Dokumen tersebut membahas pengendalian gulma secara terpadu pada tanaman padi dengan menggunakan jamur Colletotrichum gloeosporioides (C.g.a). C.g.a ditemukan pada tahun 1969 dan mampu menginfeksi dan membunuh gulma northern jointvetch secara selektif di lahan padi. Penelitian selanjutnya menunjukkan interaksi antara C.g.a dengan pestisida kimiawi dapat meningkatkan atau menghamb
1. Pendahuluan
Pengendalian
hama
terpadu
pada
tanaman
merupakan
sebuah
konsep
yang
mengkombinasikan prisip-prinsip pengendalian hama, penggunaan, alat-alat, dan strategi
untuk menjaga kesehatan tanaman dengan meminimalkan kerusakan akibat hama (Kendrick
1988, Shaw 1982,1984). Pengendalian gulma terpadu merupakan komponen hidup dari
pengendalian hama terpadu (Shaw 1982, 1984; Smith 1982). Sistem pengendalian gulma
mengkombinasikan penggunaan dari tanaman yang resisten terhadap banyak hama, panen
yang tinggi, varietas yang dapat beradaptasi dengan baik, yang juga tahan terhadap kompetisi
dengan gulma, dengan penempatan yang tepat dan waktu pemupukan yang dapat
memberikan keuntungan kompetitif kepada tanaman.
Banyak dari elemen-elemen yang dibutuhkan untuk pengendalian gulma terpadu yang efektif
saat ini terbatas atau tidak tersedia. Beberapa yang penting yaitu pathogen tanaman dan
serangga untuk mengendalikan gulma secara selektif, varietas yang memiliki daya kompetisi
yang tinggi, varietas yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap herbisida dan residunya,
dan informasi mengenai interaksi secara kimia dan biologi yang terjadi antara pestisida dan
organisme yang ada di lahan pertanaman.
Walaupun terknologi pengendalian gulma memadukan cara secara pencegahan, budaya,
kimiawi, mekanis, dan biologis, penggunaan herbisida kemungkinan menjadi komponen
terpenting dari sistem pengendalian gulma untuk sebagian besar lahan pertanian di Amerika
Serikat.
Berapa herbisida hayati yang berasal dari mikroba telah dikembangkan untuk mengendalikan
gulma. Mikoherbisida LUBAO digunakan secara komersial di China untuk mengendalikan
hama bor (Cuscuta sp) di kedelai. Mikroba tersebut merupakan strain dari Colletotrichum
gloeosporioides yang ditemukan tahun 1963 dan pada akhir tahun 1970-an telah digunakan
pada 670.000 hektar lahan kedelai di 10 provinsi dan mengontrol hama pengebor sebanyak
85%. BIOMAL adalah mikoherbisida yang dikembangkan oleh PhilomBios in Saskatoon,
Saskatchewan, Canada untuk mengendalikan penggulung daun (Malya pusilla Sm) pada
gandum di beberapa provinsi di Kanada dan Amerika Serikat.
Strategi biologi yang lain untuk mengendalikan gulma pada padi termasuk bebek liar (Smith
dan Sullivan 1980), serangga (Oraze dan Grigarick 1992), dan padi yang mengendung produk
alami atau alelokemis. Di Arkansas, petani menggenangi sawah selama musim dingin untuk
menarik bebek liar untuk memakan benih padi merah. Strategi ini mengurangi jumlah benih
padi merah di dalam tanah. Walaupun plasma nutfah padi diidentifikasi mengandung
2. alelopati yang mengurangi ‘ducksalad’ (Heteranthera limosa (Sw.) Wild), cara ini tidak
digunakan secara komersial. Pengembangan varietas padi dengan kemampuan alelopati akan
membutuhkan transfer gen tersebut dari plasma nutfah ke varietas padi yang diinginkan
melalui teknik pemuliaan tanaman secara konvensional atau bioteknologi.
Pembahasan
Penggunaan Collego yang terpadu untuk pengendalian Gulma pada tanaman padi
Penyakit northern jointvetch ditemukan tahun1969 di universitas Arkansas, pusat penelitian
dan pengembangan padi di Stuttgart. Pathogen C.g.a menginfeksi dan membunuh benih
gulma di ruangan perkecambahan, rumah kaca dan lahan percobaan.
Penelitian awal
menunjukkan bahwa fungi tersebut menginfeksi dan membunuh hanya northern jointvetch
pada lahan padi di selatan Amerika Serikat.
Walaupun di percobaan awal dan percobaan lapangan, spora basah mengendalikan northern
jointvetch, formulasi basah dari C.g.a yang dikembangkan oleh industry juga mengontrol
jointvetch secara konsisten pada percobaan padi.
Penelitian yang intensif dilakukan pada perpaduan COLLEGO dengan herbisida, fungisida
dan insektisida kimiawi secara terpisah dalam kombinasi yang bervariasi. Banyak pestisida
kimiawi yang diaplikasikan dalam tangki pencampur atau COLLEGO inhibit C.g.a infeksi
dan mengendalikan northern jointvetch sementara yang lainnya diaplikasikan pada program
pengendalian memiliki efek yang sinergis atau tidak memberikan efek pada aktivitas C.g.a.
Consequently, interactions between chemical pesticides and plant pathogens with a microbial
herbicide range from enhancement to suppression of disease incidence.
pestisida kimiawi yang direkomendasikan