SlideShare a Scribd company logo
1 of 89
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Pengertian Gulma
Kerugian yang Ditimbulkan
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
IDENTIFIKASI &
ANALISIS GULMA
IDENTIFIKASI &
ANALISIS GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
GULMA AIRGULMA AIR
HERBISIDAHERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ tumbuhan yang kehadiran-tumbuhan yang kehadiran-
nya tidak dikehendakinya tidak dikehendaki
manusia ”manusia ”
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
1.1. Bidang PertanianBidang Pertanian
Kualitas tanaman menurun (tanaman telahKualitas tanaman menurun (tanaman telah
tercampur dengan biji gulma)tercampur dengan biji gulma)
Kuantitas tanaman menurun (kalah bersaingKuantitas tanaman menurun (kalah bersaing
dengan gulma)dengan gulma)
Mempersulit praktek pertanianMempersulit praktek pertanian
2.2. Bidang PerikananBidang Perikanan
Mengurangi persediaan air (karena trans-pirasi)Mengurangi persediaan air (karena trans-pirasi)
Mengurangi kapasitas waduk (membentukMengurangi kapasitas waduk (membentuk
massa yang banyak)massa yang banyak)
Mengurangi penetrasiMengurangi penetrasi
cahaya mataharicahaya matahari
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
3.3. Bidang PeternakanBidang Peternakan
Mendesak pertumbuhan rerumputanMendesak pertumbuhan rerumputan
Menurunkan mutu makanan ternakMenurunkan mutu makanan ternak
Menurunkan nilai jual wool karena terdapatMenurunkan nilai jual wool karena terdapat
gulma yang tersangkutgulma yang tersangkut
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Klasifikasi Gulma
Tahap Pertumbuhan Gulma
Perkecambahan Biji Gulma
Dormansi Biji Gulma
Penyebaran Biji Gulma
Persaingan Gulma
PENDAHULUANPENDAHULUAN
IDENTIFIKASI &
ANALISIS GULMA
IDENTIFIKASI &
ANALISIS GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
GULMA AIRGULMA AIR
HERBISIDAHERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Annual weed (semusim)
Biennial weed (dua musim)
Perenial weed (tahunan)
Annual weed (semusim)
Biennial weed (dua musim)
Perenial weed (tahunan)
Grasses
Sedges
Broad leaf
Grasses
Sedges
Broad leaf
MORFOLOGI
CARA HIDUP
HABITA
T
SIKLUS
HIDUP
PLANKTON
KLASIFIKASI
GULMA
KLASIFIKASI
GULMA
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Perkecambahan
Vegetatif
Dewasa
Reproduksi
YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN GULMA
YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN GULMA
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
“ sifat biji gulma untuk bertahan
hidup pada suatu tingkatan ”
Innate Dormancy
Induced Dormancy Enforced Dormancy
TAHAP
PERTUMBUHAN
GULMA
TAHAP
PERTUMBUHAN
GULMA
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Cara PenyebaranCara Penyebaran
PenyebaranPenyebaran
Manusia :Manusia :
Binatang :Binatang :
Angin :Angin :
AirAir
 Menempel pada kendaraanMenempel pada kendaraan
 Pada kayu, woolPada kayu, wool
 Epizoochory (menempel)Epizoochory (menempel)
 Endozoochory (faeses)Endozoochory (faeses)
 Biji gulma yang bersayapBiji gulma yang bersayap
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Yang mendapatkan cahaya :
Tumbuh dahulu
Berdaun besar
Lebih tinggi
Lebih rimbun
Unsur
hara
Cahaya
Alelopati
Air
Terjadi pada
tanah kering
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Identifikasi Gulma
Penulisan Nama Latin
Cara Identifikasi Gulma
Karakteristik Gulma
Analisis Vegetasi
Tujuan Analisis Vegetasi
Tahap Analisis Vegetasi
Rumus-rumus
PENDAHULUANPENDAHULUAN
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
GULMA AIRGULMA AIR
HERBISIDAHERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ penulisan nama latin sangat berarti karenapenulisan nama latin sangat berarti karena
dapat diterima di dunia internasional ”dapat diterima di dunia internasional ”
PanicumPanicum repensrepens L.L.
margamarga petunjukpetunjuk
ke arah jeniske arah jenis penemupenemu
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
1.1. Membandingkan gulma dengan materialMembandingkan gulma dengan material
yang telah diidentifikasiyang telah diidentifikasi
2.2. Konsultasi langsung dengan ahlinyaKonsultasi langsung dengan ahlinya
3.3. Mencari sendiri kunciMencari sendiri kunci
identifikasiidentifikasi
4.4. Membandingkan de-Membandingkan de-
ngan kunci determinasingan kunci determinasi
5.5. Membandingkan melalui ilustrasiMembandingkan melalui ilustrasi
harus memahamiharus memahami
istilah biologiistilah biologi
(morfologi gulma)(morfologi gulma)
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
KARAKTERISTIK
VEGETATIFVEGETATIF
Perakaran: tunggang, serabut,Perakaran: tunggang, serabut,
berimpang, stolonberimpang, stolon
Batang : menjalar, tegak, melilitBatang : menjalar, tegak, melilit
Daun :Daun :
a. Bentuk: bulat, lonjong, pita, segitigaa. Bentuk: bulat, lonjong, pita, segitiga
b. Tepi : rata, bergigi, berombakb. Tepi : rata, bergigi, berombak
c. Permukaan: kusam, mengkilat,c. Permukaan: kusam, mengkilat,
berbuluberbulu
d. Kedudukan : silang, berhadapand. Kedudukan : silang, berhadapan
GENERATIFGENERATIF
BungaBunga
a.a. Jumlah: tunggal, majemukJumlah: tunggal, majemuk
b.b. Kedudukan: diketiak, diujungKedudukan: diketiak, diujung
Buah: ukuran, warna, bentukBuah: ukuran, warna, bentuk
berbeda-bedaberbeda-beda
Biji: bentuk, warna, ukuranBiji: bentuk, warna, ukuran
Identifikasi Semai, Biji dan
Paku-pakuan
Identifikasi Semai, Biji dan
Paku-pakuan
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Tujuan analisis vegetasiTujuan analisis vegetasi
1.1. Mempelajari tingkat suksesiMempelajari tingkat suksesi
2.2. Mengetahui dominasi gulmaMengetahui dominasi gulma
3.3. Mengetahui gambaran persaingan gulmaMengetahui gambaran persaingan gulma
4.4. Mengamati perubahan flora akibat pengendalianMengamati perubahan flora akibat pengendalian
5.5. Menentukan tindakan pengendalian gulmaMenentukan tindakan pengendalian gulma
DATA
KUALITATIF KUANTITATIF
ANALISIS
VEGETASI
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
PENGAMATAN
PENDAHULUAN
PENGAMATAN
PENDAHULUAN
Pengamatan sepintas se-
cara menyeluruh tentang
komunitas vegetasi.
Mencatat :
1.Komunitas terbesar
2.Jenis yang dominan
3.Korelasi antara vegetasi
dengan faktor lingkungan
Pengamatan sepintas se-
cara menyeluruh tentang
komunitas vegetasi.
Mencatat :
1.Komunitas terbesar
2.Jenis yang dominan
3.Korelasi antara vegetasi
dengan faktor lingkungan
PENGAMATAN
PETAK CONTOH
PENGAMATAN
PETAK CONTOH
Memperoleh gambaran
yang mendekati kebe-
naran mengenai sifat
populasi vegetasi
Memperoleh gambaran
yang mendekati kebe-
naran mengenai sifat
populasi vegetasi
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Kerapatan MutlakKerapatan Mutlak
Dominansi MutlakDominansi Mutlak
Frekuensi MutlakFrekuensi Mutlak
S D RS D R
Nilai PentingNilai Penting
RUMUSRUMUS
RINGKASAN
FITOSOSIALOGIK
RINGKASAN
FITOSOSIALOGIK
PARAMETER
KUALITATIF
PARAMETER
KUALITATIF
KOEFISIEN
KOMUNITAS
KOEFISIEN
KOMUNITAS
METODE
KUADRAT
METODE
KUADRAT
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Pengendalian
Pencegahan
Pemberantasan
PENDAHULUANPENDAHULUAN
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
GULMA AIRGULMA AIR
HERBISIDAHERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ proses membatasiproses membatasi
perkembangbiakan gulma ”perkembangbiakan gulma ”
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Ialah proses untuk menghalangi gulma muncul
SECARA FISIKSECARA KULTUR TEKNIS
SECARA
HAYATI
PENCEGAHAN
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Sifat gulmaSifat gulma
1.1. Daya tahan besarDaya tahan besar
2.2. Menyesuaikan diri yang tinggiMenyesuaikan diri yang tinggi
3.3. Berbiji banyak, ringan, mudah tersebarBerbiji banyak, ringan, mudah tersebar
4.4. Mempunyai dormansiMempunyai dormansi
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Ialah pembasmian biji dan bagian gulma yang
