SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
NASI PAPAH,
ANTARA BUDAYA DAN KESEHATAN
(Tinjauan Kebiasaan pemberian Nasi Papah dari segi budaya dan kesehatan di
Kabupaten Lombok Timur)
Oleh : Lalu Muhammad Anwar,SST,MPH
Pendahuluan
Praktek menyusui dan menyapih merupakan factor determinan yang
penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental tidak saja pada masa
bayi tapi juga untuk kehidupan selanjutnya. Pemberian ASI dan makanan
tambahan yang kurang sesuai dengan umur atau pemberian makanan sebelum
waktunya akan menyebabkan pertumbuhan anak menjadi pendek, terhambatnya
perkembangan mental dan psikomotorik anak, rendahnya imunitas bayi dan
meningkatnya resiko terkena penyakit infeksi seperti diare.( Hediger ML ,et,al,
2000).
Menyusui terutama pemberian ASI Ekslusif memiliki keuntungan yang
sangat banyak terutama pada kelompok ekonomi rendah, dimana susu ibu akan
selalu sedia setiap saat, tidak perlu membeli dan jika diberikan susu botol akan
mudah terpapar bakteri pathogen yang berdampak pada meningkatnya resiko
kematian dan kurang gizi pada bayi. Bahkan bayi yang mendapatkan ASI Esklusif
dapat mencegah anak menjadi overweight.(WHO, 2002)
Rendahnya pemberian ASI eksklusif di keluarga menjadi salah satu pemicu
rendahnya status gizi bayi dan balita. Data SUSENAS menunjukkan status gizi-
kurang pada balita menurun dari 37,5% pada tahun 1989 menjadi 26,4% pada
tahun 1999. Tetapi untuk kasus gizi buruk terjadi peningkatan 6,3% (1989)
menjadi 11,4% (1995). Pada tahun 1999 sekitar 1,7 juta balita di Indonesia
menderita gizi buruk berdasarkan indikator berat badan terhadap umur (BB/U).
Sekitar 10% dari 1,7 juta balita tersebut menderita gizi buruk tingkat berat seperti
marasmus, kwashiorkor atau bentuk kombinasi marasmik kwashiorkor. Sampai
akhir tahun 1999 terdapat sekitar 24.000 balita gizi buruk tingkat berat. Prosentase
bayi dengan status gizi baik menurun sejak bayi usia 6-10 bulan dan terus menurun
hingga kira-kira separuh pada anak-anak berusia 48 - 59 bulan. Anak-anak di
perdesaan cenderung memiliki status gizi lebih buruk dibandingkan dengan anak-
anak di daerah perkotaan.
Lancet dalam laporan terbarunya mengatakan bahwa salah satu upaya yang
efektif untuk menurunkan angka kekurangan gizi pada balita adalah dengan
memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan. Hal ini dapat mengurangi angka
kematian bayi, mengurangi angka kejadian diare dan mengurangi kejadian balita
obesitas. ASI eksklusif akan memberikan keuntungan yang sangat banyak baik
kepada bayi maupun kepada ibunya, antara lain memenuhi kebutuhan bayi akan
semua zat gizi sampai usia enam bulan, murah, tidak repot.
Di kabupaten Lombok Timur angka pemberian ASI Eksklusif berdasarkan
laporan tahunan dinas kesehatan masih sangat rendah, yaitu sekitar 13 %, bahkan
dalam Survey PHBS 2007 menunjukkan cakupan pemberian ASI Eksklusif sebesar
0 %. Banyak factor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif tersebut seperti
karena ibu bekerja, pengaruh iklan, dorongan dari keluarga dan pengaruh tenaga
dan sarana kesehatan. Namun diantara beberapa factor tersebut ada kebiasaan yang
kurang baik yang masih menjadi budaya masyarakat sekitar yaitu membuang ASI
pertama yang keluar (colustrum) dan memberikan makanan sebelum waktunya
kepada bayi dalam bentuk nasi papah.
Nasi papah masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi apalagi dalam
upaya meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Lombok
Timur. Oleh karena itu perlu dirancang strategi promosi kesehatan yang dapat
diterima oleh masyarakat sekitar tentang kerugian pemberian nasi papah tersebut.
Nasi papah dari Sisi Budaya.
Sangat sedikit literature yang menjelaskan kapan nasi papah itu mulai
diberikan, bahkan kalau kita menanyakan pada nenek-nenek kita di kampong
mengatakan bahwa kamu besar juga karena dulu diberikan nasi papah dan
kenyataannya kamu bias hidup dan sukses seperti saat ini. Jadi disini dapat
dijelaskan bahwa praktek pemberian nasi papah tersebut sudah berlangsung sangat
lama dan diteruskan secara turun temurun.
Sebagian ibu-ibu percaya bahwa anak-anak memerlukan makanan untuk
dapat tumbuh dan berkembang. Untuk itu diperlukan makanan yang tersedia setiap
saat dan tidak membahayakan kesehatannya baik dari segi ukuran maupun
teksturnya. Indikator yang dapat dilihat untuk menentukan kekenyangan seorang
