SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Bedjo : Pemanfaatan Biopestisida Slnpv Dan Hanpv Untuk Pengendalian Spodoptera Litura Dan Helicoverpa Armigera Pada Tanaman
                                                                                                                       Kedelai



PEMANFAATAN BIOPESTISIDA SiNPV DAN HaNPV UNTUK PENGENDALIAN
  Spodoptera litura DAN Helicoverpa armigera PADA TANAMAN KEDELAI



                                                        Bedjo
            Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Po.Box 66 Malang.



                                                      ABSTRAK

   Pemanfaatan biopestisida SlNPV dan HaNPV serta kombinasinya dengan insektisida kimia untuk
   mengendalikan hama Spodoptera litura dan Helicoverpa armigera pada tanaman kedelai. Penelitian
   dilaksanakan di lahan petani di kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada MK 2005
   dengan menggunakan rancangan acak kelompok, ulangan tiga kali. Kedelai varietas Wilis ditanam pada
   petak berukuran 8 m x 5 m, dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm, 2 tanaman /lubang. Perlakuan terdiri
   dari (1) SlNPVa; (2) SlNPVb; (3) HaNPV; (4) SlNPVa + HaNPV; (5) SlNPVb + HaNPV; (6) SlNPVa +
   SlNPVb + HaNPV; (7) SlNPVa + SlNPVb + HaNPV + insektisida Sihalotrin 2cc/l; (8) Insektisida
   Sihalotrin 2 cc/l; (9) Kontrol tanpa perlakuan. Pengamatan populasi ulat grayak dilakukan sehari
   sebelum aplikasi dan seminggu sekali sesudah aplikasi pada 45 rumpun tanaman contoh, dari masing-
   masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan SlNPV b, HaNPV dan kombinasi
   antara SlNPV b dan HaNPV sangat efektif menekan/menurunkan populasi S. litura dan H. armigera
   sampai 100% pada 6 hari setelah aplikasi. Hasil panen mencapai 1,35 t/ha lebih rendah jika
   dibandingkan dengan perlakuan insektisida kimia, dan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
   kontrol, yang hanya mencapai 0,84 t/ha.

   Kata Kunci : Kedelai, HaNPV, SlNPV, H.armigera, dan S. litura



                                                      ABSTRACT

   The application of bio-insecticide SlNPV and HaNPV to control army worm Spodoptera litura and pod
   feeding Helicoverpa armigera on soybean. The application of SlNPV and HaNPV as well as its
   combinations with chemical insecticide to control soybean army worm, Spodoptera litura and pod
   feeding Helicoverpa armigera, was studied. The experiment was carried out at farmer’s field in Jetis
   Sub district, Ponorogo District, East Java, during the dry season of 2005. A randomized block
   design with three replications was applied. Willis variety was sowing in 8 x 5 m plot size, with plant
   spacing 40 x 10 cm, two plants/hill. There were nine treatments tested, i.e : (1) SlNPVa; (2) SlNPV b;
   (3) HaNPV; (4) SlNPVa + HaNPV; (5) SlNPVb + HaNPV; (6) SlNPVa + SlNPVb + HaNPV; (7) SlNPVa +
   SlNPVb + HaNPV + insecticide Sihalotrin 2 cc/l; (8) Insecticide Sihalotrin 2 cc/l; (9). Control,
   without treatments. The observation on the population of S. litura and H. armigera was conducted
   one day before treatments application, and continued weekly after than. The observation was done
   on 45 samping plants in each treatment and replication. The result showed that the application of
   bio-insecticide SlNPVb combined with HaNPV (treatment 5) and both bio-insecticides were
   combined, SlNPVa (treatment 6) totally reduce (100%) the population of S. litura and H. armigera at
   six days after aplication. These two combinations resulted in 1,35 to 1,41 t of dry seeds/ha, of
   around the same yield as obtained by soybean that treated with chemical insecticide (treatment 8).
   This yield range, however, was significantly higher than the yield gained by soybean that received no
   pest control (treatment 9) which produce 0,84 t/ha only.

   Key word : Soybean, HaNPV, SlNPV, H. armigera and S. litura.

                                                            7
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.3.,2011



                                                           PENDAHULUAN
        Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil kedelai di Indonesia adalah terjadinya
serangan hama. Lebih dari 20 jenis hama yang menyerang kedelai, di antaranya yang menyerang daun
adalah Spodoptera litura (ulat grayak), dan yang menyerang polong adalah Helicoverpa armigera.
Hama tersebut merupakan hama penting pada kedelai. Pengendalian hama pada tanaman kedelai
sampai saat ini masih mengandalkan insektisida, padahal penggunaan insektisida yang terus-
menerus mempunyai dampak yang buruk yaitu mencemari lingkungan, membunuh serangga bukan
sasaran     (parasitoid, predator, dan penyerbuk) dan terbentuk hama yang lebih tahan terhadap
insektisida (Endo et al., 1988).     Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain dalam pengendaliannya.
Bioinsektisida dapat mengendalikan serangga hama sasaran secara tepat karena bersifat spesifik,
mempunyai kemampuan membunuh cukup tinggi, biaya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan
(Deacon, 1983; Jayaray, 1985; Santoso, 1994). Beberapa bioinsektisida yang sangat berpotensi dan
dapat dikembangkan secara komersial maupun non komersial pada tingkat petani yaitu Nuclear
polyhedrosis virus (NPV), Bacillus thuringiensis, jamur Metarhizium anisopliae.
        Hasil penelitian menunjukkan bahwa musuh alami hama dari kelompok virus, bakteri maupun
jamur dapat dikembangkan menjadi bioinsektisida (Soehardjan dan Sudarmadji, 1993). Nuclear
polyhedrosis virus (NPV) merupakan virus yang dapat digunakan sebagai bioinsektisida untuk
alternatif lain pengganti insektisida kimia dalam mengendalikan H. armigera maupun S. litura. Hasil
penelitian di rumah kaca, NPV sangat efektif membunuh hama dengan tingkat mortalitas 80%,
namun aplikasi di lapangan tingkat mortalitasnya rendah hanya mencapai 35-40% (Arifin, 1988). Hal
ini karena NPV sangat rentan terhadap sinar matahari khususnya sinar ultra violet (Ignoffo dan
Montoya, 1976). Untuk mengatasi penurunan efektivitas NPV akibat sinar ultraviolet maka NPV perlu
diformulasikan dengan bahan pelindung (Ghotama, 1992; Narayanan, 1987; Ignoffo dan Cough, 1981).
Penambahan bahan pelindung seperti sukrose, laktosum, dan tween 80 sebanyak 5% dari volume
semprot 300 l/ha terhadap HaNPV maupun SlNPV dengan dosis 1,5 x 1012 mampu membunuh H.
armigera dan S. litura sampai 60% (Bedjo, 1997). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa peningkatan jumlah bahan pelindung sampai 40% dari volume semprot dapat memperbaiki tingkat
patogenisitas NPV di lapangan, sehingga tingkat mortalitas ulat sampai 90% (Bedjo, 1998). Dalam
usaha memanfaatkan NPV sebagai agensia pengendali hayati, perbanyakan NPV dilakukan secara in vivo
dalam skala laboratorium dan memformulasikannya, sesuai dengan hasil penelitian Ignoffo dan Cough
(1981), Okada (1977), dan Tanada dan Kaya (1993). Formulasi bioinsektisida, khususnya NPV adalah
"Wettable powder", karena selain memudahkan dalam penyimpanan dan aplikasi, efektivitasnya juga
dapat dipertahankan sampai waktu yang cukup lama (Narayanan, 1987). NPV di negara yang sudah maju
seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Finlandia telah berhasil diproduksi secara besar-besaran dengan
menggunakan teknologi tinggi. Sehubungan dengan tingginya biaya prosesing, maka harga produk NPV
juga sangat mahal (Stair dan Fraser, 1981). Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha untuk
memproduksi/memperbanyak NPV dengan biaya serendah mungkin, tanpa mengurangi efektifitas
bioinsektisida tersebut. Penelitian pemanfaatan SlNPV dan HaNPV bertujuan untuk mengetahui
efektifitas bioinsektisida tersebut untuk mengendalikan S. litura dan H. armigera pada tanaman kedelai
di daerah endemis.

