SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Kegawatdaruratan Obstetrik
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Titik Hindriati
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 3
OBSTETRI
Modul
KEGIATAN BELAJAR 4
Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Shock
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
Kata pengantar									i
Daftar Isi										ii
Daftar Istilah										iii
Pendahuluan									iv
Kegiatan Belajar 1 : Kedaruratan Obstetri pada kehamilan dan 				
Penatalaksanaannya								1
	
Kegiatan Belajar 2: Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan 			
Penatalaksanaannya								35
		
Kegiatan Belajar 3: Kedaruratan Obstetri pada masa nifas dan
Penatalaksanaannya								50
		
Kegiatan Belajar 4: Kedaruratan Obstetri pada kondisi syok dan
Penatalaksanaannya								76		
	
		
PENUTUP										87	
TEST AKHIR MODUL								100
DAFTAR GAMBAR									109
Kata
Pengantar
	 Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan MODUL TIGA dari EMPAT MODUL dalam Mata Kuliah
Obstetri yang berjudul Kegawatdaruratan Obstetrik.
	 Modul Obstetri ini disusun dalam rangka membantu proses
pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan sistem
pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan
latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk
ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan.
	 Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada
segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya
modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
a.	 Menteri Kesehatan Republik Indonesia
b.	Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
c.	 Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
d.	 Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
e.	 Tim editor modul
	 Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat
kami harapkan.
	 Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan
kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang
menggunakan system jarak jauh.
								Jakarta, Juli 2013
Gambar : Pengecekan cabang bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
4
Daftar Istilah
ISTILAH KETERANGAN
KB
Kegiatan Belajar yaitu Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh mahasiswa baik secara mandiri maupun
berkelompok
APB
Ante partum Blooding adalah perdarahan yang terjadi
pada kehamilan trimester II atau III
Abortus
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester I
Hcg
Hormone corionic Gonadotropin adalah hormon yang
dihasilkan oleh oleh plasenta
HPHT
Hari Pertama Hari terakhir adalah patokan untuk
menghitung usia kehamilan
USG
Ultra Sonografi adalah alat yang digunakan untuk
monitor kondisi janin dalam rahim (kandungan)
Cairan Isotonik
Adalah cairan fisiologi dengan komposisinya sesuai
dengan cairan tubuh.seperti NaCL0.9% yaitu Natrium
Clorida dan RL atau Ringer Laktat.
Distocia
Penyulit dalam proses persalinan
Tirah baring
Istirahat total ditempat tidur
Pendahuluan
Rekan Mahasiswa, selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul 2 untuk mata
kuliahObstetri, sehingga Anda diperkenankan unruk mempelajari modul yang ke-
3. Modul ini berjudul “Kegawatdaruratan Obstetrik ”. Sedangkan yang menjadi fokus
pembahasan adalah mengenai: (1) kegawatdaruratan obstetrik pada kehamilan, (2)
kegawatdaruratan obstetrik pada persalinan (3) kegawatdaruratan obstetrik pada masa
nifas, dan (4) penanganan kegawatdaruratan kebidanan. Setelah mempelajari modul
ini diharapkan Anda mampu mengidentifikasi kasus kegawatdaruratan atas dasar
pemahaman tentang kegawatdaruratan kebidanan.
Modul ini direncanakan agar Anda dapat mempelajari secara mandiri sebelum kegiatan
pembelajaran secara tatap muka dengan tutor. Oleh karena itu Anda diharapkan dapat
mengoptimalkan pemanfaatan modul ini melalui belajar mandiri ataupun berkelompok
untuk berdiskusi dalam rangka pemecahan masalah, sehingga ketika pertemuan
dengan tutor maka Anda dapat (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum
sepenuhnya Anda pahami,(2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) mampu
mengidentifikasi dan menunjukkan hasil pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh
kelompok belajar. Beban studi pada mata kuliah ini adalah 2 SKS dan perkiraan waktu
yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 180 menit. Pada saat
pertemuan atau tatap muka, Anda diharapkan membuat catatan-catatan tentang hal-
hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran. Akhirnya, selamat belajar
dan semoga SUKSES !
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
6
Petunjuk Umum Belajar
Sebagai mahasiswa, Anda haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu
dimulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1. Setelah
selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1
dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah benar-benar yakin memahaminya,
barulah Anda diperkenankan untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan
pada Kegiatan Belajar-2. demikian juga untuk Kegiatan Belajar-3 Anda harus melakukan
kegiatan sama dengan kegiatan Belajar 1 & 2 dengan baik
Sebelum melanjutkan Kegiatan Belajar-4, Anda haruslah benar-benar telah memahami
seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar-1,2 dan 3. beserta soal-soal latihan sebelum meminta kesempatan atau waktu
kepada tutor/nara sumber untuk mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir Modul (TAM).
Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan
ini Anda kerjakan. Setelah mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan Anda
akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman Anda terhadap materi
pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan
soal-soal latihan adalah bahwa Anda dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi
pembelajaran yang telah Anda pahami yang masih belum sepenuhnya Anda pahami.
Sebagai mahasiswa, Anda akan mendapat kesempatan pada kegiatan belajar secara
tatap muka untuk membahas materi pembelajaran yang kemungkinan belum berhasil
Anda pahami selama belajar mandiri. Selama kegiatan belajar secara tatap muka, nara
sumber bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi pokok atau berdasarkan
materi pembelajaran yang masih belum atau sulit Anda pahami. Maka sebaiknya Anda
sebagai mahasiswa membentuk kelompok-kelompok kecil dalam mendiskusikan materi
pokok yang diuraikan di dalam modul ini.
Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan tanggapan
dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada
akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka
pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, Anda dapat merumuskan sendiri
kesimpulan atau merumuskan secara bersama-sama dengan sesama teman mahasiswa
atau dapat juga meminta bimbingan tutor/nara sumber.
Pada materi pembelajaran “Kedaruratan obstetrik “ ini untuk kegiatan mandiri dapat
saja dikurangi. Namun dalam kegiatan kelompok Anda dapat lakukan lebih sering
sebagai ganti kemandirian, porsi waktu untuk kegiatan praktik secara individual dapat
lebih diperbanyak.Pada akhir kegiatan pembelajaran secara tatap muka, diharapkan
Anda dapat mengidentifikasi kasus kasus yang berhubungang dengan kedaruratan
kebidanan misalnya perdarahan masa hamil, bersalin dan nifas serta penanganannya.
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang
dibutuhkan adalah Ruangan kelas, LCD projector, laptop/PC, whiteboard dan alat tulis.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan di dalam modul ini
diharapkan Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus kedaruratan obstetrik pada
kehamilan dan penatalaksanaannya yang meliputi kasus perdarahan, preeklamsi dan
eklamsi serta hiperemisis gravidarum.
Dengan mempelajari modul ini, Anda akan memperoleh manfaat berupa peningkatan
pemahaman Anda tentang pentingnya memahami kasus-kasus kegawatdaruratan
kebidanan sehingga nantinya Anda akan dapat lebih fokus dalam melakukan identifikasi,
pengambilan keputusan dan cara melakukan penanganan kasus kedaruratan kebidanan
dilingkungan kerja Anda sesuai dengan prinsip kegawatdaruratan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
8
Materi Pembelajaran
Materi yang disajikan dalam modul ini dibagi ke dalam 4 (empatI kegiatan belajar yang
meliputi:
1.	 Kegiatan Belajar 1 : Kedaruratan obstetrik pada kehamilan
a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada kehamilan
b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada kehamilan
1)	 Perdarahan pada trimester I dan III
2)	 Preeklamsi dan eklamsi
2.	 Kegiatan Belajar 2 : Kedaruratan obstetrik pada persalinan
a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada persalinan