bayi adalah apabila dia terus menerus menangis walaupun sudah diberikan ASI.
Untuk memenuhi kebutuhan bayi maka ibu-ibu atau nenek akan
memberikan berbagai jenis makanan mulai dari madu, pisang, bubur dan lain
sebagainya. Namun masih ada sebagian masyarakat yang tinggal di daerah-daerah
tertentu masih menerapakan kebiasaan memberikan nasi papah kepada bayinya.
Nasi papah adalah nasi yang dikunyah terlebih dahulu sebelum diberikan
kepada bayinya. Bahkan ada yang sengaja menyimpan untuk beberapa kali
pemberian makanan. Kebiasaan memberikan makanan kepada bayi berupa nasi
papah didapatkan secara turun temurun, dan ini merupakan bentuk kearifan local
tentang hubungan kasih saying antara ibu dan bayinya.
Sebagian masyarakat memberikan nasi papah berdasarkan keyakinan
agama bahwa Rasulullah Muhammad SAW pernah memberikan papahan kurma
kepada anak-anak kecil atau bayi-bayi. Begitu juga dengan anjuran memberikan
madu pada bayi yang baru lahir. Mungkin ini perlu pembahasan yang lebih lanjut
sejauhmana keshahihan hadist-hadist tersebut sehingga pemahaman itu bias
menjadi budaya di Pulau Lombok? Jika memang hadist tersebut shahih kenapa
kebiasaan pemberian nasi papah hanya terdapat di Pulau Lombok tetapi tidak
ditemukan pada masyarakat muslim lainnya? Pertanyaan pertanyaan ini mungkin
akan dibahas pada lain kesempatan.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Nasi papah sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat karena
adanya anggapan itu sudah merupakan tradisi yang harus terus dikembangkan dan
dilestarikan. Kebudayaan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat
Banyak hal yang belum bisa dijelaskan secara nyata tentang pemberian nasi
papah tersebut. Ada beberapa factor yang menyebabkan orang memilih suatu
budaya terutama dalam makanan antara lain adanya nilai makanan, pantangan
agama, takhayul dan kepercayaan tentang kesehatan. Pemilihan makanan juga
dapat disebabkan karena makanan itu dianggap baik oleh masyarakat dan yang
tidak kalah penting adalah ketersediaan bahan makanan dan kemampuan
mengekploitasi bahan makanan tersebut.
Baliwati, dkk. (2004), mengeksplorasi bahwa komponen ketersediaan dan
stabilitas pangan dipengaruhi oleh sumber daya alam, manusia, sosial dan produksi
pangan. Akses pangan menunjukkan jaminan bahwa setiap rumah tangga dan
individu mempunyai sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan
sesuai dengan norma gizi. Kondisi tersebut tercermin dari kemampuan rumah
tangga untuk meningkatkan produksi pangan dan peningkatan pendapatannya.
Selain faktor-faktor di atas faktor sosio budaya dan religi juga dapat
mempengaruhi ketahanan pangan dan konsumsi pangan masyarakat. Kebudayaan
suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang besar terhadap pemilihan bahan
makanan yang digunakan untuk dikonsumsi. Karena aspek sosio budaya
merupakan fungsi pangan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan
keadaan lingkungan, agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat tersebut.
Masyarakat menganggap pemberian nasi papah aman-aman saja dan tidak
menimbulkan permasalahan yang berarti bagi kesehatan. Dengan memberikan nasi
papah merupakan bentuk ekspresi kasih saying orang tua kepada anaknya.Mereka
merasa menjadi lebih aman, tenang. Kontak air liur juga dipercaya akan
mempererat hubungan emosional antara orang tua dan si anak.
Foster dan Andersen, 1986 mengatakan bahwa Makanan adalah suatu
konsep budaya, suatu pernyataan yang sesungguhnya mengatakan zat ini sesuai
bagi kebutuhan kita. Sedemikian kuat kepercayaan-kepercayaan kita mengenai apa
yang dianggap makanan dan apa yang dianggap bukan makanan sehingga terbukti
sangat sukar untuk meyakinkan orang untuk menyesuaikan makanan tradisional
mereka demi kepentingn kesehatan dan gizi yang lebih baik.
Nasi Papah dari Pandangan Kesehatan
Sebagian besar para ahli sepakat bahwa makanan terbaik bagi bayi adalah
air susu ibu karena mengandung zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi khususnya sampai berumur 6 bulan, dan setelah itu baru
diberikan makanan tambahan berupa makanan pendamping sesuai umurnya. Air
Susu Ibu juga memiliki banyak kelebihan selain yang disebutkan di atas seperti
mengandung zat antibody terutama pada ASI yang pertama keluar yang disebut
colustrum. ASI juga tidak perlu membeli, bias tersedia setiap saat dengan suhu
yang sesuai kebutuhan bayi dan banyak lagi manfaat lainnya.
