masa Persalinan Masa Nifas
Penyakit Penyakit Penyakit
Pucat 9,8 Partus Lama 9,2 Deman Tinggi 7,5
Deman Tinggi 5,4 Perdarahan 4,4 Perdarahan 1
Perdarahan 2,5 Kejang-kejang 0,2
Ederma 2,5
Hipertensi 0,9
Disuria 0,7
Jaundice 0,5
Kejang-kejang 0,3
Sumber : SDKI, 2002
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
Padatabel1diatasdilaporkanbahwajenispenyakityangseringdideritapadamasa
kehamilan, persalinan dan nifas, seperti partus lama (9,2%) dan infeksi (deman
dan deman tinggi=7,5%) berhubungan dengan jenis pertolongan dan tempat
persalinan. Persalinan dengan pertolongan dukun bayi sering kali berakibat pada
deman dan infeksi akibat tidak diikutinya prosedur kelahiran yang aman.
Angka Kematian Bayi dan Anak juga tidak jauh berbeda dengan Angka Kematian
Ibu (MMR). Berdasarkan Data SDKI 2007, Angka Kematian Bayi (IMR) masih
sebesar 34 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab utama dari kematian bayi adalah
tetanus neo partum (44,8%), ISPA ( 33,2%) dan selebihnya karena penyebab lain.
Sementara jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 15,6%
dari jumlah kelahiran. Penyebab utama dari BBLR adalah kekurangan gizi sebelum
dan selama masa kehamilan.
Selain persoalan kesehatan perempuan, bayi dan anak balita, penyakit lain yang
mengancam kelangsungan hidup masyarakat pedesaan pada usia produktif
adalah TBC. Pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, penyakit
TBC masih menduduki peringkat kedua penyebab kematian pada penduduk
kelompok usia 15-34 tahun. Peringkat yang sama juga terjadi pada kelompok
umur 35-44 tahun. Penyakit epidemik lainnya yang menunjukkan kecenderungan
meningkatkan kematian di berbagai wilayah di Indonesia pada tiga tahun terakhir
adalah malaria dan deman berdarah. Ironinya, banyak kasus TBC, malaria dan
deman berdarah yang tidak terdeteksi lebih dini karena kurangnya akses terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan serta biaya tes yang tinggi.
Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia
semakin kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, yang
dampaknya masih dirasakan sampai saat ini. Naiknya berbagai kebutuhan pokok
dan dihapusnya subsidi pelayanan kesehatan dan pendidikan akan semakin
mempersulit kehidupan masyarakat, terutama yang berada di pedesaan dengan
pendapatan di bawah $ 1 per hari.
Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia, tampak dari posisi kesehatan
masyarakat Indonesia yang menduduki ranking 63 dari 178 negara (Kompas,
2012). Kondisi ini bila tidak segera dilakukan upaya-upaya strategis akan semakin
memperburuk keadaan, dan akan berdampak serius dalam peningkatan kualitas
hidup masyarakat dalam jangka panjang.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
Faktor Determinan Kesehatan Reproduksi
Dalam ilmu kesehatan masyarakat kerangka pikir Hendrik L. Blum
menjadi dasar pemetaaan masalah kesehatan dan faktor-faktor determinan yang
mempengaruhinya. Masalah kesehatan terkait dengan derajat kesakitan yang
terdiri dari kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas). Determinan derajat
kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian
yaitu (1) genetika dan kependudukan (2) lingkungan kesehatan (3) perilaku
kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan.
DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan menunjuk pada suatu kondisi yang diukur pada kesakitan dan
kematian. Untuk mengetahui berapa besar derajat kesehatan angka kesakitan
digunakan perhitungan kuantitaif yaitu prevalensi dan insidens.
Prevalensi	 =	 jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya,
kalau dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah
100.000 penduduk maka angka prevalens di daerah tersebut pada
adalah 0.1%
Insidens	 =	 jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen),
misalnya, ada 50 orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama
1 bulan, maka insidens sakit daerah tersebut adalah 5%.
Perilaku Kesehatan
Lingkungan
kesehatan
Program dan Sarana
Pelayanan Kesehatan
Derajat Kesehatan:
Morbiditas dan
Mortalitas
Genetika
(keturunan)/Kependudukan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan
adalah:
1.	 CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar)
2.	 ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu)
3.	 IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB)
4.	 MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI)
5.	 DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang disebabkan
oleh penyakit tertentu)
Angka-angka tersebut dapat diperoleh melalui hasil penelitian besar atau
yang biasa dilakukan oleh BPS. Mengapa demikian, karena untuk menentukan
Angka Kematian Ibu misalnya, diperlukan angka pembagi yang sangat besar
yaitu 100.000 kelahiran, dan angka itu hanya diperoleh pada tingkat propinsi.
Permasalahannya adalah ketika diminta untuk menghitung (misal angka kematian)
di tingkat yang kecil wilayahnya seperti kabupaten, kecamatan atau bahkan desa.
Kalau ini menjadi keharusan maka yang dilakukan adalah menghitung jumlah
kematian secara absolut, artinya dihitung sejumlah yang ada. Untuk lebih melihat
ketajaman angka tersebut dan keperluan intervensi program maka dari jumlah
kematian tersebut dicari masing-masing penyebabnya.
Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi
Dalam melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi maka dapat digunakan
teknik ‘pohon masalah’ dengan beberapa langkah sebagai berikut:
Langkah I :
Carilah atau tentukan INTI MASALAH yang akan diatasi. Identifikasi inti masalah
diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah dilakukan lebih dahulu.
Misalnya inti masalah kesehatan adalah banyaknya kasus berat bayi lahir rendah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
(BBLR) di suatu daerah.
Langkah II:
Carilah PENYEBAB LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Gunakan kerangka
Blum tentang determinan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab langsung.
Misalnya kekurangan gizi saat hamil (perilaku kesehatan), kehamilan usia dini
(kependudukan) atau riwayat melahirkan lebih dari 4 kali (perilaku kesehatan).
Langkah III:
Carilah PENYEBAB TIDAK LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Sebagai contoh
dalam Diagram 4.1. pendidikan rendah dan keluarga miskin adalah penyebab
tidak langsung yang terkait determinan kependudukan; tidak mengikuti program
KB dan gagal KB penyebab tidak langsung yang terkait determinan pelayanan
kesehatan; menikah dini adalah determinan perilaku kesehatan.
Langkah IV:
Carilah AKIBAT dari inti masalah kesehatan. Dalam contoh diagram masalah,
akibat dari kasus BBLR adalah kematian bayi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
Diagram 4.1. Masalah BBLR
	