menjadi sasaran/target pada suatu lahan
Klasifikasi Gulma Perairan
Pengelolaan Gulma Perairan
PENDAHULUANPENDAHULUAN
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
PENGENDALIAN
GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
HERBISIDAHERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ gulma yang memerlukan sumbergulma yang memerlukan sumber
daya air dan merugikan manusia ”daya air dan merugikan manusia ”
munculmuncul
tenggelamtenggelam
mengapungmengapung
planktonplankton
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
1.1. Mengurangi persediaan air (evatrans-Mengurangi persediaan air (evatrans-
pirasi yang berlebihan)pirasi yang berlebihan)
2.2. Menghambat saluran airMenghambat saluran air
3.3. Mengurangi kapasitas waduk (memben-Mengurangi kapasitas waduk (memben-
tuk massa yang banyak)tuk massa yang banyak)
4.4. Mengurangi penetrasi cahaya matahariMengurangi penetrasi cahaya matahari
5.5. Mengurangi kadar OMengurangi kadar O22 terlarutterlarut
6.6. Mengganggu kedalaman airMengganggu kedalaman air
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Herbisida
Dasar Klasfikasi Herbisida
Cara Penggunaan
Campuran Herbisida
Formulasi Herbisida
Adjuvants
PENDAHULUANPENDAHULUAN
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
PENGENDALIAN
GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
GULMA AIRGULMA AIR
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
GULMA YANG
RESISTEN HERBISIDA
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ senyawa kimia yangsenyawa kimia yang
dipergunakan untuk mematikandipergunakan untuk mematikan
gulma ”gulma ”
KEUNTUNGAN KERUGIAN
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
DASAR
KLASIFIKASI
DASAR
KLASIFIKASI
FAKTOR WAKTU
PENGGUNAAN
FAKTOR
SELEKTIFITAS
FAKTOR
SIFAT KERJA
FAKTOR
FORMULASI
PERSENYAWAA
N
KIMIA
MEKANISME
KERJA
GULMA YANG
DIKENDALIKAN
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
1.1. Terbatas dalam bentuk barisan (Terbatas dalam bentuk barisan (bandband))
2.2. Langsung/terarah (Langsung/terarah (directeddirected))
3.3. Seluruh tanah (Seluruh tanah (overalloverall))
4.4. Di atas tanaman (Di atas tanaman (overheadoverhead))
5.5. Contact pre-emergenceContact pre-emergence
6.6. Residual pre-emergenceResidual pre-emergence
7.7. Tempat terbatas (Tempat terbatas (spotspot))
8.8. Pada kulit kayu pada pangkal batangPada kulit kayu pada pangkal batang
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
““ Suatu cara untuk meningkatkan efektifitasSuatu cara untuk meningkatkan efektifitas
dan selektifitas herbisida ”dan selektifitas herbisida ”
EFEKTIFITASEFEKTIFITAS berkurangberkurang
bertambahbertambah
ANTAGONISANTAGONIS
SINERGISMESINERGISME
KEUNTUNGAN
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ bahan yang ditambahkan dalam formulasibahan yang ditambahkan dalam formulasi
herbisida untuk menambah aktivitasnya ”herbisida untuk menambah aktivitasnya ”
Fungsi :Fungsi :
1.1. Memperbaiki daya peracunanMemperbaiki daya peracunan
2.2. Membantu membentuk emulsiMembantu membentuk emulsi
3.3. Menambah penyebaran larutanMenambah penyebaran larutan
4.4. Mempermudah penetrasiMempermudah penetrasi
KEUNTUNGAN BENTUK ADJUVANT
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Jenis Resistensi
Faktor Pembantu
Perkembang-biakan Gulma yang
Resisten Terhadap Herbisida
Pengelolaan Gulma yang Resisten
Terhadap Herbisida
PENDAHULUANPENDAHULUAN
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
BIOLOGI & EKOLOGI
GULMA
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
IDENTIFIKASI &
ANALISIS VEGETASI
PENGENDALIAN
GULMA
PENGENDALIAN
GULMA
GULMA AIRGULMA AIR
HERBISIDAHERBISIDA
Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
““ karena pemberian herbisida yang berulang-karena pemberian herbisida yang berulang-
ulang pada gulma yang sama “ulang pada gulma yang sama “
Mutasi GenetikMutasi Genetik
JENIS
RESISTENSI
JENIS
RESISTENSI
BiotipeBiotipe
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
1.1. Tercipta biotipe gulma secara alamiTercipta biotipe gulma secara alami
2.2. Praktek budidaya secara monokulturPraktek budidaya secara monokultur
3.3. Pemakaian herbisida yang efektif secaraPemakaian herbisida yang efektif secara
terus-menerusterus-menerus
4.4. Pemakaian sisa herbisida yang lamaPemakaian sisa herbisida yang lama
secara berulang-ulangsecara berulang-ulang
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
1.1. Terapkanlah rotasi tanamanTerapkanlah rotasi tanaman
2.2. Pergunakan sisa herbisida secara hematPergunakan sisa herbisida secara hemat
3.3. Mempergunakan metode pengendalianMempergunakan metode pengendalian
gulma lainnya secara bersama-samagulma lainnya secara bersama-sama
4.4. Gunakanlah “Gunakanlah “tankmixes”tankmixes” atau rangkaianatau rangkaian
perlakuanperlakuan
BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Terima kasih
Kepada “Suhu” kami
Prof. Dr. Ir. H. Abdul Latief Abadi, MS.
Identifikasi Semai dan Biji :Identifikasi Semai dan Biji :
Ukuran, warna, epikotilUkuran, warna, epikotil
Ukuran, warna, hipokotilUkuran, warna, hipokotil
Ukuran, warna, jumlah, tekstur, pertulangan daunUkuran, warna, jumlah, tekstur, pertulangan daun
Identifikasi Paku-pakuanIdentifikasi Paku-pakuan
Tidak berbungaTidak berbunga
Berkembang biak menggunakan sporaBerkembang biak menggunakan spora
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Keterangan :
1. Timbul/Muncul:
a. Tepian
b. di atas air
2. Tenggelam:
a. Bebas
b. Berakar
3. Mengapung:
a. Bebas
b. Berakar
c. Pulau terapung
4. Plankton
Keterangan :
1. Timbul/Muncul:
a. Tepian
b. di atas air
2. Tenggelam:
a. Bebas
b. Berakar
3. Mengapung:
a. Bebas
b. Berakar
c. Pulau terapung
4. Plankton
4
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ pengamatan di lapanganpengamatan di lapangan
berdasarkan autecology ”berdasarkan autecology ”
Berisi :Berisi :
1.1. Bagaimana gulma tersebar dan berkelompokBagaimana gulma tersebar dan berkelompok
2.2. Stratifikasi gulmaStratifikasi gulma
3.3. Perioditas gulmaPerioditas gulma
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
““ hasil penjabaran pengamatanhasil penjabaran pengamatan
petak contoh di lapangan”petak contoh di lapangan”
Berisi :Berisi :
1.1. JumlahJumlah
2.2. UkuranUkuran
3.3. Berat basah/keringBerat basah/kering
4.4. Luas daerah yangLuas daerah yang
ditumbuhiditumbuhi
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Annual weedAnnual weed
((semusimsemusim))
Tumbuh kurang dari 1 tahunTumbuh kurang dari 1 tahun
Menghasilkan banyak bijiMenghasilkan banyak biji
Terdiri dari :Terdiri dari :
Semusim panasSemusim panas
berkecambahberkecambah
(musim semi)(musim semi)
tumbuhtumbuh
(musim panas)(musim panas)
menghasilkan biji danmenghasilkan biji dan
matimati
(musim gugur)(musim gugur)
Semusim dinginSemusim dingin
berkecambahberkecambah
(musim gugur)(musim gugur)
tumbuhtumbuh
(musim semi)(musim semi)
Menghasilkan biji dan matiMenghasilkan biji dan mati
(musim panas)(musim panas)
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Biennial weedBiennial weed
((dua musimdua musim))
Tumbuh antara 1–2 tahunTumbuh antara 1–2 tahun
Biji berkecambah dalamBiji berkecambah dalam
satu musimsatu musim
Menghasilkan rosetMenghasilkan roset
Perennial weedPerennial weed
((tahunantahunan))
Tumbuh > 2 tahunTumbuh > 2 tahun
Bereproduksi dengan biji &Bereproduksi dengan biji &
menyebar secara vegetatifmenyebar secara vegetatif
Sederhana :Sederhana : bereproduksi denganbereproduksi dengan
biji sajabiji saja
Berumbi lapis :Berumbi lapis : bereproduksibereproduksi
umbi lapis, umbiumbi lapis, umbi
kecil dan bijikecil dan biji
Merambat :Merambat : menyebar denganmenyebar dengan
stolon, rimpang danstolon, rimpang dan
bijibiji
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
GrassesGrasses
((rerumputanrerumputan))
TermasukTermasuk monokotiledonmonokotiledon
Daun kecil dan tegak lurusDaun kecil dan tegak lurus
