SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat banyak perusahaan. Salah satu kegiatan
perusahaan yaitu menghasilkan produk andalannya. Dalam rangka
memperoleh laba setinggi mungkin, perusahaan harus mampu menentukan
luas dan pola produksi dengan tepat. Penentuan luas dan pola produksi yang
tidak tepat dapat mengakibatkan hal yang cukup fatal terhadap kelangsungan
perusahaan. Penentuan luas dan pola produksi haruslah dipertimbangkan dari
segala aspek baik yang mempengaruhi pada penjualan produk tersebut
ataupun yang lainnya.
B. Tujuan
Dalam pembahasan makalah ini menyatakan bahwa luas dan pola
produksi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan laba perusahaan
yang akan di dapat. Oleh sebab itu penulis menyusun makalah ini sebagai
salah satu bentuk cara untuk memahami lebih mendalam tentang ruang
lingkup dalam materi luas dan pola produksi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan Tujuan
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba
setinggi mungkin. Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil
produksi yang seharusnya diproduksikan oleh suatau perushaan dalam satu
periode. Oleh karena itu maka luas produksi ini juga harus direncanaakan
atau ditentukan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal.
Luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat
karena tanpa perencanaan dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam
menetukan jumlah yang harus diproduksi oleh suatu perusahaan.
Penentuan luas produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang
terlalu besar, investasi yang besar pula. Selain adanya volume produksi yang
berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual. Walaupun barang dapat
disimpan di gudang akan tetapi kelebihan volume produksi menimbulkan
tambahan biaya pergudangan dan pemeliharaan – pemeliharaan barang
tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan barang lebih dari satu macam
maka terlalu besarnya volume produksi dari satu jenis barang berarti
berkurangnya kesempatan produk jenis lain.
Namun apabila luas produksi terlalu kecil atau volume produksi yang
terlalu sedikit berakibat tidak dapatnya perusahaan itu memenuhi permintaan
konsumen di pasar, sehingga kemungkinan besar para pelanggan yang tidak
dapat dipenuhi permintaannya tersebut akan pindah dan menjadi langganan
dari perusahaan lain yang merupakan saingan dari perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya
alokasi sumber produksi yang lebih efisien. Pada pokoknya perencanaan
produksi merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang harus di
produksi serta menentukan bagaimana dan kapan produksi harus
dilaksanakan.
3
Luas produksi adalah juga suatu ukuran akan berapa banyak barang-
barang yang di produksioleh suatu perusahaan. Jadi, luas produksi
merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang
diprodukisioleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang
diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semkin besar luas produksinya.
B. Faktor- faktor yang Menentukan Luas Produksi
Perusahaan memerlukan sumber daya yang akan dipergunakan untuk
memproduksi barang – barang. Tiap – tiap perusahaan tentu saja akan
mempunyai jumlah dan jenis sumber – sumber produksi yang berbda datu
dengan yang lainnya pengusaha akan berusaha agar dengan factor produksi
yang ada dapat menghasilkan barang – barang yang mendatangkan
keuntungan yang besar. Oleh sebab itu kebijakan pimpinan perusahaan
dalam menentuan atau mengatur jenis dan jumlah barang yang diproduksi
sangatlah penting. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan
mengakibatkan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan.
Penentuan luas produksi yang tepat berarti pula suatu pengusahaan
lebih efektif memanfaatkan factor – fakto produksi yang tersedia bagi
perusahaan yang bersangkutan. Di samping factor – factor produksi yang
tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas produksi yang paling
menguntungkan. Berikut terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau
membatasi luas produsi, diantaranya adalah:
1. Tersedianya bahan dasar.
2. Tersedianya kapasitasmesin- mesin yang dimiliki.
3. Tersedianya tenaga kerja.
4. Betasan permintaan.
5. Tersedianya factor- factor produksi yang lain.
Tingkat pentingnya penentuan luas produksi untuk masing-masing
perusahaan berbeda – beda :
a. Bagi perusahaan yang memproduksi barang –barang yang bermacam-
macam jenisnya (hal ini adalah disebabkan karena sifat alat-alat
4
produksi/mesin-,mesin yang dimilikinya) harus diselenggarakan
perencanaan yang teliti terhadap penentuan luas produksi.
b. Bagi perusahaan yang karena alat-alat produksinya ( mesin-mesin
digunakan) mengakibatkan barang- barang yang diproduksinya itu
tertentu/telah pasti dan tidak mudah untuk di ubah-ubah dalam jangka
pendek.
c. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang ntuk keperluan pasar,
penentuan luas produksi dalam perusahaan ini sangat penting, sebab dalam
hal ini perusahaan harus mengadakan ramalan-ramalan untuk masa-masa
yang akan dating terhadap jumlah serta jenis barang yang diminta oleh
para pembelipotensial.
d. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan
langganan (pesanan) , tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan
luas produksinya.
C. Luas Produksi dan Luas Perusahaan
Luas perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan luas produksi.
Luas perusahaan itu mungkin saja ditentukan oleh luas produksinya (barang-
barang yang dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk menentukan luas
perusahaan, maka luas produksi bukanlah merupakan satu-satunya ukuran,
sehingga belum tentu luas produksi merupakan pula luas perusahaan. Luas
perusahaa dapat diukur berdasarkan:
1. Bahan dasar yang dipergunakan.
2. Barang yang dihasilkan.
3. Peralatan ( mesin- mesin ) yang dipergunakan.
4. jumlah pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan.
Jadi jelaslah bahwa hanya dalam keadaan tertentu suatu perusahaan
mempunyai luas perusahaan yang ditentukan / diukur dari luas produksinya.
Dalam hal ini luas produksi menjadi penentu dan menjadi sama dengan luas
perusahaan. Sedangkan dalam hal lain luas perusahaan akan berbeda dengan
luas produksinya. Selain itu luas perusahaan ditentukan untuk jangka panjang
sedangkan luas produksi ditentukan untuk jangka pendek. Luas produksi
5
dapat berubah – ubah pada setiap saat (periode) sedangkan luas perusahaan
tidak.
D. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya
Dalam hubungannya denagn pengertian dan analisa luas produksi ini,
