SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
SRI UTAMI
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah
MODUL
Konsep Tumbuh Kembang
KEGIATAN BELAJAR 2
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
	 Selamat saudara telah mampu
menyelesaikan modul dengan hasil
yang bagus, sekarang akan masuk
dalam modul kedua dalam mata
kuliah asuhan neonatus, bayi, balita
dan anak prasekolah. Modul ini
membahas tentang konsep tumbuh
kembang anak, dimana modul ini akan
memberikan pemahaman kepada
mahasiswa terhadap tumbuh kembang
anak. Pemahaman tentang tumbuh
kembang anak sangat penting untuk
saudara pahami sebagai dasar dalam
memberikan asuhan pada neonatus,
bayi, balita dan anak pra sekolah. Mater
ini dalam modul ini akan menjelaskan
tentang konsep tumbuh kembang,
deteksi dini tumbuh kembang dan
stimulasi tumbuh kembang, konsep
bermain pada anak.
Gambar : Pengecekan cabang bayi
Selamat saudara telah mampu menyelesaikan modul dengan hasil yang bagus, seka-
rang akan masuk dalam modul kedua dalam mata kuliah asuhan neonatus, bayi, balita
dan anak prasekolah. Modul ini membahas tentang konsep tumbuh kembang anak,
dimana modul ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa terhadap tumbuh
kembang anak. Pemahaman tentang tumbuh kembang anak sangat penting untuk
saudara pahami sebagai dasar dalam memberikan asuhan pada neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah. Mater ini dalam modul ini akan menjelaskan tentang konsep
tumbuh kembang, deteksi dini tumbuh kembang dan stimulasi tumbuh kembang, kon-
sep bermain pada anak.
Modul ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar dan seluruh kegiatan belajar diberi aloka-
si waktu 9 x 50 menit, kegiatan belajar tersebut meliputi:
Kegiatan Belajar 1 : konsep tumbuh kembang neonatus, bayi, balita
Kegiatan Belajar 2 : Deteksi dini tumbuh kembang
Kegiatan Belajar 3 : stimulasi tumbuh kembang
Tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah Saudara menyelasaikan modul ini ada-
lah 1) Menjelaskan tentang konsep tumbuh kembang, 2) memahami tentang deteksi
dini tumbuh kembang dan 3) memahami tentang stimulasi tumbuh kembang dan kon-
sep bermain pada anak. Pemahaman tentang tumbuh kembang neonatus, bayi, balita
dan anak prasekolah yang baik akan sangat mendukung saudara dalam memberikan
asuhan kebidanan pada anak. Karena anak mempunyai ciri-ciri tersendiri pada setiap
tahap pertumbuhan dan perkembangan, maka pemahaman tentang tumbuh kembang
anak akan mampu mendasari saudara dalam memberikan asuhan kebidanan secara
baik dan benar.
Proses pembelajaran untuk materi konsep tumbuh kembang anak yang sedang sauda-
ra ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan baik dan lancar bila Saudara mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1)	 Pahami betul tentang berbagai kegiatan penting mulai dari kegiatan belajar 1-3
2)	 Kerjakan test pada tiap-tiap kegiatan belajar, lalu cocokkan hasil kerja saudara den-
gan kunci jawaban yang tersedia.
3)	 Lakukan pengamatan terhadap aspek pertumbuhan dan perkembangan pada anak
yang ada disekitar tempat tinggal saudara. tugas saudara meliputi nilai pertumbu-
hannya yang terdiri dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas
dan aspek perkembangan dengan menggunakan instrumen KPSP, Denver II, serta
nilai test daya dengar, test daya lihat, kaji pula tentang autisme, gangguan pemu-
satan perhatian dan hiperaktif, masalah mental emosional. Dalam mempraktikkan
tugas ini gunakan pedoman praktik dan instrumen penilaian tumbuh kembang anak.
Pendahuluan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2
3
4)	 Keberhasilan proses pembelajaran saudara dalam modul ini sangat tergantung ke-
pada kesungguhan saudara dalam mengerjakan latihan dan tugas-tugas yang diberi-
kan dalam setiap kegiatan belajar. Untuk itu berlatihlah secara mandiri dan lanjutkan
pembahasan kelompok dengan teman anda.
5)	 Bila saudara menghadapi kesulitan, silakan hubungi fasilitator yang mengajar mata
kuliah ini.
	 Baiklah bagi Saudara, saya ucapkan selamat belajar semoga saudara sukses dalam
memahami mata kuliah ini sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, dengan
hasil yang maksimal. Mulailah kegiatan belajar saudara dengan kegiatan belajar 1.
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Kegiatan
Belajar 2
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar tentang Deteksi dini pertumbuhan dan Perkem-
bangan ini diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang deteksi dini pertumbu-
han dan Perkembangan pada bayi, balita dan anak pra sekolah dengan benar.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar tengan deteksi dini pertumbuhan dan perkem-
bangan bayi, balita dan anak prasekolah diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan
tentang :
1.	 Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak
2.	 Jenis Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan
3.	 Deteksi dini penyimpangan Pertumbuhan
4.	 Deteksi dini penyimpangan Perkembangan
5.	 Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka ketekunan dan kesungguhan saudara
sangat dibutuhkan dalam mempelajari materi berikut ini. Saya percaya anda pasti bisa
menyelesaikannya dengan baik, semangat dan selamat mempelajari.
Dalam kegiatan belajar tentang deteksi dini tumbuh kembang ini akan membahas ten-
tang materi sebagai berikut: Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak, Jenis De-
teksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan, Deteksi dini penyimpangan Pertumbuhan,
Deteksi dini penyimpangan Perkembangan, Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emo-
sional.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
4
5
1. Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak
	 Pernahkan saudara mendengar tentang istilah deteksi dini tumbuh kembang anak?
Tentu saudara sudah pernah mendengarya karena istilah ini sedang ngetren saat
ini, dimana program ini sedang digalakkan oleh pemerinta sebagai upaya mencapai
tumbuh kembang anak yang optimal. Untuk memahami hal tersebut coba pelajari
pengertian berikut.
	 Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk men-
emukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah (Depkes RI, 2005).
2.	 Jenis Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan
	
	 Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat pusk-
esmas dan jaringannya yaitu :
	
a.	 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui/menemukan
status pertumbuhan anak, seperti adanya status gizi kurang/buruk dan mikro/
makrosefali. Untuk deteksi dini pertumbuhan anak diperluhkan intrumen dalam
pengukurannya. Jenis instrumen yang digunakan adalah :
•	 Berat Badan menurut Tinggi badan anak (BB/TB)
•	 Pengukuran Lingkar kepala anak (PLKA)
	
b.	Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya den-
gar. Jenis instrumen yang digunakan:
•	 Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP)
•	 Tes Daya Lihat (TDL)
•	 Tes Daya Dengar Anak (TDD)
c.	 Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme, gangguan pemusatan perhatian dan hiper-
aktivitas. Instrumen yang digunakan:
•	 Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
•	 Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)
•	 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Uraian
Materi
3.	 Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
	 Untuk mengetahui adanya penyimpangan pertumbuhan, parameter yang digunakan
adalah Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) dan lingkar kepala anak (LKA).
Parameter tersebut termasuk ukuran antropometri dan paling mudah dilakukan di-
lapangan.
	 a.	 Pengukuran Berat badan
	
	 Keuntungan dari pengukuran berat badan merupakan salah satu ukuran antropo-
metrik yang terpenting untuk mengetahui keadaan staus gizi anak. Selain itu juga
dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur, apakah anak
dalam keadaan normal dan sehat. Keuntungan lainnya adalah pengukurannya mu-
dah, sederhana dan murah. Oleh karena itu kegunaan BB adalah 1) Sebagai infor-
masi tentang keadaan gizi anak, pertumbuhan dan kesehatannya. 2) Untuk monitor-
ing kesehatan sehingga dapat menentukan therapi apa yang sesuai dengan kondisi
anak. 3) Sebagai dasar untuk menentukan dasar perhitungan dosis obat ataupun
diet yang diperlukan untuk anak.
	
	 Kelemahan, meskipun berat badan merupakan ukuran yang dianggap paling pent-
ing, namun mempunyai kelemahan yaitu : 1) Tidak sensitif terhadap proporsi tubuh
misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. 2) Terjadi perubahan secara fluktuasi seti-
ap hari yang masih dalam batas normal. Perubahan ini dapat terjadi akibat pengaruh
intake seperti makanan/minuman dan output seperti urine, keringat, pernafasan.
Besarnya fluktuasi tergantung kelompok umur dan sangat individual berkisar antara
100-200 gr sampai 500-1000 gr (Soetjiningsih, 1994).
	 Pada usia beberapa hari pertama berat badan akan mengalami penurunan yang si-
fatnya normal yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan keluarnya
meconium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang adekuat, misalnya pro-
duksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat
lahir pada hari kesepuluh sampai ke empat belas.
	 Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000 gr/
bulan, triwulan II sekitar 500-600 gr/bulan, triwulan III sekitar 350-450 gr/bulan dan
pada triwulan IV sekitar 250-350 gr/bulan. Dari perkiraan tersebut dapat diketahui
bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, 6
bulan berikutnya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun ke dua kenaikan + 0,25 kg/bulan. Setelah
2 tahun kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap ado-
lesensia (masa remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat (growth
spurt).
	