Pemberian Makanan Pendamping ASI juga perlu memperhatikan tingkatan
umur bayi, dimana semakin besar umurnya maka kebutuhannya juga akan semakin
meningkat. Umumnya makanan pendamping ASI yang dibuat secara rumahan
sangat sedikit mengandung mikronutrient yang justru sangat dibutuhkan bayi untuk
tumbuh dan berkembang terutama untuk perkembangan kecerdasannya.
Pemberian nasi papah jelas sangat kurang dari asfek pemenuhan kebutuhan
gizi tersebut, dimana biasanya yang dipapah hanya makanan sumber karbohidrat
saja seperti beras dan sangat jarang ditambahkan makanan yang lain baik makanan
sumber protein maupun vitamin dan mineral. Sehingga akan sulit memenuhi
kebutuhan zat gizi bayi.
Nasi papah juga dapat menjadi media penyebaran penyakit antara si ibu
dengan bayi, dimana jika seorang ibu menderita penyakit-penyakit infeksi menular
tertentu yang berhubungan dengan gigi dan mulut serta pernapasan maka akan
sangat mudah untuk ditularkan pada bayinya. Misalnya Tuberculosis. Dari segi
kebersihan dan keamanan pangan nasi papah masih perlu dipertanyakan juga,
karena anak bisa tertular penyakit yang diderita ibu melalui air liur, sedangkan dari
segi kuantitas dan kualitas nilai gizi jelas merugikan si bayi, karena ibu-ibu akan
mendapatkan sari makanan sedangkan bayinya akan mendapatkan ampasnya.
Peranan Tokoh Agama
Masyarakat Lombok khususnya suku sasak merupakan masyarakat yang
sangat religious, sangat kuat memegang teguh aturan-aturan yang ditetapkan oleh
agama, termasuk hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Sehingga budaya mereka tidak terlepas dari pengaruh agama islam.
Para ulama yang di sana disebut “Tuan Guru” merupakan tokoh kunci
dalam melakukan penetrasi budaya pemberian nasi papah ini. Tuan guru-tuan guru
yang ada bias dijadikan tokoh panutan untuk merubah kebiasaan itu baik melalui
ceramah-ceramah keagamaan di masjid-masjid, surau-surau, ataupun pada acara
majlis taqlim ibu-ibu. Tuan guru umumnya lebih mudah didengar dan diikuti.
Agar kampanye pemasaran ASI Eksklusif dapat berhasil guna maka
pendekatan melalui tuan guru-tuan guru ini merupakan solusi yang cerdas dalam
upaya mengurangi atau mengeleminir pemberian nasi papah. Tuan guru dapat
dijadikan penghubung yang tepat untuk menjembatani kerancuan pemahaman
masyarakat tentang alas an memberikan nasi papah tersebut. Misalnya shahihkah
hadist-hadist yang dijadikan rujukan pemberian nasi papah tersebut? Atau
bagaimanakah sebenarnya perilaku yang ditunjukkan oleh rasulullah SAW. Hal ini
bias dijelaskan secara lebih tepat oleh para tuan guru atau kyai-kyai tersebut.
Disamping dikaji secara keagamaan maka para tuan guru perlu dibekali tentang
pemahaman mengenai nasi papah dari tinjauan kesehatan, sehingga mereka dapat
menjelaskan apa yang sebaiknya dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut.
KEPUSTAKAAN
Departemen Kesehatan, 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007.
,Jakarta
Dewey,K.G.,Cohen R.J.,Brown K.H.,&Rivera L.L (2001) Effects of Exclusive
Breasfeeding for four versus sixt month on maternal nutritional status and
infant motor development; Result of two month randomized trial in
Honduras. Jurnal of Nutrition, 13 pp,262-267.
Fawzi WW, Herrera MG, Nestel P, el Amin A, Mohamed KA. A longitudinal
study of prolonged breastfeeding in relation to child undernutrition. Int J
Epidemiol 1998;27:255-60.
Foster.G.M, Andersen B.G, 1986. Antropologi Kesehatan. Penerbit Universitas
Indonesia
Graeff.J.A, Elder.J.P,Booth.E.M. 1996. Communication For Health And Behavior
Change, Gadjah Mada University Press.
Hediger ML, Overpeck MD, Ruan WJ, Troendle JF. Early infant feeding and
growth status of US-born infants and children aged 4-71 mo: analyses
from the third National Health and Nutrition Examination Survey, 1988-
1994. Am J Clin Nutr 2000;72:159-67.
Kotler,P, Andersen, A.R, 1995, Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba,
Edisi Bahasa Indonesia, Cetakan Pertama, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Kotler,P.1997, Manajemen Pemasaran , Edisi Bahasa Indonesia, PT Prenhallindo,
Jakarta.
Kruger R, Gericke GJ. A qualitative exploration of rural feeding and weaning
practices, knowledge and attitudes on nutrition. Public Health Nutr
2003;6:217-223.
WHO, 'Diet, nutrition and prevention of chronic diseases: Report of the Joint
WHO/FAO Expert Consultation' , Geneva, 2002it

