Gangguan Metabolisme dan Penyesuaian Dosis Antimikroba pada HIV /AIDSSoroy Lardo
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS dan penanganannya. HIV dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan karena menurunkan kekebalan tubuh. Penanganan HIV meliputi terapi antiretroviral dan pengobatan infeksi sekunder. Pemberian dosis antimikroba yang tepat sangat penting pada pasien AIDS karena gangguan metabolisme yang ditimbulkannya.
Imunodefisiensi adalah kondisi dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal yang dapat disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit. Terdapat berbagai jenis imunodefisiensi primer dan sekunder yang bermanifestasi seperti infeksi berulang, dan dapat ditangani dengan pengobatan, konseling genetik, serta pencegahan infeksi.
Gangguan Metabolisme dan Penyesuaian Dosis Antimikroba pada HIV /AIDSSoroy Lardo
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS dan penanganannya. HIV dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan karena menurunkan kekebalan tubuh. Penanganan HIV meliputi terapi antiretroviral dan pengobatan infeksi sekunder. Pemberian dosis antimikroba yang tepat sangat penting pada pasien AIDS karena gangguan metabolisme yang ditimbulkannya.
Imunodefisiensi adalah kondisi dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal yang dapat disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit. Terdapat berbagai jenis imunodefisiensi primer dan sekunder yang bermanifestasi seperti infeksi berulang, dan dapat ditangani dengan pengobatan, konseling genetik, serta pencegahan infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan sejarah alami infeksi HIV. Ada beberapa poin penting yang dijelaskan dalam dokumen, yaitu: (1) HIV menyerang sel CD4 dan menggunakannya untuk bereplikasi, (2) sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang pada anak membuat progresi penyakit HIV lebih cepat, dan (3) terapi obat antiretroviral digunakan untuk mencegah resistensi terhadap virus
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi pada lanjut usia. Fungsi sistem kekebalan tubuh menurun seiring bertambahnya usia sehingga vaksinasi sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksinasi lanjut usia direkomendasikan untuk meningkatkan kekebalan terhadap influenza, pneumokokus, herpes zoster, dan penyakit lainnya. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis vaksin, cara pemberian, indikasi
Tuberkulosis paru-paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menginfeksi paru-paru dan menyebabkan gejala batuk berkepanjangan dan produksi sputum. Pengobatan tuberkulosis melibatkan kombinasi obat-obatan antibiotik selama berbulan-bulan untuk memastikan eradikasi bakteri. Pencegahan penyakit ini melibatkan identifikasi dini kasus baru dan pengobatan pencegahan kontak erat
Dokumen tersebut membahas hubungan antara berbagai penyakit defisiensi imun primer dengan periodontitis. Beberapa penyakit defisiensi imun primer seperti common variable immunodeficiency disorders (CVID), Chediak Higashi Syndrome, dan severe congenital neutropenia (SCN) dapat menyebabkan manifestasi oral seperti gingivitis dan periodontitis yang parah. Pengobatan untuk kondisi-kondisi tersebut bervariasi, mulai dari penggantian imunoglobulin, hematopoietic stem
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika dan kemoterapeutika. Ia menjelaskan definisi, jenis, mekanisme kerja, dan contoh dari berbagai antibiotika seperti penisilin, sefalosporin, makrolid, tetrasiklin, aminoglikosida, dan antituberkulosis. Dokumen tersebut juga membahas tentang resistensi bakteri, efek samping antibiotika, dan faktor-faktor penyebab kegagalan terapi antimikroba.
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Antibiotika merupakan golongan obat yang banyak digunakan terutama di negara-negara yang masih memiliki permasalahan penyakit karena infeksius bakteri. Materi ini menjelaskan tentang pengertian antibiotika dan golongan-golongannya. Termasuk faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih antibiotika.
