SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Tugas makalah 
PENGENDALIAN GULMA SECARA 
KULTUR TEKHNIS 
JURUSAN AGROTEKNOLOGI 
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA RAHA 
TAHUN AKADEMIK 
2014/2015
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.,karena atas limpahan 
Rahmat serta Karunia dan Hidayah-Nya lah penulis diberi kesehatan dan 
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. 
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah 
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Adapun judul dalam makalah ini 
adalah “pengendalian gulma secara kultur tehnik”. 
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak 
kekurangan, olehnya itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi 
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat 
bermanfaat bagi para pembaca khususnya dan bagi masyarakat umumnya. 
Raha, November 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… 
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. 
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Memilih Lahan atau Geografis…………………………………………. 
2.2 Usaha lain termasuk pemeliharaan tanaman untuk mencegah penyakit... 
2.3 Menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang tidak disenangi 
(sanitasi lapangan dan tanaman)……………………………………… 
BAB III PENUTUP 
Kesimpulan……………………………………………………………... 
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Konsep pengendalian gulma terpadu pada dasarnya memadukan pengetahuan tentang 
aspek biologis dan ekologis dari gulma dan mengerti bagaimana keberadaan gulma dapat diatasi 
oleh kegiatan kultur teknis. Manajemen pengendalian gulma jangka panjang harus berubah dari 
konsep pengendalian gulma kepada konsep yang mengurangi tumbuhnya gulma dan 
mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman pokok. Gulma cenderung berasosiasi 
dengan tanaman yang mempunyai siklus hidup yang sama.Pengendalian gulma secara kultur 
teknis merupakan tindakan yang didasarkan pada segiekologis tanaman dan gulma. Tujuannya 
adalah membuat lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman sehingga 
tanaman dapat bersaing dengan gulma, di lain pihak tindakanyang diterapkan tersebut dapat 
mengurangi atau menekan pertumbuhan gulma menjadi seminimum mungkin. Pengendalian 
secara kultur teknis merupakan cara yang efektif dan efisien di negara sedang berkembang yang 
belum menggunakan herbisida secara meluas karena harga herbisida relatif mahal. 
Rotasi tanaman dengan tanaman yang mempunyai siklus hidup yang berbeda akan 
mengganggu asosiasi tanaman dengan gulma (Derksen et al.,2002). Pada umumnya kepadatan 
gulma pada tanaman monoculture lebih banyak dibandingkan dengan kepadatan gulma pada 
rotasi tanaman. Rotasi tanaman kanola ( Brasica rapa) dengan tanaman gandum 
(Triticumaestivum) mampu mengurangi kepadatan gulma sampai 50 tumbuhan per meter 
dibandingkan dengan monokultur tanaman gandum selama 6 tahun berturut- turut sebesar 740 
tumbuhan per meter(Blackshaw, 1994a).Selanjutnya Blackshaw (1994) melaporkan bahwa
kepadatan gulma Bromus tectorum (L.) tidak bertambah pada tanaman gandum (Triticum 
aestivum L.) yang ditanam pada musim winter dan dirotasikan dengan tanaman kanola ( 
Brassica napus L .), sedangkan kepadatan gulma meningkat secara cepat pada saat tanaman 
gandum ditanam secara monokultur.Salah satu usaha pengendalian gulma melalui kultur teknis 
adalah menggunakan jenis tanaman budidaya yang mempunyai daya kompetisi yang 
tinggi terhadap gulma. 
1.2 Rumusan Masalah 
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana 
pengendalian gulma secara kultur tekhnis? 
1.3 Tujuan Penulisan 
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui cara 
pengendalian gulma secara kultur tekhnis.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Memilih lahan atau Geografis 
Pada prinsipnya ini adalah memilih lahan yang tidak mengandung penyebab 
penyakit atau dikatakan juga “Non-Infested Soil”, atau Non-Infested Area artinya 
tanah atau areal yang bebas dari infeksi dari infeksi dari pathogen penyebab 
penyakit. Pemilihan lahan secara geografis bertujuan memilih lahan untuk 
menumbuhkan atau menanam suatu tanaman yang memenuhi persyaratan tumbuh 
yang baik terutama tanah dan iklim atau ekologinya. Baik jenis serta sifat 
tanahnya, topografi, kesesuaian tanah dan lain sebagainya, serta factor iklim 
seperti suhu, kelembapan, cahaya matahari, curah hujan, maupun tinggi tempat 
dari permukaan laut. 