b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada persalinan dan penatalaksanaannya
1)	 Partus lama/macet
2)	 Distosia kelainan alat kandungan
3)	 Distocia kelainan janin
4)	 Distosia bahu
5)	 Ruptur uterus
3.	 Kegiatan Belajar 3 : Kegawatdaruratan obstetric pada masa nifas
a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada masa nifas
b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada masa nifas & Penatalaksanaannya
1)	 Perdarahan Post Partum
2)	 Sepsis Purpuralis
3)	 Infeksi Nifas
4.	 Kegiatan Belajar 4 : Syok Obstetri
a. Pengertian syok Obstetri
b. Penatalaksanaan pada kasus syok obstetri dalam kedaruratan obstetri
1)	 Prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetrik
2)	 Penilaian awal
3)	 Penilaian klinik lengkap
4)	 Penanganan syok obstetri
Kegiatan
Belajar 4
Setelah selesai mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, Anda diharapkan dapat
mengidentifikasikasuskedaruratanobstetripadakondisisyok danpenatalaksanaannya.
Secara kusus Anda diharapkan dapat menjelaskan:
•	 pengertian Kedaruratan syok obstetri,
•	 prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetric,
•	 langkah penilaian awal,
•	 Penilaian klinik lengkap dan
•	 cara penanganan syok sesuai dengan klasifikasinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari meliputi:
•	 pengertian Kedaruratan syok obstetri,
•	 prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetric,
•	 langkah penilaian awal,
•	 Penilaian klinik lengkap dan
•	 cara penanganan syok sesuai dengan klasifikasinya.
KEDARURATAN OBSTETRI PADA
KONDISI SYOK
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
10
Uraian
Materi
1. Pengertian Kedaruratan obstetri pada kondisi syok
Barangkali Anda pernah merasakan syok atau menyaksikan orang lain yang sedang
mengalami syok. Nah sekarang tuliskan apa yang Anda ketahui tentang kedaruratan
obstetric pada kondisi syok pada kotak berikut ini
Bagaimana, apakah Anda telah selesai menuliskan jawabannya, jika sudah sekarang
cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini:
Kedaruratan obstetrik pada kondisi syok adalah kejadian yang tidak dapat diduga dan
memerlukan tindakan segera pada syok dan merupakan Pengenalan gejala dan tanda
yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan upaya mempertahankan kesehatan ibu.
2. Prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetri
Prinsip dasar dalam pelaksanaan kegawat daruratan addalah
a. Stabilisasi pasien
Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :
1)	Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi
2)	Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
3)	Mengganti cairan tubuh yang hilang
4)	Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
b. Mengembalikan cairan tubuh yang hilang
1)	Kondisi gawatdarurat ~ restorasi cairan
2)	Larutan isotonik yang dianjurkan:
a) Ringer Laktat
b) NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal saline).
Untuk pemberian cairan infus, perhatikan :
a)	 jumlah cairan yang akan diberikan
b)	 lamanya pemberian per unit cairan
c)	 ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter
tetesan bervariasi antara 10-20 tetes per mililiter.
c. Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan
1)	 Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik,
Tuliskan apa yang anda ketahui
hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV,
HIV/AIDS)
2)	Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan
pertimbangan yang matang
3)	Memperbaiki sirkulasi yang terlihat dari naiknya tekanan darah dan turunnya
frekuensi nadi dan pernafasan
1) Syok obstetri
a.	 Adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif kemudian diikuti perfusi
jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibatnya terjadi gangguan metabolic
seluler
b.	Adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang meyebabkan
ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan dengan akibat gangguan
mekanisme homeostasis
c.	 Adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan
perdarahan yang terjadi
d.	Adalah suatu kondisi gawatdarurat yang memerlukan penanganan segera dan
intensif untuk menyelamatkan jiwa pasien
e.	 Adalah Akibat terjadi gangguan aliran darah dan perfusi jaringan k/ kegagalan
sistem sirkulasi
f.	 Kegagalan sistem sirkulasi dalam mempertahankan aliran yang adekuat pada
organ-organ vital dan mengancam jiwa
g.	 Adalah ketidak seimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan
sistem vascular bed sehingga menyebabkan terjadinya:
1) Hipotensi.
2) Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3) Hipoksia sel.
4) Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob
Dengan demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat
menurunnya tekanan darah menuju jaringan. Jika ketidak seimbangan tersebut terus
berlangsung, akan terjadi:
1)	 Semakin menurunnya aliran 02 dan nutrisi menuju jaringan.
2)	 Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme
lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh
dan menyebabkan asidosis metabolik.
3)	Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob
yang akan menghasilkan produk samping:
a)	Timbunan asam laktat
b)	Timbunan asam piruvat
Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan
terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel.
2) Tanda-syok
a.	 nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
b.	 menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
c.	 pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit)
d.	 pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
12
e.	 berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar
Tanda-tanda syok menurut Toni Ashadi (206)
a.	 Kulit dingin,pucat dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu
berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b.	Tachicardi :Peningkatan laju ajntung dan kontraktilitas adlah respon
homeostasispenting untuk hipovolemia, peningkatan kecepatan aliran darah
kemikroseluler berfungsi mengurngi asidosis
Hipotensi karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik
dan curah jantung, vasokonstriksi perifer adalah factor yang esensial dalam
mempertahankan tekanan darah autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan
selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.
Oli guria adalah produksi urine umunya akan berkurang pada syok hipovolemik.
Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urine kurang dari 30 ml/jam
3) Klasifikasi Syok
a.	 Patofisiologi
Tahap-tahap syok , menurut guyton (1997) tahapan syok adalah:
1)	 Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi sirkulasi
normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi dari
luar
2)	Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul
kematian
3)	Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa
sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien,
meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan.
b.	 Syok hipovolemik
1)	Syok akibat Perdarahan: Pada obstetri disebabkan oleh:
a) Perdarahan pada abortus
b) Perdarahan antepartum
c) Plasenta previa
d) Solusio plasenta
e) Perdarahan postpartum
f) Perdarahan akibat trauma jalan lahir
(1)	 Perdarahan pada ruptur serviks
(2)	 Perdarahan robekan vagina
(3)	 Perdarahan ruptur uteri’
(4)	 Perdarahan operasi obstetri
g) Perdarahan Ginekologi:
(1)	 Perdarahan disfungsional uteri
(2)	 Perdarahan pada hamil ektopik
(3)	 Perdarahan pada keganasan
(4)	 Perdarahan pada ovarium
(5)	 Perdarahan pada operasi ginekologi
2)	Syok akibat kehilangan cairan
a) Hiperemesis gravidarum
b) Kehilangan cairan akibat
c) Diare
d) Pemakaianobat diuretic
3)	Syok akibat pengeluaran cairan asites yang terIalu banyak dan mendadak
c. Supine hypotensive syndrome
1)	 Syok berkaitan dengan kompresi uterus pada vena cava inferior sehingga aliran
darah yang menuju atrium kanan berkurang.
2)	 Syok berkaitan dengan disseminated intravascular coagulation
a) Emboli air ketuban
b) Syok karena terdapat IUF dead
d. Syok sepsis (endatoxin shock)
1)	 Infeksi dengan masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram-
negatif.
2)	Endotoksin dapat menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ
sehingga menimbulkan sindrom Syok sepsis.
3)	 Komplikasi yang paling sering berkaitan dengan syok sepsis:
a) Abortus infeksius
b) Korioamnionitis
c) Pielonefritis
d) Endometritis postpartum
e. Syok kardiogenik
1)	Kegagalan ventrikel kiri
a) Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi
b) Infark miokard
2)	Kegagalan pengisian vanrikel kiri:
a) Tamponade jantung–akibat emboli pada jantung
b) Emboli paru
c) Lepasnya embolus dari flebitis interna.
d) Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal.
	
