SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
1. Normasari
2. Rahmawati
3. Lidya Puji Rahayu
4. Loedri Julian
5. Yoga Fratama
CARA DEKTEKSI
KELAINAN DNA
KELAINAN GENETIK
Kelainan genetik adalah penyakit akibat
perubahan (mutasi) pada gen tertentu. Kondisi ini
bisa diturunkan dari orang tua kepada anak, atau
terjadi secara acak akibat paparan faktor
tertentu.
Gen adalah materi genetik yang terdiri dari DNA
sebagai penentu karakteristik fisik yang dimiliki
orang, seperti warna kulit, rambut, dan mata,
serta kerentanan terhadap penyakit tertentu. Gen
sendiri diwariskan dari kedua orang tua kepada
anaknya.
Pada kelainan genetik, anak bisa
mewarisi gen yang rusak dari salah satu
maupun kedua orang tua. Hal ini
membuat anak lebih berisiko menderita
kelainan genetik sejak lahir.Selain
terjadi sejak lahir, kelainan genetik
dapat berkembang selama masa hidup
penderitanya akibat paparan faktor
tertentu, seperti penggunaan obat-
obatan atau paparan zat kimia.
Penyebab Kelainan Genetik Berdasarkan
penyebabnya, kelainan genetik terbagi menjadi
tiga. Berikut adalah penjelasannya:Gangguan
kromosomNormalnya, anak mewarisi 23 kromosom
dari ayah dan ibunya sehingga totalnya adalah 46
kromosom.
Kelainan genetik berupa gangguan kromosom
terjadi karena perubahan pada bentuk maupun
jumlah kromosom. Beberapa penyakit yang
disebabkan oleh kelainan kromosom adalah
sindrom Down, sindrom Pitt-Hopkins, sindrom
Patau atau trisomi 13, sindrom Treacher Collins,
dan sindrom Klinefelter.
onogenik atau cacat gen tungga lMonogenik adalah kelainan genetik yang
isebabkan oleh perubahan pada gen tertentu. Kondisi ini bisa diturunkan
kepada anak apabila salah satu atau kedua orang tua memiliki kelainan
genetik yang sama atau menjadi pembawa (carrier) kelainan gen
tersebut.Beberapa kelainan monogenik adalah cystic fibrosis,
hiperkolesterolemia familial, hemokromatosis, anemia sel sabit, sindrom
Isaac, sindrom Barber Say, dan abetalipoproteinemia maupun sindrom
Usher.
Multifaktorial atau kompleksJenis kelainan genetik
ini terjadi akibat kombinasi perubahan pada beberapa
gen tertentu dan faktor lain, seperti paparan zat
kimia, penggunaan obat-obatan, atau kekurangan zat
gizi tertentu.Contoh kelainan genetik kompleks
adalah kanker, autisme, spina bifida, dan penyakit
Alzheimer.
Faktor risiko kelainan genetikBeberapa faktor yang
dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
kelainan genetik adalah paparan zat kimia, sinar
radiasi, dan sinar ultraviolet (UV), serta kebiasaan
merokok.Gejala Kelainan Genetik
Gejala kelainan genetik dapat bervariasi, tergantung
pada jenisnya. Berikut adalah contoh kelainan genetik
dan keluhan yang menyertainya:
1. Sindrom Down
2. Penyakit Alzheimer
3. Anemia sel sabit
•
Diagnosis Kelainan GenetikUntuk mendiagnosis kelainan genetik, dokter dapat
melakukan pemeriksaan, baik sebelum dan selama kehamilan, maupun setelah
persalinan. Pemeriksaan tersebut dapat meliputi:
• Carrier testing
Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien menjadi pembawa gen dari
kelainan genetik yang bisa diturunkan kepada anaknya kelak. Carrier testing juga
bisa dilakukan pada pasien yang tidak memiliki riwayat kelainan genetik dalam
keluarga.
• Prenatal screening
Prenatal screening bertujuan untuk menilai apakah janin berisiko tinggi menderita
kelainan genetik. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dan
pemeriksaan USG. Nama lain skrining ini adalah noninvasive prenatal testing
(NIPT)
• Prenatal diagnostic testing
Pada tes ini, dokter akan memeriksa air ketuban untuk mendeteksi kelainan genetik
pada janin.
• Newborn screening
Pemeriksaan ini bertujuan agar dokter dapat segera memberikan tindakan medis jika