                                                   MATERI DAN METODE
MATERI
        Larva H. armigera dan S. litura instar III, hasil koleksi dan pembiakan massal di laboratorium
agen hayati HaNPV, SlNPV, insektisida kimia, bahan pakan buatan (Methyl paraben, Sorbic acid,
Ascorbic acid, Aceton, Formalin, Agar, Brewer's yeast dan tepung kacang hijau), Nutrient agar, kaolin,
botol plastik/fial plastik, dan kain strimin.

                                                                8
Bedjo : Pemanfaatan Biopestisida Slnpv Dan Hanpv Untuk Pengendalian Spodoptera Litura Dan Helicoverpa Armigera Pada Tanaman
                                                                                                                          Kedelai



METODE
         Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Jetis Ponorogo pada musim kemarau 2005 dengan
menggunakan rancangan acak kelompok dan diulang tiga kali. Kedelai varietas Wilis ditanam pada petak
berukuran 8 m x 5 m dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm dengan 2 tanaman /lubang. Isolat SlNPV dan
HaNPV yang digunakan merupakan isolat terpilih hasil koleksi dari Balitkabi. Adapun perlakuan jang diuji
yaitu 1. SlNPV a; 2. SlNPV b; 3. HaNPV; 4. SlNPV a + HaNPV; 5. SlNPV b + HaNPV; 6. SlNPV a + SlNPV
b + HaNPV; 7. SlNPV a + SlNPV b + HaNPV + insektisida Sihalotrin 2 cc/l; 8. Insektisida Sihalotrin 2
cc/l; 9. Kontrol (tanpa perlakuan). Pengamatan populasi ulat grayak dilakukan sehari sebelum aplikasi
dan seminggu sekali sesudah aplikasi pada 45 rumpun tanaman contoh, pada masing-masing perlakuan.
Aplikasi dilaksanakan pada saat populasi larva S. litura maupun H. armigera mencapai ambang kendali
yaitu masing-masing 10 ekor larva instar III/10 rumpun, dan 2 larva/rumpun atau lebih dengan dosis 15
x 1011 PIB/ha, dan dilakukan pada sore hari antara pukul. 16.00 – pukul. 17.00. Pemupukan tanaman sesuai
anjuran setempat dan penyiangan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Tolak ukur pengamatan :
Populasi hama, penurunan populasi, dan hasil panen.

                                             HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL KEGIATAN
          Hasil pengamatan efektifitas Nuclear polyhedrosis virus (NPV) untuk pengendalian ulat grayak
(S. litura) maupun H. armigera menunjukkan bahwa penggunaan HaNPV maupun SlNPV, hasil koleksi dari
Balitkabi 1999 yang digunakan sebagai bioinsektisida terhadap kedua hama tersebut sangat efektif.
Hal ini terlihat dengan menurunnya populasi larva Spodoptera litura maupun Helicoverpa armigera
mencapai 100% pada enam hari setelah aplikasi. Pada Tabel 1 terlihat bahwa penggunaan SlNPV b
(SlNPV JTM99b) sangat efektif dalam mengendalikan S. litura, terbukti dari penurunan populasi enam
hari setelah aplikasi telah mencapai 100%, dari pada populasi awal sebelum aplikasi yaitu 68 ekor
larva/45 rumpun.

     Tabel 1. Populasi dan penurunan populasi larva S. litura setelah diperlakukan dengan berbagai
              isolat SlNPV, HaNPV, dan kombinasinya dengan insektisida kimia pada tanaman kedelai
              di lapangan. Ponorogo, MK 2005.

