SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Anemia Aplasi
Definisi
 Anemia aplastik adalah anemia yang terjadi akibat penurunan
atau ketiadaan unsur pembentuk darah yang ditandai
dengan pansitopenia, bisa diturunkan atau didapat. Berbagai
derajat limfopenia mungkin ada.
 Splenomegali, hepatomegali, dan limfadenopati umumnya
tidak terjadi pada kondisi ini.
Aplastic Anemia di dapat
 Severe anemia aplasi ditandai dengan :
1. Sel sel sumsumtulang < 25 %
2. Ditemukannya minimal 2 sitopenia berikut :
granulosit < 500/mm3 (<200 / mm3
mengindikasiksn severe aplastic anemia), jumlah
platelet <20.000/mm3,dan atau jumlah retikulosit
<20.000/mm3
Patofisiologi
 Merupakan immun mediated, seluler spesifik.
 Antigen pemicu  memicu reaksi antigen antibody 
destruksi sel induk di SST  pansitopeni
 Pengobatan dengan imunosupresi memulihkan fungsi
sumsum tulang
Proses tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: sel
target hematopoeitik dipengaruhi oleh interaksi ligan-
reseptor, sinyal intrasesuler dan aktivasi gen. Aktivasi
sitotoksik T-limfosit berperan penting dalam kerusakan
jaringan melalui sekresi IFN-γ dan TNF. Keduanya dapat
saling meregulasi selular reseptor masing-masing dan Fas
reseptor. Aktivasi tersebut menyebabkan terjadinya
apoptosis pada sel target. Beberapa efek dari IFN-γ
dimediasi melalui IRF-1 yang menghambat transkripsi
selular gen dan proses siklus sel sehingga regulasi sel-sel
darah tidak dapat terjadi. IFN-γ juga memicu produksi gas
NO yang bersifat toksik terhadapsel-sel lain. Selain itu,
peningkatan IL-2 menyebabkan meningkatnya jumlah T
sel sehingga semakin mempercepat terjadinya kerusakan
jaringan pada se
Etiologi
TRILINEAGE BONE MARROW FAILURE (GENERALIZED
PANCYTOPENIA)
 1. Inherited
a. Fanconi anemia (associated with chromosomal
breakages induced by clastogens, e.g.,
diepoxybutane (DEB) or mitomycin C (MMC))
b. Dyskeratosis congenita (associated with short
telomeres)
c. ShwachmanDiamond syndrome (predominantly
neutropenia)a
d. Congenital amegakaryocytic thrombocytopenia
(predominantly thrombocytopenia)a
e. DiamondBlackfan anemia (predominantly
anemia)a
f. Aplastic anemia with constitutional chromosomal
abnormalities
i. Dubowitz syndrome (congenital abnormalities,
 2. Acquired
a. Idiopathic (more than 70% of cases)
b. Secondary
i. Drugs
• Predictable, dose-dependent, rapidly reversible
(affects rapidly dividing maturing
hematopoietic cells rather than pluripotent stem
cells) : 6-Mercaptopurine, Methotrexate,
Cyclophosphamide, Busulfan,
Chloramphenicol,
• Unpredictable to normal doses (defect or damage
to pluripotent stem cells) :
i. Antibiotics: sulfonamides
ii. Anticonvulsants: mephenytoin (Mesantoin),
hydantoin
iii. Antirheumatics: phenylbutazone, gold
vi. Immunologic disorders
• Graft-versus-host reaction in transfused immunologically
incompetent subjects
• X-linked lymphoproliferative syndrome
• Eosinophilic fasciitis
• Hypogammagloblinemia
vii. Aplastic anemia preceding acute leukemia (hypoplastic
preleukemia)
viii. Myelodysplastic syndromes
ix. Thymoma
x. Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
xi. Malnutrition
• Kwashiorkor
• Marasmusc
• Anorexia nervosac
• Pregnancy
Manifestasi klinis
 Tanyakan riwayat pengobatan sebelumnya
 Anemia : pucat, mudah lelah, lemas, dan kehilangan nafsu
makan.
 Trombositopenia : petekie, mudah memar, mimisan parah,
perdarahan gastrointestinal dan hematuria.
 Leukopenia : peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan
ulserasi oral serta gingivitis yang merespons buruk terhadap
terapi antibiotik.
 Hepatosplenomegali dan limfadenopati tidak terjadi
Laboratorium
 Anemia: normositik atau makrositik, normokromik.
 Retikulositopenia: hitung absolut lebih dapat diandalkan.
 Leukopenia: granulositopenia seringkali kurang dari 1500 / mm3.
 Trombositopenia : trombosit sering kurang dari 30.000 / mm3.
 Hemoglobin janin: mungkin meningkat sedikit sampai sedang.
 Pemeriksaan SST:
 depresi atau tidak adanya sel hematopoietik dan penggantian
dengan jaringan lemak yang mengandung retikulum sel, limfosit,
sel plasma, dan biasanya sel mast jaringan.
