SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
ASUHAN KEBIDANAN
NEONATAL,FISIOLOGIS
DAN PATOLOGIS
MODUL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Seni Rahayu Sunarta
Farhati
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
Praktik Kebidanan III
(Praktik Kebidanan Komprehensif)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
	 Puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan Modul Asuhan Neonatal
sebagai Pedoman Praktik Kebidanan III bagi
mahasiswa semester V Program Pendidikan Jarak
Jauh DIII Kebidanan .
	 Penyusunan pedoman Praktik Klinik
Kebidanan ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktik PK III
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
dan kompetensi asuhan Neonatal secara efektif
dan efisien. Setelah mempelajari modul Praktek
Kebidanan III ini diharapkan mahasiswa mampu
mengintegrasikan seluruh kompetensi yang
telah diperoleh sebelumnya dan juga mampu
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
serta melakukan pendokumentasian dalam
setiap penatalaksanaan asuhan kebidanan pada
neonatus baik yang fisiologis, bermasalah dan
kegawatdaruratan serta dapat mengadakan
pengembangan dalam pelayanan kebidanan
terutama terkait asuhan pada neonatus secara
mandiri sebagai seorang Ahli Madya Kebidanan
sesuai dengan perkembangan IPTEK.
	 Melalui proses pembelajaran praktek
kebidanan III ini diharapkan juga dapat melatih
mahasiswa menjadi bidan yang handal, siap
pakai serta inovatif dengan bekal pengetahuan
dan kemampuan, yang akhirnya mampu
mengaplikasikan serta mengembangkan
kemampuan di dunia kerja.
	 Penyusun menyadari bahwa pedoman
Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa program jarak
jauh DIII kebidanan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak, sehingga bisa memberikan manfaat bagi
mahasiswa dalam proses belajar di klinik.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi										i
Daftar Istilah									ii
Kegiatan Belajar 1
Asuhan bayi baru lahir normal						 6
Kegiatan Belajar 2
Asuhan kebidanan neonatus bermasalah				 30
Kegiatan Belajar 3
Asuhan kegawatdarutan pada bayi baru lahir dan sistem rujukan	 54
Lampiran										75
Daftar Gambar									81
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Pendahuluan
	 Rekan mahasiswa… Selamat berjumpa pada
mata kuliah Praktik Kebidanan III.. Modul ini
merupakan modul 5 dari 16 modul yang harus
anda selesaikan. Modul yang anda baca saat ini
membahas tentang praktek kebidanan terkait
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik
yang normal maupun dengan komplikasi.
	 Setelah mempelajari modul Praktek
Kebidanan III (PK III) ini diharapkan anda
mampu mengintegrasikan seluruh kompetensi
yang telah anda peroleh sebelumnya dan juga
mampu menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan serta melakukan pendokumentasian
dalamsetiappenatalaksanaanasuhankebidanan
pada neonatus baik yang fisiologis, bermasalah
dan kegawatdaruratan serta dapat mengadakan
pengembangan dalam pelayanan kebidanan
terutama terkait asuhan pada neonatus secara
mandiri sebagai seorang Ahli Madya Kebidanan
sesuai dengan perkembangan IPTEK.
	 Melalui proses pembelajaran praktek
kebidanan III ini diharapkan dapat melatih
anda menjadi bidan yang handal, siap pakai
serta inovatif dengan bekal pengetahuan
dan kemampuan, yang akhirnya mampu
mengaplikasikan serta mengembangkan
kemampuan di dunia kerja. Untuk dapat
mencapainya, anda harus dibekali ilmu serta
kemampuan yang dapat menjembatani antara
teori yang anda peroleh dengan kenyataan
dilapangan. Salah satu upaya melengkapi
kemampuan ini dilakukan melalui kegiatan
praktek klinik.
	 Praktek klinik pada dasarnya merupakan
kegiatan belajar dilapangan yang melibatkan
mahasiswa secara aktif di dalam prosesnya.
Kegiatan itu dirancang untuk memberikan
pengalaman praktis kepada anda dalam
menggunakan metodologi yang relevan untuk
menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah,
menetapkan alternatif pemecahan masalah,
merencanakan program intervensi, menerapkan
kegiatan intervensi, melakukan pemantauan
terhadap kegiatan intervensi serta menilai
keberhasilan intervensi dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan.
“Modul yang anda baca saat
ini membahas tentang praktek
kebidanan terkait asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir
baik yang normal maupun
dengan komplikasi”
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Petunjuk Belajar
	 Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami
yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh karena
itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut:
	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul
ini. Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena
materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan
dibahas pada kegiatan berikutnya.
	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang
dalam modul ini.
	 Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Jika ada
materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
Buatlah kontrak belajar dengan persetujuan pembimbing klinik
Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain, koran,
majalah maupun artikel lain yang membahas tentang Asuhan Neonatal.
Setelah selesai mempelajari satu kegiatan belajar, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun
soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda
benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya.
	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi
Gambar : Bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda
selesai mengerjakan tugas
	 Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami
kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini.
Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan
pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes
akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan
demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.
Tempat Praktik :
	 Rumah bersalin, puskesmas, rumah sakit atau masyarakat.
	 Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 8 SKS, dimana 1 SKS setara dengan
64 jam, jadi 8 SKS menjadi 512 jam. Jika saudara praktik di lapangan 7 jam per hari, maka waktu
yang dibutuhkan untuk praktik PK III adalah : 74 hari (2,5 bulan).
Jadwal pelaksanaan praktik klinik ini dilakukan bersamaan dengan pencapaian target PKK III yang
lain, diantaranya asuhan antenatal, asuhan intranatal, asuhan kebidanan Keluarga berencana,
dan kegawatdarurutan maternal neonatal yang juga merupakan bagian dari praktik kebidanan
III yang dilaksanakan pada semester ini.
Pembimbing Praktik:
	 Anda selama dilahan praktik akan dibimbing oleh pembimbing klinik (Clinical Instruktur)
dan pembimbing institusi anda.
Pembimbing klinik ditunjuk dan ditetapkan oleh atasan tempat anda melakukan praktik, dengan
latar belakang pendidikan minimal D III Kebidanan dan berpengalaman diklinik minimal 2 tahun
sedangkan pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari pimpinan
institusi tersebut.
Teknis Bimbingan:
	 Pada awal praktik yang anda lakukan adalah menemui pembimbing klinik, dan menyepakati/
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan anda lakukan disitu. Anda membuat kontrak
belajar dengan pembimbing lahan, selanjutnya pembimbing lahan akan melakukan preconference
dengan anda. Pada praktek kebidanan III ini anda diharapkan sudah mampu memberikan
asuhan neonatus secara mandiri, namun bila anda menemukan kesulita saat melakukan asuhan
kepada klien, anda dapat berkonsultasi kepada pembimbing praktek anda. Setiap hari diakhir
praktik, pembimbing lahan akan melakukan post conference untuk mengetahui tugas-tugas pada
hari tersebut yang sudah anda dilakukan.
	 Pembimbing institusi akan memantau pencapaian kompetensi anda, melalui supervisi
secara berkala ataupun anda mengirimkan laporan dokumentasi asuhan kebidanan yang
sudah diverifikasi dan ditandangani oleh pembimbing klinik melalui media elektronik maupun
dikirim melalui post surat, sehingga pembimbing institusi dapat memonitor pencapaian target
kompetensi praktik klinik yang anda buat.
Penilaian:
Penilaian mata kuliah Praktek Kebidanan III meliputi
Ujian Praktik		 : 50%
Nilai Praktek harian	 : 30%
Laporan/Dokumentasi	: 20%
	 Jumlah pencapaian target kompetensi yang harus anda capai pada praktek kebidanan III
(PK III) ini adalah 40 % dari keseluruhan target kompetensi. Adapun jika target pencapaian
kompetensi pada praktek kebidanan I dan II belum terpenuhi maka anda harus menyelesaikan
seluruh target tersebut pada praktek kebidanan III sehingga begitu PK III selesai diharapkan
100 % target kompetensi harus sudah tercapai sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian
kompetensi. Adapun target untuk asuhan pada bayi baru lahir yang harus anda capai dalam
praktek kebidanan III ini adalah sebanyak 20 kasus.
Tata Tertib.
Selama anda menjalankan praktik klinik kebidanan ini, wajib mentaati tata tertib yang ada,
antara lain:
1.	 Anda wajib mentaati peraturan yang berlaku di lahan praktik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
2.	 Kehadiran anda harus sesuai jadwal yang ditetapkan pembimbing klinik
3.	 Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktik pada kesempatan lain
selama periode praktik di tempat yang sama dengan persetujuan pembimbing prodi dan
lahan praktik. Penggantian praktik dibuktikan dengan Surat Pernyataan
4.	 Setiap anda datang ke tempat praktik wajib menandatangani daftar hadir.
5.	 Bila anda ada halangan tidak bisa hadir pada praktik klinik ini, maka anda harus meminta
ijin kepada pembimbing klinik anda. Bila sakit harus ada surat keterangan dokter, bila ijin
kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab praktik.
6.	 Anda wajib mengganti waktu praktik sepanjang yang ditinggalkan, apabila meninggalkan
praktik tanpa keterangan maka harus mengganti dua kali lipat dari waktu yangn ditinggalkan
7.	 Bila anda, ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin, maka dianggap tidak
hadir.
8.	 Panduan ini dibuat agar Anda dapat melakukan praktik klinik dengan baik.
	 Baik..berikut ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang
normal maupun dengan komplikasi yang akan anda aplikasikan dalam praktek kebidanan III.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan pada bayi baru
lahir secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut secara khusus anda diharapkan dapat:
(1) melakukan asuhan bayi lahir normal, (2) melakukan asuhan bayi baru lahir bermasalah, (3)
melakukan asuhan bayi baru lahir dengan kegawatdaruratan dan sistem rujukan.
Memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir di tempat kerja anda merupakan kegiatan rutin
anda sehari hari bukan? Sudahkan anda memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir sesuai
standar yang ditentukan? Dengan menguasai materi ini anda akan dapat melakukan praktik
Kebidanan III terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir dengan benar. Oleh karena itu materi
ini penting untuk anda kuasai, karena dapat membantu anda melakukan asuhan neonatal baik
di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan Praktik Mandiri (BPM), Puskesmas, dan masyarakat
secara benar, efektif dan sesuai dengan evidence based.
Modul ini dibagi menjadi 3 kegiatan belajar (KB), yaitu:
KB 1. Asuhan bayi baru lahir normal
KB 2. Asuhan bayi baru lahir bermasalah
KB 3. Asuhan kegawatdaruratan bayi baru lahir dan system rujukan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Uraian
Materi
Pada akhir Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan anda mampu untuk melakukan asuhan kebidanan
pada neonatal normal secara mandiri.
Secara khusus anda diharapkan dapat :
1.	 menjelaskan tentang konsep asuhan neonatal,
2.	 menjelaskan tentang komponen asuhan neonatal, dan
3.	 mempraktekkan asuhan neonatal normal secara mandiri
Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan neonatal mari kita tinjau kembali konsep dasar
asuhan bayi baru lahir, hal ini akan mengingatkan anda apa saja yang harus dipahami bidan
saat memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
A.	 Konsep asuhan neonatal
Asuhan BBL adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama setelah kelahiran
walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut
merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan suatu persalinan
baru dikatakan berhasil apabila  selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga dalam kondisi yang
optimal.
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Risiko
Kegiatan
Belajar 1 Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24
jam pertama.
B.	 Waktu pemeriksaan BBL
1.	 Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)
2.	 Pada usia 1 – 3 hari (kunjungan neonatal 1)
3.	 Pada usia 4 - 7 hari (kunjungan neonatal 2)
4.	 Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)
	 Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa
bayi selama 28 hari pertama setelah bayi  lahir
(usia 0-28 hari) yang merupakan individu yang
sedang tumbuh dan baru saja mengalami
kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intra uterine
ke kehidupan ekstra uterin. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai
alat, pada usia kehamilan 37 mg s/d 42 mg,
dengan berat badan 2500-4000, nilai Apgar >
7 dan tanpa cacat bawaan.
	 Penelitian telah menunjukan bahwa lebih
dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan.
Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-
kelainan yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya
sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir
dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia
dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat
selanjutnya adalah perdarahan otak, syok
beberapa bagian tubuh mengeras, dan
keterlambatan tumbuh-kembang.
“Penelitian telah menunjukan
bahwa lebih dari 50% kematian
bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu dalam bulan
pertama kehidupan”
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
C.	 Komponen Asuhan Neonatal
	 Dari modul sebelumnya barangkali anda tahu tentang komponen asuhan neonatal. Tuliskan
apa yang anda ketahui tersebut pada kotak berikut ini:
	
Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan
Berikut kita akan bahas tentang komponen asuhan neonatal yaitu :
1.	 KOMPONEN ASUHAN NEONATAL
•	 Pencegahan infeksi
•	 Penilaian segera setelah lahir
•	 Pencegahan kehilangan panas
•	 Perawatan tali pusat
•	 Inisiasi menyusu dini
•	 Manajemen laktasi 
•	 Pencegahan infeksi mata
•	 Pemberian vitamin K1
•	 Pemberian imunisasi 
•	 Pemeriksaan fisik BBL
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
Setelah anda mengetahui komponen apa saja dalam asuhan neonatal, berikut akan dijelaskan
tentang bagaimana penatalaksanaan bayi baru lahir. Silahkan dipelajari baik-baik.
2.	 Penatalaksanaan awal bayi baru lahir
a.	 Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir  :
1).	Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi.
2).	Pakai  sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3).	Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi tingkat tinggi/steril. Jika menggunakan
bola karet untuk menghisap lendir, gunakan yang bersih dan baru.
4).	Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih.
b.	 Penilaian Awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat dengan
menjawab 4 pertanyaan yaitu :
1).	Apakah bayi cukup bulan
2).	Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
3).	Apakah bayi bernafas atau menangis
4).	Apakah tonus otot baik
3.	 Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna.
oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh
maka bayi baru lahir dapat mengalamai hipotermi. hipotermi mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut:
a.	 Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan
dan diselimuti
b.	 Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih
rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh :
•	 Menimbang bayi tanpa alas timbangan
•	 Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
•	 Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
c.	 Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran
udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. 
Contoh :
•	 Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
•	 Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin
d.	 Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan
panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar
tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (Pemindahan panas antara 2 objek yang
mempunyai suhu berbeda)
Contoh :
•	 BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC
•	 BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
Berikut akan dijelaskan cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada BBL
1.	 Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
2.	 Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
3.	 Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi
4.	 Jangan segera memandikan bayi baru lahir
5.	 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
4.	 Perawatan tali pusat
a.	 Memotong dan mengikat tali pusat
Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat
dan nasihati keluarga agar tidak memberikan apapun pada pusat bayi.
Pemakaian alkohol ataupun beladin masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan
tali pusat basah / lembab.
b.	 Beri nasihat kepada ibu / keluarga sebelum penolong meninggalkan bayi :
•	 Lipat popok di bawah putung tali pusat.
•	 Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang, dan
sabun keringkan dengan kain bersih.
•	 Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan perawatan jika pusat menjadi
merah atau mengeluarkan nanah / darah dan segera rujuk bayi kefasilitas yang
lebih memadai.
Gambar : Mencegah BBL kedinginan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
5.	 Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI
a.	 Langkah inisiasi menyusu dini (IMD)
b.	 Kontak kulit antara ibu dan bayinya segera setelah lahir paling sedikit 1 jam
c.	 Bayi menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD
d.	 Menunda semua prosedur lainnya hingga proses IMD selesai
6.	 Pencegahan Infeksi Mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan
bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung tentrasiklin 1%
atau antibiotika lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan >1 jam
setelah kelahiran.
7.	 Pemberian Vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg Intramuskuler setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL
8.	 Pemberian Imunisasi Bayi baru lahir
Imunisasi Hepatitis B bermamfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis B1 diberikan 1 jam setelah
pemberian Vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam.
9.	 Pemeriksaan Fisik BBL
Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu
mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat
persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu
yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.
D.	 TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR
Apakah anda mengetahui tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir? Adapun tujuan
pemeriksaan ini adalah :
1.	 Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus
yang memerlukan resusitasi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
2.	 Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.
3.	 Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau
tempat perawatan khusus.
Prinsip yg harus diperhatikan :
1.	 Ruangan hangat,terang,dan bersih
2.	 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
3.	 Gunakan APD: celemek & sarung tangan
4.	 Yakinkan alat pemeriksaan bersih
5.	 Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe : inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi
6.	 Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk.
7.	 Lakukan pendokumentasian
	 Pembahasan diatas adalah komponen-komponen dalam asuhan kebidanan pada neonatus.
Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir. Dibawah ini adalah prosedur asuhan neonatal, coba anda pelajari kembali, kemudian
lakukan asuhan neonatal sesuai dengan panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar..
Semoga lancar…
PROSEDUR
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK
PADA BAYI BARU LAHIR
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 :
Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
A. PERSIAPAN
1
Menyiapkan alat :
1.	 Stetoskop
2.	 Thermometer
3.	 Mistar
4.	 Pita pengukur
5.	 Kapas cebok
6.	 Tempat tidur bayi dengan pengalasnya
7.	 Bengkok
8.	 Buku catatan
2
Menyiapkan Lingkungan :
1.	 Ruangan hangat
2.	 Pintu, jendela dan tirai ditutup
3
Persiapan Penolong :
1.	 Melepaskan perhiasan
2.	 Memakai celemek
3.	 Memakai masker
4.	 Mencuci tangan
5.	 Memakai sarung tangan
4
Menyiapkan bayi :
1.	 Melakukan pendekatan kepada ibu / keluarga
2.	 Menginformasikan tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
3.	 Bayi diselimuti dengan pakaian khusus atau
handuk
B.PELAKSANAAN
1
Menidurkan bayi terlentang di atas tempat tidur
yang hangat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
2
Menilai penampilan umum
1.	 Kesan umum bayi
2.	 Kesadaran
3.	 Tangis bayi
4.	 Warna kulit atau bibir
5.	 Tingkat aktivitas
3
Memeriksa tanda vital
1.	 Frekwensi nafas ( 40 – 60 x / mnt)
•	Menjaga kehangatan tubuh bayi selama
pemeriksaan
•	M e l i h a t d a d a d a n p e r u t b a y i
(memperhatikan nafas bayi)
•	Menghitung pernafasan selama satu menit
•	Merapikan bayi
•	Mencatat hasil pemeriksaan
2.	 Frekwensi denyut jantung ( > 100 x / mnt)
•	Menjaga kehangatan tubuh bayi selama
pemeriksaan
•	Memastikan stetoskop berfungsi dengan baik
•	Menempelkan stetoskop pada dada kiri bayi
(pada afek jantung) atau meraba arteri pada
ubun – ubun besar / arteri femoralis pada
pangkal paha / arteri karotis pada leher.
•	Mendengarkan atau meraba denyutan sambil
menghitung denyutnya selama satu menit
•	Merapikan bayi
•	Membereskan alat
•	Mencatat hasil pemeriksaan
3.	 Suhu tubuh ( 36.5o
C – 37.5 o
C )
•	Menjaga kehangatan tubuh bayi
•	Membersihkanketiakbayidenganmenggunakan
tissue
•	Memastikan thermometer pada skala terendah
•	Memasukkan thermometer pada lipatan ketiak
bayi dan memastikan thermometer berada
pada posisi yang tepat serta membantu
memposisikan lengan bayi sehingga menjepit
thermometer sambil ditunggu selama 5 menit.
•	Mengambil thermometer dan membaca hasil
•	Merapikan bayi
•	Membersihkan thermometer
•	Menyimpam thermometer pada tempatnya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
4
Memeriksa kepala
1.	 Bersih atau tidak
2.	 Meraba ubun – ubun besar dan kecil
3.	 Meraba sutura atau molase
4.	 Memeriksa adanya caput suksedaneum,
cephal haematoom, luka pada kepala,
hidrosephalus
5.	 Kelainan kepala : anensepali, mikrosephali
6.	 Mengukur lingkar kepala ( 32 – 37 cm )
•	Menjaga kehangatan tubuh bayi
•	Melingkarkan pita pengukur pada kepala bayi
dari tulang dahi ke tonjolan kepala terjauh
•	Membaca hasil
•	Merapikan bayi
•	Merapikan alat
•	Mencatat hasil pemeriksaan
5
Memeriksa muka
1.	 Bersih atau tidak
2.	 Simetris atau tidak
3.	 Edema atau tidak
4.	 Menilai reflek mencari ( rooting reflex )
5.	 Bersihkan putting susu ibu
6.	 Sentuh sudut mulut bayi dengan puting susu
6
Memeriksa mata
1.	 Bersih atau tidak
2.	 Bengkak atau tidak
3.	 Pengeluaran pada mata
4.	 Perdarahan pada mata
5.	 Reflek pupil ada atau tidak
6.	 Kelainan pada mata : juling
7
Memeriksa hidung
1.	 Bersih atau tidak, pengeluaran
2.	 Lubang hidung ada atau tidak
3.	 Nafas cuping hidung ada atau tidak
8
Memeriksa mulut
1.	 Mukosa mulut lembab atau tidak
2.	 Keadaan bibir dan langit – langit
3.	 Menilai reflek isap ( sucking reflek )
•	Bersihkan payudara ibu terutama putting susu
sampai areolla mammae atau bersihkan jari
pemeriksa jika dilakukan oleh pemeriksa
•	Masukkan puting susu atau jari pemeriksa ke
dalam mulut bayi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
9
Memeriksa telinga
1.	 Bersih atau tidak
2.	 Pengeluaran
3.	 Garis hayal yang menghubungkan telinga kiri
mata - telinga kanan
10
Pemeriksaan leher
1.	 Benjolan ada atau tidak
2.	 Pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak
3.	 Pembesarankelenjar tyroid ada atau tidak
4.	 Bendungan pada vena jugularis ada atau tidak
5.	 Menilai tonic neck reflek, dengan cara putar
kepala bayi yang sedang tidur ke satu arah
11
Memeriksa bahu, lengan dan tangan
1.	 Gerakan normal atau tidak
2.	 Jumlah jari – jari
3.	 Mengukur lingkar lengan atas ( 9 – 13 cm )
•	Tentukan bagian tengah dari lengan dengan
cara mengukur jarak dari tulang pangkal lengan
ke siku, hasilnya dibagi dua
•	Lingkarkan pita pengukur pada pertengahan
lengan atas
•	Membaca dan mencatat hasil pemeriksaan
•	Merapikan bayi
•	Merapikan alat
4.	 Menilai reflek moro
•	Gendong bayi dengan sudut 30 – 45 o
lalu
biarkan kepala turun 1 – 2 cm
•	Memukul meja pemeriksaan di dekat kepala
bayi
•	Menggetarkan meja secara tiba – tiba
•	Membuat suara yang keras atau bertepuk
tangan
•	Menilai grasp reflek ( reflex menggenggam )
dengan cara tempelkan tangan pemeriksa pada
telapak tangan bayi
12
Memeriksa dada
1.	 Bentuknya simetris atau tidak
2.	 Tarikan otot dada ada atau tidak
3.	 Bunyi nafas dan jantung
4.	 Mengukur lingkar dada ( 31 – 35 cm )
•	Menjaga kehangatan tubuh bayi
•	Melingkarkan pita pengukur pada dada melalui
puting susu bayi
•	Membaca hasil pemeriksaan merapikan bayi
•	Membereskan alat-alat
•	Mencatat hasil pemeriksaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
13
Memeriksa perut
1.	 Bentuk simetris atau tidak
2.	 Perdarahan tali pusat ada atau tidak
3.	 Warna tali pusat
4.	 Penonjolan pada daerah tali pusat saat
menangis ada atau tidak
5.	 Distensi ada atau tidak
6.	 Adakah kelainan : omfalokel, gastroskisis
14
Memeriksa kelamin bayi
1.	 Laki-laki
•	Testis dalam skrotum atau tidak
•	Penis berlubang pada ujung ada atau tidak
•	Menilai adanya kelainan : femosis, hipospadia,
hernia scrotalis
2.	 Perempuan
•	Labia mayor menutupi labia minor atau tidak
•	Uretra berlubang atau tidak
•	Vagina berlubang atau tidak
•	Pengeluaran pervaginam ada atau tidak
15
Memeriksa anus (bila mekoneum belum keluar) anus
berlubang atau tidak
16
Memeriksa tungkai kaki
1.	 Pergerakan tungkai normal atau tidak,
simetris atau tidak
2.	 Jumlah jari
3.	 Menilai grasp reflek dengan cara tempelkan
jari tangan pemeriksa pada bagian bawah jari
kaki
17
Memeriksa punggung
1.	 Pembengkakan atau cekungan ada atau tidak
2.	 Tumor ada atau tidak
3.	 Kelainan : spina bifida
18
Memeriksa kulit
1.	 Verniks caseosa
2.	 Warna kulit
3.	 Pembengkakan atau bercak – bercak hitam
4.	 Tanda lahir
19
Mengukur panjang badan
1.	 Miringkan bayi ke salah satu sisi
2.	 Memastikan batas atas mistar sejajar puncak
kepala bayi
3.	 Meluruskan kaki bayi
4.	 Meeskan alat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
5.	 mastikan tulang belakang, kepala, bahu,
bokong, dan tumit bayi menempel
6.	 pada mistar
7.	 merapikan bayi
8.	 member
20 Merapikan pakaian bayi
21 Menyerahkan kembali bayi kepada ibunya
22 Membereskan alat – alat
23 Merapikan ruangan
24 Mencatat hasil pemeriksan
25
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
keluarga
Nilai sub total :
Nilai rata – rata :
Ketika memeriksa Bayi Baru Lahir ingat butir-butir penting berikut
1.	 Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
2.	 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tagan dan bertindak
lembut pada saat menangani bayi
3.	 Lihat, dengarkan dan rasakan masing-masing daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut
secara sistematik menuju jari kaki
4.	 Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut jika memang
diperlukan
5.	 Rekam hasil pengamatan (dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih lanjut)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
ASUHAN PERAWATAN BAYI SEHARI- HARI
PENUNTUN BELAJAR
MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 :
Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in
LANGKAH/TUGAS KASUS
Persiapan
1.	 Perhatikan suhu bayi dalam keadaan normal
2.	 Cuci tangan anda dengan sabun dan air
3.	 Siapkan keperluan mandi seperti :
•	pakaian bersih
•	popok
•	alat perekat
•	sabun
•	handuk
•	selimut
4.	 Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
5.	 Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi
6.	 Lepaskan pakaian bayi
7.	 Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum memandikan
agar air mandi tetap segar
Memandikan
1.	 Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka ,
tali pusat dan tubuh bayi
2.	 Letakkan bayi pada selembar handuk
3.	 Sabun di sebelah bak mandi. (jangan memberi sabun pada
muka dan cuci mukanya dahulu sampai bersih)
4.	 Jika bayi laki-laki, tarik kulup (preputium) ke belakang dan
cucilah lipatan-lipatan pada penis
5.	 Bilaslah sabun dengan cepat, sambil menyangga kepala,
terutama punggung bayi. Tidak perlu menghilangkan
verniks, yaitu zat berwarna putih dan lengket pada kulit
bayi, terutama pada lipatan-lipatan kulit. Verniks ini berfungsi
memberikan perlindungan dan akan diserap oleh tubuh
dalam waktu singkat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
LANGKAH/TUGAS KASUS
6.	 Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang
hangat dan kering
7.	 Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan
kering (singkirkan handuk basah ke pinggir)
Mengenakan popok
1.	 Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat
2.	 Jika menggunakan peniti, tusuklah jauh dari perut untuk
menghindari terbuka sendiri
3.	 Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa
tali pusat
4.	 Kenakan celana plastik jika terdapat ruam atau gangguan
kulit
5.	 Kenakan pakaian yang bersih dan kering
6.	 Bungkuslah dalam selimut yang bersih dan kering
PERAWATAN TALI PUSAT
1.	 Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
2.	 Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan
keringkan betul-betul
3.	 Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longar
4.	 Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
5.	 Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul
6.	 Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat
PERAWATAN MATA
1.	 Persiapan
Menyiapkan alat dan bahan :
•	 Mangkok yang berisi kapas yang dilembabkan dengan
air hangat
•	 Zalf mata
•	 Bengkok
•	 Pinset steril pada tempatnya
Persiapan lingkungan
•	 Meja bayi bersih
•	 Ruangan bersih cukup cahaya
Persiapan penolong :
•	 Memastikan tidak menggunakan perhiasan
•	 Memakai celemek dan sarung tangan
•	 Mencuci tangan dengan air mengalir dan dikeringkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
LANGKAH/TUGAS KASUS
2.	 Pelaksanaan
•	 Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bayi tentang
maksud dan tujuan kegiatan
•	 Membaringkan bayi diatas meja bayi dengan posisi bayi
membujur
•	 Mengambil kapas dengan pinset steril
•	 Dengan ujung jari, kapas diperas di atas bengkok
•	 Membersihkan mata dari pangkal hidung kea rah luar
dengan satu kapas satu kali penggunaan ( kalau perlu
diulang digunakan kapas baru )
•	 Memasukkan kapas kotor ke dalam bengkok
•	 Mengoleskan zalf mata dari dalam ke luar ( untuk
perawatan satu jam pertama )
•	 Membersihkan alat
•	 Mencuci tangan
MENJAGA KEHANGATAN TUBUH BAYI
1.	 Segera mengeringkan tubuh bayi serta mengganti kain
yang basah
2.	 Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, beri
tutup kepala
3.	 Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan
metode kangguru atau menggunakan cahaya lampu 60
watt dengan jarak minimal 60 cm
4.	 Letakkan bayi pada tempat yang hangat dan jauhkan dari
jendela atau pintu
5.	 Menunda memandikan bayi sampai suhu stabil
Metoda Kangguru
1.	 Bayi (hanya memakai popok, topi dan kaus kaki)
2.	 Bayi diletakkan telungkup di dada ibu/dipeluk dalam posisi
berdiri atau diagonal, diantara kedua payudara ibu, sehingga
terjadi kontak lansung antara kulit ibu dan kulit bayi
3.	 Kepala menoleh ke sisi di bawah dagu ibu (ekstensi ringan),
kepala, leher, serta tubuhnya di tempatkan dengan baik
untuk menghindari terhalangnya jalan nafas
4.	 Siku dan pinggul bayi dalam keadaan fleksi seperti posisi
‘katak’; ibu dan bayi berada dalam satu pakaian
5.	 Kemudian difiksasi dengan menggunakan selendang
6.	 Metoda ini dapat dilakukan oleh anggota keluarga lainnya
atau petugas kesehatan
7.	 Metoda ini wajib dilakukan untuk bayi BBLR selama 24 jam
sehari sampai berat badan bayi lebih dari 2500 gram
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
LANGKAH/TUGAS KASUS
8.	 Setelah syarat rujukan tercapai, ajari ibu untuk
menghangatkan bayi selama perjalanan ke rumah sakit :
•	 Keringkan bayi segera setiap bayi basah terkena air atau
air kencing dan tinja bayi
•	 Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup
kepala
•	 Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan
Metoda Kangguru
•	 Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat karena
bayi mempunyai kesulitan untuk mempertahankan suhu
tubuhnya.
	 Bagaimana, hasil penilaian yang anda peroleh? Bila hasil penilaian anda diperoleh nilai 3
seluruhnya, anda sudah melakukan asuhan neonatal dengan baik. Namun, bila masih terdapat
asuhan yang belum dilakukan. coba latihan kembali bersama teman anda.
	 Untuk lebih memperdalam materi mengenai asuhan neonatal, saat PK III ini anda juga harus
membaca kembali modul tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir yang sudah anda peroleh
di semester 3
	 Setelah melakukan asuhan, segeralah buat dokumentasinya. dan jangan di tunda – tunda.
Hal ini agar proses Praktik Kebidanan III berjalan lancar, lakukan hingga semua asuhan sudah
dapat dilakukan dengan baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
1.	 Asuhan BBL (bayi usia 0-28 hari) adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama
setelah kelahiran
2.	 komponen asuhan neonatal yaitu :
•	 Pencegahan infeksi
•	 Penilaian segera setelah lahir
•	 Pencegahan kehilangan panas
•	 Perawatan tali pusat
•	 Inisiasi menyusu dini
•	 Manajemen laktasi 
•	 Pencegahan infeksi mata
•	 Pemberian vitamin K1
•	 Pemberian imunisasi 
•	 Pemeriksaan fisik BBL
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
Tugas
Mandiri
Instruksi
A.	 Anda harus melengkapi lembar kerja berikut ini berdasarkan skenario kasus yang diberikan
berikut ini. Anda boleh merujuk pada bahan bacaan.
Skenario
Ibu Fifi telah melahirkan seorang bayi perempuan cukup bulan, pada saat lahir bayinya segera
menangis, tampak kemerahan dengan pergerakan aktif.
1.	 Jelaskan asuhan apa yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi selama jam pertama
setelah kelahiran?
2.	 Jelaskan apa yang akan anda lakukan selanjutnya pada bayi tersebut?
Silahkan anda tulis jawaban pertanyaan diatas kemudian hasilnya dapat anda cocokkan
dengan jawaban yang terdapat pada lampiran 1.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu pilihan
jawaban yang paling anda anggap benar.
1.	 Seorang bayi baru lahir cukup bulan berjenis kelamin laki-laki, air ketuban jernih tidak
bercampur mekonium, bayi langsung menangis dan tonus otot baik.
	 Menurut anda tindakan apa yang harus diberikan pada bayi tersebut?
a.	 Resusitasi BBL
b.	 Melakukan ventilasi
c.	 Manajemen BBL normal
d.	 Manajemen BBL asfiksia
e.	 Asuhan pasca resusitasi
2.	 Bayi laki-laki usia 36 jam dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya bayi bergerak aktif, frekwensi
nafas 54 kali/menit, denyut jantung 132 kali/menit, bayi belum buang air besar, pada tali
pusat tidak ada perdarahan dan pembengkakan, BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm.
Apakah dijumpai keadaan tidak normal dari hasil pemeriksaan fisik diatas yang perlu
	 ditindak lanjuti?
a.	 Tonus otot
b.	 Pernafasan
c.	 Berat badan
d.	 Lubang anus
e.	 Denyut jantung
3.	 Bayi baru lahir usia 6 jam, Lhir di BPM jam 02.00 WIB langsung menangis. Bunyi janjung 142
kali/menit, suhu 36,8 oC, bayi sudah mampu menghisap payudara ibu dengan baik. Apa
kebutuhan bayi saat ini?
a.	 Rawat gabung dengan ibu
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
27
b.	 Membantu ibu menyusui bayinya
c.	 Membentuk ikatan batin ibu bayi
d.	 Menjelaskan tanda bahaya
e.	 Memandikan bayi
4.	 Banyak hal yang harus diperhatikan seorang bidan dalam memberikan asuhan pada bayi baru
lahir karena bayi baru lahir sedang mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra uterin
ke ekstra uterin, salah satunya adalah perubahan suhu.Kehilangan panas pada bayi baru
lahir sangat mudah terjadi. Salah satu diantaranya karena udara disekitar bayi yang dingin.
	 Disebut apa proses ini?
a.	 Konduksi
b.	 Konveksi
c.	 Evaporasi
d.	 Radiasi
e.	 Termoregulasi
5.	 Tubuh bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, khususnya tali pusat karena merupakan
bagian yang terbuka. Apa yang harus dilakukan bidan untuk mencegah terjadinya infeksi ini?
a.	 Menjelaskan perawatan bersih, kering dan ditutup dengan kassa steril
b.	 Menjelaskan perawatan bersih, kompres dengan kassa betadin dan alcohol
c.	 Menjelaskan membersihkan dengan alcohol
d.	 Menjelaskan perawatan bersih, kering dan terbuka
e.	 Menjelaskan supaya dibiarkan saja
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Tugas
Mandiri
1.	 Lakukan asuhan neonatal secara mandiri
2.	 Buatlah reflective practice sesuai dengan kasus yang anda temukan saat melakukan asuhan
neonatal
3.	 Buatlah dokumentasi asuhan kebidanan sesuai kasus yang anda temukan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
29
Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Jakarta: Segung Seto; 2006.
Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005.
Bobak dan L. Jensen.2005. Buku Ajar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA:
JHPIEGO
Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Kemenkes RI, 2010, Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak,
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan asuhan
kebidanan pada neonatal yang bermasalah secara mandiri
Secara khusus Anda diharapkan dapat:
1.	 Menjelaskan tentang masalah-masalah yang biasa terjadi pada neonatus, dan
2.	 Memberikan asuhan yang efektif dan efisien dan sesuai dengan evidence base pada
neonatal bermasalah secara mandiri.
Uraian
Materi
Kegiatan
Belajar 2 Asuhan Kebidanan Neonatus Bermasalah
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Khusus
	 Neonatus dengan masalah adalah suatu
penyimpangan yang dapat menyebabkan
gangguan pada neonatus, apabila tidak
diberikan asuhan yang tepat dan benar. Oleh
sebab itu, asuhan pada neonatus dengan
masalah penting untuk dipelajari. Masalah-
masalah tersebut diantaranya adalah muntah,
gumoh, obstipasi, diare, diaper rash, miliariasis,
hemangioma, furunkel, kondisosis, sebhorrea,
dan bayi meninggal mendadak.
Muntah,Gumoh,Obstipasi,
Diare, Diaper rash,
Miliariasis, merupakan
masalah-masalah yang
lazim terjadi pada
neonatus”
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
31
	 Baik, berikut ini akan dibahas tentang masalah-masalah yang lazim terjadi pada neonatus.
Apakah anda masih ingat masalah-masalah apa yang lazim terjadi pada neonatus? Silahkan
anda tuliskan pada lembar kerja berikut ini contoh-contoh masalahnya.
Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan
uraian berikut ini:
Masalah-masalah yang lazim terjadi pada neonatus adalah sebagai berikut :
1.	 MUNTAH
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif
atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak
lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan
terlihat sebagai kontraksi otot perut.
1.	 Muntah
2.	 Gumoh
3.	 Obstipasi
4.	 Diare
5.	 Diaper rash
6.	 Miliariasis
7.	 Bercak mongol
8.	 Hemangioma
9.	 Furunkel
10.	Kondisosis
11.	Sebhorrea
12.	Bayi meninggal mendadak
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai
gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan
kadang-kadang disertai sedikit darah.
2.	 GUMOH/REGURGITASI
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah
minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit. Regurgitasi yang
tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan
a.	 Penyebab
1).	Bayi yang sudah kenyang
2).	Posisi bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung
3).	Posisi botol yang tidak pas
4).	Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
5).	Akibat kebanyakan makan
6).	Kegagalan mengeluarkan udara
b.	 Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan
udara yang ditelan. Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan menghindari konflik
emosional serta dengan menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi lebih tinggi
dari badannya biasanya dapat menghindari terjadinya gumoh.
c.	 Penatalaksanaan
1).	Kaji penyebab gumoh
2).	Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang umurnya
dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.
3).	Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
4).	Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
5).	Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat puting
susu ibu
6).	Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
7).	Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
33
lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung yang luas
8).	Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
3.	 KONSTIPASI/OBSTIPASI
Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana bayi jarang sekali buang air besar dan kalau
buang air besar keras. Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
a.	 Penyebab
1).	Faktor non organik
•	 Kurang cairan
•	 Obat/zat kimiawi
•	 Kelainan hormonal/metabolik
•	 Kelainan psikososial
•	 Perubahan mikroflora usus
•	 Perubahan/kurang exercise
2).	Faktor organik
•	 Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor)
•	 Kelainan otot dasar panggul
•	 Kelainan persyarafan : M. Hirsprung
•	 Kelainan dalam rongga panggul
•	 Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
b.	 Tanda dan gejala
1).	Frekuensi BAB kurang dari normal
2).	Gelisah, cengeng, rewel
3).	Menyusu/makan/minum kurang
4).	Feses keras
c.	 Penatalaksanaan
1).	Sering disusui
2).	Latihan misalnya dengan pijat bayi
3).	Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
4).	ASI lebih baik dari susu formula
5).	Enema peranal
6).	Kolaborasi dengan dokter
7).	
8.	 DIARE
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi yang sebelumnya
tampak sehat
a.	 Penyebab
1).	Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
2).	Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan
sanitasi yang buruk
3).	Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
4).	Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
5).	Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
6).	Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
7).	Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
8).	Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
9).	Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
b.	 Tanda dan gejala
1).	Gejala sering dimulai dengan bayi yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti
muntah dan diare
2).	Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir
dan berair serta frekuensinya bertambah sering
3).	Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
4).	Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
5).	Pucat anus dan sekitarnya lecet
6).	Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
35
7).	Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk
dan terdapat butiran lemak
8).	Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
9).	Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
c.	 Penatalaksanaan
1).	Tetap teruskan pemberian ASI
2).	Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
3).	Terapi rehidrasi
4).	Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
5).	Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
6).	Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
5.	 DIAPER RASH (RUAM POPOK)
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada
alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-
bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.
Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari
maternal fecal
a.	 Penyebab
1).	Tidak sering mengganti diapers,
2).	Kebersihan kulit yang tidak terjaga
3).	Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab
4).	Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
5).	Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease
dan lipase)
6).	Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan
protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
7).	Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
perubahan sistem imun
8).	Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
9).	Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
b.	 Tanda dan gejala
1).	Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erithema
2).	Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah,
paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit
3).	Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
4).	Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi
5).	Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
c).	Penatalaksanaan
1).	Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin,
bokong, lipatan selangkangan
2).	Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
3).	Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan
4).	Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
5).	Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan
dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
6).	Popok dicuci dengan detergen yang lembut
7).	Mengangin-anginkan kulit sebelum memasang diapers baru dan menggunakan diapers
dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
8).	Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki
sirkulasi udara.
9).	 Posisi tidur bayi diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
10).	 Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang
11).	 Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%
12).	 Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
37
6.	 MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung
kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat
yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami
tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
a.	 Faktor penyebab
1).	 Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
2).	 Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
3).	 Aktivitas yang berlebihan
4).	 Setelah menderita demam atau panas
5).	 Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema
akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
b. Penatalaksanaan
1).	 Perawatan kulit yang benar
2).	 Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok
setelah mandi
3).	 Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah
sumbatan kelenjar
4).	 Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik
5).	 Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores
kulit bayi saat merawat bayi)
8.	 BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah
dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang
secara perlaan-lahan selama tahun pertama.
a.	 Penyebab
Belum jelas
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
b.	 Penatalaksanaan
1).	Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun,
sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif
2).	Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan
3).	Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
9.	 HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)
Hemangioma adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau hemangima
yang sering ditemukan pada kelopak mata atas neonatus. Kelainan yang terjadi pada kulit
akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di
superficial (kutan), subkutan atau campuran.
Terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20% bayi premature dengan berat badan
kurang dari 1000 gr
a.	 Penyebab
1).	Masih belum jelas
2).	Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan
dengan proliferasi endotel dan verukosa.
b.	 Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran
klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah
lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya
merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum
sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
c.	 Penatalaksanaan
Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya. Tetapi bila terdapat prognosis
yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3
mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan
secara bertahap
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
39
9.	 FURUNKEL ATAU BISUL
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk
nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat,
leher, ketiak dan lain-lain. Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari
akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah. Berbentuk Furunkel (boil) dan Karbunkel
(furunkel multipel). Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak
didaerah nasal, aksila dan telinga
b.	 Penatalaksanaan
1).	Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah
2).	Pemberian antibiotika sistemik
10.	KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum.
Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih
yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu.
Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam.
Kandidosis oral, infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan
makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.
a.	 Penyebab
1).	Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans)
2).	Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
3).	Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi
4).	Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
5).	Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi
b.	 Gejala
1).	Terdapat bercak putih pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan
dengan sisa susu
2).	Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan
dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
3).	Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan
tampak miselium dan spora yang khas
c.	 Pencegahan
1).	Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi
2).	Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas
sisa susu dalam mulut bayi
3).	Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara
c.	 Penatalaksanaan
1).	Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat
2).	Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati
3).	Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
4).	Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi,
pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari.
5).	Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui
selama bayi diobati
11.	SEBHORREA
Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki banyak
kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
a.	 Penyebab
1).	 Masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa
faktor penyebab sebhorrea, yaitu sebagai berikut:
2).	 Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang tua
3).	 Intake makanan yang tinggi lemak dan kalori
4).	 Asupan minuman beralkohol
5).	 Adanya gangguan emosi
b.	 Penatalaksanaan
Dengan memberi obat-obatan topikal, seperti sampo yang tidak berbusa (keramasi bayi
2-3 kali per minggu) dan memberi krim Selenium Sulfida/Hg presipitatus albus 2%
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
41
12.	BAYI MENINGGAL MENDADAK
Sindrom kematian mati mendadak (sudden infant syndrom-SIDS) terjadi pada bayi yang
sehat, saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. SIDS terjadi
kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi usia 2 minggu
dan 1 tahun.
a.	 Penyebab
1).	Ibu yang masih remaja
2).	Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
3).	Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
4).	Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner
5).	Bayi prematur
6).	Gemelli (bayi kembar)
7).	Bayi dengan sibling
8).	Bayi dari ibu degan ketergantungan narkotika
9).	Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup
10).	 Bayi dengan virus pernapasan
11).	 Bayi dengan infeksi botulium
12).	 Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
13).	 Bayi dengan gangguan pola napas herediter
14).	 Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli
b.	 Penatalaksanaan
1).	Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling
2).	Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, ajak orang tua untuk mengungkapkan
rasa dukanya
3).	Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk mengajukan
pertanyaan
4).	Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal yang
wajar
5).	Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
Gumoh diaper rash
oral thrush bercak mongol
hemangioma seborrhea
masalah-masalah yang biasa terjadi pada neonatus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
43
bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian dari bayi
tersebut
6).	Jika kemungkinan ibu melahirkan kembali, beri dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama, paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal
sebelumnya.
Pembahasan diatas adalah terkait masalah-masalah yang lazim terjadi pada neonatus.
Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir bermasalah. Dibawah ini adalah beberapa prosedur asuhan pada bayi baru lahir
bermasalah, coba anda pelajari kembali, kemudian lakukan asuhan neonatal sesuai dengan
panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar. jangan lupa berdoa.
ASUHAN BAYI BARU LAHIR YANG BERMASALAH
PENUNTUN BELAJAR
GANGGUAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 :
Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in
LANGKAH/TUGAS KASUS
1.	 Banyak bayi menangis atau rewel
•	Jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan
pemberian ASI
•	Periksalah popok bayi, mungkin basah
•	Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum
daripada yang lainnya.
2.	 Bayi tidak tidur sepanjang malam
•	Merupakan proses yang alamiah, karena pada bayi muda
perlu meneteki lebih sering
•	Tidurkan bayi di samping ibu dan lebih sering diteteki pada
malam hari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
LANGKAH/TUGAS KASUS
•	Jangan berikan makanan lain
3.	 Bayi menolak untuk menyusu
•	Mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberikan susu
botol
•	Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi betul-betul
lapar)
•	Berikan perhatian dan kasih sayang
•	Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis
•	Lihat tatalaksana dalam alogaritma MTBM, kalau perlu dirujuk
4.	 Bayi bingung putting
Untuk menghindari bayi bingung putting :
•	Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa
indikasi (medis) yang kuat
•	Kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan
dengansendok,pipet,cangkir,jangansekali-kalimenggunakan
botol atau dot
•	Jangan diberikan kempeng
5.	 Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR)
•	Berikan ASI sesering mungkin walau waktu menyusuinya
pendek-pendek
•	Bila belum bisa menyusui, ASI dikeluarkan dengan tangan
atau pompa. Berikan ASI dengan sendok atau cangkir
•	Untuk merangsang menghisap, sentuh langit-langit bayi
dengan jari ibu yang bersih
6.	 Bayi kuning (ikterik)
•	Mulai menyusui segera setelah bayi lahir
•	Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi
7.	 Bayi sakit
•	Teruskanmenyusui.LihattatalaksanadalamalogaritmaMTBM,
kalau perlu dirujuk
8.	 Bayi sumbing
•	Posisi bayi duduk
•	Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat
membantu bayi mendapatkan ASI cukup
•	Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat selah pada
bibir bayi
•	Bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit,ASI
dikeluarkan dengan cara manual atau pompa, kemudian
diberikan sengan sendok/ pipet atau botol dengan dot
panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna.
Dengan cara ini bayi akan belajar menghisap dan menelan
asi, menyesuaikan dengan irama pernafasannya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
45
LANGKAH/TUGAS KASUS
9.	 Bayi kembar
•	Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola (football
position)
•	Posisi bayi secara bergantian
•	Susuilah lebih seering selama waktu yang diinginkan masing-
masing bayi, umumnya . 20 menit
PENUNTUN BELAJAR
CARA MENGOBATI LUKA ATAU BERCAK PUTIH (THRUSH)
DI MULUT
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 :
Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in
LANGKAH KERJA
Pengalaman
belajar
1 2 3 4
1.	 Obati luka di mulut 2 kali sehari
2.	 Mencuci tangan terlebih dahulu
3.	 Membasuh mulut anak dengan jari dibungkus kain bersih
yang dibasahi dengan larutan garam
4.	 Olesi mulut dengan Gentian Violet 0,25% atau diberikan
Suspensi Nistatin
5.	 Mencuci tangan kembali
Cara membuat Suspensi Nistatin
•	Dua tablet nistatin disuspensi dalam 10 cc gliserin
•	Jika tidak terdapat gliserin, dapat digantikan dengan
minyak goreng
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
PENUNTUN BELAJAR
CARA MENGOBATI INFEKSI MATA
Langkah Kerja
Pengalaman
belajar
1 2 3 4
1.	 Bersihkan kedua mata 3 kali sehari :
a.	 Cuci tangan
b.	 Bersihkan kotoran/nanah pada mata dengan kapas/kain
dengan air hangat
2.	 Beri salep/tetes mata Tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%
pada kedua mata
a.	 Oleskan sejumlah kecil salep pada bagian dalam kelopak
mata bawah
b.	 Cuci tangan kembali
3.	 Obati sampai kemerahan hilang
PENUNTUN BELAJAR
MENGAJARI IBU CARA MENYINARI BAYI
DENGAN CAHAYA MATAHARI PAGI
LANGKAH KERJA
Pengalaman
belajar
1 2 3 4
1.	 Menyinari dengan cahaya matahari pagi dilakukan bagi bayi
yang kuning (ikterus)
2.	 Penyinaran bayi dengan cahaya matahari dilakukan dengan
cara :
a.	 Menyinari bayi dengan matahari pagi dalam waktu ½ jam
(antara 7-8 pagi) selama 2-4 hari
b.	 Wajah bayi tidak menghadap matahari lengsung
c.	 Lakukan selama setengah jam; ¼ jam terlentang dan ¼ jam
tengkura
d.	 Saat penyinaran kontak sinar dengan kulit seluas mungkin
atau bayi tidak memakai pakaian (telanjang)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
47
PENUNTUN BELAJAR
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH
LANGKAH KERJA
Kasus
1 2 3 4
Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus
diberikan di rumah
Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat
1.	 Tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan umur atau berat
badan bayi
2.	 Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut
3.	 Peragakan cara mengukur/membuat satu dosis
4.	 Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis
5.	 Mintalah ibu memberi dosis pertama pada bayi
6.	 Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri
label dan bungkus obat
7.	 Jelaskan bahwa semua obat-obatan tablet/sirup harus diberikan
sesuai waktu yang dianjurkan, walaupun bayi telah menunjukkan
perbaikan
8.	 Cek pemahaman ibu
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
Memberikan Antibiotika oral
Untuk INFEKSI BAKTERI LOKAL, antibiotika per oral yang dapat diberikan adalah :
1.	 Pilihan pertama 	 : Amoksisilin
2.	 Pilihan kedua		 : Ampisilin
Umur atau
Berat Badan
AMOKSISILIN/AMPISILIN
Dosis 50 mg/kg BB/hari
Beri tiap 8 jam selama 5 hari
Sirup 125 mg
Setiap 5 ml
(1 sendok
obat=5 ml)
Kaplet 250 mg
1 kaplet
dijadikan 5
bungkus
Kaplet 500 mg
1 kaplet
dijadikan 10
bungkus
Lahir s/d 4 minggu
(< 3 kg )
½ sendok/kali 1 bungkus/kali 1 bungkus/kali
4 minggu s/d
2 bulan
( 3 – 4 kg )
¾ sendok/kali 2 bungkus/kali 2 bungkus/kali
	 Nah setelah anda mempelajari beberapa penuntun belajar praktek diatas, Cobalah untuk
menilai asuhan yang anda lakukan berdasarkan penuntun belajar diatas ! Identifikasi aspek
mana saja yang kira – kira mendapatkan nilai tidak memuaskan bagi Anda dan perbaikilah,
kalau perlu mintalah pembimbing untuk memberi masukan ! Cobalah latihan kembali bersama
teman Anda agar lebih baik lagi dan kompeten. Jika ada hal-hal yang kurang jelas jangan ragu
untk berkonsultasi dengan pembimbing anda.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
49
Masalah yang lazim terjadi pada neonatus adalah
a.	 Muntah
b.	 Gumoh
c.	 Obstipasi
d.	 Diare
e.	 Diaper rash
f.	 Miliariasis
g.	 Bercak mongol
h.	 Hemangioma
i.	 Furunkel
j.	 Kondisosis
k.	 Sebhorrea
l.	 Bayi meninggal mendadak
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang anda anggap paling benar!
1.	 Bayi Ny ‘’Y” lahir cukup bulan di bidan dengan berat badan lahir 2400 gram dengan suhu
36,2 0C. Asuhan apa yang seharusnya dilakukan oleh bidan?
a.	 Menjaga kehangatan dengan metode kanguru dan pemberian ASI segera
b.	 Segera diberikan infus glukosa 5 %
c.	 Bayi disimpan dalam incubator dan diberi ASI
d.	 Melakukan pemeriksaan glukosa darah
e.	 Melakukan pemeriksaan fisik head to toe
2.	 Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran urin
baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Diagnosa apa yang tepat
untuk kasus diatas?
a.	 Hepatitis A
b.	 Hepatitis B
c.	 Ikterus Fisiologis
d.	 Ikterus patologis
e.	Dehidrasi
3.	 Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran
urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Asuhan apa yang tepat
untuk kasus diatas?
a.	 Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi)
b.	 Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari.
c.	 Pemberian Infus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
51
d.	 Pemberian oksigen
e.	 Berikan antibiotik
4.	 Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah keras, keras dan berminyak terutama
disekitar fontanel anterior
	 Apakah kemungkinan diagnosa pada bayi tersebut?
a.	Furunkel
b.	Dermatitis.
c.	Sebhorea
d.	Folikulitis
e.	Furunkulisis
5.	 Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah keras, keras dan berinyak terutama
disekitar fontanel anterior
	 Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan bidan pada bayi tersebut?
a.	 Pemberian antibiotik
b.	 Insisi pada bagian kulit yang infeksi
c.	 Pemberian analgetik/antipiretik
d.	 Kompres hangat dan pengobatan topikal
e.	 Pengeluaran pus dan perawatan luka
6. Penatalaksanaan yang paling penting dalam mengatasi diare pada bayi adalah?
a.	 Pemberian obat diare
b.	 Pemberian ASI dan cairan
c.	 Pemberian antibiotic
d.	 Pemberian obat anti disentri
e.	 Pemasangan infus
7.	 Bayi baru lahir usia 7 hari, malas menetek, tanda vital dalam batas normal, pada mulut terdapat
bercak putih yang sulit dihilangkan. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan oleh bidan?
a.	 Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tidak perlu diobati
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
b.	 Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
c.	 Pemberian antibiotic
d.	 Memberikan air matang dan menghentikan sementara pemberian ASI atau PASI sampai
	 bercak dimulut hilang
e.	Menganjurkan ibunya untuk minum obat anti jamur
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
53
Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Jakarta: Segung Seto; 2006.
Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005.
Bobak dan L. Jensen.2005. Buku Ajar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA:
JHPIEGO
Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak, 2010, kemenkes RI
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan asuhan
kegawatdaruratan pada neonatal secara mandiri
Secara khusus Anda diharapkan dapat:
1.	 Menjelaskan tentang kondisi atau kasus-kasus neonatal yang beresiko tinggi
2.	 Memberikan asuhan yang efektif dan efisien pada neonatal beresiko tinggi secara mandiri
3.	 Melakukan deteksi dini neonatal beresiko tinggi dan mampu melakukan penanganan yang
tepat termasuk secara mandiri.
	 Sebelumnya, anda tentu telah mempelajari tentang modul teori asuhan kebidanan pada
neonatus dan mempraktikannya dalam praktik PK I dan PK II.
	 Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan kegawatdaruratan pada neonatal beresiko
tinggi, mari kita ulas sedikit tentang bayi baru lahir yang beresiko tinggi yang memerlukan
penanganan tindakan kegawat daruratan dan proses rujukan, hal ini akan mengingatkan apa
saja yang harus anda pahami saat memberikan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.
Berikut akan kita bahas beberapa kondisi pada bayi yang memerlukan tindakan segera atau
tindakan kegawatdaruratan.
Uraian
Materi
Kegiatan
Belajar 3 Asuhan Kegawatdarutan Pada Bayi Baru
Lahir dan Sistem Rujukan
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
55
A.	 ASFIKSIA NEONATORUM
	
