SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012


      PENGARUH KONSENTRASI HaNPV TERHADAP PENEKANAN POPULASI HAMA PEMAKAN
                       POLONG KEDELAI Helicoverpa armigera




                                                                Bedjo
                                    Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
                                Jl. Raya Kendalpayak Km. 8. Kotak Pos 66 Malang 65101.
                                             E-Mail: bj_yulismen@yahoo.co.id.




                                                              ABSTRAK
Pengendalian hayati hama pemakan polong kedelai Helicoverpa armigera dengan HaNPV telah dilaksanakan di
kabupaten Ponorogo dan Blitar pada MK 2002. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi H. armigera
Nuclear Polyhidrosis Virus (HaNPV) yang efektif dan efisien untuk mengendalikan H. armigera. Penelitian
menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga kali ulangan. Kedelai varietas Wilis ditanam pada petak 5 m x 10
m, jarak tanam 40 cm x 10 cm 2 (dua) tanaman/lubang. Perlakuan konsentrasi HaNPV yang diuji adalah (1) 4 g/l, (2) 2
g/l, (3) 1,5 g/l, (4) 1 g/l, (5). 0,5 g/l, (6) 1,5 g/l + insektisida sihalotrin 1 cc/l, (7) 1 g/l + insektisida sihalotrin 1 cc/l, (8) 2
g/l + insksektisida sihalotrin 1 cc/l, (9) Insektisida sihalotrin 2 cc/l, (10) Kontrol tanpa perlakuan. Pengamatan meliputi
populasi H. armigera sebelum aplikasi, dan mortalitas hama tersebut enam dan dua belas hari setelah aplikasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan HaNPV yang diberikan dengan konsentrasi 4 g/l pada populasi awal
sebelum aplikasi 36 – 46 larva H. armigera/45 rumpun dan 2 g/l dengan populasi awal 32 – 37 ekor larva H.
armigera/45 rumpun, 1 dan 2 minggu setelah aplikasi secara nyata menurunkan populasi H. armigera sampai 100%.
Sedangkan penggunaan konsentrasi rendah yaitu 1,5, 1 dan 0,5 g/l akan efektif jika pada saat aplikasi dikombinasikan
dengan insektisida kimia sihalotrin 1cc/l.

Kata Kunci : Kedelai, HaNPV, H.armigera.


                                                             ABSTRACT
The effect of HaNPV to control soybean pod feeder Helicoverpa armigera. Field experiment to determine the effective
and efficient dose of HaNPV to control H. armigera were carried out in Ponorogo and Blitar districts in the dry season
of 2002. A randomized block design in three replications was used Soybean variety Wilis was planted in 10 m x 5 m
plot, with 40 cm x 10 cm plant spacing, two plants/hill. The dose of HaNPV tested, were (1) 4 g/l, (2) 2 g/l, (3) 1,5 g/l,
(4) 1 g/l, (5). 0,5 g/l, (6) 1,5 g/l + insecticide sihalotrin 1 cc/l, (7) 1 g/l + insecticide 1 cc/l, (8) 2 g/l + insecticide sihalotrin
1 cc/l, (9) insecticide sihalotrin 2 cc/l, (10) Check (no treatment). The poplarvaion, and the mortality of the H.
armigera one day before and after application, were recorded.The research indicated that HaNPV applied at 4 g/l and
2 g/l, respectively at the initial larval poplarvaion of H. armigera 36 – 46 larvae/45 hill and 32 – 37 larvae/45 hill
significantly reduce 100% the H. armigera poplarvaion in 1 – 2 weeks after application. Aplication at lower 1,5, 1 dan
0,5 g/l, however would be effective to control the insect pest when the HaNPV was combined with sihalotrin
insecticide 1 cc/l.