Keterangan:
: Penyebab langsung
: Penyebab tidak langsung
: Akibat dari inti masalah
Kualitas
pelayanan KBKeterbatasan
akses ke
posyandu/bidan
Akses pendidikan
terbatas
Pendidikan
rendah
Keluarga miskin
Tidak
mengikuti
program KB
Gagal KB
Menikah dini
Pantanga
n makan
saat
hamil
Jarak kehamilan
terlalu dekat;
kurang dari 2
tahun
Riwayat
melahirkan
lebih dari 4
kali
Kurang gizi
saat hamil
Kehamilan usia
dini
Banyaknya kasus
BBLR
Kematian bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia
sangat kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi yang dampaknya masih
dirasakan sampai saat ini. Oleh karenanya identifikasi masalah kesehatan perlu
mengjaki data data kuantitatif seperti jumlah kesakitan dan kematian ibu dan
anak, namun hal yang peting juga adalah data yang harus digali secara kualitatif
misalnya mengapa perempuan tidak mendapatkan akses dalam pendidikan atau
pelayanan kesehatan yang dapat digali dengan berbagai metode yang sudah
dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya.Nah hal ini perlu diigali agar masalah
kesehatan dapat terunagkap baik besarnya maslaah secara kuantitatif juga
kualitatifnya.
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya
kesakitan dan kematian yaitu, kecuali :
a.	 genetika dan kependudukan
b.	 lingkungan kesehatan
c.	 perilaku kesehatan
d.	 petugas kesehatan
2.	 Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan
adalah:
a.	 Case Fatality Rate
b.	ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu)
c.	 IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB)
d.	 MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI)
3.	 Jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen), misalnya, ada 50
orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama 1 bulan, maka insidens sakit
daerah tersebut adalah 5%, disebut dengan:
a.	 Insidens
b.	 Prevalens
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
c.	 Rate
d.	 Ratio
4.	 Tantangan terberat yang dihadapi Indonesia dalam mencapai sasaran MDGs
tahun 2015 di bidang kesehatan adalah kecuali :
a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah
b. Kondisi geografis
c. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada
tindakan kuratif daripada preventif dan promotif
d. prioritas masalah
5.	 Proses sistematis untuk melihat suatu keadaan atau masalah sosial secara
obyektif dengan menempatkannya dalam konteks sosial yang lebih luas,
dikenal sebagai:
a.	 Analsis Masalah
b.	 Pohon Masalah
c.	 Prioritas masalah
d.	 Rumusan Masalah
6.	 jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, kalau
dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah 100.000 penduduk
maka angka prevalens di daerah tersebut pada adalah 0.1%
a.	 Insidens
b.	 Prevalens
c.	 Ratio
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
d.	 Rate
7.	 Penyebab Tidak Langsung pada kasus BBLR tersebut, menurut kerngka bluum
adalah kecuali:
a.	 pendidikan rendah
b.	 tidak mengikuti program KB
c.	 menikah din
d.	 Anemia
8.	 Penyebab langsung pada kasus BBLR , dalam kerangka Blum adalah :
a.	 kekurangan gizi
b.	 menikah dini
c.	 Penghasilan rendah
d.	 Pendidikan dasar
9.	 Manfaat Analisis masalah adalah :
a.	 Membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan kunci
dalam suatu masyarakat
b.	 Menyingkirkan kaitan antar berbagai faktor sosial
c.	 Menggalo potensi yang ada utnuk kepentingan individu
d.	 Mengidentifikasi siapa yang memiliki akses untuk dimanfaatkan
10.	Akibat dari inti masalah kesehatan pada kasus BBLR adalah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
a.	 Jumlah BBLR
b.	 Kematian bayi.
c.	 Asfiksia
d.	 Hipotermi
•	 Buatlah diagram masalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
LANGSUNG dan TIDAK LANGSUNG dari satu masalah kesehatan reproduksi
dalam masyarakat!
•	 Identifikasilah faktor-faktor penyebab dengan menggunakan kerangka
Blum tentang determinan kesehatan reproduksi yaitu demografi/
kependudukan, lingkungan kesehatan, perilaku kesehatan dan program/
pelayanan kesehatan.
•	 Kemudian laporkan hasilnya secara tertulis
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas
yang Tanggap Gender dan Partisipatif
Kegiatan Belajar III
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, anda
diharapkan dapat membuat rencana layanan
kebidanan komunitas yang tanggap gender dan
partisipatif.
1.	 mendeskripsikan metode perencanaan
partisipatif tentang pelayanan kebidanan
komunitas yang tanggap (responsif) gender;
2.	 mengaplikasikan metode perencanaan
partisipatif tentang layanan kebidanan
komunitas yang tanggap (responsif) gender;
3.	 mengembangkan strategi dan langkah-
langkah perencanaan pelayanan kebidanan
yang sekaligus mampu mengembangkan
dan memberdayakan masyarakat;
4.	 memahami implementasi program/kegiatan
pelayanan kebidanan, berikut langkah-
langkah monitoring dan evaluasinya.
TUJUAN
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Pembelajaran Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
Anda diharapkan sudah melakukan analisis masalah, tahap pembelajartan
berikutnya adalah anda anda memasuki tahap perencanaan pelayanan kebidanan.
Perencanaan yang akan disusun berdasarakan kegiatan sebelumnya. Berbagai
program kesehatan sudah dikembangkan dan dijalankan di masyarakat, mulai
dari program kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk imunisasi, kesehatan
reproduksi remaja, program pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi dan Penyakit
Menular Seksual (ISR)/PMS, termasuk HIV/AIDS, dll. Namun demikian, sejumlah
program dikeluhkan masyarakat karena dianggap belum menjawab kebutuhan
masyarakat/komunitas. Bahkan, program dinilai belum tanggap/responsif
gender karena mengabaikan kecenderungan dimungkinkan adanya perbedaan
kondisi kesehatan antara laki dan perempuan. Misalnya, remaja perempuan
lebih cenderung terkena anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Kondisi
yang melatarbelakangi adalah adanya praktek budaya yang mentabukan jenis
makanan-makanan tertentu dikonsumsi perempuan, misalnya telur, ikan, buah,
dan lainnya. Padahal, asupan zat maupun kandungan mineral makanan tersebut
justru bermanfaat untuk perempuan, khususnya saat kehamilan dan menyusui.
Hal ini menunjukkan bagaimana praktik budaya makan dapat berdampak negatif
pada kesehatan reproduksi perempuan.
Dalam perancangan program,
ketidakmampuan mengindentifikasi
masalah dan kebutuhan secara tepat
akan berimplikasi pada ketidakjelasan
program. Hal ini terefleksi dari tujuan
program, kelompok sasaran (target
group), upaya pencapaian tujuan,
indikator capaian, serta sumber daya
yang dibutuhkan. Implikasinya,
program kurang berjalan efektif dan
kurang efisien, demikian pula capaian maupun keberlanjutannya (sustainabilitas).
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
Sebab itu, program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan
pendekatan partisipatif, yakni pendekatan yang menekankan pentingnya
keterlibatan warga/komunitas secara sukarela dalam upaya pembangunan
lingkungan,kehidupandandirimerekasendiri(Mikkelsen,2005;54). Dalamkonteks
ini, masyarakat bukan dipandang sebagai obyek (penerima) pembangunan, tetapi
lebih sebagai subyek (pelaku) aktif di semua tahapan siklus proyek pembangunan
dari penilaian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan dan
evaluasi program, bahkan keberlanjutannya.1
Dengan demikian, perencanaan
yang partisipatif dan juga responsif gender perlu menerapkan prinsip-prinsip:
mengutamakan masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat, dan melibatkan
perempuan.
Perencanaan Partisipatif
Di dalam era demokrasi dan desentralisasi seperti saat ini, tuntutan
masyarakatuntukterlibatdidalamprosespenyusunanperencanaanpembangunan
menjadi suatu keniscayaan. Ada beberapa asumsi yang mendorong partisipasi
masyarakat, yakni: Pertama, rakyatlah yang paling tahu kebutuhannya, karena
itu rakyat mempunyai hak untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan
pembangunandiwilayahlokalnya.Kedua,pendekatanpartisipatif dapatmenjamin
kepentingan dan ‘suara’ kelompok-kelompok yang selama ini tersisih atau marjinal
dalam pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan/monitoring terhadap
proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai penyimpangan
program, termasuk tidak tercapainya tujuan program.
Berangkat dari asumsi di atas, maka partisipasi yang efektif adalah yang mampu
menggerakan perubahan di masyarakat secara kolektif dan institusional,
bukan semata individual. Keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ sebagai
forum multistakeholder yang mempertemukan berbagai kelompok warga/
masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll) menjadi relevan dan signifikan
diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu mengakomodir berbagai
aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang sekaligus mengambil
keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi kebutuhan/kepentingan
1	 Tahap perencanaan mencakup: (i) identifikasi masalah dan akar/penyebabnya (analisis masalah), (ii)
identifikasi berbagai pilihan tindakan guna mengatasi masalah (analisis tujuan dan prioritas), (iii) identifikasi
pihak-pihak yang berkontribusi langsung maupun tidak langsung pada program (analisis stakeholders), (iv)
mengembangan matriks/disain program, termasuk berisi indikator capaian dan teknik/metode pemantauan-
evaluasi program, serta potensi keberlanjutan program.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
bersama.2
Lebih spesifiknya, melalui ‘forum warga’ diharapkan akan terbangun:
(i) kesadaran masyarakat akan perlunya mereka ikut terlibat dalam perencanaan
pembangunan atau pengembangan masyarakat; (ii) kesadaran bahwa perlu
suatu pengorganisasian sosial atas berbagai kelompok warga dalam merancang
dan menetapkan (memutuskan) program prioritas masyarakat; (iii) identitas
diri sebagai suatu kelompok kepentingan dan sama-sama terlibat dalam proses
perencanaan.
Dengandemikian,melaluiperencanaanprogramyangpartisipatif,makamasyarakat
didorong bukan hanya mampu menyuarakan kepentingan/kebutuhannya,
tetapi juga mampu mengorganisir diri secara kolektif untuk terlibat mulai dari
penelusuran kebutuhan hingga monitoring dan evaluasi program. 3
Untuk itu
pengembangan program selain membutuhkan kesiapan pengelola program
secara organisasional/institusional, juga penguatan kapasitas masyarakat sebagai
bagian dari stakeholders. Kapasitas masyarakat ini bisa terindikasi dari tangga
ataupun tingkat partisipasinya.
Berbagai paparan di atas menunjukkan bahwa perencanaan program yang
partisipatif merupakan upaya pengembangan masyarakat karena berupaya
membangun atau memperkuat struktur masyarakat atau komunitas agar menjadi
suatu entitas yang otonom dan bisa menyelenggarakan kehidupannya serta
melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia (human needs)”. Artinya,
pengembangan masyarakat merupakan upaya penguatan kapasitas masyarakat
sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini dilakukan
juga upaya pemberdayaan (empowerment) masyarakat agar mereka dapat
melakukan perubahan (transformasi) baik dalam aspek ekonomi,sosial budaya,
bahkan teknologi.
Berkenaan dengan pengembangan kapasitas masyarakat, dapat dilihat dari tiga
tingkatan/ dimensi, yakni:
1.	 Dimensi Kapasitas Sistem
Pengembangan kapasitas sistem bisa merujuk pada perencanaan berkala
yang terpadu dan berkesinambungan, yang dirumuskan secara objektif,
terarah, dan sesuai kebijakan normatif yang menjadi rujukan bersama.
3	 Direktorat Politik dan Komunikasi, BAPPENAS, “Pelembagaan Partisipasi Politik
Masyarakat dalam Penyusunan Kebijakan Publik”, Laporan Penelitian, 2008, hal 1-2.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
2.	 Dimensi Kapasitas Institusi
Pengembangan kapasitas institusi yang mampu memfasilitasi proses
perencanaan secara jelas dan konsisten. Untuk itu perlu struktur
pengorganisasian yang jelas, termasuk penjabaran tugas dan fungsi dari
masing-masing pelaku/aktor yang terlibat, mekanisme koordinasi, serta
evaluasi kinerja dan monitoring dampak untuk menilai efektifitas, efisiensi,
dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) jalannya program pelayanan
masyarakat
3.	 Dimensi Kapasitas Individu
Pengembangan kapasitas individu akan mencakup: (a) Keterampilan
perencanaan (kemampuan atau kapasitas melakukan analisis situasi
hingga monitoring evaluasi), (b) Keterampilan manajerial, yakni
kapasitas memfasilitasi, memoderasi dan mengkoordinir semua pelaku
dan kepentingan ke dalam suatu proses perencanaan yang teratur (c)
Keterampilansosialyaknikapasitasdalammembangunprosesdialogisyang
konstruktif dalam rangka membangun kebersamaan dalam keberagaman
kepentingan untuk menghasilkan produk perencanaan yang mampu
mengakomodir kepentingan dari bawah. Selain itu, diperlukan kapasitas
atau kemampuan mensosialisasikan peluang, hambatan, keberhasilan
dalam implementasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi.
Dimensi-dimensi di atas juga bisa mengindikasikan level dan bentuk perubahan/
dampak dari program. Misalnya program nutrisi ibu Hamil, pada dasarnya
capaian program bukan hanya adanya perubahan pada sikap dan perilaku sehat
di level individual, namun juga diharapkan ada perubahan pada level institusional
(keluarga, agama, dll). Pada konteks tertentu diharapkan terjadi perubahan pada
kebijakan dan strateginya.
Berkenaan dengan perencanaan partisipatif, pada dasarnya tujuannya tidak
memberdayakan masyarakat, tetapi juga pengelola program. Artinya, pengelola
program perlu membangun kapasitas organisasional maupun individual dalam
merancang, mengimplementasi, dan memonitor serta mengevaluasi jalannya
program. Lebih dari itu, juga dibutuhkan kemampuan kerjasama/kordinasi antar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
berbagai pihak/stakeholders, yang dilandasi kuatnya komitmen masing-masing
pihak demi tujuan yang sama, yakni layanan publik yang berkualitas. Dengan
demikian dibutuhkan tim kerja yang solid diantara pengelola program (misalnya
antara kader posyandu dengan Bidan).
Tidak hanya itu, aspek terpenting adalah perlunya terbangun koordinasi atau
kerjasama antara warga dan organisasi/institusi pengelola program. Berkenaan
dengan keberhasilan sinergi atau kerjasama ini, menurut Ostrom (1996), ada
beberapa kondisi yang menjadi prasyarat, yakni: (1) ada tidak kebijakan, (2) besar
kecilnya komitmen stakeholders, dan (3) ada tidaknya pendorong partisipasi
stakeholders baik secara internal dan eksternal, termasuk ada tidaknya sistem
komunikasi dan sistem insentif-disinsentif dalam pengelolaan program.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
Demikian materi mengenai perencanaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa
penyusunan perencaan kegiatan dalam ekbidanan komunitas harus melibatkan
stake holder dan masyarakat setempat agar masalah yang ada sesuai dengan
kevutuhan masyarakat, dalam pemecahan masalahnya pun masayarakat terus
mengawal dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada sehingga indicator
yang ingin diicapai serta keberlangsungan kegiatan dapat terus dipertahankan.
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
47
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Penyusunan perencanaan pelayanan kebidanan perlu mempertimbangkan hal
hal berikut ini kecuali :
a.	 Kebutuhan program
b.	 kelompok sasaran (target group)
c.	 indikator capaian
d.	 sustainabilitas
2.	 Perencanaan partisipatif bersama masyarakat bertujuan untuk :
a.	 Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan perlunya mereka ikut terlibat
dalam perencanaan pembangunan atau pengembangan masyarakat
b.	 kesadaran bahwa tidak diperlukan suatu pengorganisasian sosial atas
berbagai kelompok warga dalam merancang dan menetapkan prioritas
c.	 identitas kelompok kepentingan dan sama-sama tidak terlibat dalam
proses perencanaan.
d.	 Penyusunan prioritas dalam dilakukan sesuai kebutuhan kelompok tertentu
3.	Pengembangan kapasitas masyarakat dalam perencanaan dilihat dari tiga
tingkatan/ dimensi, yakni, kecuali :
a.	 Dimensi Kapasitas Sistem
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
b.	 Dimensi Kapasitas Institusi
c.	 Dimensi Kapasitas Individu
d.	 Dimensi Kapasitas Pelayanan
4.	 Beberapa kondisi yang menjadi prasyarat keberhasilan sinergi atau kerjasama
dalam perencanaan yakni:
a.	 ada tidak kebijakan
b.	 besar kecilnya komitmen stakeholders
c.	 ada tidaknya pendorong partisipasi stakeholders baik secara internal dan
eksternal
d.	 Individu
5.	 Kegiatan atau program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan
pendekatan bukan partisipatif, yakni dengan :
a. pendekatan yang menekankan keterlibatan warga
b. secara sukarela
c. kehidupan dan diri mereka sendiri
d. Masyarakat dipandang sebagai obyek pembangunan
6.	 Tidakdiperlukandalamkoordinasiataukerjasamaantarawargadanorganisasi/
institusi pengelola program, dengan prasyarat yaitu :
a. adanya kebijakan
b. adanya komitmen
c. adanya Tempat pertemuan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
49
d. adanya sistem komunikasi dalam program.
7.	 Dalam perencanaan, pengembangan kapasitas individu :
a. Keterampilan perencanaan
b. kebijakan normatif yang menjadi rujukan bersama.
c. struktur pengorganisasian yang jelas
d. mekanisme koordinasi, serta evaluasi kinerja
8.	 Perencanaan program yang partisipatif bermakna :
a.	 Pengembangan masyarakat yang dependent
b.	 Membangun dan memperkuat struktur masyarakat
c.	 Pemenuhan kebutuhan manusia
d.	 Pemberdayaan masyarakat .
9.	 Partisipasi yang efektif bermakna, kecuali :
a.	 Menggerakan perubahan di masyarakat
b.	 Semata individual
c.	 mempertemukan berbagai kelompok warga
d.	 Keberadaan wadah seperti ‘forum warga’
10.		Tidak termasuk Perencanaan yang partisipatif bertujuan :
a.	 mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan warga
b.	 mengambil keputusan tentang program/kebijakan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
c.	 membangun kesadaran masyarakat bahwa mereka tidak ikut terlibat
d.	 kesadaran untuk suatu pengorganisasian sosial
Lakukanlah perencanaan pelayanan kebidanan yang partisipatif dengan
melibatkan masyarakat dengan menggunakan table berikut :
Masalah
Perencanaan
Level Individu Level Keluarga Level Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
51
Monitoring dan Evaluasi yang Tanggap
Gender dalam Kebidanan Komunitas
Kegiatan Belajar IV
Setelah mempelajari KB ini anda diharapkan dapat
melakukan monitoring dan evaluasi yang tanggap
gender dalam kebidanan komunitas
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
	 Layaknya sebuah kegiatan yang baik, tentu harus diiringi dengan kegiatan
pemnatauanterhadapkegitanyangsedangdijalankan.Untukmelihatketercapaian
program dengan tujuan yang diharapkan, sehingga bidan dapat melakukan
upaya upaya koreksi terhadap penyimpangan dan menilai pencapaian tujuan
berdasarkan indicator indicator yang ingin dicapai.
Monitoring dan Evaluasi yang Tanggap Gender
Apakah perbedaan monitoring dan evaluasi? Jalannya dan capaian
program bisa dipantau dan atau dievaluasi. Evaluasi sebagai salah satu dari fungsi
manajemen bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
suatu perencanaan, sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil
pelaksanaan dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu perencanaan. Tujuan utama dari penilaian/evaluasi adalah
agar hasil penilaian tersebut dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan
selanjutnya.
Kegiatan monitoring maupun evaluasi dapat dilakukan secara partisipatori,
misalnya melalui pertemuan berkala yang melibatkan seluruh stakeholders,
bukan penerima program langsung dan pengelola program/proyek. Merupakan
hal yang penting bahwa perempuan (dan anak perempuan) berpartisipasi secara
setara dan aktif dalam pertemuan-pertemuan tersebut dan terlibat dalam
diskusi-diskusinya. Pengelola program/proyek wajib mengembangkan metode
pengumpulan dan analisis data terpilah untuk kegiatan monev. Selain itu,
sangat penting untuk merumuskan indikator gender tambahan untuk mengukur
perubahan-perubahan posisi dan peran perempuan (dan anak perempuan) dan
laki-laki (dan anak laki-laki). Lantas apa perbedaan antara monitoring dengan
evaluasi? Tuliskan jawaban anda pada kotak berikut:
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
53
Sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini.
MONITORING
Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik untuk
tindakan korektif. Pemantauan ini dilakukan secara sistematis yang bersifat
periodik dan berkesinambung an untuk mengetahui sedini mungkin apakah
pelaksanaan program sesuai atau menyimpang dari rencana awal dengan
memanfaatkan sekumpulan indikator terpilih.
Tujuan monitoring adalah untuk menjawab dua pertanyaan penting, yakni:
1.	 Apakah program telah mencapai populasi atau target yang diinginkan
2.	 Apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang direncanakan
Manfaat monitoring adalah:
1.	 Mengenali masalah program sedini mungkin,
2.	 Melakukan perbandingan antar lokasi/tempat,
3.	 Menilai trend status situasi tertentu, sehingga dapat diambil tindakan-
tindakan korektif.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
EVALUASI
Menilai hasil program (outcomes) untuk perbaikan program selanjutnya
Evaluasi merupakan proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi
organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan
dengan tujuan/harapan/target yang ingin dicapai.
Tujuan Evaluasi adalah untuk menjawab:
1.	 Pencapaian tujuan,
2.	 Pengaruh program,
3.	 Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan,
4.	 Penilaian program berdasar keberhasilan dan kegagalan.
Manfaat Evaluasi, yaitu:
1.	 Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah
tercapai
2.	 Memberikan motivasi pada seseorang untuk bertindak
3.	 Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan yang
diperlukan
4.	 Membantu menguji asumsi mengenai strategi dan sasaran sehingga manajer
program dapat memikirkan kembali strategi yang tepat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
55
Prosespenilaianapakahtujuansudahtercapaiataubelum,kitaharusmemantaunya
dalam kegiatan monitoring sehingga upaya koreksi dapat dilakukan sedini
mungkin. Sedangkan untuk melihat keberhasilan kegiatan atau program serta
dampaknyakita dapat melakukan kegiatan evaluasi.
Agar lebih memahami kedua perbedaan tentang monitoring dan evaluasi,
sebaiknya anda kerjakan tugas berikut ini.
Setelah anda menyusun perencanaan dan indikatornya, hal hal apa yang akan
anda monitor dan evaluasi terhadap masalah dalam kebidanan komunitas?
(SESUAI DENGAN JUDUL TAMBAHKAN URAIAN TENTANG
Tugas
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
1.	 Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik untuk
tindakan korektif, disebut sebagai
a. Monitoring
b.	Evaluasi
c.	Supervisi
d.	Transisi
2.	 Proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan
cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/
harapan/target yang ingin dicapai.
a.	 Monitoring
b.	 Evaluasi
c.	 Supervisi
d.	 Transisi
3.	 Tujuan Evaluasi adalah untuk menjawab, kecuali :
a.	 Pencapaian tujuan,
b.	 Pengaruh program,
c.	 Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan,
d.	 Penilaian berdasar laporan
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
57
4.	Tidak termasuk manfaat Evaluasi, yaitu:
a.	 Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah
tercapai
b.	 Memberikan motivasi pada seseorang untuk menurunkan kinerja
c.	 Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan
d.	 Membantu menguji asumsi mengenai strategi sehingga dapat
memilihstrategi yang tepat
5.	Manfaat monitoring adalah, kecuali:
a.	 Mengenali masalah program sedini mungkin,
b.	 Melakukan perbandingan antar lokasi/tempat,
c.	 Menilai trend status situasi sehingga dapat diambil tindakan korektif
d.	 Menyesali program program yang dikembangkan
6.	 Tujuan monitoring adalah untuk menjawab pertanyaan penting, yakni:
a.	 Apakah program telah mencapai populasi atau target yang diinginkan
b.	 Apakah pelaksanaan program tidak sesuai dengan yang direncanakan
c.	 Pengaruh program,
d.	 Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan
7.	 Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu perencanaan dalam evaluasi adalah
a. mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan
b.	 dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
c.	 dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan selanjutnya.
d.	 Dampak yang tidak diharapkan
8.	 Tidak termasuk manfaat Evaluasi, yaitu:
a.	 Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah
tercapai
b.	 Memberikan motivasi pada seseorang untuk menurunkan kinerja
c.	 Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan
d.	 Membantu menguji asumsi mengenai strategi sehingga dapat
memilihstrategi yang tepat
9.	 Proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan
cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/
harapan/target yang ingin dicapai.
a.	 Monitoring
b.	 Evaluasi
c.	 Supervisi
d.	 Transisi
10.	Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu perencanaan dalam evaluasi adalah
a.	 mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan,
b.	 dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima,
c.	 dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan selanjutnya.
d.	 Dampak yang tidak diharapkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
59
	 Selamat Anda telah berhasil mempelajari Modul ini. Dari modul ini Anda telah
mempelajari Analisis Situasi Kesehatan Secara Partisipatif yang dipergunakan
untuk melibatkan masyarakat secara aktif, melalui : 1) Melakukan analisis situasi
kesehatan, 2) Membuat Bagan Perubahan dan Kecenderungan, 3) Penelusuran
desa (TransecT), 4) Rangking/perinkat Kekayaan dan kesejahteraan, 5) pengkajian
Lembaga Desa, 6) Pengkajian kalender Musim. Data data ini selanjutnya diolah
dalam Analisis Masalah dalam kebidanan Komunitas bersama sama dengan
masyarakat. Masalah dan prioritas yang telah ditentukan dipecahkan melalui
perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang tanggap Gender dan
Partisipatif. Langkah selanjutnya adalah Monitoring dan Evaluasi untuk memantau
keberhasilan program berdasarkan tujuan dan indicator indicator yang telah
ditentukan.
	 Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah
menguasai seluruh materi yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari
sekali lagi, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Jika sudah
bersegeralah menghubungi dosen yang mengampu mata kuliah ini untuk
meminta tes akhir modul.
								
