SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MAKALAH TEKNIK PENYEHATAN
“ PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR
DENGAN CARA DESALINASI”
DISUSUN OLEH :
1. NOUSSEVA RENNA 5415164015
2. PRISMA CEILA PERDANA 5415162509
PENDIDIKAN VOKASIONAL KONSTRUKSI BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di
bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air, sungai,
danau dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air
dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu menguapkan
air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh panas
matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami
kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan
menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah
menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut
air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi
kembali ke laut.
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar
sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi
masyarakat yang tinggal di daerah pantai, pulau kecil seperti Kepulauan Seribu
air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika
musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai
atau pulau kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air
yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat
mencukupi kebutuhan pada musim kemarau.
Padahal kita ketahui bahwa sebenarnya sumber air laut itu begitu melimpah,
namun, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang
justru berkembang pada daerah pantai kekurangan air. Melihat kenyataan
semacam itu manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi
air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling,
filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat
melimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air
tawar.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan
sistem pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel.
Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput penyaring skala
molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak
dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul
air.
Teknologi pengolahan air laut yang akan dibahas pada ini terutama yang
menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel. Teknologi
pengolahan air asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosis balik
(Reverse Osmosis disingkat RO). Metode ini dipilih karena mudah dilakukan,
efesien, dan lebih ekonomis jika dibandingkan dengan metode desalinasi yang
lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan proses desalinasi air laut?
2. Apa saja tahapan desalinasi air laut?
3. Apakah yang dimaksud dengan proses osmosis terbalik (RO)?
4. Bagaimana prinsip kerja desalinasi air laut dengan metode osmosis terbalik?
5. Jenis membran apa yang digunakan pada proses desalinasi air laut dengan
menggunakan metode osmosis terbalik?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu proses desalinasi air laut
2. Dapat mengetahui proses osmosis terbalik (RO)
3. Dapat mengetahui prinsip kerja desalinasi air laut dengan metode osmosis
terbalik
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DESALINASI AIR LAUT
Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam pada air laut, air payau,
atau air limbah. Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air laut
menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia (Retno, 2001).
Bagian dari air murni terbentuk dalam aliran produk, garam yang terlarut
terkumpul dalam aliran limbah (brine) yang dibuang dari sistem sebagai blow
down. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan
garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan
domestik, industri, dan pertanian (Majari Magazine, 2011).
Instalasi desalinasi biasanya menggunakan air laut (langsung dari lautan
diambil jauh dari pantai dan garis pipa, atau dari mata air dekat pantai, atau laut
dalam), air tanah yang payau atau air yang dikembalikan sebagai umpan. Hampir
semua proyek desalinasi dalam skala besar menggunakan air laut sebagai umpan.
Air laut yang digunakan sebanyak 72,9% sebagai umpan instalasi desalinasi.
Pipa pengambilan umpan air untuk instalasi desalinasi harus diletakkan jauh dari
saluran buangan pabrik untuk menghindari agar buangan tidak terambil.
Produk air desalinasi biasanya lebih murni dari air minum standar. Jadi ketika
air hendak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari biasanya dicampur dengan air
yang mengandung TDS yang lebih tinggi. Air hasil desalinasi murni biasanya
sangat asam dan menyebabkan korosi pada pipa jadi harus harus dicampur
dengan sumber air lain yang diambil dari luar atau dengan mengatur pH,
kesadahan dan alkaliitas sebelum dialirkan keluar (Retno, 2001).
Dalam pemisahan air asin menjadi air tawar, ada beberapa teknologi proses
desalinasi yang telah banyak dikenal antara lain proses destilasi, teknologi
proses dengan menggunakan membran (osmosis terbalik), proses pertukaran ion,
dan lain-lain. Air laut telah menjadi bahan baku produksi air bersih bahkan sejak
60-an tahun yang lalu melalui proses desalinasi. Desalinasi air laut merupakan
istilah umum yang menggambarkan penyisihan kandungan garam dan pengotor
lainnya yang secara alami terdapat pada air laut.
B. PROSES PRODUKSI AIR DENGAN METODE DESALINASI
Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui
beberapa tahapan, meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut,
proses pemisahan garam, dan pengolahan akhir.
1. Pengambilan air laut
Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air
laut sebagai bahan baku proses. Metode yang umum dilakukan adalah