a. Pengelolaan Tanah 
Pengolahan tanah setelah panen larva-larva hama yang hidup di dalam tanah 
akan mati terkena alat-alat pengolahan seperti cangkul. Di samping itu akibat lain 
dari pengolahan tanah ini akan menaikkan larva dan telur dari dalam tanah ke 
permukaan tanah. Dengan demikian larva-larva dan telur larva akan dimakan 
burung atau mati terkena cahaya matahari langsung. 
Pemilihan tanah untuk penanaman di daerah setempat atau juga memilih tanah 
yang masih baru. Pemilihan areal yang cocok untuk penanaman suatu tanaman, 
dapat merupakan suatu langkah yang penting dalam menghindarkan tanaman dari 
organism yang tergolong kepada root infecting, artinya yang menyerang akar 
tanaman,.
b. Crop Rotation 
Dengan melakukan pergiliran tanaman maka pathogen-patogen tanah akan 
binasa atau putus siklus hidupnya karena mereka tidak ndapat tahan bersaing 
dengan organism tanah lainnya. 
c. Sanitasi 
Sanitasi, termasuk semua tindakan yang ditujukan untuk mengeliminir atau 
meniadakan serta mengurangi jumlah pathogen yang ada didalam suatu lapangan 
pertanaman, termasuk juga mungkin di gudang penyimpanan. 
Dalam prakteknya khusus sanitasi yang berhasil dilakukan antara lain adalah: 
 Membinasakan sisa-sisa tanaman yang sakit 
 Mencegah pemakaiaan pupuk kompos atau pupuk kandang yang mengandung 
penyebab penyakit (pathogen) 
 Desinfestasi tanah dengan pemanasan 
 Desinfektasi tanah dengan pestisida 
 Membuang tanaman yang sakit 
 Meniadakan tanaman inang penganti dan gulma sebagai inang 
d. Pemupukan 
Penggunaan pupuk menjadikan tanaman sehat dan lebih mudah 
mentoleransi serangga hama tanaman. 
e. Irigasi 
Pengolahan air dapat menghalangi perkembangan hama-hama tertentu. 
Akan tetapi bila cara pengolahan air kurang tepat dapat mengakibatkan 
peningkatan perkembangan populasi hama tanaman.
f. Strip farming 
Serangan hama tertentu dapat di atasi dengan cara “catch crop” yaitu 
bercocok tanam secara berselang seling, antara tanaman yang berumur panjang 
dan tanaman berumur pendek. 
g. Pemakain bibit atau benih yang tidak berpenyakit 
Cara-cara pengendaliannya sebagai berikut: 
1. Bibit atau biji serta benih yang sehat atau bebas sejak semula 
2. Melakukan disinfested dari bibit (biji) 
3. Pembersihan benih 
4. Pengaturan waktu tanam bagi tanaman untuk menghasilkan benih 
5. Kultur jaringan. 
h. Rotasi tanaman dan pengaturan waktu tanam 
Pada prinsipnya rotasi tanaman adalah mengganti tanaman dengan jenis lain 
yang bukan merupakan inang nematoda, sebagai contoh untuk mengendalikan 
Hirchmaniella tanaman padi dapat dirotasi dengan tanaman polowija. 
Menanam tanaman yang berbeda-beda jenisnya dalam satu tahun dapat 
memutus atau memotong daur hidup hama terutama hama yang sifatnya 
monofagus (satu jenis makanan). 
Adapun hama tanaman pangan yang dapat dikendalikan dengan kultur 
teknis antara lain: (Suharto, 2007)
1. Hama Tanaman Padi 
a. Hama Uret (Leucopholis rorida dan Heteronychus spp.) (Coleoptera: 
Scarabaidae) 
Pengendalian secara kultur teknis yakni penundaan waktu pengolahan tanah 
sampai sebagian besar kumbang bertelur dan mati. Hal ini akan mengurangi 
populasi hama pada lahan. 
