SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
TUGAS MATA KULIAH
DESALINASI
Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis
Membran
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Nama : Mifta Irmayunita
NIM : 1310180008
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun berdasarkan teori-teori tentang Pengertian dan Perkembangan
Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran yang dapat dipergunakan sebagai tambahan
pengetahuan mahasiswa ataupun yang berminat pada mata kuliah Desalinasi atapun dapat
digunakan sebagai acuan untuk melakukan suatu penelitian sebagai tugas akhir. diharapkan dosen
dapat berperan sebagai sebagai fasilitator atau sumber informasi. Peran dosen sebagai fasilitator
sangat penting karena berhadapan langsung dengan mahasiswa yang dapat belajar mandiri.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah ini, baik bagi pembaca.
Tuban, 17 Januari 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
2.1 Pengertian dan Perkembangan desalinasi.......................................................2
2.2 Teknologi desalinasi........................................................................................3
2.3 Jenis membran.................................................................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..9
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir, permasalahan kebutuhan air bersih untuk keperluan
sehari-hari menjadi tantangan utama dalam permasalahan dunia. Pada kenyataannya, kini
kandungan air banyak tercemar oleh polusi dan iklim yang tidak normal. Berdasarkan data WHO
(2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar manusia per hari terkena dampak kekurangan air di
lebih dari 40 negara didunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak
mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang
akan terkena dampak dari kekurangan air bersih (Gardner- Outlaw and Engelman, 1997 dalam
UN, 2003).
Air bersih dan air minum menjadi barang yang sulit ditemukan dan dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan mahluk hidup. Hal itu dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam
memperlakukan lingkungan. Kebutuhan air digunakan untuk keperluan masak, minum, mencuci
peralatan dan lainnya. Selanjutnya, air diperluhan untuk keperluan pertanian, perikanan hingga
pariwisata. Pembuangan limbah cair secara langsung tanpa pengolahan telah menimbulkan
pencemaran pada perairan sungai-sungai. (Efendi & Astuti, 2016) Air tawar yang tepat digunakan
mahluk hidup dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Sehingga, air tawar wajib mengikuti
ketentuan pemerintah yaitu Baku Mutu Air Bersih yaitu yantu berdasarkan ketentuan parameter
Fisika-Kimia dan Biologi. Penyediaan air tawar perlu diupayakan secara optimal, supaya mampu
mampu membantu ketersediaan air bersih bagi populasi umat manusia pada tahun 2025 (Nienhuis,
2006)(Suwarno et al., n.d.)
Masalah tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan air laut. Air laut merupakan sumber
air yang paling berpotensi untuk mengatasi krisis air tawar karena jumlahnya yang sangat besar
dan sanggup menutupi 71% permukaan Bumi. Namun air laut tidak dapat digunakan secara
langsung karena memiliki kadar garam yang tinggi yaitu sekitar 3% (Misbah dan Nova., 2010).
Agar dapat digunakan maka air laut perlu diubah menjadi air tawar dengan menerapkan proses
yang dapat mengubah air asin menjadi air tawar. Proses ini dikenal dengan desalinasi.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan. Terdapat beberapa permasalahan yaitu: 1.
Bagaimana perkembangan teknologi desalinasi? 2. Bagaimana pengaruh jenis membrane
terhadap desalinasi?
1.3. Tujuan
Tujuan memenuhi tugas mata kuliah desalinasi, Mengetahui Pengertian dan Perkembangan
Desalinasi, Teknologi dan Jenis membran
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Perkembangan Desalinasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), desalinasi adalah suatu proses untuk
membuat air laut menjadi air tawar. Proses ini dimanfaatkan untuk mendapatkan air yang dapat
dikonsumsi oleh makhluk hidup. Hasil sampingan dari proses ini ialah garam. Ketika air laut
dididihkan, garam akan terlarut dan air akan menguap. Air yang menguap akan menghasilkan uap
yang dapat berubah fasa ketika temperatur menurun. Perubahan fasa yang terjadi ialah kondensasi
yang dapat merubah uap menjadi air kembali (Dewantara et al., 2018)
Desalination atau desalinasi adalah proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih
dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.
Seringkali proses ini juga menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan. Air merupakan
kata yang sering kita dengar dan banyak sekali manfaatnya, dimana 97.5% bumi kita terdiri dari
air namun yang layak dikonsumsi hanya 2.5 % ini menunjukan begitu besar jumlah air namun
sedikit sekali air yang bisa digunakan dalam aktivitas sehari-hari. kelangkaan air bersih menjadi
kendala tersendiri di kota besar seperti Jakarta, Palembang, Bandung dll. Sedikitnya resapan air
dan seringnya banjir membuat air yang biasa dikonsumsi menjadi kotor dan berpengaruh pada
kualitas air yang kita gunakan. Belum lagi pengaruh hujan asam dan polusi udara yang
memperburuk kualitas air
Kelangkaan air bersih tidak saja melanda Indonesia tetapi sudah menjadi masalah global.
Di Spanyol Sevilla sacrament sampai Sydney air bersih menjadi masalah yang di perdebatkan
dalam politik di Negara tersebut baik di tingkat daerah sampai nasional.(WWF ; 2007).
Pengaruhnya dengan kesehatan, air merupakan zat yang selalu digunakan dalam kehidupan
manusia. Dan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air
merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan. Tiap hari manusia membutuhkan air
