SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
SRI UTAMI
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 4
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah
MODUL
Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir
KEGIATAN BELAJAR 2
ADAPTASI SISTEM PERNAFASAN, SISTEM SIRKULASI
DARAH, PROSES PENGATURAN SUHU, METABOLISME
GLUKOSA, SISTEM GASTROINTESTINAL, KEKEBALAN
TUBUH
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
	 Modul dalam mata kuliah ini
saling terkait antara modul yang satu
dengan modul yang lainnya, sehingga
dalam proses belajar saudara sebaiknya
dilakukansecaraberurutansesuaimodul
yang telah dibuat. Proses pembelajaran
dalam Mata Kuliah ini dimulai dengan
modul 1 yaitu tentang adaptasi fisik bayi
baru lahir. Saudara sebagai calon bidan
nantinya mempunyai tanggung jawab
terhadap para ibu untuk membantu
bayi baru lahir, tidak hanya melewati
masa kehidupan dalam rahim menuju
kehidupan luar rahim seaman mungkin,
namun juga melakukan adaptasi fisik
terhadap kehidupan luar rahim.
	 Untuk dapat melaksanakan
tanggung jawab tersebut maka bidan
perlu meneruskan bantuan untuk
mencegah penyebaran infeksi penyakit,
bersikap ramah dan menolong,
mempelajari apa dan mengapa perlu
dilakukan suatu tindakan, mengetahui
kapan tidak melakukan suatu intervensi
serta kapan mencari bantuan. Hal
ini akan membantu saudara dalam
mencapaitujuanagaribudanbayisehat.
Dengan demikian saudara tidak hanya
membantu agar lebih banyak bayi yang
hidup tapi juga menolong lebih banyak
bayi untuk memulai kehidupan sehat.
Gambar : Pengecekan cabang bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Selamat, saudara telah berhasil menyelesaikan beberapa modul selama semester 1 dan
2 dalam beberapa mata kuliah. Selanjutnya saudara akan mempelajari tentang Mata
kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Mata Kuliah ini
terdiri dari 5 SKS yang terbagi dalam Teori 3 SKS dan Praktikum 2 SKS. Dalam pembela-
jaran Mata Kuliah ini akan disajikan dalam 9 Modul, yang terdiri dari:
Modul 1: 	 Adaptasi fisiK Bayi Baru Lahir
Modul 2: 	 Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra sekolah
Modul 3: 	 Kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolaah
Modul 4:	 Konsep dasar asuhan neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
Modul 5:	 Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan
Modul 6:	 Asuhan pada neonatus bayi dengan Penyulit dan Komplikasi serta permas-
alahannya
Modul 7:	 Asuhan Pada neonatus dan Bayi Dengan Kelainan Bawaan
Modul 8 :	 Asuhan pada Neonatus dan Bayi dengan resiko Tinggi dan Penatalaksa-
naannya
Modul 9 : 	 Asuhan Kebidanan Neonatus pada Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Modul 10: 	 Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Untuk menyelesaikan mata kuliah ini membutuhkan waktu Teori 3 x 50 menit per ming-
gu, sedangkan untuk praktikum sebanyak 4 x 50 menit per Minggu. Dengan asumsi
minggu perkuliahan dalam satu semester berkisar 14 – 16 Minggu. Mata kuliah ini mem-
berikan kemampuan kepada saudara dalam memberikan asuhan neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Modul dalam mata kuliah ini saling terkait antara modul yang satu dengan modul yang
lainnya, sehingga dalam proses belajar saudara sebaiknya dilakukan secara berurutan
sesuai modul yang telah dibuat. Proses pembelajaran dalam Mata Kuliah ini dimulai
dengan modul 1 yaitu tentang adaptasi fisik bayi baru lahir. Saudara sebagai calon bidan
nantinya mempunyai tanggung jawab terhadap para ibu untuk membantu bayi baru
lahir, tidak hanya melewati masa kehidupan dalam rahim menuju kehidupan luar rahim
seaman mungkin, namun juga melakukan adaptasi fisik terhadap kehidupan luar rahim.
Untuk dapat melaksanakan tanggung jawab tersebut maka bidan perlu meneruskan
bantuan untuk mencegah penyebaran infeksi penyakit, bersikap ramah dan menolong,
mempelajari apa dan mengapa perlu dilakukan suatu tindakan, mengetahui kapan ti-
dak melakukan suatu intervensi serta kapan mencari bantuan. Hal ini akan membantu
Pendahuluan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
saudara dalam mencapai tujuan agar ibu dan bayi sehat. Dengan demikian saudara
tidak hanya membantu agar lebih banyak bayi yang hidup tapi juga menolong lebih
banyak bayi untuk memulai kehidupan sehat.
Pemahaman dasar mengenai adaptasi fisik bayi baru lahir sangat penting sebagai lan-
dasan rencana asuhan yang tepat. Hal ini dapat dicapai melalui pemahaman menyeluruh
mengenai fungsi normal tubuh bayi baru lahir, sehingga Saudara dapat membantu
bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat dan memulihkan kondisi bayi baru lahir yang
sakit. Setelah lahir bayi akan mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan ekstra uterin, dimana kondisi ini merupakan tanggung jawab bidan untuk
memfasilitasi proses adaptasi di luar rahim.
Pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor antepartum dan
intrapartum yang dapat menimbulkan masalah pada jam-jam pertama kehidupan luar
rahim. Dengan mengetahui bagaimana tubuh bayi baru lahir bekerja akan membantu
saudara mengetahui kenapa perlu mengambil tindakan yang dilakukan untuk melahir-
kan bayi baru lahir yang sehat. Modul ini sangat berkaitan dengan modul-modul selan-
jutnya dalam mata kuliah ini, karena asuhan yang akan saudara berikan dimulai dari
masa neonatus sehat dilanjutkan pada bayi, balita sampai dengan anak pra sekolah.
Modul pertama ini terdiri dari 2 kegiatan belajar, yang tersusun sebagai berikut:
Kegiatan belajar 1 : Konsep adaptasi bayi baru lahir
Kegiatan belajar 2 : Adaptasi bayi baru lahir persistem yang meliputi adaptasi pada
sistem pernafasan, sistem sirkulasi darah, proses pengaturan
suhu, metabolisme glukosa, adaptasi pada sistem gastrointestinal,
sistem kekebalan tubuh.
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
1) Menjelaskan tentang pengertian adaptasi bayi baru lahir,
2) Menjelaskan tentang konsep esensial adaptasi fisiologi bayi baru lahir,
3) Menjelaskan proses adaptasi pada sistem pernafasan,
4) Menjelaskan proses adaptasi pada sistem sirkulasi darah,
5) Menjelaskan proses pengaturan suhu,
6) Menjelaskan tentang metabolisme glukosa,
7) Menjelaskan proses adaptasi pada sistem gastrointestinal,
8) Memahami tentang sistem kekebalan tubuh.
Kemampuan tersebut sangat diperlukan oleh Saudara karena sebagai dasar dalam
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
memberikan asuhan pada periode selanjutnya dalam kehidupan neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah. Untuk dapat memahami tentang adaptasi bayi baru lahir maka
saudara perlu memahami terlebih dari tentang peran dan fungsi bidan, anatomi dan
fisiologi manusia, proses persalinan, karena dengan pemahaman tentang peran dan
fungsi bidan serta anatomi dan fisologi serta proses persalinan yang memadai maka
saudara akan lebih muda memahami tentang adaptasi bayi baru lahir serta dapat me-
mahami tentang asuhan pada bayi baru lahir dengan baik.
Proses pembelajaran tentang adaptasi bayi baru lahir yang sedang saudara ikuti saat
ini, dapat berjalan dengan baik dan lancar bila saudara mengikuti langkah-langkah be-
lajar sebagai berikut:
1)	 Pahami terlebih dahulu tentang berbagai kegiatan penting dalam proses bayi baru
lahir
2)	 Pelajari tentang ciri-ciri bayi baru lahir
3)	 Pelajari kegiatan belajar 1 dan kerjakan latihan / soal test, kemudian kerjakan tu-
gas yang ada, kemudian lanjutkan untuk mempelajari kegiatan belajar 2, lanjutkan
mengerjakan soal test dan selesaikan tugas dengan baik.
4)	 Keberhasilan saudara dalam mempelajari modul ini sangat bergantung pada kesung-
guhan saudara dalam mempersiapkan diri saudara, serta dalam mengerjakan soal-
soal latihan, begitu juga dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kerjakan
latihan atau tugas tersebut secara mandiri kemudian hasilnya saudara diskusikan
dengan teman-teman saudara secara berkelompok.
5)	 Bila saudara mengalami kesulitan, saudara bisa menghubungi dosen pengajar mata
kuliah ini atau dosen pengajar pokok bahasan ini.
Baiklah, selanjutnya selamat belajar, semoga saudara sukses dalam menyelesaikan
modul ini dengan baik dan lancar....semangat....semangat...dan semangat.....
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 ini, diharapkan Saudara akan dapat memaha-
mi tentang proses adaptasi sesuai sistem tubuh pada neonatus dengan benar.
Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 ini diharapkan mahasiswa mampu:
1.	 menjelaskan proses adaptasi pada sistem pernafasan
2.	 Menguraikan proses adaptasi pada sistem sirkulasi darah
3.	 Mendeskripsikan proses pengaturan suhu
4.	 Mengidentifikasi metabolisme glukosa
5.	 Menganalisis proses adaptasi pada sistem gastrointestinal
6.	 Menjelaskan tentang sistem kekebalan tubuh
7.	 Mendeskripsikan sistem cairan tubuh bayi baru lahir
8.	 Menguraikan tentang susunan syaraf bayi baru lahir
Dalam kegiatan belajar 2 ini akan membahas tentang
1.	 Proses adaptasi pada sistem pernafasan
2.	 Proses adaptasi pada sistem sirkulasi darah
3.	 Proses pengaturan suhu
4.	 Metabolisme glukosa
5.	 Proses adaptasi pada sistem gastrointestinal
6.	 Sistem kekebalan tubuh
7.	 Sistem cairan tubuh bayi baru lahir
8.	Susunan syaraf bayi baru lahir
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Kegiatan
Belajar 2
ADAPTASI SISTEM PERNAFASAN, SISTEM
SIRKULASI DARAH, PROSES PENGATURAN
SUHU, METABOLISME GLUKOSA, SISTEM
GASTROINTESTINAL, KEKEBALAN TUBUH
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
Setelah saudara mampu menyelesaikan kegiatan belajar 1, maka Saudara dapat mem-
pelajari kegiatan belajar 2 tentang proses adaptasi bayi baru lahir persistem tubuh.
Proses tersebut bisa saudara baca pada materi berikut, yang dimulai dengan proses
adaptasi sistem pernafasan, dan seterusnya. Pernahkan dalam benak saudara timbul
pertanyaan
Siapa yang mengajari bayi bernafas?
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, silahkan saudara pelajari proses adaptasi
sistem pernafasan berikut ini.
1. Proses Adaptasi Sistem Pernafasan
	 Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi resistensi
paru pada saat pernafasan yang pertama kali. Proses pernafasan ini bukanlah kejad-
ian mendadak tetapi telah dipersiapkan lama sejak intrauteri.
	 Perkembangan pulmoner terjadi sejak masa embrio yaitu pada umur kehamilan 24
hari, pada usia ini paru-paru bakal terbentuk. Pada umur kehamilan 26-28 hari kedua
bronchi membesar. Pada umur kehamilan 6 minggu terbentuk segmen bronkus.
Pada umur kehamilan 12 minggu terjadi diferensiasi lobus. Pada umur kehamilan 24
minggu terbentuk alveolus. Pada umur kehamilan 28 minggu terbentuk surfaktan.
Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-pa-
ru sudah bisa mengembangkan alveoli. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran
hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepan-
jang trimester kedua dan ketiga.
	 Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi (setelah talipusat di-
potong). Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit perta-
ma setelah lahir.
	 Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama kali pada neonatus disebabkan
karena adanya:
•	 Tekanan mekanis pada torak sewaktu melalui jalan lahir
•	 Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida merangsang
kemoreseptor pada sinus karotis (stimulasi kimiawi)
•	 Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan (stim-
ulasi sensorik)
	 Proses rangsangan untuk gerakan pernafasan tersebut dapat dijelaskan dalam
uraian berikut ini:
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
	 Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami penekanan yang tinggi pada
toraknya, dan tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses me-
kanis ini menyebabkan cairan yang ada di dalam paru-paru hilang karena terdorong
ke bagian perifer paru untuk kemudian diabsorsi, karena terstimulus oleh sensor
kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi memulai aktivitas nafas untuk yang perta-
ma kali.
	