                                                         Populasi larva S.litura/ekor/45               Penurunan
                       Perlakuan                                      rumpun                          populasi pada
                                                          0 Hsa         6 Hsa      12 Hsa                12 Hsa
      1.   SlNPV a                                          51            28         18                    64
      2.   SlNPV b                                         68              0          0                   100
      3.   HaNPV                                           58             55         55                   5,17
      4.   SlNPV a+ HaNPV                                  63             31         22                  65,08
      5.   SlNPV b+ HaNPV                                  63              0          0                   100
      6.   SlNPV a+ SlNPV b+ HaNPV                         72              0          0                   100
      7.   SlNPV a+b+ HaNPV+Insekt                         65              0          0                   100
      8.   Insektisida                                     64              9          4                  93,75
      9.   Kontrol                                         62             61         61                   1,61

       Keterangan :
            Has = hari setelah aplikasi,              Insekt = Insektisida
            Sl = S. litura
           Ha = H. armigera,

                                                               9
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.3.,2011



Sedangkan SlNPV a (SlNPV JTM99a) sampai dengan 12 hari setelah aplikasi penurunan populasi hanya
mencapai 64%, yaitu dari populasi awal 51 ulat/45 rumpun menjadi 18 ulat/45 rumpun, hal ini
menunjukkan bahwa isolat SlNPVa kurang efektif. Pada perlakuan No. 6, yaitu campuran antara SlNPV
a, SlNPV b, dan HaNPV terjadi penurunan populasi sampai 100% (penggunaan dosis SlNPV tersebut
masing-masing setengahnya dari penggunaan perlakuan tunggal). Pada Tabel 2, perlakuan No. 3
penggunaan HaNPV yang diaplikasikan pada S. litura tidak menunjukkan penurunan populasi, karena
HaNPV bersifat spesifik yaitu bersifat patogen terhadap H. armigera.

Tabel 2. Populasi dan penurunan populasi larva H. armigera setelah diperlakukan dengan berbagai
         isolat SlNPV, HaNPV, dan kombinasinya dengan insektisida kimia pada tanaman kedelai di
         lapangan. Ponorogo, MK 2005.

                                                               Populasi larva H.         Penurunan        Hasil
                 Perlakuan                                 armigera/ekor/45 rumpun      populasi pada    (t/ha)
                                                      0 Hsa           6 Hsa    12 Hsa      12 Hsa
10.   SlNPV a                                          30              29        28         6.67        0,985 e
11.   SlNPV b                                          39              39        38         2.56        1,020de
12.   HaNPV                                            27               0         0         100         1,100 d
13.   SlNPV a+ HaNPV                                   35               0         0         100         1,292 c
14.   SlNPV b+ HaNPV                                   32               0         0         100         1,350 bc
15.   SlNPV a+ SlNPV b+ HaNPV                          34               0         0         100         1,407 b
16.   SlNPV a+b+ HaNPV+Insekt                          29               0         0         100         1,534 a
17.   Insektisida                                      38               0         0        94.74        1,440 ab
18.   Kontrol                                          26              26        25         3.84        0,845 f
      KK (%)                                                                                               4,88
      BNT (5%)                                                                                             0,110

Keterangan :
     hsa     = hari setelah aplikasi             Insekt = Insektisida
     Sl      = S. litura
     Ha      = H. armigera

         Penggunaan kombinasi perlakuan antara bioinsektisida (SlNPV dan HaNPV) dengan insektisida
kimia, menunjukkan efektifitas yang tinggi, untuk mengendalikan ulat grayak perusak polong dan hama-
hama non target. Hal ini terlihat dari penurunan populasi kedua hama tersebut dan hasil panen yang
lebih tinggi daripada perlakuan yang lainnya yaitu 1,534 t/ha.
         Penggunaan HaNPV dapat menggantikan insektisida kimia, ini ditunjukkan dengan penurunan
populasi larva H. armigera, yang mencapai 100% setelah aplikasi dengan bioinsektisida tersebut.

PEMBAHASAN
        Nuclear polyhedrosis virus (NPV) pada S. litura dan H. armigera merupakan salah satu contoh
bentuk assosiasi dan dapat digunakan untuk mengendalikan kedua hama tersebut. Jenis NPV yang
digunakan untuk mengendalikan S. litura dinamakan SlNPV, sedangkan untuk H. armigera dinamakan
HaNPV. Aktivitas NPV berlangsung di dalam perut, sehingga untuk menimbulkan kematian ulat harus
menelan NPV bersama-sama dengan makanannya.
       Penggunaan SlNPVa secara tunggal terhadap S. litura daya bunuhnya kurang efektif, tidak
efektifnya isolat NPV tersebut sangat tergantung dari isolat NPV itu sendiri. Sesuai yang dikemukakan
Maddox (1975) dan Starnes et al. (1993) bahwa efektifitas NPV, bergantung pada isolat virus yang
mampu dalam waktu singkat membunuh serangga sasaran. Pada Tabel 2. penggunaan HaNPV untuk
                                                                 10
Bedjo : Pemanfaatan Biopestisida Slnpv Dan Hanpv Untuk Pengendalian Spodoptera Litura Dan Helicoverpa Armigera Pada Tanaman
                                                                                                                          Kedelai



pengendalian populasi larva S. litura tidak dapat menurunkan populasi larva tersebut. Hal ini karena NPV
mempunyai sifat yang spesifik dalam membunuh hama sasaran (Deacon, 1983, Jayaray, 1985). Kombinasi
perlakuan dua isolat SlNPVa dan SlNPVb mampu menekan populasi S. litura sampai 100%. Hal ini
dimungkinkan terjadi sinergisme kedua isolat tersebut akan lebih menginfektifkan virion dalam NPV
yang termakan oleh larva sehingga akan mempercepat proses kematian larva, selain itu karena
efektifitas SlNPVb menutupi ketidak efektifan SlNPVa . Karena makin banyak NPV yang termakan,
akan makin banyak virion yang merupakan bagian infektif dari NPV yang akan merusak bagian
ventriculus dari ulat sehingga ulat akan cepat mati (Falcon, 1971; Ignoffo dan Couch, 1981). Pengamatan
pada 6 hari setelah aplikasi pada umumnya akan mempengaruhi populasi larva baik S. litura maupun H.
armigera pada minggu-minggu berikutnya, karena jumlah ulat yang mati akibat NPV juga akan
mempengaruhi proses penularan/infeksi virus terhadap populasi larva yang ada, sehingga akan
menimbulkan kematian larva Hal ini sesuai yang diutarakan Ghotama (1992), makin banyak NPV yang
diaplikasikan maka akan mempengaruhi mortalitas larva pada populasi berikutnya. Disamping itu tingkat
mortalitas S. litura maupun H. armigera yang tinggi menunjukkan bahwa NPV sangat efektif. Hal ini
sesuai yang dikemukakan Mumford dan Norton (1984) serta Reynolds et al. (1975), bahwa nilai
keefektifan NPV ditentukan berdasarkan tingkat kematian larva yang dibakukan dalam konsep PHT,
yaitu antara 70 – 80%. Pada perlakuan dengan insektisida kimia penurunan populasi 6 hari setelah
aplikasi ternyata tidak mencapai 100%. Hal ini dimungkinkan ulat H. armigera dan S. litura ada
kecenderungan resisten terhadap insektisida kimia. Menurut Marwoto dan Bedjo (1996), bahwa telah
terjadi indikasi resisten larva S. litura terhadap beberapa jenis insektisida kimia.

