pengetahuan dasar lupus diagnostik dan tatalaksana serta rujukan bagi dokter umum. Bermanfaat juga bagi profesi kesehatan lain seperti perawat, nurse, lab, mahasiswa dan masyarakat umum yang tertarik untuk mengetahui selintas mengenai lupus
pengetahuan dasar lupus diagnostik dan tatalaksana serta rujukan bagi dokter umum. Bermanfaat juga bagi profesi kesehatan lain seperti perawat, nurse, lab, mahasiswa dan masyarakat umum yang tertarik untuk mengetahui selintas mengenai lupus
1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
Kelompok 6 :
1. Khusnul Khotimah
2. Muhammad Alamsyah
3. Restu Handayani
4. Riki Saputra
2. Definisi
Lupus adalah penyakit yang terjadi karena kelainan dalam sistem
pertahanan tubuh (sistem imun). Pada penderita SLE organ dan sel mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh tissue-binding autoantibody dan kompleks imun,
yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai sistem organ namun
sebabnya belum diketahu isecara pasti, dengan perjalanan penyakit yang mungkin
akut dan fulminanatau kronik, terdapat remisi dan eksaserbasi disertaioleh
terdapatnyaberbagai macam autoantibody dalam tubuh.
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah suatu penyakit autoimun
menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai organ tubuh,
termasuk kulit, persendian dan organ dalam.
Suatu penyakit auotoimun kronik yang melibatkan berbagai organ dengan
manifestasi klinis yang bervariasi dari yang ringan sampai berat. (kapita selekta
2000).
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang terjadi
karena produksi antibodi terhadap komponen inti sel tubuh sendiri yang berkaitan
dengan manifestasi klinik yang sangat luas pada satu atau beberapa organ tubuh, dan
ditandai oleh inflamasi luas pada pembuluh darah dan jaringan ikat, bersifat
episodik diselangi episode remisi.
3. Etiologi
Faktor Resiko terjadinya SLE
1. Faktor Genetik
Jenis kelamin, frekuensi pada wanita dewasa 8 kali lebih sering dari pada pria
dewasa
Umur, biasanya lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahun
Etnik, Faktor keturunan, dengan Frekuensi 20 kali lebih sering dalam keluarga
yang terdapat anggota dengan penyakit tersebut
2. Faktor Resiko Hormon
Hormon estrogen menambah resiko SLE, sedangkan androgen mengurangi resiko
ini.
3.Sinar UV
Sinar Ultra violet mengurangi supresi imun sehingga terapimenjadi kurang
efektif, sehingga SLE kambuh atau bertambahberat. Ini disebabkan sel kulit
mengeluarkan sitokin danprostaglandin sehingga terjadi inflamasi di tempat
tersebut maupunsecara sistemik melalui peredaran pebuluh darah
4. 4. Imunitas
Pada pasien SLE, terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi terhadap sel T
5. Obat
Obat tertentu dalam presentase kecil sekali pada pasien tertentudan diminum
dalam jangka waktu tertentu dapat mencetuskanlupus obat (Drug Induced Lupus
Erythematosus atau DILE).
Jenisobat yang dapat menyebabkan Lupus Obat adalah :
Obat yang pasti menyebabkan Lupus obat : Kloropromazin, metildopa,
hidralasin, prokainamid, dan isoniazid
Obat yang mungkin menyebabkan Lupus obat : dilantin, penisilamin, dan
kuinidin
Hubungannya belum jelas : garam emas, beberapa jenis antibiotic dan
griseofurvin
5. 6. Infeksi
Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang- kadang penyakit
ini kambuh setelah infeksi
7. Stres
Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki
kecendrungan akan penyakit ini.
6. Klasifikasi
Penyakit Lupus dapat diklasifikasikan menjadi
3 macam yaitu :
Discoid Lupus
Systemic Lupus Erythematosus
Lupus yang diinduksi oleh obat
7. Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan
imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik,
hormonal ( sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya
terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar
termal).
Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin
dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah
alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat
fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan
kompleks imun dan kerusakan jaringan
Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi
tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
8.
9.
10. Manifestasi Klinis
Muskuloskleletal
Integumen
Ginjal
Sistem Neuron
Sistem Hematologi
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respirasi
Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi
pleura(penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya
11. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. OAINS ( Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
2. Kortikosteroid
3. Antimalaria, efektif dalam mengatasi manifestasi kulit, muskuloskeletal dan
kelainan sistemik ringan.
4. Siklofosfamid
12. Kasus
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke UGD
dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan kulit
memerah pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil
setelah 1 minggu bertambah besar, demam, nyeri dan
terasa kaku seluruh persendian terutama pada pagi hari
dan kurang nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik
diperoleh ruam pada pipi dengan terbatas tegas,
peradangan pada siku, lesi berskuama pada daerah leher,
malaise. Tekanan darah 110/80 mmHg, pernapasan
20x/menit, nadi 90x/menit, suhu 38,5 C, HB 11 gr/dl,
WBC 15.000/mm3.