	 Selain dengan perkiraan tersebut, dapat juga memperkirakan BB dengan menggu-
nakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992) yaitu:
•	 Berat badan lahir rata-rata ; 3,25 kg
•	 Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus:
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
6
7
•	 Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :
		 Keterangan: n adalah usia anak
	 Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari dibulatkan ke atas, ku-
rang atau sama dengan 15 hari dihilangkan. Misal ada bayi berumur 5 bulan 25 hari,
maka bayi dianggap berumur 6 bulan sehingga bila menggunakan rumus Behrman,
BB bayi diperkirakan 7,5 kg. Bila anak berumur 2 tahun 6 bulan, anak dianggap beru-
mur 2 tahun, karena kelebihan 6 bulan atau kurang maka akan dibulatkan ke bawah/
dihilangkan.
	 b.	 Pengukuran Tinggi Badan
	
	 Tinggi badan merupakan ukuran antropometri kedua terpenting. Keuntungan dari
pengukuran tinggi badan ini adalah alatnya murah, mudah dibuat dan dibawa sesuai
keinginan dimana tinggi badan akan diukur. Selain itu tinggi badan merupakan ind-
ikator yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk per-
bandingan terhadap perubahan relatif seperti nilai berat badan dan lingkar lengan
atas. Seperti terdapat pada tabel tinggi badan dan berat badan, dengan mengetahui
tinggi badan dan berat badan anak, dapat diketahui keadaan status gizinya. Sedang-
kan kerugiannya adalah perubahan dan pertambahan tinggi badan relatif pelan ser-
ta sukar pengukurannya karena terdapat selisih nilai antara posisi pengukuran saat
berdiri dan saat tidur.
	 Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering diistilahkan panjang badan. Pada
bayi baru lahir, panjang badan rata-rata +50 cm. Pada tahun pertama pertambahan-
nya 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan tersebut berangsur-ang-
sur berkurang sampai usia 9 tahun yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa
pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup cepat yaitu pada
wanita 5-25 cm/tahun sedangkan laki-laki sekitar 10-30 cm/tahun. Pertambahan ting-
gi badan akan berhenti pada usia 18-20 tahun.
	 Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan ru-
mus dari Behrman (1992) yaitu :
•	 Perkiraan panjang lahir ; 50 cm
•	 Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x Panjang Badan Lahir
•	 Perkiraan tinggi badan usia 2 – 12 tahun = (Umur x 6) + 77 = 6n + 77
	 Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan keat-
as, bila 6 bulan atau kurang dihilangkan.
	 c.	 Pengukuran lingkar Kepala
	 Ukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir pertumbuhan otak. Pertumbu-
han ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak sehingga bila ada
hambatan/ gangguan pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanya juga
terhambat. Berat otak janin saat kehamilan 20 minggu diperkirakan 100 gr, waktu
lahir sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun hampir mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram
atau mencapai 75% dari berat seluruhnya. Pada usia 3 tahun sekitar 1100 gr dan
pada 6 tahun pertumbuhan otak telah mencapai 90% (1260 gr). Pada usia dewasa,
berat otak mencapai 1400 gr.
	
	 Secara normal pertambahan ukuran lingkar kepala setiap tahap relatif konstan dan
tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografi. Saat lahir ukuran ling-
kar kepala normalnya 34-35 cm. Kemudian bertambah + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepa-
la paling cepat dibanding tahap berikutnya kemudian tahun-tahun pertama lingkar
kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/th. Pada dua tahun pertama, pertumbuhan
otak relatif pesat.Setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah +
10 cm.
	 Pertambahan yang relatif konstan juga dapat diketahui dari proporsi besar kepala
dengan panjang badan. Saat lahir kepala berukuran seperempat (¼) bagian dari pan-
jang badan dan setelah dewasa besar kepala hanya seperdelapan (1/8) dari panjang
badan. Oleh karena itu lingkar kepala ini hanya efektif pada 6 bulan pertama sampai
umur 2-3 tahun, kecuali pada keadaan tertentu seperti bentuk kepala yang besar
pada anak yang menderita Hidrocephalus.
	 Pengukuran lingkar kepala lebih sulit bila dibandingkan dengan ukuran antropometri
lainnya dan jarang dilakukan pada balita, kecuali bila ada kecurigaan pertumbuhan
yang tidak normal. Namun alat yang dibutuhkan cukup sederhana yaitu dengan pita
pengukuran (meteran).
	 Cara yang mudah untuk mengetahui pertumbuhan lingkar kepala adalah dengan
melihat kurva lingkar kepala pada Kartu Tumbuh Kembang Anak. Kurva ini dibeda-
kan antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini gambaran kurva anak perempuan.
Sumber : Nelhaus G, Pediatric 41: 106, 1998
Gambar kurva lingkar kepala anak perempuan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
8
9
	 Dari kurva tersebut tergambar dua daerah yaitu dalam kurva yang berwarna hijau
dan luar kurva yang dibatasi oleh kedua garis putus-putus. Hasil pengukuran, dapat
diinterpretasikan sebagi berikut.
1)	 Lingkar kepala normal apabila ukuran lingkar kepala berada diantara kedua garis
putus-putus atau didalam jalur hijau. Dengan kata lain berada di antara batas ter-
tinggi dan terendah dari kurva lingkar kepala
2)	Lingkar kepala tidak normal apabila ukuran lingkar kepala berada di atas atau
dibawah kedua garis putus-putus atau diluar warna hijau. Untuk itu anak perlu
dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Ukuran kepala di atas kur-
va normal berarti ukuran kepala besar (makrocephali), sedangkan ukuran kepala
dibawah kurva normal berarti ukuran kepala kecil (mikrocephali). Kurva lingkar
kepala ini, dibedakan antara laki-laki dan perempuan sebagaimana terlampir
pada buku ini.
d.	 Lingkar Lengan Atas (LLA, lila)
	 Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjut-
nya tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
	 Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot,
yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai
keadaan gizi dan pertumbuhan anak pra sekolah. Keuntungan pengukuran lingkar
lengan atas adalah murah, mudah karena gampang menggunakannya dan bisa dib-
uat sendiri, siapa saja dapat melakukannya. Namun kadang-kadang hasil penguku-
ran kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa menekan jaringan.
	
	 Pada praktiknya, pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada gangguan pertumbu-
han atau gangguan gizi yang berat, sehingga pengukuran lila hanya efektif pada usia
dibawah 3 tahun (usia prasekolah).
e.	 Lipatan Kulit
	 Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan refleksi per-
tumbuhan jaringan lemak dibawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Bila
anak mengalami defisiensi kalori maka lipatan kulit menipis dan akan menebal bila
kelebihan energi.
f.	 Lingkar dada
	 Saat lahir diameter transversal dan anteroposterior hampir sama yaitu sekitar 34-35
cm sehingga bentuk dadanya seperti silinder. Dengan bertambahnya usia, ukuran
diameter transversal menjadi lebih besar dibanding diameter anteroposterior, se-
hingga bentuk dada menjadi gepeng. Pertambahan ukuran lingkar dada lebih lam-
bat dibanding ukuran lingkar kepala. Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran
lingkar dada jarang dilakukan. Untuk pengukurannya dilakukan pada saat bernafas
biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura substernalis). Pengukuran lingkar
dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada
bayi dengan posisi berbaring.
	 Setelah saudara mempelajari deteksi dini pertumbuhan anak, selanjutnya saudara
bisa mempraktikkan bagaimana cara deteksi pertumbuhan anak. Untuk bisa mem-
praktikkan deteksi pertumbuhan anak, maka sudara gunakan pedoman praktik de-
teksi dini pertumbuhan, yang meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan atas, lingkar dada. Lalu hasilnya dokumentasikan pada format
yang tersedia.
	 Setelah saudara paham tentang deteksi pertumbuhan anak, selanjutnya saudara
bisa lanjutkan untuk mempelajari deteksi dini penyimpangan perkembangan.
4.	 Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
	 1.	 Jenis Instrumen yang digunakan
	
	 Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Pertumbuhan ditujukan untuk kematangan fisik, sedangkan perkembangan leb-
ih ditujukan untuk membuat fisik mempunyai arti/makna dalam hidup. Penilaian
perkembangan anak banyak model dan macamnya. Meskipun begitu perlu adanya
parameter atau patokan-patokan tertentu sehingga dapat dilakukan perbandingan
secara konsisten. Banyak parameter atau tes untuk perkembangan anak misalnya
test IQ, test psikomotorik, test prestasi dan lain-lain.
	 Untuk upaya deteksi perkembangan di tingkat puskesmas, jenis instrumen yang di-
gunakan adalah
a.	 Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP)
b.	 Tes Daya Lihat (TDL)
c.	 Tes Daya Dengar Anak (TDD)
	 Deteksi perkembangan dengan instrumen KPSP, TDL dan TDD dapat dilakukan oleh
semua tenaga kesehatan dan guru TK terlatih. Bahkan keluarga dan masyarakat bisa
melakukan upaya deteksi perkembangan dengan menggunakan Buku KIA.
	 Selain instrumen tersebut di atas, ada instrumen perkembangan yang juga sudah
luas pemakaiannya. Instrumen tersebut dikenal dengan DDST (Denver Developmen-
tal Screening Test) yaitu salah satu tes atau metode skrining yang sering digunakan
untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkemban-
gan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan
motorik kasar. DDST merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan
di klinik/ rumah sakit bagian tumbuh kembang anak. DDST ini mudah dan cepat
penggunaannya serta mempunyai validitas yang relatif tinggi. Setiap kemampuan/
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
10
11
tugas dari masing-masing aspek perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak
persegi yang berurutan sesuai usia anak.
	
	 Sedangkan berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun
oleh Departemen Kesehatan tersebut, tes perkembangan yang dapat dilakukan ada-
lah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah, Tes
Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata, serta Tes Daya Dengar Anak. Berikut ini akan
dijelaskan secara singkat masing-masing tes yaitu KPSP, TDL, TDD, DDST.
2.	 Uraian masing-masing instrumen
	 a.	 Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP)
	