	 Tekanan intratorak yang negatif disertai dengan aktivasi nafas yang pertama me-
mungkinkan adanya udara masuk ke dalam paru-paru. Setelah beberapa kali nafas
pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan nafas pada trakea dan bronkus, akhir
semua ini, alveoli mengembang karena terisi udara. Fungsi alveolus dapat maksimal
jika dalam paru-paru bayi terdapat surfaktan yang adekuat. Surfaktan membantu
menstabilkan dinding alveolus sehingga alveolus tidak kolaps saat akhir nafas. Usaha
bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan di
dalam alveoli itu sendiri adalah menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan cara
menangis sehingga oksigen tertahan didalam alveoli.
	 Dalam keadaan anoksia atau kekurangan oksigen dalam jaringan maka neonatus
masih dapat mempertahankan kehidupan karena ada kelanjutan metabolisme an-
aerob yaitu kelanjutan metabolism tanpa oksigen. Pernapasan pada neonatus bi-
asanya menggunakan pernapasan diafragma dan abdominal sedangkan frkuensi
dan dalamnya pernapasanya biasanya belum teratur. Pernapasan normal pada neo-
natus pertama kali dimulai ketika kurang lebig 30 detik sesudah kelahiran. Pernapas-
an ini terjadi sebagai akibat adanya aktifitas normal dari susunan saraf pusat perifer
yang dbantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Misalnya tekanan mekanis pada tor-
aks melalui jalan lahir. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikkan tekanan karbon
dioksida pada paru-paru merangsang kemoresepor yang terletak pada sinus karotis
sehingga bayi bernapas, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang per-
mulaan gerakan pernapasan.
	 Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibat-
kan kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru (paru-paru pada
bayi yang normal yang cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan) sehingga sesu-
dah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang dan
rongga dada kembali pada bentuk semula.
	 Nah....bagaimana jawaban dari pertanyaan saudara? Siapa yang mengajari bayi un-
tuk pertama kali bernafas? .....setelah kita baca penjelasan diatas maka dapat kita
jawab bahwa dalam memulai pernafasan pertama bayi tidak diajari oleh siapapun,
tetapi proses pernafasan pertama bayi diawali oleh rangkaian panjang yang terjadi
sejak dalam kandungan, selama proses persalinan dan setelah bayi lahir sampai den-
gan dipotongnya talipusat, selain itu juga pengaruh lingkungan ekstra uterin.
	 Setelah saudara mampu memahami proses adaptasi pada sistem pernasan, selan-
jutnya saudara pelajari proses adaptasi sistem sirkulasi darah berikut ini...
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
2.	 Proses Adaptasi Sistem Sirkulasi Darah
	
	 Mungkin timbul pertanyaan dalam benak saudara....apasih bedanya peredaran da-
rah janin dan peredaran darah bayi baru lahir, sehingga bayi baru lahir akan men-
galami proses adaptasi pada sistem ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut den-
gan baik, maka pelajarilah peredaran darah janin dan bayi baru lahir berikut ini....
	 Peredaran Darah Janin
	
	 Didalam rahim darah yang diperkaya oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta ma-
suk kedalam tubuh janin melalui placenta umbilicallis, sebagian masuk vena kava
inverior melalaui duktus venosus arantii. Darah dari vena cava inverior masuk ke
atrium kanan bercampur dengan darah dari vena cava superior. Darah dari atrium
kanan sebagian melalui foramen ovale masuk ke arium kiri bercampur dengan darah
yang dari vena pulnomalis. Darah dari atrium kiri selanjutnya ke ventrikel kiriyang
kemudian akan dipompa ke aorta, selanjutnya melalui arteri koronaria darah men-
galir ke bagian kepala, ekstremitas kanan dan ekstremitas kiri.
	 Sebagian kecil darah yang berasal dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan
bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior, karena tekanan
dari paru-paru belum berkembang, maka sebagaian besar dari ventrikel kanan yang
seharusnya mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta desenden dan men-
galir ke paru-paru dan selanjutnya keatriumkiri melalui vena pulmonalis.
	 Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa pembakaran
dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seter-
usnya.
	 Perubahan Peredaran Darah Neonatus
	 Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini menye-
babkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan menyebabkan serangkaian
reaksi selanjutnya.
	 Sirkulasi janin memilki karaterisktik sirkulasi bertekanan rendah. Karena paru-paru
adalah organ yang tertutup yang berisi cairan, maka paru-paru memerlukan aliran
darah yang minimal. Sebagian besar darah janin yang teroksgenasi melalui paru-pa-
ru mengalir melalui lubang antara arium kanan dan kiri yang disebut dengan fora-
men ovale. Darah yang kaya akan oksigen itu kemudian secara istimewa mengakir ke
otak melalui duktus arteriosus.
	 Karena tali pusat diklem, system bertekanan rendah yang berada pada unit janin
plasenta terputus sehingga berubah menjadi system sirkulasi tertutup, bertekanan
tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang terjadi segera setelah tali pusat di klem adalah
peningkatan tahanan pemuluh darah sistemik. Hal yang paling penting adalah pen-
ingkatan tahanan pebuluh darah dan tarik nafas prtama terjadi secara bersamaan.
Oksigen dari napas pertama tersebut menyebabkan system pembuluh darah ber-
elaksasi dan terbuka sehingga paru-paru menjadi system bertekanan rendah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
	 Kombinasi tekanan yang meningkat dalam sirkulasi sistemik dan menurun da-
lam sirkulasi paru menyebabkan perubahan tekanan aliran darah dalam jantung.
Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisis kiri jantung menyebabkan foramen
ovale menutup, duktus areriousus mengalirkan darah teroksigenasi ke otak janin kiri
tak lagi diperlukan. Dalam 48 jam, duktus ini akan mengecil dan secara fungsional
menutup akibat penurunan kadar prostaglanding E2, yang sebelumnya disuplai oleh
plasenta. Darah teroksigenasi yang secara rutin mengalir melalui duktus arteriosus
serta foramen ovale melengkapi perubahan perubahan radikalpada anatomi dan fi-
siologi jantung. Darah yang tidak kaya akan oksigen masuk ke jantung bayi menjadi
teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru, kemudian dipompakan keseluruh bagian
tubuh.
	 Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi di dalam jantung
dan sirkulasi bayi baru lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami peubahan
sirkulasi janin ke sirkulasi bayi yang secara keseluruhan saling berhubungan dengan
fungsi pernapasan dan oksigenasi yang adekuat.
	
	 Ketika janin dilahirkan segera bayi mnghirup udara dan menangis kuat. Dengan de-
mikian paru-paru berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke
paru-paru.
a.	 Aliran darah menuju paru dari vertikel kanan bertambah sehingga tekanan dar-
ah pada atrium kanan menurun karena tersedot oleh ventrikel kanan, akibatnya
tekanan darah pada atrium kiri makin meningkat.
b.	Tekanan darah pada atrium kiri meningkat sehingga secara fugsional foramel
ovale tertutup.
c.	 Penutup secara anatomis masih berlangsung lama sekitar 2 – 3 bulan.
d.	 Pada saat bayi lahir, umbilicus akan dipotong sehingga aliran darah vena umbi-
likalis menuju vena kava inferior akan berhenti total.
	 Dampak pemotongan umbilicus terhadap hemodinamika sirkulasi janin menuju
sirkulasi bayi adalah penutupan dukus artriosus melalui proses sebagai berikut:
a.	Sirkulasi plasenta terhenti, aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga
tekanan jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jan-
tung kiri meningkat.
b.	Resistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini
menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.
	 Penutupan duktus arteiosus terjadi karena adanya penurunan resistensi paru-pa-
ru sehingga aliran dari ventrikel kanan ke paru-paru meningkat dan menyebabkan
aliran darah melalui duktus menurun. Penutupan tidak terjadi segera setelah lahir,
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
pada jam-jam pertama aliran masih ada sedikit namun aliran tetap dari kiri ke kanan
karna tekanan ventrikel kiri lebih besar dari tekanan Jantung kanan. Penutupan duk-
tus arteriosus terjadi tiga minggu setelah lahir. Penutupan duktus venosus terjadi
tiga sampai tujuh hari, mekanisme penutupan tidak diketahui.
	
