Tugas 2 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS)
Nama : Muhammad Tezar
NIM : 1310180001
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis Membran (By. Muhammad Tezar)
1. TUGAS MATA KULIAH
DESALINASI
Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Jenis
Membran
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Nama : Muhammad Tezar
NIM : 1310
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2022
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya pada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini yang ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Desalinasi.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya serta kepada seluruh umatnya sampai akhir jaman.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mangharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
pembuatan Makalah seperti ini dimasa mendatang.
Tuban, 19 Januari 2022
Penulis
3. DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desalinasi ..............................................................................3
2.2 Definisi Membran....................................................................................3
2.3 Teknologi Membran dan Jenis-jenis Membran....................................5
IV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............................................................................................9
5.2 Saran........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi air secara global dalam satu abad yang lalu menunjukkan pola peningkatan
sebanyak dua kali lipat jika ditinjau dalam empat dekade terakhir (R. George). Peningkatan
ini sejalan dengan kenaikan populasi manusia, dimana setiap individu membutuhkan air
bersih lebih dari 1.700 liter per hari. Kebutuhan sebanyak ini sebagian besar diakibatkan oleh
berkembangnya modernisasi industri yang menyebabkan kenaikan tuntutan akan air sehingga
memberi tekanan paling besar pada ketersediaan sumber daya air (L. Knight, G. Hartl, and
World Health Organization, 2003). Nantinya pada tahun 2025, penggunaan air oleh industri
akan naik 200% lebih besar dari pada tahun 1995. Dalam aplikasi industri, pertanian adalah
konsumen air terbesar, dengan total 70% dari seluruh penggunaan air manusia (E. Curry,
2010).
Air laut sangat diketahui betapa melimpah khususnya di negara kita Indonesia yang
merupakan negara kepulauan. Air laut adalah sumber penting juga bagi kehidupan manusia,
dimana pada umumnya air laut sangat berkontribusi besar bagi petani garam Indonesia. Air
dengan rumus H2O ini juga yang persentasenya kira-kira 70% pada permukaan bumi adalah
air laut yang asin. Sangat diketahui meski dengan jumlah yang melimpah pemanfaatannya
masih belum luas, seperti halnya untuk dijadikan air minum (Rahmadianto, Pohan dan
Susanto, 2021).
Dengan angka data statistik total perusahaan air besih pada tahun 2015 baru mencapai 539
perusahaan, yang kapasitas efektif produksi 167.915 liter per detik. Namun Indonesia sebagai
negara kepulauan ini memiliki sumber air laut yang banyak atau melimpah, tapi kita
mengetahui Indonesia sangat kekurangan air tawar yang bersih apalagi disaat musim kemarau
yang panjang. Dan ini pernah terjadi pada tahun 2015 pada pertengahan September yang kita
tahu ini adalah dampak dari suatu fenomena El Nino. Dampak ini meliputi beberapa wilayah
yang kita tahu adalah wilayah yang tidak lepas dari jumlah daerah pantai yang luas, seperti
Provinsi Bali salah satunya. Sehingga fenomena kemarau yang terjadi ini banyak masyarakat
khususnya daratan timur Indonesia mengkonsumsi air tidak bersih dan menyebabkan
sebagian besar masyarakat yang mengkonsumsinya terserang penyakit diare (Rahmadianto,
Pohan dan Susanto, 2021).
5. 1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang penggolongan air
2. Untuk memahami pengertian tentang proses desalinasi
3. Memahami proses desalinasi air laut dengan metode teknologi membran
6. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desalinasi
Desalinasi air laut merupakan cara memisahkan air tawar dari air laut. Dimana
penulis pada bagian ini memasukan kerangka pikir penulis untuk memahami sumber
bacaan pada Wikipedia tentang desalinasi yang merupakan proses yang menghilangkan
komponen mineral air dari garam (The American Heritage Science Dictionary). Namun
secara umum desalinasi mengacu pada sebuah proses penghilangan garam dan mineral dari
suatu substansi target, seperti halnya terhadap desalinasi tanah dalam lingkup pertanian.
