SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur 
lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. 
Selama masa pertumbuhan dengan bertambahnya umur suatu tumbuhan, akan 
diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah pada kematian 
organ atau organisme. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa 
sampai hilangnya pengorganisasian dan fungsi disebut sense atau penuaan. Sel-sel 
yang telah berdiferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas, 
sehingga penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda. 
Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian 
alam biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti 
sungguh-sungguh fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission 
adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan 
‘membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah 
yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit. 
Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain 
ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang 
sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan. 
Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan 
biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini 
terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat 
bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga 
dari muka bumi. 
Oleh karena itu, kami dari kelompok sepuluh akan membahas dan 
menguraikan mengenai penuaan dan pengguguran pada tanaman.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 2 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Bagaimana grafik pola penuaan? 
2. Apa saja yang termasuk aspek – aspek metabolisme penuaan? 
3. Apa saja pengaruh faktor penuaan? 
4. Bagaimana proses pengguguran (absisi)? 
1.3 Tujuan Penulisan 
1. Mahasiswa dapat menggambarkan grafik pola penuaan 
2. Mahasiswa dapat menjelaskan aspek- aspek pola penuaan 
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh faktor penuaan 
4. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pengguguran (absisi) 
1.4 Metode Penulisan 
Metode penulisan yang kami gunakan adalah menggunakan metode 
kepustakaan yang bahannya diambil dari beberapa buku dan bahan – bahan 
pustaka lainnya sebagai referensi dalam penulisan makalah ini dan juga media 
internet yang pencarian bahan dalam bentuk jurnal melalui media elektronik yang 
berhubungan dengan pokok bahasan yang diangkat.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 3 
BAB II 
PENUAAN DAN PENGGUGURAN 
2.1 Grafik Pola Penuaan 
Pola Penuaan 
Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua 
makhluk hidup. Proses penuaan dialami oleh semua sel kecuali meristemtik pada 
saat yang berbeda-beda. Daun tumbuhan herba menahun menua mulai dari daun 
tuanya sampai daun mudanya diikuti oleh batang, akar dan juga organ 
generatifnya. Proses penuaan terprogram secara genetic oleh masing-masing 
tumbuhan. Penuaan merupakan suatu proses dimana terjadi kehilangan klorfil, 
RNA dan protein termasuk didalam berbagai enzim. 
Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua yang 
terprogram dan mengarah kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan, 
pembuangan bagian yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain. Pola penuaan 
bisa menyeluruh pada tanaman semusim, baik pada bagian atas tanaman saja, 
herba tahunan, tumbuhan yang mengugurkan daun, maupun tanaman berkayu 
yang gugur tiap tahun. Ada pula yang bersifat progresif dan adaptif dimana 
beberapa daun gugur akibat faktor lingkungan seperti suhu, kekeringan, dan 
kekurangan hara. 
Selama masa pertumbuhan, dengan bertambahnya umur suatu tumbuhan, akan 
diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah kepada kematian organ atau 
organisme. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya 
pengorganisasian dan fungsi disebut penuaan atau senesence . Sel-sel yang telah 
berdiferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas, sehingga penuaan akan 
dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda. Selama proses penuaan, pada 
tingkat sel terjadi penyusutan struktur dan rusaknya membran seluler. Tipe-tipe 
penuaan (senescence) yang dijumpai dalam tumbuhan dapat dikelompokkan 
sebagai berikut:
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 4 
1. Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall 
senescence).Akar dan bagian tanaman di atas tanah mati semua .Tanaman 
mati sesudah menyelesaikan semua. satu siklus kehidupannya. 
2. Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top 
senescence).Bagian tanaman di atas tanah mati, sedangkan bagian tanaman 
yang berada di dalam tanah tetap hidup 
3. Senescence yang meliputi hanya daun–daunnya (decidous senescence). 
Tanaman menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman lain 
tetap hidup. 
4. Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah 
suatu tanaman (progessive senescence).Tanaman hanya menggugurkan daun-daunnya 
yang terdapat di bagian bawah saja (daun – daun yang tua),sedang 
daun-daun yang lebih atas dan organ tanaman lain tetap hidup. 
Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air 
Proses penuaan daun dimulai pada tanaman umur 44 hari yang ditandai 
dengan menurunnya kandungan klorofil. Contohnya saja pada tanaman padi, 
pemberian kalsium mempengaruhi proses penuaan. Pemberian kalsium tersebut 
mempengaruhi kandungan klorofil, jumlah kloroplas, ukuran kloroplas dan 
struktur kloroplas pada proses penuaan daun padi (Oryza sativa "Cisadane"). 
Kalsium dalam bentuk CaCl2 pada konsentrasi 0 (kontrol); 0,01; 0,1; 1 dan 10 
mM dilarutkan dalam larutan nutrisi yang digunakan sebagai media pertumbuhan 
tanaman. Kandungan klorofil daun diamati pada daun kelima tanaman padi 
berumur 40, 42, 44 dan 46 hari. Jumlah dan ukuran kloroplas diamati pada daun 
kelima tanaman umur 46 hari. Metode resin digunakan dalam preparasi sayatan 
untuk pengamatan struktur kloroplas melalui mikroskop cahaya dan mikroskop 
elektron transmisi (TEM), pada daun kelima tanaman umur 46 hari. Hasil 
pengamatan menunjukkan bahwa, rata-rata kandungan klorofil daun tanaman 
perlakuan 0; 0,01; 0,1; 1 dan 10 mM CaCl2 pada umur 40 hari adalah 2,50; 3,10; 
3,40; 3,21; dan 2,71 mg/g berat segar (BS) daun, pada umur 42 hari adalah 2,33; 
2,97; 3,84; 3,36 dan 2,89 mg/g BS daun, pada umur 44 hari adalah 1,72; 2,64;
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 5 
3,41; 2,67 dan 2,16 mg/g BS daun, dan pada umur 46 hari adalah 1,46; 1,99; 2,77; 
1,86 dan 1,62 mg/g BS daun. Jumlah rata-rata kloroplas per sel mesofil pada 
tanaman umur 46 hari, masing-masing 6,25 (0 mM); 7,50 (0,01 mM); 9,08 (0,1 
mM); 7,46 (1 mM) dan 7,50 (10 mM). Panjang rata-rata kloroplas 4,65 mm (0 
mM) dan 6,67 mm (0,1 mM), sedangkan rata-rata tinggi kloroplas 2,93 mm (0 
mM) dan 3,08 mm (0,1 mM). Struktur kloroplas pada tanaman perlakuan CaCl2 
0,1 mM mempunyai tilakoid yang orientasinya sejajar dengan sumbu kloroplas, 
sedangkan pada tanaman kontrol hal tersebut tidak tampak. Bentuk kloroplas pada 
tanaman kontrol lebih membulat dibandingkan dengan kloroplas tanaman 
perlakuan. Selain itu, kloroplas pada tanaman kontrol sudah tampak mengalami 
kerusakan. Keadaan ini menunjukkan bahwa, kloroplas pada tanaman kontrol 
telah mengalami tahap penuaan lebih lanjut dibandingkan tanaman yang diberi 