b. Lalat Bibit Padi (Atherigona oryzae Malloch dan A. exigua Stein.) (Diptera: 
Muscidae) 
Pengendalian secara kultur teknis yakni penundaan waktu tanam dengan tidak 
melakukan penanaman padipada saat kepadatan hama ini mencapai 
puncaknya. 
c. Hama Putih (Nymphula depunctalis- Guenee) (Lepidoptera: Pyralidae) 
Pengendalian secara kultur teknis yakni air diupayakan jangan sampai 
tergenang. Umur bibit yang ditanam cukup tua sehingga lebih mampu 
mengurangi serangan larva. Pengeringan tanaman selama beberapa hari 
mampu mematikan larva. 
d. Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunb.) (Hemiptera : Coreidae) 
Pengendalian secara kultur teknis yakni dengan tanam serentak sehingga 
masa pembungaan juga serentak, pembersihan gulma. 
e. Wereng Daun Hijau (Nephotettix spp.) (Hemoptera : Cicadellidae) 
Pengendalian secara kultur teknis yakni pergiliran tanaman atau tidak 
menanam padi lebih dari dua kali selama dua tahun. Sumber virus dari 
tanaman padi maupun gulma dihilangkan dengan jalan tidak meninggalkan
batang padi di sawah setelah panen. Tidak menggunakan bibit dari daerah 
serangan tungro. Persemaian ditutup dengan kain kassa. Bibit yang terserang 
dimusnahkan. 
2. Hama Tanaman Jagung 
a. Lalat Bibit Jagung (Agromyza exigua - Srein) (Diptera : Agromyzidae). 
Pengendalian secara kultur teknis yakni lalat bibit aktif hanya pada musim 
penghujan sehingga dengan mengubah waktu tanam maka jagung dapat 
terhindar dari serangan lalat bibit, tanam serempak dan dengan tidak 
menanam pada awal musim penghujan. 
2.2 Usaha lain termasuk pemeliharaan tanaman untuk mencegah 
penyakit 
a. Pemilihan tempat 
Tempat-tempat tertentu tak boleh ditanami dengan tanaman tertentu misalnya, 
karena adanya infeksi penyakit. 
b. Menyiapkan tanah 
Pada umumnya pengarapan dan pengolahan tanah yang intensif akan 
menyebabkan berkurangnya penyakit tanaman yang akan ditanam. 
c. Penambahan kesuburan tanah 
Mempertinggi kesuburan tanah dengan pemupukan yang seimbang akan 
mempertinggi ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu, terutama yang 
disebabkan oleh parasit-parasit lemah, seperti serangan cendawan-cendawan 
yang menyebabkan mati ujung/dieback
d. Pertanaman campuran 
Pertanaman campuran dapat menekan kerugian akibat serangan penyakit, 
karena pathogen yang sama tidak dapat menyerang kedua macam tanaman 
tersebut, yang berada didalam pertanaman campuran tadi. Akhirnya salah satu 
tanaman menjadi aman, apabila jenis tanaman lainya didalam pertanaman 
campuran itu terserang hebat atau berat. 
e. Pengairan (irigasi) 
Tujuan dari pengairan adalah untuk membasahi tanah agar akar mudah 
memperoleh air dan hara makanan 
f. Penambahan bahan organic ke dalam tanah 
Salah satu cara yang mudah, murah, efisien dan efektif untuk mengubah 
lingkungan didalam tanah adalah dengan penambahan bahan organic ke 
dalam tanah. . 
g. Pemeliharaan tanaman lainnya 
Selama pertumbuhan tanamn, maka segala pekerjaan pengolahan atau 
pemeliharaan tanah dan tanamannya sendiri, secara tak langsung atau tak 
sengaja kita sering membantu penyebaran pathogen penyebab penyakit. 
h. Penyebaran benih atau biji yang tepat 
Yang perlu diperhatikan antara lain: 
 Saat sebar 
 Mengatur rapatnya penanaman 
 Dalamnya penanaman 
 Pemberian air atau penyimpanan
Pemberian air dapat mempertinggi kelembapan tanah dan juga dapat 
membantu penyebaran penyakit yang soil borne. Tetapi adakalanya pula 
penggenangan tanah dapat dipakai untuk mengendalikan penyakit-penyakit 
tertentu, missal Sclerotium rolfsii pada kacang tanahdan pada 
sayuran lain atau pada pengendalian penyakit yang disebabkan oleh 
nematode 
j. Penyiangan tanaman penggangu/pengendalian gulma 
Pada waktu pengerjaan tanah serta pembersihan rumput-rumput atau gulma 
[pada areal tanaman, secara tidak sengaja kita langsung membantu 
penyebaran inokulum penyakit atau penyebaran inokulum penyakit penyakit 
atau penyebaran penyakitnya sendiri, missal penyakit mosaic [pada 
tembakau. 
