Makalah ini membahas tentang Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi Desalinasi, dan Teknik Membran. Secara ringkas, desalinasi adalah proses pemisahan air tawar dari air laut menggunakan teknologi distilasi atau reverse osmosis. Teknologi desalinasi utama adalah Multi Stage Flash, Multi Effect Distillation, dan Reverse Osmosis yang memanfaatkan panas dan membran. Ada berbagai jenis membran berdasarkan prinsip kerjanya.
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran (By. Nasrullah Hanif Maulana)
1. TUGAS MATA KULIAH
DESALINASI
Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan
Jenis Membran
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Nama : Nasrullah Hanif Maulana
NIM : 1310180003
Prodi : Ilmu Kelautan 2018
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2022
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunianya, tugas
makalah yang berjudul “Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis
Membran”, dapat terselesaikan meskipun jauh dari kata sempurna.
Terimakasih tak lupa kami haturkan pada Dosen yang telah memberikan tugas
untuk pengumpulan data, penyusunan data, sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami berharap kesediaannya dalam
memberikan kritik, saran dan usulan sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Semoga isi makalah sederhana ini dapat menambah wawasan untuk mahasiswa
dan dapat dipahami dengan mudah oleh siapapun yang membacanya, dan tak kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan, maupun kata-kata yang kurang berkenan.
Tuban, 3 Desember 2022
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….…………………………………...….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...……
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..……………
1.1 Latar belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….
1.4 Manfaat …………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Perkembangan Desalinasi.........................................................….
2.1.1 Pengertian desalinasi air laut
2.1.2 Sejarah Proses Desalinasi
2.1.3 Jenis Desalinasi
2.2 Teknologi Desalinasi …..………….........................…………………………….
2.2.1 Multi Stage Flash (MSF)
2.2.2 Multi Efftect Distillation (MED)
2.2.3 Membran Reverse Osmosis (RO)
2.3 Membran …………………………………..…..............................………..
2.3.1 Klasifikasi membran.
2.3.2 Jenis membran berdasarkan driving forcce
2.3.3 Jenis membran berdasarkan morfologi
2.3.4 Jenis membran berdasarkan bahan dasar pembuatnya
2.3.5 Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahannya
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….…..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air laut sangat diketahui betapa melimpah khususnya di negara kita Indonesia yang
merupakan negara kepulauan. Air laut adalah sumber penting juga bagi kehidupan manusia,
dimana pada umumnya air laut sangat berkontribusi besar bagi petani garam Indonesia. Air
dengan rumus H2O ini juga yang persentasenya kira-kira 70% pada permukaan bumi adalah
air laut yang asin. Sangat diketahui meski dengan jumlah yang melimpah pemanfaata nnya
masih belum luas, seperti halnya untuk dijadikan air minum. Dengan angka data statistik total
perusahaan air besih pada tahun 2015 baru mencapai 539 perusahaan, yang kapasitas efektif
produksi 167.915 liter per detik. Namun Indonesia sebagai negara kepulauan ini memiliki
sumber air laut yang banyak atau melimpah, tapi kita mengetahui Indonesia sangat kekurangan
air tawar yang bersih apalagi disaat musim kemarau yang panjang. Dan ini pernah terjadi pada
tahun 2015 pada pertengahan September yang kita tahu ini adalah dampak dari suatu fenomena
El Nino. Dampak ini meliputi beberapa wilayah yang kita tahu adalah wilayah yang tidak lepas
dari jumlah daerah pantai yang luas, seperti Provinsi Bali salah satunya. Sehingga fenomena
kemarau yang terjadi ini banyak masyarakat khususnya daratan timur Indonesia mengkonsumsi
air tidak bersih dan menyebabkan sebagian besar masyarakat yang mengkonsumsinya
terserang penyakit diare. Dengan ini saya akan meneliti tentang pemanfaatan air laut untuk
digunakan untuk air minum layak konsumsi. Penulis memikirkan sebuah gagasan bagaimana
air laut dapat di olah dengan cara desalinasi. Alasan inilah yang membuat penulis harus berpikir
keras dalam menciptakan sebuah eksperimen melalui prototipe untuk memanfaatkan air laut
agar dapat disuling menjadi air tawar yang layak di minum. Penulis sudah mengetahui dimana
beberapa sistem penyulingan air laut dengan cara destilation memanfaatkan uap air laut
menjadi air tawar. Namun penulis harus mempunyai ekperimen alat yang berbeda, dimana alat
tersebut memliki kesatuan dengan wadah hasil desalinasi air laut, penulis menarik kesimpulan
untuk menggunakan filter tempurung kelapa yang tentunya belum banyak orang mngetahui
kegunaan tempurung kelapa tersebut yang mampu untuk menangkap organisme dalam air laut,
dimana organisme ini yang mempengaruhi keasinan air laut itu sendiri.