Air asin hasil desalinasi sangat cocok untuk konsumsi manusia maupun organisasi, adapun
produk dari hasil desalinasi adalah garam. Desalinasi sangat banyak di jumpai pada kapal
laut dan kapal selam: (Panagopoulos, Argyris; Haralambous, Katherine-Joanne; Loizidou,
Maria (25 November 2019). Secara umum air laut air laut adalah jenis air yang tidak pernah
habis, namun pemanfaatan air laut masih sangat kurang. Khususnya untuk mengolah air
laut menjadi air tawar atau air bersih yang layak perlu diketahui dalam instalasi desalinasi
ada hal yang perlu diperhatikan seperti: sistem hisapan air laut, pompa penghisap, saringan
(screen) dan sarangan (filter), jaringan pipa air produk desalinasi, tangka penampungan
(storage tank), peralatan penerima dan pembagi aliran listrik (panel distribiton box)
(Rahmadianto, Pohan dan Susanto, 2021).
2.2 Definisi Membran
Membran merupakan suatu lapisan tipis antara dua fasa fluida yaitu fasa
umpan (feed) dan fasa permeat yang bersifat sebagai penghalang (barrier) terhadap
suatu spesi tertentu, yang dapat memisahkan zat dengan ukuran yang berbeda serta
membatasi transpor dari berbagai spesi berdasarkan sifat fisik dan kimianya.
Membran bersifat semipermeabel, berarti membran dapat menahan spesi-spesi
tertentu yang lebih besar dari ukuran pori membran dan melewatkan spesi-spesi lain
dengan ukuran lebih kecil. Sifat selektif dari membran ini dapat digunakan dalam
proses pemisahan. Proses membran adalah proses penyaringan atau pemisahan suatu
zat dengan memanfaatkan tekanan atau energy potensial. Teknologi membran
mempunyai beberapa keunggulan yaitu proses pemisahannya berlangsung pada suhu
kamar, dapat dilakukan secara kontinu, sifatnya bervariasi, dapat diatur sesuai
kebutuhan, membran yang dihasilkan dapat digunakan kembali dan ramah lingkungan
7. karena tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Membran juga dapat
berfungsi sebagai filter yang sangat spesifik, dikarenakan hanya molekul-molekul
tertentu saja yang bisa melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan di
permukaan membran. Proses pemisahan dengan membran mempunyai kemampuan
memindahkan salah satu komponen berdasarkan sifat fisik dan kimia dari membran
serta komponen yang dipisahkan. Perpindahan yang terjadi karena adanya gaya
dorong (driving force) dalam umpan yang berupa beda tekanan (∆P), beda konsentrasi
(∆C), beda potensial listrik (∆E) dan beda temperatur (∆T) serta selektifitas membran
yang dinyatakan dengan rejeksi. Pada gambar 1memperlihatkan skema proses
pemisahan dengan membran (Mulder,1991).
Gambar 2.1 Skema Pemisahan dengan Menggunakan Membran
Mikrofiltrasi merupakan salah satu proses dengan melewatkan umpan
padamembran mikropori. Membran mikrofiltrasi dapat diaplikasikan dalam industry
diantaranya pada sterilisasi dingin dari minuman dan bahan farmasi, penjernihan jus
buah, wine, dan bir, air ultra murni pada industri semi konduktor, recovery logam,
pengolahan limbah, fermentasi kontiniu, pemisahan emulsi minyak dan air
(General,2013).
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari
pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih
kecil. Filtrasi dengan menggunakan membran berfungsi sebagai sarana pemisahan
dan juga sebagai pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada
membran tersebut. Suatu bahan dapat dijadikan membran apabila tahan secara kimia
baik terhadap umpan maupun pada cairan pencuci membran, stabil secara mekanik,
termal dan memiliki permeabilitas dan selektifitas yang tinggi (Hafidzah,2008).
Berbagai polimer telah banyak digunakan sebagai bahan dasar industry pembuatan
membran. Salah satu polimer yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan
membran yaitu polisulfon. Polisulfon memiliki ketahanan yang baik terhadap
temperatur yang tinggi, rentang pH yang lebar yaitu 1-13 dan mempunyai kestabilan
8. kimia yang cukup tinggi.