1.	 Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut.
a.	 Bersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dengan kasa steril.
b.	 Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
c.	 Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering yang bersih dan hangat.
d.	 Nilai status pernapasan. Hal-hal yang dapat dilakukan jika ditemukan tanda-tanda
asfiksia adalah:
•	 Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi
kepala bayi dan segera bersihkan BBL dari sisa air ketuban.
•	 Miringkan kepala bayi.
•	 Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk.
•	 Isap cairan pada saluran pernapasan. Dimulai dari penghisapan mulut lalu hidung.
Dimaksudkan agar tidak terjadi aspirasi.
•	 Lanjutkan menilai status pernapasan.
e.	 Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan menggosok
punggung bayi atau menyentil kaki BBL (melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada
perubahan segera beri nafas buatan.
f.	 Segera lakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap
	 Asfiksianeonatorummerupakan
suatu keadaan pada bayi baru
lahir (BBL) yang mengalami gagal
bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir.
Gambar : Memeriksa pernapasan bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
B.	 SINDROM GAWAT NAFAS NEONATUS ( SGNN )
1.	 Penatalaksanaan
Segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi:
a.	 Tidak bernafas sama sekali, walaupun dirangsang,atau
b.	 Megap-megap, atau
c.	 Bernafas kurang dari 20 kali/menit
2.	 Masalah
a.	 Frekwensi nafas bayi lebih 60 kli/menit, mungkin mnunjukkan sattu atau lebih tanda
tambahan gangguan nafas
b.	 Frekwensi nafas bayi kurang 30 kali/menit
c.	 Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir)
d.	 Bayi apnea (nafas berhenti lebih 20 detik)
3.	 Manajemen Umum
a.	 Beri oksigen dengan kecepatan sedang
b.	 Jika bayi mengalami apnea :
•	 Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi
•	 Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral, nafas megap-megap,
atau denyut jantung menetap kurang dari 100 kali/menit, lakukan resusitasi dengan
memakai balon dan sungkup
c.	 Segera lakukan rujukan ke fasilitas lebih lengkap
	 Sindrom gawat nafas neonatus, adalah
sindrom gawat neonatus yang merupakan
sekumpulan gejala gangguan nafas bayi baru
lahir, karena berbagai sebab. Sindrom ini terdiri
atas dispnea, merintih/grunting, tachipneu,
retraksi dinding dada, serta sianosis. Gejala ini
timbul biasanya dalam 24 jam pertama setelah
lahir dengan degradasi yang berbeda-beda,
namun yang selalu ada adalah dispnea yang
merupakan tanda kesulitan ventilasi paru.
Sindrom gawat nafas
neonatus, adalah
sekumpulan gejala
gangguan nafas bayi baru
lahir, karena berbagai
sebab”
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
57
C.	 IKTERUS
Penatalaksanaan
1.	 Ikterus fisiologis
a.	 Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya.
b.	 Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti:
•	 Memandikan bayi;
•	 Melakukan perawatan tali pusat;
•	 Membersihkan jalan nafas;
•	 Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit;
c.	 Ajarkan ibu cara:
•	 Memandikaan bayi;
•	 Melakukan perawatan tali pusat;
•	 Menjaga agar bayi tidak hipotermi
•	 Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit;
d.	 Jelaskan pentingnya hal-hal seperti:
•	 Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin;
•	 Menjemur bayi di bawah sinar matahari dangan kondisi telanjang selama 30 menit,
15 menit dalam posisi telentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap;
•	 Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu;
Ikterusadalahsalahsatukeadaanmenyerupai
penyakit hati yang terdapat pada bayi baru
lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia.
Ikterusmerupakansalahsatukegawatanyang
sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak
25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada
bayi berat lahir rendah. Gambaran klinis
paling nyata terlihat ada pada perubahan
warna kulit dan sklera yang menjadi kuning. Gambar : BBL mengalami ikterus (penyakit kuning)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
•	 Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin;
•	 Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu.
e.	 Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-
abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas.
f.	 Anjurkan ibu untuk kontrol stelah 2 hari.
2.	 Hiperbirubinemia sedang
a.	 Berikan ASI secara adekuat.
b.	 Lakukan pencegahan hipotermi.
c.	 Letakan bayi di tempat yang cukup sinar matahari kurang lebih 30 menit, selama 3-4 hari.
d.	 Lakukan pemerikasaan ulang 2 hari kemudian.
e.	 Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah
parah serta mengeluarkan feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul.
3.	 Hiperbilirubinemia berat
a.	 Berikan informed consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya.
b.	 Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat.
c.	 Lakukan pencegahan hipotermi.
d.	 Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.
D.	 PERDARAHAN TALI PUSAT
1.	 Penatalaksanaan
a.	 Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan tali pusat yang terjadi.
b.	 Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa
timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan
tali pusat yang kurang baik atau kegagalan
proses pembentukan trombus normal. Selain
itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa
menjadi indikasi adanya penyakit pada bayi
Perdarahan
pada tali pusat
bisa menjadi
indikasi adanya
penyakit pada
bay
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
59
c.	 Segera lakukan informed consent dan informed choise pada keluarga pasien untuk
dilakukan rujukan.
E.	 KEJANG
F.	 HIPOTERMIA
	