Berakar serabutBerakar serabut
Titik tumbuh di bawah tanahTitik tumbuh di bawah tanah
SedgesSedges
((berdaun pitaberdaun pita))
Berada di tempat basahBerada di tempat basah
Batang berbentuk segitigaBatang berbentuk segitiga
atau bulatatau bulat
BroadleafBroadleaf
((berdaun lebarberdaun lebar))
TermasukTermasuk dikotiledondikotiledon
Daun lebarDaun lebar
Berakar tunggangBerakar tunggang
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Gulma AirGulma Air
((Aquatic weedsAquatic weeds))
Seluruh hidupnya di airSeluruh hidupnya di air
Contoh :Contoh :
Monochoria vaginalisMonochoria vaginalis PreslPresl
Jussieua linifoliaJussieua linifolia Vahl.Vahl.
Gulma DaratGulma Darat
((Terrestrial weedsTerrestrial weeds))
Tumbuh di lahan keringTumbuh di lahan kering
Contoh :Contoh :
Cyperus rotundusCyperus rotundus L.L.
Menumpang pada Tanaman lainMenumpang pada Tanaman lain
((Aerial weedsAerial weeds))
Bersifat epifit dan para-sitBersifat epifit dan para-sit
Contoh :Contoh :
LorantusLorantus sp.sp.
HymenolepisHymenolepis sp.sp.
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Gulma KompetitifGulma Kompetitif
Kuat dalam berkompetisiKuat dalam berkompetisi
Mendominasi tanamanMendominasi tanaman
budidayabudidaya
Gulma ParasitGulma Parasit
Hidupnya menumpangHidupnya menumpang
Mengambil makanan dariMengambil makanan dari
tanaman yang ditumpangitanaman yang ditumpangi
Gulma EpifitGulma Epifit
Hidupnya menumpangHidupnya menumpang
Tidak mengambil maka-Tidak mengambil maka-
nan dari inangnyanan dari inangnya
Gulma RuderalGulma Ruderal
Tumbuh di tempat yangTumbuh di tempat yang
tidak digunakantidak digunakan
Kehadirannya tidakKehadirannya tidak
dipedulikan manusiadipedulikan manusia
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Inate DormancyInate Dormancy
Bersifat genetisBersifat genetis
Kulit biji impermiableKulit biji impermiable
Hambatan kemis pada kulit bijiHambatan kemis pada kulit biji
Embrio rudimentairEmbrio rudimentair
Induced DormancyInduced Dormancy
Timbul karena kondisi lingkungan kurang menguntungkanTimbul karena kondisi lingkungan kurang menguntungkan
Berubah susunan kimiawinyaBerubah susunan kimiawinya
Berkecambah setelah kondisi menguntungkanBerkecambah setelah kondisi menguntungkan
Enforced DormancyEnforced Dormancy
Sama seperti induced dormancySama seperti induced dormancy
Tidak berubah susunan kimiawinyaTidak berubah susunan kimiawinya
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
AirAir
GasGas
SuhuSuhu
CahayaCahaya
AnginAngin
AerasiAerasi
SuhuSuhu
pHpH
KandunganKandungan
unsur haraunsur hara
KelembabanKelembaban
air tanahair tanah
TernakTernak
ManusiaManusia
TANAH BIOTIK
IKLIM
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Cara Subyektif
Sampling Acak
Tidak Langsung
Sampling Beraturan
Sampling Bertingkat
Estimasi Visual
Metode Kuadrat
Permanen
Tidak Permanen
Metode Garis
Metode Titik
Menentukan
luas/jumlah petak
contoh minimal
Distribusi
petak
contoh
Metode
Pengama-
tan
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
A. CARA SUBYEKTIFA. CARA SUBYEKTIF
Keadaan hampir tidak pernah adaKeadaan hampir tidak pernah ada  vegetasi berbeda bedavegetasi berbeda beda
Memilih sejumlah petak contoh yang mewakili populasiMemilih sejumlah petak contoh yang mewakili populasi
Dengan melempar alat-alat petak contohDengan melempar alat-alat petak contoh
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
B. SAMPLING ACAK TIDAK LANGSUNGB. SAMPLING ACAK TIDAK LANGSUNG
Seluruh areal dibagi dengan denganSeluruh areal dibagi dengan dengan
jarak yang samajarak yang sama
Pilih letak 10 petak contoh secaraPilih letak 10 petak contoh secara
acakacak
Buat sumbu x dan yBuat sumbu x dan y
Koordinat sumbu x dan y dipilihKoordinat sumbu x dan y dipilih
secara acaksecara acak
Misalkan sumbu x angka 4 danMisalkan sumbu x angka 4 dan
sumbu y angka 3, maka letak P(4,3)sumbu y angka 3, maka letak P(4,3)
Demikian seterusnya diperolehDemikian seterusnya diperoleh
Q(2,2)Q(2,2)
Gambar 1. Memilih letak
petak contoh
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
C. SAMPLING BERATURANC. SAMPLING BERATURAN
Mengatasi kelemahan sampling acak tidak langsung
Petak contoh secara beraturan diletakkan dengan jarak
sama dalam seluruh area
Pengamatan petak contoh diambil secara acak
Disebut pola kisi 
berjarak tetap dan
beraturan
Dilakukan penjelaja-
han setelah sampling
 mencatat jenis di-
luar petak
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
C. SAMPLING BERTINGKATC. SAMPLING BERTINGKAT
Sampling bertingkat ini diperlukan jika vegetasi terdiri
beberapa blok atau stratum yang berbeda-beda fisionominya
Area dibagi-bagi dalam stratum yang fisionominya sama
Pada setiap stratum
dilakukan sampling
acak
Bertujuan untuk mem-
peroleh nilai variabi-
litas pada petak contoh
dalam stratum
Gambar 3. Area yang mempunyai 3 strata
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
A. METODE ESTIMASIA. METODE ESTIMASI
1. Tentukan letak dan luas petak contoh
2. Pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang tetap letaknya
Besaran yang dihitung berupa dominansi, dinyatakan dalam
persentase penyebaran
3. Nilai dominansi dapat dihitung dengan :
- Penyebaran tiap jenis dalam area dihitung dalam %
- Berdasar skala abundansi, bernilai :
1-5 (Weaver, Bravn-Blanguet)
1-3 (Dekter & Wirharadja)
1-10 (Domin)
4. Kelemahan penelitian sering tidak obyektif
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
B. METODE KUADRATB. METODE KUADRAT
 Kuadrat : satuan luas letak contoh (diukur dengan satuan
kuadrat)
 Petak contoh dapat berupa 4 persegi panjang, bujur sangkar
atau lingkaran.
Vegetasi rendah  bentuk lingkaran
Herba rendah  bentuk segi panjang (bujursangkar)
Masing-masing bentuk mempunyai kekurangan dan keuntungan
 Metode kuadrat berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi 2 :
1. Permanen
2. Tidak Permanen
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
1. METODE KUADRAT PERMANEN1. METODE KUADRAT PERMANEN
 Mengamati dan mempelajari suksesi dari waktu ke waktu.
 Hal ini dapat mengamati :
 Perubahan vegetasi
 Jumlah keuntungan semai
 Cara berbiak vegetative
 Ukuran masing-masing jenis
 Data mikro klimatoligi dan tanah :
1. Cara destruktif
2. Cara tidak destruktif
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
2. METODE KUADRAT TIDAK PERMANEN2. METODE KUADRAT TIDAK PERMANEN
• Pengamatan tidak berkesinambungan
• Dalam pengamatan suatu petak contoh ada dua macam cara :
1. Destruktif: merusak  pengamatan jumlah dan
biomassa gulma
2. Non Destruktif: tidak merusak  pengamatan kerapatan,
frekuensi, dominansi
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
C. METODE GARISC. METODE GARIS
 Merupakan petak contoh memanjang yang diletakkan di atas
komunitas vegetasi
 Digunakanuntuk areal yang luas  perkebunan muda dimana
populasi gulma rapat, rendah, berkelompok dengan batas
kelompok yang jelas
Gambar 4. Cara pengamatan dengan metode garis
BACKBACK NEXTNEXTDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
 Alat yang digunakan pita meteran 15-25 m atau tali yang diberi
tanda dengan satuan tertentu
 Meteran kayu untuk mengukur panjang kelompok vegetasi
 Pita meteran diletakkan diatas vegetasi, panjang kelompok
vegetasi dapat diukur
 Jenis tumbuhan yang diukur adalah yang dilewati garis yang
dinyatakan dalam satuan panjang
 Hal-hal yang dapat diukur :
- Kerapatan (jumlah)
- Frekuensi
- Dominansi (kelindungan)
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
D. METODE TITIKD. METODE TITIK
Metode ini efektif untuk jenis-jenis gulma yang membentuk
anyaman
Ujung titik memungkinkan menunjuk secara tepat setiap jenis
meski populasinya rapat.
Alat berupa sebuah kerangka dengan jarum kecil 5-10 cm
Jenis gulma yang terkena jarum yang dihitung
Parameter yang didapatkan adalah frekuensi dan dominansi,
kerapatan tidak diperoleh dengan metode ini