untuk mandi, mencuci, minum,dll. Kebutuhan air untuk digunakan sangatlah krusial karena harus
air yang baik, bersih, dan menyehatkan. Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan jalan
mengadakan pengelolaan terhadap air yang baik akan membantu masyarakat dalam pemanfaatan
air. Berangkat dari hal itu, pengolahan pengadaaan air dalam skala besar sangatlah penting
sehingga akan membantu masyarakat dalam mengelola air.
Sebenarnya pengolahan air dengan desalinasi merupakan cara lama untuk mendatangkan
air dalam skala besar namun untuk memperbaiki cara desalinasi konvensional diperlukan cara
khusus dan modern, tidak hanya itu juga cara tersebut harus murah dan tahan lama. Ada beberapa
metode untuk menangani kelangkaan air tersebut. Yaitu dengan distilasi konvensional, reverse
osmosis, elektro dialysis dan distilasi membrane. Dari tiga pertama terdapat masalah dengan
mahalnya pembuatan alat dan yang terakhir merupakan teknologi khusus untuk memurnikan air
dengan biaya rendah. desalinasi system ditilasi membrane bisa dengan memurnikan air hujan atau
air laut.
2.2 Teknologi Desalinasi
A) Multi Stage Flash (MSF)
Dalam proses MSF, air laut disalurkan ke dalam vessel yang dinamakan brine heater untuk
dipanaskan, Proses pemanasan dilakukan dengan cara menyemprotkan uap panas yang keluar dari
turbin pada pembangkit listrik. Air laut yang sudah dipanaskan kemudian dialirkan kevessel
berikutnya yang dinamakan stage. Di tempat ini tekanan dikondisikan menjadi lebih rendah dari
stadium sebelumnya. Perubahan tekanan akan menyebabkan air laut yang masuk menjadi
mendidih secara mendadak (flashing) dan menyebabkanterjadinya uap air (watervapour) Proses
ini akan terus berlanjut pada stage berikutnya sampai airmenjadi dingin dan tidak menghasilkan
uap air lagi. Biasanya stadium ini berjumlah 15 sampai 25. Penambahan jumlah stage akan
menambah capital cost dan menambah rumit pengoperasian. Uap air yang dihasilkan dari flashing
ini dikondensasi pada tabung yg ada pada tiap sfage.Tabung ini juga berfungsi sebagai alat untuk
mengalirkan air laut masukan ke dalam brine heater. Pada proses kondensasi ini juga akan
menghangatkan air iaut masukan, sehingga jumlah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air
laut masukan di brine heater menjadi lebih kecil. Kapasitas dari instalasi ini 4000 - 57000 mS/hari
(1-15 mgd). Suhu maksimum (Top Brine Temperatur) dari airlaut yang keluar dari brine heater
adalah 90- 110 °C, Menambahkan suhu akan menambah kinerja dari instalasi ini, tetapi dilain
pihak juga akan merugikan, sebab akan mempercepat proses pembentukan scalingdan korosi dari
permukaan logam.
Gambar teknologi MSF
B) Multi Efftect Distillation (MED)
Pada teknologi desalinasi jenis MED (Multi Effect Distillation) digunakan prinsip
evaporasi dan kondensasl. Cara keija dari teknoiogl ini adalah dengan cara menyemprotkan (spray)
air laut masukan pada permukaan. evaporator. Permukaan evaporatorin! biasanya berbentuk
tabung (tubes) yang dilapisi film tipis (thin film) untuk mempercepat pendidihan dan penguapan
Proses penguapan pertama terjadi dengan menggunakan uap panas buangan dari pembangkit
listrik/boiler yang keluar dari turbin. Uap itu memberikan panas untuk proses desalinasi dan
sekaligus juga terkondensasi menjadi air yang kemudian dikemballkan lagi ke boiler pada
pembangkit listrik. Uap yang dihasilkan pada proses terakhir dikondensasikan pada heat exchanger
yang terpisah yang dinamakan final condenser. Temperatur pada setiap efek dari MED diatur oleh
sistem hampa udara yang terpisah. Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini digunakan alat
thennal vapour compression yang berguna untuk menguranyi jumlah efek dari MED untuk
memproduksi air tawar dalam jumlah yang sama. Umumnya instalasi desalinasi ini terdiri dari 8-
16 efek Effesiensi thermal dari proses ini tergantung dari jumlah efek yang digunakan. Kapasitas
air tawar yang dihasilkan oleh MED berkisar antara 2000 - 20.000 m3/hari (0.5 - 5 mgd).
Gambar teknologi desalinasi jenis MED
C) Membran Reverse Osmosis (RO)
Bila air tawar dan air laut dipisahkan oleh suatu dinding semi permeable membrane maka
air tawar akan meresap menembus dinding pemisah itu ke bagian air laut.(Nugroho, 2004)
peristiwa ini disebut 'peristiwa osmosis'. Air tawar akan terus menembus dinding pemisah itu ke
bagian air laut walau tidak diberi tekanan. Kekuatan efektif pendorong penembusan itu dinamakan
osmotic pressure. Penembusan akan berhenti dengan sendirlnya pada kondisi perimbangannya
(equilibrium) di osmotic pressure tertentu. Besar osmotic pressure tergantung. dari karakteristik
membran,suhu dan kepekatan air laut/air baku. Pada sistem RO ini air laut diberi tekanan agar
tetjadi hal kebalikannya, yaitu air tawar yang terkandung di dalam air laut keluar menembus
dinding pemisah (membrane) maka peristiwa itu dinamakan peristiwa reverseosmosis. Jumlah air
masukan yang dibuang menjadi brine pada proses ini berkisar antara 20 - 70 %, hal initergantung
darl kadar garam air masukan, tekanan dan jenis membran. Sistem RO tetdiri beberapa komponen
penting yaitu pre treatment, high pressure pump, membrane assembly dan post treatment. Pre
treatment sangat penting pada proses RO, hal ini berguna untuk mencegah dan mengurangi
penumpukan garam dan pertumbuhan blcta bu' pada membran. Biasanya proses pre treatment 'ni
terdiri darl: 1. Oh'.orinasi guna pengendaliar: mlKrc organisms 2. Coagulant dan media fiitrasi,
untuk menurunkan padatan. 3. Scale inhibitor, untuk menghambat pengkerakaii pada membran 4.
Final cartridge Tilter. sebagal pengaman 5. Sodium bisulfit, untuk mengimbangi ohioiine Pada
proses ini, tekanan yang Hlbedkan oleh pompa pada air taut masukan {feed water) adalah sebesar
54 - 80 bar (800 - 1180 psi) , sedangkan bila menggunakan air payau {brackish water) sebagai air