	 KPSP adalah merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang
tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk
perkembangan anak usia 0-72 bulan. Tujuannya adalah untuk skrining / pemerik-
saan perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Skrining / pemeriksaan
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD terlatih.
	 Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP sesuai umur anak dan
alat untuk pemeriksaan yang berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerinc-
ingan, kubus berukuran 2,5 cm sebanyak 8 buah, kismis, kacang tanah, potongan bi-
skuit. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan
menjadi 1 bulan. Contoh anak usia 9 bulan 16 hari dibulatkan 10 bulan, usia 9 bulan
15 hari dibulatkan 9 bulan.
	 Daftar pertanyaan KPSP berjumlah 10 nomor yang menjadi dua yaitu pertanyaan
yang harus dijawab oleh ortu/pengasuh dan perintah yang harus dilakukan sesuai
dengan pertanyaan pada KPSP. Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab ‘ya’ atau ‘ti-
dak’ oleh orang tua. Interpretasi hasil pemeriksaan KPSP. Bila jawaban ‘ya’ berjum-
lah 9-10, berarti anak normal sesuai tahap perkembangan. Jawaban ‘ya’ berarti anak
bisa, pernah, sering atau kadang-kadang melakukan. Bila jawaban ‘ya’ kurang dari 9
perlu diteliti tentang: Cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya, apakah
sudah sesuai. Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan.
	 Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus diulang. Bila setelah diteliti, jawa-
ban ‘ya’ berjumlah 7-8 berarti meragukan dan perlu diperiksa ulang 2 minggu kemu-
dian dengan pertanyaan yang sama. Jika jumlah jawaban tetap sama, kemungkinan
ada penyimpangan. Bila jawaban ‘ya’ berjumlah 6 atau kurang berarti ada penyim-
pangan. Anak perlu dirujuk ke rumah sakit untuk keperluan pemeriksaaan lebih lan-
jut.
b.	 Test daya Lihat (TDL)
	 Tes ini merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata.
Tujuan tes ini untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan daya lihat pada usia
prasekolah, sehingga bila ada penyimpangan dapat segera ditangani. Dengan de-
mikian kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
Tes ini dilakukan tiap 6 bulan pada anak prasekolah umur 36-72 bulan, dapat dilaku-
kan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD terlatih dan petugas terlatih lainnya.
	 Untuk melakukan tes daya lihat, diperlukan ruangan yang bersih dan tenang serta
dengan penyinaran yang baik, kursi untuk anak dan pemeriksa, alat penunjuk dan
alat ‘kartu E’ yang digantungkan setinggi anak duduk. ‘Kartu E’ ini berisi huruf E yang
terdiri dari 4 baris, yang mana baris pertama huruf E berukuran paling besar kemu-
dian berangsur-angsur mengecil pada baris keempat. Jarak antara ‘kartu E’ dan anak
sekitar 3 meter.
	 Secara normal, anak dapat melihat huruf E pada baris ketiga. Apabila anak tidak
dapat melihat huruf E pada baris ketiga, maka perlu dirujuk untuk mendapatkan pe-
meriksaan lebih lanjut. Kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
	 Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksa kesehatan matanya. Perlu ditanya-
kan dan diperiksa adakah: Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur,
pusing. Perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat, sering
mengkedip-kedipkan mata. Kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah
dan keluar air. Bila ditemukan satu atau lebih kelainan di atas, maka anak perlu diru-
juk.
c.	 Test Daya Dengar (TDD)
	 Tanpa pendengaran yang baik, anak tidak dapat belajar berbicara atau mengikuti
pelajaran sekolah dengan baik. Oleh karena itu perlu deteksi secara dini fungsi pen-
dengaran anak, sehingga kemampuan pendengaran dan bicara anak dapat berkem-
bang dengan baik. Tujuan TDD adalah untuk menemukan gangguan pendengaran
secara dini, agar segara dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya
dengar dan bicara anak. Tes TDD dapat dilakukan tiap 3 bulan pada bayi < 12 bulan
dan tiap 6 bulan pada anak > 12 bulan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD terlatih
dan petugas terlatih lainnya.
	 Peralatan yang diperlukan adalah intrumen untuk TDD sesuai usia anak, gambar bi-
natang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir
dan bola).
	 Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan kelom-
pok usia anak. Jawaban ‘ya’ jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukan
perintah dan jawaban ‘tidak’ jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perin-
tah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan ditujukan untuk kemampuan 1 bulan
terakhir. Setiap pertanyaan perlu dijawab ‘ya.’ Apabila ada satu atau lebih jawaban
‘tidak’, berarti pendengaran anak tidak normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih
lanjut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
12
13
d.	 Denver Developmental Screening Test (DDST)
	 DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.
Pelaksanaan DDST tergolong cepat dan mudah serta mempunyai validitas yang ting-
gi. DDST bukan untuk mendiagnosa atau untuk test kecerdasan (IQ).
	 Untuk melaksanakan DDST diperlukan ruangan yang bersih dan tenang. Adapun per-
alatan yang diperlukan adalah:
	 1)	 Meja tulis dengan kursinya, dan matras
	
	 2)	 Perlengkapan test :
-	 Gulungan benang wool-merah (diameter 10 cm)
-	Kismis
-	 Kerincingan dengan gagang yang kecil
-	 10 buah kubus berwarna-warni, ukuran 2,5 x 2,5 cm
-	 Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
-	 Bel kecil
-	 Bola tenis
-	 Pensil merah
-	 Boneka kecil dengan botol susu
-	 Cangkir plastik dengan gagang/ pegangan
-	 Kertas kosong
	 3)	 Formulir denver II, berisi: (perlu gambar format denver II)
-	 125 gugus tugas perkembangan disusun menjadi 4 sektor untuk menjaring
fungsi berikut : Personal sosial, Fine motor adaptive, Language, Gross motor
-	 Skala umur, bagian atas formulir terbagi dalam bulan dan tahun lahir, sampai
berusia 6 tahun
-	 Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan (untuk usia kurang 24 bulan),
dan mewakili 3 bulan (untuk anak di atas 2 tahun sampai 6 tahun).
-	 Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemam-
puan perkembangan, 25%, 50%, 75% dan 90% dari populasi anak lulus tugas
perkembangan tersebut.
-	 Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung ko-
tak sebelah kiri. R (report) = L (laporan) artinya tugas perkembangan tersebut
bisa dinilai berdasarkan laporan tua, tetapi bila memungkinkan penilai dapat
menilai langsung.
	 4)	 Langkah Pelaksanaan
a.	 Sapa ortu/ pengasuh
b.	 Jelaskan tujuan pemeriksaan
c.	 Jalin komunikasi yang baik dengan anak
d.	 Hitung umur anak dan buat garis umur
-	 Catat nama anak, tgl lahir, tgl pemeriksaan
-	 Umur anak dihitung dengan cara :
tanggal pemeriksaan saat ini dikurangi tanggall lahir, dengan ketentuan :
-	 1 tahun : 12 bulan
-	 1 bulan : 30 hari
-	 1 minggu : 7 hari
	 	(kelebihan hari > 15 hari dibulatkan 1 bulan, ≤ 15 hr dihilangkan)
-	 Bila anak lahir prematur, maka lakukan koreksi faktor prematuritasnya, ini
berlaku bila umur anak kurang dari 2 tahun
	
Misal : anak A lahir tanggal 2 Januari 2012. Anak lahir prematur dengan usia
gestasi 33 minggu. Tanggal pemeriksaan 25 Maret 2013 maka usia anak saat
ini adalah :
Tanggal Periksa :	 2013 - 3 - 25
Tanggal Lahir :	 2012 - 1 - 2
				
				 1 - 2 - 23
Umur anak : 1(tahun), 1(bulan), 23(hari). Karena anak lahir prematur dan be-
rusia dibawah 2 tahun, maka perlu dikoreksi sbb: untuk koreksinya kita pakai
usia kehamilan 40 minggu, karena usia 40 minggu janin sudah dianggap men-
galami perkembangan yang optimal selama dalam kandungan. Sehingga un-
tuk mencapai 40 minggu usia anak kurang 7 minggu. (7 minggu = 49 hari atau
1 bulan lebih 19 hari. Maka usia anak tersebut harus dikoreksi dengan cara
dikurangi dengan cara berikut:
Tanggal Periksa :	 2013 - 3 - 25
Tanggal Lahir :	 2012 - 1 - 2
				
				 1 - 2 - 23
					1 - 19
				 1 - 1 - 4
jadi umur anak A saat diperiksa adalah 1 tahun lebih 1 bulan 4 hari, yang dibu-
latkan menjadi 1 tahun lebih 1 bulan atau 13 bulan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
14
15
Setelah ketemu umur anak lalu tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan
cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur
Lakukan pemeriksaan tiap tugas perkembangan untuk tiap sektor.
Dimulai dari sektor dan tugas yg paling mudah di sebelah kiri garis, pada semua
tugas perkembangan yang terpotong garis , dan bila memungkinkan lakukan
pemerisaan pada tugas perkembangan di sebelah kanan garis umur.
Kemudian berikan skor penilaian pada tiap-tiap tugas perkembangan yang
dinilai dengan memberi tanda sebagai berikut:
P : Pass/ lulus
F : Fail/ gagal
R : Refusal/ menolak
5)	Interpretasi
1.	 Lebih (advanced)
Bilamana hasil pemeriksaan anak dinyatakan Pass atau lulus pada tugas
perkembangan disebelah kanan garis umur
2.	Normal
-	 Bila hasil pemeriksaan anak nyatakan Fail / gagal/ menolak melakukan tu-
gas perkembangan di sebelah kanan garis umur, atau
-	 Anak dinyatakan lulus (P)/ gagal (F)/ menolak (R) pada tugas perkembangan
dimana garis umur terletak antara persentil 25 - 75
3.	Caution/peringatan
Bila hasil pemeriksaan dinyatakan F/Gagal atau R/Menolak tugas perkemban-
gan pada tugas perkembangan yang terletak persentil 75 – 90
4.	Delayed/keterlambatan
Bila hasil pemeriksaan dinyatakan anak Gagal (F) atau menolak (R) pada tugas
perkembangan yang terletak lengkap di sebelah kiri garis umur
5.	 No opportunity/tidak ada kesempatan
-	 Bila dari laporan orang tua, anak tidak ada kesempatan melakukan tugas
perkembangan yang diperiksa
-	 Hasil ini tidak masuk dalam menentukan kesimpulan tentang perkemban-
gan anak.
6)	 Langkah Mengambil Kesimpulan
kesimpulan disimpulkan pada tiap-tiap sektor, hasil kesimpulan dapat berupa
simpulan berikut:
Normal jika dalam 1 sektor diperoleh hasil
1.	 Tidak ada keterlambatan atau minimal paling banyak ditemukan 1 caution
2.	 Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya
Suspect/suspek jika hasil pemeriksaan pada 1 sektor ditemukan hal berikut:
1.	 Ada ≥ 2 caution dan atau ≥ 1 keterlambatan
2.	 Lakukan uji ulang dalam 1 - 2 minggu
Untestable/tidak dapat diuji
1.	 Ada skor menolak pada ≥ 1 ujicoba di sebelah kiri garis umur
2.	 Uji ulang 1 - 2 minggu
Abnormal
1.	 Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
2.	 Bila dalam 1 sektor didapatkan 2 atau lebih keterlambatan + 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor tersebut, tidak ada yang lu-
lus pada kotak yang terpotong garis usia
5.	 Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah
a.	 Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan / masalah mental
emosional pada anak prasekolah. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Ma-
salah Mental Emosional bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Kuesioner berisi
12 pertanyaan tentang problem mental emosional anak usia 36 sampai 72 bulan.
Jadwal deteksi sebaiknya rutin setiap 6 bulan. Jika ada jawaban ‘ya’ maka kemungk-
inan anak mengalami masalah mental emosional.
b.	 Kuesioner Masalah Mental Emosional
No Pertanyaan Ya Tidak
1
Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab
yang jelas? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung
atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah bia-
sa dihadapinya)
2
Apakah anak anada tampak menghindar dari tema-teman
atau anggota keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian,
meyendiri atau merasa sedih sepanjang waktu, kehilangan
minat terhadap hal-hal yang biasa sangat menikmati)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
16
17
3
Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan me-
nentang terhadap lingkungan disekitarnya? (seperti me-
langgar peraturan yang ada, mencuri, seringkali melakukan
perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya dan tampak tidak perduli
dengan nasihat-nasihat yang sudah diberikan kepadanya?
4
Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
seusianya)
5
Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perha-
tiannya, sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas
sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6
Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dalam
membuat keputusan?
7
Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola
tidur? (seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepan-
jang hari, sering terbangun diwaktu tidur malam oleh kare-
na mimpi buruk, mengigau)
8
Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau
tidak mau makan sama sekali)
9
Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit
perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?
10
Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
11
Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya? (seperti
mengompol kembali, menghisap jempol atau tidak mau
berpisah dengan orang tua / pengasuhnya?
12
Apakah anak anda melakukan perbuatan yang be-
rulang-ulang tanpa alasan yang jelas?
Deteksi Dini autis pada Anak prasekolah
	