kalsium. Analisis data menunjukkan bahwa kandungan klorofil, jumlah kloroplas 
per sel mesofil dan panjang kloroplas pada tanaman yang diberi perlakuan CaCl2 
0,1 mM lebih tinggi (p < 0,05) dibandingkan tanaman kontrol, sedangkan tinggi 
kloroplas tidak berbeda nyata. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa 
pemberian kalsium mampu menghambat proses penuaan daun pada tanaman padi. 
Semua sel akan mengalami penuaan dan kematian. Hal ini sudah diatur 
oleh Programmed Cell Death menjadi dua tipe, yaitu apoptosis dan autofagi. 
Dalam apoptosis, mitokondria juga berperan. Jalur nekrosis yang melibatkan 
mitokondria diawali oleh signal yang ditangkap akan mengakibatkan mitokondria 
melepaskan sitokrom c, Apoptosis Inducing Factor (AIF), dan endonuklease G. 
Sitokrom c akan berikatan dengan Apoptotic Protease Activating Factor 1 
(APAF1) sehingga akan mengubah procaspase 9 menjadi caspase. Caspase inilah 
yang akan melakukan aopotosis.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 6 
Berikut adalah gambar contoh daun yang mengalami penuaan : 
Gambar ; Daun yang mengalami penuaan 
Grafik Pola Penuaan 
Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih 
cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila 
digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid 
(bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi 
penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran 
akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan 
dan lingkungan .Kurva sigmoid yaitu pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik 
tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada 
fase senesen (Anonim, 2009). 
Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase 
utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan. Pada 
fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian 
meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme. Semakin besar 
organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung 
secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat 
tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Anonim, 2009). 
Laju pertumbuhan relative (relative growth rate) menunjukkan peningkatan 
berat kering dalam suatu interval waktu dalam hubungannya dengan berat asal. Dalam 
situasi praktis, rata-rata pertumbuhan laju relative dihitung dari pengukuran yang di ambil 
pada waktu t1 dan t2 (Susilo, 1991)
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 7 
Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga fase utama 
biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase 
logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti 
bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. 
Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan 
oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan 
mulai menua (Anonim, 2009). 
Gambar : Pola penuaan pada tumbuhan 
2.2 Aspek-Aspek Pola Penuaan dan Pengaruh Faktor Penuaan 
Proses penuaan pada tumbuhan atau suatu organ tumbuhan erat sekali 
hubungannya dengan ada atau tidak adanya suatu zat pengatur tumbuh pada 
jaringan suatu organ tumuhan tersebut. Tumbuhan dan bagian-bagiannya 
berkembang terus menerus, dari mulai perkecambahan sampai mati. Bagian akhir 
dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya pengorganisasian dan 
fungsi, diberi istilah senesen atau penuaan. Beberapa zat pengatur tumbuh ada 
yang bersifat menghambat proses penuaan, tetapi ada juga yang mempercepatnya. 
a. Aspek metabolik senesen 
Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur dan 
rusaknya membrane subseluler. Di duga bahwa vakuola bertindak sebagai lisosom, 
mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik yang akan mencerna materi sel yang tidak 
diperlukan lagi. Penghancuran tonoplas telah menyebabkan enzim-enzim hidrolitik 
dibebaskan kedalam sitoplasma. Sementara itu bagian dalam struktur kloroplas dan
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 8 
mitokondria mengalami penyusutan sebelum membrane luarnya dirusak. Rupanya proses 
degradasi yang terjadi pada organel, dimulainya sama seperti yang terjadi pada sel. 
Perubahan yang jelas telah terjadi pada metabolisme dan kandungan dalam 
organ yang mengalami penuaan. Telah terjadi pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion 
anorganik dan berbagai macam nutrient organic. Fotosintesis berkurang sebelum senesen 
dimulai dan ini mungkin disebabkan menurunnya permintaan akan hasil fotosintesis. 
Segera setelah itu klimakterik dalam respirasi terlihat, dan nitrogen terlarut meningkat 
sebagai akibat dirombaknya protein. 
b. Pengaruh Faktor Pertumbuhan 
Sitokinin dapat menghilangkan atau memperlambat proses penuaan. 
Mekanisme kerja sitokinin dalam proses ini masih belum jelas, tetapi ada petunjuk dari 
percobaan Mothes yang menunjukkan bahwa setetes sitokinin yang diberikan pada daun, 
telah menyebabkan terjadinya mobilisasi nutrien organic dan anorganik menuju ke daerah 
sekitar daun yang diberi sitokinin. Tapi masih belum jelas, apakah peningkatan nutrisi 
sebagai penyebab langsung permudaan kembali (rejuvenation) atau sitokinin penyebab 
terjadinya beberapa peristiwa yang menghasilkan permudaan kembali dan mobilisasi 
nutrisi. 
Tidak semua tumbuhan memberikan respon terhadap hormon yang sama. 
Sitokinin lebih efektif dalam menahan penuaan pada tumbuhan basah, sedangkan 
giberelin lebih efektif menahan senesen pada Taraxacum officinale dan Fraxinus. Kadar 
giberelin endogen akan turun dengan cepat selama senesen pada daun. Auksin (IAA dan 
2,4-D) dapat menghalangi senesen pada tumbuhan tertentu. Etilen adalah hormon yang 
secara jelas merangsang kuat senesen pada banyak jaringan. 
Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya senescence, 
misalnya : 
1. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat terjadinya 
senescence daun 
2. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman 
3. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat menekan 
pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 9 
2.3 Pengguguran (absisi) 
Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam 
biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti sungguh-sungguh 
fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission adalah 
suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ 
tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi 
diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit. 
Penguguran daun (absisi) adalah suatu proses lepasnya tangkai daun dari 
tanaman yang menyababkan daun gugur dan terjatuh. Proses ini di pengaruhi oleh 
banyak faktor baik faktor dari dalam maupun dari luar. Proses awal gugurnya 
daun di tandai dengan perubahan warna pada daun kemudian mengering dan 
akhirnya gugur. Penguguran daun ini biasanya terjadi pada daun yang sudah tua, 
terkena penyakit, atau untuk menghadapi kondisi lingkungan yang tidak 
menguntungkan (kemarau dan musim dingin). 
Absisi yang terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang 
jelas. Daun tidak rontok demikian saja pada waktu mati. Suatu daerah pembelahan 
sel yang disebut daerah absisi, berkembang dekat pangkal tangkai daun, sehingga 
sejumlah dinding sel yang melintang tegak lurus terhadap sumbu panjang tangkai 
daun terbentuk. 