More Related Content

What's hot

Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iAdaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iWarnet Raha
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananLatifah Safriana
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanHetty Astri
 
Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui PaguyubanPendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui Paguyubanevianamsaputri
 
Makalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananMakalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananasep nababan
 
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.pptSyaikhAbdullah
 
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T MercerKonsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercerbettycan33
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBayu Fijrie
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiRetnoWulan32
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilR-ny Simbolon
 
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamiletika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamilLudse Intan
 
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptxMenggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptxfarhanadirasembiring
 
Gizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan RepoduksiGizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan RepoduksiAgnescia Sera
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananyolandaputri18
 

What's hot (20)

Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iAdaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
 
Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui PaguyubanPendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui Paguyuban
 
Makalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananMakalah etika kebidanan
Makalah etika kebidanan
 
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
 
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T MercerKonsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
 
Modul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitasModul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitas
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektif
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
Konsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakitKonsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakit
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
 
gizi masa nifas
gizi masa nifasgizi masa nifas
gizi masa nifas
 
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamiletika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
 
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptxMenggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
 
Sistem rujukan
Sistem rujukanSistem rujukan
Sistem rujukan
 
Gizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan RepoduksiGizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan Repoduksi
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 

Similar to Nasi Papah Budaya dan Kesehatan

Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilManajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilnunasf
 