umpan, tekanan yang diberikan adalah sebesar 15 - 25 bar( 225-375psi).^' Bagian inti dari instalasi
RO adalah RO module, yang berbentuk suatu bejana tekan silindris berisi beberapa ratus ribu serat
fibre sehalus rambut yang bagian dalamnya berlubang {fine hollow fiber). Dengan demikian suatu
RO module mempunyai luas permukaan dinding membrane yang besar dan dapat menghasilkan
air tawar dalam jumlah besar. Air umpan masuk ke dabm lubang lubang halus serat fiber. Karena
oitekan air Tgwar akan merembas ksiuar dari dinding fiber menjadi produk air tawar, sedangkan
sisanya yang kental dan disebut brine terbuang Keluar melaiui throtus valve yang juga berfungsi
sebagai pengatur tekanan pada saluran masuk ke RO modul agar selalu konstan.
2.3 Jenis membrane
Membran secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tipis semipermiabel yang
berfungsi sebagai alat pemisah berdasarkan sifat fisiknya. Hasil pemisahan berupa retentate atau
disebut konsentrat (bagian dari campuran yang tidak melewati membran) dan permeate (bagian
dari campuran yang melewati membran). Proses pemisahan pada membran pada hakekatnya
merupakan perpindahan materi secara selektif yang disebabkan oleh gaya dorong yang
berhubungan dengan parameter penentu antara dua media yang dipisahkan seperti perbedaan
potensial listrik (∆E), gradien tekanan (∆P), gradien konsentrasi(∆C) dan gradien temperatur
(∆T).(SRI, 2011)
Teknologi membran telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal itu
mungkin dipicu fakta bahwa pemisahan dengan membran memiliki banyak keunggulan yang tidak
dimiliki metode-metode pemisahan lainnya. Keunggulan tersebut yaitu pemisahan dengan
membran tidak membutuhkan zat kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat minimum.
Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya molekul-molekul dengan
ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan
membran. Selain keunggulan-keunggulan yang telah disebutkan, teknologi membran ini
sederhana, praktis, dan mudah dilakukan. Namun teknologi membran juga mempunyai beberapa
kelemahan antara lain, dengan terjadinya fouling dan polarisasi konsentrasi.
A) Jenis membran berdasarkan gaya dorongnya. Membran ditinjau dari gaya dorongnya dapat
dikelompokkan dalam beberapa golongan antara lain 1. Klasifikasi proses membran berdasarkan
gaya dorongnya, ukuran partikel dan jenisnya.
B) Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan Terdapat tiga golongan
membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan :
a. Membran berpori, yaitu membran dengan prinsip pemisahan didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel dengan ukuran pori membran. Selektivitas pemisahan ditentukan oleh ukuran pori dan
hubungannya dengan ukuran partikel yang akan dipisahkan. Membran jenis ini biasanya
digunakan untuk proses mikrofiltrasi dan ultrafltrasi. Definisi pori ada 3 jenis yaitu ; a. makropori
> 50 nm b. mesopori 2 < ukuran pori > 50 nm c. mikropori < 2 nm Dari data di atas maka membran
mikrofiltrasi termasuk makropori sedangkan membran ultrafiltrasi termasuk makropori dan
mesopori.
b.Membran tak berpori, yaitu membran yang mampu memisahkan molekulmolekul yang memiliki
ukuran sangat kecil dan tidak dapat dipisahkan dengan membran berpori. Prinsip pemisahannya
berdasarkan perbedaan kelarutan dan atau kemampuan berdifusi. Sifat intrinsik bahan polimer
membran menentukan tingkat selektivitas dan permeabilitas. Metode sederhana untuk
karakteristik membran nonpori adalah menentukan permeabilitas terhadap gas dan liquid.
c. Membran cair, yaitu membran yang pemisahannya tidak ditentukan oleh membrannya ataupun
bahan pembentuk membran tersebut, tetapi oleh sifat molekul pembawa yang sangat spesifik.
Media pembawa merupakan cairan yang terdapat dalam pori-pori membran berpori.
Permeselektivitas terhadap suatu komponen bergantung terutama pada kespesifikan molekul
pembawa.
C) Jenis membran berdasarkan penyusunan modul
a. Penyusunan Modul Unit operasi tunggal atau unit terkecil membran yang memiliki luas tertentu
dimana membran tersebut dirancang secara teknis untuk digunakan disebut sebuah modul. Modul
membran merupakan bagian inti dari suatu instalasi membran. Modul terdiri atas membran,
struktur penahan tekanan, inlet feed, outlet permeate dan outlet rententate.
b. Tujuan perancangan modul ada tiga, yaitu : 1. Untuk menjaga pada level membran, sirkulasi
fluida yang diolah dapat berjalan dengan baik dan tidak tergantung oleh adanya polarisai
konsentrasi dan endapan partikel. 2. Untuk menghasilkan modul yang kompak, sehingga diperoleh
pertukaran luas permukaan maksimum per satuan volume. 3. Untuk menghindari kebocoran-
kebocoran antara bagian umpan dan permeate. Dalam perencanaan harus diperhatikan beberapa
aspek penting yaitu kerapatan pemasangan (packing density) yang tinggi, biaya pembuatan yang
efektif, kemudahan yang tinggi, biaya pembuatan yang efektif, kemudahan pembersihan membran,
kemudahan penggantian membran, dan hold – up volume yang rendah.
c. Macam-macam Tipe Modul Membran Empat tipe modul yang banyak terdapat dipasaran antara
lain : plate and frame, spiral wound, tubular dan hollow fiber.
Tabel Perbandingan Susunan Modul
Jenis Modul Keuntungan
Kerugian
Jenis Modul Keuntungan
Kerugian
Jenis Modul Keuntungan
Kerugian
Tubular Mudah dibersihkan dengan
bahan kimia atau secara
mekanik jika membran
dicemari Dapat diproses pada
umpan tertutup dengan
penolahan minimal Kontrol
hydrodinamik yang bagus
Pipa yang dapat dipindahkan
sendiri
Dibutuhkan volume yang
tinggi untuk per unit area
membran (secara relatif)
Relatif mahal Gampang
Spiral Wound Padat, permukaan membran
yang bagus/rasio volume
Sedikit mahal dari modul
tubular
dimasukkan dengan partikel-
partikel Membran yang
tercemar panas sulit