	 Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter permenit/m² (gessner, 1965). Ali-
ran darah sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter permenit/m² dan ber-
tambah pertama pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duk-
tus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang
melalui tranfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sediki menurun, untuk kemudi-
an naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
	 Berdasarkan bebagai penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa bentuk penyesuaian
neonatus pada system peredaran darah adalah sebagai berikut:
a.	 Penutupan oblitetari sel pirau, voramel ovale, duktus venosus, duktus arteiosus.
b.	 Duktus venosus berfungsi sebagi pengendalian tahanan vaskuler plasenta teruta-
ma pada saat janin mengalami hypoxia.
c.	 Duktus venosus menutup beberapa menit pertama setelah lahir dan penutupan
anatomis yang lengkap terjadi pada hari ke-20 setelah lahir.
d.	 Pada neonatus darah tidak bersikulasi dengan mudah, pada kaki dan tangan ser-
ing berwarna kebiru-biruan dan terasa dingin dan biasanya TD: 80/46 mmHg.
e.	Duktus antriosus merupakan peran vaskuler yang penting sirkulasi fetus dan
melakukan peran darah dari arteri pulmonalis ke aorta dosenden (melalui paru),
selama kehidupan fetal tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dan lebih dari
tekanan aorta dan penutupan duktus arteriosus disebabkan oleh peningkatan
tekanan oksigen dalam tubuh.
	 Bagaimana jawaban saudara setelah mendalami tentang adaptasi sistem peredaran
darah bayi baru lahir? Kalau saudara lihat sebelum tali pusat dipotong bayi mendapat
sirkulasi darah melalui plasenta, dan setelah talipusa dipotong bayi akan menggu-
nakan organ-organ sistm peredaran darahnya secara mandiri. Disini ada beberapa
fungsi bagian-bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi saat masa janin
menjadi tidak berfungsi dan digantikan oleh organ atau bagian yang lainnya. Misal
pada saat janin ada voramen ovale, tetapi setelah lahir voramen ini akan menutup,
begitu juga bagian-bagian lain.
	 Selanjutnya setelah saudara paham tentang proses adaptasi pada sistem peredaran
bayi, saudara dapat pelajari tentang proses adaptasi suhu berikut ini....
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
3.	 Proses Pengaturan Suhu
	 Produksi Panas (Suhu Tubuh)
	
	 Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat peru-
bahan suhu di luar urterus. Fluktuasiang (naik turunnya) suhu di dalam uterus min-
imal, rentang maksimal hanya 0,6 derajat C sangat berbeda dengan kondisi di luar
uterus. Tiga factor yang paling paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi.
•	 Luasnya permukaan tubuh bayi.
•	 Pusat pengaturarn suhu tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna.
•	 Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
	 Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil mer-
upakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali
panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggu-
naan lemak coklat yang terdapat di seluruh tubuh , dan mereka mampu meningkat-
kan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi meng-
gunakan glukosa untuk mendapatkan energy yang akan mngubah lemak menjadi
panas. Lemak coklat tidak dapat di produksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan
lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Sema-
kin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang
bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia, dan acidosis (PH
darah dibawah normal)
	
	 Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama
dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru la-
hir. Suhu tubuh normal pada neonatus, adalah 36,5-37,5 °C melalui pengukuran di
aksila dan direktrum (dalam hal ini pengukuran suhu tubuh bayi sebaiknya dilaku-
kan secara aksila karena suhu direktum lebih tinggi 0,1-0,5°C lebih tinggi dibanding
pengukuran suhu di aksila, sehingga baik untuk mengetahui terjadinya hipotermi
lebih awal sebelum bayi jatuh dalam kondisi hipotermi yang lebih berat), jika nilainya
turun dibawah 36,5 °C maka bayi mengalami hioremia.
	 Hiportemia dapat terjadi setiap saat apabila suhu di sekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa
stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. Misalkan bayi baru lahir dibiarkan
basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir meskipun lingkungan disekitar
bayi cukup hangat.
	 Untuk dapat mengenal apakah bayi mengalami hipotermi atau tidak, saudara dapat
mempelajari gejala hipotermi berikut ini....
	 Gejala Hipotermia
•	 Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, maka bayi manjadi kurang aktif, letargi
(penurunan kesadaran), hipotonus, tidak kuat mnghisap ASI, & menangis lemah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
•	 Pernapasan megap-megap dan lambat, serta denyut jantung menurun.
•	 Timbul sklerema: kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian pung-
gung, tungkai, dan lengan.
•	 Muka bayi berwarna merah terang.
•	 Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan
berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, pendarahan terutama pada paru-pa-
ru, ikterus, dan kematian.
	 Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 °C maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit, se-
dangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya persepuluh dari jumlah
kehilangan panas di atas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebab-
kan penurunan suhu tubuh sebnyak 2°C dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat
berbahaya untuk neonatus terlebih lagi BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia karena
tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan produksi panas yang
dibuat sendiri.
	 Kehilangan suhu tubuh bayi dapat melalui beberapa mekanisme. Berikut ini adalah
penjelasan lengkap tentang empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh
dari bayi baru lahir.
	 1.	Konduksi
	 Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung
dengan bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak
langsung)
	 Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa
alas timbangan, tangan penolong yang dingin memegang bayi yang baru lahir,
menggunakan stestoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
	 2.	Konveksi
	 Panas yang hilang dari bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah
panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara). Contoh hilangnya
tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir
dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas angin.
	 3.	Radiasi
	 Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih
dingin (pemindahan panas antara dua objek yang mempunyi suhu yang berbeda).
Contoh bsyi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru
lahir di biarkan di ruangan dengan air condisioner (AC) tanpa diberikan pemanas
(radiant warmer),bayi baru lahir di biarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di
tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
	 4.	Evaporasi
	 Panas hilang melalui proses penguapan bergantung kepada kecepatan dan
kelembaban udara(perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi
uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas yang di pakai, tingkat kelembaban
udara, aliran udara yang melewati.
	 Akibat dari suhu tubuh yang rendah yaitu metabolisme jaringan akan meningkat
dan berakibat lebih mudah terjadi asosdasis metabolik berat sehingga kebutuhan
oksigen akan meningkat. Selain itu hipotermin yang terjadi pada neonatus dapat
menyebabkan hipoglemia. Apabila neonatus mengalami hipotermi bayi akan men-
gadakan penyesuaian suhu terutama dengan memproduksi panas total yang bukan
berasal dari aktifitas atot atau non sheviring thermogenesis (NST). Produksi panas ini
dilakukan dengan cara pembakaran cadangan lemak (lemak coklat/brown fat) yang
memberikan lebih banyak energy daripada lemak biasa. Brown fat terdapat pada
neonatus dalam jumlah besar (sekitar 2 – 6 % BB) lemak ini terdapat di:
1)	 Antara scapula
2)	 Sekitar otot dan pembuluh darah leher
3)	 Pelipatan lengan atas(axial)
4)	 Antara mediatinum dan oesophagus
5)	 Sekitar ginjal dan kelenjar adrenal
	 Tidak semua neonatus memiliki ketahanan suhu tubuh yang sama, karena hal ini
sangat di pengaruhi oleh: suhu bayi, umur kehamilan, dan berat badan bayi. Untuk
mengurangi kehilangan panas tersebut di atas dapat di tanggulangi dengan men-
gatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi dengan kain hangat, di simpan di
tempat tidur yang sudah di hangatkan atau di masukkan sementara ke dalam incu-
bator, mengeringkan bayi dengan seksama, mau kain menyelimuti bayi dengan seli-
mut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan
ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.
	 Setelah saudara pelajari tentang proses pengaturan suhu tubuh, selanjutnya sauda-
ra bisa pelajari tentang metabolisme glukosa berikut ini...
4.	 Metabolisme Glukosa
	 Metabolisme
	 Luas permukaan tubuh nenonatus, relative lebih luas dari tubuh orang dewasa se-
hingga metabolisme basal per BB akan lebih besar. Pada jam-jam pertama energy
didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energy berasal dari
pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih pada hari ke enam, pe-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
menuhan kebutuhan energy bayi 60% didapat dari lemak dan 40% dari karbohidrat.
	 Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir,
diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120
mg/ 100 ml. Apabila oleh Sesutu hal misalnya bayi dari ibu yang menderita DM dan
BBLR (berat badan lahir rendah) perubahan glukosa menjadi glikogen akan mening-
katkan atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak sehingga pada metab-
olisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemun-
gkinan besar bayi akan menderita hipoglekemi.
	 Untuk memfungsikan otak, bayi baru lahir memerlukan glukosa dalam jumlah ter-
tentu. Setelah tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir, seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendri. Pada setiap baru
lahir glukosa darah akan turun dalam waku cepat (1-2 jam).
	 Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
•	 Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk diberi ASI
secepat mungkin setelah lahir)
•	 Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
•	 Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis)
	 Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna dalam jumlah yang cukup akan mem-
buat glukosa dan glikogen (glikogenolisis), hal ini yang terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa
sebagai glikogen terutama dalam hati selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam
rahim. Seseorang bayi yang mengalami hiportemia pada saat lahir akan mengalami
hipoksia, maka ia akan menggunkan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahi-
ran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan
hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga
3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan ang sehat. Jika semua persediaan digunakan
pada jam pertama, maka otak bayi dalam keadaan berisiko. Bayi baru lahir kurang
bulan, lewat bulan, dan mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim serta dis-
tress janin merupakan resiko utama karena simpanan energy berkurang atau digua-
nakan sebelum lahir.
	 Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi kejang-kejang ha-
lus, sianosis, apnea, menangis lemah, letargi, lunglai dan menolak makan. Akibatnya
jangka panjang hipoglikimia adalah kerusakan yang meluas diseluruh sel-sel otak,
bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikimia dapat tanpa gejala pada awalnya.
	 Bagaimana, sudah paham tentang proses metabolisme glukosa pada bayi baru lahir
bukan? Jika belum paham coba pelajari lagi, tetapi jika saudara sudh jelas silahkan
saudara melanjukan pada proses adaptasi pada sstem gatrointestinal berikut ini...
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
5.	 Proses Adaptasi Pada System Gastrointestinal
	 Saluran Pencernaan
	
	 Pada kehamilan empat bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, absorbsi air ketuban
terjadi melalui mukosa seluruhsaluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonium.
	 Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonaus rel-
ative lebih besar dan panjang dibandingkan orang dewasa. Pada masa neonatus,
trakus digesifus mengandung zat-zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri
dari polisakarida dan disebut mekonium. Pada masa neonatus saluran pencernaan
mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jam pertama berupa
mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu,
mekonium mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga sampai empat
yang berwarna coklat kehijauan.
	 Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatus nampaknya sangat erat hubungannya
dengan frekuensi pemberian makanan atau minum. Enzim dalam saluran pencer-
naan biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amylase pankreas, aktifitas li-
pase telah ditemukan pada janin tujuh sampai delapan bulan kehamilan.
	
	 Pada saat lahir aktifitas mulut sudah berfungsi yaitu menghisap dan menelan, saat
menghisap lidah berposisi dengan palatum sehingga bayi hanya bernapas melalui
hidung, rasa kecap dan penciuman sudah ada sejak lahir,saliva tidak mengandung
enzim tepung dalam tiga bulan pertama dan pada saat lahir volume lambung 25-50
ml.
	
	 Adapun adaptasi pada saluran pencernaan adalah:
a.	 Pada hari ke-10 kapasitas lambung menjadi 100 cc.
b.	Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat sederhana yaitu
monosakarida dan disakarida.
c.	 Difesiensi lifase pada pankreas menyebabkan terbatasnya absorpsi lemak sehing-
ga kemampuan baik untuk mencerna lemak belum matang, maka susu formula
sebaiknya tidak diberikan kepada bayi baru lahir.
d.	 Kelenjar lidah berfungsi saat lahir tetapi kebanyakan tidak mengeluarkan ludah
sampai usia bayi ± 2-3 bulan.
	 Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks
muntah dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan
(selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus.
Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas yaitu kurang dari 30 cc untuk seorang bayi
baru lahir cukup bulan, dan kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat
bersamaan dengan pertumbuhannya. Dengan adanya kapasitas lambung yang ma-
sih terbatas ini maka sangat penting bagi ibu untuk mengatur pola intake cairan pada
bayi dengan frekuensi sedikit tapi sering, contohnya memberi ASI sesuai dengan keig-
inan bayi. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya
sendiri dari zat-zat yang berbahaya yang masuk kedalam saluran pencernaannya.
Di samping itu bayi baru lahir juga belum dapat mempertahankan air secara efisien
dibanding dengan orang dewasa ini dapat mnyebabkan diare yang lebih serius pada
neonatus.
	 Berikut ini merupakan organ-organ yang terkait dengan sistem pencernaan bayi, yai-
tu hepar.
	 Hepar
	 Metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi
lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar.
	