bayi dipastikan menderita kelainan genetik. Newborn screening dilakukan dengan
MACAM-MACAM PENYAKIT KETURUNANSANGAT BANYAK
JENIS PENYAKIT KETURUNAN YANG KINI DAPAT KITA LIHAT
MUNCUL DI MASYARAKAT. NAMUN, BERIKUT INI ADALAH
BEBERAPA MACAM PENYAKIT KETURUNAN YANG MEMILIKI
RISIKO TINGGI JIKA TIDAK DIANTISIPASI SEJAK DINI.
● ANEMIA SEL SABIT
● HEMOFILIA
● THALASSEMIA
● BUTA WARNA
● STROKE
● PENYAKIT JANTUNG (ARTERI KORONER)
● PENYAKIT HUNTINGTON
● FIBROSIS KISTIK
● TAY-SACHS
● DIABETES TIPE 1
Pengobatan Kelainan GenetikKebanyakan
kelainan genetik tidak bisa disembuhkan.
Pengobatan yang diberikan sebatas untuk
meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan
membantu penderita agar bisa beraktivitas
normal.Beberapa contoh pengobatan yang dapat
diberikan oleh dokter adalah:
a.Terapi
b.Transplantasi sumsum tulang
c.obat obatan
d.Komplikasi Kelainan Genetik
e.Pencegahan Kelainan Genetik
Terimakasih
Kelompok 3
Farah Azizah Allu
Gabriela Wisna Parera
Nur Khofifah
Viona Widya Natasya
Muhammad Raditya Azhari
Protein merupakan satu dari tiga jenis zat gizi
makro yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi ini
terdiri dari beberapa unsur kimia seperti
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan
nitrogen (N). Unsur lain seperti fosfor dan
sulfur pun terkadang ikut andil dalam proses
pembentukan protein..
APA SIH ITU PROTEIN
 Teknik yang paling umum digunakan untuk
kuantifikasi protein dalam cairan biologis adalah
Enzyme-Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA).
ELISA mengkuantifikasi protein menggunakan
antibodi dan kompleks enzim-substrat yang
menginduksi pembentukan warna, yang dapat
dideteksi oleh microplate reader. Untuk
mengidentifikasi dan mengukur protein spesifik
dalam sampel kompleks, misalnya serum atau lisat
sel, uji imunosorben terkait-enzim (ELISA) dapat
digunakan .
 Sinyal seluler dan proses biologis lainnya dapat
dianalisis menggunakan protein fluoresen. Jadi,
untuk dapat mendeteksi protein total dilakukan
dengan menggunakan sampel darah yang dianalisis
di laboratorium.
1.Kwashiorkor adalah kondisi malnutrisi parah akibat kekurangan protein dalam tubuh. Sama seperti
marasmus, penyakit ini rentan terjadi akibat kekurangan suplai makanan, terutama di negara-negara
yang sangat miskin atau yang dilanda bencana.
2. Hipoproteinemia adalah kondisi ketika kadar protein dalam darah sangat rendah.Kondisi ini bisa
terjadi pada anak yang kurang gizi, termasuk kekurangan protein.Meski begitu, kadar protein yang
rendah dalam darah juga bisa terjadi karena masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit ginjal,
penyakit hati, penyakit celiac, dan penyakit Crohn.
3. Marasmic kwashiorkor,Kekurangan protein pada anak juga bisa menyebabkan marasmic
kwashiorkor.Marasmic kwashiorkor sindrom gabungan antara marasmus dan kwashiorkor. Artinya,
kwashiorkor dan marasmus pada anak terjadi secara bersamaan.
PENYAKIT AKIBAT
KEKURANGAN PROTEIN
EVELYNN ASTRA
GRACEA
GHAITSA APRILIAN
AZZAHRA
HAIFFA HUMAIRO
RAHMAH
Introduction to
RNA
abnormalities
Kelainan RNA mengacu pada penyimpangan apa
pun dari struktur atau fungsi normal molekul RNA.
Kelainan ini dapat terjadi karena mutasi genetik,
faktor lingkungan, atau penyebab lainnya, dan
dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
dan gangguan.
Studi tentang kelainan RNA menjadi semakin
penting dalam beberapa tahun terakhir, karena
para peneliti telah menemukan bahwa kelainan ini
dapat berfungsi sebagai biomarker untuk diagnosis
dan pengobatan penyakit.
introduction
Dengan menganalisis molekul RNA dalam sampel
pasien, dokter dapat mengidentifikasi kelainan