2.3 Teknologi Membran dan Jenis-jenis Membran
Teknologi membran mempunyai beberapa keunggulan yaitu proses
pemisahannya berlangsung pada suhu kamar, dapat dilakukan secara kontiniu, sifat
yang bervariasi, dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Proses pemisahan dengan
membran menggunakan gaya dorong berupa beda kuat tekan, medan listrik dan beda
konsentrasi dan dapat dikelompokkan menjadi mikromembran, ultra-membran,
nanomembran dan reverse osmosis. Selain memiliki sifat yang unggul, teknologi
membran juga mempunyai kelemahan yaitu pada fluks dan selektifitas. Pada proses
membran terjadi perbedaan yang berbanding terbalik antara fluks dan selektifitas.
Semakin tinggi fluks berakibat menurunnya selektifitas pada membran. Sedangkan
yang paling diharapkan pada membran adalah mempertinggi fluks dan selektifitas dari
kinerja membran tersebut (Agustina, Siti dkk, 2008). Membran dapat diklasifikasikan
ke dalam beberapa kelompok berdasarkan bahan yang digunakan, yaitu:
a. Membran Polimer
Pada dasarnya semua polimer dapat digunakan sebagai penghalang
(barrier) atau material membran namun sifat fisika dan sifat kimianya
sangat berbeda dikarenakan hanya polimer tertentu yang dapat digunakan
dalam percobaan. Membran polimer diklasifikasikan menjadi membran
berpori dan membran tidak berpori. Membran berpori diaplikasikan pada
mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi, sedangkan membran nonpori diaplikasikan
pada pemisahan gas dan pervaporation. Faktor utama untuk penentuan
pemisahan material pada membran berpori adalah ukuran pori dan
distribusi ukuran pori serta stabilitas kimia dan termal pada membran.
Sedangkan pada membran nonpori yang digunakan untuk pemisahan
gas/pervaporasi ditentukan oleh performansi membran yaitu pada
selektifitas dan fluks. Pada umumnya menggunakan membran asimetrik.
b. Membran Anorganik
Pada membran anorganik stabilitas kimia dan termalnya
berhubungan dengan material polimer. Pembagian tipe membran
anorganik dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Membran keramik 2. Membran
gelas 3. Membran metalik Membran keramik dibentuk dengan perpaduan
sebuah logam dengan non logam sehingga membentuk oksida, nitrida,
atau karbida. Membran gelas (silika, SiO2) menggunakan teknik demixed
glasses. Sedangkan membran metalik ditentukan dengan sintering bubuk
9. logam, namun penjelasan mengenai membran ini masih terbatas.
c. Membran Biologi
Struktur dan fungsi dari membran biologi sangat berbeda dengan
membran sintetik. Membran biologi atau membran sel mempunyai
struktur yang sangat kompleks. Karakteristik beberapa membran sel
mengandung struktur lipid bilayer.
Berdasarkan strukturnya, membran dibagi menjadi dua jenis yaitu
membran simetris dan asimetris. Membran simetris tersusun atas satu
macam lapisan (homogen) dengan ketebalan 10-200 µm. Membran jenis
ini dapat menahan hampir semua partikel umpan dalam pori-porinya
sehingga dapat tersumbat dan menurunkan permeabilitas dengan cepat.
Membran asimetris terdiri dari lapisan tipis yang aktif dan beberapa
lapisan pendukung yang berpori di bawahnya (heterogen). Ukuran dan
kerapatan porinya tidak sama dari bagian atas ke bagian bawah. Ketebalan
lapisan tipisnya adalah 0,1-0,5 µm dan lapisan pendukungnya 50-150 µm.
Gambar 2.2 Membran Berdasarkan Strukturnya
Berdasarkan prinsip pemisahannya, membran digolongkan kepada
tiga kelompok, yaitu:
a. Membran berpori (porous membrane)
Membran ini digunakan untuk pemisahan partikel besar hingga
makromolekul (mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi). Ukuran pori akan
menentukan sifat pemisahannya, dimana selektifitas yang tinggi dapat
diperoleh jika ukuran pori lebih kecil daripada ukuran partikel yang
akan dipisahkan.
b. Membran tidak berpori (dense membrane)
Membran ini digunakan dalam pemisahan gas dan pervaporasi yang
mampu memisahkan campuran senyawa yang memiliki berat molekul
10. relatif sama, misalnya dalam proses pemisahan gas yang dapat
memisahkan campuran H2/N2, O2/N2, CO2/N2. Selektifitas pada
membran ini terjadi akibat perbedaan kelarutan (solubility) atau
difusifitas.
c. Membran cair
Pada membran ini proses transpor tidak dipengaruhi oleh membran
atau material membran, melainkan oleh molekul pembawa (carrier)
yang sangat spesifik. Pembawa yang mengandung membran berada di
dalam pori membran.