Tempat lepasnya daun pada tumbuhan biasanya terjadi pada bagian 
pangkal daunya, karena pada bagian ini terdapat suatu lekukan dan juga terdapat 
lapisan sel-sel khusus yang memang sudah di siapkan untuk proses penguguran 
daun. Sel sel tersebut sering disebut sebagai zona absisi. Ketika daun sudah 
terlepas maka ada bagian yang terbuka pada bagian pelepasan tersebut yang 
memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan lingkungan. Namun sebelum 
pelepasan daun terjadi pada zona ini sudah di siapkan suatu lapisan pelindung 
bergabus sehingga terhindar dari kekeringan dan parasit. 
Absisi (pengguguran) merupakan proses gugurnya organ tanaman dari 
tanamannya. Kematian tanaman merupakan suatu konsekuensi dari menurunnya 
aktivitas fotosintesis. Selain itu, absisi juga dapat diartikan sebagai suatu proses 
yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan membuang organ tumbuhan
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 10 
seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan oleh 
tumbuhan atau yang terserang penyakit. 
Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-sel di daerah 
absisi, dan akan melarutkan lamela tengah dinding yang melintang tadi, sehingga tangkai 
daun lepas. Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat dengan 
dibentuknya tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus. 
Dalam proses ini dua peristiwa terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hidrolase. 
Kedua proses ini merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya 
merupakan bagian yang terprogram dalam perkembangan tumbuhan. 
Gambar 3. Daerah absisi pada tangkai daun. Pemisahan sel terjadi melintang 
daerah absisi. (Bidwell, 1979)
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 11 
Penguguran pada daun tidak terjadi begitu saja namun banyak faktor yamg 
bisa mempengaruhinya di antaranya adalah kehidupan dari sel tubuhan, nutrisi 
tumbuhan, air dalam tumbuhan, dan hormon dalam tumbuhan. 
1. Kehidupan sel tubuhan 
Dalam hal ini erat kaitanya dengan penuaan sel tumbuhan. Sel pada 
tumbuhan setelah mengalami suatu diferensiasi maka akan melakukan suatu 
proses metabolisme sesuai dengan fungsinya masing-masing. Namun tak 
selamanya sel tersebut dapat melakukannya funsinya secara terus menerus. Sel 
tersebut akan mengalami proses yang di namakan penuaan, di mana akan terjadi 
suatu penurunan tingkatan metabolisma yang dilakukan oleh sel. Salah satu faktor 
yang mempengaruhinya adalah adanya penumpukan sisa-sisa metabolisme yang 
dapat bersifat racun. Hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi kinerja sel 
dalam melakukan metabolisme sehingga terjadi penurunan hasil metabolisme 
secara berangsur-angsur. 
Semua sel akan mengalami proses penuaan tak terkecuali pada sel daun 
pada tumbuhan. Dalam daun banyak trjadi proses metabolisme salah satunya 
adalah untuk menghasilkan enzim-enzim untuk proses fotosintsis. Hasil dari 
fotosintesis akan di gunakan baik untuk sel itu sendiri maupun untuk sel lainya 
untuk melakukan kegiata. Namun ketika sel-sel pada daun mengalami suatu 
proses penuaan maka metabolisma akan menurun, jika sudah demikian maka 
hanya sedikit hasil yang di peroleh dari metabolisme tersebut termasuk 
pembentukan enzim. 
2. Nutrisi dalam tumbuhan 
Nutrisi diperlukan oleh tumbuhan untuk bahan pembangun tubuhnya, 
nutrisi ini dapat berupa bahan-bahan organik yang biasanya diperoleh dari dalam 
tanah yeng di ambil oleh akar. Pengarun unsur terhadap gugurnya daun erat 
hubungannya dengan gejala kekahatan yang di timbulkan oleh kekurangan unsur 
tersebut. Banyak di antaranya unsur-unsur yang jika kekurangan pada tumbuhan 
maka akan menyebabkan gugurnya daun pada tumbuhan.
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 12 
Berikut adalah gejala yang terjadi yang mengakibatkan gugurnya daun 
a. Klorosis dan nekrosis 
b. Hilangnya komponen penyusun membran sel 
3. Air dalam tumbuhan 
Air sangat di perlukan oleh tumbuhan, selain sebagai penyusun sebagian 
besar tubuh tumbuhan air juga berperan dalam reaksi-reaksi biokimia dalam 
tumbuhan. Selain itu air juga bisa mempengaruhi pengguguran daun pada 
tumbuhan. Pengaruh air terhadap pengguguran ini biasanya dipengarui oleh 
musim yaitu musim panas dan musim dingin yang keduanya erat kaitannya 
dengan perubahan suhu dan berakibat pada kekurangan air. 
Pada musim kemarau laju transpirasi meningkat maka akibatnya banyak 
air yang menguap. Pada siang harinya stomata akan membuka untuk proses 
pertukaran zat, dan pada saat stomata membuka inilah uap air akan keluar. 
akibatnya tumbuhan banyak kekurangan air. Pada waktu ketersediaan air dalam 
tanah masih cukup air yang keluar akan segera di gantikan dengan air yang ada di 
dalam tanah melalui penyerapan akar. Namun pada saat musim kemarau 
ketersediaan air sangat sedikit sehingga jumlah air yang keluar lebih banyak di 
bandingkan dengan jumlah air yang di serap dan jika di biarkan terus menerus 
maka akan berakibat layu pada tanaman dah bahkan kematian. untu 
menanggulangi hal tersebut maka tanaman akan mengugurkan daunnya. Adapun 
tujuan dari pengguguran daunnya adalah untuk menghindari penguapan yang 
berlebihan. Sebelum dau-daun di gugurkan zat-zat yang terdapat dalam daun 
sebelumnya sudah di sintesis dan sudah di bawa ke batang untuk di simpan. zat-zat 
yang sudah di simpan bisa juga di pakai untuk membentuk daun-daun ketika 
ketersediaan air sudah cukup. Tumbuhan memilih mengugurkan daunnya karena 
air cendrung akan keluar dari stomata pada daun dan ketika daun di gugurkan 
maka air keluar bisa di minimalkan. 
Pada musim dingin air akan membeku begitu juga yang ada di dalam 
tanah, akibatnya tumbuhan sulit untuk memperoh air karena ketika membeku 
ukuran molekul air akan mengembang sehingga tak mampu di serap oleh akar. 
Karena tak mampu menyerap air maka ketersedian air akan berkurang karna terus
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 13 
di pakai untuk fotosintesis dan reaksi biokimia lainnya dah bahkan bisa habis dan 
jika hal itu terjadi akan sangat berbahaya bagi tumbuhan tersebut. Untuk 
mensiasati hal tersebut maka tanaman akan memilih untuk mengugurkan daunya. 
Tujuan dari penguguran daun di musim kemarau juga bertujuan agar menghindari 
kerusakan pada daun bila berada pada suhu yang dingin maka dari itu daun akan 
di gugurkan dan zat-zat yang ada di dalamnya akan di sintesis dan di simpan 
dalam batang. Setelah itu tumbuhan akan melakukan dormansi (istrahat) untuk 
meminimalkan pengunaan air dan zat-zat lainnya. 
4. Hormon pada tumbuhan 
Hormon yang berperan dalam penguguran dau adalah auksi dan etilen. 
Keduanya saling terkait dan tidak bisa di pisahkan. Interaksi antara kedua 
hormon tersebut sering disebut sebagai fithohormon. Kesetimbangan kedua 
hormon tersebut mempengaruhi proses penguguran pada daun. Pada saat dau 
masih muda masih banyak ausin yang terdapat dalam daun tersebut karena masih 
dalam fase pertumbuhan. Adanya kadar auksin yang cukup tinggi ini 
mempengaruhi kadar etilen yang ada pada daun. Etilen akan terhambat 
perkembangannya karna kadar auksin yang tinggi tersebut. namun ketika daun 
sudah menua berangsu-angsur jumlah insulin akan terus menurun akibatnya sel 
sel padsa lapisan absisi lebih sensitif terhadap etilen. Jika hal itu sampai terjadi 