	 Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan
imatur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidak seimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran dalam peredaran darah.
	 Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPG: T (uridin di-
fosfat glukorinide tranferase) dan enzim G6PD (Glukose 6 fosfat dehidroginase) yang
berfungsi dalam sintesis bilirubin, sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan
gejala ikterus fisiologik.
	 Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan morfologis, yaitu ke-
naikan kadar protein serta penurunan lemak dan glikogen. Sel sel hemopeotik juga
mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar
pada waku bayi baru lahir, daya ditoksifikasi pada neonatus juga belum sempurna,
contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mgt/kg BB/hari
dapat menimbulkan grey baby syndrome. Selanjutnya saudara bisa pelajari tentang
sistem kekebalan tubuh pada bayi berikut ini.
6.	 Kekebalan Tubuh
	 Imunologi
	 Pada system imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobin (suatu protein yang
mengandung zat antibody) diantaranya adalah IgG (imunoglobulin Gamma G). Pada
neonatus hanya terdapat immunoglobulin gamma G, dibentuk banyak dalam bu-
lan kedua setelah dilahirkan, imunoglobin gamma G pada janin berasal dari ibunya
melalui plasenta.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
	 Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia ilium
serta apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya dapat gamma globulin, sehingga imu-
nologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Apabila terjadi
infeksi pada janin yang dapat melalui plasenta seperti: toksoplasmosis, herpes sim-
plek dan penyakit virus lainnya, reaksi immunoglobulin dapat terjadi dengan pem-
bentukan sel plasma dan antibodi Ig gamma A, G dan Ig gamma M., Ig. Gamma M
telah dapat dibentuk pada kehamilan dua bulan dan baru banyak ditemukan segera
sesudah bayi dilahirkan khususnya pada traktus repiratory. Kelenjar liur, pankreas
dan traktus uregenitalis. Imunoglobulin gamma M ditemukan pada kehamilan lima
bulan, produksi imunoglobin gamma M meningkat segera setelah bayi lahir, sesuai
dengan bakteri dalam alat pencernaan.
	 Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neo-
natus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang
akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alam terdiri
dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau meminimalkan infek-
si.
	 Berikut beberapa contoh kekebalan alami.
•	 Perlindungan dari membrane mukosa.
•	 Fungsi saringan saluran napas.
•	 Pembentukan koloni mikroba di kulit dan usus.
•	 Perlindungan kimia oleh lingungan asam lambung.
	 Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel darah yang membantu bayi baru
lahir membunuh mikroorganisme asing, tetapi sel-sel darah ini masih belum mampu
melokalisasi dan memerangi dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus da-
lam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum
bisa dilakukan sampai awal kehidupan. Salah satu tugas utama selama masa bayi
dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisien-
si kekebalan alami yang didapat ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.
Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai, oleh kare-
na pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan
menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini infeksi menjadi sangat pent-
ing.
	 Setelah saudara paham tentang sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir, saudara bisa
melanjutkan untuk mempelajari keseimbangan cairan tubuh berikut ini...
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
7.	 Keseimbangan Cairan Tubuh
	 Tubuh neonatus mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative
lebih besar daripada kalium karena ruangan ekstrasluler luas. Pada neonatus fungsi
ginjal belum belum sempurna hal ini karena:
a.	 Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
b.	 Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksi-
mal.
c.	 Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relative kurang bila diband-
ingkan dengan orang dewasa.
	 Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air mi-
num, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan
setelah lahir.
	 Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa deficit structural dan fungsional pada
system ginjal. Banyak dari kejadian deficit tersebut akan membaik pada bulan per-
tama kehidupan dan merupakan satu-satunya masalah untuk bayi baru lahir yang
sakit atau mengalami stress. Keterbatasan fungsi ginjal menjadi konsekuensi khusus
jika bayi baru lahir memerlukan cairan intravena atau obat-obatan yang meningkat-
kan kemungkinan kelebihan cairan. Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan
aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi ini mudah
menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air.
	
	 Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium da-
lam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir mengonsen-
trasikan urin dengan baik, tercermin dari berat jenis urine (1,004) dan osmolalitas
urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.
Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, yaitu
hanya 30-60 ml. Normalnya dalam urine tidak terdapat protein atau darah, debris sel
yang dapat mengindikasiakan adanya cedera atau iritasi dalam system ginjal. Bidan
harus ingat bahwa adanya massa abdomen yang ditemukan pada pemeriksaan fisik
seringkali adalah ginjaldan dapat mencerminkan adanya tumor, pembesaran atau
penyimpangan didalam ginjal.
	 Demikian penjelasan tentang proses kesimbangan cairan tubuh...selanjutnya sauda-
ra bisa pelajari tentang adaptasi sistem susunan saraf.
8.	 Susunan Saraf
	
	 Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bah-
wa janin tersebut masih dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan
pada janin terjadipada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap baru terja-
di pada kehamilan bulan. Pada triwulan terakhir hubungan antara syaraf dan fungsi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
otot-otot menjadi lebih Sempurna, sehingga janin yang dilahirkan di atas 32 minggu
dapat hidup di luar kandungan. Pada kehamilan tujuh bulanmata janin amat sensi-
tive terhadap cahaya.
	 Sistem neurologis bayi secara anatomic atau fisiologis belum berkembang sempur-
na. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan
suhu yang labil, control otot yang buruk, mudah terkejut, tremor pada ekstremitas.
Perkembangan neonatus terjadi cepat; sewaktu bayi tumbuh, perilaku yang lebih
kompleks (misalnya, control kepala, tersenyum dan meraih dengan tujuan) akan
berkembang. Refleks bayi baru lahir merupakan indicator penting perkembangan
normal.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
•	 Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi resistensi
paru pada saat pernafasan yang pertama kali. Selama dalam uterus janin mendapat
oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas ha-
rus melalui paru-paru bayi (setelah talipusat dipotong). Pernafasan pertama pada
bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama setelah lahir.
•	 Didalam rahim darah yang diperkaya oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta. Aliran
darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini menyebabkan
suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan menyebabkan serangkaian reaksi
selanjutnya.
•	 Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat pe-
rubahan suhu di luar urterus. Hiportemia dapat terjadi setiap saat apabila suhu di
sekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan se-
cara tepat, terutaa pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir.
•	 Luas permukaan tubuh nenonatus, relative lebih luas dari tubuh orang dewasa se-
hingga metabolisme basal per BB akan lebih besar. Bayi baru lahir yang tidak dapat
mencerna dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dan glikogen (glikog-
enolisis), hal ini yang terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.
Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama, maka otak bayi dalam keadaan
berisiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, dan mengalami hambatan per-
tumbuhan dalam rahim serta distress janin merupakan resiko utama karena sim-
panan energy berkurang atau diguanakan sebelum lahir.
•	 Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks
muntah dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan
(selain susu) masih terbatas.
•	 Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neo-
natus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang
akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alam terdiri
dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau meminimalkan infek-
si.
•	 Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan
kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan
intoksikasi air.
•	 Sistem neurologis bayi secara anatomic atau fisiologis belum berkembang sempur-
na. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
suhu yang labil, control otot yang buruk, mudah terkejut, tremor pada ekstremitas.
Perkembangan neonatus terjadi cepat; sewaktu bayi tumbuh, perilaku yang lebih
kompleks (misalnya, control kepala, tersenyum dan meraih dengan tujuan) akan
berkembang. Refleks bayi baru lahir merupakan indicator penting perkembangan
normal.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternative jawa-
ban yang Anda anggap paling benar.
1.	 Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir pada saat:
A.	 Saat peredaran darah mulai mengalir
B.	 Saat bayi mulai menghisap pertama kali
C.	 Saat bayi harus mulai mencerna makanan
D.	 Ketika system susunan saraf mulai bekerja secara fisiologis
E.	 Ketika harus mengatasi resistensi paru pada saat pernafasan yang pertama kali
2.	 Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu:
	 A.	30 menit pertama setelah lahir.
	 B.	1 jam pertama setelah lahir
	 C.	Sewaktu darah mulai mengalir
	 D.	Sewaktu bayi melewati jalan lahir
	 E.	Dalam waktu 24 jam pertama setelah lahir
3.	 Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama kali pada neonatus disebabkan
karena adanya hal berikut , kecuali:
A.	 Adanya stimulasi kimiawi, stimulai sensorik
B.	 Tekanan mekanis pada torak sewaktu melalui jalan lahir
C.	 Saat bayi mulai menghisap udara ketika muka bayi diusap oleh petugas
D.	 Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
E.	 Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida yang mer-
angsang kemoreseptor pada sinus karotis
4.	 Perubahan pada system peredaran darah yang terjadi pada bayi baru lahir antara
lain sebagai berikut:
A.	 Setelah bayi menangis kuat tekanan paru-paru meningkat.
B.	 Aliran darah menuju paru-paru berkurang
C.	 Tekanan darah pada atrium kiri meningkat sehingga secara fungsional foramel
ovale tertutup
D.	 Pada saat umbilicus dipotong maka aliran darah vena umbilikalis menuju vena
kava inferior meningkat drastic
E.	 Aliran darah menuju paru dari vertikel kanan berkurang sehingga tekanan dar-
ah pada atrium kanan meningkat
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
5.	 Bentuk penyesuaian neonatus pada system peredaran darah bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
	 A.	Paru-paru akan berkembang dengan cepat
	 B.	Pada neonatus darah bersikulasi dengan mudah.
	 C.	Setelah plasenta dipotong bayi akan mandiri secara fisiologis:.
	 D.	Duktus venosus mulai menutup secara lengkap pada usia 1 bulan.
	 E.	Sirkulasi darah keseluruh tubuh secara sempurna mengalir dengan baik
6.	 Faktor yang paling paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi antara lain:
	 A.	Luasnya permukaan tubuh bayi.
	 B.	Tubuh bayi sangat baik dalam menyimpan suhu tubuh
	 C.	Pusat pengatur suhu tubuh telah sempurna saat bayi lahir
	 D.	Bayi mempunyai kemampuan optimal dalam memproduksi panas tubuh
	 E.	Suhu bayi akan stabil pada saat jam-jam pertama kelahiran
7.	 Batasan suhu bayi dikatakan hipotermi jika adalah:
	 A.	35°C
	 B.	35,5°C
	 C.	36°C
	 D.	<36,5°C
	 E.	<37°C
8.	 Hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi dapat terjadi dkarena keadaan berikut:
	 A.	Kamar bayi yang ber AC
	 B.	Bayi ditidurkan dekat jendela
	 C.	Bayi yang telanjang tanpa baju
	 D.	Menimbang bayi tanpa alas timbangan
	 E.	Cairan ketuban yang tidak segera dikeringkan
9.	 Kehilangan suhu tubuh akibat dari bayi baru lahir ditidurkan di ruangan yang dingin
misalnya dekat tembok, hal ini termasuk kehilangan suhu dengan cara:
	 A.	Radiasi
	 B.	Sirkulasi
	 C.	Konduksi
	 D.	Konveksi
	 E.	Pervorasi
10.	 Koreksi penurunan gula darah pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara:
	 A.	Penggunaan ASI
	 B.	Pemberian madu segera setelah lahir
	 C.	Pemberian air gula pada bayi baru lahir
	 D.	Pemakaian selimut bayi untuk mempertahankan energy
	 E.	Pemberian PMT pada ibu yang melahirkan dengan tindakan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban Saudara den-
gan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar ini,
kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:
A.	 90% - 100%		 : baik sekali
B.	 80% - 89%		 : baik
C.	 70% -79%		 : cukup
D.	 kurang dari 70%	 : kurang
Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus! Anda
dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari 80%,
maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum Anda
kuasai!
Deskripsikan secara singkat, kemudian tuangkan dalam diagram tentang perubahan
pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi sirkulasi darah, metabolisme glukosa, penga-
turan suhu tubuh bayi, system pencernaan pada bayi baru lahir. Lakukan tugas tertugas
tersebut ecara mandiri, susn dalam bentuk laporan dan segera serahkan pada fasilita-
tor mata kuliah, dalam waktu paling lama 24 jam
Tugas Mandiri
Tuliskan apa yang anda ketahui
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Kb 2 gizi pada bayi dan balita
Kb 2 gizi pada bayi dan  balitaKb 2 gizi pada bayi dan  balita
Kb 2 gizi pada bayi dan balitapjj_kemenkes
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitapjj_kemenkes
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayi
Kb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayiKb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayi
Kb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayipjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,pjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaAskeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaPurwaningsih Rahayu
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolahpjj_kemenkes
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITASASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITASNindi Yulianti
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSanisa rauf
 

