SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
MAKALAH TEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN III
“ PENGENDALIAN GULMA DENGAN PERSISTENSI RENDAH PADA PADI”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman III
Semester Genap Tahun 2010
Kelompok 5
Martha Christy 150110080209
Muthia Syafika Haq 150110080083
Raden Bondan E B 150110080162
Viktor Sukarya 150110080167
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI F
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2
BAB I
PENDAHULUAN
Gulma merupakan salah satu faktor pembatas produksi tanaman padi. Gulma
menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok (Gupta 1984). Pada tanaman
padi, biaya pengendalian gulma mencapai 50% dari biaya total produksi (IRRI 1992).
Komunitas gulma dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan kultur teknis. Spesies
gulma yang tumbuh bergantung pada pengairan, pemupukan, pengolahan tanah, dan cara
pengendalian gulma (Noor dan Pane 2002). Gulma berinteraksi dengan tanaman melalui
persaingan untuk mendapatkan satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti cahaya,
hara, dan air. Tingkat persaingan bergantung pada curah hujan, varietas, kondisi tanah,
kerapatan gulma, lamanya tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat gulma
mulai bersaing (Jatmiko et al. 2002).
Di tingkat petani, kehilangan hasil padi karena persaingan dengan gulma mencapai
10-15%. Karena terbatasnya tenaga kerja untuk menyiang, dalam mengendalikan gulma
petani mulai beralih dari penyiangan secara manual ke pemakaian herbisida (Pane et al.
1999). Selain itu, penggunaan herbisida lebih ekonomis dan efektif mengendalikan gulma
dibanding cara lain, terutama pada hamparan yang luas. (Caseley 1994; Moody 1994; Heong
dan Escalada 1995). Pengendalian gulma dimaksudkan untuk menekan atau mengurangi
populasi gulma sehingga penurunan hasil secara ekonomis menjadi tidak berarti (Mulyono et
al. 2003).
3
BAB II
PEMBAHASAN
Clomazon, kalium MCPA, dan 2,4 D dimetil amina merupakan herbisida dengan
persistensi rendah. Menurut Jatmiko et al. (2002), persistensi adalah lamanya aktivitas
biologi herbisida dalam tanah yang merupakan akibat dari penyerapan, volatilisasi,
pencucian, dan degradasi biologi ataupun nonbiologi. Pada umumnya persistensi herbisida di
dalam tanah lebih pendek daripada insektisida dan bervariasi dari beberapa minggu hingga
beberapa tahun, bergantung pada struktur dan sifat tanah serta kandungan air di dalam tanah.
Contoh tanah yang menunjang untuk sifat persistensi herbisida yang pendek adalah vertisol.
Herbisida persistensi rendah menandakan lamanya aktivitas biologi herbisida dalam tanah
termasuk rendah. Dengan demikian, herbisida yang terserap tanaman padi juga rendah
sehingga hasil padi aman dikonsumsi.
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemakaian herbisida
terhadap pertumbuhan gulma dan hasil padi. Herbisida yang diaplikasikan merupakan
kelompok herbisida persistensi rendah yang lama aktivitas biologinya dalam tanah pendek.
Bahan yang digunakan meliputi herbisida dari golongan fenoksi yaitu 2,4 D dimetil amina