maka etilen akan mempengaruhi pembentukan suatu enzim pektitase dan selulase. 
Kedua enzim tersebut akan melarutkan lamela tengan dan dinding pada sel-sel 
absisi. Akibatnya sel sel absisi akan lemah dan tidak mampu lagi menopang daun 
hinngga akhirnya daun akan gugur. 
Pengguguran daun biasanya terjadi pada pangkal tangkai daun, dimana 
struktur internal daerah pengguuran berbeda dengan sekitarnya. Daerah 
pengguguran merupakan daerah yang paling lemah, sel-selnya parenkimatis, 
diameternya lebih kecil dan memiliki sedikit jaringan penguat. Selain itu juga ada 
beberapa proses yang mengawali absisi diantaranya : 
a. Penurunan pertumbuhan 
b. Terbentuk zona absisi pada pangkal tangkai daun 
c. Perubahan keseimbangan hormonal
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 14 
d. Pengaruh faktor luar (anginataugravitasi) 
Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the 
Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya 
karena sejumlah alasan. Dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu 
daur ulang zat-zat makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan 
jatuh ke bawah guna membantu penyebaran benih. Juga, bagian-bagian bunga 
yang terkena penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan. Hal ini 
sengaja dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit. Namun begitu masih ada 
sisi lain tentang pengguguran organ tumbuhan ini yang belum terungkap ilmuwan. 
Mereka masih belum paham mengapa Arabidopsis thaliana menggugurkan 
bagian-bagian bunganya setelah bunga tersebut dewasa. Bagian-bagian bunga 
tumbuhan Arabidopsis thaliana tidaklah memerlukan ruang besar, sehingga 
penggugurannya tidak terlihat memiliki kegunaan yang jelas. Anehnya gen-gen 
yang bekerja memicu pengguguran ini sudah ada di tumbuhan itu sejak lama, kata 
Walker. 
Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain 
ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang 
sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan. 
Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan 
biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini 
terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat 
bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga 
dari muka bumi. 
Pernyataan profesor bahwa pengguguran bagian bunga Arabidopsis 
thaliana tampak tidak memiliki kegunaan jelas hanyalah menunjukkan belum 
mampunya sang ilmuwan memahami pemahaman utuh tentang fenomena itu. Ini 
juga isyarat jelas keterbatasan pengetahuan manusia dan Mahaluasnya Ilmu Allah. 
Allah, Dialah yang menciptakan segala sesuatu, sekecil apa pun, dengan maksud 
dan tujuan yang jelas, demi kebaikan seluruh alam, termasuk manusia. Dialah 
yang telah menciptakan isi alam ini, beserta peristiwa, dengan sempurna, 
seimbang dan menurut takdir atau pengetahuan Maha hebat Allah yang telah
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 15 
tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Tak terkecuali penciptaan peristiwa gugurnya organ 
tumbuhan, seperti dedaunan dan biji-bijian, yang merupakan salah satu bentuk 
kenikmatan dari Allah yang Maha Pengasih untuk manusia: 
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang 
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan 
dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia 
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan 
tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang 
nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. 6:59).
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 16 
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
1. Proses penuaanadalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua 
makhluk hidup. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit 
yang merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung 
memperlihatkan terjadinya proses penuaan. Penuaan (senescence) dapat 
diartikan sebagai proses menuju tua yang terprogram dan mengarah 
kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan, pembuangan bagian 
yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain. 
2. Dalam grafik pola penuaan dimana suatu pertumbuhan tanaman 
mengalami pertumbuhan yang lambat, kemudian berangsur-angsur lebih 
cepat dibandingkan pertumbuhan diawal sampai tercapai suatu 
maksimum, dan akhirnya laju pertumbuhan tnaman tersebut tumbuh 
menurun. Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga 
fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase 
penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial 
sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) 
lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linier, 
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan 
oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai 
kematangan dan mulai menua. 
3. Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur 
dan rusaknya membrane subseluler. Perubahan yang jelas telah terjadi 
pada metabolisme dan kandungan dalam organ yang mengalami 
penuaan. Telah terjadi pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion 
anorganik dan berbagai macam nutrient organic. Fotosintesis berkurang 
sebelum senesensi dimulai dan ini mungkin. 
4. Faktordapat menghambat mempercepat terjadinya senescence, misalnya :
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 17 
a. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat 
terjadinya senescence daun 
b. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman 
c. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, 
berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat 
senescence. 
5. Penguguran daun (absisi) adalah suatu proses lepasnya tangkai daun dari 
tanaman yang menyababkan daun gugur dan terjatuh. Proses ini di 
pengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dari dalam maupun dari luar. 
Proses awal gugurnya daun di tandai dengan perubahan warna pada 
daun kemudian mengering dan akhirnya gugur. Penguguran daun ini 
biasanya terjadi pada daun yang sudah tua, terkena penyakit, atau untuk 
menghadapi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (kemarau 
dan musim dingin).
Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 18 
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim. 2009. Pola senescence. Diakses dari 
http://www.idonbiu.com/2009/09/fase-fase-pertumbuhan-dan-perkembangan. 
html. Diakses pada 21/09/14 
Anonim. 2009. Grafik Penuaan. Diakses dari 
http://21ildahshiro.wordpress.com/2009/06/12/laporan-op-oseanologi-pendahuluan/. 
html. Diakses pada 21/09/14 
Fariz. 2011. Penuaan. http://aufariz.blogspot.com/2011/01/penuaan-1.html. 
(Diakses 21/09/14) 
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat 
Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru. 
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo 
Persada. Jakarta 
Loveless, R.A. 1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik, 
Gramedia Jakarta 
Sasmitamihardja, Dardjat dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Depdikbud. Bandung 
Vivi. 2012. Pengaruh Kinetin terhadap Penundaan. 
http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012/06/pengaruh-kinetin-terhadap-penundaan. 
html. (Diakses 21/09/14) 
Yudiarta, Putu. 2011. Pengguguran Daun Absisi. http://putu-yudiarta. 
blogspot.com/2011/06/penguguran-daun-absisi. 
html#.UjmvHX_64xY. (Diakses 21/09/14)