f. Syok neurogenik
1)	 Akibat zat kimia–aspirasi dari cairan atau isi lambung.
2)	 Akibat obat-obatan–anestesi spinal.
3)	 Inversio uteri—kolaps vasomotor.
4)	 Gangguan eiektrolit–hiponatremia–kekurangan ion Na.
Penatalaksanaan/Penanganan syok
1. Perdarahan:
a.	 Pada awal kehamilan (contoh : aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola)
b.	 Pada akhir kehamilan atau persalinan(contoh: plasenta previa, solusio placenta,
ruptura uteri)
c.	 Sesudah kelahiran bayi (contoh: ruptura uteri, atonia uteri)
2. Infeksi (contoh aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis)
3. Trauma (contoh perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura
uterui)
Tujuan penanganan syok tahap awal adalah mengembalikan perfusi dan oksigenasi
jaringan dengan mengembalikan volume dan tekanan darah. Pada syok tahap lebih
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
14
lanjut, pengembalian perfusi jaringan saja biasanya tidak cukup untuk menghentikan
perkembangan peradangan sehingga perlu dilakukan upaya menghilangkan faktor
toksik yang terutama disebabkan oleh bakteri. Pemberian oksigen merupakan
penanganan yang sangat umum, tanpa memperhatikan penyebab syok. Terapi lainnya
tergantung pada penyebab syok.
a. Penanganan segera
•	 BERTERIAK MINTA TOLONG - orang yang ada disekitar kita dimintai bantuan
•	 Mulailah resusitasi
•	 Membuat akses intravena
b. Penanganan awal
1)	 Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
2)	 Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi
muntahan. (Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi.)
Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan
kecepatan 6-8 liter per menit
3)	Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. Bila setelah posisi
tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau mengalami edema paru maka
kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk
mengurangi tekanan hidrostatik paru
c. Terapi Kebutuhan
Terapi cairan merupakan terapi yang paling penting terhadap pasien yang mengalami
syok hipovolemik dan distributif. Pemberian cairan secara IV akan memperbaiki volume
darah yang bersirkulai, menurunkan viskositas darah, dan meningkatkan aliran darah
vena, sehingga membantu memperbaiki curah jantung. Akibat selanjutnya adalah
meningkatkan perfusi jaringan dan memberikan pasokan oksigen kepada sel. Terapi
awal dapat berupa pemberian cairan kristaloid atau koloid. Pada kondisi hipovolemik
dengan fungsi jantung normal, cairan Ringer laktat dapat diberikan dengan cepat.
Kebutuhan cairan sebagai terapi adalah berfungsi sebagai berikut :
1) Perbaiki Cairan Tubuh
a)	Berikan cairan isotonik (RL & NaCl) 0,5- 1 liter dalam 15 – 20 menit
b)	Stabilisasi sp 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam
c)	Pemeliharan (1ltr dlm 6-8 jam ) Jangan berikan cairan peroral
d)	Selanjutnya ...1 ltr selama 10-12 jam
2) Transfusi darah
a)	Hb < 6 g% atau hematokrit < 20 (kondisi kritis)
3) Pemeriksaan Laboratorium
a)	Hb,Hematokrit, jumlah eritrosyt, leokocyt, thrombosit, gol darah, cross match
b)	Periksa gas dan nitrogen-urea darah
c)	Ukur jumlah dan produksi urine (< 50 ml/jam menunjukkan hipovolemia)
4) Antibiotika
a)	Bila ada tanda infeksi
b)	Berikan spektrum luas
d. Penanganan Khusus
1)	Mulailah infus intra vena (2 tempat) jika memungkinkan dengan menggunakan
kanula atau jarum terbesar (no. 16 ukuran terbesar yang tersedia). Darah
diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah
dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika
memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin,
pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
2)	 Segera berikan cairan infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan
kecepatan 1 liter dalam 15-20 menit
3)	 Catatan: Hindari penggunaan pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat
bukti bahwa pengganti plasma lebih baik jika dibandingkan dengan garam fisiologik
pada resusitasi ib yag mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat
berbahaya.
4)	 Berikan paling sedikit 2 Liter cairan pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan
yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan
5)	 Setelah kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam
kecepatan 1 liter per 6-8 jam
Catatan: Infus dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam
penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat
jumlah cairan yang diperkirakan hilang.
a)	 Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down
b)	 Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila
kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan.
Napas pendek dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan
pemberian cairan.
c)	 Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah
urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan dicatat.
6)	 Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula
hidung
7)	 Tata laksana mengatasi perdarahan hebat
1) Airway
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
16
2)	Breathing
3)	 Circulation and hemorrhage control
4)	 Shock posisi
5)	 Replace blood loss
6)	 Stop / minimize the bleeding process
Rangkuman
1.	Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
meyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan
dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis
2.	Tanda-syok
a.	 nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
b.	 menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
c.	 pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit)
d.	 pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir)
e.	 berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar
3. Tahap-tahap terjadinya Syok
a.	 Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi
sirkulasi normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa
dibantu terapi dari luar
b.	Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai
timbul kematian
c.	 Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian
rupa sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi
menolong pasien, meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan
4. Penatalaksanaan/Penanganan syok
e.	 mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan tanpa memperhatikan
penyebab syok.
f.	 Penanganan segera BERTERIAK MINTA, mulailah resusitasi dan infus
5. Penanganan awal
a.	 Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
b.	 Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah
aspirasi muntahan. (Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk
mencegah aspirasi.)
c.	 Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker
dengan kecepatan 6-8 liter per menit
d.	 Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung.
e.	 Terapi Kebutuhan cairan IV RL atau NaCl.atau transfuse
f.	 Penanganan Khusus Ciran an konisi pasien
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
18
Evaluasi
Formatif
Setelah mempelajari materi yang dibahas pada Kegiatan Belajar-3 silahkan Anda coba
menyelesaikan soal tes formatif secara keseluruhan tanpa melihat kunci jawaban dan
hasilnya tuliskan pada lembar kerja terpisah (tidak di dalam modul). Apabila semua soal
dapat diselesaikan, maka Anda dipersilakan untuk melihat Kunci Jawaban untuk melihat
apakah jawaban Anda sesuai dengan kunci jawaban dan sekaligus untuk mengetahui
sampai sejauh mana tingkat penguasaan Anda tentang materi yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar-4
Periksalah hasil pekerjaan Anda. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab)
soal-soal tes dengan benar (80%), maka silahkan Anda melanjutkan kegiatan belajar-4
Tetapi bila Anda belum berhasil menjawab 80% benar soal-soal tersebut, maka Anda
disarankan untuk mempelajari kembali uraian materi Kegiatan Belajar-3 terutama materi
pembelajaran yang belum Anda pahami. Setelah selesai mempelajari ulang materi
pembelajaran dan yakin telah memahaminya, barulah Anda mengerjakan kembali soal-
soal test tersebut. .Semoga kali ini, Anda lebih berhasil dan dapat menyelesaikannya
80% benar atau lebih.
Setelah selesai mempelajari materi pelatihan yang diuraikan/dibahas pada Kegiatan
Belajar dan sebelum melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya pada Kegiatan
Belajar-4, ANDA diharuskan untuk mengerjakan soal-soal. Setelah mengerjakan semua
soal tugas, ANDA akan dapat mengetahui sampai sejauh mana tingkat penguasaan
ANDA terhadap materi pelatihan yang telah ANDA pelajari pada Kegiatan Belajar-4
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas
1.	 Apa yang dimaksud dengan syok obstetri?
2.	 Bagaimana tanda-tanda syok?
3.	 Elemen apa yang penting untuk stabilisasi pasien?
4.	 Syok yang bagaimana yang terkait dengan derajat devisit volume cairan tubuh
5.	 Berapa kebutuhan oksigen pada pasien yang ,mengalami syok?
6.	 Bagaiman prinsip tatalaksana untuk mengatasi perdarahan hebat.?
7.	 Berapa cairan yang harus diberikan dalam 15 menit pertama?
8.	 Apa yang menyebabkan syok hipovolemik?
9.	 Coba ceritakan bagaimana tahap-tahap terjadinya syok?
10.	Bagaimana kebutuhan terapi cairan pada pasien yang mengalami syok?
Bagaimana menurut ANDA? Apakah ANDA sudah menjawab pertanyaan essay tentang
kegawat daruratan pada pasien dengan syok tersebut ? Jika sudah, cobalah lanjutkan
berdiskusi dengan teman karena hal ini sangat penting untuk mengatasi jika anda
menemui kasus syok, kemudian Anda dapat memeriksa hasil kerja berdasarkan Kunci
Jawaban sehingga diharapkan ANDA dapat menyelesaikan 80% atau lebih kasus
obstetrik Kegiatan Belajar-4 dengan benar.
Pada dasarnya, apabila ANDA mempelajari materi yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar 4, pastilah tidak sulit untuk menyelesaikan kasus obstetri tersebut. Jika Anda
belum berhasil menyelesaikan kasus sampai 80% benar, sebaiknya ANDA mempelajari
kembali materi pada Kegiatan Belajar 4 terutama pada bagian-bagian tertentu yang
belum sepenuhnya ANDA pahami
Periksalah Jawaban Anda! Sekali lagi jika sudah OK.... selamat ya , berarti anda
sudah dapat memahami seluruh materi kegiatan belajar ini maka anda bersiaplah
untuk dapat melaksanakan test akhir dari pembelajaran modul ini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
20
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
KB-4
1.	 Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang meyebabkan
ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan dengan akibat gangguan
mekanisme homeostasis
2.	 Tanda-tanda syok adalah
a.	 nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
b.	 menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
c.	 pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit)
d.	 pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir)
e.	 berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar
3.	 Elemen yang penting untuk stabilsasi pasien adalah
a.	 Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi
b.	 Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
c.	 Mengganti cairan tubuh yang hilang
d.	 Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
4. Syok yang terkait dengan derajat devisit volume cairan tubuh adalah syok hipovolemik
5. Kebutuhan oksigen adalah 6 – 8 ml/mt
6. Prinsip tatalaksana untuk mengatasi perdarahan hebat adalah mengembalikan perfusi
dan oksigenasi jaringan tanpa memperhatikan penyebab syok serta Penanganan
segera BERTERIAK MINTA, mulailah resusitasi dan infus dan Penanganan awal
7.	 Berapa cairan yang diberikan dalam 15 menit pertama adalah 0,5 sampai dengan 1
liter
8.	 Penyebab syok hipovolemik adalah syok yang terkait dengan defisit volume cairan
tubuh
9.	 Cairan yang harus diberikan dalam 15 menit pertama adalah RL sebanyak 0,5-1 liter
10.	Kebutuhan cairan sebagai terapi adalah untuk :Perbaiki Cairan Tubuh
a.	 Berikan cairan isotonik (RL & NaCl) 0,5- 1 liter dalam 15 – 20 menit
b.	 Stabilisasi sp 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam
c.	 Pemeliharan (1ltr dlm 6-8 jam ) Jangan berikan cairan peroral
d.	 Selanjutnya ...1 ltr selama 10-12 jam
11.	 Tahap terjadinya syok
a.	 Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi sirkulasi
normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi dari
luar
b.	Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul
kematian
c.	Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa
sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien,
meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan
Daftar
Gambar
Cover
https://muthiahalvira.files.wordpress.
com/2014/09/sc2.jpeg
Gambar praktek obstetri Sumber gambar modul
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV PersalinanIndah Widi
 