yang penting diketahui adalah pembagian biaya produksi ke dalam biaya
tetap dan variabel. Pembagian ini didasarkan pada hubungannya antara
besarnya biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan di dalam jangka
waktu yang pendek.
Dikatakan biaya tetap karena baiaya tersebut tidak dipengaruhi oleh
perusahaan dalam volume barang yang dihasilkan. Misalnya, biaya
penyusutan, gaji direksi biaya administrasi, distribusi, bunga, pemeliharaan
gedung dan lain- lain. Pola biaya tetap dapat dilihat pada gambar berikut :
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada
perubahan volume produksi. Biaya variabel ada 3 macam yaitu :
a. biaya variabel yang progresif
b. biaya variabel proporsional
c. biaya variabel yang degresif
6
Ketiga macam biaya variable itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Biaya variable yang progresif dan degresif termsuk biaya “semivariabel” atau
“semifixed”. Bentuk lain biaya “semivariabel” seperti terlihat pada gambar di
bawah ini :
E. Metode Programasi Linear ( Linear Program )
Metode programasi linear itu adalah Apabila perusahaan
menghasilkan lebih dari satu macam produk maka metode perencanaan
berapa barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan agar keuntungan
yang diperoleh maksimal. Didalam penerapan metode ini digambarkan suatu
situasi produksi perusahaan dengan segala factor yang mempengaruhi atau
membatasi luas produksi. Faktor – faktor yang membatasi luas produksi
yaitu:
7
1. Faktor kapasitas mesin
Kapasitas mesin merupakan batasan di dalam memproduksi sesuatu
barang. Suatu perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan
jumlah yang melebihi kemampuan mesin – mesin yang dimilikinya. Setiap
satuan barang memerlukan waktu pengerjaan mesin – mesin (jam mesin)
secara sendiri.
2. Faktor bahan dasar
Salah satu yang menjadi batasan dalam penentuan luas produksi yaitu
jumlah bahan dasar yang tersedia. Produksi tidak akan dapat dilaksanaakn
melebihi jumlah kemampuan bahan dasar yang tersedia. Setiap satuan
pokok memerlukan sejumlah bahan dasar tertentu dan berbeda dengan
keperluan untuk satuan produk lain. Batasan ini dapat digambarkan
dengan fungsi linear sebagai berikut :
Keterangan:
T = banyaknya bahan dasa yang tersedia
f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan –
satuan produk X.
g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan –
satuan produk Y.
3. Faktor uang kas yang tersedia
Sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan yaitu kas. Uang kas
yang tersedia membatasi kemampuan perusahaan dalam berproduksi.
Sumber pembiyaan dapat ditambah dengan pinjaman / kredit dari bank.
Berikut batasan uang kas yang dapat dilihat dalam persamaan :
Keterangan :
T = uang kas dan kredit bank yang tersedia di perusahaan
h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang X
T = fX + gY
T = hX + iY
8
i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang Y
4. Faktor permintaan
Untuk menentukan besarnya permintaan barangdiperlukan ramalan /
forecasting, terutama ramalan penjualan (sales forecast). Ramalan ini
menentukan berapa banyak masing – masing jenis barang dapat terjual
pada tingkat harga tertentu. Memproduksi barang harus memperhatikan
jumlah pesanan atau sertan prospek perkembangaan ekonomi dan
masyarakat.
F. Penentuan Luas Produksi
Dalam menentukan luas produksi ada dua metode, yaitu :
a. Metode grafik menggunakan programasi linear – menggunakan model
matematis untuk menggambarkan masalah yang hendak dianalisis. Pada
dasarnya program linear dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi
batasan (kendala)
Contoh : suatu perusahaan dengan dua batasan faktor produksi dan batasa
permintaan, memproduksi dua macam produk X dan Y. batasan faktor
produksinya adalah :
- Batasan bahan dasar yang dapat diformulasikan menjadi persamaan
garis : 1.000 = 4X + 5Y
- Batasan kapasitas mesin yang diformulasikan dalam bentuk
persamaan garis: 4.000 = 25X + 8Y
Sedangkan batasan permintaannya dapat diformulasikan sebagai :
- Batasan permintaan produk X ; X = 200
- Batasan permintaan produk Y; Y = 180
Disamping empat batasan tersebut di atas diketahui pula bahwa
sumbangan pada laba per unit produk X adalah Rp. 15.000,00 dan produk
Y sebesar Rp. 12.000,00.
Untuk menggambarkan garis-garis batasan bahan dasar maka kita dapat
tentukan dulu dua titik ekstrimnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan
unutk memproduksi produk X saja dan ekstrim yang lain bila hanya
digunakan untuk memproduksi produk Y saja.
9
Dari persamaan I : 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya
(0,200) & (250,0)
Dari persamaan II : 4.000 = 25X + 8Y dapat diperhitungkan titik
ekstrimnya (0,500) & (160,0)
Dari persamaan III : X = 200 dan persamaan IV : Y = 180
Hasil dari grafik batasan-batasan produksi dan feasibel terlihat dalam
gambar di bawah ini :
Dari empat batasan tersebut di atas dapat digambarkan grafik batasan luas
produksi serta bidang “feasible set” yang ada. Dalam gambar yang diarsir
tiap sudut diberi nama titik-titik ABCD. Untuk penyelesaian persoalan
luas poroduksi ini, harus diketahui koordinat dari titik-titik ABCD.
- Titik A adalah titik batasan persamaan IV dengan koordinat (0,180)
- Titik B merupakan perpotongan antara persamaan I dan IV, dicari
dengan cara :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y
Persamaan (IV) : Y = 180
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik B (25,180)
- Titik C merupakan perpotongan antara persamaan I dan II, dicari
dengan cara :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y
Persamaan (II) : 4.000 = 25X + 8Y
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik C (129,97)
10
- Titik D dengan koordinat (160,0)
Setelah diketahui semua koordinat masing-masing titik, selanjutnya
menentukan luas produksi yang paling optimal. Luas produksi yang
dipilih dari titik-titik ABCD dengan menghitung satu persatu titik,
yaitu:
Data perusahaan menunjukkan laba per satuan produk X adalah Rp.
15.000 dan Y Rp. 12.000
A (0,180) = (0 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.160.000
B (25,180) = (25 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.535.000
C (129,97) = (129 x 15.000) + (97 x 12.000) = Rp.3.099.000
D (160,0) = (160 x 15.000) + (0 x 12.000) =Rp. 2.400.000
Titik C adalah titik yang menunjukkan produksi optimal
b. Metode Simplex
Pedoman dalam penyelesaian metode simplex sebagai berikut :
- Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai
- Mengidentifikasi batasan-batasan dalam bentuk ketidak samaan
- Merubah ketidak samaan dari batasan yang ada menjadi bentuk
