Modul ini membahas kegawatdaruratan obstetrik pada kehamilan, persalinan, masa nifas, dan kondisi syok serta penatalaksanaannya. Pokok bahasan meliputi pengertian, jenis kasus, dan cara penanganan berbagai kegawatdaruratan tersebut sesuai dengan prinsip dasar kegawatdaruratan.
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
1. Kegawatdaruratan Obstetrik
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Titik Hindriati
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 3
OBSTETRI
Modul
KEGIATAN BELAJAR 4
Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Shock
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Istilah iii
Pendahuluan iv
Kegiatan Belajar 1 : Kedaruratan Obstetri pada kehamilan dan
Penatalaksanaannya 1
Kegiatan Belajar 2: Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan
Penatalaksanaannya 35
Kegiatan Belajar 3: Kedaruratan Obstetri pada masa nifas dan
Penatalaksanaannya 50
Kegiatan Belajar 4: Kedaruratan Obstetri pada kondisi syok dan
Penatalaksanaannya 76
PENUTUP 87
TEST AKHIR MODUL 100
DAFTAR GAMBAR 109
Kata
Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan MODUL TIGA dari EMPAT MODUL dalam Mata Kuliah
Obstetri yang berjudul Kegawatdaruratan Obstetrik.
Modul Obstetri ini disusun dalam rangka membantu proses
pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan sistem
pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan
latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk
ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan.
Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada
segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya
modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
b. Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
c. Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
d. Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
e. Tim editor modul
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat
kami harapkan.
Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan
kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang
menggunakan system jarak jauh.
Jakarta, Juli 2013
Gambar : Pengecekan cabang bayi
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
4
Daftar Istilah
ISTILAH KETERANGAN
KB
Kegiatan Belajar yaitu Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh mahasiswa baik secara mandiri maupun
berkelompok
APB
Ante partum Blooding adalah perdarahan yang terjadi
pada kehamilan trimester II atau III
Abortus
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester I
Hcg
Hormone corionic Gonadotropin adalah hormon yang
dihasilkan oleh oleh plasenta
HPHT
Hari Pertama Hari terakhir adalah patokan untuk
menghitung usia kehamilan
USG
Ultra Sonografi adalah alat yang digunakan untuk
monitor kondisi janin dalam rahim (kandungan)
Cairan Isotonik
Adalah cairan fisiologi dengan komposisinya sesuai
dengan cairan tubuh.seperti NaCL0.9% yaitu Natrium
Clorida dan RL atau Ringer Laktat.
Distocia
Penyulit dalam proses persalinan
Tirah baring
Istirahat total ditempat tidur
Pendahuluan
Rekan Mahasiswa, selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul 2 untuk mata
kuliahObstetri, sehingga Anda diperkenankan unruk mempelajari modul yang ke-
3. Modul ini berjudul “Kegawatdaruratan Obstetrik ”. Sedangkan yang menjadi fokus
pembahasan adalah mengenai: (1) kegawatdaruratan obstetrik pada kehamilan, (2)
kegawatdaruratan obstetrik pada persalinan (3) kegawatdaruratan obstetrik pada masa
nifas, dan (4) penanganan kegawatdaruratan kebidanan. Setelah mempelajari modul
ini diharapkan Anda mampu mengidentifikasi kasus kegawatdaruratan atas dasar
pemahaman tentang kegawatdaruratan kebidanan.
Modul ini direncanakan agar Anda dapat mempelajari secara mandiri sebelum kegiatan
pembelajaran secara tatap muka dengan tutor. Oleh karena itu Anda diharapkan dapat
mengoptimalkan pemanfaatan modul ini melalui belajar mandiri ataupun berkelompok
untuk berdiskusi dalam rangka pemecahan masalah, sehingga ketika pertemuan
dengan tutor maka Anda dapat (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum
sepenuhnya Anda pahami,(2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) mampu
mengidentifikasi dan menunjukkan hasil pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh
kelompok belajar. Beban studi pada mata kuliah ini adalah 2 SKS dan perkiraan waktu
yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 180 menit. Pada saat
pertemuan atau tatap muka, Anda diharapkan membuat catatan-catatan tentang hal-
hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran. Akhirnya, selamat belajar
dan semoga SUKSES !