Sindrom hipersensitivitas obat atau Drug Rash Eosinophilia and Systemic Symptoms (DRESS) adalah kondisi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan ruam kulit, demam, peningkatan leukosit khususnya eosinofil dan limfosit atipik, pembengkakan kelenjar getah bening, serta gangguan hati atau ginjal. Kondisi ini disebabkan oleh paparan obat tertentu pada individu rentan yang memiliki faktor keturunan atau didapat
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis antibiotik, antivirus, dan anti malaria beserta penggolongan, mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi, dan efek sampingnya. Jenis-jenis antibiotik yang dijelaskan antara lain penisilin, gentamicin, ketokonazol, mikonazol, asiklovir, klorokuin, dan primakuin.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, dan penatalaksanaan infeksi virus hepatitis A. Virus hepatitis A telah menginfeksi manusia lebih dari 2000 tahun dan dapat menyebabkan infeksi akut pada hati yang biasanya sembuh sendiri tanpa menimbulkan komplikasi kronis. Penatalaksanaannya berfokus pada terapi suportif dan pencegahan melalui pemberian imunoglobulin atau vaksinasi.
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxbintangrzki
Skrofuloderma merupakan bentuk TB kulit paling sering ditemukan. Pengobatan TB kulit sama dengan TB paru, yaitu pemberian OAT fase intensif dan lanjutan. Namun, pemantauan pasien skrofuloderma perlu dilakukan secara berkala dengan pemeriksaan mikroskopis untuk memantau perkembangan penyakit.
A 71-year-old woman presented with fever, cough, and altered mental status. She was diagnosed with sepsis and acute kidney injury. She received empiric antibiotics and underwent hemodialysis to manage her organ dysfunction. Her condition improved over several days of treatment, though cultures did not identify a definite microbe.
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionSoroy Lardo
Dengue Infection and Cardiac Manifestations How Important? Certainly greatly affect the clinical course of dengue patients with viremia phase - critical phase and recovery phase. Cardiac Manifestations, as an important organ that determines stable hemodynamics. What if our heart is disturbed? of course there is influence in management and prognosis. Please refer to this power point.
More Related Content
Similar to Metabolisme dan Resistensi Antibiotika pada HIV AIDS
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan sejarah alami infeksi HIV. Ada beberapa poin penting yang dijelaskan dalam dokumen, yaitu: (1) HIV menyerang sel CD4 dan menggunakannya untuk bereplikasi, (2) sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang pada anak membuat progresi penyakit HIV lebih cepat, dan (3) terapi obat antiretroviral digunakan untuk mencegah resistensi terhadap virus
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi pada lanjut usia. Fungsi sistem kekebalan tubuh menurun seiring bertambahnya usia sehingga vaksinasi sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksinasi lanjut usia direkomendasikan untuk meningkatkan kekebalan terhadap influenza, pneumokokus, herpes zoster, dan penyakit lainnya. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis vaksin, cara pemberian, indikasi
Tuberkulosis paru-paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menginfeksi paru-paru dan menyebabkan gejala batuk berkepanjangan dan produksi sputum. Pengobatan tuberkulosis melibatkan kombinasi obat-obatan antibiotik selama berbulan-bulan untuk memastikan eradikasi bakteri. Pencegahan penyakit ini melibatkan identifikasi dini kasus baru dan pengobatan pencegahan kontak erat
Dokumen tersebut membahas hubungan antara berbagai penyakit defisiensi imun primer dengan periodontitis. Beberapa penyakit defisiensi imun primer seperti common variable immunodeficiency disorders (CVID), Chediak Higashi Syndrome, dan severe congenital neutropenia (SCN) dapat menyebabkan manifestasi oral seperti gingivitis dan periodontitis yang parah. Pengobatan untuk kondisi-kondisi tersebut bervariasi, mulai dari penggantian imunoglobulin, hematopoietic stem
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika dan kemoterapeutika. Ia menjelaskan definisi, jenis, mekanisme kerja, dan contoh dari berbagai antibiotika seperti penisilin, sefalosporin, makrolid, tetrasiklin, aminoglikosida, dan antituberkulosis. Dokumen tersebut juga membahas tentang resistensi bakteri, efek samping antibiotika, dan faktor-faktor penyebab kegagalan terapi antimikroba.