Selamat dan sukses selalu
Penutup
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
YPKP dan Pusdiknakes , 2010, Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM
dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Dr. Syahlan, SKM. Kebidanan Komunitas. Jakarta
Daftar Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
61
KUNCI JAWABAN KEGIATAN 1
1.D
2. B
3. B
4. C
5. A
6. D
7. D
8. C
9. D
10. B
KUNCI JAWABAN KB 2
1.	 D
2.	 A
3.	 A
4.	 D
5.	 A
6.	 B
7.	 D
8.	 A
9.	 A
10.	B
Kunci Jawaban
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
62
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
KEGIATAN 3
1.	A
2.	A
3.	D
4.	D
5.	D
6.	C
7.	A
8.	B
9.	B
10.	 C
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
KEGIATAN 4
1.	 A
2.	 B
3.	 D
4.	 B
5.	 D
6.	 A
7.	 D
8.	 B
9.	 A
10.	D
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
63
Waktu: 90 menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas
1.	 Sebutkanlah Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan secara
Partisipatif !
2.	 Kemukakan Tujuan dari kajian sejarah desa dalam analisis situasi kebidanan
komunitas
3.	 Berikan 3 penjelasan atau asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat
dalam pebangunan pelayanan kebidanan saat ini !
4.	 menurut anda, mengapa dalam menyusun perencanaan kegiatan harus
dilakukan secara partisipatif debgan masyarakat?
5.	 Jelaskan Tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran
MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan di Indonesia
6.	 Kemukakan perbedaan anatara monitoring dan evaluasi dalam pelayanan
kebidanan secara partisipatif
7.	 Jelaskan Pengembangan kapasitas masyarakat berdasarakan tiga
tingkatan/ dimensi!
8.	 Menurut anda, keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ di masyarakat
sangat penting. Hal ini bertujuan untuk?
9.	 Merumuskan masalah dalam kebidanan komunitas mengacu pada
kerangka Bloom terdapat 4 hal. Jelaskan
10.	Sebutkan 5 Indikator kuantitatif yang biasa digunakan untuk mengukur
angka kematian
Tes Akhir Modul
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
64
1.	 Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan secara Partisipatif
a.	 PENELUSURAN SEJARAH DESA
b.	 PEMBUATAN BAGAN PERUBAHAN DAN KECENDERUNGAN
c.	 PEMBUATAN KALENDER MUSIM
d.	 PEMBUATAN PETA DESA
e.	 PENGKAJIAN LEMBAGA DESA (DIAGRAM VENN)
f.	 PENELUSURAN LOKASI/DESA (TRANSECT)
g.	 RANKING/PERINGKAT KEKAYAAN DAN KESEJAHTERAAN
h.	 WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
2. Tujuan dari kajian sejarah desa adalah:
a. Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang
keadaan mereka di masa kini, dengan mengkaji latar belakang masa lalu.
b.	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang
terjadi di masyarakat dan masalah yang terjadi karena perubahan serta
bagaimana solusinya.
c.	 Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara
berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.
3. Asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat, yakni: Pertama, rakyatlah
yang paling tahu kebutuhannya, karena itu rakyat mempunyai hak untuk
mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan pembangunan di wilayah
lokalnya. Kedua, pendekatan partisipatif dapat menjamin kepentingan dan
Kunci Jawaban Tes Akhir Modul
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
65
‘suara’ kelompok-kelompok yang selama ini tersisih atau marjinal dalam
pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan/monitoring terhadap
proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai penyimpangan
program, termasuk tidak tercapainya tujuan program.
4. 	 Tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran MDGs tahun
2015 di bidang kesehatan di Indonesia adalah:
1)	Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga
menjadi kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang
layak.
2),	Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit
dijangkau oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi
kesiapan penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan).
3)	 Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada
tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari
prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi.
Dalam perancangan program, ketidakmampuan mengindentifikasi
masalah dan kebutuhan secara tepat akan berimplikasi pada ketidakjelasan
program.
5.	Alasan program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan
pendekatan partisipatif, adalah agar tujuan program, kelompok sasaran
(target group), upaya pencapaian tujuan, indikator capaian, serta sumber daya
yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi masyarakat sehingga. Implikasinya,
program dapat berjalan efektif dan efisien, demikian pula capaian maupun
keberlanjutannya (sustainabilitas).
6. Perbedaan Monitoring dan evaluasi
Monitoring : Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik
untuk tindakan korektif.
Pemantauan ini dilakukan secara sistematis yang bersifat periodik dan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
66
berkesinambungan untuk mengetahui sedini mungkin apakah pelaksanaan
program sesuai atau menyimpang dari rencana awal dengan memanfaatkan
sekumpulan indikator terpilih.
EVALUASI
Menilai hasil program (outcomes) untuk perbaikan program selanjutnya
Evaluasi merupakan proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi
organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan
dengan tujuan/harapan/target yang ingin dicapai.
Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama
ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah
determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang
mendapat prioritas.
7.	Pengembangan kapasitas masyarakat dalam kebidanan komunitas, dapat
dilihat dari tiga tingkatan/ dimensi, yakni:
1.	 Dimensi Kapasitas Sistem
Merujuk pada perencanaan berkala yang terpadu dan berkesinambungan,
yang dirumuskan secara objektif, terarah, dan sesuai kebijakan normatif
yang menjadi rujukan bersama.
2.	 Dimensi Kapasitas Institusi
Bertujuan untuk memfasilitasi proses perencanaan secara jelas dan
konsisten. Untuk itu perlu struktur pengorganisasian yang jelas, termasuk
penjabarantugasdanfungsi darimasing-masingpelaku/aktoryangterlibat,
mekanisme koordinasi, serta evaluasi kinerja dan monitoring dampak
untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas (pertanggungjawaban)
jalannya program pelayanan masyarakat
3.	 Dimensi Kapasitas Individu
Pengembangankapasitasindividumencakup:(a)Keterampilanperencanaan
(kemampuan atau kapasitas melakukan analisis situasi hingga monitoring
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
67
evaluasi), (b) Keterampilan manajerial, yakni kapasitas memfasilitasi,
memoderasi dan mengkoordinir semua pelaku dan kepentingan ke dalam
suatu proses perencanaan yang teratur (c) Keterampilan sosial yakni
kapasitas dalam membangun proses dialogis yang konstruktif dalam
rangka membangun kebersamaan dalam keberagaman kepentingan
untuk menghasilkan produk perencanaan yang mampu mengakomodir
kepentingan dari bawah.
8.	 Tujuan forum warga adalah mempertemukan berbagai kelompok warga/
masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll) menjadi relevan dan signifikan
diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu mengakomodir
berbagai aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang sekaligus
mengambil keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi
kebutuhan/kepentingan bersama.Melalui ini harapkan akan terbangun: (i)
kesadaranmasyarakatakanperlunyamerekaikutterlibatdalamperencanaan
pembangunan atau pengembangan masyarakat; (ii) kesadaran bahwa
perlu suatu pengorganisasian sosial atas berbagai kelompok warga dalam
merancang dan menetapkan (memutuskan) program prioritas masyarakat;
(iii) identitas diri sebagai suatu kelompok kepentingan dan sama-sama
terlibat dalam proses perencanaan.
9.	 Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya
kesakitan dan kematian yaitu (1) genetika dan kependudukan(2) lingkungan
kesehatan (3) perilaku kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan.
10.	 Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa
digunakan adalah:
•	 CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar)
•	 ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur
tertentu)
•	 IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB)
•	 MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI)
•	 DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang
disebabkan oleh penyakit tertentu)

More Related Content

What's hot

Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix okdesiaulia7
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanalia lia
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahMaya Nurhayati
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasyessipriskila
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptmartaagustinasirait
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,pjj_kemenkes
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupansyarifah irmadani
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiRetnoWulan32
 
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdfKesgaGiziPayakumbuh
 

What's hot (20)

Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
Ppt molahidatidosa
Ppt molahidatidosaPpt molahidatidosa
Ppt molahidatidosa
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitas
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
 