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
6
Petunjuk Umum Belajar
Sebagai mahasiswa, Anda haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu
dimulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1. Setelah
selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1
dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah benar-benar yakin memahaminya,
barulah Anda diperkenankan untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan
pada Kegiatan Belajar-2. demikian juga untuk Kegiatan Belajar-3 Anda harus melakukan
kegiatan sama dengan kegiatan Belajar 1 & 2 dengan baik
Sebelum melanjutkan Kegiatan Belajar-4, Anda haruslah benar-benar telah memahami
seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar-1,2 dan 3. beserta soal-soal latihan sebelum meminta kesempatan atau waktu
kepada tutor/nara sumber untuk mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir Modul (TAM).
Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan
ini Anda kerjakan. Setelah mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan Anda
akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman Anda terhadap materi
pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan
soal-soal latihan adalah bahwa Anda dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi
pembelajaran yang telah Anda pahami yang masih belum sepenuhnya Anda pahami.
Sebagai mahasiswa, Anda akan mendapat kesempatan pada kegiatan belajar secara
tatap muka untuk membahas materi pembelajaran yang kemungkinan belum berhasil
Anda pahami selama belajar mandiri. Selama kegiatan belajar secara tatap muka, nara
sumber bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi pokok atau berdasarkan
materi pembelajaran yang masih belum atau sulit Anda pahami. Maka sebaiknya Anda
sebagai mahasiswa membentuk kelompok-kelompok kecil dalam mendiskusikan materi
pokok yang diuraikan di dalam modul ini.
Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan tanggapan
dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada
akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka
pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, Anda dapat merumuskan sendiri
kesimpulan atau merumuskan secara bersama-sama dengan sesama teman mahasiswa
atau dapat juga meminta bimbingan tutor/nara sumber.
Pada materi pembelajaran “Kedaruratan obstetrik “ ini untuk kegiatan mandiri dapat
saja dikurangi. Namun dalam kegiatan kelompok Anda dapat lakukan lebih sering
sebagai ganti kemandirian, porsi waktu untuk kegiatan praktik secara individual dapat
lebih diperbanyak.Pada akhir kegiatan pembelajaran secara tatap muka, diharapkan
Anda dapat mengidentifikasi kasus kasus yang berhubungang dengan kedaruratan
kebidanan misalnya perdarahan masa hamil, bersalin dan nifas serta penanganannya.
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang
dibutuhkan adalah Ruangan kelas, LCD projector, laptop/PC, whiteboard dan alat tulis.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan di dalam modul ini
diharapkan Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus kedaruratan obstetrik pada
kehamilan dan penatalaksanaannya yang meliputi kasus perdarahan, preeklamsi dan
eklamsi serta hiperemisis gravidarum.
Dengan mempelajari modul ini, Anda akan memperoleh manfaat berupa peningkatan
pemahaman Anda tentang pentingnya memahami kasus-kasus kegawatdaruratan
kebidanan sehingga nantinya Anda akan dapat lebih fokus dalam melakukan identifikasi,
pengambilan keputusan dan cara melakukan penanganan kasus kedaruratan kebidanan
dilingkungan kerja Anda sesuai dengan prinsip kegawatdaruratan.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
8
Materi Pembelajaran
Materi yang disajikan dalam modul ini dibagi ke dalam 4 (empatI kegiatan belajar yang
meliputi:
1. Kegiatan Belajar 1 : Kedaruratan obstetrik pada kehamilan
a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada kehamilan
b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada kehamilan
1) Perdarahan pada trimester I dan III
2) Preeklamsi dan eklamsi
2. Kegiatan Belajar 2 : Kedaruratan obstetrik pada persalinan
a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada persalinan
b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada persalinan dan penatalaksanaannya
1) Partus lama/macet
2) Distosia kelainan alat kandungan
3) Distocia kelainan janin
4) Distosia bahu
5) Ruptur uterus
3. Kegiatan Belajar 3 : Kegawatdaruratan obstetric pada masa nifas
a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada masa nifas
b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada masa nifas & Penatalaksanaannya
1) Perdarahan Post Partum
2) Sepsis Purpuralis
3) Infeksi Nifas
4. Kegiatan Belajar 4 : Syok Obstetri
a. Pengertian syok Obstetri
b. Penatalaksanaan pada kasus syok obstetri dalam kedaruratan obstetri
1) Prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetrik
2) Penilaian awal
3) Penilaian klinik lengkap
4) Penanganan syok obstetri
Kegiatan
Belajar 4
Setelah selesai mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, Anda diharapkan dapat
mengidentifikasikasuskedaruratanobstetripadakondisisyok danpenatalaksanaannya.