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Antibiotika merupakan golongan obat yang banyak digunakan terutama di negara-negara yang masih memiliki permasalahan penyakit karena infeksius bakteri. Materi ini menjelaskan tentang pengertian antibiotika dan golongan-golongannya. Termasuk faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih antibiotika.
Sindrom hipersensitivitas obat atau Drug Rash Eosinophilia and Systemic Symptoms (DRESS) adalah kondisi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan ruam kulit, demam, peningkatan leukosit khususnya eosinofil dan limfosit atipik, pembengkakan kelenjar getah bening, serta gangguan hati atau ginjal. Kondisi ini disebabkan oleh paparan obat tertentu pada individu rentan yang memiliki faktor keturunan atau didapat
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis antibiotik, antivirus, dan anti malaria beserta penggolongan, mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi, dan efek sampingnya. Jenis-jenis antibiotik yang dijelaskan antara lain penisilin, gentamicin, ketokonazol, mikonazol, asiklovir, klorokuin, dan primakuin.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, dan penatalaksanaan infeksi virus hepatitis A. Virus hepatitis A telah menginfeksi manusia lebih dari 2000 tahun dan dapat menyebabkan infeksi akut pada hati yang biasanya sembuh sendiri tanpa menimbulkan komplikasi kronis. Penatalaksanaannya berfokus pada terapi suportif dan pencegahan melalui pemberian imunoglobulin atau vaksinasi.
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxbintangrzki
Skrofuloderma merupakan bentuk TB kulit paling sering ditemukan. Pengobatan TB kulit sama dengan TB paru, yaitu pemberian OAT fase intensif dan lanjutan. Namun, pemantauan pasien skrofuloderma perlu dilakukan secara berkala dengan pemeriksaan mikroskopis untuk memantau perkembangan penyakit.
A 71-year-old woman presented with fever, cough, and altered mental status. She was diagnosed with sepsis and acute kidney injury. She received empiric antibiotics and underwent hemodialysis to manage her organ dysfunction. Her condition improved over several days of treatment, though cultures did not identify a definite microbe.
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionSoroy Lardo
Dengue Infection and Cardiac Manifestations How Important? Certainly greatly affect the clinical course of dengue patients with viremia phase - critical phase and recovery phase. Cardiac Manifestations, as an important organ that determines stable hemodynamics. What if our heart is disturbed? of course there is influence in management and prognosis. Please refer to this power point.
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesSoroy Lardo
Diabetes is associated with atherosclerosis and COPD contributed to the chronic inflammation within the systemic vascular. Management of CVI with diabetes and COPD requires multi-disciplinary approach
Fungal infections can occur due to the increasing use of broad-spectrum antibiotics and patients with immunodeficiency. Some pathogens, such as Cryptococcus, Candida,and Fusarium, rarely cause serious diseases in the normal host, while other endemic fungi, such as Histoplasmosis, Coccidiodes,and Paracoccidiodes can cause disease in a normal host, but has a tendency to be aggressive on immunocompromise.
Candida species are normal flora that may be an apportunistic pathogen. Candidiasis occurs in some diseases such as gastrointestinal mucosal esophagitis, a fungal disease associated with the use of catheters and in - patients who have mucosal damage or obtain broad – spectrum antibiotics. Other candidiasis consist of skin candidiasis, funguria candidiasis, disseminated candidiasis and endocarditis candidiasis. Candidemia is the fourth most common cause of nosocomial bloodstream infections in the United States and in many of the developed country. Invasive candidiasis has a significant impact on patient outcomes, and it has been estimated that the mortality of invasive candidiasis is as high as 47%. The mortality rates are 15%-25% for adults and 10%-15% for neonates and children. Diagnostic approach to fungal infection is a priority. The knowledge of the changes in epidemiology and risk factors for fungal infections, has become the main reference to measure optimal treatment of fungal infections.