	 Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak usia 18 bulan sam-
pai 36 bulan. Deteksi dilakukan jika ada indikasi atau keluhan dari orang tua / peng-
asuh atau ada kecurigaan dari tenaga kesehatan, kader atau guru sekolah. Keluhan
dapat berupa keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi / interaksi sosial, atau
perilaku yang berulang-ulang.
a.	Instrumen
	 Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) yang berisi 2 jenis
pertanyaan :
	 1)	 9 pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu / pengasuh secara berurutan dan ti-
dak ragu.
	 2)	 5 pertanyaan berupa perintah bagi anak yang harus dilakukan secara berurutan
juga.
b.	 Interpretasi hasil dari pemeriksaan CHAT adalah :
-	 Anak mempunyai resiko tinggi Autism jika menjawab tidak pada pertanyan ke 5 dan
7 serta tidak melaksanakan perintah ke 2, 3 dan 4.
-	 Anak mempunyai resiko rendah menderita autis jika menjawab tidak pada pertanyan
ke 7 serta tidak melaksanakan perintah ke 4.
-	 Anak kemungkinan mengalami gangguan perkembangan lain jika jawaban tidak jum-
lahnya 3 atau lebih untuk pertanyan ke 1,4,6,8,9 dan perintah ke 1,5.
-	 Anak dalam batas normal bila tidak termasuk kategori diatas.
Chek list Deteksi Dini Autis Pada Anak Umur 18-36 bulan
CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)
No Pertanyaan Ya Tidak
A Alo Anamnesa
1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang
naik turun (bounched) dipaha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?
3. Apakah anak suka memanjat-manjat seperti memanjat
tangga?
4. Apakah anak suka bermain ‘ciluk ba, petak umpet’?
5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secan-
gkir teh menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko
atau permainan lain?
6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu den-
gan menunjukkan jari?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke
sesuatu agar anda melihat kesana?
8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mo-
bil atau kubus)?
9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk
menunjukkan sesuatu?
B. Pengamatan
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata)
dengan pemeriksa?
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
18
19
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa
menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil menga-
takan :’lihat itu ada bola (atau mainan lainnya)’!
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/
cangkir dan teko. Katakan pada anak :’buatkan secangkir
susu buat mama’!
4. Tanyakan pada anak:’tunjukkan mana gelas’!(gelas dapat di-
ganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada
disekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda tersebut
dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika
menunjuk kesuatu benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok men-
jadi suatu menara?
Sumber : Amarican Academy or Pediatris, Pediatrics 107: 5 May 2001
Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktiv (GPPH)
	 Untuk mengetahui secara dini adanya GPPH pada anak usia 36 bulan keatas. Deteksi
GPPH dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua / pengasuh serta
ada kecurigaan dari tenaga kesehatan / kader. Keluhan dapat berupa:
	 -	 Anak tidak bisa duduk tenang
	 -	 Selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
	 -	 Perubahan suasana hati yang mendadak / impulsif
	 Alat yang digunakan berupa formulir deteksi dini GPPH yang berisi 10 pertanyaan
yang harus dijawab oleh orang tua / pengasuh dan perlu pengamatan pemeriksa ten-
tang keadaan anak.. Pertanyaan dijawab berdasar skore 0,1,2.3dengan ketentuan:
	 a.	 Skore 0 jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
	 b.	 Skore 1 jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
	 c.	 Skore 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
	
	 d.	 Skore 3 jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
	 Jika total skore 13 atau lebih, kemungkinan anak mengalami GPPH. Jika total skore
kurang 13 tetap i and ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian Inter-
vensi : anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk konsultasi lebih lanjut.
Tabel Formulir Formulir Deteksi Dini GPPH
No Kegiatan Yang Diamati 0 1 2 3
1 Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan
2 Mudah menjadi gembira, impulsive
3 Mengganggu anak-anak lain
4
Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimu-
lai, rentang perhatian pendek
5
Mengerak-gerakkan anggota badan atau kepala
secara terus menerus
6 Kurang perhatian, mudah teralihkan
7
Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah
menjadi frustasi
8 Sering dan mudah menangis
9
Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat
dan drastis
10
Ledakan kekesalan, tingkah laku ekspulsif dan
tak terduga.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
20
21
1.	 Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dilakukan sedini mun-
gkin, karena bila ada gangguan dapat segera ditangani, selain itu juga untuk mem-
inimalkan atau mencegah kecacatan yang mungkin timbul. Orang tua perlu diberi-
kan penyuluhan tentang cara sederhana untuk menilai keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
2.	 Untuk itu selaku petugas kesehatan bidan diharapkan dapat memberikan penyulu-
han pada orang tua tentang keadaan anaknya, khususnya tentang pertumbuhan dan
perkembangan.
3.	 Tumbuh kembang anak dikatakan normal apabila berada pada standart yang telah
berlaku. Untuk itu pertumbuhan dan perkembangan mempunyai parameter mas-
ing-masing. Cara perngukuran masing-masing parameter tersebut hendaknya dapat
dilaksanakan semua tenaga kesehatan.
4.	 Pedoman deteksi Tumbuh Kembang Balita merupakan suatu alat yang cukup efektif
digunakan dilapangan untuk mengetahui dan memantau tumbuh kembang anak.
Rangkuman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternative jawa-
ban yang paling Anda anggap benar.
1.	 Apa yang dimaksud dengan deteksi dini tumbuh kembang anak?
A.	 Kegiatan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak
B.	 Kegiatan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak
C.	 Kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan sebagai upaya untuk menga-
tasi masalah tumbuh kembang anak
D.	 Kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpan-
gan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah
E.	 Kegiatan yang dilakukan oleh orang tua atau petugas kesehatan untuk menen-
tukan keadaan kesehatan anak sebagai upaya untuk mengatasi perkembangan
anak yang terganggu
2.	 Yang bukan merupakan jenis deteksi dini tumbuh kembang anak yang dapat dilaku-
kan ditingkat Puskesmas adalah:
	 A.	Deteksi IQ
	 B.	Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
	 C.	Deteksi dini penyimpangan perkembangan
	 D.	Deteksi dini penyimpangan mental emosional
	 E.	Test daya dengar
3.	 Jenis Instrumen yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan mental emosion-
al adalah:
	 A.	Kuesioner Pra skrining Perkembangan
	 B.	Tes Daya Lihat dan tes IQ
	 C.	Tes Daya Dengar Anak dan
	 D.	tes prilaku
	 E.	Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif
4.	 Parameter yang sering digunakan untuk melakukan deteksi dini penyimpangan per-
tumbuhan adalah:
	 A.	Tinggi badan
	 B.	Berat badan
	 C.	Lingkar lengan
	 D.	Lingkar kepala
	 E.	Lingkar dada
5.	 Kenaikan berat badan rata-rata pada bayi sehat usia 3 bulan pertama berkisar an-
tara:
	 A.	700-1000 gram/bulan
	 B.	500-600 gram/bulan
	 C.	350-400 gram/bulan
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
22
23
	 D.	250-350 gram/bulan
	 E.	100-250 gram/bulan
6.	 Penambahan berat badan secara cepat (growth spurt), terjada pada masa:
	 A.	Neonatal
	 B.	Bayi
	 C.	Balita
	 D.	Pra sekolah
	 E.	Remaja
7.	 Jika Bayi lahir dengan berat badan 3.000 gram, maka berat badannya pada usia 8
bulan secara normal sekitar:
	 A.	5 kg
	 B.	7 kg
	 C.	8,5 kg
	 D.	10 kg
	 E.	12 kg
8.	 Sebelum melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak, petugas perlu menhitung
umur anak. Jika seorang anak diperiksa pada 12 Oktober 2013 dan lahir pada 11
Agustus 2008. Maka berapa usia anak tersebut saat dilakukan pemeriksaan:
	 A.	5 tahun 2 bulan
	 B.	4 tahun 2 bulan
	 C.	5 tahun 3 bulan
	 D.	5 tahun
	 E.	4 tahun
9.	 Kuisioner Pra skrining perkembangan, khususnya digunakan untuk anak usia:
	 A.	0-6 bulan
	 B.	6-12 bulan
	 C.	12-18 bulan
	 D.	18-36 bulan
	 E.	0-72 bulan
10.	 Hasil pemeriksaan KPSP didapatkan jawaban ya sebanya 9, artinya
	 A.	Terdapat penyimpangan
	 B.	Meragukan
	 C.	Tidak sesuai umur anak
	 D.	Sesuai umur anak
	 E.	Tidak dapat dinilai
	 Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban Saudara
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan Be-
lajar ini, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar
adalah:
	
	 90% - 100%		 : baik sekali
	
	 80% - 89%		 : baik
	
	 70% -79%		 : cukup
	
	 kurang dari 70%	 : kurang
	
	 Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus! Anda
dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari
80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang
belum Anda kuasai!
	 Belajarlah cara deteksi dini tumbuh kembang anak melalui media Video, kemudi-
an Pelajari pedoman praktik deteksi dini tumbuh kembang anak, setelah saudara
memahami tentang deteksi dini tumbuh kembang anak cobala saudara melakukan
pemeriksaan pada satu balita disekitar tempat tinggal saudara. Kajilah pertumbu-
han anak tersebut meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan
atas, lingkar dada. Kemudian hasil pemeriksaan saudara masukkan pada format
penilaian. Bagaimana hasilkan?
	 Selain itu lakukan juga penilaian perkembangannya dengan KPSP, Denver 2, kaji
juga tentang masalah mental emosionalnya meliputi GPPH, masalah mental emo-
sional, autis. Gunakan format yang tersedia. Bagaimana hasilnya?
	 Lakukan tugas tersebut secara mandiri, kemudian bahas dengan teman saudara
scara kelompok.
	