Secara kusus Anda diharapkan dapat menjelaskan:
• pengertian Kedaruratan syok obstetri,
• prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetric,
• langkah penilaian awal,
• Penilaian klinik lengkap dan
• cara penanganan syok sesuai dengan klasifikasinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari meliputi:
• pengertian Kedaruratan syok obstetri,
• prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetric,
• langkah penilaian awal,
• Penilaian klinik lengkap dan
• cara penanganan syok sesuai dengan klasifikasinya.
KEDARURATAN OBSTETRI PADA
KONDISI SYOK
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
10
Uraian
Materi
1. Pengertian Kedaruratan obstetri pada kondisi syok
Barangkali Anda pernah merasakan syok atau menyaksikan orang lain yang sedang
mengalami syok. Nah sekarang tuliskan apa yang Anda ketahui tentang kedaruratan
obstetric pada kondisi syok pada kotak berikut ini
Bagaimana, apakah Anda telah selesai menuliskan jawabannya, jika sudah sekarang
cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini:
Kedaruratan obstetrik pada kondisi syok adalah kejadian yang tidak dapat diduga dan
memerlukan tindakan segera pada syok dan merupakan Pengenalan gejala dan tanda
yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan upaya mempertahankan kesehatan ibu.
2. Prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetri
Prinsip dasar dalam pelaksanaan kegawat daruratan addalah
a. Stabilisasi pasien
Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :
1) Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi
2) Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
3) Mengganti cairan tubuh yang hilang
4) Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
b. Mengembalikan cairan tubuh yang hilang
1) Kondisi gawatdarurat ~ restorasi cairan
2) Larutan isotonik yang dianjurkan:
a) Ringer Laktat
b) NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal saline).
Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :
a) jumlah cairan yang akan diberikan
b) lamanya pemberian per unit cairan
c) ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter
tetesan bervariasi antara 10-20 tetes per mililiter.
c. Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan
1) Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik,
Tuliskan apa yang anda ketahui
hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV,
HIV/AIDS)
2) Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan
pertimbangan yang matang
3) Memperbaiki sirkulasi yang terlihat dari naiknya tekanan darah dan turunnya
frekuensi nadi dan pernafasan
1) Syok obstetri
a. Adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif kemudian diikuti perfusi
jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibatnya terjadi gangguan metabolic
seluler
b. Adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang meyebabkan
ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan dengan akibat gangguan
mekanisme homeostasis
c. Adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan
perdarahan yang terjadi
d. Adalah suatu kondisi gawatdarurat yang memerlukan penanganan segera dan
intensif untuk menyelamatkan jiwa pasien
e. Adalah Akibat terjadi gangguan aliran darah dan perfusi jaringan k/ kegagalan
sistem sirkulasi
f. Kegagalan sistem sirkulasi dalam mempertahankan aliran yang adekuat pada
organ-organ vital dan mengancam jiwa
g. Adalah ketidak seimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan
sistem vascular bed sehingga menyebabkan terjadinya:
1) Hipotensi.
2) Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3) Hipoksia sel.
4) Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob
Dengan demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat
menurunnya tekanan darah menuju jaringan. Jika ketidak seimbangan tersebut terus
berlangsung, akan terjadi:
1) Semakin menurunnya aliran 02 dan nutrisi menuju jaringan.
2) Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme
lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh
dan menyebabkan asidosis metabolik.
3) Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob
yang akan menghasilkan produk samping:
a) Timbunan asam laktat
b) Timbunan asam piruvat
Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan
terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel.
2) Tanda-syok
a. nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
b. menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
c. pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit)
d. pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir)
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
12
e. berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar
Tanda-tanda syok menurut Toni Ashadi (206)
a. Kulit dingin,pucat dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu
berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b. Tachicardi :Peningkatan laju ajntung dan kontraktilitas adlah respon
homeostasispenting untuk hipovolemia, peningkatan kecepatan aliran darah
kemikroseluler berfungsi mengurngi asidosis
Hipotensi karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik
dan curah jantung, vasokonstriksi perifer adalah factor yang esensial dalam
mempertahankan tekanan darah autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan
selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.
Oli guria adalah produksi urine umunya akan berkurang pada syok hipovolemik.
Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urine kurang dari 30 ml/jam
3) Klasifikasi Syok
a. Patofisiologi
Tahap-tahap syok , menurut guyton (1997) tahapan syok adalah:
1) Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi sirkulasi
normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi dari
luar
2) Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul
kematian
3) Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa
sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien,
meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan.
b. Syok hipovolemik
1) Syok akibat Perdarahan: Pada obstetri disebabkan oleh:
a) Perdarahan pada abortus
b) Perdarahan antepartum
c) Plasenta previa
d) Solusio plasenta
e) Perdarahan postpartum
f) Perdarahan akibat trauma jalan lahir
(1) Perdarahan pada ruptur serviks
(2) Perdarahan robekan vagina
(3) Perdarahan ruptur uteri’
(4) Perdarahan operasi obstetri
g) Perdarahan Ginekologi:
(1) Perdarahan disfungsional uteri
(2) Perdarahan pada hamil ektopik
(3) Perdarahan pada keganasan
(4) Perdarahan pada ovarium
(5) Perdarahan pada operasi ginekologi
2) Syok akibat kehilangan cairan
a) Hiperemesis gravidarum
b) Kehilangan cairan akibat
c) Diare
d) Pemakaianobat diuretic
3) Syok akibat pengeluaran cairan asites yang terIalu banyak dan mendadak
c. Supine hypotensive syndrome
1) Syok berkaitan dengan kompresi uterus pada vena cava inferior sehingga aliran
darah yang menuju atrium kanan berkurang.
2) Syok berkaitan dengan disseminated intravascular coagulation
a) Emboli air ketuban
b) Syok karena terdapat IUF dead
d. Syok sepsis (endatoxin shock)
1) Infeksi dengan masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram-
negatif.
2) Endotoksin dapat menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ
sehingga menimbulkan sindrom Syok sepsis.
3) Komplikasi yang paling sering berkaitan dengan syok sepsis:
a) Abortus infeksius
b) Korioamnionitis
c) Pielonefritis
d) Endometritis postpartum
e. Syok kardiogenik
1) Kegagalan ventrikel kiri
a) Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi
b) Infark miokard
2) Kegagalan pengisian vanrikel kiri:
a) Tamponade jantung–akibat emboli pada jantung
b) Emboli paru
c) Lepasnya embolus dari flebitis interna.
d) Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal.
f. Syok neurogenik
1) Akibat zat kimia–aspirasi dari cairan atau isi lambung.
2) Akibat obat-obatan–anestesi spinal.
3) Inversio uteri—kolaps vasomotor.
4) Gangguan eiektrolit–hiponatremia–kekurangan ion Na.
Penatalaksanaan/Penanganan syok
1. Perdarahan:
a. Pada awal kehamilan (contoh : aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola)
b. Pada akhir kehamilan atau persalinan(contoh: plasenta previa, solusio placenta,
ruptura uteri)
c. Sesudah kelahiran bayi (contoh: ruptura uteri, atonia uteri)
2. Infeksi (contoh aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis)
3. Trauma (contoh perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura
uterui)
Tujuan penanganan syok tahap awal adalah mengembalikan perfusi dan oksigenasi
jaringan dengan mengembalikan volume dan tekanan darah. Pada syok tahap lebih
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
14
lanjut, pengembalian perfusi jaringan saja biasanya tidak cukup untuk menghentikan
perkembangan peradangan sehingga perlu dilakukan upaya menghilangkan faktor
toksik yang terutama disebabkan oleh bakteri. Pemberian oksigen merupakan
penanganan yang sangat umum, tanpa memperhatikan penyebab syok. Terapi lainnya
tergantung pada penyebab syok.
a. Penanganan segera
• BERTERIAK MINTA TOLONG - orang yang ada disekitar kita dimintai bantuan
• Mulailah resusitasi
• Membuat akses intravena
b. Penanganan awal
1) Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
2) Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi
muntahan. (Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi.)
Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan
kecepatan 6-8 liter per menit
3) Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. Bila setelah posisi
tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau mengalami edema paru maka
kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk
mengurangi tekanan hidrostatik paru
c. Terapi Kebutuhan
Terapi cairan merupakan terapi yang paling penting terhadap pasien yang mengalami
syok hipovolemik dan distributif. Pemberian cairan secara IV akan memperbaiki volume
darah yang bersirkulai, menurunkan viskositas darah, dan meningkatkan aliran darah
vena, sehingga membantu memperbaiki curah jantung. Akibat selanjutnya adalah
meningkatkan perfusi jaringan dan memberikan pasokan oksigen kepada sel. Terapi
awal dapat berupa pemberian cairan kristaloid atau koloid. Pada kondisi hipovolemik
dengan fungsi jantung normal, cairan Ringer laktat dapat diberikan dengan cepat.
Kebutuhan cairan sebagai terapi adalah berfungsi sebagai berikut :
1) Perbaiki Cairan Tubuh
a) Berikan cairan isotonik (RL & NaCl) 0,5- 1 liter dalam 15 – 20 menit
b) Stabilisasi sp 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam
c) Pemeliharan (1ltr dlm 6-8 jam ) Jangan berikan cairan peroral
d) Selanjutnya ...1 ltr selama 10-12 jam
2) Transfusi darah
a) Hb < 6 g% atau hematokrit < 20 (kondisi kritis)
3) Pemeriksaan Laboratorium
a) Hb,Hematokrit, jumlah eritrosyt, leokocyt, thrombosit, gol darah, cross match
b) Periksa gas dan nitrogen-urea darah
c) Ukur jumlah dan produksi urine (< 50 ml/jam menunjukkan hipovolemia)
4) Antibiotika
a) Bila ada tanda infeksi
b) Berikan spektrum luas
d. Penanganan Khusus
1) Mulailah infus intra vena (2 tempat) jika memungkinkan dengan menggunakan
kanula atau jarum terbesar (no. 16 ukuran terbesar yang tersedia). Darah
diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah
dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika
memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin,
pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
2) Segera berikan cairan infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan
kecepatan 1 liter dalam 15-20 menit
3) Catatan: Hindari penggunaan pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat
bukti bahwa pengganti plasma lebih baik jika dibandingkan dengan garam fisiologik
pada resusitasi ib yag mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat
berbahaya.
4) Berikan paling sedikit 2 Liter cairan pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan
yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan
5) Setelah kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam
kecepatan 1 liter per 6-8 jam
Catatan: Infus dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam
penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat
jumlah cairan yang diperkirakan hilang.
a) Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down
b) Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila
kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan.
Napas pendek dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan
pemberian cairan.
c) Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah
urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan dicatat.
6) Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula
hidung
7) Tata laksana mengatasi perdarahan hebat
1) Airway
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
16
2) Breathing
3) Circulation and hemorrhage control
4) Shock posisi
5) Replace blood loss
6) Stop / minimize the bleeding process
Rangkuman
1. Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
meyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan
dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis
2. Tanda-syok
a. nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
b. menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
c. pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit)
d. pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir)
e. berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar
3. Tahap-tahap terjadinya Syok
a. Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi
sirkulasi normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa
dibantu terapi dari luar
b. Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai
timbul kematian
c. Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian
rupa sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi
menolong pasien, meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan
4. Penatalaksanaan/Penanganan syok
e. mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan tanpa memperhatikan
penyebab syok.
f. Penanganan segera BERTERIAK MINTA, mulailah resusitasi dan infus
5. Penanganan awal
a. Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
b. Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah
aspirasi muntahan. (Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk
mencegah aspirasi.)
c. Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker
dengan kecepatan 6-8 liter per menit
d. Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung.
e. Terapi Kebutuhan cairan IV RL atau NaCl.atau transfuse
f. Penanganan Khusus Ciran an konisi pasien
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
18
Evaluasi
Formatif
Setelah mempelajari materi yang dibahas pada Kegiatan Belajar-3 silahkan Anda coba
menyelesaikan soal tes formatif secara keseluruhan tanpa melihat kunci jawaban dan
hasilnya tuliskan pada lembar kerja terpisah (tidak di dalam modul). Apabila semua soal
dapat diselesaikan, maka Anda dipersilakan untuk melihat Kunci Jawaban untuk melihat
apakah jawaban Anda sesuai dengan kunci jawaban dan sekaligus untuk mengetahui
sampai sejauh mana tingkat penguasaan Anda tentang materi yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-4
Periksalah hasil pekerjaan Anda. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab)
soal-soal tes dengan benar (80%), maka silahkan Anda melanjutkan kegiatan belajar-4
Tetapi bila Anda belum berhasil menjawab 80% benar soal-soal tersebut, maka Anda
disarankan untuk mempelajari kembali uraian materi Kegiatan Belajar-3 terutama materi
pembelajaran yang belum Anda pahami. Setelah selesai mempelajari ulang materi
pembelajaran dan yakin telah memahaminya, barulah Anda mengerjakan kembali soal-
soal test tersebut. .Semoga kali ini, Anda lebih berhasil dan dapat menyelesaikannya
80% benar atau lebih.
Setelah selesai mempelajari materi pelatihan yang diuraikan/dibahas pada Kegiatan
Belajar dan sebelum melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya pada Kegiatan
Belajar-4, ANDA diharuskan untuk mengerjakan soal-soal. Setelah mengerjakan semua
soal tugas, ANDA akan dapat mengetahui sampai sejauh mana tingkat penguasaan
ANDA terhadap materi pelatihan yang telah ANDA pelajari pada Kegiatan Belajar-4
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas
1. Apa yang dimaksud dengan syok obstetri?
2. Bagaimana tanda-tanda syok?
3. Elemen apa yang penting untuk stabilisasi pasien?
4. Syok yang bagaimana yang terkait dengan derajat devisit volume cairan tubuh
5. Berapa kebutuhan oksigen pada pasien yang ,mengalami syok?
6. Bagaiman prinsip tatalaksana untuk mengatasi perdarahan hebat.?
7. Berapa cairan yang harus diberikan dalam 15 menit pertama?
8. Apa yang menyebabkan syok hipovolemik?
9. Coba ceritakan bagaimana tahap-tahap terjadinya syok?
10. Bagaimana kebutuhan terapi cairan pada pasien yang mengalami syok?
Bagaimana menurut ANDA? Apakah ANDA sudah menjawab pertanyaan essay tentang
kegawat daruratan pada pasien dengan syok tersebut ? Jika sudah, cobalah lanjutkan
berdiskusi dengan teman karena hal ini sangat penting untuk mengatasi jika anda
menemui kasus syok, kemudian Anda dapat memeriksa hasil kerja berdasarkan Kunci
Jawaban sehingga diharapkan ANDA dapat menyelesaikan 80% atau lebih kasus
obstetrik Kegiatan Belajar-4 dengan benar.
Pada dasarnya, apabila ANDA mempelajari materi yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar 4, pastilah tidak sulit untuk menyelesaikan kasus obstetri tersebut. Jika Anda
belum berhasil menyelesaikan kasus sampai 80% benar, sebaiknya ANDA mempelajari
kembali materi pada Kegiatan Belajar 4 terutama pada bagian-bagian tertentu yang
belum sepenuhnya ANDA pahami
Periksalah Jawaban Anda! Sekali lagi jika sudah OK.... selamat ya , berarti anda
sudah dapat memahami seluruh materi kegiatan belajar ini maka anda bersiaplah
untuk dapat melaksanakan test akhir dari pembelajaran modul ini.
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
20
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
KB-4
1. Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang meyebabkan
ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan dengan akibat gangguan
mekanisme homeostasis
2. Tanda-tanda syok adalah
a. nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
b. menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
c. pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit)
d. pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir)
e. berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar
3. Elemen yang penting untuk stabilsasi pasien adalah
a. Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi
b. Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
c. Mengganti cairan tubuh yang hilang
d. Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
4. Syok yang terkait dengan derajat devisit volume cairan tubuh adalah syok hipovolemik
5. Kebutuhan oksigen adalah 6 – 8 ml/mt
6. Prinsip tatalaksana untuk mengatasi perdarahan hebat adalah mengembalikan perfusi
dan oksigenasi jaringan tanpa memperhatikan penyebab syok serta Penanganan
segera BERTERIAK MINTA, mulailah resusitasi dan infus dan Penanganan awal
7. Berapa cairan yang diberikan dalam 15 menit pertama adalah 0,5 sampai dengan 1
liter
8. Penyebab syok hipovolemik adalah syok yang terkait dengan defisit volume cairan
tubuh
9. Cairan yang harus diberikan dalam 15 menit pertama adalah RL sebanyak 0,5-1 liter
10. Kebutuhan cairan sebagai terapi adalah untuk :Perbaiki Cairan Tubuh
a. Berikan cairan isotonik (RL & NaCl) 0,5- 1 liter dalam 15 – 20 menit
b. Stabilisasi sp 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam
c. Pemeliharan (1ltr dlm 6-8 jam ) Jangan berikan cairan peroral
d. Selanjutnya ...1 ltr selama 10-12 jam
11. Tahap terjadinya syok
a. Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi sirkulasi
normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi dari
luar
b. Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul
kematian
c. Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa
sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien,
meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan
Daftar
Gambar
Cover
https://muthiahalvira.files.wordpress.
com/2014/09/sc2.jpeg
Gambar praktek obstetri Sumber gambar modul
12. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015