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxGIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal PenelitianYayu Ferdian
 
Standar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolahStandar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolahYola DJ
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaRahmat Ramadhani
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdfssuserdf79341
 
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)Lia Oktaviani
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakasep nababan
 
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hiKebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hikang gunawan
 
230579389-phbs-ppt.pptx
230579389-phbs-ppt.pptx230579389-phbs-ppt.pptx
230579389-phbs-ppt.pptxNoveraDenita1
 
ppt gizi pada balita.ppt
ppt gizi pada balita.pptppt gizi pada balita.ppt
ppt gizi pada balita.pptEkaKharisma2
 
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMariaSunvratys
 
Manfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayiManfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayiKebayoran Baru
 

Similar to Nasi Papah Budaya dan Kesehatan (20)

Sosbud 7
Sosbud 7Sosbud 7
Sosbud 7
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilManajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
 
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxGIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Standar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolahStandar kantin sehat sekolah
Standar kantin sehat sekolah
 
TAPE BESEK BERAKZI.pptx
TAPE BESEK BERAKZI.pptxTAPE BESEK BERAKZI.pptx
TAPE BESEK BERAKZI.pptx
 
1.3 Gizi Seimbang.pdf
1.3 Gizi Seimbang.pdf1.3 Gizi Seimbang.pdf
1.3 Gizi Seimbang.pdf
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balita
 
Phbs dan-kia
Phbs dan-kiaPhbs dan-kia
Phbs dan-kia
 
Bab 1 agama
Bab 1 agamaBab 1 agama
Bab 1 agama
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESGA_1224.pdf
 
Mira mydi
Mira mydiMira mydi
Mira mydi
 
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
Makalah Makanan Pra Sekolah (Gizi dan Diet)
 
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
 
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hiKebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
 
230579389-phbs-ppt.pptx
230579389-phbs-ppt.pptx230579389-phbs-ppt.pptx
230579389-phbs-ppt.pptx
 
ppt gizi pada balita.ppt
ppt gizi pada balita.pptppt gizi pada balita.ppt
ppt gizi pada balita.ppt
 
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
 
Manfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayiManfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayi
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 