 Perubahan megaloblastik dan gambaran lain yang menunjukkan
diseritropoiesis.
 Biopsi sumsum tulang penting untuk menilai seluleritas
 Analisis kromosom normal dan membantu menyingkirkan
sindrom mielodisplastik (MDS).
 Uji kerusakan kromosom: dilakukan pada darah tepi untuk
menyingkirkan FA.
 Flow cytometry (CD59): untuk menyingkirkan kemungkinan
hemoglobinuria nokturnal paroksismal.
 Panjang telomer: untuk menyaring DC.
 Kimiawi fungsi hati: untuk menyingkirkan hepatitis.
 Kimiawi fungsi ginjal: untuk menyingkirkan penyakit ginjal.
 Tes serologi virus: panel antibodi hepatitis A, B, dan C; Panel
antibodi virus Epstein Barr (EBV); parvovirus B19 antibodi IgG
dan IgM; titer antibodi varicella; titer antibodi cytomegalovirus
(CMV); tes antibodi virus human immunodeficiency.
 Imunoglobulin kuantitatif (Igs) untuk menyingkirkan defisiensi
imun.
 Evaluasi penyakit autoimun: antibodi antinuklear (ANA),
komplemen hemolitik total (CH50), C3, C4, langsung uji
antiglobulin (DAT).
 Pengecekan HLA: pasien dan keluarga dilakukan saat diagnosis
SAA untuk mengidentifikasi donor yang cocok dan memastikan
waktunya transplantasi.
Diferensial diagnosis
Tatalaksana
a. Suportif : Transfusi PRC / Trombosit
b. Menstruasi harus ditekan dengan penggunaan
kontrasepsi
c. Obat yang merusak fungsi trombosit, seperti aspirin,
harus dihindari.
d. Injeksi intramuskular harus diberikan dengan hati-hati,
diikuti dengan aplikasi ice pack ke tempat injeksi.
e. Agen antifibrinolitik : asam ε-aminocaproic (Amicar)
(100 mg / kg / dosis setiap 6 jam, maksimum harian
24 gram) dapat digunakan untuk mengurangi
perdarahan mukosa pada penderita trombositopenik
dengan hati dan hati yang baik fungsi ginjal.
Hematuria adalah kontraindikasi penggunaannya.
Gigi harus disikat dengan kain atau lembut sikat gigi
untuk menghindari perdarahan gusi.
f. Hindari infeksi.
 Pasien yang diobati dengan terapi imunosupresif
(IST) harus menerima produk darah seluler yang
diradiasi untuk mencegah penyakit graft-versus-
host (GVHD) yang didapat melalui transfusi (Bab
36).
 Pasien yang menerima IST juga harus menerima
profilaksis Pneumocystis jiroveci dengan
trimethoprim / sulfamethoxazole (Bactrim / Septra)
atau pentamidine.
Spesifik terapi
 Transplantasi Stem cell hemopoetik
 Immunosuppressive Therapy
Kontraindikasi IST :
a. Kreatinin serum >2 mg / dl
b. Kehamilan bersamaan.
c. Gangguanhati, ginjal, jantung, atau metabolik berat yang terjadi
bersamaan
d.Pasien yang hampir mati.
 Antithymocyte Globulin
 Cyclosporine (CSA)
 Hematopoietic Growth Factors
Fanconi anemia
 frekuensi jarang , diturunkan secara autosomal resesif ( 99%)
dan X linked resesif ( 1% )
 Pada populasi umum 1/181 di Utara Amerika; 1/93 di Israel
Patofisiologi
Akibat adanya mutasi genetik pada gen FANCA ( 70%),
FANCB, FANC, FAND, yang menyebabkan terjadinya
rangkaian peristiwa yang menghasilkan respons kerusakan
DNA yang salah dan ketidakstabilan genom yang
menyebabkan kegagalan hematopoietik, cacat lahir dan
predisposisi kanker .
Sel FA ditandai oleh hipersensitivitas terhadap kerusakan
kromosom serta hipersensitivitas terhadap G2 / M yang
diinduksi oleh agen pengikat silang DNA. Selain itu ada
kepekaan terhadap radikal bebas oksigen dan untuk radiasi
pengion.
Manifestasi klinis
 Mengenai semua ras dan etnis
 Pansitopenia sering ditemukan.
 Median usia saat presentasi hematologi pasien dengan
anemia aplastik adalah sekitar 8 -10 tahun.
 Leukemia cenderung muncul di usia remaja dan tumor
padat muncul di usia dewasa muda•
 Disfungsi hematologi biasanya timbul dengan
makrositosis, diikuti oleh trombositopenia,
 FA sering berakhir pada MDS dan / atau leukemia
myeloid akut (AML).
 Pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan adanya
hiposelularitas dan penggantian lemak yang sesuai
dengan derajat perifer pansitopenia.
 Anomali kongenital termasuk peningkatan pigmentasi
pada kulit, dan area hipopigmentasi, perawakan pendek
(gangguan sekresi hormon pertumbuhan), kelainan
kerangka (terutama yang melibatkan ibu jari, jari-jari,
dan tulang panjang), hipogenitalisme pria, mikrosefali,
kelainan mata (microphthalmia, strabismus, ptosis,