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilHetty Astri
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalpjj_kemenkes
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilHetty Astri
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Nagita Devi
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bblJob sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bblhanny andini
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasowik15
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananfebriok
 

What's hot (20)

Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatalKb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
Kb 1 konsep dasar kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bblJob sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
 

Viewers also liked

Placenta manual
Placenta  manualPlacenta  manual
Placenta manualyani86
 
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iii
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iiiMendeteksi komplikasi persalinan kala iii
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iiicahyatoshi
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVLilis c'Ben
 
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinanModul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinanpjj_kemenkes
 

Viewers also liked (6)

Kb 4
Kb 4Kb 4
Kb 4
 
Placenta manual
Placenta  manualPlacenta  manual
Placenta manual
 
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iii
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iiiMendeteksi komplikasi persalinan kala iii
Mendeteksi komplikasi persalinan kala iii
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
 
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinanModul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 

Similar to KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok

KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidananpjj_kemenkes
 
KB 2 Jenis Tindakan Operatif Kebidanan
KB 2 Jenis Tindakan Operatif KebidananKB 2 Jenis Tindakan Operatif Kebidanan
KB 2 Jenis Tindakan Operatif Kebidananpjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan PenatalaksanaannyaKB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1pjj_kemenkes
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudapjj_kemenkes
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologispjj_kemenkes
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normalpjj_kemenkes
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatpjj_kemenkes
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirpjj_kemenkes
 

Similar to KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok (20)

KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan PenatalaksanaannyaKB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
KB 2 Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya
 
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
 
KB 2 Jenis Tindakan Operatif Kebidanan
KB 2 Jenis Tindakan Operatif KebidananKB 2 Jenis Tindakan Operatif Kebidanan
KB 2 Jenis Tindakan Operatif Kebidanan
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
 
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan PenatalaksanaannyaKB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
KB 3 Identifikasi Gangguan Psikologis dalam Kebidanan dan Penatalaksanaannya
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1
 
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan mudaKb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
Kb1 penyulit dan komplikasi kehamilan muda
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjutKb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahirKb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
Kb1 adaptasi fisik bayi baru lahir
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 

Recently uploaded

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (20)