Rabies : approach diagnostic and prophylaxisSoroy Lardo
Dokumen tersebut membahas tentang rabies dan profilaksis pasca paparan. Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi yang menyebabkan kematian 99.9% tanpa perawatan. Profilaksis pasca paparan meliputi pembersihan luka, vaksinasi, dan imunoglobulin berdasarkan kategori paparan.
Co Infection Dengue and HIV are simultanously infection. Dengue is viral infection with short term and clearence viremia. HIV is viral persistence infection with thrombocytopenia is caused by molecular mimicry
1. The patient, a 60-year-old man, presented with pale skin and fatigue for two days and was diagnosed with aplastic anemia four months ago requiring twice weekly platelet transfusions.
2. Physical examination found anemic conjunctiva, pale nails, and purpura on the arms and legs. Laboratory tests showed decreased red blood cell counts and pancytopenia.
3. The patient was diagnosed with aplastic anemia based on his history of frequent transfusions, physical findings, and low blood cell counts on laboratory tests. He received platelet transfusions and IV fluids and was advised to follow up every two weeks.
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
MERS-CoV infection causes severe respiratory and substantial nonpulmonary organ dysfunctions and has a high mortality rate. Community acquired and health care–associated MERS-CoV infection occurs in patients with chronic comorbid conditions
The approach to sepsis certainly needs to be based on organ involement. The mysteri of the role of the heart associated with myocardial dysfunction, becomes a growing scientific challenge
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi oleh Mycobacterium selain M. tuberculosis (NTM) yang dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh termasuk paru. NTM lebih sering menginfeksi paru, kelenjar limfe, dan jaringan lunak. Faktor host dan karakteristik organisme berpengaruh terhadap kerentanan terhadap infeksi NTM. Kulturing dan identifikasi spesies NTM diperlukan untuk diagnosis dan penentuan pengobatan.
Laki-laki 59 tahun dirawat dengan diagnosis sepsis akibat pneumonia nosokomial yang didukung oleh riwayat demam, penurunan nafsu makan, dan penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus selama 15 tahun dan hipertensi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan procalcitonin dan kultur sputum menemukan Acinetobacter baumannii. Pasien diberikan terapi resusitasi cairan dan antibiotik berdasark
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
Laporan kasus ini membahas kasus seorang wanita usia 31 tahun dengan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DHF) tingkat I yang dirawat selama 3 hari. Pasien mengeluh demam, nyeri sendi, nyeri kepala, dan muntah sejak 3 hari sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri di daerah epigastrik dan hasil laboratorium menunjukkan leukopenia, trombositopenia, serta tes Dengue NS1 Ag positif. Diagnosis yang
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
1. Dokumen tersebut membahas tentang ko-infeksi HIV dan TB, dimana kedua penyakit saling mempengaruhi dan memperburuk prognosis satu sama lain. 2. HIV menurunkan kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi TB aktif, sementara replikasi HIV lebih tinggi pada lokasi infeksi TB. 3. Ko-infeksi meningkatkan replikasi kedua agen patogen dan merupitkan masalah kesehatan masyarakat yang serius.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Metabolisme dan Resistensi Antibiotika pada HIV AIDS
1. Pembimbing :
dr. Soroy Lardo, Sp.PD, FINASIM
Salfian Ady / 1310.221.053
Fakultas Kedokteran UPN Veteran
2. Kehadiran infeksi HIV menimbulkan berbagai permasalahan di bidang
kesehatan, kedokteran, sosial, ekonomi, dan lain – lain. Dibidang kesehatan HIV
cenderung meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Perjalanan HIV ke arah AIDS, tersering dipicu oleh kehadiran infeksi sekunder
maupun penyakit keganasan dan gangguan metabolisme yang berdampak akhir
sindrom wasting.
Selain terapi antiretroviral, pada AIDS diperlukan terapi antimikroba untuk
mengatasi infeksi sekunder. Penetapan dosis antimikroba yang kurang tepat, efek
terapi tidak optimal dan dapat memicu terjadinya percepatan mikroba resisten.
3. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk famili retroviridae
4. Diseluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV
Di indonesia, HIV AIDS pertama kali ditemukan di Bali tahun 1987.
Hingga saat ini HIV AIDS sudah menyebar di 386 kabupaten/kota di seluruh
provinsi di Indonesia.
150.296 orang sedangkan total kumulatif kasus AIDS sebanyak 55.799 orang
5. HIV adalah virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam famili Retroviridae,
subfamili Lentivirinae, genus Lentivirus. HIV termasuk virus Ribonucleic Acid
(RNA) dengan berat molekul 9,7 kb (kilobases)
Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau envelop yang terdiri atas glikoprotein
gp120 yang melekat pada glikoprotein gp4. Dibagian dalamnya terdapat lapisan
kedua yang terdiri dari protein p17
6. HIV + Limfosit T CD4
CXCR 4 CCR 5
Enzim transkriptase RNA
Bergabung
dengan DNA
sel target
8. Infeksi menyebar ke macrofag
jaringan mengaktifkan CD4 sel
dalam lymph node
Masuk dalam peredaran darah
Menyebar ke organ lain
9. GEJALA MAYOR
BERAT BADAN TURUN >10%
DALAM 1 BULAN
DIARE KRONIK >1 BULAN
DEMAM BERKEPANJANGAN >1
BULAN
PENURUNAN KESADARAN
DEMENSIA / HIV ENSEFALOPATI
GEJALA MINOR
BATUK MENETAP >1 BULAN
DERMATITIS GENERALISATA
HERPES ZOOSTER
MULTISEGMENTAL DAN
BERULANG
KANDIDIASIS OROFARINGEAL
HERPES SIMPLEKS KRONIS
PROGRESIF
LIMFADENOPATI GENERALISATA
INFEKSI JAMUR BERULANG PADA
ALAT KELAMIN WANITA
10. Intervensi HIV ke dalam tubuh host
dapat menimbulkan gangguan
metabolik (hipermetabolik –
hiperkatabolik)
Degradasi protein otot, degradasi
timbunan lemak, penigkatan
metabolisme karbohidrat.
Diiringi penurunan asupan gizi
akibat ketidakmampuan makan,
diare kronis, gangguan absorpsi
(sindrom wasting)
Penentuan dosis antimikroba pada
AIDS perlu di ikuti penentuan kadar
antimikroba dalam serum dan
jarigan.
Diperhatikan waktu paruh, protein
pengikat, volume distribusi.
Gangguan metabolik berpengaruh
terhadap farmakodinamik dan
farmakokinetik antimikroba
penyesuaian dosis efikasi optimal
11. Gangguan sistem imun
Terutama sel target (limfosit,
monosit-makrofag, mikroglia,
astrosit, dendritik, Langerhan’s)
HIV + Sel target TNF ekspresi
gen (JNK NF-kB) induksi
apoptosis + proinflamatori timbul
gejala
Demam, menggigil, sakit kepala,
mialgia, artralgia, insomnia, mual,
muntah diare atau obstipasi,
anoreksia, gangguan konduksi
jantung, bradikardi atau takikardi,
perubahan emosi
TNF berinteraksi caspase 8
caspase efektor terjadi apoptosis
prograsivitas infeksi lebih berat
imunokompromais peluang
infeksi oportinistik
14. Diagnosa adanya infeksi HIV ditegakkan di laboratorium dengan ditemukannya
antibodi yang khusus terhadap virus tersebut.