Key words : Soybean, HaNPV, H. armigera




                                                                   6
Bedjo : Pengaruh Konsentrasi Hanpv Terhadap Penekanan Populasi Hama Pemakan Polong Kedelai Helicoverpa Armigera.



                                                         PENDAHULUAN
              Pengendalian hama tanaman kedelai sampai saat ini masih mengandalkan insektisida kimia,
sedangkan penggunaan insektisida yang terus-menerus dapat menimbulkan berbagai dampak negatip antara lain
mencemari lingkungan, membunuh serangga bukan sasaran (parasit dan predator), berkembangnya strain/gen
hama yang lebih tahan terhadap insektisida (Endo et al. 1988). Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain dalam
pengendaliannya. Bioinsektisida dapat mengendalikan serangga hama sasaran secara tepat karena bersifat spesifik,
mempunyai kemampuan membunuh cukup tinggi, biaya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan (Deacon
1983; Jayaray 1985; Santoso 1994). Beberapa bioinsektisida yang sangat berpotensi dan dapat dikembangkan secara
komersial maupun non komersial pada tingkat petani yaitu Nuclear polyhedrosis virus (NPV), Bacillus thuringiensis,
jamur Metarhizium anisopliae.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa musuh alami hama dari kelompok virus, bakteri dan jamur dapat
dikembangkan menjadi bioinsektisida (Suhardjan dan Sudarmadji 1993; Webb et al 2001) ). Nuclear Polyhedrosis
Virus (NPV) merupakan virus yang dapat digunakan sebagai bioinsektisida sebagai alternatif lain pengganti
insektisida kimia untuk mengendalikan H. armigera. Hal ini karena telah terbukti bahwa NPV merupakan salah satu
patogen yang efektif mematikan larva grayak dan beberapa jenis Noctuid lainnya. Disamping itu, NPV dapat
diperbanyak secara “in vivo” di laboratorium (Ignoffo & Cough 1981; Okada 1977; Tanada & Kaya 1993). Hasil
penelitian di rumah kaca, NPV sangat efektif membunuh hama S. litura dengan mortalitas 80%, namun aplikasi di
lapangan       mortalitasnya menurun menjadi 35-40% disebabkan NPV sangat rentan khususnya terhadap sinar
ultraviolet (Ignoffo & Montoya 1976; Arifin 1988). Untuk mengatasi penurunan efektivitas NPV akibat sinar
ultraviolet maka formulasi NPV perlu bahan pelindung (Ghotama 1992; Narayanan 1987; Ignoffo & Cough 1981).
Dengan penambahan bahan pelindung seperti sukrose, laktosum dan Tween 80 sebanyak 5% (dari volume semprot
300 l/ha). HaNPV dengan konsentrasi 1,5 x 1012 PIB/ha mampu membunuh H. armigera sampai 60% (Bedjo
1997). Dengan peningkatan jumlah bahan pelindung sampai 40% dari volume semprot, dapat meningkatkan
patogenisitas NPV di lapangan, sehingga menyebabkan mortalitas larva sampai 90% (Bedjo 1998).
          Bioinsektisida dapat mengendalikan serangga hama sasaran secara tepat karena bersifat spesifik,
mempunyai kemampuan membunuh cukup tinggi, biaya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan (Deacon
1983; Jayaray 1985; Santoso 1994). Formulasi bioinsektisida, khususnya NPV adalah "Wettable Powder", karena
selain memudahkan dalam penyimpanan dan cara aplikasinya, juga dapat mempertahankan efektifitasnya sampai
waktu yang cukup lama (Narayanan 1987; Young 2003). Di negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat,
Rusia dan Finlandia NPV telah berhasil diproduksi secara besar-besaran dengan menggunakan teknologi tinggi.
Sehubungan dengan biaya prosesing yang tinggi, maka harga produk NPV juga sangat mahal (Stair & Fraser 1981).
Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha untuk memproduksi/memperbanyak NPV dengan biaya serendah
mungkin, tanpa mengurangi efektifitas bioinsektisida tersebut.
          Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi Helicoverpa armigera Nuclear Polyhidrosis Virus
(HaNPV) yang efektif dan kombinasinya dengan insektisida kimia untuk mengendalikan H. armigera.

                                                     BAHAN DAN METODE
          Penelitian dilaksanakan di kabupaten Ponorogo dan Blitar pada MK 2005 dengan menggunakan rancangan
acak kelompok dan tiga kali ulangan. Kedelai varietas Wilis ditanam pada petak 5 m x 10 m, jarak tanam 40 cm x 10 cm
dengan dua tanaman/lubang. Pemupukan sesuai anjuran konsentrasi setempat. Isolat HaNPV yang dipakai merupakan
koleksi Balitkabi Malang. Perlakuan konsentrasi yang diuji adalah (1) 4 g/l, (2) 2 g/l, (3) 1,5 g/l, (4) 1 g/l, (5) 0,5 g/l, (6)
1,5 g/l + insktisida sihalotrin 1cc/l, (7) 1 gr/l + insektisida sihalotrin 1 cc/l, (8) 0,5 gr/l + insektida sihalotrin 1 cc/l, (9)
Insektisida sihalotrin 2 cc/l, dan (10) Kontrol tanpa perlakuan. Penyemprotan HaNPV, dilaksanakan pada saat populasi
hama sasaran mendekati ambang kendali yaitu 2 ekor larva/rumpun. Pelaksanaan penyemprotan dilakukan pada sore
hari (pk. 16.00 - 17.00)
           Populasi H. armigera diamati sehari sebelum dan sesudah aplikasi dan dilakukan seminggu sekali sesudah
aplikasi pada 45 rumpun tanaman dari masing-masing petak perlakuan terhadap mortalitas H. armigera .

                                                        HASIL DAN PEMBAHASAN
         Hasil pengamatan menunjukkan bahwa HaNPV            hasil koleksi dari Balitkabi yang digunakan sebagai
bioinsektisida untuk hama H. armigera sangat efektif. Hal ini terlihat dengan menurunnya populasi hama H.
armigera setelah aplikasi, karena banyak larva yang mati akibat serangan NPV. Pada Tabel 1 dan 2, terlihat bahwa

                                                                 7
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012


penggunaan HaNPV di kedua lokasi penelitian (Ponorogo dan Blitar) yang diaplikasikan dengan konsentrasi 4 g/l, pada
6 dan 12 hari setelah aplikasi menyebabkan penurunan populasi larva H. armigera sangat tinggi dan hasil biji yang
dicapai yaitu antara 1,468 – 1,562 t/ha. Penurunan populasi H. armigera tersebut dapat mencapai 100%, dari
populasi awal sebelum aplikasi. Populasi sebelum aplikasi berkisar antara 37 – 46 larva per 45 rumpun.

     Tabel 1. Penurunan populasi larva H. armigera setelah perlakuan dengan beberapa konsentrasi HaNPV
              pada tanaman kedelai di Blitar.