BACKBACK GAMBARGAMBARDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Gambar 5. Sebuah alat untuk analisis vegetasi dengan metode titik
Keterangan :
a : Kerangka
b : Jarum baja
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL
- Luas dan keadaan vegetasi variasi
- Berapa luas/jumlah petak contoh yang memadai
- Ditentukan dengan menyusun sebuah kurva jenis
Tahap-tahap:
1.Tentukan satu komunitas secara acak.
2.Ditengah komunitas letakkan p.c(1x1) p.c1
3.Catat jumlah jenis dalam p.c1 dengan sebuah tanda x pada kolom
4.Perluas 2X p.c2 (=p.c2). Catat jenis p.c1+2
5.Perluas 2X (p.c1+2+3). Catat jenisnya secara komulatif.
6.Hentikan pembuatan pc., bila kenaikan jumlah jenis menjadi tidak
berarti.
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
PARAMETER KUALITATIFPARAMETER KUALITATIF
Yang perlu diamati :Yang perlu diamati :
Panjang hidup
Sosiabilitas
Stratifikasi
Periodesitas
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
KOEFISIEN KOMUNITASKOEFISIEN KOMUNITAS
Ialah membandingkan dua komunitas atau dua macam
vegetasi dari dua daerah
Rumus :Rumus : C = 2 W/A + B x 100%
W = jumlah 2 kuantitas terendah untuk jenis dari komunitas
A = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas pertama
B = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas kedua
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
RINGKASAN FITOSOSIALOGIKRINGKASAN FITOSOSIALOGIK
Ialah tabulasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif sehingga
dapat dilihat dengan mudah
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
METODE KUADRATMETODE KUADRAT
Kerapatan Mutlak :Kerapatan Mutlak :
“ jumlah individu jenis itu dalam petak contoh “
Kerapatan Nisbi Suatu Jenis :Kerapatan Nisbi Suatu Jenis :
kerapatan mutlak jenis itu
X 100 %
jumlah kerapatan mutlak semua jenis
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
METODE KUADRATMETODE KUADRAT
Dominansi Mutlak :Dominansi Mutlak :
“ jumlah dari nilai kelindungan/luas basal/biomassa/volume
dari jenis itu“
Dominansi Nisbi Suatu Jenis :Dominansi Nisbi Suatu Jenis :
nilai dominansi jenis itu
X 100 %
jumlah nilai dominansi mutlak semua jenis
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
METODE KUADRATMETODE KUADRAT
Frekuensi Mutlak :Frekuensi Mutlak :
jumlah petak contoh yang berisi jenis itu
X 100 %
jumlah semua petak contoh yang diambil
Frekuensi Nisbi Suatu Jenis:Frekuensi Nisbi Suatu Jenis:
nilai frekuensi mutlak jenis itu
X 100 %
jumlah nilai frekuensi mutlak semua jenis
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
METODE KUADRATMETODE KUADRAT
Nilai Penting:Nilai Penting:
Kerapatan nisbi + Dominansi nisbi + Frekuensi nisbi
S D R suatu jenis:S D R suatu jenis:
Nilai penting / 3
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
KEUNTUNGAN LAINKEUNTUNGAN LAIN
1. Memperluas spektrum pemberantasan
2. Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada
sifat sinergisme
3. Mematikan spesies yang paling peka dengan
dosis minimum
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
KEUNTUNGAN LAINKEUNTUNGAN LAIN
1. Memperluas spektrum pemberantasan
2. Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada
sifat sinergisme
3. Mematikan spesies yang paling peka dengan dosis
minimum
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
1. Surfactan
Molekul yang menghubungkan permukaan dari 2
fase :
cari – cair : emulsifying agent
cair – udara : pembentuk busa
cair – padat : wetting agent
2. Tickening / sticking agent
Menambah daya pekat semprotan herbisida di
permukaan daun
3. Bahan emulsi
Menstabilkan emulsi formulasi herbisida
4. Water softener
Mencegah pengendapan molekul herbisida
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
1. Perkecambahan
 Daun biji muncul bersama daun murni pertama
 Ukuran tanaman kecil dan mudah dikendalikan
2. Vegetatif
 Akar, batang, daun tumbuh dengan cepat
 Herbisida lebih aktif dalam mengendalikan tanaman
3. Reproduksi
 Menghasilkan bunga, biji dan buah
 Petumbuhan tanaman terbatas -> penyerapan air & unsur hara
menjadi lambat
4. Matang/dewasa
 Pertumbuhan sangat sedikit
 Pengangkutan air, unsur hara & herbisida sangat rendah
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Cara-cara :
1. Penyiangan dengan tangan
2. Mencangkul gulma yang tumbuh
3. Mengolah tanah
4. Memotong tajuk gulma
5. Penggenangan
6. Membakarnya
7. Penutupan seresah (mulching)
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Ialah merusak dan melepaskan dari tempat
tumbuhnya
Cara-cara :
1. Pergiliran tanaman
Menekan populasi gulma yang tidak membahayakan
2. Budidaya pertanaman
 Penggunaan varietas tertentu
 Penanaman rapat
 Pemupukan yang cepat
 Waktu tanam lambat
3. Penanganan dengan tanaman penutup tanah
4. Tumpangsari
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
1. Di alam selalu ada musuh alami
2. Sangat selektif, hanya dapat menekan satu
gulma
3. Hubungan spesies gulma dan musuhnya sa-
ngat erat
4. Dapat menggunakan insect, ternak, ikan, dsb
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
1.1. Mengurangi persediaan air (evatranspirasiMengurangi persediaan air (evatranspirasi
yang berlebihan)yang berlebihan)
2.2. Menghambat saluran airMenghambat saluran air
3.3. Mengurangi kapasitas waduk (membentukMengurangi kapasitas waduk (membentuk
massa yang banyak)massa yang banyak)
4.4. Mengurangi penetrasi cahaya matahariMengurangi penetrasi cahaya matahari
5.5. Mengurangi kadar OMengurangi kadar O22 terlarutterlarut
6.6. Mengganggu kedalaman airMengganggu kedalaman air
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
1.1. Dapat diberantas sebelum menggangguDapat diberantas sebelum mengganggu
2.2. Dapat mencegah kerusakan mekanisDapat mencegah kerusakan mekanis
perakaran tanamanperakaran tanaman
3.3. Dapat secara efektif mengendalikan se-Dapat secara efektif mengendalikan se-
mak belukarmak belukar
4.4. Dapat memberantas gulma dilarikan ta-Dapat memberantas gulma dilarikan ta-
namannaman
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
1.1. Bahaya keracunan tanamanBahaya keracunan tanaman
2.2. Mempunyai efek residu pada lingkunganMempunyai efek residu pada lingkungan
3.3. Timbulnya varietas resistanTimbulnya varietas resistan
4.4. Sifatnya hanya sementaraSifatnya hanya sementara
5.5. Residu herbisida meracuni tanaman se-Residu herbisida meracuni tanaman se-
lanjutnyalanjutnya
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
FAKTOR WAKTU
PENGGUNAAN
FAKTOR WAKTU
PENGGUNAAN
Pre-planting
Penyemprotan pra
tanam/pra
semai
Pre-emergence
Penyemprotan sebelum
tanaman pokok
muncul diatas
tanah
Post-emergence
Penyemprotan setelah
tanaman
muncul
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
4
FAKTOR
SELEKTIFITAS
FAKTOR
SELEKTIFITAS
Selective
Non Selective
FAKTOR
SIFAT KERJA
FAKTOR
SIFAT KERJA
Kontak
(gramoxone)
Sistemik
(dalapon, glyphosate)
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
FAKTOR
FORMULASI
FAKTOR
FORMULASI
Asam
Garam
amine
Ester
Wetter
powder
Emulsion
contentred
Batangan
lilin
Butiran
Fumigan
Dust
Aerosol
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
SENYAWA
KIMIA
SENYAWA
KIMIA
ORGANIKORGANIK
ANORGANIKANORGANIK
Asam sulfat
Natrium arsenit
Natrium klorat
Amonium tiosianat
Nitrofenole anilin
Bensoik & fenil asetat
Amida
Amil karbamat
Tiokarbamat
Trianine
Gugus glicine
Substitusi fenoksi
Asam halo alifatik
Nitril
Substitusi urea
Senyawa hidrosiklik
Tio karbonat
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Proses Metabolisme yang Dapat Mempengaruhi Herbisida
1.Herbisida yang dapat menghambat fotosintesa
2.Penghambatan perkecambahan
3.Penghambatan pertumbuhan
4.Penghambatan respirasi / oksidasi
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
GULMA YANG
DIKENDALIKAN
GULMA YANG
DIKENDALIKAN
Daun lebar
Teki-tekianDaun sempit
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
Terima kasih
Kepada “Suhu” kami
Prof. Dr. Ir. H. Abdul Latief Abadi, MS.

