2. Konseling gizi merupakan suatu proses yang
terjadi dalam hubungan tatap muka antara
seorang individu yang terganggu oleh
masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya
sendiri dengan pekerja professional yaitu
orang yang terlatih dan berpengalaman
membantu orang lain dalam mencapai
pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan
pribadi
PENGERTIAN KONSELING GIZI
3. Proses konseling gizi membutuhkan
kombinasi antara keahlian dalam bidang gizi,
fisiologi dan psikologi yang terfokus pada
perubahan perilaku tentang makanan dan
hubungannya dengan penyakit atau masalah
gizinya.
Perubahan perilaku makan client dapat
dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan rasa
percaya diri klien sehingga mampu dan mau
melakukan perilaku baru untuk mencapai status
gizi yang optimal.
4. Konseling gizi
bertujuan untuk
membantu klien dalam
upaya mengubah
perilaku yang berkaitan
dengan gizi, sehingga
status gizi dan
kesehatan klien
menjadi lebih baik
Tujuan
Konseling
Gizi
5. MANFAAT
KONSELING
Manfaat konseling gizi antara
lain :
• Membantu klien untuk
menggali masalah kesehatan
dan gizi yang dihadapi.
• Membantu klien memahami
penyebab terjadinya
masalah.
• Membantu klien untuk
memilih cara pemecahan
masalah yang paling sesuai
baginya.
• Membantu proses
penyembuhan penyakit
melalui perbaikan gizi klien.
6. Ketentuan – ketentuan yang harus dilterapkan
dalam penyelenggaraan pelayanan konseling
7. ASAS KERAHASIAAN
Segala sesuatu yang
dibicarakan klien kepada
konselor tidak boleh
disampaikan kepada orang
lain, menyangkut
kepercayaan klien.
8. ASAS KESUKARELAAN
Klien secara suka rela, tanpa
ragu-ragu, tanpa terpaksa
menyampaikan masalah yang
dihadapinya serta
mengungkapkan fakta, data,
yang berkenaan dengan masalah
tersebut.
9. ASAS KETERBUKAAN
Klien diharapkan berbicara jujur,
berterus terang tentang dirinya
guna penelaahan serta pengkajian
berbagai kekuatan dan kelemahan
klien dan konselor harus terbuka
dan bersedia menjawab
pertanyaan-pertanyaan klien.
10. ASAS KEKINIAN
Masalah yang ditanggulangi adalah
masalah sekarang yang sedang
dirasakan, bukan masalah yang sudah
lampau atau masalah yang mungkin
akan dialami dimasa yang akan
datang.
11. ASAS KEGIATAN
Klien harus aktif menjalani
proses konseling dan aktif
melaksanakan atau menerapkan
hasil-hasil konseling.
12. ASAS KEMANDIRIAN
Klien dapat mandiri dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mengenal diri sendiri dan lingkungannya
b. Menerima diri sendiri dan lingkungannya secara
positif dan dinamis
c. Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri
d. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan
e. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan
potensi
f. Minat dan kemampuan yang dimiliki
13. ASAS KEDINAMISAN
Perubahan perilaku klien kearah
yang lebih baik, menuju kesuatu
pembaruan, sesuatu yang lebih
maju dan dinamis sesuai dengan
arah perkembangan klien yang
dikehendaki.
15. ASAS KENORMATIFAN
Konseling tidak bertentangan
dengan norma-norma yang
berlaku, seperti norma agama,
norma adat norma hukum atau
negara, norma ilmu, dan kebiasaan
sehari-hari.
16. ASAS KEAHLIAN
Keahlian konselor menguasai
teori dan praktek secara
teratur dan sistematik
dengan menggunakan
prosedur, teknik dan alat
(instrumen konseling).
17. ASAS ALIH TANGAN
Alih tangan dilakukan apabila
konselor belum mampu membantu
klien setelah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu
klien, maka klien dapat dikirim atau
dialihkan kepada petugas yang
lebih ahli.
18. ASAS TUTWURI HANDAYANI
Konseling dirasakan
manfaatnya oleh klien baik
ketika dalam proses konseling
maupun setelah konseling
dilakukan.
19. • Klien yang mempunyai masalah kesehatan yang terkait
dengan gizi.
• Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan.
• Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi
yang optimal.