spesifik yang terkait dengan penyakit atau kondisi
tertentu, sehingga memungkinkan diagnosis yang
lebih dini dan lebih akurat.
Selain diagnosis, kelainan RNA juga dipelajari
sebagai target potensial untuk terapi baru. Dengan
mengembangkan obat yang dapat memperbaiki atau
mengimbangi kelainan ini, para peneliti berharap
dapat memberikan pengobatan yang lebih efektif
untuk berbagai macam penyakit
introduction
TYPES OF
RNA
ABNORMALI
01
DEFINITIONS
KELAINAN MRNA KELAINA TRNA
MUTASI ATAU
KELAINAN PADA
MRNA DAPAT
MENYEBABKAN
PRODUKSI
PROTEIN YANG
TIDAK NORMAL,
YANG DAPAT
MENYEBABKAN
BERBAGAI
PENYAKIT DAN
MUTASI ATAU
KELAINAN PADA
TRNA DAPAT
MENYEBABKAN
KESALAHAN
DALAM SINTESIS
PROTEIN, YANG
DAPAT
MENYEBABKAN
BERBAGAI
PENYAKIT DAN
KELAINAN RRNA
MUTASI ATAU
KELAINAN PADA
RRNA DAPAT
MENYEBABKAN
KESALAHAN
PADA FUNGSI
RIBOSOM, YANG
DAPAT
MENYEBABKAN
BERBAGAI
PENYAKIT DAN
DEFINITIONS
KELAINAN MRNA KELAINA TRNA KELAINAN RRNA
METODE
UNTUK
MENDETEK
02
Kelainan RNA dapat menjadi indikasi
berbagai penyakit dan gangguan.
Mendeteksi kelainan ini dapat
membantu diagnosis dan pengobatan
dini. Ada beberapa metode yang
digunakan untuk mendeteksi kelainan
RNA, termasuk:
REAKSI RANTAI
POLIMERASE
(POLYMERASE CHAIN
REACTION/PCR):
NORTHERN
BLOTTING
Teknik yang digunakan untuk mendeteksi
urutan RNA tertentu. Metode ini melibatkan
pemisahan fragmen RNA berdasarkan
ukuran dan kemudian memindahkannya ke
membran untuk dideteksi.
0
1
0
2
Teknik yang digunakan untuk mengamplifikasi
sekuens RNA untuk mendeteksinya.
Metode ini sangat sensitif dan dapat mendeteksi
RNA dalam jumlah kecil sekalipun.
Metode yang digunakan untuk
menentukan urutan molekul RNA
dalam sampel. Metode ini dapat
mendeteksi urutan RNA yang diketahui
dan tidak diketahui dan dapat
memberikan informasi tentang tingkat
ekspresi gen
PENGURUTAN
RNA
0
3
PENYAKIT
YANG
TERKAIT
03
FRAGILE X SYNDROME
Ekspansi pengulangan CGG pada gen FMR1, yang menyebabkan
kurangnya protein FMRP yang penting untuk fungsi sinaptik dan
perkembangan otak.
PENYAKIT YANG TERKAIT
DENGAN KELAINAN RNA
HUNTINGTONS DISEASE
MYOTONIC DYSTROPHY
Ekspansi berulang CAG pada gen huntingtin, yang
menyebabkan bentuk abnormal dari protein huntingtin yang
beragregasi dalam neuron dan menyebabkan kematian sel.
Ekspansi berulang CTG pada gen DMPK, yang menyebabkan
bentuk abnormal dari protein DMPK yang mengganggu
penyambungan RNA dan menyebabkan pengecilan otot dan
gejala lainnya
STUDI
KASUS
04
STUDI KASUS
Berikut ini adalah beberapa studi kasus yang
menunjukkan deteksi dan pengobatan kelainan RNA
pada pasien:
PASIEN A, SEORANG PRIA BERUSIA 45 TAHUN, DIDIAGNOSIS
DENGAN BENTUK KANKER LANGKA YANG DISEBABKAN OLEH
KELAINAN RNA.
Melalui pengurutan RNA yang ditargetkan, dokter dapat
mengidentifikasi mutasi genetik spesifik yang bertanggung jawab atas
kanker tersebut dan mengembangkan rencana perawatan yang
menargetkan kelainan tersebut. Setelah beberapa kali menjalani
pengobatan, kanker pasien A mengalami remisi.
STUDI KASUS
Berikut ini adalah beberapa studi kasus yang
menunjukkan deteksi dan pengobatan kelainan RNA
pada pasien:
PASIEN B, SEORANG WANITA BERUSIA 30 TAHUN, MENGALAMI KELEMAHAN
OTOT DAN KELELAHAN YANG TIDAK DAPAT DIJELASKAN. SETELAH
MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKSTENSIF, DOKTER MENEMUKAN KELAINAN
RNA YANG MENYEBABKAN TUBUHNYA MEMPRODUKSI PROTEIN OTOT
YANG SALAH. DENGAN PENGETAHUAN INI, MEREKA DAPAT
MENGEMBANGKAN RENCANA PERAWATAN YANG DITARGETKAN YANG
MENCAKUP TERAPI FISIK DAN OBAT-OBATAN UNTUK MENGATASI
GEJALANYA. KONDISI PASIEN B TELAH MEMBAIK SECARA SIGNIFIKAN
SEJAK MEMULAI PENGOBATAN
THANK
YOU!
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin

More Related Content

Similar to MATERI BIOLOGI MOLEKULER - DETEKSI KELAINAN DNA-RNA-PROTEIN.pptx

Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum mahafendy tukan
 
D_Kelompok 4_Kanker.pptx
D_Kelompok 4_Kanker.pptxD_Kelompok 4_Kanker.pptx
D_Kelompok 4_Kanker.pptxdwisriwahyuni8
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxnaufal369491
 
Diagnosa-Prenatal-indo (1).pptx
Diagnosa-Prenatal-indo (1).pptxDiagnosa-Prenatal-indo (1).pptx
Diagnosa-Prenatal-indo (1).pptxssuser470270
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).pptAnonymousy6NmP9NHkY
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanpjj_kemenkes
 
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunanKb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunanpjj_kemenkes
 
Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11
Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11
Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11Andalas University
 
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdfAzwarArifkiSurg
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iimaulia09
 
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatalJournal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatalwendylobo25
 
Penyakit menurun pada manusia
Penyakit menurun pada manusiaPenyakit menurun pada manusia
Penyakit menurun pada manusiaKhomsha Sholikhah
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosompjj_kemenkes
 
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosompjj_kemenkes
 

Similar to MATERI BIOLOGI MOLEKULER - DETEKSI KELAINAN DNA-RNA-PROTEIN.pptx (20)

Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum Mini research ikterus neonatorum
Mini research ikterus neonatorum
 
D_Kelompok 4_Kanker.pptx
D_Kelompok 4_Kanker.pptxD_Kelompok 4_Kanker.pptx
D_Kelompok 4_Kanker.pptx
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
 
Diagnosa-Prenatal-indo (1).pptx
Diagnosa-Prenatal-indo (1).pptxDiagnosa-Prenatal-indo (1).pptx
Diagnosa-Prenatal-indo (1).pptx
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
 
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinikMakalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunan
 
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunanKb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
 
Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11
Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11
Pengendalian genetik & lingk. pd cacat warisan bab 11
 
Penyakit autoimun
Penyakit autoimunPenyakit autoimun
Penyakit autoimun
 
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Klb
KlbKlb
Klb
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
 
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatalJournal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
 
Penyakit menurun pada manusia
Penyakit menurun pada manusiaPenyakit menurun pada manusia
Penyakit menurun pada manusia
 
349 409-1-pb
349 409-1-pb349 409-1-pb
349 409-1-pb
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosom
 
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
 

More from Julfiana Mardatillah

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxJulfiana Mardatillah
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 

More from Julfiana Mardatillah (20)

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 

Recently uploaded

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 

Recently uploaded (12)