More Related Content

What's hot

Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorTidar University
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanAndary Aindåapryl
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahUniversity of Lampung
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
hortikultura lansekap
hortikultura lansekaphortikultura lansekap
hortikultura lansekaplunapriliyani
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetIlham Johari
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 

What's hot (20)

Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistemPenentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
 
Biologi Tanah
Biologi TanahBiologi Tanah
Biologi Tanah
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
hortikultura lansekap
hortikultura lansekaphortikultura lansekap
hortikultura lansekap
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karet
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 

Viewers also liked

KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...University of Brawijaya
 
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanFikahati Rachmawati
 
Kuliah 9 dunia tumbuhan
Kuliah 9 dunia tumbuhanKuliah 9 dunia tumbuhan
Kuliah 9 dunia tumbuhanPutty Rahma
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkapRencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkapOperator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (6)

Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
 
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
 
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
 
Kuliah 9 dunia tumbuhan
Kuliah 9 dunia tumbuhanKuliah 9 dunia tumbuhan
Kuliah 9 dunia tumbuhan
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkapRencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
 
Kemandirian spesies hidupan
Kemandirian spesies hidupanKemandirian spesies hidupan
Kemandirian spesies hidupan
 

Similar to BIOLOGI GULMA

Arti penting gulma
Arti penting gulmaArti penting gulma
Arti penting gulmamamad9009
 
Multimedia_Interaktif
Multimedia_InteraktifMultimedia_Interaktif
Multimedia_Interaktifaudina20
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.pptAhmadRasito
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiJosua Sitorus
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayatidhianhariani
 
Jurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiJurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiAbd Wahid
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatisitiraodah
 
Keanekaragaman tanaman paper
Keanekaragaman tanaman paperKeanekaragaman tanaman paper
Keanekaragaman tanaman paperFristy Novira
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 

Similar to BIOLOGI GULMA (20)

Arti penting gulma
Arti penting gulmaArti penting gulma
Arti penting gulma
 
Arti penting gulma
Arti penting gulmaArti penting gulma
Arti penting gulma
 
Multimedia_Interaktif
Multimedia_InteraktifMultimedia_Interaktif
Multimedia_Interaktif
 
Keanekaragaman hayati lara
Keanekaragaman hayati laraKeanekaragaman hayati lara
Keanekaragaman hayati lara
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
KEANEKARAGAMAN HAYATI
KEANEKARAGAMAN HAYATIKEANEKARAGAMAN HAYATI
KEANEKARAGAMAN HAYATI
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
Jurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padiJurnal musuh alami padi
Jurnal musuh alami padi
 
Booklet
BookletBooklet
Booklet
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Ubi Cilembu
Ubi CilembuUbi Cilembu
Ubi Cilembu
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Keanekaragaman tanaman paper
Keanekaragaman tanaman paperKeanekaragaman tanaman paper
Keanekaragaman tanaman paper
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Klasifikasi makhluk-hidup2
Klasifikasi makhluk-hidup2Klasifikasi makhluk-hidup2
Klasifikasi makhluk-hidup2
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