dibersihkan
Hollow Fiber Padat, permukaan membran
yang sangat bagus / rasio
volume Ekonomis
Sangat mudah dimasukkan
dengan partikel-partikel
Sangat sulit dibersihkan
Plate and Frame Permukaan membran yang
bagus/rasio volume
Perlengkapan yang bagus
Sangat mudah dimasukkan
dengan partikel-partikel
Sangat sulit dibersihkan
Tubular Modul tubular merupakan membran lurus yang dikelilingi oleh lapisan pendukung
berpori (porous sublayer) dan tube penyangga. Umpan mengalir dibagian dalam sepanjang tube
dan permeate melalui membran ke dalam lapisan pendukung berpori (porous support tube) dan
lubang-lubang pada porous support tube. Diameter dalam tube ini berkisar antara 6 – 40 mm.
Modul ini tidak memerlukan prefiltrasi pada umpan dan mudah dibersihkan serta mudah
beradaptasi dengan fluida yang sangat kental. Kerugian dari pemakaian modul ini adalah packing
density-nya rendah sehingga menaikkan biaya pembuatannya.
Plate and Frame Modul ini terdiri atas lembaran membran dan plat penyangga (support
plate). Membran dan plat disegel dengan menggunakan gasket atau dapat juga direkatkan langsung
dengan heating seal (menggunakan panas) atau perekat tertentu untuk membentuk suatu elemen
membran yang menyatu. Beberapa elmen / plat ini kemudian disusun membentuk suatu tumpukan
(stack) dan membentuk suatu modul yang lengkap. Jarak antar plat biasanya sekitar 0,5 – 3 mm.
Spiral Wound Modul spiral wound merupakan hasil pengembangan dari modul plate and
frame. Modul ini pertama kali dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Gulf General
Atomies untuk diaplikasikan pada proses desalinasi. Desain modul ini menyerupai susunan
sandwich yang terdiri dari beberapa membran datar (flat sheet), spacer, dan material berpori yang
dililitkan mengelilingi suatu saluran pengumpul permeate (permeate collecting tube). Larutan
umpan mengalir aksial sepanjang modul dalam celah yang terbentuk antara spacerdan membran
atau masuk pada permukaan silindris dari elemen dan keluar secara aksial. Modul spiral wound
ini ter diri susunan dua membran flat sheet yang dipisahkan oleh plat penyangga berpori, yaitu
suatu mesh permeabel. Membran disegel pada ketiga tepinya sehingga membentuk suatu pocket
(kantong) dengan menggunakan epoxy atau polyurethane. Pada tepi satunya lagi (open end) 22
ditempelkan pada suatu tube central yang berlubang yang digunakan lagi oleh fiberglass untuk
menambah kekuatan mekanik dari membrane
Hollow Fiber Modul hollow fiber merupakan konfigurasi modul yang memiliki packing
density paling tinggi yaitu sekitar 1000 – 10000 m2 /m3 . Modul ini terdiri dari susunan serat yang
sangat halus yang disusun menjadi suatu bundel dalam suatu shell silindris, dimana dalam satu
bundel terdapat 5 – 10000 erat. Diameter luar serat berada dalam kisaran 80 - 200  m dengan
ketebalan dinding 20  m. Modul hollow fiber dapat dioperasikan dengan aliran umpan kedalam
serat (inside-out) atau aliran umpan dari luar serat (outside-in). Pada umumnya dioperasikan
dengan aliran umpan kedalam serat dengan permeate mengalir secara radikal keluar melalui
dinding serat (inside-out), dan hal ini memungkinkan alat untuk dioperasikan pada tekanan lintas
membran yang lebih tinggi karena membran jenis MF dan UF memiliki stabilitas struktural yang
tinggi. Keuntungan lain dari modul ini adalah pada pengolahan air dengan proses ultrafiultrasi
memungkinkan dilakukan backflushing dengan cara mendorong permeate masuk ke dalam
membran dengan tekanan yang lebih besar daripada tekanan feed. Perubahan arah aliran melalui
dinding serat akan melepaskan cake partikel yang tertahan pada permukaan serat, keluar dari
modul mengikuti aliran fluida.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desalination atau desalinasi adalah proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih
dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.
Kelangkaan air bersih tidak saja melanda Indonesia tetapi sudah menjadi masalah global.
Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang
baik akan membantu masyarakat dalam pemanfaatan air. Berangkat dari hal itu, pengolahan
pengadaaan air dalam skala besar sangatlah penting sehingga akan membantu masyarakat dalam
mengelola air.
Ada3 jenis Teknologi Desalinasi yaitu Multi Stage Flash (MSF), Multi Efftect Distillation
(MED), Membran Reverse Osmosis (RO)
Jenis membran berdasarkan gaya dorongnya. Membran ditinjau dari gaya dorongnya
dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan antara lain 1. Klasifikasi proses membran
berdasarkan gaya dorongnya, ukuran partikel dan jenisnya. Jenis membran berdasarkan
struktur dan prinsip pemisahan Terdapat tiga golongan membran berdasarkan struktur dan
prinsip pemisahan : . Membran berpori, . Membran tak berpori, Membran cair. Jenis membran
berdasarkan penyusunan modul
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan Perlunya tinjak lanjut pemerintah dalam pemenuhan air
bersih dengan menggunakan cara alternatif salah satunya seperti proses desalinasi ini.
Daftar Pustaka
Dewantara, I. G. Y., Suyitno, B. M., & Lesmana, I. G. E. (2018). Desalinasi Air Laut Berbasis
Energi Surya Sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. Jurnal Teknik Mesin (JTM), 7(1),
1–4.
Efendi, Z., & Astuti, A. (2016). Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Morfologi dan Jumlah Pori
Karbon Aktif Tempurung Kemiri sebagai Elektroda. Jurnal Fisika Unand, 5(4), 297–302.
Nugroho, A. (2004). Uraian umum tentang teknologi desalinasi. Jurnal Pengembangan Energi
Nuklir, 6(2).
SRI, R. (2011). Proses desalinasi dengan membran. UPN" VETERAN" JAWA TIMUR PRESS.
Suwarno, D., Riyadi, S., Pratomo, L. H., Setiawan, F. B., HARTANTO, D., Mulyanto, Y.,
WIDIANTO, D., Setiyadi, B., SANTOSA, B., & Wahyuni, M. (n.d.). TEKNOLOGI
DESALINASI TENAGA MATAHARI.