Metode kangguru
Metode kangguruMetode kangguru
Metode kangguru
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
6 Arietta-Cara Pengisian Buku KIA 2021-150922.15.00.pdf
 

Viewers also liked

Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Panduan Praktikum Role Play
Panduan Praktikum Role PlayPanduan Praktikum Role Play
Panduan Praktikum Role Playpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Modul 4 etikologial
Modul 4 etikologialModul 4 etikologial
Modul 4 etikologialpjj_kemenkes
 
Modul 1 etikolegal
Modul 1 etikolegalModul 1 etikolegal
Modul 1 etikolegalpjj_kemenkes
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanwidya lestari
 
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitasModul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitaspjj_kemenkes
 
Modul 3 etikolegal
Modul 3 etikolegalModul 3 etikolegal
Modul 3 etikolegalpjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
 
Panduan Praktikum Role Play
Panduan Praktikum Role PlayPanduan Praktikum Role Play
Panduan Praktikum Role Play
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
 
Modul 4 etikologial
Modul 4 etikologialModul 4 etikologial
Modul 4 etikologial
 
Modul 1 etikolegal
Modul 1 etikolegalModul 1 etikolegal
Modul 1 etikolegal
 
Asuhan kebidanan keluarga
Asuhan kebidanan keluargaAsuhan kebidanan keluarga
Asuhan kebidanan keluarga
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
 
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitasModul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
Modul 1 kb 1 konsep kebidanan, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
 
Modul 3 etikolegal
Modul 3 etikolegalModul 3 etikolegal
Modul 3 etikolegal
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 

Similar to Modul 2 Praktik Kebid III

KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia SekolahKB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolahpjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
 
3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitas3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitaspjj_kemenkes
 
KB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Remaja
KB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus RemajaKB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Remaja
KB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Remajapjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...pjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalpjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...pjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmpjj_kemenkes
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
 
Panduan komunitas
Panduan komunitas Panduan komunitas
Panduan komunitas heri stks
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kpjj_kemenkes
 
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus PekerjaKB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerjapjj_kemenkes
 
Modul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasiModul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasipjj_kemenkes
 
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitasKb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitaspjj_kemenkes
 
Praktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 PosyanduPraktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 Posyandupjj_kemenkes
 

Similar to Modul 2 Praktik Kebid III (20)

KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia SekolahKB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
KB 2 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Usia Sekolah
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
 
3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitas3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitas
 
KB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Remaja
KB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus RemajaKB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Remaja
KB 3 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Remaja
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
 
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
 
Panduan komunitas
Panduan komunitas Panduan komunitas
Panduan komunitas
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
 
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus PekerjaKB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
 
Rps komunitas 2
Rps komunitas 2Rps komunitas 2
Rps komunitas 2
 
RPS GERONTIK (1).pdf
RPS GERONTIK (1).pdfRPS GERONTIK (1).pdf
RPS GERONTIK (1).pdf
 
Modul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasiModul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasi
 
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitasKb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
Kb 2 peran dan fungsi perawat komunitas
 
Praktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 PosyanduPraktikum 3 Posyandu
Praktikum 3 Posyandu
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Rps komunitas 1
Rps komunitas 1Rps komunitas 1
Rps komunitas 1
 

More from pjj_kemenkes

PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan ipjj_kemenkes
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iipjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha ipjj_kemenkes
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiipjj_kemenkes
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahan
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (20)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Modul 2 Praktik Kebid III