k. Pemangkasan tanaman 
Pada beberapa tanaman yang memeprlukan pemangkasan (kopi, coklat, the 
dan lainnya), maka bekas potangan pangkas tersebut seringkali menjadi 
tempat masuknya parasit luka. Oleh karena itu perlu segera dilumuri dengan 
ter atau creosot dan carboleneum plantarum. Misalnya kayu manis terhadap 
Phytopthora cinnamomi, kanker pada jeruk (Diplodia natalensis), dan lain 
sebagainya. 
l. Pemungutan hasil 
Untuk mencengah kerusakan hasil, maka waktu pemungutan, haruslah hati-hati 
dan tepat pada waktunya.
2.3 Menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang tidak 
disenangi (sanitasi lapangan dan tanaman) 
1. Mengatur penyiangan gulma dan tanaman-tanaman pembantu 
Gulma dan tanaman penutup tanah yang terlalu tinggi akan mempertinggi 
kelembapan udara disekitar tanaman, sehingga dapat menyebabkan atau 
membantu serangan pada bagian bawah akar tanaman, misalnya penyakit kanker 
bidang sadapan pada karet yang disebabkan oleh Phytopthora faberi yang 
disebabkan oleh cendawan Ceratostomella fimbriata. 
2. Membongkar tanaman inang penganti lainya 
Banyak penyebab penyakit yang dapat mempertahankan diri pada tanaman 
inang penganti lainya, baik yang ditanam maupun yang tumbuh liar. 
3. Membinasakan tanaman yang sakit 
Membinasakan tanamn yang sakit, segera setelah gejalanya tampak, dapat 
mengurangi sumber infeksi bagi tanaman lainnya yang masih sehat: berarti 
menghambat meluasnya penyakit. 
4. Menghilangkan bagian-bagian tanaman yang sakit 
Sebenarnya tak banyak berbeda dengan memusnahkan tanaman yang sakit, 
hanya disini sebagian saja dari tanaman yang memperlihatkan gejala itu yang 
dimusnahkan atau dibuang. Misalnya dahan atau ranting jeruk yang sakit kanker 
oleh Diplodia natalens dan banyak macam tanaman berbentuk pohon-pohonan 
lainya yang diserang oleh cendawan rumah laba-laba Corticium salmonicolor, 
yang terkenal dengan jamur upas.
5. Pencegahan dan tindakan kultur teknis lain 
Intensitas penyakit dan kepekaan tanaman sangat dipengaruhi oleh 
penggunaan jenis pupiuk Nitrogen. Penyakit karat dan embun tepung akan 
diransang oleh Nitrogen yang berasal dari NO3 (nitrat) tetapi dihambat oleh 
pupuk Nitrogen yang berasal dari NH4 (ammonium), sebaliknya pupuk NHP 
(ammonium) pada varietas padi yang peka akan menambah timbulnya penyakit 
balst Pyricularia oryzae.
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan 
Pemeliharaan tanaman atau kontrol hama yang baik dapat meningkatkan 
kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, 
serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. 
Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama 
dan penyakit secara dini. 
Pengendalian secara kultur teknis (Cultural control), pada prinsipnya 
merupakan cara pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan 
perkembangan populasi hama.
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim.2008.Teknik Pengendalian Hama Tanaman. 
<http://bankresep.com/blog/teknik-pengendalian-hama tanaman/>. Diakses 
tanggal 10 Mei 2012. 
Anonim. 2009. Pengendalian Hama Tanaman. 
<http://www.kiwod.com/tag/pengendalian-hama-secara-kultur-teknis/>. Diakses 
tanggal 10 Mei 2012. 