More Related Content

What's hot

Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiBudi Setiyawan
 
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASILAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASIBella Kriwangko
 
Morfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahMorfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahIndah Asrida
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
 
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)Monika Sihaloho
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan organisme dan lingkungan
Laporan organisme dan lingkunganLaporan organisme dan lingkungan
Laporan organisme dan lingkunganRania Pinati
 
Laporan larutan penyangga
Laporan larutan penyanggaLaporan larutan penyangga
Laporan larutan penyanggaPT. SASA
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaRada Kusnadi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 

What's hot (20)

Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Anatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, bijiAnatomi bunga,buah, biji
Anatomi bunga,buah, biji
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASILAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI
 
Mikroskop fluorescence
Mikroskop fluorescence Mikroskop fluorescence
Mikroskop fluorescence
 
Morfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahMorfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buah
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
 
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan organisme dan lingkungan
Laporan organisme dan lingkunganLaporan organisme dan lingkungan
Laporan organisme dan lingkungan
 
Laporan larutan penyangga
Laporan larutan penyanggaLaporan larutan penyangga
Laporan larutan penyangga
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docxMORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR.docx
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 

Similar to Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran

M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanFeisal Rachman Soedibja
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganSoga Biliyan Jaya
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanRizka Pratiwi
 
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanLaporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanShinta R Naibaho
 
Perkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan Manusia
Perkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan ManusiaPerkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan Manusia
Perkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan ManusiaRajmil Shalsabila
 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalmuhammad123syafii
 
1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptx
1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptx1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptx
1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptxRaghibazriKrisna
 
Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada TumbuhanStruktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada TumbuhanAdi Noegraha
 
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahAsep Syaipuddin
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanwiro12
 
Pertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalPertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalHeri Cahyono
 

Similar to Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran (20)

Laporan kinetin
Laporan kinetinLaporan kinetin
Laporan kinetin
 
Laporan kinetin
Laporan kinetinLaporan kinetin
Laporan kinetin
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
Proses penuaan
Proses penuaanProses penuaan
Proses penuaan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahan
 
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanLaporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
 
Pertumbuhan perkembangan
Pertumbuhan perkembanganPertumbuhan perkembangan
Pertumbuhan perkembangan
 
FotoSintesis
FotoSintesis FotoSintesis
FotoSintesis
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Perkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan Manusia
Perkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan ManusiaPerkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan Manusia
Perkembangan Pada Tumbuhan, Hewan dan Manusia
 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternal
 
1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptx
1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptx1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptx
1 bab1pertumbuhandanperkembangantumbuhan-Bailmu.pptx
 
Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada TumbuhanStruktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
 
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Pertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalPertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awal
 

More from Ida Agustina

Ppt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagoda
Ppt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagodaPpt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagoda
Ppt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagodaIda Agustina
 
Etno antropologi english tugas etnobotani
Etno antropologi english tugas etnobotaniEtno antropologi english tugas etnobotani
Etno antropologi english tugas etnobotaniIda Agustina
 
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguranFistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguranIda Agustina
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN Ida Agustina
 
Metode pembelajaran scaffolding
Metode pembelajaran scaffoldingMetode pembelajaran scaffolding
Metode pembelajaran scaffoldingIda Agustina
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustinaMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustinaIda Agustina
 
PPT Entomologi blattaria dan isoptera
PPT Entomologi blattaria dan isopteraPPT Entomologi blattaria dan isoptera
PPT Entomologi blattaria dan isopteraIda Agustina
 

More from Ida Agustina (7)

Ppt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagoda
Ppt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagodaPpt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagoda
Ppt kajian etnobotani buta buta lalat/ bunga pagoda
 
Etno antropologi english tugas etnobotani
Etno antropologi english tugas etnobotaniEtno antropologi english tugas etnobotani
Etno antropologi english tugas etnobotani
 
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguranFistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
 
Metode pembelajaran scaffolding
Metode pembelajaran scaffoldingMetode pembelajaran scaffolding
Metode pembelajaran scaffolding
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustinaMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
 
PPT Entomologi blattaria dan isoptera
PPT Entomologi blattaria dan isopteraPPT Entomologi blattaria dan isoptera
PPT Entomologi blattaria dan isoptera
 

Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran

  • 1. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Selama masa pertumbuhan dengan bertambahnya umur suatu tumbuhan, akan diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah pada kematian organ atau organisme. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya pengorganisasian dan fungsi disebut sense atau penuaan. Sel-sel yang telah berdiferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas, sehingga penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda. Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti sungguh-sungguh fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit. Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan. Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga dari muka bumi. Oleh karena itu, kami dari kelompok sepuluh akan membahas dan menguraikan mengenai penuaan dan pengguguran pada tanaman.
  • 2. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana grafik pola penuaan? 2. Apa saja yang termasuk aspek – aspek metabolisme penuaan? 3. Apa saja pengaruh faktor penuaan? 4. Bagaimana proses pengguguran (absisi)? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mahasiswa dapat menggambarkan grafik pola penuaan 2. Mahasiswa dapat menjelaskan aspek- aspek pola penuaan 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh faktor penuaan 4. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pengguguran (absisi) 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang kami gunakan adalah menggunakan metode kepustakaan yang bahannya diambil dari beberapa buku dan bahan – bahan pustaka lainnya sebagai referensi dalam penulisan makalah ini dan juga media internet yang pencarian bahan dalam bentuk jurnal melalui media elektronik yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diangkat.
  • 3. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 3 BAB II PENUAAN DAN PENGGUGURAN 2.1 Grafik Pola Penuaan Pola Penuaan Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk hidup. Proses penuaan dialami oleh semua sel kecuali meristemtik pada saat yang berbeda-beda. Daun tumbuhan herba menahun menua mulai dari daun tuanya sampai daun mudanya diikuti oleh batang, akar dan juga organ generatifnya. Proses penuaan terprogram secara genetic oleh masing-masing tumbuhan. Penuaan merupakan suatu proses dimana terjadi kehilangan klorfil, RNA dan protein termasuk didalam berbagai enzim. Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua yang terprogram dan mengarah kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan, pembuangan bagian yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain. Pola penuaan bisa menyeluruh pada tanaman semusim, baik pada bagian atas tanaman saja, herba tahunan, tumbuhan yang mengugurkan daun, maupun tanaman berkayu yang gugur tiap tahun. Ada pula yang bersifat progresif dan adaptif dimana beberapa daun gugur akibat faktor lingkungan seperti suhu, kekeringan, dan kekurangan hara. Selama masa pertumbuhan, dengan bertambahnya umur suatu tumbuhan, akan diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah kepada kematian organ atau organisme. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya pengorganisasian dan fungsi disebut penuaan atau senesence . Sel-sel yang telah berdiferensiasi pada dasarnya mempunyai masa hidup terbatas, sehingga penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-beda. Selama proses penuaan, pada tingkat sel terjadi penyusutan struktur dan rusaknya membran seluler. Tipe-tipe penuaan (senescence) yang dijumpai dalam tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  • 4. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 4 1. Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall senescence).Akar dan bagian tanaman di atas tanah mati semua .Tanaman mati sesudah menyelesaikan semua. satu siklus kehidupannya. 2. Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top senescence).Bagian tanaman di atas tanah mati, sedangkan bagian tanaman yang berada di dalam tanah tetap hidup 3. Senescence yang meliputi hanya daun–daunnya (decidous senescence). Tanaman menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman lain tetap hidup. 4. Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah suatu tanaman (progessive senescence).Tanaman hanya menggugurkan daun-daunnya yang terdapat di bagian bawah saja (daun – daun yang tua),sedang daun-daun yang lebih atas dan organ tanaman lain tetap hidup. Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air Proses penuaan daun dimulai pada tanaman umur 44 hari yang ditandai dengan menurunnya kandungan klorofil. Contohnya saja pada tanaman padi, pemberian kalsium mempengaruhi proses penuaan. Pemberian kalsium tersebut mempengaruhi kandungan klorofil, jumlah kloroplas, ukuran kloroplas dan struktur kloroplas pada proses penuaan daun padi (Oryza sativa "Cisadane"). Kalsium dalam bentuk CaCl2 pada konsentrasi 0 (kontrol); 0,01; 0,1; 1 dan 10 mM dilarutkan dalam larutan nutrisi yang digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman. Kandungan klorofil daun diamati pada daun kelima tanaman padi berumur 40, 42, 44 dan 46 hari. Jumlah dan ukuran kloroplas diamati pada daun kelima tanaman umur 46 hari. Metode resin digunakan dalam preparasi sayatan untuk pengamatan struktur kloroplas melalui mikroskop cahaya dan mikroskop elektron transmisi (TEM), pada daun kelima tanaman umur 46 hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, rata-rata kandungan klorofil daun tanaman perlakuan 0; 0,01; 0,1; 1 dan 10 mM CaCl2 pada umur 40 hari adalah 2,50; 3,10; 3,40; 3,21; dan 2,71 mg/g berat segar (BS) daun, pada umur 42 hari adalah 2,33; 2,97; 3,84; 3,36 dan 2,89 mg/g BS daun, pada umur 44 hari adalah 1,72; 2,64;
  • 5. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 5 3,41; 2,67 dan 2,16 mg/g BS daun, dan pada umur 46 hari adalah 1,46; 1,99; 2,77; 1,86 dan 1,62 mg/g BS daun. Jumlah rata-rata kloroplas per sel mesofil pada tanaman umur 46 hari, masing-masing 6,25 (0 mM); 7,50 (0,01 mM); 9,08 (0,1 mM); 7,46 (1 mM) dan 7,50 (10 mM). Panjang rata-rata kloroplas 4,65 mm (0 mM) dan 6,67 mm (0,1 mM), sedangkan rata-rata tinggi kloroplas 2,93 mm (0 mM) dan 3,08 mm (0,1 mM). Struktur kloroplas pada tanaman perlakuan CaCl2 0,1 mM mempunyai tilakoid yang orientasinya sejajar dengan sumbu kloroplas, sedangkan pada tanaman kontrol hal tersebut tidak tampak. Bentuk kloroplas pada tanaman kontrol lebih membulat dibandingkan dengan kloroplas tanaman perlakuan. Selain itu, kloroplas pada tanaman kontrol sudah tampak mengalami kerusakan. Keadaan ini menunjukkan bahwa, kloroplas pada tanaman kontrol telah mengalami tahap penuaan lebih lanjut dibandingkan tanaman yang diberi kalsium. Analisis data menunjukkan bahwa kandungan klorofil, jumlah kloroplas per sel mesofil dan panjang kloroplas pada tanaman yang diberi perlakuan CaCl2 0,1 mM lebih tinggi (p < 0,05) dibandingkan tanaman kontrol, sedangkan tinggi kloroplas tidak berbeda nyata. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian kalsium mampu menghambat proses penuaan daun pada tanaman padi. Semua sel akan mengalami penuaan dan kematian. Hal ini sudah diatur oleh Programmed Cell Death menjadi dua tipe, yaitu apoptosis dan autofagi. Dalam apoptosis, mitokondria juga berperan. Jalur nekrosis yang melibatkan mitokondria diawali oleh signal yang ditangkap akan mengakibatkan mitokondria melepaskan sitokrom c, Apoptosis Inducing Factor (AIF), dan endonuklease G. Sitokrom c akan berikatan dengan Apoptotic Protease Activating Factor 1 (APAF1) sehingga akan mengubah procaspase 9 menjadi caspase. Caspase inilah yang akan melakukan aopotosis.
  • 6. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 6 Berikut adalah gambar contoh daun yang mengalami penuaan : Gambar ; Daun yang mengalami penuaan Grafik Pola Penuaan Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan .Kurva sigmoid yaitu pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada fase senesen (Anonim, 2009). Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme. Semakin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Anonim, 2009). Laju pertumbuhan relative (relative growth rate) menunjukkan peningkatan berat kering dalam suatu interval waktu dalam hubungannya dengan berat asal. Dalam situasi praktis, rata-rata pertumbuhan laju relative dihitung dari pengukuran yang di ambil pada waktu t1 dan t2 (Susilo, 1991)