                                                      KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan SlNPVa kurang efektif untuk mengendalikan larva S. litura
2. Pemanfaatan SlNPVb, HaNPV, dan kombinasi keduanya sangat efektif untuk menekan populasi larva
   S. litura, dan H. armigera.
3. SlNPV, dan HaNPV dapat menggantikan insektisida kimia untuk menekan masing-masing populasi
   hama sasarannya.

                                               UCAPAN TERIMAKASIH
        Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ketua Kelti Proteksi, Dr.
Suharsono, MS dan Ir. Wedanimbi Tengkano, MS yang telah memberikan saran dan koreksi demi
terlaksananya penulisan naskah ini, dan kepada staf teknisi Hari Atim dan Urip Sembodo yang telah
membantu sampai selesainya pelaksanaan penelitian.

                                                DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1988. Pengaruh konsentrasi dan volume Nuclear polyhidrosis virus terhadap kematian ulat
        grayak kedelai (Spodoptera litura. F). Penelitian Pertanian 8(1): 12-14
Bedjo. 1997. Uji Keefektifan SlNPV dan HaNPV dengan Bahan Pembawa untuk Pengendalian Hama
        Kedelai. p. 108-114. Dalam Budijono dkk. (eds) Makalah Seminar Regional HPTI. Majalah
        Ilmiah Pembangunan UPN "Veteran" Surabaya.
Bedjo. 1998. Pengaruh jumlah dan jenis bahan pembawa terhadap efektivitas NPV. Makalah Seminar
       Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.       Balitkabi. 11 hal. (Belum
       dipublikasikan).


                                                              11
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.3.,2011



Deacon, J.W. 1983. Microbial Control of Plant and Diseases. Van Rostrand Reinhold (UK) Co.Ltd.
       Berskire, England. 88 pp.
Endo,S. Sutrisno, I.M. Samudra, A. Nugraha, J. Soejitno, and T. Okada.1988. Insecticide susceptibility
       of Spodoptera litura F. collected from three location in Indonesia. Seminar BORIF, 24 June
       1988. 18 pp.
Falcon, L.A. 1971. Microbial Control of Plant Pest Diseases van Rostrand Reinhold (UK). Co. Ltd.
        Berskire. England. 88 p.
Ghotama, A.A. 1992. Pengendalian hayati Helicoverpa armigera Hbn dengan Nuclear polyhidrosis
      virus pada tanaman kapas Balittas Malang. 5 pp.
Ignoffo, C.M. and E.L. Montoya.1976. The effects of chemical insecticides and insecticidal
       adjuvants on a Heliothis Nuclear polyhidrosis virus J. Invertebr. Pathol., p. 8-409.
Ignoffo, C.M and T.L. Cough. 1981. The Nuclear polyhidrosis virus of Heliothis spp. as. a microbial
       Insecticide. dalam : H.P. Burges (Ed) microbial control of pest and plant diseases 1970-
       1980. Academic Press London and New York.p. 329-362.
Jayaray, S. 1985. History and Development of Microbial Control dalam S. Jayaray (Ed). Microbial
       Control Mid pest Management Centre for Plant Protection Studies Tamilnadu Agric. Univ.
       India. p. 97-130.
Marwoto dan Bedjo, 1996. Status resistensi hama ulat daun terhadap insektisida di daerah sentra
      produksi kedelai di Jawa Timur. Laporan Teknis Balitkabi Tahun 1995/1996. p. 114-121.
Maddox, J.V. 1975. Use of diseases in pest management. p. 184-233 In R.L. Metcalf and W.H. Luckman
      (Ed). Introduction to insect pest management. Jhon Wiley & Sons, New York.
Mumford, J.D. and G.A. Norton, 1984. Economics of decision making in pest management. Ann. Rev.
      Entomol. 29: 157-174.
Narayanan, K. 1987. Safety and formulation of NPV of Heliothis spp. Training on biological control
       of cotton Ballworm (2-30 September 1987). 21 pp.
Okada, M. 1977. Studies on the utilization and mass production of Spodoptera litura Nuclear
       Polyhidrosis virus for control of the tobacco cutworm, Spodoptera litura F. Rev. PI. Protec.
       Res. 10: 102-128.
Reynolds, H.T., P.L. Adkisson, and R.F. Smith, 1975. Cotton insect pest management. p. 379-443. In R.L.
       Metcalf and W.H. Luckmann (Eds). Introduction to insect pest management. John Wiley &
       Sons, New York.
Santoso T. 1994. Potential use of NPV for Controlling soybean leaf feeders. Biological Training
       Course Palawija and Vegetable Corps. Bogor 18-23 Juli 1994.13pp.
Soehardjan, M. dan Sudarmadji. 1993. Pemanfaatan organisme mikro sebagai bioinsektisida di negara
       sedang berkembang. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian XXII(1):7-11.
Starnes, R.L., C.L. Liu, and P.G. Marrone. 1993. History, use, and future of Microbial insecticides.
       American Entomologist. Summer. 83-91.
Stairs, G.R., Fraser, T. 1981. Changes in Growth and            Virulence of Nuclear polyhedrosis virus.
       Journal of Invertebrate Pathology 35 : 230-235.