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 

MATERI BIOLOGI MOLEKULER - DETEKSI KELAINAN DNA-RNA-PROTEIN.pptx

  • 1. Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr., M.Biomed Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 2. 1. Normasari 2. Rahmawati 3. Lidya Puji Rahayu 4. Loedri Julian 5. Yoga Fratama CARA DEKTEKSI KELAINAN DNA
  • 3. KELAINAN GENETIK Kelainan genetik adalah penyakit akibat perubahan (mutasi) pada gen tertentu. Kondisi ini bisa diturunkan dari orang tua kepada anak, atau terjadi secara acak akibat paparan faktor tertentu. Gen adalah materi genetik yang terdiri dari DNA sebagai penentu karakteristik fisik yang dimiliki orang, seperti warna kulit, rambut, dan mata, serta kerentanan terhadap penyakit tertentu. Gen sendiri diwariskan dari kedua orang tua kepada anaknya.
  • 4. Pada kelainan genetik, anak bisa mewarisi gen yang rusak dari salah satu maupun kedua orang tua. Hal ini membuat anak lebih berisiko menderita kelainan genetik sejak lahir.Selain terjadi sejak lahir, kelainan genetik dapat berkembang selama masa hidup penderitanya akibat paparan faktor tertentu, seperti penggunaan obat- obatan atau paparan zat kimia.
  • 5. Penyebab Kelainan Genetik Berdasarkan penyebabnya, kelainan genetik terbagi menjadi tiga. Berikut adalah penjelasannya:Gangguan kromosomNormalnya, anak mewarisi 23 kromosom dari ayah dan ibunya sehingga totalnya adalah 46 kromosom. Kelainan genetik berupa gangguan kromosom terjadi karena perubahan pada bentuk maupun jumlah kromosom. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kelainan kromosom adalah sindrom Down, sindrom Pitt-Hopkins, sindrom Patau atau trisomi 13, sindrom Treacher Collins, dan sindrom Klinefelter.
  • 6. onogenik atau cacat gen tungga lMonogenik adalah kelainan genetik yang isebabkan oleh perubahan pada gen tertentu. Kondisi ini bisa diturunkan kepada anak apabila salah satu atau kedua orang tua memiliki kelainan genetik yang sama atau menjadi pembawa (carrier) kelainan gen tersebut.Beberapa kelainan monogenik adalah cystic fibrosis, hiperkolesterolemia familial, hemokromatosis, anemia sel sabit, sindrom Isaac, sindrom Barber Say, dan abetalipoproteinemia maupun sindrom Usher. Multifaktorial atau kompleksJenis kelainan genetik ini terjadi akibat kombinasi perubahan pada beberapa gen tertentu dan faktor lain, seperti paparan zat kimia, penggunaan obat-obatan, atau kekurangan zat gizi tertentu.Contoh kelainan genetik kompleks adalah kanker, autisme, spina bifida, dan penyakit Alzheimer.
  • 7. Faktor risiko kelainan genetikBeberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kelainan genetik adalah paparan zat kimia, sinar radiasi, dan sinar ultraviolet (UV), serta kebiasaan merokok.Gejala Kelainan Genetik Gejala kelainan genetik dapat bervariasi, tergantung pada jenisnya. Berikut adalah contoh kelainan genetik dan keluhan yang menyertainya: 1. Sindrom Down 2. Penyakit Alzheimer 3. Anemia sel sabit
  • 8. • Diagnosis Kelainan GenetikUntuk mendiagnosis kelainan genetik, dokter dapat melakukan pemeriksaan, baik sebelum dan selama kehamilan, maupun setelah persalinan. Pemeriksaan tersebut dapat meliputi: • Carrier testing Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien menjadi pembawa gen dari kelainan genetik yang bisa diturunkan kepada anaknya kelak. Carrier testing juga bisa dilakukan pada pasien yang tidak memiliki riwayat kelainan genetik dalam keluarga. • Prenatal screening Prenatal screening bertujuan untuk menilai apakah janin berisiko tinggi menderita kelainan genetik. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dan pemeriksaan USG. Nama lain skrining ini adalah noninvasive prenatal testing (NIPT) • Prenatal diagnostic testing Pada tes ini, dokter akan memeriksa air ketuban untuk mendeteksi kelainan genetik pada janin. • Newborn screening Pemeriksaan ini bertujuan agar dokter dapat segera memberikan tindakan medis jika bayi dipastikan menderita kelainan genetik. Newborn screening dilakukan dengan