Suharto. 2007. Pengenalan & Pengendalian Hama Tanaman Pangan. ANDI, 
Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Pengantar Ilmu Tanaman
Pengantar Ilmu Tanaman Pengantar Ilmu Tanaman
Pengantar Ilmu Tanaman Bagas Yanuar
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaNovayanti Simamora
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Arti penting gulma
Arti penting gulmaArti penting gulma
Arti penting gulmamamad9009
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanMr.Mahmud
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)muditateach
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIKPERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIKsumitrojait
 
Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Ekal Kurniawan
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (19)

Pengantar Ilmu Tanaman
Pengantar Ilmu Tanaman Pengantar Ilmu Tanaman
Pengantar Ilmu Tanaman
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Arti penting gulma
Arti penting gulmaArti penting gulma
Arti penting gulma
 
Pemuliharaan ex
Pemuliharaan exPemuliharaan ex
Pemuliharaan ex
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanaman
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
 
Trichokompos power point
Trichokompos power pointTrichokompos power point
Trichokompos power point
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIKPERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
PERAN MIKROBA DALAM PERTANIAN ORGANIK
 
Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 

Similar to Gulma

Similar to Gulma (20)

Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.Pd
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Ilmu Gulma kelompok 2.pptx
Ilmu Gulma kelompok 2.pptxIlmu Gulma kelompok 2.pptx
Ilmu Gulma kelompok 2.pptx
 
Produksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang PanjangProduksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang Panjang
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

Gulma

  • 1. Tugas makalah PENGENDALIAN GULMA SECARA KULTUR TEKHNIS JURUSAN AGROTEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA RAHA TAHUN AKADEMIK 2014/2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.,karena atas limpahan Rahmat serta Karunia dan Hidayah-Nya lah penulis diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Adapun judul dalam makalah ini adalah “pengendalian gulma secara kultur tehnik”. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, olehnya itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya dan bagi masyarakat umumnya. Raha, November 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… KATA PENGANTAR………………………………………………………….. DAFTAR ISI…………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Memilih Lahan atau Geografis…………………………………………. 2.2 Usaha lain termasuk pemeliharaan tanaman untuk mencegah penyakit... 2.3 Menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang tidak disenangi (sanitasi lapangan dan tanaman)……………………………………… BAB III PENUTUP Kesimpulan……………………………………………………………... DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep pengendalian gulma terpadu pada dasarnya memadukan pengetahuan tentang aspek biologis dan ekologis dari gulma dan mengerti bagaimana keberadaan gulma dapat diatasi oleh kegiatan kultur teknis. Manajemen pengendalian gulma jangka panjang harus berubah dari konsep pengendalian gulma kepada konsep yang mengurangi tumbuhnya gulma dan mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman pokok. Gulma cenderung berasosiasi dengan tanaman yang mempunyai siklus hidup yang sama.Pengendalian gulma secara kultur teknis merupakan tindakan yang didasarkan pada segiekologis tanaman dan gulma. Tujuannya adalah membuat lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat bersaing dengan gulma, di lain pihak tindakanyang diterapkan tersebut dapat mengurangi atau menekan pertumbuhan gulma menjadi seminimum mungkin. Pengendalian