Selektifitas membran bergantung kepada kekhususan molekul
pembawa yang digunakan. Berdasarkan gradien tekanan sebagai daya
dorong dan permeabilitasnya, membran dibagi menjadi:
a. Mikrofiltrasi (MF)
Membran ini beroperasi dengan tekanan sekitar 0,1 – 2 bar
dan permeabilitasnya lebih besar dari 50 L/m2.jam.bar.
b. Ultrafiltrasi (UF)
Membran ini beroperasi dengan tekanan berkisar 1-5bar dan
permeabilitasnya 10 – 50 L/m2.jam.bar.
c. Nanofiltrasi
Membran ini beroperasi dengan tekanan berkisar 5 – 20 bar
dan permeabilitasnya mencapai 1,4 – 12 L/m2.jam.bar.
d. Reserve Osmosis (RO)
Membran ini beroperasi dengan tekanan berkisar 10 – 100
bar dan permeabilitasnya mencapai 0,005 – 1,4 L/m2.jam.bar.
Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran mikron
atau submicron yaitu berkisar diantara 0,1 – 10 µm.
Ada beberapa metoda yang digunakan dalam karakterisasi
membran mikrofiltrasi, yaitu:
a. Scanning Electron Microscopy (SEM) SEM merupakan salah
satu teknik yang digunakan pada karakterisasi membran yang
berfungsi untuk mengamati struktur pori. SEM dapat
mengamati semua bentuk struktur membran mikrofiltrasi,
diantaranya struktur permukaan membran, dan penampang
lintang membran.
b. Metoda permeabilitas Membran yang bagus adalah membran
11. yang mempunyai permeabilitas dan selektifitas yang tinggi.
Permeabilitas membran diukur dengan menentukan koefisien
rejeksinya, yaitu kemampuan membran untuk menahan
partikel terlarut, sedangkan pelarutnya melewati membran.
Karakterisasi ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan
membran terhadap gaya luar yang dapat merusak membran.
c. Metoda bubble-point Metoda bubble point merupakan salah
satu metoda karakterisasi membran mikrofiltrasi untuk melihat
ukuran pori maksimum pada suatu membran. Diperlukan suatu
peralatan bubble point test dengan menggunakan tekanan
untuk meniup udara yang melewati membran cair.
d. Metoda mercury intrusion Metoda mercury intrusion
merupakan variasi dari metoda bubble point. Pada metoda ini,
merkuri didorong ke dalam membran kering dengan volume
yang disesuaikan dengan tekanan yang digunakan (Muthia,
2017).
12. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Negara Indonesia yang sngat padat penduduk dan kebutuhan air yang sangat tinggi
sangat penting bagi Negara Indonesia menerapkan sistem desalinasi sebagai salah satu
alternatif penghasil air bagi penduduk. Dengan teknologi membran yang saat ini sudah
sangat mudah untuk di gunakan alangkah baiknya pemerintah merespon dengan cepat hal
ini.
3.2 Saran
Diharapkan pemerintah dapat merespon dengan cepat dan melakukan kegiatan ini
agar dapat membantu penambahan ketersedian air bersih.
13. Daftar Pustaka
Muthia, E. (2017) Proses Pemisahan Menggunakan Teknologi Membran,Journal of Chemical
Information and Modeling.
Rahmadianto, F., Pohan, G. A. dan Susanto, E. E. (2021) “Analisa Perancangan DesalinasiAir Laut
Dengan Variasi Filter Tempurung Kelapa Dan Variasi Temperatur Pemanasan,” Jurnal Flywheel,12(1),
hal. 1–5. doi: 10.36040/flywheel.v12i1.2904.
Sujiwa, A. dan Rochman, S. (2019) “Pengembangan Sistem Kontrol Serta Monitoring Suhu dan Volume
Air Berbasis Web Pada Perangkat DesalinasiAir Laut,” Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian,II,
hal. 1–9.