                                                           12

More Related Content

What's hot

Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelaixie_yeuw_jack
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
2. aras-meilin (1)
2. aras-meilin (1)2. aras-meilin (1)
2. aras-meilin (1)Sandy As
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 

What's hot (20)

Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
2. aras-meilin (1)
2. aras-meilin (1)2. aras-meilin (1)
2. aras-meilin (1)
 
BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDABIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Trichoderma
TrichodermaTrichoderma
Trichoderma
 
Obat antibiotik
Obat antibiotikObat antibiotik
Obat antibiotik
 

Similar to 5 bedjo-spodoptera litura

Uji Repelensi Corcyra Cephalonica
Uji Repelensi Corcyra CephalonicaUji Repelensi Corcyra Cephalonica
Uji Repelensi Corcyra CephalonicaMuhayatiRofiah1
 
5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepungxie_yeuw_jack
 
Andrew hidayat 93880-id-none
 Andrew hidayat   93880-id-none Andrew hidayat   93880-id-none
Andrew hidayat 93880-id-noneAndrew Hidayat
 
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...Repository Ipb
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxkaekae27
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...Repository Ipb
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...Repository Ipb
 
9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropodaxie_yeuw_jack
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)UNESA
 
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...Repository Ipb
 
[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang Pertanian
[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang Pertanian[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang Pertanian
[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang PertanianAtikah Jr.
 
Jurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiJurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiAbd Wahid
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013humasditjenppdanpl
 

Similar to 5 bedjo-spodoptera litura (20)

Uji Repelensi Corcyra Cephalonica
Uji Repelensi Corcyra CephalonicaUji Repelensi Corcyra Cephalonica
Uji Repelensi Corcyra Cephalonica
 
5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung
 
Andrew hidayat 93880-id-none
 Andrew hidayat   93880-id-none Andrew hidayat   93880-id-none
Andrew hidayat 93880-id-none
 
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
 
9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AALISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
 
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
 
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
 
6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus
 
[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang Pertanian
[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang Pertanian[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang Pertanian
[Radiokimia] Radioisotop dalam Bidang Pertanian
 
Jurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiJurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padi
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
 

More from xie_yeuw_jack

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwxie_yeuw_jack
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagarxie_yeuw_jack
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puruxie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccanixie_yeuw_jack
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabatixie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang baranganxie_yeuw_jack
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---okxie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabacixie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanahxie_yeuw_jack
 