nistagmus) dan telinga (tuli), hiperrefleksia,
keterlambatan perkembangan, dan kelainan ginjal dan
jantung.
Tatalaksana
 Penilaian serial sumsum tulang harus dilakukan untuk
memberikan bukti perkembangan dan perkembangan atau
evolusi kelainan sitogenetik dan untuk pemeriksaan
selularitas
 Derajat cytopenia untuk menentukan tatalaksana
 Sitopenia ringan hingga sedang dan tanpa adanya kelainan
sitogenetik, pemeriksaan darah harus dipantau setiap 3 - 4
bulan dan aspirasi sumsum tulang harus dilakukan setiap
tahun. Pemantauan jumlah darah dan sumsum tulang harus
ditingkatkan menjadi setiap 1- 2 bulan dan setiap 1-6 bulan,
masing-masing, untuk sitopenia dengan adanya kelainan
sitogenetik atau displasia yang lebih
 HPV vaksinasi
 Terapi Growth hormon
 Gene terapi
Tatalaksana
DYSKERATOSIS CONGENITA
 DC dicirikan oleh triad klasik displasia ektodermal yang terdiri
dari: • Pigmentasi kulit dada dan leher bagian atas yang tidak
normal.
 Kuku displastik.
 Leukoplakia pada selaput lendir mulut
 Predisposisi untuk kegagalan sumsum tulang.
 Predisposisi kanker — kanker hematologi (leukemia,
mielodisplasia) dan epitel. •
 Temuan somatik pada DC meliputi: epifora, blepharitis,
perkembangan keterlambatan, penyakit paru (fibrosis),
perawakan pendek, fibrosis hati, karies gigi, kehilangan gigi,
uban prematur dan rambut rontok; mata, gigi, kerangka, kulit,
genitourinari, gastrointestinal, kelainan neurologis
 Diagnosis klinis klasik DC memerlukan dua dari tiga elemen
dari triad diagnostik klasik dan kelainan lainnya.
 Usia rata-rata saat diagnosis adalah sekitar 15 tahun. Usia
rata rata untuk timbulnya kelainan mukokutan 6 - 8 tahun.
Perubahan kuku terjadi lebih dulu. Usia rata-rata timbulnya
pansitopenia adalah 10 tahun.
 Fenotipe DC dihasilkan dari aktivitas telomerase yang
kurang.
 Aktivitas telomerase ditemukan di jaringan dengan pergantian
cepat seperti lapisan basal epidermis, epitel skuamosa mulut
rongga, sel induk hematopoietik dan progenitor dan jaringan
lain yang terkena DC.
Manifestasi klinis
 Kegagalan sumsum tulang
 Kanker dan penyakit paru-paru (fibrosis paru)
 Keganasan: Penyebab kematian mirip dengan yang
dilaporkan untuk FA dengan pengecualian fibrosis paru yang
unik untuk DC.
 Neurologis: Pasien dengan bentuk DC parah yang dikenal
sebagai sindrom Hoyeraal Hreidarsson (HH), hipoplasia
serebelar simptomatik, mikrosefali, dan keterlambatan
perkembangan. Sindrom Revesz (RS) dikaitkan dengan
kalsifikasi SSP, kadang-kadang hipoplasia serebelar dan
retinopati eksudatif.
 Pengobatan Perawatan suportif:
Produk darah, antibiotik, dan agen antifibrinolitik mirip dengan
yang digunakan untuk idiopatik. anemia aplastik.
 HSCT harus dipertimbangkan untuk pasien dengan donor terkait
HLA-matched. Hasil HSCT buruk terutama karena hati dan
fibrosis paru.
 Saat ini sedang ada pendekatan immunoablative daripada
myeloablative digunakan untuk berpotensi mengurangi
peningkatan risiko toksisitas paru serta risiko kanker non-
hematologi
 IST tidak efektif.
CONGENITAL APLASTIC ANEMIAS OF UNKNOWN
INHERITANCE
 Merupakan kasus langka dan memiliki keterkaitan dengan
sindrom down
 Mozaikisme trisomi-8 bawaan; keluarga Translokasi
Robertsonian (13; 14); translokasi non-keluarga pada pria
dengan t (1; 20); ataksia serebelar dengan monosomi-7
sumsum tulang yang bermanifestasi sebelum pansitopenia
(sindrom ataksia familial pansitopenia); dan Peningkatan
kerusakan kromosom spontan tanpa peningkatan lebih lanjut
dalam kerusakan dengan MMC dan lainnya kasus yang
jarang terjadi dengan asosiasi keluarga. Banyak dari kasus
ini dilaporkan sebelum ditemukannya gen yang terkait
DIAMOND BLACKFAN ANEMIA (CONGENITAL
PURE RED CELL APLASIA)
 Merupakan kelainan genetik yang langka akibat
gangguan sintesis ribosom, terutama
mengakibatkan aplasia eritrosit.
 Gangguan sintesis ribosom mengakibatkan
progenitor eritroid rentan terhadap kerusakan dan
apoptosis
 Penyakit ini diturunkan secara :
1. Autosomal dominan melalui mutasi gen DBA
RPS19, gen yang mengkode RP, terletak di
kromosom 19q13.2.
2. X linked resesif
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Anemia Aplasi.pptx

PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxAhmadFahrozi7
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Asep Mulyaang
 
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHDTUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHDssuserd986061
 
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxpdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxrohiwanto
 
Rangkuman Hemato onkologi medicine. pptx
Rangkuman Hemato onkologi medicine. pptxRangkuman Hemato onkologi medicine. pptx
Rangkuman Hemato onkologi medicine. pptxYohanna Sinuhaji
 
Anemia_hemolitik_autoimun.pptx
Anemia_hemolitik_autoimun.pptxAnemia_hemolitik_autoimun.pptx
Anemia_hemolitik_autoimun.pptxPutriAzzahra47
 
BookReading-Hemapoietik-share.pptx
BookReading-Hemapoietik-share.pptxBookReading-Hemapoietik-share.pptx
BookReading-Hemapoietik-share.pptxLelyAmedia
 
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptxITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptxakunanimelemao69
 
Ppt leukimia
Ppt leukimiaPpt leukimia
Ppt leukimiaandalizah
 

Similar to Anemia Aplasi.pptx (20)

PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
 
Coagulation 4
Coagulation 4Coagulation 4
Coagulation 4
 
KELAINAN LEUKOSIT.pdf
KELAINAN LEUKOSIT.pdfKELAINAN LEUKOSIT.pdf
KELAINAN LEUKOSIT.pdf
 
Anemia aplastik
Anemia aplastikAnemia aplastik
Anemia aplastik
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
 