secara kultur teknis merupakan cara yang efektif dan efisien di negara sedang berkembang yang belum menggunakan herbisida secara meluas karena harga herbisida relatif mahal. Rotasi tanaman dengan tanaman yang mempunyai siklus hidup yang berbeda akan mengganggu asosiasi tanaman dengan gulma (Derksen et al.,2002). Pada umumnya kepadatan gulma pada tanaman monoculture lebih banyak dibandingkan dengan kepadatan gulma pada rotasi tanaman. Rotasi tanaman kanola ( Brasica rapa) dengan tanaman gandum (Triticumaestivum) mampu mengurangi kepadatan gulma sampai 50 tumbuhan per meter dibandingkan dengan monokultur tanaman gandum selama 6 tahun berturut- turut sebesar 740 tumbuhan per meter(Blackshaw, 1994a).Selanjutnya Blackshaw (1994) melaporkan bahwa
  • 5. kepadatan gulma Bromus tectorum (L.) tidak bertambah pada tanaman gandum (Triticum aestivum L.) yang ditanam pada musim winter dan dirotasikan dengan tanaman kanola ( Brassica napus L .), sedangkan kepadatan gulma meningkat secara cepat pada saat tanaman gandum ditanam secara monokultur.Salah satu usaha pengendalian gulma melalui kultur teknis adalah menggunakan jenis tanaman budidaya yang mempunyai daya kompetisi yang tinggi terhadap gulma. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana pengendalian gulma secara kultur tekhnis? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui cara pengendalian gulma secara kultur tekhnis.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Memilih lahan atau Geografis Pada prinsipnya ini adalah memilih lahan yang tidak mengandung penyebab penyakit atau dikatakan juga “Non-Infested Soil”, atau Non-Infested Area artinya tanah atau areal yang bebas dari infeksi dari infeksi dari pathogen penyebab penyakit. Pemilihan lahan secara geografis bertujuan memilih lahan untuk menumbuhkan atau menanam suatu tanaman yang memenuhi persyaratan tumbuh yang baik terutama tanah dan iklim atau ekologinya. Baik jenis serta sifat tanahnya, topografi, kesesuaian tanah dan lain sebagainya, serta factor iklim seperti suhu, kelembapan, cahaya matahari, curah hujan, maupun tinggi tempat dari permukaan laut. a. Pengelolaan Tanah Pengolahan tanah setelah panen larva-larva hama yang hidup di dalam tanah akan mati terkena alat-alat pengolahan seperti cangkul. Di samping itu akibat lain dari pengolahan tanah ini akan menaikkan larva dan telur dari dalam tanah ke permukaan tanah. Dengan demikian larva-larva dan telur larva akan dimakan burung atau mati terkena cahaya matahari langsung. Pemilihan tanah untuk penanaman di daerah setempat atau juga memilih tanah yang masih baru. Pemilihan areal yang cocok untuk penanaman suatu tanaman, dapat merupakan suatu langkah yang penting dalam menghindarkan tanaman dari organism yang tergolong kepada root infecting, artinya yang menyerang akar tanaman,.
  • 7. b. Crop Rotation Dengan melakukan pergiliran tanaman maka pathogen-patogen tanah akan binasa atau putus siklus hidupnya karena mereka tidak ndapat tahan bersaing dengan organism tanah lainnya. c. Sanitasi Sanitasi, termasuk semua tindakan yang ditujukan untuk mengeliminir atau meniadakan serta mengurangi jumlah pathogen yang ada didalam suatu lapangan pertanaman, termasuk juga mungkin di gudang penyimpanan. Dalam prakteknya khusus sanitasi yang berhasil dilakukan antara lain adalah:  Membinasakan sisa-sisa tanaman yang sakit  Mencegah pemakaiaan pupuk kompos atau pupuk kandang yang mengandung penyebab penyakit (pathogen)  Desinfestasi tanah dengan pemanasan  Desinfektasi tanah dengan pestisida  Membuang tanaman yang sakit  Meniadakan tanaman inang penganti dan gulma sebagai inang d. Pemupukan Penggunaan pupuk menjadikan tanaman sehat dan lebih mudah mentoleransi serangga hama tanaman. e. Irigasi Pengolahan air dapat menghalangi perkembangan hama-hama tertentu. Akan tetapi bila cara pengolahan air kurang tepat dapat mengakibatkan peningkatan perkembangan populasi hama tanaman.