dan kalium MCPA, herbisida dari golongan isoksazolidin yaitu clomazon, benih padi IR64,
serta pupuk urea, SP-36, dan KCl. Alat yang dipakai adalah meteran gulung, cangkul,
pengukur kadar air, timbangan manual dan elektrik, serta alat semprot (knapsack sprayer)
dengan kapasitas 17 l.
Percobaan diawali dengan membuat persemaian 21 hari sebelum tanam. Pengolahan
tanah dilakukan setelah petak percobaan dibuat. Petak percobaan berukuran 5 m x 6 m. Tanah
diolah dengan cara dibalik sekali dan diratakan. Jumlah petakan setiap ulangan adalah lima
petak. Penanaman dilakukan secara tanam pindah dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm setelah
bibit padi berumur 21 hari setelah sebar (HSS). Perlakuan pengendalian gulma yang
dicobakan adalah: (W1) tanpa disiang; (W2) disiang manual dua kali pada 21 dan 42 hari
setelah tanam (HST); (W3) clomazon 2 l/ha pada 3 HST; (W4) kalium MCPA 1,5 l/ha pada
10 HST; dan (W5) 2,4 D dimetil amina 1 l/ha pada 14 HST. Penentuan dosis
herbisida dilakukan sebagai berikut:
4
Contoh perlakuan W3
clomazon 2 l/ha.
Ukuran plot
5 m x 6 m = 30 m2
Luas 1 ha
10.000 m2
Produk 2 l
2.000 ml
Dosis herbisida tiap petak: (30/10.000) x 2.000
6 ml/petak
Apabila dosis rekomendasi herbisida clomazon adalah 2 ml/l air, maka kebutuhan air
untuk dosis 6 ml adalah 3 l, sedangkan kebutuhan air tiap hektar adalah 1.000 l. Cara
penghitungan ini berlaku pula untuk perlakuan lainnya. Perlakuan W1 dan W2 merupakan
perlakuan pembanding. Penyemprotan dilakukan sesuai perlakuan pada saat cuaca cerah serta
tidak melawan arah angin. Nozel yang digunakan berbentuk kipas dengan lebar 1,10 m. Pada
saat tanaman berumur 21 dan 42 HST, khusus untuk perlakuan W2 dilakukan penyiangan
gulma di seluruh petakan. Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan tenaga
manusia, yaitu dengan mencabuti rumput atau gulma yang tumbuh dalam petakan sampai
bersih. Pupuk yang digunakan adalah urea, KCl, dan SP-36 masing-masing dengan takaran
112,5 kg N/ha, 45 kg P2O5/ha, dan 90 kg K2O/ha. Urea dan KCl diberikan dua kali, yaitu 1/2
takaran pada 7 HST dan 1/2 takaran setelah tanaman berumur 46 HST. Pupuk SP-36
diberikan sekali yaitu pada saat sebelum atau awal tanam.
Pengamatan untuk tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan pada 30 dan 60 HST
bersamaan dengan pengambilan contoh gulma. Setiap petak diamati 10 rumpun tanaman
contoh. Untuk mengendalikan hama dan penyakit digunakan insektisida berbahan aktif
sipermetrin dan difekonazol. Pengambilan contoh gulma dilakukan dengan menempatkan
kotak-kotak kecil pada sudut-sudut petakan sehingga membentuk suatu diagonal. Kotak
berukuran 0,5 m x 0,5 m, terbuat dari bambu yang diikat dengan tali sehingga membentuk
sebuah bujur sangkar. Jumlah kotak masing-masing petak adalah empat buah, yakni dua
kotak untuk mengambil contoh gulma pada 30 HST dan dua kotak lainnya pada 60 HST
(Gambar 1).
5
Contoh gulma kemudian dibawa ke tempat yang teduh dan tertutup agar pada saat identifikasi
contoh gulma tidak beterbangan. Contoh gulma dipisahkan menurut spesiesnya kemudian
diidentifikasi jenisnya dengan menggunakan buku klasifikasi gulma. Setiap spesies gulma
dibungkus dengan kertas dan diberi label menurut perlakuannya. Contoh gulma kemudian
dikeringkan dalam oven dengan suhu 60o
C selama 24 jam. Selanjutnya contoh gulma
ditimbang untuk mengetahui bobot keringnya. Cara yang sama pengambilan contoh gulma
pada umur 60 HST demikian pula pelaksanaannya. Parameter tanaman yang diamati adalah
persentase gabah isi, bobot gabah 1.000 butir pada KA 14%, dan hasil gabah kering bersih
(t/ha).
Jenis Gulma
Berdasarkan pengamatan, gulma yang tumbuh di lahan percobaan adalah Marselia crenata,
Paspalum distichum, Fimbritylis milliacea, Echinochloa colona, Learsia hexandra, Cyperus
diformis, Ludwigia abisinica, Cynodon dactilon, Ludwigia adcendens, Leptochloa chinensis,
Cyperus tenuispica, Cyperus sanguinolentus, Ludwigia perenis, Lindernia crustaceae,
Echinochloa crusgali, Lindernia antipoda, Elatine triandra, Ludwigia octovalvis, Ludwigia
adcendens, Echinochloa glabrescens, Cyperus iria, Cyanotis axilaris, dan Lindernia bacopa.
Gulma yang dominan pada umur 30 HST adalah M. crenata, P. distichum, dan F. milliacea,
sedangkan pada umur 60 HST adalah E. crusgali, E. glabrescens, dan M. crenata. Gulma F.
milliacea, L. perenis, E. triandra, dan C. axilaris tidak tampak pada 60 HST. Hal ini diduga
6
karena adanya penyerapan unsur hara dalam jumlah besar oleh tanaman padi dan gulma yang
dominan sehingga menekan pertumbuhan gulma lainnya. Gulma yang tumbuh hampir pada
semua petak percobaan adalah M. crenata, terutama sebelum tanaman padi berumur 30 HST.
E. crusgalli merupakan gulma dominan pada umur 60 HST, namun pengaruhnya terhadap
perlakuan W3, W4, dan W5 sangat kecil. Ini tampak dari hasil gabah yang hampir sama
dengan perlakuan disiang dua kali (W2).
Marselia crenata Echinochloa crusgali Paspalum distichum
Learsia hexandra
Pertumbuhan Tanaman Padi
Tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman padi antara perlakuan satu dengan lainnya tidak
berbeda jauh, baik pada umur 30 HST maupun 60 HST (Tabel 1). Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan herbisida persistensi rendah tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman
terutama pada fase vegetatif.
Tabel 1. Tinggi tanaman dan jumlah anakan tiap rumpun padi varietas IR64 pada umur 30
dan 60 HST pada berbagai perlakuan pengendalian gulma, Kecamatan Gabus, Pati MK 200
7
Perlakuan
Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan tiap rumpun
30 HST 60 HST 30 HST 60 HST
W1 (tanpa disiang) 87,08 60,54 1 5 1 4
W2 (disiang dua kali) 82,38 56,67 1 5 1 5
W3 (clomazon 2 l/ha pada 3 HST) 86,58 59,58 1 6 1 7
W4 (MCPA 1,5 l/ha pada 10 HST) 86,17 58,63 1 6 1 5
W5 (2,4 D 1 l/ha pada 14 HST) 81,79 57,25 1 6 1 5
*HST = hari setelah tanam
Tabel 2. Komponen hasil dan hasil padi varietas IR64 pada berbagai perlakuan pengendalian
gulma dengan herbisida, Kecamatan Gabus, Pati, MK 2001
Perlakuan
Gabah isi
(%)
Bobot gabah 1000 butir KA 14 % (g)
Hasil
t/Ha
W1 (tanpa disiang) 78,7 23,4 4,50
W2 (disiang dua kali) 72,7 23,3 6,35
W3 (clomazon 2 l/ha pada 3 HST) 76,4 24,2 5,30
W4 (MCPA 1,5 l/ha pada 10 HST) 75,4 24,5 5,64
W5 (2,4 D 1 l/ha pada 14 HST) 69,4 24,5 4,84
Hasil Padi
Perlakuan W2 (disiang dua kali) menghasilkan gabah paling tinggi (6,35 t/ha) dibandingkan
perlakuan lainnya (Tabel 2). Perlakuan W1 (tanpa disiang) menghasilkan gabah paling
rendah (4,50 t/ha). Hal ini membuktikan bahwa perlakuan W1 (tanpa disiang) bukan
merupakan pilihan yang tepat dalam budi daya padi. Perbedaan hasil yang tidak terlalu
mencolok antara perlakuan disiang dengan herbisida (W3, W4, dan W5) dengan disiang
manual dua kali (W2) menunjukkan bahwa pengendalian gulma menggunakan tiga jenis
herbisida ini mampu menggantikan pengendalian gulma dengan cara disiang dua kali.
Herbisida kalium MCPA yang disemprotkan pada umur 10 HST sangat efektif. Hal ini
diduga karena aplikasi herbisida dilakukan pada saat yang tepat, yaitu pada periode
persaingan pemanfaatan unsur hara, cahaya, dan air antara tanaman padi dengan gulma.
Periode persaingan ini disebut dengan periode kritis tanaman. Pada tanaman padi, periode
kritis terjadi pada umur 30-45 HST. Menurut Moody (1977), waktu persaingan gulma yang
paling kritis pada tanaman terjadi pada periode 1/4 sampai 1/3 pertama dari siklus hidup
tanaman. Gulma yang tumbuh setelah periode ini tidak akan menyebabkan kehilangan hasil
yang nyata pada tanaman pokok. Lamanya aktivitas biologi herbisida dalam tanah
8
berlangsung sekitar satu bulan. Dengan persistensi yang rendah, herbisida yang terserap oleh
tanaman padi diharapkan akan rendah pula atau dapat diminimalkan, sehingga kandungan
herbisida dalam gabah tidak membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penggunaan
herbisida persistensi rendah merupakan alternatif yang baik dalam pengendalian gulma, tetapi
perlu memperhatikan keamanan lingkungan.
9
BAB III
KESIMPULAN
Dari 23 jenis gulma yang tumbuh di pertanaman padi, terdapat tiga jenis gulma yang
dominan pada umur 30 HST yaitu M. crenata, P. distichum, dan F. milliacea. Pada 60 HST,
jenis gulma yang dominan adalah E. crusgali, E. glabrescens, dan M. crenata. Pengendalian
gulma dengan cara disiang dua kali menghasilkan gabah kering panen tertinggi (6,35 t/ha),
sedangkan hasil terendah (4,5 t/ha) diperoleh dari perlakuan tanpa penyiangan. Pengendalian
gulma dengan herbisida persistensi rendah menghasilkan gabah kering bersih tidak berbeda
jauh dengan perlakuan disiang dua kali. Namun pengendalian gulma dengan herbisida
persistensi rendah perlu memperhatikan keamanan lingkungan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Caseley, J.C. 1994. Herbicide. p. 83-123. In R. Labrada, J.C. Caseley, and C. Parker (Eds.).
Weed Management for Developing Countries. FAO Plant Production and Protection. Paper
No. 120. FAO, Rome.
Gupta, O.P. 1984. Scientific Management. Today and Tomorrows. Printers and Pub. New
Delhi, India. p. 102.
Heong, K.L. and M.M. Escalada. 1995. A comparative analysis of pest management practices
of rice farmer in Asia. p. 227-245.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Agung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipg
Agung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipgAgung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipg
Agung_Nugroho_FP_UB_1999-2015_pipg
 
Kaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurKaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman Sayur
 
Katalog gulma air
Katalog gulma air Katalog gulma air
Katalog gulma air
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
Media dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponikMedia dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponik
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Trichokompos power point
Trichokompos power pointTrichokompos power point
Trichokompos power point
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Trichoderma
TrichodermaTrichoderma
Trichoderma
 
Teknis budidaya melon
Teknis budidaya melonTeknis budidaya melon
Teknis budidaya melon
 
Budidaya semangka
Budidaya semangkaBudidaya semangka
Budidaya semangka
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 
trichoderma loh.
trichoderma loh.trichoderma loh.
trichoderma loh.
 
Budidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaBudidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam Semangka
 
Teknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrryTeknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrry
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 

Similar to Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5

Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padiPresentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padiBondan the Planter of Palm Oil
 
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsPengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsIr. Zakaria, M.M
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanAbd Wahid
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelaixie_yeuw_jack
 
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfInformasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfDanar72
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011xie_yeuw_jack
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisHeri Cahyono
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...MarcelinoNovianto
 
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjanKelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjanSiswandaPraja
 
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdfbaltazar42
 
10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdfcahyadi1969
 
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaMakalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaBondan the Planter of Palm Oil
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera lituraxie_yeuw_jack
 

Similar to Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5 (20)

Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padiPresentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsPengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
 
Rayap
RayapRayap
Rayap
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
 
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfInformasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritis
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
 
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
Presentasi sidang usulan penelitian pengaruh jamur resisten logam berat terha...
 
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjanKelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
 
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
63357-649-236825-2-10-20220406.pdf
 
Bioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikorizaBioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikoriza
 
6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus
 
10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf
 
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaMakalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
 
Budidaya padi lebak
Budidaya padi lebakBudidaya padi lebak
Budidaya padi lebak
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil

Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentBondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Bondan the Planter of Palm Oil
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil (20)

Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptxStruktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5

  • 1. MAKALAH TEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN III “ PENGENDALIAN GULMA DENGAN PERSISTENSI RENDAH PADA PADI” Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman III Semester Genap Tahun 2010 Kelompok 5 Martha Christy 150110080209 Muthia Syafika Haq 150110080083 Raden Bondan E B 150110080162 Viktor Sukarya 150110080167 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI F FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN Gulma merupakan salah satu faktor pembatas produksi tanaman padi. Gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok (Gupta 1984). Pada tanaman padi, biaya pengendalian gulma mencapai 50% dari biaya total produksi (IRRI 1992). Komunitas gulma dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan kultur teknis. Spesies gulma yang tumbuh bergantung pada pengairan, pemupukan, pengolahan tanah, dan cara pengendalian gulma (Noor dan Pane 2002). Gulma berinteraksi dengan tanaman melalui persaingan untuk mendapatkan satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti cahaya, hara, dan air. Tingkat persaingan bergantung pada curah hujan, varietas, kondisi tanah, kerapatan gulma, lamanya tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat gulma mulai bersaing (Jatmiko et al. 2002). Di tingkat petani, kehilangan hasil padi karena persaingan dengan gulma mencapai 10-15%. Karena terbatasnya tenaga kerja untuk menyiang, dalam mengendalikan gulma petani mulai beralih dari penyiangan secara manual ke pemakaian herbisida (Pane et al. 1999). Selain itu, penggunaan herbisida lebih ekonomis dan efektif mengendalikan gulma dibanding cara lain, terutama pada hamparan yang luas. (Caseley 1994; Moody 1994; Heong dan Escalada 1995). Pengendalian gulma dimaksudkan untuk menekan atau mengurangi populasi gulma sehingga penurunan hasil secara ekonomis menjadi tidak berarti (Mulyono et al. 2003).
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN Clomazon, kalium MCPA, dan 2,4 D dimetil amina merupakan herbisida dengan persistensi rendah. Menurut Jatmiko et al. (2002), persistensi adalah lamanya aktivitas biologi herbisida dalam tanah yang merupakan akibat dari penyerapan, volatilisasi, pencucian, dan degradasi biologi ataupun nonbiologi. Pada umumnya persistensi herbisida di dalam tanah lebih pendek daripada insektisida dan bervariasi dari beberapa minggu hingga beberapa tahun, bergantung pada struktur dan sifat tanah serta kandungan air di dalam tanah. Contoh tanah yang menunjang untuk sifat persistensi herbisida yang pendek adalah vertisol. Herbisida persistensi rendah menandakan lamanya aktivitas biologi herbisida dalam tanah termasuk rendah. Dengan demikian, herbisida yang terserap tanaman padi juga rendah sehingga hasil padi aman dikonsumsi. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemakaian herbisida terhadap pertumbuhan gulma dan hasil padi. Herbisida yang diaplikasikan merupakan kelompok herbisida persistensi rendah yang lama aktivitas biologinya dalam tanah pendek. Bahan yang digunakan meliputi herbisida dari golongan fenoksi yaitu 2,4 D dimetil amina dan kalium MCPA, herbisida dari golongan isoksazolidin yaitu clomazon, benih padi IR64, serta pupuk urea, SP-36, dan KCl. Alat yang dipakai adalah meteran gulung, cangkul, pengukur kadar air, timbangan manual dan elektrik, serta alat semprot (knapsack sprayer) dengan kapasitas 17 l. Percobaan diawali dengan membuat persemaian 21 hari sebelum tanam. Pengolahan tanah dilakukan setelah petak percobaan dibuat. Petak percobaan berukuran 5 m x 6 m. Tanah diolah dengan cara dibalik sekali dan diratakan. Jumlah petakan setiap ulangan adalah lima petak. Penanaman dilakukan secara tanam pindah dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm setelah bibit padi berumur 21 hari setelah sebar (HSS). Perlakuan pengendalian gulma yang dicobakan adalah: (W1) tanpa disiang; (W2) disiang manual dua kali pada 21 dan 42 hari setelah tanam (HST); (W3) clomazon 2 l/ha pada 3 HST; (W4) kalium MCPA 1,5 l/ha pada 10 HST; dan (W5) 2,4 D dimetil amina 1 l/ha pada 14 HST. Penentuan dosis herbisida dilakukan sebagai berikut:
  • 4. 4 Contoh perlakuan W3 clomazon 2 l/ha. Ukuran plot 5 m x 6 m = 30 m2 Luas 1 ha 10.000 m2 Produk 2 l 2.000 ml Dosis herbisida tiap petak: (30/10.000) x 2.000 6 ml/petak Apabila dosis rekomendasi herbisida clomazon adalah 2 ml/l air, maka kebutuhan air untuk dosis 6 ml adalah 3 l, sedangkan kebutuhan air tiap hektar adalah 1.000 l. Cara penghitungan ini berlaku pula untuk perlakuan lainnya. Perlakuan W1 dan W2 merupakan perlakuan pembanding. Penyemprotan dilakukan sesuai perlakuan pada saat cuaca cerah serta tidak melawan arah angin. Nozel yang digunakan berbentuk kipas dengan lebar 1,10 m. Pada saat tanaman berumur 21 dan 42 HST, khusus untuk perlakuan W2 dilakukan penyiangan gulma di seluruh petakan. Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia, yaitu dengan mencabuti rumput atau gulma yang tumbuh dalam petakan sampai bersih. Pupuk yang digunakan adalah urea, KCl, dan SP-36 masing-masing dengan takaran 112,5 kg N/ha, 45 kg P2O5/ha, dan 90 kg K2O/ha. Urea dan KCl diberikan dua kali, yaitu 1/2 takaran pada 7 HST dan 1/2 takaran setelah tanaman berumur 46 HST. Pupuk SP-36 diberikan sekali yaitu pada saat sebelum atau awal tanam. Pengamatan untuk tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan pada 30 dan 60 HST bersamaan dengan pengambilan contoh gulma. Setiap petak diamati 10 rumpun tanaman contoh. Untuk mengendalikan hama dan penyakit digunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin dan difekonazol. Pengambilan contoh gulma dilakukan dengan menempatkan kotak-kotak kecil pada sudut-sudut petakan sehingga membentuk suatu diagonal. Kotak berukuran 0,5 m x 0,5 m, terbuat dari bambu yang diikat dengan tali sehingga membentuk sebuah bujur sangkar. Jumlah kotak masing-masing petak adalah empat buah, yakni dua kotak untuk mengambil contoh gulma pada 30 HST dan dua kotak lainnya pada 60 HST (Gambar 1).
  • 5. 5 Contoh gulma kemudian dibawa ke tempat yang teduh dan tertutup agar pada saat identifikasi contoh gulma tidak beterbangan. Contoh gulma dipisahkan menurut spesiesnya kemudian diidentifikasi jenisnya dengan menggunakan buku klasifikasi gulma. Setiap spesies gulma dibungkus dengan kertas dan diberi label menurut perlakuannya. Contoh gulma kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 60o C selama 24 jam. Selanjutnya contoh gulma ditimbang untuk mengetahui bobot keringnya. Cara yang sama pengambilan contoh gulma pada umur 60 HST demikian pula pelaksanaannya. Parameter tanaman yang diamati adalah persentase gabah isi, bobot gabah 1.000 butir pada KA 14%, dan hasil gabah kering bersih (t/ha). Jenis Gulma Berdasarkan pengamatan, gulma yang tumbuh di lahan percobaan adalah Marselia crenata, Paspalum distichum, Fimbritylis milliacea, Echinochloa colona, Learsia hexandra, Cyperus diformis, Ludwigia abisinica, Cynodon dactilon, Ludwigia adcendens, Leptochloa chinensis, Cyperus tenuispica, Cyperus sanguinolentus, Ludwigia perenis, Lindernia crustaceae, Echinochloa crusgali, Lindernia antipoda, Elatine triandra, Ludwigia octovalvis, Ludwigia adcendens, Echinochloa glabrescens, Cyperus iria, Cyanotis axilaris, dan Lindernia bacopa. Gulma yang dominan pada umur 30 HST adalah M. crenata, P. distichum, dan F. milliacea, sedangkan pada umur 60 HST adalah E. crusgali, E. glabrescens, dan M. crenata. Gulma F. milliacea, L. perenis, E. triandra, dan C. axilaris tidak tampak pada 60 HST. Hal ini diduga
  • 6. 6 karena adanya penyerapan unsur hara dalam jumlah besar oleh tanaman padi dan gulma yang dominan sehingga menekan pertumbuhan gulma lainnya. Gulma yang tumbuh hampir pada semua petak percobaan adalah M. crenata, terutama sebelum tanaman padi berumur 30 HST. E. crusgalli merupakan gulma dominan pada umur 60 HST, namun pengaruhnya terhadap perlakuan W3, W4, dan W5 sangat kecil. Ini tampak dari hasil gabah yang hampir sama dengan perlakuan disiang dua kali (W2). Marselia crenata Echinochloa crusgali Paspalum distichum Learsia hexandra Pertumbuhan Tanaman Padi Tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman padi antara perlakuan satu dengan lainnya tidak berbeda jauh, baik pada umur 30 HST maupun 60 HST (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan herbisida persistensi rendah tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pada fase vegetatif. Tabel 1. Tinggi tanaman dan jumlah anakan tiap rumpun padi varietas IR64 pada umur 30 dan 60 HST pada berbagai perlakuan pengendalian gulma, Kecamatan Gabus, Pati MK 200
  • 7. 7 Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan tiap rumpun 30 HST 60 HST 30 HST 60 HST W1 (tanpa disiang) 87,08 60,54 1 5 1 4 W2 (disiang dua kali) 82,38 56,67 1 5 1 5 W3 (clomazon 2 l/ha pada 3 HST) 86,58 59,58 1 6 1 7 W4 (MCPA 1,5 l/ha pada 10 HST) 86,17 58,63 1 6 1 5 W5 (2,4 D 1 l/ha pada 14 HST) 81,79 57,25 1 6 1 5 *HST = hari setelah tanam Tabel 2. Komponen hasil dan hasil padi varietas IR64 pada berbagai perlakuan pengendalian gulma dengan herbisida, Kecamatan Gabus, Pati, MK 2001 Perlakuan Gabah isi (%) Bobot gabah 1000 butir KA 14 % (g) Hasil t/Ha W1 (tanpa disiang) 78,7 23,4 4,50 W2 (disiang dua kali) 72,7 23,3 6,35 W3 (clomazon 2 l/ha pada 3 HST) 76,4 24,2 5,30 W4 (MCPA 1,5 l/ha pada 10 HST) 75,4 24,5 5,64 W5 (2,4 D 1 l/ha pada 14 HST) 69,4 24,5 4,84 Hasil Padi Perlakuan W2 (disiang dua kali) menghasilkan gabah paling tinggi (6,35 t/ha) dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel 2). Perlakuan W1 (tanpa disiang) menghasilkan gabah paling rendah (4,50 t/ha). Hal ini membuktikan bahwa perlakuan W1 (tanpa disiang) bukan merupakan pilihan yang tepat dalam budi daya padi. Perbedaan hasil yang tidak terlalu mencolok antara perlakuan disiang dengan herbisida (W3, W4, dan W5) dengan disiang manual dua kali (W2) menunjukkan bahwa pengendalian gulma menggunakan tiga jenis herbisida ini mampu menggantikan pengendalian gulma dengan cara disiang dua kali. Herbisida kalium MCPA yang disemprotkan pada umur 10 HST sangat efektif. Hal ini diduga karena aplikasi herbisida dilakukan pada saat yang tepat, yaitu pada periode persaingan pemanfaatan unsur hara, cahaya, dan air antara tanaman padi dengan gulma. Periode persaingan ini disebut dengan periode kritis tanaman. Pada tanaman padi, periode kritis terjadi pada umur 30-45 HST. Menurut Moody (1977), waktu persaingan gulma yang paling kritis pada tanaman terjadi pada periode 1/4 sampai 1/3 pertama dari siklus hidup tanaman. Gulma yang tumbuh setelah periode ini tidak akan menyebabkan kehilangan hasil yang nyata pada tanaman pokok. Lamanya aktivitas biologi herbisida dalam tanah
  • 8. 8 berlangsung sekitar satu bulan. Dengan persistensi yang rendah, herbisida yang terserap oleh tanaman padi diharapkan akan rendah pula atau dapat diminimalkan, sehingga kandungan herbisida dalam gabah tidak membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penggunaan herbisida persistensi rendah merupakan alternatif yang baik dalam pengendalian gulma, tetapi perlu memperhatikan keamanan lingkungan.
  • 9. 9 BAB III KESIMPULAN Dari 23 jenis gulma yang tumbuh di pertanaman padi, terdapat tiga jenis gulma yang dominan pada umur 30 HST yaitu M. crenata, P. distichum, dan F. milliacea. Pada 60 HST, jenis gulma yang dominan adalah E. crusgali, E. glabrescens, dan M. crenata. Pengendalian gulma dengan cara disiang dua kali menghasilkan gabah kering panen tertinggi (6,35 t/ha), sedangkan hasil terendah (4,5 t/ha) diperoleh dari perlakuan tanpa penyiangan. Pengendalian gulma dengan herbisida persistensi rendah menghasilkan gabah kering bersih tidak berbeda jauh dengan perlakuan disiang dua kali. Namun pengendalian gulma dengan herbisida persistensi rendah perlu memperhatikan keamanan lingkungan.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Caseley, J.C. 1994. Herbicide. p. 83-123. In R. Labrada, J.C. Caseley, and C. Parker (Eds.). Weed Management for Developing Countries. FAO Plant Production and Protection. Paper No. 120. FAO, Rome. Gupta, O.P. 1984. Scientific Management. Today and Tomorrows. Printers and Pub. New Delhi, India. p. 102. Heong, K.L. and M.M. Escalada. 1995. A comparative analysis of pest management practices of rice farmer in Asia. p. 227-245.