SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Perbanyakan Jamur Trichoderma, sp.
                                Skala Petani


      Potensi jamur Trichoderma,sp. sebagai agensia pengendali hayati sudah
tidak terbantahkan. Beberapa penyakit tanaman sudah dapat dikendalikan
dengan aplikasi jamur Trichoderma,sp. Diantaranya adalah busuk pangkal
batang pada tanaman panili yang disebabkan oleh jamur Fusarium, sp., Jamur
Akar Putih (JAP) yang menyerang tanaman lada dan karet dan beberapa
penyakit terbawa tanah (soil borne) lainnya.
      Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur antagonis yang bersifat
preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut
semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis
diketahui pula bahwa Trichoderma,sp. Juga berfungsi sebagai        dekomposer
dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma pada pembibitan
tanaman guna mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan
bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif
perlahan telah tumbuh.
      Penggunaan jamur Trichoderma secara luas dalam usaha pengendalian
OPT perlu disebarluaskan lebih lanjut agar petani-petani Indonesia dapat
memproduksi      jamur   Trichoderma    secara   mandiri.   Diharapkan   setelah
mengetahui langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma, petani
dapat mempraktekkan dan mengaplikasikannya.
      Berikut    dijelaskan   langkah-langkah    perbanyakan    massal    jamur
Trichoderma yang dengan mudah dilakukan oleh petani.
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk perbanyakan massal jamur
Trichoderma adalah:
Alat:
  1. Dandang sabluk
  2. Kompor Gas / Kompor minyak
  3. Bak plastik
  4. Plastik meteran (dijual dalam bentuk lembaran)
  5. Entong kayu.
Bahan:
   1.    Sekam
   2.    Bekatul (dedak)
   3.    Air
   4.    Alkohol 96 %.
   5.    Isolat (bibit) jamur Trichoderma.

            Langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma
 1. Campurkan media (sekam dan bekatul) dengan perbandingan 1:3 dalam
        bak plastik.
 2. Berikan air kedalam media tersebut kemudian aduk sampai rata.
 3. Tambahkan air sampai kelembaban media mencapai 70 % (dapat di cek
        dengan meremas media tersebut, tidak ada air yang menetes namun media
        menggumpal)
 4. Masukkan media kedalam kantong plastik.
 5. Siapkan dandang sabluk untuk menyeteril media.
 6. Isi dandang sabluk dengan air sebanyak 1/3 volume dandang.
 7. Masukkan media kedalam dandang sabluk
 8. Sterilkan media dengan menggunakan dandang sabluk selama 1 (satu) jam
        set elah air mendidih. Sterilisasi diulang 2 (dua) kali, setelah media dingin
        sterilkan kembali media selama 1 jam. Sterilisasi bertingkat ini bertujuan
        untuk membunuh mikroorganisme yang masih dapat bertahan pada proses
        sterilisasi pertama.
 9. Tiriskan media di dalam ruangan yang lantainya telah beralas plastik.
        Sebelum digunakan semprot alas plastik menggunakan Alkohol 96%.
 10. Ratakan permukaan media dengan ketebalan 1-5 cm.
11. Semprot media dengan suspensi jamur Trichoderma (isolat jamur
         Trichoderma yang telah dilarutkan kedalam air, 1 (satu) isolat dilarutkan
         dengan 500 ml air)).
      12. Tutup dengan plastik lalu inkubasikan selama 7 (tujuh) hari. Ruangan
         inkubasi diusahakan minim cahaya, dengan suhu ruangan berkisar 25-27
         derajat celcius.
      13. Amati pertumbuhan jamur Trichoderma, jamur sudah dapat dipanen setelah
         seluruh permukaan media telah ditumbuhi jamur Trichoderma, (koloni jamur
         berwarna hijau).



                         Gambar Alur Produksi Jamur Trichoderma Skala
                                           Petani



                                                                        Tambahkan air
Sekam + Bekatul               Berikan air           Aduk rata
                                                                        sampai
                                                                        kelembaban 70 %




    Semprot dengan suspensi
    jamur Trichoderma                          Tiriskan media              Sterilisasi