  • 8. f. Strip farming Serangan hama tertentu dapat di atasi dengan cara “catch crop” yaitu bercocok tanam secara berselang seling, antara tanaman yang berumur panjang dan tanaman berumur pendek. g. Pemakain bibit atau benih yang tidak berpenyakit Cara-cara pengendaliannya sebagai berikut: 1. Bibit atau biji serta benih yang sehat atau bebas sejak semula 2. Melakukan disinfested dari bibit (biji) 3. Pembersihan benih 4. Pengaturan waktu tanam bagi tanaman untuk menghasilkan benih 5. Kultur jaringan. h. Rotasi tanaman dan pengaturan waktu tanam Pada prinsipnya rotasi tanaman adalah mengganti tanaman dengan jenis lain yang bukan merupakan inang nematoda, sebagai contoh untuk mengendalikan Hirchmaniella tanaman padi dapat dirotasi dengan tanaman polowija. Menanam tanaman yang berbeda-beda jenisnya dalam satu tahun dapat memutus atau memotong daur hidup hama terutama hama yang sifatnya monofagus (satu jenis makanan). Adapun hama tanaman pangan yang dapat dikendalikan dengan kultur teknis antara lain: (Suharto, 2007)
  • 9. 1. Hama Tanaman Padi a. Hama Uret (Leucopholis rorida dan Heteronychus spp.) (Coleoptera: Scarabaidae) Pengendalian secara kultur teknis yakni penundaan waktu pengolahan tanah sampai sebagian besar kumbang bertelur dan mati. Hal ini akan mengurangi populasi hama pada lahan. b. Lalat Bibit Padi (Atherigona oryzae Malloch dan A. exigua Stein.) (Diptera: Muscidae) Pengendalian secara kultur teknis yakni penundaan waktu tanam dengan tidak melakukan penanaman padipada saat kepadatan hama ini mencapai puncaknya. c. Hama Putih (Nymphula depunctalis- Guenee) (Lepidoptera: Pyralidae) Pengendalian secara kultur teknis yakni air diupayakan jangan sampai tergenang. Umur bibit yang ditanam cukup tua sehingga lebih mampu mengurangi serangan larva. Pengeringan tanaman selama beberapa hari mampu mematikan larva. d. Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunb.) (Hemiptera : Coreidae) Pengendalian secara kultur teknis yakni dengan tanam serentak sehingga masa pembungaan juga serentak, pembersihan gulma. e. Wereng Daun Hijau (Nephotettix spp.) (Hemoptera : Cicadellidae) Pengendalian secara kultur teknis yakni pergiliran tanaman atau tidak menanam padi lebih dari dua kali selama dua tahun. Sumber virus dari tanaman padi maupun gulma dihilangkan dengan jalan tidak meninggalkan
  • 10. batang padi di sawah setelah panen. Tidak menggunakan bibit dari daerah serangan tungro. Persemaian ditutup dengan kain kassa. Bibit yang terserang dimusnahkan. 2. Hama Tanaman Jagung a. Lalat Bibit Jagung (Agromyza exigua - Srein) (Diptera : Agromyzidae). Pengendalian secara kultur teknis yakni lalat bibit aktif hanya pada musim penghujan sehingga dengan mengubah waktu tanam maka jagung dapat terhindar dari serangan lalat bibit, tanam serempak dan dengan tidak menanam pada awal musim penghujan. 2.2 Usaha lain termasuk pemeliharaan tanaman untuk mencegah penyakit a. Pemilihan tempat Tempat-tempat tertentu tak boleh ditanami dengan tanaman tertentu misalnya, karena adanya infeksi penyakit. b. Menyiapkan tanah Pada umumnya pengarapan dan pengolahan tanah yang intensif akan menyebabkan berkurangnya penyakit tanaman yang akan ditanam. c. Penambahan kesuburan tanah Mempertinggi kesuburan tanah dengan pemupukan yang seimbang akan mempertinggi ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu, terutama yang disebabkan oleh parasit-parasit lemah, seperti serangan cendawan-cendawan yang menyebabkan mati ujung/dieback
  • 11. d. Pertanaman campuran Pertanaman campuran dapat menekan kerugian akibat serangan penyakit, karena pathogen yang sama tidak dapat menyerang kedua macam tanaman tersebut, yang berada didalam pertanaman campuran tadi. Akhirnya salah satu tanaman menjadi aman, apabila jenis tanaman lainya didalam pertanaman campuran itu terserang hebat atau berat. e. Pengairan (irigasi) Tujuan dari pengairan adalah untuk membasahi tanah agar akar mudah memperoleh air dan hara makanan f. Penambahan bahan organic ke dalam tanah Salah satu cara yang mudah, murah, efisien dan efektif untuk mengubah lingkungan didalam tanah adalah dengan penambahan bahan organic ke dalam tanah. . g. Pemeliharaan tanaman lainnya Selama pertumbuhan tanamn, maka segala pekerjaan pengolahan atau pemeliharaan tanah dan tanamannya sendiri, secara tak langsung atau tak sengaja kita sering membantu penyebaran pathogen penyebab penyakit. h. Penyebaran benih atau biji yang tepat Yang perlu diperhatikan antara lain:  Saat sebar  Mengatur rapatnya penanaman  Dalamnya penanaman  Pemberian air atau penyimpanan