	 Buat laporan hasil kerja saudara
Tugas Mandiri
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Buku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anakBuku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anakMuh Saleh
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaMonica Fermanda
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitapjj_kemenkes
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]Manji Lala
 
Kb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatus
Kb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatusKb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatus
Kb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatuspjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
 
Sap Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMT
Sap  	Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMTSap  	Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMT
Sap Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMTMJM Networks
 
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita), buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu  balita), buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu  balita), buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita), buku kia dan stiker p4 kpjj_kemenkes
 
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan AbnormalAsuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan AbnormalGita Kostania
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,pjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
 
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danModul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danpjj_kemenkes
 
PENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING II
PENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING IIPENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING II
PENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING IIDayu Agung Dewi Sawitri
 

What's hot (20)

Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Buku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anakBuku kader seri kesehatan anak
Buku kader seri kesehatan anak
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tua
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
 
Kb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatus
Kb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatusKb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatus
Kb 3 peran bidan dalam asuhan primer neonatus
 
Makalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidananMakalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidanan
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
 
Sap Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMT
Sap  	Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMTSap  	Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMT
Sap Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi PMT
 
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita), buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu  balita), buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu  balita), buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb2 kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita), buku kia dan stiker p4 k
 
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan AbnormalAsuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan danModul 2 kb 1 pertumbuhan dan
Modul 2 kb 1 pertumbuhan dan
 
PENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING II
PENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING IIPENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING II
PENGENALAN KELAS IBU HAMIL DI UPT. KESMAS TAMPAKSIRING II
 

Similar to Kb2 konsep tumbuh kembang

Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatpjj_kemenkes
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasipjj_kemenkes
 
Kb3 konsep tumbuh kembang
Kb3 konsep tumbuh kembangKb3 konsep tumbuh kembang
Kb3 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakpjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayi
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada BayiPerencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayi
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayipjj_kemenkes
 
Praktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi DiniPraktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi Dinipjj_kemenkes
 
Tugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak Akhir
Tugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak AkhirTugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak Akhir
Tugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak AkhirMufatikhaAzizah
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumpjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...Septian Muna Barakati
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kpjj_kemenkes
 

Similar to Kb2 konsep tumbuh kembang (20)

Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
 
Kb3 konsep tumbuh kembang
Kb3 konsep tumbuh kembangKb3 konsep tumbuh kembang
Kb3 konsep tumbuh kembang
 
Kb 3 imunisasi
Kb 3 imunisasiKb 3 imunisasi
Kb 3 imunisasi
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anak
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayi
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada BayiPerencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayi
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Bayi
 
Praktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi DiniPraktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi Dini
 
Tugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak Akhir
Tugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak AkhirTugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak Akhir
Tugas Makalah Perkembangan Anak Awal dan Anak Akhir
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
 
Lp tumbang
Lp tumbangLp tumbang
Lp tumbang
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
Tugas bu yunida
Tugas bu yunidaTugas bu yunida
Tugas bu yunida
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Recently uploaded