  • 7. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 7 Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Anonim, 2009). Gambar : Pola penuaan pada tumbuhan 2.2 Aspek-Aspek Pola Penuaan dan Pengaruh Faktor Penuaan Proses penuaan pada tumbuhan atau suatu organ tumbuhan erat sekali hubungannya dengan ada atau tidak adanya suatu zat pengatur tumbuh pada jaringan suatu organ tumuhan tersebut. Tumbuhan dan bagian-bagiannya berkembang terus menerus, dari mulai perkecambahan sampai mati. Bagian akhir dari proses perkembangan, dari dewasa sampai hilangnya pengorganisasian dan fungsi, diberi istilah senesen atau penuaan. Beberapa zat pengatur tumbuh ada yang bersifat menghambat proses penuaan, tetapi ada juga yang mempercepatnya. a. Aspek metabolik senesen Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur dan rusaknya membrane subseluler. Di duga bahwa vakuola bertindak sebagai lisosom, mengeluarkan enzim-enzim hidrolitik yang akan mencerna materi sel yang tidak diperlukan lagi. Penghancuran tonoplas telah menyebabkan enzim-enzim hidrolitik dibebaskan kedalam sitoplasma. Sementara itu bagian dalam struktur kloroplas dan
  • 8. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 8 mitokondria mengalami penyusutan sebelum membrane luarnya dirusak. Rupanya proses degradasi yang terjadi pada organel, dimulainya sama seperti yang terjadi pada sel. Perubahan yang jelas telah terjadi pada metabolisme dan kandungan dalam organ yang mengalami penuaan. Telah terjadi pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion anorganik dan berbagai macam nutrient organic. Fotosintesis berkurang sebelum senesen dimulai dan ini mungkin disebabkan menurunnya permintaan akan hasil fotosintesis. Segera setelah itu klimakterik dalam respirasi terlihat, dan nitrogen terlarut meningkat sebagai akibat dirombaknya protein. b. Pengaruh Faktor Pertumbuhan Sitokinin dapat menghilangkan atau memperlambat proses penuaan. Mekanisme kerja sitokinin dalam proses ini masih belum jelas, tetapi ada petunjuk dari percobaan Mothes yang menunjukkan bahwa setetes sitokinin yang diberikan pada daun, telah menyebabkan terjadinya mobilisasi nutrien organic dan anorganik menuju ke daerah sekitar daun yang diberi sitokinin. Tapi masih belum jelas, apakah peningkatan nutrisi sebagai penyebab langsung permudaan kembali (rejuvenation) atau sitokinin penyebab terjadinya beberapa peristiwa yang menghasilkan permudaan kembali dan mobilisasi nutrisi. Tidak semua tumbuhan memberikan respon terhadap hormon yang sama. Sitokinin lebih efektif dalam menahan penuaan pada tumbuhan basah, sedangkan giberelin lebih efektif menahan senesen pada Taraxacum officinale dan Fraxinus. Kadar giberelin endogen akan turun dengan cepat selama senesen pada daun. Auksin (IAA dan 2,4-D) dapat menghalangi senesen pada tumbuhan tertentu. Etilen adalah hormon yang secara jelas merangsang kuat senesen pada banyak jaringan. Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya senescence, misalnya : 1. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat terjadinya senescence daun 2. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman 3. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence
  • 9. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 9 2.3 Pengguguran (absisi) Sekilas, peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam biasa. Namun ternyata tidak demikian bagi para ilmuwan, yang meneliti sungguh-sungguh fenomena yang diistilahkan dengan “abscission” ini. Abscission adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit. Penguguran daun (absisi) adalah suatu proses lepasnya tangkai daun dari tanaman yang menyababkan daun gugur dan terjatuh. Proses ini di pengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dari dalam maupun dari luar. Proses awal gugurnya daun di tandai dengan perubahan warna pada daun kemudian mengering dan akhirnya gugur. Penguguran daun ini biasanya terjadi pada daun yang sudah tua, terkena penyakit, atau untuk menghadapi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (kemarau dan musim dingin). Absisi yang terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang jelas. Daun tidak rontok demikian saja pada waktu mati. Suatu daerah pembelahan sel yang disebut daerah absisi, berkembang dekat pangkal tangkai daun, sehingga sejumlah dinding sel yang melintang tegak lurus terhadap sumbu panjang tangkai daun terbentuk. Tempat lepasnya daun pada tumbuhan biasanya terjadi pada bagian pangkal daunya, karena pada bagian ini terdapat suatu lekukan dan juga terdapat lapisan sel-sel khusus yang memang sudah di siapkan untuk proses penguguran daun. Sel sel tersebut sering disebut sebagai zona absisi. Ketika daun sudah terlepas maka ada bagian yang terbuka pada bagian pelepasan tersebut yang memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan lingkungan. Namun sebelum pelepasan daun terjadi pada zona ini sudah di siapkan suatu lapisan pelindung bergabus sehingga terhindar dari kekeringan dan parasit. Absisi (pengguguran) merupakan proses gugurnya organ tanaman dari tanamannya. Kematian tanaman merupakan suatu konsekuensi dari menurunnya aktivitas fotosintesis. Selain itu, absisi juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan tumbuhan untuk memisahkan dan membuang organ tumbuhan
  • 10. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 10 seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan oleh tumbuhan atau yang terserang penyakit. Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-sel di daerah absisi, dan akan melarutkan lamela tengah dinding yang melintang tadi, sehingga tangkai daun lepas. Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat dengan dibentuknya tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus. Dalam proses ini dua peristiwa terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hidrolase. Kedua proses ini merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya merupakan bagian yang terprogram dalam perkembangan tumbuhan. Gambar 3. Daerah absisi pada tangkai daun. Pemisahan sel terjadi melintang daerah absisi. (Bidwell, 1979)
  • 11. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 11 Penguguran pada daun tidak terjadi begitu saja namun banyak faktor yamg bisa mempengaruhinya di antaranya adalah kehidupan dari sel tubuhan, nutrisi tumbuhan, air dalam tumbuhan, dan hormon dalam tumbuhan. 1. Kehidupan sel tubuhan Dalam hal ini erat kaitanya dengan penuaan sel tumbuhan. Sel pada tumbuhan setelah mengalami suatu diferensiasi maka akan melakukan suatu proses metabolisme sesuai dengan fungsinya masing-masing. Namun tak selamanya sel tersebut dapat melakukannya funsinya secara terus menerus. Sel tersebut akan mengalami proses yang di namakan penuaan, di mana akan terjadi suatu penurunan tingkatan metabolisma yang dilakukan oleh sel. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah adanya penumpukan sisa-sisa metabolisme yang dapat bersifat racun. Hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi kinerja sel dalam melakukan metabolisme sehingga terjadi penurunan hasil metabolisme secara berangsur-angsur. Semua sel akan mengalami proses penuaan tak terkecuali pada sel daun pada tumbuhan. Dalam daun banyak trjadi proses metabolisme salah satunya adalah untuk menghasilkan enzim-enzim untuk proses fotosintsis. Hasil dari fotosintesis akan di gunakan baik untuk sel itu sendiri maupun untuk sel lainya untuk melakukan kegiata. Namun ketika sel-sel pada daun mengalami suatu proses penuaan maka metabolisma akan menurun, jika sudah demikian maka hanya sedikit hasil yang di peroleh dari metabolisme tersebut termasuk pembentukan enzim. 2. Nutrisi dalam tumbuhan Nutrisi diperlukan oleh tumbuhan untuk bahan pembangun tubuhnya, nutrisi ini dapat berupa bahan-bahan organik yang biasanya diperoleh dari dalam tanah yeng di ambil oleh akar. Pengarun unsur terhadap gugurnya daun erat hubungannya dengan gejala kekahatan yang di timbulkan oleh kekurangan unsur tersebut. Banyak di antaranya unsur-unsur yang jika kekurangan pada tumbuhan maka akan menyebabkan gugurnya daun pada tumbuhan.
  • 12. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 12 Berikut adalah gejala yang terjadi yang mengakibatkan gugurnya daun a. Klorosis dan nekrosis b. Hilangnya komponen penyusun membran sel 3. Air dalam tumbuhan Air sangat di perlukan oleh tumbuhan, selain sebagai penyusun sebagian besar tubuh tumbuhan air juga berperan dalam reaksi-reaksi biokimia dalam tumbuhan. Selain itu air juga bisa mempengaruhi pengguguran daun pada tumbuhan. Pengaruh air terhadap pengguguran ini biasanya dipengarui oleh musim yaitu musim panas dan musim dingin yang keduanya erat kaitannya dengan perubahan suhu dan berakibat pada kekurangan air. Pada musim kemarau laju transpirasi meningkat maka akibatnya banyak air yang menguap. Pada siang harinya stomata akan membuka untuk proses pertukaran zat, dan pada saat stomata membuka inilah uap air akan keluar. akibatnya tumbuhan banyak kekurangan air. Pada waktu ketersediaan air dalam tanah masih cukup air yang keluar akan segera di gantikan dengan air yang ada di dalam tanah melalui penyerapan akar. Namun pada saat musim kemarau ketersediaan air sangat sedikit sehingga jumlah air yang keluar lebih banyak di bandingkan dengan jumlah air yang di serap dan jika di biarkan terus menerus maka akan berakibat layu pada tanaman dah bahkan kematian. untu menanggulangi hal tersebut maka tanaman akan mengugurkan daunnya. Adapun tujuan dari pengguguran daunnya adalah untuk menghindari penguapan yang berlebihan. Sebelum dau-daun di gugurkan zat-zat yang terdapat dalam daun sebelumnya sudah di sintesis dan sudah di bawa ke batang untuk di simpan. zat-zat yang sudah di simpan bisa juga di pakai untuk membentuk daun-daun ketika ketersediaan air sudah cukup. Tumbuhan memilih mengugurkan daunnya karena air cendrung akan keluar dari stomata pada daun dan ketika daun di gugurkan maka air keluar bisa di minimalkan. Pada musim dingin air akan membeku begitu juga yang ada di dalam tanah, akibatnya tumbuhan sulit untuk memperoh air karena ketika membeku ukuran molekul air akan mengembang sehingga tak mampu di serap oleh akar. Karena tak mampu menyerap air maka ketersedian air akan berkurang karna terus