  • 12. Pemberian air dapat mempertinggi kelembapan tanah dan juga dapat membantu penyebaran penyakit yang soil borne. Tetapi adakalanya pula penggenangan tanah dapat dipakai untuk mengendalikan penyakit-penyakit tertentu, missal Sclerotium rolfsii pada kacang tanahdan pada sayuran lain atau pada pengendalian penyakit yang disebabkan oleh nematode j. Penyiangan tanaman penggangu/pengendalian gulma Pada waktu pengerjaan tanah serta pembersihan rumput-rumput atau gulma [pada areal tanaman, secara tidak sengaja kita langsung membantu penyebaran inokulum penyakit atau penyebaran inokulum penyakit penyakit atau penyebaran penyakitnya sendiri, missal penyakit mosaic [pada tembakau. k. Pemangkasan tanaman Pada beberapa tanaman yang memeprlukan pemangkasan (kopi, coklat, the dan lainnya), maka bekas potangan pangkas tersebut seringkali menjadi tempat masuknya parasit luka. Oleh karena itu perlu segera dilumuri dengan ter atau creosot dan carboleneum plantarum. Misalnya kayu manis terhadap Phytopthora cinnamomi, kanker pada jeruk (Diplodia natalensis), dan lain sebagainya. l. Pemungutan hasil Untuk mencengah kerusakan hasil, maka waktu pemungutan, haruslah hati-hati dan tepat pada waktunya.
  • 13. 2.3 Menghilangkan tanaman atau bagian tanaman yang tidak disenangi (sanitasi lapangan dan tanaman) 1. Mengatur penyiangan gulma dan tanaman-tanaman pembantu Gulma dan tanaman penutup tanah yang terlalu tinggi akan mempertinggi kelembapan udara disekitar tanaman, sehingga dapat menyebabkan atau membantu serangan pada bagian bawah akar tanaman, misalnya penyakit kanker bidang sadapan pada karet yang disebabkan oleh Phytopthora faberi yang disebabkan oleh cendawan Ceratostomella fimbriata. 2. Membongkar tanaman inang penganti lainya Banyak penyebab penyakit yang dapat mempertahankan diri pada tanaman inang penganti lainya, baik yang ditanam maupun yang tumbuh liar. 3. Membinasakan tanaman yang sakit Membinasakan tanamn yang sakit, segera setelah gejalanya tampak, dapat mengurangi sumber infeksi bagi tanaman lainnya yang masih sehat: berarti menghambat meluasnya penyakit. 4. Menghilangkan bagian-bagian tanaman yang sakit Sebenarnya tak banyak berbeda dengan memusnahkan tanaman yang sakit, hanya disini sebagian saja dari tanaman yang memperlihatkan gejala itu yang dimusnahkan atau dibuang. Misalnya dahan atau ranting jeruk yang sakit kanker oleh Diplodia natalens dan banyak macam tanaman berbentuk pohon-pohonan lainya yang diserang oleh cendawan rumah laba-laba Corticium salmonicolor, yang terkenal dengan jamur upas.
  • 14. 5. Pencegahan dan tindakan kultur teknis lain Intensitas penyakit dan kepekaan tanaman sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis pupiuk Nitrogen. Penyakit karat dan embun tepung akan diransang oleh Nitrogen yang berasal dari NO3 (nitrat) tetapi dihambat oleh pupuk Nitrogen yang berasal dari NH4 (ammonium), sebaliknya pupuk NHP (ammonium) pada varietas padi yang peka akan menambah timbulnya penyakit balst Pyricularia oryzae.
  • 15. BAB III PENUTUP Kesimpulan Pemeliharaan tanaman atau kontrol hama yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini. Pengendalian secara kultur teknis (Cultural control), pada prinsipnya merupakan cara pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan perkembangan populasi hama.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2008.Teknik Pengendalian Hama Tanaman. <http://bankresep.com/blog/teknik-pengendalian-hama tanaman/>. Diakses tanggal 10 Mei 2012. Anonim. 2009. Pengendalian Hama Tanaman. <http://www.kiwod.com/tag/pengendalian-hama-secara-kultur-teknis/>. Diakses tanggal 10 Mei 2012. Suharto. 2007. Pengenalan & Pengendalian Hama Tanaman Pangan. ANDI, Yogyakarta.