Makalah ini membahas pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan melalui pendekatan pesantren. Ia menjelaskan bagaimana agama Islam dapat memberikan pedoman untuk menjalankan praktek kebidanan dengan mempertimbangkan aspek sosial dan budaya masyarakat. Beberapa pendekatan yang dibahas meliputi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan. Ada dua pendapat tentang kontrasepsi, yang satu memper
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Makalah ilmu sosial budaya
1. DOSEN:Albert,AMK,SE,Mmkes
MAKALAH SOSIAL BUDAYA
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM
PRAKTEK KEBIDANAN
Disusun oleh
kelompok 1:
1.Asni
2.Adryani adi
3.Arun apriliani
4.Arsita anggraini
5.Bijalmiah
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KAB.MUNA
TAHUN AJARAN 2013/2014
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami,sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Ilmu Sosial Dan
Budaya yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pendekatan Sosial Budaya
Dalam Praktek Kebidanan Melalui Pendekatan Pesantren”.
Makalah ini berisikan informasi tentangPendekatan Ilmu Sosial Budaya Dalam Praktek
Kebidanan Melalui Pendekatan Pesantren.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
serta pengetahuan dan wawasan baru tentang tema yang kita bahas diatas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata,kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala urusan kita. Amin.
3. BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sosial Budaya dalam agama
Sosial Budaya mencakup pola kehidupan masyarakat sesuai dengan hasil pemikiran atau adat
istiadat masyarakat tertentu. Nah ketika masalah sosialbudaya ditelaah dalam kehidupan
pesantren maka yang terlihat tentulah berbedadengan pola kehidupan masayarakat luar. Karena
pondok pesantren (biasanya juga disebut pondok saja) merupakan sekolah Islamberasrama
(Islamic boarding school). Parasantri (pelajar pesantren) belajar padasekolah ini sekaligus
tinggal pada asrama yang disediakan pesantren. Biasanyapesantren dipimpin oleh
seorang kiai/kyai. Untuk mengaturkehidupan pondok pesantren, kyai menujuk seorang santri
senior untuk mengaturadik kelasnya, mereka biasanya disebut Lurah Pondok. Pesantren adalah
sekolahpendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikanagama
Islam daripada ilmu umum. Bahkan ada pula pesantren yang hanyamengajarkan ilmu agama
Islam saja, umumnya disebut Pesantren Salaf.
Jadi kehidupan dalam pesantren memiliki sistem tersendiri yang berbeda dengankehidupan luar
namun tidak bertentangan dengan system kehidupan yang dianutbangsa kita. dunia pesantren
merupakan representrasi miniatur kehidupan riil dimasyarakat. Tapi, pesantren bukan benar-benar
gambaran nyata masyarakat secaraumum, sebab unsur-unsur sosialnya kurang beragam
dibanding unsur-unsur sosialmasyarakat yang lebih besar. Di pesantren, unsur-unsur sosial
pokoknya taklebih dari kiai sebagai figur sentral, guru-guru atau asatizah sebagaipembantu kiai,
dan para santri. Kalau pun ada anasir sosial lain di luar anasirpokok, seperti tukang masak,
tukang kebun, dan para pekerja lainnya, perannyatak lebih sebagai pelengkap miniatur
masyarakat pokok saja. Artinya, pesantrendapat disebut miniatur masyarakat yang memang
kurang lengkap. Sebagian menyebutistilah sub-kultur dari kultur masyarakat yang lebih besar
untuk pesantren.
Fasilitas- fasilitaskehidupan masyarakat pesantren juga terbatas. Yang paling pokok
tentulahmasjid, bangungan sekolah atau madrasah, pemondokan atau asrama, danfasilitas-fasilitas
penunjang lainnya. Di pesantren tentu tidak dijumpaisarana-sarana hiburan, seperti
taman, mal, cafe, bioskop, danfasilitas- fasilitas penunjang kenikmatan hidup lainnya. Tapi justru
karenaketidaklengkapan unsur-unsur sosial dan fasilitas penunjang kenikmatan hidupitulah
pesantren dapat membangun dunia idealnya sendiri. Di pesantren dengansistem asrama yang
kurang menyatu dengan masyarakat, nuansa dunia ideal atau baldatunthayyibatun wa rabbun
ghafur itu terasa sangat kuat.