Nasi Papah Budaya dan Kesehatan

  • 1. NASI PAPAH, ANTARA BUDAYA DAN KESEHATAN (Tinjauan Kebiasaan pemberian Nasi Papah dari segi budaya dan kesehatan di Kabupaten Lombok Timur) Oleh : Lalu Muhammad Anwar,SST,MPH Pendahuluan Praktek menyusui dan menyapih merupakan factor determinan yang penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental tidak saja pada masa bayi tapi juga untuk kehidupan selanjutnya. Pemberian ASI dan makanan tambahan yang kurang sesuai dengan umur atau pemberian makanan sebelum waktunya akan menyebabkan pertumbuhan anak menjadi pendek, terhambatnya perkembangan mental dan psikomotorik anak, rendahnya imunitas bayi dan meningkatnya resiko terkena penyakit infeksi seperti diare.( Hediger ML ,et,al, 2000). Menyusui terutama pemberian ASI Ekslusif memiliki keuntungan yang sangat banyak terutama pada kelompok ekonomi rendah, dimana susu ibu akan selalu sedia setiap saat, tidak perlu membeli dan jika diberikan susu botol akan mudah terpapar bakteri pathogen yang berdampak pada meningkatnya resiko kematian dan kurang gizi pada bayi. Bahkan bayi yang mendapatkan ASI Esklusif dapat mencegah anak menjadi overweight.(WHO, 2002) Rendahnya pemberian ASI eksklusif di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Data SUSENAS menunjukkan status gizi- kurang pada balita menurun dari 37,5% pada tahun 1989 menjadi 26,4% pada tahun 1999. Tetapi untuk kasus gizi buruk terjadi peningkatan 6,3% (1989) menjadi 11,4% (1995). Pada tahun 1999 sekitar 1,7 juta balita di Indonesia menderita gizi buruk berdasarkan indikator berat badan terhadap umur (BB/U). Sekitar 10% dari 1,7 juta balita tersebut menderita gizi buruk tingkat berat seperti marasmus, kwashiorkor atau bentuk kombinasi marasmik kwashiorkor. Sampai akhir tahun 1999 terdapat sekitar 24.000 balita gizi buruk tingkat berat. Prosentase bayi dengan status gizi baik menurun sejak bayi usia 6-10 bulan dan terus menurun hingga kira-kira separuh pada anak-anak berusia 48 - 59 bulan. Anak-anak di perdesaan cenderung memiliki status gizi lebih buruk dibandingkan dengan anak- anak di daerah perkotaan. Lancet dalam laporan terbarunya mengatakan bahwa salah satu upaya yang efektif untuk menurunkan angka kekurangan gizi pada balita adalah dengan memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan. Hal ini dapat mengurangi angka kematian bayi, mengurangi angka kejadian diare dan mengurangi kejadian balita obesitas. ASI eksklusif akan memberikan keuntungan yang sangat banyak baik kepada bayi maupun kepada ibunya, antara lain memenuhi kebutuhan bayi akan semua zat gizi sampai usia enam bulan, murah, tidak repot.
  • 2. Di kabupaten Lombok Timur angka pemberian ASI Eksklusif berdasarkan laporan tahunan dinas kesehatan masih sangat rendah, yaitu sekitar 13 %, bahkan dalam Survey PHBS 2007 menunjukkan cakupan pemberian ASI Eksklusif sebesar 0 %. Banyak factor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif tersebut seperti karena ibu bekerja, pengaruh iklan, dorongan dari keluarga dan pengaruh tenaga dan sarana kesehatan. Namun diantara beberapa factor tersebut ada kebiasaan yang kurang baik yang masih menjadi budaya masyarakat sekitar yaitu membuang ASI pertama yang keluar (colustrum) dan memberikan makanan sebelum waktunya kepada bayi dalam bentuk nasi papah. Nasi papah masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi apalagi dalam upaya meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Lombok Timur. Oleh karena itu perlu dirancang strategi promosi kesehatan yang dapat diterima oleh masyarakat sekitar tentang kerugian pemberian nasi papah tersebut. Nasi papah dari Sisi Budaya. Sangat sedikit literature yang menjelaskan kapan nasi papah itu mulai diberikan, bahkan kalau kita menanyakan pada nenek-nenek kita di kampong mengatakan bahwa kamu besar juga karena dulu diberikan nasi papah dan kenyataannya kamu bias hidup dan sukses seperti saat ini. Jadi disini dapat dijelaskan bahwa praktek pemberian nasi papah tersebut sudah berlangsung sangat lama dan diteruskan secara turun temurun. Sebagian ibu-ibu percaya bahwa anak-anak memerlukan makanan untuk dapat tumbuh dan berkembang. Untuk itu diperlukan makanan yang tersedia setiap saat dan tidak membahayakan kesehatannya baik dari segi ukuran maupun teksturnya. Indikator yang dapat dilihat untuk menentukan kekenyangan seorang bayi adalah apabila dia terus menerus menangis