Rapid tes
Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Western Bolt
PCR (Polyerase Chain Reaction)
15. Pengobatan suportif, pengobatan infeksi oportunistik dan antiretrovral
Terapi antiretroviral (ARV)
2 atau 3 kombinasi untuk mencegah resistensi atau HAART (Highly Active Anti
Retroviral Therapy)
Nucleoside Riverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
Non- Nucleoside Riverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Proteasi Inhibitor (PI)
16. Anjuran Pemilihhan ARV Lini Pertama
Mulailah terapi antiretrovira
l dengan salah satu dari paduan di bawah ini
17. Pada infeksi HIV, metabolisme tubuh mengalami hipermetabolik yang menuntut lebih
banyak tersedia energi sehingga produksi ATP meningkat peningkatan radikal
bebas + scavenger enzyme (superoksida dismutase, katalase, dan glutation
peroksidase) efek toksik radikal bebas
Akumulasi radikal bebas gangguan faal dan biokimia tubuh sel me ngalami
kelesuan, pareses dan paralisis imun, ketahanan tubuh semakin menurun
Gangguan metabolisme, imunokompromais farmakokinetik dan farmakodinamik
efek kerja dosis konvensional tidak memadai
Dosis inadekuat memicu percepatan resistensi mikroba
18. antimiroba dosis standar sering gagal mencapai jaringan atau kadar
dalam jaringan tidak cukup
kondisi hipermetabolik memperpendek waktu paruh antimikroba
dan volume distribusi menjadi meningkat
faktor risiko terjadi mikroba resisten perlu diidentifikasi terutama
terkait antimikroba yang telah dipakai sebelumnya
pada AIDS, antimikroba tertentu dapat lebih efektif bila diberikan
secara kontinu dari pada berbasis dosis interval
pemberian dosis antimikroba secara kontinu dapat
mempertahankan kadar antimikroba dalam darah tetap bertahan
tinggi, penting untuk membasmi multi mikroorganisme pada AIDS.
19. farmakokinetik dan farmakodinamik untuk mencapai daya bunuh mikroba yang
optimal
Berdasarkan mekanisme aksinya :
time-dependent antibiotic
concentration-dependent antibiotic.
pemberian antimikroba untuk mengatasi infeksi sekunder, dosis obat harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan keadaan infeksi berat, cara pemberian (oral
atau parenteral)
pasien infeksi berat, pemberian antimikroba dengan memperhatikan farmakokinetik dan dosis
lebih tinggi angka kematian 14%, sedangkan dengan dosis konvensional, tanpa memperhitungkan
farmakokinetik kematiannya mencapai 57%*
20. Antibiotika dengan sifat
concentration-dependent killing
Mengeradikasi bakteri dengan
mencapai konsentrasi tinggi pada
binding site.
Parameter farmakodimaniknya bisa
disederhanakan sebagai
Peak/Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) ratio.
Respon terbaik muncul ketika
konsentrasi ≥ 10 kali di atas MIC
organisme target pada lokasi infeksi.
Contoh: Aminoglikosida dan
fluorokuinolon.
Antibiotika dengan sifat time-
dependent killing
Respon optimal didapat ketika obat
yang tersisa di atas MIC adalah 50%
dari interval pemberian. Contoh: β-
laktam (penisilin, sefalosporin,
karbapenem, monobaktam,
klindamisin dan linezolid).
21. Terjadi akibat induksi, mutasi spontan, dan resistensi pemindahan
Mutasi spontan, terjadi multiplikasi strain tertentu yang kemudian bermutasi
menjadi resisten
Resistensi melalui pemindahan
Transformasi (gen resisten mengalami inkorporasi sel mikroba dengan sekitarnya)
Transduksi (terjadi pemindahan potongan kromosom mikroba resisten ke mikroba
sensitif melalui bantuan bakteriofag)
Konjugasi (terjadi kontak langsung dua sel mikroba sehingga terjadi pemidahan faktor
resistensi)
transformasi (the uptake of naked DNA), transduksi (transfer of DNA by bacteriophage),
dan konjugasi (cell-to-cell contact)
22. Sebenarnya sifat resisten ini tidak berlangsung permanen, dalam biakan dapat
diubah ke sensitif kembali bila antimikroorganisme tersebut lama tidak dipakai,
melalui peningkatan suhu, atau melalui penambahan zat warna azo
23. Sejak dimulainya terapi ARV, angka kematian yang berhubungan dengan HIV
AIDS semakin turun. Secara umum, penyebab kematian pasien dengan infeksi
HIV disebabkan karena penanganan infeksi oportunistik yang tidak adekuat,
efek samping ARV berat