What's hot (20)

Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb 2 gizi pada bayi dan balita
Kb 2 gizi pada bayi dan  balitaKb 2 gizi pada bayi dan  balita
Kb 2 gizi pada bayi dan balita
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Kb 1 imunisasi
Kb 1 imunisasiKb 1 imunisasi
Kb 1 imunisasi
 
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahirKb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
 
Kb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayi
Kb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayiKb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayi
Kb 1 konsep dasar pencegahan infeksi pada neonatus dan bayi
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaAskeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
 
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
10. praktik asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITASASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
 

Similar to Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir

Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitpjj_kemenkes
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb1
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb1M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb1
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb1pjj_kemenkes
 
Kb1 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb1 konsep dasar asuhan kehamilanKb1 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb1 konsep dasar asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
modul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdf
modul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdfmodul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdf
modul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdfTriDinova
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatpjj_kemenkes
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondompjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudapjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksipjj_kemenkes
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2pjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infuspjj_kemenkes
 
Praktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi DiniPraktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi Dinipjj_kemenkes
 

Similar to Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir (20)

Modul 4
Modul 4Modul 4
Modul 4
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb1
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb1M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb1
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb1
 
Kb1 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb1 konsep dasar asuhan kehamilanKb1 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb1 konsep dasar asuhan kehamilan
 
modul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdf
modul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdfmodul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdf
modul-ajar-askeb-nifas-2019-with-cover1.pdf
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondomKB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
KB 1 Asuhan Kebidanan KB pantang berkala dan kondom
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
Modul 7 kb 1
Modul 7    kb 1Modul 7    kb 1
Modul 7 kb 1
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
 
Modul 6 kb 4
Modul 6    kb 4Modul 6    kb 4
Modul 6 kb 4
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 
Praktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi DiniPraktikum 1 Deteksi Dini
Praktikum 1 Deteksi Dini
 
Modul 7 kb 3
Modul 7   kb 3Modul 7   kb 3
Modul 7 kb 3
 
Modul 4 kb 2
Modul 4   kb 2Modul 4   kb 2
Modul 4 kb 2
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 

Recently uploaded (17)

HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 

Kb2 adaptasi fisik bayi baru lahir

  • 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 SRI UTAMI Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 4 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah MODUL Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir KEGIATAN BELAJAR 2 ADAPTASI SISTEM PERNAFASAN, SISTEM SIRKULASI DARAH, PROSES PENGATURAN SUHU, METABOLISME GLUKOSA, SISTEM GASTROINTESTINAL, KEKEBALAN TUBUH
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Kata Pengantar Modul dalam mata kuliah ini saling terkait antara modul yang satu dengan modul yang lainnya, sehingga dalam proses belajar saudara sebaiknya dilakukansecaraberurutansesuaimodul yang telah dibuat. Proses pembelajaran dalam Mata Kuliah ini dimulai dengan modul 1 yaitu tentang adaptasi fisik bayi baru lahir. Saudara sebagai calon bidan nantinya mempunyai tanggung jawab terhadap para ibu untuk membantu bayi baru lahir, tidak hanya melewati masa kehidupan dalam rahim menuju kehidupan luar rahim seaman mungkin, namun juga melakukan adaptasi fisik terhadap kehidupan luar rahim. Untuk dapat melaksanakan tanggung jawab tersebut maka bidan perlu meneruskan bantuan untuk mencegah penyebaran infeksi penyakit, bersikap ramah dan menolong, mempelajari apa dan mengapa perlu dilakukan suatu tindakan, mengetahui kapan tidak melakukan suatu intervensi serta kapan mencari bantuan. Hal ini akan membantu saudara dalam mencapaitujuanagaribudanbayisehat. Dengan demikian saudara tidak hanya membantu agar lebih banyak bayi yang hidup tapi juga menolong lebih banyak bayi untuk memulai kehidupan sehat. Gambar : Pengecekan cabang bayi
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Selamat, saudara telah berhasil menyelesaikan beberapa modul selama semester 1 dan 2 dalam beberapa mata kuliah. Selanjutnya saudara akan mempelajari tentang Mata kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Mata Kuliah ini terdiri dari 5 SKS yang terbagi dalam Teori 3 SKS dan Praktikum 2 SKS. Dalam pembela- jaran Mata Kuliah ini akan disajikan dalam 9 Modul, yang terdiri dari: Modul 1: Adaptasi fisiK Bayi Baru Lahir Modul 2: Konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra sekolah Modul 3: Kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolaah Modul 4: Konsep dasar asuhan neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah Modul 5: Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan Modul 6: Asuhan pada neonatus bayi dengan Penyulit dan Komplikasi serta permas- alahannya Modul 7: Asuhan Pada neonatus dan Bayi Dengan Kelainan Bawaan Modul 8 : Asuhan pada Neonatus dan Bayi dengan resiko Tinggi dan Penatalaksa- naannya Modul 9 : Asuhan Kebidanan Neonatus pada Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Modul 10: Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah Untuk menyelesaikan mata kuliah ini membutuhkan waktu Teori 3 x 50 menit per ming- gu, sedangkan untuk praktikum sebanyak 4 x 50 menit per Minggu. Dengan asumsi minggu perkuliahan dalam satu semester berkisar 14 – 16 Minggu. Mata kuliah ini mem- berikan kemampuan kepada saudara dalam memberikan asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan. Modul dalam mata kuliah ini saling terkait antara modul yang satu dengan modul yang lainnya, sehingga dalam proses belajar saudara sebaiknya dilakukan secara berurutan sesuai modul yang telah dibuat. Proses pembelajaran dalam Mata Kuliah ini dimulai dengan modul 1 yaitu tentang adaptasi fisik bayi baru lahir. Saudara sebagai calon bidan nantinya mempunyai tanggung jawab terhadap para ibu untuk membantu bayi baru lahir, tidak hanya melewati masa kehidupan dalam rahim menuju kehidupan luar rahim seaman mungkin, namun juga melakukan adaptasi fisik terhadap kehidupan luar rahim. Untuk dapat melaksanakan tanggung jawab tersebut maka bidan perlu meneruskan bantuan untuk mencegah penyebaran infeksi penyakit, bersikap ramah dan menolong, mempelajari apa dan mengapa perlu dilakukan suatu tindakan, mengetahui kapan ti- dak melakukan suatu intervensi serta kapan mencari bantuan. Hal ini akan membantu Pendahuluan
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 saudara dalam mencapai tujuan agar ibu dan bayi sehat. Dengan demikian saudara tidak hanya membantu agar lebih banyak bayi yang hidup tapi juga menolong lebih banyak bayi untuk memulai kehidupan sehat. Pemahaman dasar mengenai adaptasi fisik bayi baru lahir sangat penting sebagai lan- dasan rencana asuhan yang tepat. Hal ini dapat dicapai melalui pemahaman menyeluruh mengenai fungsi normal tubuh bayi baru lahir, sehingga Saudara dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat dan memulihkan kondisi bayi baru lahir yang sakit. Setelah lahir bayi akan mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin, dimana kondisi ini merupakan tanggung jawab bidan untuk memfasilitasi proses adaptasi di luar rahim. Pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor antepartum dan intrapartum yang dapat menimbulkan masalah pada jam-jam pertama kehidupan luar rahim. Dengan mengetahui bagaimana tubuh bayi baru lahir bekerja akan membantu saudara mengetahui kenapa perlu mengambil tindakan yang dilakukan untuk melahir- kan bayi baru lahir yang sehat. Modul ini sangat berkaitan dengan modul-modul selan- jutnya dalam mata kuliah ini, karena asuhan yang akan saudara berikan dimulai dari masa neonatus sehat dilanjutkan pada bayi, balita sampai dengan anak pra sekolah. Modul pertama ini terdiri dari 2 kegiatan belajar, yang tersusun sebagai berikut: Kegiatan belajar 1 : Konsep adaptasi bayi baru lahir Kegiatan belajar 2 : Adaptasi bayi baru lahir persistem yang meliputi adaptasi pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi darah, proses pengaturan suhu, metabolisme glukosa, adaptasi pada sistem gastrointestinal, sistem kekebalan tubuh. Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu: 1) Menjelaskan tentang pengertian adaptasi bayi baru lahir, 2) Menjelaskan tentang konsep esensial adaptasi fisiologi bayi baru lahir, 3) Menjelaskan proses adaptasi pada sistem pernafasan, 4) Menjelaskan proses adaptasi pada sistem sirkulasi darah, 5) Menjelaskan proses pengaturan suhu, 6) Menjelaskan tentang metabolisme glukosa, 7) Menjelaskan proses adaptasi pada sistem gastrointestinal, 8) Memahami tentang sistem kekebalan tubuh. Kemampuan tersebut sangat diperlukan oleh Saudara karena sebagai dasar dalam
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 3 memberikan asuhan pada periode selanjutnya dalam kehidupan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Untuk dapat memahami tentang adaptasi bayi baru lahir maka saudara perlu memahami terlebih dari tentang peran dan fungsi bidan, anatomi dan fisiologi manusia, proses persalinan, karena dengan pemahaman tentang peran dan fungsi bidan serta anatomi dan fisologi serta proses persalinan yang memadai maka saudara akan lebih muda memahami tentang adaptasi bayi baru lahir serta dapat me- mahami tentang asuhan pada bayi baru lahir dengan baik. Proses pembelajaran tentang adaptasi bayi baru lahir yang sedang saudara ikuti saat ini, dapat berjalan dengan baik dan lancar bila saudara mengikuti langkah-langkah be- lajar sebagai berikut: 1) Pahami terlebih dahulu tentang berbagai kegiatan penting dalam proses bayi baru lahir 2) Pelajari tentang ciri-ciri bayi baru lahir 3) Pelajari kegiatan belajar 1 dan kerjakan latihan / soal test, kemudian kerjakan tu- gas yang ada, kemudian lanjutkan untuk mempelajari kegiatan belajar 2, lanjutkan mengerjakan soal test dan selesaikan tugas dengan baik. 4) Keberhasilan saudara dalam mempelajari modul ini sangat bergantung pada kesung- guhan saudara dalam mempersiapkan diri saudara, serta dalam mengerjakan soal- soal latihan, begitu juga dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kerjakan latihan atau tugas tersebut secara mandiri kemudian hasilnya saudara diskusikan dengan teman-teman saudara secara berkelompok. 5) Bila saudara mengalami kesulitan, saudara bisa menghubungi dosen pengajar mata kuliah ini atau dosen pengajar pokok bahasan ini. Baiklah, selanjutnya selamat belajar, semoga saudara sukses dalam menyelesaikan modul ini dengan baik dan lancar....semangat....semangat...dan semangat.....
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 ini, diharapkan Saudara akan dapat memaha- mi tentang proses adaptasi sesuai sistem tubuh pada neonatus dengan benar. Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 2 ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. menjelaskan proses adaptasi pada sistem pernafasan 2. Menguraikan proses adaptasi pada sistem sirkulasi darah 3. Mendeskripsikan proses pengaturan suhu 4. Mengidentifikasi metabolisme glukosa 5. Menganalisis proses adaptasi pada sistem gastrointestinal 6. Menjelaskan tentang sistem kekebalan tubuh 7. Mendeskripsikan sistem cairan tubuh bayi baru lahir 8. Menguraikan tentang susunan syaraf bayi baru lahir Dalam kegiatan belajar 2 ini akan membahas tentang 1. Proses adaptasi pada sistem pernafasan 2. Proses adaptasi pada sistem sirkulasi darah 3. Proses pengaturan suhu 4. Metabolisme glukosa 5. Proses adaptasi pada sistem gastrointestinal 6. Sistem kekebalan tubuh 7. Sistem cairan tubuh bayi baru lahir 8. Susunan syaraf bayi baru lahir Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi Kegiatan Belajar 2 ADAPTASI SISTEM PERNAFASAN, SISTEM SIRKULASI DARAH, PROSES PENGATURAN SUHU, METABOLISME GLUKOSA, SISTEM GASTROINTESTINAL, KEKEBALAN TUBUH
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 Setelah saudara mampu menyelesaikan kegiatan belajar 1, maka Saudara dapat mem- pelajari kegiatan belajar 2 tentang proses adaptasi bayi baru lahir persistem tubuh. Proses tersebut bisa saudara baca pada materi berikut, yang dimulai dengan proses adaptasi sistem pernafasan, dan seterusnya. Pernahkan dalam benak saudara timbul pertanyaan Siapa yang mengajari bayi bernafas? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, silahkan saudara pelajari proses adaptasi sistem pernafasan berikut ini. 1. Proses Adaptasi Sistem Pernafasan Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi resistensi paru pada saat pernafasan yang pertama kali. Proses pernafasan ini bukanlah kejad- ian mendadak tetapi telah dipersiapkan lama sejak intrauteri. Perkembangan pulmoner terjadi sejak masa embrio yaitu pada umur kehamilan 24 hari, pada usia ini paru-paru bakal terbentuk. Pada umur kehamilan 26-28 hari kedua bronchi membesar. Pada umur kehamilan 6 minggu terbentuk segmen bronkus. Pada umur kehamilan 12 minggu terjadi diferensiasi lobus. Pada umur kehamilan 24 minggu terbentuk alveolus. Pada umur kehamilan 28 minggu terbentuk surfaktan. Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-pa- ru sudah bisa mengembangkan alveoli. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepan- jang trimester kedua dan ketiga. Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi (setelah talipusat di- potong). Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit perta- ma setelah lahir. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama kali pada neonatus disebabkan karena adanya: • Tekanan mekanis pada torak sewaktu melalui jalan lahir • Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis (stimulasi kimiawi) • Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan (stim- ulasi sensorik) Proses rangsangan untuk gerakan pernafasan tersebut dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini: Uraian Materi
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami penekanan yang tinggi pada toraknya, dan tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses me- kanis ini menyebabkan cairan yang ada di dalam paru-paru hilang karena terdorong ke bagian perifer paru untuk kemudian diabsorsi, karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi memulai aktivitas nafas untuk yang perta- ma kali. Tekanan intratorak yang negatif disertai dengan aktivasi nafas yang pertama me- mungkinkan adanya udara masuk ke dalam paru-paru. Setelah beberapa kali nafas pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan nafas pada trakea dan bronkus, akhir semua ini, alveoli mengembang karena terisi udara. Fungsi alveolus dapat maksimal jika dalam paru-paru bayi terdapat surfaktan yang adekuat. Surfaktan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga alveolus tidak kolaps saat akhir nafas. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan di dalam alveoli itu sendiri adalah menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan cara menangis sehingga oksigen tertahan didalam alveoli. Dalam keadaan anoksia atau kekurangan oksigen dalam jaringan maka neonatus masih dapat mempertahankan kehidupan karena ada kelanjutan metabolisme an- aerob yaitu kelanjutan metabolism tanpa oksigen. Pernapasan pada neonatus bi- asanya menggunakan pernapasan diafragma dan abdominal sedangkan frkuensi dan dalamnya pernapasanya biasanya belum teratur. Pernapasan normal pada neo- natus pertama kali dimulai ketika kurang lebig 30 detik sesudah kelahiran. Pernapas- an ini terjadi sebagai akibat adanya aktifitas normal dari susunan saraf pusat perifer yang dbantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Misalnya tekanan mekanis pada tor- aks melalui jalan lahir. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikkan tekanan karbon dioksida pada paru-paru merangsang kemoresepor yang terletak pada sinus karotis sehingga bayi bernapas, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang per- mulaan gerakan pernapasan. Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibat- kan kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru (paru-paru pada bayi yang normal yang cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan) sehingga sesu- dah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula. Nah....bagaimana jawaban dari pertanyaan saudara? Siapa yang mengajari bayi un- tuk pertama kali bernafas? .....setelah kita baca penjelasan diatas maka dapat kita jawab bahwa dalam memulai pernafasan pertama bayi tidak diajari oleh siapapun, tetapi proses pernafasan pertama bayi diawali oleh rangkaian panjang yang terjadi sejak dalam kandungan, selama proses persalinan dan setelah bayi lahir sampai den- gan dipotongnya talipusat, selain itu juga pengaruh lingkungan ekstra uterin. Setelah saudara mampu memahami proses adaptasi pada sistem pernasan, selan- jutnya saudara pelajari proses adaptasi sistem sirkulasi darah berikut ini...
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 2. Proses Adaptasi Sistem Sirkulasi Darah Mungkin timbul pertanyaan dalam benak saudara....apasih bedanya peredaran da- rah janin dan peredaran darah bayi baru lahir, sehingga bayi baru lahir akan men- galami proses adaptasi pada sistem ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut den- gan baik, maka pelajarilah peredaran darah janin dan bayi baru lahir berikut ini.... Peredaran Darah Janin Didalam rahim darah yang diperkaya oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta ma- suk kedalam tubuh janin melalui placenta umbilicallis, sebagian masuk vena kava inverior melalaui duktus venosus arantii. Darah dari vena cava inverior masuk ke atrium kanan bercampur dengan darah dari vena cava superior. Darah dari atrium kanan sebagian melalui foramen ovale masuk ke arium kiri bercampur dengan darah yang dari vena pulnomalis. Darah dari atrium kiri selanjutnya ke ventrikel kiriyang kemudian akan dipompa ke aorta, selanjutnya melalui arteri koronaria darah men- galir ke bagian kepala, ekstremitas kanan dan ekstremitas kiri. Sebagian kecil darah yang berasal dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior, karena tekanan dari paru-paru belum berkembang, maka sebagaian besar dari ventrikel kanan yang seharusnya mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta desenden dan men- galir ke paru-paru dan selanjutnya keatriumkiri melalui vena pulmonalis. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seter- usnya. Perubahan Peredaran Darah Neonatus Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini menye- babkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan menyebabkan serangkaian reaksi selanjutnya. Sirkulasi janin memilki karaterisktik sirkulasi bertekanan rendah. Karena paru-paru adalah organ yang tertutup yang berisi cairan, maka paru-paru memerlukan aliran darah yang minimal. Sebagian besar darah janin yang teroksgenasi melalui paru-pa- ru mengalir melalui lubang antara arium kanan dan kiri yang disebut dengan fora- men ovale. Darah yang kaya akan oksigen itu kemudian secara istimewa mengakir ke otak melalui duktus arteriosus. Karena tali pusat diklem, system bertekanan rendah yang berada pada unit janin plasenta terputus sehingga berubah menjadi system sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang terjadi segera setelah tali pusat di klem adalah peningkatan tahanan pemuluh darah sistemik. Hal yang paling penting adalah pen- ingkatan tahanan pebuluh darah dan tarik nafas prtama terjadi secara bersamaan. Oksigen dari napas pertama tersebut menyebabkan system pembuluh darah ber- elaksasi dan terbuka sehingga paru-paru menjadi system bertekanan rendah.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Kombinasi tekanan yang meningkat dalam sirkulasi sistemik dan menurun da- lam sirkulasi paru menyebabkan perubahan tekanan aliran darah dalam jantung. Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisis kiri jantung menyebabkan foramen ovale menutup, duktus areriousus mengalirkan darah teroksigenasi ke otak janin kiri tak lagi diperlukan. Dalam 48 jam, duktus ini akan mengecil dan secara fungsional menutup akibat penurunan kadar prostaglanding E2, yang sebelumnya disuplai oleh plasenta. Darah teroksigenasi yang secara rutin mengalir melalui duktus arteriosus serta foramen ovale melengkapi perubahan perubahan radikalpada anatomi dan fi- siologi jantung. Darah yang tidak kaya akan oksigen masuk ke jantung bayi menjadi teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru, kemudian dipompakan keseluruh bagian tubuh. Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi di dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir. Sangat penting bagi bidan untuk memahami peubahan sirkulasi janin ke sirkulasi bayi yang secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernapasan dan oksigenasi yang adekuat. Ketika janin dilahirkan segera bayi mnghirup udara dan menangis kuat. Dengan de- mikian paru-paru berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru. a. Aliran darah menuju paru dari vertikel kanan bertambah sehingga tekanan dar- ah pada atrium kanan menurun karena tersedot oleh ventrikel kanan, akibatnya tekanan darah pada atrium kiri makin meningkat. b. Tekanan darah pada atrium kiri meningkat sehingga secara fugsional foramel ovale tertutup. c. Penutup secara anatomis masih berlangsung lama sekitar 2 – 3 bulan. d. Pada saat bayi lahir, umbilicus akan dipotong sehingga aliran darah vena umbi- likalis menuju vena kava inferior akan berhenti total. Dampak pemotongan umbilicus terhadap hemodinamika sirkulasi janin menuju sirkulasi bayi adalah penutupan dukus artriosus melalui proses sebagai berikut: a. Sirkulasi plasenta terhenti, aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jan- tung kiri meningkat. b. Resistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat. Penutupan duktus arteiosus terjadi karena adanya penurunan resistensi paru-pa- ru sehingga aliran dari ventrikel kanan ke paru-paru meningkat dan menyebabkan aliran darah melalui duktus menurun. Penutupan tidak terjadi segera setelah lahir,
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 pada jam-jam pertama aliran masih ada sedikit namun aliran tetap dari kiri ke kanan karna tekanan ventrikel kiri lebih besar dari tekanan Jantung kanan. Penutupan duk- tus arteriosus terjadi tiga minggu setelah lahir. Penutupan duktus venosus terjadi tiga sampai tujuh hari, mekanisme penutupan tidak diketahui. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter permenit/m² (gessner, 1965). Ali- ran darah sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter permenit/m² dan ber- tambah pertama pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duk- tus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui tranfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sediki menurun, untuk kemudi- an naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. Berdasarkan bebagai penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa bentuk penyesuaian neonatus pada system peredaran darah adalah sebagai berikut: a. Penutupan oblitetari sel pirau, voramel ovale, duktus venosus, duktus arteiosus. b. Duktus venosus berfungsi sebagi pengendalian tahanan vaskuler plasenta teruta- ma pada saat janin mengalami hypoxia. c. Duktus venosus menutup beberapa menit pertama setelah lahir dan penutupan anatomis yang lengkap terjadi pada hari ke-20 setelah lahir. d. Pada neonatus darah tidak bersikulasi dengan mudah, pada kaki dan tangan ser- ing berwarna kebiru-biruan dan terasa dingin dan biasanya TD: 80/46 mmHg. e. Duktus antriosus merupakan peran vaskuler yang penting sirkulasi fetus dan melakukan peran darah dari arteri pulmonalis ke aorta dosenden (melalui paru), selama kehidupan fetal tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dan lebih dari tekanan aorta dan penutupan duktus arteriosus disebabkan oleh peningkatan tekanan oksigen dalam tubuh. Bagaimana jawaban saudara setelah mendalami tentang adaptasi sistem peredaran darah bayi baru lahir? Kalau saudara lihat sebelum tali pusat dipotong bayi mendapat sirkulasi darah melalui plasenta, dan setelah talipusa dipotong bayi akan menggu- nakan organ-organ sistm peredaran darahnya secara mandiri. Disini ada beberapa fungsi bagian-bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi saat masa janin menjadi tidak berfungsi dan digantikan oleh organ atau bagian yang lainnya. Misal pada saat janin ada voramen ovale, tetapi setelah lahir voramen ini akan menutup, begitu juga bagian-bagian lain. Selanjutnya setelah saudara paham tentang proses adaptasi pada sistem peredaran bayi, saudara dapat pelajari tentang proses adaptasi suhu berikut ini....
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 3. Proses Pengaturan Suhu Produksi Panas (Suhu Tubuh) Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat peru- bahan suhu di luar urterus. Fluktuasiang (naik turunnya) suhu di dalam uterus min- imal, rentang maksimal hanya 0,6 derajat C sangat berbeda dengan kondisi di luar uterus. Tiga factor yang paling paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi. • Luasnya permukaan tubuh bayi. • Pusat pengaturarn suhu tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna. • Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil mer- upakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggu- naan lemak coklat yang terdapat di seluruh tubuh , dan mereka mampu meningkat- kan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi meng- gunakan glukosa untuk mendapatkan energy yang akan mngubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat di produksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Sema- kin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia, dan acidosis (PH darah dibawah normal) Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru la- hir. Suhu tubuh normal pada neonatus, adalah 36,5-37,5 °C melalui pengukuran di aksila dan direktrum (dalam hal ini pengukuran suhu tubuh bayi sebaiknya dilaku- kan secara aksila karena suhu direktum lebih tinggi 0,1-0,5°C lebih tinggi dibanding pengukuran suhu di aksila, sehingga baik untuk mengetahui terjadinya hipotermi lebih awal sebelum bayi jatuh dalam kondisi hipotermi yang lebih berat), jika nilainya turun dibawah 36,5 °C maka bayi mengalami hioremia. Hiportemia dapat terjadi setiap saat apabila suhu di sekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. Misalkan bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat. Untuk dapat mengenal apakah bayi mengalami hipotermi atau tidak, saudara dapat mempelajari gejala hipotermi berikut ini.... Gejala Hipotermia • Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, maka bayi manjadi kurang aktif, letargi (penurunan kesadaran), hipotonus, tidak kuat mnghisap ASI, & menangis lemah.
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 • Pernapasan megap-megap dan lambat, serta denyut jantung menurun. • Timbul sklerema: kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian pung- gung, tungkai, dan lengan. • Muka bayi berwarna merah terang. • Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, pendarahan terutama pada paru-pa- ru, ikterus, dan kematian. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 °C maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit, se- dangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya persepuluh dari jumlah kehilangan panas di atas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebab- kan penurunan suhu tubuh sebnyak 2°C dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya untuk neonatus terlebih lagi BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan produksi panas yang dibuat sendiri. Kehilangan suhu tubuh bayi dapat melalui beberapa mekanisme. Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir. 1. Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung) Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin memegang bayi yang baru lahir, menggunakan stestoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir. 2. Konveksi Panas yang hilang dari bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara). Contoh hilangnya tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas angin. 3. Radiasi Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara dua objek yang mempunyi suhu yang berbeda). Contoh bsyi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan di ruangan dengan air condisioner (AC) tanpa diberikan pemanas (radiant warmer),bayi baru lahir di biarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 4. Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan bergantung kepada kecepatan dan kelembaban udara(perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas yang di pakai, tingkat kelembaban udara, aliran udara yang melewati. Akibat dari suhu tubuh yang rendah yaitu metabolisme jaringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah terjadi asosdasis metabolik berat sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat. Selain itu hipotermin yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan hipoglemia. Apabila neonatus mengalami hipotermi bayi akan men- gadakan penyesuaian suhu terutama dengan memproduksi panas total yang bukan berasal dari aktifitas atot atau non sheviring thermogenesis (NST). Produksi panas ini dilakukan dengan cara pembakaran cadangan lemak (lemak coklat/brown fat) yang memberikan lebih banyak energy daripada lemak biasa. Brown fat terdapat pada neonatus dalam jumlah besar (sekitar 2 – 6 % BB) lemak ini terdapat di: 1) Antara scapula 2) Sekitar otot dan pembuluh darah leher 3) Pelipatan lengan atas(axial) 4) Antara mediatinum dan oesophagus 5) Sekitar ginjal dan kelenjar adrenal Tidak semua neonatus memiliki ketahanan suhu tubuh yang sama, karena hal ini sangat di pengaruhi oleh: suhu bayi, umur kehamilan, dan berat badan bayi. Untuk mengurangi kehilangan panas tersebut di atas dapat di tanggulangi dengan men- gatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi dengan kain hangat, di simpan di tempat tidur yang sudah di hangatkan atau di masukkan sementara ke dalam incu- bator, mengeringkan bayi dengan seksama, mau kain menyelimuti bayi dengan seli- mut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya. Setelah saudara pelajari tentang proses pengaturan suhu tubuh, selanjutnya sauda- ra bisa pelajari tentang metabolisme glukosa berikut ini... 4. Metabolisme Glukosa Metabolisme Luas permukaan tubuh nenonatus, relative lebih luas dari tubuh orang dewasa se- hingga metabolisme basal per BB akan lebih besar. Pada jam-jam pertama energy didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energy berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih pada hari ke enam, pe-
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 menuhan kebutuhan energy bayi 60% didapat dari lemak dan 40% dari karbohidrat. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir, diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120 mg/ 100 ml. Apabila oleh Sesutu hal misalnya bayi dari ibu yang menderita DM dan BBLR (berat badan lahir rendah) perubahan glukosa menjadi glikogen akan mening- katkan atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak sehingga pada metab- olisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemun- gkinan besar bayi akan menderita hipoglekemi. Untuk memfungsikan otak, bayi baru lahir memerlukan glukosa dalam jumlah ter- tentu. Setelah tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendri. Pada setiap baru lahir glukosa darah akan turun dalam waku cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: • Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk diberi ASI secepat mungkin setelah lahir) • Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis) • Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis) Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna dalam jumlah yang cukup akan mem- buat glukosa dan glikogen (glikogenolisis), hal ini yang terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen terutama dalam hati selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seseorang bayi yang mengalami hiportemia pada saat lahir akan mengalami hipoksia, maka ia akan menggunkan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahi- ran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan ang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama, maka otak bayi dalam keadaan berisiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, dan mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim serta dis- tress janin merupakan resiko utama karena simpanan energy berkurang atau digua- nakan sebelum lahir. Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi kejang-kejang ha- lus, sianosis, apnea, menangis lemah, letargi, lunglai dan menolak makan. Akibatnya jangka panjang hipoglikimia adalah kerusakan yang meluas diseluruh sel-sel otak, bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikimia dapat tanpa gejala pada awalnya. Bagaimana, sudah paham tentang proses metabolisme glukosa pada bayi baru lahir bukan? Jika belum paham coba pelajari lagi, tetapi jika saudara sudh jelas silahkan saudara melanjukan pada proses adaptasi pada sstem gatrointestinal berikut ini...