dengan pemasangan pipa kearah laut hingga jarak beberapa kilometer dari
pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut dengan kualitas baik
yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya terjadi
pada laut kedalaman dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan
secara lambat untuk mencegah masuknya biota laut ke dalam pipa.
Metode pengambilan air laut dengan pipa
Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan
pemasangan sistem. Namun, dalam hal kinerja, teknik tersebut sangat
sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang terjadi seiring dengan
perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke dalam
sistem juga tidak seefektif yang diharapkan.
Pengambilan air laut dengan beach well – dari
http://www.scwd2desal.org
Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah
dengan memanfaatkan kondisi geologi lokal pantai untuk menyaring air
laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan metode ini, air laut
diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu,
teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur
menyerupai penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (-
seabed) untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas tinggi. Metode-
metode diatas tercakup dalam sistem subsurface intake.
Pengambilan air laut dengan gallery – dari http://www.scwd2desal.org
2. Pengolahan awal
Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku,
dalam hal kandungan pengotor, agar ramah bagi proses utama desalinasi.
Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut mencakup makromolek ul
(pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul (unsur
penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan
pada umumnya mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-
flocculation-sedimentation), membrane tekanan rendah (low pressure
membrane), penyaringan dengan media (media filter) dan catridge filter.
contoh rangkaian proses pengolahan awal – dari
http://www.wateronline.com
Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses
desalinasi karena menentukan stabilitas dan kinerja proses dengan
semakin tingginya kualitas air umpan. Dari segi ekonomi, proses
pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan biaya
proses. Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin
dilakukan dengan aplikasi alternatif pengambilan air laut seperti yang
dijelaskan sebelumnya. Dengan bahan baku yang kualitasnya lebih baik
saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan sehingga mengurangi
konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses
dan pada akhirnya menurunan biaya operasional serta meningkatkan
performa dan stabilitas proses.
3. Proses Inti
Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan
mengalami proses penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih.
Berdasarkan teknik pemisahan garamnya, proses desalinasi dikategorikan
menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran.
Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada
tekanan rendah sehingga menghasilkan uap air pada temperatur rendah.
Pada proses ini, hanya air saja yang mengalami penguapan, sehingga
setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan dihasilkan air
bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi
effect distillation adalah contoh teknologi desalinasi dengan berbasis
panas.
skema pemisahan air laut berbasis panas – dari http://www.roplant.org
Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas
untuk pemisahan garam dari air laut, teknologi membran menggunakan
energi tekanan. Membran adalah istilah umum untuk saringan tipis yang
memfasilitasi pemisahan secara selektif – hanya bahan-bahan tertentu
yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe membran yang
digunakan sangat bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi,
digunakan reverse osmosis (RO) membrane dengan karakter tak berpori
yang mampu melakukan pemisahaan pada level ion, termasuk garam
dengang komposisi utama ion natrium dan klorida.
Proses pemisahan dengan berbagai tipe membran – dari
http://www.intechopen.com
Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan
bahan baku air laut pada permukaan membran sehingga melewatkan air
murni pada sisi produk, sementara menahan kandungan garam dan
pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang dihasilkan sangat
murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah.
4. Pengolahan akhir
Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk desalinasi
perlu disesuaikan agar nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa
distribusi. Untuk konsumsi, air murni tidak berasa, perlu adanya
penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air minum:
rasa menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion
yang minimal dapat memicu proses korosi pada pipa distribusi karena
kecenderungan pengikatan ion-ion metal pipa agar keseimbangan kimia
air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan mineral dilakukan pada aliran
produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air minum.
Proses desalinasi air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh
dunia untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengentaskan
permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat intensif dilakukan dan
menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini lebih
ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk
diimplementasikan di Indonesia yang merupakan negara maritime dengan
garis pantai yang panjang. Studi mengenai energi yang berujung pada