                     Perlakuan                    Pop. awal       Penurunan Populasi (%)
                                                  (ekor/45                                       Hasil (t/ha)
           SlNPV (g/l)       Sihalotrin (1/l)     rumpun)          6 hsa           12 hsa


                4                   0                36            100 a           100 a          1,468 a

                2                   0                32           90,62 a          100 a          1,418 a

               1,5                  0                31           32,25 b         61,29 b         1,142 b

                1                   0                28           35,71 b         57,14 b          1,022 c

               0,5                  0                35           31,43 b         42,86 bc        0,913 d

               1,5                  1                35           100 a            100 a          1,448 a

                1                   1                32           100 a            100 a          1,392 a

               0,5                  1                30           100 a            100 a          1,414 a

                0                   2                28           100 a            100 a          1,438 a

                      Kontrol                        25           8,00 d           8,00 d         0,823 d

       Angka-angka selajur yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%.
       Keterangan : hsa = hari setelah aplikasi

           Pada 12 hari setelah aplikasi, dengan konsentrasi 2 g/l penurunan populasi sampai 100%. Penggunaan
konsentrasi rendah yaitu: 1,5, 1 dan 0,5 g/l pada 6 dan 12 hari setelah aplikasi tidak mampu menurunkan populasi H.
armigera. Aplikasi HaNPV konsentrasi rendah yang dikombinasikan dengan insektisida kimia sihalodrin hasilnya sangat
baik, ditunjukkan oleh penurunan populasi sampai 100% yang secara visual larva mati menunjukkan gejala-gejala
terinfeksi NPV. Sedangkan pada kontrol tanpa perlakuan terjadi penurunan populasi sangat rendah yaitu hanya 8 –
9,09% dengan hasil panen yaitu antara 0,823 – 0,872 t/ha. Pada kontrol terjadi penurunan populasi larva H.
armigera, karena larva tersebut pindah dari tanaman sampel. Sedangkan gejala larva H. armigera yang terinfeksi
HaNPV pada umumnya gerakannya lamban dan lebih banyak di tempat, serta aktivitas memakan polong maupun
daun juga berkurang.
          HaNPV merupakan salah satu contoh bentuk assosiasi antara H. armigera dan NPV, aktivitas NPV akan
berlangsung di dalam perut larva H. armigera sampai pada akhirnya larva tersebut akan mati, hal ini terjadi apabila
NPV tertelan oleh larva pada saat makan. Oleh karena itu HaNPV dapat digunakan untuk mengendalikan hama
tersebut. Hasil aplikasi HaNPV terhadap H. armigera menunjukkan bahwa tingkat penurunan populasi yang mencapai
100%, pada perlakuan 4 dan 2 g/l, berarti konsentrasi tersebut sangat efektif. Hal ini sesuai yang dikemukaan
Mumford & Norton (1984); Reynolds et al. (1975), bahwa keefektifan NPV ditentukan berdasarkan tingkat kematian
larva, dalam konsep PHT efektifitas yang dibakukan adalah antara 70 – 80%.


                                                              8
Bedjo : Pengaruh Konsentrasi Hanpv Terhadap Penekanan Populasi Hama Pemakan Polong Kedelai Helicoverpa Armigera.



       Tabel 2. Penurunan populasi larva H. armigera setelah perlakuan dengan beberapa konsentrasi
                HaNPV pada tanaman kedelai di Ponorogo

                     Perlakuan                     Pop. awal            Penurunan Populasi (%)               Hasil (t/ha)
                                                   (ekor/45
           SlNPV (g/l)       Sihalotrin (1/l)      rumpun)              6 hsa               12 hsa


                4                    0                 46               100 a               100 a              1,468 a

                2                    0                 37              86,49 a              100 a              1,418 a

               1,5                   0                 36              47,22 b             58,33 b             1,142 b

                1                    0                 40               32,5 b              57,5 b             1,022 c

               0,5                   0                 37              16,22 bc            43,24 bc            0,913 d

               1,5                   1                 39               100 a               100 a              1,488 a

                1                    1                 41               100 a               100 a              1,392 a

               0,5                   1                 43               100 a               100 a              1,414 a

                0                    2                 35               100 a               100 a              1,438 a

                      Kontrol                          33               9,09 d              9,09 d             0,823 d

       Angka-angka selajur yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5 %
       Keterangan : hsa = hari setelah aplikasi

         Pemakaian konsentrasi yang tinggi akan lebih banyak NPV yang termakan oleh larva H. armigera, sehingga
akan mempercepat proses kematian larva. Makin banyak NPV yang termakan, akan makin banyak virion yang akan
merusak bagian usus larva, sehingga larva akan cepat mati (Ignoffo & Couch 1981). Jumlah larva yang mati akibat NPV
juga akan mempengaruhi proses penularan/infeksi virus kepada populasi larva yang lain, sehingga akan meningkatkan
kematian larva akibat terinfeksi NPV. Ghotama (1992) dan Bedjo (2008) menyatakan bahwa makin banyak NPV yang
diaplikasikan maka akan mempengaruhi mortalitas larva pada populasi berikutnya, hal ini karena semakin banyak
ketersediaan NPV di lapangan akan cepat menginfeksi larva H. armigera.

                                                        KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1). HaNPV dengan konsentrasi 4 g/l sangat efektif dan dapat dianjurkan untuk pelaksanaan aplikasi di lapang,
    dengan hasil tertinggi antara 1,468 – 1,552 t/ha
2). HaNPV degan konsentrasi rendah yaitu 1,5 dan 1 g/l dapat dianjurkan apabila pada saat aplikasi dikombinasikan
    dengan insektisida kimia sihalodrin 1 cc/l.