  • 1.
  • 2. Modul 11 Praktik Asuhan Kebidanan Di Komunitas Penulis: Yulinda, S.ST., M. PH Editor: Drs. Waldopo, M. Pd PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013 Hak cipta © Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2013
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Daftar Isi Cover Daftar Isi 1 Daftar Istilah 3 Pendahuluan 4 Rasional dan deskripsi singkat 4 Relevansi 4 Petunjuk Belajar 5 Kegiatan Belajar 1: Analisis Situasi Kesehatan Secara Partisipatif 7 Tujuan Pembelajaran 7 Pokok Pokok Materi 7 Uraian Materi 8 Test 22 Tugas 25 Kegiatan Belajar 2: Analisis Masalah dalam kebidanan Komunitas 26 Tujuan Pembelajaran 26 Pokok Pokok Materi 26 Uraian Materi 27 Test 36
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Tugas 39 Kegiatan Belajar 3: Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang tanggap Gender dan Partisipatif 40 Tujuan Pembelajaran 40 Pokok Pokok Materi 40 Uraian Materi 41 Test 47 Tugas 50 Kegiatan Belajar 4: Monitoring dan Evaluasi 51 Tujuan Pembelajaran 51 Pokok Pokok Materi 51 Uraian Materi 52 Tugas 55 Test 56 Penutup 59 Daftar Pustaka 60 Kunci Jawaban 61 Test Akhir 63
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 MDGs Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Milenium merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dengan target adalahtercapaikesejahteraanrakyatdanpembangunan masyarakat pada 2015. AKI AngkaKematianIbuyaitujumlahkematianibupertahun dibagi jumlah kelahiran hidup AKB Angka Kematian Bayi yaitu jumlah kematian bayi pertahun dibagi jumlah kelahiran hidup Daftar Istilah
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Rekan rekan mahasiswa, selamat anda telah berhasil menyelesaikan modul ke sepuluh, sehingga anda diperkenankan mempelajari modul yang ke Sebelas. Modul yang anda pelajari ini berjudul Asuhan kebidanan di komunitas. Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami tentang asuhan kebidanan di komunitas. Untuk mencapai tujuan tersebut anda diharapkan dapat (1) menjelaskan dan melaksanakan analisis situasi kesehatan, (2) melaksanakan Analisis masalah kebidanan komunitas, (3) menyusun perencanaan partisipatif dalam kebidanan komunitas, dan (4) melakukan monitoring dan evaluasi asuhan kebidanan di komunitas. Sebagaimana anda ketahui bahwa angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini merupakan momok terbesar bagi seorang bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup serta Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Kompetensi ini sangat penting dalam melakukan tugas sebagai bidan yang bekerja di komunitas. Dengan memiliki kemampuan ini anda dapat melakukan tugas sebagai bidan dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan pembangunan kesehatan di masyarakat. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai berikut: a. Kegiatan Belajar 1 : Analisis situasi kesehatan b. Kegiatan Belajar 2 : Analsis Masalah dalam kebdianan Komunitas Pendahuluan
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 c. Kegiatan Belajar 3 : Perencanaan partisipatif dalam kebidanan komunitas d. Kegiatan belajar 4 : Monitoring dan evaluasi Proses pembelajaran untuk materi kebidanna komunitas, dapat berjalan dengan lancar apabila Anda mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut: Petunjuk Belajar Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul ini. 2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB) 1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. 3) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini. 4) Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya. 5) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 90 menit. 6) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari dari buku-buku, koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang asuhan kebidanan di komunitas 7) Untuk lebih memudahkan lagi memahami modul ini, amati bagaiaman pelaksanaan pelananan di sekitar anda 8) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. 9) Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas 10) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini. 11) Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya. Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan yang Maha kuasa Allah Swt agar Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini, sehingga dapat berhasil dengan baik.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Kegiatan Belajar I Setelah mempelajari KB ini, anda diharapkan dapat Melakukan analisis situasi kesehatan. TUJUAN Pembelajaran Umum 1. Melakukan penelusuran desa (transect), 2. Membuatan bagan perubahan dan kecenderungan, 3. Membuatan kalender mudim, 4. Membuat peta desa, 5. Membuat diagram venn 6. Menyusun rangking kesejahteraan, dan 7. Melakukan wawancara semi tersetruktur TUJUAN Pembelajaran Khusus
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Pelayanan kebidanan yang diberikan oleh Bidan dapat masyarakat, oleh karenanya sebelum pelayanan kesehatan, bidan harus melakukan analisis masalah kesehatan dalam suatu masyarakat. Langkah ini penting untuk mendapatkan gambaran tentang situasi kesehatan masyarakatdilakukan di institusi dan di luar institusi. Pelayanan yang dilakukan di luar institusi pelayanan kesehatan dapat dilakukan dalam setting komunitas atau di rumah klien. Peran bidan dalam pelayanan kebidanan di komunitas sangat terkait dengan sistem/pranata sosial di masyarakat agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam realitanya seorang bidan sangat dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat Alat dan Bahan Beberapa alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan Analsis situasi kesehatan secara partisipatif adalah : 1. Kertas/Papan/Alas yang dapat digunakan untuk menggambar lokasi wilayah desa 2. Alat tulis/ 3. Gambar Penanda/simbol Pernahkah anda berjalan jalan mengelilingi desa untuk mengetahui kondisi desa anda? Apa saja yang anda amati saat berkeliling tersebut? Nah, sekarang coba anda cocokkan apakah langkah langkahnya sesuai dengan tehnik tehnik berikut ini. Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang Partisipatif 1. PENELUSURAN SEJARAH DESA Teknik ini dipergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat di Uraian Materi
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 suatu lokasi tertentu berdasarkan penuturan masyarakat sendiri. Tujuan kajian sejarah desa : • Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang keadaan mereka di masa kini, dengan mengkaji latar belakang masa lalu. • Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan masalah yang terjadi karena perubahan serta bagaimana solusinya. • Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka. Manfaat kajian sejarah desa : • Bagi orang dalam: memiliki potensi untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan keberadaan dirinya . • Bagi orang luar: memberikan pemahaman dan wawasan tentang masyarakat tersebut. • Undanglah masyarakat di Tempat Musyawarah • Siapkan alat dan bahan yang diperlukan • Kajilah Sejarah terbentuknya pemukiman, asal usul penduduk, perkembangan jumlah penduduk, dan berbagai peristiwa yang berkenaan dengan itu. • Lakukan Identifkasi Keberadaan dan pengelolaan sumber daya alam. • Identifikasi Perubahan-perubahan dalam status pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan tanah. • Identifikasi Pengenalan dan penanaman jenis tanaman baru, dan penerapan teknologi lainnya. • IdentFikasi Terjadinya wabah penyakit. • Identifikasi Tanggapan masyarakat atas berbagai masukan dan kegiatan pembinaan yang telah dilakukan serta masalah-masalah yang dihadapi dan
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 berbagai alternatif pemecahannya, pengalaman masyarakat dalam mengatasi masalah tersebut. • Lakukan pengkajian terhadap Pembangunan sarana dan prasarana penunjang (jalan, sekolah, saluran irigasi, puskesmas, dan lain-lain). • IdentiKasi Sejarah organisasi desa dan sistem pengorganisasian tersebut • Catatlah data data yang telah terkumpul 2. PEMBUATAN KALENDER MUSIM Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan yang terjadi berulang dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu dituangkan dalam kalender kegiatan atau keadaan-keadaan dalam jarak waktu 1 tahun musim (12 bulan). Jenis informasi kajian: • Penanggalan atau sistem kalender yang dipakai oleh masyarakat. • Iklim, cuaca, hujan, ketersediaan air. • Musim kerja ke kota pada masa paceklik. • Kesehatan (musim wabah penyakit) dan kebersihan lingkungan. • Pola pengeluaran (konsumsi, produksi, investasi). • Kegiatan sosial, adat, agama dsb. Tujuan kajian kalender musim: • Mengetahui kegiatan mereka sepanjang tahun. • Mengetahui profil kegiatan masyarakat. Manfaat kajian kalender musim: • Mendapatkan gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 kerja masyarakat memunculkan berbagai pemikiran tentang keadaan usaha mereka sendiri terutama usaha pertanian. • Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan untuk perencanaan program. • Berguna untuk menilai tawaran program. Contoh kalendar musim yang terkait dengan kesehatan Untuk analisis situasi kesehatan beberapa pertanyaan yang bisa diajukan adalah: • Penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada musim kemarau? • Adakah penyakit yang diderita pada bulan-bulan tertentu? • Penyakit apa yang terjadi di sepanjang tahun? Setelah menuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalendar musim, ajaklah masyarakat untuk menggali lebih dalam: • Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi setiap tahun? • Siapa yang terkena wabah itu: laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi? • Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang menyebabkan kematian? • Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi lingkungan? • Undanglah masyarakat di Tempat Musyawarah • Siapkan alat dan bahan yang diperlukan • Kajilah Penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada musim kemarau? • Adakah penyakit yang diderita pada bulan-bulan tertentu? • Penyakit apa yang terjadi di sepanjang tahun?
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 • Setelah menuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalendar musim, ajaklah masyarakat untuk menggali lebih dalam: • Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi setiap tahun? • Siapa yang terkena wabah itu: laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi? • Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang menyebabkan kematian • Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi lingkungan? • Catatlah data data hasil wawancara dengan masyarakat 3. PEMBUATAN PETA DESA Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya. Keadaan itu digambarkan dalam satu skesta atau peta desa. Cara-cara yang dapat dilakukan dalam pemetaan adalah: a. Pemetaan di atas tanah. b. Pemetaan di atas kertas. c. Pembuatan model atau maket. Jenis informasi kajian: • Peta sumber daya desa (umum). • Peta sumber daya alam desa. • Peta khusus (topikal). Sumber informasi: • Untuk pemetaan umum dapat diambil dari masyarakat umum: tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin dsb. • Untuk peta khusus: perlu sumber informasi tertentu.
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 • Berbagai jenis peta di kantor desa, dan data lain sebagai data sekunder. Tujuan kajian: • Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan berbagai keadaan desa dan lingkungannya sendiri (lokasi sumber daya, batas-batas wilayah, jenis- jenis sumber daya yang ada baik masalah maupun potensinya. • Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan keadaan yang terjadi dari sumber daya mereka sendiri tentang sebab akibat dari perubahan tersebut. Manfaat pemetaan: • Masyarakat dapat merenungkan dan pemikirkan kembali desanya dan merencanakan arah perubahan. • Memahami cara berpikir masyarakat yang telah hidup turun temurun di suatu wilayah termasuk berbagai kejadian, masalah, hambatan, dan sumber daya yang ada. • Dapat menimbulkan partisipasi yang baik dari berbagai lapisan masyarakat. • Pemetaan untuk pengenalan tata batas yang seringkali menjadi sumber konflik di masyarakat. • Pemetaan dapat menjadi dasar untuk penggalian informasi dengan teknik- teknik PRA lainnya. • Menjadi dasar perencanaan program juga untuk keperluan evaluasi. Langkah Langkah :
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 • Kajilah kondisi penduduk/ pemetaan umum dapat diambil dari masyarakat umum: tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin dsb. • Untuk peta khusus: perlu sumber informasi tertentu. • Ajaklah masyarakat untuk memetakan siapa saja warga miskin, laki-laki dan perempuan • Kajilah masalah kesehatan dan sumber daya kesehatan yang ada. • Buatlah peta desa atau gunakan peta desa yang sudah ada • lengkapilah dengan pemukiman penduduk serta fasilitas kesehatan yang tersedia. Selanjutnya ajaklah masyarakat untuk menandai (gunakan simbol yang berbeda-beda): Rumah warga yang miskin. Rumah warga yang memiliki ibu hamil. Rumah warga yang memiliki bayi dan balita. Rumah warga yang memiliki bayi dan balita kurang gizi. Rumah warga yang mempunyai penyakit kronis, baik laki-laki dan perempuan. • Lakukan identifikasi thd Berapa banyak warga miskin yang mempunyai lebih dari satu masalah kesehatan. • Berapa jauh jarak antara rumah warga miskin dengan pelayanan kesehatan yang ada (apakah jarak menjadi masalah?). • Adakah hubungan antara penyakit yang diderita dengan sanitasi lingkungan (sampah, drainase, banjir dsb.). • Berapa jumlah bayi dan balita yang menderita kekurangan gizi.
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 4. PENGKAJIAN LEMBAGA DESA (DIAGRAM VENN) Teknik ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap hubungan antar masyarakatdenganlembaga-lembagayangterdapatdilingkungannya. Hasilkajian dituangkan dalam diagram Venn (diagram lingkaran) yang akan menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh, dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat. Informasi yang dikaji adalah: • Lembagasecaraumum:semualembagadalammasyarakat(lembaga-lembagan local/tradisional, lembaga pemerintah, lembaga swasta, maupun lembagan yang berada di luar masyarakat desa seperti puskesmas di kecamatan yang memiliki hubungan dengan mereka. • Lembaga-lembaga khusus seperti lembaga kesehatan, pertanian, dsb, tergantung kebutuhan. • Tanyakan kepada masyarakat pelayanan kesehatan apa yang tersedia di lingkungan mereka. Gunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing- masing pelayanan kesehatan. • Lakukan analisis bagaimana hubungan masyarakat dengan pelayanan kesehatan, maka pertanyaan-pertanyaan berikut bisa diajukan: Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut? Apakah perempuan mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut? Siapa yang memimpin dan mengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan tersebut? Apakah ada warga yang memimpin kegiatan pada lembaga tersebut? Apakah ada perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 dalam lembaga tersebut? Apa manfaat dari lembaga-lembaga tersebut? • Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam berhubungan dengan pelayanan kesehatan tersebut? • Bagaimana kualitas pelayanan kesehatan tersebut? Catatan: • Besar kecilnya lingkaran melambangkan besar kecilnya peranan lembaga tersebut dalam masyarakat. • Jarak antara lingkaran mewakili interaksi atau hubungan antara lembaga- lembaga tersebut dengan masyarakat. Contoh Diagram Venn lembaga kesehatan Tanyakankepadamasyarakatpelayanankesehatanapayangtersediadilingkungan mereka. Gunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-masing pelayanan kesehatan. Untuk menganalisis bagaimana hubungan masyarakat dengan pelayanan kesehatan, maka pertanyaan-pertanyaan berikut bisa diajukan: • Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut? • Apakah perempuan mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut? • Siapa yang memimpin dan mengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan tersebut? • Apakah ada warga yang memimpin kegiatan pada lembaga tersebut? • Apakah ada perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam lembaga tersebut? Apa manfaat dari lembaga-lembaga tersebut? • Apa masalah-masalah yang dihadapi dalam berhubungan dengan pelayanan
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 kesehatan tersebut? • Bagaimana kualitas pelayanan kesehatan tersebut? 5. PENELUSURAN LOKASI/DESA (TRANSECT) Secara harafiah transect berarti gambaran irisan muka bumi. Teknik ini digunakan untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumber daya masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan tersebut kemudian dituangkan dalam suatu bagan atau gambar irisan muka bumi. Jenis-jenis transect berdasarkan jenis informasi (topik kajian) serupa dengan pembuatan peta desa. • Transek sumber daya desa (umum). • Transek sumber daya alam. • Transek topik-topik lain misalnya sarana kesehatan, kondisi kesehatan, pengelolaan air, irigasi dsb. Jenis transek berdasarkan lintasan: • Transek lintasan garis lurus: berjalan mengikuti garis lurus, atau jalan utama di wilayah pertanian atau wilayah yang diamati. • Transek bukan garis lurus: berjalan mengabaikan lintasan yang ada. Pengamatan ditentukan oleh letak lokasi atau tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. • Transek lintasan saluran air (sumber air): mengikuti aliran air secara sistematis untuk mengikuti aliran iar atau tepian sungai.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 Contoh peta transek Sumber : YPKP dan Pusdiknakes 6. RANKING/PERINGKAT KEKAYAAN DAN KESEJAHTERAAN Teknik ini digunakan untuk mengklasifikasikan kepala keluarga (KK) ke dalam beberapa kategori sesuai dengan kriteria yang dibuat sendiri oleh masyarakat. Tujuan pembuatan ranking ini adalah untuk memahami pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkat kekayaan dan kesejahteraan yang berguna bagi perencanaan kegiatan nantinya. Dengan ranking ini maka kita dapat: • Mengetahui persepsi, kriteria dan indikator masyarakat tentang kekayaan dan kesejahteraan. • Mengidentifikasi status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat. • Mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan . Contoh rangking/perikat kekayaan dan kesejahteraan