persamaan, dengan cara menambahkan unsur-unsur Slack Variabel (S)
kedalamnya
- Memasukkan fungsi tujuan dan batasan yang ada dalam tabel simplex
- Menentukan kolom kunci, baris kunci dan angka kunci. Kolom kunci
ditentukan dengan cara memilih angka pada baris Cj – Zj yang positif
terbesar. Dipilih positif terbesar karena permasalahannya maksimisasi.
Untuk menentukan baris kunci, terlebih dahulu harus dicari angka-
angka gantinya (Replacement). Replacement merupakan angka-angka
hasil bagi antara angka-angka pada kolom kuantitas (q) dengan angka-
angka pada kolom kunci. Selanjutnya menentukan baris kunci , yaitu
baris yang mempunyai angka ganti yang positif terkecil. Angka kunci
yaitu angka yang terletak pada perpotongan antara kolom kunci dengan
baris kunci
11
- Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan angka-angka baru.
Angka-angka baru diperoleh dengan cara membagi semua angka-angka
yang ada pada baris kunci dengan angka kunci
- Menentukan angka-angka baru pada baris yang lain, dengan cara
mengurangi angka-angka lama pada baris yang bersangkutan dengan
hasil kali antara angka-angka pada baris kunci yang bersesuaian dengan
Fixed Ratio
Fixed Ratio = angka pada kolom kunci
Angka kunci
- Masukkan/susun angka-angka baru tersebut ke dalam tabel simplex
kedua. Jika pada baris Cj – Zj masih ada angka yang positif, maka
lakukan lagi langkah-langkah di atas yang dimulai dari langkah kelima.
Jika angka-angka pada baris Cj – Zj sudah tidak ada yang positif,
maka kombinasi yang dicari sudah optimum.
G. Pola Produksi
Setelah forecast penjualan ditentukan, maka persoalan yang muncul
adalah pengaturan produksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang
berfluktuasi. Di dalam merencanakan pola produksi ini terdapat beberapa
factor yang perlu dipertombangkan yaitu:
a. Pola penjualan
perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan.
Apabila suatu pola penjualan bergelombang dipenuhi dengan pola
produksi konstan akan terjadi masalah penyimpanan.
b. Pola biaya
Biaya terdiri dari :
- Biaya perputaran tenaga kerja
Merupakan biaya yang diperlukan untuk mencari, mendapatkan,
menarik, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang diperlukan
selama satu periode produksi.
- Biaya simpan
12
Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang tidak atau
belum laku terjual.
- Biaya lembur
pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan kerja
lembur. Premi atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah
lembur (overtime premium cost)
- Biaya subkontrak
biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain yang dapat
memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan
kepada perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan
pelanggan.
c. Kapasitas Maksimum fasilitas produksi
Dari uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu:
- Pola produksi konstan (horizontal)
Yaitu pola produksi di mana jumlah yang diproduksi selalu sama.
- Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi di mana jumlah yang dihasilkan tidak selalu
sama
- Pola produksi moderat
Adalah pola produksi yang bergelombang hanya saja diusahakan agar
gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga mendekati konstan
Ketiga pola produksi itu dapat dilihat pada gambar berikut :
13
Contoh : suatu perusahaan menghadapi pola penjualan bergelombang yang
tergambar pada tabel di bawah ini :
Triwulan Jumlah Penjualan
I
II
III
IV
200 unit
450 unit
1.100 unit
400 unit
Perusahaan akan memenuhi penjualannya itu dengan salah satu dari 3
alternatif pola produksi yang diajukan yaitu :
- Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan
- Pola yang bergelombang mengikuti dengan gelombang penjualaanya
hanya saja maksimum produksinya akan sebesar kapasitas maksimum
yang dimiliki oleh fasilitas produksinya yaitu sebesar 1.000 satuan per
triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai, jadi harus ditutup dari
persediaan dan atau dari subkontrak kepada perusahaan lain
- Pola produksi moderat yaitu 400 satuan tiap triwulan pada triwulan
pertama dan kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat
masing-masing sebesar 800 satuan
Dari data yang ada pada perusahaan menunjukkan keadaan bahwa :
- Biaya penyimpanan adalah Rp. 80,00 per satuan per triwulan
- Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 satuan diperlukan biaya
perputaran tenaga kerja sebesar Rp. 4.000,00 sedangkan penurunan
hasil produksi tidak perlu ada biaya
- Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar
daripada 700 satuan dengan premi sebesar Rp. 100,00 per satuan
triwulan
- Biaya subkontak kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah sebesar
Rp. 100,00 per satuan
Dari data di atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik
yaitu yang akan mendatangkan ongkos tambahan yang terendah. Apabila
14
kita gambarkan pola produksi dan pola – pola penjualannya dapat dilihat
dari gambar berikut :
Dari gambar histogram itu dapat kita perhitungkan biaya tambah masing -
masing pola produksi seperti terlihat pada tabel berikut:
Biaya
Pola Produksi
Konstan
Pola Produksi
Moderat
Pola Produksi
Bergelombang
1. B. Perputaran TK
2. B. Simpan
3. B. Lembur
4. B. Subkontrak
-
Rp. 60.000,00
-
Rp. 25.000,00
Rp. 8.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 20.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 16.000,00
-
Rp. 30.000,00
Rp. 10.000,00
Total Rp. 85.000,00 Rp. 103.000,00 Rp. 56.000,00
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba
setinggi mungkin. Untuk memperoleh laba yang tinggi, perusahaan harus
mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memilih luas dan pola
produksi dalam perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam
menentukan luas dan pola produksi haruslah mempertimbangkan segala hal
yang berhubungan dengan produk yang akan di produksi mulai dari hal yang
sifatnya berasal dari intern perusahaan dan hal yang sifatnya berasal dari
ekstern perusahaan. Ketepatan dalam mengambil keputusan atau menentukan
luas dan pola produksi akan membantu mewujudkan tujuan perusahaan
tersebut.
B. Saran
Dalam pembahasan yang telah disusun, penulis menyarankan kepada
pembaca agar lebih berhati – hati lagi dalam mengambil keputusan atau
menentukan luas dan pola produksi guna mewujudkan laba yang diinginkan
oleh perusahaan serta untuk menjaga kelangsungan usaha yang di jalankan.
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
2. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/luas-produksi
3. http://kuliah-manajemen.blogspot.com/2009/12/luas-dan-pola-produksi.html