                                                  UCAPAN TERIMA KASIH
        Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ketua Kelti Proteksi, Dr. Ir. Suharsono, MS. dan
Ir. Wedanimbi Tengkano, MS. yang telah memberikan saran dan koreksi penulisan naskah ini, dan kepada staf teknisi
Hari Atim Mujiono dan Urip Sembodo yang telah membantu sampai selasainya pelaksanaan penelitian.



                                                               9
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012


                                                     DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1988. Pengaruh konsentrasi dan volume Nuclear Polyhedrosis Virus terhadap kematian larva grayak kedelai
         (Spodoptera litura. F). Penelitian Pertanian 8(1): 12-14
Bedjo. 1997. Uji Keefektifan SlNPV dan HaNPV dengan Bahan Pembawa untuk Pengendalian Hama Kedelai.
        Makalah Seminar Regional HPTI. Majalah Ilmiah Pembangunan UPN "Veteran" Surabaya. pp. 108-114.
Bedjo. 1998. Pengaruh jumlah dan jenis bahan pembawa terhadap efektivitas NPV. Makalah Seminar Hasil Penelitian
        Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balitkabi. 11 hal. (Belum dipublikasikan).
Bedjo. 2008. Potensi Berbagai Isolat Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) Asal Jawa Timur untuk
        Pengendalian Spodoptera litura FABRICIUS (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Kedelai. Tesis S2.
        Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya. 112 hlm.
Deacon, J.W. 1983. Microbial control of plant pest and deseases. Van Rostrand Reinhold (VK) Co. Ltd. Berskire.
        England. 88 p.
Endo,S. Sutrisno, I.M. Samudra, A. Nugraha, J. Soejitno, and T. Okada.1988. Insecticide Susceptibility of Spodoptera
         litura F. collected from three location in Indonesia. Seminar BORIF, 24 June 1988. 18 p.
Ghotama, A.A. 1992. Pengendalian hayati Helicoverpa armigera Hbn dengan Nuclear Polyhedrosis Virus pada
       tanaman kapas Balittas Malang. 5 pp.
Hackett, K. J., Boore, A., Deming, C., Buckley, E., Camp, M., and Shapiro, M. 2000. Helicoverpa armigera. Granulovirus
         interference with progression of H. zea larvae. Journal of Invertebrate Pathology, 75: 99 – 106.
Ignoffo, C.M. and E.L. Montoya.1976. The effects of chemical insecticides and insecticidal adjuvants on Heliothis
         Nuclear Polyhedrosis Virus J. Invertebr. Pathol., 8-409.
Ignoffo, C.M and T.L. Cough. 1981. The Nucleo polyhedrosis virus of Heliothis spp. as. a microbial Insecticide. dalam :
         H.P. Burges (Ed) Microbial control of pest and plant diseases 1970-1980. Academic Press London and New
         York.p. 329-362.
Jayaray, S. 1985. History and Development of Microbial Control dalam S. Jayaray (Ed). Microbial Control Mid pest
         Management Centre for Plant Protection Studies Tamilnadu Agric. Univ. India. p. 97-130.
Mumford, J.D. and G.A. Norton, 1984. Economics of decision making in pest management. Ann. Rev. Entomol. 29:
      157-174.
Narayanan, K. 1987. Safety and formlarvaion of NPV of Heliothis spp. Dalam Training on biological control of
       cotton Bollworm (2-30 September 1987). 21 p.
Okada, T. 1977. Studies on the utilization and mass production of Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus for
        control of the tobacco cutworm, Spodoptera litura F. Rev. Plant Protec. Res. 10: 102-128.
Reynold, H.T., P.L. Adkisson, and R.F. Smith. 1975. Cotton insect pest management. P. 379-443. In R.L. Metcalf and
        W.H. Luckmann (Eds). Introduction to insect pest management. John Wiley & Sons. New York.
Santoso T. 1994. Potential use of NPV for Controlling soybean leaf feeders. Biological Training Course Palawija and
       Vegetable Corps. Bogor 18-23 Juli 1994.13pp.
Soehardjan, M. dan Sudarmadji. 1993. Pemanfaatan organisme mikro sebagai bioinsektisida di negara sedang
        berkembang. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian XXII(1):7-11.
Stairs, G.R., Fraser, T. 1981. Changes in Growth and            Virulence of Nuclear Polyhedrosis Virus. Journal of
        Invertebrate Pathology 35 : 230-235.
Tanada, Y. and H.K. Kaya, 1993. Insect pathology. Academic Press, Inc, Toronto.
Young, S.Y. 2003. Persistence of Viruses in the Environment www.agctr.isu. Edu/s265/young.htm, (15 September
        2004).



                                                           10

More Related Content

What's hot

Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
UNESA
 
Ppt usulan penelitian
Ppt  usulan penelitianPpt  usulan penelitian
Ppt usulan penelitian
red070714
 

What's hot (8)

Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
Artikel Ilmiah: Efektivitas SpltMNPV Terhadap Ulat Grayak (Spodopera litura)
 
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AALISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
 
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
 
3 eli korlina jeruk
3 eli korlina jeruk3 eli korlina jeruk
3 eli korlina jeruk
 
Ppt usulan penelitian
Ppt  usulan penelitianPpt  usulan penelitian
Ppt usulan penelitian
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Bab i SA
Bab i SABab i SA
Bab i SA
 
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
VIABILITAS INOKULAN DALAM BAHAN PEMBAWA GAMBUT, KOMPOS, ARANG BATOK DAN ZEOLI...
 