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 Ajaklah masyarakat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan digunakan untuk melakukan klasifikasi keluarga mampu, sederhana dan tidak mampu (misalnya perumahan, pendapatan, kepemilikan barang dll). Sumber : YPKP dan Pusdiknakes 7. WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR Wawancana semi struktural dan terbuka adalah bentuk wawancara kualitatif yang paling tersusun. Mereka menggunakan kuesioner bersifat terbuka yang memuat pertanyaan spesifik yang akan ditanyakan. Wawancara ini serupa dengan wawancara yang dilakukan untuk survei yang terstruktur tetapi berbeda dalam tiga hal: a. Wawancana semi terstruktur menggunakan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga responden terdorong untuk mengekspresikan dirinya sepenuhnya, bukannya menjawab berbagai pertanyaan yang telah ditentukan. b. Pertanyaan tidak ditentukan lebih dahulu dan pewawancara berkuasa atas pertanyaan apa yang akan ditanyakan dan urutan berbagai pertanyaan itu. c. Pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan tambahan untuk mempelajari topik lebih jauh.
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 Kekuatan: a. Informasi yang didapat khusus menjawab pertanyaan tertentu yang ingin dikemukakan oleh manajer proyek. b. Informasi yang didapat oleh pewawancara yang berbeda cukup dapat diperbandingkan untuk menghasilkan frekuensi sederhana, meskipun titik berat utamanya tetap diletakkan pada pengentian yang mendalam oleh para responden. c. Dibandingkan dengan wawancara Kualitatif yang lainnya, keberhasilan wawancana tidak terlalu bergantung pada pengalaman dan kecakapan komunikasi pewawancana. d. Dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan jenis wawancara kualitatif yang lain. Keterbatasan Umum Wawancara Kualitatif 1. Wawancana Kualitatif tidak menghasilkan data Kuantitatif yang dapat diringkas menjadi berbagai pernyataan umum tentang kelompok yang dipelajari. Contohnya, sulit untuk mengatakan bahwa 60% dan para petani merasa puas akan pelayanan penyuluhan yang ada. 2. Sulit untuk menggunakan wawancana Kualitatif berdasarkan “probability samples”. Ini berarti pemilihan responden sering bersifat tidak obyektif. Satu kesalahan yang sering tenjadi adalah pewawancara menggunakan responden yang mempunyai status sosial atau ekonomi tinggi. 3. Informasi baru yang didapatkan bisa didasarkan pada penilaian pribadi pewawancara. Pewawancara sering mendengar/menyimak lebih banyak informasi jika informasi tersebut sesual dengan pendapat mereka sendiri.
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Demikianlah analisis situasi dalam kebidanan komunitas, masing masing metode mempunyai tujuan tergantung pada apakah data yang ingin dikumpulkan. Metode pengumnpulan data ini juga memiliki kelemahan dan juga kelebihan sehingga kita perlu juga untuk mengkombinasikan beberapa metode. Dan jangan lupa untuk senantiasa melibatkan masyarakat sejak dari pengunmpulan data kegiatan berakhir agar masayarakat lebih merasa memiliki. Rangkuman
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Berikut ini adalah cara cara pengumpulan data secara partisipatif, kecuali : a. Hasil Penelusuran sejarah desa b. Pembuatan bagan perubahan dan kecenderungan c. Pembuatan kalender musim d. Kunjungan 2. Tujuan melakukan Rangking dalam kesejahteraan keluarga adalah kecuali : a. Mengetahui persepsi, kriteria dan indikator masyarakat tentang kekayaan dan kesejahteraan. b. Bidan mengetahui kelompok miskin dan kaya c. Mengidentifikasi status ekonomi dan sosial keluarga dalam masyarakat. d. Mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan . 3. Berikut ini adalah Keterbatasan Umum Wawancara Kualitatif, kecuali : a. Wawancana Kualitatif tidak menghasilkan data Kuantitatif yang dapat diringkas b. Data padat dan jelas c. Sulit untuk menggunakan wawancana Kualitatif berdasarkan “probability samples Tes Formatif
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 d. Informasi baru yang didapatkan bisa didasarkan pada penilaian pribadi pewawancara. 4. Mengunakan simbol/warna yang berbeda untuk masing-masing pelayanan kesehatan dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan masyarakat dengan pelayanan kesehatan, adalah : a. Pembuatan Kalender Musim b. Pembuatan peta desa c. Pengkajian Lembaga desa d. Penelusuran Lokasi desa 5. Manfaat pemetaan adalah ... a. Masyarakat tidak dapat merencanakan arah perubahan. b. Memahami cara berpikir masyarakat yang telah hidup turun temurun di suatu wilayah termasuk berbagai c. Dapat menimbulkan partisipasi yang baik dari berbagai lapisan masyarakat. d. Pemetaan untuk pengenalan tata batas yang sering menjadi konflik 6. Tujuan kajian sejarah desa ... a. Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang keadaannya b. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan masalah yang terjadi c. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 d. Mengkaji factor factor yang ada 7. Manfaat kajian kalender musim adalah kecuali: a. Mendapatkan gambaran mengenai pola kegiatan dan pola pembagian kerja masyarakat. b. Informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan untuk perencanaan program. c. Berguna untuk menilai tawaran program. d. mengkaji hubungan sebab akibat 8. Tidak termasuk Jenis transek berdasarkan lintasan yaitu: a. Transek lintasan garis lurus: berjalan mengikuti garis lurus, atau jalan utama di wilayah pertanian atau wilayah yang diamati. b. Transek bukan garis lurus: berjalan mengabaikan lintasan yang ada. Pengamatan ditentukan oleh letak lokasi atau tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. c. Transek garis membujur d. Transek lintasan saluran air (sumber air): mengikuti aliran air secara sistematis untuk mengikuti aliran iar atau tepian sungai. 9. Perbedaan Wawancara pada survei yang terstruktur terdapat dalam dalam tiga hal seperti di bawah ini, kecuali: a. Wawancana semi terstruktur menggunakan pertanyaan yang bersifat terbuka b. Urutan pertanyaan tidak ditentukan lebih dahulu
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 c. Pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan tambahan untuk mempelajari topik lebih jauh. d. pewawancara menyusun pertanyaan apa yang akan ditanyakan dan urutan disertahkan pada responden 10.Informasi yang tidak perlu dikaji dalam pemetaan lembaga di masyarakat : a. Lembaga secara umum dan khusus b. Sasaran pelayanan kesehatan c. pelayanan kesehatan apa yang tersedia d. Apakah warga miskin mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut? Lakukan analisis situasi kesehatan di tempat tinggal anda dengan mengacu pada langkah langkah yang telah anda pelajari dalam KB ini. Kemudian laporkan hasilnya secara tertulis Tugas
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Kegiatan Belajar II 1. Menjelaskan Pengertian Masalah Dan 2. Menganalisis Masalah Kesehatan Reproduksi Untuk perencanaan asuhan kebidanan komunitas TUJUAN Pembelajaran Umum
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi kesehatan ibu hamil sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat gizi yang baik? Factor factor apa saja yang mnyebabkan kondisi ibu hamil dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan bersama teman sekelas. Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik, dianatarnya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana seorang bidan melakukan analsis masalah kesehatan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi seorang bidan karena bidan harus mampu melkaukan analsisi maslaah kesehatan agar pembangunan kesehatan masyarakat dapat terwujudkan. PENGERTIAN Analisis masalah adalah langkah selanjutnya dari analisis situasi yang telah dipelajari. Analisis masalah merupakan proses sistematis untuk melihat suatu keadaan atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam konteks sosial yang lebih luas. Analisis masalah membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan kunci dalam suatu masyarakat, kaitan antar berbagai faktor sosial, potensi yang ada, dan siapa yang memiliki akses terhadap sumber daya. Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi masalah utama dan mengembangkan ‘pohon masalah’ melalui analisis sebab-akibat. Cara analisis ‘pohon masalah’ akan mengurai penyebab-penyebab masalah utama hingga kita mengetahui akar penyebabnya. Dalam pelajaran ini isu kesehatan reproduksi menjadi contoh untuk melakukan analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas. Sementara kerangka determinan kesehatan dari Hendrik L. Blum digunakan dalam analisis masalah untuk mengidentifikasi faktor penyebab langsung dan tidak langsung dari Uraian Materi
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 masalah kesehatan reproduksi. Kondisi Kesehatan Reproduksi di Indonesia Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang harus dicapai oleh setiap negara, termasuk Indonesia sampai dengan tahun 2015, berkaitan dengan peningkatan kesehatan masyarakat adalah: (1) mengurangi 2/3 dari angka tingkat kematian anak dibawah usia lima tahun, (2) mengurangi ¾ dari angka kematian ibu, (3) menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS, malaria serta penyakit menular utama lainnya. Bagi Indonesia, tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah: 1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga menjadi kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak. 2. Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit dijangkau oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan). 3. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi. 4. Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang mendapat prioritas. Dampak dari kebijakan pengelolaan kesehatan selama ini yang berlangsung secara top down telah mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, dalam mengambil peran dan inisiatif dalam sistem pengelolaan kesehatan. Dalam banyak hal, posisi masyarakat selama ini hanya diperankan sebagai pendukung kegiatan-kegiatan kesehatan melalui proses mobilisasi massa, misalnya pada saat program posyandu, pekan imunisasi nasional, dan kegiatan seremonial lainnya. Lambatnya upaya penurunan AKI danAKB, serta berbagai penyakit epidemik lainnya di Indonesia merupakan indikator kurangnya perhatian pemerintah
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 dan pelibatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan system pengelolaan kesehatan. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 AKI adalah 307 per 100.000 KH (MOH, 2007) dan berdasarkan SDKI 2007 turun menjadi 228 per 100.000 KH. Penyebab utama kematian ibu (46,7%) disebabkan komplikasi yang terjadi selama atau segera setelah persalinan. Semua itu akibat 65,7% ibu hamil di pedesaan yang dirawat oleh dukun bayi dan anggota keluarga yang tidak terlatih serta tidak mendapatkan pelayanan kebidanan esensial yang dibutuhkan. Akibat keterlambatan pertolongan ini, 27% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan pada masa nifas, disusul oleh eklampsia (23 %), infeksi (11%) dan selebihnya karena penyebab lain (SDKI 2007; SKRT 2001). Sekitar15%darisemuakehamilanakanmembutuhkanpelayanankebidananakibat komplikasi yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Akan tetapi, pelayanan kesehatan dasar yang menyangkut kebidanan darurat yang komprehensif hanya ada di rumah sakit Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan rujukan. Puskesmas yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat sering kali tidak dilengkapi dengan pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif. Pengabaian fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif akan berdampak pada upaya penurunan kematian ibu di Indonesia. Tabel 1 Persentase jenis penyakit selama kehamilan, 2002 Masa Kehamilan Masa Persalinan Masa Nifas Penyakit Penyakit Penyakit Pucat 9,8 Partus Lama 9,2 Deman Tinggi 7,5 Deman Tinggi 5,4 Perdarahan 4,4 Perdarahan 1 Perdarahan 2,5 Kejang-kejang 0,2 Ederma 2,5 Hipertensi 0,9 Disuria 0,7 Jaundice 0,5 Kejang-kejang 0,3 Sumber : SDKI, 2002
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 Padatabel1diatasdilaporkanbahwajenispenyakityangseringdideritapadamasa kehamilan, persalinan dan nifas, seperti partus lama (9,2%) dan infeksi (deman dan deman tinggi=7,5%) berhubungan dengan jenis pertolongan dan tempat persalinan. Persalinan dengan pertolongan dukun bayi sering kali berakibat pada deman dan infeksi akibat tidak diikutinya prosedur kelahiran yang aman. Angka Kematian Bayi dan Anak juga tidak jauh berbeda dengan Angka Kematian Ibu (MMR). Berdasarkan Data SDKI 2007, Angka Kematian Bayi (IMR) masih sebesar 34 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab utama dari kematian bayi adalah tetanus neo partum (44,8%), ISPA ( 33,2%) dan selebihnya karena penyebab lain. Sementara jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 15,6% dari jumlah kelahiran. Penyebab utama dari BBLR adalah kekurangan gizi sebelum dan selama masa kehamilan. Selain persoalan kesehatan perempuan, bayi dan anak balita, penyakit lain yang mengancam kelangsungan hidup masyarakat pedesaan pada usia produktif adalah TBC. Pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, penyakit TBC masih menduduki peringkat kedua penyebab kematian pada penduduk kelompok usia 15-34 tahun. Peringkat yang sama juga terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun. Penyakit epidemik lainnya yang menunjukkan kecenderungan meningkatkan kematian di berbagai wilayah di Indonesia pada tiga tahun terakhir adalah malaria dan deman berdarah. Ironinya, banyak kasus TBC, malaria dan deman berdarah yang tidak terdeteksi lebih dini karena kurangnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan serta biaya tes yang tinggi. Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia semakin kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, yang dampaknya masih dirasakan sampai saat ini. Naiknya berbagai kebutuhan pokok dan dihapusnya subsidi pelayanan kesehatan dan pendidikan akan semakin mempersulit kehidupan masyarakat, terutama yang berada di pedesaan dengan pendapatan di bawah $ 1 per hari. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia, tampak dari posisi kesehatan masyarakat Indonesia yang menduduki ranking 63 dari 178 negara (Kompas, 2012). Kondisi ini bila tidak segera dilakukan upaya-upaya strategis akan semakin memperburuk keadaan, dan akan berdampak serius dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 Faktor Determinan Kesehatan Reproduksi Dalam ilmu kesehatan masyarakat kerangka pikir Hendrik L. Blum menjadi dasar pemetaaan masalah kesehatan dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhinya. Masalah kesehatan terkait dengan derajat kesakitan yang terdiri dari kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas). Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian yaitu (1) genetika dan kependudukan (2) lingkungan kesehatan (3) perilaku kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan. DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan menunjuk pada suatu kondisi yang diukur pada kesakitan dan kematian. Untuk mengetahui berapa besar derajat kesehatan angka kesakitan digunakan perhitungan kuantitaif yaitu prevalensi dan insidens. Prevalensi = jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, kalau dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah 100.000 penduduk maka angka prevalens di daerah tersebut pada adalah 0.1% Insidens = jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen), misalnya, ada 50 orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama 1 bulan, maka insidens sakit daerah tersebut adalah 5%. Perilaku Kesehatan Lingkungan kesehatan Program dan Sarana Pelayanan Kesehatan Derajat Kesehatan: Morbiditas dan Mortalitas Genetika (keturunan)/Kependudukan
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan adalah: 1. CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar) 2. ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu) 3. IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB) 4. MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI) 5. DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu) Angka-angka tersebut dapat diperoleh melalui hasil penelitian besar atau yang biasa dilakukan oleh BPS. Mengapa demikian, karena untuk menentukan Angka Kematian Ibu misalnya, diperlukan angka pembagi yang sangat besar yaitu 100.000 kelahiran, dan angka itu hanya diperoleh pada tingkat propinsi. Permasalahannya adalah ketika diminta untuk menghitung (misal angka kematian) di tingkat yang kecil wilayahnya seperti kabupaten, kecamatan atau bahkan desa. Kalau ini menjadi keharusan maka yang dilakukan adalah menghitung jumlah kematian secara absolut, artinya dihitung sejumlah yang ada. Untuk lebih melihat ketajaman angka tersebut dan keperluan intervensi program maka dari jumlah kematian tersebut dicari masing-masing penyebabnya. Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi Dalam melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi maka dapat digunakan teknik ‘pohon masalah’ dengan beberapa langkah sebagai berikut: Langkah I : Carilah atau tentukan INTI MASALAH yang akan diatasi. Identifikasi inti masalah diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah dilakukan lebih dahulu. Misalnya inti masalah kesehatan adalah banyaknya kasus berat bayi lahir rendah