         Inkubasikan




        Panen dan siap
         diaplikasikan
Kunci keberhasilan perbanyakan massal jamur Trichoderma adalah:
   1. Aseptisitas proses produksi, artinya petani selaku pembuat harus
      mengetahui titik-titik kritis dimana proses produksi harus dilakukan secara
      aseptis (higienis). Penyiapan dan proses sterilisasi media merupakan titik
      kritis pertama yang harus diperhatikan.
   2. Kualitas isolat jamur Trichoderma, isolat jamur Trichoderma yang
      diperbanyak    secara   massal    harus   memenuhi      beberapa    kriteria,
      diantaranya jumlah dan viabilitas spora tinggi, umur biakan tidak lebih dari
      3 (tiga) bulan dan isolat dalam keadaan segar (baru dipindahkan ke
      media yang baru). Isolat dapat diperoleh di Laboratorium Agens Hayati
      BBP2TP Surabaya.
   3. Inkubasi. Ruangan inkubasi harus mendukung pertumbuhan jamur
      Trichoderma. Intensitas cahaya, suhu dan kelembaban ruangan harus
      diatur sedemikian rupa agar pertumbuhan jamur berjalan optimal.


   Demikian proses perbanyakan massal jamur Trichoderma skala petani
disampaikan, semoga petani Indonesia mau dan mampu memproduksi jamur
Trichoderma secara mandiri. Dengan berkembangnya penggunaan jamur
Trichoderma sebagai Agensia Pengendali Hayati oleh para petani diharapkan
pemakaian fungisida kimia yang digunakan untuk mengendalikan penyakit
tanaman dapat ditekan dan dapat menurun tiap tahunnya. (CAN)

More Related Content

What's hot

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Operator Warnet Vast Raha
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Ekal Kurniawan
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiNovayanti Simamora
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangHama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangIda Haerani
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangsujononasa
 

What's hot (19)

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Ipi161112
Ipi161112Ipi161112
Ipi161112
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 
Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)
 
Cara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulmaCara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulma
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangHama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 

Viewers also liked

Bacillus Thuringiensis
Bacillus ThuringiensisBacillus Thuringiensis
Bacillus ThuringiensisLee-Ann Tsan
 
Bacillus thurengiensis
Bacillus thurengiensisBacillus thurengiensis
Bacillus thurengiensisJazmin Caur
 
Bio-control agents: Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensis
Bio-control agents:Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensisBio-control agents:Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensis
Bio-control agents: Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensisManisha G
 

Viewers also liked (6)

Bacillus Thuringiensis
Bacillus ThuringiensisBacillus Thuringiensis
Bacillus Thuringiensis
 
trichoderma
trichodermatrichoderma
trichoderma
 
Bacillus thurengiensis
Bacillus thurengiensisBacillus thurengiensis
Bacillus thurengiensis
 
Trichoderma march 14th
Trichoderma march 14thTrichoderma march 14th
Trichoderma march 14th
 
Bt cotton
Bt cottonBt cotton
Bt cotton
 
Bio-control agents: Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensis
Bio-control agents:Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensisBio-control agents:Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensis
Bio-control agents: Insecticidal toxins of Bacillus thuringiensis
 

Similar to Trichoderma

MATERI BELAJAR SL APH.pptx
MATERI BELAJAR SL APH.pptxMATERI BELAJAR SL APH.pptx
MATERI BELAJAR SL APH.pptxDarmaMendra
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurYusuf Arie
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahsujononasa
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optAndrew Hutabarat
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanLaksamana Indra
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaEla Afellay
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn TiramPngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn TiramRidzaludin
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merangakmalkojah
 

Similar to Trichoderma (20)

MATERI BELAJAR SL APH.pptx
MATERI BELAJAR SL APH.pptxMATERI BELAJAR SL APH.pptx
MATERI BELAJAR SL APH.pptx
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
 
Jamur tiram
Jamur tiramJamur tiram
Jamur tiram
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
Laporan Stula
Laporan StulaLaporan Stula
Laporan Stula
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Budidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiramBudidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiram
 
Budidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiramBudidaya jamur tiram
Budidaya jamur tiram
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
 
jamur Trichoderma 2
jamur Trichoderma 2jamur Trichoderma 2
jamur Trichoderma 2
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn TiramPngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
Pngrsn Pnykt&Prsk Cdwn Tiram
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merang
 