More from xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 

5 bedjo-spodoptera litura

  • 1. Bedjo : Pemanfaatan Biopestisida Slnpv Dan Hanpv Untuk Pengendalian Spodoptera Litura Dan Helicoverpa Armigera Pada Tanaman Kedelai PEMANFAATAN BIOPESTISIDA SiNPV DAN HaNPV UNTUK PENGENDALIAN Spodoptera litura DAN Helicoverpa armigera PADA TANAMAN KEDELAI Bedjo Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Po.Box 66 Malang. ABSTRAK Pemanfaatan biopestisida SlNPV dan HaNPV serta kombinasinya dengan insektisida kimia untuk mengendalikan hama Spodoptera litura dan Helicoverpa armigera pada tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di lahan petani di kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada MK 2005 dengan menggunakan rancangan acak kelompok, ulangan tiga kali. Kedelai varietas Wilis ditanam pada petak berukuran 8 m x 5 m, dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm, 2 tanaman /lubang. Perlakuan terdiri dari (1) SlNPVa; (2) SlNPVb; (3) HaNPV; (4) SlNPVa + HaNPV; (5) SlNPVb + HaNPV; (6) SlNPVa + SlNPVb + HaNPV; (7) SlNPVa + SlNPVb + HaNPV + insektisida Sihalotrin 2cc/l; (8) Insektisida Sihalotrin 2 cc/l; (9) Kontrol tanpa perlakuan. Pengamatan populasi ulat grayak dilakukan sehari sebelum aplikasi dan seminggu sekali sesudah aplikasi pada 45 rumpun tanaman contoh, dari masing- masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan SlNPV b, HaNPV dan kombinasi antara SlNPV b dan HaNPV sangat efektif menekan/menurunkan populasi S. litura dan H. armigera sampai 100% pada 6 hari setelah aplikasi. Hasil panen mencapai 1,35 t/ha lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan insektisida kimia, dan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol, yang hanya mencapai 0,84 t/ha. Kata Kunci : Kedelai, HaNPV, SlNPV, H.armigera, dan S. litura ABSTRACT The application of bio-insecticide SlNPV and HaNPV to control army worm Spodoptera litura and pod feeding Helicoverpa armigera on soybean. The application of SlNPV and HaNPV as well as its combinations with chemical insecticide to control soybean army worm, Spodoptera litura and pod feeding Helicoverpa armigera, was studied. The experiment was carried out at farmer’s field in Jetis Sub district, Ponorogo District, East Java, during the dry season of 2005. A randomized block design with three replications was applied. Willis variety was sowing in 8 x 5 m plot size, with plant spacing 40 x 10 cm, two plants/hill. There were nine treatments tested, i.e : (1) SlNPVa; (2) SlNPV b; (3) HaNPV; (4) SlNPVa + HaNPV; (5) SlNPVb + HaNPV; (6) SlNPVa + SlNPVb + HaNPV; (7) SlNPVa + SlNPVb + HaNPV + insecticide Sihalotrin 2 cc/l; (8) Insecticide Sihalotrin 2 cc/l; (9). Control, without treatments. The observation on the population of S. litura and H. armigera was conducted one day before treatments application, and continued weekly after than. The observation was done on 45 samping plants in each treatment and replication. The result showed that the application of bio-insecticide SlNPVb combined with HaNPV (treatment 5) and both bio-insecticides were combined, SlNPVa (treatment 6) totally reduce (100%) the population of S. litura and H. armigera at six days after aplication. These two combinations resulted in 1,35 to 1,41 t of dry seeds/ha, of around the same yield as obtained by soybean that treated with chemical insecticide (treatment 8). This yield range, however, was significantly higher than the yield gained by soybean that received no pest control (treatment 9) which produce 0,84 t/ha only. Key word : Soybean, HaNPV, SlNPV, H. armigera and S. litura. 7
  • 2. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.3.,2011 PENDAHULUAN Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil kedelai di Indonesia adalah terjadinya serangan hama. Lebih dari 20 jenis hama yang menyerang kedelai, di antaranya yang menyerang daun adalah Spodoptera litura (ulat grayak), dan yang menyerang polong adalah Helicoverpa armigera. Hama tersebut merupakan hama penting pada kedelai. Pengendalian hama pada tanaman kedelai sampai saat ini masih mengandalkan insektisida, padahal penggunaan insektisida yang terus- menerus mempunyai dampak yang buruk yaitu mencemari lingkungan, membunuh serangga bukan sasaran (parasitoid, predator, dan penyerbuk) dan terbentuk hama yang lebih tahan terhadap insektisida (Endo et al., 1988). Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain dalam pengendaliannya. Bioinsektisida dapat mengendalikan serangga hama sasaran secara tepat karena bersifat spesifik, mempunyai kemampuan membunuh cukup tinggi, biaya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan (Deacon, 1983; Jayaray, 1985; Santoso, 1994). Beberapa bioinsektisida yang sangat berpotensi dan dapat dikembangkan secara komersial maupun non komersial pada tingkat petani yaitu Nuclear polyhedrosis virus (NPV), Bacillus thuringiensis, jamur Metarhizium anisopliae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musuh alami hama dari kelompok virus, bakteri maupun jamur dapat dikembangkan menjadi bioinsektisida (Soehardjan dan Sudarmadji, 1993). Nuclear polyhedrosis virus (NPV) merupakan virus yang dapat digunakan sebagai bioinsektisida untuk alternatif lain pengganti insektisida kimia dalam mengendalikan H. armigera maupun S. litura. Hasil penelitian di rumah kaca, NPV sangat efektif membunuh hama dengan tingkat mortalitas 80%, namun aplikasi di lapangan tingkat mortalitasnya rendah hanya mencapai 35-40% (Arifin, 1988). Hal ini karena NPV sangat rentan terhadap sinar matahari khususnya sinar ultra violet (Ignoffo dan Montoya, 1976). Untuk mengatasi penurunan efektivitas NPV akibat sinar ultraviolet maka NPV perlu diformulasikan dengan bahan pelindung (Ghotama, 1992; Narayanan, 1987; Ignoffo dan Cough, 1981). Penambahan bahan pelindung seperti sukrose, laktosum, dan tween 80 sebanyak 5% dari volume semprot 300 l/ha terhadap HaNPV maupun SlNPV dengan dosis 1,5 x 1012 mampu membunuh H. armigera dan S. litura sampai 60% (Bedjo, 1997). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bahan pelindung sampai 40% dari volume semprot dapat memperbaiki tingkat patogenisitas NPV di lapangan, sehingga tingkat mortalitas ulat sampai 90% (Bedjo, 1998). Dalam usaha memanfaatkan NPV sebagai agensia pengendali hayati, perbanyakan NPV dilakukan secara in vivo dalam skala laboratorium dan memformulasikannya, sesuai dengan hasil penelitian Ignoffo dan Cough (1981), Okada (1977), dan Tanada dan Kaya (1993). Formulasi bioinsektisida, khususnya NPV adalah "Wettable powder", karena selain memudahkan dalam penyimpanan dan aplikasi, efektivitasnya juga dapat dipertahankan sampai waktu yang cukup lama (Narayanan, 1987). NPV di negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Finlandia telah berhasil diproduksi secara besar-besaran dengan menggunakan teknologi tinggi. Sehubungan dengan tingginya biaya prosesing, maka harga produk NPV juga sangat mahal (Stair dan Fraser, 1981). Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha untuk memproduksi/memperbanyak NPV dengan biaya serendah mungkin, tanpa mengurangi efektifitas bioinsektisida tersebut. Penelitian pemanfaatan SlNPV dan HaNPV bertujuan untuk mengetahui efektifitas bioinsektisida tersebut untuk mengendalikan S. litura dan H. armigera pada tanaman kedelai di daerah endemis. MATERI DAN METODE MATERI Larva H. armigera dan S. litura instar III, hasil koleksi dan pembiakan massal di laboratorium agen hayati HaNPV, SlNPV, insektisida kimia, bahan pakan buatan (Methyl paraben, Sorbic acid, Ascorbic acid, Aceton, Formalin, Agar, Brewer's yeast dan tepung kacang hijau), Nutrient agar, kaolin, botol plastik/fial plastik, dan kain strimin. 8
  • 3. Bedjo : Pemanfaatan Biopestisida Slnpv Dan Hanpv Untuk Pengendalian Spodoptera Litura Dan Helicoverpa Armigera Pada Tanaman Kedelai METODE Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Jetis Ponorogo pada musim kemarau 2005 dengan menggunakan rancangan acak kelompok dan diulang tiga kali. Kedelai varietas Wilis ditanam pada petak berukuran 8 m x 5 m dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm dengan 2 tanaman /lubang. Isolat SlNPV dan HaNPV yang digunakan merupakan isolat terpilih hasil koleksi dari Balitkabi. Adapun perlakuan jang diuji yaitu 1. SlNPV a; 2. SlNPV b; 3. HaNPV; 4. SlNPV a + HaNPV; 5. SlNPV b + HaNPV; 6. SlNPV a + SlNPV b + HaNPV; 7. SlNPV a + SlNPV b + HaNPV + insektisida Sihalotrin 2 cc/l; 8. Insektisida Sihalotrin 2 cc/l; 9. Kontrol (tanpa perlakuan). Pengamatan populasi ulat grayak dilakukan sehari sebelum aplikasi dan seminggu sekali sesudah aplikasi pada 45 rumpun tanaman contoh, pada masing-masing perlakuan. Aplikasi dilaksanakan pada saat populasi larva S. litura maupun H. armigera mencapai ambang kendali yaitu masing-masing 10 ekor larva instar III/10 rumpun, dan 2 larva/rumpun atau lebih dengan dosis 15 x 1011 PIB/ha, dan dilakukan pada sore hari antara pukul. 16.00 – pukul. 17.00. Pemupukan tanaman sesuai anjuran setempat dan penyiangan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Tolak ukur pengamatan : Populasi hama, penurunan populasi, dan hasil panen. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN Hasil pengamatan efektifitas Nuclear polyhedrosis virus (NPV) untuk pengendalian ulat grayak (S. litura) maupun H. armigera menunjukkan bahwa penggunaan HaNPV maupun SlNPV, hasil koleksi dari Balitkabi 1999 yang digunakan sebagai bioinsektisida terhadap kedua hama tersebut sangat efektif. Hal ini terlihat dengan menurunnya populasi larva Spodoptera litura maupun Helicoverpa armigera mencapai 100% pada enam hari setelah aplikasi. Pada Tabel 1 terlihat bahwa penggunaan SlNPV b (SlNPV JTM99b) sangat efektif dalam mengendalikan S. litura, terbukti dari penurunan populasi enam hari setelah aplikasi telah mencapai 100%, dari pada populasi awal sebelum aplikasi yaitu 68 ekor larva/45 rumpun. Tabel 1. Populasi dan penurunan populasi larva S. litura setelah diperlakukan dengan berbagai isolat SlNPV, HaNPV, dan kombinasinya dengan insektisida kimia pada tanaman kedelai di lapangan. Ponorogo, MK 2005. Populasi larva S.litura/ekor/45 Penurunan Perlakuan rumpun populasi pada 0 Hsa 6 Hsa 12 Hsa 12 Hsa 1. SlNPV a 51 28 18 64 2. SlNPV b 68 0 0 100 3. HaNPV 58 55 55 5,17 4. SlNPV a+ HaNPV 63 31 22 65,08 5. SlNPV b+ HaNPV 63 0 0 100 6. SlNPV a+ SlNPV b+ HaNPV 72 0 0 100 7. SlNPV a+b+ HaNPV+Insekt 65 0 0 100 8. Insektisida 64 9 4 93,75 9. Kontrol 62 61 61 1,61 Keterangan : Has = hari setelah aplikasi, Insekt = Insektisida Sl = S. litura Ha = H. armigera, 9
  • 4. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.3.,2011 Sedangkan SlNPV a (SlNPV JTM99a) sampai dengan 12 hari setelah aplikasi penurunan populasi hanya mencapai 64%, yaitu dari populasi awal 51 ulat/45 rumpun menjadi 18 ulat/45 rumpun, hal ini menunjukkan bahwa isolat SlNPVa kurang efektif. Pada perlakuan No. 6, yaitu campuran antara SlNPV a, SlNPV b, dan HaNPV terjadi penurunan populasi sampai 100% (penggunaan dosis SlNPV tersebut masing-masing setengahnya dari penggunaan perlakuan tunggal). Pada Tabel 2, perlakuan No. 3 penggunaan HaNPV yang diaplikasikan pada S. litura tidak menunjukkan penurunan populasi, karena HaNPV bersifat spesifik yaitu bersifat patogen terhadap H. armigera. Tabel 2. Populasi dan penurunan populasi larva H. armigera setelah diperlakukan dengan berbagai isolat SlNPV, HaNPV, dan kombinasinya dengan insektisida kimia pada tanaman kedelai di lapangan. Ponorogo, MK 2005. Populasi larva H. Penurunan Hasil Perlakuan armigera/ekor/45 rumpun populasi pada (t/ha) 0 Hsa 6 Hsa 12 Hsa 12 Hsa 10. SlNPV a 30 29 28 6.67 0,985 e 11. SlNPV b 39 39 38 2.56 1,020de 12. HaNPV 27 0 0 100 1,100 d 13. SlNPV a+ HaNPV 35 0 0 100 1,292 c 14. SlNPV b+ HaNPV 32 0 0 100 1,350 bc 15. SlNPV a+ SlNPV b+ HaNPV 34 0 0 100 1,407 b 16. SlNPV a+b+ HaNPV+Insekt 29 0 0 100 1,534 a 17. Insektisida 38 0 0 94.74 1,440 ab 18. Kontrol 26 26 25 3.84 0,845 f KK (%) 4,88 BNT (5%) 0,110 Keterangan : hsa = hari setelah aplikasi Insekt = Insektisida Sl = S. litura Ha = H. armigera Penggunaan kombinasi perlakuan antara bioinsektisida (SlNPV dan HaNPV) dengan insektisida kimia, menunjukkan efektifitas yang tinggi, untuk mengendalikan ulat grayak perusak polong dan hama- hama non target. Hal ini terlihat dari penurunan populasi kedua hama tersebut dan hasil panen yang lebih tinggi daripada perlakuan yang lainnya yaitu 1,534 t/ha. Penggunaan HaNPV dapat menggantikan insektisida kimia, ini ditunjukkan dengan penurunan populasi larva H. armigera, yang mencapai 100% setelah aplikasi dengan bioinsektisida tersebut. PEMBAHASAN Nuclear polyhedrosis virus (NPV) pada S. litura dan H. armigera merupakan salah satu contoh bentuk assosiasi dan dapat digunakan untuk mengendalikan kedua hama tersebut. Jenis NPV yang digunakan untuk mengendalikan S. litura dinamakan SlNPV, sedangkan untuk H. armigera dinamakan HaNPV. Aktivitas NPV berlangsung di dalam perut, sehingga untuk menimbulkan kematian ulat harus menelan NPV bersama-sama dengan makanannya. Penggunaan SlNPVa secara tunggal terhadap S. litura daya bunuhnya kurang efektif, tidak efektifnya isolat NPV tersebut sangat tergantung dari isolat NPV itu sendiri. Sesuai yang dikemukakan Maddox (1975) dan Starnes et al. (1993) bahwa efektifitas NPV, bergantung pada isolat virus yang mampu dalam waktu singkat membunuh serangga sasaran. Pada Tabel 2. penggunaan HaNPV untuk 10