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 (BBLR) di suatu daerah. Langkah II: Carilah PENYEBAB LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Gunakan kerangka Blum tentang determinan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab langsung. Misalnya kekurangan gizi saat hamil (perilaku kesehatan), kehamilan usia dini (kependudukan) atau riwayat melahirkan lebih dari 4 kali (perilaku kesehatan). Langkah III: Carilah PENYEBAB TIDAK LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Sebagai contoh dalam Diagram 4.1. pendidikan rendah dan keluarga miskin adalah penyebab tidak langsung yang terkait determinan kependudukan; tidak mengikuti program KB dan gagal KB penyebab tidak langsung yang terkait determinan pelayanan kesehatan; menikah dini adalah determinan perilaku kesehatan. Langkah IV: Carilah AKIBAT dari inti masalah kesehatan. Dalam contoh diagram masalah, akibat dari kasus BBLR adalah kematian bayi.
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 Diagram 4.1. Masalah BBLR Keterangan: : Penyebab langsung : Penyebab tidak langsung : Akibat dari inti masalah Kualitas pelayanan KBKeterbatasan akses ke posyandu/bidan Akses pendidikan terbatas Pendidikan rendah Keluarga miskin Tidak mengikuti program KB Gagal KB Menikah dini Pantanga n makan saat hamil Jarak kehamilan terlalu dekat; kurang dari 2 tahun Riwayat melahirkan lebih dari 4 kali Kurang gizi saat hamil Kehamilan usia dini Banyaknya kasus BBLR Kematian bayi
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia sangat kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi yang dampaknya masih dirasakan sampai saat ini. Oleh karenanya identifikasi masalah kesehatan perlu mengjaki data data kuantitatif seperti jumlah kesakitan dan kematian ibu dan anak, namun hal yang peting juga adalah data yang harus digali secara kualitatif misalnya mengapa perempuan tidak mendapatkan akses dalam pendidikan atau pelayanan kesehatan yang dapat digali dengan berbagai metode yang sudah dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya.Nah hal ini perlu diigali agar masalah kesehatan dapat terunagkap baik besarnya maslaah secara kuantitatif juga kualitatifnya. Rangkuman
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian yaitu, kecuali : a. genetika dan kependudukan b. lingkungan kesehatan c. perilaku kesehatan d. petugas kesehatan 2. Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan adalah: a. Case Fatality Rate b. ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu) c. IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB) d. MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI) 3. Jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen), misalnya, ada 50 orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama 1 bulan, maka insidens sakit daerah tersebut adalah 5%, disebut dengan: a. Insidens b. Prevalens Tes Formatif
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 c. Rate d. Ratio 4. Tantangan terberat yang dihadapi Indonesia dalam mencapai sasaran MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah kecuali : a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah b. Kondisi geografis c. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada tindakan kuratif daripada preventif dan promotif d. prioritas masalah 5. Proses sistematis untuk melihat suatu keadaan atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam konteks sosial yang lebih luas, dikenal sebagai: a. Analsis Masalah b. Pohon Masalah c. Prioritas masalah d. Rumusan Masalah 6. jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, kalau dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah 100.000 penduduk maka angka prevalens di daerah tersebut pada adalah 0.1% a. Insidens b. Prevalens c. Ratio
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 d. Rate 7. Penyebab Tidak Langsung pada kasus BBLR tersebut, menurut kerngka bluum adalah kecuali: a. pendidikan rendah b. tidak mengikuti program KB c. menikah din d. Anemia 8. Penyebab langsung pada kasus BBLR , dalam kerangka Blum adalah : a. kekurangan gizi b. menikah dini c. Penghasilan rendah d. Pendidikan dasar 9. Manfaat Analisis masalah adalah : a. Membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan kunci dalam suatu masyarakat b. Menyingkirkan kaitan antar berbagai faktor sosial c. Menggalo potensi yang ada utnuk kepentingan individu d. Mengidentifikasi siapa yang memiliki akses untuk dimanfaatkan 10. Akibat dari inti masalah kesehatan pada kasus BBLR adalah
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 a. Jumlah BBLR b. Kematian bayi. c. Asfiksia d. Hipotermi • Buatlah diagram masalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab LANGSUNG dan TIDAK LANGSUNG dari satu masalah kesehatan reproduksi dalam masyarakat! • Identifikasilah faktor-faktor penyebab dengan menggunakan kerangka Blum tentang determinan kesehatan reproduksi yaitu demografi/ kependudukan, lingkungan kesehatan, perilaku kesehatan dan program/ pelayanan kesehatan. • Kemudian laporkan hasilnya secara tertulis Tugas
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Tanggap Gender dan Partisipatif Kegiatan Belajar III Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, anda diharapkan dapat membuat rencana layanan kebidanan komunitas yang tanggap gender dan partisipatif. 1. mendeskripsikan metode perencanaan partisipatif tentang pelayanan kebidanan komunitas yang tanggap (responsif) gender; 2. mengaplikasikan metode perencanaan partisipatif tentang layanan kebidanan komunitas yang tanggap (responsif) gender; 3. mengembangkan strategi dan langkah- langkah perencanaan pelayanan kebidanan yang sekaligus mampu mengembangkan dan memberdayakan masyarakat; 4. memahami implementasi program/kegiatan pelayanan kebidanan, berikut langkah- langkah monitoring dan evaluasinya. TUJUAN TUJUAN Pembelajaran Umum Pembelajaran Khusus
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 41 Anda diharapkan sudah melakukan analisis masalah, tahap pembelajartan berikutnya adalah anda anda memasuki tahap perencanaan pelayanan kebidanan. Perencanaan yang akan disusun berdasarakan kegiatan sebelumnya. Berbagai program kesehatan sudah dikembangkan dan dijalankan di masyarakat, mulai dari program kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk imunisasi, kesehatan reproduksi remaja, program pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi dan Penyakit Menular Seksual (ISR)/PMS, termasuk HIV/AIDS, dll. Namun demikian, sejumlah program dikeluhkan masyarakat karena dianggap belum menjawab kebutuhan masyarakat/komunitas. Bahkan, program dinilai belum tanggap/responsif gender karena mengabaikan kecenderungan dimungkinkan adanya perbedaan kondisi kesehatan antara laki dan perempuan. Misalnya, remaja perempuan lebih cenderung terkena anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Kondisi yang melatarbelakangi adalah adanya praktek budaya yang mentabukan jenis makanan-makanan tertentu dikonsumsi perempuan, misalnya telur, ikan, buah, dan lainnya. Padahal, asupan zat maupun kandungan mineral makanan tersebut justru bermanfaat untuk perempuan, khususnya saat kehamilan dan menyusui. Hal ini menunjukkan bagaimana praktik budaya makan dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi perempuan. Dalam perancangan program, ketidakmampuan mengindentifikasi masalah dan kebutuhan secara tepat akan berimplikasi pada ketidakjelasan program. Hal ini terefleksi dari tujuan program, kelompok sasaran (target group), upaya pencapaian tujuan, indikator capaian, serta sumber daya yang dibutuhkan. Implikasinya, program kurang berjalan efektif dan kurang efisien, demikian pula capaian maupun keberlanjutannya (sustainabilitas). Uraian Materi
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 Sebab itu, program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan pendekatan partisipatif, yakni pendekatan yang menekankan pentingnya keterlibatan warga/komunitas secara sukarela dalam upaya pembangunan lingkungan,kehidupandandirimerekasendiri(Mikkelsen,2005;54). Dalamkonteks ini, masyarakat bukan dipandang sebagai obyek (penerima) pembangunan, tetapi lebih sebagai subyek (pelaku) aktif di semua tahapan siklus proyek pembangunan dari penilaian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan dan evaluasi program, bahkan keberlanjutannya.1 Dengan demikian, perencanaan yang partisipatif dan juga responsif gender perlu menerapkan prinsip-prinsip: mengutamakan masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat, dan melibatkan perempuan. Perencanaan Partisipatif Di dalam era demokrasi dan desentralisasi seperti saat ini, tuntutan masyarakatuntukterlibatdidalamprosespenyusunanperencanaanpembangunan menjadi suatu keniscayaan. Ada beberapa asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat, yakni: Pertama, rakyatlah yang paling tahu kebutuhannya, karena itu rakyat mempunyai hak untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan pembangunandiwilayahlokalnya.Kedua,pendekatanpartisipatif dapatmenjamin kepentingan dan ‘suara’ kelompok-kelompok yang selama ini tersisih atau marjinal dalam pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan/monitoring terhadap proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai penyimpangan program, termasuk tidak tercapainya tujuan program. Berangkat dari asumsi di atas, maka partisipasi yang efektif adalah yang mampu menggerakan perubahan di masyarakat secara kolektif dan institusional, bukan semata individual. Keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ sebagai forum multistakeholder yang mempertemukan berbagai kelompok warga/ masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll) menjadi relevan dan signifikan diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang sekaligus mengambil keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi kebutuhan/kepentingan 1 Tahap perencanaan mencakup: (i) identifikasi masalah dan akar/penyebabnya (analisis masalah), (ii) identifikasi berbagai pilihan tindakan guna mengatasi masalah (analisis tujuan dan prioritas), (iii) identifikasi pihak-pihak yang berkontribusi langsung maupun tidak langsung pada program (analisis stakeholders), (iv) mengembangan matriks/disain program, termasuk berisi indikator capaian dan teknik/metode pemantauan- evaluasi program, serta potensi keberlanjutan program.
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 43 bersama.2 Lebih spesifiknya, melalui ‘forum warga’ diharapkan akan terbangun: (i) kesadaran masyarakat akan perlunya mereka ikut terlibat dalam perencanaan pembangunan atau pengembangan masyarakat; (ii) kesadaran bahwa perlu suatu pengorganisasian sosial atas berbagai kelompok warga dalam merancang dan menetapkan (memutuskan) program prioritas masyarakat; (iii) identitas diri sebagai suatu kelompok kepentingan dan sama-sama terlibat dalam proses perencanaan. Dengandemikian,melaluiperencanaanprogramyangpartisipatif,makamasyarakat didorong bukan hanya mampu menyuarakan kepentingan/kebutuhannya, tetapi juga mampu mengorganisir diri secara kolektif untuk terlibat mulai dari penelusuran kebutuhan hingga monitoring dan evaluasi program. 3 Untuk itu pengembangan program selain membutuhkan kesiapan pengelola program secara organisasional/institusional, juga penguatan kapasitas masyarakat sebagai bagian dari stakeholders. Kapasitas masyarakat ini bisa terindikasi dari tangga ataupun tingkat partisipasinya. Berbagai paparan di atas menunjukkan bahwa perencanaan program yang partisipatif merupakan upaya pengembangan masyarakat karena berupaya membangun atau memperkuat struktur masyarakat atau komunitas agar menjadi suatu entitas yang otonom dan bisa menyelenggarakan kehidupannya serta melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia (human needs)”. Artinya, pengembangan masyarakat merupakan upaya penguatan kapasitas masyarakat sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini dilakukan juga upaya pemberdayaan (empowerment) masyarakat agar mereka dapat melakukan perubahan (transformasi) baik dalam aspek ekonomi,sosial budaya, bahkan teknologi. Berkenaan dengan pengembangan kapasitas masyarakat, dapat dilihat dari tiga tingkatan/ dimensi, yakni: 1. Dimensi Kapasitas Sistem Pengembangan kapasitas sistem bisa merujuk pada perencanaan berkala yang terpadu dan berkesinambungan, yang dirumuskan secara objektif, terarah, dan sesuai kebijakan normatif yang menjadi rujukan bersama. 3 Direktorat Politik dan Komunikasi, BAPPENAS, “Pelembagaan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Penyusunan Kebijakan Publik”, Laporan Penelitian, 2008, hal 1-2.
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 2. Dimensi Kapasitas Institusi Pengembangan kapasitas institusi yang mampu memfasilitasi proses perencanaan secara jelas dan konsisten. Untuk itu perlu struktur pengorganisasian yang jelas, termasuk penjabaran tugas dan fungsi dari masing-masing pelaku/aktor yang terlibat, mekanisme koordinasi, serta evaluasi kinerja dan monitoring dampak untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) jalannya program pelayanan masyarakat 3. Dimensi Kapasitas Individu Pengembangan kapasitas individu akan mencakup: (a) Keterampilan perencanaan (kemampuan atau kapasitas melakukan analisis situasi hingga monitoring evaluasi), (b) Keterampilan manajerial, yakni kapasitas memfasilitasi, memoderasi dan mengkoordinir semua pelaku dan kepentingan ke dalam suatu proses perencanaan yang teratur (c) Keterampilansosialyaknikapasitasdalammembangunprosesdialogisyang konstruktif dalam rangka membangun kebersamaan dalam keberagaman kepentingan untuk menghasilkan produk perencanaan yang mampu mengakomodir kepentingan dari bawah. Selain itu, diperlukan kapasitas atau kemampuan mensosialisasikan peluang, hambatan, keberhasilan dalam implementasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Dimensi-dimensi di atas juga bisa mengindikasikan level dan bentuk perubahan/ dampak dari program. Misalnya program nutrisi ibu Hamil, pada dasarnya capaian program bukan hanya adanya perubahan pada sikap dan perilaku sehat di level individual, namun juga diharapkan ada perubahan pada level institusional (keluarga, agama, dll). Pada konteks tertentu diharapkan terjadi perubahan pada kebijakan dan strateginya. Berkenaan dengan perencanaan partisipatif, pada dasarnya tujuannya tidak memberdayakan masyarakat, tetapi juga pengelola program. Artinya, pengelola program perlu membangun kapasitas organisasional maupun individual dalam merancang, mengimplementasi, dan memonitor serta mengevaluasi jalannya program. Lebih dari itu, juga dibutuhkan kemampuan kerjasama/kordinasi antar
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 45 berbagai pihak/stakeholders, yang dilandasi kuatnya komitmen masing-masing pihak demi tujuan yang sama, yakni layanan publik yang berkualitas. Dengan demikian dibutuhkan tim kerja yang solid diantara pengelola program (misalnya antara kader posyandu dengan Bidan). Tidak hanya itu, aspek terpenting adalah perlunya terbangun koordinasi atau kerjasama antara warga dan organisasi/institusi pengelola program. Berkenaan dengan keberhasilan sinergi atau kerjasama ini, menurut Ostrom (1996), ada beberapa kondisi yang menjadi prasyarat, yakni: (1) ada tidak kebijakan, (2) besar kecilnya komitmen stakeholders, dan (3) ada tidaknya pendorong partisipasi stakeholders baik secara internal dan eksternal, termasuk ada tidaknya sistem komunikasi dan sistem insentif-disinsentif dalam pengelolaan program.
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 Demikian materi mengenai perencanaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa penyusunan perencaan kegiatan dalam ekbidanan komunitas harus melibatkan stake holder dan masyarakat setempat agar masalah yang ada sesuai dengan kevutuhan masyarakat, dalam pemecahan masalahnya pun masayarakat terus mengawal dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada sehingga indicator yang ingin diicapai serta keberlangsungan kegiatan dapat terus dipertahankan. Rangkuman
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 47 Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Penyusunan perencanaan pelayanan kebidanan perlu mempertimbangkan hal hal berikut ini kecuali : a. Kebutuhan program b. kelompok sasaran (target group) c. indikator capaian d. sustainabilitas 2. Perencanaan partisipatif bersama masyarakat bertujuan untuk : a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan perlunya mereka ikut terlibat dalam perencanaan pembangunan atau pengembangan masyarakat b. kesadaran bahwa tidak diperlukan suatu pengorganisasian sosial atas berbagai kelompok warga dalam merancang dan menetapkan prioritas c. identitas kelompok kepentingan dan sama-sama tidak terlibat dalam proses perencanaan. d. Penyusunan prioritas dalam dilakukan sesuai kebutuhan kelompok tertentu 3. Pengembangan kapasitas masyarakat dalam perencanaan dilihat dari tiga tingkatan/ dimensi, yakni, kecuali : a. Dimensi Kapasitas Sistem Tes Formatif