Similar to 5 bedjo-helicoverpa 2011

9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa
xie_yeuw_jack
 
5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung
xie_yeuw_jack
 
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
Repository Ipb
 
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
Repository Ipb
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
humasditjenppdanpl
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
xie_yeuw_jack
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
xie_yeuw_jack
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
kaekae27
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
xie_yeuw_jack
 

Similar to 5 bedjo-helicoverpa 2011 (20)

Andrew hidayat 93880-id-none
 Andrew hidayat   93880-id-none Andrew hidayat   93880-id-none
Andrew hidayat 93880-id-none
 
9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa
 
5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung
 
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
 
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
 
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
 
Uji Repelensi Corcyra Cephalonica
Uji Repelensi Corcyra CephalonicaUji Repelensi Corcyra Cephalonica
Uji Repelensi Corcyra Cephalonica
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
 
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
PROSPEK BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT MOTIL...
 
bakteri filosfer
bakteri filosferbakteri filosfer
bakteri filosfer
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
 
Ricestar 69 EC-Indo
Ricestar 69 EC-IndoRicestar 69 EC-Indo
Ricestar 69 EC-Indo
 
Laporan pesti 4
Laporan pesti 4Laporan pesti 4
Laporan pesti 4
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
 
Rayap
RayapRayap
Rayap
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padiPresentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
Presentasi no 5 3_pengendalian gulma dengan persistensi rendah pada padi
 

More from xie_yeuw_jack

4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
xie_yeuw_jack
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
xie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
xie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
xie_yeuw_jack
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
xie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
xie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
xie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
xie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
xie_yeuw_jack
 

More from xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
11 sampul belakang
11 sampul belakang11 sampul belakang
11 sampul belakang
 