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok

  • 1. Kegawatdaruratan Obstetrik Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Titik Hindriati Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 3 OBSTETRI Modul KEGIATAN BELAJAR 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Shock
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi Kata pengantar i Daftar Isi ii Daftar Istilah iii Pendahuluan iv Kegiatan Belajar 1 : Kedaruratan Obstetri pada kehamilan dan Penatalaksanaannya 1 Kegiatan Belajar 2: Kedaruratan Obstetri pada Persalinan dan Penatalaksanaannya 35 Kegiatan Belajar 3: Kedaruratan Obstetri pada masa nifas dan Penatalaksanaannya 50 Kegiatan Belajar 4: Kedaruratan Obstetri pada kondisi syok dan Penatalaksanaannya 76 PENUTUP 87 TEST AKHIR MODUL 100 DAFTAR GAMBAR 109 Kata Pengantar Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan MODUL TIGA dari EMPAT MODUL dalam Mata Kuliah Obstetri yang berjudul Kegawatdaruratan Obstetrik. Modul Obstetri ini disusun dalam rangka membantu proses pembelajaran program Diploma III kebidanan dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang disusun bagi mahasiswa dengan latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit untuk ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan. Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat : a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia b. Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia c. Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia d. Australian Government Overseas Aid Program (AusAID) e. Tim editor modul Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat kami harapkan. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang menggunakan system jarak jauh. Jakarta, Juli 2013 Gambar : Pengecekan cabang bayi
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 3 4 Daftar Istilah ISTILAH KETERANGAN KB Kegiatan Belajar yaitu Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa baik secara mandiri maupun berkelompok APB Ante partum Blooding adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester II atau III Abortus Perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester I Hcg Hormone corionic Gonadotropin adalah hormon yang dihasilkan oleh oleh plasenta HPHT Hari Pertama Hari terakhir adalah patokan untuk menghitung usia kehamilan USG Ultra Sonografi adalah alat yang digunakan untuk monitor kondisi janin dalam rahim (kandungan) Cairan Isotonik Adalah cairan fisiologi dengan komposisinya sesuai dengan cairan tubuh.seperti NaCL0.9% yaitu Natrium Clorida dan RL atau Ringer Laktat. Distocia Penyulit dalam proses persalinan Tirah baring Istirahat total ditempat tidur Pendahuluan Rekan Mahasiswa, selamat Anda telah berhasil menyelesaikan modul 2 untuk mata kuliahObstetri, sehingga Anda diperkenankan unruk mempelajari modul yang ke- 3. Modul ini berjudul “Kegawatdaruratan Obstetrik ”. Sedangkan yang menjadi fokus pembahasan adalah mengenai: (1) kegawatdaruratan obstetrik pada kehamilan, (2) kegawatdaruratan obstetrik pada persalinan (3) kegawatdaruratan obstetrik pada masa nifas, dan (4) penanganan kegawatdaruratan kebidanan. Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu mengidentifikasi kasus kegawatdaruratan atas dasar pemahaman tentang kegawatdaruratan kebidanan. Modul ini direncanakan agar Anda dapat mempelajari secara mandiri sebelum kegiatan pembelajaran secara tatap muka dengan tutor. Oleh karena itu Anda diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan modul ini melalui belajar mandiri ataupun berkelompok untuk berdiskusi dalam rangka pemecahan masalah, sehingga ketika pertemuan dengan tutor maka Anda dapat (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum sepenuhnya Anda pahami,(2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) mampu mengidentifikasi dan menunjukkan hasil pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh kelompok belajar. Beban studi pada mata kuliah ini adalah 2 SKS dan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 180 menit. Pada saat pertemuan atau tatap muka, Anda diharapkan membuat catatan-catatan tentang hal- hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran. Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES !
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 6 Petunjuk Umum Belajar Sebagai mahasiswa, Anda haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu dimulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1. Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah benar-benar yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-2. demikian juga untuk Kegiatan Belajar-3 Anda harus melakukan kegiatan sama dengan kegiatan Belajar 1 & 2 dengan baik Sebelum melanjutkan Kegiatan Belajar-4, Anda haruslah benar-benar telah memahami seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1,2 dan 3. beserta soal-soal latihan sebelum meminta kesempatan atau waktu kepada tutor/nara sumber untuk mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir Modul (TAM). Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini Anda kerjakan. Setelah mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman Anda terhadap materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah bahwa Anda dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi pembelajaran yang telah Anda pahami yang masih belum sepenuhnya Anda pahami. Sebagai mahasiswa, Anda akan mendapat kesempatan pada kegiatan belajar secara tatap muka untuk membahas materi pembelajaran yang kemungkinan belum berhasil Anda pahami selama belajar mandiri. Selama kegiatan belajar secara tatap muka, nara sumber bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi pokok atau berdasarkan materi pembelajaran yang masih belum atau sulit Anda pahami. Maka sebaiknya Anda sebagai mahasiswa membentuk kelompok-kelompok kecil dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini. Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, Anda dapat merumuskan sendiri kesimpulan atau merumuskan secara bersama-sama dengan sesama teman mahasiswa atau dapat juga meminta bimbingan tutor/nara sumber. Pada materi pembelajaran “Kedaruratan obstetrik “ ini untuk kegiatan mandiri dapat saja dikurangi. Namun dalam kegiatan kelompok Anda dapat lakukan lebih sering sebagai ganti kemandirian, porsi waktu untuk kegiatan praktik secara individual dapat lebih diperbanyak.Pada akhir kegiatan pembelajaran secara tatap muka, diharapkan Anda dapat mengidentifikasi kasus kasus yang berhubungang dengan kedaruratan kebidanan misalnya perdarahan masa hamil, bersalin dan nifas serta penanganannya. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang dibutuhkan adalah Ruangan kelas, LCD projector, laptop/PC, whiteboard dan alat tulis. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan di dalam modul ini diharapkan Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus kedaruratan obstetrik pada kehamilan dan penatalaksanaannya yang meliputi kasus perdarahan, preeklamsi dan eklamsi serta hiperemisis gravidarum. Dengan mempelajari modul ini, Anda akan memperoleh manfaat berupa peningkatan pemahaman Anda tentang pentingnya memahami kasus-kasus kegawatdaruratan kebidanan sehingga nantinya Anda akan dapat lebih fokus dalam melakukan identifikasi, pengambilan keputusan dan cara melakukan penanganan kasus kedaruratan kebidanan dilingkungan kerja Anda sesuai dengan prinsip kegawatdaruratan.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 8 Materi Pembelajaran Materi yang disajikan dalam modul ini dibagi ke dalam 4 (empatI kegiatan belajar yang meliputi: 1. Kegiatan Belajar 1 : Kedaruratan obstetrik pada kehamilan a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada kehamilan b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada kehamilan 1) Perdarahan pada trimester I dan III 2) Preeklamsi dan eklamsi 2. Kegiatan Belajar 2 : Kedaruratan obstetrik pada persalinan a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada persalinan b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada persalinan dan penatalaksanaannya 1) Partus lama/macet 2) Distosia kelainan alat kandungan 3) Distocia kelainan janin 4) Distosia bahu 5) Ruptur uterus 3. Kegiatan Belajar 3 : Kegawatdaruratan obstetric pada masa nifas a. Pengertian Kedaruratan obstetri pada masa nifas b. Jenis kasus kedaruratan obstetri pada masa nifas & Penatalaksanaannya 1) Perdarahan Post Partum 2) Sepsis Purpuralis 3) Infeksi Nifas 4. Kegiatan Belajar 4 : Syok Obstetri a. Pengertian syok Obstetri b. Penatalaksanaan pada kasus syok obstetri dalam kedaruratan obstetri 1) Prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetrik 2) Penilaian awal 3) Penilaian klinik lengkap 4) Penanganan syok obstetri Kegiatan Belajar 4 Setelah selesai mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, Anda diharapkan dapat mengidentifikasikasuskedaruratanobstetripadakondisisyok danpenatalaksanaannya. Secara kusus Anda diharapkan dapat menjelaskan: • pengertian Kedaruratan syok obstetri, • prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetric, • langkah penilaian awal, • Penilaian klinik lengkap dan • cara penanganan syok sesuai dengan klasifikasinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari meliputi: • pengertian Kedaruratan syok obstetri, • prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetric, • langkah penilaian awal, • Penilaian klinik lengkap dan • cara penanganan syok sesuai dengan klasifikasinya. KEDARURATAN OBSTETRI PADA KONDISI SYOK Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 10 Uraian Materi 1. Pengertian Kedaruratan obstetri pada kondisi syok Barangkali Anda pernah merasakan syok atau menyaksikan orang lain yang sedang mengalami syok. Nah sekarang tuliskan apa yang Anda ketahui tentang kedaruratan obstetric pada kondisi syok pada kotak berikut ini Bagaimana, apakah Anda telah selesai menuliskan jawabannya, jika sudah sekarang cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini: Kedaruratan obstetrik pada kondisi syok adalah kejadian yang tidak dapat diduga dan memerlukan tindakan segera pada syok dan merupakan Pengenalan gejala dan tanda yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan upaya mempertahankan kesehatan ibu. 2. Prinsip dasar pelaksanaan Kedaruratan obstetri Prinsip dasar dalam pelaksanaan kegawat daruratan addalah a. Stabilisasi pasien Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah : 1) Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi 2) Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi 3) Mengganti cairan tubuh yang hilang 4) Mengatasi rasa nyeri atau gelisah b. Mengembalikan cairan tubuh yang hilang 1) Kondisi gawatdarurat ~ restorasi cairan 2) Larutan isotonik yang dianjurkan: a) Ringer Laktat b) NaCl fisiologis/garam fisiologis (normal saline). Untuk pemberian cairan infus, perhatikan : a) jumlah cairan yang akan diberikan b) lamanya pemberian per unit cairan c) ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan kecepatan tetesan. Jumlah per mililiter tetesan bervariasi antara 10-20 tetes per mililiter. c. Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah akibat perdarahan 1) Dapat menyelamatkan pasien tetapi juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik, Tuliskan apa yang anda ketahui hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV, HIV/AIDS) 2) Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses yang teliti dan pertimbangan yang matang 3) Memperbaiki sirkulasi yang terlihat dari naiknya tekanan darah dan turunnya frekuensi nadi dan pernafasan 1) Syok obstetri a. Adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif kemudian diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibatnya terjadi gangguan metabolic seluler b. Adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang meyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis c. Adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi d. Adalah suatu kondisi gawatdarurat yang memerlukan penanganan segera dan intensif untuk menyelamatkan jiwa pasien e. Adalah Akibat terjadi gangguan aliran darah dan perfusi jaringan k/ kegagalan sistem sirkulasi f. Kegagalan sistem sirkulasi dalam mempertahankan aliran yang adekuat pada organ-organ vital dan mengancam jiwa g. Adalah ketidak seimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem vascular bed sehingga menyebabkan terjadinya: 1) Hipotensi. 2) Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ. 3) Hipoksia sel. 4) Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob Dengan demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat menurunnya tekanan darah menuju jaringan. Jika ketidak seimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi: 1) Semakin menurunnya aliran 02 dan nutrisi menuju jaringan. 2) Ketidakmampuan sistem sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh dan menyebabkan asidosis metabolik. 3) Rendahnya aliran 02 menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob yang akan menghasilkan produk samping: a) Timbunan asam laktat b) Timbunan asam piruvat Dampak gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel. 2) Tanda-syok a. nadi cepat dan halus (> 100 X per menit) b. menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg) c. pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit) d. pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir)
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 12 e. berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar Tanda-tanda syok menurut Toni Ashadi (206) a. Kulit dingin,pucat dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan. b. Tachicardi :Peningkatan laju ajntung dan kontraktilitas adlah respon homeostasispenting untuk hipovolemia, peningkatan kecepatan aliran darah kemikroseluler berfungsi mengurngi asidosis Hipotensi karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik dan curah jantung, vasokonstriksi perifer adalah factor yang esensial dalam mempertahankan tekanan darah autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg. Oli guria adalah produksi urine umunya akan berkurang pada syok hipovolemik. Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urine kurang dari 30 ml/jam 3) Klasifikasi Syok a. Patofisiologi Tahap-tahap syok , menurut guyton (1997) tahapan syok adalah: 1) Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi sirkulasi normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi dari luar 2) Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul kematian 3) Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien, meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan. b. Syok hipovolemik 1) Syok akibat Perdarahan: Pada obstetri disebabkan oleh: a) Perdarahan pada abortus b) Perdarahan antepartum c) Plasenta previa d) Solusio plasenta e) Perdarahan postpartum f) Perdarahan akibat trauma jalan lahir (1) Perdarahan pada ruptur serviks (2) Perdarahan robekan vagina (3) Perdarahan ruptur uteri’ (4) Perdarahan operasi obstetri g) Perdarahan Ginekologi: (1) Perdarahan disfungsional uteri (2) Perdarahan pada hamil ektopik (3) Perdarahan pada keganasan (4) Perdarahan pada ovarium (5) Perdarahan pada operasi ginekologi 2) Syok akibat kehilangan cairan a) Hiperemesis gravidarum b) Kehilangan cairan akibat c) Diare d) Pemakaianobat diuretic 3) Syok akibat pengeluaran cairan asites yang terIalu banyak dan mendadak c. Supine hypotensive syndrome 1) Syok berkaitan dengan kompresi uterus pada vena cava inferior sehingga aliran darah yang menuju atrium kanan berkurang. 2) Syok berkaitan dengan disseminated intravascular coagulation a) Emboli air ketuban b) Syok karena terdapat IUF dead d. Syok sepsis (endatoxin shock) 1) Infeksi dengan masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri gram- negatif. 2) Endotoksin dapat menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ sehingga menimbulkan sindrom Syok sepsis. 3) Komplikasi yang paling sering berkaitan dengan syok sepsis: a) Abortus infeksius b) Korioamnionitis c) Pielonefritis d) Endometritis postpartum e. Syok kardiogenik 1) Kegagalan ventrikel kiri a) Akibat cardiac arrest atau ventrikel fibrilasi b) Infark miokard 2) Kegagalan pengisian vanrikel kiri: a) Tamponade jantung–akibat emboli pada jantung b) Emboli paru c) Lepasnya embolus dari flebitis interna. d) Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal. f. Syok neurogenik 1) Akibat zat kimia–aspirasi dari cairan atau isi lambung. 2) Akibat obat-obatan–anestesi spinal. 3) Inversio uteri—kolaps vasomotor. 4) Gangguan eiektrolit–hiponatremia–kekurangan ion Na. Penatalaksanaan/Penanganan syok 1. Perdarahan: a. Pada awal kehamilan (contoh : aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola) b. Pada akhir kehamilan atau persalinan(contoh: plasenta previa, solusio placenta, ruptura uteri) c. Sesudah kelahiran bayi (contoh: ruptura uteri, atonia uteri) 2. Infeksi (contoh aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis) 3. Trauma (contoh perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura uterui) Tujuan penanganan syok tahap awal adalah mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan dengan mengembalikan volume dan tekanan darah. Pada syok tahap lebih
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 14 lanjut, pengembalian perfusi jaringan saja biasanya tidak cukup untuk menghentikan perkembangan peradangan sehingga perlu dilakukan upaya menghilangkan faktor toksik yang terutama disebabkan oleh bakteri. Pemberian oksigen merupakan penanganan yang sangat umum, tanpa memperhatikan penyebab syok. Terapi lainnya tergantung pada penyebab syok. a. Penanganan segera • BERTERIAK MINTA TOLONG - orang yang ada disekitar kita dimintai bantuan • Mulailah resusitasi • Membuat akses intravena b. Penanganan awal 1) Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital 2) Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. (Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi.) Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit 3) Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau mengalami edema paru maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru c. Terapi Kebutuhan Terapi cairan merupakan terapi yang paling penting terhadap pasien yang mengalami syok hipovolemik dan distributif. Pemberian cairan secara IV akan memperbaiki volume darah yang bersirkulai, menurunkan viskositas darah, dan meningkatkan aliran darah vena, sehingga membantu memperbaiki curah jantung. Akibat selanjutnya adalah meningkatkan perfusi jaringan dan memberikan pasokan oksigen kepada sel. Terapi awal dapat berupa pemberian cairan kristaloid atau koloid. Pada kondisi hipovolemik dengan fungsi jantung normal, cairan Ringer laktat dapat diberikan dengan cepat. Kebutuhan cairan sebagai terapi adalah berfungsi sebagai berikut : 1) Perbaiki Cairan Tubuh a) Berikan cairan isotonik (RL & NaCl) 0,5- 1 liter dalam 15 – 20 menit b) Stabilisasi sp 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam c) Pemeliharan (1ltr dlm 6-8 jam ) Jangan berikan cairan peroral d) Selanjutnya ...1 ltr selama 10-12 jam 2) Transfusi darah a) Hb < 6 g% atau hematokrit < 20 (kondisi kritis) 3) Pemeriksaan Laboratorium a) Hb,Hematokrit, jumlah eritrosyt, leokocyt, thrombosit, gol darah, cross match b) Periksa gas dan nitrogen-urea darah c) Ukur jumlah dan produksi urine (< 50 ml/jam menunjukkan hipovolemia) 4) Antibiotika a) Bila ada tanda infeksi b) Berikan spektrum luas d. Penanganan Khusus 1) Mulailah infus intra vena (2 tempat) jika memungkinkan dengan menggunakan kanula atau jarum terbesar (no. 16 ukuran terbesar yang tersedia). Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan. 2) Segera berikan cairan infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan kecepatan 1 liter dalam 15-20 menit 3) Catatan: Hindari penggunaan pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat bukti bahwa pengganti plasma lebih baik jika dibandingkan dengan garam fisiologik pada resusitasi ib yag mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat berbahaya. 4) Berikan paling sedikit 2 Liter cairan pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan 5) Setelah kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam kecepatan 1 liter per 6-8 jam Catatan: Infus dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat jumlah cairan yang diperkirakan hilang. a) Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down b) Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan. Napas pendek dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian cairan. c) Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan dicatat. 6) Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung 7) Tata laksana mengatasi perdarahan hebat 1) Airway