walaupun sudah diberikan ASI. Untuk memenuhi kebutuhan bayi maka ibu-ibu atau nenek akan memberikan berbagai jenis makanan mulai dari madu, pisang, bubur dan lain sebagainya. Namun masih ada sebagian masyarakat yang tinggal di daerah-daerah tertentu masih menerapakan kebiasaan memberikan nasi papah kepada bayinya. Nasi papah adalah nasi yang dikunyah terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayinya. Bahkan ada yang sengaja menyimpan untuk beberapa kali pemberian makanan. Kebiasaan memberikan makanan kepada bayi berupa nasi papah didapatkan secara turun temurun, dan ini merupakan bentuk kearifan local tentang hubungan kasih saying antara ibu dan bayinya. Sebagian masyarakat memberikan nasi papah berdasarkan keyakinan agama bahwa Rasulullah Muhammad SAW pernah memberikan papahan kurma kepada anak-anak kecil atau bayi-bayi. Begitu juga dengan anjuran memberikan madu pada bayi yang baru lahir. Mungkin ini perlu pembahasan yang lebih lanjut sejauhmana keshahihan hadist-hadist tersebut sehingga pemahaman itu bias menjadi budaya di Pulau Lombok? Jika memang hadist tersebut shahih kenapa kebiasaan pemberian nasi papah hanya terdapat di Pulau Lombok tetapi tidak ditemukan pada masyarakat muslim lainnya? Pertanyaan pertanyaan ini mungkin akan dibahas pada lain kesempatan.
  • 3. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Nasi papah sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat karena adanya anggapan itu sudah merupakan tradisi yang harus terus dikembangkan dan dilestarikan. Kebudayaan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain- lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat Banyak hal yang belum bisa dijelaskan secara nyata tentang pemberian nasi papah tersebut. Ada beberapa factor yang menyebabkan orang memilih suatu budaya terutama dalam makanan antara lain adanya nilai makanan, pantangan agama, takhayul dan kepercayaan tentang kesehatan. Pemilihan makanan juga dapat disebabkan karena makanan itu dianggap baik oleh masyarakat dan yang tidak kalah penting adalah ketersediaan bahan makanan dan kemampuan mengekploitasi bahan makanan tersebut. Baliwati, dkk. (2004), mengeksplorasi bahwa komponen ketersediaan dan stabilitas pangan dipengaruhi oleh sumber daya alam, manusia, sosial dan produksi pangan. Akses pangan menunjukkan jaminan bahwa setiap rumah tangga dan individu mempunyai sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan sesuai dengan norma gizi. Kondisi tersebut tercermin dari kemampuan rumah tangga untuk meningkatkan produksi pangan dan peningkatan pendapatannya. Selain faktor-faktor di atas faktor sosio budaya dan religi juga dapat mempengaruhi ketahanan pangan dan konsumsi pangan masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang besar terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk dikonsumsi. Karena aspek sosio budaya merupakan fungsi pangan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat tersebut. Masyarakat menganggap pemberian nasi papah aman-aman saja dan tidak menimbulkan permasalahan yang berarti bagi kesehatan. Dengan memberikan nasi papah merupakan bentuk ekspresi kasih saying orang tua kepada anaknya.Mereka merasa menjadi lebih aman, tenang. Kontak air liur juga dipercaya akan mempererat hubungan emosional antara orang tua dan si anak.
  • 4. Foster dan Andersen, 1986 mengatakan bahwa Makanan adalah suatu konsep budaya, suatu pernyataan yang sesungguhnya mengatakan zat ini sesuai bagi kebutuhan kita. Sedemikian kuat kepercayaan-kepercayaan kita mengenai apa yang dianggap makanan dan apa yang dianggap bukan makanan sehingga terbukti sangat sukar untuk meyakinkan orang untuk menyesuaikan makanan tradisional mereka demi kepentingn kesehatan dan gizi yang lebih baik. Nasi Papah dari Pandangan Kesehatan Sebagian besar para ahli sepakat bahwa makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu karena mengandung zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi khususnya sampai berumur 6 bulan, dan setelah itu baru diberikan makanan tambahan berupa makanan pendamping sesuai umurnya. Air Susu Ibu juga memiliki banyak kelebihan selain yang disebutkan di atas seperti mengandung zat antibody terutama pada ASI yang pertama keluar yang disebut colustrum. ASI juga tidak perlu membeli, bias tersedia setiap saat dengan suhu yang sesuai kebutuhan bayi dan banyak lagi manfaat lainnya. Pemberian Makanan