Dokumen ini membahas sistem pertanian berkelanjutan seperti pengolahan tanah minimum, sistem tanam ganda, dan tanaman berurutan. Juga dibahas tentang berbagai agroekosistem seperti lahan sawah beririgasi, lahan tadah hujan, lahan kering, dan rawa. Prinsip penyusunan pola pertanaman mencakup pergantian tanaman dan memperhatikan kebutuhan tanah dan air.
1. BELAJAR GRATIS
DASAR – DASAR
ILMU PERTANIAN
BAGIAN 43
Sumber : materi perkuliahan yang
telah diringkas
Bismillah
21 November 2013
2. 1.Sistem Pertanian Berkelanjutan
Sistem Pertanaman :
Pengolahan tanah minimum (Minimum tillage)
Sistem tanam ganda (Multiple cropping)
Keuntungan
meningkatkan panen dan produksi usaha tani,
mengurangi resiko kegagalan,
memperbaiki struktur tanah,
pengolahan tanah minimum ,
mencegah erosi
Perkembangan
tidak terdokumentasi dengan baik di Amerika Selatan, dan
Afrika dari jumlah peneliti yang sedikit hingga tidak
dirancang dalam program besar.
di Taiwan terjadi dokumentasi dengan baik sehingga tanam
ganda menjadi landasan pengembangan lebih lanjut dari
benih – benih yang dibawa dan dikembangkan melalui
sistem oleh imigran.
Klasifikasi
:
Tumpang sari (intercropping) : menanam dua/lebih serempak
di lahan yang sama
Tanam campur : tanam dua /lebih + tanpa atur baris
Tumpang sari sistem baris : tanam dua / lebih + jarak
tanam +baris teratur
Tumpang sari sistem jalur : tanam dua / lebih +ditanam
berjalur / selingan
Tanam sisip
: tanam dua / lebih
salah satu jenis
tanaman ditanam +tanaman terdahulu (fase berbunga)
>Dasar-Dasar Ilmu Pertanian<
3.
Tanaman berurutan (sequential cropping) :
menanam ketika tanaman terdahulu habis
dipanen
Quadouple cropping : tanam 4 panen habis
dari 4 kali penanaman
Triple cropping
: tanam 3 panen habis
dari 3 kali penanaman
Double cropping : tanam 2 panen habis
dari 2 kali penanaman
Raton cropping
: mengusahakan tanaman
tumbuh kembali dan menghasilkan dari
pucuk/daun setelah dipanen.
Asas pokok : waktu ruangmodal
teknologi
Pemulsaan (Living Mulce)
Agroforesty
Tanaman Penutup (Cover crop)
SPT sifatnya
Produktivitas
Stabilitas
Keberlanjutan
Kemerataan
>Dasar-Dasar Ilmu Pertanian<
4. 2.Agroekosistem
Lahan sawah beririgasi : potensi air irigasi > 5 bulan, tidak
bergantung pada hujan, elevasi < 700 m dpl
Pola tanam 10 – 12 bulan (padi – padi – padi) bulan
>9
(padi – padi – padi, padi sawah-padi sawah-palawija)
6-9
bulan (padi sawah – padi sawah – palawija, padi sawahpalawija-palawija)4-6 bulan (padi sawah - palawija)4
bulan (padi sawah – bera)
Lahan tadah hujan : potensi air irigasi < 5 bulan, bergantung
pada hujan jadi curah hujan > 2000 mm, elevasi < 700 m dpl
Pemanfaatan embung : penampung air hujan untuk
menyiram palawija di musim kemarau, memelihara ikan
pada musim hujan. tempat pengungsian pada saat air
genangan di sawah surut karena tidak ada hujan pada
sistem mina padi.
Pola tanam bulan (padi sawah-palawija-palawija)
>9
6-9
bulan (palawija – padi sawah – palawija) 4-6 bulan (padi
sawah – palawija) 4 bulan (padi sawah – palawija)
<
Lahan kering beriklim basah : masa bertanam > 6 bulan,
elevasi <700 m dpl, curah hujan < 2000 mm
Lahan kering beriklim kering : elevasi <700 m dpl
Pola tanam 9 bulan (tumpang sari gogo+jagung, alley
>
cropping ubi kayu-kacangan-kacangan)
6-9 bulan
(tumpang sari gogo+jagung, alley cropping ubi kayukacangan) bulan (tumpang sari gogo+jagung, alley
4-6
cropping ubi kayu) bulan (tumpang sari padi gogo –
<4
jagung)
>Dasar-Dasar Ilmu Pertanian<
5.
Lahan dataran tinggi : elevasi > 700 m dpl, terdapat lapisan
organik
Rawa Lebak dan Pasang surut : dipengaruhi pasang surut air
sungai dan laut, potensi sulfat asam
Pola tanam rawa pasang surut+bukan surjan(padi
sawah-padi sawah-bera) rawa pasang surut+surjan
{(bagian bawah sebagai tabukan padi sawah- padi sawahpalawija),(bagian atas sebagai guludan palawija – palawija
– palawija)} lahan rawa lebah (padi sawah – padi sawah
– bera, padi sawah – padi sawah – palawija)
Empat tahapan penting RAA (Rapid Rural Apraisal) Eksplorasi
:
karakteristik kondisi daerah
perancangan model penelitian SUT
Pemilihan daerah
evaluasi hasil pengujian model SUT pada petani.
Prinsip dalam menyusun pola pertanaman :
Pergantian penanaman jenis tanaman
menyusun urutan tanaman
pergantian jenih tanaman yang peka terhadap hama
pergantian jenis tanaman yang memperbaiki struktur tanah
pergantian jenis tanaman yang berbeda – beda kebutuhan
airnya.
>Dasar-Dasar Ilmu Pertanian<