BIOLOGI GULMA

  • 1. Dr. Ir. Agung Nugroho, MS. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
  • 2. Pengertian Gulma Kerugian yang Ditimbulkan BIOLOGI & EKOLOGI GULMA BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA PENGENDALIAN GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIRGULMA AIR HERBISIDAHERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 3. ““ tumbuhan yang kehadiran-tumbuhan yang kehadiran- nya tidak dikehendakinya tidak dikehendaki manusia ”manusia ” BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 4. 1.1. Bidang PertanianBidang Pertanian Kualitas tanaman menurun (tanaman telahKualitas tanaman menurun (tanaman telah tercampur dengan biji gulma)tercampur dengan biji gulma) Kuantitas tanaman menurun (kalah bersaingKuantitas tanaman menurun (kalah bersaing dengan gulma)dengan gulma) Mempersulit praktek pertanianMempersulit praktek pertanian 2.2. Bidang PerikananBidang Perikanan Mengurangi persediaan air (karena trans-pirasi)Mengurangi persediaan air (karena trans-pirasi) Mengurangi kapasitas waduk (membentukMengurangi kapasitas waduk (membentuk massa yang banyak)massa yang banyak) Mengurangi penetrasiMengurangi penetrasi cahaya mataharicahaya matahari BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 5. 3.3. Bidang PeternakanBidang Peternakan Mendesak pertumbuhan rerumputanMendesak pertumbuhan rerumputan Menurunkan mutu makanan ternakMenurunkan mutu makanan ternak Menurunkan nilai jual wool karena terdapatMenurunkan nilai jual wool karena terdapat gulma yang tersangkutgulma yang tersangkut BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 6. Klasifikasi Gulma Tahap Pertumbuhan Gulma Perkecambahan Biji Gulma Dormansi Biji Gulma Penyebaran Biji Gulma Persaingan Gulma PENDAHULUANPENDAHULUAN IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA PENGENDALIAN GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIRGULMA AIR HERBISIDAHERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 7. Annual weed (semusim) Biennial weed (dua musim) Perenial weed (tahunan) Annual weed (semusim) Biennial weed (dua musim) Perenial weed (tahunan) Grasses Sedges Broad leaf Grasses Sedges Broad leaf MORFOLOGI CARA HIDUP HABITA T SIKLUS HIDUP PLANKTON KLASIFIKASI GULMA KLASIFIKASI GULMA BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 8. Perkecambahan Vegetatif Dewasa Reproduksi YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GULMA YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GULMA BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 9. “ sifat biji gulma untuk bertahan hidup pada suatu tingkatan ” Innate Dormancy Induced Dormancy Enforced Dormancy TAHAP PERTUMBUHAN GULMA TAHAP PERTUMBUHAN GULMA BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 10. Cara PenyebaranCara Penyebaran PenyebaranPenyebaran Manusia :Manusia : Binatang :Binatang : Angin :Angin : AirAir  Menempel pada kendaraanMenempel pada kendaraan  Pada kayu, woolPada kayu, wool  Epizoochory (menempel)Epizoochory (menempel)  Endozoochory (faeses)Endozoochory (faeses)  Biji gulma yang bersayapBiji gulma yang bersayap BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 11. Yang mendapatkan cahaya : Tumbuh dahulu Berdaun besar Lebih tinggi Lebih rimbun Unsur hara Cahaya Alelopati Air Terjadi pada tanah kering BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 12. Identifikasi Gulma Penulisan Nama Latin Cara Identifikasi Gulma Karakteristik Gulma Analisis Vegetasi Tujuan Analisis Vegetasi Tahap Analisis Vegetasi Rumus-rumus PENDAHULUANPENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA BIOLOGI & EKOLOGI GULMA PENGENDALIAN GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIRGULMA AIR HERBISIDAHERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 13. ““ penulisan nama latin sangat berarti karenapenulisan nama latin sangat berarti karena dapat diterima di dunia internasional ”dapat diterima di dunia internasional ” PanicumPanicum repensrepens L.L. margamarga petunjukpetunjuk ke arah jeniske arah jenis penemupenemu BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 14. 1.1. Membandingkan gulma dengan materialMembandingkan gulma dengan material yang telah diidentifikasiyang telah diidentifikasi 2.2. Konsultasi langsung dengan ahlinyaKonsultasi langsung dengan ahlinya 3.3. Mencari sendiri kunciMencari sendiri kunci identifikasiidentifikasi 4.4. Membandingkan de-Membandingkan de- ngan kunci determinasingan kunci determinasi 5.5. Membandingkan melalui ilustrasiMembandingkan melalui ilustrasi harus memahamiharus memahami istilah biologiistilah biologi (morfologi gulma)(morfologi gulma) BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 15. KARAKTERISTIK VEGETATIFVEGETATIF Perakaran: tunggang, serabut,Perakaran: tunggang, serabut, berimpang, stolonberimpang, stolon Batang : menjalar, tegak, melilitBatang : menjalar, tegak, melilit Daun :Daun : a. Bentuk: bulat, lonjong, pita, segitigaa. Bentuk: bulat, lonjong, pita, segitiga b. Tepi : rata, bergigi, berombakb. Tepi : rata, bergigi, berombak c. Permukaan: kusam, mengkilat,c. Permukaan: kusam, mengkilat, berbuluberbulu d. Kedudukan : silang, berhadapand. Kedudukan : silang, berhadapan GENERATIFGENERATIF BungaBunga a.a. Jumlah: tunggal, majemukJumlah: tunggal, majemuk b.b. Kedudukan: diketiak, diujungKedudukan: diketiak, diujung Buah: ukuran, warna, bentukBuah: ukuran, warna, bentuk berbeda-bedaberbeda-beda Biji: bentuk, warna, ukuranBiji: bentuk, warna, ukuran Identifikasi Semai, Biji dan Paku-pakuan Identifikasi Semai, Biji dan Paku-pakuan BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 16. Tujuan analisis vegetasiTujuan analisis vegetasi 1.1. Mempelajari tingkat suksesiMempelajari tingkat suksesi 2.2. Mengetahui dominasi gulmaMengetahui dominasi gulma 3.3. Mengetahui gambaran persaingan gulmaMengetahui gambaran persaingan gulma 4.4. Mengamati perubahan flora akibat pengendalianMengamati perubahan flora akibat pengendalian 5.5. Menentukan tindakan pengendalian gulmaMenentukan tindakan pengendalian gulma DATA KUALITATIF KUANTITATIF ANALISIS VEGETASI BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 17. PENGAMATAN PENDAHULUAN PENGAMATAN PENDAHULUAN Pengamatan sepintas se- cara menyeluruh tentang komunitas vegetasi. Mencatat : 1.Komunitas terbesar 2.Jenis yang dominan 3.Korelasi antara vegetasi dengan faktor lingkungan Pengamatan sepintas se- cara menyeluruh tentang komunitas vegetasi. Mencatat : 1.Komunitas terbesar 2.Jenis yang dominan 3.Korelasi antara vegetasi dengan faktor lingkungan PENGAMATAN PETAK CONTOH PENGAMATAN PETAK CONTOH Memperoleh gambaran yang mendekati kebe- naran mengenai sifat populasi vegetasi Memperoleh gambaran yang mendekati kebe- naran mengenai sifat populasi vegetasi BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 18. Kerapatan MutlakKerapatan Mutlak Dominansi MutlakDominansi Mutlak Frekuensi MutlakFrekuensi Mutlak S D RS D R Nilai PentingNilai Penting RUMUSRUMUS RINGKASAN FITOSOSIALOGIK RINGKASAN FITOSOSIALOGIK PARAMETER KUALITATIF PARAMETER KUALITATIF KOEFISIEN KOMUNITAS KOEFISIEN KOMUNITAS METODE KUADRAT METODE KUADRAT BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 19. Pengendalian Pencegahan Pemberantasan PENDAHULUANPENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI GULMA AIRGULMA AIR HERBISIDAHERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 20. ““ proses membatasiproses membatasi perkembangbiakan gulma ”perkembangbiakan gulma ” BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 21. Ialah proses untuk menghalangi gulma muncul SECARA FISIKSECARA KULTUR TEKNIS SECARA HAYATI PENCEGAHAN BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS. Sifat gulmaSifat gulma 1.1. Daya tahan besarDaya tahan besar 2.2. Menyesuaikan diri yang tinggiMenyesuaikan diri yang tinggi 3.3. Berbiji banyak, ringan, mudah tersebarBerbiji banyak, ringan, mudah tersebar 4.4. Mempunyai dormansiMempunyai dormansi
  • 22. BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS. Ialah pembasmian biji dan bagian gulma yang menjadi sasaran/target pada suatu lahan
  • 23. Klasifikasi Gulma Perairan Pengelolaan Gulma Perairan PENDAHULUANPENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA PENGENDALIAN GULMA HERBISIDAHERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 24. ““ gulma yang memerlukan sumbergulma yang memerlukan sumber daya air dan merugikan manusia ”daya air dan merugikan manusia ” munculmuncul tenggelamtenggelam mengapungmengapung planktonplankton BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 25. 4 1.1. Mengurangi persediaan air (evatrans-Mengurangi persediaan air (evatrans- pirasi yang berlebihan)pirasi yang berlebihan) 2.2. Menghambat saluran airMenghambat saluran air 3.3. Mengurangi kapasitas waduk (memben-Mengurangi kapasitas waduk (memben- tuk massa yang banyak)tuk massa yang banyak) 4.4. Mengurangi penetrasi cahaya matahariMengurangi penetrasi cahaya matahari 5.5. Mengurangi kadar OMengurangi kadar O22 terlarutterlarut 6.6. Mengganggu kedalaman airMengganggu kedalaman air BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 26. Herbisida Dasar Klasfikasi Herbisida Cara Penggunaan Campuran Herbisida Formulasi Herbisida Adjuvants PENDAHULUANPENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIRGULMA AIR GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 27. ““ senyawa kimia yangsenyawa kimia yang dipergunakan untuk mematikandipergunakan untuk mematikan gulma ”gulma ” KEUNTUNGAN KERUGIAN BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 29. 4 1.1. Terbatas dalam bentuk barisan (Terbatas dalam bentuk barisan (bandband)) 2.2. Langsung/terarah (Langsung/terarah (directeddirected)) 3.3. Seluruh tanah (Seluruh tanah (overalloverall)) 4.4. Di atas tanaman (Di atas tanaman (overheadoverhead)) 5.5. Contact pre-emergenceContact pre-emergence 6.6. Residual pre-emergenceResidual pre-emergence 7.7. Tempat terbatas (Tempat terbatas (spotspot)) 8.8. Pada kulit kayu pada pangkal batangPada kulit kayu pada pangkal batang BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 30. 4 ““ Suatu cara untuk meningkatkan efektifitasSuatu cara untuk meningkatkan efektifitas dan selektifitas herbisida ”dan selektifitas herbisida ” EFEKTIFITASEFEKTIFITAS berkurangberkurang bertambahbertambah ANTAGONISANTAGONIS SINERGISMESINERGISME KEUNTUNGAN BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 31. BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 32. ““ bahan yang ditambahkan dalam formulasibahan yang ditambahkan dalam formulasi herbisida untuk menambah aktivitasnya ”herbisida untuk menambah aktivitasnya ” Fungsi :Fungsi : 1.1. Memperbaiki daya peracunanMemperbaiki daya peracunan 2.2. Membantu membentuk emulsiMembantu membentuk emulsi 3.3. Menambah penyebaran larutanMenambah penyebaran larutan 4.4. Mempermudah penetrasiMempermudah penetrasi KEUNTUNGAN BENTUK ADJUVANT BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 33. Jenis Resistensi Faktor Pembantu Perkembang-biakan Gulma yang Resisten Terhadap Herbisida Pengelolaan Gulma yang Resisten Terhadap Herbisida PENDAHULUANPENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIRGULMA AIR HERBISIDAHERBISIDA Dr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 34. 4 ““ karena pemberian herbisida yang berulang-karena pemberian herbisida yang berulang- ulang pada gulma yang sama “ulang pada gulma yang sama “ Mutasi GenetikMutasi Genetik JENIS RESISTENSI JENIS RESISTENSI BiotipeBiotipe BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 35. 4 1.1. Tercipta biotipe gulma secara alamiTercipta biotipe gulma secara alami 2.2. Praktek budidaya secara monokulturPraktek budidaya secara monokultur 3.3. Pemakaian herbisida yang efektif secaraPemakaian herbisida yang efektif secara terus-menerusterus-menerus 4.4. Pemakaian sisa herbisida yang lamaPemakaian sisa herbisida yang lama secara berulang-ulangsecara berulang-ulang BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 36. 4 1.1. Terapkanlah rotasi tanamanTerapkanlah rotasi tanaman 2.2. Pergunakan sisa herbisida secara hematPergunakan sisa herbisida secara hemat 3.3. Mempergunakan metode pengendalianMempergunakan metode pengendalian gulma lainnya secara bersama-samagulma lainnya secara bersama-sama 4.4. Gunakanlah “Gunakanlah “tankmixes”tankmixes” atau rangkaianatau rangkaian perlakuanperlakuan BACK NEXTHOMEDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 37. Terima kasih Kepada “Suhu” kami Prof. Dr. Ir. H. Abdul Latief Abadi, MS.
  • 38. Identifikasi Semai dan Biji :Identifikasi Semai dan Biji : Ukuran, warna, epikotilUkuran, warna, epikotil Ukuran, warna, hipokotilUkuran, warna, hipokotil Ukuran, warna, jumlah, tekstur, pertulangan daunUkuran, warna, jumlah, tekstur, pertulangan daun Identifikasi Paku-pakuanIdentifikasi Paku-pakuan Tidak berbungaTidak berbunga Berkembang biak menggunakan sporaBerkembang biak menggunakan spora BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 39. Keterangan : 1. Timbul/Muncul: a. Tepian b. di atas air 2. Tenggelam: a. Bebas b. Berakar 3. Mengapung: a. Bebas b. Berakar c. Pulau terapung 4. Plankton Keterangan : 1. Timbul/Muncul: a. Tepian b. di atas air 2. Tenggelam: a. Bebas b. Berakar 3. Mengapung: a. Bebas b. Berakar c. Pulau terapung 4. Plankton 4 BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 40. ““ pengamatan di lapanganpengamatan di lapangan berdasarkan autecology ”berdasarkan autecology ” Berisi :Berisi : 1.1. Bagaimana gulma tersebar dan berkelompokBagaimana gulma tersebar dan berkelompok 2.2. Stratifikasi gulmaStratifikasi gulma 3.3. Perioditas gulmaPerioditas gulma BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 41. ““ hasil penjabaran pengamatanhasil penjabaran pengamatan petak contoh di lapangan”petak contoh di lapangan” Berisi :Berisi : 1.1. JumlahJumlah 2.2. UkuranUkuran 3.3. Berat basah/keringBerat basah/kering 4.4. Luas daerah yangLuas daerah yang ditumbuhiditumbuhi BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 42. Annual weedAnnual weed ((semusimsemusim)) Tumbuh kurang dari 1 tahunTumbuh kurang dari 1 tahun Menghasilkan banyak bijiMenghasilkan banyak biji Terdiri dari :Terdiri dari : Semusim panasSemusim panas berkecambahberkecambah (musim semi)(musim semi) tumbuhtumbuh (musim panas)(musim panas) menghasilkan biji danmenghasilkan biji dan matimati (musim gugur)(musim gugur) Semusim dinginSemusim dingin berkecambahberkecambah (musim gugur)(musim gugur) tumbuhtumbuh (musim semi)(musim semi) Menghasilkan biji dan matiMenghasilkan biji dan mati (musim panas)(musim panas) BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 43. Biennial weedBiennial weed ((dua musimdua musim)) Tumbuh antara 1–2 tahunTumbuh antara 1–2 tahun Biji berkecambah dalamBiji berkecambah dalam satu musimsatu musim Menghasilkan rosetMenghasilkan roset Perennial weedPerennial weed ((tahunantahunan)) Tumbuh > 2 tahunTumbuh > 2 tahun Bereproduksi dengan biji &Bereproduksi dengan biji & menyebar secara vegetatifmenyebar secara vegetatif Sederhana :Sederhana : bereproduksi denganbereproduksi dengan biji sajabiji saja Berumbi lapis :Berumbi lapis : bereproduksibereproduksi umbi lapis, umbiumbi lapis, umbi kecil dan bijikecil dan biji Merambat :Merambat : menyebar denganmenyebar dengan stolon, rimpang danstolon, rimpang dan bijibiji BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 44. GrassesGrasses ((rerumputanrerumputan)) TermasukTermasuk monokotiledonmonokotiledon Daun kecil dan tegak lurusDaun kecil dan tegak lurus Berakar serabutBerakar serabut Titik tumbuh di bawah tanahTitik tumbuh di bawah tanah SedgesSedges ((berdaun pitaberdaun pita)) Berada di tempat basahBerada di tempat basah Batang berbentuk segitigaBatang berbentuk segitiga atau bulatatau bulat BroadleafBroadleaf ((berdaun lebarberdaun lebar)) TermasukTermasuk dikotiledondikotiledon Daun lebarDaun lebar Berakar tunggangBerakar tunggang BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 45. BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 46. Gulma AirGulma Air ((Aquatic weedsAquatic weeds)) Seluruh hidupnya di airSeluruh hidupnya di air Contoh :Contoh : Monochoria vaginalisMonochoria vaginalis PreslPresl Jussieua linifoliaJussieua linifolia Vahl.Vahl. Gulma DaratGulma Darat ((Terrestrial weedsTerrestrial weeds)) Tumbuh di lahan keringTumbuh di lahan kering Contoh :Contoh : Cyperus rotundusCyperus rotundus L.L. Menumpang pada Tanaman lainMenumpang pada Tanaman lain ((Aerial weedsAerial weeds)) Bersifat epifit dan para-sitBersifat epifit dan para-sit Contoh :Contoh : LorantusLorantus sp.sp. HymenolepisHymenolepis sp.sp. BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 47. Gulma KompetitifGulma Kompetitif Kuat dalam berkompetisiKuat dalam berkompetisi Mendominasi tanamanMendominasi tanaman budidayabudidaya Gulma ParasitGulma Parasit Hidupnya menumpangHidupnya menumpang Mengambil makanan dariMengambil makanan dari tanaman yang ditumpangitanaman yang ditumpangi Gulma EpifitGulma Epifit Hidupnya menumpangHidupnya menumpang Tidak mengambil maka-Tidak mengambil maka- nan dari inangnyanan dari inangnya Gulma RuderalGulma Ruderal Tumbuh di tempat yangTumbuh di tempat yang tidak digunakantidak digunakan Kehadirannya tidakKehadirannya tidak dipedulikan manusiadipedulikan manusia BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 48. Inate DormancyInate Dormancy Bersifat genetisBersifat genetis Kulit biji impermiableKulit biji impermiable Hambatan kemis pada kulit bijiHambatan kemis pada kulit biji Embrio rudimentairEmbrio rudimentair Induced DormancyInduced Dormancy Timbul karena kondisi lingkungan kurang menguntungkanTimbul karena kondisi lingkungan kurang menguntungkan Berubah susunan kimiawinyaBerubah susunan kimiawinya Berkecambah setelah kondisi menguntungkanBerkecambah setelah kondisi menguntungkan Enforced DormancyEnforced Dormancy Sama seperti induced dormancySama seperti induced dormancy Tidak berubah susunan kimiawinyaTidak berubah susunan kimiawinya BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 49. AirAir GasGas SuhuSuhu CahayaCahaya AnginAngin AerasiAerasi SuhuSuhu pHpH KandunganKandungan unsur haraunsur hara KelembabanKelembaban air tanahair tanah TernakTernak ManusiaManusia TANAH BIOTIK IKLIM BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 50. Cara Subyektif Sampling Acak Tidak Langsung Sampling Beraturan Sampling Bertingkat Estimasi Visual Metode Kuadrat Permanen Tidak Permanen Metode Garis Metode Titik Menentukan luas/jumlah petak contoh minimal Distribusi petak contoh Metode Pengama- tan BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 51. A. CARA SUBYEKTIFA. CARA SUBYEKTIF Keadaan hampir tidak pernah adaKeadaan hampir tidak pernah ada  vegetasi berbeda bedavegetasi berbeda beda Memilih sejumlah petak contoh yang mewakili populasiMemilih sejumlah petak contoh yang mewakili populasi Dengan melempar alat-alat petak contohDengan melempar alat-alat petak contoh BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 52. B. SAMPLING ACAK TIDAK LANGSUNGB. SAMPLING ACAK TIDAK LANGSUNG Seluruh areal dibagi dengan denganSeluruh areal dibagi dengan dengan jarak yang samajarak yang sama Pilih letak 10 petak contoh secaraPilih letak 10 petak contoh secara acakacak Buat sumbu x dan yBuat sumbu x dan y Koordinat sumbu x dan y dipilihKoordinat sumbu x dan y dipilih secara acaksecara acak Misalkan sumbu x angka 4 danMisalkan sumbu x angka 4 dan sumbu y angka 3, maka letak P(4,3)sumbu y angka 3, maka letak P(4,3) Demikian seterusnya diperolehDemikian seterusnya diperoleh Q(2,2)Q(2,2) Gambar 1. Memilih letak petak contoh BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 53. C. SAMPLING BERATURANC. SAMPLING BERATURAN Mengatasi kelemahan sampling acak tidak langsung Petak contoh secara beraturan diletakkan dengan jarak sama dalam seluruh area Pengamatan petak contoh diambil secara acak Disebut pola kisi  berjarak tetap dan beraturan Dilakukan penjelaja- han setelah sampling  mencatat jenis di- luar petak BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 54. C. SAMPLING BERTINGKATC. SAMPLING BERTINGKAT Sampling bertingkat ini diperlukan jika vegetasi terdiri beberapa blok atau stratum yang berbeda-beda fisionominya Area dibagi-bagi dalam stratum yang fisionominya sama Pada setiap stratum dilakukan sampling acak Bertujuan untuk mem- peroleh nilai variabi- litas pada petak contoh dalam stratum Gambar 3. Area yang mempunyai 3 strata BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 55. A. METODE ESTIMASIA. METODE ESTIMASI 1. Tentukan letak dan luas petak contoh 2. Pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang tetap letaknya Besaran yang dihitung berupa dominansi, dinyatakan dalam persentase penyebaran 3. Nilai dominansi dapat dihitung dengan : - Penyebaran tiap jenis dalam area dihitung dalam % - Berdasar skala abundansi, bernilai : 1-5 (Weaver, Bravn-Blanguet) 1-3 (Dekter & Wirharadja) 1-10 (Domin) 4. Kelemahan penelitian sering tidak obyektif BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 56. B. METODE KUADRATB. METODE KUADRAT  Kuadrat : satuan luas letak contoh (diukur dengan satuan kuadrat)  Petak contoh dapat berupa 4 persegi panjang, bujur sangkar atau lingkaran. Vegetasi rendah  bentuk lingkaran Herba rendah  bentuk segi panjang (bujursangkar) Masing-masing bentuk mempunyai kekurangan dan keuntungan  Metode kuadrat berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi 2 : 1. Permanen 2. Tidak Permanen BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 57. 1. METODE KUADRAT PERMANEN1. METODE KUADRAT PERMANEN  Mengamati dan mempelajari suksesi dari waktu ke waktu.  Hal ini dapat mengamati :  Perubahan vegetasi  Jumlah keuntungan semai  Cara berbiak vegetative  Ukuran masing-masing jenis  Data mikro klimatoligi dan tanah : 1. Cara destruktif 2. Cara tidak destruktif BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 58. 2. METODE KUADRAT TIDAK PERMANEN2. METODE KUADRAT TIDAK PERMANEN • Pengamatan tidak berkesinambungan • Dalam pengamatan suatu petak contoh ada dua macam cara : 1. Destruktif: merusak  pengamatan jumlah dan biomassa gulma 2. Non Destruktif: tidak merusak  pengamatan kerapatan, frekuensi, dominansi BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 59. C. METODE GARISC. METODE GARIS  Merupakan petak contoh memanjang yang diletakkan di atas komunitas vegetasi  Digunakanuntuk areal yang luas  perkebunan muda dimana populasi gulma rapat, rendah, berkelompok dengan batas kelompok yang jelas Gambar 4. Cara pengamatan dengan metode garis BACKBACK NEXTNEXTDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 60.  Alat yang digunakan pita meteran 15-25 m atau tali yang diberi tanda dengan satuan tertentu  Meteran kayu untuk mengukur panjang kelompok vegetasi  Pita meteran diletakkan diatas vegetasi, panjang kelompok vegetasi dapat diukur  Jenis tumbuhan yang diukur adalah yang dilewati garis yang dinyatakan dalam satuan panjang  Hal-hal yang dapat diukur : - Kerapatan (jumlah) - Frekuensi - Dominansi (kelindungan) BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 61. D. METODE TITIKD. METODE TITIK Metode ini efektif untuk jenis-jenis gulma yang membentuk anyaman Ujung titik memungkinkan menunjuk secara tepat setiap jenis meski populasinya rapat. Alat berupa sebuah kerangka dengan jarum kecil 5-10 cm Jenis gulma yang terkena jarum yang dihitung Parameter yang didapatkan adalah frekuensi dan dominansi, kerapatan tidak diperoleh dengan metode ini BACKBACK GAMBARGAMBARDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 62. Gambar 5. Sebuah alat untuk analisis vegetasi dengan metode titik Keterangan : a : Kerangka b : Jarum baja BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 63. 3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL - Luas dan keadaan vegetasi variasi - Berapa luas/jumlah petak contoh yang memadai - Ditentukan dengan menyusun sebuah kurva jenis Tahap-tahap: 1.Tentukan satu komunitas secara acak. 2.Ditengah komunitas letakkan p.c(1x1) p.c1 3.Catat jumlah jenis dalam p.c1 dengan sebuah tanda x pada kolom 4.Perluas 2X p.c2 (=p.c2). Catat jenis p.c1+2 5.Perluas 2X (p.c1+2+3). Catat jenisnya secara komulatif. 6.Hentikan pembuatan pc., bila kenaikan jumlah jenis menjadi tidak berarti. BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 64. PARAMETER KUALITATIFPARAMETER KUALITATIF Yang perlu diamati :Yang perlu diamati : Panjang hidup Sosiabilitas Stratifikasi Periodesitas BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 65. KOEFISIEN KOMUNITASKOEFISIEN KOMUNITAS Ialah membandingkan dua komunitas atau dua macam vegetasi dari dua daerah Rumus :Rumus : C = 2 W/A + B x 100% W = jumlah 2 kuantitas terendah untuk jenis dari komunitas A = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas pertama B = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas kedua BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 66. RINGKASAN FITOSOSIALOGIKRINGKASAN FITOSOSIALOGIK Ialah tabulasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif sehingga dapat dilihat dengan mudah BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 67. METODE KUADRATMETODE KUADRAT Kerapatan Mutlak :Kerapatan Mutlak : “ jumlah individu jenis itu dalam petak contoh “ Kerapatan Nisbi Suatu Jenis :Kerapatan Nisbi Suatu Jenis : kerapatan mutlak jenis itu X 100 % jumlah kerapatan mutlak semua jenis BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 68. METODE KUADRATMETODE KUADRAT Dominansi Mutlak :Dominansi Mutlak : “ jumlah dari nilai kelindungan/luas basal/biomassa/volume dari jenis itu“ Dominansi Nisbi Suatu Jenis :Dominansi Nisbi Suatu Jenis : nilai dominansi jenis itu X 100 % jumlah nilai dominansi mutlak semua jenis BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 69. METODE KUADRATMETODE KUADRAT Frekuensi Mutlak :Frekuensi Mutlak : jumlah petak contoh yang berisi jenis itu X 100 % jumlah semua petak contoh yang diambil Frekuensi Nisbi Suatu Jenis:Frekuensi Nisbi Suatu Jenis: nilai frekuensi mutlak jenis itu X 100 % jumlah nilai frekuensi mutlak semua jenis BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 70. METODE KUADRATMETODE KUADRAT Nilai Penting:Nilai Penting: Kerapatan nisbi + Dominansi nisbi + Frekuensi nisbi S D R suatu jenis:S D R suatu jenis: Nilai penting / 3 BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 71. KEUNTUNGAN LAINKEUNTUNGAN LAIN 1. Memperluas spektrum pemberantasan 2. Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada sifat sinergisme 3. Mematikan spesies yang paling peka dengan dosis minimum BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 72. KEUNTUNGAN LAINKEUNTUNGAN LAIN 1. Memperluas spektrum pemberantasan 2. Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada sifat sinergisme 3. Mematikan spesies yang paling peka dengan dosis minimum BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 73. 1. Surfactan Molekul yang menghubungkan permukaan dari 2 fase : cari – cair : emulsifying agent cair – udara : pembentuk busa cair – padat : wetting agent 2. Tickening / sticking agent Menambah daya pekat semprotan herbisida di permukaan daun 3. Bahan emulsi Menstabilkan emulsi formulasi herbisida 4. Water softener Mencegah pengendapan molekul herbisida BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 74. 1. Perkecambahan  Daun biji muncul bersama daun murni pertama  Ukuran tanaman kecil dan mudah dikendalikan 2. Vegetatif  Akar, batang, daun tumbuh dengan cepat  Herbisida lebih aktif dalam mengendalikan tanaman 3. Reproduksi  Menghasilkan bunga, biji dan buah  Petumbuhan tanaman terbatas -> penyerapan air & unsur hara menjadi lambat 4. Matang/dewasa  Pertumbuhan sangat sedikit  Pengangkutan air, unsur hara & herbisida sangat rendah BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 75. Cara-cara : 1. Penyiangan dengan tangan 2. Mencangkul gulma yang tumbuh 3. Mengolah tanah 4. Memotong tajuk gulma 5. Penggenangan 6. Membakarnya 7. Penutupan seresah (mulching) BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS. Ialah merusak dan melepaskan dari tempat tumbuhnya
  • 76. Cara-cara : 1. Pergiliran tanaman Menekan populasi gulma yang tidak membahayakan 2. Budidaya pertanaman  Penggunaan varietas tertentu  Penanaman rapat  Pemupukan yang cepat  Waktu tanam lambat 3. Penanganan dengan tanaman penutup tanah 4. Tumpangsari BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 77. 1. Di alam selalu ada musuh alami 2. Sangat selektif, hanya dapat menekan satu gulma 3. Hubungan spesies gulma dan musuhnya sa- ngat erat 4. Dapat menggunakan insect, ternak, ikan, dsb BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 78. 4 1.1. Mengurangi persediaan air (evatranspirasiMengurangi persediaan air (evatranspirasi yang berlebihan)yang berlebihan) 2.2. Menghambat saluran airMenghambat saluran air 3.3. Mengurangi kapasitas waduk (membentukMengurangi kapasitas waduk (membentuk massa yang banyak)massa yang banyak) 4.4. Mengurangi penetrasi cahaya matahariMengurangi penetrasi cahaya matahari 5.5. Mengurangi kadar OMengurangi kadar O22 terlarutterlarut 6.6. Mengganggu kedalaman airMengganggu kedalaman air BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 79. 4 1.1. Dapat diberantas sebelum menggangguDapat diberantas sebelum mengganggu 2.2. Dapat mencegah kerusakan mekanisDapat mencegah kerusakan mekanis perakaran tanamanperakaran tanaman 3.3. Dapat secara efektif mengendalikan se-Dapat secara efektif mengendalikan se- mak belukarmak belukar 4.4. Dapat memberantas gulma dilarikan ta-Dapat memberantas gulma dilarikan ta- namannaman BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 80. 4 1.1. Bahaya keracunan tanamanBahaya keracunan tanaman 2.2. Mempunyai efek residu pada lingkunganMempunyai efek residu pada lingkungan 3.3. Timbulnya varietas resistanTimbulnya varietas resistan 4.4. Sifatnya hanya sementaraSifatnya hanya sementara 5.5. Residu herbisida meracuni tanaman se-Residu herbisida meracuni tanaman se- lanjutnyalanjutnya BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 81. 4 FAKTOR WAKTU PENGGUNAAN FAKTOR WAKTU PENGGUNAAN Pre-planting Penyemprotan pra tanam/pra semai Pre-emergence Penyemprotan sebelum tanaman pokok muncul diatas tanah Post-emergence Penyemprotan setelah tanaman muncul BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 82. 4 FAKTOR SELEKTIFITAS FAKTOR SELEKTIFITAS Selective Non Selective FAKTOR SIFAT KERJA FAKTOR SIFAT KERJA Kontak (gramoxone) Sistemik (dalapon, glyphosate) BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 84. SENYAWA KIMIA SENYAWA KIMIA ORGANIKORGANIK ANORGANIKANORGANIK Asam sulfat Natrium arsenit Natrium klorat Amonium tiosianat Nitrofenole anilin Bensoik & fenil asetat Amida Amil karbamat Tiokarbamat Trianine Gugus glicine Substitusi fenoksi Asam halo alifatik Nitril Substitusi urea Senyawa hidrosiklik Tio karbonat BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 85. Proses Metabolisme yang Dapat Mempengaruhi Herbisida 1.Herbisida yang dapat menghambat fotosintesa 2.Penghambatan perkecambahan 3.Penghambatan pertumbuhan 4.Penghambatan respirasi / oksidasi BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 86. GULMA YANG DIKENDALIKAN GULMA YANG DIKENDALIKAN Daun lebar Teki-tekianDaun sempit BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 87. BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 88. BACKBACKDr. Ir. Agung Nugroho, MS.
  • 89. Terima kasih Kepada “Suhu” kami Prof. Dr. Ir. H. Abdul Latief Abadi, MS.