Trichoderma

  • 1. Perbanyakan Jamur Trichoderma, sp. Skala Petani Potensi jamur Trichoderma,sp. sebagai agensia pengendali hayati sudah tidak terbantahkan. Beberapa penyakit tanaman sudah dapat dikendalikan dengan aplikasi jamur Trichoderma,sp. Diantaranya adalah busuk pangkal batang pada tanaman panili yang disebabkan oleh jamur Fusarium, sp., Jamur Akar Putih (JAP) yang menyerang tanaman lada dan karet dan beberapa penyakit terbawa tanah (soil borne) lainnya. Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma,sp. Juga berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma pada pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan telah tumbuh. Penggunaan jamur Trichoderma secara luas dalam usaha pengendalian OPT perlu disebarluaskan lebih lanjut agar petani-petani Indonesia dapat memproduksi jamur Trichoderma secara mandiri. Diharapkan setelah mengetahui langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma, petani dapat mempraktekkan dan mengaplikasikannya. Berikut dijelaskan langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma yang dengan mudah dilakukan oleh petani.
  • 2. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk perbanyakan massal jamur Trichoderma adalah: Alat: 1. Dandang sabluk 2. Kompor Gas / Kompor minyak 3. Bak plastik 4. Plastik meteran (dijual dalam bentuk lembaran) 5. Entong kayu. Bahan: 1. Sekam 2. Bekatul (dedak) 3. Air 4. Alkohol 96 %. 5. Isolat (bibit) jamur Trichoderma. Langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma 1. Campurkan media (sekam dan bekatul) dengan perbandingan 1:3 dalam bak plastik. 2. Berikan air kedalam media tersebut kemudian aduk sampai rata. 3. Tambahkan air sampai kelembaban media mencapai 70 % (dapat di cek dengan meremas media tersebut, tidak ada air yang menetes namun media menggumpal) 4. Masukkan media kedalam kantong plastik. 5. Siapkan dandang sabluk untuk menyeteril media. 6. Isi dandang sabluk dengan air sebanyak 1/3 volume dandang. 7. Masukkan media kedalam dandang sabluk 8. Sterilkan media dengan menggunakan dandang sabluk selama 1 (satu) jam set elah air mendidih. Sterilisasi diulang 2 (dua) kali, setelah media dingin sterilkan kembali media selama 1 jam. Sterilisasi bertingkat ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang masih dapat bertahan pada proses sterilisasi pertama. 9. Tiriskan media di dalam ruangan yang lantainya telah beralas plastik. Sebelum digunakan semprot alas plastik menggunakan Alkohol 96%. 10. Ratakan permukaan media dengan ketebalan 1-5 cm.
  • 3. 11. Semprot media dengan suspensi jamur Trichoderma (isolat jamur Trichoderma yang telah dilarutkan kedalam air, 1 (satu) isolat dilarutkan dengan 500 ml air)). 12. Tutup dengan plastik lalu inkubasikan selama 7 (tujuh) hari. Ruangan inkubasi diusahakan minim cahaya, dengan suhu ruangan berkisar 25-27 derajat celcius. 13. Amati pertumbuhan jamur Trichoderma, jamur sudah dapat dipanen setelah seluruh permukaan media telah ditumbuhi jamur Trichoderma, (koloni jamur berwarna hijau). Gambar Alur Produksi Jamur Trichoderma Skala Petani Tambahkan air Sekam + Bekatul Berikan air Aduk rata sampai kelembaban 70 % Semprot dengan suspensi jamur Trichoderma Tiriskan media Sterilisasi Inkubasikan Panen dan siap diaplikasikan
  • 4. Kunci keberhasilan perbanyakan massal jamur Trichoderma adalah: 1. Aseptisitas proses produksi, artinya petani selaku pembuat harus mengetahui titik-titik kritis dimana proses produksi harus dilakukan secara aseptis (higienis). Penyiapan dan proses sterilisasi media merupakan titik kritis pertama yang harus diperhatikan. 2. Kualitas isolat jamur Trichoderma, isolat jamur Trichoderma yang diperbanyak secara massal harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya jumlah dan viabilitas spora tinggi, umur biakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dan isolat dalam keadaan segar (baru dipindahkan ke media yang baru). Isolat dapat diperoleh di Laboratorium Agens Hayati BBP2TP Surabaya. 3. Inkubasi. Ruangan inkubasi harus mendukung pertumbuhan jamur Trichoderma. Intensitas cahaya, suhu dan kelembaban ruangan harus diatur sedemikian rupa agar pertumbuhan jamur berjalan optimal. Demikian proses perbanyakan massal jamur Trichoderma skala petani disampaikan, semoga petani Indonesia mau dan mampu memproduksi jamur Trichoderma secara mandiri. Dengan berkembangnya penggunaan jamur Trichoderma sebagai Agensia Pengendali Hayati oleh para petani diharapkan pemakaian fungisida kimia yang digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman dapat ditekan dan dapat menurun tiap tahunnya. (CAN)