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 16 2) Breathing 3) Circulation and hemorrhage control 4) Shock posisi 5) Replace blood loss 6) Stop / minimize the bleeding process Rangkuman 1. Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang meyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis 2. Tanda-syok a. nadi cepat dan halus (> 100 X per menit) b. menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg) c. pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit) d. pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir) e. berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar 3. Tahap-tahap terjadinya Syok a. Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi sirkulasi normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi dari luar b. Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul kematian c. Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien, meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan 4. Penatalaksanaan/Penanganan syok e. mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan tanpa memperhatikan penyebab syok. f. Penanganan segera BERTERIAK MINTA, mulailah resusitasi dan infus 5. Penanganan awal a. Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital b. Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. (Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi.) c. Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit d. Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung. e. Terapi Kebutuhan cairan IV RL atau NaCl.atau transfuse f. Penanganan Khusus Ciran an konisi pasien
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 18 Evaluasi Formatif Setelah mempelajari materi yang dibahas pada Kegiatan Belajar-3 silahkan Anda coba menyelesaikan soal tes formatif secara keseluruhan tanpa melihat kunci jawaban dan hasilnya tuliskan pada lembar kerja terpisah (tidak di dalam modul). Apabila semua soal dapat diselesaikan, maka Anda dipersilakan untuk melihat Kunci Jawaban untuk melihat apakah jawaban Anda sesuai dengan kunci jawaban dan sekaligus untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat penguasaan Anda tentang materi yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-4 Periksalah hasil pekerjaan Anda. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab) soal-soal tes dengan benar (80%), maka silahkan Anda melanjutkan kegiatan belajar-4 Tetapi bila Anda belum berhasil menjawab 80% benar soal-soal tersebut, maka Anda disarankan untuk mempelajari kembali uraian materi Kegiatan Belajar-3 terutama materi pembelajaran yang belum Anda pahami. Setelah selesai mempelajari ulang materi pembelajaran dan yakin telah memahaminya, barulah Anda mengerjakan kembali soal- soal test tersebut. .Semoga kali ini, Anda lebih berhasil dan dapat menyelesaikannya 80% benar atau lebih. Setelah selesai mempelajari materi pelatihan yang diuraikan/dibahas pada Kegiatan Belajar dan sebelum melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya pada Kegiatan Belajar-4, ANDA diharuskan untuk mengerjakan soal-soal. Setelah mengerjakan semua soal tugas, ANDA akan dapat mengetahui sampai sejauh mana tingkat penguasaan ANDA terhadap materi pelatihan yang telah ANDA pelajari pada Kegiatan Belajar-4 Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas 1. Apa yang dimaksud dengan syok obstetri? 2. Bagaimana tanda-tanda syok? 3. Elemen apa yang penting untuk stabilisasi pasien? 4. Syok yang bagaimana yang terkait dengan derajat devisit volume cairan tubuh 5. Berapa kebutuhan oksigen pada pasien yang ,mengalami syok? 6. Bagaiman prinsip tatalaksana untuk mengatasi perdarahan hebat.? 7. Berapa cairan yang harus diberikan dalam 15 menit pertama? 8. Apa yang menyebabkan syok hipovolemik? 9. Coba ceritakan bagaimana tahap-tahap terjadinya syok? 10. Bagaimana kebutuhan terapi cairan pada pasien yang mengalami syok? Bagaimana menurut ANDA? Apakah ANDA sudah menjawab pertanyaan essay tentang kegawat daruratan pada pasien dengan syok tersebut ? Jika sudah, cobalah lanjutkan berdiskusi dengan teman karena hal ini sangat penting untuk mengatasi jika anda menemui kasus syok, kemudian Anda dapat memeriksa hasil kerja berdasarkan Kunci Jawaban sehingga diharapkan ANDA dapat menyelesaikan 80% atau lebih kasus obstetrik Kegiatan Belajar-4 dengan benar. Pada dasarnya, apabila ANDA mempelajari materi yang diuraikan pada Kegiatan Belajar 4, pastilah tidak sulit untuk menyelesaikan kasus obstetri tersebut. Jika Anda belum berhasil menyelesaikan kasus sampai 80% benar, sebaiknya ANDA mempelajari kembali materi pada Kegiatan Belajar 4 terutama pada bagian-bagian tertentu yang belum sepenuhnya ANDA pahami Periksalah Jawaban Anda! Sekali lagi jika sudah OK.... selamat ya , berarti anda sudah dapat memahami seluruh materi kegiatan belajar ini maka anda bersiaplah untuk dapat melaksanakan test akhir dari pembelajaran modul ini.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 20 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB-4 1. Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang meyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis 2. Tanda-tanda syok adalah a. nadi cepat dan halus (> 100 X per menit) b. menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg) c. pernafasan cepat (respirasi > 32 X per menit) d. pucat (terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan , bibir) e. berkeringat, gelisah, apatis/bingung atau pingsan/tidak sadar 3. Elemen yang penting untuk stabilsasi pasien adalah a. Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan sirkulasi b. Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi c. Mengganti cairan tubuh yang hilang d. Mengatasi rasa nyeri atau gelisah 4. Syok yang terkait dengan derajat devisit volume cairan tubuh adalah syok hipovolemik 5. Kebutuhan oksigen adalah 6 – 8 ml/mt 6. Prinsip tatalaksana untuk mengatasi perdarahan hebat adalah mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan tanpa memperhatikan penyebab syok serta Penanganan segera BERTERIAK MINTA, mulailah resusitasi dan infus dan Penanganan awal 7. Berapa cairan yang diberikan dalam 15 menit pertama adalah 0,5 sampai dengan 1 liter 8. Penyebab syok hipovolemik adalah syok yang terkait dengan defisit volume cairan tubuh 9. Cairan yang harus diberikan dalam 15 menit pertama adalah RL sebanyak 0,5-1 liter 10. Kebutuhan cairan sebagai terapi adalah untuk :Perbaiki Cairan Tubuh a. Berikan cairan isotonik (RL & NaCl) 0,5- 1 liter dalam 15 – 20 menit b. Stabilisasi sp 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam c. Pemeliharan (1ltr dlm 6-8 jam ) Jangan berikan cairan peroral d. Selanjutnya ...1 ltr selama 10-12 jam 11. Tahap terjadinya syok a. Tahap non progresif ( tahap kompensasi) yaitu mekanisme kompensasi sirkulasi normal akhirnya menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu terapi dari luar b. Tahap progresif , adalah ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul kematian c. Tahap ireversibel yaitu ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa sehingga semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien, meskipun pada saat itu masih ada tanda kehidupan Daftar Gambar Cover https://muthiahalvira.files.wordpress. com/2014/09/sc2.jpeg Gambar praktek obstetri Sumber gambar modul
  • 12. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS) 2015