  • 9. MACAM-MACAM PENYAKIT KETURUNANSANGAT BANYAK JENIS PENYAKIT KETURUNAN YANG KINI DAPAT KITA LIHAT MUNCUL DI MASYARAKAT. NAMUN, BERIKUT INI ADALAH BEBERAPA MACAM PENYAKIT KETURUNAN YANG MEMILIKI RISIKO TINGGI JIKA TIDAK DIANTISIPASI SEJAK DINI. ● ANEMIA SEL SABIT ● HEMOFILIA ● THALASSEMIA ● BUTA WARNA ● STROKE ● PENYAKIT JANTUNG (ARTERI KORONER) ● PENYAKIT HUNTINGTON ● FIBROSIS KISTIK ● TAY-SACHS ● DIABETES TIPE 1
  • 10. Pengobatan Kelainan GenetikKebanyakan kelainan genetik tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang diberikan sebatas untuk meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan membantu penderita agar bisa beraktivitas normal.Beberapa contoh pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter adalah: a.Terapi b.Transplantasi sumsum tulang c.obat obatan d.Komplikasi Kelainan Genetik e.Pencegahan Kelainan Genetik
  • 12. Kelompok 3 Farah Azizah Allu Gabriela Wisna Parera Nur Khofifah Viona Widya Natasya Muhammad Raditya Azhari
  • 13. Protein merupakan satu dari tiga jenis zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi ini terdiri dari beberapa unsur kimia seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Unsur lain seperti fosfor dan sulfur pun terkadang ikut andil dalam proses pembentukan protein.. APA SIH ITU PROTEIN
  • 14.
  • 15.  Teknik yang paling umum digunakan untuk kuantifikasi protein dalam cairan biologis adalah Enzyme-Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA). ELISA mengkuantifikasi protein menggunakan antibodi dan kompleks enzim-substrat yang menginduksi pembentukan warna, yang dapat dideteksi oleh microplate reader. Untuk mengidentifikasi dan mengukur protein spesifik dalam sampel kompleks, misalnya serum atau lisat sel, uji imunosorben terkait-enzim (ELISA) dapat digunakan .  Sinyal seluler dan proses biologis lainnya dapat dianalisis menggunakan protein fluoresen. Jadi, untuk dapat mendeteksi protein total dilakukan dengan menggunakan sampel darah yang dianalisis di laboratorium.
  • 16. 1.Kwashiorkor adalah kondisi malnutrisi parah akibat kekurangan protein dalam tubuh. Sama seperti marasmus, penyakit ini rentan terjadi akibat kekurangan suplai makanan, terutama di negara-negara yang sangat miskin atau yang dilanda bencana. 2. Hipoproteinemia adalah kondisi ketika kadar protein dalam darah sangat rendah.Kondisi ini bisa terjadi pada anak yang kurang gizi, termasuk kekurangan protein.Meski begitu, kadar protein yang rendah dalam darah juga bisa terjadi karena masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit celiac, dan penyakit Crohn. 3. Marasmic kwashiorkor,Kekurangan protein pada anak juga bisa menyebabkan marasmic kwashiorkor.Marasmic kwashiorkor sindrom gabungan antara marasmus dan kwashiorkor. Artinya, kwashiorkor dan marasmus pada anak terjadi secara bersamaan. PENYAKIT AKIBAT KEKURANGAN PROTEIN
  • 17.
  • 18. EVELYNN ASTRA GRACEA GHAITSA APRILIAN AZZAHRA HAIFFA HUMAIRO RAHMAH Introduction to RNA abnormalities
  • 19. Kelainan RNA mengacu pada penyimpangan apa pun dari struktur atau fungsi normal molekul RNA. Kelainan ini dapat terjadi karena mutasi genetik, faktor lingkungan, atau penyebab lainnya, dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan gangguan. Studi tentang kelainan RNA menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir, karena para peneliti telah menemukan bahwa kelainan ini dapat berfungsi sebagai biomarker untuk diagnosis dan pengobatan penyakit. introduction