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 b. Dimensi Kapasitas Institusi c. Dimensi Kapasitas Individu d. Dimensi Kapasitas Pelayanan 4. Beberapa kondisi yang menjadi prasyarat keberhasilan sinergi atau kerjasama dalam perencanaan yakni: a. ada tidak kebijakan b. besar kecilnya komitmen stakeholders c. ada tidaknya pendorong partisipasi stakeholders baik secara internal dan eksternal d. Individu 5. Kegiatan atau program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan pendekatan bukan partisipatif, yakni dengan : a. pendekatan yang menekankan keterlibatan warga b. secara sukarela c. kehidupan dan diri mereka sendiri d. Masyarakat dipandang sebagai obyek pembangunan 6. Tidakdiperlukandalamkoordinasiataukerjasamaantarawargadanorganisasi/ institusi pengelola program, dengan prasyarat yaitu : a. adanya kebijakan b. adanya komitmen c. adanya Tempat pertemuan
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 49 d. adanya sistem komunikasi dalam program. 7. Dalam perencanaan, pengembangan kapasitas individu : a. Keterampilan perencanaan b. kebijakan normatif yang menjadi rujukan bersama. c. struktur pengorganisasian yang jelas d. mekanisme koordinasi, serta evaluasi kinerja 8. Perencanaan program yang partisipatif bermakna : a. Pengembangan masyarakat yang dependent b. Membangun dan memperkuat struktur masyarakat c. Pemenuhan kebutuhan manusia d. Pemberdayaan masyarakat . 9. Partisipasi yang efektif bermakna, kecuali : a. Menggerakan perubahan di masyarakat b. Semata individual c. mempertemukan berbagai kelompok warga d. Keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ 10. Tidak termasuk Perencanaan yang partisipatif bertujuan : a. mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan warga b. mengambil keputusan tentang program/kebijakan
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 c. membangun kesadaran masyarakat bahwa mereka tidak ikut terlibat d. kesadaran untuk suatu pengorganisasian sosial Lakukanlah perencanaan pelayanan kebidanan yang partisipatif dengan melibatkan masyarakat dengan menggunakan table berikut : Masalah Perencanaan Level Individu Level Keluarga Level Masyarakat 1. 2. 3. 4. Tugas
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 51 Monitoring dan Evaluasi yang Tanggap Gender dalam Kebidanan Komunitas Kegiatan Belajar IV Setelah mempelajari KB ini anda diharapkan dapat melakukan monitoring dan evaluasi yang tanggap gender dalam kebidanan komunitas TUJUAN Pembelajaran Umum
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 Layaknya sebuah kegiatan yang baik, tentu harus diiringi dengan kegiatan pemnatauanterhadapkegitanyangsedangdijalankan.Untukmelihatketercapaian program dengan tujuan yang diharapkan, sehingga bidan dapat melakukan upaya upaya koreksi terhadap penyimpangan dan menilai pencapaian tujuan berdasarkan indicator indicator yang ingin dicapai. Monitoring dan Evaluasi yang Tanggap Gender Apakah perbedaan monitoring dan evaluasi? Jalannya dan capaian program bisa dipantau dan atau dievaluasi. Evaluasi sebagai salah satu dari fungsi manajemen bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu perencanaan, sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perencanaan. Tujuan utama dari penilaian/evaluasi adalah agar hasil penilaian tersebut dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan selanjutnya. Kegiatan monitoring maupun evaluasi dapat dilakukan secara partisipatori, misalnya melalui pertemuan berkala yang melibatkan seluruh stakeholders, bukan penerima program langsung dan pengelola program/proyek. Merupakan hal yang penting bahwa perempuan (dan anak perempuan) berpartisipasi secara setara dan aktif dalam pertemuan-pertemuan tersebut dan terlibat dalam diskusi-diskusinya. Pengelola program/proyek wajib mengembangkan metode pengumpulan dan analisis data terpilah untuk kegiatan monev. Selain itu, sangat penting untuk merumuskan indikator gender tambahan untuk mengukur perubahan-perubahan posisi dan peran perempuan (dan anak perempuan) dan laki-laki (dan anak laki-laki). Lantas apa perbedaan antara monitoring dengan evaluasi? Tuliskan jawaban anda pada kotak berikut: Uraian Materi
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 53 Sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini. MONITORING Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik untuk tindakan korektif. Pemantauan ini dilakukan secara sistematis yang bersifat periodik dan berkesinambung an untuk mengetahui sedini mungkin apakah pelaksanaan program sesuai atau menyimpang dari rencana awal dengan memanfaatkan sekumpulan indikator terpilih. Tujuan monitoring adalah untuk menjawab dua pertanyaan penting, yakni: 1. Apakah program telah mencapai populasi atau target yang diinginkan 2. Apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang direncanakan Manfaat monitoring adalah: 1. Mengenali masalah program sedini mungkin, 2. Melakukan perbandingan antar lokasi/tempat, 3. Menilai trend status situasi tertentu, sehingga dapat diambil tindakan- tindakan korektif.
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 54 EVALUASI Menilai hasil program (outcomes) untuk perbaikan program selanjutnya Evaluasi merupakan proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/harapan/target yang ingin dicapai. Tujuan Evaluasi adalah untuk menjawab: 1. Pencapaian tujuan, 2. Pengaruh program, 3. Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan, 4. Penilaian program berdasar keberhasilan dan kegagalan. Manfaat Evaluasi, yaitu: 1. Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah tercapai 2. Memberikan motivasi pada seseorang untuk bertindak 3. Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan yang diperlukan 4. Membantu menguji asumsi mengenai strategi dan sasaran sehingga manajer program dapat memikirkan kembali strategi yang tepat
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 55 Prosespenilaianapakahtujuansudahtercapaiataubelum,kitaharusmemantaunya dalam kegiatan monitoring sehingga upaya koreksi dapat dilakukan sedini mungkin. Sedangkan untuk melihat keberhasilan kegiatan atau program serta dampaknyakita dapat melakukan kegiatan evaluasi. Agar lebih memahami kedua perbedaan tentang monitoring dan evaluasi, sebaiknya anda kerjakan tugas berikut ini. Setelah anda menyusun perencanaan dan indikatornya, hal hal apa yang akan anda monitor dan evaluasi terhadap masalah dalam kebidanan komunitas? (SESUAI DENGAN JUDUL TAMBAHKAN URAIAN TENTANG Tugas Rangkuman
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 56 1. Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik untuk tindakan korektif, disebut sebagai a. Monitoring b. Evaluasi c. Supervisi d. Transisi 2. Proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/ harapan/target yang ingin dicapai. a. Monitoring b. Evaluasi c. Supervisi d. Transisi 3. Tujuan Evaluasi adalah untuk menjawab, kecuali : a. Pencapaian tujuan, b. Pengaruh program, c. Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan, d. Penilaian berdasar laporan Tes Formatif
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 57 4. Tidak termasuk manfaat Evaluasi, yaitu: a. Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah tercapai b. Memberikan motivasi pada seseorang untuk menurunkan kinerja c. Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan d. Membantu menguji asumsi mengenai strategi sehingga dapat memilihstrategi yang tepat 5. Manfaat monitoring adalah, kecuali: a. Mengenali masalah program sedini mungkin, b. Melakukan perbandingan antar lokasi/tempat, c. Menilai trend status situasi sehingga dapat diambil tindakan korektif d. Menyesali program program yang dikembangkan 6. Tujuan monitoring adalah untuk menjawab pertanyaan penting, yakni: a. Apakah program telah mencapai populasi atau target yang diinginkan b. Apakah pelaksanaan program tidak sesuai dengan yang direncanakan c. Pengaruh program, d. Keluaran dan dampak yang tidak diharapkan 7. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu perencanaan dalam evaluasi adalah a. mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan b. dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 58 c. dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan selanjutnya. d. Dampak yang tidak diharapkan 8. Tidak termasuk manfaat Evaluasi, yaitu: a. Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah tercapai b. Memberikan motivasi pada seseorang untuk menurunkan kinerja c. Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan d. Membantu menguji asumsi mengenai strategi sehingga dapat memilihstrategi yang tepat 9. Proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/ harapan/target yang ingin dicapai. a. Monitoring b. Evaluasi c. Supervisi d. Transisi 10. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu perencanaan dalam evaluasi adalah a. mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan, b. dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima, c. dipakai sebagai umpan balik bagi perencanaan selanjutnya. d. Dampak yang tidak diharapkan
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 59 Selamat Anda telah berhasil mempelajari Modul ini. Dari modul ini Anda telah mempelajari Analisis Situasi Kesehatan Secara Partisipatif yang dipergunakan untuk melibatkan masyarakat secara aktif, melalui : 1) Melakukan analisis situasi kesehatan, 2) Membuat Bagan Perubahan dan Kecenderungan, 3) Penelusuran desa (TransecT), 4) Rangking/perinkat Kekayaan dan kesejahteraan, 5) pengkajian Lembaga Desa, 6) Pengkajian kalender Musim. Data data ini selanjutnya diolah dalam Analisis Masalah dalam kebidanan Komunitas bersama sama dengan masyarakat. Masalah dan prioritas yang telah ditentukan dipecahkan melalui perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang tanggap Gender dan Partisipatif. Langkah selanjutnya adalah Monitoring dan Evaluasi untuk memantau keberhasilan program berdasarkan tujuan dan indicator indicator yang telah ditentukan. Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari sekali lagi, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Jika sudah bersegeralah menghubungi dosen yang mengampu mata kuliah ini untuk meminta tes akhir modul. Selamat dan sukses selalu Penutup
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 60 YPKP dan Pusdiknakes , 2010, Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas Dr. Syahlan, SKM. Kebidanan Komunitas. Jakarta Daftar Pustaka
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 61 KUNCI JAWABAN KEGIATAN 1 1.D 2. B 3. B 4. C 5. A 6. D 7. D 8. C 9. D 10. B KUNCI JAWABAN KB 2 1. D 2. A 3. A 4. D 5. A 6. B 7. D 8. A 9. A 10. B Kunci Jawaban
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 62 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KEGIATAN 3 1. A 2. A 3. D 4. D 5. D 6. C 7. A 8. B 9. B 10. C KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KEGIATAN 4 1. A 2. B 3. D 4. B 5. D 6. A 7. D 8. B 9. A 10. D
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 63 Waktu: 90 menit Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas 1. Sebutkanlah Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan secara Partisipatif ! 2. Kemukakan Tujuan dari kajian sejarah desa dalam analisis situasi kebidanan komunitas 3. Berikan 3 penjelasan atau asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat dalam pebangunan pelayanan kebidanan saat ini ! 4. menurut anda, mengapa dalam menyusun perencanaan kegiatan harus dilakukan secara partisipatif debgan masyarakat? 5. Jelaskan Tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan di Indonesia 6. Kemukakan perbedaan anatara monitoring dan evaluasi dalam pelayanan kebidanan secara partisipatif 7. Jelaskan Pengembangan kapasitas masyarakat berdasarakan tiga tingkatan/ dimensi! 8. Menurut anda, keberadaan wadah seperti ‘forum warga’ di masyarakat sangat penting. Hal ini bertujuan untuk? 9. Merumuskan masalah dalam kebidanan komunitas mengacu pada kerangka Bloom terdapat 4 hal. Jelaskan 10. Sebutkan 5 Indikator kuantitatif yang biasa digunakan untuk mengukur angka kematian Tes Akhir Modul
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 64 1. Teknik-Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan secara Partisipatif a. PENELUSURAN SEJARAH DESA b. PEMBUATAN BAGAN PERUBAHAN DAN KECENDERUNGAN c. PEMBUATAN KALENDER MUSIM d. PEMBUATAN PETA DESA e. PENGKAJIAN LEMBAGA DESA (DIAGRAM VENN) f. PENELUSURAN LOKASI/DESA (TRANSECT) g. RANKING/PERINGKAT KEKAYAAN DAN KESEJAHTERAAN h. WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR 2. Tujuan dari kajian sejarah desa adalah: a. Memfasilitasi masyarakat agar mengungkapkan pemahamannya tentang keadaan mereka di masa kini, dengan mengkaji latar belakang masa lalu. b. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan masalah yang terjadi karena perubahan serta bagaimana solusinya. c. Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka. 3. Asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat, yakni: Pertama, rakyatlah yang paling tahu kebutuhannya, karena itu rakyat mempunyai hak untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan pembangunan di wilayah lokalnya. Kedua, pendekatan partisipatif dapat menjamin kepentingan dan Kunci Jawaban Tes Akhir Modul
  • 67. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 65 ‘suara’ kelompok-kelompok yang selama ini tersisih atau marjinal dalam pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan/monitoring terhadap proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai penyimpangan program, termasuk tidak tercapainya tujuan program. 4. Tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan di Indonesia adalah: 1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga menjadi kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak. 2), Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit dijangkau oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan). 3) Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi. Dalam perancangan program, ketidakmampuan mengindentifikasi masalah dan kebutuhan secara tepat akan berimplikasi pada ketidakjelasan program. 5. Alasan program yang berdaya-guna (efektif) perlu dirancang dengan pendekatan partisipatif, adalah agar tujuan program, kelompok sasaran (target group), upaya pencapaian tujuan, indikator capaian, serta sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi masyarakat sehingga. Implikasinya, program dapat berjalan efektif dan efisien, demikian pula capaian maupun keberlanjutannya (sustainabilitas). 6. Perbedaan Monitoring dan evaluasi Monitoring : Melihat kemajuan kinerja program (performance) secara periodik untuk tindakan korektif. Pemantauan ini dilakukan secara sistematis yang bersifat periodik dan
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 66 berkesinambungan untuk mengetahui sedini mungkin apakah pelaksanaan program sesuai atau menyimpang dari rencana awal dengan memanfaatkan sekumpulan indikator terpilih. EVALUASI Menilai hasil program (outcomes) untuk perbaikan program selanjutnya Evaluasi merupakan proses periodik dan sistematis untuk menilai seluruh fungsi organisasi dengan cara menilai hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan tujuan/harapan/target yang ingin dicapai. Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang mendapat prioritas. 7. Pengembangan kapasitas masyarakat dalam kebidanan komunitas, dapat dilihat dari tiga tingkatan/ dimensi, yakni: 1. Dimensi Kapasitas Sistem Merujuk pada perencanaan berkala yang terpadu dan berkesinambungan, yang dirumuskan secara objektif, terarah, dan sesuai kebijakan normatif yang menjadi rujukan bersama. 2. Dimensi Kapasitas Institusi Bertujuan untuk memfasilitasi proses perencanaan secara jelas dan konsisten. Untuk itu perlu struktur pengorganisasian yang jelas, termasuk penjabarantugasdanfungsi darimasing-masingpelaku/aktoryangterlibat, mekanisme koordinasi, serta evaluasi kinerja dan monitoring dampak untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) jalannya program pelayanan masyarakat 3. Dimensi Kapasitas Individu Pengembangankapasitasindividumencakup:(a)Keterampilanperencanaan (kemampuan atau kapasitas melakukan analisis situasi hingga monitoring
  • 69. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 67 evaluasi), (b) Keterampilan manajerial, yakni kapasitas memfasilitasi, memoderasi dan mengkoordinir semua pelaku dan kepentingan ke dalam suatu proses perencanaan yang teratur (c) Keterampilan sosial yakni kapasitas dalam membangun proses dialogis yang konstruktif dalam rangka membangun kebersamaan dalam keberagaman kepentingan untuk menghasilkan produk perencanaan yang mampu mengakomodir kepentingan dari bawah. 8. Tujuan forum warga adalah mempertemukan berbagai kelompok warga/ masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll) menjadi relevan dan signifikan diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang sekaligus mengambil keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi kebutuhan/kepentingan bersama.Melalui ini harapkan akan terbangun: (i) kesadaranmasyarakatakanperlunyamerekaikutterlibatdalamperencanaan pembangunan atau pengembangan masyarakat; (ii) kesadaran bahwa perlu suatu pengorganisasian sosial atas berbagai kelompok warga dalam merancang dan menetapkan (memutuskan) program prioritas masyarakat; (iii) identitas diri sebagai suatu kelompok kepentingan dan sama-sama terlibat dalam proses perencanaan. 9. Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian yaitu (1) genetika dan kependudukan(2) lingkungan kesehatan (3) perilaku kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan. 10. Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan adalah: • CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar) • ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu) • IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB) • MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI) • DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu)