2. Chapter 8 : Erosi
Erosi tanah adalah fenomena global, tapi sangat
serius untuk beberapa wilayah Negara
dibandingkan Negara lainnya. Dibawah kondisi
yang semi kering, erosi angin dan desertifikasi
adalah masalah serius.
Tanah subur mendukung pertumbuhan tanaman
dengan tingkat erosi lebih rendah dibandingkan
tanah miskin hara yang mendukung pertumbuhan
tanaman.
Pembuatan canopy permukaan yang lebih baik
akan memberikan perlindungan terhadap tekanan
angin dan air. Karena residu yang besar dan
system akar yang vigor atau kuat akan membantu
tanah menjadi lunak. Akar dan residu yang ada
dalam tanah akan membantu peningkatan bahan
organic tanah, meningkatkan aerasi dan laju
penyerapan air. Selain itu effek residu juga secara
significant meningkatkan agregat tanah.
Manajement penggunaan lahan dalam hal
topograpi dan curah hujan , dengan pemanfaatan
pupuk akan menjadi kontribusi yang penting
untuk konservasi tanah.
<Ringkasan Buku K.F. Isherwook>
3. Chapter 9 : Substansi Racun
Pupuk phosphate sering mengandung element
dalam jumlah kecil yang secara alami
terkandung dalam batu phosphate dan terbawa
dalam proses pengolahan hingga produk jadi.
Salah satu element tersebut adalah Kadnium
(Cd).
Terdapat bukti bahwa Cd berpengaruhi secara
tidak langsung di beberapa tanah. Hal tersebut
mengkhawatirkan karena Cd bukan unsure
essensial bagi tanaman dan hewan, dan dalam
jumlah tinggi dapat menjadi racun.
Di beberapa Negara Eropa hampir 50% total
input Cd ke tanah pertanian berasal dari udara.
Pemanfaatan pupuk phosphate dari batu
phosphate dengan kandungan cadmium rendah
merupakan salah satu solusi.
Naiknya Cd pada tanaman bisa disebabkan atau
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
◦ Ph Tanah
◦ Tingkat kelembapan
◦ Varietas tanaman yang bisa diatur oleh petani
<Ringkasan Buku K.F. Isherwook>
4. Chapter 10 : Udara
Nitrogen dapat hilang dari system
pertanian dikarenakan beberapa factor
yang kemudian menyebabkan polusi
yaitu
◦ Hilangnya nitrat akibat leaching (Pencucian
akibat air hujan)
◦ Volarisasi ammonia
◦ Hilangnya nitrous oxide (N2O) selama proses
denitrifikasi atau nitrifikasi
Ammonia hilang ke atmosfer
memberikan pengaruh terhadap
eutrofikasi habitat alam dan laut dan
pengasaman tanah dan danau seperti
NH4 dikonversi ke NO3. Kehilangan
akibat denitrifikasi tidak berbahaya
jika hasil akhirnya adalah gas nitrogen,
tapi jika yang terbentuk gas nitrous
oxide (N2O) akan menghasilkan effect
rumah kaca dan deplesi ozon pada
lapisan atas atmosfer.
<Ringkasan Buku K.F. Isherwood>
5. Chapter 10 : Udara
Ammonia
◦ H Kirchmann (1998) meneliti bawa deposisi
ammonia dari atmosfer memberi dampak pada
daratan dan system perairan. Rata – rata di
Negara Eropa Barat 92% ammonia berasal dari
pertanian, 30% nitrogen dihasilkan dari
binatang ternak yang terbebas di atmosfer dari
tempat ternak, selama penyimpanan, dan ampas
buangan ternak pada tanah. Emisi ammonia dari
area penanaman rendah namun bisa lebih besar
jika berasal dari dekomposisi tanaman.
◦ Deposisi Ammonia memberikan kontribusi yaitu
pengasaman tanah seperti ammonia yang
dinitrifikasi menjadi nitrate dan kemudian
nitrate hilang akibat pencucian.
◦ Ammonia juga bisa bereaksi dengan atmosfer
dengan sulphur oxide yang berasal dari
ammonium sulphat. Kemudian menyerap ke
dalam tanah melaui air hujan dan menyebabkan
pengasaman
<Ringkasan Buku K.F. Isherwood>
6. Chapter 10 : Udara
Gas Rumah Kaca
◦ Carbon dioksida (CO2), methane (CH4),
dan Nitrous oxide (N2O) adalah tiga gas
rumah kaca yang penting. Ketiga gas
tersebut menghisap radiasi matahari
dibandingkan membiarkan panas
radiasi tersebut dipantulkan dari bumi.
Dampaknya yaitu gas rumah kaca, atau
potensi pemanasan global, yang
berfungsi sebagai dua factor, salah
satunya “ Penekanan terjadinya proses
radiasi”
Carbon dioxide (CO2)
◦ Fiksasi karbon dioksida dalam proses
fotosintesis merupakan sumber bahan
organic dalam tanaman dan tanah.
Dekomposisi bahan organic
membebaskan karbon dioksida kembali
ke atmosfer. Pemupukan yang baik dan
management pengolahan tanah
meningkatkan pengikatan karbon ke
dalam tanah.
<Ringkasan Buku K.F. Isherwood>
7. Chapter 10 : Udara
Berdasarkan E Solberg (1998), untuk setiap pound
nitrogen yang diaplikasikan sebagai pupuk, 10 – 12
pound karbon bisa diikat. Dampaknya yaitu :
◦ Peningkatan penggunaan pada system pengolahan
yang kekurangan,
◦ Membantu membangun bahan organic tanah,
◦ Meningkatkan jumlah karbon yang bisa disimpan.
Nitrous Oxide (N2O)
◦ Nitrous Oxide memiliki effek rumah kaca dan
berakibat negatef terhadap lapisan ozon. Menurut
ahli Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC), nitrous oxide berperan sebesar 7.5% effek
rumah kaca dari hasil aktivitas manusia.
Konsentrasinya meningkat sebesar 0.2% per
annum . Tanah adalah sumber global terutama 65%
emisi dari N2O, yang merupakan hasil microbial.
Pupuk Nitrogen bisa secara langsung dan tidak
langsung menjadi penyumbang emisi tersebut.
◦ Secara umum strategi manajemen penggunaan
pupuk yang meningkatkan efisiensi naiknya N oleh
tanaman sepertinya mengurangi emisi N2O di
atmosfer (refer to O.C. Bockman and H.-W. Olfs
(1998) and K.A. Smith et al. (1997).
<Ringkasan Buku K.F. Isherwood>
8. Chapter 10 : Udara
Methane (CH4)
◦ Methane dihasilkan dari perlahanan ,tanaman
padi, fermentasi makanan dalam tubuh
binatang, ampas binatang, dan sumber abiotik
lainnya seperti pertambangan dan gas alam.
◦ Di USA, diperkirakan emisi methane berasal
dari bidang pertanian sebesar 29%, emisi
bidang pertanian dari pencernaan hewan
ternak sebesar 62%, ampas binatang 32%,
padi 5%
◦ (W. Griffith and T. Bruulsema, 1997). A. Suzuki
(1997) melaporkan bahwa lahan penanaman
padi beras di Jepang menghitung sekitar 10%
- 30 % total emisi methane berasal dari semua
sumber. Pada padi, methane dibentuk secara
dekomposisi anaerobic bahan organic. Proses
dekomposisi bahan organic secara significant
meningkatkan emisi methane.
<Ringkasan Buku K.F. Isherwood>