1.2 Rumusan masalah
1. Pengertian dan Perkembangan Desalinasi
2. Teknologi Desalinasi
3. Teknik Membran
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini untuk mengetahui Pengertian dan Perkembangan Desalinasi,
Teknologi Desalinasi, Teknik Membran.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi penulis seperti
pengalaman untuk mengumpulkan data. Disamping itu, penulis juga mendapat ilmu untuk
memahami dan menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini.
2. Bagi pembaca
Pengumpulan data ini bermanfaat untuk menambah wawasan mahasiswa. mengetahui
Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi Desalinasi, Teknik Membran.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Perkembangan Desalinasi
2.1.1 Pengertian desalinasi air laut
Desalinasi air laut merupakan cara memisahkan air tawar dari air laut. Dimana penulis
pada bagian ini memasukan kerangka pikir penulis untuk memahami sumber bacaan pada
Wikipedia tentang desalinasi yang merupakan proses yang menghilangkan komponen mineral
air dari garam (The American Heritage Science Dictionary). Namun secara umum desalinasi
mengacu pada sebuah proses penghilangan garam dan mineral dari suatu substansi target,
seperti halnya terhadap desalinasi tanah dalam lingkup pertanian. Air asin hasil desalinasi
sangat cocok untuk konsumsi manusia maupun organisasi, adapun produk dari hasil desalinasi
adalah garam. Desalinasi sangat banyak di jumpai pada kapal laut dan kapal selam:
(Panagopoulos, Argyris; Haralambous, Katherine-Joanne; Loizidou, Maria (25 November
2019). Secara umum air laut air laut adalah jenis air yang tidak pernah habis, namun
pemanfaatan air laut masih sangat kurang. Khususnya untuk mengolah air laut menjadi air
tawar atau air bersih yang layak perlu diketahui dalam instalasi desalinasi ada hal yang perlu
diperhatikan seperti: sistem hisapan air laut, pompa penghisap, saringan (screen) dan sarangan
(filter), jaringan pipa air produk desalinasi, tangka penampungan (storage tank), peralatan
penerima dan pembagi aliran listrik (panel distribiton box).
2.1.2 Sejarah Proses Desalinasi
Sejarah teknologi desalinasi dimulai di awal abad ke 19, yang dimulai dengan teknologi
submerge tube. Dalam kurun waktu 40 tahun perkembangannya tidak begitu menonjol.
Teknologi desalinasi ini justru cepat berkembang ketika perang dunia kedua meletus di awal
tahun 1940. Ketika itu dibutuhkan pasokan air minum bag! prajurit yang berada di daerah
terpencil dankesulitan untuk mendapatkan air minum. Pada akhir tahun 1960, instalasi
desalinasi jenis themial sudah dapat menghasilkan air bersih sebanyak 8000 m^/hari atau 2
mgd. (1m^ = 4000 mgd USA). Di awal tahun 1970, teknologi membran seperti electro dyallsis
dan reverse osmosis mulai berkembang dan menarik perhatian, serta dapat bersaing dengan
teknologi sebelumnya. Hal ini disebabkan kemampuan dan keleluasaannya dalam beroperasi
untuk memenuhl kebutuhan airminum di daerah perkotaan, Industri dan pahwisata.
2.1.3 Jenis Desalinasi
Desalinasi air laut memisahkan air tawar dari air laut. Proses desaiinasi dapat dilakukan
dengan distilasl atau reverse osmosis. Pemisahan air tawar dari air taut atau air payau
merupakan perubahan fase air, sedangkan reverse osmosis memisahkan air tawar dengan
menggunakan perbedaan tekanan dan semi permeable membrane. DI samping peralatan yang
spesitlk untuk tiap instalasi desalinasi. peratalan-peralatan lain yg umum terdapat pada suatu
instalasi desaiinasi adalah : sistem hisapan air laut/air baku, termasuk pompa penghisap,
saringan Cscreen) dan sarangan (filter), jaringan plpa air produk desalinasi, tangki
penampungan (storage tank), peralatan penerima dan pembagi aiiran listrik (panel distribution
box).
6. Pemilihan proses teknologi desalinasi didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:
1. Salinitas (kadar zat teriarut air masukan)
2. Kualltas air bersih yang ditnginkan
3. Sumber energi yang akan digunakan untuk produksl air
4. Debit air yang diperlukan
5. Faktor ekonomi, keandalan. kemudahan operasi dan perawatannya.
Teknologi desalinasi termal jenis Multistage Flash (MSF), MultiEffect Distillation
(MED) dan Multi Vapour Compression (MVC) dapat memumikan air dari kadar 55000 ppm
menjadi sekitar 10 ppm, sedangkan proses membran jenis Reverse Osmosis (RO) dengan sekali
proses dapat menghasilkan air tawar dengan IDS berkisar antara 350-500 ppm.®' Pada proses
distiilasi air laut/air baku dipanasi agar air tawar yang terkandung di dalamnya mendidih dan
menguap, kemudian uapnya di embunkan untuk memperoieh air tawar. Proses distilasi ini
dapat menghasilkan air tawar berkualitas tinggi dibandingkan dengan kualitas air tawar yang
dihasilkan oleh proses lain.Pada tekanan 1 atm air akan mendidih dan menguap pada suhu 100°
C. namun air di dalam alat penguap (evaporator) mendidih dan menguap pada suhu kurang dari
100° C bila tekanan di dalam evaporator diturunkan dibawah 1 Atm atau dalam keadaan
vacuum. Penguapan air memerlukan panas penguapan berupa panas latent yang terkandung
dalam uap yang dihasilkan. Sebaliknya pada saat uap menyembur panas latentnya dilepaskan
yang dapat memanasi air laut/baku umpan sebagai pemanasan pendahuluan (preheating) atau
menguapkannya."'
Pada proses distilasi,air la'Jt/air baku digunakan sebagai bahan air umpan pembuatan air
tawar maupun sebagai media pendingin, dengan jumlah yang diperlukan kurang dari 8-10 kali
dari Jumlah air tawar yang dihasilkan. Uap dari ketel uap atau sumber lain digunakan sebagai
pemanas dengan tekanan 2-3,5 kg/cm dan penjalan ejector dengan tekanan 10-12 kg/cm. Pada
umumnya jumlah uap untuk pemanasan antara 1/8 sampai 1/6 dari jumlah air tawar yang
dihasilkan, perbandingan antara jumlah air tawar yang dihasilkan dengan jumlah uap yang
diperlukan disebut performance ratio (PR) dalam proses reverse osmosis atau Gained Output
Ratio (GOR) dalam proses distilasi.
Masalah yang umum terdapat pada proses distilasi iaiah terjadinya pengkerakan dan
korosi pada bagian bagian peraiatan. Timbulnya lapisan kerak pada pipa-pipa penukar panas
evaporator menyebabkan turunnya kemampuan pemindahan panas yang berakibat menurunnya
jumlah air tawar yang dihasilkan, pada keadaan yang demikian instalasi perlu dimatikan untuk
pelaksanaan pembersihan kimia (chemical cleaning). Untuk mencegah atau menghambat
proses pengkerakan itu perlu dilakukan proses treatment yang tepat dan teratur. Terjadinya
korosi pada bagian peraiatan sudah pasti 68 Uraian Umum Tentang Teknologi Desalinasi (An
Nugmho) akan mengganggu pengoperasian instalasi, selain menuainnya hasil produk airtawar,
untuk perbaikannya pun memerlukan waktu dan biaya yang tinggi, ofeh sebab itu dl dalam
desainnya diperlukan material yang sesual dengan kondisi pengoperaslannya.
2.2 Teknologi Desalinasi
2.2.1 Multi Stage Flash (MSF)
Dalam proses MSF, air laut disalurkan ke dalam vessel yang dinamakan brine heater
untuk dipanaskan, Proses pemanasan dilakukan dengan cara menyemprotkan uap panas yang
keluar dari turbin pada pembangkit listrik. Air laut yang sudah dipanaskan kemudian dialirkan
kevessel berikutnya yang dinamakan stage. Di tempat ini tekanan dikondisikan menjadi lebih
7. rendah dari stadium sebelumnya. Perubahan tekanan akan menyebabkan air laut yang masuk
menjadi mendidih secara mendadak (flashing) dan menyebabkanterjadinya uap air
(watervapour)
Proses teknologidesalinasi jenis MSF Proses ini akan terus berlanjut pada stage
berikutnya sampai airmenjadi dingin dan tidak menghasilkan uap air lagi. Biasanya stadium
ini berjumlah 15 sampai 25. Penambahan jumlah stage akan menambah capital cost dan
menambah rumit pengoperasian. Uap air yang dihasilkan dari flashing ini dikondensasi pada
tabung yg ada pada tiap sfage.Tabung ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan air
laut masukan ke dalam brine heater. Pada proses kondensasi ini juga akan menghangatkan air
iaut masukan, sehingga jumlah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air laut masukan di
brine heater menjadi lebih kecil. Kapasitas dari instalasi ini 4000 - 57000 mS/hari (1-15 mgd).
Suhu maksimum (Top Brine Temperatur) dari airlaut yang keluar dari brine heater adalah 90-
110 °C, Menambahkan suhu akan menambah kinerja dari instalasi ini, tetapi dilain pihak juga
akan merugikan, sebab akan mempercepat proses pembentukan scalingdan korosi dari
permukaan logam
2.2.2 Multi Efftect Distillation (MED)
Pada teknologi desalinasi jenis MED (Multi Effect Distillation) digunakan prinsip
evaporasi dan kondensasl. Cara keija dari teknoiogl ini adalah dengan cara menyemprotkan
(spray) air laut masukan pada permukaan. evaporator. Permukaan evaporatorin! biasanya
berbentuk tabung (tubes) yang dilapisi film tipis (thin film) untuk mempercepat pendidiha n
dan penguapan SI nm: P-Pacsun.
Proses teknologi desalinasi jenis MED Proses penguapan pertama terjadi dengan
menggunakan uap panas buangan dari pembangkit listrik/boiler yang keluar dari turbin. Uap
itu memberikan panas untuk proses desalinasi dan sekaligus juga terkondensasi menjadi air
yang kemudian dikemballkan lagi ke boiler pada pembangkit listrik. Uap yang dihasilkan pada
proses terakhir dikondensasikan pada heat exchanger yang terpisah yang dinamakan final
condenser. Temperatur pada setiap efek dari MED diatur oleh sistem hampa udara yang
terpisah. Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini digunakan alat thennal vapour compression
yang berguna untuk menguranyi jumlah efek dari MED untuk memproduksi air tawar dalam
jumlah yang sama. Umumnya instalasi desalinasi ini terdiri dari 8-16 efek Effesiensi thermal
dari proses ini tergantung dari jumlah efek yang digunakan. Kapasitas air tawar yang dihasilkan
oleh MED berkisar antara 2000 - 20.000 m3/hari (0.5 - 5 mgd).
2.2.3 Membran Reverse Osmosis (RO)
Bila air tawar dan air laut dipisahkan oleh suatu dinding semi permeable membrane maka
air tawar akan meresap menembus dinding pemisah itu ke bagian air laut. peristiwa ini disebut
'peristiwa osmosis'. Air tawar akan terus menembus dinding pemisah itu ke bagian air laut
walau tidak diberi tekanan. Kekuatan efektif pendorong penembusan itu dinamakan osmotic
pressure. Penembusan akan berhenti dengan sendirlnya pada kondisi perimbangannya
(equilibrium) di osmotic pressure tertentu. Besar osmotic pressure tergantung. dari
karakteristik membran,suhu dan kepekatan air laut/air baku. Pada sistem RO ini air laut diberi
tekanan agar tetjadi hal kebalikannya, yaitu air tawar yang terkandung di dalam air laut keluar
menembus dinding pemisah (membrane) maka peristiwa itu dinamakan peristiwa
reverseosmosis.
Jumlah air masukan yang dibuang menjadi brine pada proses ini berkisar antara 20 - 70
%, hal initergantung darl kadar garam air masukan, tekanan dan jenis membran. Sistem RO
8. tetdiri beberapa komponen penting yaitu pre treatment, high pressure pump, membrane
assembly dan post treatment. Pre treatment sangat penting pada proses RO, hal ini berguna
untuk mencegah dan mengurangi penumpukan garam dan pertumbuhan blcta bu' pada
membran.
Biasanya proses pre treatment 'ni terdiri darl:
1. Oh'.orinasi guna pengendaliar: mlKrc organisms
2. Coagulant dan media fiitrasi, untuk menurunkan padatan.
3. Scale inhibitor, untuk menghambat pengkerakaii pada membran
4. Final cartridge Tilter. sebagal pengaman
5. Sodium bisulfit, untuk mengimbangi ohioiine Pada proses ini,
tekanan yang dibedakan oleh pompa pada air taut masukan {feed water) adalah sebesar
54 - 80 bar (800 - 1180 psi) , sedangkan bila menggunakan air payau {brackish water) sebagai
air umpan, tekanan yang diberikan adalah sebesar 15 - 25 bar( 225-375 psi).^' Bagian inti dari
instalasi RO adalah RO module, yang berbentuk suatu bejana tekan silindris berisi beberapa
ratus ribu serat fibre sehalus rambut yang bagian dalamnya berlubang {fine hollow fiber).
Dengan demikian suatu RO module mempunyai luas permukaan dinding membrane yang besar
dan dapat menghasilkan air tawar dalam jumlah besar. Air umpan masuk ke dabm lubang
lubang halus serat fiber. Karena oitekan air Tgwar akan merembas ksiuar dari dinding fiber
menjadi produk air tawar, sedangkan sisanya yang kental dan disebut brine terbuang Keluar
melaiui throtus valve yang juga berfungsi sebagai pengatur tekanan pada saluran masuk ke RO
modul agar selalu konstan.
Perlakusn akhir tarhadap produk air adalah Injeksi alkali untuk menaikkan pH sesuai
yang diperiukan, dan chlorinisasi bila produk aimya digunakan untuk air minum. Padatan
terlarut dan tersuspensi (TDS) produk air dari proses RO ini adalah antara 300- 600 ppm,
namun bila dikehendaki TDS yang lebih rendah, dapat digunakan instalasi yang dipasang
secara seri.
2.3 Pengertian Membran dan Jenis – jenisnya
Membran merupakan lapisan tipis diantara dua fasa yang bersifat selektif
(semipermeabel) dan berfungsi mengatur perpindahan komponen pada dua kompartemen
yang berdekatan tersebut. Hal ini berarti, jika dua larutan umpan yang terdiri dari dua
komponen atau lebih dikontakkan/ dilewatkan pada sebuah membran, maka terdapat
komponen yang akan tertahan oleh membran dan komponen lain yang dapat melewati
membran. Komponen umoan yang tertahan oleh membran disebut sebagai retentat
(konsentrat) seddangkan komponen umpan yang melewati membran disebut permeat.
Ilustrasi membran dan sifat permeabelnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2.3.1 Klasifikasi membran.
Mulder (1996) mengklasifikasikan membran menjadi beberapa golongan sebagai berikut :
· Berdasrkan driving force
· Berasarkan morfologi
· Berdasarkan material pembuatnya
9. · Berdasrkan struktur dan prinsip pemisahan
2.3.2 Jenis membran berdasarkan driving forcce
Berdasarkan driving forcenya membran dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu gradien
tekanan (ΔP), gradien konsentrasi (ΔC), gradien electricity (ΔE) dan gradien temperatur (ΔT).
Masing-masing jenis membran tersebut dan aplikasinya dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 jenis membran berdasarkan driving force (dimodifikasi dari Susanto (2011))
Driving
force
Jenis membran Struktur/ukuran
pori
Aplikasi
ΔP
ΔC
ΔE
ΔT
Mikrofiltrasi
Ultrafiltrasi
Nanofiltrasi
Reverse
osmosis
Dialisis
Pervaporasi
Elektrodialisis
Membran
distilasi
0,1-10 μm
2-100 nm
̴ 1 nm
0,3-0,5 nm
2-100 nm
Tidak berpori
Tidak
berpori/berpori
berpori
Sterilisasi, pemisahan
padatan tersuspensi
Pemekatan larutan
makromolekul (protein)
Pemisahan multivalent ion
dari air
Desalinasi, produksi air
murni
Hemodialisis
Produksi etanol absolut
Desalinasi, produksi asam
amino
Desalinasi
2.3.3 Jenis membran berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologinya, membran dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Membran Simetris
Membran simetris adalah membran yang memiliki ukuran pori-pori yang homogen, baik
sisi dalam maupun sisi luarnya. Ketebalannya berkisar antara 10-200 nm. Contoh membran
simetrik adalah membran-membran mikrofiltrasi atau membran ultrafiltrasi yang dibuat
dengan metode track-etching yang biasa terbuat dari polimer polikarbonatatau polietilen
terepthalat (PET).
b. Membran asimetris
Membran asimetris adalah membran yang struktur bagian luarnya berbeda dengan struktur
bagian dalam. Ketebalan sisi luar sekitar 0,1-0,5 μm untuk semua jenis membran sedangkan
sisi bagian dalam lebih renggang dengan ketebalan antara 50-200 μm.
2.3.4 Jenis membran berdasarkan bahan dasar pembuatnya
Berdasarkan bahan dasarnya, membran digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Membran biologis
Membran yang terdapat pada bagian tubuh makhluk hidup yang terdiri atas struktur dasar
dari dua lapisan lemak. Struktur membran ini lebih kompleks dibanding membran buatan
manusia. Contohnya : ginjal, sel kulit dll.
b. Membran sintesis
Membran sintesis adalah membran buatan yang sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu.
Menurut Mulder (1996) membran ini digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : membran organik
10. dan membran anorganik. Membran organik adalah membran yang bahan dasar utamanya
polimer dan makromolekul yang berasal dari senyawa organik yang dibuat pada suhu rendah
(suhu kamar). Contohnya : polyethersulfone, selulosa asetat, poliamida (PA), poliakronitril
(PAN) dan lain sebagainya. Sementara membran anorganik adalah membran yang bahan dasar
utamanya berasal dari senyawa anorganik. Contohnya seperti ZrO2 dan γ-Al2O3, membran
gelas dari SiO2 (Mulder, 1996).
2.3.5 Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahannya
Berdasarkan struktur dan prinsip pemisahannya membran digolongkan menjadi tiga jenis yaitu
:
a. Membran berpori
Yaitu membran yang memiliki pori-pori dengan prinsip pemisahan yang didasarkan pada
perbedaan ukuran partikel dengan ukuran pori membran. Selektifitas pemisahan ditentukan
oleh ukuran pori dan hubungannya dengan partikel yang akan dipisahkan
b. Membran tak berpori
Yaitu membran memisahkan molekul-molekul yang tidak dapat dipisahkan dengan membran
berpori. Prinsip pemisahannya berdasarkan perbedaan kelarutan dan atau kemampuan
berdifusi.
c. Membran cair
Membran cair adalah membran yang pemisahannya tidak ditentukan oleh membrannya
ataupun bahan pembentuk membran tersebut, tetapi oleh sifat molekul pembawa yang spesifik.
Media pembawa merupakan cairan yang terdapat dalam pori-pori membran berpori.
11. BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Desalinasi air laut merupakan cara memisahkan air tawar dari air laut. Dimana penulis
pada bagian ini memasukan kerangka pikir penulis untuk memahami sumber bacaan pada
Wikipedia tentang desalinasi yang merupakan proses yang menghilangkan komponen mineral
air dari garam (The American Heritage Science Dictionary). Namun secara umum desalinasi
mengacu pada sebuah proses penghilangan garam dan mineral dari suatu substansi target,
seperti halnya terhadap desalinasi tanah dalam lingkup pertanian.
Jenis Desalinasi
Desalinasi air laut memisahkan air tawar dari air laut. Proses desaiinasi dapat dilakukan
dengan distilasl atau reverse osmosis. Pemisahan air tawar dari air taut atau air payau
merupakan perubahan fase air, sedangkan reverse osmosis memisahkan air tawar dengan
menggunakan perbedaan tekanan dan semi permeable membrane.
Pemilihan proses teknologi desalinasi didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:
1. Salinitas (kadar zat teriarut air masukan)
2. Kualltas air bersih yang ditnginkan
3. Sumber energi yang akan digunakan untuk produksl air
4. Debit air yang diperlukan
5. Faktor ekonomi, keandalan. kemudahan operasi dan perawatannya.
Membran merupakan lapisan tipis diantara dua fasa yang bersifat selektif
(semipermeabel) dan berfungsi mengatur perpindahan komponen pada dua kompartemen yang
berdekatan tersebut. Hal ini berarti, jika dua larutan umpan yang terdiri dari dua komponen
atau lebih dikontakkan/ dilewatkan pada sebuah membran, maka terdapat komponen yang akan
tertahan oleh membran dan komponen lain yang dapat melewati membran. Komponen umoan
yang tertahan oleh membran disebut sebagai retentat (konsentrat) seddangkan komponen
umpan yang melewati membran disebut permeat.
Membran dibedakan berdasarkan 4 jenis antara lain :
i) Jenis membran berdasarkan driving forcce
ii) Jenis membran berdasarkan morfologi
iii) Jenis membran berdasarkan bahan dasar pembuatnya
iv) Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahannya
12. DAFTAR PUSTAKA
Penyu laut, merupakan reptil laut purba yang diproteksi secara global.(Penyu et al.,
2019)
URAIAN UMUM TENTANG TEKNOLOGI DESALINASI.(Umum, Teknologi and
Desalinasi, no date)
Air laut sangat diketahui betapa melimpah khususnya di negara kita Indonesia
yang(Rahmadianto and Malang, 2021)
Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari sekitar 99,8% pulau
kecil.(Pembelajaran and Seribu, 2013)
Membran merupakan lapisan tipis diantara dua fasa yang bersifat selektif
(semipermeabel) dan berfungsi mengatur perpindahan komponen (‘Untukmu yang
Berjiwa Hanif_ Pengertian Membran dan Jenis – jenisnya’, no date)