More Related Content

What's hot

Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of moneyPT Lion Air
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran PenjualanMarieska L
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiyy rahmat
 
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhsAnggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhsMaun Saifullah
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)M Abdul Aziz
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Judianto Nugroho
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 

What's hot (20)

Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of money
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
M keu-31
M keu-31M keu-31
M keu-31
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhsAnggaran penjualan-pert-2-4-mhs
Anggaran penjualan-pert-2-4-mhs
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 

Similar to Luas dan pola produksi

Hakikat dan konsep produksi massal
Hakikat dan konsep produksi massalHakikat dan konsep produksi massal
Hakikat dan konsep produksi massalsrilestari234
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1Jck Jo
 
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksiHubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksiWahyu Djojohadiwirjo
 
Anggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi DepartementAnggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi DepartementEko Mardianto
 
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...IrsyadArighi
 
5. peramalan permintaan
5. peramalan permintaan5. peramalan permintaan
5. peramalan permintaanRizky Akbar
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docxMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docxZukét Printing
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdfMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdfZukét Printing
 
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisFUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisYABES HULU
 
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.mencarijawaban93
 
Contoh proposal usaha_bisnis_sembako
Contoh proposal usaha_bisnis_sembakoContoh proposal usaha_bisnis_sembako
Contoh proposal usaha_bisnis_sembakoWildana Mahmudi
 
Tugas budgeting for planning and control
Tugas budgeting for planning and controlTugas budgeting for planning and control
Tugas budgeting for planning and controlRifqaQanitahAmalia
 
3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.ppt3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.pptlani87
 
02. Perencanaan Produksi.ppt
02. Perencanaan Produksi.ppt02. Perencanaan Produksi.ppt
02. Perencanaan Produksi.pptKhoirulAmin33
 
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementBudgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementNirwan Suparwan
 