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 

Kb2 konsep tumbuh kembang

  • 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 SRI UTAMI Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 4 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah MODUL Konsep Tumbuh Kembang KEGIATAN BELAJAR 2 Deteksi Dini Tumbuh Kembang
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Kata Pengantar Selamat saudara telah mampu menyelesaikan modul dengan hasil yang bagus, sekarang akan masuk dalam modul kedua dalam mata kuliah asuhan neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. Modul ini membahas tentang konsep tumbuh kembang anak, dimana modul ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa terhadap tumbuh kembang anak. Pemahaman tentang tumbuh kembang anak sangat penting untuk saudara pahami sebagai dasar dalam memberikan asuhan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Mater ini dalam modul ini akan menjelaskan tentang konsep tumbuh kembang, deteksi dini tumbuh kembang dan stimulasi tumbuh kembang, konsep bermain pada anak. Gambar : Pengecekan cabang bayi Selamat saudara telah mampu menyelesaikan modul dengan hasil yang bagus, seka- rang akan masuk dalam modul kedua dalam mata kuliah asuhan neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. Modul ini membahas tentang konsep tumbuh kembang anak, dimana modul ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa terhadap tumbuh kembang anak. Pemahaman tentang tumbuh kembang anak sangat penting untuk saudara pahami sebagai dasar dalam memberikan asuhan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Mater ini dalam modul ini akan menjelaskan tentang konsep tumbuh kembang, deteksi dini tumbuh kembang dan stimulasi tumbuh kembang, kon- sep bermain pada anak. Modul ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar dan seluruh kegiatan belajar diberi aloka- si waktu 9 x 50 menit, kegiatan belajar tersebut meliputi: Kegiatan Belajar 1 : konsep tumbuh kembang neonatus, bayi, balita Kegiatan Belajar 2 : Deteksi dini tumbuh kembang Kegiatan Belajar 3 : stimulasi tumbuh kembang Tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah Saudara menyelasaikan modul ini ada- lah 1) Menjelaskan tentang konsep tumbuh kembang, 2) memahami tentang deteksi dini tumbuh kembang dan 3) memahami tentang stimulasi tumbuh kembang dan kon- sep bermain pada anak. Pemahaman tentang tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah yang baik akan sangat mendukung saudara dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak. Karena anak mempunyai ciri-ciri tersendiri pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan, maka pemahaman tentang tumbuh kembang anak akan mampu mendasari saudara dalam memberikan asuhan kebidanan secara baik dan benar. Proses pembelajaran untuk materi konsep tumbuh kembang anak yang sedang sauda- ra ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan baik dan lancar bila Saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1) Pahami betul tentang berbagai kegiatan penting mulai dari kegiatan belajar 1-3 2) Kerjakan test pada tiap-tiap kegiatan belajar, lalu cocokkan hasil kerja saudara den- gan kunci jawaban yang tersedia. 3) Lakukan pengamatan terhadap aspek pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang ada disekitar tempat tinggal saudara. tugas saudara meliputi nilai pertumbu- hannya yang terdiri dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan aspek perkembangan dengan menggunakan instrumen KPSP, Denver II, serta nilai test daya dengar, test daya lihat, kaji pula tentang autisme, gangguan pemu- satan perhatian dan hiperaktif, masalah mental emosional. Dalam mempraktikkan tugas ini gunakan pedoman praktik dan instrumen penilaian tumbuh kembang anak. Pendahuluan
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 2 3 4) Keberhasilan proses pembelajaran saudara dalam modul ini sangat tergantung ke- pada kesungguhan saudara dalam mengerjakan latihan dan tugas-tugas yang diberi- kan dalam setiap kegiatan belajar. Untuk itu berlatihlah secara mandiri dan lanjutkan pembahasan kelompok dengan teman anda. 5) Bila saudara menghadapi kesulitan, silakan hubungi fasilitator yang mengajar mata kuliah ini. Baiklah bagi Saudara, saya ucapkan selamat belajar semoga saudara sukses dalam memahami mata kuliah ini sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, dengan hasil yang maksimal. Mulailah kegiatan belajar saudara dengan kegiatan belajar 1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi Kegiatan Belajar 2 DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar tentang Deteksi dini pertumbuhan dan Perkem- bangan ini diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang deteksi dini pertumbu- han dan Perkembangan pada bayi, balita dan anak pra sekolah dengan benar. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar tengan deteksi dini pertumbuhan dan perkem- bangan bayi, balita dan anak prasekolah diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang : 1. Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak 2. Jenis Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan 3. Deteksi dini penyimpangan Pertumbuhan 4. Deteksi dini penyimpangan Perkembangan 5. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka ketekunan dan kesungguhan saudara sangat dibutuhkan dalam mempelajari materi berikut ini. Saya percaya anda pasti bisa menyelesaikannya dengan baik, semangat dan selamat mempelajari. Dalam kegiatan belajar tentang deteksi dini tumbuh kembang ini akan membahas ten- tang materi sebagai berikut: Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak, Jenis De- teksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan, Deteksi dini penyimpangan Pertumbuhan, Deteksi dini penyimpangan Perkembangan, Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emo- sional.
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 4 5 1. Pengertian deteksi dini tumbuh kembang anak Pernahkan saudara mendengar tentang istilah deteksi dini tumbuh kembang anak? Tentu saudara sudah pernah mendengarya karena istilah ini sedang ngetren saat ini, dimana program ini sedang digalakkan oleh pemerinta sebagai upaya mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Untuk memahami hal tersebut coba pelajari pengertian berikut. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk men- emukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah (Depkes RI, 2005). 2. Jenis Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat pusk- esmas dan jaringannya yaitu : a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui/menemukan status pertumbuhan anak, seperti adanya status gizi kurang/buruk dan mikro/ makrosefali. Untuk deteksi dini pertumbuhan anak diperluhkan intrumen dalam pengukurannya. Jenis instrumen yang digunakan adalah : • Berat Badan menurut Tinggi badan anak (BB/TB) • Pengukuran Lingkar kepala anak (PLKA) b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya den- gar. Jenis instrumen yang digunakan: • Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP) • Tes Daya Lihat (TDL) • Tes Daya Dengar Anak (TDD) c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme, gangguan pemusatan perhatian dan hiper- aktivitas. Instrumen yang digunakan: • Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) • Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) • Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Uraian Materi 3. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Untuk mengetahui adanya penyimpangan pertumbuhan, parameter yang digunakan adalah Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) dan lingkar kepala anak (LKA). Parameter tersebut termasuk ukuran antropometri dan paling mudah dilakukan di- lapangan. a. Pengukuran Berat badan Keuntungan dari pengukuran berat badan merupakan salah satu ukuran antropo- metrik yang terpenting untuk mengetahui keadaan staus gizi anak. Selain itu juga dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur, apakah anak dalam keadaan normal dan sehat. Keuntungan lainnya adalah pengukurannya mu- dah, sederhana dan murah. Oleh karena itu kegunaan BB adalah 1) Sebagai infor- masi tentang keadaan gizi anak, pertumbuhan dan kesehatannya. 2) Untuk monitor- ing kesehatan sehingga dapat menentukan therapi apa yang sesuai dengan kondisi anak. 3) Sebagai dasar untuk menentukan dasar perhitungan dosis obat ataupun diet yang diperlukan untuk anak. Kelemahan, meskipun berat badan merupakan ukuran yang dianggap paling pent- ing, namun mempunyai kelemahan yaitu : 1) Tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. 2) Terjadi perubahan secara fluktuasi seti- ap hari yang masih dalam batas normal. Perubahan ini dapat terjadi akibat pengaruh intake seperti makanan/minuman dan output seperti urine, keringat, pernafasan. Besarnya fluktuasi tergantung kelompok umur dan sangat individual berkisar antara 100-200 gr sampai 500-1000 gr (Soetjiningsih, 1994). Pada usia beberapa hari pertama berat badan akan mengalami penurunan yang si- fatnya normal yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan keluarnya meconium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang adekuat, misalnya pro- duksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat lahir pada hari kesepuluh sampai ke empat belas. Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000 gr/ bulan, triwulan II sekitar 500-600 gr/bulan, triwulan III sekitar 350-450 gr/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250-350 gr/bulan. Dari perkiraan tersebut dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, 6 bulan berikutnya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun ke dua kenaikan + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap ado- lesensia (masa remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat (growth spurt). Selain dengan perkiraan tersebut, dapat juga memperkirakan BB dengan menggu- nakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992) yaitu: • Berat badan lahir rata-rata ; 3,25 kg • Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus:
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 6 7 • Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus : Keterangan: n adalah usia anak Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari dibulatkan ke atas, ku- rang atau sama dengan 15 hari dihilangkan. Misal ada bayi berumur 5 bulan 25 hari, maka bayi dianggap berumur 6 bulan sehingga bila menggunakan rumus Behrman, BB bayi diperkirakan 7,5 kg. Bila anak berumur 2 tahun 6 bulan, anak dianggap beru- mur 2 tahun, karena kelebihan 6 bulan atau kurang maka akan dibulatkan ke bawah/ dihilangkan. b. Pengukuran Tinggi Badan Tinggi badan merupakan ukuran antropometri kedua terpenting. Keuntungan dari pengukuran tinggi badan ini adalah alatnya murah, mudah dibuat dan dibawa sesuai keinginan dimana tinggi badan akan diukur. Selain itu tinggi badan merupakan ind- ikator yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk per- bandingan terhadap perubahan relatif seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas. Seperti terdapat pada tabel tinggi badan dan berat badan, dengan mengetahui tinggi badan dan berat badan anak, dapat diketahui keadaan status gizinya. Sedang- kan kerugiannya adalah perubahan dan pertambahan tinggi badan relatif pelan ser- ta sukar pengukurannya karena terdapat selisih nilai antara posisi pengukuran saat berdiri dan saat tidur. Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering diistilahkan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata +50 cm. Pada tahun pertama pertambahan- nya 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan tersebut berangsur-ang- sur berkurang sampai usia 9 tahun yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup cepat yaitu pada wanita 5-25 cm/tahun sedangkan laki-laki sekitar 10-30 cm/tahun. Pertambahan ting- gi badan akan berhenti pada usia 18-20 tahun. Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan ru- mus dari Behrman (1992) yaitu : • Perkiraan panjang lahir ; 50 cm • Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x Panjang Badan Lahir • Perkiraan tinggi badan usia 2 – 12 tahun = (Umur x 6) + 77 = 6n + 77 Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan keat- as, bila 6 bulan atau kurang dihilangkan. c. Pengukuran lingkar Kepala Ukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir pertumbuhan otak. Pertumbu- han ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak sehingga bila ada hambatan/ gangguan pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanya juga terhambat. Berat otak janin saat kehamilan 20 minggu diperkirakan 100 gr, waktu lahir sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun hampir mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram atau mencapai 75% dari berat seluruhnya. Pada usia 3 tahun sekitar 1100 gr dan pada 6 tahun pertumbuhan otak telah mencapai 90% (1260 gr). Pada usia dewasa, berat otak mencapai 1400 gr. Secara normal pertambahan ukuran lingkar kepala setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografi. Saat lahir ukuran ling- kar kepala normalnya 34-35 cm. Kemudian bertambah + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepa- la paling cepat dibanding tahap berikutnya kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/th. Pada dua tahun pertama, pertumbuhan otak relatif pesat.Setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm. Pertambahan yang relatif konstan juga dapat diketahui dari proporsi besar kepala dengan panjang badan. Saat lahir kepala berukuran seperempat (¼) bagian dari pan- jang badan dan setelah dewasa besar kepala hanya seperdelapan (1/8) dari panjang badan. Oleh karena itu lingkar kepala ini hanya efektif pada 6 bulan pertama sampai umur 2-3 tahun, kecuali pada keadaan tertentu seperti bentuk kepala yang besar pada anak yang menderita Hidrocephalus. Pengukuran lingkar kepala lebih sulit bila dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya dan jarang dilakukan pada balita, kecuali bila ada kecurigaan pertumbuhan yang tidak normal. Namun alat yang dibutuhkan cukup sederhana yaitu dengan pita pengukuran (meteran). Cara yang mudah untuk mengetahui pertumbuhan lingkar kepala adalah dengan melihat kurva lingkar kepala pada Kartu Tumbuh Kembang Anak. Kurva ini dibeda- kan antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini gambaran kurva anak perempuan. Sumber : Nelhaus G, Pediatric 41: 106, 1998 Gambar kurva lingkar kepala anak perempuan
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 8 9 Dari kurva tersebut tergambar dua daerah yaitu dalam kurva yang berwarna hijau dan luar kurva yang dibatasi oleh kedua garis putus-putus. Hasil pengukuran, dapat diinterpretasikan sebagi berikut. 1) Lingkar kepala normal apabila ukuran lingkar kepala berada diantara kedua garis putus-putus atau didalam jalur hijau. Dengan kata lain berada di antara batas ter- tinggi dan terendah dari kurva lingkar kepala 2) Lingkar kepala tidak normal apabila ukuran lingkar kepala berada di atas atau dibawah kedua garis putus-putus atau diluar warna hijau. Untuk itu anak perlu dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Ukuran kepala di atas kur- va normal berarti ukuran kepala besar (makrocephali), sedangkan ukuran kepala dibawah kurva normal berarti ukuran kepala kecil (mikrocephali). Kurva lingkar kepala ini, dibedakan antara laki-laki dan perempuan sebagaimana terlampir pada buku ini. d. Lingkar Lengan Atas (LLA, lila) Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjut- nya tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun. Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot, yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak pra sekolah. Keuntungan pengukuran lingkar lengan atas adalah murah, mudah karena gampang menggunakannya dan bisa dib- uat sendiri, siapa saja dapat melakukannya. Namun kadang-kadang hasil penguku- ran kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa menekan jaringan. Pada praktiknya, pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada gangguan pertumbu- han atau gangguan gizi yang berat, sehingga pengukuran lila hanya efektif pada usia dibawah 3 tahun (usia prasekolah). e. Lipatan Kulit Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan refleksi per- tumbuhan jaringan lemak dibawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Bila anak mengalami defisiensi kalori maka lipatan kulit menipis dan akan menebal bila kelebihan energi. f. Lingkar dada Saat lahir diameter transversal dan anteroposterior hampir sama yaitu sekitar 34-35 cm sehingga bentuk dadanya seperti silinder. Dengan bertambahnya usia, ukuran diameter transversal menjadi lebih besar dibanding diameter anteroposterior, se- hingga bentuk dada menjadi gepeng. Pertambahan ukuran lingkar dada lebih lam- bat dibanding ukuran lingkar kepala. Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan. Untuk pengukurannya dilakukan pada saat bernafas biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Setelah saudara mempelajari deteksi dini pertumbuhan anak, selanjutnya saudara bisa mempraktikkan bagaimana cara deteksi pertumbuhan anak. Untuk bisa mem- praktikkan deteksi pertumbuhan anak, maka sudara gunakan pedoman praktik de- teksi dini pertumbuhan, yang meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar dada. Lalu hasilnya dokumentasikan pada format yang tersedia. Setelah saudara paham tentang deteksi pertumbuhan anak, selanjutnya saudara bisa lanjutkan untuk mempelajari deteksi dini penyimpangan perkembangan. 4. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan 1. Jenis Instrumen yang digunakan Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. Pertumbuhan ditujukan untuk kematangan fisik, sedangkan perkembangan leb- ih ditujukan untuk membuat fisik mempunyai arti/makna dalam hidup. Penilaian perkembangan anak banyak model dan macamnya. Meskipun begitu perlu adanya parameter atau patokan-patokan tertentu sehingga dapat dilakukan perbandingan secara konsisten. Banyak parameter atau tes untuk perkembangan anak misalnya test IQ, test psikomotorik, test prestasi dan lain-lain. Untuk upaya deteksi perkembangan di tingkat puskesmas, jenis instrumen yang di- gunakan adalah a. Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP) b. Tes Daya Lihat (TDL) c. Tes Daya Dengar Anak (TDD) Deteksi perkembangan dengan instrumen KPSP, TDL dan TDD dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan dan guru TK terlatih. Bahkan keluarga dan masyarakat bisa melakukan upaya deteksi perkembangan dengan menggunakan Buku KIA. Selain instrumen tersebut di atas, ada instrumen perkembangan yang juga sudah luas pemakaiannya. Instrumen tersebut dikenal dengan DDST (Denver Developmen- tal Screening Test) yaitu salah satu tes atau metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkemban- gan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar. DDST merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan di klinik/ rumah sakit bagian tumbuh kembang anak. DDST ini mudah dan cepat penggunaannya serta mempunyai validitas yang relatif tinggi. Setiap kemampuan/
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 10 11 tugas dari masing-masing aspek perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak persegi yang berurutan sesuai usia anak. Sedangkan berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun oleh Departemen Kesehatan tersebut, tes perkembangan yang dapat dilakukan ada- lah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah, Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata, serta Tes Daya Dengar Anak. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat masing-masing tes yaitu KPSP, TDL, TDD, DDST. 2. Uraian masing-masing instrumen a. Kuesioner Pra skrining Perkembangan (KPSP) KPSP adalah merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 0-72 bulan. Tujuannya adalah untuk skrining / pemerik- saan perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Skrining / pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD terlatih. Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP sesuai umur anak dan alat untuk pemeriksaan yang berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerinc- ingan, kubus berukuran 2,5 cm sebanyak 8 buah, kismis, kacang tanah, potongan bi- skuit. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh anak usia 9 bulan 16 hari dibulatkan 10 bulan, usia 9 bulan 15 hari dibulatkan 9 bulan. Daftar pertanyaan KPSP berjumlah 10 nomor yang menjadi dua yaitu pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu/pengasuh dan perintah yang harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan pada KPSP. Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab ‘ya’ atau ‘ti- dak’ oleh orang tua. Interpretasi hasil pemeriksaan KPSP. Bila jawaban ‘ya’ berjum- lah 9-10, berarti anak normal sesuai tahap perkembangan. Jawaban ‘ya’ berarti anak bisa, pernah, sering atau kadang-kadang melakukan. Bila jawaban ‘ya’ kurang dari 9 perlu diteliti tentang: Cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya, apakah sudah sesuai. Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan. Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus diulang. Bila setelah diteliti, jawa- ban ‘ya’ berjumlah 7-8 berarti meragukan dan perlu diperiksa ulang 2 minggu kemu- dian dengan pertanyaan yang sama. Jika jumlah jawaban tetap sama, kemungkinan ada penyimpangan. Bila jawaban ‘ya’ berjumlah 6 atau kurang berarti ada penyim- pangan. Anak perlu dirujuk ke rumah sakit untuk keperluan pemeriksaaan lebih lan- jut. b. Test daya Lihat (TDL) Tes ini merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata. Tujuan tes ini untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan daya lihat pada usia prasekolah, sehingga bila ada penyimpangan dapat segera ditangani. Dengan de- mikian kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Tes ini dilakukan tiap 6 bulan pada anak prasekolah umur 36-72 bulan, dapat dilaku- kan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD terlatih dan petugas terlatih lainnya. Untuk melakukan tes daya lihat, diperlukan ruangan yang bersih dan tenang serta dengan penyinaran yang baik, kursi untuk anak dan pemeriksa, alat penunjuk dan alat ‘kartu E’ yang digantungkan setinggi anak duduk. ‘Kartu E’ ini berisi huruf E yang terdiri dari 4 baris, yang mana baris pertama huruf E berukuran paling besar kemu- dian berangsur-angsur mengecil pada baris keempat. Jarak antara ‘kartu E’ dan anak sekitar 3 meter. Secara normal, anak dapat melihat huruf E pada baris ketiga. Apabila anak tidak dapat melihat huruf E pada baris ketiga, maka perlu dirujuk untuk mendapatkan pe- meriksaan lebih lanjut. Kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat. Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksa kesehatan matanya. Perlu ditanya- kan dan diperiksa adakah: Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur, pusing. Perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat, sering mengkedip-kedipkan mata. Kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air. Bila ditemukan satu atau lebih kelainan di atas, maka anak perlu diru- juk. c. Test Daya Dengar (TDD) Tanpa pendengaran yang baik, anak tidak dapat belajar berbicara atau mengikuti pelajaran sekolah dengan baik. Oleh karena itu perlu deteksi secara dini fungsi pen- dengaran anak, sehingga kemampuan pendengaran dan bicara anak dapat berkem- bang dengan baik. Tujuan TDD adalah untuk menemukan gangguan pendengaran secara dini, agar segara dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Tes TDD dapat dilakukan tiap 3 bulan pada bayi < 12 bulan dan tiap 6 bulan pada anak > 12 bulan oleh tenaga kesehatan, guru TK / PAUD terlatih dan petugas terlatih lainnya. Peralatan yang diperlukan adalah intrumen untuk TDD sesuai usia anak, gambar bi- natang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir dan bola). Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan kelom- pok usia anak. Jawaban ‘ya’ jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukan perintah dan jawaban ‘tidak’ jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perin- tah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan ditujukan untuk kemampuan 1 bulan terakhir. Setiap pertanyaan perlu dijawab ‘ya.’ Apabila ada satu atau lebih jawaban ‘tidak’, berarti pendengaran anak tidak normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 12 13 d. Denver Developmental Screening Test (DDST) DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Pelaksanaan DDST tergolong cepat dan mudah serta mempunyai validitas yang ting- gi. DDST bukan untuk mendiagnosa atau untuk test kecerdasan (IQ). Untuk melaksanakan DDST diperlukan ruangan yang bersih dan tenang. Adapun per- alatan yang diperlukan adalah: 1) Meja tulis dengan kursinya, dan matras 2) Perlengkapan test : - Gulungan benang wool-merah (diameter 10 cm) - Kismis - Kerincingan dengan gagang yang kecil - 10 buah kubus berwarna-warni, ukuran 2,5 x 2,5 cm - Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm - Bel kecil - Bola tenis - Pensil merah - Boneka kecil dengan botol susu - Cangkir plastik dengan gagang/ pegangan - Kertas kosong 3) Formulir denver II, berisi: (perlu gambar format denver II) - 125 gugus tugas perkembangan disusun menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut : Personal sosial, Fine motor adaptive, Language, Gross motor - Skala umur, bagian atas formulir terbagi dalam bulan dan tahun lahir, sampai berusia 6 tahun - Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan (untuk usia kurang 24 bulan), dan mewakili 3 bulan (untuk anak di atas 2 tahun sampai 6 tahun). - Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemam- puan perkembangan, 25%, 50%, 75% dan 90% dari populasi anak lulus tugas perkembangan tersebut. - Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung ko- tak sebelah kiri. R (report) = L (laporan) artinya tugas perkembangan tersebut bisa dinilai berdasarkan laporan tua, tetapi bila memungkinkan penilai dapat menilai langsung. 4) Langkah Pelaksanaan a. Sapa ortu/ pengasuh b. Jelaskan tujuan pemeriksaan c. Jalin komunikasi yang baik dengan anak d. Hitung umur anak dan buat garis umur - Catat nama anak, tgl lahir, tgl pemeriksaan - Umur anak dihitung dengan cara : tanggal pemeriksaan saat ini dikurangi tanggall lahir, dengan ketentuan : - 1 tahun : 12 bulan - 1 bulan : 30 hari - 1 minggu : 7 hari (kelebihan hari > 15 hari dibulatkan 1 bulan, ≤ 15 hr dihilangkan) - Bila anak lahir prematur, maka lakukan koreksi faktor prematuritasnya, ini berlaku bila umur anak kurang dari 2 tahun Misal : anak A lahir tanggal 2 Januari 2012. Anak lahir prematur dengan usia gestasi 33 minggu. Tanggal pemeriksaan 25 Maret 2013 maka usia anak saat ini adalah : Tanggal Periksa : 2013 - 3 - 25 Tanggal Lahir : 2012 - 1 - 2 1 - 2 - 23 Umur anak : 1(tahun), 1(bulan), 23(hari). Karena anak lahir prematur dan be- rusia dibawah 2 tahun, maka perlu dikoreksi sbb: untuk koreksinya kita pakai usia kehamilan 40 minggu, karena usia 40 minggu janin sudah dianggap men- galami perkembangan yang optimal selama dalam kandungan. Sehingga un- tuk mencapai 40 minggu usia anak kurang 7 minggu. (7 minggu = 49 hari atau 1 bulan lebih 19 hari. Maka usia anak tersebut harus dikoreksi dengan cara dikurangi dengan cara berikut: Tanggal Periksa : 2013 - 3 - 25 Tanggal Lahir : 2012 - 1 - 2 1 - 2 - 23 1 - 19 1 - 1 - 4 jadi umur anak A saat diperiksa adalah 1 tahun lebih 1 bulan 4 hari, yang dibu- latkan menjadi 1 tahun lebih 1 bulan atau 13 bulan.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 14 15 Setelah ketemu umur anak lalu tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur Lakukan pemeriksaan tiap tugas perkembangan untuk tiap sektor. Dimulai dari sektor dan tugas yg paling mudah di sebelah kiri garis, pada semua tugas perkembangan yang terpotong garis , dan bila memungkinkan lakukan pemerisaan pada tugas perkembangan di sebelah kanan garis umur. Kemudian berikan skor penilaian pada tiap-tiap tugas perkembangan yang dinilai dengan memberi tanda sebagai berikut: P : Pass/ lulus F : Fail/ gagal R : Refusal/ menolak 5) Interpretasi 1. Lebih (advanced) Bilamana hasil pemeriksaan anak dinyatakan Pass atau lulus pada tugas perkembangan disebelah kanan garis umur 2. Normal - Bila hasil pemeriksaan anak nyatakan Fail / gagal/ menolak melakukan tu- gas perkembangan di sebelah kanan garis umur, atau - Anak dinyatakan lulus (P)/ gagal (F)/ menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 - 75 3. Caution/peringatan Bila hasil pemeriksaan dinyatakan F/Gagal atau R/Menolak tugas perkemban- gan pada tugas perkembangan yang terletak persentil 75 – 90 4. Delayed/keterlambatan Bila hasil pemeriksaan dinyatakan anak Gagal (F) atau menolak (R) pada tugas perkembangan yang terletak lengkap di sebelah kiri garis umur 5. No opportunity/tidak ada kesempatan - Bila dari laporan orang tua, anak tidak ada kesempatan melakukan tugas perkembangan yang diperiksa - Hasil ini tidak masuk dalam menentukan kesimpulan tentang perkemban- gan anak. 6) Langkah Mengambil Kesimpulan kesimpulan disimpulkan pada tiap-tiap sektor, hasil kesimpulan dapat berupa simpulan berikut: Normal jika dalam 1 sektor diperoleh hasil 1. Tidak ada keterlambatan atau minimal paling banyak ditemukan 1 caution 2. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya Suspect/suspek jika hasil pemeriksaan pada 1 sektor ditemukan hal berikut: 1. Ada ≥ 2 caution dan atau ≥ 1 keterlambatan 2. Lakukan uji ulang dalam 1 - 2 minggu Untestable/tidak dapat diuji 1. Ada skor menolak pada ≥ 1 ujicoba di sebelah kiri garis umur 2. Uji ulang 1 - 2 minggu Abnormal 1. Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih 2. Bila dalam 1 sektor didapatkan 2 atau lebih keterlambatan + 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor tersebut, tidak ada yang lu- lus pada kotak yang terpotong garis usia 5. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah a. Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan / masalah mental emosional pada anak prasekolah. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Ma- salah Mental Emosional bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Kuesioner berisi 12 pertanyaan tentang problem mental emosional anak usia 36 sampai 72 bulan. Jadwal deteksi sebaiknya rutin setiap 6 bulan. Jika ada jawaban ‘ya’ maka kemungk- inan anak mengalami masalah mental emosional. b. Kuesioner Masalah Mental Emosional No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah bia- sa dihadapinya) 2 Apakah anak anada tampak menghindar dari tema-teman atau anggota keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian, meyendiri atau merasa sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa sangat menikmati)
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 16 17 3 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan me- nentang terhadap lingkungan disekitarnya? (seperti me- langgar peraturan yang ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa binatang atau anak-anak lainnya dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang sudah diberikan kepadanya? 4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya) 5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perha- tiannya, sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya? 6 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dalam membuat keputusan? 7 Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur? (seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepan- jang hari, sering terbangun diwaktu tidur malam oleh kare- na mimpi buruk, mengigau) 8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan? (seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali) 9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya? 10 Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya? 11 Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya? (seperti mengompol kembali, menghisap jempol atau tidak mau berpisah dengan orang tua / pengasuhnya? 12 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang be- rulang-ulang tanpa alasan yang jelas? Deteksi Dini autis pada Anak prasekolah Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak usia 18 bulan sam- pai 36 bulan. Deteksi dilakukan jika ada indikasi atau keluhan dari orang tua / peng- asuh atau ada kecurigaan dari tenaga kesehatan, kader atau guru sekolah. Keluhan dapat berupa keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi / interaksi sosial, atau perilaku yang berulang-ulang. a. Instrumen Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) yang berisi 2 jenis pertanyaan : 1) 9 pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu / pengasuh secara berurutan dan ti- dak ragu. 2) 5 pertanyaan berupa perintah bagi anak yang harus dilakukan secara berurutan juga. b. Interpretasi hasil dari pemeriksaan CHAT adalah : - Anak mempunyai resiko tinggi Autism jika menjawab tidak pada pertanyan ke 5 dan 7 serta tidak melaksanakan perintah ke 2, 3 dan 4. - Anak mempunyai resiko rendah menderita autis jika menjawab tidak pada pertanyan ke 7 serta tidak melaksanakan perintah ke 4. - Anak kemungkinan mengalami gangguan perkembangan lain jika jawaban tidak jum- lahnya 3 atau lebih untuk pertanyan ke 1,4,6,8,9 dan perintah ke 1,5. - Anak dalam batas normal bila tidak termasuk kategori diatas. Chek list Deteksi Dini Autis Pada Anak Umur 18-36 bulan CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) No Pertanyaan Ya Tidak A Alo Anamnesa 1. Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik turun (bounched) dipaha anda? 2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain? 3. Apakah anak suka memanjat-manjat seperti memanjat tangga? 4. Apakah anak suka bermain ‘ciluk ba, petak umpet’? 5. Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secan- gkir teh menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko atau permainan lain? 6. Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu den- gan menunjukkan jari? 7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu agar anda melihat kesana? 8. Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mo- bil atau kubus)? 9. Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan sesuatu? B. Pengamatan 1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) dengan pemeriksa?
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 18 19 2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil menga- takan :’lihat itu ada bola (atau mainan lainnya)’! 3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/ cangkir dan teko. Katakan pada anak :’buatkan secangkir susu buat mama’! 4. Tanyakan pada anak:’tunjukkan mana gelas’!(gelas dapat di- ganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada disekitar kita). Apakah anak menunjukkan benda tersebut dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika menunjuk kesuatu benda? 5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok men- jadi suatu menara? Sumber : Amarican Academy or Pediatris, Pediatrics 107: 5 May 2001 Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktiv (GPPH) Untuk mengetahui secara dini adanya GPPH pada anak usia 36 bulan keatas. Deteksi GPPH dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua / pengasuh serta ada kecurigaan dari tenaga kesehatan / kader. Keluhan dapat berupa: - Anak tidak bisa duduk tenang - Selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah - Perubahan suasana hati yang mendadak / impulsif Alat yang digunakan berupa formulir deteksi dini GPPH yang berisi 10 pertanyaan yang harus dijawab oleh orang tua / pengasuh dan perlu pengamatan pemeriksa ten- tang keadaan anak.. Pertanyaan dijawab berdasar skore 0,1,2.3dengan ketentuan: a. Skore 0 jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak. b. Skore 1 jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak c. Skore 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak. d. Skore 3 jika keadaan tersebut selalu ada pada anak. Jika total skore 13 atau lebih, kemungkinan anak mengalami GPPH. Jika total skore kurang 13 tetap i and ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian Inter- vensi : anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk konsultasi lebih lanjut. Tabel Formulir Formulir Deteksi Dini GPPH No Kegiatan Yang Diamati 0 1 2 3 1 Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan 2 Mudah menjadi gembira, impulsive 3 Mengganggu anak-anak lain 4 Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimu- lai, rentang perhatian pendek 5 Mengerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus 6 Kurang perhatian, mudah teralihkan 7 Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi 8 Sering dan mudah menangis 9 Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis 10 Ledakan kekesalan, tingkah laku ekspulsif dan tak terduga.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 20 21 1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dilakukan sedini mun- gkin, karena bila ada gangguan dapat segera ditangani, selain itu juga untuk mem- inimalkan atau mencegah kecacatan yang mungkin timbul. Orang tua perlu diberi- kan penyuluhan tentang cara sederhana untuk menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. 2. Untuk itu selaku petugas kesehatan bidan diharapkan dapat memberikan penyulu- han pada orang tua tentang keadaan anaknya, khususnya tentang pertumbuhan dan perkembangan. 3. Tumbuh kembang anak dikatakan normal apabila berada pada standart yang telah berlaku. Untuk itu pertumbuhan dan perkembangan mempunyai parameter mas- ing-masing. Cara perngukuran masing-masing parameter tersebut hendaknya dapat dilaksanakan semua tenaga kesehatan. 4. Pedoman deteksi Tumbuh Kembang Balita merupakan suatu alat yang cukup efektif digunakan dilapangan untuk mengetahui dan memantau tumbuh kembang anak. Rangkuman Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternative jawa- ban yang paling Anda anggap benar. 1. Apa yang dimaksud dengan deteksi dini tumbuh kembang anak? A. Kegiatan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak B. Kegiatan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak C. Kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan sebagai upaya untuk menga- tasi masalah tumbuh kembang anak D. Kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpan- gan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah E. Kegiatan yang dilakukan oleh orang tua atau petugas kesehatan untuk menen- tukan keadaan kesehatan anak sebagai upaya untuk mengatasi perkembangan anak yang terganggu 2. Yang bukan merupakan jenis deteksi dini tumbuh kembang anak yang dapat dilaku- kan ditingkat Puskesmas adalah: A. Deteksi IQ B. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan C. Deteksi dini penyimpangan perkembangan D. Deteksi dini penyimpangan mental emosional E. Test daya dengar 3. Jenis Instrumen yang digunakan untuk deteksi dini penyimpangan mental emosion- al adalah: A. Kuesioner Pra skrining Perkembangan B. Tes Daya Lihat dan tes IQ C. Tes Daya Dengar Anak dan D. tes prilaku E. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif 4. Parameter yang sering digunakan untuk melakukan deteksi dini penyimpangan per- tumbuhan adalah: A. Tinggi badan B. Berat badan C. Lingkar lengan D. Lingkar kepala E. Lingkar dada 5. Kenaikan berat badan rata-rata pada bayi sehat usia 3 bulan pertama berkisar an- tara: A. 700-1000 gram/bulan B. 500-600 gram/bulan C. 350-400 gram/bulan Evaluasi Formatif
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 22 23 D. 250-350 gram/bulan E. 100-250 gram/bulan 6. Penambahan berat badan secara cepat (growth spurt), terjada pada masa: A. Neonatal B. Bayi C. Balita D. Pra sekolah E. Remaja 7. Jika Bayi lahir dengan berat badan 3.000 gram, maka berat badannya pada usia 8 bulan secara normal sekitar: A. 5 kg B. 7 kg C. 8,5 kg D. 10 kg E. 12 kg 8. Sebelum melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak, petugas perlu menhitung umur anak. Jika seorang anak diperiksa pada 12 Oktober 2013 dan lahir pada 11 Agustus 2008. Maka berapa usia anak tersebut saat dilakukan pemeriksaan: A. 5 tahun 2 bulan B. 4 tahun 2 bulan C. 5 tahun 3 bulan D. 5 tahun E. 4 tahun 9. Kuisioner Pra skrining perkembangan, khususnya digunakan untuk anak usia: A. 0-6 bulan B. 6-12 bulan C. 12-18 bulan D. 18-36 bulan E. 0-72 bulan 10. Hasil pemeriksaan KPSP didapatkan jawaban ya sebanya 9, artinya A. Terdapat penyimpangan B. Meragukan C. Tidak sesuai umur anak D. Sesuai umur anak E. Tidak dapat dinilai Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan Be- lajar ini, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah: 90% - 100% : baik sekali 80% - 89% : baik 70% -79% : cukup kurang dari 70% : kurang Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus! Anda dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai! Belajarlah cara deteksi dini tumbuh kembang anak melalui media Video, kemudi- an Pelajari pedoman praktik deteksi dini tumbuh kembang anak, setelah saudara memahami tentang deteksi dini tumbuh kembang anak cobala saudara melakukan pemeriksaan pada satu balita disekitar tempat tinggal saudara. Kajilah pertumbu- han anak tersebut meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar dada. Kemudian hasil pemeriksaan saudara masukkan pada format penilaian. Bagaimana hasilkan? Selain itu lakukan juga penilaian perkembangannya dengan KPSP, Denver 2, kaji juga tentang masalah mental emosionalnya meliputi GPPH, masalah mental emo- sional, autis. Gunakan format yang tersedia. Bagaimana hasilnya? Lakukan tugas tersebut secara mandiri, kemudian bahas dengan teman saudara scara kelompok. Buat laporan hasil kerja saudara Tugas Mandiri
  • 14. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS) 2015