ANAEMIA & THALASSEMIA
ANAEMIA & THALASSEMIAANAEMIA & THALASSEMIA
ANAEMIA & THALASSEMIA
 
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHDTUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
TUGAS KIMIA KLINIK 03 R.NSAXHXHBHXB,VCVGHD
 
Askep leukemia
Askep leukemiaAskep leukemia
Askep leukemia
 
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptxpdf-aml-power-point_compress public.pptx
pdf-aml-power-point_compress public.pptx
 
Leukemia P6.pptx
Leukemia P6.pptxLeukemia P6.pptx
Leukemia P6.pptx
 
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIKGANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
 
Rangkuman Hemato onkologi medicine. pptx
Rangkuman Hemato onkologi medicine. pptxRangkuman Hemato onkologi medicine. pptx
Rangkuman Hemato onkologi medicine. pptx
 
Anemia_hemolitik_autoimun.pptx
Anemia_hemolitik_autoimun.pptxAnemia_hemolitik_autoimun.pptx
Anemia_hemolitik_autoimun.pptx
 
14
1414
14
 
askep anemia.pptx
askep anemia.pptxaskep anemia.pptx
askep anemia.pptx
 
LAB
LABLAB
LAB
 
BookReading-Hemapoietik-share.pptx
BookReading-Hemapoietik-share.pptxBookReading-Hemapoietik-share.pptx
BookReading-Hemapoietik-share.pptx
 
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptxITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
ITP ( Idiopatik Trombositopenia Purpura)(1).pptx
 