kelayakan ekonomi perlu di lakukan lebih lanjut pada implementasi proses
ini.
C. PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN METODE OSMOSIS
TERBALIK
Osmosis terbalik (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara
memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi
membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut
terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir
ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa
memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari
larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan
ion-ion.
Osmosis terbalik dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian
larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan
dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah
membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan
hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001).
Membran semipermeabel yang digunakan pada osmosis terbalik disebut
membran osmosis terbalik (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori
<1 nm (http://www.lenntech.com/membrane-technology.htm). Karena ukuran
porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori.
Membran RO biasanya digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air
minum, desalinasi air laut, dan pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO
juga banyak digunakan pada proses pengolahan air isi ulang.
1. Metode dan Proses
Proses desalinasi menggunakan sistem RO terdiri dari 4 proses utama,
yaitu:
(1) Pretreatment
Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan
cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan
inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa
tetentu, seperti kalsium sulfat.
(2) Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses
pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan
salinitas air umpan.
(3) Membrane separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara
membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek
permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu
aliran produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada
membran yang sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat
mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Membran RO
memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine
fiber membranes.
(4) Post treatment stabilization.
Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan
penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan
sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan
ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. (BPPT, 2011).
TABEL KUALITAS AIR HASIL PENGOLAHAN SISTEM RO
Tekanan Membran : 300 Psi, Temperatur Air : 20-28 Oc
Parameter
Satuan
(ppm)
Air Baku I Air Olahan I Air Baku II
Air Olahan
II
Fisik
Warna Pt-Co 15 5 10 5
Turbidity SiO2 – – 7,7 0
Bau Tdk Tdk Tdk Tdk
Rasa Asin Tdk Asin Tdk
D.H.L mm 7500 350 7520 350
Kimia
pH 7,5 6,3 7,6 6
Zat Padat – – 5340 138
Zat Organik KMnO4 3,79 1,58 4,74 1,58
CO2 bebas CO2 13,2 17,6 30 22
Parameter
Satuan
(ppm)
Air Baku I Air Olahan I Air Baku II
Air Olahan
II
P. Alkalinity CaCO3 0 0 0 0
M.
Alkalinity
CaCO3 390 60 275 25
Karbonat CaCO3 0 0 0 0
Bikarbonat CaCO3 390 60 275 25
Tot
Hardness
OD 19,4 0 29 0,8
Calsium Ca2+ 49,98 0 74,97 2,856
Magnesium Mg2+ 53,35 0 79,55 1,72
Besi Fe2+ 4,4 Negatif 1,4 Negatif
Mangan Mn2+ Negatif Negatif Negatif Negatif
Sulphate SO4
2- 950 Negatif 1250 Negatif
Phospate PO4 Negatif Negatif Negatif Negatif
Ammonium NH4 0,25 Negatif 0,25 Negatif
Nitrite NH4 0 0 0 0
D.O O2 – – – –
Silika SiO2 – – 25 1
Chlorida Cl 2215,2 110,76 2680 116,44
Sumber : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
2. Tentang Sistem RO
Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air
produksi masih sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan
kadar garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga
saluran. Jika ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300
sampai 600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal. Jika air olahan
yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air baku akan
menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan
menjadi semakin besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih
besar dari tekanan osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan
jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2.
Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang
akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem
pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai
kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka
yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan
warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan
melalui pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air
baku mempunyai kandungan parameter kimia yang buruk, maka
pengolahan yang dibutuhkan akan lebih kompleks lagi.
Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang
digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas
air tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim
kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia
lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air
laut. Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau
mengandung kadar garam klorida dan TDS yang tinggi.
Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan klorida dan TDS yang
tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Osmosis terbalik (RO).
Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro, yaitu yang dilakukan
melalui suatu elemen yang disebut membran. Dengan sistem RO ini, klorida
dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat
penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam
elemen membran harus bebas dari besi, mangan dan zat organik (warna
organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi
dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur
pengotor, seperti besi, mangan dan zat warna organik.
Air baku yang mengandung Fe dan Mn dialirkan ke suatu filter yang
medianya mengandung MnO2.nH2O. Selama mengalir melalui
mediatersebut Fe dan Mn yang terdapat dalam air baku akan teroksidasi
menjadi bentuk Fe (OH)3 dan Mn2O3 oksigen terlarut dalam air, dengan
oksigen sebagai oksidator.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O 4 Fe(OH)3 + 8 H+
Mn2+ + MnO2.nH2O MnO2.MnO.nH2O + H+
Untuk reaksi penghilangan besi tersebut diatas adalah merupakan
reaksi katalitik dengan MnO2 sebagai katalis, sedangkan untuk reaksi
penghilangan Mn adalah merupakan reaksi antara Mn2+ dengan hidrat
mangandioksida. Jika kandungan mangan dalam air baku besar maka hidrat
mangandioksida yang ada dalam media filter akan habis dan terbentuk
senyawa MnO2.MnO.nH2O sehingga kemampuan penghilangan Fe dan Mn
nya makin lama makin berkurang. Untuk memperbaharui daya reaksi dari
media fiternya dapat dilakukan dengan memberikan klorin kedalam filter
yang telah jenuh tersebut.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
MnO2.MnO.nH2O + 2 H2O + Cl2 2 MnO2.nH2O + 2 H+ + 2Cl–
Air baku yamg mengandung besi dan mangan dialirkan melalui
suatu filter bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite
(K2Z.MnO.Mn2O7). Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada
waktu yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi
menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida yang tak larut dalam air.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2 K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 +
4 H2O
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3) K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O
Reaksi penghilangan besi dan mangan dengan mangan zeoite tidak
sama dengan proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dan
Mn2+ dengan oksida mangan tinggi (higher mangan oxide).
Filtrat yang terjadi mengandung mengandung ferri-oksida dan
mangan-dioksida yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan
pengendapan dan penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan
reaksinya makin lama makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk
regenerasinya dapat dilakukan dengan menambahkan larutan Kalium
permanganat kedalam zeolite yang telah jenuh tersebut sehingga akan
terbentuk lagi mangan zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7).
Pada pengolahan air minum, membran RO didesain untuk dapat
melewatkan molekul-molekul air dan menahan solid, seperti ion-ion garam.
Membran RO dapat memisahkan dan menyisihkan zat terlarut, zat organik,
pirogen, koloid, virus, dan bakteri dari air baku. Efisiensi penyisihan
membran RO untuk zat terlarut total (TDS) dan bakteri masing-masing
adalah 95-99% dan 99%. Sehingga pada akhir proses akan dihasilkan air
yang murni. Efisiensi penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan
terjadinya penyisihan mineral-mineral alami pada air baku. Mineral-mineral
alami ini tidak hanya memberikan rasa yang enak pada air tetapi juga
membantu fungsi vital sistem tubuh. Air minum akan kurang sehat bagi
tubuh apabila kurang mengandung mineral-mineral ini.
Dengan kata lain, air murni yang dihasilkan oleh membran RO tidak
sehat bagi tubuh. Selain itu, membran RO memiliki keterbatasan dalam
pengoperasiannya, di antaranya:
 Tekanan air baku adalah antara 40 – 70 psig (800 – 1.000 psi).
 Kekeruhan air baku tidak boleh lebih dari 1 NTU.
 pH operasi berkisar antara 4 – 11.
 TDS air baku tidak boleh lebih dari 35.000 ppm. Nilai TDS yang
lebih tinggi akan menurunkan kecepatan produksi.
 Suspended Solid air baku; (dinyatakan dengan SDI, Salt Density
Index), harus kurang dari 5.
 Sisa klor air baku harus nol (0).
Masalah lain yang sering terjadi pada aplikasi membran RO adalah
terjadinya membrane fouling. Membrane fouling adalah peristiwa
menumpuknya zat terlarut pada permukaan membran atau di dalam pori
membran, sehingga kinerja membran akan menurun. Apabila membran
mengalami fouling, perlu dilakukan pencucian dengan larutan kimia atau
penggantian membran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam pada air laut, air payau,
atau air limbah. Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air
laut menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia (Retno,
2001).
2. Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui
beberapa tahapan, meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut,
proses pemisahan garam, dan pengolahan akhir.
3. Osmosis terbalik (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara
memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi
membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut
terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa
mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif
atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian
lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul
berukuran besar dan ion-ion.
DAFTAR PUSTAKA
Hartoyo, Robertus. (1999). Pengolahan Air Asin atau Payau dengan Sistem
Osmosis Balik. [Online]
https://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/desalinasi-air-laut-melalui-
metode-osmosis-terbalik/
http://sanfordlegenda.blogspot.co.id/2012/11/Desalinasi-mengolah-air-laut-
menjadi-air-tawar.html
http://mansurdete.blogspot.co.id/2014/05/skripsi-pengolahan-air-laut-menjadi-
air.html

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Mekanisme transportasi sedimen
Mekanisme transportasi sedimenMekanisme transportasi sedimen
Mekanisme transportasi sedimen
 
Screening
ScreeningScreening
Screening
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Reverse osmosis
Reverse osmosisReverse osmosis
Reverse osmosis
 
Siklus rankine
Siklus rankineSiklus rankine
Siklus rankine
 
T. Reservoir migas
T. Reservoir migasT. Reservoir migas
T. Reservoir migas
 
Kimfis kel 3
Kimfis kel 3Kimfis kel 3
Kimfis kel 3
 
Pressure maintenance EOR
Pressure maintenance EORPressure maintenance EOR
Pressure maintenance EOR
 
Siklus pada compressor
Siklus pada compressorSiklus pada compressor
Siklus pada compressor
 
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfsoal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
 
Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Injeksi Air
Injeksi AirInjeksi Air
Injeksi Air
 
Cooling water system
Cooling water systemCooling water system
Cooling water system
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 

Similar to Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut

Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...Luhur Moekti Prayogo
 
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre  treatmentSistem utilitas pabrik (water pre  treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre treatmentAprili yanti
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Luhur Moekti Prayogo
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihRizky Olang
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxbakhendri
 
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPTTeknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPTnoussevarenna
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Luhur Moekti Prayogo
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaDiyah Ayu Ayu
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdfPk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdfAgus Tri
 
Sistem penjernihan air
Sistem penjernihan airSistem penjernihan air
Sistem penjernihan airAgus Tri
 
Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersihPengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersihfajri3101
 

Similar to Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut (20)

Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Tugas pi-niken-1
Tugas pi-niken-1Tugas pi-niken-1
Tugas pi-niken-1
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
 
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre  treatmentSistem utilitas pabrik (water pre  treatment
Sistem utilitas pabrik (water pre treatment
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
 
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPTTeknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
 
Desalinasi
DesalinasiDesalinasi
Desalinasi
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
 
Pengelolaan Air
Pengelolaan Air Pengelolaan Air
Pengelolaan Air
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdfPk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
Pk8-KD4T1. Sistem Penjernihan Air.pdf
 
Sistem penjernihan air
Sistem penjernihan airSistem penjernihan air
Sistem penjernihan air
 
Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersihPengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersih
 

More from noussevarenna

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkumannoussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...noussevarenna
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4noussevarenna
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3noussevarenna
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2noussevarenna
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1noussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalamnoussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamnoussevarenna
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwoodnoussevarenna
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatannoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringnoussevarenna
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempanoussevarenna
 

More from noussevarenna (20)

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkuman
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
 
Struktur Kayu II
Struktur Kayu IIStruktur Kayu II
Struktur Kayu II
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwood
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji spt
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondir
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boring
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut

  • 1. MAKALAH TEKNIK PENYEHATAN “ PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR DENGAN CARA DESALINASI” DISUSUN OLEH : 1. NOUSSEVA RENNA 5415164015 2. PRISMA CEILA PERDANA 5415162509 PENDIDIKAN VOKASIONAL KONSTRUKSI BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2018
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air, sungai, danau dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali ke laut. Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pantai, pulau kecil seperti Kepulauan Seribu air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau pulau kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat mencukupi kebutuhan pada musim kemarau. Padahal kita ketahui bahwa sebenarnya sumber air laut itu begitu melimpah, namun, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada daerah pantai kekurangan air. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat
  • 3. melimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar. Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan sistem pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air. Teknologi pengolahan air laut yang akan dibahas pada ini terutama yang menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel. Teknologi pengolahan air asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosis balik (Reverse Osmosis disingkat RO). Metode ini dipilih karena mudah dilakukan, efesien, dan lebih ekonomis jika dibandingkan dengan metode desalinasi yang lain. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan proses desalinasi air laut? 2. Apa saja tahapan desalinasi air laut? 3. Apakah yang dimaksud dengan proses osmosis terbalik (RO)? 4. Bagaimana prinsip kerja desalinasi air laut dengan metode osmosis terbalik? 5. Jenis membran apa yang digunakan pada proses desalinasi air laut dengan menggunakan metode osmosis terbalik? C. TUJUAN Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa itu proses desalinasi air laut 2. Dapat mengetahui proses osmosis terbalik (RO) 3. Dapat mengetahui prinsip kerja desalinasi air laut dengan metode osmosis terbalik
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DESALINASI AIR LAUT Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam pada air laut, air payau, atau air limbah. Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air laut menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia (Retno, 2001). Bagian dari air murni terbentuk dalam aliran produk, garam yang terlarut terkumpul dalam aliran limbah (brine) yang dibuang dari sistem sebagai blow down. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian (Majari Magazine, 2011). Instalasi desalinasi biasanya menggunakan air laut (langsung dari lautan diambil jauh dari pantai dan garis pipa, atau dari mata air dekat pantai, atau laut dalam), air tanah yang payau atau air yang dikembalikan sebagai umpan. Hampir semua proyek desalinasi dalam skala besar menggunakan air laut sebagai umpan. Air laut yang digunakan sebanyak 72,9% sebagai umpan instalasi desalinasi. Pipa pengambilan umpan air untuk instalasi desalinasi harus diletakkan jauh dari saluran buangan pabrik untuk menghindari agar buangan tidak terambil. Produk air desalinasi biasanya lebih murni dari air minum standar. Jadi ketika air hendak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari biasanya dicampur dengan air yang mengandung TDS yang lebih tinggi. Air hasil desalinasi murni biasanya sangat asam dan menyebabkan korosi pada pipa jadi harus harus dicampur dengan sumber air lain yang diambil dari luar atau dengan mengatur pH, kesadahan dan alkaliitas sebelum dialirkan keluar (Retno, 2001). Dalam pemisahan air asin menjadi air tawar, ada beberapa teknologi proses desalinasi yang telah banyak dikenal antara lain proses destilasi, teknologi proses dengan menggunakan membran (osmosis terbalik), proses pertukaran ion,
  • 5. dan lain-lain. Air laut telah menjadi bahan baku produksi air bersih bahkan sejak 60-an tahun yang lalu melalui proses desalinasi. Desalinasi air laut merupakan istilah umum yang menggambarkan penyisihan kandungan garam dan pengotor lainnya yang secara alami terdapat pada air laut. B. PROSES PRODUKSI AIR DENGAN METODE DESALINASI Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan, meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan pengolahan akhir. 1. Pengambilan air laut Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air laut sebagai bahan baku proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut hingga jarak beberapa kilometer dari pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut dengan kualitas baik yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya terjadi pada laut kedalaman dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara lambat untuk mencegah masuknya biota laut ke dalam pipa. Metode pengambilan air laut dengan pipa
  • 6. Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem. Namun, dalam hal kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang terjadi seiring dengan perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke dalam sistem juga tidak seefektif yang diharapkan. Pengambilan air laut dengan beach well – dari http://www.scwd2desal.org Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan kondisi geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan metode ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu, teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur menyerupai penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (- seabed) untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas tinggi. Metode- metode diatas tercakup dalam sistem subsurface intake.
  • 7. Pengambilan air laut dengan gallery – dari http://www.scwd2desal.org 2. Pengolahan awal Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan pengotor, agar ramah bagi proses utama desalinasi. Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut mencakup makromolek ul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul (unsur penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan pada umumnya mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation- flocculation-sedimentation), membrane tekanan rendah (low pressure membrane), penyaringan dengan media (media filter) dan catridge filter. contoh rangkaian proses pengolahan awal – dari http://www.wateronline.com Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses desalinasi karena menentukan stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan. Dari segi ekonomi, proses
  • 8. pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan biaya proses. Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin dilakukan dengan aplikasi alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan bahan baku yang kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan sehingga mengurangi konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses dan pada akhirnya menurunan biaya operasional serta meningkatkan performa dan stabilitas proses. 3. Proses Inti Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami proses penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik pemisahan garamnya, proses desalinasi dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran. Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah sehingga menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja yang mengalami penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan dihasilkan air bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi effect distillation adalah contoh teknologi desalinasi dengan berbasis panas. skema pemisahan air laut berbasis panas – dari http://www.roplant.org
  • 9. Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan garam dari air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah istilah umum untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif – hanya bahan-bahan tertentu yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe membran yang digunakan sangat bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi, digunakan reverse osmosis (RO) membrane dengan karakter tak berpori yang mampu melakukan pemisahaan pada level ion, termasuk garam dengang komposisi utama ion natrium dan klorida. Proses pemisahan dengan berbagai tipe membran – dari http://www.intechopen.com Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan bahan baku air laut pada permukaan membran sehingga melewatkan air murni pada sisi produk, sementara menahan kandungan garam dan pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang dihasilkan sangat murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah. 4. Pengolahan akhir
  • 10. Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk desalinasi perlu disesuaikan agar nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa distribusi. Untuk konsumsi, air murni tidak berasa, perlu adanya penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air minum: rasa menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion yang minimal dapat memicu proses korosi pada pipa distribusi karena kecenderungan pengikatan ion-ion metal pipa agar keseimbangan kimia air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan mineral dilakukan pada aliran produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air minum. Proses desalinasi air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengentaskan permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat intensif dilakukan dan menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini lebih ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk diimplementasikan di Indonesia yang merupakan negara maritime dengan garis pantai yang panjang. Studi mengenai energi yang berujung pada kelayakan ekonomi perlu di lakukan lebih lanjut pada implementasi proses ini. C. PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN METODE OSMOSIS TERBALIK Osmosis terbalik (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
  • 11. Osmosis terbalik dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001). Membran semipermeabel yang digunakan pada osmosis terbalik disebut membran osmosis terbalik (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori <1 nm (http://www.lenntech.com/membrane-technology.htm). Karena ukuran porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO biasanya digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut, dan pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses pengolahan air isi ulang. 1. Metode dan Proses Proses desalinasi menggunakan sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu: (1) Pretreatment Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat. (2) Pressurization Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan. (3) Membrane separation
  • 12. Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes. (4) Post treatment stabilization. Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. (BPPT, 2011). TABEL KUALITAS AIR HASIL PENGOLAHAN SISTEM RO Tekanan Membran : 300 Psi, Temperatur Air : 20-28 Oc Parameter Satuan (ppm) Air Baku I Air Olahan I Air Baku II Air Olahan II Fisik Warna Pt-Co 15 5 10 5 Turbidity SiO2 – – 7,7 0 Bau Tdk Tdk Tdk Tdk Rasa Asin Tdk Asin Tdk D.H.L mm 7500 350 7520 350 Kimia pH 7,5 6,3 7,6 6 Zat Padat – – 5340 138 Zat Organik KMnO4 3,79 1,58 4,74 1,58 CO2 bebas CO2 13,2 17,6 30 22
  • 13. Parameter Satuan (ppm) Air Baku I Air Olahan I Air Baku II Air Olahan II P. Alkalinity CaCO3 0 0 0 0 M. Alkalinity CaCO3 390 60 275 25 Karbonat CaCO3 0 0 0 0 Bikarbonat CaCO3 390 60 275 25 Tot Hardness OD 19,4 0 29 0,8 Calsium Ca2+ 49,98 0 74,97 2,856 Magnesium Mg2+ 53,35 0 79,55 1,72 Besi Fe2+ 4,4 Negatif 1,4 Negatif Mangan Mn2+ Negatif Negatif Negatif Negatif Sulphate SO4 2- 950 Negatif 1250 Negatif Phospate PO4 Negatif Negatif Negatif Negatif Ammonium NH4 0,25 Negatif 0,25 Negatif Nitrite NH4 0 0 0 0 D.O O2 – – – – Silika SiO2 – – 25 1 Chlorida Cl 2215,2 110,76 2680 116,44 Sumber : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2. Tentang Sistem RO Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air produksi masih sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan kadar garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga saluran. Jika ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai 600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal. Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air baku akan menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih
  • 14. besar dari tekanan osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2. Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih kompleks lagi. Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam klorida dan TDS yang tinggi. Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan klorida dan TDS yang tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Osmosis terbalik (RO). Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro, yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut membran. Dengan sistem RO ini, klorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam elemen membran harus bebas dari besi, mangan dan zat organik (warna organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, mangan dan zat warna organik. Air baku yang mengandung Fe dan Mn dialirkan ke suatu filter yang medianya mengandung MnO2.nH2O. Selama mengalir melalui mediatersebut Fe dan Mn yang terdapat dalam air baku akan teroksidasi
  • 15. menjadi bentuk Fe (OH)3 dan Mn2O3 oksigen terlarut dalam air, dengan oksigen sebagai oksidator. Reaksinya adalah sebagai berikut: 4 Fe2+ + O2 + 10 H2O 4 Fe(OH)3 + 8 H+ Mn2+ + MnO2.nH2O MnO2.MnO.nH2O + H+ Untuk reaksi penghilangan besi tersebut diatas adalah merupakan reaksi katalitik dengan MnO2 sebagai katalis, sedangkan untuk reaksi penghilangan Mn adalah merupakan reaksi antara Mn2+ dengan hidrat mangandioksida. Jika kandungan mangan dalam air baku besar maka hidrat mangandioksida yang ada dalam media filter akan habis dan terbentuk senyawa MnO2.MnO.nH2O sehingga kemampuan penghilangan Fe dan Mn nya makin lama makin berkurang. Untuk memperbaharui daya reaksi dari media fiternya dapat dilakukan dengan memberikan klorin kedalam filter yang telah jenuh tersebut. Reaksinya adalah sebagai berikut : MnO2.MnO.nH2O + 2 H2O + Cl2 2 MnO2.nH2O + 2 H+ + 2Cl– Air baku yamg mengandung besi dan mangan dialirkan melalui suatu filter bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7). Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida yang tak larut dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut : K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2 K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 + 4 H2O
  • 16. K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3) K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O Reaksi penghilangan besi dan mangan dengan mangan zeoite tidak sama dengan proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dan Mn2+ dengan oksida mangan tinggi (higher mangan oxide). Filtrat yang terjadi mengandung mengandung ferri-oksida dan mangan-dioksida yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan dan penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan reaksinya makin lama makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat dilakukan dengan menambahkan larutan Kalium permanganat kedalam zeolite yang telah jenuh tersebut sehingga akan terbentuk lagi mangan zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7). Pada pengolahan air minum, membran RO didesain untuk dapat melewatkan molekul-molekul air dan menahan solid, seperti ion-ion garam. Membran RO dapat memisahkan dan menyisihkan zat terlarut, zat organik, pirogen, koloid, virus, dan bakteri dari air baku. Efisiensi penyisihan membran RO untuk zat terlarut total (TDS) dan bakteri masing-masing adalah 95-99% dan 99%. Sehingga pada akhir proses akan dihasilkan air yang murni. Efisiensi penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan terjadinya penyisihan mineral-mineral alami pada air baku. Mineral-mineral alami ini tidak hanya memberikan rasa yang enak pada air tetapi juga membantu fungsi vital sistem tubuh. Air minum akan kurang sehat bagi tubuh apabila kurang mengandung mineral-mineral ini. Dengan kata lain, air murni yang dihasilkan oleh membran RO tidak sehat bagi tubuh. Selain itu, membran RO memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya, di antaranya:  Tekanan air baku adalah antara 40 – 70 psig (800 – 1.000 psi).  Kekeruhan air baku tidak boleh lebih dari 1 NTU.  pH operasi berkisar antara 4 – 11.
  • 17.  TDS air baku tidak boleh lebih dari 35.000 ppm. Nilai TDS yang lebih tinggi akan menurunkan kecepatan produksi.  Suspended Solid air baku; (dinyatakan dengan SDI, Salt Density Index), harus kurang dari 5.  Sisa klor air baku harus nol (0). Masalah lain yang sering terjadi pada aplikasi membran RO adalah terjadinya membrane fouling. Membrane fouling adalah peristiwa menumpuknya zat terlarut pada permukaan membran atau di dalam pori membran, sehingga kinerja membran akan menurun. Apabila membran mengalami fouling, perlu dilakukan pencucian dengan larutan kimia atau penggantian membran.
  • 18. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam pada air laut, air payau, atau air limbah. Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air laut menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia (Retno, 2001). 2. Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan, meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan pengolahan akhir. 3. Osmosis terbalik (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Hartoyo, Robertus. (1999). Pengolahan Air Asin atau Payau dengan Sistem Osmosis Balik. [Online] https://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/desalinasi-air-laut-melalui- metode-osmosis-terbalik/ http://sanfordlegenda.blogspot.co.id/2012/11/Desalinasi-mengolah-air-laut- menjadi-air-tawar.html http://mansurdete.blogspot.co.id/2014/05/skripsi-pengolahan-air-laut-menjadi- air.html