Pendamping ASI juga perlu memperhatikan tingkatan umur bayi, dimana semakin besar umurnya maka kebutuhannya juga akan semakin meningkat. Umumnya makanan pendamping ASI yang dibuat secara rumahan sangat sedikit mengandung mikronutrient yang justru sangat dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang terutama untuk perkembangan kecerdasannya. Pemberian nasi papah jelas sangat kurang dari asfek pemenuhan kebutuhan gizi tersebut, dimana biasanya yang dipapah hanya makanan sumber karbohidrat saja seperti beras dan sangat jarang ditambahkan makanan yang lain baik makanan sumber protein maupun vitamin dan mineral. Sehingga akan sulit memenuhi kebutuhan zat gizi bayi. Nasi papah juga dapat menjadi media penyebaran penyakit antara si ibu dengan bayi, dimana jika seorang ibu menderita penyakit-penyakit infeksi menular tertentu yang berhubungan dengan gigi dan mulut serta pernapasan maka akan sangat mudah untuk ditularkan pada bayinya. Misalnya Tuberculosis. Dari segi kebersihan dan keamanan pangan nasi papah masih perlu dipertanyakan juga, karena anak bisa tertular penyakit yang diderita ibu melalui air liur, sedangkan dari segi kuantitas dan kualitas nilai gizi jelas merugikan si bayi, karena ibu-ibu akan mendapatkan sari makanan sedangkan bayinya akan mendapatkan ampasnya. Peranan Tokoh Agama Masyarakat Lombok khususnya suku sasak merupakan masyarakat yang sangat religious, sangat kuat memegang teguh aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama, termasuk hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga budaya mereka tidak terlepas dari pengaruh agama islam. Para ulama yang di sana disebut “Tuan Guru” merupakan tokoh kunci dalam melakukan penetrasi budaya pemberian nasi papah ini. Tuan guru-tuan guru yang ada bias dijadikan tokoh panutan untuk merubah kebiasaan itu baik melalui ceramah-ceramah keagamaan di masjid-masjid, surau-surau, ataupun pada acara majlis taqlim ibu-ibu. Tuan guru umumnya lebih mudah didengar dan diikuti.
  • 5. Agar kampanye pemasaran ASI Eksklusif dapat berhasil guna maka pendekatan melalui tuan guru-tuan guru ini merupakan solusi yang cerdas dalam upaya mengurangi atau mengeleminir pemberian nasi papah. Tuan guru dapat dijadikan penghubung yang tepat untuk menjembatani kerancuan pemahaman masyarakat tentang alas an memberikan nasi papah tersebut. Misalnya shahihkah hadist-hadist yang dijadikan rujukan pemberian nasi papah tersebut? Atau bagaimanakah sebenarnya perilaku yang ditunjukkan oleh rasulullah SAW. Hal ini bias dijelaskan secara lebih tepat oleh para tuan guru atau kyai-kyai tersebut. Disamping dikaji secara keagamaan maka para tuan guru perlu dibekali tentang pemahaman mengenai nasi papah dari tinjauan kesehatan, sehingga mereka dapat menjelaskan apa yang sebaiknya dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut. KEPUSTAKAAN Departemen Kesehatan, 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007. ,Jakarta Dewey,K.G.,Cohen R.J.,Brown K.H.,&Rivera L.L (2001) Effects of Exclusive Breasfeeding for four versus sixt month on maternal nutritional status and infant motor development; Result of two month randomized trial in Honduras. Jurnal of Nutrition, 13 pp,262-267. Fawzi WW, Herrera MG, Nestel P, el Amin A, Mohamed KA. A longitudinal study of prolonged breastfeeding in relation to child undernutrition. Int J Epidemiol 1998;27:255-60. Foster.G.M, Andersen B.G, 1986. Antropologi Kesehatan. Penerbit Universitas Indonesia Graeff.J.A, Elder.J.P,Booth.E.M. 1996. Communication For Health And Behavior Change, Gadjah Mada University Press. Hediger ML, Overpeck MD, Ruan WJ, Troendle JF. Early infant feeding and growth status of US-born infants and children aged 4-71 mo: analyses from the third National Health and Nutrition Examination Survey, 1988- 1994. Am J Clin Nutr 2000;72:159-67. Kotler,P, Andersen, A.R, 1995, Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba, Edisi Bahasa Indonesia, Cetakan Pertama, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kotler,P.1997, Manajemen Pemasaran , Edisi Bahasa Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta. Kruger R, Gericke GJ. A qualitative exploration of rural feeding and weaning practices, knowledge and attitudes on nutrition. Public Health Nutr 2003;6:217-223. WHO, 'Diet, nutrition and prevention of chronic diseases: Report of the Joint WHO/FAO Expert Consultation' , Geneva, 2002it