More Related Content

What's hot

Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Tri Luthfiani
 
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikPengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikChristina Natalia
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010Risda moe
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihRizky Olang
 
Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001Ardi Yanson
 
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera UtaraPenjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera UtaraNur Rohim
 
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...innaya18
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekGoparipung Bambang
 
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiahPrasetyo Imam
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanRizal Fahmi
 

What's hot (20)

Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Air Dalam Industri
Air Dalam IndustriAir Dalam Industri
Air Dalam Industri
 
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut whoTugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
 
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikPengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001
 
Makalah mey
Makalah meyMakalah mey
Makalah mey
 
Air dalam Kehidupan
Air dalam KehidupanAir dalam Kehidupan
Air dalam Kehidupan
 
Kata penganta2
Kata penganta2Kata penganta2
Kata penganta2
 
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera UtaraPenjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
 
Makalah air
Makalah airMakalah air
Makalah air
 
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan Koagulan Sisa Air Deter...
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglek
 
3. BAB II
3. BAB II3. BAB II
3. BAB II
 
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
21059749 proposal-karya-tulis-ilmiah
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatan
 

Similar to Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran (By. Mifta Irmayunita)

Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah limbah
Makalah limbahMakalah limbah
Makalah limbahembek19
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalahcevo
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copyandika anjas
 
Laporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajayaLaporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajayaiankurniawan019
 
Laporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajayaLaporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajayaiankurniawan019
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxTIRASBALYO
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxTIRASBALYO
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxbakhendri
 

Similar to Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran (By. Mifta Irmayunita) (20)

Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Nur Uswa...
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. M. Rizki...
 
Makalah limbah
Makalah limbahMakalah limbah
Makalah limbah
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
 
Makalah vigita
Makalah vigitaMakalah vigita
Makalah vigita
 
Laporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajayaLaporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajaya
 
Laporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajayaLaporan akhir pkm sukajaya
Laporan akhir pkm sukajaya
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 
Makalah pencemaran air
Makalah pencemaran airMakalah pencemaran air
Makalah pencemaran air
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
 
Sumber
SumberSumber
Sumber
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
Tugas Makalah SDA (Air)
Tugas Makalah SDA (Air)Tugas Makalah SDA (Air)
Tugas Makalah SDA (Air)
 

More from Luhur Moekti Prayogo

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Luhur Moekti Prayogo
 

More from Luhur Moekti Prayogo (20)

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
 

Recently uploaded

sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran (By. Mifta Irmayunita)

  • 1. TUGAS MATA KULIAH DESALINASI Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng Nama : Mifta Irmayunita NIM : 1310180008 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN 2022
  • 2. KATA PENGANTAR Makalah ini disusun berdasarkan teori-teori tentang Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran yang dapat dipergunakan sebagai tambahan pengetahuan mahasiswa ataupun yang berminat pada mata kuliah Desalinasi atapun dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan suatu penelitian sebagai tugas akhir. diharapkan dosen dapat berperan sebagai sebagai fasilitator atau sumber informasi. Peran dosen sebagai fasilitator sangat penting karena berhadapan langsung dengan mahasiswa yang dapat belajar mandiri. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini, baik bagi pembaca. Tuban, 17 Januari 2021 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................................................................I DAFTAR ISI........................................................................................................II BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1 1.3 Tujuan.............................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2 2.1 Pengertian dan Perkembangan desalinasi.......................................................2 2.2 Teknologi desalinasi........................................................................................3 2.3 Jenis membran.................................................................................................5 BAB III PENUTUP..............................................................................................8 3.1 Kesimpulan......................................................................................................8 3.2 Saran...............................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..9
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, permasalahan kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari menjadi tantangan utama dalam permasalahan dunia. Pada kenyataannya, kini kandungan air banyak tercemar oleh polusi dan iklim yang tidak normal. Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara didunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih (Gardner- Outlaw and Engelman, 1997 dalam UN, 2003). Air bersih dan air minum menjadi barang yang sulit ditemukan dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan mahluk hidup. Hal itu dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam memperlakukan lingkungan. Kebutuhan air digunakan untuk keperluan masak, minum, mencuci peralatan dan lainnya. Selanjutnya, air diperluhan untuk keperluan pertanian, perikanan hingga pariwisata. Pembuangan limbah cair secara langsung tanpa pengolahan telah menimbulkan pencemaran pada perairan sungai-sungai. (Efendi & Astuti, 2016) Air tawar yang tepat digunakan mahluk hidup dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Sehingga, air tawar wajib mengikuti ketentuan pemerintah yaitu Baku Mutu Air Bersih yaitu yantu berdasarkan ketentuan parameter Fisika-Kimia dan Biologi. Penyediaan air tawar perlu diupayakan secara optimal, supaya mampu mampu membantu ketersediaan air bersih bagi populasi umat manusia pada tahun 2025 (Nienhuis, 2006)(Suwarno et al., n.d.) Masalah tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan air laut. Air laut merupakan sumber air yang paling berpotensi untuk mengatasi krisis air tawar karena jumlahnya yang sangat besar dan sanggup menutupi 71% permukaan Bumi. Namun air laut tidak dapat digunakan secara langsung karena memiliki kadar garam yang tinggi yaitu sekitar 3% (Misbah dan Nova., 2010). Agar dapat digunakan maka air laut perlu diubah menjadi air tawar dengan menerapkan proses yang dapat mengubah air asin menjadi air tawar. Proses ini dikenal dengan desalinasi. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan. Terdapat beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimana perkembangan teknologi desalinasi? 2. Bagaimana pengaruh jenis membrane terhadap desalinasi? 1.3. Tujuan Tujuan memenuhi tugas mata kuliah desalinasi, Mengetahui Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis membran
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Perkembangan Desalinasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), desalinasi adalah suatu proses untuk membuat air laut menjadi air tawar. Proses ini dimanfaatkan untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Hasil sampingan dari proses ini ialah garam. Ketika air laut dididihkan, garam akan terlarut dan air akan menguap. Air yang menguap akan menghasilkan uap yang dapat berubah fasa ketika temperatur menurun. Perubahan fasa yang terjadi ialah kondensasi yang dapat merubah uap menjadi air kembali (Dewantara et al., 2018) Desalination atau desalinasi adalah proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia. Seringkali proses ini juga menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan. Air merupakan kata yang sering kita dengar dan banyak sekali manfaatnya, dimana 97.5% bumi kita terdiri dari air namun yang layak dikonsumsi hanya 2.5 % ini menunjukan begitu besar jumlah air namun sedikit sekali air yang bisa digunakan dalam aktivitas sehari-hari. kelangkaan air bersih menjadi kendala tersendiri di kota besar seperti Jakarta, Palembang, Bandung dll. Sedikitnya resapan air dan seringnya banjir membuat air yang biasa dikonsumsi menjadi kotor dan berpengaruh pada kualitas air yang kita gunakan. Belum lagi pengaruh hujan asam dan polusi udara yang memperburuk kualitas air Kelangkaan air bersih tidak saja melanda Indonesia tetapi sudah menjadi masalah global. Di Spanyol Sevilla sacrament sampai Sydney air bersih menjadi masalah yang di perdebatkan dalam politik di Negara tersebut baik di tingkat daerah sampai nasional.(WWF ; 2007). Pengaruhnya dengan kesehatan, air merupakan zat yang selalu digunakan dalam kehidupan manusia. Dan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan. Tiap hari manusia membutuhkan air untuk mandi, mencuci, minum,dll. Kebutuhan air untuk digunakan sangatlah krusial karena harus air yang baik, bersih, dan menyehatkan. Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang baik akan membantu masyarakat dalam pemanfaatan air. Berangkat dari hal itu, pengolahan pengadaaan air dalam skala besar sangatlah penting sehingga akan membantu masyarakat dalam mengelola air. Sebenarnya pengolahan air dengan desalinasi merupakan cara lama untuk mendatangkan air dalam skala besar namun untuk memperbaiki cara desalinasi konvensional diperlukan cara khusus dan modern, tidak hanya itu juga cara tersebut harus murah dan tahan lama. Ada beberapa metode untuk menangani kelangkaan air tersebut. Yaitu dengan distilasi konvensional, reverse osmosis, elektro dialysis dan distilasi membrane. Dari tiga pertama terdapat masalah dengan mahalnya pembuatan alat dan yang terakhir merupakan teknologi khusus untuk memurnikan air dengan biaya rendah. desalinasi system ditilasi membrane bisa dengan memurnikan air hujan atau air laut.