Format business plan
Format business planFormat business plan
Format business planReny Soraya
 

Similar to Luas dan pola produksi (20)

Hakikat dan konsep produksi massal
Hakikat dan konsep produksi massalHakikat dan konsep produksi massal
Hakikat dan konsep produksi massal
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksiHubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
 
Anggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi DepartementAnggaran Produksi Departement
Anggaran Produksi Departement
 
Managemen Operasi 1
Managemen Operasi 1Managemen Operasi 1
Managemen Operasi 1
 
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
 
5. peramalan permintaan
5. peramalan permintaan5. peramalan permintaan
5. peramalan permintaan
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docxMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.docx
 
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdfMakalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
Makalah Biaya Produksi dan Biaya Penawaran.pdf
 
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisFUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
 
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
Tugas rekayasa ekonomi_kelompok iii.
 
Contoh proposal usaha_bisnis_sembako
Contoh proposal usaha_bisnis_sembakoContoh proposal usaha_bisnis_sembako
Contoh proposal usaha_bisnis_sembako
 
Tugas budgeting for planning and control
Tugas budgeting for planning and controlTugas budgeting for planning and control
Tugas budgeting for planning and control
 
3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.ppt3.10 Perencanaan Produksi.ppt
3.10 Perencanaan Produksi.ppt
 
02. Perencanaan Produksi.ppt
02. Perencanaan Produksi.ppt02. Perencanaan Produksi.ppt
02. Perencanaan Produksi.ppt
 
Perencanaan Produksi.ppt
Perencanaan Produksi.pptPerencanaan Produksi.ppt
Perencanaan Produksi.ppt
 
pkk.ppt
pkk.pptpkk.ppt
pkk.ppt
 
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementBudgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
 
Format business plan
Format business planFormat business plan
Format business plan
 
Format business plan
Format business planFormat business plan
Format business plan
 

More from Riska Yuliatiningsih

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Riska Yuliatiningsih
 
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"Riska Yuliatiningsih
 

More from Riska Yuliatiningsih (14)

Makalah "Sistem Informasi Produk"
Makalah "Sistem Informasi Produk"Makalah "Sistem Informasi Produk"
Makalah "Sistem Informasi Produk"
 
Makalah "Luas dan pola produksi"
Makalah "Luas dan pola produksi"Makalah "Luas dan pola produksi"
Makalah "Luas dan pola produksi"
 
Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi NegaraPancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara
 
Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar NegaraPancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Pacansila sebagai Sistem Filsafat
Pacansila sebagai Sistem FilsafatPacansila sebagai Sistem Filsafat
Pacansila sebagai Sistem Filsafat
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
 
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
Makalah "Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi"
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
Makalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen KonflikMakalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen Konflik
 
Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Luas dan pola produksi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia terdapat banyak perusahaan. Salah satu kegiatan perusahaan yaitu menghasilkan produk andalannya. Dalam rangka memperoleh laba setinggi mungkin, perusahaan harus mampu menentukan luas dan pola produksi dengan tepat. Penentuan luas dan pola produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan hal yang cukup fatal terhadap kelangsungan perusahaan. Penentuan luas dan pola produksi haruslah dipertimbangkan dari segala aspek baik yang mempengaruhi pada penjualan produk tersebut ataupun yang lainnya. B. Tujuan Dalam pembahasan makalah ini menyatakan bahwa luas dan pola produksi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan laba perusahaan yang akan di dapat. Oleh sebab itu penulis menyusun makalah ini sebagai salah satu bentuk cara untuk memahami lebih mendalam tentang ruang lingkup dalam materi luas dan pola produksi.
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Arti dan Tujuan Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba setinggi mungkin. Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksikan oleh suatau perushaan dalam satu periode. Oleh karena itu maka luas produksi ini juga harus direncanaakan atau ditentukan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat karena tanpa perencanaan dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam menetukan jumlah yang harus diproduksi oleh suatu perusahaan. Penentuan luas produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang terlalu besar, investasi yang besar pula. Selain adanya volume produksi yang berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual. Walaupun barang dapat disimpan di gudang akan tetapi kelebihan volume produksi menimbulkan tambahan biaya pergudangan dan pemeliharaan – pemeliharaan barang tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan barang lebih dari satu macam maka terlalu besarnya volume produksi dari satu jenis barang berarti berkurangnya kesempatan produk jenis lain. Namun apabila luas produksi terlalu kecil atau volume produksi yang terlalu sedikit berakibat tidak dapatnya perusahaan itu memenuhi permintaan konsumen di pasar, sehingga kemungkinan besar para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi permintaannya tersebut akan pindah dan menjadi langganan dari perusahaan lain yang merupakan saingan dari perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya alokasi sumber produksi yang lebih efisien. Pada pokoknya perencanaan produksi merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang harus di produksi serta menentukan bagaimana dan kapan produksi harus dilaksanakan.
  • 3. 3 Luas produksi adalah juga suatu ukuran akan berapa banyak barang- barang yang di produksioleh suatu perusahaan. Jadi, luas produksi merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang diprodukisioleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semkin besar luas produksinya. B. Faktor- faktor yang Menentukan Luas Produksi Perusahaan memerlukan sumber daya yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang – barang. Tiap – tiap perusahaan tentu saja akan mempunyai jumlah dan jenis sumber – sumber produksi yang berbda datu dengan yang lainnya pengusaha akan berusaha agar dengan factor produksi yang ada dapat menghasilkan barang – barang yang mendatangkan keuntungan yang besar. Oleh sebab itu kebijakan pimpinan perusahaan dalam menentuan atau mengatur jenis dan jumlah barang yang diproduksi sangatlah penting. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan mengakibatkan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Penentuan luas produksi yang tepat berarti pula suatu pengusahaan lebih efektif memanfaatkan factor – fakto produksi yang tersedia bagi perusahaan yang bersangkutan. Di samping factor – factor produksi yang tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas produksi yang paling menguntungkan. Berikut terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau membatasi luas produsi, diantaranya adalah: 1. Tersedianya bahan dasar. 2. Tersedianya kapasitasmesin- mesin yang dimiliki. 3. Tersedianya tenaga kerja. 4. Betasan permintaan. 5. Tersedianya factor- factor produksi yang lain. Tingkat pentingnya penentuan luas produksi untuk masing-masing perusahaan berbeda – beda : a. Bagi perusahaan yang memproduksi barang –barang yang bermacam- macam jenisnya (hal ini adalah disebabkan karena sifat alat-alat
  • 4. 4 produksi/mesin-,mesin yang dimilikinya) harus diselenggarakan perencanaan yang teliti terhadap penentuan luas produksi. b. Bagi perusahaan yang karena alat-alat produksinya ( mesin-mesin digunakan) mengakibatkan barang- barang yang diproduksinya itu tertentu/telah pasti dan tidak mudah untuk di ubah-ubah dalam jangka pendek. c. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang ntuk keperluan pasar, penentuan luas produksi dalam perusahaan ini sangat penting, sebab dalam hal ini perusahaan harus mengadakan ramalan-ramalan untuk masa-masa yang akan dating terhadap jumlah serta jenis barang yang diminta oleh para pembelipotensial. d. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan langganan (pesanan) , tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan luas produksinya. C. Luas Produksi dan Luas Perusahaan Luas perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan luas produksi. Luas perusahaan itu mungkin saja ditentukan oleh luas produksinya (barang- barang yang dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk menentukan luas perusahaan, maka luas produksi bukanlah merupakan satu-satunya ukuran, sehingga belum tentu luas produksi merupakan pula luas perusahaan. Luas perusahaa dapat diukur berdasarkan: 1. Bahan dasar yang dipergunakan. 2. Barang yang dihasilkan. 3. Peralatan ( mesin- mesin ) yang dipergunakan. 4. jumlah pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan. Jadi jelaslah bahwa hanya dalam keadaan tertentu suatu perusahaan mempunyai luas perusahaan yang ditentukan / diukur dari luas produksinya. Dalam hal ini luas produksi menjadi penentu dan menjadi sama dengan luas perusahaan. Sedangkan dalam hal lain luas perusahaan akan berbeda dengan luas produksinya. Selain itu luas perusahaan ditentukan untuk jangka panjang sedangkan luas produksi ditentukan untuk jangka pendek. Luas produksi