Ppt leukimia
Ppt leukimiaPpt leukimia
Ppt leukimia
 
LEUKEMIA
LEUKEMIALEUKEMIA
LEUKEMIA
 

Recently uploaded

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 

Recently uploaded (11)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 

Anemia Aplasi.pptx

  • 2. Definisi  Anemia aplastik adalah anemia yang terjadi akibat penurunan atau ketiadaan unsur pembentuk darah yang ditandai dengan pansitopenia, bisa diturunkan atau didapat. Berbagai derajat limfopenia mungkin ada.  Splenomegali, hepatomegali, dan limfadenopati umumnya tidak terjadi pada kondisi ini.
  • 3. Aplastic Anemia di dapat  Severe anemia aplasi ditandai dengan : 1. Sel sel sumsumtulang < 25 % 2. Ditemukannya minimal 2 sitopenia berikut : granulosit < 500/mm3 (<200 / mm3 mengindikasiksn severe aplastic anemia), jumlah platelet <20.000/mm3,dan atau jumlah retikulosit <20.000/mm3
  • 4. Patofisiologi  Merupakan immun mediated, seluler spesifik.  Antigen pemicu  memicu reaksi antigen antibody  destruksi sel induk di SST  pansitopeni  Pengobatan dengan imunosupresi memulihkan fungsi sumsum tulang
  • 5. Proses tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: sel target hematopoeitik dipengaruhi oleh interaksi ligan- reseptor, sinyal intrasesuler dan aktivasi gen. Aktivasi sitotoksik T-limfosit berperan penting dalam kerusakan jaringan melalui sekresi IFN-γ dan TNF. Keduanya dapat saling meregulasi selular reseptor masing-masing dan Fas reseptor. Aktivasi tersebut menyebabkan terjadinya apoptosis pada sel target. Beberapa efek dari IFN-γ dimediasi melalui IRF-1 yang menghambat transkripsi selular gen dan proses siklus sel sehingga regulasi sel-sel darah tidak dapat terjadi. IFN-γ juga memicu produksi gas NO yang bersifat toksik terhadapsel-sel lain. Selain itu, peningkatan IL-2 menyebabkan meningkatnya jumlah T sel sehingga semakin mempercepat terjadinya kerusakan jaringan pada se
  • 7.
  • 8. TRILINEAGE BONE MARROW FAILURE (GENERALIZED PANCYTOPENIA)  1. Inherited a. Fanconi anemia (associated with chromosomal breakages induced by clastogens, e.g., diepoxybutane (DEB) or mitomycin C (MMC)) b. Dyskeratosis congenita (associated with short telomeres) c. ShwachmanDiamond syndrome (predominantly neutropenia)a d. Congenital amegakaryocytic thrombocytopenia (predominantly thrombocytopenia)a e. DiamondBlackfan anemia (predominantly anemia)a f. Aplastic anemia with constitutional chromosomal abnormalities i. Dubowitz syndrome (congenital abnormalities,
  • 9.  2. Acquired a. Idiopathic (more than 70% of cases) b. Secondary i. Drugs • Predictable, dose-dependent, rapidly reversible (affects rapidly dividing maturing hematopoietic cells rather than pluripotent stem cells) : 6-Mercaptopurine, Methotrexate, Cyclophosphamide, Busulfan, Chloramphenicol, • Unpredictable to normal doses (defect or damage to pluripotent stem cells) : i. Antibiotics: sulfonamides ii. Anticonvulsants: mephenytoin (Mesantoin), hydantoin iii. Antirheumatics: phenylbutazone, gold
  • 10.
  • 11. vi. Immunologic disorders • Graft-versus-host reaction in transfused immunologically incompetent subjects • X-linked lymphoproliferative syndrome • Eosinophilic fasciitis • Hypogammagloblinemia vii. Aplastic anemia preceding acute leukemia (hypoplastic preleukemia) viii. Myelodysplastic syndromes ix. Thymoma x. Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria xi. Malnutrition • Kwashiorkor • Marasmusc • Anorexia nervosac • Pregnancy
  • 12. Manifestasi klinis  Tanyakan riwayat pengobatan sebelumnya  Anemia : pucat, mudah lelah, lemas, dan kehilangan nafsu makan.  Trombositopenia : petekie, mudah memar, mimisan parah, perdarahan gastrointestinal dan hematuria.  Leukopenia : peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan ulserasi oral serta gingivitis yang merespons buruk terhadap terapi antibiotik.  Hepatosplenomegali dan limfadenopati tidak terjadi