5 bedjo-helicoverpa 2011

  • 1. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 PENGARUH KONSENTRASI HaNPV TERHADAP PENEKANAN POPULASI HAMA PEMAKAN POLONG KEDELAI Helicoverpa armigera Bedjo Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak Km. 8. Kotak Pos 66 Malang 65101. E-Mail: bj_yulismen@yahoo.co.id. ABSTRAK Pengendalian hayati hama pemakan polong kedelai Helicoverpa armigera dengan HaNPV telah dilaksanakan di kabupaten Ponorogo dan Blitar pada MK 2002. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi H. armigera Nuclear Polyhidrosis Virus (HaNPV) yang efektif dan efisien untuk mengendalikan H. armigera. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga kali ulangan. Kedelai varietas Wilis ditanam pada petak 5 m x 10 m, jarak tanam 40 cm x 10 cm 2 (dua) tanaman/lubang. Perlakuan konsentrasi HaNPV yang diuji adalah (1) 4 g/l, (2) 2 g/l, (3) 1,5 g/l, (4) 1 g/l, (5). 0,5 g/l, (6) 1,5 g/l + insektisida sihalotrin 1 cc/l, (7) 1 g/l + insektisida sihalotrin 1 cc/l, (8) 2 g/l + insksektisida sihalotrin 1 cc/l, (9) Insektisida sihalotrin 2 cc/l, (10) Kontrol tanpa perlakuan. Pengamatan meliputi populasi H. armigera sebelum aplikasi, dan mortalitas hama tersebut enam dan dua belas hari setelah aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan HaNPV yang diberikan dengan konsentrasi 4 g/l pada populasi awal sebelum aplikasi 36 – 46 larva H. armigera/45 rumpun dan 2 g/l dengan populasi awal 32 – 37 ekor larva H. armigera/45 rumpun, 1 dan 2 minggu setelah aplikasi secara nyata menurunkan populasi H. armigera sampai 100%. Sedangkan penggunaan konsentrasi rendah yaitu 1,5, 1 dan 0,5 g/l akan efektif jika pada saat aplikasi dikombinasikan dengan insektisida kimia sihalotrin 1cc/l. Kata Kunci : Kedelai, HaNPV, H.armigera. ABSTRACT The effect of HaNPV to control soybean pod feeder Helicoverpa armigera. Field experiment to determine the effective and efficient dose of HaNPV to control H. armigera were carried out in Ponorogo and Blitar districts in the dry season of 2002. A randomized block design in three replications was used Soybean variety Wilis was planted in 10 m x 5 m plot, with 40 cm x 10 cm plant spacing, two plants/hill. The dose of HaNPV tested, were (1) 4 g/l, (2) 2 g/l, (3) 1,5 g/l, (4) 1 g/l, (5). 0,5 g/l, (6) 1,5 g/l + insecticide sihalotrin 1 cc/l, (7) 1 g/l + insecticide 1 cc/l, (8) 2 g/l + insecticide sihalotrin 1 cc/l, (9) insecticide sihalotrin 2 cc/l, (10) Check (no treatment). The poplarvaion, and the mortality of the H. armigera one day before and after application, were recorded.The research indicated that HaNPV applied at 4 g/l and 2 g/l, respectively at the initial larval poplarvaion of H. armigera 36 – 46 larvae/45 hill and 32 – 37 larvae/45 hill significantly reduce 100% the H. armigera poplarvaion in 1 – 2 weeks after application. Aplication at lower 1,5, 1 dan 0,5 g/l, however would be effective to control the insect pest when the HaNPV was combined with sihalotrin insecticide 1 cc/l. Key words : Soybean, HaNPV, H. armigera 6
  • 2. Bedjo : Pengaruh Konsentrasi Hanpv Terhadap Penekanan Populasi Hama Pemakan Polong Kedelai Helicoverpa Armigera. PENDAHULUAN Pengendalian hama tanaman kedelai sampai saat ini masih mengandalkan insektisida kimia, sedangkan penggunaan insektisida yang terus-menerus dapat menimbulkan berbagai dampak negatip antara lain mencemari lingkungan, membunuh serangga bukan sasaran (parasit dan predator), berkembangnya strain/gen hama yang lebih tahan terhadap insektisida (Endo et al. 1988). Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain dalam pengendaliannya. Bioinsektisida dapat mengendalikan serangga hama sasaran secara tepat karena bersifat spesifik, mempunyai kemampuan membunuh cukup tinggi, biaya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan (Deacon 1983; Jayaray 1985; Santoso 1994). Beberapa bioinsektisida yang sangat berpotensi dan dapat dikembangkan secara komersial maupun non komersial pada tingkat petani yaitu Nuclear polyhedrosis virus (NPV), Bacillus thuringiensis, jamur Metarhizium anisopliae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musuh alami hama dari kelompok virus, bakteri dan jamur dapat dikembangkan menjadi bioinsektisida (Suhardjan dan Sudarmadji 1993; Webb et al 2001) ). Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) merupakan virus yang dapat digunakan sebagai bioinsektisida sebagai alternatif lain pengganti insektisida kimia untuk mengendalikan H. armigera. Hal ini karena telah terbukti bahwa NPV merupakan salah satu patogen yang efektif mematikan larva grayak dan beberapa jenis Noctuid lainnya. Disamping itu, NPV dapat diperbanyak secara “in vivo” di laboratorium (Ignoffo & Cough 1981; Okada 1977; Tanada & Kaya 1993). Hasil penelitian di rumah kaca, NPV sangat efektif membunuh hama S. litura dengan mortalitas 80%, namun aplikasi di lapangan mortalitasnya menurun menjadi 35-40% disebabkan NPV sangat rentan khususnya terhadap sinar ultraviolet (Ignoffo & Montoya 1976; Arifin 1988). Untuk mengatasi penurunan efektivitas NPV akibat sinar ultraviolet maka formulasi NPV perlu bahan pelindung (Ghotama 1992; Narayanan 1987; Ignoffo & Cough 1981). Dengan penambahan bahan pelindung seperti sukrose, laktosum dan Tween 80 sebanyak 5% (dari volume semprot 300 l/ha). HaNPV dengan konsentrasi 1,5 x 1012 PIB/ha mampu membunuh H. armigera sampai 60% (Bedjo 1997). Dengan peningkatan jumlah bahan pelindung sampai 40% dari volume semprot, dapat meningkatkan patogenisitas NPV di lapangan, sehingga menyebabkan mortalitas larva sampai 90% (Bedjo 1998). Bioinsektisida dapat mengendalikan serangga hama sasaran secara tepat karena bersifat spesifik, mempunyai kemampuan membunuh cukup tinggi, biaya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan (Deacon 1983; Jayaray 1985; Santoso 1994). Formulasi bioinsektisida, khususnya NPV adalah "Wettable Powder", karena selain memudahkan dalam penyimpanan dan cara aplikasinya, juga dapat mempertahankan efektifitasnya sampai waktu yang cukup lama (Narayanan 1987; Young 2003). Di negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat, Rusia dan Finlandia NPV telah berhasil diproduksi secara besar-besaran dengan menggunakan teknologi tinggi. Sehubungan dengan biaya prosesing yang tinggi, maka harga produk NPV juga sangat mahal (Stair & Fraser 1981). Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha untuk memproduksi/memperbanyak NPV dengan biaya serendah mungkin, tanpa mengurangi efektifitas bioinsektisida tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi Helicoverpa armigera Nuclear Polyhidrosis Virus (HaNPV) yang efektif dan kombinasinya dengan insektisida kimia untuk mengendalikan H. armigera. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di kabupaten Ponorogo dan Blitar pada MK 2005 dengan menggunakan rancangan acak kelompok dan tiga kali ulangan. Kedelai varietas Wilis ditanam pada petak 5 m x 10 m, jarak tanam 40 cm x 10 cm dengan dua tanaman/lubang. Pemupukan sesuai anjuran konsentrasi setempat. Isolat HaNPV yang dipakai merupakan koleksi Balitkabi Malang. Perlakuan konsentrasi yang diuji adalah (1) 4 g/l, (2) 2 g/l, (3) 1,5 g/l, (4) 1 g/l, (5) 0,5 g/l, (6) 1,5 g/l + insktisida sihalotrin 1cc/l, (7) 1 gr/l + insektisida sihalotrin 1 cc/l, (8) 0,5 gr/l + insektida sihalotrin 1 cc/l, (9) Insektisida sihalotrin 2 cc/l, dan (10) Kontrol tanpa perlakuan. Penyemprotan HaNPV, dilaksanakan pada saat populasi hama sasaran mendekati ambang kendali yaitu 2 ekor larva/rumpun. Pelaksanaan penyemprotan dilakukan pada sore hari (pk. 16.00 - 17.00) Populasi H. armigera diamati sehari sebelum dan sesudah aplikasi dan dilakukan seminggu sekali sesudah aplikasi pada 45 rumpun tanaman dari masing-masing petak perlakuan terhadap mortalitas H. armigera . HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan menunjukkan bahwa HaNPV hasil koleksi dari Balitkabi yang digunakan sebagai bioinsektisida untuk hama H. armigera sangat efektif. Hal ini terlihat dengan menurunnya populasi hama H. armigera setelah aplikasi, karena banyak larva yang mati akibat serangan NPV. Pada Tabel 1 dan 2, terlihat bahwa 7
  • 3. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 penggunaan HaNPV di kedua lokasi penelitian (Ponorogo dan Blitar) yang diaplikasikan dengan konsentrasi 4 g/l, pada 6 dan 12 hari setelah aplikasi menyebabkan penurunan populasi larva H. armigera sangat tinggi dan hasil biji yang dicapai yaitu antara 1,468 – 1,562 t/ha. Penurunan populasi H. armigera tersebut dapat mencapai 100%, dari populasi awal sebelum aplikasi. Populasi sebelum aplikasi berkisar antara 37 – 46 larva per 45 rumpun. Tabel 1. Penurunan populasi larva H. armigera setelah perlakuan dengan beberapa konsentrasi HaNPV pada tanaman kedelai di Blitar. Perlakuan Pop. awal Penurunan Populasi (%) (ekor/45 Hasil (t/ha) SlNPV (g/l) Sihalotrin (1/l) rumpun) 6 hsa 12 hsa 4 0 36 100 a 100 a 1,468 a 2 0 32 90,62 a 100 a 1,418 a 1,5 0 31 32,25 b 61,29 b 1,142 b 1 0 28 35,71 b 57,14 b 1,022 c 0,5 0 35 31,43 b 42,86 bc 0,913 d 1,5 1 35 100 a 100 a 1,448 a 1 1 32 100 a 100 a 1,392 a 0,5 1 30 100 a 100 a 1,414 a 0 2 28 100 a 100 a 1,438 a Kontrol 25 8,00 d 8,00 d 0,823 d Angka-angka selajur yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%. Keterangan : hsa = hari setelah aplikasi Pada 12 hari setelah aplikasi, dengan konsentrasi 2 g/l penurunan populasi sampai 100%. Penggunaan konsentrasi rendah yaitu: 1,5, 1 dan 0,5 g/l pada 6 dan 12 hari setelah aplikasi tidak mampu menurunkan populasi H. armigera. Aplikasi HaNPV konsentrasi rendah yang dikombinasikan dengan insektisida kimia sihalodrin hasilnya sangat baik, ditunjukkan oleh penurunan populasi sampai 100% yang secara visual larva mati menunjukkan gejala-gejala terinfeksi NPV. Sedangkan pada kontrol tanpa perlakuan terjadi penurunan populasi sangat rendah yaitu hanya 8 – 9,09% dengan hasil panen yaitu antara 0,823 – 0,872 t/ha. Pada kontrol terjadi penurunan populasi larva H. armigera, karena larva tersebut pindah dari tanaman sampel. Sedangkan gejala larva H. armigera yang terinfeksi HaNPV pada umumnya gerakannya lamban dan lebih banyak di tempat, serta aktivitas memakan polong maupun daun juga berkurang. HaNPV merupakan salah satu contoh bentuk assosiasi antara H. armigera dan NPV, aktivitas NPV akan berlangsung di dalam perut larva H. armigera sampai pada akhirnya larva tersebut akan mati, hal ini terjadi apabila NPV tertelan oleh larva pada saat makan. Oleh karena itu HaNPV dapat digunakan untuk mengendalikan hama tersebut. Hasil aplikasi HaNPV terhadap H. armigera menunjukkan bahwa tingkat penurunan populasi yang mencapai 100%, pada perlakuan 4 dan 2 g/l, berarti konsentrasi tersebut sangat efektif. Hal ini sesuai yang dikemukaan Mumford & Norton (1984); Reynolds et al. (1975), bahwa keefektifan NPV ditentukan berdasarkan tingkat kematian larva, dalam konsep PHT efektifitas yang dibakukan adalah antara 70 – 80%. 8