  • 6. 2.2 Teknologi Desalinasi A) Multi Stage Flash (MSF) Dalam proses MSF, air laut disalurkan ke dalam vessel yang dinamakan brine heater untuk dipanaskan, Proses pemanasan dilakukan dengan cara menyemprotkan uap panas yang keluar dari turbin pada pembangkit listrik. Air laut yang sudah dipanaskan kemudian dialirkan kevessel berikutnya yang dinamakan stage. Di tempat ini tekanan dikondisikan menjadi lebih rendah dari stadium sebelumnya. Perubahan tekanan akan menyebabkan air laut yang masuk menjadi mendidih secara mendadak (flashing) dan menyebabkanterjadinya uap air (watervapour) Proses ini akan terus berlanjut pada stage berikutnya sampai airmenjadi dingin dan tidak menghasilkan uap air lagi. Biasanya stadium ini berjumlah 15 sampai 25. Penambahan jumlah stage akan menambah capital cost dan menambah rumit pengoperasian. Uap air yang dihasilkan dari flashing ini dikondensasi pada tabung yg ada pada tiap sfage.Tabung ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan air laut masukan ke dalam brine heater. Pada proses kondensasi ini juga akan menghangatkan air iaut masukan, sehingga jumlah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air laut masukan di brine heater menjadi lebih kecil. Kapasitas dari instalasi ini 4000 - 57000 mS/hari (1-15 mgd). Suhu maksimum (Top Brine Temperatur) dari airlaut yang keluar dari brine heater adalah 90- 110 °C, Menambahkan suhu akan menambah kinerja dari instalasi ini, tetapi dilain pihak juga akan merugikan, sebab akan mempercepat proses pembentukan scalingdan korosi dari permukaan logam. Gambar teknologi MSF B) Multi Efftect Distillation (MED) Pada teknologi desalinasi jenis MED (Multi Effect Distillation) digunakan prinsip evaporasi dan kondensasl. Cara keija dari teknoiogl ini adalah dengan cara menyemprotkan (spray) air laut masukan pada permukaan. evaporator. Permukaan evaporatorin! biasanya berbentuk tabung (tubes) yang dilapisi film tipis (thin film) untuk mempercepat pendidihan dan penguapan Proses penguapan pertama terjadi dengan menggunakan uap panas buangan dari pembangkit listrik/boiler yang keluar dari turbin. Uap itu memberikan panas untuk proses desalinasi dan sekaligus juga terkondensasi menjadi air yang kemudian dikemballkan lagi ke boiler pada pembangkit listrik. Uap yang dihasilkan pada proses terakhir dikondensasikan pada heat exchanger
  • 7. yang terpisah yang dinamakan final condenser. Temperatur pada setiap efek dari MED diatur oleh sistem hampa udara yang terpisah. Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini digunakan alat thennal vapour compression yang berguna untuk menguranyi jumlah efek dari MED untuk memproduksi air tawar dalam jumlah yang sama. Umumnya instalasi desalinasi ini terdiri dari 8- 16 efek Effesiensi thermal dari proses ini tergantung dari jumlah efek yang digunakan. Kapasitas air tawar yang dihasilkan oleh MED berkisar antara 2000 - 20.000 m3/hari (0.5 - 5 mgd). Gambar teknologi desalinasi jenis MED C) Membran Reverse Osmosis (RO) Bila air tawar dan air laut dipisahkan oleh suatu dinding semi permeable membrane maka air tawar akan meresap menembus dinding pemisah itu ke bagian air laut.(Nugroho, 2004) peristiwa ini disebut 'peristiwa osmosis'. Air tawar akan terus menembus dinding pemisah itu ke bagian air laut walau tidak diberi tekanan. Kekuatan efektif pendorong penembusan itu dinamakan osmotic pressure. Penembusan akan berhenti dengan sendirlnya pada kondisi perimbangannya (equilibrium) di osmotic pressure tertentu. Besar osmotic pressure tergantung. dari karakteristik membran,suhu dan kepekatan air laut/air baku. Pada sistem RO ini air laut diberi tekanan agar tetjadi hal kebalikannya, yaitu air tawar yang terkandung di dalam air laut keluar menembus dinding pemisah (membrane) maka peristiwa itu dinamakan peristiwa reverseosmosis. Jumlah air masukan yang dibuang menjadi brine pada proses ini berkisar antara 20 - 70 %, hal initergantung darl kadar garam air masukan, tekanan dan jenis membran. Sistem RO tetdiri beberapa komponen penting yaitu pre treatment, high pressure pump, membrane assembly dan post treatment. Pre treatment sangat penting pada proses RO, hal ini berguna untuk mencegah dan mengurangi penumpukan garam dan pertumbuhan blcta bu' pada membran. Biasanya proses pre treatment 'ni terdiri darl: 1. Oh'.orinasi guna pengendaliar: mlKrc organisms 2. Coagulant dan media fiitrasi, untuk menurunkan padatan. 3. Scale inhibitor, untuk menghambat pengkerakaii pada membran 4. Final cartridge Tilter. sebagal pengaman 5. Sodium bisulfit, untuk mengimbangi ohioiine Pada proses ini, tekanan yang Hlbedkan oleh pompa pada air taut masukan {feed water) adalah sebesar 54 - 80 bar (800 - 1180 psi) , sedangkan bila menggunakan air payau {brackish water) sebagai air umpan, tekanan yang diberikan adalah sebesar 15 - 25 bar( 225-375psi).^' Bagian inti dari instalasi RO adalah RO module, yang berbentuk suatu bejana tekan silindris berisi beberapa ratus ribu serat fibre sehalus rambut yang bagian dalamnya berlubang {fine hollow fiber). Dengan demikian suatu RO module mempunyai luas permukaan dinding membrane yang besar dan dapat menghasilkan air tawar dalam jumlah besar. Air umpan masuk ke dabm lubang lubang halus serat fiber. Karena oitekan air Tgwar akan merembas ksiuar dari dinding fiber menjadi produk air tawar, sedangkan
  • 8. sisanya yang kental dan disebut brine terbuang Keluar melaiui throtus valve yang juga berfungsi sebagai pengatur tekanan pada saluran masuk ke RO modul agar selalu konstan. 2.3 Jenis membrane Membran secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tipis semipermiabel yang berfungsi sebagai alat pemisah berdasarkan sifat fisiknya. Hasil pemisahan berupa retentate atau disebut konsentrat (bagian dari campuran yang tidak melewati membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati membran). Proses pemisahan pada membran pada hakekatnya merupakan perpindahan materi secara selektif yang disebabkan oleh gaya dorong yang berhubungan dengan parameter penentu antara dua media yang dipisahkan seperti perbedaan potensial listrik (∆E), gradien tekanan (∆P), gradien konsentrasi(∆C) dan gradien temperatur (∆T).(SRI, 2011) Teknologi membran telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal itu mungkin dipicu fakta bahwa pemisahan dengan membran memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki metode-metode pemisahan lainnya. Keunggulan tersebut yaitu pemisahan dengan membran tidak membutuhkan zat kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat minimum. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya molekul-molekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran. Selain keunggulan-keunggulan yang telah disebutkan, teknologi membran ini sederhana, praktis, dan mudah dilakukan. Namun teknologi membran juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain, dengan terjadinya fouling dan polarisasi konsentrasi. A) Jenis membran berdasarkan gaya dorongnya. Membran ditinjau dari gaya dorongnya dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan antara lain 1. Klasifikasi proses membran berdasarkan gaya dorongnya, ukuran partikel dan jenisnya. B) Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan Terdapat tiga golongan membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan : a. Membran berpori, yaitu membran dengan prinsip pemisahan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel dengan ukuran pori membran. Selektivitas pemisahan ditentukan oleh ukuran pori dan hubungannya dengan ukuran partikel yang akan dipisahkan. Membran jenis ini biasanya digunakan untuk proses mikrofiltrasi dan ultrafltrasi. Definisi pori ada 3 jenis yaitu ; a. makropori > 50 nm b. mesopori 2 < ukuran pori > 50 nm c. mikropori < 2 nm Dari data di atas maka membran mikrofiltrasi termasuk makropori sedangkan membran ultrafiltrasi termasuk makropori dan mesopori. b.Membran tak berpori, yaitu membran yang mampu memisahkan molekulmolekul yang memiliki ukuran sangat kecil dan tidak dapat dipisahkan dengan membran berpori. Prinsip pemisahannya berdasarkan perbedaan kelarutan dan atau kemampuan berdifusi. Sifat intrinsik bahan polimer membran menentukan tingkat selektivitas dan permeabilitas. Metode sederhana untuk karakteristik membran nonpori adalah menentukan permeabilitas terhadap gas dan liquid. c. Membran cair, yaitu membran yang pemisahannya tidak ditentukan oleh membrannya ataupun bahan pembentuk membran tersebut, tetapi oleh sifat molekul pembawa yang sangat spesifik. Media pembawa merupakan cairan yang terdapat dalam pori-pori membran berpori. Permeselektivitas terhadap suatu komponen bergantung terutama pada kespesifikan molekul pembawa.
  • 9. C) Jenis membran berdasarkan penyusunan modul a. Penyusunan Modul Unit operasi tunggal atau unit terkecil membran yang memiliki luas tertentu dimana membran tersebut dirancang secara teknis untuk digunakan disebut sebuah modul. Modul membran merupakan bagian inti dari suatu instalasi membran. Modul terdiri atas membran, struktur penahan tekanan, inlet feed, outlet permeate dan outlet rententate. b. Tujuan perancangan modul ada tiga, yaitu : 1. Untuk menjaga pada level membran, sirkulasi fluida yang diolah dapat berjalan dengan baik dan tidak tergantung oleh adanya polarisai konsentrasi dan endapan partikel. 2. Untuk menghasilkan modul yang kompak, sehingga diperoleh pertukaran luas permukaan maksimum per satuan volume. 3. Untuk menghindari kebocoran- kebocoran antara bagian umpan dan permeate. Dalam perencanaan harus diperhatikan beberapa aspek penting yaitu kerapatan pemasangan (packing density) yang tinggi, biaya pembuatan yang efektif, kemudahan yang tinggi, biaya pembuatan yang efektif, kemudahan pembersihan membran, kemudahan penggantian membran, dan hold – up volume yang rendah. c. Macam-macam Tipe Modul Membran Empat tipe modul yang banyak terdapat dipasaran antara lain : plate and frame, spiral wound, tubular dan hollow fiber. Tabel Perbandingan Susunan Modul Jenis Modul Keuntungan Kerugian Jenis Modul Keuntungan Kerugian Jenis Modul Keuntungan Kerugian Tubular Mudah dibersihkan dengan bahan kimia atau secara mekanik jika membran dicemari Dapat diproses pada umpan tertutup dengan penolahan minimal Kontrol hydrodinamik yang bagus Pipa yang dapat dipindahkan sendiri Dibutuhkan volume yang tinggi untuk per unit area membran (secara relatif) Relatif mahal Gampang Spiral Wound Padat, permukaan membran yang bagus/rasio volume Sedikit mahal dari modul tubular dimasukkan dengan partikel- partikel Membran yang tercemar panas sulit dibersihkan Hollow Fiber Padat, permukaan membran yang sangat bagus / rasio volume Ekonomis Sangat mudah dimasukkan dengan partikel-partikel Sangat sulit dibersihkan Plate and Frame Permukaan membran yang bagus/rasio volume Perlengkapan yang bagus Sangat mudah dimasukkan dengan partikel-partikel Sangat sulit dibersihkan Tubular Modul tubular merupakan membran lurus yang dikelilingi oleh lapisan pendukung berpori (porous sublayer) dan tube penyangga. Umpan mengalir dibagian dalam sepanjang tube dan permeate melalui membran ke dalam lapisan pendukung berpori (porous support tube) dan lubang-lubang pada porous support tube. Diameter dalam tube ini berkisar antara 6 – 40 mm. Modul ini tidak memerlukan prefiltrasi pada umpan dan mudah dibersihkan serta mudah
  • 10. beradaptasi dengan fluida yang sangat kental. Kerugian dari pemakaian modul ini adalah packing density-nya rendah sehingga menaikkan biaya pembuatannya. Plate and Frame Modul ini terdiri atas lembaran membran dan plat penyangga (support plate). Membran dan plat disegel dengan menggunakan gasket atau dapat juga direkatkan langsung dengan heating seal (menggunakan panas) atau perekat tertentu untuk membentuk suatu elemen membran yang menyatu. Beberapa elmen / plat ini kemudian disusun membentuk suatu tumpukan (stack) dan membentuk suatu modul yang lengkap. Jarak antar plat biasanya sekitar 0,5 – 3 mm. Spiral Wound Modul spiral wound merupakan hasil pengembangan dari modul plate and frame. Modul ini pertama kali dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Gulf General Atomies untuk diaplikasikan pada proses desalinasi. Desain modul ini menyerupai susunan sandwich yang terdiri dari beberapa membran datar (flat sheet), spacer, dan material berpori yang dililitkan mengelilingi suatu saluran pengumpul permeate (permeate collecting tube). Larutan umpan mengalir aksial sepanjang modul dalam celah yang terbentuk antara spacerdan membran atau masuk pada permukaan silindris dari elemen dan keluar secara aksial. Modul spiral wound ini ter diri susunan dua membran flat sheet yang dipisahkan oleh plat penyangga berpori, yaitu suatu mesh permeabel. Membran disegel pada ketiga tepinya sehingga membentuk suatu pocket (kantong) dengan menggunakan epoxy atau polyurethane. Pada tepi satunya lagi (open end) 22 ditempelkan pada suatu tube central yang berlubang yang digunakan lagi oleh fiberglass untuk menambah kekuatan mekanik dari membrane Hollow Fiber Modul hollow fiber merupakan konfigurasi modul yang memiliki packing density paling tinggi yaitu sekitar 1000 – 10000 m2 /m3 . Modul ini terdiri dari susunan serat yang sangat halus yang disusun menjadi suatu bundel dalam suatu shell silindris, dimana dalam satu bundel terdapat 5 – 10000 erat. Diameter luar serat berada dalam kisaran 80 - 200  m dengan ketebalan dinding 20  m. Modul hollow fiber dapat dioperasikan dengan aliran umpan kedalam serat (inside-out) atau aliran umpan dari luar serat (outside-in). Pada umumnya dioperasikan dengan aliran umpan kedalam serat dengan permeate mengalir secara radikal keluar melalui dinding serat (inside-out), dan hal ini memungkinkan alat untuk dioperasikan pada tekanan lintas membran yang lebih tinggi karena membran jenis MF dan UF memiliki stabilitas struktural yang tinggi. Keuntungan lain dari modul ini adalah pada pengolahan air dengan proses ultrafiultrasi memungkinkan dilakukan backflushing dengan cara mendorong permeate masuk ke dalam membran dengan tekanan yang lebih besar daripada tekanan feed. Perubahan arah aliran melalui dinding serat akan melepaskan cake partikel yang tertahan pada permukaan serat, keluar dari modul mengikuti aliran fluida.
  • 11. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Desalination atau desalinasi adalah proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia. Kelangkaan air bersih tidak saja melanda Indonesia tetapi sudah menjadi masalah global. Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang baik akan membantu masyarakat dalam pemanfaatan air. Berangkat dari hal itu, pengolahan pengadaaan air dalam skala besar sangatlah penting sehingga akan membantu masyarakat dalam mengelola air. Ada3 jenis Teknologi Desalinasi yaitu Multi Stage Flash (MSF), Multi Efftect Distillation (MED), Membran Reverse Osmosis (RO) Jenis membran berdasarkan gaya dorongnya. Membran ditinjau dari gaya dorongnya dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan antara lain 1. Klasifikasi proses membran berdasarkan gaya dorongnya, ukuran partikel dan jenisnya. Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan Terdapat tiga golongan membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan : . Membran berpori, . Membran tak berpori, Membran cair. Jenis membran berdasarkan penyusunan modul 3.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan Perlunya tinjak lanjut pemerintah dalam pemenuhan air bersih dengan menggunakan cara alternatif salah satunya seperti proses desalinasi ini.
  • 12. Daftar Pustaka Dewantara, I. G. Y., Suyitno, B. M., & Lesmana, I. G. E. (2018). Desalinasi Air Laut Berbasis Energi Surya Sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. Jurnal Teknik Mesin (JTM), 7(1), 1–4. Efendi, Z., & Astuti, A. (2016). Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Morfologi dan Jumlah Pori Karbon Aktif Tempurung Kemiri sebagai Elektroda. Jurnal Fisika Unand, 5(4), 297–302. Nugroho, A. (2004). Uraian umum tentang teknologi desalinasi. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 6(2). SRI, R. (2011). Proses desalinasi dengan membran. UPN" VETERAN" JAWA TIMUR PRESS. Suwarno, D., Riyadi, S., Pratomo, L. H., Setiawan, F. B., HARTANTO, D., Mulyanto, Y., WIDIANTO, D., Setiyadi, B., SANTOSA, B., & Wahyuni, M. (n.d.). TEKNOLOGI DESALINASI TENAGA MATAHARI.