  • 5. Bedjo : Pemanfaatan Biopestisida Slnpv Dan Hanpv Untuk Pengendalian Spodoptera Litura Dan Helicoverpa Armigera Pada Tanaman Kedelai pengendalian populasi larva S. litura tidak dapat menurunkan populasi larva tersebut. Hal ini karena NPV mempunyai sifat yang spesifik dalam membunuh hama sasaran (Deacon, 1983, Jayaray, 1985). Kombinasi perlakuan dua isolat SlNPVa dan SlNPVb mampu menekan populasi S. litura sampai 100%. Hal ini dimungkinkan terjadi sinergisme kedua isolat tersebut akan lebih menginfektifkan virion dalam NPV yang termakan oleh larva sehingga akan mempercepat proses kematian larva, selain itu karena efektifitas SlNPVb menutupi ketidak efektifan SlNPVa . Karena makin banyak NPV yang termakan, akan makin banyak virion yang merupakan bagian infektif dari NPV yang akan merusak bagian ventriculus dari ulat sehingga ulat akan cepat mati (Falcon, 1971; Ignoffo dan Couch, 1981). Pengamatan pada 6 hari setelah aplikasi pada umumnya akan mempengaruhi populasi larva baik S. litura maupun H. armigera pada minggu-minggu berikutnya, karena jumlah ulat yang mati akibat NPV juga akan mempengaruhi proses penularan/infeksi virus terhadap populasi larva yang ada, sehingga akan menimbulkan kematian larva Hal ini sesuai yang diutarakan Ghotama (1992), makin banyak NPV yang diaplikasikan maka akan mempengaruhi mortalitas larva pada populasi berikutnya. Disamping itu tingkat mortalitas S. litura maupun H. armigera yang tinggi menunjukkan bahwa NPV sangat efektif. Hal ini sesuai yang dikemukakan Mumford dan Norton (1984) serta Reynolds et al. (1975), bahwa nilai keefektifan NPV ditentukan berdasarkan tingkat kematian larva yang dibakukan dalam konsep PHT, yaitu antara 70 – 80%. Pada perlakuan dengan insektisida kimia penurunan populasi 6 hari setelah aplikasi ternyata tidak mencapai 100%. Hal ini dimungkinkan ulat H. armigera dan S. litura ada kecenderungan resisten terhadap insektisida kimia. Menurut Marwoto dan Bedjo (1996), bahwa telah terjadi indikasi resisten larva S. litura terhadap beberapa jenis insektisida kimia. KESIMPULAN Dari hasil kegiatan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan SlNPVa kurang efektif untuk mengendalikan larva S. litura 2. Pemanfaatan SlNPVb, HaNPV, dan kombinasi keduanya sangat efektif untuk menekan populasi larva S. litura, dan H. armigera. 3. SlNPV, dan HaNPV dapat menggantikan insektisida kimia untuk menekan masing-masing populasi hama sasarannya. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ketua Kelti Proteksi, Dr. Suharsono, MS dan Ir. Wedanimbi Tengkano, MS yang telah memberikan saran dan koreksi demi terlaksananya penulisan naskah ini, dan kepada staf teknisi Hari Atim dan Urip Sembodo yang telah membantu sampai selesainya pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Arifin, M. 1988. Pengaruh konsentrasi dan volume Nuclear polyhidrosis virus terhadap kematian ulat grayak kedelai (Spodoptera litura. F). Penelitian Pertanian 8(1): 12-14 Bedjo. 1997. Uji Keefektifan SlNPV dan HaNPV dengan Bahan Pembawa untuk Pengendalian Hama Kedelai. p. 108-114. Dalam Budijono dkk. (eds) Makalah Seminar Regional HPTI. Majalah Ilmiah Pembangunan UPN "Veteran" Surabaya. Bedjo. 1998. Pengaruh jumlah dan jenis bahan pembawa terhadap efektivitas NPV. Makalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balitkabi. 11 hal. (Belum dipublikasikan). 11
  • 6. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.3.,2011 Deacon, J.W. 1983. Microbial Control of Plant and Diseases. Van Rostrand Reinhold (UK) Co.Ltd. Berskire, England. 88 pp. Endo,S. Sutrisno, I.M. Samudra, A. Nugraha, J. Soejitno, and T. Okada.1988. Insecticide susceptibility of Spodoptera litura F. collected from three location in Indonesia. Seminar BORIF, 24 June 1988. 18 pp. Falcon, L.A. 1971. Microbial Control of Plant Pest Diseases van Rostrand Reinhold (UK). Co. Ltd. Berskire. England. 88 p. Ghotama, A.A. 1992. Pengendalian hayati Helicoverpa armigera Hbn dengan Nuclear polyhidrosis virus pada tanaman kapas Balittas Malang. 5 pp. Ignoffo, C.M. and E.L. Montoya.1976. The effects of chemical insecticides and insecticidal adjuvants on a Heliothis Nuclear polyhidrosis virus J. Invertebr. Pathol., p. 8-409. Ignoffo, C.M and T.L. Cough. 1981. The Nuclear polyhidrosis virus of Heliothis spp. as. a microbial Insecticide. dalam : H.P. Burges (Ed) microbial control of pest and plant diseases 1970- 1980. Academic Press London and New York.p. 329-362. Jayaray, S. 1985. History and Development of Microbial Control dalam S. Jayaray (Ed). Microbial Control Mid pest Management Centre for Plant Protection Studies Tamilnadu Agric. Univ. India. p. 97-130. Marwoto dan Bedjo, 1996. Status resistensi hama ulat daun terhadap insektisida di daerah sentra produksi kedelai di Jawa Timur. Laporan Teknis Balitkabi Tahun 1995/1996. p. 114-121. Maddox, J.V. 1975. Use of diseases in pest management. p. 184-233 In R.L. Metcalf and W.H. Luckman (Ed). Introduction to insect pest management. Jhon Wiley & Sons, New York. Mumford, J.D. and G.A. Norton, 1984. Economics of decision making in pest management. Ann. Rev. Entomol. 29: 157-174. Narayanan, K. 1987. Safety and formulation of NPV of Heliothis spp. Training on biological control of cotton Ballworm (2-30 September 1987). 21 pp. Okada, M. 1977. Studies on the utilization and mass production of Spodoptera litura Nuclear Polyhidrosis virus for control of the tobacco cutworm, Spodoptera litura F. Rev. PI. Protec. Res. 10: 102-128. Reynolds, H.T., P.L. Adkisson, and R.F. Smith, 1975. Cotton insect pest management. p. 379-443. In R.L. Metcalf and W.H. Luckmann (Eds). Introduction to insect pest management. John Wiley & Sons, New York. Santoso T. 1994. Potential use of NPV for Controlling soybean leaf feeders. Biological Training Course Palawija and Vegetable Corps. Bogor 18-23 Juli 1994.13pp. Soehardjan, M. dan Sudarmadji. 1993. Pemanfaatan organisme mikro sebagai bioinsektisida di negara sedang berkembang. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian XXII(1):7-11. Starnes, R.L., C.L. Liu, and P.G. Marrone. 1993. History, use, and future of Microbial insecticides. American Entomologist. Summer. 83-91. Stairs, G.R., Fraser, T. 1981. Changes in Growth and Virulence of Nuclear polyhedrosis virus. Journal of Invertebrate Pathology 35 : 230-235. 12