  • 13. Laboratorium  Anemia: normositik atau makrositik, normokromik.  Retikulositopenia: hitung absolut lebih dapat diandalkan.  Leukopenia: granulositopenia seringkali kurang dari 1500 / mm3.  Trombositopenia : trombosit sering kurang dari 30.000 / mm3.  Hemoglobin janin: mungkin meningkat sedikit sampai sedang.  Pemeriksaan SST:  depresi atau tidak adanya sel hematopoietik dan penggantian dengan jaringan lemak yang mengandung retikulum sel, limfosit, sel plasma, dan biasanya sel mast jaringan.  Perubahan megaloblastik dan gambaran lain yang menunjukkan diseritropoiesis.  Biopsi sumsum tulang penting untuk menilai seluleritas  Analisis kromosom normal dan membantu menyingkirkan sindrom mielodisplastik (MDS).
  • 14.  Uji kerusakan kromosom: dilakukan pada darah tepi untuk menyingkirkan FA.  Flow cytometry (CD59): untuk menyingkirkan kemungkinan hemoglobinuria nokturnal paroksismal.  Panjang telomer: untuk menyaring DC.  Kimiawi fungsi hati: untuk menyingkirkan hepatitis.  Kimiawi fungsi ginjal: untuk menyingkirkan penyakit ginjal.  Tes serologi virus: panel antibodi hepatitis A, B, dan C; Panel antibodi virus Epstein Barr (EBV); parvovirus B19 antibodi IgG dan IgM; titer antibodi varicella; titer antibodi cytomegalovirus (CMV); tes antibodi virus human immunodeficiency.  Imunoglobulin kuantitatif (Igs) untuk menyingkirkan defisiensi imun.  Evaluasi penyakit autoimun: antibodi antinuklear (ANA), komplemen hemolitik total (CH50), C3, C4, langsung uji antiglobulin (DAT).  Pengecekan HLA: pasien dan keluarga dilakukan saat diagnosis SAA untuk mengidentifikasi donor yang cocok dan memastikan waktunya transplantasi.
  • 16. Tatalaksana a. Suportif : Transfusi PRC / Trombosit b. Menstruasi harus ditekan dengan penggunaan kontrasepsi c. Obat yang merusak fungsi trombosit, seperti aspirin, harus dihindari. d. Injeksi intramuskular harus diberikan dengan hati-hati, diikuti dengan aplikasi ice pack ke tempat injeksi. e. Agen antifibrinolitik : asam ε-aminocaproic (Amicar) (100 mg / kg / dosis setiap 6 jam, maksimum harian 24 gram) dapat digunakan untuk mengurangi perdarahan mukosa pada penderita trombositopenik dengan hati dan hati yang baik fungsi ginjal. Hematuria adalah kontraindikasi penggunaannya. Gigi harus disikat dengan kain atau lembut sikat gigi untuk menghindari perdarahan gusi. f. Hindari infeksi.
  • 17.  Pasien yang diobati dengan terapi imunosupresif (IST) harus menerima produk darah seluler yang diradiasi untuk mencegah penyakit graft-versus- host (GVHD) yang didapat melalui transfusi (Bab 36).  Pasien yang menerima IST juga harus menerima profilaksis Pneumocystis jiroveci dengan trimethoprim / sulfamethoxazole (Bactrim / Septra) atau pentamidine.
  • 18. Spesifik terapi  Transplantasi Stem cell hemopoetik  Immunosuppressive Therapy Kontraindikasi IST : a. Kreatinin serum >2 mg / dl b. Kehamilan bersamaan. c. Gangguanhati, ginjal, jantung, atau metabolik berat yang terjadi bersamaan d.Pasien yang hampir mati.  Antithymocyte Globulin  Cyclosporine (CSA)  Hematopoietic Growth Factors
  • 19. Fanconi anemia  frekuensi jarang , diturunkan secara autosomal resesif ( 99%) dan X linked resesif ( 1% )  Pada populasi umum 1/181 di Utara Amerika; 1/93 di Israel Patofisiologi Akibat adanya mutasi genetik pada gen FANCA ( 70%), FANCB, FANC, FAND, yang menyebabkan terjadinya rangkaian peristiwa yang menghasilkan respons kerusakan DNA yang salah dan ketidakstabilan genom yang menyebabkan kegagalan hematopoietik, cacat lahir dan predisposisi kanker . Sel FA ditandai oleh hipersensitivitas terhadap kerusakan kromosom serta hipersensitivitas terhadap G2 / M yang diinduksi oleh agen pengikat silang DNA. Selain itu ada kepekaan terhadap radikal bebas oksigen dan untuk radiasi pengion.
  • 20. Manifestasi klinis  Mengenai semua ras dan etnis  Pansitopenia sering ditemukan.  Median usia saat presentasi hematologi pasien dengan anemia aplastik adalah sekitar 8 -10 tahun.  Leukemia cenderung muncul di usia remaja dan tumor padat muncul di usia dewasa muda•  Disfungsi hematologi biasanya timbul dengan makrositosis, diikuti oleh trombositopenia,  FA sering berakhir pada MDS dan / atau leukemia myeloid akut (AML).
  • 21.  Pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan adanya hiposelularitas dan penggantian lemak yang sesuai dengan derajat perifer pansitopenia.  Anomali kongenital termasuk peningkatan pigmentasi pada kulit, dan area hipopigmentasi, perawakan pendek (gangguan sekresi hormon pertumbuhan), kelainan kerangka (terutama yang melibatkan ibu jari, jari-jari, dan tulang panjang), hipogenitalisme pria, mikrosefali, kelainan mata (microphthalmia, strabismus, ptosis, nistagmus) dan telinga (tuli), hiperrefleksia, keterlambatan perkembangan, dan kelainan ginjal dan jantung.
  • 22.
  • 23. Tatalaksana  Penilaian serial sumsum tulang harus dilakukan untuk memberikan bukti perkembangan dan perkembangan atau evolusi kelainan sitogenetik dan untuk pemeriksaan selularitas  Derajat cytopenia untuk menentukan tatalaksana
  • 24.  Sitopenia ringan hingga sedang dan tanpa adanya kelainan sitogenetik, pemeriksaan darah harus dipantau setiap 3 - 4 bulan dan aspirasi sumsum tulang harus dilakukan setiap tahun. Pemantauan jumlah darah dan sumsum tulang harus ditingkatkan menjadi setiap 1- 2 bulan dan setiap 1-6 bulan, masing-masing, untuk sitopenia dengan adanya kelainan sitogenetik atau displasia yang lebih  HPV vaksinasi  Terapi Growth hormon  Gene terapi
  • 26. DYSKERATOSIS CONGENITA  DC dicirikan oleh triad klasik displasia ektodermal yang terdiri dari: • Pigmentasi kulit dada dan leher bagian atas yang tidak normal.  Kuku displastik.  Leukoplakia pada selaput lendir mulut  Predisposisi untuk kegagalan sumsum tulang.  Predisposisi kanker — kanker hematologi (leukemia, mielodisplasia) dan epitel. •  Temuan somatik pada DC meliputi: epifora, blepharitis, perkembangan keterlambatan, penyakit paru (fibrosis), perawakan pendek, fibrosis hati, karies gigi, kehilangan gigi, uban prematur dan rambut rontok; mata, gigi, kerangka, kulit, genitourinari, gastrointestinal, kelainan neurologis  Diagnosis klinis klasik DC memerlukan dua dari tiga elemen dari triad diagnostik klasik dan kelainan lainnya.
  • 27.
  • 28.  Usia rata-rata saat diagnosis adalah sekitar 15 tahun. Usia rata rata untuk timbulnya kelainan mukokutan 6 - 8 tahun. Perubahan kuku terjadi lebih dulu. Usia rata-rata timbulnya pansitopenia adalah 10 tahun.  Fenotipe DC dihasilkan dari aktivitas telomerase yang kurang.  Aktivitas telomerase ditemukan di jaringan dengan pergantian cepat seperti lapisan basal epidermis, epitel skuamosa mulut rongga, sel induk hematopoietik dan progenitor dan jaringan lain yang terkena DC.
  • 29.
  • 30. Manifestasi klinis  Kegagalan sumsum tulang  Kanker dan penyakit paru-paru (fibrosis paru)  Keganasan: Penyebab kematian mirip dengan yang dilaporkan untuk FA dengan pengecualian fibrosis paru yang unik untuk DC.  Neurologis: Pasien dengan bentuk DC parah yang dikenal sebagai sindrom Hoyeraal Hreidarsson (HH), hipoplasia serebelar simptomatik, mikrosefali, dan keterlambatan perkembangan. Sindrom Revesz (RS) dikaitkan dengan kalsifikasi SSP, kadang-kadang hipoplasia serebelar dan retinopati eksudatif.
  • 31.  Pengobatan Perawatan suportif: Produk darah, antibiotik, dan agen antifibrinolitik mirip dengan yang digunakan untuk idiopatik. anemia aplastik.  HSCT harus dipertimbangkan untuk pasien dengan donor terkait HLA-matched. Hasil HSCT buruk terutama karena hati dan fibrosis paru.  Saat ini sedang ada pendekatan immunoablative daripada myeloablative digunakan untuk berpotensi mengurangi peningkatan risiko toksisitas paru serta risiko kanker non- hematologi  IST tidak efektif.
  • 32. CONGENITAL APLASTIC ANEMIAS OF UNKNOWN INHERITANCE  Merupakan kasus langka dan memiliki keterkaitan dengan sindrom down  Mozaikisme trisomi-8 bawaan; keluarga Translokasi Robertsonian (13; 14); translokasi non-keluarga pada pria dengan t (1; 20); ataksia serebelar dengan monosomi-7 sumsum tulang yang bermanifestasi sebelum pansitopenia (sindrom ataksia familial pansitopenia); dan Peningkatan kerusakan kromosom spontan tanpa peningkatan lebih lanjut dalam kerusakan dengan MMC dan lainnya kasus yang jarang terjadi dengan asosiasi keluarga. Banyak dari kasus ini dilaporkan sebelum ditemukannya gen yang terkait
  • 33. DIAMOND BLACKFAN ANEMIA (CONGENITAL PURE RED CELL APLASIA)  Merupakan kelainan genetik yang langka akibat gangguan sintesis ribosom, terutama mengakibatkan aplasia eritrosit.  Gangguan sintesis ribosom mengakibatkan progenitor eritroid rentan terhadap kerusakan dan apoptosis  Penyakit ini diturunkan secara : 1. Autosomal dominan melalui mutasi gen DBA RPS19, gen yang mengkode RP, terletak di kromosom 19q13.2. 2. X linked resesif