  • 4. Bedjo : Pengaruh Konsentrasi Hanpv Terhadap Penekanan Populasi Hama Pemakan Polong Kedelai Helicoverpa Armigera. Tabel 2. Penurunan populasi larva H. armigera setelah perlakuan dengan beberapa konsentrasi HaNPV pada tanaman kedelai di Ponorogo Perlakuan Pop. awal Penurunan Populasi (%) Hasil (t/ha) (ekor/45 SlNPV (g/l) Sihalotrin (1/l) rumpun) 6 hsa 12 hsa 4 0 46 100 a 100 a 1,468 a 2 0 37 86,49 a 100 a 1,418 a 1,5 0 36 47,22 b 58,33 b 1,142 b 1 0 40 32,5 b 57,5 b 1,022 c 0,5 0 37 16,22 bc 43,24 bc 0,913 d 1,5 1 39 100 a 100 a 1,488 a 1 1 41 100 a 100 a 1,392 a 0,5 1 43 100 a 100 a 1,414 a 0 2 35 100 a 100 a 1,438 a Kontrol 33 9,09 d 9,09 d 0,823 d Angka-angka selajur yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5 % Keterangan : hsa = hari setelah aplikasi Pemakaian konsentrasi yang tinggi akan lebih banyak NPV yang termakan oleh larva H. armigera, sehingga akan mempercepat proses kematian larva. Makin banyak NPV yang termakan, akan makin banyak virion yang akan merusak bagian usus larva, sehingga larva akan cepat mati (Ignoffo & Couch 1981). Jumlah larva yang mati akibat NPV juga akan mempengaruhi proses penularan/infeksi virus kepada populasi larva yang lain, sehingga akan meningkatkan kematian larva akibat terinfeksi NPV. Ghotama (1992) dan Bedjo (2008) menyatakan bahwa makin banyak NPV yang diaplikasikan maka akan mempengaruhi mortalitas larva pada populasi berikutnya, hal ini karena semakin banyak ketersediaan NPV di lapangan akan cepat menginfeksi larva H. armigera. KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1). HaNPV dengan konsentrasi 4 g/l sangat efektif dan dapat dianjurkan untuk pelaksanaan aplikasi di lapang, dengan hasil tertinggi antara 1,468 – 1,552 t/ha 2). HaNPV degan konsentrasi rendah yaitu 1,5 dan 1 g/l dapat dianjurkan apabila pada saat aplikasi dikombinasikan dengan insektisida kimia sihalodrin 1 cc/l. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ketua Kelti Proteksi, Dr. Ir. Suharsono, MS. dan Ir. Wedanimbi Tengkano, MS. yang telah memberikan saran dan koreksi penulisan naskah ini, dan kepada staf teknisi Hari Atim Mujiono dan Urip Sembodo yang telah membantu sampai selasainya pelaksanaan penelitian. 9
  • 5. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 DAFTAR PUSTAKA Arifin, M. 1988. Pengaruh konsentrasi dan volume Nuclear Polyhedrosis Virus terhadap kematian larva grayak kedelai (Spodoptera litura. F). Penelitian Pertanian 8(1): 12-14 Bedjo. 1997. Uji Keefektifan SlNPV dan HaNPV dengan Bahan Pembawa untuk Pengendalian Hama Kedelai. Makalah Seminar Regional HPTI. Majalah Ilmiah Pembangunan UPN "Veteran" Surabaya. pp. 108-114. Bedjo. 1998. Pengaruh jumlah dan jenis bahan pembawa terhadap efektivitas NPV. Makalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balitkabi. 11 hal. (Belum dipublikasikan). Bedjo. 2008. Potensi Berbagai Isolat Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) Asal Jawa Timur untuk Pengendalian Spodoptera litura FABRICIUS (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Kedelai. Tesis S2. Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya. 112 hlm. Deacon, J.W. 1983. Microbial control of plant pest and deseases. Van Rostrand Reinhold (VK) Co. Ltd. Berskire. England. 88 p. Endo,S. Sutrisno, I.M. Samudra, A. Nugraha, J. Soejitno, and T. Okada.1988. Insecticide Susceptibility of Spodoptera litura F. collected from three location in Indonesia. Seminar BORIF, 24 June 1988. 18 p. Ghotama, A.A. 1992. Pengendalian hayati Helicoverpa armigera Hbn dengan Nuclear Polyhedrosis Virus pada tanaman kapas Balittas Malang. 5 pp. Hackett, K. J., Boore, A., Deming, C., Buckley, E., Camp, M., and Shapiro, M. 2000. Helicoverpa armigera. Granulovirus interference with progression of H. zea larvae. Journal of Invertebrate Pathology, 75: 99 – 106. Ignoffo, C.M. and E.L. Montoya.1976. The effects of chemical insecticides and insecticidal adjuvants on Heliothis Nuclear Polyhedrosis Virus J. Invertebr. Pathol., 8-409. Ignoffo, C.M and T.L. Cough. 1981. The Nucleo polyhedrosis virus of Heliothis spp. as. a microbial Insecticide. dalam : H.P. Burges (Ed) Microbial control of pest and plant diseases 1970-1980. Academic Press London and New York.p. 329-362. Jayaray, S. 1985. History and Development of Microbial Control dalam S. Jayaray (Ed). Microbial Control Mid pest Management Centre for Plant Protection Studies Tamilnadu Agric. Univ. India. p. 97-130. Mumford, J.D. and G.A. Norton, 1984. Economics of decision making in pest management. Ann. Rev. Entomol. 29: 157-174. Narayanan, K. 1987. Safety and formlarvaion of NPV of Heliothis spp. Dalam Training on biological control of cotton Bollworm (2-30 September 1987). 21 p. Okada, T. 1977. Studies on the utilization and mass production of Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus for control of the tobacco cutworm, Spodoptera litura F. Rev. Plant Protec. Res. 10: 102-128. Reynold, H.T., P.L. Adkisson, and R.F. Smith. 1975. Cotton insect pest management. P. 379-443. In R.L. Metcalf and W.H. Luckmann (Eds). Introduction to insect pest management. John Wiley & Sons. New York. Santoso T. 1994. Potential use of NPV for Controlling soybean leaf feeders. Biological Training Course Palawija and Vegetable Corps. Bogor 18-23 Juli 1994.13pp. Soehardjan, M. dan Sudarmadji. 1993. Pemanfaatan organisme mikro sebagai bioinsektisida di negara sedang berkembang. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian XXII(1):7-11. Stairs, G.R., Fraser, T. 1981. Changes in Growth and Virulence of Nuclear Polyhedrosis Virus. Journal of Invertebrate Pathology 35 : 230-235. Tanada, Y. and H.K. Kaya, 1993. Insect pathology. Academic Press, Inc, Toronto. Young, S.Y. 2003. Persistence of Viruses in the Environment www.agctr.isu. Edu/s265/young.htm, (15 September 2004). 10