Hangatkan segera :
1.	 Jika bayi sakit berat atau hipotermia berat ( suhu aksila < 35° C ) :
a.	 Gunakan alat yang tersedia ( inkubator, radiant heater, kamar hangat, tempat tidur
hangat ).
b.	 Rujuk segera ke tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU,
c.	 Jika bayi sianosis atau sukar bernafas ( frekuensi < 30 atau > 60 kali per menit, tarikan
dinding dada ke dalam atau merintih ), beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal
prong.
2.	 Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35° C atau lebih :
a.	 Pastikan bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti dan
pakai topi untuk menghindari kehilangan panas.
b.	 Dorong ibu untuk segera menyusui, setelah bayi siap.
c.	 Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal.
Kejang pada neonatus bukan merupakan
penyakit, namun merupakan suatu gejala
penting akan adanya penyakit lain sebagai
penyebab kejang atau adanya kelainan
susunan saraf pusat. Penyebab utama kejang
adalah kelainan bawaan di otak, sedangkan
penyebab sekundernya adalah gangguan
metabolik atau penyakit lain seperti infeksi.
Kejang bukan merupakan
penyakit, namun
merupakan suatu gejala
penting akan adanya
penyakit lain sebagai
penyebab kejang atau
adanya kelainan susunan
saraf pusat
“
Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada bayi
sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau
dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu
dapat cepat turun kurang dari 35° celcius.
Disebut hipotermia
apabila suhu bayi
turunkurang dari
35O
celcius
“
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
G.	 TETANUS NEONATORUM
1.	 Definisi
	
.
2.	 Tanda dan gejala
1).	Malas minum, mudah terangsang dan anak menangis terus menerus.
2).	Tidak sanggup mengisap dan belakangan bayi berhenti menangis karena rahang sukar
dibuka disebabkan terjadinya kekakuan.
3).	Kemudian diikuti kekakuan pada seluruh tubuh disertai kejang yang tersentak.
3.	 Penanganan
1).	Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas
2).	Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah tergigit
3).	Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
4).	Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar
5).	Segera dirujuk
H.	 INFEKSI
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal, intranatal,
dan postnatal.
1.	 Tanda dan Gejala
a.	 Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah
sebagai berikut.
b.	 Bayi malas minum
Tetanus neonatorum adalah kejang yang
sering di jumpai pada BBL, yang bukan
karena trauma kelahiran atau asfiksia,
tetapi disebabkan oleh infeksi selama
masa neonatal, yang antara lain terjadi
sebagai akibat pemotongan tali pusat atau
perawatannya yang tidak bersih
Tetanus neonatorum
adalah akibat
pemotongan tali pusat
atau perawatan yang
tidak bersih
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
61
c.	 Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi
d.	 Frekuensi pernafasan meningkat
e.	 Berat badan menurun
f.	 Pergerakan kurang
g.	 Muntah
h.	 Diare
i.	 Sklerema dan udema
j.	 Perdarahan, ikterus, dan kejang
k.	 Suhu tubuh dapat normal, hipertermi, atau hipotermi
2.	 Penatalaksanaan
a.	 Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang
b.	 Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin
c.	 Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit
d.	 Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri atau
kanan
e.	 Apabila ada diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan
f.	 Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed consent pada keluarga
I.	 SISTEM RUJUKAN
1.	 Pengertian
2.	 Tujuan Rujukan
1).	Memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat,
2).	Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan
Sistem rujukan merupakan suatu sistem
yang memberikan suatu gambaran tata cara
pengiriman neonatus beresiko tinggi dari
tempat yang kurang mampu memberikan
penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap
mempunyai fasilitas yang lebih mampu
dalam hal penatalaksanaannya secara
menyeluruh.
Rujukan merupakan
sistem yang memberikan
gambaran tata cara
pengiriman neonaus
beresiko tinggi”
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
62
sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi angka
kesakitan dan kematian bayi.
3.	 Rujukan Neonatus
Keadaan ideal untuk merujuk dilakukan pada saat janin masih didalam kandungan.
Sayangnya, tidak semua kondisi terdiagnosis secara dini, sehingga rujukan perlu dilakukan
pada masa neonatus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan rujukan neonatus adalah:
a.	 Mewaspadai faktor risiko
b.	 Mengenal tanda-tanda risiko tinggi
c.	 Mengetahui indikasi rujukan
d.	 Pelayanan dasar
Kasus atau keadaan yang memerlukan rujukan
a.	 Gangguan nafas
b.	 Asfiksia
c.	 BBLR<2000 gram
d.	 Bayi hipotermi sedang dan berat
e.	 Gangguan pemberian minum
f.	 Ikterus patologis
g.	 Kejang
h.	 Tersangka infeksi (sepsis, meningitis)
i.	 Penyakit hemolisis
j.	 Kelainan bawaan
k.	 Gangguan saluran cerna
4.	 Asuhan Pra Rujukan
a.	 Bidan perlu memahami
•	 Cepatnya perubahan keadaan BBLR
•	 Perlu tata laksana rujukan ke fasilitas lebih lengkap & dekat
•	 Yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan manfaat dibanding bila hanya tetap dirawat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
63
di tempat asalnya
•	 Saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil
•	 Libatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan merujuk dan jelaskan
kenapa bayi dirujuk.
b.	 Tatacara merujuk : BAKSOKUDA
B
Bidan harus mendampingi
bayi dan ibu/keluarga
A
Alat resusitasi harus dibawa bidan dalam
perjalanan menuju tempat rujukan
K
Keluarga/ibu harus ikut menemani
bayi ketempat rujukan
S
Surat rujukan/formulir rujukan
tentang data-data yang diperlukan di
atas harus Dibawa bidan saat itu
O Oksigen (jika tersedia)
K Kendaraan harus disiapkan
U Uang
Do Donor Darah
c.	 Hal lain yang perlu diperhatikan:
1.	 Kontak sebelumnya dengan tempat tujuan rujukan
2.	 Lakukan stabilisasi bayi sesuai dengan kemampuan yang ada
3.	 Pertahankan suhu optimal:
•	 Membungkus bayi dengan kain yang kering, bersih dan hangat
•	 Menutup kepala bayi dengan topi
•	 Jangan meletakkan bayi dekat jendela/pintu
4.	 Usahakan bayi tetap mendapatkan ASI
5.	 Posisi leher bayi harus ekstensi agar jalan napas tetap terbuka.
Setelah anda menelaah kembali tentang kondisi-kondisi neonatus beresiko tinggi dan bagaimana
sistem rujukan, untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan prosedur asuhan kebidanan neonatus
yang dapat anda praktekkan dalam penuntun belajar dibawah ini. Selamat Mengikuti..
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
64
PENUNTUN BELAJAR
RESUSITASI BBL
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 :
Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN
1.	 Siapkan peralatan dan bahan habis pakai yang diperlukan
•	Ruang hangat, terlindung dari tiupan angin, dan
penghangat tubuh (kain hangat/kain kering dan hangat
atau lampu sorot)
•	Tiga helai kain bersih dan kering (untuk mengeringkan
bayi, untuk membungkus bayi dan pengganjal bahu)
•	Jam dengan jarum detik atau penunjuk waktu
•	Penghisap lendir DeLee
•	Balon dan sungkup (atau pipa dan sungkup)
•	Sarung tangan
•	Oksigen (atau udara ruangan)
PENILAIAN BBL DAN KEBUTUHAN TINDAKAN RESUSITASI
2.	 Menilai bayi baru lahir
•	Adanya mekonium kental pada bagian tubuh bayi atau
cairan mekonium (bila ada, penghisapan lendir dilakukan
setelah kepala lahir dan tubuh bayi masih di jalan lahir)
•	Apakah bayi baru lahir tidak menangis atau bernafas
spontan
3.	 Segera tentukan apakah bayi memerlukan tindakan
resusitasi
Penilaian kebutuhan resusitasi :
•	Tidak bernapas
•	Megap-megap
•	Frekuensi pernapasan di bawah 30x/menit
Penilaian kebugaran BBL :
•	Apakah bayi bernapas atau menangis ?
•	Apakah tonus otot baik ?
•	Apakah warna kulit kemerahan ?
•	Apakah denyut jantung normal ?
•	Apakah bayi bereaksi terhadapa rangsangan ?
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
65
LANGKAH/TUGAS KASUS
MELAKUKAN LANGKAH AWAL RESUSITASI (dalam waktu kurang 30 detik)
4.	 Menjaga bayi tetap hangat.
•	Keringkan tubuh bayi dan selimuti dengan kain bersih,
kering dan hangat
•	Tempatkan pada ruangan hangat dan terhindar dari
tiupan angin
•	Dekatkan bayi dekat pemanas tubuh
•	Letakkan pada tempat yang kering dan hangat
•	Beri alas kering, bersih dan hangat pada permukaan
datar tempat meletakkan bayi
5.	 Posisikan kepala dan leher bayi menjadi sedikit tengadah
(setengah ekstensi) untuk membuka lana napas dengan
jalan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain .
6.	 Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir dari mulut
kemudian hidung.
•	Gunakan penghisap lendir DeLee
•	Mulai bersihkan lendir di mulut baru kemudian hisap
lendir di hidung
•	Penghisapan dilakukan bersamaan dengan penarikan
selang penghisap
•	Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam karena
dapat menimbulkan reaksi vaso-vagal dan menyebabkan
henti napas
•	(lihat langkah no 2 untuk penghisapan lendir pada kasus
adanya mekonium kental pada cairan ketuban dan bagian
tubuh bayi)
7.	 Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil
•	Dengan sedikit penekanan, gosok tubuh bayi dengan
melalui kain pembungkus tubuh bayi
•	Dengan telapak tangan, lakukan rangsangan taktil pada
telapak kaki atau punggung bayi atau menyentil telapak
kaki bayi
•	Ganti kain yang basah dengan kain baru yang bersih,
kering dan hangat. Bagian muka dan dada bayi dibiarkan
terbuka untuk keperluan resusitasi dan evaluasi
keberhasilan tindakan
8.	 Atur kembali posisi dan jaga kehangatan tubuh dengan
membungkus badan bayi
•	Bila kain pembungkus menjadi basah, ganti dengan kain
pembungkus yang baru untuk menjaga kehangatan
tubuh bayi
•	Bagian muka dan dada dibiarkan terbuka untuk memberi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
66
LANGKAH/TUGAS KASUS
•	keleluasaan bernapas dan memantau gerakan dinding
dada
•	Atur kembali ganjal bahu untuk memberikan posisi
terbaik bagi jalan napas
9.	 Penilaian ulang
•	Nilai apakah bayi bernapas spontan dan normal atau
masih mengalami kesulitan bernapas
•	Bila bayi bernapas spontan dan baik, lakukan asuhan
bayi baru lahir yang normal dan berikan pada ibunya
»» Menjaga suhu tubuh (metode Kangguru atau diselimuti
dengan baik)
»» Mendapt ASI
»» Kontak batin dan sayang
•	Bila bayi masih megap-megap atau belum bernapas
spontan
VENTILASI POSITIF PADA BAYI ASFIKSIA
10.	Jelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa bayi memerlukan
bantuan untuk memperbaiki fungís pernapasannya
11.	Pastikan posisi kepala sudah benar kemudian pasang
sungkup dengan benar sehingga melingkupi hidung dan
mulut
12.	Lakukan ventilasi percobaan (dua kali)
•	Bila menggunakan balon dan sungkup, lakukan ventilasi
dengan tekanan yang cukup sebanyak dua kali
•	Bila menggunakan pipa dan sungkup, tiupkan udara
yang dikumpulkan dalam mulut ke dalam pipa (udara
ruangan, bukan udara ekspirasi)
•	Pastikan dada mengembang
•	Bila tidak mengembang
»» Periksa posisi kepala
»» Periksa posisi sungkup
»» Periksa lendir di jalan napas
13.	Bila ventilasi percobaan berjalan baik, lakukan ventilasi
positif sebanyak 20 kali dalam 30 detik
•	Pastikan dada mengembang saat ventilasi diberikan
•	Hentikan ventilasi bila bayi menangis atau bernapas
spontan
14.	Setelah bayi menangis atau bernapas spontan, hentikan
ventilasi dan kembalikan resusitator pada tempatnya
•	Jaga suhu tubuh bayi
•	Berikan bayi pada ibunya (diselimuti berdua)
Perhatikan :
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
67
LANGKAH/TUGAS KASUS
•	Bila bayi tetap belum bernapas atau megap-megap maka
lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik berikutnya dan
lakukan penilaian ulang setiap 30 detik dan penilaian
kebugaran bayi setiap menit
15.	Bila bayi tidak bernafas spontan setelah 2-3 menit resusitasi
•	Beritahu keluarga untuk menyiapkan rujukan
•	Teruskan resusitasi
•	Selesaikan prosedur yang belum selesai pda ibu
•	Pastikan ibu dalam keadaan baik dan stabil
16.	Bila bayi tetap tidak bernafas setelah 20 menit sejas awal
resusitasi maka tindakan ini dinyataka gagal dan resusitasi
dihentikan
Pemantauan dan perawatan Suportif Pasca Tindakan
17.	Lakukan pemantauan secara seksama. Perhatikan :
•	Tanda-tanda kesulitan bernafas
»» Retraksi intercostal (cekungan antar iga)
»» Megap-megap
»» Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari
60 kali per menit
•	Warna kulit kebiruan atau pucat
18.	Melanjutkan rangsangan taktil untuk merangsanga
pernafasan bayi
19.	Mejaga bayi tetap hangat. TUnda untuk memandikan bayi
6-24 jam setelah lahir.
20.	Bila pernafasan dan warna kulit normal, berikan bayi pada
ibunya :
•	Menjaga kehangatan/suhu tubuh bayi
•	Mendapt ASI
•	Kontak batin dan kasih sayang
21.	Teruskan pemantauan, bila bayi menunjukkan tanda-tanda
di bawah ini, segera lakukan rujukan :
•	Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60
kali per menit
•	Retraksi intercostal (cekungan antar iga)
•	Merintih atau megap-megap
•	Seluruh tubuh pucat atau berwarna kebiruan
•	Bayi menjadi lemah
TINDAKAN SESUDAH PROSEDUR RESUSITASI
22.	Buanglah catéter penghisap dan ekstraktor lendir sekali
pakai (disposible) ke dalam kantong plastik atau tempat
yang tidak bocor
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
68
LANGKAH/TUGAS KASUS
•	Untuk cateter dan ekstraktor lendir yang dipakai daur
ulang :
»» Rendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
untuk dekontaminasi.
»» Lanjutkan ke proses cuci, bilas hingga DTT atau
sterilisasi
23.	Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
24.	MENCATAT TINDAKAN RESUSITASI
25.	Catat tanggal dan waktu bayi lahir
26.	Catat konisi bayi saat lahir
27.	Catat waktu mulainya tindakan resusitasi
28.	Catat tindakan apa yang dilakukan selama resusitasi
29.	Catat waktu BBL bernafas spontan atau resusitasi dihentikan
30.	Catat hasil tindakan resusitasi
31.	Catat perawatan suportif pasca tindakan
DAFTAR TILIK
MERUJUK BAYI MUDA
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 :
Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in
LANGKAH/TUGAS KASUS
Menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan
1.	 Keringkan bayi segera setiap kali bayi basah terkena air
atau air kencing dan tinja bayi
2.	 Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup
kepala
3.	 Lakukan tindakan memperrtahankan suhu tubuh dengan
metode kangguru
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
69
LANGKAH/TUGAS KASUS
4.	 Nasihati ibu agar menjaga bayi tetap hangat, karena
bayi mempunyai kesulitan untuk mempertahankan suhu
badannya
5.	 Jelaskan pada ibu pentingnya rujukan. Mintalah persetujuan
untuk membawa bayi mudanya ke rumah sakit, bila ada
kemungkinan dia tidak mau membawa bayinya, carilah
sebabnya.
6.	 Hilangkan kekhawatiran ibu dan tolonglah untuk mengatasi
setiap masalah, misalnya :
•	Bila ibu khawatir bayinya akan meninggal di rumah sakit.
Yakinkan bahwa di rumah sakit ada dokter, sarana dan
peralatan yang dapat menolong dan menyembuhkan
bayinya
•	Terangkan apa yang akan terjadi di rumah sakit dan
bagaimana hal tersebut akan menolong bayinya
•	Bila ibu memerlukan bantuan di rumah selama dia di
rumah sakit, tanyakan dan usahakan memberi saran
tentang siapa yang mungkin dapat membantu
•	Diskusikan dengan ibu bagaimana caranya mencapai
rumah sakit
7.	 Tulis surat rujukan untuk dibawa ibu ke rumah sakit. Katakan
kepada ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan
di rumah sakit, tulislah :
•	Nama dan umur bayi
•	Tanggal dan waktu rujukan
•	Deskripsi masalah bayi muda tersebut
•	Alasan rujukan (tanda dan gejala yang mendukung
klasifikasi berat)
•	Tindakan yang telah saudara berikan
•	Setiap informasi lain yang mungkin perlu diketahui petugas
kesehatan yang akan merawat bayi di rumah sakit, seperti
tindakan yang telah diberikan sebelumnya
•	Nama saudara dan klinik saudara
8.	 Berikan kepada ibu obat dan instruksi yang diperlukan untuk
merawat bayi mudanya selama perjalanan ke rumah sakit :
•	Bila keadaan bayi sangat berat, lebih baik saudara dampingi
ke tempat rujukan. Bawalah peralatan dan obat yang
diperlukan selama dalam perjalanan
•	Bila petugas kesehatan tidak mendampingi dan rumah
sakit jauh, berikan kepada ibu dosis antibiotika oral
berikutnya. Katakan kepadanya kapan antibiotika tersebut
harus diberikan
•	Mintalah ibu menjaga bayinya tetap hangat selama dalam
perjalanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
70
LANGKAH/TUGAS KASUS
•	Nasehati ibu untuk melanjutkan meneteki
•	Bila bayinya menderita dehidrasi ringan/sedang atau
berat dan dapat minum, berikan kepada ibu larutan oralit
untuk diberikan sedikit demi sedikit tapi sering selama
dalam perjalanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
71
Rangkuman
1.	 Kondisi pada bayi yang memerlukan tindakan segera atau tindakan kegawatdaruratan dan
harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap yaitu :
a.	 Asphiksia Neonatorum
b.	 Syndrom gawat nafas neonatus
c.	 Ikterus
d.	 Perdarahan tali pusat
e.	 Kejang
f.	 Tetanus Neonatorum
g.	 Hipotermi
h.	 Infeksi
2.	 Sistemrujukanmerupakansuatusistemyangmemberikansuatugambarantatacarapengiriman
neonatus beresiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah
Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya
secara menyeluruh.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
72
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Bayi Salsa berusia 16 hari dengan kulit kuning sampai ke mata kaki, tidak disusui karena bayi
enggan menyusu dan mengantuk berlebihan.
	 Diagnosa apakah yang tepat untuk kasus diatas?
a.	 Hepatitis A
b.	 Hepatitis B
c.	 Ikterus Fisiologis
d.	 Ikterus Patologis
e.	Sepsis
2.	 Bayi Salsa berusia 16 hari dengan kulit kuning sampai ke mata kaki, tidak disusui karena bayi
enggan menyusu dan mengantuk berlebihan.
	 Tindakan apakah yang tepat untuk kasus diatas?
a.	 Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi)
b.	 Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari.
c.	 Pemberian Infus
d.	 Pemberian oksigen
e.	 Berikan antibiotik
3.	 Bayi Tini dilahirkan pada usia kehamilan 34 minggu di RS. Hasil pemeriksaan diperoleh BB
2300 gram, PB 45 cm, denyut jantung 129 kali/menit, pernafasan 30 kali/menit, suhu 36, 1 0C.
	 Diagnosa apa yang tepat untuk kasus diatas?
a.	 Prematur, asphiksia dan BBLR
b.	 Prematur, asphiksia dan hipotermi
Evaluasi
Formatif
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis

More Related Content

What's hot

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)pjj_kemenkes
 
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidananpjj_kemenkes
 
Asuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasAsuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasBayu Fijrie
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix okdesiaulia7
 
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPpt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFRisqy Nur Fitri
 
Penatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia UteriPenatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia Uteripjj_kemenkes
 
Evidence based dalam praktik kebidanan
 Evidence based dalam praktik kebidanan Evidence based dalam praktik kebidanan
Evidence based dalam praktik kebidanannitadhiamonita
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalWarnet Raha
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIMilla Octaviana
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidananpjj_kemenkes
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaMonica Fermanda
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasBayu Fijrie
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptDiandr
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahMaya Nurhayati
 

What's hot (20)

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
 
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normalAsuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
 
Asuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasAsuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitas
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
 
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPpt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Penatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia UteriPenatalaksanaan Atonia Uteri
Penatalaksanaan Atonia Uteri
 
Evidence based dalam praktik kebidanan
 Evidence based dalam praktik kebidanan Evidence based dalam praktik kebidanan
Evidence based dalam praktik kebidanan
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
 
PPT COC.pptx
PPT COC.pptxPPT COC.pptx
PPT COC.pptx
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tua
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitas
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
 
PPT LTA KEBIDANAN
PPT LTA KEBIDANANPPT LTA KEBIDANAN
PPT LTA KEBIDANAN
 

Viewers also liked

5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasi
6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasi6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasi
6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasipjj_kemenkes
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaAnggit T A W
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMAASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMAsri wahyuni
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalpjj_kemenkes
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolahpjj_kemenkes
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensiNirma Syari Vutry
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...Warnet Raha
 
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...Warnet Raha
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S”  G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S”  G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...MJM Networks
 
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINSKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINLilis c'Ben
 
Persalinan macet Reproduksi
Persalinan macet ReproduksiPersalinan macet Reproduksi
Persalinan macet ReproduksiZarah Dzulhijjah
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...Warnet Raha
 

Viewers also liked (20)

5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasi
6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasi6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasi
6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasi
 
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desaPanduan manajemen bblr untuk bidan desa
Panduan manajemen bblr untuk bidan desa
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
 
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMAASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL TENTANG ASMA
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
 
151353600 sop-vulva-hygiene
151353600 sop-vulva-hygiene151353600 sop-vulva-hygiene
151353600 sop-vulva-hygiene
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
IKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadiIKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadi
 
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
 
50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S”  G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S”  G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” G4P3A0H3 USIA KEHAMILAN 33 ...
 
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINSKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
 
Persalinan macet Reproduksi
Persalinan macet ReproduksiPersalinan macet Reproduksi
Persalinan macet Reproduksi
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 

Similar to 4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis

Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normalpjj_kemenkes
 
M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2pjj_kemenkes
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIApjj_kemenkes
 
M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1pjj_kemenkes
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2pjj_kemenkes
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syokpjj_kemenkes
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iipjj_kemenkes
 
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanKb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3pjj_kemenkes
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 

Similar to 4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis (20)

Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal
 
Pedoman praktikum
Pedoman praktikumPedoman praktikum
Pedoman praktikum
 
Praktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBSPraktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBS
 
M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIA
 
M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
 
Modul 7 kb 2
Modul 7   kb 2Modul 7   kb 2
Modul 7 kb 2
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
 
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Modul 6 kdk ii
Modul 6 kdk iiModul 6 kdk ii
Modul 6 kdk ii
 
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanKb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 

Recently uploaded

mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 

Recently uploaded (12)

mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 

4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 ASUHAN KEBIDANAN NEONATAL,FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS MODUL Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Seni Rahayu Sunarta Farhati Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 7 Praktik Kebidanan III (Praktik Kebidanan Komprehensif)
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Modul Asuhan Neonatal sebagai Pedoman Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa semester V Program Pendidikan Jarak Jauh DIII Kebidanan . Penyusunan pedoman Praktik Klinik Kebidanan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktik PK III sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi asuhan Neonatal secara efektif dan efisien. Setelah mempelajari modul Praktek Kebidanan III ini diharapkan mahasiswa mampu mengintegrasikan seluruh kompetensi yang telah diperoleh sebelumnya dan juga mampu menggunakan pendekatan manajemen kebidanan serta melakukan pendokumentasian dalam setiap penatalaksanaan asuhan kebidanan pada neonatus baik yang fisiologis, bermasalah dan kegawatdaruratan serta dapat mengadakan pengembangan dalam pelayanan kebidanan terutama terkait asuhan pada neonatus secara mandiri sebagai seorang Ahli Madya Kebidanan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Melalui proses pembelajaran praktek kebidanan III ini diharapkan juga dapat melatih mahasiswa menjadi bidan yang handal, siap pakai serta inovatif dengan bekal pengetahuan dan kemampuan, yang akhirnya mampu mengaplikasikan serta mengembangkan kemampuan di dunia kerja. Penyusun menyadari bahwa pedoman Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa program jarak jauh DIII kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, sehingga bisa memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam proses belajar di klinik. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar Isi i Daftar Istilah ii Kegiatan Belajar 1 Asuhan bayi baru lahir normal 6 Kegiatan Belajar 2 Asuhan kebidanan neonatus bermasalah 30 Kegiatan Belajar 3 Asuhan kegawatdarutan pada bayi baru lahir dan sistem rujukan 54 Lampiran 75 Daftar Gambar 81
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Pendahuluan Rekan mahasiswa… Selamat berjumpa pada mata kuliah Praktik Kebidanan III.. Modul ini merupakan modul 5 dari 16 modul yang harus anda selesaikan. Modul yang anda baca saat ini membahas tentang praktek kebidanan terkait asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun dengan komplikasi. Setelah mempelajari modul Praktek Kebidanan III (PK III) ini diharapkan anda mampu mengintegrasikan seluruh kompetensi yang telah anda peroleh sebelumnya dan juga mampu menggunakan pendekatan manajemen kebidanan serta melakukan pendokumentasian dalamsetiappenatalaksanaanasuhankebidanan pada neonatus baik yang fisiologis, bermasalah dan kegawatdaruratan serta dapat mengadakan pengembangan dalam pelayanan kebidanan terutama terkait asuhan pada neonatus secara mandiri sebagai seorang Ahli Madya Kebidanan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Melalui proses pembelajaran praktek kebidanan III ini diharapkan dapat melatih anda menjadi bidan yang handal, siap pakai serta inovatif dengan bekal pengetahuan dan kemampuan, yang akhirnya mampu mengaplikasikan serta mengembangkan kemampuan di dunia kerja. Untuk dapat mencapainya, anda harus dibekali ilmu serta kemampuan yang dapat menjembatani antara teori yang anda peroleh dengan kenyataan dilapangan. Salah satu upaya melengkapi kemampuan ini dilakukan melalui kegiatan praktek klinik. Praktek klinik pada dasarnya merupakan kegiatan belajar dilapangan yang melibatkan mahasiswa secara aktif di dalam prosesnya. Kegiatan itu dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada anda dalam menggunakan metodologi yang relevan untuk menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah, merencanakan program intervensi, menerapkan kegiatan intervensi, melakukan pemantauan terhadap kegiatan intervensi serta menilai keberhasilan intervensi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. “Modul yang anda baca saat ini membahas tentang praktek kebidanan terkait asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun dengan komplikasi” “ “
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Petunjuk Belajar Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut: Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul ini. Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini. Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya. Buatlah kontrak belajar dengan persetujuan pembimbing klinik Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain, koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang Asuhan Neonatal. Setelah selesai mempelajari satu kegiatan belajar, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi Gambar : Bayi
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 3 bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini. Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya. Tempat Praktik : Rumah bersalin, puskesmas, rumah sakit atau masyarakat. Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 8 SKS, dimana 1 SKS setara dengan 64 jam, jadi 8 SKS menjadi 512 jam. Jika saudara praktik di lapangan 7 jam per hari, maka waktu yang dibutuhkan untuk praktik PK III adalah : 74 hari (2,5 bulan). Jadwal pelaksanaan praktik klinik ini dilakukan bersamaan dengan pencapaian target PKK III yang lain, diantaranya asuhan antenatal, asuhan intranatal, asuhan kebidanan Keluarga berencana, dan kegawatdarurutan maternal neonatal yang juga merupakan bagian dari praktik kebidanan III yang dilaksanakan pada semester ini. Pembimbing Praktik: Anda selama dilahan praktik akan dibimbing oleh pembimbing klinik (Clinical Instruktur) dan pembimbing institusi anda. Pembimbing klinik ditunjuk dan ditetapkan oleh atasan tempat anda melakukan praktik, dengan latar belakang pendidikan minimal D III Kebidanan dan berpengalaman diklinik minimal 2 tahun sedangkan pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari pimpinan institusi tersebut. Teknis Bimbingan: Pada awal praktik yang anda lakukan adalah menemui pembimbing klinik, dan menyepakati/
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan anda lakukan disitu. Anda membuat kontrak belajar dengan pembimbing lahan, selanjutnya pembimbing lahan akan melakukan preconference dengan anda. Pada praktek kebidanan III ini anda diharapkan sudah mampu memberikan asuhan neonatus secara mandiri, namun bila anda menemukan kesulita saat melakukan asuhan kepada klien, anda dapat berkonsultasi kepada pembimbing praktek anda. Setiap hari diakhir praktik, pembimbing lahan akan melakukan post conference untuk mengetahui tugas-tugas pada hari tersebut yang sudah anda dilakukan. Pembimbing institusi akan memantau pencapaian kompetensi anda, melalui supervisi secara berkala ataupun anda mengirimkan laporan dokumentasi asuhan kebidanan yang sudah diverifikasi dan ditandangani oleh pembimbing klinik melalui media elektronik maupun dikirim melalui post surat, sehingga pembimbing institusi dapat memonitor pencapaian target kompetensi praktik klinik yang anda buat. Penilaian: Penilaian mata kuliah Praktek Kebidanan III meliputi Ujian Praktik : 50% Nilai Praktek harian : 30% Laporan/Dokumentasi : 20% Jumlah pencapaian target kompetensi yang harus anda capai pada praktek kebidanan III (PK III) ini adalah 40 % dari keseluruhan target kompetensi. Adapun jika target pencapaian kompetensi pada praktek kebidanan I dan II belum terpenuhi maka anda harus menyelesaikan seluruh target tersebut pada praktek kebidanan III sehingga begitu PK III selesai diharapkan 100 % target kompetensi harus sudah tercapai sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian kompetensi. Adapun target untuk asuhan pada bayi baru lahir yang harus anda capai dalam praktek kebidanan III ini adalah sebanyak 20 kasus. Tata Tertib. Selama anda menjalankan praktik klinik kebidanan ini, wajib mentaati tata tertib yang ada, antara lain: 1. Anda wajib mentaati peraturan yang berlaku di lahan praktik.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 2. Kehadiran anda harus sesuai jadwal yang ditetapkan pembimbing klinik 3. Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktik pada kesempatan lain selama periode praktik di tempat yang sama dengan persetujuan pembimbing prodi dan lahan praktik. Penggantian praktik dibuktikan dengan Surat Pernyataan 4. Setiap anda datang ke tempat praktik wajib menandatangani daftar hadir. 5. Bila anda ada halangan tidak bisa hadir pada praktik klinik ini, maka anda harus meminta ijin kepada pembimbing klinik anda. Bila sakit harus ada surat keterangan dokter, bila ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab praktik. 6. Anda wajib mengganti waktu praktik sepanjang yang ditinggalkan, apabila meninggalkan praktik tanpa keterangan maka harus mengganti dua kali lipat dari waktu yangn ditinggalkan 7. Bila anda, ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin, maka dianggap tidak hadir. 8. Panduan ini dibuat agar Anda dapat melakukan praktik klinik dengan baik. Baik..berikut ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun dengan komplikasi yang akan anda aplikasikan dalam praktek kebidanan III. Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan pada bayi baru lahir secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut secara khusus anda diharapkan dapat: (1) melakukan asuhan bayi lahir normal, (2) melakukan asuhan bayi baru lahir bermasalah, (3) melakukan asuhan bayi baru lahir dengan kegawatdaruratan dan sistem rujukan. Memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir di tempat kerja anda merupakan kegiatan rutin anda sehari hari bukan? Sudahkan anda memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir sesuai standar yang ditentukan? Dengan menguasai materi ini anda akan dapat melakukan praktik Kebidanan III terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir dengan benar. Oleh karena itu materi ini penting untuk anda kuasai, karena dapat membantu anda melakukan asuhan neonatal baik di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan Praktik Mandiri (BPM), Puskesmas, dan masyarakat secara benar, efektif dan sesuai dengan evidence based. Modul ini dibagi menjadi 3 kegiatan belajar (KB), yaitu: KB 1. Asuhan bayi baru lahir normal KB 2. Asuhan bayi baru lahir bermasalah KB 3. Asuhan kegawatdaruratan bayi baru lahir dan system rujukan
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Uraian Materi Pada akhir Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan anda mampu untuk melakukan asuhan kebidanan pada neonatal normal secara mandiri. Secara khusus anda diharapkan dapat : 1. menjelaskan tentang konsep asuhan neonatal, 2. menjelaskan tentang komponen asuhan neonatal, dan 3. mempraktekkan asuhan neonatal normal secara mandiri Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan neonatal mari kita tinjau kembali konsep dasar asuhan bayi baru lahir, hal ini akan mengingatkan anda apa saja yang harus dipahami bidan saat memberikan asuhan pada bayi baru lahir. A. Konsep asuhan neonatal Asuhan BBL adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama setelah kelahiran walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan suatu persalinan baru dikatakan berhasil apabila  selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga dalam kondisi yang optimal. Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Risiko Kegiatan Belajar 1 Asuhan Bayi Baru Lahir Normal Tujuan Pembelajaran Tujuan Khusus
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. B. Waktu pemeriksaan BBL 1. Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam) 2. Pada usia 1 – 3 hari (kunjungan neonatal 1) 3. Pada usia 4 - 7 hari (kunjungan neonatal 2) 4. Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3) Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa bayi selama 28 hari pertama setelah bayi  lahir (usia 0-28 hari) yang merupakan individu yang sedang tumbuh dan baru saja mengalami kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 mg s/d 42 mg, dengan berat badan 2500-4000, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan- kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok beberapa bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh-kembang. “Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan”
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 C. Komponen Asuhan Neonatal Dari modul sebelumnya barangkali anda tahu tentang komponen asuhan neonatal. Tuliskan apa yang anda ketahui tersebut pada kotak berikut ini: Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan Berikut kita akan bahas tentang komponen asuhan neonatal yaitu : 1. KOMPONEN ASUHAN NEONATAL • Pencegahan infeksi • Penilaian segera setelah lahir • Pencegahan kehilangan panas • Perawatan tali pusat • Inisiasi menyusu dini • Manajemen laktasi  • Pencegahan infeksi mata • Pemberian vitamin K1 • Pemberian imunisasi  • Pemeriksaan fisik BBL
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 Setelah anda mengetahui komponen apa saja dalam asuhan neonatal, berikut akan dijelaskan tentang bagaimana penatalaksanaan bayi baru lahir. Silahkan dipelajari baik-baik. 2. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir a. Pencegahan infeksi Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir  : 1). Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi. 2). Pakai  sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan. 3). Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi tingkat tinggi/steril. Jika menggunakan bola karet untuk menghisap lendir, gunakan yang bersih dan baru. 4). Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih. b. Penilaian Awal Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat dengan menjawab 4 pertanyaan yaitu : 1). Apakah bayi cukup bulan 2). Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium 3). Apakah bayi bernafas atau menangis 4). Apakah tonus otot baik 3. Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalamai hipotermi. hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut: a. Evaporasi Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti b. Konduksi Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut. Contoh : • Menimbang bayi tanpa alas timbangan • Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL • Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL c. Konveksi Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.  Contoh : • Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela • Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin d. Radiasi Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda) Contoh : • BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC • BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 Berikut akan dijelaskan cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada BBL 1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks 2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi 3. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi 4. Jangan segera memandikan bayi baru lahir 5. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat 4. Perawatan tali pusat a. Memotong dan mengikat tali pusat Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat dan nasihati keluarga agar tidak memberikan apapun pada pusat bayi. Pemakaian alkohol ataupun beladin masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah / lembab. b. Beri nasihat kepada ibu / keluarga sebelum penolong meninggalkan bayi : • Lipat popok di bawah putung tali pusat. • Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang, dan sabun keringkan dengan kain bersih. • Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan perawatan jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah / darah dan segera rujuk bayi kefasilitas yang lebih memadai. Gambar : Mencegah BBL kedinginan
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 5. Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI a. Langkah inisiasi menyusu dini (IMD) b. Kontak kulit antara ibu dan bayinya segera setelah lahir paling sedikit 1 jam c. Bayi menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD d. Menunda semua prosedur lainnya hingga proses IMD selesai 6. Pencegahan Infeksi Mata Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung tentrasiklin 1% atau antibiotika lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan >1 jam setelah kelahiran. 7. Pemberian Vitamin K1 Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg Intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL 8. Pemberian Imunisasi Bayi baru lahir Imunisasi Hepatitis B bermamfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis B1 diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam. 9. Pemeriksaan Fisik BBL Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat. D. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR Apakah anda mengetahui tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir? Adapun tujuan pemeriksaan ini adalah : 1. Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus yang memerlukan resusitasi.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera. 3. Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau tempat perawatan khusus. Prinsip yg harus diperhatikan : 1. Ruangan hangat,terang,dan bersih 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan 3. Gunakan APD: celemek & sarung tangan 4. Yakinkan alat pemeriksaan bersih 5. Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe : inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi 6. Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk. 7. Lakukan pendokumentasian Pembahasan diatas adalah komponen-komponen dalam asuhan kebidanan pada neonatus. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dibawah ini adalah prosedur asuhan neonatal, coba anda pelajari kembali, kemudian lakukan asuhan neonatal sesuai dengan panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar.. Semoga lancar… PROSEDUR
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan 1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan) 2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu 3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 A. PERSIAPAN 1 Menyiapkan alat : 1. Stetoskop 2. Thermometer 3. Mistar 4. Pita pengukur 5. Kapas cebok 6. Tempat tidur bayi dengan pengalasnya 7. Bengkok 8. Buku catatan 2 Menyiapkan Lingkungan : 1. Ruangan hangat 2. Pintu, jendela dan tirai ditutup 3 Persiapan Penolong : 1. Melepaskan perhiasan 2. Memakai celemek 3. Memakai masker 4. Mencuci tangan 5. Memakai sarung tangan 4 Menyiapkan bayi : 1. Melakukan pendekatan kepada ibu / keluarga 2. Menginformasikan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan 3. Bayi diselimuti dengan pakaian khusus atau handuk B.PELAKSANAAN 1 Menidurkan bayi terlentang di atas tempat tidur yang hangat
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 2 Menilai penampilan umum 1. Kesan umum bayi 2. Kesadaran 3. Tangis bayi 4. Warna kulit atau bibir 5. Tingkat aktivitas 3 Memeriksa tanda vital 1. Frekwensi nafas ( 40 – 60 x / mnt) • Menjaga kehangatan tubuh bayi selama pemeriksaan • M e l i h a t d a d a d a n p e r u t b a y i (memperhatikan nafas bayi) • Menghitung pernafasan selama satu menit • Merapikan bayi • Mencatat hasil pemeriksaan 2. Frekwensi denyut jantung ( > 100 x / mnt) • Menjaga kehangatan tubuh bayi selama pemeriksaan • Memastikan stetoskop berfungsi dengan baik • Menempelkan stetoskop pada dada kiri bayi (pada afek jantung) atau meraba arteri pada ubun – ubun besar / arteri femoralis pada pangkal paha / arteri karotis pada leher. • Mendengarkan atau meraba denyutan sambil menghitung denyutnya selama satu menit • Merapikan bayi • Membereskan alat • Mencatat hasil pemeriksaan 3. Suhu tubuh ( 36.5o C – 37.5 o C ) • Menjaga kehangatan tubuh bayi • Membersihkanketiakbayidenganmenggunakan tissue • Memastikan thermometer pada skala terendah • Memasukkan thermometer pada lipatan ketiak bayi dan memastikan thermometer berada pada posisi yang tepat serta membantu memposisikan lengan bayi sehingga menjepit thermometer sambil ditunggu selama 5 menit. • Mengambil thermometer dan membaca hasil • Merapikan bayi • Membersihkan thermometer • Menyimpam thermometer pada tempatnya
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 4 Memeriksa kepala 1. Bersih atau tidak 2. Meraba ubun – ubun besar dan kecil 3. Meraba sutura atau molase 4. Memeriksa adanya caput suksedaneum, cephal haematoom, luka pada kepala, hidrosephalus 5. Kelainan kepala : anensepali, mikrosephali 6. Mengukur lingkar kepala ( 32 – 37 cm ) • Menjaga kehangatan tubuh bayi • Melingkarkan pita pengukur pada kepala bayi dari tulang dahi ke tonjolan kepala terjauh • Membaca hasil • Merapikan bayi • Merapikan alat • Mencatat hasil pemeriksaan 5 Memeriksa muka 1. Bersih atau tidak 2. Simetris atau tidak 3. Edema atau tidak 4. Menilai reflek mencari ( rooting reflex ) 5. Bersihkan putting susu ibu 6. Sentuh sudut mulut bayi dengan puting susu 6 Memeriksa mata 1. Bersih atau tidak 2. Bengkak atau tidak 3. Pengeluaran pada mata 4. Perdarahan pada mata 5. Reflek pupil ada atau tidak 6. Kelainan pada mata : juling 7 Memeriksa hidung 1. Bersih atau tidak, pengeluaran 2. Lubang hidung ada atau tidak 3. Nafas cuping hidung ada atau tidak 8 Memeriksa mulut 1. Mukosa mulut lembab atau tidak 2. Keadaan bibir dan langit – langit 3. Menilai reflek isap ( sucking reflek ) • Bersihkan payudara ibu terutama putting susu sampai areolla mammae atau bersihkan jari pemeriksa jika dilakukan oleh pemeriksa • Masukkan puting susu atau jari pemeriksa ke dalam mulut bayi.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 9 Memeriksa telinga 1. Bersih atau tidak 2. Pengeluaran 3. Garis hayal yang menghubungkan telinga kiri mata - telinga kanan 10 Pemeriksaan leher 1. Benjolan ada atau tidak 2. Pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak 3. Pembesarankelenjar tyroid ada atau tidak 4. Bendungan pada vena jugularis ada atau tidak 5. Menilai tonic neck reflek, dengan cara putar kepala bayi yang sedang tidur ke satu arah 11 Memeriksa bahu, lengan dan tangan 1. Gerakan normal atau tidak 2. Jumlah jari – jari 3. Mengukur lingkar lengan atas ( 9 – 13 cm ) • Tentukan bagian tengah dari lengan dengan cara mengukur jarak dari tulang pangkal lengan ke siku, hasilnya dibagi dua • Lingkarkan pita pengukur pada pertengahan lengan atas • Membaca dan mencatat hasil pemeriksaan • Merapikan bayi • Merapikan alat 4. Menilai reflek moro • Gendong bayi dengan sudut 30 – 45 o lalu biarkan kepala turun 1 – 2 cm • Memukul meja pemeriksaan di dekat kepala bayi • Menggetarkan meja secara tiba – tiba • Membuat suara yang keras atau bertepuk tangan • Menilai grasp reflek ( reflex menggenggam ) dengan cara tempelkan tangan pemeriksa pada telapak tangan bayi 12 Memeriksa dada 1. Bentuknya simetris atau tidak 2. Tarikan otot dada ada atau tidak 3. Bunyi nafas dan jantung 4. Mengukur lingkar dada ( 31 – 35 cm ) • Menjaga kehangatan tubuh bayi • Melingkarkan pita pengukur pada dada melalui puting susu bayi • Membaca hasil pemeriksaan merapikan bayi • Membereskan alat-alat • Mencatat hasil pemeriksaan
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 13 Memeriksa perut 1. Bentuk simetris atau tidak 2. Perdarahan tali pusat ada atau tidak 3. Warna tali pusat 4. Penonjolan pada daerah tali pusat saat menangis ada atau tidak 5. Distensi ada atau tidak 6. Adakah kelainan : omfalokel, gastroskisis 14 Memeriksa kelamin bayi 1. Laki-laki • Testis dalam skrotum atau tidak • Penis berlubang pada ujung ada atau tidak • Menilai adanya kelainan : femosis, hipospadia, hernia scrotalis 2. Perempuan • Labia mayor menutupi labia minor atau tidak • Uretra berlubang atau tidak • Vagina berlubang atau tidak • Pengeluaran pervaginam ada atau tidak 15 Memeriksa anus (bila mekoneum belum keluar) anus berlubang atau tidak 16 Memeriksa tungkai kaki 1. Pergerakan tungkai normal atau tidak, simetris atau tidak 2. Jumlah jari 3. Menilai grasp reflek dengan cara tempelkan jari tangan pemeriksa pada bagian bawah jari kaki 17 Memeriksa punggung 1. Pembengkakan atau cekungan ada atau tidak 2. Tumor ada atau tidak 3. Kelainan : spina bifida 18 Memeriksa kulit 1. Verniks caseosa 2. Warna kulit 3. Pembengkakan atau bercak – bercak hitam 4. Tanda lahir 19 Mengukur panjang badan 1. Miringkan bayi ke salah satu sisi 2. Memastikan batas atas mistar sejajar puncak kepala bayi 3. Meluruskan kaki bayi 4. Meeskan alat
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 5. mastikan tulang belakang, kepala, bahu, bokong, dan tumit bayi menempel 6. pada mistar 7. merapikan bayi 8. member 20 Merapikan pakaian bayi 21 Menyerahkan kembali bayi kepada ibunya 22 Membereskan alat – alat 23 Merapikan ruangan 24 Mencatat hasil pemeriksan 25 Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada keluarga Nilai sub total : Nilai rata – rata : Ketika memeriksa Bayi Baru Lahir ingat butir-butir penting berikut 1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tagan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi 3. Lihat, dengarkan dan rasakan masing-masing daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki 4. Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut jika memang diperlukan 5. Rekam hasil pengamatan (dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih lanjut)
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 ASUHAN PERAWATAN BAYI SEHARI- HARI PENUNTUN BELAJAR MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan 1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan) 2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu 3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in LANGKAH/TUGAS KASUS Persiapan 1. Perhatikan suhu bayi dalam keadaan normal 2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air 3. Siapkan keperluan mandi seperti : • pakaian bersih • popok • alat perekat • sabun • handuk • selimut 4. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat 5. Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi 6. Lepaskan pakaian bayi 7. Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum memandikan agar air mandi tetap segar Memandikan 1. Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka , tali pusat dan tubuh bayi 2. Letakkan bayi pada selembar handuk 3. Sabun di sebelah bak mandi. (jangan memberi sabun pada muka dan cuci mukanya dahulu sampai bersih) 4. Jika bayi laki-laki, tarik kulup (preputium) ke belakang dan cucilah lipatan-lipatan pada penis 5. Bilaslah sabun dengan cepat, sambil menyangga kepala, terutama punggung bayi. Tidak perlu menghilangkan verniks, yaitu zat berwarna putih dan lengket pada kulit bayi, terutama pada lipatan-lipatan kulit. Verniks ini berfungsi memberikan perlindungan dan akan diserap oleh tubuh dalam waktu singkat
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 LANGKAH/TUGAS KASUS 6. Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang hangat dan kering 7. Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering (singkirkan handuk basah ke pinggir) Mengenakan popok 1. Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat 2. Jika menggunakan peniti, tusuklah jauh dari perut untuk menghindari terbuka sendiri 3. Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa tali pusat 4. Kenakan celana plastik jika terdapat ruam atau gangguan kulit 5. Kenakan pakaian yang bersih dan kering 6. Bungkuslah dalam selimut yang bersih dan kering PERAWATAN TALI PUSAT 1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun 2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan betul-betul 3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longar 4. Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat 5. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul 6. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat PERAWATAN MATA 1. Persiapan Menyiapkan alat dan bahan : • Mangkok yang berisi kapas yang dilembabkan dengan air hangat • Zalf mata • Bengkok • Pinset steril pada tempatnya Persiapan lingkungan • Meja bayi bersih • Ruangan bersih cukup cahaya Persiapan penolong : • Memastikan tidak menggunakan perhiasan • Memakai celemek dan sarung tangan • Mencuci tangan dengan air mengalir dan dikeringkan
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 LANGKAH/TUGAS KASUS 2. Pelaksanaan • Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bayi tentang maksud dan tujuan kegiatan • Membaringkan bayi diatas meja bayi dengan posisi bayi membujur • Mengambil kapas dengan pinset steril • Dengan ujung jari, kapas diperas di atas bengkok • Membersihkan mata dari pangkal hidung kea rah luar dengan satu kapas satu kali penggunaan ( kalau perlu diulang digunakan kapas baru ) • Memasukkan kapas kotor ke dalam bengkok • Mengoleskan zalf mata dari dalam ke luar ( untuk perawatan satu jam pertama ) • Membersihkan alat • Mencuci tangan MENJAGA KEHANGATAN TUBUH BAYI 1. Segera mengeringkan tubuh bayi serta mengganti kain yang basah 2. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, beri tutup kepala 3. Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan metode kangguru atau menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm 4. Letakkan bayi pada tempat yang hangat dan jauhkan dari jendela atau pintu 5. Menunda memandikan bayi sampai suhu stabil Metoda Kangguru 1. Bayi (hanya memakai popok, topi dan kaus kaki) 2. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu/dipeluk dalam posisi berdiri atau diagonal, diantara kedua payudara ibu, sehingga terjadi kontak lansung antara kulit ibu dan kulit bayi 3. Kepala menoleh ke sisi di bawah dagu ibu (ekstensi ringan), kepala, leher, serta tubuhnya di tempatkan dengan baik untuk menghindari terhalangnya jalan nafas 4. Siku dan pinggul bayi dalam keadaan fleksi seperti posisi ‘katak’; ibu dan bayi berada dalam satu pakaian 5. Kemudian difiksasi dengan menggunakan selendang 6. Metoda ini dapat dilakukan oleh anggota keluarga lainnya atau petugas kesehatan 7. Metoda ini wajib dilakukan untuk bayi BBLR selama 24 jam sehari sampai berat badan bayi lebih dari 2500 gram
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 LANGKAH/TUGAS KASUS 8. Setelah syarat rujukan tercapai, ajari ibu untuk menghangatkan bayi selama perjalanan ke rumah sakit : • Keringkan bayi segera setiap bayi basah terkena air atau air kencing dan tinja bayi • Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala • Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan Metoda Kangguru • Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat karena bayi mempunyai kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Bagaimana, hasil penilaian yang anda peroleh? Bila hasil penilaian anda diperoleh nilai 3 seluruhnya, anda sudah melakukan asuhan neonatal dengan baik. Namun, bila masih terdapat asuhan yang belum dilakukan. coba latihan kembali bersama teman anda. Untuk lebih memperdalam materi mengenai asuhan neonatal, saat PK III ini anda juga harus membaca kembali modul tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir yang sudah anda peroleh di semester 3 Setelah melakukan asuhan, segeralah buat dokumentasinya. dan jangan di tunda – tunda. Hal ini agar proses Praktik Kebidanan III berjalan lancar, lakukan hingga semua asuhan sudah dapat dilakukan dengan baik.
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 1. Asuhan BBL (bayi usia 0-28 hari) adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama setelah kelahiran 2. komponen asuhan neonatal yaitu : • Pencegahan infeksi • Penilaian segera setelah lahir • Pencegahan kehilangan panas • Perawatan tali pusat • Inisiasi menyusu dini • Manajemen laktasi  • Pencegahan infeksi mata • Pemberian vitamin K1 • Pemberian imunisasi  • Pemeriksaan fisik BBL Rangkuman
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 25 Tugas Mandiri Instruksi A. Anda harus melengkapi lembar kerja berikut ini berdasarkan skenario kasus yang diberikan berikut ini. Anda boleh merujuk pada bahan bacaan. Skenario Ibu Fifi telah melahirkan seorang bayi perempuan cukup bulan, pada saat lahir bayinya segera menangis, tampak kemerahan dengan pergerakan aktif. 1. Jelaskan asuhan apa yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi selama jam pertama setelah kelahiran? 2. Jelaskan apa yang akan anda lakukan selanjutnya pada bayi tersebut? Silahkan anda tulis jawaban pertanyaan diatas kemudian hasilnya dapat anda cocokkan dengan jawaban yang terdapat pada lampiran 1.
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu pilihan jawaban yang paling anda anggap benar. 1. Seorang bayi baru lahir cukup bulan berjenis kelamin laki-laki, air ketuban jernih tidak bercampur mekonium, bayi langsung menangis dan tonus otot baik. Menurut anda tindakan apa yang harus diberikan pada bayi tersebut? a. Resusitasi BBL b. Melakukan ventilasi c. Manajemen BBL normal d. Manajemen BBL asfiksia e. Asuhan pasca resusitasi 2. Bayi laki-laki usia 36 jam dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya bayi bergerak aktif, frekwensi nafas 54 kali/menit, denyut jantung 132 kali/menit, bayi belum buang air besar, pada tali pusat tidak ada perdarahan dan pembengkakan, BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm. Apakah dijumpai keadaan tidak normal dari hasil pemeriksaan fisik diatas yang perlu ditindak lanjuti? a. Tonus otot b. Pernafasan c. Berat badan d. Lubang anus e. Denyut jantung 3. Bayi baru lahir usia 6 jam, Lhir di BPM jam 02.00 WIB langsung menangis. Bunyi janjung 142 kali/menit, suhu 36,8 oC, bayi sudah mampu menghisap payudara ibu dengan baik. Apa kebutuhan bayi saat ini? a. Rawat gabung dengan ibu Evaluasi Formatif
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 27 b. Membantu ibu menyusui bayinya c. Membentuk ikatan batin ibu bayi d. Menjelaskan tanda bahaya e. Memandikan bayi 4. Banyak hal yang harus diperhatikan seorang bidan dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sedang mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra uterin ke ekstra uterin, salah satunya adalah perubahan suhu.Kehilangan panas pada bayi baru lahir sangat mudah terjadi. Salah satu diantaranya karena udara disekitar bayi yang dingin. Disebut apa proses ini? a. Konduksi b. Konveksi c. Evaporasi d. Radiasi e. Termoregulasi 5. Tubuh bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, khususnya tali pusat karena merupakan bagian yang terbuka. Apa yang harus dilakukan bidan untuk mencegah terjadinya infeksi ini? a. Menjelaskan perawatan bersih, kering dan ditutup dengan kassa steril b. Menjelaskan perawatan bersih, kompres dengan kassa betadin dan alcohol c. Menjelaskan membersihkan dengan alcohol d. Menjelaskan perawatan bersih, kering dan terbuka e. Menjelaskan supaya dibiarkan saja
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 Tugas Mandiri 1. Lakukan asuhan neonatal secara mandiri 2. Buatlah reflective practice sesuai dengan kasus yang anda temukan saat melakukan asuhan neonatal 3. Buatlah dokumentasi asuhan kebidanan sesuai kasus yang anda temukan
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 29 Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta: Segung Seto; 2006. Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005. Bobak dan L. Jensen.2005. Buku Ajar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA: JHPIEGO Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya Kemenkes RI, 2010, Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak, Daftar Pustaka
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan asuhan kebidanan pada neonatal yang bermasalah secara mandiri Secara khusus Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang masalah-masalah yang biasa terjadi pada neonatus, dan 2. Memberikan asuhan yang efektif dan efisien dan sesuai dengan evidence base pada neonatal bermasalah secara mandiri. Uraian Materi Kegiatan Belajar 2 Asuhan Kebidanan Neonatus Bermasalah Tujuan Pembelajaran Tujuan Khusus Neonatus dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar. Oleh sebab itu, asuhan pada neonatus dengan masalah penting untuk dipelajari. Masalah- masalah tersebut diantaranya adalah muntah, gumoh, obstipasi, diare, diaper rash, miliariasis, hemangioma, furunkel, kondisosis, sebhorrea, dan bayi meninggal mendadak. Muntah,Gumoh,Obstipasi, Diare, Diaper rash, Miliariasis, merupakan masalah-masalah yang lazim terjadi pada neonatus” “ “
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 31 Baik, berikut ini akan dibahas tentang masalah-masalah yang lazim terjadi pada neonatus. Apakah anda masih ingat masalah-masalah apa yang lazim terjadi pada neonatus? Silahkan anda tuliskan pada lembar kerja berikut ini contoh-contoh masalahnya. Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan uraian berikut ini: Masalah-masalah yang lazim terjadi pada neonatus adalah sebagai berikut : 1. MUNTAH Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut. 1. Muntah 2. Gumoh 3. Obstipasi 4. Diare 5. Diaper rash 6. Miliariasis 7. Bercak mongol 8. Hemangioma 9. Furunkel 10. Kondisosis 11. Sebhorrea 12. Bayi meninggal mendadak
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah. 2. GUMOH/REGURGITASI Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit. Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan a. Penyebab 1). Bayi yang sudah kenyang 2). Posisi bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung 3). Posisi botol yang tidak pas 4). Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap 5). Akibat kebanyakan makan 6). Kegagalan mengeluarkan udara b. Diagnosis Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan udara yang ditelan. Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan menghindari konflik emosional serta dengan menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi lebih tinggi dari badannya biasanya dapat menghindari terjadinya gumoh. c. Penatalaksanaan 1). Kaji penyebab gumoh 2). Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu. 3). Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan 4). Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap 5). Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat puting susu ibu 6). Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI 7). Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 33 lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung yang luas 8). Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan 3. KONSTIPASI/OBSTIPASI Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana bayi jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras. Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat) a. Penyebab 1). Faktor non organik • Kurang cairan • Obat/zat kimiawi • Kelainan hormonal/metabolik • Kelainan psikososial • Perubahan mikroflora usus • Perubahan/kurang exercise 2). Faktor organik • Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor) • Kelainan otot dasar panggul • Kelainan persyarafan : M. Hirsprung • Kelainan dalam rongga panggul • Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus b. Tanda dan gejala 1). Frekuensi BAB kurang dari normal 2). Gelisah, cengeng, rewel 3). Menyusu/makan/minum kurang 4). Feses keras c. Penatalaksanaan 1). Sering disusui 2). Latihan misalnya dengan pijat bayi 3). Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 4). ASI lebih baik dari susu formula 5). Enema peranal 6). Kolaborasi dengan dokter 7). 8. DIARE Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi yang sebelumnya tampak sehat a. Penyebab 1). Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan 2). Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk 3). Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan 4). Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi) 5). Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani 6). Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus 7). Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein) 8). Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA) 9). Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik) b. Tanda dan gejala 1). Gejala sering dimulai dengan bayi yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare 2). Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering 3). Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia 4). Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun- ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. 5). Pucat anus dan sekitarnya lecet 6). Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 35 7). Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak 8). Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa 9). Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah c. Penatalaksanaan 1). Tetap teruskan pemberian ASI 2). Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit 3). Terapi rehidrasi 4). Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya 5). Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan 6). Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses 5. DIAPER RASH (RUAM POPOK) Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak- bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah. Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal a. Penyebab 1). Tidak sering mengganti diapers, 2). Kebersihan kulit yang tidak terjaga 3). Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab 4). Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi 5). Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan lipase) 6). Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat) 7). Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 perubahan sistem imun 8). Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras 9). Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit b. Tanda dan gejala 1). Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erithema 2). Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit 3). Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik 4). Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi 5). Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri c). Penatalaksanaan 1). Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan 2). Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering) 3). Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan 4). Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan 5). Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat 6). Popok dicuci dengan detergen yang lembut 7). Mengangin-anginkan kulit sebelum memasang diapers baru dan menggunakan diapers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya 8). Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara. 9). Posisi tidur bayi diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi 10). Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang 11). Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1% 12). Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 37 6. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala. a. Faktor penyebab 1). Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang 2). Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat 3). Aktivitas yang berlebihan 4). Setelah menderita demam atau panas 5). Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum b. Penatalaksanaan 1). Perawatan kulit yang benar 2). Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi 3). Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar 4). Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik 5). Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit bayi saat merawat bayi) 8. BERCAK MONGOL Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama. a. Penyebab Belum jelas
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 b. Penatalaksanaan 1). Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif 2). Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan 3). Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika 9. HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT) Hemangioma adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas neonatus. Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran. Terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20% bayi premature dengan berat badan kurang dari 1000 gr a. Penyebab 1). Masih belum jelas 2). Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel dan verukosa. b. Diagnosis Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap. c. Penatalaksanaan Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya. Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 39 9. FURUNKEL ATAU BISUL Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain. Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah. Berbentuk Furunkel (boil) dan Karbunkel (furunkel multipel). Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga b. Penatalaksanaan 1). Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah 2). Pemberian antibiotika sistemik 10. KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam. Kandidosis oral, infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia. a. Penyebab 1). Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans) 2). Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain 3). Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi 4). Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI 5). Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi b. Gejala 1). Terdapat bercak putih pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu 2). Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 3). Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang khas c. Pencegahan 1). Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi 2). Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu dalam mulut bayi 3). Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara c. Penatalaksanaan 1). Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat 2). Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati 3). Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir 4). Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari. 5). Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui selama bayi diobati 11. SEBHORREA Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala. a. Penyebab 1). Masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa faktor penyebab sebhorrea, yaitu sebagai berikut: 2). Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang tua 3). Intake makanan yang tinggi lemak dan kalori 4). Asupan minuman beralkohol 5). Adanya gangguan emosi b. Penatalaksanaan Dengan memberi obat-obatan topikal, seperti sampo yang tidak berbusa (keramasi bayi 2-3 kali per minggu) dan memberi krim Selenium Sulfida/Hg presipitatus albus 2%
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 41 12. BAYI MENINGGAL MENDADAK Sindrom kematian mati mendadak (sudden infant syndrom-SIDS) terjadi pada bayi yang sehat, saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. SIDS terjadi kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun. a. Penyebab 1). Ibu yang masih remaja 2). Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat 3). Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal 4). Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner 5). Bayi prematur 6). Gemelli (bayi kembar) 7). Bayi dengan sibling 8). Bayi dari ibu degan ketergantungan narkotika 9). Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup 10). Bayi dengan virus pernapasan 11). Bayi dengan infeksi botulium 12). Bayi dengan apnea yang berkepanjangan 13). Bayi dengan gangguan pola napas herediter 14). Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli b. Penatalaksanaan 1). Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling 2). Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, ajak orang tua untuk mengungkapkan rasa dukanya 3). Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk mengajukan pertanyaan 4). Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal yang wajar 5). Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 Gumoh diaper rash oral thrush bercak mongol hemangioma seborrhea masalah-masalah yang biasa terjadi pada neonatus
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 43 bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian dari bayi tersebut 6). Jika kemungkinan ibu melahirkan kembali, beri dukungan pada orang tua selama beberapa bulan pertama, paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya. Pembahasan diatas adalah terkait masalah-masalah yang lazim terjadi pada neonatus. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bermasalah. Dibawah ini adalah beberapa prosedur asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, coba anda pelajari kembali, kemudian lakukan asuhan neonatal sesuai dengan panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar. jangan lupa berdoa. ASUHAN BAYI BARU LAHIR YANG BERMASALAH PENUNTUN BELAJAR GANGGUAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan 1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan) 2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu 3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in LANGKAH/TUGAS KASUS 1. Banyak bayi menangis atau rewel • Jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan pemberian ASI • Periksalah popok bayi, mungkin basah • Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum daripada yang lainnya. 2. Bayi tidak tidur sepanjang malam • Merupakan proses yang alamiah, karena pada bayi muda perlu meneteki lebih sering • Tidurkan bayi di samping ibu dan lebih sering diteteki pada malam hari
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 LANGKAH/TUGAS KASUS • Jangan berikan makanan lain 3. Bayi menolak untuk menyusu • Mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberikan susu botol • Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi betul-betul lapar) • Berikan perhatian dan kasih sayang • Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis • Lihat tatalaksana dalam alogaritma MTBM, kalau perlu dirujuk 4. Bayi bingung putting Untuk menghindari bayi bingung putting : • Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang kuat • Kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengansendok,pipet,cangkir,jangansekali-kalimenggunakan botol atau dot • Jangan diberikan kempeng 5. Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR) • Berikan ASI sesering mungkin walau waktu menyusuinya pendek-pendek • Bila belum bisa menyusui, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa. Berikan ASI dengan sendok atau cangkir • Untuk merangsang menghisap, sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih 6. Bayi kuning (ikterik) • Mulai menyusui segera setelah bayi lahir • Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi 7. Bayi sakit • Teruskanmenyusui.LihattatalaksanadalamalogaritmaMTBM, kalau perlu dirujuk 8. Bayi sumbing • Posisi bayi duduk • Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi mendapatkan ASI cukup • Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat selah pada bibir bayi • Bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit,ASI dikeluarkan dengan cara manual atau pompa, kemudian diberikan sengan sendok/ pipet atau botol dengan dot panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini bayi akan belajar menghisap dan menelan asi, menyesuaikan dengan irama pernafasannya
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 45 LANGKAH/TUGAS KASUS 9. Bayi kembar • Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola (football position) • Posisi bayi secara bergantian • Susuilah lebih seering selama waktu yang diinginkan masing- masing bayi, umumnya . 20 menit PENUNTUN BELAJAR CARA MENGOBATI LUKA ATAU BERCAK PUTIH (THRUSH) DI MULUT Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan 1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan) 2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu 3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in LANGKAH KERJA Pengalaman belajar 1 2 3 4 1. Obati luka di mulut 2 kali sehari 2. Mencuci tangan terlebih dahulu 3. Membasuh mulut anak dengan jari dibungkus kain bersih yang dibasahi dengan larutan garam 4. Olesi mulut dengan Gentian Violet 0,25% atau diberikan Suspensi Nistatin 5. Mencuci tangan kembali Cara membuat Suspensi Nistatin • Dua tablet nistatin disuspensi dalam 10 cc gliserin • Jika tidak terdapat gliserin, dapat digantikan dengan minyak goreng
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 PENUNTUN BELAJAR CARA MENGOBATI INFEKSI MATA Langkah Kerja Pengalaman belajar 1 2 3 4 1. Bersihkan kedua mata 3 kali sehari : a. Cuci tangan b. Bersihkan kotoran/nanah pada mata dengan kapas/kain dengan air hangat 2. Beri salep/tetes mata Tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% pada kedua mata a. Oleskan sejumlah kecil salep pada bagian dalam kelopak mata bawah b. Cuci tangan kembali 3. Obati sampai kemerahan hilang PENUNTUN BELAJAR MENGAJARI IBU CARA MENYINARI BAYI DENGAN CAHAYA MATAHARI PAGI LANGKAH KERJA Pengalaman belajar 1 2 3 4 1. Menyinari dengan cahaya matahari pagi dilakukan bagi bayi yang kuning (ikterus) 2. Penyinaran bayi dengan cahaya matahari dilakukan dengan cara : a. Menyinari bayi dengan matahari pagi dalam waktu ½ jam (antara 7-8 pagi) selama 2-4 hari b. Wajah bayi tidak menghadap matahari lengsung c. Lakukan selama setengah jam; ¼ jam terlentang dan ¼ jam tengkura d. Saat penyinaran kontak sinar dengan kulit seluas mungkin atau bayi tidak memakai pakaian (telanjang)
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 47 PENUNTUN BELAJAR MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH LANGKAH KERJA Kasus 1 2 3 4 Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus diberikan di rumah Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat 1. Tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan umur atau berat badan bayi 2. Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut 3. Peragakan cara mengukur/membuat satu dosis 4. Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis 5. Mintalah ibu memberi dosis pertama pada bayi 6. Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri label dan bungkus obat 7. Jelaskan bahwa semua obat-obatan tablet/sirup harus diberikan sesuai waktu yang dianjurkan, walaupun bayi telah menunjukkan perbaikan 8. Cek pemahaman ibu
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 Memberikan Antibiotika oral Untuk INFEKSI BAKTERI LOKAL, antibiotika per oral yang dapat diberikan adalah : 1. Pilihan pertama : Amoksisilin 2. Pilihan kedua : Ampisilin Umur atau Berat Badan AMOKSISILIN/AMPISILIN Dosis 50 mg/kg BB/hari Beri tiap 8 jam selama 5 hari Sirup 125 mg Setiap 5 ml (1 sendok obat=5 ml) Kaplet 250 mg 1 kaplet dijadikan 5 bungkus Kaplet 500 mg 1 kaplet dijadikan 10 bungkus Lahir s/d 4 minggu (< 3 kg ) ½ sendok/kali 1 bungkus/kali 1 bungkus/kali 4 minggu s/d 2 bulan ( 3 – 4 kg ) ¾ sendok/kali 2 bungkus/kali 2 bungkus/kali Nah setelah anda mempelajari beberapa penuntun belajar praktek diatas, Cobalah untuk menilai asuhan yang anda lakukan berdasarkan penuntun belajar diatas ! Identifikasi aspek mana saja yang kira – kira mendapatkan nilai tidak memuaskan bagi Anda dan perbaikilah, kalau perlu mintalah pembimbing untuk memberi masukan ! Cobalah latihan kembali bersama teman Anda agar lebih baik lagi dan kompeten. Jika ada hal-hal yang kurang jelas jangan ragu untk berkonsultasi dengan pembimbing anda.
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 49 Masalah yang lazim terjadi pada neonatus adalah a. Muntah b. Gumoh c. Obstipasi d. Diare e. Diaper rash f. Miliariasis g. Bercak mongol h. Hemangioma i. Furunkel j. Kondisosis k. Sebhorrea l. Bayi meninggal mendadak Rangkuman
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 Evaluasi Formatif Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang anda anggap paling benar! 1. Bayi Ny ‘’Y” lahir cukup bulan di bidan dengan berat badan lahir 2400 gram dengan suhu 36,2 0C. Asuhan apa yang seharusnya dilakukan oleh bidan? a. Menjaga kehangatan dengan metode kanguru dan pemberian ASI segera b. Segera diberikan infus glukosa 5 % c. Bayi disimpan dalam incubator dan diberi ASI d. Melakukan pemeriksaan glukosa darah e. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe 2. Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Diagnosa apa yang tepat untuk kasus diatas? a. Hepatitis A b. Hepatitis B c. Ikterus Fisiologis d. Ikterus patologis e. Dehidrasi 3. Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Asuhan apa yang tepat untuk kasus diatas? a. Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi) b. Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari. c. Pemberian Infus
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 51 d. Pemberian oksigen e. Berikan antibiotik 4. Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah keras, keras dan berminyak terutama disekitar fontanel anterior Apakah kemungkinan diagnosa pada bayi tersebut? a. Furunkel b. Dermatitis. c. Sebhorea d. Folikulitis e. Furunkulisis 5. Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah keras, keras dan berinyak terutama disekitar fontanel anterior Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan bidan pada bayi tersebut? a. Pemberian antibiotik b. Insisi pada bagian kulit yang infeksi c. Pemberian analgetik/antipiretik d. Kompres hangat dan pengobatan topikal e. Pengeluaran pus dan perawatan luka 6. Penatalaksanaan yang paling penting dalam mengatasi diare pada bayi adalah? a. Pemberian obat diare b. Pemberian ASI dan cairan c. Pemberian antibiotic d. Pemberian obat anti disentri e. Pemasangan infus 7. Bayi baru lahir usia 7 hari, malas menetek, tanda vital dalam batas normal, pada mulut terdapat bercak putih yang sulit dihilangkan. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan oleh bidan? a. Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tidak perlu diobati
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 b. Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir c. Pemberian antibiotic d. Memberikan air matang dan menghentikan sementara pemberian ASI atau PASI sampai bercak dimulut hilang e. Menganjurkan ibunya untuk minum obat anti jamur
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 53 Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta: Segung Seto; 2006. Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005. Bobak dan L. Jensen.2005. Buku Ajar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA: JHPIEGO Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak, 2010, kemenkes RI Daftar Pustaka
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 54 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan asuhan kegawatdaruratan pada neonatal secara mandiri Secara khusus Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang kondisi atau kasus-kasus neonatal yang beresiko tinggi 2. Memberikan asuhan yang efektif dan efisien pada neonatal beresiko tinggi secara mandiri 3. Melakukan deteksi dini neonatal beresiko tinggi dan mampu melakukan penanganan yang tepat termasuk secara mandiri. Sebelumnya, anda tentu telah mempelajari tentang modul teori asuhan kebidanan pada neonatus dan mempraktikannya dalam praktik PK I dan PK II. Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan kegawatdaruratan pada neonatal beresiko tinggi, mari kita ulas sedikit tentang bayi baru lahir yang beresiko tinggi yang memerlukan penanganan tindakan kegawat daruratan dan proses rujukan, hal ini akan mengingatkan apa saja yang harus anda pahami saat memberikan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir. Berikut akan kita bahas beberapa kondisi pada bayi yang memerlukan tindakan segera atau tindakan kegawatdaruratan. Uraian Materi Kegiatan Belajar 3 Asuhan Kegawatdarutan Pada Bayi Baru Lahir dan Sistem Rujukan Tujuan Pembelajaran Tujuan Khusus
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 55 A. ASFIKSIA NEONATORUM 1. Penatalaksanaan Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut. a. Bersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dengan kasa steril. b. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik. c. Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering yang bersih dan hangat. d. Nilai status pernapasan. Hal-hal yang dapat dilakukan jika ditemukan tanda-tanda asfiksia adalah: • Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi kepala bayi dan segera bersihkan BBL dari sisa air ketuban. • Miringkan kepala bayi. • Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk. • Isap cairan pada saluran pernapasan. Dimulai dari penghisapan mulut lalu hidung. Dimaksudkan agar tidak terjadi aspirasi. • Lanjutkan menilai status pernapasan. e. Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan menggosok punggung bayi atau menyentil kaki BBL (melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada perubahan segera beri nafas buatan. f. Segera lakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap Asfiksianeonatorummerupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir (BBL) yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Gambar : Memeriksa pernapasan bayi
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 56 B. SINDROM GAWAT NAFAS NEONATUS ( SGNN ) 1. Penatalaksanaan Segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi: a. Tidak bernafas sama sekali, walaupun dirangsang,atau b. Megap-megap, atau c. Bernafas kurang dari 20 kali/menit 2. Masalah a. Frekwensi nafas bayi lebih 60 kli/menit, mungkin mnunjukkan sattu atau lebih tanda tambahan gangguan nafas b. Frekwensi nafas bayi kurang 30 kali/menit c. Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir) d. Bayi apnea (nafas berhenti lebih 20 detik) 3. Manajemen Umum a. Beri oksigen dengan kecepatan sedang b. Jika bayi mengalami apnea : • Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi • Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral, nafas megap-megap, atau denyut jantung menetap kurang dari 100 kali/menit, lakukan resusitasi dengan memakai balon dan sungkup c. Segera lakukan rujukan ke fasilitas lebih lengkap Sindrom gawat nafas neonatus, adalah sindrom gawat neonatus yang merupakan sekumpulan gejala gangguan nafas bayi baru lahir, karena berbagai sebab. Sindrom ini terdiri atas dispnea, merintih/grunting, tachipneu, retraksi dinding dada, serta sianosis. Gejala ini timbul biasanya dalam 24 jam pertama setelah lahir dengan degradasi yang berbeda-beda, namun yang selalu ada adalah dispnea yang merupakan tanda kesulitan ventilasi paru. Sindrom gawat nafas neonatus, adalah sekumpulan gejala gangguan nafas bayi baru lahir, karena berbagai sebab” “
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 57 C. IKTERUS Penatalaksanaan 1. Ikterus fisiologis a. Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya. b. Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti: • Memandikan bayi; • Melakukan perawatan tali pusat; • Membersihkan jalan nafas; • Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit; c. Ajarkan ibu cara: • Memandikaan bayi; • Melakukan perawatan tali pusat; • Menjaga agar bayi tidak hipotermi • Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit; d. Jelaskan pentingnya hal-hal seperti: • Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin; • Menjemur bayi di bawah sinar matahari dangan kondisi telanjang selama 30 menit, 15 menit dalam posisi telentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap; • Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu; Ikterusadalahsalahsatukeadaanmenyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterusmerupakansalahsatukegawatanyang sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat lahir rendah. Gambaran klinis paling nyata terlihat ada pada perubahan warna kulit dan sklera yang menjadi kuning. Gambar : BBL mengalami ikterus (penyakit kuning)
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 58 • Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin; • Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu. e. Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu- abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas. f. Anjurkan ibu untuk kontrol stelah 2 hari. 2. Hiperbirubinemia sedang a. Berikan ASI secara adekuat. b. Lakukan pencegahan hipotermi. c. Letakan bayi di tempat yang cukup sinar matahari kurang lebih 30 menit, selama 3-4 hari. d. Lakukan pemerikasaan ulang 2 hari kemudian. e. Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah parah serta mengeluarkan feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul. 3. Hiperbilirubinemia berat a. Berikan informed consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya. b. Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat. c. Lakukan pencegahan hipotermi. d. Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml. D. PERDARAHAN TALI PUSAT 1. Penatalaksanaan a. Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan tali pusat yang terjadi. b. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat. Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa menjadi indikasi adanya penyakit pada bayi Perdarahan pada tali pusat bisa menjadi indikasi adanya penyakit pada bay “ “
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 59 c. Segera lakukan informed consent dan informed choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. E. KEJANG F. HIPOTERMIA Hangatkan segera : 1. Jika bayi sakit berat atau hipotermia berat ( suhu aksila < 35° C ) : a. Gunakan alat yang tersedia ( inkubator, radiant heater, kamar hangat, tempat tidur hangat ). b. Rujuk segera ke tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU, c. Jika bayi sianosis atau sukar bernafas ( frekuensi < 30 atau > 60 kali per menit, tarikan dinding dada ke dalam atau merintih ), beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong. 2. Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35° C atau lebih : a. Pastikan bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas. b. Dorong ibu untuk segera menyusui, setelah bayi siap. c. Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal. Kejang pada neonatus bukan merupakan penyakit, namun merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama kejang adalah kelainan bawaan di otak, sedangkan penyebab sekundernya adalah gangguan metabolik atau penyakit lain seperti infeksi. Kejang bukan merupakan penyakit, namun merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat “ Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun kurang dari 35° celcius. Disebut hipotermia apabila suhu bayi turunkurang dari 35O celcius “ “ “
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 60 G. TETANUS NEONATORUM 1. Definisi . 2. Tanda dan gejala 1). Malas minum, mudah terangsang dan anak menangis terus menerus. 2). Tidak sanggup mengisap dan belakangan bayi berhenti menangis karena rahang sukar dibuka disebabkan terjadinya kekakuan. 3). Kemudian diikuti kekakuan pada seluruh tubuh disertai kejang yang tersentak. 3. Penanganan 1). Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas 2). Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah tergigit 3). Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit 4). Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar 5). Segera dirujuk H. INFEKSI Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. 1. Tanda dan Gejala a. Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah sebagai berikut. b. Bayi malas minum Tetanus neonatorum adalah kejang yang sering di jumpai pada BBL, yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak bersih Tetanus neonatorum adalah akibat pemotongan tali pusat atau perawatan yang tidak bersih “ “
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 61 c. Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi d. Frekuensi pernafasan meningkat e. Berat badan menurun f. Pergerakan kurang g. Muntah h. Diare i. Sklerema dan udema j. Perdarahan, ikterus, dan kejang k. Suhu tubuh dapat normal, hipertermi, atau hipotermi 2. Penatalaksanaan a. Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang b. Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin c. Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit d. Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri atau kanan e. Apabila ada diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan f. Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed consent pada keluarga I. SISTEM RUJUKAN 1. Pengertian 2. Tujuan Rujukan 1). Memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat, 2). Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan Sistem rujukan merupakan suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman neonatus beresiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh. Rujukan merupakan sistem yang memberikan gambaran tata cara pengiriman neonaus beresiko tinggi” “ “
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 62 sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi. 3. Rujukan Neonatus Keadaan ideal untuk merujuk dilakukan pada saat janin masih didalam kandungan. Sayangnya, tidak semua kondisi terdiagnosis secara dini, sehingga rujukan perlu dilakukan pada masa neonatus. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan rujukan neonatus adalah: a. Mewaspadai faktor risiko b. Mengenal tanda-tanda risiko tinggi c. Mengetahui indikasi rujukan d. Pelayanan dasar Kasus atau keadaan yang memerlukan rujukan a. Gangguan nafas b. Asfiksia c. BBLR<2000 gram d. Bayi hipotermi sedang dan berat e. Gangguan pemberian minum f. Ikterus patologis g. Kejang h. Tersangka infeksi (sepsis, meningitis) i. Penyakit hemolisis j. Kelainan bawaan k. Gangguan saluran cerna 4. Asuhan Pra Rujukan a. Bidan perlu memahami • Cepatnya perubahan keadaan BBLR • Perlu tata laksana rujukan ke fasilitas lebih lengkap & dekat • Yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan manfaat dibanding bila hanya tetap dirawat
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 63 di tempat asalnya • Saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil • Libatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan merujuk dan jelaskan kenapa bayi dirujuk. b. Tatacara merujuk : BAKSOKUDA B Bidan harus mendampingi bayi dan ibu/keluarga A Alat resusitasi harus dibawa bidan dalam perjalanan menuju tempat rujukan K Keluarga/ibu harus ikut menemani bayi ketempat rujukan S Surat rujukan/formulir rujukan tentang data-data yang diperlukan di atas harus Dibawa bidan saat itu O Oksigen (jika tersedia) K Kendaraan harus disiapkan U Uang Do Donor Darah c. Hal lain yang perlu diperhatikan: 1. Kontak sebelumnya dengan tempat tujuan rujukan 2. Lakukan stabilisasi bayi sesuai dengan kemampuan yang ada 3. Pertahankan suhu optimal: • Membungkus bayi dengan kain yang kering, bersih dan hangat • Menutup kepala bayi dengan topi • Jangan meletakkan bayi dekat jendela/pintu 4. Usahakan bayi tetap mendapatkan ASI 5. Posisi leher bayi harus ekstensi agar jalan napas tetap terbuka. Setelah anda menelaah kembali tentang kondisi-kondisi neonatus beresiko tinggi dan bagaimana sistem rujukan, untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan prosedur asuhan kebidanan neonatus yang dapat anda praktekkan dalam penuntun belajar dibawah ini. Selamat Mengikuti..
  • 67. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 64 PENUNTUN BELAJAR RESUSITASI BBL Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan 1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan) 2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu 3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in LANGKAH/TUGAS KASUS PERSIAPAN 1. Siapkan peralatan dan bahan habis pakai yang diperlukan • Ruang hangat, terlindung dari tiupan angin, dan penghangat tubuh (kain hangat/kain kering dan hangat atau lampu sorot) • Tiga helai kain bersih dan kering (untuk mengeringkan bayi, untuk membungkus bayi dan pengganjal bahu) • Jam dengan jarum detik atau penunjuk waktu • Penghisap lendir DeLee • Balon dan sungkup (atau pipa dan sungkup) • Sarung tangan • Oksigen (atau udara ruangan) PENILAIAN BBL DAN KEBUTUHAN TINDAKAN RESUSITASI 2. Menilai bayi baru lahir • Adanya mekonium kental pada bagian tubuh bayi atau cairan mekonium (bila ada, penghisapan lendir dilakukan setelah kepala lahir dan tubuh bayi masih di jalan lahir) • Apakah bayi baru lahir tidak menangis atau bernafas spontan 3. Segera tentukan apakah bayi memerlukan tindakan resusitasi Penilaian kebutuhan resusitasi : • Tidak bernapas • Megap-megap • Frekuensi pernapasan di bawah 30x/menit Penilaian kebugaran BBL : • Apakah bayi bernapas atau menangis ? • Apakah tonus otot baik ? • Apakah warna kulit kemerahan ? • Apakah denyut jantung normal ? • Apakah bayi bereaksi terhadapa rangsangan ?
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 65 LANGKAH/TUGAS KASUS MELAKUKAN LANGKAH AWAL RESUSITASI (dalam waktu kurang 30 detik) 4. Menjaga bayi tetap hangat. • Keringkan tubuh bayi dan selimuti dengan kain bersih, kering dan hangat • Tempatkan pada ruangan hangat dan terhindar dari tiupan angin • Dekatkan bayi dekat pemanas tubuh • Letakkan pada tempat yang kering dan hangat • Beri alas kering, bersih dan hangat pada permukaan datar tempat meletakkan bayi 5. Posisikan kepala dan leher bayi menjadi sedikit tengadah (setengah ekstensi) untuk membuka lana napas dengan jalan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain . 6. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir dari mulut kemudian hidung. • Gunakan penghisap lendir DeLee • Mulai bersihkan lendir di mulut baru kemudian hisap lendir di hidung • Penghisapan dilakukan bersamaan dengan penarikan selang penghisap • Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam karena dapat menimbulkan reaksi vaso-vagal dan menyebabkan henti napas • (lihat langkah no 2 untuk penghisapan lendir pada kasus adanya mekonium kental pada cairan ketuban dan bagian tubuh bayi) 7. Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil • Dengan sedikit penekanan, gosok tubuh bayi dengan melalui kain pembungkus tubuh bayi • Dengan telapak tangan, lakukan rangsangan taktil pada telapak kaki atau punggung bayi atau menyentil telapak kaki bayi • Ganti kain yang basah dengan kain baru yang bersih, kering dan hangat. Bagian muka dan dada bayi dibiarkan terbuka untuk keperluan resusitasi dan evaluasi keberhasilan tindakan 8. Atur kembali posisi dan jaga kehangatan tubuh dengan membungkus badan bayi • Bila kain pembungkus menjadi basah, ganti dengan kain pembungkus yang baru untuk menjaga kehangatan tubuh bayi • Bagian muka dan dada dibiarkan terbuka untuk memberi
  • 69. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 66 LANGKAH/TUGAS KASUS • keleluasaan bernapas dan memantau gerakan dinding dada • Atur kembali ganjal bahu untuk memberikan posisi terbaik bagi jalan napas 9. Penilaian ulang • Nilai apakah bayi bernapas spontan dan normal atau masih mengalami kesulitan bernapas • Bila bayi bernapas spontan dan baik, lakukan asuhan bayi baru lahir yang normal dan berikan pada ibunya »» Menjaga suhu tubuh (metode Kangguru atau diselimuti dengan baik) »» Mendapt ASI »» Kontak batin dan sayang • Bila bayi masih megap-megap atau belum bernapas spontan VENTILASI POSITIF PADA BAYI ASFIKSIA 10. Jelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa bayi memerlukan bantuan untuk memperbaiki fungís pernapasannya 11. Pastikan posisi kepala sudah benar kemudian pasang sungkup dengan benar sehingga melingkupi hidung dan mulut 12. Lakukan ventilasi percobaan (dua kali) • Bila menggunakan balon dan sungkup, lakukan ventilasi dengan tekanan yang cukup sebanyak dua kali • Bila menggunakan pipa dan sungkup, tiupkan udara yang dikumpulkan dalam mulut ke dalam pipa (udara ruangan, bukan udara ekspirasi) • Pastikan dada mengembang • Bila tidak mengembang »» Periksa posisi kepala »» Periksa posisi sungkup »» Periksa lendir di jalan napas 13. Bila ventilasi percobaan berjalan baik, lakukan ventilasi positif sebanyak 20 kali dalam 30 detik • Pastikan dada mengembang saat ventilasi diberikan • Hentikan ventilasi bila bayi menangis atau bernapas spontan 14. Setelah bayi menangis atau bernapas spontan, hentikan ventilasi dan kembalikan resusitator pada tempatnya • Jaga suhu tubuh bayi • Berikan bayi pada ibunya (diselimuti berdua) Perhatikan :
  • 70. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 67 LANGKAH/TUGAS KASUS • Bila bayi tetap belum bernapas atau megap-megap maka lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik berikutnya dan lakukan penilaian ulang setiap 30 detik dan penilaian kebugaran bayi setiap menit 15. Bila bayi tidak bernafas spontan setelah 2-3 menit resusitasi • Beritahu keluarga untuk menyiapkan rujukan • Teruskan resusitasi • Selesaikan prosedur yang belum selesai pda ibu • Pastikan ibu dalam keadaan baik dan stabil 16. Bila bayi tetap tidak bernafas setelah 20 menit sejas awal resusitasi maka tindakan ini dinyataka gagal dan resusitasi dihentikan Pemantauan dan perawatan Suportif Pasca Tindakan 17. Lakukan pemantauan secara seksama. Perhatikan : • Tanda-tanda kesulitan bernafas »» Retraksi intercostal (cekungan antar iga) »» Megap-megap »» Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit • Warna kulit kebiruan atau pucat 18. Melanjutkan rangsangan taktil untuk merangsanga pernafasan bayi 19. Mejaga bayi tetap hangat. TUnda untuk memandikan bayi 6-24 jam setelah lahir. 20. Bila pernafasan dan warna kulit normal, berikan bayi pada ibunya : • Menjaga kehangatan/suhu tubuh bayi • Mendapt ASI • Kontak batin dan kasih sayang 21. Teruskan pemantauan, bila bayi menunjukkan tanda-tanda di bawah ini, segera lakukan rujukan : • Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit • Retraksi intercostal (cekungan antar iga) • Merintih atau megap-megap • Seluruh tubuh pucat atau berwarna kebiruan • Bayi menjadi lemah TINDAKAN SESUDAH PROSEDUR RESUSITASI 22. Buanglah catéter penghisap dan ekstraktor lendir sekali pakai (disposible) ke dalam kantong plastik atau tempat yang tidak bocor
  • 71. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 68 LANGKAH/TUGAS KASUS • Untuk cateter dan ekstraktor lendir yang dipakai daur ulang : »» Rendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi. »» Lanjutkan ke proses cuci, bilas hingga DTT atau sterilisasi 23. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 24. MENCATAT TINDAKAN RESUSITASI 25. Catat tanggal dan waktu bayi lahir 26. Catat konisi bayi saat lahir 27. Catat waktu mulainya tindakan resusitasi 28. Catat tindakan apa yang dilakukan selama resusitasi 29. Catat waktu BBL bernafas spontan atau resusitasi dihentikan 30. Catat hasil tindakan resusitasi 31. Catat perawatan suportif pasca tindakan DAFTAR TILIK MERUJUK BAYI MUDA Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan 1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan) 2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu 3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi in LANGKAH/TUGAS KASUS Menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan 1. Keringkan bayi segera setiap kali bayi basah terkena air atau air kencing dan tinja bayi 2. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala 3. Lakukan tindakan memperrtahankan suhu tubuh dengan metode kangguru
  • 72. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 69 LANGKAH/TUGAS KASUS 4. Nasihati ibu agar menjaga bayi tetap hangat, karena bayi mempunyai kesulitan untuk mempertahankan suhu badannya 5. Jelaskan pada ibu pentingnya rujukan. Mintalah persetujuan untuk membawa bayi mudanya ke rumah sakit, bila ada kemungkinan dia tidak mau membawa bayinya, carilah sebabnya. 6. Hilangkan kekhawatiran ibu dan tolonglah untuk mengatasi setiap masalah, misalnya : • Bila ibu khawatir bayinya akan meninggal di rumah sakit. Yakinkan bahwa di rumah sakit ada dokter, sarana dan peralatan yang dapat menolong dan menyembuhkan bayinya • Terangkan apa yang akan terjadi di rumah sakit dan bagaimana hal tersebut akan menolong bayinya • Bila ibu memerlukan bantuan di rumah selama dia di rumah sakit, tanyakan dan usahakan memberi saran tentang siapa yang mungkin dapat membantu • Diskusikan dengan ibu bagaimana caranya mencapai rumah sakit 7. Tulis surat rujukan untuk dibawa ibu ke rumah sakit. Katakan kepada ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di rumah sakit, tulislah : • Nama dan umur bayi • Tanggal dan waktu rujukan • Deskripsi masalah bayi muda tersebut • Alasan rujukan (tanda dan gejala yang mendukung klasifikasi berat) • Tindakan yang telah saudara berikan • Setiap informasi lain yang mungkin perlu diketahui petugas kesehatan yang akan merawat bayi di rumah sakit, seperti tindakan yang telah diberikan sebelumnya • Nama saudara dan klinik saudara 8. Berikan kepada ibu obat dan instruksi yang diperlukan untuk merawat bayi mudanya selama perjalanan ke rumah sakit : • Bila keadaan bayi sangat berat, lebih baik saudara dampingi ke tempat rujukan. Bawalah peralatan dan obat yang diperlukan selama dalam perjalanan • Bila petugas kesehatan tidak mendampingi dan rumah sakit jauh, berikan kepada ibu dosis antibiotika oral berikutnya. Katakan kepadanya kapan antibiotika tersebut harus diberikan • Mintalah ibu menjaga bayinya tetap hangat selama dalam perjalanan
  • 73. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 70 LANGKAH/TUGAS KASUS • Nasehati ibu untuk melanjutkan meneteki • Bila bayinya menderita dehidrasi ringan/sedang atau berat dan dapat minum, berikan kepada ibu larutan oralit untuk diberikan sedikit demi sedikit tapi sering selama dalam perjalanan
  • 74. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 71 Rangkuman 1. Kondisi pada bayi yang memerlukan tindakan segera atau tindakan kegawatdaruratan dan harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap yaitu : a. Asphiksia Neonatorum b. Syndrom gawat nafas neonatus c. Ikterus d. Perdarahan tali pusat e. Kejang f. Tetanus Neonatorum g. Hipotermi h. Infeksi 2. Sistemrujukanmerupakansuatusistemyangmemberikansuatugambarantatacarapengiriman neonatus beresiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh.
  • 75. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 72 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Bayi Salsa berusia 16 hari dengan kulit kuning sampai ke mata kaki, tidak disusui karena bayi enggan menyusu dan mengantuk berlebihan. Diagnosa apakah yang tepat untuk kasus diatas? a. Hepatitis A b. Hepatitis B c. Ikterus Fisiologis d. Ikterus Patologis e. Sepsis 2. Bayi Salsa berusia 16 hari dengan kulit kuning sampai ke mata kaki, tidak disusui karena bayi enggan menyusu dan mengantuk berlebihan. Tindakan apakah yang tepat untuk kasus diatas? a. Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi) b. Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari. c. Pemberian Infus d. Pemberian oksigen e. Berikan antibiotik 3. Bayi Tini dilahirkan pada usia kehamilan 34 minggu di RS. Hasil pemeriksaan diperoleh BB 2300 gram, PB 45 cm, denyut jantung 129 kali/menit, pernafasan 30 kali/menit, suhu 36, 1 0C. Diagnosa apa yang tepat untuk kasus diatas? a. Prematur, asphiksia dan BBLR b. Prematur, asphiksia dan hipotermi Evaluasi Formatif