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 5. Proses Adaptasi Pada System Gastrointestinal Saluran Pencernaan Pada kehamilan empat bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, absorbsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruhsaluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium. Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonaus rel- ative lebih besar dan panjang dibandingkan orang dewasa. Pada masa neonatus, trakus digesifus mengandung zat-zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari polisakarida dan disebut mekonium. Pada masa neonatus saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jam pertama berupa mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu, mekonium mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga sampai empat yang berwarna coklat kehijauan. Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatus nampaknya sangat erat hubungannya dengan frekuensi pemberian makanan atau minum. Enzim dalam saluran pencer- naan biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amylase pankreas, aktifitas li- pase telah ditemukan pada janin tujuh sampai delapan bulan kehamilan. Pada saat lahir aktifitas mulut sudah berfungsi yaitu menghisap dan menelan, saat menghisap lidah berposisi dengan palatum sehingga bayi hanya bernapas melalui hidung, rasa kecap dan penciuman sudah ada sejak lahir,saliva tidak mengandung enzim tepung dalam tiga bulan pertama dan pada saat lahir volume lambung 25-50 ml. Adapun adaptasi pada saluran pencernaan adalah: a. Pada hari ke-10 kapasitas lambung menjadi 100 cc. b. Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat sederhana yaitu monosakarida dan disakarida. c. Difesiensi lifase pada pankreas menyebabkan terbatasnya absorpsi lemak sehing- ga kemampuan baik untuk mencerna lemak belum matang, maka susu formula sebaiknya tidak diberikan kepada bayi baru lahir. d. Kelenjar lidah berfungsi saat lahir tetapi kebanyakan tidak mengeluarkan ludah sampai usia bayi ± 2-3 bulan. Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks muntah dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas yaitu kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan, dan kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan pertumbuhannya. Dengan adanya kapasitas lambung yang ma- sih terbatas ini maka sangat penting bagi ibu untuk mengatur pola intake cairan pada bayi dengan frekuensi sedikit tapi sering, contohnya memberi ASI sesuai dengan keig- inan bayi. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat yang berbahaya yang masuk kedalam saluran pencernaannya. Di samping itu bayi baru lahir juga belum dapat mempertahankan air secara efisien dibanding dengan orang dewasa ini dapat mnyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus. Berikut ini merupakan organ-organ yang terkait dengan sistem pencernaan bayi, yai- tu hepar. Hepar Metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan imatur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidak seimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran dalam peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPG: T (uridin di- fosfat glukorinide tranferase) dan enzim G6PD (Glukose 6 fosfat dehidroginase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin, sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologik. Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan morfologis, yaitu ke- naikan kadar protein serta penurunan lemak dan glikogen. Sel sel hemopeotik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waku bayi baru lahir, daya ditoksifikasi pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mgt/kg BB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome. Selanjutnya saudara bisa pelajari tentang sistem kekebalan tubuh pada bayi berikut ini. 6. Kekebalan Tubuh Imunologi Pada system imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobin (suatu protein yang mengandung zat antibody) diantaranya adalah IgG (imunoglobulin Gamma G). Pada neonatus hanya terdapat immunoglobulin gamma G, dibentuk banyak dalam bu- lan kedua setelah dilahirkan, imunoglobin gamma G pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia ilium serta apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya dapat gamma globulin, sehingga imu- nologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Apabila terjadi infeksi pada janin yang dapat melalui plasenta seperti: toksoplasmosis, herpes sim- plek dan penyakit virus lainnya, reaksi immunoglobulin dapat terjadi dengan pem- bentukan sel plasma dan antibodi Ig gamma A, G dan Ig gamma M., Ig. Gamma M telah dapat dibentuk pada kehamilan dua bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan khususnya pada traktus repiratory. Kelenjar liur, pankreas dan traktus uregenitalis. Imunoglobulin gamma M ditemukan pada kehamilan lima bulan, produksi imunoglobin gamma M meningkat segera setelah bayi lahir, sesuai dengan bakteri dalam alat pencernaan. Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neo- natus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alam terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau meminimalkan infek- si. Berikut beberapa contoh kekebalan alami. • Perlindungan dari membrane mukosa. • Fungsi saringan saluran napas. • Pembentukan koloni mikroba di kulit dan usus. • Perlindungan kimia oleh lingungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing, tetapi sel-sel darah ini masih belum mampu melokalisasi dan memerangi dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus da- lam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisien- si kekebalan alami yang didapat ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai, oleh kare- na pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini infeksi menjadi sangat pent- ing. Setelah saudara paham tentang sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir, saudara bisa melanjutkan untuk mempelajari keseimbangan cairan tubuh berikut ini...
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 7. Keseimbangan Cairan Tubuh Tubuh neonatus mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar daripada kalium karena ruangan ekstrasluler luas. Pada neonatus fungsi ginjal belum belum sempurna hal ini karena: a. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa. b. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksi- mal. c. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relative kurang bila diband- ingkan dengan orang dewasa. Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air mi- num, sesudah lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan setelah lahir. Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa deficit structural dan fungsional pada system ginjal. Banyak dari kejadian deficit tersebut akan membaik pada bulan per- tama kehidupan dan merupakan satu-satunya masalah untuk bayi baru lahir yang sakit atau mengalami stress. Keterbatasan fungsi ginjal menjadi konsekuensi khusus jika bayi baru lahir memerlukan cairan intravena atau obat-obatan yang meningkat- kan kemungkinan kelebihan cairan. Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium da- lam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir mengonsen- trasikan urin dengan baik, tercermin dari berat jenis urine (1,004) dan osmolalitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan. Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, yaitu hanya 30-60 ml. Normalnya dalam urine tidak terdapat protein atau darah, debris sel yang dapat mengindikasiakan adanya cedera atau iritasi dalam system ginjal. Bidan harus ingat bahwa adanya massa abdomen yang ditemukan pada pemeriksaan fisik seringkali adalah ginjaldan dapat mencerminkan adanya tumor, pembesaran atau penyimpangan didalam ginjal. Demikian penjelasan tentang proses kesimbangan cairan tubuh...selanjutnya sauda- ra bisa pelajari tentang adaptasi sistem susunan saraf. 8. Susunan Saraf Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bah- wa janin tersebut masih dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin terjadipada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap baru terja- di pada kehamilan bulan. Pada triwulan terakhir hubungan antara syaraf dan fungsi
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 otot-otot menjadi lebih Sempurna, sehingga janin yang dilahirkan di atas 32 minggu dapat hidup di luar kandungan. Pada kehamilan tujuh bulanmata janin amat sensi- tive terhadap cahaya. Sistem neurologis bayi secara anatomic atau fisiologis belum berkembang sempur- na. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, control otot yang buruk, mudah terkejut, tremor pada ekstremitas. Perkembangan neonatus terjadi cepat; sewaktu bayi tumbuh, perilaku yang lebih kompleks (misalnya, control kepala, tersenyum dan meraih dengan tujuan) akan berkembang. Refleks bayi baru lahir merupakan indicator penting perkembangan normal.
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 • Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi resistensi paru pada saat pernafasan yang pertama kali. Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas ha- rus melalui paru-paru bayi (setelah talipusat dipotong). Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama setelah lahir. • Didalam rahim darah yang diperkaya oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta. Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini menyebabkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan menyebabkan serangkaian reaksi selanjutnya. • Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik akibat pe- rubahan suhu di luar urterus. Hiportemia dapat terjadi setiap saat apabila suhu di sekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan se- cara tepat, terutaa pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. • Luas permukaan tubuh nenonatus, relative lebih luas dari tubuh orang dewasa se- hingga metabolisme basal per BB akan lebih besar. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dan glikogen (glikog- enolisis), hal ini yang terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama, maka otak bayi dalam keadaan berisiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, dan mengalami hambatan per- tumbuhan dalam rahim serta distress janin merupakan resiko utama karena sim- panan energy berkurang atau diguanakan sebelum lahir. • Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks muntah dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. • Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neo- natus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alam terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau meminimalkan infek- si. • Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus, kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. • Sistem neurologis bayi secara anatomic atau fisiologis belum berkembang sempur- na. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan Rangkuman
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 suhu yang labil, control otot yang buruk, mudah terkejut, tremor pada ekstremitas. Perkembangan neonatus terjadi cepat; sewaktu bayi tumbuh, perilaku yang lebih kompleks (misalnya, control kepala, tersenyum dan meraih dengan tujuan) akan berkembang. Refleks bayi baru lahir merupakan indicator penting perkembangan normal.
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternative jawa- ban yang Anda anggap paling benar. 1. Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir pada saat: A. Saat peredaran darah mulai mengalir B. Saat bayi mulai menghisap pertama kali C. Saat bayi harus mulai mencerna makanan D. Ketika system susunan saraf mulai bekerja secara fisiologis E. Ketika harus mengatasi resistensi paru pada saat pernafasan yang pertama kali 2. Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu: A. 30 menit pertama setelah lahir. B. 1 jam pertama setelah lahir C. Sewaktu darah mulai mengalir D. Sewaktu bayi melewati jalan lahir E. Dalam waktu 24 jam pertama setelah lahir 3. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama kali pada neonatus disebabkan karena adanya hal berikut , kecuali: A. Adanya stimulasi kimiawi, stimulai sensorik B. Tekanan mekanis pada torak sewaktu melalui jalan lahir C. Saat bayi mulai menghisap udara ketika muka bayi diusap oleh petugas D. Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan E. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida yang mer- angsang kemoreseptor pada sinus karotis 4. Perubahan pada system peredaran darah yang terjadi pada bayi baru lahir antara lain sebagai berikut: A. Setelah bayi menangis kuat tekanan paru-paru meningkat. B. Aliran darah menuju paru-paru berkurang C. Tekanan darah pada atrium kiri meningkat sehingga secara fungsional foramel ovale tertutup D. Pada saat umbilicus dipotong maka aliran darah vena umbilikalis menuju vena kava inferior meningkat drastic E. Aliran darah menuju paru dari vertikel kanan berkurang sehingga tekanan dar- ah pada atrium kanan meningkat Evaluasi Formatif
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 5. Bentuk penyesuaian neonatus pada system peredaran darah bayi baru lahir adalah sebagai berikut: A. Paru-paru akan berkembang dengan cepat B. Pada neonatus darah bersikulasi dengan mudah. C. Setelah plasenta dipotong bayi akan mandiri secara fisiologis:. D. Duktus venosus mulai menutup secara lengkap pada usia 1 bulan. E. Sirkulasi darah keseluruh tubuh secara sempurna mengalir dengan baik 6. Faktor yang paling paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi antara lain: A. Luasnya permukaan tubuh bayi. B. Tubuh bayi sangat baik dalam menyimpan suhu tubuh C. Pusat pengatur suhu tubuh telah sempurna saat bayi lahir D. Bayi mempunyai kemampuan optimal dalam memproduksi panas tubuh E. Suhu bayi akan stabil pada saat jam-jam pertama kelahiran 7. Batasan suhu bayi dikatakan hipotermi jika adalah: A. 35°C B. 35,5°C C. 36°C D. <36,5°C E. <37°C 8. Hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi dapat terjadi dkarena keadaan berikut: A. Kamar bayi yang ber AC B. Bayi ditidurkan dekat jendela C. Bayi yang telanjang tanpa baju D. Menimbang bayi tanpa alas timbangan E. Cairan ketuban yang tidak segera dikeringkan 9. Kehilangan suhu tubuh akibat dari bayi baru lahir ditidurkan di ruangan yang dingin misalnya dekat tembok, hal ini termasuk kehilangan suhu dengan cara: A. Radiasi B. Sirkulasi C. Konduksi D. Konveksi E. Pervorasi 10. Koreksi penurunan gula darah pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara: A. Penggunaan ASI B. Pemberian madu segera setelah lahir C. Pemberian air gula pada bayi baru lahir D. Pemakaian selimut bayi untuk mempertahankan energy E. Pemberian PMT pada ibu yang melahirkan dengan tindakan.
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar saudara, Cocokkan jawaban Saudara den- gan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar ini, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah: A. 90% - 100% : baik sekali B. 80% - 89% : baik C. 70% -79% : cukup D. kurang dari 70% : kurang Kalau Anda memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Anda Bagus! Anda dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika pencapaian Anda kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai! Deskripsikan secara singkat, kemudian tuangkan dalam diagram tentang perubahan pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi sirkulasi darah, metabolisme glukosa, penga- turan suhu tubuh bayi, system pencernaan pada bayi baru lahir. Lakukan tugas tertugas tersebut ecara mandiri, susn dalam bentuk laporan dan segera serahkan pada fasilita- tor mata kuliah, dalam waktu paling lama 24 jam Tugas Mandiri Tuliskan apa yang anda ketahui
  • 26. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS) 2015