  • 13. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 13 di pakai untuk fotosintesis dan reaksi biokimia lainnya dah bahkan bisa habis dan jika hal itu terjadi akan sangat berbahaya bagi tumbuhan tersebut. Untuk mensiasati hal tersebut maka tanaman akan memilih untuk mengugurkan daunya. Tujuan dari penguguran daun di musim kemarau juga bertujuan agar menghindari kerusakan pada daun bila berada pada suhu yang dingin maka dari itu daun akan di gugurkan dan zat-zat yang ada di dalamnya akan di sintesis dan di simpan dalam batang. Setelah itu tumbuhan akan melakukan dormansi (istrahat) untuk meminimalkan pengunaan air dan zat-zat lainnya. 4. Hormon pada tumbuhan Hormon yang berperan dalam penguguran dau adalah auksi dan etilen. Keduanya saling terkait dan tidak bisa di pisahkan. Interaksi antara kedua hormon tersebut sering disebut sebagai fithohormon. Kesetimbangan kedua hormon tersebut mempengaruhi proses penguguran pada daun. Pada saat dau masih muda masih banyak ausin yang terdapat dalam daun tersebut karena masih dalam fase pertumbuhan. Adanya kadar auksin yang cukup tinggi ini mempengaruhi kadar etilen yang ada pada daun. Etilen akan terhambat perkembangannya karna kadar auksin yang tinggi tersebut. namun ketika daun sudah menua berangsu-angsur jumlah insulin akan terus menurun akibatnya sel sel padsa lapisan absisi lebih sensitif terhadap etilen. Jika hal itu sampai terjadi maka etilen akan mempengaruhi pembentukan suatu enzim pektitase dan selulase. Kedua enzim tersebut akan melarutkan lamela tengan dan dinding pada sel-sel absisi. Akibatnya sel sel absisi akan lemah dan tidak mampu lagi menopang daun hinngga akhirnya daun akan gugur. Pengguguran daun biasanya terjadi pada pangkal tangkai daun, dimana struktur internal daerah pengguuran berbeda dengan sekitarnya. Daerah pengguguran merupakan daerah yang paling lemah, sel-selnya parenkimatis, diameternya lebih kecil dan memiliki sedikit jaringan penguat. Selain itu juga ada beberapa proses yang mengawali absisi diantaranya : a. Penurunan pertumbuhan b. Terbentuk zona absisi pada pangkal tangkai daun c. Perubahan keseimbangan hormonal
  • 14. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 14 d. Pengaruh faktor luar (anginataugravitasi) Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya karena sejumlah alasan. Dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu daur ulang zat-zat makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan jatuh ke bawah guna membantu penyebaran benih. Juga, bagian-bagian bunga yang terkena penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan. Hal ini sengaja dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit. Namun begitu masih ada sisi lain tentang pengguguran organ tumbuhan ini yang belum terungkap ilmuwan. Mereka masih belum paham mengapa Arabidopsis thaliana menggugurkan bagian-bagian bunganya setelah bunga tersebut dewasa. Bagian-bagian bunga tumbuhan Arabidopsis thaliana tidaklah memerlukan ruang besar, sehingga penggugurannya tidak terlihat memiliki kegunaan yang jelas. Anehnya gen-gen yang bekerja memicu pengguguran ini sudah ada di tumbuhan itu sejak lama, kata Walker. Demikianlah gugurnya daun, bunga, buah dan bagian tumbuhan lain ternyata bukan kejadian biasa atau kebetulan saja. Itu adalah peristiwa besar yang sengaja Allah ciptakan, yang melibatkan pengaturan rumit gen-gen tumbuhan. Tanpa pengguguran ini, takkan ada daur ulang zat gizi, takkan ada penyebarluasan biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit. Jika kesemua proses ini terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah. Akhirnya manusia, yang sangat bergantung pada keberadaan tumbuhan, sudah pasti akan menderita dan sirna juga dari muka bumi. Pernyataan profesor bahwa pengguguran bagian bunga Arabidopsis thaliana tampak tidak memiliki kegunaan jelas hanyalah menunjukkan belum mampunya sang ilmuwan memahami pemahaman utuh tentang fenomena itu. Ini juga isyarat jelas keterbatasan pengetahuan manusia dan Mahaluasnya Ilmu Allah. Allah, Dialah yang menciptakan segala sesuatu, sekecil apa pun, dengan maksud dan tujuan yang jelas, demi kebaikan seluruh alam, termasuk manusia. Dialah yang telah menciptakan isi alam ini, beserta peristiwa, dengan sempurna, seimbang dan menurut takdir atau pengetahuan Maha hebat Allah yang telah
  • 15. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 15 tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Tak terkecuali penciptaan peristiwa gugurnya organ tumbuhan, seperti dedaunan dan biji-bijian, yang merupakan salah satu bentuk kenikmatan dari Allah yang Maha Pengasih untuk manusia: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. 6:59).
  • 16. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Proses penuaanadalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk hidup. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit yang merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung memperlihatkan terjadinya proses penuaan. Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua yang terprogram dan mengarah kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan, pembuangan bagian yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain. 2. Dalam grafik pola penuaan dimana suatu pertumbuhan tanaman mengalami pertumbuhan yang lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat dibandingkan pertumbuhan diawal sampai tercapai suatu maksimum, dan akhirnya laju pertumbuhan tnaman tersebut tumbuh menurun. Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. 3. Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur dan rusaknya membrane subseluler. Perubahan yang jelas telah terjadi pada metabolisme dan kandungan dalam organ yang mengalami penuaan. Telah terjadi pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion anorganik dan berbagai macam nutrient organic. Fotosintesis berkurang sebelum senesensi dimulai dan ini mungkin. 4. Faktordapat menghambat mempercepat terjadinya senescence, misalnya :
  • 17. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 17 a. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat terjadinya senescence daun b. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman c. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence. 5. Penguguran daun (absisi) adalah suatu proses lepasnya tangkai daun dari tanaman yang menyababkan daun gugur dan terjatuh. Proses ini di pengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dari dalam maupun dari luar. Proses awal gugurnya daun di tandai dengan perubahan warna pada daun kemudian mengering dan akhirnya gugur. Penguguran daun ini biasanya terjadi pada daun yang sudah tua, terkena penyakit, atau untuk menghadapi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (kemarau dan musim dingin).
  • 18. Makalah Fisiologi Tumbuhan - Penuaan dan Pengguguran | 18 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Pola senescence. Diakses dari http://www.idonbiu.com/2009/09/fase-fase-pertumbuhan-dan-perkembangan. html. Diakses pada 21/09/14 Anonim. 2009. Grafik Penuaan. Diakses dari http://21ildahshiro.wordpress.com/2009/06/12/laporan-op-oseanologi-pendahuluan/. html. Diakses pada 21/09/14 Fariz. 2011. Penuaan. http://aufariz.blogspot.com/2011/01/penuaan-1.html. (Diakses 21/09/14) Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru. Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Loveless, R.A. 1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik, Gramedia Jakarta Sasmitamihardja, Dardjat dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Depdikbud. Bandung Vivi. 2012. Pengaruh Kinetin terhadap Penundaan. http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012/06/pengaruh-kinetin-terhadap-penundaan. html. (Diakses 21/09/14) Yudiarta, Putu. 2011. Pengguguran Daun Absisi. http://putu-yudiarta. blogspot.com/2011/06/penguguran-daun-absisi. html#.UjmvHX_64xY. (Diakses 21/09/14)