  • 5. 5 dapat berubah – ubah pada setiap saat (periode) sedangkan luas perusahaan tidak. D. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya Dalam hubungannya denagn pengertian dan analisa luas produksi ini, yang penting diketahui adalah pembagian biaya produksi ke dalam biaya tetap dan variabel. Pembagian ini didasarkan pada hubungannya antara besarnya biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan di dalam jangka waktu yang pendek. Dikatakan biaya tetap karena baiaya tersebut tidak dipengaruhi oleh perusahaan dalam volume barang yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan, gaji direksi biaya administrasi, distribusi, bunga, pemeliharaan gedung dan lain- lain. Pola biaya tetap dapat dilihat pada gambar berikut : Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada perubahan volume produksi. Biaya variabel ada 3 macam yaitu : a. biaya variabel yang progresif b. biaya variabel proporsional c. biaya variabel yang degresif
  • 6. 6 Ketiga macam biaya variable itu dapat dilihat pada gambar berikut : Biaya variable yang progresif dan degresif termsuk biaya “semivariabel” atau “semifixed”. Bentuk lain biaya “semivariabel” seperti terlihat pada gambar di bawah ini : E. Metode Programasi Linear ( Linear Program ) Metode programasi linear itu adalah Apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk maka metode perencanaan berapa barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan agar keuntungan yang diperoleh maksimal. Didalam penerapan metode ini digambarkan suatu situasi produksi perusahaan dengan segala factor yang mempengaruhi atau membatasi luas produksi. Faktor – faktor yang membatasi luas produksi yaitu:
  • 7. 7 1. Faktor kapasitas mesin Kapasitas mesin merupakan batasan di dalam memproduksi sesuatu barang. Suatu perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan jumlah yang melebihi kemampuan mesin – mesin yang dimilikinya. Setiap satuan barang memerlukan waktu pengerjaan mesin – mesin (jam mesin) secara sendiri. 2. Faktor bahan dasar Salah satu yang menjadi batasan dalam penentuan luas produksi yaitu jumlah bahan dasar yang tersedia. Produksi tidak akan dapat dilaksanaakn melebihi jumlah kemampuan bahan dasar yang tersedia. Setiap satuan pokok memerlukan sejumlah bahan dasar tertentu dan berbeda dengan keperluan untuk satuan produk lain. Batasan ini dapat digambarkan dengan fungsi linear sebagai berikut : Keterangan: T = banyaknya bahan dasa yang tersedia f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan produk X. g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan produk Y. 3. Faktor uang kas yang tersedia Sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan yaitu kas. Uang kas yang tersedia membatasi kemampuan perusahaan dalam berproduksi. Sumber pembiyaan dapat ditambah dengan pinjaman / kredit dari bank. Berikut batasan uang kas yang dapat dilihat dalam persamaan : Keterangan : T = uang kas dan kredit bank yang tersedia di perusahaan h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang X T = fX + gY T = hX + iY
  • 8. 8 i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang Y 4. Faktor permintaan Untuk menentukan besarnya permintaan barangdiperlukan ramalan / forecasting, terutama ramalan penjualan (sales forecast). Ramalan ini menentukan berapa banyak masing – masing jenis barang dapat terjual pada tingkat harga tertentu. Memproduksi barang harus memperhatikan jumlah pesanan atau sertan prospek perkembangaan ekonomi dan masyarakat. F. Penentuan Luas Produksi Dalam menentukan luas produksi ada dua metode, yaitu : a. Metode grafik menggunakan programasi linear – menggunakan model matematis untuk menggambarkan masalah yang hendak dianalisis. Pada dasarnya program linear dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi batasan (kendala) Contoh : suatu perusahaan dengan dua batasan faktor produksi dan batasa permintaan, memproduksi dua macam produk X dan Y. batasan faktor produksinya adalah : - Batasan bahan dasar yang dapat diformulasikan menjadi persamaan garis : 1.000 = 4X + 5Y - Batasan kapasitas mesin yang diformulasikan dalam bentuk persamaan garis: 4.000 = 25X + 8Y Sedangkan batasan permintaannya dapat diformulasikan sebagai : - Batasan permintaan produk X ; X = 200 - Batasan permintaan produk Y; Y = 180 Disamping empat batasan tersebut di atas diketahui pula bahwa sumbangan pada laba per unit produk X adalah Rp. 15.000,00 dan produk Y sebesar Rp. 12.000,00. Untuk menggambarkan garis-garis batasan bahan dasar maka kita dapat tentukan dulu dua titik ekstrimnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan unutk memproduksi produk X saja dan ekstrim yang lain bila hanya digunakan untuk memproduksi produk Y saja.
  • 9. 9 Dari persamaan I : 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,200) & (250,0) Dari persamaan II : 4.000 = 25X + 8Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,500) & (160,0) Dari persamaan III : X = 200 dan persamaan IV : Y = 180 Hasil dari grafik batasan-batasan produksi dan feasibel terlihat dalam gambar di bawah ini : Dari empat batasan tersebut di atas dapat digambarkan grafik batasan luas produksi serta bidang “feasible set” yang ada. Dalam gambar yang diarsir tiap sudut diberi nama titik-titik ABCD. Untuk penyelesaian persoalan luas poroduksi ini, harus diketahui koordinat dari titik-titik ABCD. - Titik A adalah titik batasan persamaan IV dengan koordinat (0,180) - Titik B merupakan perpotongan antara persamaan I dan IV, dicari dengan cara : Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y Persamaan (IV) : Y = 180 Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik B (25,180) - Titik C merupakan perpotongan antara persamaan I dan II, dicari dengan cara : Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y Persamaan (II) : 4.000 = 25X + 8Y Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik C (129,97)
  • 10. 10 - Titik D dengan koordinat (160,0) Setelah diketahui semua koordinat masing-masing titik, selanjutnya menentukan luas produksi yang paling optimal. Luas produksi yang dipilih dari titik-titik ABCD dengan menghitung satu persatu titik, yaitu: Data perusahaan menunjukkan laba per satuan produk X adalah Rp. 15.000 dan Y Rp. 12.000 A (0,180) = (0 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.160.000 B (25,180) = (25 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.535.000 C (129,97) = (129 x 15.000) + (97 x 12.000) = Rp.3.099.000 D (160,0) = (160 x 15.000) + (0 x 12.000) =Rp. 2.400.000 Titik C adalah titik yang menunjukkan produksi optimal b. Metode Simplex Pedoman dalam penyelesaian metode simplex sebagai berikut : - Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai - Mengidentifikasi batasan-batasan dalam bentuk ketidak samaan - Merubah ketidak samaan dari batasan yang ada menjadi bentuk persamaan, dengan cara menambahkan unsur-unsur Slack Variabel (S) kedalamnya - Memasukkan fungsi tujuan dan batasan yang ada dalam tabel simplex - Menentukan kolom kunci, baris kunci dan angka kunci. Kolom kunci ditentukan dengan cara memilih angka pada baris Cj – Zj yang positif terbesar. Dipilih positif terbesar karena permasalahannya maksimisasi. Untuk menentukan baris kunci, terlebih dahulu harus dicari angka- angka gantinya (Replacement). Replacement merupakan angka-angka hasil bagi antara angka-angka pada kolom kuantitas (q) dengan angka- angka pada kolom kunci. Selanjutnya menentukan baris kunci , yaitu baris yang mempunyai angka ganti yang positif terkecil. Angka kunci yaitu angka yang terletak pada perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci
  • 11. 11 - Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan angka-angka baru. Angka-angka baru diperoleh dengan cara membagi semua angka-angka yang ada pada baris kunci dengan angka kunci - Menentukan angka-angka baru pada baris yang lain, dengan cara mengurangi angka-angka lama pada baris yang bersangkutan dengan hasil kali antara angka-angka pada baris kunci yang bersesuaian dengan Fixed Ratio Fixed Ratio = angka pada kolom kunci Angka kunci - Masukkan/susun angka-angka baru tersebut ke dalam tabel simplex kedua. Jika pada baris Cj – Zj masih ada angka yang positif, maka lakukan lagi langkah-langkah di atas yang dimulai dari langkah kelima. Jika angka-angka pada baris Cj – Zj sudah tidak ada yang positif, maka kombinasi yang dicari sudah optimum. G. Pola Produksi Setelah forecast penjualan ditentukan, maka persoalan yang muncul adalah pengaturan produksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang berfluktuasi. Di dalam merencanakan pola produksi ini terdapat beberapa factor yang perlu dipertombangkan yaitu: a. Pola penjualan perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan. Apabila suatu pola penjualan bergelombang dipenuhi dengan pola produksi konstan akan terjadi masalah penyimpanan. b. Pola biaya Biaya terdiri dari : - Biaya perputaran tenaga kerja Merupakan biaya yang diperlukan untuk mencari, mendapatkan, menarik, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang diperlukan selama satu periode produksi. - Biaya simpan
  • 12. 12 Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang tidak atau belum laku terjual. - Biaya lembur pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan kerja lembur. Premi atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah lembur (overtime premium cost) - Biaya subkontrak biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain yang dapat memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan kepada perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan pelanggan. c. Kapasitas Maksimum fasilitas produksi Dari uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu: - Pola produksi konstan (horizontal) Yaitu pola produksi di mana jumlah yang diproduksi selalu sama. - Pola produksi bergelombang Merupakan pola produksi di mana jumlah yang dihasilkan tidak selalu sama - Pola produksi moderat Adalah pola produksi yang bergelombang hanya saja diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga mendekati konstan Ketiga pola produksi itu dapat dilihat pada gambar berikut :
  • 13. 13 Contoh : suatu perusahaan menghadapi pola penjualan bergelombang yang tergambar pada tabel di bawah ini : Triwulan Jumlah Penjualan I II III IV 200 unit 450 unit 1.100 unit 400 unit Perusahaan akan memenuhi penjualannya itu dengan salah satu dari 3 alternatif pola produksi yang diajukan yaitu : - Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan - Pola yang bergelombang mengikuti dengan gelombang penjualaanya hanya saja maksimum produksinya akan sebesar kapasitas maksimum yang dimiliki oleh fasilitas produksinya yaitu sebesar 1.000 satuan per triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai, jadi harus ditutup dari persediaan dan atau dari subkontrak kepada perusahaan lain - Pola produksi moderat yaitu 400 satuan tiap triwulan pada triwulan pertama dan kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat masing-masing sebesar 800 satuan Dari data yang ada pada perusahaan menunjukkan keadaan bahwa : - Biaya penyimpanan adalah Rp. 80,00 per satuan per triwulan - Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 satuan diperlukan biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp. 4.000,00 sedangkan penurunan hasil produksi tidak perlu ada biaya - Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar daripada 700 satuan dengan premi sebesar Rp. 100,00 per satuan triwulan - Biaya subkontak kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah sebesar Rp. 100,00 per satuan Dari data di atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik yaitu yang akan mendatangkan ongkos tambahan yang terendah. Apabila
  • 14. 14 kita gambarkan pola produksi dan pola – pola penjualannya dapat dilihat dari gambar berikut : Dari gambar histogram itu dapat kita perhitungkan biaya tambah masing - masing pola produksi seperti terlihat pada tabel berikut: Biaya Pola Produksi Konstan Pola Produksi Moderat Pola Produksi Bergelombang 1. B. Perputaran TK 2. B. Simpan 3. B. Lembur 4. B. Subkontrak - Rp. 60.000,00 - Rp. 25.000,00 Rp. 8.000,00 Rp. 60.000,00 Rp. 20.000,00 Rp. 15.000,00 Rp. 16.000,00 - Rp. 30.000,00 Rp. 10.000,00 Total Rp. 85.000,00 Rp. 103.000,00 Rp. 56.000,00
  • 15. 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba setinggi mungkin. Untuk memperoleh laba yang tinggi, perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memilih luas dan pola produksi dalam perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam menentukan luas dan pola produksi haruslah mempertimbangkan segala hal yang berhubungan dengan produk yang akan di produksi mulai dari hal yang sifatnya berasal dari intern perusahaan dan hal yang sifatnya berasal dari ekstern perusahaan. Ketepatan dalam mengambil keputusan atau menentukan luas dan pola produksi akan membantu mewujudkan tujuan perusahaan tersebut. B. Saran Dalam pembahasan yang telah disusun, penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih berhati – hati lagi dalam mengambil keputusan atau menentukan luas dan pola produksi guna mewujudkan laba yang diinginkan oleh perusahaan serta untuk menjaga kelangsungan usaha yang di jalankan.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA 1. 2. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/luas-produksi 3. http://kuliah-manajemen.blogspot.com/2009/12/luas-dan-pola-produksi.html