4. 1.2 Rumusan Masalah
pendekatan social budaya dalam praktek kebidanan melalui pendekatan pesantren?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan jawaban dari serangkaian rumusan masalah diatas
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pendekatan social budaya dalam praktek
kebidanan melalui pendekatan pesantren
3. Memberikan informasi yang tepat kepada pembaca tentang bagaimana pendekatan pesantren
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat memberikan pengetahuan tentang pendekatan social budaya dalam praktek
kebidanan melalui pendekatan Agama islam
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui agama
Kebidanan
Kebidanan sendiri merupakan bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala
sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan
pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal
dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak
awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah
untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, bermitra dengan perempuan,
menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya, termasuk proses
penjaminan kesehatan ibu danbayinya serta untuk menghindari kasus gizi buruk bagi bayi.
Kemudian praktek kebidanan adalah asuhan yangdiberikan oleh bidan secara mandiri baik pada
perempuan yang menyangkut prosesreproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa
antara dalam lingkuppraktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal
prosesreproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan denganperempuan, bersifat holistik dan
menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruhsosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi
dan fisik dari pengalamanreproduksinya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitasdan morbilitas ibu dan bayi yang
berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatan ibudan janin / bayinya.
Pendekatan SosialBudaya dalam praktek kebidanan melalui agama
dalam praktek kebidanan melalui pesantren sebagaisalah satu alternativ pemecahan masalah
dalam bidang kesehatan. Saat ini pesantren diharapkan dapat berperan aktif dalam
upayamemberdayakan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat, karena
Pondokpesantren dianggap mampu menjadi penggerak masyarakat baik di bidang agama,sosial,
maupun ekonomi.
CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
MELALUI PENDEKATAN AGAMA
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup
meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam
memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan
melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
6. 2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan
perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga,
masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan
dengan ajarannya.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya
pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
A. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak
janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat
begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat
melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan
kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkanoleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
B. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai
kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk
menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau
kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
7. C. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-
Nya.”
Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.
Pandangan agama (agama Islam) terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat
mengenai hal tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena
ada beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang
sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.
Pendapat/pandangan agama (agama Islam) dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu
memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.
Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.
Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak kehamilan
sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan baik.
b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.
Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat merepotkan dan
membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa aman kepada ibu.
Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam keselamatan jiwa ibu.
Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya digunakan untuk mengurusi anak
dan keluarga.
Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD :
a. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel telur
bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur (masih ada
kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat
lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan dengan
melihat aura wanita.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang
memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah hukum
(Islam) mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan alasan
kesehatan/keselamatan jiwa “.
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk kepentingan
pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
8. Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama perkawinan
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang sehat
dan berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain
9. BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ketika pesantren mengaktifkan praktek kebidanan maka ini berarti pesantren tidak hanya
menjadi wadah yang menyampaikan pesan agamatetapi juga pesantren telah menyampaikan
pesan kesehatan dan ini sesuai dengan nilai- nilai agama islam yang kita anut, dimana agama
menekankan kepada kitauntuk menjaga kebersihan dan kesehatan, karena merupakan bahagian
dari iman.
Jadi dengan adanya peraktek kebidanan dalam pesantern maka diharapkan hal ini dapat
meningkatkan kondisi atau derajat kesehatan dan status gizi masyarakat yang masih
memprihatinkan demi pencapaian kesejahteraan social.
2. SARAN
Kebersihan sebagian dari iman. Slogan yang begitu terkenal itu menjadi pemicu bagi umat untuk
senantiasa menjaga kebersihan, rohani maupun jasmani. Barang siapa yangdalam keseharian
mampu menjalankan pola hidup sehat baik di lingkungan maupunpribadi, maka hal itu akan
berdampak pada peningkatan kualitas imannya.
Dan itu menjadi sebuah langkah efektif ketika diterapkan dalam pondok pesantren sebagai salah
“miniatur masyarakat”, meskipun kehidupan sosial budaya dalam pesantren berbeda dengan
kebanyakan kehidupan sosial budaya masyarakat yang ada diluar pesantren.