SASARAN
KONSELING
20. TEMPAT DAN WAKTU KONSELING
Konseling gizi dapat dilakukan dimana saja,
seperti di rumah sakit, di posyandu, poliklinik
atau puskesmas, atau tempat lain yang
disiapkan untuk melakukan konseling gizi. Yang
terpenting adalah tempat yang harus :
• Aman
• Nyaman
• Tenang
21. TEMPAT DAN WAKTU KONSELING
Tempat dan waktu yang baik untuk konseling
a. Ruang tersendiri dan terpisah dengan ruangan lain,
sehingga klien merasa nyaman.
b. Ada tempat atau meja untuk mendemonstrasikan materi
konseling.
c. Lokasi mudah dijangkau oleh klien, termasuk klien yang
mempunyai keterbatasan fisik.
d. Ruangan mempunyai cukup cahaya dan sirkulasi udara.
e. Waktu yang digunakan antara 30-60 menit, yaitu 30 menit
pertama untuk menggali data, dan selebihnya untuk diskusi
dan pemecahan masalah.
22. Dalam upaya mencapai
keberhasilan konseling keluarga
memiliki peranan penting,
terutama untuk mendukung
pelaksaanaan perubahan makan
klien dan memantau klien untuk
tetap disiplin dan bertanggung
jawab dalam pelaksanaan
kebiasaan pola makan yang benar.
Perubahan pola makan tersebut
diharapkan dapat menjadi
kebiasaan dan bagian dari gaya
hidup klien.
Peran Keluarga
atau Pendamping
24. PERSIAPAN KONSELING GIZI
1. Pengumpulan Data
• Data Antropometri
• Data Biokimia
• Data Klinis
• Riwayat Personal
• Riwayat Makan
25. 2. Data Antropometri
Pengukuran yang umum dilakukan, antara
lain tinggi badan (TB) atau panjang badan
(PB), berat badan (BB), tinggi lutut, lingkar
lengan atas (LILA), tebal lemak (TLBK), lingkar
pinggang dan lingkar pinggul (RLPP), dsb.
Kecepatan pertumbuhan dan kecepatan
perubahan berat badan juga termasuk data
yang di nilai dalam aspek ini.
26. Pemeriksaan dan pengkajian
data biokimia meliputi hasil
pemeriksaan laboratorium
yang berhubungan dengan
keadaan gizi, seperti analisis
darah, urine dan jaringan
tubuh lainnya
27. Data pemeriksaan fisik dan klinis
meliputi kondisi kesehatan gigi
dan mulut, penampilan fisik
secara umum.
DATA KLINIS
28. Pengkajian data riwayat personal
meliputi ada tidaknya alergi pada
makanan dan pantangan makanan,
keadaan sosial ekonomi, pola aktivitas,
riwayat penyakit klien, riwayat penyakit
keluarga yang berkaitan dengan penyakit
klien, serta masalah psikologis yang
berkaitan dengan masalah gizi klien.
29. • Pola dan kebiasaan makan
• Data riwayat gizi (anamnesis gizi) : food recall makanan 24
jam dilengkapi dengan data food frequensi dan food record,
pengetahuan tentang gizi, sikap terhadap makanan, aktivitas
fisik, peggunaan obat-obatan, penggunaan suplemen zat gizi.
• Perkiraan jumlah asupan zat gizi dalam periode waktu
tertentu
• Jenis dan jumlah bahan makanan yang sering dikonsumsi
• Makanan pantangan
• Kebiasaan mengolah atau membeli makanan.
31. Menggunakan formulir food frequency (FFQ)
• Dari hasilnya dapat diketahui seberapa sering
seseorang mengonsumsi bahan makanan
sumber zat gizi tertentu
Menggunakan formulir food recall
• Dianalisis dengan menggunakan formulir
analisis bahan makanan sehari dan dari
hasilnya dapat diketahui berapa besar
pencapaian asupan energi serta zat gizi
seseorang terhadap angka kebutuhan atau
angka kecukupan energi serta zat gizi tertentu
32. Perencanaan Konseling Gizi
1. Pengkajian kebutuhan zat gizi klien
2. Menetapkan tujuan
3. Sasaran
4. Materi
5. Metode
6. Media
33. Membandingkan data yang sudah
diperoleh dari pengumpulan data
kemudian dibandingkan dengan
standar baku (nilai normal) sehingga
dapat dikaji dan diidentifikasi berapa
besar masalahnya
Pengkajian kebutuhan zat gizi
klien
34. Tujuan harus jelas, rasional,
menyesuaikan kebutuhan klien,
dibuat berdasarkan perubahan
perilaku dan sesuai dengan target
waktu
Menetapkan Tujuan