  • 20. Dengan menganalisis molekul RNA dalam sampel pasien, dokter dapat mengidentifikasi kelainan spesifik yang terkait dengan penyakit atau kondisi tertentu, sehingga memungkinkan diagnosis yang lebih dini dan lebih akurat. Selain diagnosis, kelainan RNA juga dipelajari sebagai target potensial untuk terapi baru. Dengan mengembangkan obat yang dapat memperbaiki atau mengimbangi kelainan ini, para peneliti berharap dapat memberikan pengobatan yang lebih efektif untuk berbagai macam penyakit introduction
  • 22. DEFINITIONS KELAINAN MRNA KELAINA TRNA MUTASI ATAU KELAINAN PADA MRNA DAPAT MENYEBABKAN PRODUKSI PROTEIN YANG TIDAK NORMAL, YANG DAPAT MENYEBABKAN BERBAGAI PENYAKIT DAN MUTASI ATAU KELAINAN PADA TRNA DAPAT MENYEBABKAN KESALAHAN DALAM SINTESIS PROTEIN, YANG DAPAT MENYEBABKAN BERBAGAI PENYAKIT DAN KELAINAN RRNA MUTASI ATAU KELAINAN PADA RRNA DAPAT MENYEBABKAN KESALAHAN PADA FUNGSI RIBOSOM, YANG DAPAT MENYEBABKAN BERBAGAI PENYAKIT DAN
  • 23. DEFINITIONS KELAINAN MRNA KELAINA TRNA KELAINAN RRNA
  • 25. Kelainan RNA dapat menjadi indikasi berbagai penyakit dan gangguan. Mendeteksi kelainan ini dapat membantu diagnosis dan pengobatan dini. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi kelainan RNA, termasuk:
  • 26. REAKSI RANTAI POLIMERASE (POLYMERASE CHAIN REACTION/PCR): NORTHERN BLOTTING Teknik yang digunakan untuk mendeteksi urutan RNA tertentu. Metode ini melibatkan pemisahan fragmen RNA berdasarkan ukuran dan kemudian memindahkannya ke membran untuk dideteksi. 0 1 0 2 Teknik yang digunakan untuk mengamplifikasi sekuens RNA untuk mendeteksinya. Metode ini sangat sensitif dan dapat mendeteksi RNA dalam jumlah kecil sekalipun.
  • 27. Metode yang digunakan untuk menentukan urutan molekul RNA dalam sampel. Metode ini dapat mendeteksi urutan RNA yang diketahui dan tidak diketahui dan dapat memberikan informasi tentang tingkat ekspresi gen PENGURUTAN RNA 0 3
  • 29. FRAGILE X SYNDROME Ekspansi pengulangan CGG pada gen FMR1, yang menyebabkan kurangnya protein FMRP yang penting untuk fungsi sinaptik dan perkembangan otak. PENYAKIT YANG TERKAIT DENGAN KELAINAN RNA HUNTINGTONS DISEASE MYOTONIC DYSTROPHY Ekspansi berulang CAG pada gen huntingtin, yang menyebabkan bentuk abnormal dari protein huntingtin yang beragregasi dalam neuron dan menyebabkan kematian sel. Ekspansi berulang CTG pada gen DMPK, yang menyebabkan bentuk abnormal dari protein DMPK yang mengganggu penyambungan RNA dan menyebabkan pengecilan otot dan gejala lainnya
  • 31. STUDI KASUS Berikut ini adalah beberapa studi kasus yang menunjukkan deteksi dan pengobatan kelainan RNA pada pasien: PASIEN A, SEORANG PRIA BERUSIA 45 TAHUN, DIDIAGNOSIS DENGAN BENTUK KANKER LANGKA YANG DISEBABKAN OLEH KELAINAN RNA. Melalui pengurutan RNA yang ditargetkan, dokter dapat mengidentifikasi mutasi genetik spesifik yang bertanggung jawab atas kanker tersebut dan mengembangkan rencana perawatan yang menargetkan kelainan tersebut. Setelah beberapa kali menjalani pengobatan, kanker pasien A mengalami remisi.
  • 32. STUDI KASUS Berikut ini adalah beberapa studi kasus yang menunjukkan deteksi dan pengobatan kelainan RNA pada pasien: PASIEN B, SEORANG WANITA BERUSIA 30 TAHUN, MENGALAMI KELEMAHAN OTOT DAN KELELAHAN YANG TIDAK DAPAT DIJELASKAN. SETELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKSTENSIF, DOKTER MENEMUKAN KELAINAN RNA YANG MENYEBABKAN TUBUHNYA MEMPRODUKSI PROTEIN OTOT YANG SALAH. DENGAN PENGETAHUAN INI, MEREKA DAPAT MENGEMBANGKAN RENCANA PERAWATAN YANG DITARGETKAN YANG MENCAKUP TERAPI FISIK DAN OBAT-OBATAN UNTUK MENGATASI GEJALANYA. KONDISI PASIEN B TELAH MEMBAIK SECARA SIGNIFIKAN SEJAK MEMULAI PENGOBATAN
  • 34. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin